Anda di halaman 1dari 37

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR

Mohamad Yani
Lab. Teknik dan Manajemen Lingkungan
Fateta, IPB

1
Aliran Bahan dalam Proses Industri

Limbah Gas

Bahan Baku
Bahan Tamban
Proses
Produk
Bahan Penolong Industri

Limbah Padat

Limbah Cair
2
Mengapa perlu ?

Kandungan bahan organik tinggi

Pertumbuhan Mikroba cepat

Menyebabkan Eutrofikasi

3
Dampak Limbah Cair:

Penurunan estetika (bau busuk, dll).


Gangguan ekosistem
Penurunan kenyamanan
Gangguan kesehatan
Penurunan produktivitas

4
Apa yang perlu diperhatikan ?

Sifat limbah industri

Debit dan mutu limbah

5
Kandungan Limbah Cair
Bahan Organik:
Karbohidrat
Protein
Minyak/Lemak
Dll.
Bahan anorganik:
Asam atau basa
Logam berat
Cianida
Dll.
Mikroorganisme
6
Kewajiban Industri berkaitan
dengan Limbah cairnya:

1. Melakukan pengelolaan limbah cair


2. Membuat saluran limbah cair yang
kedap air
3. Memasang alat ukur debit dan
melakukan pencatatan harian
4. Tidak melakukan pengenceran limbah
cair

7
Kewajiban Industri (lanj.)
5. Memeriksakan kadar parameter baku
mutu limbah cair secara reguler
6. Memisahkan saluran saluran air hujan
7. Melakukan pencatatan produksi dan
bahan baku bulanan
8. Menyampaikan laporan kepada
Gubernur Kepala Daerah dengan
tembusan kepada instansi terkait

8
Baku mutu limbah cair industri susu,
dan makanan dari susu (sbg contoh)

Kadar maks. Beban maksimum


Parameter (mg/L) (kg/ton produk)
Pabrik Susu Pabrik Susu
Dasar Terpadu
BOD5 40 0,08 0,06
COD 100 0,20 0,15
TSS 50 0,10 0,075
pH 6,0 9,0 - -
Debit limbah maks. 2,0 L/kg 1,5 L/kg
9
Organisasi Monitoring Limbah Cair

MENLH

BPLHD atau
Bagian/Dinas LH

LAB. RUJUKAN
INDUSTRI SK Gub Jabar No. 658.31/
SK.1718/BKPMD/1992

10
Perundang-Undangan di bidang LH
(Contoh)

PP No. 82/2001 Pengelolaan Kualitas Air dan


Pengendalian Pencemaran Air

KepMen LH No. Pedoman Pelaksanaan Upaya


86/2002 Pengelolaan Lingkungan Hidup dan
Upaya Pemantauan Lingkungan
SK Gub. Jabar Baku Mutu Limbah cair Bagi Kegiatan
No. 6/1999 Industri di Jawa Barat

Kep. Gub. Jabar Peruntukan Air dan Baku Mutu Air


No. 38/1991 pada Sumber Air di Jawa barat

11
Strategi Pengelolaan Limbah Cair

12
6 Prinsip Penanganan Limbah Cair
Penanganan Pendahuluan (pre treatment)
Penghilangan partikel besar (benda mengapung atau benda
mengendap)
Penanganan Primer (primary treatment)
Proses pengendapan (penggumpalan) gravitasi/koagulan
Penanganan Sekunder (secondary treatment)
Proses biologik bantuan mikroba aerasi
Penanganan Tersier (tertiary treatment)
Proses filtrasi saringan pasir, saringan mikro
Desinfeksi
Menurunkan/menghilangkan mikroba patogen
Bisa secara fisik atau kimia
Penanganan Lanjutan (sludge treatment)
Proses pemekatan, penstabilan, pengeringan dan pembuangan

13
Tujuan Pengolahan Limbah Cair:

Pengolahan Primer
Eliminasi padatan inert seperti pasir, tanah, dll.
Umumnya pengolahan secara fisik

Pengolahan Sekunder
Eliminasi bahan tersuspensi dan bahan organik
terlarut (BOD, COD)
Umumnya dengan pengolahan secara biologis

Pengolahan Tersier
Eliminasi nutrien (Nitrogen, Fosfor), dan desinfeksi
Umumnya dengan pengolahan secara biologis,
kimia, dan fisik

14
Sistem Pengolahan Limbah Cair
Secara Fisik:

Ekualisasi Penyeragaman

Oil Trap Pemisahan minyak

Sedimentasi pengendapan

Filtrasi penyaringan

15
EKUALISASI
Untuk meminimumkan/mengontrol fluktuasi karakteristik
limbah sehingga optimum untuk penanganan selanjutnya

Tujuan:
1.Mencegah shock loading pada sistem biologis
2.Mengatur kontrol pH dan minimisasi bahan kimia
3.Memudahkan dosing bahan kimia
4.Memungkinkan kontinuitas feeding terhadap sistem
biologis meskipun pabrik tidak beroperasi
5.Mencegah masuknya bahan toksik konsentrasi tinggi ke
dalam sistem biologis
16
17
Sistem Pengolahan Limbah Cair
Secara Biologis:
Aerobik
Sistem lumpur aktif,
Sistem Trickling Filter
Sistem RBC (Rotating Biolocal Disk),
SBR (Sequencing Batch Reactor)
Kolam oksidasi

Anaerobik
Sistem UASB
Sistem Septic tank

18
OPERASI

Umumnya diperlukan proses


mixing untuk menjamin ekualisasi
dan mencegah padatan
mengendap di dasar kolam

Mixing juga memungkinkan proses


oksidasi BOD melalui proses
air stripping/aerasi

19
1. Sistem Lumpur Aktif

20
2. Sistem Trickling Filter

Trickling filter Klarifier


Efluen
Influen
Excess
Resirkulasi
sludge

21
3. Sistem RBC (Rotating Biological
Contactor / Disk)

22
Skema Proses Sistem RBC

Buffle
As

Sedimen- Sedimen-
Influen tasi tasi akhir Efluen
primer

Sludge Sludge
Motor penggerak

23
4. Sistem SBR (Sequencing Batch Reactor)

Influen

Pengisian Pengisian

CO2
Aerasi Perombakan C,
Nitrifikasi
N2

Pengadukan Denitrifikasi

Pengendapan Sedimentasi Lumpur

Pembuangan Efluen
Efluen & Lumpur Lumpur

Menunggu Bioreaktor siap diisi


dan dioperasikan

24
5.Sistem Kolam Oksidasi

Sun

Sunlight

Algal
photosynthesis
H2O, CO2,
O2
NO3-, PO43+

Bacteria
Organic
matters
Sludge
Sludge
5

25
6. Sistem Septik Tank

Lubang kontrol gas Lubang kontrol

Influen
Efluen
(ke tempat
Ruang
Ruang resapan /
Pencernakan
Lumpur badan air)

26
Persyaratan Septic Tank

1. Dinding septik tank harus kedap air


2. Septik tank harus dilengkapi dengan
fasilitas resapan efluen hasil
pencernakan
3. Waktu tinggal limbah cair di dalam
septik tank minimum 2 hari
4. Lumpur yang terbentuk harus dibuang
secara reguler (misalnya setiap 3-4
tahun)
27
5. Lantai dasar septik tank dibuat miring agar
lumpur yang terbentuk dapat mengalir ke
ruang lumpur
6. Saluran air masuk harus lebih tinggi dari
saluran air keluar (efluen), perbedaan
tinggin minimum 3 cm.
7. Septik tank harus dilengkapi lubang untuk
pembuangan gas yang terbentuk, dan
8. Septik tank harus dilengkapi lubang kontrol

28
Pengolahan Limbah Cair
Secara Kimiawi

29
Sistem Pengolahan Limbah Cair
Secara Kimia

1. Netralisasi

2. Presipitasi

3. Koagulasi/Flokulasi

4. Desinfeksi

30
1. Netralisasi
Limbah cair tergolong B3 jika pH < 2 atau
pH > 12,5 korosif dan mengganggu
mikroba
Baku mutu limbah cair: pH 6 9
pH opt. untuk mikroba: 6,5 8,5
Bahan kimia untuk netralisasi:
NaOH dan kapur (Ca(OH)2) untuk limbah cair
bersifat asam
H2SO4, HCl, CO2 untuk limbah cair bersifat basa
Target netralisasi : pH 6 - 8

31
32
2. Presipitasi
Logam-logam dapat dipisahkan dari limbah
cair dengan presipitasi
Dengan meningkatkan pH larutan,
kelarutan berbagai logam menurun dan
hidroksida logam akan mengendap
pH optimum untuk masing-masing logam
berbeda
limbah cair dengan berbagai jenis logam
perlu presipitasi bertahap

33
Kelarutan logam sebagai fungsi dari pH

34
3. Koagulasi/Flokulasi
Fe (dan Al) dapat bergabung dengan berbagai bahan
terlarut menjadi bahan tak terlarut
Ion-ion bermuatan positif Fe2+, Fe3+, dan Al3+
menetralkan polutan bermuatan negatif, seperti
polutan terlarut, koloid, terdispersi atau tersuspensi
mengumpal dan mengendap
Fe dan Al tergolong logam yang dapat bereaksi
dengan air dan mengendap sebagai hidroksida:
Fe3++3H2O Fe(OH)3(s) + 3H+
Fe2++3H2O Fe(OH)2(s) + 2H+
Al3++3H2O Al(OH)3(s) + 3H+

35
36
37

Anda mungkin juga menyukai