Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masa dewasa merupakan masa tenang setelah mengalami berbagai aspek


gejolak perkembangan pada masa remaja. Masa dewasa juga merupakan masa
pematangan kemampuan dan karakteristik yang telah dicapai pada masa remaja. Usia
di atas 20 tahun dikelompokkan sebagai usia dewasa. Kelompok usia dewasa dibagi
lagi menjadi kelompok dewasa muda (20 tahun sampai 40 tahun) dan dewasa (40 tahun
sampai 65 tahun ke atas). Tiap rentang usia memiliki karakteristik sendiri, tetapi
karakteristik tersebut tidak sedinamis dan beragam seperti karakteristik perkembangan
pada rentang-rentang usia sebelumnya. Hampir seluruh aspek kepribadian mencapai
puncak kematangannya pada akhir masa adolesen, atau awal masa dewasa muda. Pada
usia dewasa, terutama dewasa muda perkembangan masih berlngsung, pada usia
dewasa ada aspek-aspek lainnya berjalan lambat atau berhenti. Bahkan ada aspek-
aspek yang mulai menunjukkan terjadinya kemunduran-kemunduran. Aspek jasmaniah
mulai berjalan lamban, berhenti dan secara berangsur menurun. Aspek-aspek psikis
(intelektual-sosial-emosional-nilai) masih terus berkembang, walaupun tidak dalam
bentuk penambahan atau peningkatan kemampuan tetapi berupa perluasan dan
pematangan kualitas. Pada akhir masa dewasa muda (sekitar usia 40 tahun), kekuatan
aspek-aspek psikis ini pun secara berangsur ada yang mulai menurun, dan
penurunannya cukup drastis pada akhir usia dewasaa

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Definisi usia dewasa

1.2.2 Karakteristik tumbuh kembang usia dewasa

1.2.3 Ciri2 tumbuh kembang menyimpang pd dewasa

1.2.4 Cara pencegahan tumbuh kembang menyimpang pada dewas


1.2.5 Asuhan keperawatan sehat jiwa pada usia dewasa

1
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui apa itu usia dewasa dan kapan seseorang bisa
dikatakan dewasa
1.3.2 Untuk mengetahui bagaikana karakteristik tumbu kembang usia dewasa
1.3.3 Untuk mengetahui bagaimana ciri ciri tumbuh kembang yang
menyimpang pada usia dewasa
1.3.4 Untuk mengetahui cara mencegah tumbuh kembang yang menyimpang
pada usia dewasa
1.3.5 Untuk mengetahui bagaimana asuhan keperawatan sehat jiwa pada
pasien dengan tumbuh kembang yang menyimpang di usia dewasa

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi

Menurut UU Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan RI, sehat jiwa adalah


kondisi seorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan
sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuannya sendiri, dapat
mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan
kontribusi untuk komunitasnya.

Beberapa ciri juga mewakili jiwa yang sehat dan kuat. Pertama, seseorang
yang memiliki perasaan sehat, bahagia dan merasa nyaman terhadap dirinya.
Dengan demikian, ia mampu mengatasi amarah, iri hati, rasa cemas, rendah diri,
takut, kecewa, dan mampu menilai diri sendiri dengan sepatutnya.

Kedua, seseorang dapat menerima orang lain apa adanya, mempunyai


sikap positif terhadap diri dan orang lain serta merasa nyaman berhubungan
dengan orang lain, sehingga mampu menerima dan mencintai, serta menggunakan
akalnya dengan baik.

Sehat jiwa juga dapat dilihat dari kemampuan menyadari kompetensi yang
dimiliki, mampu menghadapi tantangan, menerima tanggung jawab, mengambil
keputusan, mempunyai tujuan hidup nyata, dan merancang masa depannya. Ketika
seseorang tidak mencakup beberapa poin di atas, ada kemungkian ia mengalami
gangguan kejiwaan. Gangguan jiwa adalah sekumpulan gejala atau pola perilaku
yang memengaruhi dan menyebabkan penurunan kondisi psikologis seseorang.
Ada berbagai tipe gangguan jiwa, yaitu ringan, sedang, dan berat.

"Pada gangguan ringan atau sedang, masih bisa dilakukan intervensi atau
belum membutuhkan bantuan profesional. Namun, untuk tahap berat perlu
bantuan psikiater," dr. Eka Viora, SpKJ, Ketua Pengurus Pusat Persatuan Dokter

3
Spesialis Kedokteran Jiwa (PP-PDSKJI), dalam edukasi kesehatan di Jakarta,
Rabu (5/10/2016).

Gangguan jiwa berat ditandai dengan terganggunya kemampuan menilai


realitas, penderitaan, dan adanya gejala klinis berupa halusinasi, gangguan proses,
dan pola pikir (bicara tidak nyambung, waham, gangguan emosi, bertingkah laku
aneh (agresif, menarik diri dan sebagainya).

2.2 Karakteristik Tumbuh Kembang Usia Dewasa

A. Periode Dewasa Awal (usia ± 18 tahun - ± 40 tahun)

Periode dewasa merupakan periode yang terpanjang dalam keseluruhan


kehidupan seorang individu, yaitu antara kurang lebih 18 tahun sampai individu
itu meninggal. Menurut E. Hurlock (1983, halaman 265) masa dewasa terbagi
beberapa periode yaitu:

̵ Periode Dewasa Awal (Early Adulthood) : 18 tahun – 40 tahun

̵ Periode Dewasa Madya (Middle Adulthood) : 40 tahun – 60 tahun

̵ Periode Dewasa Akhir (late Adulthood/old Age) : 60 tahun – meninggal

Perlu diingat bahwa pembagian ini, dengan batasan-batasan usia


tersebut, bukannya sudah pasti dan tidak dapat ditawar-tawar lagi, melainkan
hanya menunjukkan usia-usia pada saat mana umumnya wanita dan pria dapat
diharapkan mulai memperlihatkan adanya perubahan. Perubahan-perubahan itu
meliputi perubahan dalam penampilan, fungsi jasmaniah, minat, sikap atau
tingkah laku yang berbarengan dengan masalah penyusuaian diri sehubungan
adanya tekanan-tekanan budaya dan harapan- harapan masyarakat yang timbul
dari padanya.

Periode dewasa awal sering juga disebut Early Adulthood. Perkataan


„adulthood‟ berasal dari kata kerja „adultus‟ yang berarti “tumbuh dan
mencapai ukuran serta kekuatan yang penuh”, dengan perkataan lain, menjadi

4
matang. Oleh karena itu orang dewasa adalah individu-individu yang telah
menyelesaikan pertumbuhannya dan siap menerima statusnya di lingkungan
sosial bersama-sama orang-orang dewasa lainnya.

B. Periode Usia Madya (Middle Age) (40 tahun sampai 60 tahun)

Periode ini di tandai dengan munculnya perubahan-perubahan jasmaniah


/ fisik dan mental, demikian pula di akhiri dengan hal-hal tersebut. Pada usia 60
tahun biasanya terjadi penurunan kekuatan / tenaga yang sering di ikuti dengan
berkurangnya kewaspadaan mental.

a. Karakteristik Usia Dewasa Madya

1. Periode Usia yang Menakutkan

Bagi pria maupun wanita merupakan saat-saat yang menakutkan.


Ketakutan ini dipengaruhi pula oleh stereotipi-stereotipi masyarakat
tentang usia setengah baya, yang menganggap bahwa kemunduran-
kemunduran fisik maupun mental mengiringi berhentinya
reproduktivitas. Juga masyarakat yang mengagungkan / mementingkan
masa muda, dapat mempengaruhi sikap-sikap mereka dalam menghadapi
periode ini. Mereka biasanya lalu senang mengenangkan masa mudanya
(nostalgia)

2. Periode Transisi

Transisi selalu mengandung makna penyesuain terhadap minat-


minat baru, dan pola-pola hidup baru. Pada usia dewasa madya, individu
harus menyesuaikan diri terhadap perubahan fisik. Juga menyesuaikan
terhadap perubahan peran, yang umumnya lebih sulit

3. Menderita stres (Time Of Stress).

5
Marmor membagi sumber-sumber utama suatu stres pada masa
ini yang dapat menimbulkan ketidakseimbangan, ke dalam 4 katagori
yaitu :

a) Stres Somatik, yang di sebabkan oleh tanda-tanda ketuaan.

b) Stres Budaya, yang di sebabkan oleh adanya penilaian


masyarakat yang tinggi terhadap kaum muda/masa muda, kekuatan
dan keberhasilan.

c) Stres Ekonomi, yang di sebabkan oleh beban pinansiil dalam


mendidik anak-anak dan dalam memberikan status simbol untuk
seluruh anggota keluarga.

d) Stres Psikologik, yang di sebabkan oleh kematiaan suami / istri,


kepergian anak dari rumah, kebosanan terhadap perkawinan atau
perasaan kehilangan masa muda dan perasaan telah mendekati ajal.

4. Usia yang membahayakan (Dangerous Age)

Gejala-gejala ini sering di sebut sebagai “middle age revolt”


(pemberontakan usia setengah baya) yang pada wanita datangnya
berasama dengan peristiwa menopause. Tidak heran bila sering terjadi
ketegangan-keteganggan dalam kehidupan suami-istri, yang kadang-
kadang menjuruus ke arahterjadinya perceraian atau perpisahan. Selain
itu juga dapat berakibat gangguan jiwa, alkoholisme atau bunuh diri
(pada masyarakat barat umumnya ; Indonesia belum di selidiki).

5. Usia yang canggung

Seperti halnya pada remaja yang di anggap bukan anak dan bukan
orang dewasa, maka pada usia setengah baya terjadi hal yang sama, di
mana mereka tidak lagi, muda, namun juga belum tua. Hal ini
mengakibatkan timbulnya perasaan, tidak memperoleh tempat, dalam
masyarakat dan tidak di perhatikan.

6
6. Masa berprestasi (Time of Achievement)

Menurut Erikson, selama periode ini, ada kemungkinan individu


makin berhasil dan berprestasi dalam sesuatu bidang, atau sebaliknya,
karena merasa sudah tua, lalu tidak berbuat apa-apa seolah-olah berhenti
dalam segala kegiatan. Apabila individu dengan usia setengah baya
mempunyai keinginan untuk sukses yang cukup besar, ia akan mencapai
puncak keberhasilannya pada masa ini dan akan merasakan hasil atas
jerih payah dan kerja kerasnya yang telah di bina beberapa tahun
sebelumnya. Masa depan madya, tidak saja masa seseorang berjaya
dalam bidang pinalsiil dan sosial, melainkan juga dalam kewibawaan dan
kewenangan/kekuasaan.

Umumnya para pris mencapai puncak keberhasilan pada usia


antara 40 smpai 50 tahun ; sesudah itu mereka puas akan keberhasilannya
dan tinggal menikmati hasil dengan tenang, sampai kira- kira usia 60
tahun ketiks mereka mulai di anggap, terlalu tua, dan harus melepaskan
pekerjaannya kepada tenaga-tenaga yang lebih muda. Usia dewasa
madya juga merupakan usia dimana mereka memang peran sebagai
pemimpin, baik dalam bidang bisnis, indusri dan organisasi, yang
merupakan ganjaran atas kesuksesan-kesuksesan yang telah di capai
sebelunya.

7. Masa evaluasi (Time of Evaluation)

Berhubung pada usia setengah baya ini pada umumnya pria dan
wanita telah mencapai puncak prestasi maka sangat masuk akal bila
mereka pada saat ini mulai mengadakan evaluasi terhadap apa yang telah
dicapai itu ditinjau kembali dibandingkan dengan cita-citanya dahulu dan
dibandingkan dengan apa yang diharapkan oleh keluarganya maupun
teman-temannya.

8. Masa kebosanan

7
Kebanyakan pada usia ini pria dan wanita mengalami kebosanan
dalam kehidupan yang rutin, baik dalam pekerjaan maupun dalam
kehidupan keluarga, yang dirasakan kurang memberikan kegairahan/
kegembiraan. Hal ini berlangsung sekitar usia 40-50 tahun. Wanita yang
waktunya habis untuk mengurus rumah tangga dan membesarkan anak-
anak, mengharapkan sesuatu yang lain untuk 20-30 tahun mendatang.
Wanita yang tidak menikah yang telah mengabdikan dirinya untuk suatu
pekerjaan dan karir tertentu mulai bosan dengan tugas dan kehidupannya.
Demikian pula halnya dengan pria, sehingga mereka ingin mencari
lapangan kerja yang lain. Namun kebanyakan dari mereka juga
menyadari bahwa merubah arah dan memilih tujuan baru pada usia ini
tidak akan menguntungkan mengingat kesempatan yang ada juga sudah
sangat terbatas.

9. Masa rumah menjadi kosong (Empty Nest)

Kebanyakan anak-anak sudah mulai meninggalkan rumah orang


tuanya pada saat orang tua memasuki periode dewasa madya, karena
sudah menikah atau telah bekerja dikota lain, sehingga rumah merupakan
“sarang yang kosong” . Suami atau istri harus menyesuaikan diri lagi
dengan keadaan hidup berdua (atau sendiri bagi yang telah janda/duda),
setelah sekian lama kehidupan berpusat pada keluarga keadaan ini lebih
bersifat traumatis bagi wanita dari pada pria, terutama bagi wanita yang
mengabdikan seluruh dewasanya untuk rumah tangganya dan kurang
dapat mengalihkan minat kepada hal lain untuk mengisi waktunya,
setelah anak-anak keluar dari rumah. Seolah-olah mereka mengalami
masa pensiun seperti halnya yang dialami pria sewaktu pensiun dari
pekerjaannya dari segala akibat-akibat psikologisnya.

Tugas-tugas perkembangan periode Dewasa madya

8
a. Mencapai tanggung jawab sosial sebagai orang dewasa dan
sebagai warganegara.

b. Membimbing anak-anaknya yang remaja untuk menjadi orang


dewasa yang bertanggung jawab dan yang berbahagia.

c. Mengembangkan aktivitas-aktivitas untuk mengisi waktu


luang.

d. Mengikatkan diri pada suami/istri sebagai pribadi.

e. Menerima dan menyesuaikan diri terhadap perubahan-


perubahan fisiologi masa dewasa madya.

f. Mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan


dalam karir pekerjaannya.

g. Menyesuaikan diri terhadap orang tua yang lanjut usia.

C. Periode Dewasa Akhir (Usia 60 Tahun sampai Meninggal)

Periode dewasa akhir di sebut juga masa tua. Meskipun batas antara
masa dewasa madya dan dewasa akhir ialah usia 60 tahun, namun banyak orang
yang berusia 60 tahun tidak menunjukkan segala-segala fisik maupun mental
dari ketuaan. Mungkin hal ini di sebabkan karena kondisi kehidupan yang lebih
baik, sehingga banyak dari kelompok ini baru memperlihatkan gejala-gajala tua
setelah mengijak usia 70 tahunan atau paling cepat pada usia 65 tahun. Oleh
karena itu ada kecendrungan untuk menetapkan usia 65 tahun sebagai batas awal
periode usia tua/lanjut.

1. Karakteristik Usia Lanjut :

a. Periodepenurunan(kemunduran)

b. Perbedaan individual dalam efek ketuaan.

9
Reaksi orang terhadap masa tua berbeda-beda, ada yang menganggap
“pensiun” merupakan masa yang menyenangkan karena sekarang yang
bersangkutan dapat hidup dengan lebih santai, namun ada pula yang
menganggap “pensiun” sebagai hukuman.

c. Banyak terdapat stereotip-stereotip mengenai usia lanjut seperti


misalnya: adanya humor-humor dalam majalah-majalah mengenai usia tua,
yang menggambarkan masa tua tidak menyenangkan.

d. Sikap sosial terhadap usia lanjut.

e. Usia lanjut mempunyai status Kelompok Minoritas.

f. Usia lanjit diikuti dengan perubahan-perubahan peran

g. Penyesuaian diri yang baik

h. Ada keinginan untuk “peremajaan diri”

2. Kerawanan soasial dan pribadi dalam periode dewasa akhir

a. Kerawanan Pribadi (Personal Hazards)

Orang lanjut usia umumnya mengalami gangguan metabolisme,


peredaran darah, rematik, hipertensi, gangguan mental, ganguan
penglihatan, pendengaran, tumor, dan lain-lain. Disamping
gangguan/kerawanan yang nyata tersebut, sering pula timbul “penyakit”
yang tidak riil (hanya dalam bayangan), banyak keluhan-keluhan fisiknya
dan membicarakan keluhan-keluhannya tersebut dengan para dokter (ganti-
ganti dokter), yang pada dasrnya ingin mendapatkan perhatian.

Beberapa orang dapat menyesuaikan diri dengan keadaan fisiknya


tersebut, tetapai beberapa yan lain selalu mengeluh dan mengasihani diri
sendiri, yang akhirnya mengurangi motivasinya untuk mengatasi
keadaan/gangguan-gangguan tersebut.

b. Kerawanan Sosial (Social Hazards)

10
Ada beberapa kerawanan yang khas pada usia lanjut yaitu:

1. Menerima adanya anggapan atau stereotip tentang usia lanjut yang


diberikan oleh masyarakat. Hal ini membuat para orang tua lanjut ini
merasa infarior.

2. Perasaan tak berdaya dari inferior yang disebabkan oleh perubahan fisik
dan penurunan daya tarik maupun karena perasaan ditolak oleh masyarakat.
Juga karena gigi sudah banyak tanggal, pendengaran dan penglihatan
kurang, membuat mereka susah mengadakan komunikasi.

3. Tidak mau melepaskan atau mengganti gaya hidup yang lama,


mengganti rumahnya dengan yang lebih kecil dan praktis.

4. Menyadari bahwa mereka menjadi pelupa, sulit mempelajari hal-hal


yang baru, lalu menarik diri dari aktivitas-aktivitas yang bersiafat
kompetitif, lebih-lebih kaum muda.

5. Perasaan bersalah karena tidak menyumbangkan tenaga lagi bagi


masyarakat, mungkin mereka ingin berbuat sesuatu tetapi merasa malu dan
takut dianggap seolah-olah pekerjaan yang ada itu „di buat‟ atau diada-
adakan oleh masyarakat khusus untuk mereka.

6. Pendapatan yang berkurang, mengurangi kesempatan untuk kegiatan-


.kegiatan di waktu senggang/luang, hiburan-hiburan, dan lain-lain.

7. Kurang kontak sosial karena karena kesehatan yang tidak


memungkinkan atau keadaan finasiil yang kurang/terbatas, dan lain-lain
merupakan kerawanan psikologi, karena mereka lalu merasa terisolir. Hal
ini mempengaruhi penyesuaian pribadi maupun sosialnya.

2.3 Ciri-ciri Tumbuh Kembang Menyimpang Pada Dewasa

1. Fisikis : fungsi organ-organ berjalan sempurna namun mulai mengalami


gangguan-gangguan,seperti penyakit pada saluran pencernaan dan lain-lain.

11
2. Fungsi motorik : memiliki kecepatan respon yang baik,tetapi diakhir usia
dewasa madya kecepatan respon mengalami penurunan.

3. Fungsi psikomotorik : mampu berjalan dan meloncat diakhir usia madya


kemampuan kaki mulai mengalami keterbatasan.

4. Bahasa : ketrampilan berbahasa lebih sopan,agak bijak dan lebih dewasa.

5. Intelegensi : kemampuan berfikir masih realistis.

6. Emosional : stabilitas emosi sudah seimbang dan terkontrol.

7. Sosial : masa dewasa madya awal biasanya lebih giat bermasyarakat dan lebih
mengenal tetangga.

8. Moralitas dan keberagamaan : sangat menghargai adat istiadat dan daya tarik
kearah religi mulai terlihat apalagi diusia madya akhir.

2.4 Cara Pencegahan Tumbuh Kembang Menyimpang Pada Dewasa

Upaya yang dilakukan antara lain :

 Tetap berpartisipasi aktif dalam pergaulan dan aktivitas yang disenangi.


 Berbagilah dengan teman dan keluarga saat menghadapi masalah.
 Lakukan olahraga rutin, makan teratur, dan kelola stres dengan baik.
 Tidur dan bangun tidur teratur pada waktu yang sama setiap harinya.
 Jangan merokok dan menggunakan NAPZA.

Batasi konsumsi minuman beralkohol dan minuman berkafein

2.5 Asuhan Keperawatan Sehat Jiwa Pada Usia Dewasa

A. Pengertian Asuhan Keperawatan

Asuhan keperawatan merupakan bentuk pelayanan keperawatan


professional kepada klien dengan menggunakan metodologi proses keperawatan.
Asuhan keperawatan diberikan untuk memenuhi kebutuhan hidup (bio-psiko-
sosio-kultural) dasar klien pada semua tingkatan usia dan tingkat fokus.

12
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat menggunakan proses
keperawatan. Dimana proses ini ada lima tahap yang tidak dapat terpisahkan dan
saling berhubungan. Tahap-tahap dalam proses keperawatan adalah sebagai
berikut:

1. Pengkajian

2. Diagnosa keperawatan

3. Perencanaan

4. Implementasi

5. Evaluasi

Peran perawat dalam masalah kesehatan jiwa adalah:

a. Mengidentifikasi, mengklasifikasi dan memetakan permasalahan kesehatan


jiwa

b. Pendidikan kesehatan dalam upaya preventif dan promotif penemuan kasus


dini, dan tindakan secara cepat

c. Pemberi asuhan kepevawatan pada intevvensi kondisi “krisis”

B. Asuhan Keperawatan Sehat Jiwa Usia Dewasa Pertengahan

1. Karakteristik Perilaku

Karakteristik normal usia dewasa pertengahan:

1. Menilai pencapaian hidup

2. Merasa nyaman dengan pasangan hidup

3. Menerima perubahan fisik dan psikologis yang terjadi

4. Membimbing dan menyiapkan generasi dibawah usianya secara arif dan


bijaksana

13
5. Menyesuaikan diri dengan orang tuanya yang sudah lansia

6. Kreatif : mempunyai inisiatif dan ide-ide melakukan sesuatu yang


bermanfaat

7. Produktif : mampu menghasilkan sesuatu yang berarti bagi dirinya dan


orang lain, mengisi waktu luang dengan hal yang positif dan bermanfaat

8. Perhatian dan peduli dengan orang lain : memperhatikan kebutuhan


orang lain Mengembangkan minat dan hobi

2. Diagnosa Keperawatan : Kesiapan Peningkatan perkembangan Dewasa

Karakteristik penyimpangan perkembangan :

a. Tidak kreatif : kurang memiliki keinginan untuk melakukan sesuatu

b. Bertindak sesuka hati, tidak peduli dengan orang lain

c. Tidak mempunyai hubungan akrab, kurang miat bekerja dan berkeluarga

d. Tidak mempunyai komitmen pribadi yang jelas

e. Tidak memiliki pekerjaan dan profesi yang tetap sehingga tidak dapat
mandiri secara keuangan dan sosial

f. Berperilaku antisosial (kriminal, tindak asusila, narkoba)

g. Tidak bertanggung jawab terhadap keluarga

3. Intervensi Keperawatan

a. Intervensi Perkembangan Normal

1) Menjelaskan perkembangan usia dewasa yang normal dan


perkembangan yang menyimpang

2) Menerima proses penuaan dan perubahan peran dalam keluarga

14
3) Berinteraksi dengian baik dengan pasangan dan menikmati
kebersamaan dengan keluarga

4) Memperluas dan memperbaharui minat atau kesenangan

5) Memanfaatkan kemandirian dan kemampuan diri secara positif

b. Intervensi Penyimpangan Perkembangan

1) Menganjurkan individu membuka diri, menjalin hubungan dengan


orang lain.

2) Membantu menemukan pedoman dan nilai-nilai kehidupan serta


konsep diri yang jelas.

3) Tetap menjalin hubungan baik dengan individu yang bermasalah


(criminal, tindak asusila, narkoba) sambil terus membimbingnya.

4) Memfasilitasi individu untuk mengikuti kegiatan sosial di


masyarakat.

5) Menganjurkan individu mengembangkan minat, bakat dan


kemampuan yang dimilikinya.

c. Intervensi Spesialis

1) Terapi stimulasi perkembangan psikososial usia 35-60 tahun.

2) TKT Dewasa Tengah

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Masa dewasa merupakan masa tenang setelah mengalami berbagai aspek


gejolak perkembangan pada masa remaja. Masa dewasa juga merupakan masa
pematangan kemampuan dan karakteristik yang telah dicapai pada masa remaja.

Menurut UU Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan RI, sehat jiwa


adalah kondisi seorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan
sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuannya sendiri, dapat mengatasi
tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi untuk
komunitasnya.

Beberapa ciri juga mewakili jiwa yang sehat dan kuat seperti, seseorang
yang memiliki perasaan sehat, bahagia dan merasa nyaman terhadap dirinya. Dengan
demikian, ia mampu mengatasi amarah, iri hati, rasa cemas, rendah diri, takut, kecewa,
dan mampu menilai diri sendiri dengan sepatutnya.

3.2 Saran

Pembuatan makalah ini jauh dari kata sempurna, maka dari itu
diharapkan kepada pembaca agar dapat menyempurnakannya lagi, dan makalah ini
disusun agar dapat mahasiswa keperawatan Unand untuk mengetahui Asuhan
Keperawatan Sehat Jiwa Sepanjang Rentang Kehidupan pada Usia Dewasa, semoga
dapat bermanfaat hendaknya.

16
Daftar Pustaka

MA, M. (2016). Perkembangan Jiwa Beragama Pada Masa Dewasa. Jurnal Edukasi, Volume
2, No. 1.

Thong, D. (2011). Memanusiakan Manusia Menata Jiwa Membangun Bangsa. Jakarta: PT


Gramedia Pustaka Utama.

S. Hamid, A. Y. (2009). Bunga Rampai Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC.

Suprajitno. (2003). Asuhan Keperawatan Keluarga : Aplikasi dalam Praktik. Jakarta: EGC.

miftahul,dkk. 2017. Journal Rentang Kehidupan Manusia ( Life Span Development ) Dalam
Islam.
https://www.jurnal.arraniry.ac.id/index.php/equality/article/download/1952/1456

17

Anda mungkin juga menyukai