Anda di halaman 1dari 18

“BASIC CARGO”

DISUSUN

OLEH:

NAMA : EKA NOPBRIANI

KELAS : BOEING

MATA KULIAH : AIRLINES STAFF

i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan Makalah pada mata
kuliah Airlines Staff., Saya mengucapkan terimakasih kepada Dosen pengampu yang sudah
memberikan arahan dan bimbingan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Dalam penulisan Makalah ini, Saya sangat menyadari masih terdapat banyak
kekurangan dalam pengetikan dan penyusunan pada Makalah ini. Oleh karena itu saya sangat
mengharapkan saran dan kritikan yang membangun, supaya dapat melakukan perbaikan di
tugas-tugas selanjutnya agar menjadi lebih baik di kemudian hari. Semoga Makalah ini dapat
berguna bagi para pembaca dalam menambah wawasan dan ilmu pengetahuan. Akhir kata
saya ucapkan terima kasih.

Medan, 07 Oktober 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................................i
BAB I.......................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.........................................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................................................................3
2.1 Pengertian Cargo.........................................................................................................................3
2.2. Syarat Penerimaan Kargo..........................................................................................................3
2.3. Jenis-Jenis Cargo........................................................................................................................4
2.4. Sejarah Pengemasan Kargo.......................................................................................................6
2.5. Kemasan Cargo...........................................................................................................................6
2.6. Jenis-Jenis Label Cargo...........................................................................................................10
2.7. Masalah Yang Sering Terjadi Pada Kargo............................................................................11
2.8. Prosedur Pengiriman Kargo....................................................................................................12
BAB III..................................................................................................................................................13
PENUTUP.............................................................................................................................................13
3.1. Kesimpulan...........................................................................................................................13
3.2. Saran.....................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................14

i
1.1 Latar Belakang BAB I
PENDAHULUAN

Pertumbuhan ekonomi global dan teknologi modern saat ini sangatlah pesat.
Perkembangan ekonomi global dan teknologi modern memberikan dampak kehidupan yang
menjadi semakin lebih praktis, cepat, dan ekonomis. Hal ini juga merubah pola perilaku
masyarakat cenderung menuntut prestige, kenyamanan, kepastian harga, pelayanan yang
memuaskan dan kualitas produk atau jasa yang berkualitas baik. Tiap industri berusaha
bertahan dan bersaing dengan menonjolkan keunggulan dan keunikan masing-masing. Dari
sekian banyak industri yang berkembang di Indonesia, industri jasa adalah salah satu industri
yang perkembangan dan peminatnya cukup pesat dan banyak. Namun bertambah pesatnya
perkembangan di sektor jasa, juga meningkatkan kesulitan yaitu kegagalan dalam memenuhi
keinginan dan kebutuhan pelanggan tercermin pada rendahnya minat beli pelanggan terhadap
produk dan jasa yang dihasilkan perusahaan, ini disebabkan karena nilai yang diciptakan dan
dihantarkan ke pelanggan sasaran tidak bisa melebihi atau minimal memenuhi standar
harapan pelanggan (Kotler dan Keller, 2012). Perkembangan usaha layanan kargo dan
ekspedisi dewasa ini semakin pesat, hal ini disebabkan karena tingginya permintaan
pengiriman barang oleh masyarakat, perusahaan-perusahaan maupun pemerintah berkaitan
dengan pengiriman barang- barang dan dokumen-dokumen dari suatu tempat ke tempat lain.
Semakin besarnya mobilitas barang tersebut dikarenakan karena semakin banyaknya dan
semakin mudahnya transportasi ke tiap-tiap daerah terutama menggunakan rute penerbangan.
Di Indonesia sendiri, prospek penyedia jasa layanan kargo tumbuh pesat, dikarenakan
banyaknya frekwensi penerbangan ke wilayah-wilayah yang ada di seluruh nusantara,
ditunjang dengan ketersediaan armada masing- masing maskapai yang main meningkat. Hal
ini memperlihatkan bahwa arus perpindahan manusia dan barang dari suatu tempat ke tempat
lain sangat tinggi. Perkembangan pengiriman barang iya udara ataupun laut yang lebih
dikenal dengan sebutan cargo, pada saat ini mengindikasikan perkembangan yang
menggembirakan. Hal ini terlihat dari makin banyaknya perusahaan kargo yang worldwide.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka didapatkan rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Apa yang di maksud cargo?
2. Apa syarat penerimaan cargo?
3. Apa saja jenis-jenis cargo?
4. Bagaimana sejarah pengemasan cargo?
5. Apa saja kemasan cargo?
6. Apa saja jenis-jenis label cargo?
7. Apa saja masalah yang sering terjadi pada kargo?
8. Bagaimana prosedur pengiriman kargo?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui pengertian cargo
2. Untuk mengetahui syarat penerimaan cargo
3. Untuk mengetahui jenis-jenis cargo
4. Untuk mengetahui sejarah pengemasan cargo
5. Untuk mengetahui kemasan cargo
6. Untuk mengetahui jenis-jenis label cargo
7. Untuk mengetahui apa saja masalah yang sering terjadi pada kargo
8. Untuk mengetahui prosedur pengiriman kargo

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Cargo

Kargo didefinisikan secara sederhana adalah semua (goods) atau barang yang dikirim
melalui udara (pesawat terbang ), laut (kapal), atau darat (truk container) yang biasanya untuk
diperdagangkan, baik baik wilayah atau kota di dalam negeri maupun internasional yang
dikenal dengan istilah ekspor- impor (warpani, 2009-95). Kargo melalui udara adalah barang
yang dikirim tanpa disertai oleh penumpang, pengiriman bisa melalui maskapai penerbangan
ataupun agen kargo (freight forwarder). freight forwarder adalah seseorang ataupun suatu
badan hokum yang melaksanakan perintah pengiriman barang (muatan/kargo) dari satu atau
beberapa pemilik barang, yang dikumpulkan dari suatu tempat atau beberapa tempat, sampai
ketujuan akhir yaitu penerima barang dengan melalui system pengaturan lalu lintas barang
dan dokumen, dengan menggunakan satu atau beberapa moda transportasi tanpa harus
memiliki sarana angkutan sendiri. Forwarder adalah tempat dimana para pemilik barang akan
menerima sebagai macam advise/nasehat darinya tentang segala sesuatu mengenai aspek-
aspek dalam pengiriman dan pengangkutan barang.

2.2. Syarat Penerimaan Kargo


Menurut IATA TACT Rules (2.3.2) Secara umum ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan untuk menerima kargo, kargo harus masuk ke dalam kategori Ready For
Carriage dengan syarat sebagai berikut:
1) Air Way Bill. Air way bill diisi dengan benar, sesuai dengan aturan TACT Rules 6.2.
2) Documentation. Semua dokumen diperlukan bagi setiap kiriman harus disertai dengan
dokumen-dokumen pelengkap lain yang diperlukan.
3) Marking of paxkage. Semua kargo dari setiap kiriman harus ditandai dengan hal-hal
sebagai berikut: Menunjukkan nama Consignee, nama jalan, dan alamat kota yang sama
sesuai dengan MAWB.
4) Packing. Isi dari setiap kiriman harus dikemas secara baik sesuai dengan batas normal
transportasi. Dangerous goods harus dikemas berdasarkan aturan IATA Dangerous goods
regulation, untuk live animal mengacu pada aturan IATA live animal regulation.
5) Labelling of package. Label harus benar-benar terlihat dan semua label atau tanda yang
sudah lama harus diganti.
6) Shipper declaration for dangerous goods. Dokumen ini harus ditandatangani dan
dilengkapi seperti yang sudah pada aturan IATA dangerous goods regulations.
3
7) Shipper certification for live animals. Dokumen ini harus ditandatangani dan dilengkapi
seperti yang sudah pada aturan IATA dangerous goods regulations.

2.3. Jenis-Jenis Cargo


Berdasarkan penangananya, kargo dibagi ke dalam dua golongan besar, yaitu general
cargo dan special cargo. Sementara itu, berdasarkan cara pelayanan dan jenis produknya,
menurut IATA AHM, kargo dibagi menjadi general cargo, special shipment (misalnya AVI,
DG, LHO, HUM, VAL, VUN, PER, dan lain-lain, dan specialized cargo products (misalnya :
express cargo, courier shipments, same day delivery) (Warpani, 2009:101). Adapun macam-
macam jenis kargo sebagai berikut:
A. General Cargo
General Cargo adalah barang-barang kiriman biasa sehingga tidak perlu memerlukan
penanganan secara khusus, namun tetap harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan dan
aspek safety. Contoh barang yang dikategorikan general cargo antara lain: barang-barang
keperluan rumah tangga, peralatan kantor, peralatan olahraga, pakaian (garmen, tekstil) dan
lain-lain.
B. Special Cargo
Special cargo adalah barang-barang kiriman yang memerlukan penanganan khusus
(special handling). Jenis barang ini pada dasarnya dapat diangkut lewat angkutan udara dan
harus memenuhi persyaratan dan penanganan secara khusus sesuai dengan regulasi IATA dan
atau pengangkut. Barang benda atau bahan yang termasuk dalam kategori special cargo
adalah
:
1. Live Animal ( AVI ) adalah hewan-hewan hidup yang dikirim melalui pesawat udara
seperti anak ayam, kuda, kambing, ikan dll.
2. Human Remain ( HUM ) adalah mayat manusia. HUM, yang dibagi menjadi dua yaitu :
– Uncremated in coffin adalah mayat yang masih berbentuk jasad yang diangkut dengan
menggunakan peti jenazah.
– Cremated yaitu jenazah yang sudah berupa abu ( ashes ) dan biasanya dikirim dengan
menggunakan kotak guci atau kotak kayu.
1. Perishable goods ( PER ) adalah barang – barang yang mudah sekali rusak, hancur, atau
busuk, seperti buah-buahan, sayuran, daging, bunga, ikan dan bibit tanaman.
2. Valuable goods ( VAL ) adalah barang-barang yang memiliki nilai yang tinggi atau
barang-barang berharga seperti emas, intan, berlian, cek, platina, dll.

4
3. Strongly smelling goods yaitu barang yang memiliki bau yang sangat menyengat seperti
durian, minyak wangi, minyak kayu putih.
4. Live Human Organ ( LHO ) adalah barang – barang yang berupa organ tubuh manusia
yang masih berfungsi seperti bola mata, ginjal, hati.
5. Diplomatic Pouch (DIP) yaitu barang-barang kiriman diplomatik.
C. Dangerous goods
Dangerous goods adalah barang-barang kiriman yang berbahaya dan dapat menyebabkan
kerusakan pada lingkungan,manusia dan keselamatan penerbangan, jenis-jenis dangerous
goods antara lain :
1) Exsplosive goods ( REX ) adalah barang-barang berbahaya yang mudah meledak seperti
mesiu, peluru, petasan, kembang api.
2) Gasses ( RPG ) adalah barang – barang yang mudah menguap seperti Butane, Hydrogen,
Propane.
3) Flammable liquids ( RFL ) adalah barang -barang yang barsifat zat cair dan mudah
terbakar seperti certain paints, Alcohols, Varnishes.
4) Flammable Solids ( RFS ) adalah barang – barang zat padat dan mudah terbakar seperti
Matches ( Korek api )
5) Oxidizing Substances ( ROX ) & Organic peroxide adalah barang – barang yang mudah
menguap, jika dihirup manusia mengakibatkan pusing atau mengantuk seperti Calcium
chlorate, ammonium nitrate.
6) Toxic ( RPB ) & Infectious Substances ( RIS ) adalah barang -barang yang mengandung
racun seperti sianida,pestisida, virus hidup,bakteri hidup, virus HIV.
7) Radioactive Material ( RFW ) adalah zat yang bila terkena sinar akan bereaksi dan dapat
membahayakan bagi manusia, hewan dan beberapa jenis kargo.
8) Corrosives ( RCM ) adalah barang-barang yang mengandung karat seperti asam baterai
dan merkuri.
9) Miscellaneous Dangerous goods ( RMD ) adalah barang-barang lain yang dianggap
berbahaya dan mengancam keselamatan penerbangan apabila diangkut dengan
menggunakan transportasi udara seperti magnet, biang es, kendaraan, kursi roda elektrik
dll.

5
2.4. Sejarah Pengemasan Kargo
Pengemasan kargo memiliki sejarah panjang, dimulai dari masa awal perdagangan
dan transportasi. Contoh pengemasan kargo pertama yang tercatat terjadi pada abad ke-14
ketika pedagang Venesia, Marco Polo, mengirimkan banyak rempah-rempah dari Asia ke
Eropa. Rempah-rempah tersebut dikemas dalam tong, yang melindunginya dari cuaca buruk
dan mencegahnya rusak selama perjalanan. Pada abad-abad berikutnya, berbagai metode
pengemasan dikembangkan, bergantung pada jenis barang yang diangkut. Misalnya, barang-
barang yang mudah pecah seperti barang pecah belah sering kali dikemas dalam jerami atau
serbuk gergaji, sedangkan barang-barang yang lebih berat seperti batangan logam sering kali
dikemas dalam tong atau karung. Seiring dengan berkembangnya metode transportasi ,
pengemasan kargo pun ikut berkembang. Perkembangan jalur kereta api pada abad ke-19
menyebabkan berkembangnya metode pengemasan baru, seperti peti kayu dan wadah logam.
Penemuan mobil dan pesawat terbang pada abad ke-20 semakin merevolusi pengemasan
kargo, karena metode transportasi baru ini memerlukan pengembangan metode pengemasan
baru. Saat ini, pengemasan kargo merupakan bagian penting dari industri transportasi.
Berbagai metode pengemasan digunakan, tergantung pada jenis barang yang diangkut.
Tujuan pengemasan kargo masih sama seperti berabad-abad yang lalu: untuk melindungi
barang dari kerusakan selama pengangkutan dan memastikan barang tiba di tujuan dalam
kondisi yang sama seperti saat pengiriman.

2.5. Kemasan Cargo


Ada banyak jenis kemasan kargo, masing-masing dengan kelebihan dan kekurangannya.
Berikut jenis kemasan kargo yang paling umum digunakan untuk pengiriman berbagai
komoditas jarak jauh.
1) Karton/Fiberboard
Kemasan Karton/Fiberboard Kotak karton merupakan salah satu jenis kemasan kargo
yang terbuat dari bahan fiberboard. Fibreboard adalah jenis kertas yang terbuat dari serat
kayu. Kotak karton biasanya terbuat dari dua jenis fiberboard, yaitu kertas karton coklat dan
kertas karton putih. Kertas karton coklat terbuat dari kertas daur ulang dan biasanya
digunakan untuk mengemas makanan dan barang lainnya yang tidak sensitif terhadap cahaya.
Kertas karton putih terbuat dari kertas murni dan umumnya digunakan untuk mengemas
barang-barang yang sensitif terhadap cahaya. Kotak karton biasanya berbentuk kotak dan
memiliki penutup. Tutupnya umumnya terbuat dari jenis papan serat yang sama dengan
kotaknya. Kotak karton

6
biasanya digunakan untuk mengemas barang-barang seperti makanan, kosmetik , dan barang-
barang kecil lainnya.
Ada tiga jenis kemasan karton yang berbeda:
 Karton Bergelombang: Sangat disukai karena harganya yang terjangkau, dapat didaur
ulang, kuat, dan ringan. Kotak bergelombang sering digunakan di sektor makanan serta
untuk mengemas pakaian, buku, plastik, dan komoditas lain yang tidak mudah pecah
karena kualitas dan keamanannya yang tinggi.
 Karton Bergelombang Berdinding Ganda: Sering digunakan dalam peti. Saat
memindahkan furnitur atau barang besar lainnya, lindungi dengan membungkusnya
dengan styrofoam dan bubble wrap berkualitas, mengemasnya dengan rapat untuk
mencegah pergerakan, menyusunnya dalam palet, dan menggunakan tali pengikat untuk
menahannya di tempatnya.
 Karton Ganda: Kemasan jenis ini lebih sering digunakan untuk benda-benda rapuh yang
memerlukan penanganan khusus, seperti kaca, porselen, dan barang-barang kecil. Masing-
masing produk ini perlu dibungkus secara manual dengan bungkus gelembung industri.
Barang-barang ini kemudian dimasukkan ke dalam kotak pengiriman bagian dalam, yang
dimasukkan ke dalam kotak pengiriman sebenarnya dengan kedalaman setidaknya 2
hingga 3 inci.
2) Kargo dalam Kantong
Kargo dalam Kantong Kargo yang dikantongi adalah jenis kargo yang dikemas dalam tas.
Kargo jenis ini sering digunakan untuk barang-barang kecil yang perlu dilindungi dari cuaca
atau kerusakan. Kargo yang dikantongi biasanya ditempatkan dalam wadah bersama jenis
muatan lain, seperti kotak atau peti. Kargo yang dikantongi sering kali dikirim dengan truk,
kereta api, atau pesawat. Produk harus cukup kokoh untuk menahan tegangan dan tekanan
eksternal karena tas hanya akan menahan isinya dan tidak memberikan perlindungan apa pun
dari bahaya dunia luar. Pupuk, biji-bijian (beras, jagung, gandum), biji-bijian, buah-buahan
kering, gula pasir, kelapa, kopi, buah- buahan dan sayur-sayuran segar , tepung terigu, kopra,
benda-benda kecil seperti cangkang, dan kismis adalah contoh produk-produk tersebut.
3) Kotak kayu
Kotak kayu Kotak kayu adalah salah satu jenis kemasan kargo yang paling populer
karena daya tahan dan keserbagunaannya. Biasanya terbuat dari kayu berkualitas tinggi,
seperti kayu ek atau mahoni, dan dapat berupa kayu solid atau kayu lapis. Kotak kayu dapat
digunakan untuk mengangkut berbagai barang, termasuk mesin berat, elektronik , dan bahkan
karya seni. Kotak kayu menawarkan beberapa keunggulan dibandingkan jenis kemasan

7
kargo lainnya.

8
Mereka sangat kuat dan dapat melindungi barang Anda dari kerusakan selama pengangkutan.
Mereka juga relatif ringan, sehingga mudah untuk dipindahkan. Selain itu, kotak kayu dapat
ditumpuk satu sama lain, sehingga berguna jika Anda perlu mengangkut barang dalam
jumlah besar. Kerugian dari kotak kayu adalah harganya yang mahal dan tidak selalu mudah
ditemukan. Selain itu, jika Anda mengangkut barang-barang rapuh, Anda harus
mengemasnya dengan hati-hati untuk menghindari kerusakan.
4) Peti kayu
Peti kayu adalah jenis kemasan kargo yang biasanya digunakan untuk pengiriman
kargo berat atau berukuran besar. Mereka terbuat dari kayu, seringkali kayu lapis atau kayu,
dan disatukan dengan paku, sekrup, atau baut. Peti kayu dapat disesuaikan agar sesuai dengan
dimensi barang yang dikirim dan sering digunakan untuk produk seperti mesin, peralatan,
atau furnitur. Peti kayu memberikan perlindungan dari benturan dan getaran selama
pengiriman dan dapat ditumpuk satu sama lain. Mereka cocok untuk pengepakan kayu yang
dimasukkan ke dalam kerangka. Kotak terbuka dapat digunakan bila isinya cukup elastis,
hanya memerlukan sedikit kemasan untuk membantu penanganan dan penumpukan. Kadang-
kadang digunakan sebagai paket eksterior saat menggabungkan karton atau meningkatkan
perlindungannya. Mesin raksasa sering kali diangkut dalam kotak kerangka kayu.
5) Drum baja
Drum baja adalah salah satu jenis kemasan kargo yang dapat digunakan untuk
menyimpan dan mengangkut berbagai macam material. Mereka terbuat dari baja yang
dibentuk menjadi bentuk silinder dan kemudian dilas hingga tertutup. Ukuran drum baja
bervariasi, tetapi biasanya berkapasitas 55 galon. Mereka memiliki berbagai kegunaan,
termasuk menyimpan dan mengirimkan minyak , bahan kimia, dan cairan lainnya. Drum baja
juga digunakan untuk menyimpan dan mengangkut makanan, seperti tepung atau gula. Drum
baja menawarkan banyak keuntungan untuk pengemasan kargo. Mereka kokoh dan tahan
lama, sehingga tahan terhadap kerasnya pengiriman dan penanganan. Mereka juga dapat
ditumpuk sehingga dapat disimpan dan diangkut secara efisien. Drum baja juga mudah
dibersihkan dan dirawat, sehingga dapat digunakan kembali berkali-kali, sehingga
menghasilkan keberlanjutan yang lebih baik dalam rantai pasokan.
6) Tumpukan
Bale adalah balok bahan padat berukuran besar yang dibungkus dengan plastik atau
bahan tahan air yang digunakan untuk menyimpan dan mengangkut barang. Bal yang umum
digunakan terbuat dari jerami, jerami, kertas, karton, kapas, dan wol. Bale adalah cara yang
efisien dan hemat biaya untuk mengemas dan mengangkut material dalam jumlah besar serta

9
dapat dengan mudah ditumpuk dan disimpan. Bale dapat diangkut dengan truk, kereta api,
kapal, atau pesawat dan sering digunakan dalam aplikasi pertanian, industri, dan daur ulang.
Unitisasi (pengelompokan) film plastik yang digunakan dalam kemasan bale memungkinkan
adanya fleksibilitas dan kemampuan beradaptasi, baik dari segi ukuran maupun jenis
kemasan. Ini telah mendapatkan popularitas pasar yang signifikan karena ringan dan
fleksibilitasnya dalam pencetakan. Kemampuan untuk memodifikasi ukuran bale sebagai
respons terhadap permintaan konsumen memungkinkan produsen memenuhi permintaan stok
pengecer yang akan menjual barang jadi.
7) Pembuatan palet Kargo
Palletizing adalah jenis pengemasan kargo di mana barang ditempatkan di atas palet
dan diamankan untuk diangkut. Pembuatan palet kargo memiliki banyak manfaat, termasuk
peningkatan keselamatan, efisiensi, dan keamanan. Jika dilakukan dengan benar, pembuatan
palet dapat membantu mencegah kerusakan barang selama pengangkutan dan mempermudah
bongkar muat kargo. Selain itu, pembuatan palet dapat membantu mengoptimalkan ruang
dalam kontainer atau trailer pengiriman, sehingga memungkinkan lebih banyak barang untuk
diangkut sekaligus. Banyak barang atau komoditas dapat dibuat dalam palet dengan harga
yang wajar untuk memudahkan penanganan, penyimpanan, dan perlindungan. Pembuatan
palet atau unitisasi dapat menurunkan biaya pengepakan secara signifikan. Ada enam palet
umum yang sesuai dengan kontainer antar moda berbeda yang kini digunakan dalam
perdagangan global. Keenam palet umum ini memiliki ukuran standar berikut (dalam inci):
 1016 x 1219 mm (40″ x 48″) Amerika Utara
 1000x1200 mm Eropa, Asia
 1165x1165mm Australia
 1067 x 1067 mm (42″ x 42″) Seluruh Dunia
 1100 x 1100 mm (43″ x 43″) Asia
 800 x 1200 mm Eropa
8) Kontainer
Kontainer adalah kotak persegi panjang berukuran standar yang digunakan untuk
mengangkut barang dengan kapal, kereta api, atau pesawat. Kontainer juga dikenal sebagai
kontainer antarmoda karena dapat digunakan di berbagai moda transportasi , mulai dari kapal,
kereta api, hingga truk. Organisasi Internasional untuk Standardisasi (ISO) menetapkan
standar untuk kontainer yang dirancang agar dapat ditumpuk dan mudah untuk dimuat dan
dibongkar. Ada dua jenis kontainer utama: kontainer kering , yang digunakan untuk barang-
barang yang

1
tidak mudah rusak, dan kontainer berpendingin, yang digunakan untuk mengangkut barang-
barang yang mudah rusak. Wadah kering terbuat dari baja atau aluminium dan memiliki
dinding bergelombang atau kokoh. Tersedia dalam berbagai ukuran, namun yang paling
umum adalah kontainer berukuran 20 kaki dan 40 kaki. Wadah berpendingin, juga dikenal
sebagai reefer , terbuat dari baja tahan karat dan memiliki dinding berinsulasi. Mereka
tersedia dalam berbagai ukuran, tetapi yang paling umum adalah kontainer berukuran 20 kaki
dan 40 kaki.

2.6. Jenis-Jenis Label Cargo


1. Label cargo. Label cargo adalah label khas dari masing-masing airlines, harus ditempelkan
dan ditulis data yang di perlukan.
2. Label handling. Label handling adalah label tambahan sebagai instruksi penanganan kepada
petugas berkaitan dengan label cargo spesial.
3. Label dangerous goods. Label dangerous goods adalah label yang digunakan untuk kiriman
dangerous goods (selain label cargo) sesuai kelas dangerous goods.
Label kargo adalah tanda atau kode yang ditempelkan pada kemasan kargo untuk
memberikan informasi tentang jenis barang, tujuan pengiriman, dan instruksi penanganan.
Berikut adalah beberapa jenis label kargo yang umum digunakan:
a) Label Fragile: digunakan untuk barang yang mudah pecah atau rusak, seperti kaca,
keramik, atau barang elektronik.
b) Label This Side Up: digunakan untuk barang yang harus dijaga posisinya selama
pengiriman, seperti barang pecah belah atau barang yang mudah rusak. Label Hazardous
Material: digunakan untuk barang berbahaya, seperti bahan kimia, bahan peledak, atau
bahan radioaktif.
c) Label Live Animal: digunakan untuk kargo yang berisi hewan hidup. Label Human
Remain: digunakan untuk kargo yang berisi jenazah manusia.
d) Label Perishable: digunakan untuk kargo yang mudah rusak atau basi, seperti makanan
atau bahan kimia tertentu.
e) Label Valuable: digunakan untuk kargo yang berisi barang berharga, seperti perhiasan
atau uang.
f) Label Oversized: digunakan untuk kargo yang memiliki dimensi atau berat yang lebih
besar dari standar, seperti kendaraan atau mesin besar.

1
Pemilihan jenis label kargo harus disesuaikan dengan jenis dan karakteristik barang yang
akan dikirimkan agar barang tetap aman dan terhindar dari kerusakan yang disebabkan oleh
kesalahan penanganan.

2.7. Masalah Yang Sering Terjadi Pada Kargo


Sama halnya dengan pengiriman benda lainnya karbo juga terkadang mengalami
hambatan. Masalah atau hambatan yang terjadi pada kargo biasanya disebut sebagai
irregularity cargo. Permasalahan yang masuk ke dalam jam kasus ini biasanya terjadi karena
penanganan yang tidak sesuai dengan standar operasional. Permasalahan yang sering timbul
dalam cargo di antara lain adalah.
a) Missing
Missing cargo atau barang yang hilang biasanya terjadi karena kesalahan dalam penanganan
kargo. Masalah ini terjadi ketika barang atau cargo tidak dapat ditemukan. Kemungkinan
terjadinya missing cargo ada dua hal yaitu kargo hilang pada origin station atas saat
pemberangkatan dan kargo hilang di destination station atau tempat tujuan.
b) Kerusakan atau Damage
Masalah kargo yang masuk dalam damage cargo cukup beragam. Damage kargo terjadi
apabila barang yang dikirimkan menggunakan kargo mengalami kerusakan karena beberapa
hal. Kerusakan bisa terjadi karena packaging yang kurang tepat sehingga packaging-nya
rusak. Bisa juga isi dari dalam paket rusak. Damage cargo juga terbagi dalam beberapa
kategori yaitu :
 Spoile – Apabila barang cargo hancur atau rusak dan tidak bisa digunakan lagi. Pilferage
– kategori barang cargo rusak atau hilang.
 Torn – kategori barang cargo kemasannya rusak namun isinya belum diketahui apakah
hilang ataupun rusak atau bahkan tidak lengkap.
 Mortality – barang kargo berupa binatang hidup yang sampai di stasiun tujuan dalam
keadaan mati. Bisa ikan atau benda hidup lainnya.
 Breakage – cargo dengan label fragile yang isinya rusak atau pecah.
 Deterioration – benda cargo berupa sayuran atau bahan makanan yang mutu dari benda
tersebut menurun atau rusak saat kirim menggunakan Cargo.

c) Overload atau Kelebihan Kapasitas

1
Masalah kargo yang satu ini biasa terjadi jika cargo gagal berangkat. Umumnya overload
cargo terjadi apabila barang yang dikirim dengan kartu sudah lengkap dokumennya dan layak
untuk dikirim namun gagal diberangkatkan karena muatan pesawat melebihi kapasitas.
d) Tidak Sesuai Stasiun
Kesalahan umum lainnya yang terjadi pada cargo adalah found cargo dimana kargo
dikirimkan ke stasiun yang salah. Umumnya komentarku ditemukan ketika satu stasiun
menerima sebuah Cargo yang seharusnya tidak berada di tempat tersebut.

2.8. Prosedur Pengiriman Kargo


Proses pengiriman atau prosedur pengiriman cargo terbagi menjadi beberapa tahap.
Setidaknya dalam proses pengiriman atau prosedur pengiriman kargo terdapat tiga tahapan
yang harus dilalui. Di bawah ini adalah tahapan untuk pengiriman cargo.
1) Menimbang Berat Kargo
Proses pertama dalam pengiriman kargo pesawat yaitu dengan menentukan berat dari Cargo.
Ukuran kartu pesawat umumnya menggunakan dua ukuran yaitu ukuran berat dan volume
barang. Ukuran berat diambil dari berat asli benda tersebut. Hasil yang digunakan untuk
menentukan berat kargo adalah yang paling besar jumlahnya apakah volume atau berat benda
tersebut.
2) Melakukan Pengisian Airways Bill
Langkah berikutnya yaitu melakukan pengisian airway bill. Airway Bill jika biasanya dikenal
dengan istilah surat tanda terima pengiriman. Barang yang akan dikirimkan dengan kargo
akan ditandatangani oleh pengirim dan akan diberikan surat tanda terima pengiriman. Surat
tanda terima pengiriman akan dibawa bersamaan dengan barang yang dikirim baik oleh kurir
maupun shipper.
3) Kemasan Kargo
Kemasan barang dikirimkan menggunakan cargo juga memiliki ketentuan khusus. Kargo
yang dikirimkan menggunakan pesawat harus menggunakan kemasan berupa peti yang
terbuat dari aluminium atau bisa juga dari palet. Peti kemasan tersebut akan dibungkus
menggunakan jaring atau net nantinya. Cargo umumnya digunakan untuk menghemat biaya
pengiriman. Cargo yang memiliki berat di bawah berat minimum pengiriman akan dihitung
menggunakan harga minimum. Sehingga cargo lebih sesuai untuk pengiriman benda dalam
jumlah besar atau ukuran besar.

1
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan

Kargo merupakan Semua (goods) atau barang yang dikirim melalui udara (pesawat
terbang ), laut (kapal), atau darat (truk container) yang biasanya untuk diperdagangkan, baik
baik wilayah atau kota di dalam negeri maupun internasional yang dikenal dengan istilah
ekspor- impor (warpani, 2009-95). Kargo melalui udara adalah barang yang dikirim tanpa
disertai oleh penumpang, pengiriman bisa melalui maskapai penerbangan ataupun agen kargo
(freight forwarder). Freight forwarder adalah seseorang ataupun suatu badan hokum yang
melaksanakan perintah pengiriman barang (muatan/kargo) dari satu atau beberapa pemilik
barang, yang dikumpulkan dari suatu tempat atau beberapa tempat, sampai ketujuan akhir
yaitu penerima barang dengan melalui system pengaturan lalu lintas barang dan dokumen,
dengan menggunakan satu atau beberapa moda transportasi tanpa harus memiliki sarana
angkutan sendiri.

3.2. Saran
Agar proses penerimaan barang sacara terlaksana dengan baik dan benar sesuai
prosedur yang berlaku. Prosedur kerja dalam menangani barang kargo yang diterima melalui
pergudangan dan dapat mendukung mendukung kegiatan dalam proses penanganan
penerimaan barang dapat berjalan dengan baik dan lancar.

1
DAFTAR PUSTAKA
Hartanto, A., & Purwaningsih, R. (2016). Material Handling Cargo. Industrial Engineering
Online Journal, 5(4).
Suharto A. Majid Dan Eko Probo D. Warpani, 2009, Ground Handling : Manajemen
Pelayanan Darat Perusahaan Penerbangan, Stmt Trisakti Jakarta.
Achir, M. M., Suryawan, R. F., Maulina, E., & Tannady, H. (2022). Penanganan Kargo
Incoming Dalam Menunjang Kelancaran Pengiriman Barang (Tinjauan Empat
Aspek). Jurnal Transportasi, Logistik, Dan Aviasi, 1(2), 147-152.
Ricardo, Ricky P., Syaputra, Hasrat.2014. Peningkatan Efektivitas Penanganan Kargo Impor
Udara. Jakarta : Jurnal Manajemen Bisnis Transportasi dan Logistik, vol 1 no 1.

Anda mungkin juga menyukai