Anda di halaman 1dari 22

Ruang udara :

ruang yang terletak di atas ruang daratan


dan atau ruang lautan
serta wilayah sekitar negara yuridiksinya

FIR TMA
(Flight Information Region) : (Terminal Control Area)
wilayah ruang udara tertentu area kontrol yang didirikan
yang memberikan informasi di pertemuan rute ATS di
& peringatan penerbangan sekitar satu bandara atau lebih
Ruang Udara Indonesia
• Wil udara Ind terbagi 2 FIR (Flight Information Region)
yaitu Jakarta FIR & Makassar FIR

• Yang mengontrol pesawat di FIR yaitu ACC


• Sektor ACC membawahi TMA (Terminal Area)

• Jakarta ACC membawahi Medan TMA,


Pekanbaru TMA, Jakarta TMA, Pontianak TMA,
Palembang TMA.
• Makassar ACC membawahi Surabaya TMA,
Manado TMA, Bali TMA, Biak TMA.
Pembagian ruang udara
Ruang udara terdiri dari :

1. Controlled Airspace :
a. Controlled Zone (CTR)
b. Controlled Area (CTA)

2. Uncontrolled Airspace
a. Flight Information Region (FIR)
b. Upper Flight Information Region (UIR)

3. Aerodrome
a. Controlled Aerodrome ( AD )
b. Aerodrome Traffic Zone ( ATZ )
c. Aerodrome Flight Information Service (AFIS)
Uncontrolled Airspace
ruang udara dimana kegiatan penerbangan hanya
mendapatkan pelayanan informasi saja ( llu & cuaca )

1. Flight Information Region (FIR)


ruang udara dengan batas tertentu diberikan
pelayanan informasi penerbangan (Flight Information
Service) dan peringatan (Alerting Service)

a. Flight Information Service (FIS)


pelayanan informasi untuk keselamatan & efisiensi penerbangan

b. Alerting Service (AS)


pelayanan pesawat perlu bantuan dan penyelamatan (SAR)

2. Upper Flight Information Region (UIR)


ruang udara di atas FIR dengan pelayanan yang sama dengan di FIR
Batas atas FIR = Batas bawah UIR
Airspace Classification / Klasifikasi Ruang Udara
Ruang udara dibagi menjadi : Kelas A, B, C, D, E, dan G
Kelas A: Hanya untuk penerbangan IFR,
penerbangan diberi pelayanan llu & terpisah antar pesawat lainnya.
Kelas B: Untuk penerbangan IFR dan VFR,
penerbangan diberi pelayanan llu & terpisah antar pesawat lainnya.
Kelas C, D, E : Untuk penerbangan IFR dan VFR,
penerbangan diberi pelayanan llu dan
terpisah antar penerbangan IFR dan penerbangan VFR.
Kelas F: Untuk penerbangan IFR dan VFR,
penerbangan menerima pelayanan informasi penerbangan jika
diperlukan.
Kelas G: Untuk penerbangan IFR dan VFR, yang diijinkan dan
menerima pelayanan informasi penerbangan jika diperlukan.
Traffic Pattern and Taxi Circuit
posisi pergerakan pesawat didarat / diudara di bandara
Fasilitas / bagianS pokok bandara

- Sisi Udara (Air Side) : daerah kegiatan di bandara


termasuk fasilitas untuk penerbangan / tidak untuk umum :
runway, taxiway, apron, ATC, resque & fire fighting

- Sisi Darat (Land Side) : daerah kegiatan di bandara


pada sisi luar / penunjang, yang terbuka untuk umum
: terminal, counter check-in, Custom – Imigration,
ruang tunggu (boarding lounge), parkir kendaraan
BAB VI
TANDA & ISYARAT PENERBANGAN

PERATURAN INTERNASIONAL
1. ICAO Annex 1 tentang Personnel Licensing
2. ICAO Annex 2 tentang Rules Of The Air
3. ICAO Aneex 3 tentang Meteorological Service For International
Air Navigation
4. ICAO Annex 4 tentang Aeronautical Charts
5. ICAO Annex 5 tentang Unit Of Measurement To Be Used In Air and
Ground Operation
6. ICAO Annex 6 tentang Operetions Of Aircraft Part
7. ICAO Annex 7 tentang Aircraft Nationality and Registration Marks
8. ICAO Annex 8 tentang Airworthiness of Aircraft
9. ICAO Annex 9 tentang Facilitation
10. ICAO Annex 10 tentang Aeronautical Telecomunications Part
11. ICAO Annex 11 tentang Air Traffic Service
12. ICAO Annex 12 tentang Search and Rescue
13. ICAO Annex 13 tentang Airccraft Accident and Incident
Investigation
14. ICAO Annex 14 tentang Aerodromes
15. ICAO Annex 15 tentang Aeronautical Information Service
16. ICAO Annex 16 tentang Environmental Protection
17. ICAO Annex 17 tentang Security
18. ICAO Annex 18 tentang The Safe Transport of Dangerous Goods
by Air
19. ICAO Annex 19 tentang Safety Management
Peraturan Umum Penerbangan
(General Flight Rules)
• General Flight Rules :
peraturan umum yang harus diketahui dan dilaksanakan
oleh crew pesawat khususnya pilot in command,
untuk melaksanakan tugas dengan selamat serta
tidak membahayakan penerbangan lainnya.

Peraturan ini berlaku bagi setiap penerbangan,


baik dalam kondisi cuaca baik, buruk, siang maupun malam
hari.

Di Indonesia mengacu UU NO 1 Tahun 2009 peraturan


Menhub RI tentang penerbangan di wilayah udara Indonesia.
• Prosedur Separasi Minima

Adalah pengaturan jarak minimum antar pesawat


udara dengan cara membedakan ketinggian
(altitude, flight level) pesawat udara dan
menjaga jarak antara pesawat udara yang
terbang berpotongan, berlawanan arah,
dinyatakan dalam unit waktu atau jarak.

Untuk peraturan internasional dikeluarkan oleh


Organisasi Penerbangan Sipil Internasional
(International Civil Aviation Organization / ICAO).
ketentuan jarak minimum antar pesawat udara

• Separasi Vertikal,
• dengan membedakan ketinggian (altitude, flight level)
pesawat udara.
• Separasi Horizontal, dengan memberikan:
- Separasi longitudinal : menjaga jarak antara
pesawat udara yang terbang pada jalur yang
sama berpotongan, berlawanan arah,
dinyatakan dalam unit waktu / jarak.
- Separasi lateral : memberikan rute
penerbangan dalam jalur yg berbeda
(VOR, NDB)
Right of Way Rules (Prioritas Memakai Jalan)

Approaching Head On (Berpapasan)

Bila dua pesawat berpapasan saling berhadapan dan berbahaya untuk


tabrakan, maka masing-masing pesawat harus berbelok ke kanan
Converging (Berpotongan)

Bila dua pesawat akan bertemu / berpotongan dgn ketinggian


sama, maka pesawat sebelah kiri (yang melihat lampu merah
pada wing tip pesawat) harus memberi jalan dengan belok ke kiri.
Overtacking (Menyusul)

Pesawat yang akan menyusul pesawat dari belakang, pesawat yang


menyusul harus belok ke kanan (bisa dengan descending, climbing),
harus membuat sudut 70º dari bidang simetris pesawat yang disalip,
Priotitas pendaratan pesawat
• Landing (Mendarat).
Semua pesawat di final approach dapat prioritas landing
dari pesawat yang ada di landasan / ground.
Jika dua pesawat mendekati runway hampir bersamaan,
maka pesawat yang lebih rendah yang landing lebih dulu.

• Pesawat Darurat.
Pesawat keadaan darurat, mempunyai prioritas dari semua lalu
lintas udara

• Pesawat Berbeda Type.


Pesawat tidak bermesin prioritas drpd pesawat bermesin

• Lain-lain.
Ketentuan lain yang harus dipatuhi dalam penerbangan
(kelaikan pesawat, manuver yang membahyakan, Dropping
terbang rendah, penggunaaan obat atau minuman beralkohol,
dll.
• Visual Flight Rules/ VFR ( Peraturan Terbang Visual ).
Visual Flight Rules hanya berlaku pada kondisi cuaca baik
atau penerbangan yang hanya dilakukan dengan melihat
keluar dengan mencari tanda-tanda didarat untuk
patokan atau sebagai referensi dalam penerbangannya

• Instrument Flight Rules/ IFR ( Peraturan Terbang


Instrument ). Visual Flight Rules hanya berlaku pada
kondisi cuaca buruk. Untuk terbang dengan aturan IFR
maka pesawat itu harus dilengkapi dengan alat
instrument yang cocok /sesuai dengan alat–alat radio
navigasi yang telah ditetapkan

Anda mungkin juga menyukai