PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan Oleh:
AMELIA ROMADHONA
Notar : 19.01.043
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas
berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan proposal
skripsi dengan judul “Penataan Lalu Lintas Di Kawasan Pasar Wates Kabupaten
Kulon Progo” tepat pada waktunya. Pr
Dalam penyusunan proposal skripsi ini, penulis tidak lepas dari bimbingan
serta bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar – besarnya kepada:
1. Bapak, Ibu, keluarga, dan orang terdekat yang selalu mendoakan untuk
kelancaran dan memberikan dukungan selama pendidikan dan penyusunan
proposal skripsi ini;
2. Bapak Ahmad Yani, ATD, M.T, selaku Direktur Politeknik Transportasi Darat
Indonesia – STTD;
3. Ibu Dessy Angga Afrianti, M.Sc, selaku Kepala Program Studi Sarjana
Terapan Transportasi Darat;
4. Bapak Rianto Rili Prihatmantyo, S.T, M.Sc dan Bapak Guntur Tri Indra, M.Pd
selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan
bantuan selama proses penyusunan proposal skripsi;
5. Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Kulon Progo beserta jajaran dan staf
yang telah memberikan bantuan dan dukungan selama pelaksanaan
kegiatan Praktik Kerja Lapangan;
6. Rekan-rekan Taruna/i Politeknik Transportasi Darat Indonesia – STTD
Angkatan XLI;
7. Semua pihak yang telah banyak membantu baik secara langsung maupun
tidak langsung dalam penyusunan proposal skripsi ini.
i
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa proposal skripsi ini masih belum
sempurna, untuk itu kritik dan saran sangat penulis harapkan. Akhir kata, semoga
proposal skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan juga penulis.
Bekasi, 2023
Penulis
Amelia Romadhona
Notar: 19.01.043
ii
DAFTAR ISI
B. Identifikasi Masalah................................................................... 2
E. Ruang Lingkup.......................................................................... 3
B. Jaringan Jalan.......................................................................... 12
D. Parkir ...................................................................................... 25
iii
B. Sumber Data ........................................................................... 37
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar II. 5 Kondisi Pejalan Kaki, Bongkar Muat, dan Angkutan Umum........ 10
vi
DAFTAR RUMUS
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Transportasi mempunyai peranan penting dalam mempermudah
kehidupan sehari-hari salah satunya sebagai sarana dalam melakukan
perpindahan baik bagi orang maupun barang. Meningkatnya jumlah
penduduk membuat aktivitas ekonomi semakin berkembang yang kemudian
menyebabkan meningkatnya pergerakan perpindahan orang dan barang.
Meningkatnya pergerakan perpindahan orang dan barang ini dapat
mengakibatkan munculnya permasalahan baru yaitu kemacetan terutama
pada tempat yang menjadi pusat kegiatan seperti pasar, sekolah, dan
perkantoran.
1
kawasan, pedagang kaki lima yang berdagang menggunakan badan jalan,
aktivitas bongkar muat yang dilakukan di badan jalan atau menggunakan
lahan parkir on street, serta masyarakat yang lawan arah saat mengendarai
kendaraannya setelah berbelanja di Pasar Wates. Selain itu, hambatan
samping yang disebabkan adanya parkir on street serta pengelolaan lahan
parkir yang kurang memadai menyebabkan parkir sepeda motor dan mobil
tidak terpisah yang akhirnya membuat banyak masyarakat memarkir
kendaraannya dibahu jalan dan di trotoar.
B. Identifikasi Masalah
Melihat permasalahan di wilayah studi, maka dapat diidentifikasikan
permasalahan sebagai berikut:
2
2. Hambatan samping yang tinggi akibat adanya aktivitas bongkar muat
barang yang menggunakan badan jalan dan lahan parkir on street.
3. Terjadinya konflik antara kendaraan yang melintas dengan kendaraan
yang lawan arah dan kendaraan yang parkir di badan jalan.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah maka penelitian ini memiliki rumusan
masalah sebagai berikut:
E. Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup dalam penulisan ini dilakukan agar pembahasan
di dalam penulisan ini tidak menyimpang dari tema yang dibahas. Ruang
lingkup juga dilakukan untuk mempersempit wilayah penelitian agar
3
permasalahan yang akan dikaji dapat dianalisis lebih dalam sehingga strategi
pemecahan masalah dapat dikerjakan secara sistematis.
1. Daerah studi pada Kawasan Pasar Wates meliputi 9 ruas jalan yaitu
Jalan Diponegoro Segmen 1, Jalan Diponegoro Segmen 2, Jalan
Brigjen Katamso, Jalan Sutijab Segmen 3, Jalan Wakapan, Jalan
Sudibyo Segmen 1, Jalan Sudibyo Segmen 2, Jalan Stasiun, dan Jalan
Moh Dawam Segmen 3 (Simpang 4 Pasar Wates dan Simpang 3
Ex Bioskop).
2. Analisis peningkatan kinerja jaringan jalan. Pada penelitian ini dibatasi
sebagai berikut:
a. Analisis kinerja ruas
Parameter yang digunakan pada analisis ini yaitu V/C Ratio,
kecepatan, dan kepadatan
b. Analisis kinerja simpang
Menganalisis derajat kejenuhan pada simpang, antrian, dan
tundaan pada simpang.
c. Analisis parkir
Menganalisis permintaan dan kebutuhan parkir.
3. Penggunaan aplikasi Vissim untuk menganalisis kinerja jaringan jalan.
4
BAB II
GAMBARAN UMUM
A. Kondisi Transportasi
Kabupaten Kulon Progo memiliki luas wilayah administratif sebesar
586,26 km2 dengan daerah bagian utara berupa dataran tinggi yaitu
perbukitan Menoreh, daerah bagian tengah berupa perbukitan, dan daerah
bagian selatan berupa dataran rendah dan pantai. Keadaan alam yang
demikian membentuk pola jaringan jalan linier atau radial. Pola jaringan jalan
linier atau radial ini menunjukkan jalan di Kabupaten Kulon Progo
berkembang sebagai hasil dari keadaan topografi lokal yang terbentuk
sepanjang jalur jalan. Jalur jalan penyambung kemudian dihubungkan ke
jalan utama. Lalu lintas bervolume besar dan lalu lintas lokal sekarang dapat
menggunakan jalan yang sama sehingga mudah terbebani melebihi rencana
dan berkembang.
5
memilih menggunakan kendaraan pribadi serta minimnya sarana angkutan
umum menyebabkan kendaraan pribadi menjadi sarana utama masyarakat
dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
6
Gambar II. 2 Layout Wilayah Kajian
7
Gambar II. 3 Parkir di Kawasan Pasar Wates
8
Gambar II. 4 Pedagang di Pasar Wates
Jenis kendaraan yang melintas pada Kawasan Pasar Wates ini meliputi
kendaraan pribadi (sepeda motor dan mobil), angkutan umum (bus kecil),
dan angkutan barang (pick up, truk kecil, dan truk sedang). Volume lalu
lintas di Kawasan Pasar Wates sangat tinggi pada pagi hari dikarenakan
banyak masyarakat yang melintas di Kawasan Pasar Wates baik itu untuk
berbelanja, berangkat kerja, berangkat sekolah, maupun ke Stasiun Wates
untuk menggunakan transportasi kereta atau menjemput penumpang serta
kendaraan yang parkir menggunakan badan jalan (parkir on street) di
Kawasan Pasar Wates.
9
Konflik tersebut menimbulkan masalah lalu lintas yaitu menurunnya
kecepatan kendaraan sehingga waktu perjalanan menjadi lebih lama serta
keselamatan pengendara dan pejalan kaki.
Gambar II. 5 Kondisi Pejalan Kaki, Bongkar Muat, dan Angkutan Umum
10
Gambar II. 6 Citra Satelit Simpang 4 Pasar Wates
11
BAB III
KAJIAN PUSTAKA
Tujuan dari manajemen dan rekayasa lalu lintas ini adalah untuk
mengatur dan mengawasi arus lalu lintas dengan cara mengendalikan jenis,
kecepatan dan pengguna jalan sehingga dapat mengurangi kemacetan lalu
lintas dengan meningkatkan kapasitas dan mengurangi volume lalu lintas
jalan. Strategi manajemen lalu lintas dibagi menjadi tiga bagian, yaitu
manajemen kapasitas, dimana semua fungsi lalu lintas dipantau, diatur dan
dikelola untuk menciptakan infrastruktur jalan yang baik. Selain itu, terdapat
manajemen prioritas dengan memprioritaskan lalu lintas untuk mewujudkan
keselamatan dalam berlalulintas dan manajemen permintaan yang dimana
mengacu pada tindakan pengelolaan lalu lintas untuk mengatur dan
mengendalikan arus lalu lintas.
B. Jaringan Jalan
Didalam Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan dijelaskan bahwa jaringan jalan merupakan ruas yang
dihubungkan dengan simpul. Jaringan jalan merupakan infrastruktur
12
transportasi yang mendasar dan penting yang dapat memungkinkan
kendaraan untuk bergerak dari satu tempat ke tempat lain dengan mudah
dan efisien. Klasifikasi kelas jalan menurut UU No. 22 Tahun 2009 dapat
dilihat pada tabel barikut:
Dimensi Kendaraan
Kelas
No Fungsi Jalan MST
Jalan Lebar Panjang Tinggi
(mm) (mm) (mm) (ton)
Arteri, Kolektor,
2 II ≤ 2500 ≤ 12000 ≤ 4200 8
Lokal
Arteri, Kolektor,
3 III ≤ 2100 ≤ 9000 ≤ 3500 8
Lokal
13
1. Kinerja Ruas Jalan
Untuk mencari tingkat pelayanan (Level of Service) digunakan
indikator kinerja ruas jalan yaitu perbandingan antara volume dan
kapasitas (V/C ratio), kecepatan, dan kepadatan lalu lintas.
a. V/C ratio adalah perbandingan antara volume dengan kapasitas.
1) Volume lalu lintas
Volume lalu lintas menunjukkan jumlah kendaraan yang
melewati suatu titik pengamatan dalam satu satuan waktu
(hari, jam, atau menit).
2) Kapasitas jalan
Menurut Yunianta (2006) kapasitas ruas jalan merupakan
jumlah maksimum kendaraan yang dapat melintasi suatu
ruas jalan dalam satu arah per satu satuan waktu (jam)
pada kondisi jalan dan lalu lintas yang tertentu baik untuk
jalan 2/2 D (divided) atau 2/2 UD (undivided). Kondisi jalan
adalah kondisi fisik jalan, sedangkan kondisi lalu lintas
adalah sifat lalu lintas.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kapasitas jalan
antara lain:
a) Faktor jalan, seperti lebar jalur, kebebasan lateral,
bahu jalan, ada median atau tidak, kondisi
permukaan jalan, alinyemen, kelandaian jalan,
trotoar dan lain-lain.
b) Faktor lalu lintas, seperti komposisi lalu lintas,
volume, distribusi lajur, dan gangguan lalu lintas,
adanya kendaraan tidak bermotor, hambatan
samping dan lain-lain.
c) Faktor lingkungan, seperti misalnya pejalan kaki,
pengendara sepeda, binatang yang menyeberang,
dan lain-lain.
14
Persamaan dasar untuk menentukan kapasitas ruas jalan
adalah sebagai berikut:
Dimana:
C = Kapasitas (smp/jam)
Co = Kapasitas dasar (smp/jam)
FCw = Faktor penyesuaian lebar jalur lalu lintas
FCsp = Faktor penyesuaian pemisah arah
FCsf = Faktor penyesuaian hambatan samping
FCcs = Faktor penyesuaian ukuran kota
b. Kecepatan
Kecepatan perjalanan adalah kecepatan rata-rata
kendaraan saat melalui suatu ruas jalan. Kecepatan dan waktu
tempuh perjalanan dapat bervariasi tergantung pada waktu,
ruang, dan antarmoda. Pada MKJI (Direktorat Jenderal Bina
Marga, 1997) kecepatan perjalanan digunakan sebagai nilai ukur
utama dalam kinerja ruas jalan karena mudah untuk diukur dan
merupakan masukan yang penting dalam perhitungan biaya
perjalanan untuk analisa ekonomi.
c. Kepadatan
Kepadatan dapat didefinisikan sebagai besarnya konsentrasi
kendaraan di suatu ruas jalan. Kepadatan merupakan hasil
perbandingan antara volume lalu lintas dengan kecepatan dan
biasanya dinyatakan dalam satuan kendaraan per kilometer.
d. Tingkat Pelayanan
Menurut Khisty & Lall (2003) tingkat pelayanan (Level of Service)
adalah ukuran kualitatif yang dapat mendeskripsikan kondisi arus
lalu lintas serta persepsi dari pengemudinya sendiri atau
penumpang terhadap kondisi tersebut. Dapat disimpulkan bahwa
15
tingkat pelayanan ini merupakan perbandingan beberapa kondisi
yang terjadi dimana perbandingan didapatkan dari volume lalu
lintas dan kapasitas jalan. Kecepatan juga menjadi tolak ukur
karena berpengaruh pada tingkat pelayanan ruas jalan.
16
Tabel III. 2 Karakteristik Tingkat Pelayanan Menurut PM 96
Tahun 2015 Tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan
Manajemen Rekayasa Lalu Lintas
Tingkat
No Karakteristik-Karakteristik
Pelayanan
1. Arus Mendekati Tidak Stabil dengan volume
lalu lintas tinggi
17
Tabel III. 3 Karakteristik Tingkat Pelayanan Menurut MKJI 1997
Tingkat
No Pelayanan V/C Rasio Karakteristik
(LOS)
2. Kinerja Persimpangan
Menurut Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 1993 Tentang
Prasarana dan Lalu Lintas Jalan dapat dapat diartikan bahwa
persimpangan adalah simpul dalam jaringan transportasi dimana
bertemunya beberapa ruas jalan yang arus nya dapat mengalami
konflik. Kinerja persimpangan terbagi menjadi 2 yaitu:
a. Simpang Bersinyal
Simpang bersinyal merupakan persimpangan yang terdiri dari
beberapa lengan dan dilengkapi dengan pengaturan sinyal lampu
18
lalu lintas (traffic light). Menurut MKJI (Direktorat Jenderal Bina
Marga, 1997) untuk mencari kinerja simpang diperlukan data:
1) Kapasitas
Kapasitas simpang bersinyal merupakan hasil perkalian
antara arus jenuh dengan waktu hijau dibagi dengan waktu
siklus.
𝑆 ×𝑔
𝐶=
𝑐
Rumus III. 2 Kapasitas Simpang Bersinyal
Dimana:
C = Kapasitas (smp/jam)
S = Arus Jenuh, yaitu arus berangkat rata-rata dari antrian
dalam pendekat selama sinyal hijau (smp/jam hijau = smp
per-jam hijau)
G = Waktu hijau (det)
c = Waktu siklus, yaitu selang waktu untuk urutan
perubahan sinyal yang lengkap (yaitu antara dua awal
hijau yang berurutan pada fase yang sama).
2) Arus Jenuh
Arus jenuh dinyatakan sebagai hasil perkalian dari arus
jenuh dasar yaitu arus jenuh pada keadaan standar,
dengan faktor penyesuaian untuk penyimpangan dari
kondisi sebenarnya, dari suatu kumpulan kondisi-kondisi
(ideal) yang telah ditetapkan sebelumnya.
19
Flt = faktor koreksi prosentase belok kiri
Frt = faktor koreksi prosentase belok kanan
3) Waktu Siklus
Waktu siklus merupakan selang waktu untuk urutan
perubahan sinyal yang lengkap (yaitu antara dua awal
hijau yang berurutan pada fase yang sama).
Dimana:
C = Waktu siklus sinyal (detik)
LTI = Jumlah waktu hilang per siklus (detik)
FR = Arus dibagi dengan arus jenuh (Q/S)
FRcrit = Nilai FR tertinggi dari semua pendekat yang
berangkat pada suatu fase sinyal.
E(FRcrit) = Rasio arus simpang = jumlah FRcrit dari semua
fase pada siklus tersebut.
4) Waktu Hijau
Tampilan waktu hijau pada fase i (detik)
Dimana:
g = Tampilan waktu hijau pada fase i (detik)
5) Derajat Kejenuhan
Menurut MKJI (Direktorat Jenderal Bina Marga, 1997),
derajat kejenuhan adalah rasio dari arus lalu lintas
terhadap kapasitas untuk suatu pendekat.
𝑄 𝑄×𝐶
𝐷𝑆 = =
𝐶 𝑆×𝑔
Rumus III. 6 Derajat Kejenuhan Simpang Bersinyal
20
Dimana:
DS = Derajat Kejenuhan
Q = Arus lalu lintas (smp/jam)
C = Kapasitas (smp/jam)
6) Panjang Antrian
Panjang antrisn merupakan jumlah rata-rata antrian smp
pada awal sinyal hijau dihitung sebagai jumlah smp yang
tersisa dari fase hijau sebelumnya ditambah jumlah smp
yang datang selama fase merah.
𝑁𝑄 = 𝑁𝑄1 + 𝑁𝑄2
Rumus III. 7 Jumlah smp Pada Simpang
Dengan
8 × (𝐷𝑆 − 0,5)
𝑁𝑄1 = 0,25 × 𝐶[(𝐷𝑆 − 1) + √(𝐷𝑆 − 1)2 +
𝐶
1 − 𝐺𝑅 𝑄
𝑁𝑄2 = 𝐶 × ×
1 − 𝐺𝑅 × 𝐷𝑆 3600
Rumus III. 8 Jumlah smp Selama Fase Merah
Dimana:
NQ1 = jumlah smp yang tertinggal dari fase hijau
sebelumnya
NQ2 = jumlah smp yang datang selama fase merah.
DS = derajat kejenuhan
GR = rasio hijau
c = waktu siklus (det)
C = kapasitas (smp/jam) = arus jenuh kali rasio hijau
(S× GR)
Q = arus lalu-lintas pada pendekat tersebut (smp/det)
Kemudian mencari panjang antrian (Queue Length):
21
20
𝑄𝐿 = 𝑁𝑄𝑚𝑎𝑥 ×
𝑊𝑒
Rumus III. 9 Panjang Antrian
Kemudian mencari NS yaitu angka henti seluruh simpang:
𝑁𝑄
𝑁𝑆 = 0,9 × × 3600
𝑄
Rumus III. 10 Angka Henti Seluruh Simpang
7) Tundaan
Tundaan pada suatu simpang dapat terjadi karena dua hal
yaitu tundaan lalu lintas (Delay of Traffic) karena interaksi
lalu-lintas dengan gerakan lainnya pada suatu simpang dan
tundaan geometri (Delay of Geometric) karena
perlambatan dan percepatan saat membelok pada suatu
simpang dan/atau terhenti karena lampu merah.
𝐷𝑗 = 𝐷𝑇𝑗 + 𝐷𝐺𝑗
Rumus III. 11 Tundaan Simpang
Dimana:
Dj = Tundaan rata-rata untuk pendekat j (det/smp)
DTj =Tundaan lalu-lintas rata-rata untuk pendekat j
(det/smp)
DGj =Tundaan geometri rata-rata untuk pendekat j
(det/smp)
22
DS = Derajat kejenuhan
C = Kapasitas (smp/jam)
NQ1 = Jumlah smp yang tertinggal dari fase hijau
sebelumnya Tingkat pelayanan pada persimpangan
mempertimbangkan faktor tundaan dan kapasitas
persimpangan.
23
𝑄
𝐷𝑆 =
𝐶
Dimana:
DS = Derajat kejenuhan
Q = Arus total sesungguhnya (smp/jam)
C = Kapasitas sesungguhnya (smp/jam)
3) Tundaan
Tundaan rata-rata (detik/smp) adalah tundaan rata-rata
untuk seluruh kendaraan yang masuk simpang, tundaan
rata-rata ditentukan dari hubungan empiris antara tundaan
(Delay) dan derajat kejenuhan (Degree of Saturation) pada
simpang tersebut.
4) Peluang Antrian
Peluang antrian adalah kemungkinan panjang antrian yang
terjadi pada simpang tak bersinyal. Batas-batas peluang
antrian QP% ditentukan dari hubungan QP% dan derajat
kejenuhan serta ditentukan dengan grafik.
5) Tingkat Pelayanan
Tingkat pelayanan pada simpang mempertimbangkan
faktor tundaan dan kapasitas simpang. Menurut PM 96
Tahun 2015 Tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan
Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas, tingkat pelayanan
pada persimpangan dapat dilihat pada Tabel III.4.
24
Tabel III. 4 Tingkat Pelayanan Persimpangan
Tingkat Tundaan
No
Pelayanan (det/smp)
1 A <5
2 B 5.1 – 15
3 C 15.1 – 25
4 D 25.1 – 40
5 E 40.1 – 60
6 F > 60
Sumber: PM No. 96 Tahun 2015
D. Parkir
Parkir juga menjadi salah satu bagian dari transportasi dikarenakan
kendaraan tentunya membutuhkan parkir. Karena itu penataan parkir sangat
penting dengan lahan yang cukup agar efisien. Menurut Undang – Undang
No. 22 tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dijelaskan bahwa
parkir adalah keadaan kendaraan berhenti atau tidak bergerak dan ada
durasi waktu. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2013
Tentang Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, diatur untuk fasilitas parkir
yang memiliki lahan atau taman parkir bisa berbentuk gedung parkir.
Sedangkan fasilitas parkir untuk umum yang berada diluar ruang milik jalan
wajib memiliki izin.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada parkir di badan jalan adalah
sebagai berikut:
1. Lebar jalan
2. Volume lalu lintas pada jalan yang bersangkutan
3. Karakteristik kecepatan
4. Dimensi kendaraan
5. Sifat peruntukan lahan sekitarnya dan peranan jalan yang
bersangkutan
25
Sebelum melakukan penataan parkir, perlu adanya analisis terhadap
permasalahan parkir untuk kemudian ditentukan pemecahannya. Aspek
teknis dalam manajemen parkir menurut Munawar (2004) sebagai berikut:
1. Kapasitas Statis
Kapasitas statis adalah jumlah ruang yang disediakan atau tersedia
untuk parkir. Berikut rumus kapasitas statis:
𝐿
𝐾𝑆 =
𝑋
Rumus III. 15 Kapasitas Statis Parkir
Dimana:
KS = Kapasitas statis atau jumlah ruang parkir yang ada
L = Panjang jalan efektif yang dipergunakan untuk parkir
X = Panjang dan lebar ruang parkir yang dipergunakan
2. Kapasitas Dinamis
Kapasitas dinamis adalah kapasitas yang diukur berdasarkan daya
tampung dalam satu satuan waktu. Jadi, tidak hanya didasarkan pada
daya tampung dari luasan parkir tapi juga berdasarkan dari perputaran
dan durasi parkir. Berikut rumus kapasitas dinamis:
𝑃
𝐾𝐷 = 𝐾𝑆 ×
𝐷
Rumus III. 16 Kapasitas Dinamis Parkir
Dimana:
KD = kapasitas parkir dalam kendaraan/jam survei
KS = jumlah ruang parkir yang ada
P = lama survei
D = rata – rata durasi (jam)
3. Volume Parkir
Volume parkir adalah jumlah kendaraan yang menggunakan ruang
parkir di wilayah kajian pada suatu lokasi parkir dalam satu satuan
waktu tertentu (hari).
26
4. Kebutuhan Parkir
𝐷
𝑍=𝑌×
𝑇
Rumus III. 17 Kebutuhan Parkir
Dimana:
Z = ruang parkir yang dibutuhkan
Y = jumlah kendaraan parkir dalam satu satuan waktu
D = rata-rata durasi parkir (jam)
T = lama survei (jam)
5. Durasi Parkir
Durasi parkir merupakan rentang waktu untuk sebuah kendaraan yang
parkir di suatu tempat yang dapat dinyatakan dalam satuan menit
maupun jam. Nilai durasi parkir diperoleh dengan persamaan:
6. Akumulasi Parkir
Akumulasi parkir adalah jumlah dari kendaraan yang parkir di tempat
dan waktu tertentu. Perhitungan akumulasi parkir dapat menggunakan
persamaan:
𝐴𝑘𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 = 𝐸𝑖 − 𝐸𝑥
Rumus III. 19 Akumulasi Parkir
Bila sebelum pengamatan sudah terdapat kendaraan yang parkir,
maka persamaan di atas menjadi :
𝐴𝑘𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 = 𝐸𝑖 − 𝐸𝑥 + 𝑋
Rumus III. 20 Akumulasi Parkir Jika Sudah Ada
Kendaraan Yang Parkir
27
Dimana:
Ei = Entry (kendaraan yang masuk ke tempat parkir)
Ex = Exit (kendaraan yang keluar dari tempat parkir)
X = Jumlah kendaraan yang telah parkir sebelum pengamatan
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑃𝑎𝑟𝑘𝑖𝑟
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑇𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟 =
𝑅𝑢𝑎𝑛𝑔 𝑃𝑎𝑟𝑘𝑖𝑟 𝑇𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎
Rumus III. 21 Pergantian Parkir
8. Indeks Parkir
Ukuran untuk menyatakan penggunaan panjang jalan dan dinyatakan
dalam persentase ruang yang ditempati oleh kendaraan parkir
merupakan pengertian dari indeks parkir. Besarnya indeks parkir
diperoleh dengan persamaan:
𝐴𝑘𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑃𝑎𝑟𝑘𝑖𝑟
𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑃𝑎𝑟𝑘𝑖𝑟 = × 100%
𝑅𝑢𝑎𝑛𝑔 𝑃𝑎𝑟𝑘𝑖𝑟 𝑇𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎
Rumus III. 22 Indeks Parkir
28
1. Data geometrik ruas dan simpang
2. Data lalu lintas
3. Data karakteristik kendaraan
Software Vissim dapat memodelkan arus lalu lintas pada ruas jalan per
arah (link volumes), hambatan dan antrian pada setiap ruas dan simpang,
kecepatan kendaraan pada setiap ruas jalan, serta aksesibilitas pada wilayah
yang dikaji. Setelah pemodelan pada Vissim dibuat, maka diperlukan
penyesuaian karakteristik pengendara kendaraan bermotor terhadap
1. Kalibrasi
Pada proses kalibrasi dilakukan penyesuaian perilaku pengemudi
kendaraan bermotor sesuai dengan keadaan dilapangan pada saat
penelitian dilakukan. Proses kalibrasi ini juga mengacu pada penelitian-
penelitian sebelumnya sebagai referensi. Menurut Irawan dan Putri
(2015) pada proses kalibrasi dilakukan trial and error dengan
mempertimbangkan perilaku pengemudi kendaraan yang agresif
sehingga nilai dari pemodelan yang dibuat mendekati hasil survei
dilapangan.
2. Validasi Model Dengan Chi-Square
Validasi dengan metode Chi-Square dilakukan untuk mengetahui baik
atau tidaknya model jaringan jalan yang dibuat pada aplikasi Vissim.
Uji Chi-Square dilakukan untuk menguji data volume lalu lintas yang
dihasilkan oleh model dan data hasil survei. Langkah-langkah validasi
model yaitu sebagai berikut:
Menentukan hipotesis 0 (nol) dan hipotesis alternatif.
H0: hasil survei (Oi): hasil model (Ei)
H1: hasil survei (Oi): hasil model (Ei)
Tingkat signifikansi yang dipakai adalah 95% atau 𝛼 = 0,05
Derajat kebebasan = jumlah data – 1
H0 diterima jika X2 hasil hitungan < X2 hasil tabel
H1 diterima jika X2 hasil hitungan > X2 hasil tabel
29
Nilai Chi-Square tiap link berdasarkan volume hasil model dan volume
hasil survei dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
F. Keaslian Penelitian
1. Penataan lalu lintas di Kawasan Pasar Keputran Kota Surabaya
(Muhammad Thoriq Arrahman, 2022)
Pada penelitian ini menganalisis kinerja lalu lintas di kawasan
pasar. Pada penelitian ini didapatkan permasalahan lalu lintas
yaitu penggunaan badan jalan sebagai tempat parkir, tempat
berdagang oleh pedagang kaki lima, dan tempat bongkar muat
barang. Rekomendasi yang diberikan yaitu pemindahan parkir on
street ke off street, manajemen sistem satu arah, pengaturan
jam operasi bongkar muat pada jam sibuk, pengadaan fasilitas
pejalan kaki, penertiban pedagang kaki lima, dan penyertaan
rambu lalu lintas.
2. Analisis Pengaruh Hambatan Samping Akibat Aktivitas Pasar
Tradisional Lasi Terhadap Kinerja Lalu Lintas Jalan Kabupaten
Agam (Zulkifli, 2021)
Pada penelitian ini menganalisis pengaruh hambatan samping
terhadap kapasitas jalan menggunakan metode MKJI 1997. Data
yang digunakan berupa data geometrik jalan, data volume lalu
lintas, dan data hambatan samping. Pada penelitian ini
didapatkan kemacetan pada ruas disebabkan oleh pejalan kaki,
kendaraan parkir dan berhenti di sembarang tempat sehingga
direkomendasikan pembuatan trotoar untuk mengurangi
hambatan samping.
3. Analisis Faktor Penyebab Kemacetan Lalu Lintas Jalan Lintas
Tengah di Pasar Bandar Jaya Lampung Tengah (Imam Abiyyu
Hamid, 2019)
30
Pada penelitian ini menganalisis faktor-faktor penyebab
kemacetan lalu lintas di Jalan Lintas Tengah menggunakan
metode deskriptif kualitatif. Dari hasil penelitian ini didapatkan
beberapa faktor yaitu volume lalu lintas yang tinggi, kapasitas
jalan yang tidak mencukupi, penyempitan jalan akibat aktivitas
pasar, kondisi jalan yang rusak sehingga kecepatan menjadi
rendah, tundaan akibat persimpangan, parkir sembarangan,
angkutan umum menaik turunkan penumpang sembarangan,
dan pedagang kaki lima yang berdagang di bahu jalan.
4. Analisis Penataan Ruang Parkir Pasar Central Kota Gorontalo
(Lydia Surijani Tatura)
Pada penelitian ini menganalisis perilaku kendaraan yang
berkunjung ke Pasar Sentral dan memerlukan parkir. Selanjutnya
menganalisis masalah parkir dan menentukan konsep penataan
ruang parkir yang aman dan nyaman. Rekomendasi yang
diberikan konsep pola parkir dan penataannya yaitu parkir harus
mudah dicapai dan dekat dengan jalan, parkir pengelola
dipisahkan dengan parkir pengunjung, dan parkir sebaiknya
dipisahkan berdasarkan jenis kendaraan.
5. Analisis Off Street Parking dan On Street Parking di Obyek Wisata
Goa Gong (Sulistiani dan Ahmad Munawar, 2018)
Pada penelitian ini menganalisis kinerja parkir pada kondisi
eksisting dan menganalisis kebutuhan ruang parkir. Pada
penelitian ini didapatkan ketersediaan fasilitas parkir di Obyek
Wisata Goa Gong masih belum memadai. Rekomendasi
penanganan masalah yang diberikan yaitu penambahan
penambahan kapasitas parkir atau manajemen parkir dengan
pembatasan durasi dan tarif parkir.
6. Spatial Analysis of the Implications of Traffic and Parking
Activities in the Mubi Cattle Market Area, Adamawa State, Nigeria
(Phanuel B. Joshua dan John Odihi, 2018)
31
Pada penelitian ini menganalisis situasi lalu lintas dan parkir di
kawasan pasar. Pada penelitian ini didapatkan peningkatan
volume lalu lintas di kawasan pasar pada malam hari dikarenakan
pemuatan hewan ternak bersamaan dengan waktu pulang kerja.
Rekomendasi yang diberikan pada penelitian ini yaitu
memperbaiki sirkulasi kendaraan disekitar pasar dengan
menambah akses keluar masuk kendaraan, pembangunan jalan
by pass sehingga mengurangi volume kendaraan yang hanya
lewat pada kawasan pasar, dan pemindahan pasar ke daerah
pinggiran kota.
7. Managing Traffic Congestion in the Accra Central Market, Ghana
(Frances Agyapong dan Thomas Kolawole Ojo, 2018)
Pada penelitian ini menganalisis manajemen lalu lintas di
kawasan Pasar Accra. Pada penelitian ini didapatkan bahwa
penyebab terjadinya kemacetan adalah sikap buruk pengemudi,
pedagang dan pejalan kaki, kecelakaan lalu lintas, serta desain
jalan yang kurang baik. Hal ini menyebabkan menurunnya
penjualan dan produktivitas masyarakat serta menimbulkan
stres. Rekomendasi yang diberikan yaitu penyediaan tempat
parkir yang memadai dan penegakan peraturan lalu lintas yang
ketat dengan hukuman denda atau barang dagangan disita oleh
petugas berwenang.
32
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Manajemen rekayasa lalu lintas merupakan salah satu contoh dari jenis
penelitian yang bersifat kausal komparatif dimana kegiatan penelitian diawali
dengan mengidentifikasi pengaruh variabel satu terhadap variabel lainnya
dan kemudian dibuatkan variabel penyebabnya. Contoh penerapan dalam
penataan lalu lintas di Kawasan Pasar Wates Kabupaten Kulon Progo adalah
pada proses awal penelitian dilakukan identifikasi terhadap permasalahan di
kawasan studi, kemudian dikaitkan dengan variabel penyebab masalah, dan
diakhir diberikan solusi berupa rekomendasi untuk mengatasi permasalahan
tersebut.
1. Identifikasi Masalah
Pada tahap ini dilakukan identifikasi terhadap permasalahan lalu lintas
yang terjadi di Kawasan Pasar Wates Kabupaten Kulon Progo dan
kemudian rumusan permasalahan tersebut dapat dijadikan bahan
kajian dalam penelitian ini.
2. Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan pada penelitian ini berupa data primer dan
data sekunder yaitu sebagai berikut:
a. Data Primer
1) Data geometrik ruas jalan dan simpang
2) Data volume kendaraan pada ruas jalan dan simpang
3) Data arus jenuh simpang
4) Data kecepatan
33
5) Data parkir
b. Data Sekunder
1) Peta administrasi Kabupaten Kulon Progo
2) Peta tata guna lahan Kabupaten Kulon Progo
3) Kulon Progo dalam angka 2021
4) Peta jaringan jalan
3. Pengolahan Data
Data yang telah diperoleh selanjutnya akan dianalisis guna
mendapatkan kondisi eksisting di Kawasan Pasar Wates. Parameter
dalam menentukan kinerja ruas jalan adalah V/C ratio, kecepatan, dan
kepadatan kendaraan sedangkan untuk simpang parameter yang
digunakan adalah nilai derajat kejenuhan (Degree of Saturation atau
DS), tundaan, dan antrian. Dari analisis dari ruas jalan dan simpang
tersebut akan didapatkan kondisi eksisting yang kemudian menjadi
dasar dalam menentukan alternatif pemecahan masalah.
4. Proses Pemodelan
Setelah kondisi eksisting dari wilayah kajian didapat, maka akan
dilakukan pemodelan dasar atau eksisting dengan menggunakan
aplikasi VISSIM. Model yang telah dibuat kemudian akan divalidasi
menggunakan rumus statistik Chi-Square untuk ditentukan
kesesuaiannya dalam memodelkan keadaan yang sebenarnya. Jika
model yang dibuat valid, maka akan dilanjutkan ke penyusunan
alternatif pemecahan masalah. Namun, jika belum valid maka harus
dilakukan pengolahan data Kembali sampai model yang terbentuk
valid.
5. Penyusunan Alternatif Pemecahan Masalah
Penyusunan alternatif solusi atau pemecahan masalah dilakukan
setelah kondisi eksisting dan pemodelan valid. Semua alternatif yang
direkomendasikan akan dianalisis sehingga didapat satu alternatif yang
dinilai efektif dalam memecahkan permasalahan yang ada. Skenario-
skenario tersebut kemudian dianalisis sampai diperoleh perhitungan
34
yang optimal dalam meningkatkan kinerja lalu lintas di Kawasan Pasar
Wates. Analisis yang dilakukan berupa:
a. Analisis peningkatan kinerja lalu lintas setelah diterapkan
skenario
b. Analisis parkir sebagai dasar perencanaan ruang parkir
6. Rekomendasi Pilihan Terbaik
Rekomendasi pilihan terbaik didapat dengan membandingkan kinerja
lalu lintas dari masing-masing skenario dengan standar pelayanan
minimum. Skenario dengan peningkatan kinerja lalu lintas terbaik akan
dipilih sebagai rekomendasi terbaik dalam pemecahan masalah kinerja
lalu lintas di Kawasan Pasar Wates.
7. Kesimpulan dan Saran
Tahapan akhir dari penelitian ini dilakukan setelah didapatkan
alternatif pemecahan masalah terbaik untuk mengatasi permasalahan
lalu lintas di Kawasan Pasar Wates yang menjelaskan tentang pokok-
pokok bahasan dalam penelitian.
35
Mulai
Identifikasi Masalah
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
Valid?
Ya
Analisis Kinerja Jaringan Jalan
36
A
Selesai
B. Sumber Data
Data-data yang digunakan diperoleh dari instansi dan Lembaga terkait
yang ruang lingkup tugasnya berhubungan dengan lalu lintas dan angkutan
jalan serta dari hasil penelitian langsung dilapangan. Sumber data tersebut
sebagai berikut:
1. Data Sekunder
Data sekunder didapat dari instansi dan lembaga terkait, baik itu
pemerintah maupun swasta yang meliputi:
a. Kondisi wilayah studi diperoleh melalui Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Kabupaten Kulon Progo
b. Data kependudukan diperoleh dari Badan Pusat Statistik, yaitu
data Kabupaten Kulon Progo Dalam Angka 2021
c. Data jaringan jalan wilayah studi diperoleh dari Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Kulon Progo
d. Data Praktik Kerja Lapangan Kabupaten Kulon Progo 2022
37
2. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh melalui survei secara langsung
di lapangan pada wilayah kajian. Survei yang akan dilakukan meliputi
survei inventarisasi ruas jalan dan simpang, survei pencacahan lalu
lintas, survei gerakan membelok terklasifikasi, survei antrian dan
tundaan, survei kecepatan, dan survei kinerja parkir pada Kawasan
Pasar Wates Kabupaten Kulon Progo.
38
b. Survei Pencacahan Lalu Lintas Terklasifikasi
Survei pencacahan lalu lintas ini dilakukan untuk mengetahui
volume lalu lintas, karakteristik lalu lintas, serta komposisi
penggunaan moda pada ruas jalan yang dikaji. Survei dilakukan
selama 16 jam yakni dari pukul 05.00 – 21.00.
c. Survei Gerakan Membelok Terklasifikasi
Survei ini dilakukan dengan mengamati dan perhitungan atau
pencacahan langsung pada setiap kaki simpang selama periode
waktu tertentu. Pencacahan dilakukan pada setiap kendaraan
yang lurus maupun berbelok (kanan atau kiri) dan
diklasifikasikan berdasarkan jenis kendaraan sehingga diperoleh
volume lalu lintas pada simpang.
d. Survei Antrian dan Tundaan
Survei ini dilakukan untuk mengukur panjang antrian kendaraan
yang menunggu pada simpang dan waktu tundaan kendaraan
yang dihabiskan saat melewati simpang sehingga didapatkan
tingkat kemacetan dan waktu tundaan kendaraan yang
kemudian dapat digunakan untuk membuat rekomendasi
pengaturan lalu lintas pada simpang tersebut.
e. Survei Kecepatan
Pada survei kecepatan metode yang digunakan adalah Moving
Car Observer (MCO) pada beberapa ruas jalan dengan
menghitung waktu perjalanan dan waktu hambatan selama
survei dilakukan. Survei ini dilakukan dengan cara penyurvei
menaiki kendaraan pada kecepatan tertentu kemudian mencatat
jumlah kendaraan yang disalip, kendaraan yang menyalip,
kendaraan yang berpapasan (dari arah berlawanan), waktu
tempuh yang dihabiskan dari titik awal hingga titik akhir survei,
dan juga waktu hambatan pada saat pelaksanaan survei.
f. Survei Kinerja Parkir
Survei ini dilakukan untuk mengetahui jumlah kebutuhan ruang
parkir pada wilayah studi. Survei ini terdiri dari survei
39
inventarisasi yang dilakukan dengan mengamati kondisi
prasarana parkir seperti kapasitas, panjang dan lebar tempat
parkir, dan kondisi marka serta rambu parkir, dan juga survei
permintaan parkir dengan menghitung jumlah parkir baik parkir
on street maupun parkir off street yang kemudian dapat
dijadikan dasar dalam penentuan kebutuhan ruang parkir di
wilayah studi.
40
simpangnya. Untuk menghitung kapasitas simpang bersinyal
diperlukan data nilai arus jenuh dasar, waktu hijau, dan waktu siklus
yang kemudian dihitung menggunakan rumus kapasitas pendekat
simpang. Sedangkan kapasitas simpang tidak bersinyal diperlukan data
lebar pendekat, lebar median, ukuran kota, tipe lingkungan atau tata
guna lahan sekitar, persentase belok kiri, dan persentase belok kanan
yang kemudian dihitung menggunakan rumus kapasitas simpang.
Setelah nilai kapasitas simpang diketahui, maka selanjutnya adalah
menentukan volume simpang. Volume simpang diperoleh dari hasil
survei Classified Turning Movement Counting (CTMC). Setelah itu,
akan diketahui berapa nilai derajat kejenuhan simpang tersebut. Pada
simpang bersinyal parameter antrian diperoleh dengan menghitung
panjang kendaraan yang mengantri saat lampu merah pada simpang
bersinyal dan parameter tundaan pada simpang bersinyal terdiri dari
tundaan lalu lintas dan tundaan geometrik yang kemudian dijumlahkan
sehingga didapatkan nilai dari tundaan rata-rata pendekat simpang.
Sedangkan pada simpang tidak bersinyal parameter antrian ditentukan
peluang antriannya dan untuk parameter tundaan diperoleh dari
penjumlahan dari nilai tundaan lalu lintas dan tundaan geometric pada
simpang tersebut.
3. Analisis Parkir
Analisis parkir dilakukan dengan melakukan perhitungan terhadap
kebutuhan ruang parkir, volume parkir, durasi parkir, kapasitas parkir,
pergantian parkir, akumulasi, dan indeks parkir. Setelah dilakukan
perhitungan, selanjutnya dapat dilakukan relokasi dari parkir on street
menjadi parkir off street dengan memberikan analisis rekomendasi
kebutuhan ruang parkir.
41
4. Pemodelan
Pada analisis menggunakan software Vissim, langkah-langkah
pembuatan model dan proses pengolahan data yaitu sebagai berikut:
a) Input background. Gambar background yang digunakan diambil
dari Google Earth.
b) Membuat link (jaringan jalan) berdasarkan pada gambar yang
telah dimasukkan.
c) Menentukan jenis kendaraan yang akan dimasukkan pada model
dan disesuaikan dengan jenis kendaraan pada data hasil survei.
d) Menyesuaikan kategori kendaraan (vehicle types). Pada menu ini
terdapat parameter seperti kategori kendaraan, vehicle model,
color, weight, acceleration and deceleration, dan lain-lain.
e) Mengisi vehicle classes. Pada menu ini kendaraan akan
diklasifikasikan berdasarkan kategorinya misalnya kendaraan
berat, mobil, dan motor.
f) Memasukkan kecepatan arus bebas setiap kendaraan pada menu
input desired speed distribution yang disesuaikan dengan data
hasil survei.
g) Memasukkan komposisi kendaraan pada menu input vehicle
composition.
h) Memasukkan data volume arus lalu lintas.
i) Menentukan titik pengambilan data pada menu data collection.
j) Melakukan pengolahan data (running) pada model.
42
c) Distance standing, yaitu jarak antar kendaraan saat berhenti.
d) Distance driving, yaitu jarak antar kendaraan saat melaju.
e) Average standstill distance, additive part of safety distance, dan
multiplivative part of safety, yaitu parameter penentu jarak aman
pada saat berkendara.
43
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2022. Kabupaten Kulon Progo Dalam Angka 2021. Kulon
Progo: Badan Pusat Statistik.
Hamid, Imam Abiyyu. 2019. Analisa Faktor Penyebab Kemacetan Lalu Lintas Jalan
Lintas Tengah di Pasar Bandar Jaya Lampung Tengah. Bandar
Lampung: Universitas Lampung
44
Joshua, Phanuel B. dan Odihi John. 2018. Spatial Analysis of the Implications of
Traffic and Parking Activities in the Mubi Cattle Market Area, Adamawa
State, Nigeria.
Khisty, C.J. dan Lall, K.B. 2003. Dasar-Dasar Rekayasa Transportasi Edisi Ketiga
Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Sulistiani dan Munawar A. 2018. Analisis Off Street Parking dan On Street Parking
di Obyek Wisata Goa Gong. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Tatura, Lydia Suruijani. Analisis Penataan Ruang Parkir Pasar Central Kota
Gorontalo. Gorontalo: Universitas Gorontalo.
45