Anda di halaman 1dari 8

wikipedia

Pemandu Lalu Lintas Udara (bahasa Inggris: Air Traffic Controller, ATC) adalah profesi yang
memberikan layanan pengaturan lalu lintas di udara terutama pesawat udara untuk mencegah
antarpesawat terlalu dekat satu sama lain, mencegah tabrakan antarpesawat udara dan pesawat
udara dengan rintangan yang ada di sekitarnya selama beroperasi. ATC atau yang disebut
dengan Air Traffic Controller juga berperan dalam pengaturan kelancaran arus lalu lintas,
membantu pilot dalam mengendalikan keadaan darurat, memberikan informasi yang dibutuhkan
pilot (seperti informasi cuaca, informasi navigasi penerbangan, dan informasi lalu lintas udara). ATC
adalah rekan terdekat pilot selama di udara, peran ATC sangat besar dalam tercapainya tujuan
penerbangan. Semua aktivitas pesawat di dalam Manoeuvring Area diharuskan mendapat mandat
terlebih dahulu dari ATC, yang kemudian ATC akan memberikan informasi,
instruksi, clearance/mandat kepada pilot sehingga tercapai tujuan keselamatan penerbangan,
semua komunikasi itu dilakukan dengan peralatan yang sesuai dan memenuhi aturan. ATC
merupakan salah satu media strategis untuk menjaga kedaulatan suatu wilayah/suatu negara.[1]

Bahasa[sunting | sunting sumber]
Sesuai yang disyaratkan oleh International Civil Aviation Organization (ICAO), Operasi pemanduan
lalu lintas udara menggunakan English language atau bahasa yang digunakan oleh Ground Station.
[2]
 Bahasa ibu suatu wilayah sering juga digunakan dalam pelaksanaannya, namun English
language diatur dalam standar bahasa yang dikenal sebagai Phraseologies harus digunakan jika
diminta untuk menghindari kesalahpahaman dalam berkomunikasi.[2]. Setiap petugas pelayanan dan
pemanduan lalu lintas udara wajib mengenal dan mahir menggunakan standar Phraseologies.

Sertifikasi[sunting | sunting sumber]
Di Indonesia, pemandu lalu lintas udara akan diberikan lisensi atau sertifikat kecakapan apabila
berusia sekurang-kurangnya 21 tahun, lulus pemeriksaan kesehatan sekurang-kurangnya level 3,
lulus pelatihan yang tidak kurang dari 3 bulan di tempat yang diakui secara hukum dan telah
menguasai beberapa pengetahuan berikut ini selama menempuh pendidikan dan pelatihan[3]:

 Hukum Udara (bahasa Inggris: Air Law); Petunjuk dan peraturan yang relevan
dengan Pemandu lalu lintas udara
 Peralatan pemanduan lalu lintas udara (bahasa Inggris: Air Traffic Control Equipment); Prinsip
dasar, penggunaan, dan keterbatasan peralatan yang dugunakan dalam pemanduan lalu lintas
udara.
 Pengetahuan Umum (bahasa Inggris: General Knowledge); Prinsip dasar penerbangan, prinsip
dasar operasi dan fungsi pesawat udara, powerplants and systems; performa pesawat yang
relevan dengan operasi pemanduan lalu lintas udara.
 Kinerja Manusia (bahasa Inggris: Human Performance); Kinerja Manusia termasuk prinsip-
prinsip dasar manajemen keadaan darurat dan manajemen resiko
 Meteorologi (bahasa Inggris: Meteorology); Meteorologi Penerbangan: penggunaan dan
apresiasi terhadap dokumentasi dan informasi meteorologi; asal mula dan karateristik dari
fenomena cuaca, yang mempengaruhi terhadap operasi dan keselamatan
penerbangan; altimeter
 Navigasi Penerbangan (bahasa Inggris: Air Navigation); Prinsip dasar navigasi udara; kaidah,
keterbatasan dan akurasi sistem navigasi dan peralatan visual
 Prosedur Operasi (bahasa Inggris: Operational procedures); Pemanduan lalu lintas udara,
komunikasi penerbangan, radio telephony and prosedur phraseology (routine,non-routine dan
keadaan darurat); metode dokumentasi penerbangan; budaya keselamatan yang terkait dengan
penerbangan.

Sertifikat Kecakapan tersebut akan diberikan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, setelah
memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditentukan sesuai denganPeraturan Keselamatan
Penerbangan Sipil bagian 69.

Tujuan Pelayanan Lalu Lintas Udara[sunting | sunting sumber]


Berikut ini adalah tujuan pelayanan lalu lintas udara yang diberikan oleh ATC berdasarkan
Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil (PKPS) bagian 170[4]:

1. Mencegah tabrakan antarpesawat.


2. Mencegah tabrakan antarpesawat di area pergerakan rintangan di area tersebut.
3. Mempercepat dan mempertahankan pergerakan lalu lintas udara.
4. Memberikan saran dan informasi yang berguna untuk keselamatan dan efisiensi pengaturan
lalu lintas udara.
5. Memberitahukan kepada organisasi yang berwenang dalam pencarian pesawat yang
memerlukan pencarian dan pertolongan sesuai dengan organisasi yang dipersyaratkan.

atau disebut dengan istilah 5 objective of ATS dalam dokumen ICAO ANNEX 11 tentang Air Traffic


Service [5]:

1. Prevent collisions between aircraft;


2. Prevent collisions between aircraft on the manoeuvring area and obstructions on that area;
3. Expedite and maintain an orderly flow of air traffic;
4. Provide advice and information useful for the safe and efficient conduct of flights;
5. Notify appropriate organizations regarding aircraft in need of search and rescue aid, and
assist such organizations as required.

Ruang Operasi[sunting | sunting sumber]


ATC melakukan pengaturan lalu lintas udara di menara / tower untuk Aerodrome Control Tower,
agar dapat melihat dengan jelas keadaan runway / Landas pacu, sedangkan untuk Approach
Control Unit dan Area Control Centre berada di ruangan yang letaknya berdekatan dengan
menara / tower untuk memudahkan koordinasi. Namun tidak semua bandar udara menerapkan
kondisi demikian, disesuaikan dengan kondisi lalu lintas udara dan kepadatannya.

Tower Bandara Soetta - Jakarta (WIII)

Beban Kerja[sunting | sunting sumber]


Disiplin dan tanggung jawab yang tinggi, jam kerja di ATC diatur secara bergiliran berdasarkan
"possition log" atau “shift” [6]. PadaAerodrome Control Tower, bidang pekerjaannya yang dibagi
dalam beberapa unit, di antaranya Clearance Delivery, unit yang memberi informasi semua Rute
Pelayanan Lalu Lintas Udara/ ATS Route, ketinggian pesawat yang diminta atau diizinkan untuk
terbang ke tujuan.Ground Control, mengatur semua pergerakan mulai pesawat itu push back,
sampai pesawat ke taxiway, menanti di ujung landas pacu untuk lepas landas. Assistant Tower
Controller, tugasnya membantu aktivitas tower controller. Tower Controller sendiri mengatur lepas
landa dan mendaratnya pesawat.

Sekalipun jam kerja sudah diatur, setiap rutinitas pasti ada kejenuhannya. Namun karena pekerjaan
yang mempertaruhkan nyawa penumpang pesawat, dengan fokus dan tanggung jawab profesi, ATC
diharuskan untuk tidak merasakan kejenuhan ketika bekerja. Pada hal ini Penyedia layanan
pemanduan lalu lintas udara wajib menerapkan pola manajemen stress pada beban kerja ATC dan
manajemen keselamatan. Menurut Dokumen 9426 Air Trafic Planning Manual, pemimpin unit
pemandu lalu lintas udara (unit chief controllers) dan para petugas evaluasi (evaluation officers)
perlu selalu waspada atas tanda–tanda stres pada anggota stafnya dan mestinya tidak ragu–ragu
untuk membantu meringankannya. Pada langkah ini, suatu diskusi informal supervisor dengan
pegawai pelaksana sering dapat menghindari hilangnya kecakapan secara progresif. Ini dapat juga
meningkatkan keselamatan operasi unit yang terkait. [7]

Sejarah[8][sunting | sunting sumber]
Bila ditarik ke belakang, sejarah air traffic control mungkin dimulai 2 dekade setelah Wright
bersaudara menemukan pesawat pada tahun 1903. Tidak lama setelah Perang Dunia Pertama (PD
I) berakhir orang mulai menyadari bahwa pesawat terbang memiliki potensi keuntungan dan
komersial. Pada saat inilah beberapa perusahaan penerbangan komersial terbentuk. Pada akhir
tahun 1920, telah terdapat beberapa perusahaan penerbangan komersial di Eropa seperti KLM di
Belanda, dua perusahaan penerbangan Perancis, satu di Belgia, dan delapan di Inggris.

Tahun 1922 setelah terjadi minor collision di Bandara Croydon, London, pihak DGCA Inggris
mengeluarkan Notam 62/1922 yang isinya memberitahukan kepada Pilot yang akan berangkat
untuk mendapat urutan keberangkatan dan sinyal sebagai izin take off dari ‘controller’. Sinyal ini
adalah lambaian bendera merah. Segera setelah ditemukan bahwa bendera ini tidak dapat terlihat
pada beberapa tempat di Croydon karena memiliki slope miring pada satu sisi, posisi bendera ini
dipindahkan ke salah satu balkon pada gedung tertinggi. Pada bulan Juli 1922 di Croydon dibangun
sebuah tempat observasi yang sekelilingnya bermaterial kaca. Bangunan ini sebenarnya
dimaksudkan untuk menguji arah peralatan komunikasi nirkabel. Selanjutnya, ‘tower’ ini menjadi
pusat komunikasi bagi seluruh penerbangan di bandara Croydon. Sang operator menusukkan pin
pada peta yang tersedia tidak lama setelah menerima laporan posisi pesawat, dan berdasarkan
perhitungannya sendiri, menjalankan pin tersebut sesuai dengan rute pesawat yang bersangkutan.

Apabila diperkirakan dua pesawat akan saling melewati, sang operator akan menginformasikan hal
tersebut kepada pilot. Inilah lahirnya ‘Advisory Service’ yang pertama. Selanjutnya pada Notam
109/1924 mengenai peraturan untuk take off berbunyi “When the aircraft is visible from the control
tower, permission to depart will be given from the tower…”. Inilah pertama kali terminologi control
tower dipakai. Pada tahun 1926 sistem pengendalian lalu lintas udara mendapat nama baru yaitu
Wireless Traffic Control dan petugasnya disebut Control Officers. Mulai saat itu terminologi ‘control’
secara resmi digunakan, tetapi hubungan Pilot/Controller masih berupa gentlements agreements.
Hal ini berubah pada tahun 1927 saat disepakati bahwa controller tidak hanya memberi informasi
pada pilot mengenai keberadaan traffic lain, tetapi berhak memberikan arah terbang (direction)
untuk menghindari traffic lawan. Jadi siapakah air traffic controller pertama di dunia?
Jika melihat pada salah satu prinsip tugas air traffic control yaitu menjaga keselamatan pesawat
terbang di bandara dan sekitarnya, sekiranya sah-sah saja jika menyebut Wilbur Wright sebagai air
traffic controller pertam dunia. Dan Orville Wright menjadi yang kedua. Karena sementara Orville
Wright melakukan 12 detik penerbangan pertama dalam sejarah manusia pada tanggal 17
Desember 1903 di Kitty Hawk, California, Wilbur Wright melakukan apa yang mungkin saat ini kita
sebut sebagai ‘operational watch’. Untuk dapat take off pada kecepatan 20 mil/jam, Wilbur berlari
mengikuti pesawat terbang pertama dunia itu sambil memegang wingtips-nya dan menyeimbangkan
pesawat tersebut sampai airborne. Kemudian Wilbur memerhatikan dengan sangat saksama
penerbangan tersebut sampai akhirnya Orville mendarat kurang lebih 120 kaki di depannya.
Selanjutnya saat Wilbur bertindak sebagai pilot, dan terbang selama 59 detik, giliran Orville Wright
yang memerhatikan penerbangan yang dilakukan saudaranya dengan saksama sampai akhirnya
mendarat 852 kaki di depannya!

Sekjen IACTA Kristanto memberikan arahan kepada petugas Air Traffic Control (ATC) yang mengatur dan
mengawasi lalu lintas penerbangan di Menara ATC Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.
TEMPO/Aditia Noviansyah

Pembagian Pelayanan Lalu Lintas Udara[sunting | sunting sumber]


Sesuai dengan tujuan pemberian Air Traffic Services, Annex 11, International Civil Aviation
Organization (ICAO), 1998, Pelayanan Lalu Lintas Udara terdiri dari 3 (tiga) layanan [4], yaitu:

 Pelayanan Pengendalian Lalu Lintas Udara (Air traffic control service), pada ruang udara
terkontrol/Controlled Airspace terbagi menjadi 3 (tiga) bagian yaitu:
 Aerodrome Control Service
Memberikan layanan Air Traffic Control Service, Flight Information Service, dan Alerting
Service yang diperuntukkan bagi pesawat terbang yang beroperasi atau berada di bandar
udara dan sekitarnya (vicinity of aerodrome) seperti take off, landing, taxiing, dan yang
berada di kawasan manoeuvring area, yang dilakukan di menara pengawas (control tower).
Unit yang bertanggung jawab memberikan pelayanan ini disebut Aerodrome Control
Tower (ADC).
 Approach Control Service
Memberikan layanan Air Traffic Control Service, Flight Information Service, dan Alerting
Service, yang diberikan kepada pesawat yang berada di ruang udara sekitar bandar udara,
baik yang sedang melakukan pendekatan maupun yang baru berangkat, terutama bagi
penerbangan yang beroperasi terbang instrumen yaitu suatu penerbangan yang mengikuti
aturan penerbangan instrumen atau dikenal dengan Instrument Flight Rule (IFR). Unit yang
bertanggung jawab memberikan pelayanan ini disebut Approach Control Office (APP).

 Area Control Service


Memberikan layanan Air Traffic Control Service, Flight Information Service, dan Alerting
Service, yang diberikan kepada penerbang yang sedang menjelajah (en-route flight)
terutama yang termasuk penerbangan terkontrol (controlled flights). Unit yang bertanggung
jawab memberikan pelayanan ini disebut Area Control Centre (ACC).

 Pelayanan Informasi Penerbangan (Flight Information Service)


Flight Information Service adalah pelayanan yang dilakukan dengan memberikan berita dan
informasi yang berguna dan bermanfaat untuk keselamatan, keamanan, dan efisiensi bagi
penerbangan.

 Pelayanan keadaan darurat (alerting service)


Pelayanan keadaan darurat adalah pelayanan yang dilakukan dengan memberitahukan
instansi terkait yang tepat, mengenai pesawat udara yang membutuhkan pertolongan search
and rescue unit dan membantu instansi tersebut, apabila diperlukan.

Air Traffic Control Indonesia di mata


dunia[sunting | sunting sumber]
 Pada Tahun 2008 Indonesia terpilih sebagai salah satu pemenang Air Traffic Control
(ATC) Global Awards. Hadiah tersebut diterima oleh DR. Budi Muliawan Suyitno,
Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Departemen Perhubungan pada tanggal 11
Maret 2008 di Amsterdam. lndonesia ditetapkan sebagai pemenang atas upaya
lndonesia dalam merealisasikan penggunaan penemuan teknologi baru, yaitu
pembangunan stasiun “automatic dependent surveillance” (ADS) guna memantau dan
melacak posisi pesawat terbang yang melintasi wilayah lndonesia secara akurat dan
terintegrasi. Dengan metode tersebut keterbatasan jangkauan radar dapat teratasi,
karena pesawat secara otomatis dapat melaporkan posisinya meialui pengenalan
kombinasi sistem antara teknologi GPS dan data untuk melacak posisi pesawat.
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Dephub bersama dengan perusahaan IT
bandara “SITA” terpilih sebagai pemenang pada kategori “Enabling Technology Award”
- kontribusi dalam peningkatan kapasitas dan kesetamatan penerbangan. Saingan
lndonesia dalam mendapatkan penghargaan pada kategori tersebut yaitu Thales ADS-B
dan Adacel lnc.[9]
 Organisasi Profesi Air Traffic Control Indonesia, Indonesia Air Traffic Controllers
Association - (IATCA) dikukuhkan sebagai anggota organisasi International Federation
of Air Traffic Controllers' Associations ( IFATCA ) pada tanggal 23 Maret 2001 di
Gedung PBB Geneva - Switzerland.[10]

ATC atau Pemandu Lalu Lintas Udara adalah bagian dari penerbangan yang memberikan layanan
pengaturan lalu lintas di udara terutama untuk mencegah jarak yang terlalu dekat antar pesawat dan
mencegah tabrakan pesawat di udara. ATC atau Pemandu Lalu Lintas Udara juga bertugas
membantu pilot saat mengalami keadaan darurat dan mengendalikan keadaan serta memberikan
semua informasi yang dibutuhkan oleh pilot, misalnya informasi navigasi penerbangan, informasi
cuaca, dan informasi lalu lintas udara. Secara garis besar Pemandu Lalu Lintas Udara bertugas
untuk mengatur kelancaran arus lalu lintas udara.

Selain Co-Pilot, ATC adalah partner pilot selama di udara. ATC sangat berperan besar dalam
kelangsungan penerbangan dari awal take off sampai landing di bandara tujuan. Semua aktivitas
pesawat di dalam Manoeuvring Area diharuskan mendapat mandat terlebih dahulu dari ATC, yang
kemudian ATC akan memberikan informasi, instruksi, Clearance/mandat kepada Pilot sehingga
tercapai tujuan keselamatan penerbangan, semua komunikasi itu dilakukan dengan peralatan yang
sesuai dan memenuhi aturan. ATC merupakan salah satu media strategis untuk menjaga
kedaulatan suatu wilayah/suatu negara.

Ada satu bangunan di bandara yang memiliki bentuk yang hampir sama yang dapat dijumpai
dimana pun di seluruh dunia, yaitu menara pemandu lalu lintas udara atau Air Traffic Control (ATC).
Dimana-mana, menara ini selalu memiliki jendela yang miring. Lalu apa sebenarnya tujuan jendela
menara tersebut dibuat miring?
Banyak yang beranggapan bahwa jendela tersebut dirancang seperti itu untuk mencegah pantulan
sinar matahari ke pilot di dalam kokpit pesawat. Namun penjelasan, ini tidak memiliki dasar yang
kuat. Karena, bangunan lain di bandara memiliki jendela yang dipasang vertikal seperti biasa.

Terdapat satu bangunan di bandara yang memiliki bentuk yang hampir sama dan dapat dilihat
disemua bandara yang ada di seluruh dunia, kesamaan tersebut terletak pada menara ATC atau
menara Pemandu Lalu Lintas Udara. Di semua bandara di seluruh dunia menara ATC memiliki
jendela yang miring. Beberapa orang beranggapan jendela yang miring di menara ATC untuk
menjegah pantulan sinar matahari ke  dalam kokpilot dan mengganggu pilot dalam mengemudikan
pesawat. Tapi penjelasan ini kurang masuk akal di karenakan hanya kaca di bagian menara saja
yang selalu di pasang miring selain itu biasanya kaca tetap dipasang secara vertikal

Alasan lain kenapa jendala menara dipasang miring karena untuk menjegah pantulan cahaya ke
dalam menara bukan ke luar menara. Dengan jendela kaca yang miring ini, setiap cahaya dari
dalam menara seperti monitor komputer, layar video, lampu, dan lainnya akan dipantulkan ke langit-
langit. Dan biasanya langit-langit menara ATC akan dicat dengan warna hitam untuk agar menyerap
pantulan cahaya tersebut. Dengan begitu, tidak akan ada pantulan cahaya di kaca jendela yang
dapat mengganggu penglihatan petugas pemandu lalu lintas udara.

Read more: http://cektkp.com/news/2014/03/tugas-dari-pemandu-lalu-lintas-udara-atau-atc/
#ixzz3sxycDii3

Anda mungkin juga menyukai