Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN ON THE JOB TRAINING

PT. GAPURA ANGKASA

DISUSUN OLEH :
BERLIANTI MIFTAKHUL JANNAH
9200

PSPP PENERBANGAN YOGYAKARTA


DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2 Tujuan...................................................................................................................1
1.3 Ruang Lingkup.....................................................................................................2
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Singkat Perusahaan..................................................................................3
2.2 Visi dan Misi Perusahaan.....................................................................................5
2.3 Struktur Organisas................................................................................................6
BAB III KEGIATAN SELAMA OJT
3.1 Subjek yang dipelajari............................................................................................9
A. Check-in...................................................................................................9
B. Gate........................................................................................................10
C. Greeting service......................................................................................10
D. Lost and Found.......................................................................................11
3.2 Spesifikasi tugas yang dilaksanakan..................................................................11
A. Check-in Counter...................................................................................12
B. Boarding Gate.........................................................................................18
C. Lost and Found.......................................................................................21
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan.................................................................................................................
4.2 Saran...........................................................................................................................

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
Laporan On The Job Training di Bandara Internasional Sentani, Jayapura dengan lancer.
Penyusunan laporan ini dalam rangka memenuhi persyaratan akhir On The Job Training
yang ditugaskan oleh PT. Gapura Angkasa
Dalam proses penyusunan tak lepas dari bantuan, arahan dan masukkan dari berbagai
pihak. Untuk itu saya ucapkan banyak terimakasih atas segala pastisipasinya dalam
penyelesaian laporan ini.
Ucapan terimakasih ini juga saya ucapkan kepada :
1. Bapak Mukti Wibowo selaku mentor PT Gapura Angkasa yang sudah bersedia
meluangkan waktunya sehingga bisa menyelesaikan OJT dengan baik.
2. Ibu Nurlina selaku coordinator OJT dan sebagai pembimbing yang telah bersedia
meluangkan waktunya untuk memberikan materi sehingga bisa menyelesaikan OJT
dengan baik.
3. Staff passasi PT. Gapura Angkasa cabang Jayapura, Papua yang telah memberikan
masukan dan saran selama saya melaksanakan OJT.
Meski demikian, saya menyadari masih banyak kekurangan dan kekeliruan dalam
penyusunan laporan ini, baik dari segi tanda baca, tata Bahasa maupun isi. Sehingga saya
secara terbuka menerima segala kritik dan saran positif dari pembaca.
Demikian apa yang dapat saya sampaikan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat untuk
masyarakat umumnya dan untuk saya sendiri khususnya.

Iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
On The Job Training (OJT) adalah kegiatan Pendidikan,pelatihan dan pembelajaran
yang dilaksanakan didunia usaha atau dunia industry yang relevan dengan kompetensi
(kemampuan)siswa sesuai bidangnya sebagai satu menyelesaikan proses Pendidikan.
Dalam kegiatan ini,siswa-siswi penerbangan memiliki kesempatan untuk
mengaplikasikan semua ilmu yang telah dipelajari sekolahnya dan mempelajari detail tentang
seluk beluk standart kerja yang profesional didunia penerbangan sehingga pengalaman ini
menjadi bekal dalam menjalani jenjang karir sesungguhnya.
Pelaksanaan OJT dilaksanakan disalah satu perusahaan yang bergerak dibidang
pengadaan jasa penerbangan PT. Gapura Angkasa daerah oprasional DJJ (Jayapura, Papua)
lebih tepatnya di bandara Internasional Sentani merupakan suatu pokok pembPahasan untuk
diangkat menjadi sebuah lapora2qan tugas akhir dalam penyelesaian studi kursus dan
pelatihan menjadi syarat kelulusan siswa program ground staff di PSPP Yogyakarta.

1.2 Tujuan

1. Sebagai syarat memperoleh sertifikat dari tempat OJT dalam hal ini PT. Gapura
Angkasa sebagai naungan yang bertanggung jawab terhadap siswa yang OJT di
Banadar Sentani, Jayapura.
2. Sebagai syarat kelulusan dari program Pendidikan staff penerbangan PSPP. Setelah
melakukan OJT d PT. Gapura Angkasa daerah oprasional DJJ (Jayapura, Papua)

1
3. Memperoleh pengetahuan dan pengalaman kerja serta mengaplikasikam ilmu yang
telah diperoleh selama proses pembelajaran dikelas.

1.1 Ruang Lingkup


Sesuai program studi staff penerbangan, dalam hal ini ruang lingkup OJT nya pun
sesuai dengan ilmu yang telah diperoleh yaitu sebagai staff penerbangan di wilayah Bandara
Internasional Sentani , Antara lain yaitu : Check-in Counter, Boarding Gate, LL (Lost and
Found).

2
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Perusahaan


Pada awalnya PT. Garuda Indonesia selaku airlines melaksanakan kegiatan Ground
Handling untuk keperluan perusahaan sendiri, mengingat kebutuhan akan pelayanan yang
profesional dan tutuan hasil kerja yang optimal dengan tanpa mengabaikan unsur kselematan
(safety), kehandalan (reliability), ketepatan waktu (punctuality) dan kepuasan pelanggan
(costumer satisfaction), maka PT. Garuda Indonesia mempertimbangkan untuk menyerahkan
kegiatan pelaksanaan ground handling untuk semua pesawat yang dimilikinya dan bisa
berkonsentrasi pada oprasional pesawat saja. Dari sinilah terbentuknya PT. Gapura Angkasa.
Gapura Angkasa adalah merupakan perusahaan perseoran terbatas yang didirikan oleh
3 perusahaan BUMN yang sudah ada, yaitu :
1. PT. Garuda Indonesia selaku pengelola Airline terbesar di Indonesia.
2. PT. Angkasa Pura I , selaku pengelola seluruh bandar udara di Indonesia Timur.
3. PT. Angkasa Pura II, selaku pengelola seluruh bandar udara di Indonesia Barat.
PT. Angkasa Pura I dan PT Angkasa Pura II (sebagai pemegang otoritas di hampir
seluruh bandara di Indonesia). Pada tanggal 26 Januari 1998 dan bersamaan dengan
ulangtahun ke-49 . PT. Garuda Indonesia maka komisaris dari ketiga perusahaan negara
tersebut memutuskan untuk mendirikan PT. Gapura Angkasa sebagai perusahaan pelayanan
darat yang melayani penerbangan domestic dan internasional di Pelabuhan udara. PT Gapura
Angkasa terus menerus belajar dari pengalaman dan menjaga kualitas pelayanan kepada
pelanggan. Tanggung jawab dan kewajiban PT. Gapura Angkasa untuk menjadi pelengkap
dan untuk bekerja sama dalam melayani oprasional penerbangan di Indonesia dan untuk
memberikan kecakapan dan ketepatan pelayanan yang hanya dapat diraih dengan
mempertimbangkan system managemen peralatan yang layak dipakai dan memiliki motivasi
tinggi merupakan kunci dari perjalanan perusahaan.

3
Pada mulanya PT. Garuda Indonesia melaksanakan kegiatan secara keseluruhan mulai
dari tiket, pelayanan penumpang, pelayanan pesawat serta penanganan cargo. Namun setelah
dirasakan perlu adanya profesionalisme dalam pelayanan ground handling maka PT.
Angkasa Pura I dan II memutuskan mendirikan perusahaan baru. Dengan menempatkan
beberapat tim kerja dari PT. Garuda Indonesia untuk berkarir di PT. Gapura Angkasa ini
merupakan salah satu cara untuk menjaga kepercayaan public bahwa PT. Gapura Angkasa
dipegang oleh tim yang professional dibidang nya.
Sesuai dengan surat keputusan mentri keuangan No : SR-04/MK/016/1996 dan akte
pendirian nomor 32 tanggal 26 januari 1998, bukti bahwa kerja sama antara PT. Garuda
Indonesia dengan PT. Angkasa Pura I dan II melahirkan perusahaan baru yakni PT. Gapura
Angkasa. Pendirian PT. Gapura Angkasa ini diharapkan mampu menciptakan sinergi kuat
hingga tercapainya kinerja perusahaan yang sehat, profesionalisme yang pada akhirnya
mampu mengembangkan misi perusahaan untuk menjadi perusahaan ground handling yang
terbaik di Asia.
PT. Gapura Angkasa telah mempunyai standar khusus untuk pelayanan penanganan
ground handling yang dikeluarkan dari IATA yaitu :
1. Perwakilan dan Akomodasi,
2. Load control dan Departemen Komunikasi,
3. Unit load Device (ULD) Control,
4. Penumpang dan Bagasi,
5. Cargo dan Pos,
6. Ramp Handling,
7. Pelayanan pesawat,

8. Pelayanan bahan bakar,


9. Perawatan pesawat,
10. Flight Operation and Crew Administration,
11. Transportasi darat,
12. Pelayanan catering
13. Pengawasan dan administrasi,
14. Keamanan.

2.1 Visi dan Misi perusahaan


Berikut visi dan misi PT. Gapura Angkasa :
1. Visi dari perusahaan adalah mewujudkan mutu pelayanan prima jasa ground
handling sesuai dengan standar IATA, sehingga perusahaan dapat berdiri sejajar
dengan perusahaan besar yang berskala internasional.
2. Misi dari PT. Gapura Angkasa adalah ikut meningkatkan kelancaran dan usaha
penunjang kegiatan penerbangan di Kawasan bandar udara seperti :
a. Pelayanan jasa yang handal dan berkemampuan tinggi dengan memperhatikan
aspek keselamatan, kehandalan, tepat waktu dan kepuasan pelanggan.
b. Keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan.
c. Mewujudkan sumber daya manusia yang berjiwa dirgantara, professional dan
mampu mengikuti perkembangan teknologi dan moda transportasi udara.
d. Mendorong partisipasi BUMN , swasta dan koperasi sebagai penunjang kegiatan
penerbangan di bandar udara.

5
2.3 Struktur Organisasi Perusahaan
General
manager

Manager Manager Manager Manager


operasional Umum Teknik Keuangan

Staff Supervisior Staff


Supervisior Supervisior Administrasi Teknik Keuangan
Operation Cargo Umum

JOB DESCRITION :
a. General Manager
General Manager memiliki tugas-tugas sebagai berikut :
1. Melaksanakan kebijakan umum dan Teknik perusahaan dalam hal cargo, bagasi, pos,
pelayanan terhadap pesawat udara, fasilitas umum dan medium operate, keamanan dan
juga administrasi umum dan keuangan dalam branch level.
2. Mengobservasi, mengontrol, mengevaluasi pelaksanaan konstruksi.
3. Passing on construction of administration all aspect in branch area.
4. Compling arrangement work dan perencanaan kerja konstruksi dilapangan dari bagasi,
cargo, pos, pelayanan pesawat udara, fasilitas dan medium operate, keamanan, dan juga
administrasi keuangan dan umum di level bawah
5. Mengkoordinasi pendelegasian perusahaan.
6. Melakukan koordinasi dengan institusi di dalam dan diluar lingkungan PT. Gapura
Angkasa demi kelancaran Kerja.
7. Meningkatkan saran dan pertimbangan kepada dewan direktur tentang pelaksanaan tugas
bawahan.
8. Melakukan tugas-tugas lain yang diberikan oleh dewan direktur.

6
b. Operation manager
1. Mengaktualisasikan kebijakan Teknik dan Humas dalam hubungan dengan
perwakilan, akomodasi, load control, depco, ULD Control, Ramp Handling, flight
operation, transport darat, pengawasan dan administrasi, keselamatan kerja.
2. Mengatur rencana kerja dalam operasional meliputi, perwakilan, akomodasi, load
control, depco, ULD Control, Ramp Handling, flight operation, transport darat,
pengawasan dan administrasi, keselamatan kerja.

c. internal Service Manager


Tugas-tugasnya adalah :
1. Melaksanakan kebijakan umum dan teknis yang berhubungan dengan bagian umum
dan administrasi.
2. Menyusun rencana kerja dibagian umum dan administrasi.
3. Mengeluarkan administrasi konstruksi semua elemen dilingkungan administrasi dan
umum.
4. Mengobservasi, mengontrol, dan mengevaluasi pelaksanaan konstruksi dibagian
umum dan administrasi.
5. Mengurus korespondensi, penerimaan, pajak retribusi, distribusi, managing office.
6. Mengeluarkan bahan-bahan untuk perawatan dan cadangan.
7. Mengatur transportasi di darat.
8. Mengatur pertemuan-pertemuan dan acara-acara.

d. Teknik Manager
1. Mengaktualisasi kebijakan teknis dan humas dalam hal pelayanan pesawat meliputi
pelayanan bahan bakar dan oli, perawatan pesawat dan kualitas control.
2. Mengatur rencana kerja dalam pelayanan pesawat meliputi bahan bakar, perawatan,
dan kualitas control.

7
3. Membuat konstruksi administrasi untuk semua elemen di lingkungan kerja.
4. Mengobservasi, mengontrol dan mengevaluasi pelayanan pesawat, bahan bakar dan
oli, dan perawatan pesawat.
5. Memberikan saran dan pertimbangan kepada pimpinan dalam hal mengadakan fasilitas
untuk mendukung kinerja pelayanan yang bagus.

e. Finance Manager
1. Mengatur rencana keuangan dikantor cabang,
2. Mengobservasi, mengontrol, dan mengevaluasi pelaksanaan konstruksi dalam hal
keuangan.
3. Berkoordinasi dengan Lembaga di dalam dan diluar lingkungan PT. Gapura Angkasa.
4. Mengaktualisasi kebijakan teknis dan humas dalam hubungan dengan keuangan.

BAB III
KEGIATAN SELAMA OJT

3.1 Subjek yang dipelajari


Kegiatan OJT yang dilakukan selama kurang lebih 2bulan dibandara Internasional
Sentani,Jayapura yaitu sebagai staff penerbangan adalah pekerjaan dalam rangka
mempersiapkan keberangkatan dan kedatangan pesawat terbang di bandar udara. Tujuan
pelayanan staff penerbangan agar keberangkatan dan kedatangan penumpang dan bagasi
dengan menggunakan pesawat terbang berjalan lancar, aman dan nyaman. Di dalam OJT
sebagai staff penerbangan ada beberapa objek (bagian) yang dapat dipelajari, yaitu :
A. Check-in
Disini kita dapat pelajari bagaimana proses pelaporan Kembali penumpang yang akan
masuk ke pesawat yang meliputi pengecekkan identitas penumpang,pemilihan/penempatan
tempat duduk didalam pesawat, permintaan khusus penumpang (kursi roda, special meal,
dsb) serta proses pelaporan bagasi untuk dikumpulkan/dimuat kedalam gerobak yang
nantinya akan dimasukkan kedalam compartement pesawat (loading bagasi) setiap
penumpang akan mendapatkan free bagasi sebesar :

 Kelas Y = 20 kg
 Kelas C = 30 kg
 Kelas F = 40 kg

Ketika berat bagasi penumpang melampaui free berat bagasi, maka penumpang tsb
harus membayar jumlah berat yang kelebihan tersebut. Ketentuan besarnya biaya yang harus
dibayarkan penumpang diatur oleh kebijakan masing-masing airlines.

9
Batas maksimal berat bagasi yang bisa dilaporkan adalah 32 kg, jika berat bagasi
lebih dari 32 kg maka bagasi harus masuk kedalam cargo. Dan untuk tas yang hendak dibawa
menuju cabin (handcarry) harus memiliki berat tidak lebih dari 7 kg dengan volume yang
telah ditentukan. Dan jika penumpang memiliki barang bawaan yang dikategorikan sebagai
Dangerous Good, terbuat dari besi, tabung, gas, dsb harus melaporkan barang bawaan
tersebut untuk ditindaklanjutin apakah bisa dibawa terbang dengan pesawat atau tidak. Untuk
DG sendiri, penanganannya dilakukan oleh AVSEC (Avation Security) dan nantinya akan
dibuatkan dokumen yang bernama NOTOC (Notification To Caption).
B. Gate
Boarding merupakan sebuah kegiatan yang terjadi di bandara dimana penumpang
akan mulai menaiki pesawat. Sedangkan Boarding Gate sendiri ialah jalur pembatas yang
harus dilewati oleh penumpang sebelum menaiki pesawat atau boarding. Jadi dapat
disimpulkan bahwa Boarding Gate merupakan sebuah area dimana penumpang akan
menunggu saatnya untuk menaiki pesawat. Jadi tugasnya Bagian Staff Boarding Gate disini
adalah memberikan informasi sekaligus melakukan pengecekan akhir, seperti
menginformasikan Boarding Time, pengecekan kondisi penumpang, memandu penumpang
menuju pesawat sesuai penerbangannya, pengecekan penumpang apakah sudah benar-benar
berada didalam pesawat.
Di dalam boarding gate, kamu akan menemukan petugas yang siap melayani
penumpang dengan baik. Staff itulah yang disebut sebagai staff penerbangan atau ground
staff bagian boarding gate. Umumnya petugas boarding gate akan terbagi menjadi 3 bagian
yaitu: front desk, mini desk, dan check gate. Tentunya masing-masing juga telah memiliki
tugas sendiri-sendiri.
C. Greeting service
Bagian ini sangat identic dengan sambutan. Karena disini kita menjadi orang yang
menyambut penumpang Ketika turun dari pesawat dan mengarahkan penumpang tersebut
menuju pintu kedatangan (Arrival). Begitu pun sebaliknya,

10
Ketika petugas gate telah melakukan boarding penumpang, maka kita bertugas untuk
mengarahkan penumpang menuju ke pesawat yang sesuai dengan tujuannya. Selain
mengarahkan penumpang, dsini kita harus mengawasi penumpang agar tidak melakukan
aktivitas yang dianggap mengganggu dan menghambat kegiatan petugas ground handling
diarea apron.
D. Lost and Found
Lost and Found merupakan unit yang menangani bagasi hilang, tertinggal, tertukar,
rusak dan lain-lain. Jadi pertugas Lost and Found bertugas untuk menerima laporan dari
penumpang apabila terjadi kerusakan, mengecek bagasi penumpang dengan cara
menyamakan nomor bagasi yang ada di label bagasi masing-masing penumpang, serta
menghuru kelebihan, kehilangan atau tertukarnya bagasi dengan penumpang lain. Apabila
bagasi yang hilang/belum ditemukan oleh penumpang di tempat pengambilan bagasi tersebut
terlacak di daerah asal, maka akan diterbangkan/dikirim melalui penerbangan selanjutnya.

Petugas lost and found biasanya juga ada yang akan berjaga di pintu keluar. Dimana
tugasnya adalah mencocokkan nomor bagasi yang dipegang penumpang dengan nomor
bagasi yang tertempel pada barang bawaan yang diambil oleh penumpang. Tujuannya adalah
untuk menghindari tertukarnya bagasi antara 1 penumpang dengan penumpang lain.
Mengingat dalam suatu penerbangan tidak menutup kemungkinan terdapat koper, tas atau
kardus yang sama.

11
3.2 Spesifikasi tugas yang dilaksanakan
A. Check-in Counter
Adapun beberapa tahapan dalam proses check-in yaitu :
1. Greeting : memberi greeting atau salam dengan ramah kepada penumpang yang akan
check-in.
2. Document Profiling : memeriksa tiket dan memeriksa dokumen calon penumpang
berupa KTP,SIM,Rapid Test/Antigen atau kartu identitas lain yang di sahkan oleh
pemerintah untuk penerbangan domestic dan visa serta paspor untuk penerbangan
internasional.
3. Passenger profiling : melihat dengan teliti dari wajah penumpang sampai bawah
untuk memastikan bahwa orang itu adalah orang yang akan kitaproses bording pass-
nya dan untuk mengetahui apakah dia mengidap penyakit yang bisa saja menular
apalagi di masa pandemic ini apabila berada di dekatnya atau berada dalam satu
ruangan yang tertutup.
4. Memasukkan nama penumpang ke dalam passenger list kedalam system dan
memastikan bahwa tiket sudah valid sesuai dengan dokumen calon penumpang.
5. Baggage profiling : menanyakan beberapa security question seperti apakah ada
barang berbahaya, berharga, powerbank, atau benar ini bagasi bapak/ibu? Apakah
bagasi ini dikemas sendiri oleh bapak/ibu? Atau pertanyaan lain yang sekiranya
diperlukan. Setelah itu berikan label bagasi serta antrikan di conveyor.
Bagasi adalah artikel, harta benda dan barang milik penumpang, baik itu checked
baggage maupun unchecked baggage yang diijinkan Airline untuk dapat diangkut di
pesawat udara guna keperluan untuk dipakai, digunakan oleh penumpang yang
bersangkutan selama perjalanannya. Jenis-jenis bagasi ada 2 :
 Checked baggage : semua barang milik penumpang yang ditimbang dan diangkut ke
dalam compartement pesawat dan diberi label bagasi.
 Unchecked baggage : barang-barang milik penumpang selain checked baggage yang
boleh dibawa kedalam cabin pesawat atau

12
biasa disebut cabin baggage. Barang tersebut merupakan tanggung jawab dari
penumpang itu sendiri. Dengan ketentuan berat maximal 7kg dan ukuran dimensi L56 x
W23 x H36 (45cm/45 inch total)
1. Free Baggage Allowance
Yang dimaksud dengan baggage allowance adalah bagasi Cuma-Cuma yang diberikan
kepada penumpang dalam setiap penerbangannya.
1. Weight Concept
Pada konsep ini bagasi Cuma-Cuma yang diperbolehkan adalah suatu berat yang
sudah ditetapkan sehubungan dengan kelas dan harga tiket yang dibayarkan , yaitu :
a) Bagasi Cuma-Cuma untuk Bussiness Class 30kg
b) Bagasi Cuma-Cuma untuk Economy Class 20kg
c) Bagasi Cuma-Cuma untuk First Class 40kg
Apabila jumlah berat bagasi bawaan yang melebihi dari baggage allowance yang
diberikan, makan akan dikenakan surcharge untuk bagasi lebih atau dikenakan biaya bagasi.
2. Piece Concept
Pada konsep ini bagasi Cuma-Cuma yang diperbolehkan suatu piece yang sudah
ditetapkan sehubungan dengan kelas dan harga tiket yang sudah dibayarkan.
Contoh :
a) Untuk kelas F , C , Y adalah 2 pieces dengan jumlah per 1 pcs-nya 32kg dan
ukuran panjangnya adalah 158cm/62 inc.
b) Untuk infant adalah 1 pcs dengan jumlah beratnya 115cm/45inc. peraturan piece
concept ini diberlakukan jika seseorang/penumpang melakukan perjalanan dari
benua Amerika termasuk Canada dengan terus menerus atau langsung dan tidak
melakukan stop over disuatu negara Amerika termasuk Canada.

13
2. Jenis-jenis label bagasi :
a. Baggage tag normal (single sector) : digunakan untuk bagasi yang hanya memiliki satu
tujuan saja.
b. Online transfer baggage (two sector) : digunakan untuk bagasi yang diangkut melalui
lebih dari satu stasiun (transit) dimana dua flight number yang berbeda.
c. Interline baggage tag (two sector) : bagasi yang diangkut melalui lebih dari satu
stasiun transit menggunakan 2 flight number yang berbeda, baik dengan penerbangan
yang sama maupun berbeda.
d. VIP/CIP/First Class/Executive class/bussines class/priority label : digunakan untuk
para penumpang VIP , CIP, First class/bussines class. Fungsinya adalah untuk
mempermudah dalam identifikasi serta pelayanan yang lebih cepat dalam proses
penurunan bagasi.
e. Unacimpained Minor label : sebagai label tambahan untuk penumpang dengan
kategori UM.
f. Doorside label : digunakan sebagai label tambahan pada normal label khusus untuk
bagasi yang memerlukan penanganan lebih cepat, misalnya karena short connecting
time, urgent delivery dan sebagainya.
g. Limited release tag : sebagai pengganti normal tag, label ini harus digunakan untuk
bagasi yang pada saat proses check-in menunjukkan kondisi sebagai berikut :
perishable, unsuitable package, receive damage,fragile,late check-in,sweeping
baggage, standby passenger.
h. Fragile tag/sticker : label/sticker tambahan yang digunakan khususnya untuk bagasi
yang mudah pecah pemberitahuan pada petugas loading/unloading agar penanganan
bagasi tersebut diperlukan secara lebih hati-hati.
i. Group Tag : khusus digunakan untuk penumpang yang merupaka kelompok grup
tujuannya adalah untuk mempermudah identifikasi dan agar petugas yang menangani
dapat memberikan perhatian lebih.
j. Rush tag : digunakan untuk mishandle baggage yang harus secepatnya dikirimkan
dalam kecepatan pertama kepada pemilik bagasi yang dimaksud.
k. Hand baggage tag : tag yang digunakan sebagai tanda pengenal yang digantungkan
pada cabin baggage milik penumpang.
l. Wheelchair baggage tag : digunakan untuk mengidentifikasi bahwa barang tersebut
adalah berupa wheelchair milik penumpang dimana perlu penanganan yang cepat bagi
penyerahannya di transfer ataupun di claim area.

14
m. Rush tag : digunakan untuk mishandle baggage yang harus secepatnya dikirimkan
dalam kecepatan pertama kepada pemilik dari bagasi yang dimaksud.
n. Hand baggage tag : adalah tag yang digunakan sebagai tanda pengenal yang
digantungkan atau sematkan pada cabin baggage milik penumpang.
o. Wheelchair baggage tag : digunakan untuk mengidentifikasi bahwa barang tesebut
adalah berupa wheelchair milik penumpang dimana perlu penanganan yang cepat bagi
penyerahannya di transfer ataupun claim area.

6. Mencetak boarding pass setelah mencantumkan berat dan jumlah bagasi yang akan
dibawa penumpang,isi informasi yang ada di boarding pass yaitu :
 Kode booking dari penumpang yang bersangkutan.
 Nama penumpang
 Station origin atau stasiun tujuan
 STD dan STA
 Gate
 Flight Number
 Boarding Time
 Seat
 SEQ

7. Memberikan pada penumpang dengan memberitahukan boarding time dan gate number.
Mengucapkan terimakasih.

1. Penanganan Special Passenger : Penumpang dikatagorikan sebagai special passenger


karena kondisi fisik-mentalnya, status social ekonomiya, kedudukan, jabatan.
Pengaruhnya. karena latar belakang penumpang yang bersangkutan atau karena
perusahaan penerbangan menganggap penumpang tersebut perlu pelayanan atau
penanganan secara khusus. Disini saya akan menjelaskan tentang special passenger
karen kondisi fisik-mentalnya terganggu. Yang termasuk special passenger tersebut
antara lain sebagai berikut :

15
a. Anak-anak tanpa pendamping (unaccompanied minor)
berarti usia anak-anak mulai dari 5 tahun sampai 12 tahun tanpa dewasa companied.
Anak-anak umur di bawah 5 tanpa pendamping tidak akan diterima oleh SAL.
1. Penumpang harus mendaftar untuk pelayanan unaccompanied minor saat melakukan
pemesanan tempat duduk. Kemudian mereka harus mengisi sebuah “Minor ditemani
Aplikasi Layanan” dalam rangkap dua. Aplikasi meliputi: nama anak tanpa
pendamping ‘, usia, jenis kelamin, rute, stasiun keberangkatan, stasiun kedatangan,
dan nama, alamat, nomor telepon dari orang yang akan mengambil anak-anak di
stasiun koneksi dan informasi orang tua UM.
2. Para unaccompanied minor harus dikirim ke check-in counter oleh orang tuanya atau
wali. Dan orang tua atau wali UM juga harus menunggu UM di stasiun tujuan.

b. Penumpang hamil (pregnant woman)


1. Para penumpang hamil dalam waktu 32-36 minggu harus membawa surat
keterangan/diagnosis yang dibuat oleh rumah sakit setempat pada saat pemesanan kursi.
Penjelasan tersebut harus mencakup sebagai berikut: nama, umur, tanggal hamil dari
jangkauan, penumpang dan tanggal perjalanan, dia layak untuk memulai, apakah dia perlu
menyediakan layanan khusus lainnya di kabin, dll. sertifikat diagnosis tersebut harus
dilakukan dalam 72hours sebelum keberangkatan pesawat dan ditandatangani oleh dokter
dengan cap dari unit medis.
2. Para penumpang hamil dalam waktu 32-36 mingguan harus mengisi Aplikasi untuk
penumpang hamil ketika mereka melakukan pemesanan.

c. Sakit atau Penumpang Luka


1. Para penumpang sakit dan terluka akan memberikan surat keterangan/diagnosis (dalam
rangkap tiga) yang dibuat oleh rumah sakit setempat saat pemesanan kursi. Deskripsi
diagnosis harus dibuat dalam 96hours sebelum keberangkatan. Para penumpang dengan
penyakit serius harus memberikan surat keterangan/diagnosis yang dioperasikan dalam
48hours sebelum keberangkatan ..
2. Untuk melakukan penerbangan, para penumpang yang sakit atau terluka perlu mengisi
surat Permohonan untuk Penumpang Khusus (sakit atau terluka) ketika mereka
melakukan pemesanan.
3. Pada prinsipnya, para penumpang sakit dan terluka perlu disertai dokter atau perawat
lebih baik sehingga mereka bisa mengurus penumpang selama dalam perjalanan mereka.

16
d. Buta Penumpang (blind passenger)
1. Penumpang buta harus didampingi ketika mereka mengambil penerbangan.
Penumpang buta tersebut hanya sebagai penumpang normal selama perjalanan mereka.
2. Penumpang buta yang didampingi anjing dalam perjalanannya harus membuat surat
keterangan membawa hewan saat pemesanan tempat duduk dan mereka akan diminta
untuk menyediakan sertifikat enterance hewan atau lulus negara dan sertifikat karantina
yang ditetapkan oleh negara.
e. Penumpang kursi roda (wheel chair pax)
Jika penumpang membutuhan pelayanan kursi roda, ia harus membuat aplikasi saat
reservasi dan mengisi surat permohonan untuk Penumpang Khusus (sakit atau terluka)
dalam rangkap dua.
f. Pelayanan untuk penumpang khusus
Setelah memasuki ruang terminal, special passenger akan menerima service yang khusus.
Pertama, special passenger akan melalui proses serah terima meja di meja penyelidikan,
dan staf bandara akan memberikan kursi roda, tandu dan alat-alat khusus lainnya sesuai
dengan kebutuhan special passenger tersebut. Staf Khusus akan bertanggung jawab atas
penerimaan dan pelayanan dalam mengawal special passenger tersebut. Sebuah “bagian
hijau” khusus telah dibuka untuk special passenger untuk pergi melalui proses
pemeriksaan keamanan. . Untuk memenuhi kebutuhan khusus special passenger, “Ibu dan
Anak Room.” “Ruang Pelayanan Khusus” telah didirikan di daerah terisolasi oleh
departemen bandara layanan penumpang. Mereka menyiapkan selimut, peralatan medis
dan perlengkapan keperawatan khusus lainnya untuk ribuan special passenger.
g. Penanganan untuk infant (bayi) umur 7 hari – 2 tahun boleh melakukan perjalanan
dengan pesawat udara syarat nya ditemani oleh orang dewasa dan orang tersebut
bertanggungjawab sepenuhnya terhadap bayi.

2. Penanganan SECURITY ITEM

Security item adalah barang/benda yang dilarang dibawa ke cabin pesawat udara,
yaitu barang yang bisa mengganggu, menakut-nakuti, melukai/menyebabkan bahaya serius
bagi orang lain. Macam-macam security item adalah senjata api, senjata tajam, alat
memukul/mainan yang menyerupai pistol(senjata).
Penanganannya sebagai berikut :

17
(Area keberangkatan)
a. Petugas check-in meminta security item dari pemiliknya setelah melalui seorang
avsec, atau bisa juga penumpang tersebuut secara sadar diri melaporkan barang
tersebut saat check-in.
b. Petugas check-in melakukan pengecekkan secara fisik dan membuatkan tanda
terima berupa slip security item sesuai form yang tersedia.
c. Security item dimasukkan ke dalam kantong khusus (Envelope For Restriced Item)
selanjutnya diserahkan pada security yang bertugas di check-in.
d. Slip security terdiri dari 4 rangkap yang harus ditanda tangani oleh si pemilik
barang, dan avsec yang bertugas. Lembar pertama untuk pemilik barang, lembar
kedua diarsipkan oleh avsec, lembar ketiga digunakan untuk pemberitahuan pada
Pilot In Command, lembar terakhir diberikan pada station tujuan.
e. Apabila security item yang dimaksud berupa senjata api jenis genggam atau laras
Panjang, agar dipastikan bahwa senjata api tersebut tidak berisi amunisi dengan
cara menanyakan pada penumpang/pemiliknya dan memohon bantuan untuk
mengosongkan amunisi didampingi oleh petugas AVSEC.
f. Amunisi dimasukkan kedalam Bullets Case sedangkan senjata api dimasukkan ke
dalam Envelope For Restriced Item. Satu penumpang hanya boleh membawa 6
amunisi atau dalam satu penerbangan hanya diperbolehkan mengangkut 100 pbutir
amunisi,
g. Security yang bertugas menangani restriced item mengantar ke pesawat sesuai
tujuan dan menyerahkan kepada Cockpit Crew On Duty.
h. Cockpit Crew On Duty menerima SECIT dan mendatangani slip tanda terima, serta
memberikan anak kunci SECIT Box pada petugas security.
i. Security membuka serta menempatkan SECIT ke dalam box yang tersedia di
Compartment pesawat dengan disaksikan oleh petugas.

18
B. BOARDING GATE
Boarding adalah proses menaikan penumpang kedalam pesawat. Sebelum boarding para
penumpang dapat menuggu di ruang tunggu khusus penumpang yang akan naik ke pesawat
yang disebut gate/lounge. Penumpang yang akan masuk ke dalam Boarding Gate diberikan
Boarding Pass yang berisi nama penumpang, tujuan, tanggal penerbangan, nomor ruang
tunggu (gate), dan nomor tempat duduk yang sesuai dengan seat yang telah dipilih oleh
penumpang tersebut, dimana Boarding Pass diberi sticker yang terdiri dari 3 warna
(MASKAPAI GARUDA) :

 Hijau (rear row) : konfigurasi seat dengan no 19-25


 Biru (middle row) : konfigurasi seat dengan no 12-18
 Merah (front row) : konfigurasi seat dengan no 5-11
Dengan mempertimbangkan aturan keselamatan penerbangan, embarkasi penumpang
hanya di perbolehkan apabila cabin crew yang bertugas sudah lengkap dan selesai
mempersiapkan cabin pesawat untuk dinaiki penumpang. Para petugas wajib mengikuti
briefing dengan Airlines sesuai dengan waktu yang telah ditentukan oleh masing – masing
Airlines sebelum check – in counter dibuka. Para petugas yang bertugas harus siap di
boarding gate dan mengarahkan penumpang ke pintu masuk pesawat. Petugas boarding gate
terbagi atas 3 bagian, yaitu :
Front desk :
1-2 orang bertugas Memonitor serta mencatat keluar masuknya penumpang dan
melabel Boarding Pass sesuai dengan Perioritas Boarding dan mencocokan kesesuaian
boarding pass dengan nama penumpang dalam passport dan ticket.
Mini desk :
1-2 orang bertugas memberikan informasi kepada penumpang yang akan melakukan
penerbangan mengenai hal-hal delaynya suatu pesawat dan mempersiapkan pembuatan
LoadSheet serta Manifest Passenger
Check gate :
1-2 orang bertugas mengantar serta mengarahkan penumpang untuk masuk kedalam
pesawat dan menghitung serta mendata penumpang yang akan naik ke pesawat,

19
Boarding gate harus dilakukan :
o 1 jam sebelum STD (Domestic Flight)
o 2 jam sebelum STD (International Flight)
o 3 jam sebelum STD (Middle East Flight)

Perlengkapan dan peralatan yang harus dipersiapkan petugas di area boarding gate adalah :
 Radio Hand Talky
 Hand Counter
 Payung
 Boarding Gate Check List
 Formulir dan Surat Pernyataan (WCHR,UM,No Meals,APB,dll)
 Amplop Security Item
 Papan Petunjuk arah tujuan
 Petunjuk urutan tempat duduk
 Papan petunjuk pemeriksaan paspor
 Test unit cabin baggage
 Label limited release
 Sticker Boarding Priority
 Kertas manifest
 Seating plan manual
 Tas perlengkapan Boarding Gate / AT
 TV Monitor
 Solary Board
 Lampu
 Sticker PSC
 Kebersihan Boarding Gate
Dalam artikel ini saya akan membahas tentang apa saja permasalahan yang ada di dalam area
boarding gate. Permasalahan-permasalahan itu adalah sebagai berikut :
 Keterlambatan/delay
 Keterlambatan dapat di sebabkan oleh 2 faktor, yaitu :
 Faktor operasional (teknik and crew)
 Faktor alam
 Sistem yang bekerja tidak sesuai dengan kenyataan (display information)
 Pesawat pindah ke gate lain
 Petugas salah sobek boarding pass
 Penumpang membawa bagasi yang berlebihan
 Penerbangan yang di cancel apabila terdapat penerbangan yang di cancel maka pihak
penumpang akan mendapatkan kompensasi dari pihak airlines berupa snack/makanan
ringan 30 menit  apabila pesawat delay.
20
C. LOST AND FOUND
Lost and found adalah difisi yang menangani masalah bagasi penumpang, baik
checked baggage maupun unchecked baggage (cabin baggage). Main job yang ada di LL
adalah DPR (damage/pillifered report), AHL (advice if hold) dan OHD (on hand).
1) Penanganan DPR (Damage/Pillifered Report)
a. Memohon maaf kepada penumpang
b. Melihat label tag yang terdapat pada bagasi penumpang. Apabila bagian limited
release terdapat keterangan bahwa bagasi tersebut telah diterima dengan keadaan
rusak sejak check-in counter maka kasus tersebut tidak perlu diteruskan lagi, namun
apabila belum maka bawa penumpang ke office LL.
c. Dilanjutkan dengan mengidentifikasi kerusakan dan di dokumentasikan.
d. Mintakan kartu identitas yang masih berlaku dan sesuai dengan label tag bagasi
yang rusak.
e. Selanjutnya mengisi formulir PIR (property irregularity report)
f. Lalu diperbaiki kerusakan bagasi tersebut atau diganti apabila kerusakan itu terlalu
parah.
g. Setelah bagasi benar hubungi penumpang dan berikan bagasi tersebut pada
penumpang.

2) Penanganan AHL
 Penyebab dari AHL
a. Tertinggal di STA awal
b. Tertinggal di STA transit
c. Tertukar dengan penumpang lain
d. Masuk ke unit cargo
e. Short connecting selama dalam transit
f. Label hilang
g. Salah melabeli bagasi lain

21
 Penanganannya yaitu :
a. Ketika ada penumpang melaporkan bahwa ada bagasi belum diterima, maka
sebagai petugas LL adalah meminta label bagasi yang belum diterima.
b. Mintakan juga boarding pass dan kartu identitas sesuai dengan label dari
bagasi.
c. Mengisi formulir PIR untuk AHL.
d. Mintakan ciri-ciri bagasi tersebut, berupa apa bagasi tersebut apakah
tas,koper,kardus, atau bentuk lain. Dan juga warna apa bagasi tersebut.
e. Input data dalam PIR ke dalam system world tracer, untuk kejelasan dimana
bagasu tersebut berada.

22
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
 Manfaat dari tugas yang dilaksanakan :

Manfaat dari tugas tugas yang dilaksanakan adalah menjadu pribadi yang disiplin
waktu, kemudian para siswa menjadi disiplin kebersihan juga dikarenakan diruang kerja
ditekankan untuk selalu bersih dan rapi. Mengetahui bagaimana berpakaian dan berias
yang tepat untuk bekerja. Mengetahui bagaimana praktek teori yang telah dijelaskan dari
instruksi dikelas. Mengetahui bagaimana menyikapi penumpang yang tidak puas dengan
pelayanan yang diberikan.

 Manfaat OJT bagi siswa :

Setelah secara langsung terjun ke lapangan, manfaat keseluruhan dari kegiatan OJT
yang diberikan pada kami adalah kami jadi tahu bagaiamana cara penanganan pada
penumpang secara benar mulai greeting, grooming, cara berbicara, dan bahasa tubuh baik
itu unit check-in counter, boarding gate, dan lost and found.

4.2 SARAN

Untuk menunjang kegiatan ground handling, maka diperlukan sumber daya


manusia yang terlatih dan kompeten. Salah satu cara untuk menunjang hal tersebut adalah
kegiatan OJT bagi pelajar/mahasiswa yang ingin mendalami dunia ground handling.
Maka dari itu untuk mempermudah mendapatkan tenaga ground handling yang
terlatih dan kompeten dalam bidangnya sebaiknya perusahaan ground handling memberi
kesempatan bagi pelajar/mahasiswa untuk melakukan kegiatan praktek kerja lapangan
selama jangka waktu yang telah disepakati.
23
Jayapura, 29 Maret 2021

BAPAK GM BAPAK MO

PAK MUKTI WIBOWO PAK EDJURAL LAPOLIWA

KOORDINATOR OJT

IBU NURLINA

Anda mungkin juga menyukai