Anda di halaman 1dari 56

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

APRON MOVEMENT CONTROL

PERATURAN PELAYANAN PESAWAT UDARA


DI APRON
DASAR HUKUM
INTERNATIONAL (REFERENSI)

ICAO Doc. 9859 Safety Management


Manual
ICAO Doc. 9137 Airport Service Manual
NASIONAL (REGULASI)
• UU No. 1 tahun 2009 tentang Penerbangan;

• Peraturan Menteri Perhubungan No: KM.20 tahun 2009 tentang Sistem


Manajemen Keselamatan;

• Peraturan Menteri Perhubungan No : KM 24 tahun 2009 tentang


Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139 tentang Bandar
Udara;

• Peraturan Menteri Perhubungan No: KM. 8 tahun 2010 tentang Program


Keselamatan Penerbangan Nasional;
Continued
• SKEP/100/XI/1985 tentang Peraturan dan Tata Tertib
Bandara;
• SKEP/302/V/2011 tentang Petunjuk dan Tata Cara Peraturan
Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139-11 Lisensi
Personel Bandar Udara;
• SKEP/140/VI/1999 tentang Persyaratan dan Prosedur
Pengoperasian Kendaraan di Sisi Udara;
• SKEP/11/I/2001 tentang Standar Marka dan Rambu pada
Daerah Pergerakan Pesawat Udara di Bandara;
• SKEP/91/IV/2008 tentang Peralatan Penunjang Pelayanan
Darat Pesawat Udara (Ground Support Equipment / GSE);
Continued
• SKEP/89/IV/2008 tentang perubahan atas SKEP/47/III/2007 tentang
petunjuk pelaksanaan usaha kegiatan penunjang bandar udara;
• SKEP/91/IV/2008 tentang Peralatan Penunjang Pelayanan Darat
Pesawat Udara (Ground Support Equipment / GSE);
• Peraturan Dirjen Perhubungan Udara No: SKEP/223/X/2009
tentang Petunjuk dan Tata Cara Pelaksanaan Sistem Manajemen
Keselamatan Operasi Bandar Udara (Advisory Circular 139-01);
• Peraturan Dirjen Perhubungan Udara No: SKEP/39/III/2010
tentang Petunjuk dan Tata Cara Peraturan Keselamatan
Penerbangan Sipil Bagian 139-02 Pembuatan Program
Pengelolaan Keselamatan Operasi Bandar Udara (AC 139-02).
KM 24 (CASR 139):
139.045 Kompetensi Personel Bandar Udara

1. Penyelenggara bandar udara dan penyedia jasa terkait


bandar udara wajib mempekerjakan personel bandar udara
yang memiliki kemampuan dan kualifikasi yang sesuai
dengan bidangnya.
2. Personel bandar udara sebagaimana dimaksud pada butir (1)
wajib memiliki sertifikat kompetensi yang diterbitkan oleh
lembaga training yang telah mendapatkan akreditasi dari
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dan lisensi yang
diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.
3. Personel bandar udara antara lain meliputi:
a. personel pemandu parkir pesawat udara;
b. personel pelayanan garbarata;
c. personel pengelola dan pemantau lingkungan;
d. personel pertolongan kecelakaan penerbangan pemadam
kebakaran (PKPPK);
e. personel salvage; dan
f. personel pelayanan pendaratan helikopter (Helicopter
Landing Officer).
g. personel teknik bandar udara;
h. personel elektronika bandar udara;
i. personel listrik bandar udara;
j. personel mekanikal bandar udara;
k. Personel pengatur pergerakan pesawat
udara (apron movement control/AMC);
l. personel peralatan pelayanan darat pesawat
udara.
TATA TERTIB
BANDARA
PAS BANDAR UDARA DAN PAS KENDARAAN

1. Setiap orang yang berkegiatan di bandar udara wajib


memiliki Pas bandar udara yang dikeluarkan oleh
Adbandara/Kabandara/Kacab;
2. Semua kendaraan yang memasuki atau berada di
lingkungan Daerah Bukan Publik dan Daerah Publik
Terbatas wajib memiliki Pas Kendaraan bandar udara
yang dikeluarkan oleh Kabandara/Adbandara.
PAS BANDAR UDARA DAN PAS KENDARAAN

1. Pemegang Pas yang namanya tersebut pada Pas


Bandar Udara;
2. Kendaraan yang merek, jenis dan nomor polisinya
tercantum pada Pas bandar udara;
3. Jangka waktu yang tercantum dalam pas;
4. Pas kendaraan bukan merupakan Tanda Bebas Parkir
Kendaraan Bermotor yang diparkir di pelataran parkir
Terminal bandar udara serta cargo area
KETENTUAN DI APRON
Pesawat Udara:
1. Penempatan pesawat udara di Apron dikenakan
biaya sesuai dengan peraturan yang berlaku;
2. Kabandara/Adbandara dapat melarang atau
menahan pesawat udara yang akan bertolak, jika
ketentuan dalam ayat 1 diatas tidak dipenuhi.
KETENTUAN DI APRON
Garbarata:
1. Pengoperasian garbarata hanya oleh petugas yang
dinyatakan cakap;
2. Semua kendaraan atau peralatan dilarang parkir
atau lewat di bawah garbarata dan wajib segera
menyingkir dari daerah lintasannya apabila akan
dioperasikan.
KETENTUAN DI APRON
Kendaraan:
1. Semua kendaraan dilarang masuk ke apron, kecuali yang
sudah mendapat Pas bandar udara khusus Apron yang
dikeluarkan Kabandara/Adbandara;
2. Semua kendaraan/peralatan yang karena fungsinya selalu
berada di apron dalam rangka melayani pesawat udara,
wajib diberi warna dan logo perusahaan yang bersangkutan;
3. Warna dan logo perusahaan didaftarkan ke
Kabandara/Adbandara;
KETENTUAN DI APRON
Kendaraan:
4. Bagi kendaraan groundhandling dan peralatan lain
yang bergerak dengan tenaga motor bensin sendiri
wajib dilengkapi dengan flame trap;
5. Wajib memenuhi persyaratan teknis lainnya setelah
diperiksa dan dinyatakan laik operasi oleh Dirjen
Perhubungan Udara;
6. Semua kendaraan yang beroperasi di Apron dalam
waktu gelap harus memasang lampu merah (steady
red) yang dapat terlihat dari segala jurusan;
KETENTUAN DI APRON
Kendaraan:
7. Semua kendaraan dan peralatan yang beroperasi di
apron harus menggunakan ban karet;
8. Kendaraan harus dilengkapi dengan alat pemadam
api portable dari jenis DCP ukuran isi minimal 0,75
kg yang terpasang pada tempatnya dan mudah
diambil;
KETENTUAN DI APRON
Kendaraan:
Kendaraan yang bergerak di apron harus mendahulukan
atau memberi jalan kepada pesawat udara, kendaraan atau
penumpang dengan susunan prioritas sebagai berikut:
1. Pesawat udara yang sedang bergerak;
2. Kendaraan PKP-PK/ Emergency;
3. Penumpang;
4. A/C yang ditarik
KETENTUAN DI APRON

Pergerakan Kendaraan:
• Service Road :25 km/jam
• Apron :10 km/jam
• Aircraft Safety Area : 5 km/jam
• Break Down/ Make Up Area :15Km/jam
• Access Road :40km/jam
KETENTUAN DI APRON
Pengemudi:
• Setiap orang yang mengemudikan kendaraan /
peralatan di daerah pergerakan harus memiliki Tanda
Ijin Mengemudi (TIM) yang syah dan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku;
• TIM dibagi dalam beberapa golongan:
a. Gol. A, untuk mengemudikan kendaraan yang
mempunyai berat ≤ 3.500 Kg;
b. Gol. B, untuk mengemudikan kendaraan yang
mempunyai berat > 3.500 Kg.
c. Gol. C, untuk mengemudikan sepeda motor.
• Personnel
• pegawai jangan mengangkat lebih dari kekuatan fisiknya
• mengangkat harus diatas kaki dan tangan, tulang belakang
(punggung) lurus
• Semua muatan agar diletakkan dengan perlahan-lahan - jangan
banting untuk menghindari : kecelakaan, damage pada lantai
pesawat, damage pada shipment
• Dasi jangan sampai menjerat leher anda
• beri perhatian bila menemukan barang yang packagenya tidak
sempurna
• penggunaan safety shoes
• cargo harus disusun dengan baik di-cart, yang berat dibawah
• Menyambung cart dengan tractor agar benar-benar
terkunci/latched/terkancing
• hati-hati menarik Transporter, bahaya dapat terjadi :
operator menabrak dinding, machine/kendaraan
menggencet kaki pegawai, pegawai terjatuh pada tractor
dan dollies gagal berhenti
• Pegawai jangan memanjat forklift untuk naik pesawat
atau forklift/ pallet jangan dipakai sebagai alat transport
• pegawai mendekai jet aircraft dengan hearing protection
• hindari sejauh mungkin running aircraft engines
PROSEDUR KHUSUS UNTUK PARKING STAND
• Apabila ekor pesawat udara dalam posisi dekat dengan Apron Boundary Line (ABL) perlu
ada kendaraan operasional untuk melintasi boundary line ini untuk melihat sisi lain dari
pesawat udara dan ini harus dikerjakan dengan sangat hati-hati dan secepat mungkin.
• Karena tidak selalu tersedia tempat yang cukup luas didekat atau pada parking stand untuk
kepentingan parking keseluruhan equipment yang diperlukan secara permanen pada saat-
saat peak hours, maka direkomendasikan untuk menyediakan remote parking equipment
• Setelah pesawat udara berangkat,perusahaan ground handling harus memindahkan semua
equipment dari Aircraft Stand Area (ASA) agar siap digunakan untuk penerbangan (turn
around) berikutnya.
• Pada beberapa airport hal-hal berikut mungkin menjadi suatu keharusan:
– Memarkir seluruh equipment didalam Equipment Parking Area (EPA), kecuali equipment tertentu yang
ditempatkan dalam Equipment Staging Area (ESA) untuk siap digunakan bagi penerbangan yang
berikutnya.
– Semua peralatan / kendaraan memasuki Aircraft Stand Area (ASA) dengan kecepatan yang rendah
(kecepatan pejalan kaki)
Kendaraan/Peralatan Pelayanan Darat
Pesawat Udara (Ground Support Equipment)

Ketentuan Beroperasi
a. Setiap pengoperasian GSE harus mendapat izin dari
penyelenggara bandara,
b. Posisi GSE pada waktu melayani pesawat udara harus sesuai dg
ketentuan teknis pesawat udara yang dilayani,

c. GSE yang sedang tidak digunakan harus


ditempatkan secara tertib pada tempat
yang ditentukan,
d. Jumlah rangkaian gerobak/container/dollies
yg ditarik dgn traktor sebanyak-banyaknya
4 buah.
Persyaratan Kendaraan/Peralatan Yang
Beroperasi Di Sisi Udara
a. Seluruh bagian pada kendaraan/peralatan dalam kondisi dan
berfungsi dengan baik,
b. Roda kendaraan harus terbuat dari roda karet,
c. Tidak ada kebocoran pada tempat penampungan dan saluran
bahan bakar atau oli, bagian pengapian dan lain-lain,
d. Dilengkapi dengan alat pemadam api (1 kilogram dry powder
atau CO2 utk kelas api kelas A, B dan C) yang masih laik pakai
dan dipasang pada tempat yang mudah digunakan,
e. Dilengkapi dengan sabuk keselamatan sesuai dgn ketentuan yg
berlaku,
f. Memiliki Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) yang
masih berlaku.
g. Pada kiri dan kanan badan kendaraan/peralatan dipasang
logo berbentuk bulat, dengan garis tengah sekurang-
kurangnya 25 cm, sedang yg berbentuk lain disesuaikan,
h. Memasang tanda “Dilarang Merokok” atau “No Smoking” di
dalam kendaraan yang dapat dilhat dengan mudah,
i. Memasang lampu merah (steady red) pada bagian paling
tinggi dari bagian kendaraan dan dapat dilihat dari segala
arah (3600) khusus untuk kendaraan emergency dipasang
lampu merah berkedip (rotary red),
j. Dipasang saringan knalpot (flame trap) bagi kendaraan
ber-bahan bakar bensin,
k. Memasang bendera warna putih dan oranye (checker flag)
bagi kendaraan yang memasuki daerah manuver, serta
dilengkapi dengan peralatan komunikasi 2 arah (kendaraan
dan tower).
TANDA IZIN MENGEMUDI SISI UDARA
(RAMPSIDE DRIVING PERMIT)

Setiap pengemudi kendaraan/peralatan yang beroperasi di sisi udara


harus memiliki Tanda Izin Mengemudi (Rampside Driving Permit) yang
dikeluarkan oleh Administrator Bandar Udara atau Kanwil Perhubungan

TIM Menurut Golongannya


• TIM A = SIM A Format TIM Sisi Udara sesuai
Untuk mengemudikan kendaraan Keputusan Ditjen Hubud no :
jenis sedan, jeep dan peralatan SKEP.140/VI/99
yang mempunyai jumlah berat
tidak lebih dari 3500 kg. 90 mm

• TIM B = SIM B
Untuk mengemudikan jenis bis
dan peralatan yg mempunyai 60 mm
jumlah berat lebih dari 3500 kg.
• TIM C = SIM C
Untuk mengemudikan kendaraan
sepeda motor.
Tim Sisi Udara Menurut Masa Berlakunya
• TIM A, B dan C berlaku selama 2 tahun serta dpt diperpanjang
• Bagi Warga Negara Asing, hanya berlaku untuk 1 tahun

Persyaratan Mendapatkan Tim Sisi Udara


• Memiliki Pas Bandara (daerah P atau Platform),
• Memiliki SIM Polri,
• Mengikuti penyuluhan Tata Tertib Beroperasi di Sisi Udara,
• Lulus evaluasi teori dan praktek,
• Surat keterangan sehat dan tidak buta warna dari dokter,
• Khusus operator GSE harus memiliki STKP,
• Pas foto warna merah ukuran 3 x 4 sebanyak 2 lembar,
• Membayar biaya pembuatan TIM sesuai ketentuan berlaku
Tata Tertib Berkendara Pada Sisi Udara
Kecepatan Maksimum
a. Service road 25 km/jam
b. Baggage make up/breakdown area 15 km/jam
c. Apron 10 km/jam
d. Access Road 40 km/jam
Kewajiban Bagi Pengemudi
a. Mematuhi marka dan rambu lalu lintas
b. Memberikan prioritas kepada :
• Pesawat udara yang sedang taxi/bergerak,
• Penumpang yang menuju ke/dari pst udara,
• Kendaraan pemadam kebakaran,ambulan dan kendaraan
pemandu lainnya.
c. Memperoleh izin terlebih dahulu dari petugas tower sebelum
memasuki daerah pergerakan/manuver
d. Berhenti sebelum tanda batas masuk daerah pergerakan
e. Memperlambat laju kendaraan/peralatan ketika menuju/men-
dekati pesawat udara
f. Bersedia diberhentikan oleh petugas yang berwenang untuk
dilakukan pemeriksaan
Larangan Bagi Pengemudi

a. Meninggalkan kendaraan di daerah pergerakan kecuali sedang


memberikan pelayanan terhadap pesawat udara.
b. Melintas/parkir di daerah lintasan garbarata.
c. Saling mendahului menuju ke arah yang sama.
d. Melintas/parkir dibawah sayap, ekor atau badan pesawat udara
kecuali sedang memberikan pelayanan terhadap pesawat udara.
e. Menghidupkan mesin kendaraan pada jarak kurang dari 15 meter
dari pesawat udara yang sedang mengisi bahan bakar.
f. Memundurkan kendaraan ke arah pesawat udara kecuali dipandu.
f. Mengemudikan kendaraan dlm keadaan dibawah pengaruh
alkohol
atau obat terlarang.
h. Mengemudikan kendaraan sedemikian rupa sehingga
membaha-
yakan kendaraan atau orang lain.
i. Menggunakan kendaraan tidak sesuai fungsinya.
j. Mengemudikan kendaraan pada jarak kurang dari 8 meter di
depan dan 80 meter dibelakang mesin pesawat udara jet
yang
dalam keadaan hidup
k. Melakukan perbaikan kendaraan di apron.
Pesawat Udara

Menghidupkan Mesin
Menghidupkan mesin pesawat udara hanya dapat dilakukan pada
tempat yang telah ditentukan dan sesuai posisi yang tidak merusak/
membahayakan :
a. Penumpang/Petugas
b. Bangunan/Gedung-gedung
c. Kendaraan/Peralatan
d. Pesawat Udara lainnya
Percobaan Mesin Pesawat Udara
a. Dilarang melakukan percobaan mesin pesawat udara selain
pada tempat yang telah ditentukan,
b. Segala kerusakan bangunan, kendaraan/ peralatan atau
fasilitas yang diakibatkan pada saat melaksanakan percoba-
an mesin pesawat udara, menjadi tanggung jawab perusaha-
an angkutan udara yang bersangkutan.
Pemarkiran Pesawat Udara
a. Pesawat udara hanya diperbolehkan parkir
di apron pada tempat yang telah
ditentukan oleh petugas pemandu lalu lintas
b.udara,
Pemarkiran pesawat udara harus dilaksanakan
dengan bantuan marshaller yang telah me-
miliki Sertifikat Kecakapan Pemandu Parkir
c.Pesawat Udara (SKP3U),
Pesawat udara yang parkir di contact stand
yang dilengkapi fasilitas garbarata wajib
menggunakan fasilitas tersebut
Mendorong Mundur Pesawat Udara
a. Pesawat udara bermesin jet pada waktu didorong mundur
(pushback) diperbolehkan menghidupkan mesin dengan
idle power,
b. Pesawat udara bermesin baling-baling hanya diizinkan meng-
hidupkan satu mesinnya pada waktu di dorong mundur,
c. Pesawat udara dilarang mundur dengan menggunakan tenaga
mesinnya sendiri dari tempat parkir karena alasan operasional
Pemindahan Pesawat Udara
a. Perusahaan angkutan udara atau ground handling agent
tidak dibenarkan memindahkan pesawat udara yang telah
diparkir kecuali atas izin petugas yang berwenang,

b. Perusahaan angkutan udara dalam menempatkan pesawat


udara tidak sesuai pada tempat yang ditentukan, maka pe-
sawat tersebut akan dipindahkan dengan beban biaya di–
tanggung oleh perusahaan angkutan udara yang bersangku-
tan,

c. Kerusakan sebagai akibat pemindahan pesawat udara men-


jadi tanggung jawab perusahaan angkutan udara yang ber-
sangkutan.
Perbaikan Pesawat Udara

a. Setiap orang atau badan hukum


dilarang memperbaiki mesin pesa-
wat udara atau komponennya di
apron aktif kecuali untuk perbaikan
kecil (minor repair),

b. Pesawat udara yang mengalami


perbaikan di apron lebih dari 2 jam,
perusahaan angkutan udara harus
memindahkan pesawat udara tsb
ketempat yang telah ditentukan.
Pengamanan
Pesawat Udara

a. Perusahaan Angkutan Udara/ ground handling agent


dilarang meninggalkan pesawat udara dalam keadaan
pintu terbuka dan tidak terkunci,

b. Perusahaan Angkutan Udara bertanggung jawab atas


keamanan, keselamatan pesawat udaranya selama
berada di apron.
Pencucian Pesawat Udara
Pencucian pesawat udara, baik mengguna
kan air atau bahan kimia, yang tidak meru
sak apron, hanya dapat dilakukan pada
tempat yang ditentukan (remote apron)
pada malam hari

Tumpahan
1. Dalam hal terjadinya tumpahan bahan bakar, bahan pelumas,
sampah dan limbah di apron oleh pesawat udara, kendaraan,
atau peralatan perusahaan angkutan udara atau ground hand-
ling agent yang bersangkutan harus membersihkan setelah
memperoleh izin dari petugas yang berwenang,

2. Jika pembersihannya dilaksanakan oleh penyelenggara banda-


ra maka biaya yang timbul sepenuhnya menjadi beban perusa-
haan angkutan udara/ground handling agent yang bersangkutan
Sanksi-sanksi
1. Terhadap segala pelanggaran yang terjadi atas peraturan dan
prosedur yang ditetapkan secara sengaja atau tidak sengaja
akan diadakan penindakan, yaitu :

a. Menangguhkan atau membatalkan keberangkatan atau ke-


datangan pesawat udara, apabila persyaratan formalitas
belum terpenuhi.
b. Mencabut pas bandara terhadap pemegang yang melakukan
pelanggaran peraturan yang ada
c. Mencabut atau melarang pengemudi serta kendaraannya
melakukan kegiatan di bandara
d. Disamping sanksi sebagaimana dimaksud pada butir a, b dan
c diatas, kepada yang bersangkutan dapat dikenakan biaya
pemrosesan pelanggaran yang besarnya ditetapkan oleh
Penyelenggara Bandara
2. Penyelenggara Bandara berhak menuntut ganti rugi
kepada orang atau Badan Hukum yang menjadi pe-
nyebab terjadinya kerusakan peralatan di bandar
udara.

3. Administrator Bandara dengan


Penyelenggara Bandara secara
bersama-sama atau sendiri-sen
diri menyerahkan persoalan pd
pihak Kepolisian dan atau
instansi yg berwenang lainnya
untuk penyelesaian lebih lanjut
PENINGKATAN
PENINGKATAN KESELAMATAN
KESELAMATAN

 Training
 Penerbitan Buletin
 Pembuatan Rambu
 Pembuatan/Penyempurnaan
Sistem & Prosedur
 Ramp Safety Campaign
RAMP SAFETY
Ramp Safety (Keselamatan di Ramp) adalah suatu
kegiatan operasional di ramp yang berkaitan langsung
dengan penerbangan dan dapat berjalan dengan tertib,
lancar serta aman

RAMP SAFETY = FREEDOM FROM DANGER OR RISK


Ramp Safety is Flight Safety
1. Keselamatan Penerbangan
Pesawat udara yang dipandu menuju ke
tempat parkir atau keluar dari tempat
parkir untuk berangkat perlu dinilai sama
dengan ketika pesawat udara dalam penerbangannya.

2. Keselamatan Di Darat
Pesawat udara yang parkir di apron dilayani berbagai peralatan
yang digunakan untuk menaikkan atau menurunkan penumpang,
bongkar muat kargo, refueling dll., haruslah mematuhi ketentuan
yang berlaku.
Untuk menjamin agar kegiatan operasional di ramp terlaksana
dengan tertib, lancar dan aman, salah satunya adalah dengan
meningkatkan kesadaran petugas di ramp bahwa aspek keselama-
tan harus menjadi pertimbangan utama bagi orang yang bekerja
di ramp.
INCIDENT/ACCIDENT ON THE RAMP
1. Insiden/eksiden terhadap penumpang
Keselamatan penumpang harus mendapat perhatian penting
mulai saat check in sampai memasuki pesawat udara, turun
pesawat udara sampai baggage claim.
2. Insiden/eksiden terhadap petugas ramp
Keselamatan petugas amat penting, baik dalam suasana bekerja
atau ketika tidak bekerja
3. Insiden/eksiden terhadap pesawat udara
Betapapun kecil kerusakan yang terjadi pada pesawat udara da-
pat mempengaruhi keselamatan penerbangan, penumpang dan
awak pesawat udara. Oleh karena itu setiap kerusakan pesawat
udara harus dilaporkan
4. Insiden/eksiden terhadap peralatan
Kecelakaan ini paling banyak terjadi dan frekwensinya paling
tinggi, tetapi terkadang tidak dilaporkan. Padahal sangat penting
menyangkut aspek operasi maupun keamanan. Lebih lanjut lapo-
ran akan dievaluasi guna perbaikan di kemudian hari
3 Keburukan Yg Sering Dilakukan Manusia
1. Kebiasaan (Rutinitas)
Kebiasaan membuat pekerja menjadi acuh tak acuh, tidak hati-
hati, teledor/sembrono, walaupun sebelumnya tidak pernah
terjadi.

2. Kecerobohan (Tergesa-gesa)
Sangat penting untuk bekerja dengan tenang. Konsentrasi dan
kontrol selama bekerja dapat hilang akibat terburu-buru.
Ingat ! Bekerjalah dengan tenang

3. Orang Lain
Sangat penting untuk berhati-hati terhadap orang lain yang tidak
mematuhi peraturan keselamatan
Ingat ! Anda harus memperhatikan orang lain, karena siapa tahu
orang lain justru tidak memperhatikan Anda.
Alat Perlindungan Bekerja di Ramp
1. Pakaian Kerja
a. Jelas terlihat
b. Pemakaian dasi/syal/selendang dll. harus dihindarkan,
karena dapat tersangkut dalam putaran mesin peralatan.
c. Pemakaian overall clothes untuk mencegah baju menjadi
kotor

2. Sepatu Kerja
a. Untuk melindungi kaki dari kemungkinan terluka
b. Tidak boleh terbuat dari tapak besi

3. Pelindung Telinga (Ear Muff)


Harus digunakan ketika berada ditem
pat terbuka (ramp) karena suara mesin
pesawat udara. APU pesawat udara dan
air starter dapat menyebabkan kerusa-
kan pendengaran
4. Sarung Tangan
Harus digunakan pada waktu melaksanakan bongkar muat
bagasi/kargo dam pengoperasian peralatan

5. Alat Pengangkat
Sebagian besar kecelakaan pada personil disebabkan oleh
kurangnya perhatian pada waktu mengangkat benda-benda
berat dengan tidak digunakannya alat pengangkat (lifting)
Bahaya yang Bersumber dari Mesin Jet
(Jet Engine Hazard)

1. Jet Exhaust (Semburan Mesin Jet)


a. Semburan ini sama bahayanya dengan
Jet Intake
b. Jarak yang terlalu dekat dengan semburan mesin jet dapat
menjatuhkan orang dan merusak peralatan serta semburan
mesin jet memiliki suhu tinggi dan dapat menimbulkan luka
bakar

2. Jet Intake (Daya Hisap Mesin Jet)


a. Berbahaya bila orang berdiri terlalu dekat
b. Mampu menghisap FOD (serpihan, puing, kerikil, kertas,
plastik, dll.) sehingga menimbulkan kerusakan pada mesin
pesawat udara
3. Baling-baling pesawat udara dgn Helikopter

Petugas yang biasa melayani pesawat jet bisa terlupa


bahwa bahaya yang ada pada pesawat berbaling-baling
(propeller), adalah sama bahayanya pada saat melayani
pesawat jet
JET INTAKE & JET BLAST

Blast at
Aircraft Type Intake
Idle Thrust Roll of Thrust

B737 4 meter 30 meter 100 meter

A310 7.5 meter 75 meter 125 meter

DC10 7.5 meter 75 meter 125 meter

B747 7.5 meter 75 meter 185 meter


DRIVING ON THE RAMP

1. Kekurang hati-hatian berkendaraan di ramp akan mengakibatkan


insiden/eksiden baik terhadap orang lain, pesawat udara, pera-
latan maupun fasilitas bandara.

2. Bila terjadi kecelakaan maka tidak hanya membutuhkan biaya


besar untuk perbaikan, tetapi juga menyebabkan penundaan
penerbangan.

3. Bila kecelakaan menimpa petugasnya, maka dapat menimbulkan


korban jiwa maupun cacat seumur hidup
Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam berkendaraan di ramp
1. Kondisi rem dan roda kendaraan
2. Kerusakan pada psw udara walaupun ringan dpt menjadi fatal
3. Permukaan yg basah dan berminyak dapat beresiko kecelakaan
4. Kondisi cuaca (hujan, salju, kabut) mengurangi penglihatan
5. Berkendaraan mengelilingi psw udara mengikuti arah jarum jam
6. Kecepatan kendaraan harus sesuai dng ketentuan yg berlaku
Hal-hal yg tidak boleh dilakukan

1. Mengemudikan GSE jika tidak berwenang dan


terlatih.
2. Meninggalkan peralatan tanpa memperhatikan
apakah mesinnya dalam keadaan hidup
3. Menggunakan ramp equipment yang tidak sesuai
dengan kegunaannya.
4. Berkendaraan dibelakang pesawat pada saat
mesin pesawat dalam keadaan hidup.
5. Menyalakan api/merokok di ramp.
Hal-hal yg harus dilakukan

1. Harus mematuhi peraturan keselamatan di ramp


2. Harus mengerti daerah-daerah berbahaya
3. Harus mengetahui apa yang menyebabkan kecelakaan
4. Harus mengetahui prosedur emergency
• Harus mengetahui bagaimana meminta bantuan
• Harus mengetahui menggunakan peralatan pelindung
dalam pekerjaannya.
5. Harus memberikan prioritas jalan kepada pesawat udara
6. Harus mematuhi batas kecepatan kendaraan
• Harus memberi jalan kepada penumpang
• Harus mengetahui cara mendekati pesawat udara dari samping
• Harus mengetahui berjalan dekat baling-baling
• Harus mengetahui bagaimana cara mengangkat barang berat
Upaya meningkatkan kesadaran
akan keselamatan di ramp

1. Keselamatan harus menjadi bagian yang


integral (tak terpisahkan) dari setiap kegiatan
operasional di ramp.

2. Penyelenggara Bandar Udara, Perusahaan


Angkutan Udara, Ground Handling Agent
dan mitra kerja lainnya bekerja bersama-
sama meningkatkan kebijakan yang tepat
untuk melaksanakan pengawasan, dalam
rangka memastikan apakah setiap prosedur
dipatuhi dan area bekerja dalam kondisi
aman, serta mengembangkan sikap yg
benar bagi setiap petugas di ramp.

Anda mungkin juga menyukai