Anda di halaman 1dari 24

KULIAH LAPANGAN TERBANG

(Airport Engineering)
Airport Bali
Apron Surabaya
SISI DARAT DAN UDARA BANDARA
(air side & land side airport)
• Bagian” dari sistem bandara terdapat 2
bagian :
– Sisi darat (land side)
– Sis Udara (air side)
• Pada bagian sisi darat (land side) terdapat :
– Area parkir terminal & lalu lintas darat
– Sistem jalan masuk ke terminal
– Gedung terminal
• Pada Bagian sisi udara (air side) terdapat :
– Area parkir pesawat (apron) / pintu gerbang (gate)
– Landas hubung (Taxiway)
– Landas pacu (runway)
Beberapa istilah tentang kebandarudaraan :

Area daratan yang secara reguler


Airport dipergunakan untuk kegiatan take-off &
landing pesawat udara

Bagian memanjang dari sisi darat


aerodrome yang disiapkan untuk tinggal
Runway landas & mendarat pesawat terbang

Bagian aerodrome yang


dipergunakan oleh pesawat tebang
Apron untuk parkir, menunggu, mengisi bahan
bakar, mengangkut & membongkar
barang dan penumpang
Gambar 1.1 Bagian-bagian dari sistem bandara
Sumber: Horonjeff (1994) dan Basuki (1986)
1. Landing Movement (LM)

2. Terminal Area (TA) Fasilitas Airport

3. Terminal Traffic Control (TTC)


1 2 3
Landing Movement Terminal Area Terminal Traffic Control
merupakan areal merupakan fasilitas merupakan fasilitas
utama dari bandara pelayanan penumpang pengatur laulintas
yang terdiri dari (Passenger handling udara seperti radar dan
runway, taxiway, dan system), penanganan navigasi
apron. barang kirirman (cargo
handling), serta
administrasi bandara
Untuk lebih jelas dapat dilihat gambar sketsa umum fasilitas bandara ( airport) berikut :

Beberapa bandara tersibuk di dunia dapat dilihat pada tabel berikut :


Karakteristik Pesawat Terbang

• Menyadari bahwa karakteristik pesawat seperti berat


operasi kosong, kapasitas penumpang, dan panjang
landas pacu tidak dapat dibuat secara tepat karena
terdapat banyak variabel-variabel baik itu yang bersifat
internal dan eksternal dimana variabel yang dimaksud
seperti : arah dan kecepatan angin, temperatur,
ketinggian lokasi dan kemiringan memanjang landasan.
• Menurut horonjeff (1994) berat pesawat terbang
penting untuk menentukan tebal perkerasan runway,
taxiway, apron, panjang runway lepas landas dan
pendaratan pada suatu bandara.

 Bentang sayap dan panjang badan pesawat


mempengaruhui ukuran parkir pesawat (apron), yang
akan mempengaruhui susunan gedung terminal.
 Kapasitas penumpang pengaruh dalam menentukan
fasilitas” didalam dan yang berdekatan dengan
gedung’’ terminal.

Table 1.2. Klasifikasi Airport, Disain GroupPesawat dan Jenis Pesawat


Sumber ; Manual of Standards Part 139—Aerodromes Chapter 2: Application of Standards
to Aerodromes, Civil Aviation Safety Authority, Australian Government
Table 1.2. Klasifikasi Airport, Disain GroupPesawat dan Jenis Pesawat
• Menurut Sartono (1992) karakteristik pesawat terbang
yang berhubungan dengan perencanaan lapis keras
bandara antara lain :
1. Beban pesawat
2. Konfigurasi roda pendaratan utama pesawat.
• Beban Pesawat ….??
sangat diperlukan dalam menentukan tebal lapis keras
landing movement yang dibutuhkan.
Beban pesawat yang dimaksud berhubungan dengan
pengoperasian pesawat antara lain :
 Berat kosong operasi (Operation Weight Empty =OWE)
merupakan beban utama pesawat, termasuk awak
pesawat & konfigurasi roda pendaratan.
• Muatan (Payload)
merupakan beban pesawat yang diperbolehkan untuk
diangkut oleh pesawat sesuai dengan persyaratan
angkut pesawat.
• Berat bahan bakar kosong (Zero fuel weight = ZFW)
merupakan beban maksimum yang terdiri dari berat
operasi kosong, beban penumpang dan barang.
• Berat ramp maksimum (Maximum ramp weight =MRW)
beban maksimum untuk melakukan gerakkan berjalan
dari parkir pesawat ke pangkal landas pacu.
• Berat maksimum lepas landas (Maximum take off
weight = MTOW)
merupakan beban maksimum pada awal lepas landas
sesuai dengan bobot pesawat dan persyaratan
kelayakakan penerbangan.
• Berat maksimum pendaratan (maximum landing weight
=MLW)
merupakan beban maksimum pada saat roda pesawat
menyentuh lapis keras (mendarat) sesuai dengan bobot
pesawat dan persyaratan kelayakkan penerbangan.
Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel dibawah yang
merupakan beban pesawat pada saat pengoperasian :
• Konfigurasi Roda Pendaratan Utama
Sangat berpengaruh dalam perencanaan tebal lapis keras
landas pacu (runway). Pada umumnya konfigurasi roda
pendaratan utama dirancang untuk menyerap gaya-gaya
yang ditimbulkan selama melakukan pendaratan dan
untuk menahan beban yang lebih kecil dari beban
pesawat lepas landas maksimum.

Konfigurasi roda pendaratan utama, ukuran dan tekanan


pemompaan tipikal untuk beberapa jenis pesawat
dirangkum dalam Tabel berikut :
• Landas Pacu (Runway)
Runway adalah merupakan tebal lapis keras /
perkerasan yang dipergunakan oleh pesawat terbang
untuk mendarat (landing) atau lepas landas (take off).

• Menurut Horonjeff (1994) sistem runway di suatu


bandara teridri dari :
1. Perkerasan struktur yang berhubungan dengan
beban struktur, kemampuan manuver, kendali,
stabilitas dan kriteria dimensi dan operasi
lainnya.
2. Bahu landasan (shoulder) yang terletak berdekatan
dengan pinggir perkerasan struktur menahan erosi
hembusan jet dan menampung peralatan untuk
pemelharaan dan keadaan darurat.
3. Bantal hembusan (blast pad) adalah suatu daerah
yang dirancang untuk mencengah erosi permukaan
yang berdektan dengan ujung” runway yang
menerima hembusan jet yang terus-menerus/
berulang. ICAO menetapkan panjang bantalan
hembusan 100 feet (30 m), dari pengalaman untuk
pesawat transport sebaiknya 200 feet (60 m), kecuali
untuk pesawat berbadan lebar dibutuhkan 400 feet
(120 m).
4. Daerah aman runway (runway end safety area)
adalah daerah yang bersih tanpa benda”yang
mengganggu, diberi drainase, rata dan mencakup
perkerasan struktur, bahu landasan, bantal
hembusan dan daerah perhentian, apabila
disediakan.
• Konfigurasi Runway
Kebanyakan merupakan kombinasi dari konfigurasi
dasar. Adapun uraian beberapa bentuk dari
konfigurasi dasar runway (Horonjeff, 1994) adalah
sebagai berikut :

 Runway tunggal
Kondisi VFR berkisar diantara 50-100 operasi perjam,
sedangakan kondisi IFR kapasitasnya berkurang 50-
70 operasi, tergantung campuran pesawat terbang
dan alat” bantu navigasi yang tersedia.
• Kondis VFR (Visual Flight Rules) adalah kondisi
penerbangan dengan keadaan cuaca yang sedemikian
rupa sehingga pesawat terbang dapat mempertahankan
jarak pisah yang aman dengan cara” visual.
• Kondisi IFR (Instrument Flight Rules) adalah kondisi
penerbangan apabila jarak penglihatan atau batas
penglihatan berada dibawah yang ditentukan VFR.
• Dalam kondisi IFR jarak pisah yang aman diantara
pesawat merupakan tanggung jawab petugas
pengendali lalu lintas udara, sedangkan dalan kondisi
VFR hal itu merupakan tanggung jawab penerbang.

Anda mungkin juga menyukai