Anda di halaman 1dari 51

Implementasi Kebijakan Pengolahan Limbah B3

dan Perizinan Pengolahan Limbah B3 Fasyankes

DIREKTUR VERIFIKASI PENGELOLAAN LIMBAH B3 DAN LIMBAH NONB3


DIRJEN PENGELOLAAN SAMPAH, LIMBAH DAN B3
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

1 JULI 2021
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021
tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (P3LH)
Bab VII. Pengelolaan Limbah B3 dan
Pengelolaan Limbah nonB3
Struktur dan Sistematika Pengaturan dalam PP

• 13 Bab
• 534 Pasal
• 15 Lampiran
BAB VII
Pengelolaan Limbah B3 dan Limbah NonB3

Terdiri dari :
196 Ps (Pasal 274 – 470)

Lampiran : IX, X, XI, XII, XIV

Ruang Lingkup:
1.Pengelolaan Limbah B3 (Pasal 274-449)
2.Pengelolaan Limbah nonB3 (Pasal 450-470)
PRINSIP PERUBAHAN
dari PP 101 / 2014  PP 22 / 2021

“Frasa”
berubah
IZIN
PENGELOLAAN PERSETUJUAN TEKNIS
LIMBAH B3 PENGELOLAAN LIMBAH B3

IZIN LINGKUNGAN PERSETUJUAN LINGKUNGAN

KEWAJIBAN PELAPORAN, DAN


PERSETUJUAN UJI DILAKUKAN POST AUDIT (setelah
COBA Pertek PLB3 terbit)
PRINSIP PERUBAHAN
dari PP 101 / 2014  PP 22 / 2021

Penyimpanan Limbah B3 TERINTEGRASI dengan Persetujuan Lingkungan

Pemohon yang belum memiliki fasilitas dan/atau melakukan uji coba


pemanfaatan/pengolahan Limbah B3, setelah mendapat PERSETUJUAN TEKNIS dilakukan
prosedur/mekanisme verifikasi.

Jika VERIFIKASI MEMENUHI diterbitkan Surat Persetujuan


Persetujuan Teknis Operasional (SLO) kegiatan.

Jika verifikasi TIDAK MEMENUHI diterbitkan surat penghentian


Persetujuan Teknis sementara.
PRINSIP PERUBAHAN
dari PP 101 / 2014  PP 22 / 2021

“Dumping”
 Dumping hanya bisa dilakukan oleh yang Penghasil Limbah B3.
 Dumping membutuhkan Persetujuan dari Pemerintah Pusat. (bukan
Persetujuan Teknis, sesuai Pasal 22 angka 21 UUCK yang mengubah Pasal
61 UU 32/2009).

“Landfill”
Khusus fasilitas Penimbusan Akhir (Landfill), verifikasi dilakukan melalui tiga
tahapan:
①penentuan lokasi (syarat permeabilitas tanah sesuai dengan kelas Landfill);
②pembangunan fasilitas Penimbusan Akhir (sesuai dengan kelas Landfill); dan
③operasional Penimbunan (tes kebocoran/leak inspection).
PRINSIP PERUBAHAN
dari PP 101 / 2014  PP 22 / 2021

LIMBAH
Setiap Orang yang menghasilkan Limbah
PENGELOLAAN PENGELOLAAN
LIMBAH B3 wajib menlakukan pengelolaan limbah LIMBAH NON B3
yang dihasilkannya.

Limbah B3
Limbah Limbah
pada daftar Lampiran nonB3 nonB3
IX Pengelolaan Limbah
TERDAFTAR KHUSUS
nonB3
•Tidak memerlukan
Pengelolaan Limbah Persetujuan Teknis
B3 •Standar pengelolaan
•Memerlukan tercantum dalam Limbah nonB3 pada Limbah nonB3 dari
Persetujuan Lampiran XIV Pengecualian Limbah
Persetujuan Teknis
Lingkungan/SK (9 Jenis Limbah) yang
•Pertek terintegrasi Pengecualian Menteri
B3
semula Limbah B3 per Pelaku Usaha
dengan
Spesifik Khusus) (Uji Karakteristik)
Persetujuan
Lingkungan
PRINSIP PERUBAHAN
dari PP 101 / 2014  PP 22 / 2021

IZIN PLB3 Diintegrasikan PEMENUHAN


Surat Kelayakan KOMITMEN
PERSETUJUAN PERIZINAN Operasional PERSETUJUAN TEKNIS
LINGKUNGAN BERUSAHA
Diganti :
Persetujuan Teknis, dan
Persetujuan dari Pemerintah PENGAWASAN
Verifikasi /
Pusat (untuk kegiatan Dumping ) Pembinaan

NON JASA/
PENGHASIL LB3
(KBLI mengikuti kegiatan induk)
PERSYARATAN Persetujuan Teknis untuk kegiatan penghasil LB3 mencakup:
PERMOHONAN pengolahan; pemanfaatan; penimbunan; dan dumping LB3.
PERSETUJUAN
TEKNIS IZIN USAHA DI
JASA PLB3
(KBLI – Bidang Usaha Pengelolaan LB3) MENTERI LHK

*KBLI: Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia


PENGELOLAAN LIMBAH B3
a. Penetapan Limbah B3;
Ruang Lingkup b. Pengurangan Limbah B3;
PENYELENGGARAAN c. Penyimpanan Limbah B3;
Pengelolaan d. Pengumpulan Limbah B3;
Limbah B3 e. Pengangkutan Limbah B3;
(Pasal 274 – 449) f. Pemanfaatan Limbah B3;
g. Pengolahan Limbah B3;
h. Penimbunan Limbah B3;
i. Dumping (Pembuangan) Limbah B3;
j. Pengecualian Limbah B3;
k. perpindahan lintas batas Limbah B3;
l. Penanggulangan Pencemaran Lingkungan
Hidup dan/atau Kerusakan Lingkungan Hidup
dan Pemulihan Fungsi Lingkungan Hidup;
m. Sistem Tanggap Darurat dalam Pengelolaan
Limbah B3; dan
n. Pembiayaan.
PENETAPAN LIMBAH B3
Dalam hal terdapat Limbah di luar daftar Limbah B3
sebagaimana tercantum pada Lampiran IX
Memenuhi
+ List
LB3
karakteristik LB3

PEMERINTAH
KARAKTERISTIK LIMBAH B3, Melakukan Uji Tidak memenuhi
Tetap
meliputi : karakteristik LB3
Karakteristik Limbah
a.Mudah meledak; Non B3
b.Mudah menyala;
c.Reaktif;
+
d.Korosif;
e.Infeksius; dan/atau
f.Beracun
Limbah nonB3 :
slag besi, slag nikel, dan FABA (fly ash bottom
PEMERINTAH data + referensi ash) dari PLTU
PENGURANGAN LIMBAH B3
Pengurangan Limbah B3 dilakukan melalui:

Pemilihan bahan baku dan/atau bahan penolong yang


SUBSTITUSI BAHAN, semula mengandung B3 digantikan dengan bahan baku
dan/atau bahan penolong yang tidak mengandung B3.
MODIFIKASI PROSES,

Pemilihan dan penerapan proses produksi yang lebih


MENGGUNAKAN efisien.
TEKNOLOGI RAMAH
LINGKUNGAN

Laporan mengenai pelaksanaan

Pengurangan Limbah B3. WAJIB

disampaikan secara tertulis


MENTERI
MENTERI LHK
LHK
PENYIMPANAN LIMBAH B3

Kedepan, tidak Selama ini


ada lagi izin TPS Kewenangan izin
LB3 berdiri TPS LB3 ada di
sendiri Kab/Kota

Izin PENYIMPANAN LB3


TERINTEGRASI ke dalam NIB Cukup dengan
atau dokumen Amdal, memenuhi
persyaratan &
UKL-UPL (tergantung risiko ketentuan teknis
Pelaku Usaha). TPS LB3 yg
ditetapkan

Perubahan Dokumen
Bila terjadi
Amdal, UKL-UPL, atau
perubahan karena
disesuaikan dengan
pengembangan
peraturan
kegiatan
PROSES PERMOHONAN PERSETUJUAN TEKNIS UNTUK

JASA PENGELOLAAN LIMBAH B3


Menteri LHK;
Gubernur (untuk MENTERI LHK
Pengumpulan Skala
Provinsi); dan Bupati/ VALIDASI
2 hari
WaliKota (untuk
Pengumpulan Skala
Kabupaten/Kota).
Tidak
VERIFIKAS
Tidak: I
10 Hari
Disertai VERIFIKAS
alasan I
7 Hari
penolakan
Ya
YA

Proses
Proses Penerbitan
Penerbitan
7
7 Hari
Hari

MULAI
PROSES PERMOHONAN PERSETUJUAN TEKNIS UNTUK

PENGHASIL LIMBAH B3
VALIDASI Penerbitan Ya/Sesuai Tidak Penyampaian
Menteri LHK VERIFIKASI
2 hari SLO Surat agar
10 Hari Merubah
PerTek

7 Hari Menyampaikan Laporan


Pembangunan Fasilitas 7 Hari
dan Uji Coba

VERIFIKASI
7 Hari Tidak Proses pembangunan fasilitas
Pengelolaan Limbah B3 atau Uji
Coba oleh Penghasil Limbah B3
Ya

Menteri menerbitkan
Persetujuan Teknis
Pengelolaan Limbah B3
7 hari

Pengajuan Uji Kelayakan AMDAL atau


Terbit Persetujuan Lingkungan
Pemeriksaan Formulir UKL-UPL, kepada oleh Menteri, Gubernur, atau Bupati/Walikota
Pemohon/ Menteri, Gubernur, atau Bupati/Walikota sesuai kewenangan penerbitan Perizinan
Penghasil sesuai kewenangan penerbitan Perizinan Berusaha sesuai sektor
Limbah B3 Berusaha sesuai sektor (Lihat RPP NSPK)
KEDUDUKAN PERSETUJUAN TEKNIS
DALAM PERSETUJUAN LINGKUNGAN

Penilaian
Penilaian Administratif Substantif

Menteri Bupati/
Gubernur
LHK Wali Kota
Kewenangan Penerbitan
Persetujuan TEKNIS

Pemerintah Pemerintah Daerah


(Provinsi, Kabupaten, Kota)
Pusat
1. Menteri: Pengumpulan LB3 skala 1. Gubernur: Pengumpulan LB3
nasional; skala provinsi; dan
2. Pemanfaatan LB3; 2. Bupati/Walikota: Pengumpulan
3. Pengolahan LB3; LB3 skala Kab./Kota.
4. Penimbunan LB3; dan
5. Dumping LB3.
>> Ps. 34
PENGELOLAAN LIMBAH Non B3
a.Pengurangan Limbah
nonB3;
b.Penyimpanan Limbah
Ruang Lingkup nonB3;
Pengelolaan c.Pemanfaatan Limbah
Limbah Non B3 nonB3;
(Pasal 450 – 470) d.Penimbunan Limbah
nonB3;
e.Perpindahan lintas
batas Limbah nonB3;
f.Penanggulangan
Pencemaran Lingkungan
Hidup dan/atau
Kerusakan Lingkungan
Hidup dan Pemulihan
Fungsi Lingkungan
Hidup; dan
g.Pelaporan.
PENGELOLAAN LIMBAH NONB3
Pengelolaan Limbah nonB3 dilakukan terhadap :
termuat dalam daftar Limbah nonB3 yang Sesuai persyaratan teknis
Limbah nonB3 TERDAFTAR Pengelolaan Limbah nonB3
tercantum dalam Lampiran XIV
Limbah B3 yang dikecualikan dari Limbah B3 Sesuai yang tertuang dalam
Limbah nonB3 KHUSUS berdasarkan penetapan pengecualian dari penetapan pengecualian Limbah
B30
Pengelolaan Limbah B3 dari sumber spesifik

Rincian pengelolaan Limbah nonB3 yang


Dalam hal pelaksanaan Usaha termuat dalam Persetujuan Lingkungan :
dan/atau Kegiatan menghasilkan
Limbah nonB3 baru yang tidak a. identitas Limbah nonB3;
termuat dalam Persetujuan b. bentuk Limbah nonB3;
Lingkungan, penghasil Limbah nonB3 c. sumber Limbah nonB3;
melakukan perubahan Persetujuan d. jumlah Limbah nonB3 yang dihasilkan setiap bulan; dan
Lingkungan e. jenis pengelolaan Limbah nonB3.
PENGELOLAAN LIMBAH NONB3
Pengelolaan 1. Pengurangan Limbah nonB3; DILARANG melakukan :
Limbah nonB3 2. Penyimpanan Limbah nonB3; a. Dumping (pembuangan) Limbah nonB3
terhadap 3. Pemanfaatan Limbah nonB3; tanpa Persetujuan dari Pemerintah
Limbah nonB3 MELIPUTI : 4. Penimbunan Limbah nonB3; Pusat;
terdaftar 5. Perpindahan lintas batas Limbah b. pembakaran secara terbuka (open
nonB3; burning);
6. Penanggulangan Pencemaran c. pencampuran Limbah nonB3 dengan
Lingkungan Hidup dan/atau Kerusakan Limbah B3; dan
Lingkungan Hidup dan pemulihan d. melakukan penimbunan Limbah nonB3
fungsi Lingkungan Hidup; dan di fasilitas tempat pemrosesan akhir.
7. Pelaporan.

Setiap Orang yang menghasilkan Limbah nonB3, yang melakukan Pencemaran Lingkungan Hidup
dan/atau Perusakan Lingkungan Hidup wajib melaksanakan:
 Penanggulangan Pencemaran Lingkungan Hidup dan/atau Kerusakan Lingkungan Hidup; dan
 pemulihan fungsi Lingkungan Hidup.
PENGELOLAAN LIMBAH NON B3

Pengajuan Uji AMDAL atau UKL-UPL,


kepada Menteri, Gubernur, atau
Bupati/Walikota sesuai kewenangan
penerbitan Perizinan Berusaha sesuai
sektor

(Salah satunya menguji Rincian


Pengelolaan Limbah nonB3:
1.Pengurangan Limbah nonB3
2.Penyimpanan Limbah nonB3
3.Pemanfaatan Limbah nonB3
OSS
4.Penimbunan Limbah nonB3

Terbit Persetujuan Lingkungan


oleh Menteri, Gubernur, atau
Bupati/Walikota sesuai kewenangan
penerbitan Perizinan Berusaha sesuai
sektor (Lihat RPP NSPK)

Penghasil
Limbah B3
Daftar Limbah Non B3 KODE JENIS SUMBER LIMBAH NONB3
LIMBAH LIMBAH
(Lampiran XIV) NONB3
N101 Slag Proses peleburan bijih dan/atau logam besi dan
Besi/Baja baja
(Steel Slag)

N102 Slag nikel Proses peleburan bijih nikel, yang menggunakan


(slag nickel) teknologi selain teknologi induction furnace
atau kupola.
N103 Mill scale Proses peleburan bijih dan/atau logam besi dan
baja dengan menggunakan teknologi selain
teknologi induction furnace/kupola
N104 Debu EAF Proses peleburan bijih dan/atau logam besi dan
baja dengan menggunakan teknologi electric arc
furnace (EAF)
N105 PS ball Proses peleburan bijih dan/atau logam besi dan
baja dengan menggunakan teknologi selain
teknologi induction furnace atau kupola.
N106 Fly ash Proses pembakaran batubara pada fasilitas
pembangkitan listrik tenaga uap PLTU, atau dari
kegiatan lain yang menggunakan teknologi selain
stoker Boiler
N107 Bottom ash Proses pembakaran batubara pada fasilitas PLTU,
atau dari kegiatan lain yang menggunakan
teknologi selain stoker Boiler
N108 Spent Proses industri oleochemical dan/atau
bleaching pengolahan minyak hewani atau nabati yang
earth menghasilkan SBE hasil ekstraksi dengan
KETENTUAN PERALIHAN
 Izin lingkungan, izin Perlindungan dan  Penilaian Amdal, atau
Pengelolaan Lingkungan Hidup, Surat pemeriksaan Formulir UKL-UPL
Keputusan Kelayakan Lingkungan Hidup, dan pengajuan izin Perlindungan
rekomendasi UKL-UPL, atau dokumen dan Pengelolaan Lingkungan
Lingkungan Hidup yang telah mendapat Hidup yang sedang dalam proses,
persetujuan sebelum berlakunya dilanjutkan sampai dengan
Peraturan Pemerintah ini, dinyatakan terbitnya Persetujuan Lingkungan.
tetap berlaku dan menjadi persyaratan
serta termuat dalam Perizinan Berusaha
atau Persetujuan Pemerintah.
SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN LINGKUNGAN
HIDUP

 Menteri, gubernur, atau bupati/wali kota Sistem informasi pelaporan Persetujuan Lingkungan
sesuai dengan kewenangannya menyediakan Diterapkan kepada Setiap penanggungjawab Usaha dan/atau
informasi melalui Sistem Informasi Kegiatan yang wajib memiliki Amdal atau UKL-UPL.
Lingkungan Hidup;

 Sistem Informasi Lingkungan Hidup Laporan yang disampaikan meliputi :


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) a.pengendalian Pencemaran Air;
dikembangkan terintegrasi secara elektronik b.pengendalian Pencemaran Udara;
yang terdiri atas sistem informasi : c.pengelolaan Limbah B3;
a. dokumen Lingkungan Hidup; d.pengendalian kerusakan lingkungan; dan
b. pelaporan Persetujuan Lingkungan; e.substansi lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan
c. status Lingkungan Hidup; perundang-undangan.
d. Pengelolaan Limbah B3;
e. peta rawan lingkungan;
f. pengawasan dan penerapan Sanksi paling sedikit meliputi informasi pelaksanaan
Administratif; dan Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan:
g. informasi Lingkungan Hidup lainnya. ① kinerja Pengelolaan Limbah B3;
② penanggulangan kedaruratan Limbah
B3 dan Limbah nonB3; dan
③ pemulihan fungsi Lingkungan Hidup
akibat terkontaminasi Limbah B3.
PEMBINAAN & PENGAWASAN

Menteri melakukan pembinaan kepada : PEMBINAAN dilakukan terkait :


a.gubernur;
b.Tim Uji Kelayakan Lingkungan Hidup; a. Perizinan Berusaha dan
c.pejabat pengendali Dampak Lingkungan; Persetujuan Pemerintah;
d.penyuluh Lingkungan Hidup; b. Perlindungan dan Pengelolaan
e.Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup; Mutu Air;
f.lembaga sertifikasi kompetensi Amdal; c. Perlindungan dan Pengelolaan
g.lembaga pelatihan kompetensi Amdal; Mutu Udara;
h.lembaga penyedia jasa penyusunan d. Pengendalian Pencemaran dan
dokumen Amdal; Kerusakan Laut;
i.penyusun Amdal perorangan; e. Pengelolaan Limbah B3; dan/atau
j.penanggung jawab Usaha dan/atau f. muatan teknis lainnya sesuai
Kegiatan; dan/atau dengan ketentuan peraturan
k.masyarakat. perundangan.
PEMBINAAN
Pembinaan dilakukan melalui Penghargaan diberikan kepada :
a. pemberian norma, standar, prosedur, dan
a.penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan melalui Program
kriteria;
Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam pengelolaan
b. evaluasi kinerja Pemerintah Daerah;
Lingkungan Hidup;
c. evaluasi kinerja penanggung jawab Usaha
b.pemerintah kabupaten/kota melalui Program Adipura;
dan/atau Kegiatan;
c.individu dan kelompok/lembaga masyarakat melalui
d. diseminasi peraturan perundang-undangan;
Penghargaan Kalpataru;
e. bimbingan teknis;
d.sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan melalui program
f. pendidikan dan pelatihan;
Adiwiyata; dan/atau
g. bantuan sarana dan prasarana;
e.bentuk penghargaan lain dalam peningkatan Perlindungan dan
h. program percontohan;
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
i. forum bimbingan dan/atau konsultasi teknis;
j. penyuluhan;
k. penelitian;
l. pengembangan;
m. pemberian penghargaan; dan/atau
n. bentuk lainnya sesuai dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
PENGAWASAN

“Wajib”
PENGAWASAN
Menteri, gubernur, atau bupati/wali kota wajib
melakukan pengawasan terhadap ketaatan
BUPATI/
penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan atas MENTERI GUBERNUR
ketentuan yang ditetapkan dalam Perizinan WALIKOTA
Berusaha atau Persetujuan Pemerintah terkait
Persetujuan Lingkungan dan peraturan berwenang melakukan pengawasan terhadap ketaatan
perundang-undangan di bidang Perlindungan dan penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
a. Perizinan Berusaha a. Perizinan Berusaha a. Perizinan Berusaha
terkait Persetujuan terkait Persetujuan terkait Persetujuan
Lingkungan yang Lingkungan yang Lingkungan yang
Pengawasan dilakukan berdasarkan norma, diterbitkan oleh diterbitkan oleh Pem diterbitkan oleh Pem
standar, prosedur, dan kriteria yang ditetapkan Pemerintah; atau Prov; atau Kab/Kota; atau
oleh Menteri b. Persetujuan b. Persetujuan b. Persetujuan Pemerintah
Pemerintah terkait Pemerintah terkait terkait Persetujuan
Dalam hal Perizinan Berusaha atau Persetujuan Pemerintah Persetujuan Persetujuan Lingkungan yang
terkait Persetujuan Lingkungan mensyaratkan SLO dan Lingkungan yang Lingkungan yang diterbitkan oleh Pem
belum diterbitkan, Menteri, gubernur, atau bupati/wali kota
sesuai dengan kewenangannya melakukan pengawasan
diterbitkan oleh diterbitkan oleh Pem Kab/Kota.
terhadap kewajiban lainnya dalam Pemerintah. Prov.
Persetujuan Lingkungan
KETENTUAN PENUTUP
 Pada saat PP ini mulai berlaku, semua  Pada saat PP ini mulai berlaku PP 101/2014 (Lembaran
peraturan perundang-undangan yang Negara RI No 5617) dicabut dan dinyatakan tidak
merupakan peraturan pelaksanaan dari berlaku;
PP101/ 2014 tentang Pengelolaan
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun  Seluruh keputusan Sanksi Administratif yang telah
(Lembaran Negara Republik Indonesia diterbitkan tetap berlaku sampai dengan dipenuhinya
Tahun 2014 Nomor 333, Tambahan kewajiban pengenaan Sanksi Administratif; dan
Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5617), masih tetap berlaku  Penurunan kandungan hidrokarbon pada Limbah B3
sepanjang tidak bertentangan atau berupa serbuk bor yang akan di dumping ke laut dari
belum diganti dengan peraturan yang hasil pemboran kegiatan eksplorasi dan/atau
baru berdasarkan PP ini; eksploitasi di laut yang menggunakan lumpur bor
berbahan dasar sintetis (synthetic-based mud) dari
paling tinggi 5% (lima persen) menjadi 0% (nol persen)
dilakukan paling lambat sampai dengan 31 Desember
2024.
KETENTUAN PENUTUP

Pada saat PP ini mulai berlaku, semua peraturan pelaksanaan dana penjaminan untuk
pemulihan fungsi Lingkungan Hidup yang telah ada tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan
dengan Peraturan Pemerintah ini;

Dengan mempertimbangkan prioritas nasional, kesiapan kelembagaan, mekanisme dan sistem


pendukung, penerapan kewajiban dana penjaminan untuk pemulihan fungsi Lingkungan Hidup
dilaksanakan paling lambat 5 (lima) tahun sejak berlakunya Peraturan Pemerintah ini;

Pada saat PP ini mulai berlaku, semua peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang
pengawasan dan Sanksi Administratif disesuaikan dengan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah
ini.
Kebijakan Pengolahan Limbah B3 Medis
Masa Pandemi Covid -19
Surat Edaran Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Nomor. SE/3/MENLHK/PSLB3/PLB.3/3/2021 Tentang
Pengelolaan Limbah B3 dan Sampah Dari Penanganan Corona Virus
Disease -19 (Covid – 19)
12 Maret 2021
Dasar Hukum

1 Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
sebagaimana telah diubah dengan Undang – Undang Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja
2 Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
3 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.56/Menlhk-Setjen/2015 Tahun 2015
Tentang Tata Cara Pengelolaan Limbah B3 dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan
4 Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/Menkes/537/2020 tentang Pedoman Pengelolaan
Limbah Medis Fasilitas Pelayanan Kesehatan dari Kegiatan Isolasi atau Karantina Mandiri di
Masyarakat dalam Penanganan Corona Virus Disease – 19 (Covid-19)
5 Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.01/Menkes/202/2020 Tantang Protokol Isolasi Diri
Sendiri dalam Penanganan Corona Virus Tahun 2019 (Covid -19 )
6 Surat Edaran Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 6 Tahun 2020 Tentang Status
Keadaan Darurat Bencana Non alam Corona Virus Disease 2019 (covid – 19 sebagai Bencana
Nasional
Penanganan
Corona 1. Limbah B3 yang dihasilkan : A 337 -1, A337 -2, A337 -4, B337-1
virus Sumber: a. Rumah Sakit, Puskesmas, Laboratorium Kesehatan, Klinik
Disease Pelayanan Kesehatan, dll
b. Rumah Sakit Darurat Covid– 19
c. Tempat Isolasi/Karantina Mandiri di Masyarakat (hotel,
wisma, apartemen, dan rumah tinggal)
d. Uji deteksi Covid -19
e. Tempat vaksinasi Covid - 19

2. Sampah : Pelindung wajah, masker , sarung tangan

Sumber : a. Rumah Tangga


b. Kawasan Komersial
c. Kawasan Industri
d. Fasilitas Sosial, Fasilitas Umum
e. Fasilitas lainnya
Pengelolaan Limbah B3 Covid
– 19
dan Sampah

Images reveal large amounts


of data, so remember: use
an image instead of long
texts
Limbah B3 Covid -19

2 3
1.

Pemisahan Pengemasa Penyimpana


n n
Melakukan • Kemasan berwarna Penyimpanan pada suhu
Pemisahan/Pemilahan kamar paling lama 2
kuning yang tertutup
Limbah B3 Covid -19 dari • Tidak bocor, dan (dua) hari sejak
Limbah B3 lain dihasilkan
kedap udara
Fasyankes, RS Darurat Covid - 19,
dan Kegiatan Vaksinasi Covid - 19 .
Dapat melakukan Pengolahan Limbah B3 apabila memiliki
1 2

Fasilitas Fasilitas
Insinerator Autoklaf
Temperatur Pembakaran
minimal 800C
Melakukan disinfeksi
atau sterilisasi terhadap
Alat Pelindung Diri (APD)
yang dapat digunakan
Ulang
Fasyankes, RS Darurat Covid - 19,
dan Kegiatan Vaksinasi Covid - 19 .
Apabila tidak memiliki Fasilitas Pengolahan Limbah B3
(Insinerator dan/atau Autoklaf

1 2
Pengangkut Pengolah Limbah
Limbah B3 B3
Residu Pengolahan Limbah B3
Autoklaf
Insinerator
Residu autoklaf
Fly ash, slag
atau bottom
ash. Flue gas, Tempat Penyimpanan
filter dan Sementara
absorban bekas

Tempat
Penyimpanan Pengolah Limbah B3 Teknologi
Sementara i
lain
Limbah B3
Pengemasan
Covid Kantong Kuning, tidak bocor, kedap udara dan diikat
Fasilitas rapat
isolasi/karantina
mandiri dikelola
oleh pemilik atau Penyimpanan
pengelola/mitra Paling lama 2 (dua) hari Pada suhu kamar pada
layanan kesehatan Tempat Penyimpanan Sementara yang memenuhi
dengan cara syarat Penyimpanan
Ke Pengolah Limbah B3
Menyerahkan ke Pengolah Limbah B3 dengan menggunakan
Pengangkuat Limbah B3, dilengkapi dengan bukti dan
dokumen serah terima Limbah

Apabila Jasa Pengolah Limbah B3 tidak dapat diakses


a. Limbah Covid -19 dapat diserahkan ke Rumah Sakit yang
memiliki Fasilitas Pengolahan Limbah B3
b. Limbah B3 Covid -19 diserahkan ke Dinas LH atau Dinas
Kebersihan untuk dikumpulkan di fasilitas Pengumpulan
atau Depo
Limbah B3 Covid - 19

● Melakukan Pengemasan ; Plastik


tertutup, tidak bocor, , kedap
Bersumber dari Apartemen, udara diikat rapat
● Penyimpanan paling lama 2 (dua)
dan Rumah Tinggal sebagai hari menggunakan
wadah/kemasan tertutup
Fasilitas Isolasi Mandiri ● Pengangkutan Limbah B3 oleh
Dinas LH atau Dinas Kebersihan ke
Fasilitas Penampungan atau Depo
yang disediakan oleh Pemerintah
Daerah untuk diserahkan ke
Pengolah Limbah B3
Pengelolaan Sampah

● Melakukan Pengurangan sampah


dengan menggunakan masker
Bersumber dari rumah tangga, guna ulang dari bahan kain 3 lapis
● Apabila menggunakan masker
kawasan komersial, kawasan sekali pakai, sebelum dibuang ke
industri, fasilitas sosial, tempat sampah, dilakukan:
- Penyemprotan menggunakan
fasilitas umum, dan/atau disinfeksi
fasilitas lainnya - Merusak masker dengan cara
dirobek atau digunting
PEMERINTAH DAERAH
1 MENYEDIAKAN 2

Puskesmas, Klinik Tempat Sampah/Drop


dan Tempat Fasilitas Box untuk Sampah
Kesehatan Covid-19 Masker

Pusat
Fasilitas Penampungan Di Mall
Keramaian
Depo

Transporter Di Rusun
Memenuhi Persyaratan: Limbah B3
Lokasi bebas banjir, ber
atap, lantai kedap air,
sistem penerangan dan
pagar pengaman Pengolah
Limbah B3
Pencatatan
Pemerintah Kabupaten/Kota
dan Pelaporan Melakukan pencatatan untuk Pengumpulan Limbah B3 Covid
Timbulan – 19 dari seluruh depo/drop box, dan melaporkan ke
Pemerintah Provinsi paling sedikit 1 kali dalam 1 minggu
Limbah B3
Pemerintah Provinsi
Covid -19 Melakukan rekapitulasi data pelaporan timbulan
Limbah B3 Covid -19 dan Pengelolaannya dari
Pemerintah kabupaten/kota

Pelaporan
Disampaikan kepada Kementerian LHK, melalui website
http://plb3.menlhk.go.id/limbahmediscovid/

Pencatatan dan Pelaporan


Pencatatan dan Pelaporan dilakukan oleh Pejabat yang
ditunjuk Kepala Dinas LH Provinsi, kabupaten/kota
Format
Laporan
1. Periode tanggal pelaporan
dan 2. Jumlah pasien
Pencatatan 3.
4.
Jumlah Depo/drop box
Sumber dan jumlah timbulan Limbah B3 Covid – 19
Timbulan a. Fasyankes meliputi Rumah Sakit, Puskesmas, Laboratorium
Limbah B3 b.
Kesehatan, Klinik Pelayanan Kesehatan dll;
Rumah Sakit Darurat Covid – 19;
Covid - 19 c. Tempat isolasi mandiri selain Fasyankes meliputi Hotel, Wisma,
Apartemen dan rumah tinggal;
d. Uji deteksi Covid-19; dan
e. Tempat vaksinasi Covid-19
5. Pengelolaan lanjutan Limbah B3 Covid-19
Tahun 2020
KEBIJAKAN KLHK PENANGANAN LIMBAH COVID-19
SE.2/MENLH/PSLB3/PLB.
Tahun 2020
3/3/2020 ttg Pengelolaan
Limbah Infeksius (LB3)
dan Sampah Rumah
Tangga dari Penanganan
Corona Virus Disease 75 Fasyankes
(Covid-19) melakukan
Pengolahan Limbah
B3 medis dengn
menggunakan alat
Insinerator dan
Autoklaf
Surat Edaran Menteri Lingkungan
Hidup dan Kehutanan 2021
Nomor.
SE/3/MENLHK/PSLB3/PLB.3/3/202
1 Tentang
Pengelolaan Limbah B3 dan
Sampah Dari Penanganan Corona
Virus Disease -19 (Covid – 19)
32 Fasyankes melakukan Pengolahan
Limbah B3 medis dengn menggunakan
alat Insinerator dan Autoklaf

Anda mungkin juga menyukai