Anda di halaman 1dari 10

TUGAS LATSAR INDIVIDU AGENDA III HARI KE-2

KEDUDUKAN DAN PERAN PNS DALAM NKRI

“ ISU-ISU TERKAIT IMPLEMENTASI SUBSTANSI AGENDA 3 (MANAJAMEN ASN,


WHOLE OF GOVERNMENT DAN PELAYANAN PUBLIK
DI INSTANSI RSUD PALANGKA RAYA ”

Angkatan / Golongan : III / II


Nama : Imelda Dwianti,A.Md.Keb
NDH : 26
Instansi : Pemerintah Kota Palangka Raya
Unit Kerja : RSUD Palangka Raya

A. TOPIK ISU
NO ISU AKTUAL URGENCY SERIOUSNESS GROWTH TOTAL
1. Belum optimalnya pelaporan data
kematian maternal dan perinatal
melalui aplikasi Maternal Perinatal 3 4 3 10
Death Notification (MPDN) Di RSUD
Palangka Raya
2. Sarana dan prasarana di ruang
perinatologi (ruang bayi) untuk bayi
yang lahir dari ibu Covid-19 dan bayi
yang lahir dengan asfiksia sedang-
berat masih kurang memadai, yakni 4 5 4 13
tidak ada alat bantu CPAP
(Continous Positive Airway Pressure)
untuk membantu pernafasan bayi
baru lahir.
3. Pelayanan pendaftaran BPJS bayi 3 4 3 10
baru lahir di RSUD Palangka Raya
masih kurang optimal.
4. Jumlah SDM RSUD Palangka Raya
masih kurang dibandingkan dengan
5 5 4 14
banyaknya jumlah pasien yang
ditangani terutama pasien Covid-19.
Skor dari 1-5

B. URAIAN FAKTA
1. Topik isu : Belum optimalnya pelaporan data kematian maternal dan perinatal melalui
aplikasi Maternal Perinatal Death Notification (MPDN) di RSUD Palangka Raya
Uraian Fakta :
Fakta terkait isu belum optimalnya pelaporan data kematian maternal dan perinatal
melalui aplikasi Maternal Perinatal Death Notification (MPDN) di RSUD Palangka Raya,
adalah belum adanya laporan data kematian baik maternal dan perinatal di aplikasi
MPDN walau sosialisasi tentang aplikasi ini sudah mulai sejak Desember 2020 yang
diikuti oleh perwakilan dokter serta yang kedua diikuti oleh perwakilan tenaga kesehatan
dari ruang perinatologi di bulan Mei 2021. Sedangkan ada kejadian kematian perinatal
yang terjadi di tahun 2020 dan 2021 sesuai penelurusan catatan ruangan bersalin (Ruang
VK Bersalin) RSUD Palangka Raya. Sedangkan untuk pelaporan pada aplikasi, pelapor
atau pengisi data harus memiliki akun yang dimana password serta user sudah diketahui
dan difaftarkan di Kementerian Kesehatan Pusat oleh petugas Dinas Kesehatan Provinsi
serta tidak boleh berganti dengan sembarangan.

2. Topik isu : Sarana dan prasarana di ruang perinatologi (ruang bayi) untuk bayi yang lahir
dari ibu Covid-19 dan bayi yang lahir dengan asfiksia sedang-berat masih kurang
memadai, yakni tidak ada alat bantu CPAP (Continous Positive Airway Pressure) untuk
membantu pernafasan bayi baru lahir.
Uraian Fakta :
Di bulan Juli tahun 2021 ini, lonjakan pasien Covid-19 di Kota Palangka Raya
membuat banyak fasilitas kesehatan penuh. Demikian pula, banyaknya pasien ibu hamil
dan melahirkan dengan Covid-19. Pada pertengahan Juli dan akhir Juli tahun 2021, ada 2
pasien bayi baru lahir dilahirkan dari ibu terkonfirmasi Covid-19, dan bayi lahir dengan
asfiksia sedang bahkan berat, serta dilahirkan dalam keadaan kurang bulan. Bayi-bayi ini
memerlukan alat bantuan pernafasan yakni CPAP (Continous Positive Airway Pressure)
untuk membantu pernafasannya, namun di RSUD Palangka Raya tidak ada, sedangkan
bayi ingin dirujuk ke Fasilitas Kesehatan yang memiliki alat tersebut, semua Fasilitas
Kesehatan menolak karena alat tersebut sedang digunakan untuk pasien bayi serupa.

3. Topik isu : Pelayanan pendaftaran BPJS bayi baru lahir di RSUD Palangka Raya masih
kurang optimal.
Uraian Fakta :
Selama ini masih terjadi kendala dalam pendaftaran BPJS pada bayi baru lahir di
RSUD Palangka Raya, bayi yang sudah lahir biasanya bisa langsung didaftarkan untuk
memiliki nomor BPJS sendiri dan proses dibantu melalui Rumah Sakit karena sudah
bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. Namun, seringkali pasien ada belum terdaftarkan
sampai pada pasien sudah pulang, terutama pada bayi yang proses persalinan ibunya
normal pervaginam karena bayi pulang mengikuti ibu yang pulang setelah 6 jam
observasi pasca melahirkan.

4. Topik isu : Jumlah SDM RSUD Palangka Raya masih kurang dibandingkan dengan
banyaknya jumlah pasien yang ditangani terutama pasien Covid-19.
Uraian Fakta :
Jumlah SDM RSUD Palangka Raya yang masih kurang bila dibandingkan dengan
jumlah pasien yang ditangani terutama terlihat di ruang IGD Poli Covid, dimana pasien
suspek Covid-19 yang ingin melakukan tes swab PCR, rontgen dan darah penuh antri
sambil menunggu giliran dikarenakan petugas yang bertugas terbatas, antrian dapat
terlihat hingga di tenda luar IGD.
C. PENYEBAB
1. Topik isu : Belum optimalnya pelaporan data kematian maternal dan perinatal melalui
aplikasi Maternal Perinatal Death Notification (MPDN) di RSUD Palangka Raya
Penyebab :
Adapun penyebab belum optimalnya proses pelaporan data kematian maternal dan
perinatal melalui aplikasi MPDN adalah karena kurangnya SDM yang memiliki akun
akses ke aplikasi MPDN, kurangnya SDM yang mengikuti pelatihan sehingga apabila SDM
yang mengikuti tersebut juga memiliki tanggung jawab sebagai koordinator kegiatan
lain, maka bisa berpengaruh dengan tumpang tindih pekerjaan. Selain itu kuranngya
sosialisasi ke ruangan bagian seperti VK bersalin, Nifas, ruang Bayi, ruang Operasi, IGD
dan bahkan ruangan perawatan Covid-19 yang mungkin bersinggungan langsung dengan
tindakan pada ibu hamil, ibu melahirkan dan perawatan bayi hingga usia 28 hari setelah
lahir yang bisa melaporkan kepada petugas inputan data, sedangkan data yang diinput
memiliki banyak kategori dan jenis sehingga harus sesuai dengan rekam medis pasien
untuk peinputannya.

2. Topik isu : Sarana dan prasarana di ruang perinatologi (ruang bayi) untuk bayi yang lahir
dari ibu Covid-19 dan bayi yang lahir dengan asfiksia sedang-berat masih kurang
memadai, yakni tidak ada alat bantu CPAP (Continous Positive Airway Pressure) untuk
membantu pernafasan bayi baru lahir.
Penyebab :
Penyebab dari masih kurang memadai sarana dan prasarana di ruang perinatologi
(ruang bayi) adalah karena pengadaan barang seperti CPAP (Continous Positive Airway
Pressure) harus melalui pendataan dan seleksi dari bagian manajemen Rumah Sakit
terkait pengembangan Rumah Sakit apakah alat tersebut menjadi prioritas utama
dengan melihat keadaan serta kebuthan mendesak Rumah Sakit sekarang, terutama di
masa pandemi Covid-19 sekarang ini. Serta pengadaan alat tersebut juga harus diiringi
dengan pelatihan pengembangan kompetensi dari para petugas kesehatan untuk dapat
menggunakan alat tersebut dengan baik dan tepat guna.

3. Topik isu : Pelayanan pendaftaran BPJS bayi baru lahir di RSUD Palangka Raya masih
kurang optimal.
Penyebab :
Pelayanan pendaftaran BPJS bayi baru lahir di RSUD Palangka Raya masih kurang
optimal disebabkan oleh faktor internal yaitu terlambatnya petugas kesehatan
memberikan informasi pada keluarga mengenai syarat-syarat pembuatan BPJS kesehatan
bayinya dan atau petugas admin BPJS di Rumah Sakit sedang tidak bertugas (bukan shift
dinas) sehingga perlu waktu sampai petugas menjawab pesan petugas loket lainnya,
maka proses pendaftaran dilakukan. Sedangkan faktor eksternal berasal dari keluarga
bayi maupun sistem, antara lain kelaurga tidak membawa lengkap dokumen keluarga
untuk syarat bayi sehingga mengulur waktu sampai dengan dokumen bisa diambil
setelahnya keluarga mendaftarkan BPJS bayi, jaringan dan sistem pendaftaran BPJS
terutama di hari Minggu tidak mudah diakses karena pelayanan di kantor wilayah BPJS
Kesehatan provinsi Kalimantan Tengah sedang tidak beroperasi.

4. Topik isu : Jumlah SDM RSUD Palangka Raya masih kurang dibandingkan dengan
banyaknya jumlah pasien yang ditangani terutama pasien Covid-19.
Penyebab :
Penyebab SDM RSUD Palangka Raya yang masih kurang dibandingkan dengan jumlah
pasien yang ditangani terutama pasien Covid-19 adalah karena banyak petugas tenaga
kesehatan di RSUD Palangka Raya sedang menjalani isolasi mandiri ataupun sakit karena
sebab lainnya akibat kelelahan bekerja serta untuk CPNS yang berada di RSUD Palangka
Raya juga banyak yang sedang cuti dan mengikuti Pelatihan Dasar CPNS tahun 2021
sesuai dengan surat pemanggilan peserta Latsar dari BKPSDM Provinsi Kalimantan
Tengah tahun 2021.
D. DAMPAK
1. Topik isu : Belum optimalnya pelaporan data kematian maternal dan perinatal melalui
aplikasi Maternal Perinatal Death Notification (MPDN) di RSUD Palangka Raya.
Dampak :
Kematian maternal dan kematian perinatal merupakan salah satu data penting
dalam kegiatan surveilans kesehatan masyarakat di semua negara. Dari angka tersebut
dapat dijadikan tolok ukur derajat kesehatan dalam suatu Negara.
Adanya perbedaan data antara puskesmas yang melakukan Otopsi Verbal Maternal
dan Perinatal dengan RSUD Palangka Raya terkait jumlah kematian maternal dan
perinatal sehingga berimbas dengan perbedaan data di Dinas Kesehatan Kota, Dinas
Kesehatan Provinsi hingga Kementerian Pusat sehingga proses penetapan angka derajat
kesehatan Negara Indonesia akan berpengaruh pula. Ini juga akan berpengaruh dalam
penetapan program-progam kesehatan di Indonesia terkait kesehatan ibu dan anak.

2. Topik isu : Sarana dan prasarana di ruang perinatologi (ruang bayi) untuk bayi yang
lahir dari ibu Covid-19 dan bayi yang lahir dengan asfiksia sedang-berat masih kurang
memadai, yakni tidak ada alat bantu CPAP (Continous Positive Airway Pressure) untuk
membantu pernafasan bayi baru lahir.
Dampak :
Dampak isu apabila tidak segera ditangani adalah, bayi-bayi harus segera dirujuk ke
fasilitas kesehatan yang memadai dan memiliki peralatan tersebut. Apabila tidak bisa,
maka bayi akan dirawat menggunakan sarana dan prasarana yang terbatas walau sangat
sulit dan bisa berakibat kepada bayi tidak bisa tertangani maksimal serta prognosis
terburuk adalah gangguan pernafasan dan sirkulasi di otak yang apabila bayi selamat
dan bertumbuh besar maka akan mengalami gangguan pertumbuhan dan
perkembangkan, sedangkan prognosis terburuk adalah kematian bayi karena gagal
nafas.
3. Topik isu : Pelayanan pendaftaran BPJS bayi baru lahir di RSUD Palangka Raya masih
kurang optimal.
Dampak :
Dampak dari isu ini adalah terlambatnya proses pendaftaran BPJS pada bayi baru
lahir atau bahkan hingga ibu bayi pulang, bayinya masih belum terdaftarkan BPJS
Kesehatannya. Ini akan membuat citra RSUD Palangka Raya dari BPJS Kesehatan menjadi
kurang baik serta citra untuk penilaian kinerja kerjasama dengan BPJS, serta begitu pula
pada masyarakat juga citra pelayanan RSUD Palangka Raya terlihat kurang maksimal.

4. Topik isu : Jumlah SDM RSUD Palangka Raya masih kurang dibandingkan dengan
banyaknya jumlah pasien yang ditangani terutama pasien Covid-19.
Dampak :
Dampak dari isu ini adalah antrian pasien Covid-19 semakin banyak dan
pengananan/perawatan mereka menjadi tertunda, dan bila semakin tidak teratasi akan
ada banyak pengaduan mengenai keterlambatan pelayanan mereka. Selain itu dampak
bagi RSUD Palangka Raya adalah dengan SDM yang terbatas dan dipaksa untuk bekerja
terlalu keras, bisa mengakibatkan SDM yang ada kelelahan bekerja dan sakit. Hal ini
malah akan membuat SDM di RSUD Palangka Raya semakin berkurang lagi.

E. PARA PIHAK YANG TERLIBAT


1. Topik isu : Belum optimalnya pelaporan data kematian maternal dan perinatal melalui
aplikasi Maternal Perinatal Death Notification (MPDN) di RSUD Palangka Raya.
Pihak Terlibat :
Adapun pihak yang terlibat dalam isu ini adalah pihak Rumah Sakit (pemilik akun
MPDN/pelapor, pihak ruangan di Rumah Sakit yang memiliki data kematian maternal
dan perinatal), Pemerintah Daerah (Dinas Kesehatan Kota dan Dinas Kesehatan Provinsi)
dan Kementerian Kesehatan bagian Direktorat Kesehatan Keluarga.
2. Topik isu : Sarana dan prasarana di ruang perinatologi (ruang bayi) untuk bayi yang lahir
dari ibu Covid-19 dan bayi yang lahir dengan asfiksia sedang-berat masih kurang
memadai, yakni tidak ada alat bantu CPAP (Continous Positive Airway Pressure) untuk
membantu pernafasan bayi baru lahir.
Pihak terlibat :
Adapun pihak yang terlibat dalam isu ini adalah pihak Rumah Sakit ( ruangan
perinatologi, manajamen Rumah Sakit) dan Pemerintah Daerah.

3. Topik isu : Pelayanan pendaftaran BPJS bayi baru lahir di RSUD Palangka Raya masih
kurang optimal.
Pihak Terlibat :
Adapun pihak yang terlibat dalam isu ini adalah pihak Rumah Sakit ( ruangan
perinatologi, petugas pelayanan di loket Rumah Sakit dan petugas admin pendaftaran
BPJS bayi baru lahir Rumah Sakit, manajemen Rumah Sakit) dan BPJS Kesehatan
perwakilan daerah Provinsi Kalimantan Tengah.

4. Topik isu : Jumlah SDM RSUD Palangka Raya masih kurang dibandingkan dengan
banyaknya jumlah pasien yang ditangani terutama pasien Covid-19.
Pihak terlibat :
Adapun pihak yang terlibat dalam isu ini adalah pihak Rumah Sakit ( ruang IGD atau
Poli Covid-19, ruang perawatan seperti isolasi 1 dan isolasi 2 , petugas pelayanan di loket
Rumah Sakit dan petugas admin pendaftaran swab Rumah Sakit, manajemen Rumah
Sakit).

C. SOLUSI
1. Topik isu : Belum optimalnya pelaporan data kematian maternal dan perinatal melalui
aplikasi Maternal Perinatal Death Notification (MPDN) di RSUD Palangka Raya.
Solusi :
a. Penambahan jumlah petugas penginputan pelaporan data kematian maternal dan
perinatal di setiap ruangan yang memungkinkan melakukan penanganan terhadap
ibu hamil, ibu melahirkan danbBayi baru lahir sampai dengan usia 28 hari.
Diutamakan adalah ASN/CPNS yang memang tidak memiliki banyak tanggung jawab
tugas sebagai koordinator kegiatan lain dan paham cara akses internet sesuai izin
Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya dan Dinas Kesehatan Provinsi.
b. Sosialisasi dan pemberian dokumen untuk pengisian rekap data laporan kepada
ruangan lain yang terkait, yakni setiap ruangan yang memungkinkan melakukan
penanganan terhadap ibu hamil, ibu melahirkan dan bayi baru lahir sampai dengan
usia 28 hari) tentang cara melaporkan segara kepada petugas peinginput data
laporan agar petugas bisa segera melakukan pengisian data dan melacak rekam
medis pasien untuk bahan pengisian data laporan.

2. Topik isu : Sarana dan prasarana di ruang perinatologi (ruang bayi) untuk bayi yang lahir
dari ibu Covid-19 dan bayi yang lahir dengan asfiksia sedang-berat masih kurang
memadai, yakni tidak ada alat bantu CPAP (Continous Positive Airway Pressure) untuk
membantu pernafasan bayi baru lahir.
Solusi :
a. Pengajuan permintaan kepada pihak manajemen Rumah Sakit untuk pengadaan alat
bantu CPAP (Continous Positive Airway Pressure) untuk di ruang bayi (ruang
perinatologi) serta persiapan pelatihan pengunaan alat bantu tersebut bagi petugas
kesehatan yang berada di ruang bayi.
b. Kerja sama dengan fasilitas kesehatan lainnya yang memiliki alat bantu CPAP
(Continous Positive Airway Pressure) semakin ditingkatkan untuk membuat janji
terlebih dahulu sebelum melakukan proses rujukan apabila mendapatkan bayi baru
lahir dengan kegawatdaruratan pernafasan sedangkan di RSUD Palangka Raya alat
tersebut belum ada.
c. Peningkatan screening pada ibu hamil dan ibu yang akan melahirkan yang dirawat di
RSUD Palangka Raya, terutama pasien adalah ibu dengan diagnosa Covid-19 dan
saturasi kurang baik agar terlebih dulu dilakukan pengecekan keadaan janin. Apabila
memungkinkan, pasien dirujuk ke Fasilitas Kesehatan memadai seperti Rumah Sakit
Doris Sylvanus Palangka Raya agar dapat ditangani dengan optimal.

3. Topik isu : Pelayanan pendaftaran BPJS bayi baru lahir di RSUD Palangka Raya masih
kurang optimal.
Solusi :
a. Bekerja sama dengan ruangan kebidanan lainnya (Poliklinik Kebidanan dan
Kandungan, IGD Ponek, VK bersalin, Nifas) untuk peningkatan sosialisasi atau KIE bagi
keluarga tentang syarat-syarat pembuatan BPJS Kesehatan bayi sejak sebelum ibu
bayi melahirkan atau saat pertama kali datang ke ruang bersalin untuk melahirkan,
dan atau saat memeriksakan kehamilan di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan.
b. Penambahan petugas admin pendaftaran BPJS di Rumah Sakit agar lebih
memudahkan proses pendaftaran BPJS pada bayi baru lahir.

4. Topik isu : Jumlah SDM RSUD Palangka Raya masih kurang dibandingkan dengan
banyaknya jumlah pasien yang ditangani terutama pasien Covid-19.
Solusi :
a. Pengajuan untuk penambahan kebutuhan SDM di RSUD Palangka Raya kepada
Pemerintah Daerah Kota Palangka Raya.
b. Pengajuan atau perekrutan relawan Covid-19 baik untuk petugas kesehatan dan juga
petugas administrasi.

Anda mungkin juga menyukai