“ORIENTASI MATERNAL PERINATAL DEATH NOTIFICATION” Selasa, 25 Mei 2021
Oleh :
Nama : Imelda Dwianti, A.Md.Keb
NIP : 19900209 202012 2 011
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KOTA PALANGKA RAYA LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KEIKUTSERTAAN DALAM KEGIATAN “ORIENTASI MATERNAL PERINATAL DEATH NOTIFICATION” I. KEGIATAN Waktu : Selasa, 26 Mei 2021 pukul 08.00 WIB s/d selesai Tempat : Ruang Rapat Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya Jl. Ir. Soekarno (Komplek Perkantoran Pemerintah Kota Palangka Raya) Dasar : Surat Tugas dari Direktur RSUD Kota Palangka Raya Nomor : 444/429/B-41/RSUD/V/2021 Kegiatan : Orientasi aplikasi MPDN (Maternal Neonatal Death Notification)
II. MATERI YANG DISAMPAIKAN DALAM KEGIATAN PERTEMUAN ORIENTASI
Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan prioritas nasional dan global untuk mencapai target Sustainable Development Goals (SDGs) di tahun 2030. Data kematian ibu dan bayi baru lahir sangat diperlukan sebagai dasar pengambilan kebijakan dan strategi dalam upaya penurunan AKI dan AKB. Surveilans adalah salah satu cara untuk mendapatkan data kematian dari total populasi yang diperoleh melalui mekanisme survey dan pelaporan. Namun, di Indonesia hanya menggunakan survei saja karena sampai dengan tahun 2017 belum ada mekanisme pelaporan yang cepat dan akurat. Berdasarkan data laporan rutin Ditketga Kemenkes RI tahun 2018 dari 14.640 data yang seharusnya dilaporkan kenyataan yang dilaporkan hanya 4.999 data saja atau sebanyak 34%. Oleh karena itu Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) telah mengembangkan suatu inovasi baru untuk mekanisme pelaporan yang akurat, cepat dan dapat digunakan untuk pengambilan keputusan taktis. Inovasi tersebut berupa sebuah aplikasi yang disebut Sistem Notifikasi Kematian Ibu atau Maternal Death Notification (MDN), yang kemudian diadaptasi oleh Kementerian Kesehatan RI. Maternal Neonatal Death Notification (MPDN) adalah sebuah aplikasi yang mempermudah pelaporan kematian maternal dan perinatal yang menggunakan jejaring internet dan telepon cerdas. Data yang masuk akan disimpan dalam server Pusdatin Kementerian Kesehatan RI, dan dalam penguasan penuh Kementerian Kesehatan RI. Akses terhadap data (pelaporan dan penerimaan laporan) hanya dapat dilakukan oleh pihak yang sudah terdaftar (terdaftar dari Dinkes Provinsi yang disampaikan ke pihak Kemenkes RI), dan dapat diakses setiap saat dan dimanapun melaui internet dan telepon cerdas yang sudah terinstalisasi aplikasi (sementara ini hanya tersedia aplikasi android). Ada dua produk yakni MPDN ( pelaporan kasus riil) dan DemoMPDN (untuk latihan/simulasi pelaporan data) Untuk panduan penggunaan aplikasi MPDN sudah dijelaskan dengan baik dalam buku Manual Penggunaan Aplikasi MPDN ( salinan buku terlampir ). Dan pengguna/pelapor adalah pihak yang sudah terdaftar oleh pihak Dinkes Provinsi dalam kegiatan orientasi ini tanggal 25 Mei 2021 dan atau kegiatan pengenalan yang pernah 1x dilakukan sebelumnya.Dalam orientasi ini dilakukan simulasi penginputan data kematian maternal dan perinatal di aplikasi DemoMPDN. Dalam penginputan pelaporan kasus kematian maternal ada 7 variabel yang diisi sedangkan penginputan pelaporan kasus kematian perinatal ada 21 variabel yang diisi. Definisi kematian ibu adalah kematian selama kehamilan atau dalam periode 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, akibat semua sebab yang terkait dengan atau diperberat oleh kehamilan maupun penanganannya (kematian obstetrik langsung), tetapi bukan disebabkan oleh kecelakaan atau cedera (WHO) (kematian obstetrik tidak langsung bila disebabkan oleh kecelakaan atau oleh penyakit yang diderita sejak sebelum kehamilan). Sedangkan definisi kematian perinatal di aplikasi dibagi dalam 3 kategori yakni : Kegururan : kehamilan berakhir/lahir pada kehamilan kurang dari 22 minngu Lahir mati : kehamilan berkahir/lahir pada usia kehamilan 22 minggu atau lebih dan tidak didapatkan tanda-tanda kehidupan Lahir hidup : kehamilan berkahir/lahir pada usia kehamilan 22 minggu atau lebih dan didapatkan tanda-tanda kehidupan namun meninggal beberapa waktu kemudian sampai dengan usia 28 hari. Pelaporan kematian maternal dan perinatal dilakukan oleh faskes yang dimana kejadian maternal ataupun perinatal terjadi. Faskes yang mendapat kejadian kematian maternal wajib melapor dan mengeluarkan Rekap Medis Maternal (RMM) dan bila kematian perinatal wajib melaporkan di aplikasi dan mengeluarkan Rekap Medis Perinatal (RPP) dan apabila pasien semasa kehamilan melakukan pemeriksaan selalu di Faskes tersebut, maka OVP (Otopsi Verbal Kematian) juga disertakan saat pelaporan manual ke Dinas Kesehatan. Namun, Semisal pasien tersebut rujukan dari Puskesmas dan meninggal di RS, maka pihak RS yang wajib melakukan pelaporan di aplikasi MPDN serta mengeluarkan Rekap Medis Maternal (RMM) ataupun Rekap Medis Perinatal (RMP) sedangkan yang mengeluarkan format Observasi Verbal kematian (OPV) dan Rekap Medik Perantara ( Rekap Medik Maternal Perantara = RMMP atau Rekap Medik Perinatal Perantara = RMPP) adalah Puskesmas yang merujuk. III. PENUTUP/RINGKASAN Maternal Neonatal Death Notification (MPDN) merupakan notifikasi secara digital dari proses Audit Maternal Perinatal-Surveilans & Respons (AMP-SR). Dengan MPDN pelaporan kematian maternal dan perinatal dilakukan secara cepat dan terstruktur dengan memanfaatkan teknologi informatika terkini. MPDN dapat berkontribusi dalam meningkatkan kualitas surveilans kematian ibu dan bayi baru lahir. Terdapat 2 varian aplikasi : MPDN dan DemoMPDN. MPDN dapat diakses menggunakan Aplikasi Web dan Aplikasi Android. LAMPIRAN