Anda di halaman 1dari 104

KINERJA PT.

PERTAMINA TRANS KONTINENTAL

CABANG BELAWAN DALAM PELAYANAN CLEARANCE IN

& OUT KAPAL TANKER

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat

Untuk memperoleh gelar Diploma IV (D.IV)

Program Studi Transportasi Laut

Oleh

NURHASANAH
NIT. 130403182034

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV TRANSPORTASI LAUT


POLITEKNIK PELAYARAN SUMATERA BARAT
2022
MOTTO

1. hiasilah hidupmu dengan sabar dan sholat

2. tak ada kata menyerah untuk meraih impian

3. tiada kesuksesan yang dapat diraih tanpa adanya usaha, kerja keras dan doa

4. hidup adalah pilihan dan perjuangan dan pilihan itu ada ditangan kita

5. janganlah selalu membayangkan hasil yang besar, mulailah berusaha

walaupun hasil kecil. Walaupun sedikit asal nyata hasilnya.

6. Jangan mudah menyerah dalam menghadapi masalah karena masalah datang

untuk diselesaikan bukan untuk dihindari.

ii
HALAMAN PERSEMBAHAN

Dalam halama persembahan ini penulis mempersembahkan skripsi yang telah

penulis susun kepada:

1. Kepada Allah SWT, terima kasih atas segala rahmat dan hidayah-Mu ,

laporan ini dapat terselesaikan dengan baik.

2. Ayahanda tercinta Zulbahri Gusti Alam Ayah aku terlahir dengan harapan

mencoba berjalan dan berlari meraih cita dengan mengukir tinta emas

mencapai sebuah perjuangan dan menuju mimpi tanpa batas, dengan segala

semangat dan doa aku ingin membuat ayah menangis bahagia karena aku

bisa menjadi apa yang ayah pinta, terima kasih ayah.

3. Ibunda tercinta Santy pesan yang selalu ku ingat dari ibu adalah, janganlah

mengakui bahwa diri kita tidaklah sempurna. Ketidaksempurnaan inilah

yang merupakan benang rapuh untuk menjadikan kita lebih baik, selalu

berusaha dan berdoa terimakasih ibuku.

4. Teruntuk Abangku, Kakakku, Adikku Tercinta yang telah banyak

memberikan dukungan dan motivasi dari segi apapun itu.

5. Teruntuk Abang yang selalu support memberikan semangat selalu nganterin

pesiar jemput pesiar dikala sibuk paling mengerti terimakasih Abang

6. Terakhir teruntuk lettingku sudah lebih dri 3 tahun berjuang sama-sama dan

berakhir diwisuda sama-sama juga.

iii
ABSTRAK

Nurhasanah, 2022 NIT. 130403182034, Kinerja PT. Pertamina Trans


Kontinental Cabang Belawan Dalam Pelayanan Clearence In & Out Kapal
Tanker. Program Studi Transportasi Laut, Program Diploma IV Politeknik
Pelayaran Sumatera Barat. Pembimbing I Capt. Faisal Saransi M.T dan
Pembimbing II Nelfi Erlinda M.pd.

Fenomena dan kondisi yang akan dianalisis lebih lanjut di dalam


penelitian ini yaitu kinerja PT. Pertamina Trans Kontinental Region I
Cabang Medan-Belawan yang mengalami variasi kinerja seperti yang terlihat
dari data rata-rata kinerja kinerja PT. Pertamina Region I Cabang Medan-
Belawan.

Hal ini diduga terjadi karena adanya masalah sering terjadinya matinya
surat atau sertifikat kapal yang membuat proses clearence in & out kapal yang
lambat yang timbul pada PT. Pertamina Trans Kontinental Region I Cabang
Medan-Belawan. Mengacu kepada permasalahan tersebut, maka fokus dalam
penelitian ini yaitu mengenai kinerja Pegawai PT. Pertamina Trans
Kontinental.

Populasi yang dipilih pada penelitian ini adalah seluruh karyawan PT.
Pertamina Trans Kontinental Region I Cabang Medan-Belawan. Banyak
kegiatan di keagenan PTK dan tidak selalu berjalan dengan lancar. Dengan
adanya tenaga kerja atau kinerja pegawai Pertamina Trans Kontinental
mampu memaksimalkan operasional keagenan kapal. adapun tujuan dalam
penulisan skripsi ini adalah untuk mencari solusi terhadap kinerja pegawai
terhadap pelayanan clearence in & out kapal. dalam penelitian ini pendekatan
penelitian yang digunakan adalah kualitatif, yaitu data yang dikumpulkan
dalam bentuk kata-kata, gambar, bukan angka-angka. Yaitu pencarian fakta
dengan mengamati suatu penelitian serta proses-proses yang sedang
berlangsung dan pengaruh dari suatu fenomena.

Kata Kunci: Kinerja, Pelayanan Kapal,

iv
ABSTRACK

Nurhasanah, 2022 NIT. 130403182034, Performance of PT. Pertamina


Trans Kontinental Belawan Branch in Tanker Ship Clearence In & Out
Services. Sea Transportation Study Program, West Sumatra Shipping
Polytechnic Diploma IV Program. Advisor I Capt. Faisal Saransi M.T and
Advisor II Nelfi Erlinda M.pd.

The phenomena and conditions that will be analyzed further in this


study are the performance of PT. Pertamina Trans Kontinental Region I
Medan-Belawan Branch which experienced variations in performance as
seen from the average performance data of PT. Pertamina Region I Medan-
Belawan Branch.
This is thought to have occurred because of the problem of frequent
death of ship's letters or certificates which made the ship clearence in & out
process slow that occurred at PT. Pertamina Trans Continental Region I
Medan-Belawan Branch. Referring to these problems, the focus in this study
is on the performance of employees of PT. Pertamina Trans Continental.
The population selected in this study were all employees of PT.
Pertamina Trans Continental Region I Medan-Belawan Branch. Many
activities at the PTK agency do not always run smoothly. With the presence of
workforce or employee performance, Pertamina Trans Kontinental is able to
maximize ship agency operations. as for the purpose of writing this thesis is
to find a solution to the performance of employees on clearence services in &
out of the ship. In this study, the research approach used is qualitative,
namely data collected in the form of words, pictures, not numbers. That is
fact finding by observing a research and ongoing processes and the influence
of a phenomenon.
Keywords: Performance, Ship Service,

v
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran ALLAH SWT, karen

berkat rahmat dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

kinerja PT.Pertamina Trans Kontinental Cabang Medan-Belawan Dalam

Pelayanan Clearence In&Out Kapal Tanker. Penulis menyadari bahwa dalam

penulisan skripsi ini tidak lepas darikesalahan dan jauh dari kata sempurna. Untuk

itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga

dapat berguna baik bagi penulis sendiri maupun pembaca pada umumnya. Dalam

menyelesaikan skripsi ini, penulis telah banyak mendapat bantuan serta dukungan,

baik secara moril maupun material. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis

menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Capt. Wisnu Risianto, M.M,. selaku Direktur Politeknik Pelayaran

Sumatera Barat yang telah memberikan fasilitas dari segi manapun kepada

kami untuk menyelesaiakan studi kami.

2. Bapak Adhi Pratistha Silen, S.ST., M.M sebagai Ketua Program Studi

Transportasi Laut yang telah banyak memberikan motivasi dan mendorong

studi ini selama menempuh studi di Politeknik Pelayaran Sumatera Barat.

3. Capt.Faisal Saransi M.T selaku pembimbing 1 yang telah membimbing

serta meluangkan waktu untuk mengarahkan membuat skripsi ini sampai

dengan selesai.

4. Ibu Nelfi Erlinda M.pd. selaku pembimbing ke 2 yang telah membimbing

dan mengarahkan penulis selama melakukan bimbingan skripsi sampai

dengan selesai.

vi
5. Bapak Adhi Pratistha Silen, S.ST., M.M selaku Penguji 1 dan ibu Melda

Yanti, S.Pd,M.Si selaku Penguji 2 yang telah meluangkan waktunya untuk

menguji dan mengarahkan peneliti dalam menyelesaikan penulisan skripsi.

6. Bapak/ ibu Dosen dan Pengasuh serta Civitas Akademika Politeknik

Pelayaran Sumatera Barat yang selama 4 tahun ini sudah mendampingi

penulis sebagai Taruna/i.

7. Manager PT. Pertamina Trans Kontinental Cabang Medan-Belawan

beserta jajarannya yang telah mengizinkan penulis untuk melaksanakan

praktek darat di kantor.

8. Pegawai atau karyawan PT. Pertamina Trans Kontinental Cabang Medan-

Belawan yang telah memberikan ilmunya kepada penulis sehingga penulis

mendapatkan ilmu dan informasi yang bijak dalam masa praktek.

9. Orang tua dan keluarga yang sudah memberikan doa, dukungan yang

bagus untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi.

10. Lettingku Jurusan Transportasi Laut sama-sama berjuang dan tetap

semangat menjalankan skripsi ini sampai selesai.

Demikian penulis sampaikan bila ada kekurangan mohon dimaafkan dan

mohon jika ada saran masuukkan ke penulis agar ada perbaikan.

Padang pariaman, Agustus 2022

NURHASANAH
NIT.130403182034

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..........................................................................................i
MOTTO DAN PERSEMBAHAN...................................................................ii
ABSTRAK........................................................................................................iii
ABSTRACK......................................................................................................iv
KATA PENGANTAR.......................................................................................v
DAFTAR ISI.....................................................................................................vi
DAFTAR TABEL...........................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ix
DAFTAR BAGAN...........................................................................................xi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................7
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................8
1.4 Kegunaan Penulisan...........................................................................8
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teoritis..................................................................................12
2.2 Pelayanan...............................................................................
........13
2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja..................................15
2.4 Pelayanan Trehadap Clearence In & Out Kapal ..............................18
2.5 Proses Penyandaran Kapal Atau Clearence In.................................20
2.6 Kapal Tanker................................................................................26
2.7 Pelayanan Clearence Kapal..........................................................29
2.8 Dokumen-Dokumen Clearence In Kapal.....................................31
2.9 Sertifikat Garis Muat kapal ( Load Line Certificate )......................32
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian.................................................................................34
3.2 Waktu Dan Tempat Penelitian...........................................................35
3.3 Sumber Data Penelitian....................................................................35
3.4 Teknik Pengumpulan Data...............................................................36
3.5 Pengujian Keabsahan Data...............................................................38
3.6 Teknik Analisis Data.........................................................................40
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian.................................................................................49
4.2 Temuan Penelitian............................................................................52
4.3 Pembahasan.......................................................................................62
4.4 Keterbatasan Penelitian.....................................................................70
BAB 5 PENUTUP
5.1 Simpulan............................................................................................63

viii
5.2 Saran.................................................................................................64
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................67
LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................................70

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Daftar Tingkat Kenaikan Kinerja di PT. Pertamina K...................57


Tabel 4.2 Daftar Nama Pemasaran BBM Di Setiap Region..........................60
Tabel 4.3 Daftar Nama-Nama Pegawai PT.Pertamina Trans K.....................61

x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Pengawasan Bongkar BBM di SBM (Single Bouy Mooring).....65
Gambar 4.2 Workshop Syahbandar Keluarkan Izin Olah Gerak.................66
Gambar 4.3 PT. Pertamina Trans Kontinental Tambah Armada ke-66.........66
Gambar 4.4 Tug Boat Transko Dara Upaya Mendorong Kinerja..................67

xi
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.2 Kerangka Pikir.............................................................................34


Bagan 4.2 Struktur Organisasi PT.Pertamina Trans Kontinental.................59

xii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

PT. PERTAMINA (Persero) dalam bidang usahanya selain melakukan

eksplorasi minyak bumi dari sektor hulu dan hilir, juga menggunakan sarana

angkutan laut guna mendistribusikan produk-produk bahan bakar minyak

yang sudah jadi maupun yang masih mentah. Sarana angkutan laut

merupakan bagian teknologi yang harus dimanfaatkan dalam rangka

melaksanakan pengangkutan yang aman, cepat, tertib, dan biaya yang

terjangkau. Di Indonesia dapat kita jumpai beberapa jenis pengangkutan yaitu

pengangkutan yang menggunakan jasa laut, udara, dan darat. Kapal sebagai

sarana angkutan laut yang dapat mengangkut barang dalam jumlah besar,

biaya murah, efisien dan memperlancar arus lalu lintas barang atau

penumpang. Ini semua harus dapat dicapai supaya keberadaan pengangkutan

melalui laut dengan kapal dapat memberi manfaat yang lebih besar. Berkaitan

dengan proses pendistribusian bahan bakar minyak yang meningkat di

Indonesia, PT. Pertamina (Persero) membuka pelabuhan khusus Marine

Region disetiap refinery dan depot yang ada di berbagai daerah. Marine

Region merupakan pelabuhan yang termasuk dalam terminal untuk

kepentingan sendiri (TUKS) yang digunakan kapal-kapal tanker untuk

menjalankan proses bongkar dan muat bahan bakar minyak.

1
2

Sehubungan dengan pelayanan kapal-kapal tanker khususnya di Region I

PT.Pertamina Trans Kontinental yang melayani semua keperluan kapal tanker

maupun crew kapal yang dibutuhkan di pelabuhan khusus tersebut. Kapal-

kapal tanker yang beroperasi didalam wilayah perairan maupun yang keluar

masuk negara indonesia untuk sarana dan prasarana pengangkutan serta

pengiriman minyak mentah (base oil) dan minyak olahan (oil product) tentu

ada pemiliknya, yaitu PT. Pertamina (Persero).

Semua kapal milik dan kapal charter PT. Pertamina (Persero) akan

dioperasikan oleh salah satu anak perusahaan PT. Pertamina (Persero) yaitu

PT. Pertamina Trans Kontinental. PT. Pertamina Trans Kontinental bertugas

untuk mengoperasikan semua kapal yang digunakan dalam pendistribusian

minyak mentah (base oil) dan minyak olahan (oil product) milik PT.

Pertamina (Persero). PT. Pertamina Trans Kontinental juga bertugas untuk

mengurus segala sesuatu tentang clearance dokumen, bunker, fresh water dll.

PT. Pertamina Trans Kontinental Cabang Medan-Belawan yang bertugas

sebagai agen mempunyai peranan penting karena agen mempunyai tugas

untuk mengurus segala keperluan atau kebutuhan kapal dari kapal masuk

sampai keluar pelabuhan.

Single Buoy Mooring adalah salah satu sistem yang dapat dipilih untuk

pengoperasian kapal tanker dalam proses loading – unloading di kilang

minyak. Posisi tersebut akan meminimalisir beban yang bekerja pada kapal.

Namun sistem ini tidak dapat menjaga kapal untuk tetap dalam posisi yang

diharapkan.
3

Berdasarkan hasil dari observasi peneliti menemukan masalah yang

terdapat di PT.Pertamina Trans Kontinental Cabang Medan-Belawan yaitu

pembuatan izin olah gerak yang akan di berikan kepada pihak syahbandar itu

sangat lama. Sehingga proses penyandaran kapal di tengah dan juga ikut

lambat dengan adanya permasalahan ini. Maka dari itu pihak syahbandar

mengadakan rapat-rapat atau workshop dengan adanya workshop ini guna

untuk menunjang agar tidak terjadinya keterlambatan ini. Masalah

selanjutnya yaitu adanya izin bongkar dari pihak beacukai terhadap proses

bongkar BBM di tengah. Jadi kinerja PT.Pertamina Trans Kontinental

Cabang Medan-Belawan ini yang masih kurang. Melihat dari peranan agen

yang sangat besar untuk kebutuhan masuk dan keluarnya kapal di pelabuhan,

maka penulis tertarik untuk mengetahui semua kegiatan keagenan PT.

Pertamina Trans Kontinental (PTK) di daerah Region 1 Medan-Belawan,

untuk itu penulis memilih judul : “KINERJA PT. PERTAMINA TRANS


KONTINENTAL CABANG BELAWAN DALAM PELAYANAN CLEARANCE IN

&OUT KAPAL TANKER”

Pegawai merupakan aset utama yang ada dalam sebuah organisasi yang

mempunyai peran strategis didalam suatu organisasi yakni sebagai perencana,

pemikir, dan juga sebagai pengendali kegiatan organisasi. Kinerja yang

dimiliki oleh seorang pegawai diperoleh melalui usaha dan kerja keras serta

melalui proses yang panjang, untuk itu setiap pegawai dituntut memiliki

kinerja yang baik dalam melaksanakan tugasnya. Seperti yang tertuang dalam

UndangUndang Nomor 43 tahun 1999 Pasal 3 ayat 1 tentang Pokok-pokok


4

kepegawaian (2017), yaitu: Pegawai negeri berkedudukan sebagai unsur

aparatur negara yang bertugas untuk memberikan pelayanan kepada

masyarakat secara jujur, adil, profesional, dan merata dalam penyelenggaraan

sebuah tugas negara, pemerintah, dan pembangunan. Kinerja pegawai sangat

berperan dalam kemajuan tersebut. Karena pada dasarnya organisasi

dijalankan oleh manusia, maka kinerja sesungguhnya adalah perilaku manusia

dalam menjalankan peranannya dalam suatu organisasi.

Moeheriono(2012:95), kinerja atau performance merupakan sebuah

penggambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program

kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan misi

organisasi yang dituangkan dalam suatu perencanaan strategis suatu

organisasi. Hal ini dalam suatu organisasi, baik pemerintah maupun sektor

swasta akan selalu memerhatikan pentingnya kinerja dan pelayanan yang

baik, salah satu BUMN dalam hal ini adalah PT. Pertamina Trans Kontinental

Region 1 cabang Medan-Belawan yang sangat besar dalam kegiatan

pelayaran. Hal ini merupakan karakteristik alam indonesia yang belum tentu

semua negara memilikinya. Pertumbuhan penduduk yang semakin pesat,

perkembangan sistem perdagangan dan industri seiring dengan majunya era

pasar bebas di ASEAN dimana semuanya membutuhkan sarana pengangkutan

laut, karena kapal tanker dapat mengangkut bahan bakar minyak dan gas

dalam jumlah yang banyak dan relatif murah. Semakin maju dan

berkembangnya dunia usaha saat ini, perusahaan pelayaran di tuntut

memperluasnya usahanya. Salah satu cara yaitu dengan membuka perusahaan


5

keagenan kapal tanker di pelabuhan-pelabuhan. Dalam upaya itu, PT.

Pertamina Trans Kontinental Cabang Medan-Belawan berusaha

meningkatkan usaha dalam bidang pelayaran dan melayani pengguna jasa

pelayaran mempunyai peranan yang sangat penting karena hampir sebagian

besar kegiatan ekspor dan impor menggunakan jasa perusahaan pelayaran

yang mengoperasikan kapal laut. Kegiatan timbul karena adanya kebutuhan

untuk mengangkut barang dagangan yang dihasilkan dari suatu negara untuk

diangkut ke negara lain. Semakin meningkatnya arus barang yang masuk

maupun yang keluar melalui suatu pelabuhan maka semakin meningkat pula

kegiatan operasional dalam pelabuhan tersebut. Suatu perusahaan pelayaran

akan membuka cabang ataupun memilih agent dipelabuhan dimana kapalnya

akan singgah. Hal ini dilakukan untuk mempermudah atau memperlancar

pelayaran kapal itu baik merupakan kapal pemilik, kapal keagenan maupun

kapal charter yang akan singgah disuatu pelabuhan guna memuat ataupun

bongkar. Bidang usaha pelayaran meliputi kegiatan dengan menggunakan

kapal laut dari suatu pelabuhan untuk mengangkut penumpang barang atau

hewan menuju pelabuhan yang lain. Kegiatan ini, menyebabkan perputaran

dokumen serta arus perputaran barang atau flow of goods. Pemerintah

memberi peluang bagi investor asing untuk menanam modal di indonesia,

situasi ini menuntut perusahaan PT. Pertamina Trans Kontinental Region 1

meningkatkan pelayanan secara profesional agar dapat bersaing secara sehat

dalam kaca nasional maupun Internasional. PT.Pertamina Trans Kontinetal

juga mempunyai peranan yang sangat penting dalam kegiatan pelayaran yang
6

akan mempengaruhi pada kelancaran perdagangan dan perekonomian dunia.

Hal ini disebabkan karena agent bertanggung jawab mengurusi segala sesuatu

mengenai kebutuhan atau keperluan kapal selama dipelabuhan. melihat dari

peranan PT. Pertamina Trans Kontinetal Region I yang sangat besar dalam

kegiatan pelayaran. Kapal mempunyai beberapa keuntungan dibanding

dengan sarana transportasi lainnya karena memiliki daya angkut yang lebih

banyak dengan biaya yang relatif lebih murah serta resiko yang lebih kecil.

Setiap pelayanan kedatangan kapal dan keberangkatan kapal yang dilakukan

pihak agent pelayaran pasti ada suatu kendala yang mengganggu kelancaran

kegiatan. Seperti kendala pada dokumen kapal, instansi-instansi yang terkait

jelas bahwa akibat terjadinya hambatan-hambatan akan mengakibatkan

kurang lancarnya pelayanan kedatangan kapal dan keberangkatan kapal,

hambatan yang sering ditemui adalah sebagai berikut :

1.1.1 Matinya masa berlaku Sertifikat kapal

1.1.2 Sering terjadinya salah komunikasi antara owner dan agent pelayaran

1.1.3 Terjadinya sistem eror dari pihak instansi beacukai sehingga proses

pengecekan dokumen PEB yang lama (Pemberitahuan Bongkar Muat

Barang).

Dalam proses penyelesaian dokumen kedatangan kapal dan

kebrangkatan kapal jika dari awal sudah ada hambatan, akan berpengaruh

juga kepada biaya yang akan timbul selama kapal tambat atau labuh. Dalam

hal ini PT. Pertamina Trans Kontinental Region 1 Cabang Medan-Belawan

bertindak sebagai agent yang mengurus dan melayani kedatangan kapal dan
7

keberangkatan kapal clearance in dan clearance out kapal di pelabuhan

khusus PT.Pertamina (persero) Region 1 Cabang Medan-Belawan mengurus

kebutuhan kapal dalam proses penyadaran atau kedatangan kapal dan

keberangakatan kapal selama di pelabuhan dan menghitung Statment Of

Dirbusment selama di pelabuhan dan keamanan kapal. Dari uraian di atas,

penulis membuat judul :

“Kinerja PT. Pertamina Trans Kontinental Dalam Pelayanan Clearence

In & Out Kapal Tanker di PT. Pertamina Trans Kontinental Sub

Cabang Medan-Belawan”

1.2 Rumusan Masalah

Untuk menghindari adanya kesalahan persepsi pada penulisan. Maka

penulis akan merumuskan permasalahan, mengenai kinerja pegawai di

Pelabuhan khusus PT. Petamina Trans Kontinental Region 1 Cabang Medan-

Belawan sebagai berikut :

1.2.1 Bagaimana tingkat kinerja PT.Pertamina Trans Kontinental terhadap

pelayanan kapal di SBM (Single Buoy Mooring) di PT.Pertamina Trans

Kontinental?

1.2.2 Apakah hubungan antara kinerja PT. Pertamina Trans Kontinental

dengan proses Clearence In & Clearence Out ?


8

1.3 Tujuan Penulisan

Pelaksanaan ini penulis ingin membandingkan dan mempraktekkan

antara teori-teori yang telah didapat dalam perkuliahan yang telah di pelajari

maupun di studi kepustakaan, serta studi dokumen dengan keadaan yang

dilaksanakan dalam praktek darat di lapangan oleh penulis di perusahaan PT.

Pertamina Trans Kontinental Region 1 Cabang Medan- Belawan tersebut,

sehingga penulisan ini mempunyai beberapa tujuan di antaranya yaitu:

1.3.1 Untuk mengetahui kinerja pegawai PT.Pertamina Trans Kontinental

dalam melayani proses bongkar muat kapal di SBM ( Single Buoy

Mooring) di pelabuhan khusus Region 1 PT. Pertamina (Persero)

Region 1 Medan-Belawan.

1.3.2 Untuk mengetahui hubungan kinerja PT. Pertamina Trans Kontinental

dengan proses bongkar muat kapal di dan seberapa bagus kinerja

pegawainya dalam melayani proses bongkar muat kapal.

1.4 Kegunaan Penulisan

Dalam penulisan ini mencoba untuk membandingkan antara pelajaran

yang di dapat selama proses perkuliahan. Baik teori maupun praktek dalam

keadaan yang sesungguhnya sehingga mempunyai kegunaan bagi penulis dan

pembaca. Adapun kegunaan penulisan pada umumnya dan pada khususnya

antara lain :

1.4.1 Perusahaan

1.4.1.1 Bagi perusahaan tulisan ini diharapkan dapat memberikan

masukan sebagai bahan kegiatan yang selama ini dilakukan


9

dalam rangka meningkatkan kinerja terhadap pelayanan

kedatangan kapal dan keberangkatan kapal.

1.4.1.2 Hasil penulisan diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu

pengetahuan khususnya yang berhubungan dengan kegiatan

kinerja terhadap pelayanan kedatangan kapal dan

keberangkatan kapal.

1.4.2 Poltekpel Sumbar

1.4.2.1 Untuk menjadi bekal dan sebagai tambahan pustaka bagi

instansi Poltekpel Sumbar diperpustakaanya sebelum memasuki

masa kerja setelah lulus dari instansi Poltekpel Sumbar.

1.4.2.2 Menambah khasanah kepustakaan bagi civitas akademika

Politeknik Pelayaran Sumatera Barat.

1.4.3 Penulis

1.4.3.1 Untuk menambah dan memperluas wawasan bagi penulis dan

pembaca tentang kinerja terhadap pelayanan kedatangan kapal

dan keberangkatan kapal di PT. Pertamina Trans Kontinental

Region 1 Cabang Medan-Belawan

1.4.3.2 Untuk mengetahui cara pengiriman barang melalui kendaraan

laut.

1.4.4 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan yang dituangkan dalam karya tulis ini


adalah:
10

BAB 1 : PENDAHULUAN
Pendahuluan bab ini di maksudkan sebagai langkah awal untuk

mengantarkan pengenalan kepada bab-bab berikutnya. Dalam bab ini

mencangkup empat bab terdiri dari latar belakang, rumusan masalah,

tujuan dan kegunaan penelitian serta sistematika penulisan.

BAB 2: TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan pustaka dalam bab ini dimuat kerangka atau landasan

teoritas yang akan digunakan oleh penulis sebagai bahan pijakan

untuk diuji dan dikembangkan dalam bab.

BAB 3 : METODE PENELITIAN

Metodologi penelitian bab ketiga ini bertujuan untuk memahami objek

yang menjadi sasaran penelitian dan mempermudah untuk mencari

jalan keluarnya.

BAB 4: HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dan pembahaasan dalam hal ini akan membahas mengenai hasil

penelitian yang dilakukan penulis berikut pembahasannya.

BAB 5 : PENUTUP

Penutup bab kelima ini berisi tentang kesimpulan dari penelitian yang

dilakukan oleh penulis serta saran-saran yang akan diberikan kepada

perusahaan yang diharapkan dapat berguna bagi siapa saja terutama

pihak-pihak yang terkait dengan kegiatan pelayanan kedatangan kapal

dan keberangkatan kapal di PT.Pertamina Trans Kontinental Region 1

Cabang Medan-Belawan.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teoritis

2.1.1 Kinerja

Kinerja adalah hasil dari suatu proses yang mengacu dan diukur

selama periode waktu tertentu berdasarkan ketentuan atau kesepakatan

yang telah ditetapkan sebelumnya. Menurut Sutrisno (2016:172)

“Kinerja adalah hasil kerja karyawan dilihat dari aspek kualitas,

kuantitas, waktu kerja, dan kerja sama untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan oleh organisasi.”

Menurut Mangkunegara (2017:67) “Kinerja adalah hasil kerja

secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam

melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan

kepadanya.”

Menurut Fahmi (2017:188) “Kinerja adalah hasil dari suatu

proses yang mengacu dan diukur selama periode waktu tertentu

berdasarkan ketentuan atau kesepakatan yang telah ditetapkan

sebelumnya.”

Menurut Torang (2014:74) “Kinerja adalah kuantitas atau kualitas

hasil kerja individu atau sekelompok di dalam organisasi dalam

melaksanakan tugas pokok dan fungsi yang berpedoman pada norma,

standard operasional prosedur, kriteria dan ukuran yang telah

ditetapkan atau yang berlaku dalam organisasi.

11
12

Dari teori-teori yang diketahui diatas maka peneliti mengambil

kesimpulan bahwa kinerja adalah suatu proses atau hasil kerja yang

dihasilkan oleh pegawai melalui beberapa individu dan organisasi aspek

yang harus dilalui serta memiliki tahapan-tahapan untuk mencapainya

dan bertujuan untuk meningkatkan kinerja pegawai itu sendiri. Maka

dari itu kinerja merupakan elemen yang penting dalam maju mundurnya

suatu organisasi, karena kinerja merupakan cerminan bagaimana suatu

organisasi itu berjalan ke arah yang benar atau hanya berjalan ditempat

saja.

2.2 Pelayanan

Menurut Suparlan (2018:46) Pelayanan ialah sebuah usaha

pemberian bantuan ataupun pertolongan pada orang lain, baik dengan

berupa materi atau juga non materi agar orang tersebut bisa mengatasi

masalahnya itu sendiri. Sedangkan Menurut Moenir (2015:47) Beliau

menjelaskan bahwa pelayanan ialah sebuah proses dari pemenuhan

kebutuhan melalui aktivitas orang lain secara langsung.

Menurut Levinson dalam Marwansyah (2012:229) “Kinerja adalah

pencapaian atau prestasi seseorang berkenaan dengan tugas-tugas yang

dibebankan kepadanya”. Sedangkan menurut Sudarmanto (2014:9)

“Kinerja adalah sesuatu yang secara aktual orang kerjakan dan dapat di

observasi. Dalam pengertian ini, kinerja mencakup tindakan-tindakan dan

perilaku yang relevan dengan tujuan organisasi.


13

Menurut Edison (2016:176) “Kinerja adalah hasil yang diperoleh oleh

suatu organisasi baik organisasi tersebut bersifat profit oriented dan non

oriented yang dihasilkan selama satu periode waktu”.

Menurut pendapat lain, Simamora (2015:339) “Kinerja mengacu pada

kadar pencapian tugas-tugas yang membentuk sebuah pekerjaan karyawan.

Kinerja merefleksikan seberapa baik karyawan memenuhi persyaratan

sebuah pekerjaan. Sering disalah tafsirkan sebagai upaya, yang

mencerminkan energi yang dikeluarkan, kinerja diukur dari segi hasil.

2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja

Menurut Prawirosento dalam Sutrisno (2016:9), faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja adalah dalam suatu organisasi memiliki standar

kerja yang berbeda tergantung dari kebijakan perusahaannya. Faktor-faktor

yang mempengaruhi kinerja dikembangkan beragam dengan sudut

pandang masing-masing. faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja adalah

sebagai berikut :

2.3.1 Efektivitas dan Efesiensi

Menurut Gibson (2015:45) Efektivitas adalah pencapaian sasaran

yang telah disepakati atas usaha bersama. “Efektivitas diartikan

sebagai kemampuan suatu unit untuk mencapai tujuan yang

diinginkan”. Efektivitas tidak dapat disamakan dengan efisiensi.

Karena keduanya memiliki arti yang berbeda, walaupun dalam

berbagai penggunaan kata efisiensi lekat dengan kata efektivitas.

Efisiensi mengandung pengertian perbandingan antara biaya dan


14

hasil, sedangkan efektivitas secara langsung dihubungkan dengan

pencapaian tujuan.

2.3.2 Tanggung Jawab

Menurut Burhanudin (2016:32) tanggung jawab adalah kesanggupan

untuk menetapkan sikap terhadap suatu perbuatan atau tugas yang

diemban dan kesanggupan untuk memikul resiko dari suatu

perbuatan yang dilakukan. Memiliki kemampuan bertindak

independen, mampu melihat perilaku dari segi konsekuensi atas

dasar sistem nilai.

2.3.3 Displin

Narwanti firstiastuti (2014:57) menyatakan tanggung jawab adalah

sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan

kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri,

masyarakat dan lingkungan.

2.3.4 Inisiatif

Menurut Suryana (2016:2) mengungkapkan bahwa Inisiatif

adalah kemampuan mengembangkan ide dan cara-cara baru dalam

memecahkan masalah dan menemukan ide dan cara-cara baru dalam

memecahkan masalah dan menemukan peluang.

Berikut penjelasan dari masing-masing komponen kinerja adalah sebagai

(Gibson 2015:77) berikut :

2.3.3.1 Efektivitas dan Efesiensi


15

Dalam hubungannya dengan kinerja organisasi, maka ukuran baik

buruknya kinerja diukur oleh efektivitas dan efesiensi. Dikatakan

efektif bila mencapai tujuan, dikatakan efesien bila hal itu

memuaskan sebagai pendorong mencapai tujuan, terlepas dari

apakah efektif atau tidak.

2.3.3.2 Otoritas dan Tanggung Jawab

Dalam organisasi yang baik wewenang dan tanggung jawab telah

didelegasikan dengan baik, tanpa adanya tugas. Masing-masing

karyawan yang ada dalam organisasi mengetahui apa yang menjadi

haknya dan tanggung jawab dalam rangka mencapai tujuan

organisasi. Kejelasan wewenang dan tanggung jawab setiap orang

dalam suatu organisasi akan mendukung kinerja karyawan tersebut.

2.3.3.3 Displin

Secara umum, displin menunjukkan suatu kondisi atau sikap

hormat pada diri karyawan terhadap peraturan dan ketetapan

perusahaan. Displin meliputi ketaatan dan hormat terhadap

perjanjian yang dibuat antara perusahaan dan pegawai.

2.4 Pelayanan Terhadap Clearence In & Out Kapal

PT Pertamina Trans Kontinental memiliki beberapa jenis pelayanan

usaha berupa pengoperasian Kapal, Charter & Broker, keagenan kapal.

administrasi pelabuhan dan lain sebagainya yang berhubungan dengan

pelayaran dalam bidang keagenan. PT Pertamina Trans Kontinental

memiliki lingkup bisnis dalam pengoperasian kapal milik dengan jenis-


16

jenis seperti: Anchor Handling Tug Supply, Multi Purpose Vessel, Tug

Boat, Straight Supply, Vessel Tug, & Barge. Kapal-kapal tersebut

digunakan untuk memenuhi kebutuhan penyewa seperti PT Pertamina

(Persero), Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dan perusahaan

pelayaran lainnya baik dalam negeri maupun luar negeri untuk mendukung

kegiatan offshore (pengeboran minyak lepas pantai) dan onshore

(pengeboran minyak darat).

Menurut Kotler (2018:464) Beliau menyebutkan bahwa pelayanan

service ialah sebagai suatu tindakan ataupun kinerja yang bisa diberikan

pada orang lain. Pelayanan atau juga lebih dikenal dengan service.

Di dalam bukunya yang bertajuk hubungan masyarakat membina

hubungan baik dengan publik (2018:138). Yang beranggapan bahwa

sebuah pelayanan ialah suatu proses keseluruhan sebuah pembentukan

citra dari perusahaan, baik dengan melalui media berita, membentuk

sebuah budaya perusahaan secara internal, ataupun melakukan sebuah

komunikasi mengenai pandangan perusahaan pada para pemimpin

pemerintahan seta publik yang lainnya yang berkepentingan.

2.5 Proses Penyandaran Kapal Atau Clearence In

Keagenan Secara umum keagenan adalah perusahaan pelayaran yang

ditunjuk oleh perusahaan pelayaran lain di Indonesia atau perusahaan

pelayaran asing diluar negeri selaku principal untuk mengurus segala

sesuatu yang berkaitan dengan kepentingan kapal principal tersebut kapal

milik, kapal charter yang dioperasikan principal. Jadi perusahaan


17

pelayaran dapat menunjuk agen dalam hal membutuhkan pelayanan

kapalnya, tetapi juga dapat ditunjuk sebagai agen dalam hal dibutuhkan

untuk melayani kapal perusahaan lain. (Engkos Kosasih dan Hananto

Soewedo,2017:203)

a. Fungsi Keagenan dalam penyandaran kapal tanker adalah sebagai

berikut :

2.5.1 Menyusun program operasional keagenan kapal tanker dalam

proses penyandaran kapal.

2.5.2 Memonitor pelaksanaan pelayanan penyandaran kapal tanker.

2.5.3 Mengadministrasikan kegiatan keagenan kapal tanker, baik yang

berkaitan dengan kegiatan fisik operasional maupun yang

menyangkut keuangan dalam penyandaran kapal tanker.

2.5.4 Memberikan data dan evaluasi terhadap perkembangan kegiatan

penyandaran kapal tanker sebagai masukan dalam menentukan

kebijakan sebagaimana mestinya.

2.5.5 Mengupayakan kegiatan penyandaran kapal tanker sedemikian

rupa sehingga dapat memberikan stimulan terhadap kegiatan-

kegiatan pokok perusahaan.(Engkos kosasih dan Hananto

soewedo,2016:204)

2.6 Kapal Tanker

Menurut Sony dalam “Tanker Ship” (2012: 45) kapal tanker merupakan

alat transportasi yang dispesifikasikan untuk mengangkut muatan minyak,

tidak hanya dari tempat pengeboran menuju darat, namun tanker juga


18

digunakan untuk sarana angkut perdagangan minyak antar pelabuhan atau

antar negara.

Kapal tanker adalah kapal yang dirancang untuk mengangkut minyak

atau produk turunannya. Jenis utama kapal tanker termasuk tanker minyak,

tanker kimia, dan pengangkut. Kapal tanker merupakan alat transportasi yang

dispesifikasikan untuk mengangkut muatan minyak, tidak hanya dari tempat

pengeboran minyak menuju darat, namun tanker juga digunakan untuk sarana

angkut perdagangan minyak antar pelabuhan atau antar negara. Kapal tanker

memiliki karakteristik khusus yang berbeda dengan kapal lainnya.

Kecenderungan dari kapal tanker adalah :

2.6.1 Ukuran besar, khususnya untuk daerah pelayaran antar

2.6.2 Negara memiliki coeffisien block yang besar

2.6.3 memiliki daerah paralell middle body yang panjang, hingga lebih dari

panjang kapal keseluruhan

2.6.4 lokasi kamar mesin umumnya di belakang, adapun alasan pemilihan

kamar mesin di belakang kapal adalah ruang muat kapal tanker

memerlukan kapasitas yang lebih besar safety (keselamatan), yaitu

untuk menghindari adanya kebakaran.

Keagenan secara umum keagenan adalah perusahaan pelayaran yang

ditunjuk oleh perusahaan pelayaran lain. Di indonesia atau perusahaan

pelayaran asing diluar negeri (selaku principal) untuk mengurus segala

sesuatu yang berkaitan dengan kepentingan kapal principal tersebut (kapal

milik, kapal charter yang dioperasikan principal). Jadi perusahaan pelayaran


19

dapat menunjuk agen dalam hal membutuhkan pelayanan kapalnya, tetapi

juga dapat ditunjuk sebagai agen dalam hal dibutuhkan untuk melayani kapal

perusahaan lain. Engkos Kosasih dan Hananto Soewedo (2016:67), Fungsi

Keagenan dalam penyandaran kapal tanker adalah sebagai berikut :

2.6.6.1 Menyusun program operasional keagenan kapal tanker dalam proses

penyandaran kapal.

2.6.6.2 Memonitor pelaksanaan pelayanan penyandaran kapal tanker.

2.6.6.3 Mengadministrasikan kegiatan keagenan kapal tanker, baik yang

berkaitan dengan kegiatan fisik operasional maupun yang menyangkut

keuangan dalam penyandaran kapal tanker.

2.6.6.4 Memberikan data dan evaluasi terhadap perkembangan kegiatan

penyandaran kapal tanker sebagai masukan dalam menentukan

kebijakan sebagaimana mestinya.

2.6.6.5 Mengupayakan kegiatan penyandaran kapal tanker sedemikian rupa

sehingga dapat memberikan stimulan terhadap kegiatan-kegiatan

pokok perusahaan. Engkos kosasih dan Hananto soewedo (2016:78).

Menurut Peraturan Menteri Perhubungan No: KM. 21 Tahun 2007

tentang sistem dan prosedur pelayanan kapal, barang, dan penumpang. Pada

pelabuhan laut yang di selenggarakan oleh oleh unit pelaksana teknis (UPT )

kantor pelabuhan: Agen umum general agent adalah perusahan angkutan laut

nasional atau penyelenggara kegiatan angkutan laut khusus yang di tunjuk

oleh perusahaan angkutan laut asing di luar negeri untuk mengurus segala
20

sesuatu yang berkaitan dengan kepentingan kapalnya baik kapal milik,

kapal charter maupun kapal yang dioperasikannya.

a. General agent  (agen) umum adalah perusahaan pelayaran nasional yang

ditunjuk oleh perusaaan pelayaran asing untuk melayani kapal-kapal milik

perusahaan asing tersebut selama berlayar dan singgah di pelabuhan

indonesia. sebagai contoh : Maersk Line sebuah perusahaan pelayaran

Denmark, menunjuk Tri Elang Maritim sebagai general agent. Maka Tri

Elang Maritim memiliki tugas melayani kapal milik Maersk Line

selama berlayar dan singgah di pelabuhan-pelabuhan indonesia.

b. Sub-agen  adalah Perusahaan pelayaran  yang ditunjuk oleh general agent

untuk melayani kebutuhan tertentu kapal di pelabuhan tertentu. sub agen

ini sebenarnya berfungsi sebagai wakil atau agen dari general agent.

sebagai contoh,  Tri Elang Maritim yang telah di tunjuk menjadi general

agent oleh Maersk Line menunjuk perusahaan pelayaran nasional lain

misalnya, PT. Kanaka Dwimitra Manunggal sebagai sub agen untuk

melayani kapal milik Maersk Line yang singgah di pelabuhan bengkulu

karena di jakarta Lloyd tidak memiliki cabang di sana.

c. Cabang agen  adalah cabang dari general agent di pelabuhan tertentu di

dalam usaha pelayaran niaga dimana ada liner dan tramper pelayaran liner

akan menunjuk general atau booking agent, untuk mengurus muatan dan

kapalnya. Tramper akan menunjuk agen khusus (special agent) karena

hanya di pakai pada saatnya kapalnya di charter di suatu pelabuhan

dimana kapal melakukan bongkar atau muat. Dalam melakukan tugasnya


21

di pelabuhan, agen yang di tunjuk dinamakan Port Agent. Port Agent yang

di tunjuk di pelabuhan lainnya dapat menunjuk sub-agent untuk

mewakilinya. Port agent tetap bertanggung jawab terhadap principal nya.

Bilamana dalam sebuah charter party, salah satu pihak umpama

pencharter telah menunjuk agent untuk mewakili kepentingannya, maka

pemilik dapat menunjuk agent lain untuk mewakilinya yang dinamakan

protecting agent.

d. Husbandary Agent  adalah agent yang ditunjuk oleh principal untuk

mewakilinya diluar kepentingan bongkar atau muat umpama hanya

mengurus ABK kapal (Anak Buah Kapal), repair, supplier dll.

e. Boarding Agent  adalah petugas dari keagenan yang selalu berhubungan

dengan pihak kapal. Biasanya boarding agent yang pertama naik ke kapal

waktu kapal tiba dan terakhir meniggalkan kapal ketika kapal akan

berangkat.

2.7 Pelayanan Clearence Kapal

Sebelum kapal tiba di pelabuhan, agent menyiapkan dokumen-dokumen

sebagai berikut :

2.7.1 Permohonan kedatangan dari Agent

2.7.2 Permohonan Pengawasan barang berbahaya

2.7.3 Crew List dari kapal

2.7.4 Manifest dan B/L

2.7.5 Surat Keterangan Asal Barang

2.7.6 Fotocopy Surat Laut dan Surat Ukur Kapal


22

Setelah kapal tiba atau berlabuh agent mengambil dokumen dari kapal

untuk dilakukan memorandum. Dokumen - dokumen yang telah disiapkan

tersebut kemudian diajukan kepada KSOP (Kantor Syahbandar Otoritas

Pelabuhan) untuk diterbitkan izin kedatangan dan izin pengawasan kapal.

Lalu agent mengajukan permohonan olah gerak atau izin sandar ke KSOP

(Kantor Syahbandar Otoritas Pelabuhan) agar kapal dapat di sandarkan untuk

selanjutnya melaksanan kegiatan bongkar atau muat. Setelah proses bongkar

atau muat selesai pihak agent kemudian mengajukan izin berlayar ke KSOP

dan Kantor Kesehatan Pelabuhan (Quarantine atau Kespel) . Dokumen yang

disiapkan saat Clearance Out kapal antara lain :

2.7.6.1 Permohonan Surat Persetujuan Berlayar

2.7.6.2 Permohonan Clearance di Kantor Kesehatan Pelabuhan

2.7.6.3 Laporan Keberangkatan Kapal (LK2)

2.7.6.4 Laporan Kedatangan dan Keberangkatan Kapal (LK3)

2.7.6.5 Crew List

2.7.6.6 Master Sailing / Surat Pernyataan Nahkoda

2.7.6.7 Manifest

2.7.6.8 Bill Of Lading

Setelah semua izin dikeluarkan maka agent dapat memberangkatkan kapal

tersebut untuk melanjutkan perjalanan menuju pelabuhan singgah

selanjutnya.
23

2.8 Dokumen–Dokumen Clearence In Kapal

Dokumen adalah surat penting atau berharga yang sifatnya tertulis atau

tercetak yang berfungsi atau dapat dipakai sebagai bukti ataupun keterangan

yang menguatkan. (Samhis Setiawan 2012:46). Oleh karena itu suatu kapal

atau armada untuk melaksanakan suatu pelayaran yang lancar serta aman

maka semua syarat-syarat kapal yang ditentukan harus dimiliki, karena setiap

Pelabuhan yang disinggahi, dokumen kapal tersebut akan diperiksa oleh

instansi terkait.

Dokumen kapal adalah dokumen yang harus dimiliki dan harus berada di

atas kapal. Dokumen - dokumen tersebut menyatakan kesempurnaan kapal

dalam berbagai fungsi atau bidang-bidang tertentu. Di perusahaan PT.

Pertamina Trans Kontinental Region 1 Cabang Medan-Belawan yang

mengageni kapal-kapal tanker tug boat dan tongkang setidaknya ada banyak

jenis sertifikat yang harus ada setiap pengecekan dari pihak syahbandar

dokumen - dokumen tersebut antara lain :

2.8.1 Surat Ukur kapal atau Certificate of Tonnage

Surat ukur kapal atau Certificate of Tonnage and Measurement adalah

suatu Sertifikat kapal yang diberikan setelah diadakan pengukuran

terhadap kapal oleh juru ukur dan instansi pemerintah yang berwenang,

yang merupakan sertifikat pengesahan dan ukuran-ukuran dan tonase

kapal menurut ketentuan yang berlaku. Pasal 347-352 KUHD serta

pasal 45 UU. 21, Th. 1992 mengatur tentang Surat Ukur. Setelah

diadakan pengukuran kepada kapal diberikan Surat Ukur kapal. isi dari
24

sebuah surat ukur kapal. Isi dari sebuah surat ukur kapal itu antara lain,

nama kapal, tanda selar nomor register resmi kapal, tempat asal kapal,

jumlah deck, jumlah tiang, dasar berganda, tangki ballast kapal dan

ukuran Tonnage. Surat ukur kapal tidak berlaku lagi atau tidak

mempunyai masa berlaku lagi apabila kapal tidak berganti nama, tidak

berubah konstruksi, tidak tenggelam, tidak terbakar, musnah dan

sejenisnya. Juru ukur dari instansi pemerintah yang berwenang,

biasanya dari pegawai di lingkungan direktorat jendral perhubungan

laut, dan hanya kapal-kapal yang besarnya 20 m keatas yang wajib

memperoleh surat ukur.

2.8.2 Surat Tanda Pendaftaran Kapal

Surat tanda pendaftaran kapal adalah suatu dokumen yang menyatakan

bahwa kapal telah dicatat dalam register kapal-kapal, yaitu setelah

memperoleh surat ukur, dimana tujuan dari pendaftaran kapal ini adalah

untuk memperoleh bukti kebangsaan kapal. Pasal 314 KUHD dan pasal

46 UU.21 Th. 1992 mengatur tentang pendaftaran kapal. Oleh pejabat

kesyahbandaran yang membuat akta atau surat tanda pendaftaran kapal

dikeluarkan sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang

berlaku. Prosedur pendaftaran sebuah kapal untuk memperoleh surat

tanda pendaftaran kapal ditujukan kepada pejabat kesyahbandaran

dengan dilampiri akte penjualan (Bill Of Sale), perjanjian jual-beli,

surat pernyataan kebangsaan, anggaran dasar (AD) perusahaan, salinan

surat ukur, sertifikasi pelepasan dari negara sebelumnya, Surat izin


25

pembelian, surat kuasa jika pengurusannya dikuasakan kepada orang

lain. Maksud dan tujuan pendaftaran kapal ialah untuk mendapatkan

tanda kebangsaan dan surat laut atau surat pas kapal. Kapal yang belum

didaftarkan dalam register kapal tidak mungkin mendapat suatu

kebangsaan.

Manfaat dan dari bukti kebangsaan kapal surat laut atau pas kapal

adalah :

2.8.2.1 Sebagai kekuatan hukum didalam negara indonesia, artinya

Bahwa kapal sudah didaftarkan dalam register kapal

2.8.2.2 Bahwa kapal itu bukan kapal asing, melainkan kapal indonesia

yang tunduk pada hukum negara Indonesia

2.8.2.3 Sebagai kekuatan hukum diluar negara indonesia, meliputi :

Bahwa pada saat kapal berada di wilayah territorial negara

lain, diatas kapal itu tetap merupakan wilayah kedaulatan

negara republik indonesia. Jadi dapat disimpulkan bahwa kapal

diberi surat ukur setelah diadakan pengukuran oleh juru ukur,

kemudian kapal didaftarkan untuk memperoleh tanda

pendaftaran kapal. Setelah itu diberikan bukti kebangsaan

berupa :

a. Surat Laut : diberikan kepada kapal yang besarnya 500 m

atau lebih (isi kotor) yang bukan kapal nelayan atau kapal

persiar.
26

b. Pas Kapal : diberikan kepada kapal yang besarnya 20 m

atau lebih (isi kotor) tetapi kurang dari 500 m yang bukan

kapal nelayan atau kapal pesiar, dengan nama pas tahunan.

c. Pas Kecil (Pas Biru) : diberikan kepada kapal-kapal yang isi

kotornya kurang dari 20 m atau kapal nelayan dan kapal

pesiar.

2.9 Sertifikat Garis Muat kapal ( Load Line Certificate )

Peraturan Mentri Perhubungan Republik Indonesia No.PM 39 Tahun

2016 Sertifikat garis muat kapal atau Load Line Certificate dalah suatu

sertifikat yang diterbitkan oleh pemerintah negara kebangsaan kapal,

berdasarkan perjanjian internasional (monvensi) tentang garis muat dan

lambung timbul (free board) yang memberikan pembatasan garis muat

untuk tiap-tiap musim atau daerah atau jenis perairan dimana kapal berlayar.

2.10 Sertifikat Klasifikasi Lambung

Menurut Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 61 Tahun 2014

pengertian Biro Klasifikasi Indonesia adalah lembaga klasifikasi kapal yang

melakukan pengaturan kekuatan konstruksi dan permesinan kapal, jaminan

mutu 10 material marine, pengawasan pembangunan, pemeliharaan, dan

perombakan kapal sesuai dengan peraturan klasifikasi.

Sedangkan menurut Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 61

Tahun 2014 pengertian kapal adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis

tertentu, yang digerakan dengan tenaga angin, tenaga mekanik, energi

lainnya, ditarik atau ditunda, termasuk kendaraan yang berdaya dukung


27

dinamis, kendaraan di bawah permukaan air, serta alat apung dan bangunan

terapung yang tidak berpindahpindah.

Sertifikat klasifikasi lambung yaitu sertifikat yang menerangkan dimana

kapal didaftarkan dan dibuat dari bahan apa kapal bersangkutan tersebut.

2.10.1 Sertifikat Klasifikasi Mesin

Sertifikat klasifikasi yang menerangkan jenis mesin, merek dan

kekuatan atau kecepatan mesin yang digunakan oleh kapal yang

bersangkutan.

2.10.2 Sertifikat Keselamatan

Sertifikat keselamatan adalah sertifikat yang dikeluarkan oleh

direktorat jenderal perhubungan laut untuk kapal yang telah

memenuhi persyaratan material, konstruksi, bangunan, permesinan

dan perlistrikan, stabilitas, tata susunan serta perlengkapan termasuk

radio dan elektronika kapal berdasarkan hasil pengujian dan

pemeriksaan. Adapun sertifikat keselamatan terdiri dari :

a. Sertifikat Keselamatan Konstruksi

b. Sertifikat Keselamatan Perlengkapan

c. Sertifikat Keselamatan Radio

2.11 Sertifikat Liferaft, Fire Extinguisher, dan Lifeboat

Menurut Suma’mur (2018:104) alat-alat penolong merupakan

rangkaian alat untuk menciptakan susana kerja yang aman dan tentram

bagi karyawan yang bekerja di perusahaan yang bersangkutan. Macam –

macam alat penolong ( life saving appliance )


28

Merupakan alat keselamatan yang harus ada di dalam, tidak hanya ada

tetapi kondisinya harus siap pakai. Alat keselamatan pada umumnya, harus

dilakukan service berkala.

2.11.1 Sertifikat Kesehatan

Merupakan sertifikat yang diterbitkan oleh kantor kesehatan

pelabuhan yang terdiri dari sertifikat sanitasi kapal, buku kesehatan

kapal, sertifikat P3K, dan sertifikat air.

2.11.2 Sertifikat Minimum Awak Kapal

adalah sertifikat yang dikeluarkan oleh direktorat jenderal

perhubungan laut untuk awak kapal yang memenuhi persyaratan

kualifikasi dan kompetensi sesuai dengan ketentuan nasional dan

internasional yang menerangkan jumlah awak kapal yang

diwajibkan dan sertifikat keahlian.

2.11.3 Sertifikat Nasional Pencegahan Pencemaran

adalah sertifikat yang dikeluarkan direktorat jenderal perhubungan

laut sebagai tanda bahwa kapal telah memenuhi syarat dan sebagai

upaya pencegahan pencemaran di kapal.

2.12 Dokumen–Dokumen Clearence Out Kapal

Clearence Out adalah proses perizinan kapal yang dilakukan oleh

keagenan perusahaan pelayaran pada setiap instansi pelabuhan dimana

kapal tersebut sudah melakukan kegiatan bongkar atau muat dan kegiatan

lainnya yang selanjutnya akan meninggalkan pelabuhan menuju

kepelabuhan tujuan berikutnya.


29

Clearance Out kapal merupakan kegiatan berlayarnya sebuah kapal Port

Clearance atau surat persetujuan berlayar. Menurut Peraturan Menteri

Perhubungan Nomor PM 82 Tahun 2014 surat persetujuan berlayar adalah

dokumen negara yang dikeluarkan oleh syahbandar kepada setiap kapal

yang akan berlayar. Setiap kapal yang hendak berlayar harus memiliki

surat persetujuan berlayar yang diterbitkan oleh syahbandar atau

Syahbandar di pelabuhan perikanan kecuali kapal perang atau kapal

Negara atau kapal pemerintah sepanjang tidak dipergunakan untuk

kegiatan niaga. Syahbandar yang dapat menerbitkan surat persetujuan

berlayar meliputi kepala kantor kesyahbandaran utama, kepala kantor

pelabuhan Medan-Belawan, kepala kantor kesyahbandaran dan otoritas

pelabuhan, dan kepala kantor unit penyelenggara pelabuhan.

Syahbandar di pelabuhan perikanan adalah pejabat atau petugas yang

berwenang menangani kesyahbandaran di pelabuhan perikanan. Surat

persetujuan berlayar yang diterbitkan syahbandar hanya berlaku selama

1x24 jam dan untuk sekali pelayaran. permohonan surat persetujuan

berlayar diajukan oleh pemilik atau operator kapal secara tertulis kepada

syahbandar (kop surat perusahaan). Permohonan tersebut dilengkapi

dengan surat pernyataan nahkoda (Master Sailing Declaration) dan bukti-

bukti pemenuhan kewajiban kapal lainnya sesuai dengan tujuan kapal

tersebut berlayar. Dokumen yang diperlukan saat melakukan Clearance

dalam rangka memenuhi prosedur serta ketentuan peraturan perundang-


30

undangan nasional maupun konvensi internasional, nahkoda kapal wajib di

atas kapalnya menyimpan dokumen-dokumen.

Menurut Sukrisno, Chehtiar Denis Piaratama (2019:79)

mendefinisikan Dokumen kapal (ship’s documents) adalah dokumen-

dokumen yang harus dimiliki oleh dan harus berada di atas kapal,

dokumen-dokumen mana menyatakan kesempurnaan kapal dalam

berbagai fungsi terdiri dari:

2.12.1 Certificate Of Registry

2.12.2 International Tonnage Certificate

2.12.3 Cargo Ship’s Safety Construction

2.12.4 Cargo ship’s Safety Equipment

2.12.5 Cargo Ship’s Safety Radio

2.12.6 Safe Manning Certificate

2.12.7 Hull Classification Certificate

2.12.8 Machinery Classification Certificate

2.12.9 Load Line Certificate

Dan juga ada yang lainya:

a. International Oil Pollution Prevention Certificate (IOPP)

b. Certificate Of Non Oil Pollution Prevention (NOPP)

c. Ship Sanitation Control Exemption Certificate

d. Oil Record book

e. Crew List Pasport

f. Safety Management Certificate (ISM Code)


31

g. Document Of Compliance

h. International Ships Security Certificate (ISPS Code)

i. Ship Security Officer Certificate

j. Continous Sypnopsis Record

k. Health Certificate

l. Last Port State Control.

2.13 Instansi Dan Pihak Yang Terkait Dalam Kegiatan Pelayanan Kapal

Dikutip dari Peraturan Menteri Perhubungan No.PM 51 tahun 2015

tentang organisasi dan tata kerja kantor unit penyelenggaraan peraturan.

Mengenai kegiatan Clearance seorang agent berhadapan dengan beberapa

instansi diantaranya:

2.13.1 Kepala Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP)

instansi pemerintahan yang mengatur kegiatan pelabuhan di

lingkungan departemen perhubungan. Bertugas melakukan koordinasi

dengan instansi pemerintah lain untuk kelancaran di pelabuhan yang

diusahakan oleh badan usaha pelabuhan.

2.13.2 Pelabuhan Indonesia (PELINDO)

Merupakan instansi dibawah pengawasan menteri perhubungan untuk

memberikan petunjuk operasional secara terperinci kepada pimpinan

perusahaan untuk menjalankan pelabuhan dengan baik.

2.13.3 Bea dan Cukai


32

Merupakan instansi pemerintah yang melayani dibidang kepabeanan

dan cukai di dalam kegiatan ekspor impor barang yang masuk dan

keluar wilayah pabean.

2.13.4 Imigrasi

Merupakan instansi pemerintah yang mengawasi crew asing yang

masuk dan keluar di wilayah kerjanya baik melalui darat, laut, dan

udara. Maupun crew asing yang datang dengan alat pengangkutan atau

kapal yang mengangkut crew asing yang kemudian singgah di

indonesia.

2.13.5 Karantina Pelabuhan

Instansi yang berada dibawah kementerian kesehatan yang mengurusi

tentang karantina kapal dan kesehatan crew kapal. Yang bertujuan

menindak lanjuti apabila ada indikasi bahwa kapal membawa penyakit

dan wabah yang dapat menular dan membahayakan kesehatan crew

kapal dan orang-orang disekitar lingkungan kerja pelabuhan. Serta

mempunyai wewenang didalam kelayakan kesehatan kapal serta surat

persetujuan berlayar karantina (Port Health Clearance Certificate).

2.13.6 Shipper

Merupakan pihak pengirim dari kegiatan bongkar atau muat yang ada

dipelabuhan.

2.13.7 Consignee
33

Pihak yang nantinya akan menerima muatan yang sudah dimuat

diatas kapal yang sesuai dengan B/L yang sudah disepakati

sebelumnya.

2.13.8 Owner/principal

Adalah pihak atau perusahaan yang memiliki kapal yang beroperasi.

PBM (Perusahaan Bongkar Atau Muat)

Perusahaan bongkar atau muat yang ditunjuk untuk melakukan

kegiatan bongkar atau muat yang dilakukan.

2.13.9 Surveyors

Merupakan pihak ketiga dari pihak shipper dan consignee yang

bertugas memonitoring kegiatan selama berlangsung atau dalam

pemuatan, baik cargo yakni pada saat kegiatan sounding.

2.14 Tugas dan Fungsi Agent Kapal

2.14.1 Fungsi Agen

Menurut Retno Indriyanti dan Baharudinsyah Dwi Novarizal

(2019:24), menyebutkan fungsi agen adalah rincian tugas yang

sejenis atau erat hubungannya satu sama lain untuk dilakukan oleh

seorang pegawai tertentu yang masing-masing berdasarkan

sekelompok aktivitas sejenis menurut sifat atau pelaksanaannya.

Unit keagenan mempunyai fungsi- fungsi sebagai berikut:.

a. Menyusun program operasional keagenan berdasarkan kebijakan

perusahaan, baik terhadap pelayanan liner service maupun

tramper.
34

b. Mengusahakan kegiatan keagenan sedemikian rupa sehingga

dapat memberikan stimulan terhadap kegiatan-kegiatan pokok

perusahaan.

c. Mengawasi pelaksanaan penanganan atau pelayanan keagenan,

baik yang bersifat kegiatan fisik maupun kegiatan jadwal datang

dan keberangkatan kapal.

d. Memanajemen kegiatan keagenan, baik yang berkaitan dengan

kegiatan fisik operasional maupun yang menyangkut keuangan

e. Memberikan data dan evaluasi terhadap perkembangan kegiatan

keagenan sebagai masukan dalam menentukan kebijakan

sebagaimana.

2.14.2 Tugas Agen

Menurut Supartini Siti khatijah (2017:89) Agen mempunyai

tugas mengurus semua kebutuhan kapal 13 selama di pelabuhan, hal

tersebut dimaksudkan agar kapal selama berada di pelabuhan

berjalan lancar dan tidak mengalami hambatan.

Tugas pokok agen pelayaran adalah sebagai berikut:

a. Mengusahakan muatan

b. Mengurus bongkar muat barang

c. Mengurus kebutuhan awak kapal (misalnya ABK sakit

memerlukan ambulan untuk pengobatan, pengurusan dahsuskim

untuk crew dan tenaga ahli asing merupakan salah satu tugas dari

agen)
35

d. Mengurus Clearance kapal masuk dan keluar di pelabuhan

e. Mengurus kebutuhan kapal, bunker, air tawar, bahan bakar dan

bahan makanan.

f. Menyelesaikan dokumen-dokumen muatan. Prinsip itu, berlaku

juga di indonesia, maka berdasarkan penunjukan tersebut, agen

melaksanakan tugas sesuai dengan perjanjian yang telah

disepakati.

2.15 Penunjukan agent atau sub-agent

Agen (Agency) adalah hubungan antara dua pihak utamanya yang

dituangkan dalam bentuk perjanjian atau bentuk yang lain, yang mana

salah satu pihak disebut agen diberikan kewewenang untuk melakukan

tindakan untuk atas nama orang lain (dalam hal ini disebut principal) dan

tindakan agen tersebut akan mengikat principal, baik itu disebabkan

karena dituangkan dalam perjanjian atau disebabkan karena tindakan

(Santoso, 2015:98)

2.15.1 Sub-Agent atau Agent

Secara garis besar, tugas sub-agent atau agent ada dua, yaitu

pelayanan kapal (ship’s husbanding) dan operasi keagenan (cargo

operation). Tugas-tugas yang termasuk dalam pelayanan kapal

adalah pelayanan ABK, perbaikan atau pemeliharaan kapal,

penyediaan onderdil atau suku cabang kapal dan sebagaimya.

Sedangkan tugas yang berkaitan dengan operasi keagenan adalah


36

pengurusan bongkar atau muat, stowage, lashing, dan dokumen

muatan.

2.16 Penghasilan Agent Pelayaran

Menurut Sugiyono (2017:78) Pendapatan perusahaan pelayaran

dipengaruhi oleh operasinya kapal - kapal yang dimiliki oleh perusahaan

pelayaran tersebut. Sesuai dengan masa berlaku sertifikat keselamatan kapal

penumpang dan peraturan Biro Klasifikasi Indonesia bahwa periode

pengedokan kapal penumpang adalah 12 bulan terhitung sejak pengedokan

sebelumnya. Sehingga kapal dapat beroperasi maksimal dengan durasi 12

bulan dikurangi pelaksanaan pengedokan. Pendapatan agent pelayaran dari

jasa yang diberikan kepada kapal-kapal yang telah menunjuknya untuk

melayani kegiatan kapal di pelabuhan agar akan mendapat call fee dari

setiap kapal yang singgah dan juga mendapat komisi dari muatan yang akan

dimuat ke kapal berupa persentase dari freight. Komisi dari kapal :

2.16.1 Kapal-kapal keagenan (call fee dan komisi dari muatan).

2.16.2 Kapal-kapal milik sendiri.

2.16.3 Jasa order dari Perusahaan B/M (PBM) yang ditnjuk untuk B/M dari

kapal keagenan atau milik.

Pendapatan usaha keagenan berupa :

a. Komisi Sub Agent.

b. EMKL.

c. Haulage / trucking.

d. Depot.
37

2.17 Kerangka Pikir

Penelitian Dalam penulisan skripsi ini dengan judul Kinerja PT.Pertamina

Trans Kontinental Cabang Belawan Dalam Pelayanan Clearence In & Out

Kapal Tanker. Dengan dibuatnya kerangka berfikir, maka akan jelas arah

penulisan suatu penelitian, sehingga akan memudahkan penulis dalam

menyelesaikan suatu pokok permasalahan. Dalam penulisan karya tulis ini,

dimana penulis mengambil judul “Kinerja PT. Pertamina Trans

Kontinental Cabang Belawan Dalam Pelayanan Clearance In &Out

Kapal Tanker ” mempunyai kerangka pemikiran seperti yang digambarkan

skema berikut:
Kinerja Pegawai PT.Pertamina Trans Kontinental Terhadap Pelayanan
Penyandaran Kapal Yang Masih Kurang atau Rendah

Hambatan Dalam Proses Penyandaran Kapal Tanker Yang Diageni Oleh PT.
Pertamina Trans Kontinental Cabang Medan-Belawan

Faktor eksternal :
Faktor internal:
1. Tidak cocok dengan Tim 1. Kurangnya kordinasi dengan
2. Sering terjadinya salah instansi terkait
komunikasi antara pihak kapal 2. Kesehatan Pegawai
dan agent 3. Bentrokan Pribadi

Akibat:
1. Tidak tercapainya target dari perusahaan
2. keterlambatan dalam proses pengurusan kapal sandar
3. Bongkar Muat Juga Ikut Lambat
38

Tindakan atau Solusi


1. Mengadakan pelatihan kerja bagi Sumber Daya Alam
( SDM) baru
2. Pertemuan berkala dengan instansi terkait agar terjalin
komunikasi yang baik
3. Penambahan pekerja guna memperlancar kegiatan keluar
masuk kapal

Tujuan atau Hasil


1. Meningkatkan kinerja PT.Pertamina Trans Kontinental Cabang
Medan-Belawan.
2. Dengan diadakan pelatihan agar tidak ada terjadi kesealah
pahaman terhadap sesuatu yang di kerjakan.

Kerangka Berfikir2.1 PT.Pertamina Trans Kontinental


(Sumber: PT.Pertamina Trans Kontinental)
BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan untuk menyusun skripsi ini yaitu

penelitian kualitatif data yang dibentuk dalam berupa kata-kata, gambar

bukan dari angka. Yang dimaksud penelitian kualitatif adalah Metode

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti pada

kondisi objek alamiah, dimana peneliti merupakan instrumen kunci

(Sugiyono 2018:46), Perbedaannya dengan penelitian kuantitatif adalah

penelitian ini berangkat dari data, memanfaatkan teori yang ada sebagai

bahan penjelas dan berakhir dengan sebuah teori.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode kualitatif. Menurut

(Kriyantono2012:78), tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menjelaskan

suatu fenomena dengan sedalam-dalamnya dengan cara pengumpulan data

yang sedalam-dalamnya pula, yang menunjukkan pentingnya kedalaman dan

detail suatu data yang diteliti.

3.2 Waktu Dan Tempat Penelitian

3.2.1 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan oleh peniliti pada periode Agustus 2020 sampai

dengan Juli 2021.

3.2.2 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan oleh peneliti di PT. Pertamina Trans Kontinental

Region 1 Cabang Medan-Belawan. Yang beralamat di Jalan Minyak no.1

39
40

Belawan Kegiatan penelitian ini juga melibatkan instansi terkait yang

berada di lingkungan Pelabuhan Utama Pelindo 1 Belawan dan Kantor

Syahbandar Utama Belawan, Bea dan cukai, Imigrasi, dan Kesehatan

Pelabuhan.

3.3 Sumber Data Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2013:172) adalah: “Sumber data yang

dimaksud dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh”.

penentuan metode pengumpulan data disamping jenis data yang telah dibuat di

muka”.

Menurut Moleong (2017:6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang

bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

penelitian seperti perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara

holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada

suatu konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode

alamiah. Penelitian kualitatif menurut Hendryadi, et. al, (2019:218)

merupakan proses penyelidikan naturalistik yang mencari pemahaman

mendalam tentang fenomena sosial secara alami.

3.3.1 Data Primer

Menurut Sugiyono (2018:456) Data primer yaitu sumber data yang

langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data dikumpulkan

sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau tempat objek

penelitian dilakukan. Data yang diperoleh langsung di lapangan. Dalam

penggunaan data primer, pengumpulan data menggunakan metode


41

wawancara secara langsung dengan pihak-pihak yang berkompeten dan

terkait dengan Kinerja PT.Pertamina Trans Kontinental terhadap

pelayanan kapal in dan out di SBM (Single Buoy Mooring).

Pengambilan data menggunakan wawancara langsung dengan pihak

terkait dapat memperoleh data yang akurat atau informasi yang sesuai

dengan keadaan real di lapangan. Sumber PT.Pertamina Trans

Kontinental

3.3.2 Data Sekunder

Menurut Hasan (2017:58) Data sekunder adalah data yang diperoleh

atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-

sumber yang telah ada Data ini digunakan untuk mendukung informasi

primer yang telah diperoleh yaitu dari bahan pustaka, literatur,

penelitian terdahulu, buku, dan lain 

3.4 Teknik Pemilihan Informan

Adanya sebuah penelitian terdapat teknik pemilihan informan yang

tujuannya untuk mementukan siapa yang hendar dijadikan informasi.

Informan juga disebut informer adalah orang yang memberikan informasi

tentang seseorang atau organisasi kepada sebuah agensi.

Teknik Pemilihan informan untuk penelitian ini menggunakan teknik

purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel

dengan pertimbangan tertentu dalam Sugiyono, (2016: 85). Alasan

meggunakan teknik purposive sampling ini karena sesuai untuk digunakan

untuk penelitian kualitatif, atau penelitian-penelitian yang tidak melakukan


42

generalisasi menurut Sugiyono, (2016: 85). Pemilihan informan dengan teknik

purposive sampling merupakan informasi yang menjadi sumber informasi dan

mengetahui tentang penelitian yang diteliti. Dengan adanya pertimbangan

bahwa merekalah yang paling mengetahui informasi penelitian. Informan

yang dimaksud adalah informan yang terlibat langsung dan mengerti tentang

permasalahan terkait Kinerja PT.Pertamina Trans Kontinental Terhadap

Pelayanan Clearence In & Out Kapal Tanker. Pemilihan informan dalam

penelitian ini, setelah dilakukan wawancara terbagi ada dua teori informan

yaitu:

3.4.1 Informan Kunci

Informan kunci adalah informan yang memiliki informasi secara

menyeluruh tentang permasalahan yang diangkat oleh peneliti.

Informan kunci bukan hanya mengetahui tentang kondisi atau

fenomena pada masyarakat secara garis besar, juga memahami

informasi tentang informan utama. Dalam pemilihan informan kunci

tergantung dari unit analisis yang akan diteliti. Misalnya pada unit

sebuah organisasi.

Dalam penelitian ini, peneliti memilih informan kuncinya yaitu

Administrasi di PT.Pertamina Trans Kontinental Cabang Medan-

Belawan merupakan pegawai yang memantau atau mengontrol segala

kegiatan di PT.Pertamina Trans Kontinental.

3.4.2 Informan Utama


43

Informan utama adalah orang yang mengetahui secara teknis dan detail

tentang masalah penelitian yang akan dipelajari. Informan utama adalah

mereka yang terlibat langsung dalam interaksi atau kegiatan. Dalam

penelitian ini peneliti memilih informan utamanya yaitu Head

Operation di PT.Pertamina Trans Kontinental Cabang Medan-Belawan

karena Head Operation ini juga ikut terlibat dilapangan saat kegiatan

bongkar BBM di SBM (Single Bouy Mooring).

3.4.3 Informan Pendukung

Informan pendukung adalah orang yang memberikan informasi

tambahan sebagai pelengkap analisis dan pembahasan dalam penelitian

kualitatif. Informan tambahan ini terkadanh memberikan informasi

yang tidak diberikan oleh informan utama atau informan kunci. Dalam

penelitian ini memilih informan pendukungnya yaitu Manager

PT.Pertamina Trans Kontinental dengan alasan:

3.4.3.1 Manager merupakan pihak atasan yang menghandle segala

kekurangan yang ada di kantor

3.4.3.2 Head Operation adalah pihak yang memberikan tanda tangan

dan mengetahui sistem keuangan dan serta surat-surat izin

kapal masuk atau keluar.

3.5. Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2016:12), Instrumen penelitian adalah suatu alat

yang digunakan mengukur kejadian (variabel penelitian) alam maupun sosial

yang diamati. Menurut Sanjaya (2013:84), Instrumen penelitian adalah alat


44

yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data atau informasi penelitian .

Pengumpulan data sebuah penelitian dengan berbagai metode-metode

penelitian seperti observasi, wawancara dan dokumentasi memerlukan alat

bantu sebagai instrumen. Indtrumen penelitian disebut juga sebagai alat

penelitian. Instrumen penelitian pada penelitian ini sebagai berikut:

3.5.1 Instrumen Observasi

Dalam kegiatan observasi dan pengamatan ini agar penelitian ini dapat

di percaya , maka peneliti menggunakan Kinerja pegawai PT.Pertamina

Trans Kontinental. Sehingga peneliti bisa mengamati kegiatan setiap

waktu. Pihak PT.Pertamina Trans Kontinental Cabang Medan-Belawan.

Dengan mengamati penelitian ini langsung dari lapangan.

3.5.2 Instrumen Wawancara

Instrumen wawancara ini adalah pedoman peneliti dalam

mewawancarai subjek penelitian untuk menggali sebanyak-banyaknya

informasi tentang apa, mengapa, dan bagaimana tentang masalah dalam

penelitian ini yang dilakukan oleh peneliti. Untuk memaksimalkan

kegiatan wawancara, sebelum melakukan wawancara peneliti telah

menyiapkan beberapa pertanyaan-pertanyaan yang akan ditanyakan

kepada pihak informan. Pertanyaan peneliti dalam melakukan kegiatan

wawancara sebagaimana terlampir dalam lampiran.

Berikut ini adalah lampiran pertanyaan dari semua narasumber yang

peneliti wawancarai pada saat di kantor atau di lapangan:


45

3.5.2.1 Bagaimana rencana kedepan anda untuk pengembangan

perusahaan PT.Pertamina Trans Kontinental Cabang Medan-

Belawan?

3.5.2.2 Mimpi apa yang diinginkan PT.Pertamina Trans Kontinental

adalah mendaji perusahaan yang terkenal dan terbaik

dibandingkan perusahaan lainya. Apa saja yang harus

dilakukan untuk mencapai keinginan tersebut ?

3.5.2.3 Bagaimana dengan fasilitas sarana dan prasarana dikantor ?

3.5.2.4 Apakah transportasi berpengaruh terhadap proses bongkar

muat kapal pak ?

3.5.2.5 Apakah permintaan kilang di Region 1 kota medan ini

meningkat setiap tahunya ?

3.5.2.6 Pelayanan apa saja yang dilakukan oleh perusahaan

PT.Pertamina Trans Kontinental ?

3.5.2.7 Apa kekurangan dari segi kebutuhan kantor misalnya seperti

kertas dll?

3.5.2.8 Pelayanan apa saja yang dilakukan oleh perusahaan

PT.Pertamina Trans Kontinental ?

3.5.2.9 Apakah fasilitas dikantor PT.Pertamina Trans Kontinental

berpengaruh terhadap kegiatan pelayanan Clearence In & Out

Kapal?\

3.5.2.10 Jika ada salah satu pegawai yang pekerjaannya lambat atau

belum optimal apa yang harus bapak lakukan ?


46

3.5.3 Instrumen Dokumentasi

Instrumen dokumentasi ini adalah alat bantu yang digunakan peneliti

untuk mengumpulkan data-data berupa gambar atau video dengan

Handphone serta dekumen-dokumen barang dan kapal sebagai mana

terlampir di lampiran.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan suatu bagian yang penting dan

harus ada dalam suatu penelitian ilmiah. Berhasil tidaknya suatu penelitian

tergantung dari cara penelitian di dalam pengumpulan data. Dalam

pelaksanaannya, seorang peneliti harus menggunakan metode-metode tertentu

untuk mengumpulkan data yang tersusun secara sistematis sesuai dengan

tujuan penelitian. Ada bermacam-macam yang dapat gunakan untuk

mengumpulkan data seperti interview, observasi, kepustakaan, dan lain-lain.

Namun tidak satu teknik pun yang dianggap paling baik, karena masing-

masing alat pengumpulan data memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri-

sendiri oleh karena itu lebih baik mempergunakan suatu alat pengumpulan

data lebih dari satu, sehingga dapat saling melengkapi satu sama lain untuk

menunjang kesempurnaan skripsi.

Pada penelitian ini peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan

data yang peneliti anggap paling tepat yaitu :

3.6.1 Teknik Observasi

Sugiyono (2014:145) “observasi merupakan suatu proses yang

kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan
47

psikologis”. Riyanto (2014:96) “observasi merupakan metode

pengumpulan data yang menggunakan pengamatan secara langsung

maupun tidak langsung. Kelebihan dari teknik ini adalah data yang

diperoleh lebih dapat dipercaya karena dilakukan atas pengamatan

sendiri dengan berkomunikasi dan berinteraksi. Teknik observasi pada

penelitian ini, adalah melakukan pengamatan langsung terjun ke

lapangan terhadap kinerja pelayanan pada proses keluar masuk kapal di

PT.Pertamina Trans Kontinental.

3.6.2 Teknik Wawancara

Lexy J. Moleong   (2015:135) Mendefinisikan bahwa wawancara

dengan tujuan percakapan tertentu. Dalam metode ini peneliti dan

responden secara langsung (tatap muka) untuk memperoleh informasi

secara lisan dengan mendapatkan data tujuan yang bisa menjelaskan

masalah penelitian. Penelitian ini peneliti melakukan wawancara

dengan narasumber yaitu Manager PT.Pertamina Trans Kontinental

Region 1 Cabang Medan-Belawan dan seorang pekerja atau pegawai di

kantor PT.Pertamina Trans Kontinental dan beserta Dokumentasi.

Pada penelitian ini peneliti melakukan wawancara dengan pihak-

pihak yang berkaitan dengan Kinerja pegawai terhadap pelayanan

Clearence In & Out Kapal. Serta dengan melakukan wawancara juga

dengan pihak Administrasi maupun di lapangan. Namun wawancara ini

dilanjutkan dengan wawancara melalui Whatsapp karena dengan

adanya masa keterbatasan pada praktek darat.


48

3.7 Pengujian Keabsahan Data

Menurut Sugiyono (2012:270), pengujian keabsahan data meliputi uji

credibility (validaitas internal), transferability (validitas eksternal)

dependability (realibilitas) dan confirmability (obyektivitas). Dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan uji kredibilitas sebagai teknik untuk

membuktikan atau pertanggung jawabkan penelitian ini. Uji kredibilitas

(credibility) merupakan uji kepercayaan terhadapu data hasil penelitian

kualitatif (Prastowo,2012:226). Moleong (2016:324) menyatakan bahwa uji

kredibilitas ini memiliki dua fingsi, yaitu fungsi pertama untuk melaksanakan

pemeriksaan sedemikian rupa tingkat kepercayaan penemuan kita dapat

dicapai, dan fungsi yang kedua untuk mempertunjukan derajat kepercayaan

hasil penemuan peneliti. Dalam penelitian ini untuk menguji kredibilitas

peneliti menggunakan triangulasi. Sugiyono (2015:372) menyatakan bahwa

triangilasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang

menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data

yang ada. Triangulasi ini memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data

penelitian, dengan tujuan untuk keperluan pengecekan atau sebagai

pembanding terhadap data penelitian yang diperoleh. Tujuan triangulasi

untuk meningkatkan kekuatan teoritis, metodelogis, maupun interprelatif dari

penelitian kualitatif. Triangulasi diartikan sebagai kegiatan pengecekan data

melalui beragam sumber, teknikk dan waktu (Zamili 2015:283-302) teknik

triangulasi yang digunakan peneliti dalam penelitian ini yaitu:


49

3.7.1 Sugiyono (2015:373) mengungkapkan Triangulasi sumber dalam

pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari

berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Triangulasi

sumber, yaitu untuk menguji data yang ada, maka dilakukan pada

kepala perusahaan dan pegawai. Dari dua sumber data tersebut

kemudian dideskripsikan, dikategorisasikan, mana pandangan yang

sama, yang berbeda, dan yang spesifik. Data yang telah dianalisis oleh

peneliti sehingga menghasilkan kesimpulan kemudian diminta

kesepakatan (member check) dengan dua sumber data tersebut.

3.7.2 Menurut Moleong (2013: 330), triangulasi adalah teknik pemeriksaan

keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu

untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data

itu. Jenis triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

triangulasi dengan metode.Triangulasi teknik dalam pengujian

kredebilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber

yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya data diperoleh

dengan wawancara akan dicek dengan teknik observasi, dokumentasi.

Bila dengan berbagai teknik pengujian kredibilitas data tersebut

menghasilkan data yang berbeda-beda, maka peneliti melakukan diskusi

lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau yang lain,

untuk memastikan yang dianggap benar.

3.7.3 Menurut Sugiyono (2017:127) “ dalam rangka pengujian kredibilitas

data dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan


50

wawancara, observasi, atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang

berbeda.” Jadi kondisi mampu mempengaruhi proses pengumpulan

data.

3.8 Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono (2013: 335), yang dimaksud dengan teknik analisis

data adalah proses mencari data, menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan

cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-

unit, melakukan sintesis, menyusun. Sedangkan Menurut Moleong

(2017:280-281) analisis data adalah proses mengorganisasikan dan

mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga

dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang

disarankan oleh data. Data yang tekumpul pada penelitian ini adalah data

kualitatif, sehingga teknik analisisnya sesuai dengan yang dikemukakan oleh

Miles dan Huberman sebagaimana dikutip dalam buku Sugiyono (2018:246)

analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan

data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode

tertentu. Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif

dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah

jenuh. Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2012:231-232),

mengemukakan 3 langkah dalam analisis data, yaitu redukasi data, display

data, dan verifikasi data.

3.8.1 Redukasi Data


51

Menurut Sugiyono (2018:247-249)  Reduksi data adalah merangkum,

memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting

yang sesuai dengan topik penelitian, mencari tema dan polanya, pada

akhirnya memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah

untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.

Menurut Amailes dan Huberman (Sugiyono, 2014: 341) yang paling

sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif

adalah dengan teks dan naratif. Pada tahap ini peneliti menyajikan data-

data yang telah direduksi ke dalam laporan secara sistematis.

3.8.2 Display Data

Setelah meredukasi data, maka langkah selanjtnya menyajikan data.

Dalam penelitian kualitatif ini penyajian data dapat, dilakukan dalam

bentuk grafik, flowchart, pictogram dan sejenisnya namun yang sering

digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif ini adalah

dengan teks yang bersifat naratif, melalui penyajian data tersebut, maka

data dapat terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga

akan mudah dipahami (Sugiyono, 2018:249).

Menurut Amailes dan Huberman (Sugiyono, 2014: 341) yang paling

sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif

adalah dengan teks dan naratif. Pada tahap ini peneliti menyajikan data-

data yang telah direduksi ke dalam laporan secara sistematis.

3.8.3 Kesimpulan
52

Langkah terakhir adalah dalam menganalisis penelitian kualitatif yaitu

penarikan kesimpulan. Menurut Sugiyono (2018:252-253) kesimpulan

dalam penelitian kualitatif dapat menjawab rumusan masalah yang

dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak karena, seperti telah

dikemukakan bahwa masalah dalam perumusan masalah dalam

penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang

setelah penelitian berada di lapangan. Kesimpulan dalam penelitian

kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada.

Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang

sebelumnya masih belum jelas sehingga setelah diteliti menjadi jelas.


53

BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil penelitian

4.1.1 Deskripsi Data

Bernard (2012:130) Menurutnya data adalah fakta kasar

mengenai orang, tempat, kejadian dan sesuatu yang penting

diorganisasikan.

Williams dan Sawyer (2017 : 25) Menurutnya data terdiri dari

fakta-fakta dan angka-angka yang diolah menjadi informasi.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa data

adalah sekumpulan fakta ataupun angka dan dapat diolah menjadi

informasi yang berguna.

Hasil dari Observasi atau penelitian yang peneliti amati di

PT. Pertamina Trans Kontinental (PTK) tempat dimana peneliti

melakukan magang sesuai apa yang peneliti lihat jadi dalam skripsi

tersebut atau berdasarkan fakta yang ada. Terkait Rumusan Masalah

pertama Tingkat kinerja PT.Pertamina Trans Kontinental Cabang

Medan-Belawan diperoleh hasil melalui wawancara yang peneliti

lakukan dengan narasumber, peneliti melihat kinerja pegawai atau

karyawan di PT. Pertamina Trans Kontinental yang masih kurang

dalam mematuhi aturan yang ada dikantor. Dan melakukan pekerjaan

tidak sesuai dengan instruksi yang diberikan atasan. Mulai dari

melayani pertukaran crew sampai dengan kapal masuk dan keluar di


54

tengah laut SBM (Single Bouy Mooring) dengan adanya kemampuan

kinerja pegawai dalam mengembangkan kreativitas untuk

menyelesaikan pekerjaan sehingga dapat bekerja lebih berdaya guna

dan berhasil guna.

Berikut hasil dari wawancara peneliti kepada narasumber dengan

manager bapak Zukhi Putra Radjha selaku manager di PT. Pertamina

Trans Kontinental Cabang Medan-Belawan.

4.1.1.1 Pertanyaan : Selamat siang pak, bisa bapak ceritakan tentang

bagaimana tugas kerja saat melaksanakan kegiatan keagenan di

PT. Pertamina Trans Kontinental yang selama ini telah

dilaksanakan staf operasional di lapangan?

Jawaban :

Tugas pokok staf operasional yang pertama awal melakukan

perjanjian dengan perusahaan pelayaran penunjuk (principal)

yang dikukuhkan dalam agency agreement. maka dimulailah

kerjasama keagenan yang ditandai dengan munculnya Letter of

Appoinment dari pripincal kepada agen. Letter of Appoinment

ini berfungsi sebagai bukti bahwa principal benar menunjuk PT.

Pertamina Trans Kontinental sebagai port agent untuk

menangani kapal miliknya di SBM lalu di bagi dalam 4 tahapan

dalam tugas staf oprasional.

Tugas pokok staf operasional dalam mempersiapkan kedatangan

kapal. Sebelum kapal datang pihak pemilik kapal mengirim fax


55

atau email mengenai rencana kedatangan kapal dan staf

operasional membuat Pemberitahuan Kedatangan Kapal (PKK)

yang ditujukan kepada instansi instansi terkait, yaitu:

a. KSOP Belawan ( Kantor Syahbandar Otoritas Pelabuhan)

Staf operasional menyerahkan Pemberitahuan Kedatangan

Kapal dengan melampirkan dokumen-dokumen seperti surat

Penunjukan Keagenan (Agency Appoinment), surat

Pemberitahuan Keagenan Kapal Asing (PKKA) untuk kapal

berbendera asing, rencana pola trayek untuk kapal berbendera

Indonesia.

b. Kantor Bea dan Cukai Belawan

Staf operasional menyerahkan pemberitahuan Rencana

Kedatangan Sarana Pengangkut (RKSP) atau disebut inward

manifes dalam formulir sebanyak dua lembar dan manifest

kepada pejabat yang menangani manifest untuk kapal yang

membawa muatan dan bagi kapal yang tidak membawa

muatan, agen hanya menyerahkan pemberitahuan Nil

Manifest. Kemudian staf operasional akan menerima tanda

bukti pemberitahuan kedatangan kapal dan bukti penerimaan

manifest yang merupakan persetujuan pembongkaran atau

pemuatan barang

c. Kantor Imigrasi Belawan


56

Tujuan dari pemberitahuan kedatangan kapal ke kantor

imigrasi adalah agar pihak imigrasi bila mana akan

memeriksa awak kapal telah mengetahui waktu dan tempat

kapal itu sandar. Petugas Imigrasi akan melaksanakan

pemerikasaan terhadap awak kapal asing.

d. Kantor Kesehatan Pelabuhan Belawan (Kespel).

Tujuan dari pemberitahuan ini adalah agar pihak kantor

kesehatan pelabuhan memeriksa keadaan atau kesehatan dari

awak kapal dan kondisi kesehatan kapal. PT.Pertamina Trans

Kontinental memastikan Staf operasional harus menyerahkan

pemberitahuan kedatangan kapal ke kantor kesehatan

pelabuhan belawan.

Tugas pokok yang kedua staf operasional selama kapal

sandar di pelabuhan dan melakukan kegiatan di pelabuhan

adalah sebagai berikut:

a.) Ikut menyandarkan kapal.

b.) Naik ke atas kapal untuk menemui Nahkoda dan

meminta dokumen-dokumen yang diperlukan untuk

pengurusan clearance in dan clearance out di beberapa

instansi pelabuhan.

c.) Memberitahu Principal mengenai hari dan jam tiba dan

sandar kapal.
57

d.) Pengurusan dokumen atau clearance in kapal di

beberapa instansi pelabuhan.

e.) Koordinasi dengan nahkoda kapal tentang kesiapan

bongkar atau muat atau Notice of Readiness yaitu surat

yang menyatakan bahwa kapal siap melakukan bongkar

atau muat muatan.

f.) Menyediakan kebutuhan-kebutuhan kapal seperti bahan

bakar, air tawar, bahan makanan dan keperluan lainnya.

g.) Melayani awak kapal seperti perpanjangan paspor, jika

masa berlakunya habis, buku pelaut (Seaman Book).

h.) Mengawasi semua kegiatan kapal selama melaksanakan

bongkar atau muat di pelabuhan dan melaporkan ke

general agent atau principal.

Tugas pokok yang ketiga staf operasional dalam

mempersiapkan keberangkatan kapal. Staf operasional

harus selalu berkoordinasi dengan pihak kapal guna

memastikan waktu keberangkatan kapal (Estimate Time

Departure) yang diperlukan untuk persiapan

melaksanakan clearance out kapal dan permintaan pandu

dan tunda kapal keluar. Setelah kapal berangkat staf

operasional masih memiliki tugas yang antara lain:

1.) Mengirimkan laporan keberangkatan (departure

condition) yang berisi mengenai tanggal dan jam selesai


58

bongkar muat serta jam keberangkatan kapal, draft kapal,

jumlah bahan bakar dan air yang ada di atas kapal,

jumlah muatan yang dibongkar atau dimuat.

2.) Mengirimkan dokumen bongkar atau muat dan dokumen

pengapalan yaitu dokumen yang berisi tentang semua

kegiatan pada saat dilakukan bongkar atau muat

(Statement of Fact) dokumen yang berisi tentang semua

kegiatan pada saat dilakukan bongkar atau muat,

(Stowage Plan). Perencanaan atau sebuah gambar yang

berisi tentang rencana pembongkaran atau muat, (Copy

B/L) Copyan dari bill of lading (Surat yang dikeluarkan

perusahaan pelayaran yang menerangkan bahwa ia telah

menerima barang dari pengirim untuk diangkut sampai

ke tempat tujuan (Manifest) dokumen yang berisi semua

informasi yang berkaitan dengan barang-barang niaga

(cargo) yang diangkut sarana pengangkut (kapal) pada

saat kedatangan ataupun keberangkatan, (Certificate of

Origin) Sertifikasi asal barang, dimana dinyatakan dalam

sertifikat tersebut bahwa barang atau komoditas yang

diekspor adalah berasal dari daerah atau negara

pengekspor, lalu Sertifikat pemeriksaan dari surveyor

biasanya dilakukan penetapan tanda kelas yang lengkap

untuk lambung, mesin, perlengkapan kapal dalam


59

pemeriksaan kapal oleh Surveyor dan juga pembangunan

oleh galangan. Menyerahkan semua bukti-bukti biaya

disbursement (nota- nota tagihan atau vouchers, kuitansi-

kuitansi) ke bagian keuangan untuk di teruskan ke pihak

dan semua dokumen yang berhubungan dengan kegiatan

kapal untuk disimpan.

4.1.1.2 Pertanyaan : Apa saja faktor yang menyebabkan kegiatan staf

oprasional mengalami keterlambatan di PT. Pertamina Trans

Kontinental ?

Jawaban :

a. Matinya masa berlaku Sertifikat kapal

b. Sering terjadinya salah komunikasi antara owner dan agent

pelayaran.

c. Terjadinya sistem error dari pihak Beacukai sehingga proses

pengecekan dokumen PEB yang lama (Pemberitahuan

Bongkar Muat Barang).

4.1.1.3 Pertanyaan : Menurut bapak adakah upaya untuk mengatasi

dampak tersebut?

Jawaban:

a. Melaksanakan rekrutmen karyawan atau pegawai serta

melakukan berkoordinasi dengan top manajemen. Terutama

pada jajaran direksi dan kepala divisi masing-masing.


60

b. Memberikan dukungan serta motivasi yang bagus agar

kinerjanya dapat menimbulkan hal yang positif agar tidak

terjadi kesalah pahaman antara owner dan agent.

c. Melaksanakan pelatihan-pelatihan dan pendidikan yang

sesuai bidangnya serta kursus ke lembaga guna

meningkatkan keahlian staf operasional

Hasil dari observasi peneliti di tempat peneliti selama magang Hubungan

antara kinerja PT.Pertamina Trans Kontinental dengan Clearence In & Out

Kapal sangat erat hubungan antara kinerja dengan proses clearence in & out ini

karena, dengan adanya kinerja atau pelayanan terhadap sebuah kapal masuk itu

sangat membantu proses kelancaran bongkar BBM. Dengan adanya tenaga

kerja yang bagus dan efisien dapat membantu juga masyarakat agar tidak

terjadinya kekurangan BBM di setiap unit-unit pertamina sehingga tidak

menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan masyarakat. Kinerja PT.Pertamina

Trans Kontinental yang belum optimal karena dari pegawai nya saja sudah ada

yang tidak mematuhi peraturan yang berlaku dan ada dikantor tersebut. Dengan

adanya komunikasi yang tidak bagus sehingga banyak menimbulkan

hambatan-hambatan pada proses keluar masuk kapal di SBM.

4.2 Temuan Penelitian

peneliti menemukan hasil nyata dari perusahaan dan menganalisis hasil

kinerja pegawai terkait pelayanan kinerja pegawai PT. Pertamina Trans

Kontinental terhadap clearence in & out. Pada saat itu terjadinya

keterlambatan terhadap kapal sandar dikarenakan kinerja PT. Pertamina


61

Trans Kontinental yang masih belum optimal dan juga belum mematuhi

aturan yang ada dikantor. Dengan berkurangnya kinerja ini maka

kemungkinan besar juga akan membuat kapal-kapal yang akan sandar

tersebut akan lambat. Maka dari itu peneliti menemukan kurangnya kinerja

pegawai di PT.Pertamina Trans Kontinental.

Berikut tabel hasil dari penelitian temuan dan menganalisis penelitian

observasi yang dilakukan peneliti terkait berkurangnya kinerja pegawai

terhadap pelayanan clearence in & out:

No. TAHUN JUMLAH KAPAL

1. Tahun 2021 370 Kapal

2. Tahun 2022 360 Kapal

Tabel 4.1Jumlah Menurunya Kapal Keluar Masuk PT.Pertamina Trans Kontinental


Cabang Medan-Belawan.
Sumber: PT.Pertamina Trans Kontinental

Berdasarkan hasil dari penelitian peneliti menemukan dan menganalisis

Observasi peneliti di perusahaan PT. Pertamina Trans Kontinental selama

magang di PT. Pertamina Trans Kontinental terdapat hasil kinerja dan

pelayanan yang masih belum optimal dalam pelayanan kapal Clearence In &

Out . dengan berkurangnya kinerja PT,Pertamina Trans Kontinental ini maka

akan terhambat juga kapal yang akan sandar selanjutnya. Maka dari itu pihak

perusahaan harus mengadakan rapat tentang pembuatan izin olah gerak serta

memastikan izin bongkar BBM dari pihak beacukai di PT. Pertamina Trans

Kontinental serta penggunaan tug boat agar bisa menghemat biaya untuk

tidak men-charter kapal lain. Dalam sebuah pelayanan yang belum optimal
62

maka pegawai yang melakukan kesalahan ataupun kekeliruan dalam bekerja

akan melalaikan pekerjaan tersebut. Maka dari itu tingkat kinerja di PT.

Pertamina Trans Kontinental Cabang Belawan yang masih belum optimal

tetapi meskipun kinerjanya belum sesuai dengan yang di harapkan atasan juga

harus dapat memberikan semangat dan motivasi untuk pekerja atau pegawai

di kantor.

Dari hasil penelitian ini tingkat kinerja pegawai dari tahun ke tahun

makin turun karena proses pelayanannya yang begitu lambat dan juga belum

optimal dalam menyelesaikan tugas yang ada dikantor. Mulai dari tahun 2021

kurangnya proses kapal masuk sampai dengan 2022 hingga saat ini terus

dilihat dikarenakan pegawai yang kurang taat dengan aturan dan berdisiplin

yang lebih utama adalah disiplin waktu. Kenapa dengan waktu? Karena jika

seandainya proses pelayanan kapal terhambat maka proses keluarnya kapal

juga akan terhambat jadi dengan adanya komitmen waktu sesuai jadwal kapal

masuk maka pegawai pun tidak akan memperlambat dalam mengerjakan

dokumen-dokumen serta pengajuan ke instansi yang menyangkut pelayaran.

PT. Pertamina Trans Kontinental Cabang Medan-Belawan selalu berusaha

untuk mengembangkan perusahaan dengan menunjukkan kinerja atau daya

saing yang sehat serta struktur organisasi untuk bisa memberikan pelayanan

yang terbaik dan bersaing dengan perusahaan pelayaran lainnya.

4.2.1 Di perusahaan PT.Pertamina Trans Kontinental Cabang Belawan sudah

terdapat pembagian tugas dan wewenang yang jelas namun, apabila

perusahaan ingin mencapai tujuan tertentu maka diperlukan adanya


63

tanggung jawab dari pegawai atau karyawan yang mengetahui tugas

dan fungsi masing-masing pekerjaan. Dimana setiap pegawai atau

karyawan termotivasi untuk bekerja lebih giat dan kreatif sejalan

dengan aturan yang sudah ditentukan oleh PT.Pertamina Trans

Kontinental. Ketidaksesuaian dalam pelaksanaan tugas dan tanggung

jawab bagi setiap karyawan akan menghambat dalam pencapaian dari

tujuan perusahaan. Berikut gambar struktur organisasi yang peneliti

temukan selama magang di kantor:

1.
STRUKTUR ORGANISASI PT.PERTAMINA TRANS KONTINENTAL
CABANG MEDAN-BELAWAN
Manager
Zukhi Putra Radjha

Kepala Tug Boat Kepala Operasi


Irfan Kurniawan Siswanto

\
Pengawas
Indra Kusuma Keuangan
Rangga Syahputra

Struktur Organisasi 4.2 PT. Pertamina Trans Kontinental


Cabang Medan-Belawan
Sumber: PT. Pertamina Trans Kontinental Region I

4.2.2 Berdasarkan hasil pengamatan penelitian menemukan selama

pelaksanaan magang di kantor PT.Pertamina Trans Kontinental Cabang

Medan-Belawan ada 6 wilayah di indonesia, PT Pertamina Trans

Kontinental memiliki cakupan pemasaran BBM yang sangat luas.

Dengan adanya pemasaran ini untuk mempermudah masyarakat dalam

melakukan pekerjaan masing-masing dan memudahkan prosedur


64

pemasukkan BBM ke masing-masing kilang tersebut di berbagai

daerah. Terbantu nya masyarakat dengan adanya kinerja yang baik dari

perusahaan PT. Pertamina Trans Kontinental Cabang-Medan Belawan.

No. Nama Region Daerah

1. SR (Sales Region) I Palembang, Sumatera Selatan

2. SR (Sales Region) II Jakarta, Jawa Barat

3. SR (Sales Region) III Semarang, Jawa Tengah dan DIY

4. SR (Sales Region) IV Surabaya, Jawa Timur, Bali dan Nusa


Tenggara
5. SR (Sales Region) V Balikpapan, Kalimantan Selatan

6. SR (Sales Region) VI Makassar, Sulawesi Selatan, dan timur


indonesia
Tabel 4.2 Pemasaran BBM di setiap Region
Sumber: Penulis Pribadi 2022

4.2.3 Hasil dari penelitian peneliti tersebut menemukan terdapat daftar pegawai

atau karyawan yang bekerja sebagai fungsi masing-masing. Berdasarkan

hasil pengamatan inilah Tabel Daftar Pegawai atau karyawan di PT

Pertamina Trans Kontinental Sebagai Berikut:

No. NAMA JABATAN

1. Zukhi Putra Radjha Manager

2. Siswanto Kepala Operasi

3. Patmos Asta Nugraha Administrasi

4. Indra Kusuma Pengawas

5. Irfan Kurniawan Kepala kapal Tug Boat

6. Rangga Syahputra D. Keuangan


7. Dhirra Anggreni Keuangan
65

Gambar 4.3 Daftar nama-nama pegawai di PT.Pertamina


Trans Kontinental
(Sumber: PT Pertamina Pertamina Trans Kontinental Region I Tahun 2020).

4.2.4 Di perusahaan peneliti menemukan fungsi perusahaan PT. Pertamina

Trans Kontinental Sejak awal tujuan didirikannya PTK adalah sebagai

perusahaan yang bergerak di bidang industri jasa maritim peneliti

melihat dari pertimbangan segi visi-misi dari perusahaan ini.

Berfungsi untuk memberikan dukungan secara total terhadap aktivitas.

Dengan adanya fungsi-fungsi ini bisa membentuk dan memperkuat

semua pekerjaan. Berikut ini fungsi-fungsi PT. Pertamina (Persero),

seperti:

4.2.4.1 pengadaan distribusi bahan bakar ke semua pelabuhan di

seluruh wilayah indonesia yang tidak dapat terjangkau oleh

kapal tanker.

4.2.4.2 Untuk pengadaan transportasi maritim bagi Pertamina Logistik

dan untuk pengembangan projek yang tersebar diseluruh

wilayah indonesia.

4.2.4.3 Bertindak sebagai general agent dan handling agent bagi

kapal-kapal tanker milik PT. Pertamina Persero yang di

sewakan.

4.2.4.4 Untuk dapat melaksanakan tugas-tugas diatas perizinan dari

perusahaan harus diubah menjadi perusahaan pelayaran yang

spesifik dibidang lepas pantai.


66

4.3 Pembahasan

Derra Mourad (2017:45) Berpendapat bahwa Bagian hasil hanyalah

presentasi data. Seharusnya tidak ada diskusi di bagian hasil. Hasil perlu

disajikan secara cukup rinci agar seseorang yang tidak terbiasa dengan

makalah ilmiah dapat memahaminya.Bagian diskusi membuka gulungan

hasil utama, menjelaskan artinya. Letakkan di sana pertanyaan dan

perspektif baru, jelaskan poin paling menarik untuk seluruh bidang.

Tentukan jawaban yang mungkin, tuliskan mengapa dan bagaimana dan

untuk apa.

Isam Issa Omran (2017:78) Berpendapat bahwa Hasil harus berupa

data mentah yang dapat diukur daripada pengamatan umum, dan harus

berhubungan langsung dengan pertanyaan dan hipotesis penelitian Anda.

Dalam diskusi Anda harus menjelaskan hasil Anda, bagaimana mereka

berhubungan dengan literatur dan implikasi yang mungkin mereka miliki

untuk digunakan di masa depan. Diskusi yang baik akan menjelaskan

mengapa hasil Anda demikian dan menjelaskan pentingnya keseluruhan

makalah. Anda akan menunjukkan bahwa hasil Anda dapat menambah

pengetahuan baru ke bidang pekerjaan pilihan Anda.

Berdasarkan hasil temuan penelitian yang dilakukan peneliti dalam bentuk

wawancara, observasi, dan dokumentasi, selanjutnya peneliti akan

membahas hasil temuan tersebut sesuai dengan teori dan penelitian

terdahulu. Agar penelitian ini lebih terperinci dan terurai, dalam

pembahasan ini peneliti akan menyajikan sesuai dengan rumusan


67

permasalahan. Terkait dari Rumusan Masalah yang peneliti temui ada 2

masalah yang akan di simpulkan:

4.3.1 Tingkat Kinerja PT.Pertamina Trans Kontinental Cabang Medan-Belawan

adalah banyak kinerja di perusahaan yang belum optimal dalam arti belum

sesuai dengan yang di harapkan. Karena dari segi peraturan saja pegawai

tersebut juga ada banyak melanggar aturan seperti contoh telat datang,

sehingga proses bongkar BBM ditengah juga ikut lambat dikarenakan

prosedurnya juga lambat. Maka dari itu pihak perusahaan harus membuat

peraturan yang betul-betul membuat pegawai taat dengan aturan sehingga

proses bongkat BBM ini berjalan dengan lancar dan normal.

4.3.2 Hubungan antara kinerja dengan proses Clearence In & Out kapal adalah

sangat erat sekali hubunganya karena dengan adanya kinerja juga akan

membantu dan mempermudah proses keluar masuk kapal pada

PT.Pertamina Trans Kontinental ini. Baik dari segi prosedur clearence in

& out kapal maupun pertukaran crew terhadap kapal. PT. Pertamina Trans

Kontinental memperluas lapangan pekerjaan dan sudah membagi tugas per

masing-masing unit untuk melakukan tugas yang sudah diberikan. Dengan

adanya komunikasi dari pihak kapal, atasan dan crew yang lain sehingga

minimnya kendala-kendala yang di alami perusahaan PT.Pertamina Trans

Kontinental. Di PT.Pertamina Trans Kontinental sudah banyak melakukan

kegiatan-kegiatan rapat dalam rangka mempermudah dalam mengurus

serta memberikan pelayanan yang baik bagi pelanggan. Jadi Tingkat

kinerja PT. Pertamina Trans Kontinental terhadap pelayanan kapal di SBM


68

(Single Bouy Mooring) di PT. Pertamina Trans Kontinental itu adalah

masih belum optimal atau belum sesuai dengan yang di harapkan

perusahaan. Melalui kebersamaan ini maka segala sesuatu daya upaya

yang dimiliki secara individu atapun kelompok diharapkan akan menjadi

suatu kekuatan yang bisa di optimalkan untuk perbaikan kinerja usaha PT.

Pertamina Trans Kontinental. Manager PT. Pertamina Trans Kontinental

Cabang Medan-Belawan Zukhi Putra Radhja berharap semua anggota

pada usia yang sudah menginjak matang ini PTK dapat lebih maju,

adaptif, gesit, dan berjaya guna memberikan kontribusi yang signifikan

kepada bangsa dan Negara Indonesia.

Berdasarkan hasil dari penelitian tersebut, berbeda dengan permasalahan

yang ditemukan oleh Asrul Azizi (2012:18) yaitu:

a. SOP kinerja pegawai yang belum optimal

b. Pengawasan yang kurang baik dan pelayanan yang belum optimal.

Berdasarkan hasil temuan penelitian yang dilakukan peneliti dalam bentuk

wawancara dan observasi, dalam menanggapi permasalahan kinerja

PT.Pertamina Trans Kontinental yang belum optimal tersebut, maka

dilakukan tindakan sebagai upaya agar kinerja pegawai ini tidak

melanggar aturan-aturan yang ada dikantor. Berikut ini upaya untuk

mencegah agar tidak terjadinya kesalahan dalam pelayanan kapal:

1.) Perlu adanya pengawasan bongkar muat BBM di SBM pada perusahaan

PT. Pertamina Trans Kontinental. Seperti yang dilihat dari peneliti dari

segi teknik dokumentasi peneliti membahas dokumentasi tentang


69

adanya pengawasan proses bongkar muat BBM di SBM. Dengan

adanya pengawasan terhadap bongkar muat maka tidak akan terjadi

kekeliruan atau merugikan pihak perusahaan. Dengan adanya

pengawasan bongkar muat barang pun terjalin dengan bagus dan aman.

kinerja pegawai yang begitu bagus dan baik sehingga proses kelancaran

bongkar muat tidak ada hambatan. Terkecuali dengan adanya dokumen

yang mati.

Gambar 4.1 pengawasan bongkar BBM di SBM


(Single Bouy Mooring)
Sumber: dokumentasi pribadi

2.) Dengan adanya workshop di syahbandar tentang mengenai

mengelurkan izin olah gerak di syahbandar. Karena di PT. Pertamina

Trans Kontinental terdapat kekeliruan membuat surat izin olah

gerak ,maka dari itu pihak syahbandar mengadakan workshop di

ruangan tersebut agar lebih teliti dan tidak ada lagi kekeliruan dan

untuk prosedur clearence in & out pun berjalan dengan lancar.

Gambar 4.2 Workhsop Syahbandar Keluarkan Izin Olah Gerak


Sumber: Dokumentasi Pribadi
70

3.) Di PT. Pertamina selalu mengadakan rapat tentang mengenai kapal

masuk dan keluar, dengan adanya rapat terkait penambahan armada

kapal di PT. Pertamina sehingga memudahkan perusahaan untuk men-

charter-kan kapal dengan perusahaan lain, serta dengan adanya

penambahan kapal mempermudah crew naik kapal. PT.Pertamina Trans

Kontinental sangat bagus dalam pelayanan kapalnya. Maka dari itu

penambahan armada setiap tahunya terus bertambah agar visi misi

terjalin dengan bagus dan lancar. Pekerja atau pegawai juga

bersemangat untuk memberikan layanan yang baik terhadap keluar

masuk kapal di SBM (Single Bouy Mooring).

Gambar 4.3 PT. Pertamina Trans Kontinental Tambah Armada


Ke-66 Pertamina
Sumber : Dokumentasi Pribadi
4.) PT. Pertamina Trans Kontinental mengoperasikan kapal-kapal tug boat

dari perusahaan guna untuk mempermudah mengantarkan agen

ketengah laut untuk proses mengambil dokumen diatas kapal sehingga

menghemat biaya agar tidak men-charter kapal lain sehingga tidak

menimbulkan biaya-biaya yang banyak ketika di charter kinerja

pegawai PT.Pertamina Trans Kontinental sangat bagus dikarenakan

hubunngan komunikasi yang terus berjalan dengan baik.


71

Gambar 4.4 Tug Boat Transko Dara Upaya Mendorong


Kinerja PT.Pertamina Trans Kontinental Belawan
Sumber: Dokumentasi Pribadi

5.) PT. Pertamina Trans Kontinental bekerja sangat baik dengan bekerja

sama mempermudah proses keluar masuk kapal di SBM agen selalu

memonitor pihak kapal maupun crew guna memastikan tidak adanya

kendala dalam proses bongkar muat barang. Sehingga bongkar muat

terus berjalan dengan baik. Dengan adanya penambahan kapal, maka

akan membuat semangat pegawai untuk bekerja dengan tekun.

kesalahan miss komunikasi yang kurang maka dari itulah diadakan

workshop, rapat berkali-kali untuk memastikan bahwa tidak ada lagi

kendala-kendala yang membuat kapal terlambat clearence in & out.

Sehingga kapal dapat berjalan dengan lancar dan normal dan disebalik

itu pegawai pun juga tidak terkendala dengan masalah-masalah di

kantor dan demi kelancaran bersama sehingga terciptanya ruang

lingkup yang indah. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi

keterlambatan clearence in & out kapal di PT. Pertamina Trans

Kontinental:

a. Memberikan trainnning tentang bertindak cepat dan tangkap terhadap

sesuatu untuk menghindari keterlambatan Berdasarkan wawancara


72

yang dilakukan peneliti kepada responden, responden memberikan

keterangan tentang salah satu upaya yang harus dilakukan guna

mengatasi keterlambatan clearence in & out adalah memberikan

training kepada seluruh anggota pekerja baik dari instansi pelayaran

maupun pihak agency baru sebelum bekerja di perusahaan. Hal ini

cukup berkaitan terhadap salah satu penyebab keterlambatan proses

clearence in &out.

b. Melakukan evaluasi antara staff perusahaan dengan instansi

pelayaran dan owner kapal terkait keterlambatan clearence in& out

Berdasarkan wawancara kepada responden, salah satu upaya yang

dapat dilakukan untuk mengatasi keterlambatan clearence in& out

kapal di PT. Pertamina Trans Kontinental adalah memberikan

evaluasi antara staff perusahaan dengan pihak owner kapal serta

crew yang kurang memahami sehingga terjadinya salah komunikasi

mengakibatkan keterlambatan kapal terjadi. Selain hasil wawancara

tersebut, berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti selama

melaksanakan praktek darat salah satu upaya yang dapat dilakukan

untuk mengatasi keterlambatan clearence in & out kapal di PT.

Pertamina Trans Kontinental adalah memberikan evaluasi dan

teguran kepada crew atau owner kapal apabila terjadi matinya

sertifikat kapal dan segera di perbaharui. Hal ini didasarkan ketika

crew , owner dan instansi pelayaran. Dari hasil penelitian tersebut

peneliti menarik kesimpulan bahwa salah satu upaya yang harus


73

dilakukan dilakukan guna mengatasi keterlambatan clearence in &

out kapal di PT. Pertamina Trans Kontinental adalah melakukan

evaluasi antara staff perusahaan dengan crew, owner kapal dan

instansi pelayaran terkait keterlambatan clearence in & out.

c. Menyediakan koneksi internet yang memadai. Berdasarkan

wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada narasumber, kedua

memberikan keterangan yang pada intinya menjurus untuk

menyediakan koneksi internet yang memadai agar tidak terjadi

keterlambatan clearence in & out . Hal ini sejalan dengan salah satu

penyebab terkendalanya yang pernah terjadi yaitu akibat terputusnya

koneksi internet akibat data kuota internet yang tidak mencukupi

sehingga dapat dilakukan upaya dengan menyediakan koneksi

internet yang memadai. Selain itu berdasarkan wawancara yang

dilakukan peneliti kepada manager tentang upaya yang dapat

dilakukan guna mengatasi keterlambatan clearence in& out.

Berdasarkan hasil yang didapati peneliti dengan wawancara dan

observasi tentang upaya dari perusahaan terhadap kinerja

PT.Pertamina Trans Kontinental yang belum optimal hampir sama

dengan Erik Nurohman (2019:34). Penelitiannya menghasilkan

bahwa upaya yang dilakukan perusahaan untuk mengatasi masalah-

masalah yang terjadi pada kinerja pegawai PT.Pertamina Trans

Kontinental.
74

4.3 Keterbatasan Penelitian

Hasil dari penelitian Observasi peneliti mempunyai keterbatasan

penelitian yaitu sulit untuk bertemu dengan atasan. Dikarenakan dengan

sibuknya mengurusi kapal keluar masuk sehingga susah untuk diwawancarai.

Peneliti juga memiliki keterbatasan waktu yang juga susah untuk meneliti di

perusahaan. Terkadang hanya saja waktu yang luang dan itupun hanya sedikit

untuk meneliti di kantor atau di perusahaan PT.Pertamina Trans Kontinental.

Dengan adanya keterbatasan penelitian ini tidak membuat peneliti lemah.

Justru dengan adanya sedikit waktu ini membuat peneliti bergerak cepat

untuk bisa meneliti di lapangan.


BAB 5

PENUTUP

5.1 Simpulan

Dari pembahasan penelitian yang telah diuraikan, maka penulis dapat

menarik kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tersebut didapatkan beberapa

kesimpulan sebagai berikut :

5.1.1 Tingkat kinerja PT.Pertamina Trans Kontinental Cabang Medan-Belawan

yang peneliti temukan bahwa sebenarnya banyak kelambatan dalam

penanganan proses bongkar muat kapal terhadap proses bongkar muat

nya BBM. Untuk kinerja pegawainya sendiri itu penaggapannya lama

dan tidak teliti dalam membuat dokumn-dokumen kapal. dikarenakan

adanya melanggar-melanggar yang aturan-aturan yang berlaku di

perusahaan atau kantor. Mulai dari proses clearence in kapal sampai

kapal mau clerence out itu terlambatnya izin dari pihak beacukai dan

terlambatnya juga izin olah gerak yang akan di berikan ke pada pihak

syahbandar. Maka dari itu selalu diadakan rapat atau workshop guna

untuk menimbang serta membuat sesuatu tanpa ada kesalahan yang

terulang. Adanya semangat pegawai terhadap penambahan armada kapal

yang mungkin akan menambah crew dan menambah pegawai.

5.1.2 Hubungan antara PT. Pertamina Trans Kontinental dengan Proses

Pelayanan Kapal. Sangat besar hubungannya dengan adanya perussahaan

PT.Pertamina Trans Kontinental karena dengan adanya perusahaan ini

ditunjuk sebagai agen untuk meng-hadle semua proses keluar masuk

75
76

kapal. mulai dari pelayanan kapal, naiknya crew, pergantian crew,

sampai dengan kebutuhan-kebutuhan yang di perlukan oleh pihak kapal.

maka dari itulah adanya pegawai PT.Pertamina Trans Kontinental yang

kurang bagus pelayanannya serta mempunyai hubungan yang kurang

baik dengan owner kapal, pihak kapal, dan pegawai lainya. PT.

Pertamina yang pelayanannya yang kurang bagus serta responnya lama

yang membuat proses clearence in & out ini berjalan lambat dan dan

kurang lancar. Maximalnya kendala yang ada sehingga membuat

pekerjaannya lama.

5.2 Saran
Dari kesimpulan yang telah diuraikan di atas, maka penulis menyarankan

hal – hal sebagai berikut :

5.2.1 Mengadakan pelatihan dengan adanya pelatihan tentang proses

keagenan diperusahaan dan bagaimana komunikasi yang baik dengan

pihak kapal, maupun dengan owner kapal yang lainnya. dan sarana

transportasi diharapkan bisa membantu untuk menunjang segala

kegiatan operasional PT. Pertamina Trans Kontinental sehingga

kedepannya bisa semakin berkembang dan menjadi perusahaan

pelayaran unggulan.

5.2.2 Diharapkan dengan penambahan tenaga professional atau pegawai dan

sarana transportasi bisa mengurangi keterlambatan yang terjadi di PT.

Pertamina Trans Kontinental Sehingga bisa menghindari sanksi dari

pihak pengguna jasa.


77

Dengan adanya penelitian ini akan membantu pihak terkait untuk

mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sehingga akan

dapat meningkatkan kinerja pegawai Pertamina Trans Kontinental Cabang

Medan-Belawan.

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diberikan beberapa implikasi yaitu:

5.2.2.1 Pertamina Trans Kontinental sebaiknya lebih memusatkan

pengelolaan sumber daya manusia pada tiap-tiap region yang

terdapat di seluruh Indonesia. Hal ini perlu dilakukan agar

pengelolaan sumber daya manusia pada setiap region dapat

terlaksana secara merata, sehingga akan berdampak menyeluruh

pada setiap region dan pada PT. Pertamina khususnya. Pengelolaan

sumber daya manusia pada setiap region ini diharapkan mampu

memenuhi kebutuhan dari tiap-tiap region yang berbeda-beda

hingga tepat sasaran dan dapat dilakukan secara maksimal.

5.2.2.2 Pegawai Pertamina Trans Kontinental sebaiknya lebih sensitif dan

peduli dengan lingkungan pekerjaan. Hal ini dapat dilakukan

dengan menjalin hubungan sosial yang baik antar rekan kerja dan

kepada perusahaan. Pegawai Pertamina juga harus menanamkan

rasa memiliki dan tanggung jawab terhadap perusahaan, sehingga

menjadi dorongan untuk bekerja secara maksimal.


78

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Saebani Beni, 2008, Metode Penelitian, Bandung:Pustaka Setia


Asiyanto 2011, Metode Kontruksi Bangunan Pelabuhan, Universitas
Indonesia, Jakarta.
Barrie, Donald S, 1984, Proffesional Contruction Management, McGraw-Hill,
In., New York.
Brodie, Peter, 2012, Commercial Shipping Handbook, Informa Law, New
York.
Callahan, 1992, Construction Delays Claim. John Wiley & Sons
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:
Balai Pustaka, 2005.
Ervianto, 1998, Manajemen Proyek Konstruksi, Yogyarta: Andi Offset.
Harianto, F., Syafiudin, M. 2010. Perbandingan Produktifitas kerja lembur dan
kerja normal di proyek rehabilitasi terminal joyoboyo Surabaya.
Jurnal IPTEK, Vol 11(1).
Hasibuan, Malayu. 2007, Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Revisi.
Jakarta : Bumi Aksara.
Indraputra, T., Sutrisna, E. 2013. Disiplin, motivasi, budaya kerja, dan kinerja.
Jurnal administrasi pembangunan.
Sugiyono, m. h. 1998. Kinerja Pegawai. Pelayanan.
Mathan, D. S., Achnes, S. 2013. Kompensasi, Motivasi Kerja, dan kinerja
pegawai. Jurnal administrasi pembangunan,
Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Kualitatif, Kualitatif, dan R&D, CV
Alfabeta: Bandung.
Triatmodjo, Bambang, 2011, Pelabuhan, Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran.
79

LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Wawancara
1. Informan I
Nama Informan : Siswanto
Jabatan : Kepala Operasi PT.Pertamina Trans Kontinental
Cabang Medan-Belawan
Tanggal : 22 Juli 2022
Proses Wawancara : Via Whatsapp

Pertanyaan:

1. Bagaimana rencana kedepan anda untuk pengembangan perusahaan

PT.Pertamina Trans Kontinental Cabang Medan-Belawan?

Rencana ke depan yang ingin dilakukan PT.Pertamina Trans Kontinental

adalah meningkatkan kedisiplinan, meningkatkan kualitas dan menambah

karyawan dan menyeleksi secara tepat, serta melakukan pembaharuan

teknologi.

2. Mimpi yang diinginkan PT.Pertamina Trans Kontinental adalah menjadi

perusahaan yang terkenal dan terbaik dibandingkan perusahaan lainnya.

Perusahaan juga ingin dikenal di seluruh wilayah Indonesia.

Apa saja yang harus dilakukan untuk mencapai keinginan tersebut?

a. Selalu memberikan kualitas yang terbaik untuk konsumen agar

konsumen puas dalam pelayanan keluar masuk kapal

b. Menyelesaikan pesanan dengan tepat waktu, dalam mengerjakan order

harus dapat diselesaikan secara cepat sesuai dengan kesepakatan

c. Menjalin hubungan yang baik dengan konsumen agar konsumen puas

terhadap pelayanan yang diberikan


80

d. Meningkatkan keahlian SDM agar menjadi SDM yang berkualitas dan

dapat berkinerja lebih baik.

e. Menciptakan hubungan baik antara atasan dan bawahan seperti visi dan

misi antara atasann dan bawahan harus seimbang karena terkadang

keinginan pimpinan dan karyawan berbeda tidak sesuai apa yang

diharapkan pimpinan, pimpinan ingin mendapatkan keuntungan

sebanyakbanyaknya tetapi para karyawan-karyawanya belum bisa

mencapainya, ini disebabkan juga karena pimpinan belum mengetahui

seberapa besar kemampuan para karyawannya dalam menjalankan

tugas yang diberikan pimpinan.

3. Bagaimana dengan fasilitas sarana dan prasarana di kantor ?

fasilitas sarana dan prasarana allhamdulillah bagus dan tidak ada

kekurangan. Palingan kekurangan kertas karena kertas yang paling utama

digunakan.

4. Apakah transportasi berpengaruh terhadap proses bongkar muat kapal

pak?

Sangat berpengaruh det. Dengan adanya transportasi juga membantu

menjemput mooring master, dan pandu.

5. Apakah permintaan kilang di Region I kota medan ini meningkat setiap

tahunya?

Tentu saja meningkat det. Karena di PT.Pertamina Trans Kontinental

Cabang Medan-Belawan ini proses pelayanannya sudah sangat-sangat

bagus karena dari segi pegawainya saja sudah tidak ada yang melakukan
81

teguran atau melanggar aturan yang ada di perusahaan ini det. Dan yang

paling utama kedisiplinanya bagus. Makanya nanti siapa pegawai yang

tekun dengan pekerjaannya akan saya kasi reword atau bonus agar

pegawai atau karyawannya lebih semangat lagi untuk bekerja dan

melayani kapal-kapal masuk.

6. Pelayanan apa saja yang di lakukan oleh perusahaan PT.Pertamina Trans

Kontinental ?

Perusahaan PT.Pertamina Trans Kontinental melayani keagenan kapal,

pergantian crew, dan pengiriman permintaan dari crew kapal.

7. Apakah permintaan kilang di Region I kota medan ini meningkat setiap

tahunya?

Menigkat terus det. Mulai dari 2019 hingga 2020 grafiknya meningkat det

penambahan kapal masuk di SBM terus meningkat.

8. Pelayanan apa saja yang di lakukan oleh perusahaan PT.Pertamina Trans

Kontinental ?

a. Proses pelayanan Clearence In & Out Kapal

b. Pengurusan sertifikat dokumen kapal

c. Perpanjangan sertifikat

d. Pengurusan endorsment sertifikat kapal

e. Pengurusan crew kapal

f. Penyijilan Sign On dan Sign Off buku pelaut ke syahbandar setempat.

g. Proses pergantian crew kapal naik atau turun


82

9. Apakah fasilitas di kantor PT.Pertamina Trans Kontinental berpengaruh

terhadap kegiatan pelayanan Clearence In & Out Kapal?

Tentu saja sangat berpengaruh det. Karena dengan adanya fasilitas juga

dapat membantu pekerjaan kantor. Contoh, seperti komputer yang bisa

mempermudah pekerjaan agar tidak bolak balik melihat dokumen kapal

pada saat kapal mau sandar karena melalui sistem online juga ada yang

namanya INAPORT NET yang mana inaportnet tersebut langsung otomatis

keluar di komputer jika kapal A yang mau sandar di tengah SBM.

10. Jika ada salah satu pegawai yang pekerjaannya lambat apa yang harus

bapak lakukan ?

Jika seandainya ada pegawai yang lambat-lambat atau memperlambatkan

sistem pekerjaannya kami dari pihak perusahaan akan membantu dan

memberikan masukan kepada pegawai bahwasanya pekerjaan ini bukan

pekerjaan yang main-main karena 1 menit saja lambat ini sudah terhitung

sandar kapalnya. Jadi mungkin dengan adanya masukan dari teman-teman

akan di terima sebaik mungkin.

Berikut inilah hasil dari wawancara peneliti dengan Kepala Operasi di

PT.Pertamina Trans Kontinental Cabang Medan-Belawan.


83

2. Informan II
Nama Informan : Patmos Asta Nugraha
Jabatan : Administrasi PT.Pertamina Trans Kontinental
Cabang Medan-Belawan
Tanggal : 14 Juli 2022
Proses Wawancara : Via Whatsapp

1. Bagaimana rencana kedepan anda untuk pengembangan perusahaan

PT.Pertamina Trans Kontinental Cabang Medan-Belawan?

Jawaban :

Untuk rencana kedepannya det perusahaan PT.Pertamina akan lebih lagi

mengadakan pelatihan, penambahan pegawai, penambahan transportasi

seperti mobil, motor, agar memudahkan menjeput mooring master dan

pilot atau pandu.


84

2. Mimpi yang diinginkan PT.Pertamina Trans Kontinental adalah menjadi

perusahaan yang terkenal dan terbaik dibandingkan perusahaan lainnya.

Perusahaan juga ingin dikenal di seluruh wilayah Indonesia.

Apa saja yang harus dilakukan untuk mencapai keinginan tersebut?

1. Selalu memberikan pelayanan yang baik

2. Tepat waktu dalam segala sesuatu

3. Terus semangat dan tidak boleh mengeluh

3. Bagaimana dengan fasilitas sarana dan prasarana di kantor ?

Fasilitas dikantor sangat mendukung cuman ada beberapa yang kurang

memadai seperti mesin fotocopy terkadang rusak, butuh waktu beberapa

hari dulu baru membaik. Semuanya fasilitas lengkap tidak ada kekurangan

4. Apakah transportasi berpengaruh terhadap proses bongkar muat kapal

pak?

Sangat berpengaruh sekali det. Memudahkan segala urusan.

5. Apakah permintaan kilang di Region I kota medan ini meningkat setiap

tahunya?

Iyaa det meningkat sekali permintaan setiap region di kilang det.

Terkendala terkadang dalam proses bongkar muat kapal yang lama jadi

proses pembongkaran juga ikut lama.

6. Pelayanan apa saja yang di lakukan oleh perusahaan PT.Pertamina Trans

Kontinental ?

Banyak det. Intinya yang menyangkut semua proses keluar masuk kapal.
85

7. Apakah permintaan kilang di Region I kota medan ini meningkat setiap

tahunya?

Iya det meningkat terus setiap tahunya.

8. Pelayanan apa saja yang di lakukan oleh perusahaan PT.Pertamina Trans

Kontinental ?

Mulai dari proses bongkar BBM sampai pergantian anak buah kapal.

9. Apakah fasilitas di kantor PT.Pertamina Trans Kontinental berpengaruh

terhadap kegiatan pelayanan Clearence In & Out Kapal?

Berpengaruh dong det semua fasilitas yang ada dikantor semua

berpengaruh terhadap pekerjaan.

10. Jika ada salah satu pegawai yang pekerjaannya lambat apa yang harus

bapak lakukan ?

a. Memperingati terlebih dahulu

b. Memberikan nasehat.

Berikut inilah hasil dari wawancara saya kepada bapak Patmos Asta

Nugraha selaku Administrasi di PT.Pertamina Trans Kontinental:


86

3. Informan III
Nama Informan : Rangga Syahputra Damanik
Jabatan : Keuangan PT.Pertamina Trans Kontinental Cabang
Medan-Belawan
Tanggal : 10 Juli 2022
Proses Wawancara: Via Whatsapp

1. Bagaimana rencana kedepan anda untuk pengembangan perusahaan

PT.Pertamina Trans Kontinental Cabang Medan-Belawan?

Rencana kedepan yang ingin di capai oleh perusahaan yaitu yang

terbaiklah semua keinginan dan visi misi perusahaan ini tercapai.

2. Mimpi yang diinginkan PT.Pertamina Trans Kontinental adalah menjadi

perusahaan yang terkenal dan terbaik dibandingkan perusahaan lainnya.

Perusahaan juga ingin dikenal di seluruh wilayah Indonesia?

Pokoknya sesuai dengan keinginan perusahaan det.

3. Bagaimana dengan fasilitas sarana dan prasarana di kantor ?

Fasilitas dikantor sudah sangat layak digunakan det.

4. Apakah transportasi berpengaruh terhadap proses bongkar muat kapal

pak?

Berppengaruh det. Kalo gak ada transportasi sama apa agent nanti ke

pelabuhannya.

5. Apakah permintaan kilang di Region I kota medan ini meningkat setiap

tahunya?

Banyak det. Pusing saya permintaan setiap minggu bertambah


87

6. Pelayanan apa saja yang di lakukan oleh perusahaan PT.Pertamina Trans

Kontinental ?

Proses bongkar muat kapal sampai dengan perpanjangan sertifikat.

7. Apakah permintaan kilang di Region I kota medan ini meningkat setiap

tahunya?

Iya det. Setiap saat kilang terus kekurangan dikarenakan banyak yang

membeli solar.

8. Pelayanan apa saja yang di lakukan oleh perusahaan PT.Pertamina Trans

Kontinental ?

Pelayanannya tentang keluar masuk kapal det

9. Apakah fasilitas di kantor PT.Pertamina Trans Kontinental berpengaruh

terhadap kegiatan pelayanan Clearence In & Out Kapal?

Sangat sekali det adanya fasilitas dapat membantu semuanya det.

10. Jika ada salah satu pegawai yang pekerjaannya lambat apa yang harus

bapak lakukan ?

Akan memberikan arahan, dan menegur jika ada kesalahan.


88

Lampiran 2 Hasil Observasi

No. Aspek Deskripsi

1. Lingkungan PT.Pertamina PT.Pertamina Trans Kontinental


Trans Kontinental Cabang ini berada di wilayah yang dekat
Medan-Belawan. dengan pelabuhan, pelindo, serta
pihak-pihak instansi yang terkait
tentang proses keluar masuk
kapal.
2. Pelayanan kapal terhadap Perusahaan ini memberikan
PT.Pertamina Trans pelayanan sebagai berikut:
Kontinental. a. Proses pelayanan
Clearence In & Out
Kapal
b. Pengurusan sertifikat
dokumen kapal
c. Perpanjangan
sertifikat
d. Pengurusan
endorsment sertifikat
kapal
e. Pengurusan crew
kapal
f. Penyijilan Sign On
dan Sign Off buku
pelaut ke syahbandar
setempat.
g. Proses pergantian
crew kapal naik atau
turun

3. SDM PT.Pertamina Trans Hasil dari pengamatan observasi


Kontinental Cabang Medan- yang peneliti lakukan peneliti
Belawan. menemkna setiap pekerjaan dari
perusahaan ini memiliki sumber
daya yang bagus. Akan tetapi
untuk jumlah sumber daya yang
minim tersebut tentu terlalu
banyak bagi karyawan dalam
melakukan pekerjaan.
4. Fasilitas sarana dan prasarana Hasil dari observasi peneliti
menemukan Sarana dan
prasarana nya sudah memadai
dan sudah memenuhi syarat agar
89

mempermudah pekerjaan
dikantor.
5. Struktur Organisasi Untuk organisasi di
PT.Pertamina Trans Kontinental
dimulai dari manager, kepala
operasional, kepala tug boat,
administrasi, keuangan dan
pengawas. Dan serta adanya
bantuan dari cadet dari padang.
Sehingga pekerjaan mudah dan
memiliki tanggung jawab
masing-masing.
90

Lampiran 4 Dokumentasi

Pengawasan Bongkar BBM di SBM (Single Bouy Mooring)

Pegawai PT.Pertamina Trans Kontinental dan pegawai syahbandar


Melakukan workshop tentang izin olah gerak kapal.

Penambahan armada kapal PT.Pertamina Trans kontinental


91

Tug Boat Transko Dara penambahan Bahan Bakar.

Pemeriksaan dokumen kapal diatas kapal oleh Agent

Pengecekan BBM serta melihat adanya pengeboran minya lepas pantai


92

Lampiran 5 Daftar Riwayat Hidup

1. Nama : Nurhasanah

2. Tempat, Tanggal Lahir : Pariaman, 22 Juli 2000

3. Alamat :Jalan Fattahillah No. 62 Kampung Sato

Pauh Timur Kecamatan Pariaman Tengah

Provinsi Sumatera Barat.

4. Agama : Islam

5. Nama Orang Tua

a. Ayah : Zulbahri Gusti Alam S.E

b. Ibu : Santy

6. Riwayat Pendidikan :

a. SDN 10 Jati Hilir (2012)

b. SMPN 4 Pariaman (2015)

c. SMAN 2 Pariaman ( 2018)

d. Politeknik Pelayaran Sumatera Barat

7. Pengalaman Praktek Darat

PT.Pertamina Trans Kontinental Jalan Minyak No. 1 Belawan Medan.

Anda mungkin juga menyukai