Anda di halaman 1dari 8

RINGKASAN MODUL I, II, III

AGENDA I
(WAWASAN KEBANGSAAN, ANALISIS ISU KONTEMPORER, KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA)

DISUSUN OLEH:
A’YUNIN TYASZUSTYN RUFAIDAH, A. Md. Kep.
NIP. 198610012022032001
RSUD Dr. DARSONO PACITAN
TH 2022
RINGKASAN MODUL 1 AGENDA 1

WAWASAN KEBANGSAAN

A. SEJARAH PERGERAKAN KEBANGSAAN INDONESIA


- 20 Mei 1908, puluhan anak muda berkumpul di aula Stovia. Dalam pertemuan itu mereka
sepakat mendirikan organisasi Boedi Oetomo
- Perhimpunan Indonesia (PI) merupakan organisasi pergerakan nasional pertama yang
menggunakan istilah "Indonesia". Bahkan Perhimpunan Indonesia menjadi pelopor kemerdekaan
bangsa Indonesia di kancah internasional. Perhimpunan Indonesia (PI) diprakarsai oleh Sutan
Kasayangan dan R. N. Noto Suroto pada 25 Oktober 1908 di Leiden,Belanda
- Pada tanggal 30 April 1926 di Jakarta diselenggarakan “Kerapatan Besar Pemuda”, yang
kemudian terkenal dengan nama “Kongres Pemuda I”. Kongres Pemuda I ini dihadiri oleh wakil
organisasi pemuda Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Ambon, Sekar Rukun, Jong Islamieten
Bond, Studerenden Minahasaers, kemudian Jong Bataks Bond dan Pemuda Kaum Theosofi juga
ikut dalam kerapatan besar.
- Pada 27-28 Oktober 1928, Kongres Pemuda Kedua dilaksanakan.
- Pada 1 Maret 1945 dalam situasi kritis, Letnan Jendral Kumakici Harada, pimpinan pemerintah
pendudukan Jepang di Jawa, mengumumkan pembentukan Badan Penyelidik Usaha-usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
- PPKI terbentuk pada 7 Agustus 1945.

B. WAWASAN KEBANGSAAN
dapat diartikan sebagai konsepsi cara pandang yang dilandasi akan kesadaran diri sebagai warga dari
suatu negara akan diri dan lingkungannya di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Prof. Muladi, Gubernur Lemhannas RI, meyampaikan bahwa wawasan kebangsaan adalah cara
pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya, mengutamakan kesatuan dan persatuan
wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

C. 4 (EMPAT) KONSENSUS DASAR BERBANGSA DAN BERNEGARA


a. Pancasila
Pancasila secara sistematik disampaikan pertama kali oleh Ir. Soekarno di depan sidang BPUPKI
pada tanggal 1 Juni 1945. Oleh Bung Karno dinyatakan bahwa Pancasila merupakan philosofische
grondslag, suatu fundamen, filsafaat, pikiran yang sedalam-dalamnya, merupaan landasan atau
dasar bagi negara merdeka yang akan didirikan.
b. Undang-Undang Dasar 1945
Di dalam Negara-negara yang mendasarkan dirinya atas demokrasi konstitusional, Undang-
undang dasar memiliki fungsi yang khas, yaitu membatasi kekuasaan pemerintah sedemikian
rupa, sehingga penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat sewenang-wenang. Dengan demikian
diharapkan hak- hak warga Negara terlindungi. Gagasan ini dinamakan konstitusionalisme.
c. Bhinneka Tunggal Ika
makna semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang dapat diuraikan Bhinna- Ika-Tunggal-Ia berarti
berbeda-beda tetapi pada hakekatnya satu. Sebab meskipun secara keseluruhannya memiliki
perbedaan tetapi pada hakekatnya satu, satu bangsa dan negara Republik Indonesia.
d. NKRI
Tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam sejarahnya dirumuskan dalam sidang periode
II BPUPKI (10-16 Juli 1945) dan selanjutnya disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945.
Adapun tujuan NKRI seperti tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV, meliputi :
a. Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah indonesia ;
b. Memajukan kesejahteraan umum;
c. Mencerdaskan kehidupan bangsa; dan
d. Ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial (Tujuan NKRI tersebut di atas sekaligus merupakan fungsi negara Indonesia.)

D. BENDERA, BAHASA, LAMBANG NEGARA, SERTA LAGU KEBANGSAAN


a. Bendera : sang merah Putih
b. Bahasa : Indonesia
c. Lambang negara : burung Garuda
d. Lagu kebangsaan : Indonesia Raya
E. IMPLEMENTASI
a. Nilai bela negara
b. Nilai-nilai dasar ASN
c. Fungsi ASN
F. Peran Aparatur Sipil Negara (ASN) Berdasarkan UU No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
Berdasarkan Penjelasan Umum UU No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (UU ASN), dalam
rangka mencapai tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam alinea ke-4 Pembukaan UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, diperlukan ASN yang profesional, bebas dari intervensi politik, bersih
dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi
masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
RINGKASAN MODUL 2 AGENDA 1

ANALISIS ISU KONTEMPORER

Adalah Kemampuan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan lingkungan


strategis dan analisis isu-isu kontemporer (segala hal yang berkaitan dengan saat ini).

A. KONSEP PERUBAHAN
“perubahan itu mutlak dan kita akan jauh tertinggal jika tidak segera menyadari dan berperan
serta dalam perubahan tersebut”

Berdasarkan Undang-undang ASN setiap PNS perlu memahami dengan baik fungsi dan tugasnya,
yaitu:

1. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan
peraturan perundang-undangan

2. Memberikan pelayanan publik yang profesional danberkualitas, serta

3. memperat persatuan dan kesatuan Negara Republik Indonesia

B. PERUBAHAN LINGKUNGAN STRATEGIS

Ditinjau dari pandangan Urie Brofenbrenner (Perron, N.C., 2017) ada empat level lingkungan
strategis yang dapat mempengaruhi kesiapan PNS dalam melakukan pekerjaannya sesuai bidang
tugas masing-masing, yakni: individu, keluarga (family), Masyarakat pada level lokal dan regional
(Community/ Culture), Nasional (Society), dan Dunia (Global).

C. ISU-ISU STRATEGIS KONTEMPORER


isu-isu strategis kontemporer diantaranya; korupsi, narkoba, paham radikalisme/ terorisme,
money laundry, proxy war, dan kejahatan komunikasi masal seperti cyber crime, Hate Speech, dan
Hoax, dan lain sebagainya.

D. Undang-undang ASN setiap PNS perlu memahami dengan baik fungsi dan tugasnya:

- Melaksanakan Kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan
peraturan perundang- undangan.
- Memberikan Pelayanan publik yang profesional dan berkualitas.
- Memperat Persatuan dan kesatuan Negara Republik Indonesia.
E. MODAL INSANI DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN LINGKUNGAN STRATEGIS
a. Modal Intelektual

Pada dasarnya manusia memiliki sifat dasar curiosity, proaktif dan inovatif yang dapat
dikembangkan untuk mengelola setiap perubahan lingkungan strategis yang cepat berubah.

b. Modal emosional
Goleman, et. al. (2013) menggunakan istilah emotional intelligence untuk menggambarkan
kemampuan manusia untuk mengenal dan mengelola emosi diri sendiri, serta memahami
emosi orang lain agar dia dapat mengambil tindakan yang sesuai dalam berinteraksi dengan
orang lain.

c. Modal sosial
Jaringan kerjasama di antara warga masyarakat yang memfasilitasi pencarian solusi dari
permasalahan yang dihadapi mereka. (rasa percaya, saling pengertian dan kesamaan nilai dan
perilaku yang mengikat anggota dalam sebuah jaringan kerja dan komunitas). Modal sosial
ditujukan untuk menumbuhkan kembali jejaringan kerjasama dan hubungan interpersonal
yang mendukung kesuksesan.

d. modal ketabahan (advercity)


Konsep modal ketabahan berasal dari Paul G. Stoltz (1997). Ketabahan adalah modal untuk
sukses dalam kehidupan, baik dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan sebuah organisasi
birokrasi. Berdasarkan perumpamaan pada para pendaki gunung, Stoltz membedakan tiga tipe
manusia: quitter, camper dan climber.

e. Modal etika/ moral


Kecerdasan moral sebagai kapasitas mental yang menentukan prinsip-prinsip universal
kemanusiaan harus diterapkan ke dalam tata-nilai, tujuan, dan tindakan kita atau dengan kata
lain adalah kemampuan membedakan benar dan salah. Empat komponen modal moral/etika
yakni: 1. Integritas (integrity), 2. Bertanggung-jawab (responsibility), 3. Penyayang
(compassionate), dan 4. Pemaaf (forgiveness).

f. Modal Kesehatan (kekuatan) Fisik/Jasmani :


Tolok ukur kesehatan adalah bebas dari penyakit, dan tolok ukur kekuatan fisik adalah; tenaga
(power), daya tahan (endurance), kekuatan (muscle strength), kecepatan (speed), ketepatan
(accuracy), kelincahan (agility), koordinasi (coordination), dan keseimbangan (balance).
RINGKASAN MODUL 3 AGENDA 1

KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA


A.KERANGKA KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA
“Kesiapsiagaan Bela Negara adalah suatu keadaan siap siaga yang dimiliki oleh seseorang baik secara
fisik, mental, maupun sosial dalam menghadapi situasi kerja yang beragam yang dilakukan berdasarkan
kebulatan sikap dan tekad secara ikhlas dan sadar disertai kerelaan berkorban sepenuh jiwa raga yang
dilandasi oleh kecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila dan
UUD Tahun 1945 untuk menjaga, merawat, dan menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan
bernegara”.
B. KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA DALAM LATSAR CPNS
kesiapsiagaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dalam berbagai bentuk pemahaman konsep yang
disertai latihan dan aktvitas baik fisik maupun mental untuk mendukung pencapaian tujuan dari Bela
Negara dalam mengisi dan melanjutkan cita cita kemerdekaan.
Rumusan 5 Nilai Bela Negara :
1. Rasa Cinta Tanah Air; indikatornya:
a. Menjaga tanah dan perkarangan serta seluruh ruang wilayahIndonesia.
b. Jiwa dan raganya bangga sebagai bangsa Indonesia
c. Jiwa patriotisme terhadap bangsa dan negaranya.
d. Menjaga nama baik bangsa dan negara.
e. Memberikan konstribusi pada kemajuan bangsa dan negara.
f. Bangga menggunakan hasil produk bangsa Indonesia
2. Sadar Berbangsa dan Bernegara;
a. Berpartisipasi aktif dalam organisasi kemasyarakatan, profesi maupun politik.
b. Menjalankan hak dan kewajibannya sebagai warga Negara sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
c. Ikut serta dalam pemilihan umum.
d. Berpikir, bersikap dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negaranya.
e. Berpartisipasi menjaga kedaulatan bangsa dan negara.
3. Setia kepada Pancasila Sebagai Ideologi Negara;
a. Paham nilai-nilai dalam Pancasila.
b. Mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
c. Menjadikan Pancasila sebagai pemersatu bangsa dan negara.
d. Senantiasa mengembangkan nilai-nilai Pancasila.
e. Yakin dan percaya bahwa Pancasila sebagai dasar negara.

4. Rela Berkorban untuk Bangsa dan Negara;


a. Bersedia mengorbankan waktu, tenaga dan pikirannya untuk kemajuan bangsa dan negara.
b. Siap membela bangsa dan negara dari berbagai macam ancaman.
c. Berpartisipasi aktif dalam pembangunan masyarakat, bangsa dan negara.
d. Gemar membantu sesama warga negara yang mengalami kesulitan.
e. Yakin dan percaya bahwa pengorbanan untuk bangsa dan negaranya tidak sia-sia.
5. Mempunyai Kemampuan Awal Bela Negara;
a. Memiliki kecerdasan emosional dan spiritual serta intelijensia.
b. Senantiasa memelihara jiwa dan raga
c. Senantiasa bersyukur dan berdoa atas kenikmatan yang telah diberikan Tuhan Yang Maha Esa.
d. Gemar berolahraga.
e. Senantiasa menjaga kesehatannya.
C. MANFAAT KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA
Apabila kegiatan kesiapsiagaan bela negara dilakukan dengan baik, maka dapat diambil manfaatnya
antara lain:
1. Membentuk sikap disiplin waktu, aktivitas, dan pengaturan kegiatan lain.
2. Membentuk jiwa kebersamaan dan solidaritas antar sesame rekan seperjuangan.
3. Membentuk mental dan fisik yang tangguh.
4. Menanamkan rasa kecintaan pada bangsa dan patriotism sesuai dengan kemampuan diri.
5. Melatih jiwa leadership dalam memimpin diri sendiri maupun kelompok dalam materi Team Building.
6. Membentuk Iman dan taqwa pada agama yang dianut oleh individu.
7. Berbakti pada orang tua, bangsa, agama.
8. Melatih kecepatan, ketangkasan, ketepatan individu dalam melaksanakan kegiatan.
9. Menghilangkan sikap negatif seperti malas, apatis, boros, egois, tidak disiplin.
10. Membentuk perilaku jujur, tegas, adil, tepat, dan kepedulian antar sesama.
C. ANCAMAN
Yang dimaksud dengan ancaman pada era reformasi diartikan sebagai sebuah kondisi, tindakan, potensi,
baik alamiah atau hasil suatu rekayasa, berbentuk fisik atau non fisik, berasal dari dalam atau luar
negeri, secara langsung atau tidak. Langsung diperkirakan atau diduga atau yang sudah nyata dapat
membahayakan tatanan serta kelangsungan hidup bangsa dan negara dalam rangka pencapaian tujuan
nasionalnya.
D.KEWASPADAAN DINI
kewaspadaan dini dilakukan untuk mengantisipasi berbagai dampak ideologi, politik, ekonomi, sosial,
dan budaya yang bisa menjadi ancaman bagi kedaulatan, keutuhan NKRI dan keselamatan bangsa.
E. AKSI NASIONAL BELA NEGARA
adalah sinergi setiap warga negara guna mengatasi segala macam ancaman, gangguan, hambatan, dan
tantangan dengan berlandaskan pada nilai-nilai luhur bangsa untuk mewujudkan negara yang berdaulat,
adil, dan makmur.

Anda mungkin juga menyukai