Anda di halaman 1dari 25

Pengantar Teknik Analisis Kecelakaan &

Keselamatan Kereta Api

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN
PTDI-STTD 1
PENYELENGGARAAN
PERKERETAAPIAN
Perkeretaapian diselenggarakan dengan tujuan untuk
memperlancar perpindahan orang dan/atau barang secara
massal dengan selamat, aman, nyaman, cepat dan lancar,
tepat, tertib dan teratur, efisien, serta menunjang pemerataan,
pertumbuhan, stabilitas, pendorong, dan penggerak
pembangunan nasional.

Page  5
DEFINISI KECELAKAAN
BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 62 TAHUN 2013 TENTANG
INVESTIGASI KECELAKAAN TRANSPORTASI

“KECELAKAAN TRANSPORTASI
ADALAH PERISTIWA ATAU
KEJADIAN PENGOPERASIAN
SARANA TRANSPORTASI YANG
MENGAKIBATKAN KERUSAKAN
SARANA TRANSPORTASI, KORBAN
JIWA, DAN/ATAU KERUGIAN HARTA
BENDA.”
INVESTIGASI KECELAKAAN
BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 62 TAHUN 2013 TENTANG
INVESTIGASI KECELAKAAN TRANSPORTASI

“INVESTIGASI KECELAKAAN
TRANSPORTASI ADALAH KEGIATAN
PENELITIAN TERHADAP PENYEBAB
KECELAKAAN TRANSPORTASI
DENGAN CARA PENGUMPULAN,
PENGOLAHAN, ANALISIS DAN
PENYAJIAN DATA SECARA
SISTEMATIS DAN OBJEKTIF AGAR
TIDAK TERJADI KECELAKAAN
TRANSPORTASI DENGAN PENYEBAB
YANG SAMA”
DASAR HUKUM PELAKSANAAN
INVESTIGASI
UU 23 Tahun 2007 Tentang Perkeretaapian (Pasal 175)
(1) Pemeriksaan dan penelitian penyebab kecelakaan kereta api dilakukan oleh Pemerintah.
(2) Pelaksanaan pemeriksaan dan penelitian kecelakaan kereta api sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan oleh suatu badan yang dibentuk atau ditugaskan oleh Pemerintah.
(3) Hasil pemeriksaan dan penelitian penyebab kecelakaan KA yang dibuat dalam bentuk
rekomendasi wajib ditindaklanjuti oleh Pemerintah, Penyelenggara serta dapat diumumkan
ke publik
PP 62 Tahun 2013 Tentang Investigasi Kecelakaan Transportasi
1. Setiap investigasi kecelakaan Kereta Api, Kapal, Pesawat Udara, dan kecelakaan tertentu
terhadap kendaraan bermotor umum dilakukan oleh Komite Nasional Keselamatan
Transportasi.
2. Penyusunan laporan akhir dilakukan dengan meminta tanggapan dari regulator, operator,
fabikan paling lama 1 tahun setelah kecelakaan dan disampaikan kembai kepada
regulator, operator dan fabrikan.
3. Reglator, Operator, Pabrikan dan pihak terkait wajib menindaklanjuti rekomendasi
keselamatan yang disampaikan oleh KNKT dan wajib menyampaikan perkembangan
tindklanjut rekomendasinya kepada Ketua KNKT
Perpres No. 2 tahun 2012 Pasal 4
KNKT mempunyai tugas:
a. melaksanakan investigasi kecelakaan transportasi;
b. memberikan rekomendasi hasil investigasi kecelakaan transportasi kepada pihak terkait;
c. memberikan saran dan pertimbangan kepada Presiden berdasarkan hasil investigasi
kecelakaan transportasi dalam rangka mewujudkan keselamatan transportasi.
“Keselamatan dan Keamanan
Transportasi
FAKTOR – FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN KERETA
API

SARANA PRASARANA SDM (MANUSIA) EKSTERNAL

 Pengereman tidak  Adanya kecrotan (mud  Masinis tidak  Masyarakat tidak


bekerja dengan baik pumping) malaksanakan standar disiplin melintasi
 Kerusakan pada as dan  Jalan rel tidak laik prosedur operasi yang perlintasan sebidang
roda  Bantalan kayu rapuh ditetapkan (melanggar  Bangunan liar disekitar
 As patah  Rel patah kecepatan) jalan rel mengganggu
 Bearing macet  Wesel rusak  Pengaturan dinasan pandangan bebas
 Pembebanan tidak  Badan jalan kurang baik sehingga masinis
merata longsor/amblas menimbulkan kelelahan  Vandalisme,
 Kelebihan Beban  Jembatan kurang laik fisik pencurian alat
 Kurangnya perawatan  Kurangnya perawatan  Faktor fisik penambat,
sarana, tidak  Terjadinya karat  Mengantuk, tertidur, melempar kaca.
menggunakan suku (jembatan besi) dsb  Terjadinya bencana
cadang standar. alam, gempa bumi,
longsor, banjir, dll
KONSEP & PENGERTIAN KESELAMATAN

• Safety is “the state in which the possibility of harm to persons or of

property damage is reduced to, and maintained at or below, an

acceptable level through a continuing process of hazard identification

and safety risk management.”

• Keselamatan adalah “keadaan dimana kemungkinan bahaya / ancaman

terhadap orang atau kerusakan harta benda dikurangi menjadi, dan

dijaga pada atau di bawah, suatu tingkat yang dapat diterima melalui

proses berkesinambungan identifikasi bahaya dan manajemen resiko

keselamatan”.

3
PERANAN PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN

• PERAN PEMERINTAH SEBAGAI REGULATOR PERKERETAAPIAN


Berdasarkan UU No. 23 Tahun 2007 ttg Perkeretaapian, Perkeretaapian dikuasai Negara
dan pembinaannya dilakukan oleh Pemerintah.
• PEMISAHAN FUNGSI REGULATOR DAN OPERATOR
Fungsi Regulator oleh Pemerintah yaitu Pembinaan Perkeretaapian yang meliputi
Pengaturan, Pengendalian dan Pengawasan.
Fungsi Operator oleh Badan Usaha Penyelenggara yang meliputi Pengadaan atau
Pembangunan, Pengoperasian, Perawatan dan Pengusahaan.
• KETERBUKAAN DALAM PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN
Penyelenggaraan Perkeretaapian adalah terbuka, yakni dapat diselenggarakan oleh
Badan Usaha yang berbentuk Badan Hukum (BUMN, BUMD, BUMS, Pemerintah
maupun Pemerintah Daerah).
• PERAN SERTA PEMERINTAH DAERAH
Penyelenggaraan perkeretaapian harus memperhatikan otonomi daerah, dan
membuka peluang bagi Pemerintah Daerah (provinsi dan kabupaten/kota) untuk
mewujudkan perkeretaapian daerah yang terintegrasi dengan moda transportasi
lainnya.
• PERAN SERTA SWASTA DAN MASYARAKAT
Dalam penyelenggaraan perkeretaapian peluang peran serta swasta dan masyarakat
dalam Penyelenggaraan Perkeretaapian sangat besar, kecuali apabila swasta dan
masyarakat tidak mampu untuk melaksanakannya, maka akan diambil alih oleh
Pemerintah.
POLA PIKIR PENINGKATAN KESELAMATAN
PERKERETAAPIAN
PENYUSUNAN PENINGKATAN
ROAD MAP TO REGULASI KELAIKAN
ZEROACCIDENT UU/PP PRASARANA DAN
PerMen/PerDirjen SARANA

• Keterbatasan
Anggaran
TINGKAT • Keterbatasan PENINGKATAN
KESELAMATAN SDM kompeten FUNGSI KESELAMATAN
SAAT INI • SOP dalam REGULATOR PERKERETAAPIAN
proses
• Keterbatasan
peralatan

PENANGANAN INSPEKSI DAN PENINGKATAN


PENEGAKAN
DAN ANALISIS AUDIT KOMPETENSI
HUKUM
KECELAKAAN KESELAMATAN SDM

EVALUASI
PERAN STAKEHOLDER PERKERETAAPIAN

OPERATOR
1. Pembinaan: REGULATOR
a. Pengaturan BUMN BU MD SWASTA
b. Pengendalian 1. Pemenuhan perizinan
c. Pengawasan penyelenggaraan
2. Perizinan: 2. Penyelenggaraan:
a. Izin usaha MASYARAKAT a. Pembangunan / Pengadaan
b. Izin operasi b. Pengoperasian
c.Izin pembangunan / 1. Memberikan masukan c. Perawatan
pengadaan kepada regulator / d. Pengusahaan
3. Sertifikasi: operator 3. Pemenuhan kelaikan operasi
a. Sarana 2. Mendapatkan pelayanan a. Pemeriksaan Kondisi / Fungsi
b. Prasarana sesuai dengan standar b. Perawatan Berkala
c. SDM minimal 4. Pemenuhan Standar
4. Pengujian Pertama / 3. Memperoleh informasi Pelayanan Minimal
Berkala pelayanan kereta api 5. Penanganan dan pelaporan
5. Akreditasi Lembaga 4. Memenuhi kewajiban kecelakaan
Pengujian / Diklat sebagai penumpang 6. Ganti rugi kepada penumpang
6. Revitalisasi Sarana / 5. Partisipasi dalam atau pihak lain akibat
Prasarana menjaga ketertiban, kecelakaan
7. Penelitian kecelakaan keamanan dan 7. Sosialisasi keselamatan dan
8. Sosialisasi keselamatan keselamatan keamanan
dan keamanan
MANAJEMEN KESELAMATAN

MANAJEMEN KESELAMATAN :
ADALAH SUATU PROSES SISTEMATIS BERUPA
KEGIATAN MERENCANAKAN, MELAKSANAKAN,
MENGEVALUASI DAN MENGENDALIKAN ATAS
SETIAP UPAYA ( = EFFORT ) AGAR TERHINDAR
DARI KECELAKAAN YANG DITIMBULKAN OLEH
DIRI SENDIRI MAUPUN LINGKUNGAN KERJA.
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN (SMK)
SMK Penyelenggara perkeretaapian merupakan
tata kelola keselamatan bidang angkutan kereta
api secara sistematis dan komprehensif dalam
suatu sistem manajemen yang utuh melalui proses
perencanaan, penerapan, pengukuran dan
pengawasan untuk mewujudkan penyelenggaraan
Perkeretaapian yang berkeselamatan
TUJUAN PENERAPAN
SISTEM MANAJEMEN
KESELAMATAN KA
Identifikasi bahaya dan resiko

Menjamin kecelakaan dapat dikendalikan

Menjamin keselamatan dan kesehatan penumpang ,pekerja


dan masyarakat

Menjamin tidak terjadi kerusakan properti dan llingkungan

11
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN PERKERETAAPIAN
Perkeretaapian :
Satu kesatuan sistem yang terdiri atas prasarana, sarana, dan
sumber daya manusia serta norma. Kriteria, persyaratan dan
prosedur untuk penyelenggaraan transportasi kereta api.

SISTEM MANAJEMEN Keselamatan :


KESELAMATAN suatu keadaan dimana kemungkinan bahaya/ancaman terhadap
Jiwa atau kerusakan barang dapat dihindari, dikurangi atau dijaga
PERKERETAPIAN
pada atau dibawah suatu tingkat tertentu.
(SMK PERERETAAPIAN)
Manajemen : sebuah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian dan pengontrolan sumber daya untuk
mencapai sasaran secara efektif dan efisien.

System:
Satu kesatuan yang terdiri dari beberapa komponen atau elemen
yang saling berhubungan atau dihubungkan dan saling
berinteraksi.

Sistem Manajemen Keselamatan Perkeretaapian (SMKP) adalah bagian dari sistem


manajemen penyelenggaraan perkeretaapian secara menyeluruh dalam rangka
meningkatkan keselamatan pereretaapian
14
Safety Managemen System (SMS/SMK) - 1
Safety management system (SMS) adalah sistem menejemen komprehensif
yang dirancang untuk mengelola elemen-elemen keselamatan ditempat kerja.
SMS meliputi kebijakan, tujuan, rencana/program, prosedur, organisasi,
tanggungjawab, dan ukuran lainnya. SMS memberikan cara yang sistematis
untuk mengidentifikasi bahaya (hazards) dan mengendalikan resiko agar
lebih efektif. (Sumber https://en.wikipedia.org/wiki/ Safety_management_ systems)

Safety Management System (SMS) adalah pendekatan yang komprehensif,


kolaboratif yang membawa menejemen dan pekerja bersama-sama membangun
fondasi keselamatan industry angkutan umum untuk mengendalikan resiko
lebih baik, mendeteksi dan memperbaiki masalah keselamatan lebih awal,
dan menganalisa data keselamatan secara lebih efektif dan mengukur kinerja

keselamatan lebih berhati-hati (Sumber : https://www. transit.dot.gov/regulations-and-


guidance/safety/safety-management-systems-sms)
4/17/2018
Safety Managemen System (SMS/SMK) - 2
SMS adalah kerangka kerja formal untuk mengintegrasikan keselamatan
kedalam operasi sehari-hari dan mencakup tujuan keselamatan dan target
kinerja, penilaian risiko, tanggung jawab dan wewenang, aturan dan prosedur,
dan proses pemantauan dan evaluasi.(Sumber : Canada National Railway Act 1988,
amended June 22, 2017)

SMS adalah proses untuk mengarahkan manajemen resiko secara dinamik


yang membutuhkan komitmen dan pemahaman pada semua tingkatan dalam
suatu organisasi dan bukti dokumen atas elemen dari SMS (Sumber : South Africa
National Standard SANS 3000-1 : 2009)

Kerangka kerja formal dan komitmen

komprehensif, sistematis, proaktif, integrative, kolaboratif


SMS
elemen keselamatan :, tanggungjawab, wewenang, tujuan,
target, kebijakan, proses, prosedur, rencana/program,
metode, aturan, prosedur, organisasi, monitoring dan
evaluasi

Untuk mengidentifikasi bahaya (hazards) dan mengendalikan


resiko
24
MANAJEMEN KESELAMATAN PERKERETAAPIAN
Manufacturers/Contractors
Organisasi
Operators Stakeholders Regulator Transport
Penyusunan,
Implementasi Consumers
Pelaporan SMKP Audit SMKP
Safety Management System (SMS/SMK)

Lokasi Lokasi
Asal Proses Angkutan Barang/ Penumpang KA Tujuan
(Origin) (Penyelenggaraan Perkeretaapian) (Destination)
Sarana Prasarana
Perkeretaapian Perkeretaapian
SDM Kompone
n dan
Kegiatan
Regulasi - Kebijakan Transport

Setiap penyelenggara Perkeretaapian wajib menyusun, menerapkan dan menyampaikan laporan


penerapan SMKP kepada Dirjen Pereretaapian secara berkala setiap 1 (satu) tahun sekali dan audit
SMKP dilaksanakan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 2 (dua) tahun (PM. 69 Tahun 2018 Tentang
Sistem Manajemen keselamatan Perkeretaapian, Pasal 3 dan Pasal 5)
15
Peningkatan Keselamatan Perkeretaapian
1 Penyusunan regulasi keselamatan perkeretaapian

2 Peningkatan kelaikan prasarana perkeretaapian

PENINGKATAN
KESELAMATAN 3 Peningkatan kelaikan sarana perkeretaapian
PERKERETAAPIAN

4 Peningkatan kompetensi SDM perkeretaapian

5 Manajemen keselamatan perkeretaapian*)

*) manajemen keselamatan mencakup upaya pencegahan, pendataan, pengawasan, pengendalian, dan penindakan terhadap
setiap kegiatan yang dapat menyebabkan terjadinyakecelakaan
PENERAPAN PERATURAN DAN
PERUNDANGAN PERKERETAAPIAN
ASPEKOPERASIONAL

ASPEK PRASARANA

ASPEK SARANA

KETERKAITAN DENGAN MODA


TRANSPORTASI LAIN

16
ASPEK OPERASIONAL

MENJAMIN INTREGASI SEBELUM DAN SESUDAH PERJALANAN

MENJAMIN KESELAMATAN PENYUSUNAN/PEMISAHAN/LANGSIRAN

MENJAMIN KESELAMATAN PEKERJA YANG BERGERAK DI JALAN REL

MENJAMIN LINTASTIDAK DIOPERASIKAN MELEBIHI KAPASITAS,TERMASUK


JAMINANGERAKANWESEL SAAT DILALUI KERETAAPI

MENJAMINTIDAKTERJADIOVER-SPEED

MEMINIMALKAN HUMAN ERROR DALAM MERUMUSKAN, MENERUSKAN DAN


EKSEKUSI SESUAIOTORITASNYAATAU INSTRUKSI

17
ASPEK
PRASARANA
MENJAMIN INTREGASIANTARA JALAN REL
DAN PRASARANA LAINNYA
MENJAMIN INTREGASI PARAMETER SARANA
DAN PRASARANA
MENJAMIN ANTARA LALU-LINTAS
PERKERETAAPIAN,JALAN REL DAN
PRASARANA LAINNYA MEMPUNYAI
PARAMETERYANG KOMPATIBEL
MENJAMIN KESELAMATAN ORANG DAN
PROPERTI YANG BERDEKATAN DENGAN
PERKERETAAPIAN
ASPEK SDM
• JUMLAH SDM SESUAI BEBAN KERJA
• KOMPETENSI SDM SESUAI BIDANG
PEKERJAANNYA
• KEWAJIBAN MELAKSANAKAN KERJA SESUAI
SOP
• PENDINASAN PEGAWAI TIDAK MELEBIHI
BATAS KELELAHAN SDM
• JELASTUGAS POKOK SDM
• PEMENUHAN HAK SDM
• REWARD DAN PUNISHMENT
KETERKAITAN DENGAN MODA
TRANSPORTASI LAIN
MEMINIMALKAN RESIKO DI PERLINTASAN
SEBIDANG
MENJAMIN INTREGITAS DARI REL DIATAS DAN
DIBAWAH STRUKTUR BANGUNAN, TERMASUK
PROTEKSI/PENGHALANG BATAS KETINGGIAN
UNTUK JALAN RAYA DIBAWAH STRUKTUR
JALAN REL
MEMINIMALKAN RESIKO HALANGAN YANG
TERJADI PADA JALAN REL AKIBAT
KECELAKAAN DI JALAN RAYA ATAU
TRANSPORT LAINNYA YANG BERDEKATAN
DENGAN JALAN REL
LANDASAN SMS (SMK)
Philosophy (Falsafah) :
1) Mengenali Ancaman Keselamatan;
2) Menyusun Standar Organisasi;
3) Menegaskanbahwa keselamatan adlah tanggungjawab setiap orang

Policy (Kebijakan) :
1) Pernyataan yang jelas mengenai Tanggungjawab, kewenangan dan
Four pertanggungjawaban;
2) Pengembangan struktur dan proses organisasi untuk memasukkan tujuan
Ps of keselamatan pada setiap aspek kegiatan;
3) Pengembangan pengetahuan dan keterampilan untuk melaksanakan
SMS pekerjaan.

Procedure (Prosedur) :
1) Arahan yang jelas kepada seluruh staf;
2) Sarana untuk perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian;
3) Sarana untuk pemantauan dan penilaian status dan proses
keselamatan.

Praktek (Penerapan )
1) Mengikuti prosedur yang efektif dan didisain dengan baik;
2) Menghindari jalur pintasyang mengurangi keselamatan;
3) Mengambil Tindakan yang tepat ketika masalah keselamatan teridentifikasi.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai