Anda di halaman 1dari 3

Air Traffic Controller (ATC)

Apakah kamu pernah menonton film action yang latar tempatnya di pesawat? Kalau kamu
menyadarinya, si pilot atau survivor-nya kerap berkabar dengan orang lain melalui headphone.
Orang lain ini akhirnya dilihatkan berada di ruangan lain. Penasaran dengan siapa mereka? Cari tahu
tentang mereka si air traffic controller lebih jauh, yuk!

Apa itu ATC?


Sempat kepikiran bagaimana perjalanan udara bisa mulus dan tidak tersesat? Ketika menerbangkan
pesawat, pilot akan selalu punya teman bernama air traffic controller atau ATC. Sederhananya,
mereka adalah pemandu lalu lintas udara, mulai dari memberi clearance untuk take off sampai
menunjukkan rute perjalanan udara yang harus dipatuhi.

Pesawat yang diarahkan oleh ATC tidak terbatas pesawat terbang komersial saja, tetapi juga
helikopter dan sejenisnya. Panduan dari mereka sangat krusial dalam menjaga lalu lintas udara yang
lancar dan tanpa kecelakaan. Selain melalui sinyal radio dan satelit untuk berkomunikasi, ATC juga
mengawasi navigasi pesawat melalui radarnya.

Pusat ATC bekerja adalah di ruang kontrol radar yang ada di menara bandara. Kamu dapat dengan
mudah mengetahuinya melalui pemasangan kaca pelindung bangunannya yang miring. Dari sanalah
mereka berbagi informasi apapun terkait penerbangan kepada pilot, seperti update cuaca, pindah
rute perjalanan, dan sebagainya.

Profesi ATC sangat menantang karena lingkungan bekerja dan tanggung jawabnya yang besar.
Meskipun dengan segala bantuan teknologi canggih, seorang ATC tetap bekerja setengah buta
karena jauh dari pesawat. Pekerjaan ini dilakukan dengan sistem shift karena ATC perlu ada 24 jam.
Menurut International Civil Aviation Organisation (ICAO), jam kerja ATC berkisar 32-40 jam per
minggunya.

Selain itu, tingkat stres pekerjaan ini juga tinggi karena banyaknya pesawat yang perlu diperhatikan
dan situasi-situasi tertentu yang membuat ATC harus mengambil keputusan yang tepat. Kerja sama
antara pilot dan ATC tidak terbatas dari kesamaan kebangsaan karena ATC tempat asal yang akan
mengantar pilot untuk terbang dan ATC tempat tujuan juga yang membimbing dan menyambut
mereka ketika sampai dengan selamat.

Tugas ATC
Secara umum, tugas seorang ATC telah disebutkan di atas, yaitu mengatur lalu lintas udara, memberi
informasi penting terkait penerbangan pada pilot, mengawasi laju penerbangan, memberi izin untuk
lepas landas, dan seterusnya. Tidak hanya di sekitar area bandara, ATC juga bertugas ketika pesawat
telah mengudara.

ATC lah yang menerima pesawat yang mendekati bandaranya dan memberikan clearance untuk
landing. Mereka juga perlu menangani serah terima kontrol pesawat yang sudah take off ke ATC
bandara tujuan. Dalam situasi darurat, ATC harus menjaga komunikasi dengan pilot untuk
memberikan solusi penerbangannya dan melaporkan pada pihak bandara
Mengikuti detail tugas ini, tipe dan peran ATC dapat dibagi menjadi 3, yaitu:

Approach controller: Mayoritas berbasis di bandara daripada pusat kontrol. Tugasnya adalah
menerima pesawat yang mendekati bandara dan memberikan izin untuk mendarat, termasuk
mengatur antrean dan tempat pesawat yang hendak “parkir”. Mereka juga dapat mendampingi
pesawat yang telah berangkat dan masih dalam fase awal penerbangan.

Aerodrome controller: Dikenal juga sebagai tower controller. Karena posisinya di menara, mereka
dapat melihat keseluruhan lapangan terbang. Tugasnya adalah mengatur lajur pesawat, baik untuk
berangkat maupun parkir serta keberangkatan dan kedatangan.

Area controller: Berbasis di pusat kontrol penerbangan yang menangani pesawat dengan ketinggian
lebih dari 5.000 kaki di atas udara. Lebih lanjut, mereka yang mengawasi posisi, level ketinggian, dan
kecepatan pesawat agar lalu lintas udara absen kecelakaan.

Maka dari itu, seorang ATC harus menjadi pribadi yang teliti dan komunikatif. Sebuah eror benar-
benar tidak boleh terjadi karena risikonya yang terlalu tinggi. Mereka harus bisa mencarikan jalan
keluar dan informasi yang tepat agar perjalanan pilot, awak pesawat, dan penumpangnya berjalan
lancar.

Tanggung jawab ATC


Melalui tugasnya, kamu jadi tahu betapa besarnya tanggung jawab yang dipikul seorang ATC. Pilot
memang bertanggung jawab penuh atas penerbangan yang dilalui, tetapi ATC sebagai “penerang
jalan” pilot sangat berpengaruh terhadapnya juga. Ada beberapa tanggung jawab seorang ATC
sebagai berikut:

Memastikan pergerakan pesawat sesuai arahan

Menjamin kemulusan take off dan landing dengan membimbing pilot

Menjaga radio dan radar tetap tersambung dengan pesawat dan pilot

Mengatur arus pergerakan pesawat, baik di darat maupun di udara

Mengarahkan pilot untuk berganti rute apabila diperlukan

Memberikan informasi dan solusi penerbangan yang tepat dan terbaru pada pilot

Bergerak tanggap saat situasi darurat dan tidak diprediksi, seperti potensi kecelakaan dan
penerbangan tidak terdaftar

Kisaran gaji ATC di tahun 2022


Beban tugas seorang ATC termasuk cukup sepadan dengan upah yang diberikan. Namun, sebelum
membahasnya, kamu perlu tahu langkah yang harus dilalui untuk meniti karier di bidang ini. Tidak
ada awalan lain selain bersekolah dan mendapatkan sertifikasi dahulu untuk menjadi ATC. Di
Indonesia, kamu dapat belajar di Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) di Tangerang dan
Akademi Teknik dan Keselamatan Penerbangan (ATKP) di Medan, Makassar, dan Surabaya
Pendidikan ini sama saja seperti pendidikan tinggi lanjutan setelah SMA. Penting untuk kamu
perhatikan bahwa skill bahasa Inggris juga harus kamu asah. Hal ini karena mayoritas bahasa yang
kamu gunakan untuk berkomunikasi sebagai ATC adalah bahasa Inggris. Setelah itu, kamu perlu
melakukan tes lanjutan untuk menyatakan bahwa kamu seorang qualified ATC. Kamu juga harus
melewati berbagai pelatihan dan mendapat pengalaman yang tentunya akan berguna saat bekerja
real-time nanti.

Besaran gaji yang diterima berdasarkan konsiderasi Indonesian Air Traffic Controller Association
(IATCA) dengan direksi AirNav Indonesia. Kisaran gaji ATC pemula atau fresh graduate mencapai 15
juta rupiah. Semakin tinggi jam terbang dan keahlianmu, maka gaji yang akan didapatkan bisa
mencapai 45 juta rupiah per bulannya! Tentunya, jumlah ini sepadan dengan tanggung jawab yang
dipikul, yaitu keselamatan seluruh jiwa saat pesawat terbang.

Anda mungkin juga menyukai