LAPANGAN TERBANG
DOSEN PENGAMPU
Berikut ini adalah tujuan pelayanan sistem lalu lintas udara yang diberikan oleh ATCS
Bila ditarik kebelakang, sejarah air traffic control mungkin dimulai 2 dekade setelah Wright
bersaudara menemukan pesawat pada tahun 1903. Tidak lama setelah perang dunia pertama
(PD I) berakhir, orang mulai menyadari bahwa pesawat terbang memiliki potensi keuntungan
dan komersil. Pada saat inilah beberapa perusahaan penerbangan komersial terbentuk. Pada
akhir tahun 1920, telah terdapat beberapa perusahaan penerbangan komersial di Eropa
Pada Tahun 2008 Indonesia terpilih sebagai salah satu pemenang Air
Traffic Control (ATC) Global Awards. Hadiah tersebut diterima oleh
DR. Budi Muliawan Suyitno, Direktur Jenderal Perhubungan Udara,
Departemen Perhubungan pada tanggal 11 Maret 2008 di Amsterdam.
lndonesia ditetapkan sebagai pemenang atas upaya lndonesia dalam
merealisasikan penggunaan penemuan teknologi baru, yaitu
pembangunan stasiun “automatic dependent surveillance” (ADS) guna
memantau dan melacak posisi pesawat terbang yang melintasi wilayah
lndonesia secara akurat dan terintegrasi. Dengan metode tersebut
keterbatasan jangkauan radar dapat teratasi, karena pesawat secara
otomatis dapat melaporkan posisinya melalui pengenalan kombinasi
sistem antara teknologi GPS dan data untuk melacak posisi pesawat
Cara Kerja Air Traffic Control
selalu mengisi FPL (Flight Plan) dengan data-data sesuai formulir yang telah disediakan. Namun untuk
penerbangan yang berjadwal operator penerbangan akan menyampaikan RPL (Repetitive Fight Plan)
ke Unit BO (Briefing Office) dan Unit FDO (Flight Plan Data Operator) untuk kemudian dimasukkan
1. Awal mula penerbang akan selalu meminta ATC Clearance sebelum menghidupkan mesin dan
2. Setelah lengkap menjawab ATC Clearance 10 menit kemudian penerbang akan meminta untuk
4. Setelah pesawat tuntas menghidupkan mesin dan pada posisi siap untuk berjalan, maka penerbang akan
minta ijin untuk taxi. Dipandulah pesawat tersebut menuju titik dimana akan memulai take-off. Dalam
5. Dipertengahan jalan pada posisi yang sudah clear dengan pesawat yang lain penerbang akan diberi istruksi
untuk berkomunikasi dengan unit TWR, karena tanggung jawab TWR yang akan memberangkatkan
peswat tsb.
6. Proses untuk keberangkatan ini akan tergantung dengan pesawat lain yang akan mendarat ataupun pesawat
yang berada di depannya. Sehingga perhitungan dan pengalaman seorang ATC untuk memberangkatkan
TMA, dan seterusnya pada akhirnya penerbang akan berkomunikasi dengan Juanda TWR
Inti dari paparan diatas adalah setiap pergerakan pesawat terbang akan selalu terpantau oleh
ATC, karena penerbang selalu berkomunikasi dengan unit-unit ATC, baik itu dalam kondisi