Anda di halaman 1dari 19

Tabel 1.

Muatan Kajian Teknis


Isi Kajian Teknis Ruang Lingkup
Deskripsi Kegiatan Identifikasi sumber emisi (menjelaskan sumber emisi dari
kegiatan proses, penunjang dan/atau utilitas)
Perhitungan neraca massa (bagi industri yang kegiatannya
mempunyai proses produksi) dari penggunaan bahan baku dan
bahan penunjang atau perhitungan stoikiometri
Bahan baku dan penunjang (jenis dan jumlah bahan baku dan
bahan penolong yang digunakan) (opsional)
Proses produksi
1. Jenis dan kapasitas produksi atau kegiatan yang
direncanakan;
2. Proses produksi atau kegiatan yang direncanakan
(prakonstruksi, konstruksi, operasi, dan pasca operasi);
3. Jenis proses kegiatan: gasifikasi, insinerasi, pirolisis, non
pembakaran, dll.
Konsumsi energi yang digunakan untuk proses dan alat
pengendali emisi yang digunakan. Penggunaan bahan bakar
terdiri dari:
1. Padatan, cairan, dan gas.
2. Penggunaan energi listrik.
3. Sumber bahan baku penunjang energi yang digunakan.
4. Lokasi bahan baku penunjang energi yang digunakan
contohnya wilayah pengambilan batubara/minyak.
Rona Awal Wilayah udara ambien penerima sesuai WPPMU (Wilayah
Lingkungan Perlindungan dan Pengelolaan Mutu Udara) (bila sudah ada
penetapan WPPMU)
Informasi data meteorologi
Kondisi meteorologi merupakan salah satu faktor penentu
proses Pencemaran Udara karena merupakan media perantara
dan penyebaran pencemar hingga ke penerima/reseptor. Unsur
unsur meteorologi yang berhubungan dengan proses
Pencemaran Udara meliputi:
1. arah dan kecepatan angin,
2. suhu udara,
3. radiasi matahari,
4. kelembaban udara,
5. tekanan udara serta
6. curah hujan.
informasi rona awal kawasan terdampak (mis. antara lain
kawasan yang berbatasan dengan pemukiman masyarakat,
rumah sakit, pendidikan)
Desain Sarana dan Alat pengendali emisi yang digunakan:
Prasarana Sistem
Pengendalian Emisi 1. desain alat pengendali Emisi (SO2, NOx, PM, NH3, H2S, Cl2,
CS2, HF dan logam-logam (misal Hg)),
2. informasi kriteria desain, dimensi operasional sistem
pengendali emisi
3. infrastruktur alat pengendali Emisi:
a. bahan bakar, bahan baku, bahan penolong,
b. temperatur, tekanan, oksigen pada alat pengendali,
c. tempat penampungan hasil reduksi Emisi (contoh: silo),
d. pengelolaan debu yang dihasilkan.
4. Sifat emisi yang dihasilkan (asam atau basa)
5. kecepatan alir
6. perhitungan efisiensi alat pengendali terhadap parameter
Baku Mutu Emisi
7. teknologi alat pengendali Emisi dan prinsip kerja
8. layout sumber Emisi.
Usulan nilai mutu emisi, terdiri dari parameter, angka baku
mutu dan/atau beban emisi yang mempertimbangkan teknologi
pengolahan dan alat pengendali Emisi
Perhitungan efisiensi dari alat pengendali Emisi yang
digunakan dengan parameter emisi yang dikendalikan)
Rencana pengelolaan emisi
1. Struktur organisasi
2. SDM yang bertugas mengelola Emisi
3. Rencana pengelolaan emisi fugitif antara lain: memastikan
debu pada area bahan baku (cth. Stockpile) terkendali
dengan baik; mendeteksi kebocoran pada saluran perpipaan
dan cerobong; memastikan kegiatan proses beroperasi dan
emisi terkendali; melaksanakan tata graha yang baik, dan
mengalirkan Emisi dari proses kegiatan dengan memasang
hood dan duct yang dilengkapi dengan alat pengendali
Emisi.
4. Tata laksana pemantauan Emisi manual dan/atau kontinu
(CEMS):
a. kapasitas produksi; dan/atau
b. jenis sifat pencemar (bersifat toksik)
5. Pelaporan secara daring:
a. manual (melalui aplikasi SIMPEL)
b. kontinu (melalui aplikasi SIMPEL dan SISPEK)
Prakiraan Dampak Perhitungan beban Emisi yang dihasilkan
1. Kecepatan alir dari masing–masing cerobong dikalikan
dengan luas penampang cerobong
2. Konsentrasi emisi dari setiap cerobong
Perhitungan simulasi dispersi untuk menetapkan kadar
maksimum
Kajian dispersi:
a. titik sebaran
b. potensi jatuhan Emisi
Catatan:
mempertimbangkan tinggi cerobong yang akan dibangun dan
jumlah sumber Emisi
Besaran dampak pembuangan Emisi
6. Beban Emisi yang dihasilkan
7. Lokasi yang berdampak kepada masyarakat sekitar
Rencana Rencana pemantauan emisi
Pemantauan 1. Lokasi titik pemantauan emisi dengan nama dan titik
Lingkungan koordinat
2. diameter cerobong bulat atau panjang dan lebar cerobong
untuk cerobong persegi
3. Tinggi cerobong dan posisi lubang sampling setiap cerobong
(m). Titik pengambilan sampling Emisi yaitu posisi 8D dari
aliran bawah setelah gangguan (belokan, pembesaran, dan
penyempitan) dan 2D dari aliran atas.
4. Tipe pemantauan emisi (manual/kontinu)
5. Frekuensi pemantauan sumber emisi (jika manual)
6. Perhitungan beban emisi yang dihasilkan
7. Laboratorium pengujian yang digunakan
Rencana pemantauan kualitas udara ambien dan/atau
gangguan:
1. Lokasi pemantauan dengan nama dan titik koordinat;
2. Parameter dan angka baku mutu udara ambien dan/atau
gangguan;
3. Laboratorium pengujian yang digunakan;
4. Metode pengujian;
5. Frekuensi pemantauan; dan
6. Pengukuran parameter meteorologi (arah dan kecepatan
angin, kelembaban, suhu udara, dan intensitas radiasi
matahari)
Internalisasi Biaya 1. Biaya pencegahan Pencemaran Udara;
Lingkungan 2. Biaya pengembangan teknologi terbaik rendah Emisi;
3. Biaya penggunaan bahan bakar bersih;
4. Biaya pengembangan sumber daya manusia;
5. Biaya pemantauan emisi dan kualitas udara ambien;
dan/atau
6. Biaya kegiatan lain yang mendukung upaya pengendalian
Pencemaran Udara
Tata cara penapisan mandiri terdapat pada Lampiran X Peraturan Menteri No. 5
Tahun 2021 tentang Tata Cara Penerbitan Persetujuan Teknis dan Surat Kelayakan
Operasional.

Gambar 1. Penapisan Mandiri


A. Deskripsi Kegiatan

Contoh Gambar Lokasi Kegiatan

Contoh Gambar Tapak Proyek Usaha


Contoh Gambar Lokasi Kegiatan dengan Kesesuaian RTRW

1. Identifikasi Sumber Emisi

Contoh Tabel Sumber Emisi Pembakaran / Non Pembakaran Eksisting/Perencanaan


Nama Jenis Kapasitas Alat Nama Kode Cerobong
Sumber Sumber Pengendali Bahan
Emisi Emisi Bakar
Proses Produksi
---- ---- ---- ---- ---- ----
Penunjang
---- ---- ---- ---- ----
Utilitas
---- ---- ---- ---- ---- ----

2. Neraca Massa
Berikut contoh neraca massa untuk proses pembakaran.

Tabel. Analisis Ultimate Batu bara

Unsur % Berat

C …

H …
N …

O …

S …

H2O …

Ash …

HHV (kkal/kg)

Tabel. Laju Alir Mol Batu bara

Berat molekul Laju alir massa Laju alir mol


Unsur % Berat
(kg/kmol) (kg/jam) (kmol/jam)

Dari analisis Laju alir batu bara x Laju alir masa :


C 12
ultimate %Berat Berat molekul

H 1 …

N 14 …

O 16 …

S 32 …

H2O 18 …

Ash - …

Total
Perhitungan Stoikiometri
I. Menghitung kebutuhan oksigen pada pembakaran unsur C pada batu bara

C + O2  CO2
1.000 1.000 1.000
kmol/jam kmol/jam kmol/jam

II. Menghitung kebutuhan oksigen pada pembakaran unsur H pada batu bara

H + ½ O2  H2O

III. Menghitung kebutuhan oksigen pada pembakaran unsur N pada batu bara

N + O2  NO2

IV. Menghitung kebutuhan oksigen pada pembakaran unsur S pada batu bara

S + O2  SO2

V. Menguapnya air dalam batu bara

H2O (l)  H2O (v)


y kmol/jam y kmol/jam

VI. Perubahan unsur O menjadi O2

O  ½ O2

Tabel. Kebutuhan Oksigen Teoritis

Proses Laju alir mol (kmol/jam)

Pembakaran C menjadi CO2 1.000 kmol/jam

Pembakaran N menjadi NO2 b

Pembakaran S menjadi SO2 c

Pembakaran H menjadi H2O d


Total kebutuhan oksigen untuk
a+b+c+d=x
pembakaran
Oksigen dalam batu bara y

Kebutuhan oksigen teoritis x–y=z

Menghitung kebutuhan udara teoritis


100
Kebutuhan udara teoritis= ×kebutuhan oksigenteoritis
21

Menghitung kebutuhan udara aktual

(100+ excess air)


K ebutuhan udara teoritis= × kebutuhan udara teoritis
100

Tabel. Komposisi Gas Buang


Output
Parameter Input
kg/jam mg/Nm3

CO2 - dari pembakaran …

NO2 - dari pembakaran …

SO2 - dari pembakaran …


dari pembakaran
H2O dari batu bara …
+ kandungan batu bara
dari batu bara +
O2 sisa udara pembakaran …
udara pembakaran
N2 dari udara (inert) dari udara (inert) …

Fly ash - … …

Cara konversi satuan kg/jam ke mg/Nm3 (hanya untuk contoh perhitungan, tidak perlu
dicantumkan di dokumen)

I. Menghitung volume total gas buang pada keadaan normal (P = 1 atm, T = 273,15 K)
PV =nRT
n total RT
V=
P
ntotal ×0,082 ×273,15
V total=
1

II. Menghitung konsentrasi masing-masing parameter


Laju alir massamasing−masing parameter
Konsentrasi=
V total
3. Bahan Baku dan Penunnjang
Contoh Tabel Bahan Baku dan Penunjang Eksisting/Perencanaan
No. Nama Bahan Jumlah
Bahan Baku

Bahan Penunjang

4. Proses Produksi

Gambar 7. Contoh Gambar Skema Proses Produksi


Contoh Diagram Proses Produksi
5. Konsumsi Energi Proses dan Alat Pengendali

Contoh Tabel Konsumsi Energi


Energi (Bahan Jumlah Konversi ke
No. Sumber Emisi
Bakar) Konsumsi TOE

B. Rona Awal Lingkungan


1. Wilayah Udara Ambien Penerima sesuai WPPMU
2. Informasi Data Meteorologi

Contoh Gambar Windrose

3. Informasi Rona Awal Kawasan Terdampak

Informasi rona awal kawasan terdampak harus mencantumkan data primer


hasil pengujian udara ambien saat akan melakukan kajian. Parameter pengujian
udara ambien dilakukan sesuai dengan Lampiran VII Peraturan Pemerintah No. 22
Tahun 2021.
C. Desain Sarana dan Prasarana Sistem Pengendalian Emisi
1. Alat Pengendali Emisi yang Digunakan

Contoh Detail Engineering Design Alat Pegendali Wet Scrubber

Contoh Tabel Infrastruktur Alat Pengendali


Infrastruktur Keterangan
Bahan Bakar
Bahan Baku
Bahan Penolong
Temperatur
Tekanan
Oksigen
Dimensi (PxLxT)
atau (DxT)
Layout sumber emisi dicantumkan menggunakan tapak proyek.

Contoh Gambar Layout Sumber Emisi

2. Usulan Nilai Baku Mutu Emisi

Contoh Tabel Usulan Baku Mutu Emisi


Baku Mutu Baku Mutu
Sumber Emisi Parameter
Rujukan Usulan

3. Perhitungan Efisiensi dari Alat Pengendali Emisi

Perhitungan efisiensi sesuai dengan spesifikasi alat dan beban load atau
kapasitas yang dilakukan oleh perusahaan. Efisiensi dapat berbeda jika kapasitas
produksi pada usaha dan/atau kegiatan berbeda.

Nilai efisiensi dihitung berdasarkan konsentrasi yang didapatkan dari hasil


neraca massa. Perhitungan efisiensi minimal untuk alat pengendali adalah sebagai
berikut.

Efisiensi per parameter = (konsentrasi output neraca massa – baku mutu) x 100%
Konsentrasi output neraca massa

Dari perhitungan tersebut akan didapatkan nilai efisiensi minimal dari alat
pengendali yang harus disiapkan oleh penanggung jawab usaha.
4. Rencana Pengelolaan Emisi (tabel)

Rencana pengelolaan emisi memuat struktur organisasi, SDM yang bertugas


mengelola emisi, rencana pengelolaan emisi fugitif, pelaporan secara dari melalui
SIMPEL dan/atau SISPEK. Bukti terdaftar pada aplikasi SIMPEL dan/atau SISPEK
harus dilampirkan oleh penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan.

D. Tata Penyusunan Prakiraan Dampak


1. Perhitungan Beban Emisi yang Dihasilkan

Dimana:
E = laju emisi pencemar (kg/tahun)
C = konsentrasi terkoreksi (mg/Nm3)
Q = laju alir emisi (gas buang) volumetrik (m3/detik)
0,0036 = faktor konversi dari mg/detik ke kg/jam
(Op hours) = jam operasional
V = laju alir (m/detik)
A = Luas penampang cerobong (m2)

Contoh Tabel Beban Emisi


Luas
Laju alir
Paramete Konsentrasi Jam Laju alir penampang Beban Emisi
emisi
r (mg/Nm3) operasional (m/detik) cerobong (ton/tahun)
(m3/detik)
(m2)

2. Perhitungan Simulasi Dispersi untuk Menetapkan Kadar Maksimum

3. Besaran Dampak Pembuangan Emisi


Contoh Tabel Besaran Dampak
Titik Rona Besaran Rona Baku Pemenuhan
Parameter
pemantauan Awal Dampak Akhir Mutu Baku Mutu

E. Tata Penyusunan Rencana Pemantauan Lingkungan


1. Rencana Pemantauan Emisi

Contoh Tabel Rencana Pemantauan Emisi


Sumber Titik Diameter Tingi Posisi lubang Tipe Frekuensi Instansi yang
Kode
Emisi Koordinat cerobong cerobong sampling pemantauan pemantauan bertanggungjawab

Contoh Gambar DED Sumber Emisi


Contoh Ilustrasi Cerobong

Contoh Gambar DED Cerobong

Internalisasi Biaya Lingkungan


Biaya Lingkungan Rincian Jumlah
(Rp)
Biaya pencegahan Pencemaran Udara
Biaya pengembangan teknologi terbaik rendah Emisi
Biaya penggunaan bahan bakar bersih
Biaya pengembangan sumber daya manusia
Biaya pemantauan emisi dan kualitas udara ambien
Biaya kegiatan lain yang mendukung upaya pengendalian
Pencemaran Udara
JUMLAH
Sistem Manajemen Lingkungan dilakukan sesuai dengan kompleksitas perusahaan.
Dilakukan melalui rincian tahapan:
1. Perencanaan;
a. Menentukan lingkup dan menerapkan sistem manajemen lingkungan terkait
pengendalian pencemaran udara.
b. Menetapkan kepemimpinan dan komitmen dari manajemen puncak terhadap
pengendalian pencemaran udara.
c. Menetapkan kebijakan pengendalian pencemaran udara.
d. Menentukan sumber daya yang disyaratkan untuk penerapan dan
pemeliharaan sistem manajemen lingkungan terkait pengendalian
pencemaran udara.
e. Memiliki sumber daya manusia yang memiliki sertifikasi kompetensi
pengendalian pencemaran udara.
f. Menetapkan struktur organisasi yang menangani pengendalian pencemaran
udara,
g. Menetapkan tanggung jawab dan kewenangan untuk peran yang sesuai.
h. Menentukan aspek pengendalian pencemaran udara dan dampaknya.
i. Mengidentifikasi dan memiliki akses terhadap kewajiban penaatan
pengendalian pencemaran udara.
j. Merencanakan untuk mengambil aksi menangani risiko dan peluang serta
evaluasi efektivitas dari kegiatan tersebut.
k. Menetapkan sasaran pengendalian pencemaran udara serta menentukan
indikator dan proses untuk mencapainya.
l. Memastikan kesesuaian metode untuk pembuatan dan pemutakhiran serta
pengendalian informasi terdokumentasi.
m. Menentukan risiko dan peluang yang perlu ditangani.
n. Menentukan potensi situasi darurat dan respon yang diperlukan.

2. Pelaksanaan;
a. Memantau, mengukur, menganalisa, dan mengevaluasi kinerja pengendalian
pencemaran udara.
b. Mengevaluasi hasil pemantauan emisi yang dilakukan terhadap nilai Baku
Mutu Emisi yang ditetapkan dalam Persetujuan Lingkungan atau peraturan
perundang – undangan yang mengatur tentang Baku Mutu Emisi.

3. Pemeriksaan; dan
a. Mengevaluasi pemenuhan terhadap kewajiban penaatan pengendalian
pencemaran udara.
b. Melakukan internal audit secara berkala.
c. Mengkaji sistem manajemen lingkungan organisasi terkait pengendalian
pencemaran udara untuk memastikan kesesuaian, kecukupan, dan
keefektifan.
4. Tindakan.
a. Melakukan tindakan untuk menangani ketidaksesuaian.
b. Melakukan tindakan perbaikan berkelanjutan terhadap sistem manajemen
lingkungan yang belum sesuai dan efektif untuk meningkatkan kinerja
pengendalian pencemaran udara.

Anda mungkin juga menyukai