Anda di halaman 1dari 38

K3 TRANSPORTASI

DARAT

Tyas Lilia Wardani, SST., M.KKK


TRANSPORTASI

Dasar Memfasilitasi
pembangunan Pertumbuhan pergerakan
ekonomi industrialisasi manusia &
barang
Pilihan ada di tangan anda……
-Pelayanan angk, umum
bagus
- Tingkat keselamatan tinggi Memacu
BAIK - Infrastruktur memadai pertumbuhan
- Lalu lintas lancar ekonomi
- SDM kompeten
+

TRANSPORTASI DARAT
 - Pelayanan angk. umum
buruk
-
 - Angka kecelakaan
tinggi Menghambat
TIDAK BAIK  - Infrastruktur buruk pertumbuhan
ekonomi
 - Macet & polusi udara
 - SDM tidak kompeten
• Keamanan transportasi adalah keadaan yang terwujud
dari penyelenggaraan transportasi yang bebas dari gangguan
dan/atau tindakan yang melawan hukum.

• Keselamatan transportasi adalah keadaan yang


terwujud dari penyelenggaraan transportasi yang lancar
sesuai dengan prosedur operasi dan persyaratan kelaikan
teknis terhadap sarana dan prasarana beserta penunjangnya.
ISU DOMESTIK
 Keselamatan jalan merupakan
salah satu isu global di dunia
karena menyebabkan kerugian
ekonomi yang signifikan.
 Penanganan keselamatan
transportasi jalan merupakan hal
yang sangat kompleks, baik
ditinjau dari permasalahannya
maupun instansi/lembaga yang
semestinya terlibat di dalamnya.
ISU GLOBAL
ESENSI KESELAMATAN MENJADI ISU GLOBAL
1. World Health Organization (WHO) telah mempublikasikan
bahwa kematian akibat kecelakaan di jalan diperlakukan sebagai
salah satu penyakit tidak menular dengan jumlah kematian
tertinggi;
2. Tahun 2010 Majelis Umum PBB mendeklarasikan Decade of
Action for Road Safety 2011 – 2020 yang bertujuan untuk
menstabilkan dan mengurangi tingkat fatalitas korban
kecelakaan secara global dengan meningkatkan kegiatan yang
dijalankan pada skala nasional, regional dan global;
3. Semangat pendeklarasian Decade of Action for Road Safety 2011-
2020 ini sejalan dengan amanat UU 22/2009 untuk menyusun
Rencana Umum Nasional Keselamatan Jalan.
DASAR HUKUM DAN
KEBIJAKAN PEMERINTAH
UNDANG UNDANG NO 22 TAHUN
2009 TENTANG LALULINTAS DAN
ANGKUTAN JALAN
 BAHWA PEMERINTAH MEMILIKI
TANGGUNGJAWAB TERHADAP KESELAMATAN;
 AREA YANG DITANGANI TERHADAP KESELAMATAN
MENCAKUP SARANA DAN PRASARANA :
 MANAJEMEN KESELAMATAN;
 SARANA YANG BERKESELAMATAN ;
 JALAN YANG BERKESELAMATAN ;
 PENGAWASAN KESELAMATAN LLAJ (AUDIT, INSPEKSI,
PENGAMATAN DAN PEMANTAUAN)
UNDANG UNDANG NO 22 TAHUN
2009 TENTANG LALULINTAS DAN
ANGKUTAN JALAN
Pasal 45
(1) Fasilitas pendukung penyelenggaraan Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan meliputi:
a. trotoar;
b. lajur sepeda;
c. tempat penyeberangan Pejalan Kaki;
d. Halte; dan/atau
e. fasilitas khusus bagi penyandang cacat dan manusia usia
lanjut.
PERMASALAHAN DI BIDANG
KESELAMATAN
TRANSPORTASI JALAN
 Angka kecelakaan yang masih tinggi.
 Pertumbuhan kendaraan bermotor khususnya sepeda
motor yang cukup tinggi
 Budaya keselamatan jalan yang belum ada
 Antisipasi gangguan eksternal terhadap keamanan
transportasi belum dioptimalkan dengan
memanfaatkan teknologi yang memadai.
Tingginya pertumbuhan kendaraan bermotor
Tingginya Korban Kecelakaan yang Melibatkan
Pengguna yang Rentan

 Untuk pengendara sepeda motor, korban sebagian besar merupakan


usia pekerja muda (20 s/d 24 tahun);
 Untuk pejalan kaki, sebagian besar adalah anak-anak (5 s/d 9 tahun)
dan usia lanjut (70 s/d 74 Tahun);
 Untuk pengendara sepeda, korban terbanyak merupakan usia remaja
(10 s/d 14 tahun).
Tingginya Korban Kecelakaan yang Melibatkan
Pengguna yang Rentan

 Pengguna motor mempunyai potensi meninggal


dunia lebih tinggi jika terlibat kecelakaan jika
dibanding pengguna jalan lainnya
Tingginya Korban Kecelakaan yang Melibatkan
Pengguna yang Rentan
Data dari
WHO, Proporsi
meninggal dunia
karena
kecelakaan
transportasi
jalan untuk
pengguna
motor sebesar
36%
Sumber:WHO
Sebuah renungan bagi kita…

PERMASALAHAN KESELAMATAN
TRANSPORTASI JALAN
Perilaku Pengguna Jalan

Tingginya pengguna
sepeda motor di
kalangan siswa

Kesadaran
berkeselamatan
yang rendah
Perilaku Pengguna Jalan

Penyalahgunaan
fungsi sepeda
motor

Rendahnya
kesadaran
berkeselamatan
Kondisi Sarana Angkutan Umum

Rendahnya Kualitas
keselamatan
Kendaraan
angkutan umum

Rendahnya kualitas
keselamatan
penumpang
angkutan umum
Kondisi jalan tanpa rambu & marka
Kondisi prasarana untuk difabel yang belum
memadai
Kondisi Sarana untuk Difabel yang Belum
Memadai

Sepeda motor
yang
dimodifikasi
untuk
pengendara
difabel, dan
belum dikaji
kelaikannya
 Apa kita akan terus seperti ini????
Upaya Meminimalkan Kecelakaan
 Pengujian kendaraan bermotor
 Pembatasan Usia dalam pemberian SIM
 Pembatasan lama waktu mengemudi tanpa
istirahat (2-4 jam)
 Ujian pengemudi
 Penggunaan sabuk pengaman
 Penyuluhan dan kampanye keselamatan
lalulintas
Pengujian kendaraan bermotor (PKB)
 Serangkian kegiatan menguji dan / atau
memeriksa bagian-bagian Kendaraan Bermotor,
kereta gandengan, kereta tempelan, kendaraan
khusus dan kendaraan di air dalam rangka
pemenuhan persyaratan teknis laik jalan dan laik
laut.
Maksud PKB
 Memberikan kepastian bahwa Kendaraan
Bermotor yang dioperasikan di jalan telah
memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan serta
tidak mencermari lingkungan
 Menjamin keselamatan ( Memeriksa Teknis
Kendaraan, persyaratan teknis dan laik jalan )
 Mencegah pencemaran lingkungan
(mengendalikan emisi gas buang Kendaraan
Bermotor )
 Pelayanan Umum kepada masyarakat
Dasar Hukum
 Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
 Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2012
tentang Kendaraan
 Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM.71
Tahun 1993 tentang Pengujian Berkala Kendaraan
Bermotor
 Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM.63
tentang Persyaratan Ambang Batas Laik Jalan
Kendaraan Bermotor, Karoseri dan Bak muatan
serta komponen-komponennya
Tahapan PKB
1. PEMENUHAN PERSYARATAN ADMINSTRASI
2. PRA UJI
 Pemeriksaan kelengkapan / surat kendaraan
dengan kondisi kendaraan
 Pemeriksaan fungsi komponen kendaraan
 Pemeriksaan kelengkapan kendaraan
3. UJI KEMAMPUAN / TEKNIS
 Pemeriksaan dan penelitian komponen kendaraan
terhadap kemampuan kerja kendaraan berdasarkan
ambang batas, komponen yang di uji meliputi:
 Badan kendaraan : kebersihan / keapikan, dimensi,
bentuk, kaca-kaca, tempat duduk dan pintu-pintu
 Lampu dan pemantul cahaya : lampu bagian depan,
samping, belakang dan pemantul cahaya
 Sistem roda : kincup roda depan, roda-roda dan ban
 Sambungan system kemudi
 Sistem suspensi
 Rangka landasan
 Pengikat-pengikat
 Mesin
 Sistem penerus daya
UJI KEMAMPUAN/TEKNIS
 Sistem bahan bakar : jenis bahan bakar, saluran bahan
bakar dan tangki bahan bakar
 Gas buang : saluran gas buang dan emisi / ketebalan gas
buang
 Berat sumbu (Kg) : sumbu 1, sumbu 2, sumbu 3 dan
seterusnya
 Sistem rem : saluran sistem, daya rem dan rem parker
 Peralatan
 Perlengkapan
 Peralatan pendukung : speedometer, perisaikolong,
spakbor, bumper, kaca spion, penghapus kaca dan klakson
 Persyaratan tambahan
Pengujian kendaraan bermotor
4. UJI LAPANGAN :
 Pemeriksaan kemampuan kendaraan dalam
kondisi jalan ( road test )

5.TANDA BUKTI LULUS UJI :


 Surat Tanda Uji Kendaraan berupa Buku Uji
Berkala
 Plat Uji Kendaraan Bermotor dengan segel uji
 Sticker Tanda Samping Kendaraan
Servis Berkala
 Kondisi kendaraan akan selalu dalam performa
maksimal
 Berkendara menjadi lebih nyaman dan aman
 Mengurangi pembebanan biaya yang lebih besar
 Mengurangi resiko kendaraan tiba-tiba mogok
diperjalanan
 Umur kendaraan menjadi lebih lama
 Bagi kendaraan baru merupakan syarat mutlak
untuk mendapatkan claim warranty
 Mematuhi persyaratan peraturan yang berlaku
Pendidikan & pelatihan pengemudi
 Pendidikan & pelatihan mengemudi
diselenggarakan oleh lembaga yg mendapat izin &
terakreditasi pemerintah

UU No. 22 Tahun 2009 pasal 78 (1)


Pendidikan & pelatihan pengemudi
 Setiap calon pengemudi pd saat belajar
mengemudi/mengikuti ujian praktik mengemudi
di jalan wajib didampingi instruktur/penguji

UU No. 22 Tahun 2009 pasal 79 (1)


Bentuk & Penggolongan SIM
 SIM A mengemudikan mobil penumpang &
barang perseorangan dng jmlh berat yg
diperbolehkan tidak melebihi 3500 kg
 SIM B I mengemudikan mobil penumpang &
barang perseorangan dng jmlh berat yg
diperbolehkan > 3500 kg
 SIM B II mengemudikan kendaraan alat berat,
kendaraan penarik/kendaraan bermotor dng
menarik kereta tempelan/gandengan
perseorangan dng berat yg diperbolehkan utk
kereta tempelan/kereta gandengan > 1000 kg
Bentuk & Penggolongan SIM
 SIM C mengemudikan sepeda motor
 SIM D mengemudikan kendaraan khusus bagi
penyandang cacat

UU No 22 Tahun 2009 pasal 80


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai