2020
• Kajian Perizinan dan Pengawasan Obat JKN di BPOM
• Pembentukan Satgas Penanganan Fraud JKN (KPK-Kemkes-
2015 BPJSKes)
Disponsori pihak Asing Aktor : Pejabat Publik, Politisi, Perwakilan donor dan negara penerima bantuan
• Latar Belakang : ketergantungan ekonomi dan adanya oknum birokrat agen asing
Terlembagakan (Institutionalized Corruption) Aktor : Birokrat (elitis –menengah), Politisi dan Pengusaha
• Latar Belakang : Politik balas budi, Monopoli, Pemusatan Modal, Sistem Ekonomi tersentralisasi
Kejahatan Administratif Aktor : Pejabat Level bawah, Invidu yang berkepentingan (Oknum)
Perspektif Kajian
Perspektif Regulasi
Perspektif Tata Kelola
Manfaat
CRA mencegah biaya ekonomi dan sosial yang timbul
akibat dari korupsi dengan menghilangkan faktor penyebab
korupsi dalam suatu regulasi
IMPLEMENTASI CRA
RIA – CRA – Legislation Review
Ruang Lingkup CRA
BAB II
“.. Usulan pembayaran insentif diterima oleh Tim Verifikator Pusat sebelum tanggal 10 setiap bulannya .”
Risiko
Faskes kesulitan memenuhi tenggat waktu
..” Inspektorat/Lembaga Pengawasan Daerah melakukan pendampingan dalam proses pengusulan sampai dengan
pencairan insentif bagi tenaga kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan milik pemerintah daerah dan institusi
kesehatan milik pemerintah daerah dalam penanganan COVID-19.”
Risiko :
Apakah Inspektorat mampu melakukan? Sudah adakah acuan yang memadai bagi Inspektorat?
Bagaimana pengenaan sanksinya?
Analisis CRA pada KePmenkes 278/2020
Tentang Pemberian Insentif dan Santunan Kematian Bagi Tenaga Kesehatan Yang Menangani COVID 19
(Insentif Nakes)
..” Tenaga kesehatan yang dapat memperoleh insentif dan santunan kematian merupakan tenaga kesehatan yang
memberikan pelayanan di ruang isolasi COVID-19, ruang HCU/ICU/ICCU COVID-19, ruang IGD, ruang rawat inap,
instalasi farmasi, dan ruang lain yang digunakan untuk pelayanan COVID-19 ….”
…”Insentif untuk tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan COVID-19 di rumah sakit setinggi-tingginya
sebesar: Dokter Spesialis : Rp. 15 juta OB…dst
Risiko :
Perlakuan khusus terhadap tenaga kesehatan yang diusulkan sebagai penerima insentif/ santunan (misalnya
berdasarkan senioritas, keahlian tertentu)
Rekomendasi :
Perjelas Aturan dan Kriteria : kejelasan beban kerja dst
2. PELAKSANAAN (EXECUTION)
• Apakah pemberian kepercayaan dari pemerintah kepada pihak lain telah diatur
dengan jelas (ruang lingkup, batasan, dan prosedur pemilihannya)
• Apakah telah tersedia mekanisme untuk memastikan akuntabilitas pihak
tersebut
CCF :
Potensi Redudansi
Mitigasi
KMK 278/2020 Instruksi Mendagri • Pemda menyusun pedoman
yang lebih jelas, dengan
Sumber
1/2020
Dikeluarkan 20 April 2020 menyampaikan informasi Pembiayaan
Ditetapkan 27 April 2020 mengenai insentif yang telah
• Agar Pemda dibayarkan oleh daerah ke
• Insentif Nakes pada Tim Verifikator Kemenkes
Menyiapkan BTT untuk
Faskes Pemerintah • Pemda fokus pada tenaga
insentif nakes yang
Pusat dibiayai oleh pendukung yang tidak
bertugas menangani
DIPA Kemenkens masuk dalam ruang lingkup
pasien Covid 19 sesuai
• Insentif Nakes pada KMK 278/2020 seperti :
dengan standar harga
faskes milik Pemda yang ditetapkan Kepala petugas kebersihan, bagian
dibiayai oleh BOK Daerah administrasi, petugas
pemulasaran jenazah dll
3 . PROSEDUR ADMINISTRASI (ADMINISTRATIVE PROCEDURE)
CCF : CCF :
Analisis CRA pada KePmenkes 278/2020 TENTANG
PEMBERIAN INSENTIF DAN SANTUNAN KEMATIAN BAGI TENAGA KESEHATAN YANG MENANGANI CORONA VIRUS DISEASE 2019
(Penunjukan faskes)
Dasar Pertimbangan dalam KMK 278/2020 : Risiko
“bahwa untuk teknis melaksanakan pemberian insentif 1. Risiko Penyalahgunaan wewenang dengan menunjuk
dan santunan kematian bagi tenaga kesehatan yang faskes yang tidak sesuai dengan kualifikasi
menangani COVID-19, diperlukan pedoman 2. Risiko perlakuan khusus terhadap faskes tertentu
pelaksanaan dengan memperhatikan prinsip 3. Tidak semua fasilitas pelayanan kesehatan dan institusi
pengelolaan keuangan negara, prinsip kehati-hatian kesehatan yang telah menyelenggarakan pelayanan pasien
dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- COVID-19 memiliki kesempatan untuk ditunjuk sebagai fasilitas
undangan” pelayanan kesehatan dan institusi kesehatan rujukan.
BAB II
“..Rumah sakit milik Pemerintah Pusat termasuk rumah
sakit milik TNI/POLRI atau pemerintah daerah selain huruf
a, serta rumah sakit milik swasta yang ditetapkan oleh
Pemerintah Pusat atau pemerintah daerah”
• Penunjukkan fasilitas kesehatan dan institusi kesehatan Rekomendasi KPK kepada Kemenkes :
di tingkat daerah yang belum jelas à diserahkan pada Menetapkan kriteria fasilitas pelayanan kesehatan dan institusi
Daerah kesehatan yang dapat ditunjuk untuk menyelenggarakan
• Tidak ada pedoman verifikasi bagi Pemda saat pelayanan COVID-19.
penunjukan faskes
Analisis CRA pada KePmenkes 278/2020
Tentang Pemberian Insentif dan Santunan Kematian Bagi Tenaga Kesehatan Yang Menangani COVID 19
(Insentif Nakes)
BAB II
“.. Tugas Tim Verifikator Daerah meliputi :
1) Melakukan verifikasi dan validasi terhadap dokumen yang dipersyaratkan.
2) Membuat catatan hasil verifikasi dan validasi apabila diperlukan
dst”
Risiko
Belum tersedia standar waktu dan mekanisme akuntabilitas proses verifikasi di
setiap jenjang à Proses verifikasi bisa terjadi terlalu lama dan tidak akuntabel
4 . Kontrol Korupsi (Corruption Control)
Contoh :
Misal :
Apakah terdapat ketentuan yang mengatur
mekanisme pengunduran diri secara
sukarela/tidak memberikan suara secara
sukarela dalam pengambilan keputusan (jika
ada risiko konflik kepentingan) ?
Analisis CRA pada KePmenkes 278/2020
Tentang Pemberian Insentif dan Santunan Kematian Bagi Tenaga Kesehatan Yang Menangani COVID 19
(Insentif Nakes)
BAB II
“.. Tugas Tim Verifikator Daerah meliputi :
1) Melakukan verifikasi dan validasi terhadap dokumen yang dipersyaratkan.
2) Membuat catatan hasil verifikasi dan validasi apabila diperlukan
dst”
Risiko
Belum tersedia standar waktu dan mekanisme akuntabilitas proses verifikasi di
setiap jenjang à Proses verifikasi bisa terjadi terlalu lama dan tidak akuntabel
Contoh Risiko Korupsi dalam Dasar Pengambilan Keputusan
Kajian Kapitasi (2014)
Rekomendasi Kajian :
Kemenkes memperbaiki proporsi dana kapitasi untuk jasa pelayanan kesehatan dan biaya
dukungan operasional untuk layanan kesehatan.
Dalam pembagian proporsi penggunaan dana kapitasi, sebaiknya didahulukan porsi untuk
biaya dukungan operasional layanan kesehatan à kurangi moral Hazard
19
KESIMPULAN