TINJAUAN PUSTAKA
A. TRANSPORTASI
1. Pengertian Tranportasi
Pengertian sistem transportasi merupakan gabungan dari dua definisi, yaitu
sistem dan transportasi (Simanjuntak, 2009). Sistem transportasi adalah suatu
tatanan yang tersusun dari beberapa komponen fungsional yang memiliki tugas
masing – masing secara khusus, semua komponen tersebut saling berhubungan
dan secara bersama – sama berjalan untuk memenuhi suatu proses atau
pekerjaan tertentu (Kusrini, 2007), sedangkan transportasi adalah suatu usaha
memindahkan, menggerakkan, mengangkut, atau mengalihkan orang atau
barang dari suatu tempat ke tempat lain, dimana di tempat lain objek tersebut
lebih berguna atau dapat berguna untuk tujuan – tujuan tertentu (Miro, 2005).
Maka dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa, sistem transportasi
adalah suatu bentuk keterikatan dan keterkaitan antara berbagai variable dalam
suatu kegiatan atau usaha untuk memindahkan, menggerakkan, mengangkut,
atau mengalihkan orang atau barang dari suatu tempat ke tempat yang lain
secara terstruktur untuk tujuan tertentu.
a. Fasilitas fisik, meliputi jalan raya, jalan rel, stasiun, terminal dan lain lain;
b. Armada angkutan;
c. Fasilitas operasional, meliputi pemeliharaan angkutan dan ruang kantor;
d. Lembaga, terdiri dari 2 jenis, yaitu lembaga fasilitas orientasi dan lembaga
pengoperasian. Lembaga fasilitas orientasi adalah dasar utama dalam
perencanaan, perancangan, struktur, pemeliharaan, dan fasilitas
pengoperasian. Lembaga pengoperasian adalah keterkaitan dengan
pengoperasian armada dalam pelayanan transportasi yang meliputi
perusahaan bus, perusahaan kereta api, perusahaan truk dan perusahaan lain
– lain;
e. Strategi pengoperasian, meliputi rute kendaraan, jadwal, dan pengontrol lalu
lintas
3. Fungsi Transportasi
Transportasi memiliki peran penting dan strategi dalam pembagunan nasional
mengingat transportasi merupakan sarana untuk memperlancar roda
perekonomian, memperkokoh persatuan dan kesatuan serta mempengaruhi
hampir seluruh aspek kehidupan. Transportasi harus digunakan seefisien
mungkin, karena ketidakefisienan sistem transportasi merupakan pemborosan
besar, dan akan ada banyak materi yang terbuang percuma.
Sedangkan pada Pasal (2) dijelaskan bahwa, Perkeretaapian sebagai bagian yang
tidak terpisahkan dari sistem transportasi nasional diselenggarakan berdasarkan :
1. Asas Manfaat
Yang dimaksud asas manfaat yaitu bahwa perkeretaapian harus dapat
memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi kemanusiaan, peningkatan
kemakmuran rakyat, kesejahteraan rakyat, dan pengembangan kehidupan yang
berkesinambungan bagi warga negara.
2. Asas Keadilan
Yang dimaksud asas keadilan yaitu, bahwa perkeretaapian harus dapat
memberikan pelayanan kepada segenap lapisan masyarakat dengan biaya
terjangkau serta memberi kesempatan berusaha dan perlindungan yang sama
kepada semua pihak yang terlibat dalam perkeretaapian.
3. Asas Keseimbangan
Yang dimaksud asas keseimbangan adalah, bahwa perkeretaapian harus
diselenggarakan atas dasar keseimbangan antara sarana dan prasarana,
kepentingan pengguna jasa dan penyelenggara, kebutuhan dan ketersediaan,
kepentingan individu dan masyarakat, antar daerah dan antar wilayah, serta
antar kepentingan nasional dan internasional.
Jadi, angkutan kereta api dibandingkan dengan moda transportasi darat lainnya,
banyak memiliki keunggulan yang dapat dimanfaatkan dan dikembangkan karena
semakin relevan dengan kemajuan teknologi saat ini. Keunggulan kereta api
tersebut antara lain :
Stasiun Kereta api dikelompokkan menjadi 3 yaitu stasiun kelas besar, stasiun kelas
sedang, dan stasiun kelas kecil berdasarakan Undang – Undang No. 23 Tahun 2007
tentang Perkeretaapian. Dan dijelaskan juga pada PM No. 33 tahun 2011 tentang
Jenis, Kelas dan Kegiatan di Stasiun Kereta Api menjelaskan bahwa stasiun kereta
api merupakan sebagai prasarana kereta api sebagai tempat pemberangkatan dan
pemberhentian kereta api dicantumkan pada pasal 2.
1. Stasiun kereta api adalah tempat pemberangkatan dan pemberhentian kereta api.
Stasiun merupakan bagian terpenting yang terdapat dalam prasarana
perkeretaapian dimana bangunan tersebut berfungsi sebagai tempat kereta api
berangkat atau berhenti untuk melayani naik turun penumpang, keperluan
bongkar muat barang, dan/atau keperluan operasi kereta api. Menurut para ahli,
definisi stasiun adalah :
a. Menurut Shanani, B dalam Astuti (2013), Stasiun adalah tempat dimana
kereta api berhenti untuk memberi kesempatan penumpang naik dan turun,
juga barang–barang yang akan dimuat atau dibongkar bersamaan pula
dengan penghantaran surat. Stasiun adalah tempat perpindahan kereta api
yang diatur dan diawasi.
b. Menurut Paul H. Wright & Norman J. Ashford dalam Astuti (2013) Stasiun
kereta api meliputi jalan stasiun, peron, hubungan gedung (untuk
penumpang, tangga dan lain–lain) dan bangunan terminal.
Jadi, stasiun yaitu tempat untuk naik turun penumpang atau bongkar muat
barang.
Pada Peraturan Menteri PM. No. 48 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan
Minimum Angkutan Orang dengan Kereta Api pada pasal 2 ayat (1) Pengoperasian
kereta api harus memenuhi standar pelayanan minimum, ayat
1. Menurut Stanton dalam purba (2013), service adalah kegiatan yang dapat
diidentifikasikan dan tidak berwujud dan merupakan tujuan penting dari suatu
rencana transaksi, guna memberikan kepuasan kepada konsumen. Menurut Kotler
dalam Laksana (2008) mengemukakan pelayanan atau service adalah setiap
kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain dan pada
dasarnya tidak berwujud dan tidak pula berakibat kepemilikian sesuatu dan
produksinya dapat atau tidak dapat dikaitkan dengan suatu produk fisik. Pelayanan
hakikatnya adalah serangkaian kegiatan, karena ia merupakan proses. Sebagai
proses, pelayanan berlangsung secara rutin dan berkesinambungan meliputi seluruh
kehidupan organisasi dalam masyarakat (Moenir, 2002 : 27). Berdasarkan beberapa
definisi di atas layanan atau service adalah serangkaian kegiatan yang diberikan
oleh satu pihak kepada pihak lain yang tidak berwujud dan bertujuan memberikan
kepuasan.
Kualitas pelayanan terbagi menjadi lima dimensi yang merupakan penyederhanaan dari
sepuluh dimensi kualitas pelayanan yaitu sebagai berikut :
a. Keandalan (Reliability)
Memiliki dua aspek utama yaitu kensistensi kinerja (perfomance) dan sifat dapat
dipercaya (dependability). Reliability berkaitan dengan kemampuan suatu
perusahaan memberikan pelayanan yang akurat sejak pertama kali tanpa melakukan
kesalahan apapun dan menyampaikan jasanya sesuai dengan waktu yang telah
disepakati.
b. Ketanggapan (Responsiveness)
Berkenaan dengan kesediaan dan kemampuan para karyawan untuk membantu para
pelanggan dan merespon permintaan mereka, serta menginformasikan kapan jasa
akan diberikan dan kemudian memberikan jasa secara cepat.
c. Jaminan (Assurance)
Jaminan (assurance) yaitu perilaku para karyawan mampu menimbulkan
kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan dan perusahaan tersebut dapat
menciptakan rasa aman bagi para pelanggannya. Jaminan juga berarti bahwa
karyawan selalu bersikap sopan dan menguasai pengetahuan dan keterampilan yang
dibutuhkan untuk menangani pertanyaan atau masalah pelanggan.
d. Empati (Empathy)
Berarti perusahaan memahami masalah para pelanggannya dan bertindak demi
keinginan pelanggan, serta memberikan perhatian personal kepada para pelanggan
dan memiliki jam operasi yang nyaman.
e. Berwujud (Tangible)
Berkenaan dengan daya tarik fasilitas fisik, perlengkapan, dan material yang
digunakan perusahaan, serta penampilan karyawan.
E. PARKIR
Parkir merupakan salah satu bagian dari sistem transportasi dan juga merupakan
suatu kebutuhan. Oleh karena itu perlu suatu penataan parkir yang baik, agar area
parkir dapat digunakan secara efisien dan tidak menimbulkan masalah bagi kegiatan
yang lain. Yang diinginkan adalah memperbaiki masalah-masalah yang telah ada
pada sistem transportasi. Untuk melakukan penataan yang baik tentu saja
merencanakan kebutuhan ruang parkir terlebih dahulu dengan suatu analisis.
Disamping merencanakan kebutuhan ruang parkir juga perlu dilihat kondisi yang
ada.
1. Akumulasi Parkir
Merupakan banyaknya kendaraan yang parkir di suatu lokasi parkir pada selang
waktu tertentu (Warpani, 2002), diperoleh dengan :
Dimana :
Parkir : Jumlah Kendaraan yang telah parkir
2. Volume Parkir
Merupakan total jumlah kendaraan yang telah menggunakan ruang parkir pada
suatu lokasi pada suatu lokasi parkir dalam satu satuan waktu tertentu (hari).
3. Kapasitas Statis
Penediaan kapsitas parkir yang akan di sediakan atau yang akan ditawarkan
(Ahmad, 2009).
KS = L / V Rumus III. 2
Dimana :
4. Kapasitas Dinamis
Kapasitas parkir yang tersedia (kosong selama waktu survey yang diakibatkan
oleh kendaraan) (Ahmad, 2009).
Rumus :
KD = KS / D
Dimana :
5. Durasi parkir
Perhitungan Durasi Parkir tergantung pada rata – rata lamanya kendaraan yang
parkir (Ahmad, 2009).
Penentuan Satuan Ruang Parkir (SRP) dibagi atas 3 (tiga) jenis kendaraan
dengan berdasarkan luas (lebar dikali panjang) adalah sebagaimana terlihat pada
tabel di bawah ini :
A B C D E
2,3 m 6,0 m - 2,3 m 5,3 m
Sumber :Pedoman Perencanaan dan Pengoperasian Fasilitas Parkir
Gambar III. 1 Pola Parkir Sudut 00 / Paralel
Sumber :Pedoman Perencanaan dan Pengoperasian Fasilitas Parkir
Golongan A B C D E
I 2,3 m 4,6 m 3,45 m 4,70 m 7,6 m
II 2,5 m 5,0 m 4,3 m 4,85 m 7,75 m
III 3,0 m 6,0 m 5,35 m 5,0 m 7,9 m
Golongan A B C D E
I 2,3 m 3,5 m 2,5 m 5,6 m 9,3 m
II 2,5 m 3,7 m 2,6 m 5,65 m 9,35 m
III 3,0 m 4,5 m 3,2 m 5,75 m 9,45 m
Sumber :Pedoman Perencanaan dan Pengoperasian Fasilitas Parkir
Golongan A B C D E
I 2,3 m 2,9 m 1,45 m 5,95 m 10,55 m
II 2,5 m 3,0 m 1,5 m 5,95 m 10,55 m
III 3,0 m 3,7 m 1,85 m 6,0 m 10,6 m
Golongan A B C D E
I 2,3 m 2,3 m - 5,4 m 11,2 m
II 2,5 m 2,5 m - 5,4 m 11,2 m
III 3,0 m 3,0 m - 5,4 m 11,2 m
Keterangan:
N : Jumlah sampel yang dibutuhkan
e : Standar error, yaitu standar kesalahan dari kemampuan
sampel dalam mewakili populasi (10%)
N : Banyaknya jumlah populasi
Maka pada perhitungan tersebut didapatkan hasil untuk sampel yang
akan digunakan sebanyak :
1000904
𝑛=
1 + 976802 (10%)²
𝑛 = 99,99 = 100
Dari hasil tersebut menunjukkan 99,99, oleh karena itu hasil tersebut
dibulatkan menjadi 100. Dan sampel yang digunakan ada 100 responden.
2. Indikator Pelayanan
Terdapat 19 (sembilan belas) indikator pelayanan untuk mengetahui kinerja dan
kepentingan penumpang berdasarkan PM No.48 Tahun 2015 terdapat pada
Tabel II.1 dibawah ini :
Variabel Penentu
No Indikator Pelayanan Kualitas
1 Akses menuju stasiun Keandalan (Realibility)
2 Ketersediaan informasi di stasiun Keandalan (Realibility)
3 Ketepatan waktu perjalanan kereta api Keandalan (Realibility)
4 Kemudahan dalam pembelian tiket Keandalan (Realibility)
Ketanggapan
5 Kecepatan dalam memberikan informasi (Responsiveness)
Ketanggapan
6 Kecepatan dalam merespon kondisi darurat (Responsiveness)
7 Keramahan dan kesopanan petugas Jaminan(Assurance)
8 Keamanan dan kenyamanan di stasiun Jaminan(Assurance)
9 Ketersediaan petugas untuk melayani pengguna Jaminan (Assurance)
jasa
10 Adanya ruang tunggu Fisik (Tangible)
11 Adanya ruang boarding Fisik (Tangible)
12 Adanya fasilitas penyandang cacat Fisik (Tangible)
13 Adanya fasilitas kesehatan Fisik (Tangible)
14 Adanya ruang ibu menyusui Jaminan (Assurance)
15 Adanya toilet Fisik (Tangible)
16 Adanya tempat ibadah Fisik (Tangible)
17 Ketersediaan lahan parker Fisik (Tangible)
18 Ketersediaan bancik untuk naik/turun penumpang Fisik (Tangible)
19 Sirkulasi udara di ruang tunggu Fisik (Tangible)
Sumber : PM No. 48 Tahun 2015
3. Uji Validitas
Menurut Siregar (2013) validitas atau kesahihan adalah menunjukan sejauh
mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur (a valid
measure if it succesfully measure the phenomenon). Sedangkan menurut
Berhanudin (2013), yang mengutip Gronlund dan Lin (1990) validitas
merupakan ketepatan interpertasi yang dibuat dari hasil pengukuran atau
evaluasi. Sedangkan kutipan yang lain dari sumber yang sama dikutip
menurut Arikunto (1995), validitas adalah keadaan yang menggambarkan
tingkat instrumen bersangkutan yang mampu mengukur apa yang akan
diukur. Pada penelitian ini terdapat atribut-atribut pertanyaan yang
dinyatakan sebagai instrument penelitian harus dilakukan uji terlebih dahulu.
Uji tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah sudah cocok (valid) belum.
Uji validitas tersebut digunakan Bivariate Pearson (Korelasi Produk Momen
Pearson) dengan menggunakan alat bantu Microsoft excel 2013 dan SPSS
20. berikut ini merupakan rumus menggunakan korelasi product moment
(Sofyan Siregar, 2013) :
4. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap
konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala
yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula.
…… Rumus III. 7
Keterangan :
6. Skala likert
Ada 5 tingkat digunakan untuk mengukur tingkat kepentingan yaitu sangat
penting, penting, cukup penting, kurang penting dan tidak penting. Kelima
tingkat tersebut diberi skor sebagai berikut
Kategori
No Bobot Nilai
Kinerja Kepentingan
1 Sangat Baik Sangat Penting 5
2 Baik Penting 4
3 Cukup Baik Cukup Penting 3
4 Kurang Baik Kurang Penting 2
5 Tidak Baik Tidak Penting 1
Sumber : Metode Penelitian Kuantitatif dilengkapi Dengan Perhitungan
Manual &SPSS,Siregar
Berdasarkan hasil penelitian tingkat kepentingan dan kinerja maka akan dihasilkan
suatu perhitungan mengenai tingkat kepentingan antara kinerja fasilitas pelayanan
penumpang di Stasiun Binjai. Hasil skor dari nilai kepentingan dan kinerja di
jabarkan pada diagram kartesius dan dapat dilihat pada Gambar III.6 berikut ini :
Gambar III. 6 Diagram Cartecius Important Performance Analysis Sumber : J.
Supranto, Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan, 2001
Selanjutnya hasil perhitungan tersebut diletakkan dalam kuadran yang ada di dalam
diagram kartesius tersebut, yaitu:
a. Kuadran I (Prioritas Tinggi/ Lebih Penting, Kurang Puas) Menujukkan atribut-
atribut pelayanan yang dianggap penting / sangat penting mempengaruhi
kepuasan pelanggan, namun pihak manajemen perusahaan belum dapat
memberikan pelayanan sesuai dengan keinginan pengguna jasa. Sehingga
pelanggan merasa kurang puas / tidak puas serta pihak manajemen atau
penyedia jasa harus meningkatkan tingkat pelayanan agar dapat memenuhi
kebutuhan pengguna jasa.
b. Kuadran II (Pertahankan/ Lebih Penting, Lebih Puas) Menunjukkan tingkat
kepuasan/ kinerja dari kualitas pelayanan yang telah berhasil dilaksanakan oleh
perusahaan, oleh karena itu wajib dipertahankan. Atribut ini dianggap penting /
sangat penting oleh pelanggan, dan dalam pelaksanaannya pelanggan telah
merasa puas / sangat puas.
c. Kuadran III (Prioritas Rendah / Kurang Penting, Kurang Puas) Menunjukkan
atribut yang kurang penting pengaruhnyabagi pelanggan, pelaksanaanya oleh
perusahaan dilakukan biasa-biasa saja, dianggap kurang penting/ tidak penting
oleh pelanggan dan kinerjanya pun dinilai kurang memuaskan / tidak
memuaskan pelanggan.
d. Kuadran IV (Berlebihan/ Kurang Penting, Lebih Puas) Menunjukkan atribut
yang kurang penting pengaruhnya bagi pelanggan, akan tetapi dalam
pelaksanaannya berlebihan, dianggap kurang penting/ tidak penting oleh
pelanggan tetapi kinerjanya memuaskan/ sangat memuaskan.
2. Membuat Weight Factors (WF) atau factor pendorong tertimbang. Bobot ini
merupakan presentase nilai MIS per-atribut terhadap total MIS seluruh
atribut
Rumus III. 9
Dimana :
P : atribut kepentingan ke – p
…… Rumus III. 10
WSi = WFi x MSS
......Rumus 11
Dimana :
P : atribut kepentingan ke-p
HS : Highest Scale skala maksimum yang digunakan
Tingkat kepuasan responden secara menyeluruh dapat dilihat dari kriteria tingkat
kepuasan pelanggan atau konsumen, dengan kriteria sebagai berikut:
8. Peramalan penumpang
Untuk mendapatkan jumlah peramalan penumpang di Stasiun Binjai dapat
menggunakan Metode Least Square dengan rumus berikut:
Keterangan:
Y : nilai variable berdasarkan garis regresi
X : variable independen;
A : konstanta
b : koefisien arah regresi linear
........Rumus III. 13
Keterangan:
B : lebar peron (meter)
V : jumlah rata-rata penumpang per jam sibuk dalam 1 th.