Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Budaya dapat didefinisikan sebagai sifat nonfisik, seperti nilai, keyakinan, sikap dan
kebiasaan yang dibagi bersama oleh sekelompok orang dan diwariskan dari satu generasi ke
generasi berikutnya (Spector, 2000). Budaya juga menentukan persepsi tentang kesehatan,
bagaimana informasi perawatan kesehatan diterima, bagaimana hak dan perlindungan
dilaksanakan, apa yang dianggap sebagai masalah kesehatan dan bagaimana gejala serta
kekhawatiran mengenai masalah kesehatan diungkapkan, siapa yang harus memberikan
pengobatan dan bagaiman, serta jenis pengobatan apa yang harus dilakukan (Kozier, 2010).
            Keperawatan transkultural didefinisikan oleh Leininger (2002) sebagai penelitian
perbandingan budaya untuk memahami persamaan (budaya universal) dan perbedaan (budaya
tertentu) di antara kelompok manusia. Tujuan keperawatan transkultural adalah bentuk
pelayanan yang sama secara budaya atau pelayanan yang sesuai pada nilai kehidupan
individu dan arti yang sebenarnya. Mengetahui nilai-nilai pelayanan budaya klien, arti,
kepercayaan, dan praktiknya sebagai hubungan antara perawat dan pelayanan kesehatan
mewajibkan perawat untuk menerima aturan pelajar atau teman sekerja dengan klien dan
keluarganya dalam bentuk karakteristik arti dan keuntungan dalam pelayanan (Leininger,
2002).
            Pelayanan kompeten secara budaya adalah kemampuan perawat menghilangkan
perbedaan dalam pelayanan, bekerja sama dengan budaya yang berbeda, serta membuat klien
dan keluarganya mencapai pelayan yang penuh arti dan suportif. Contohnya, perawat yang
mengetahui tentang kebudayaan kliennya, maka perawat memerlukan dukungan dalam
menyesuaikan keadaan klien. Klien juga membutuhkan informasi, perundingan, dan
permintaan.

Kompetensi budaya adalah proses perkembangan kesadaran budaya, pengetahuan,


keterampilan, pertemuan, dan keinginan. Perawat harus bisa mengintrospeksi tentang latar
belakang dirinya. Perawat juga harus memiliki pengetahuan yang merupakan perbandingan
antar kelompok. Keterampilan budaya termasuk pengkajian social maupun budaya yang
mempengaruhi pengobatan dan perawatan klien. Pertemuan sebagai mediapembelajaran.
Keinginan sebagai motivasi dan komitmen pelayanan.
Konflik budaya juga dapat muncul dalam proses keperawatan. Konflik budaya yang
muncul dapat berupa etnosentrisme, pemikiran bahwa cara hidup yang dianut lebih baik
dibandingkan dengan budaya lain. Hal ini menyebabkan adanya pilihan untuk mengabaikan
budaya dan menggunakkan nili-nili dan gaya hidup mereka sebagai petunjuk dalam
berhubungan dengan klien dan menafsirkan tingkah laku mereka.
Globalisasi menyebabkan tuntutan asuhan keperawatan semakin besar. Perpindahan
penduduk dan pergeseran tuntutan keperawatan dapat terjadi. Perawat yang tidak mampu
menyesuaikan asuhan keperawatan terhadap kondisi yang ada akan menyebabkan penurunan
kualitas pada pelayanan keperawatan. Oleh karena itu, hal ini menyebabkan  dibutuhkannnya
peningkatan terhadap profesi keperawatan. Peningkatan pengetahuan, koordinasi antar
profesi atau tenaga kerja kesehatan lain sangat diperlukan. Perawat harus lebih aktif dalam
menghadapi globalisasi terutama dalam pelayanan kesehatan.

B.        RUMUSAN MASALAH

C.        TUJUAN
BAB III
PENUTUP
A.SIMPULAN

1.        Keperawatan transkultural merupakan suatu tindakan pelayanan kesehatan yang


berfokus kepada analisis dan perbandingan tentang perbedaan budaya.
2.        Perawat diharapkan dapat memiliki kemampuan dalam memahami pasien lebih
mendalam sehingga dalam memberikan kesimpulan interpretasi selama penilaian dapat
berjalan dengan tepat dan sesuai dengan landasan teori dan praktik keperawatan.

B.        SARAN
Walaupun dalam kenyataanya mungkin konsep keperawatan transkultural efektif
digunakan pada klien, namun pengkajian lebih lanjut juga sangat diperlukan
untuk mencapai hasil yang maksimal dalam proses penyembuhan. .
DAFTAR PUSTAKA

1.         Hidayat, A. Aziz Alimul. 2007. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan  . Jakarta :
Salemba Medika
2.         Ali, Zaidin. 2002. Dasar-Dasar Keperawatan   Profesional. Jakarta: Widya Medika
3.         http://perawattegal.wordpress.com/2009/12/17/sejarah-keperawatan  -islam-
rufaidah-binti-saad/
4.         Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan  . Jakarta: EGC
5.         http://Teori Keperawatan  _ Abdellah « Elisasiregar's Blog.mht/
6.         http://Teori Keperawatan  _Ida Orlando « Elisasiregar's Blog.mht
7.         http://Teori Keperawatan   Myra Levine« Elisasiregar's Blog.mht
8.         http://Teori Keperawatan   Dorothy Johnshon « Elisasiregar's Blog.mht
9.         http://Konsep & Metode Keperawatan   (ed. 2) - Google Buku.mht
10.       http://Ilmu Keperawatan  _ JOYCE TRAVELBEE.mht
11.       http://Teori Keperawatan   Humanistik_ Paterson and Zderad « Elisasiregar's
Blog.mht
12.       http://iLnas_ makalah teori Lydia E. Hall.mht
13.       Potter dan Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan  , Konsep, Proses &
Praktik. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai