Anda di halaman 1dari 9

IDENTIFIKASI ISU

1.1 Deskripsi Isu


Kementerian Kesehatan melaporkan telah menemukan 18 dugaan kasus
Hepatitis Akut yang belum diketahui penyebabnya. Sebanyak tujuh dari 18 pasien
tersebut telah meninggal dunia, yang diantaranya adalah anak-anak. Dari 18 kasus
tersebut, tujuh kasus masuk dalam status pending classification, tujuh discarded,
satu dalam proses verifikasi dan satu probable. Tujuh kasus discarded terdiri dari
satu orang positif Hepatitis A, satu orang positif Hepatitis B, satu orang positif Tifoid,
dua orang demam berdarah dengue, dan dua lainnya berusia lebih dari 16 tahun.
Berikut beberapa isu yang dapat kami temukan dari kasus tersebut.
1. Masyarakat menganggap bahwa penyakit hepatitis berasal dari vaksin
Covid-19
Beredar berita yang menyebutkan bahwa kasus hepatitis yang telah
menyerang anak disebabkan oleh vaksin Covid-19. Berita hoax tersebut
hanya menyebabkan efek yang merusak di tengah-tengah masyarakat atau
kontraproduktif. Prof. Dr. Hanifah Oswari, Sp. A(K) mengatakan bahwa
hubungan antara hepatitis akut bergejala berat dan adenovirus pada vaksin
Covid-19 tidaklah benar. Ia juga membantah tegas bahwa munculnya kasus
hepatitis akut misterius ini berhubungan dengan vaksin Covid-19. Juru Bicara
Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi juga memberikan penjelasan
bahwa 3 anak yang meninggal akibat hepatitis akut ini ketiganya negatif
Covid-19. Usia mereka pada saat itu juga belum mendapatkan vaksin Covid-
19.
2. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penyakit hepatitis
Perkembangan ilmu pengetahuan di masa awal pandemi hingga
sekarang menjadi sangat pesat. Banyak bermunculan website bahkan
aplikasi baru yang memudahkan masyarakat mencari informasi dalam
berbagai hal. Masyarakat yang tinggal di kota akan lebih mudah mengakses
banyak info melalui media elektronik daripada masyarakat yang tinggal di
desa. Masyarakat yang tinggal di desa bahkan daerah pedalaman memiliki
keterbatasan karena jauh dari fasilitas dan jejaring internet. Hal ini
menyebabkan banyak masyarakat yang belum memahami betul tentang
penyakit hepatitis. Bahkan masyarakat yang tinggal di kota pun dapat
terkecoh dengan informasi-informasi hoax seputar penyakit hepatitis.
3. Kurangnya sosialisasi kepada masyarakat tentang penyebab dan gejala
penyakit hepatitis
Dibutuhkan suatu pendekatan yang digunakan untuk menyamakan
persepsi dengan masyarakat yaitu dengan sosialisasi. Dengan dilakukannya
sosialisasi, masyarakat lebih mudah menerima apa yang disampaikan
dibanding apa yang dicari. Sosialisasi merupakan cara yang mudah dan
efektif dalam sebuah penyampaian pesan. Sosialisasi juga merupakan
proses memperkenalkan sebuah system pada seseorang dan bagaimana
orang tersebut menentukan tanggapan serta reaksinya. Sosialisasi tentang
suatu penyakit berarti dibutuhkan untuk meningkatkan pengetahuan
masyarakat serta merubah sikap dan perilaku dalam menghadapi penyakit
tersebut. Pada kenyataannya di lapangan masih banyak ditemui masyarakat
yang tinggal di daerah terpencil tidak mendapatkan sosialisi tentang penyakit
berbahaya hepatitis ini.
4. Tidak optimalnya petugas kesehatan daerah dan kota dalam
memberikan informasi dan penyuluhan
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan
dengan cara menyebarkan informasi-informasi pesan, menanamkan
keyakinan, sehingga masyarakat sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau
dan bias melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan
kesehatan serta terjadi peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap
(Notoatmodjo, 2012). Penyampaian informasi juga harus diperhatikan agar
tidak terjadi kesalahpahaman atau bahkan muncul berita hoax. Dalam hal
ini penyampaian informasi harus satu kata dari Kementerian Kesehatan
kemudian disampaikan melalui pihak petugas kesehatan dari kota hingga
daerah kepada masyarakat. Banyaknya pembuat berita hoax tentang
munculnya penyakit hepatitis disebabkan oleh vaksin Covid-19 adalah ulah
dari masyarakat yang ingin merusak bangsa Indonesia sendiri.
2. Identifikasi Isu dan Penetapan Isu Utama
1.2.1 Identifikasi Isu
Laporan rancangan isu yang terjadi di lingkup masyarakat sekitar pada saat
ini mengenai penyakit masalah kesehatan pada saat ini :

Tabel 1.2.1 Identifikasi Isu


Kondisi yang
No. Identifikasi Isu Kondisi Sekarang
Diharapkan

1. Masyarakat Beredar berita yang Masyarakat dapat


menganggap menyebutkan bahwa memilah berita yang
bahwa penyakit kasus hepatitis yang factual dan dapat
hepatitis berasal telah menyerang anak dipercaya tentang
dari vaksin Covid- disebabkan oleh penyakit hepatitis
19 vaksin Covid-19 yang beserta
hanya menyebabkan penanggulangannya
efek yang serta tidak mudah
kontraproduktif terhasut oleh berita
bohong.
2. Kurangnya Masyarakat khususnya Penyebarluasan
pengetahuan yang berada di informasi yang valid
masyarakat pedesaan yang tidak tentang penyakit
tentang penyakit terjangkau oleh hepatitis kepada
hepatitis internet dan fasilitas masyarakat melalui
Kesehatan kesulitan sosialisasi kepada
mendapatkan masyarakat.
informasi yang valid
tentang penyakit
hepatitis.
3. Kurangnya Di lapangan masih Sosialisasi tentang
sosialisasi kepada banyak ditemui penyakit hepatitis
masyarakat masyarakat yang dibutuhkan untuk
tentang penyebab tinggal di daerah meningkatkan
dan gejala terpencil tidak pengetahuan
penyakit hepatitis mendapatkan sosialisi masyarakat serta
tentang penyakit merubah sikap dan
berbahaya hepatitis ini. perilaku dalam
menghadapi
penyakit tersebut.
4. Tidak optimalnya Sosialisasi dan Penyampaian
petugas penyuluhan oleh informasi harus satu
kesehatan daerah petugas kesehatan kata dari
dan kota dalam kurang memadai dan Kementerian
memberikan menjangkau semua Kesehatan
informasi dan lapisan masyarakat kemudian
penyuluhan serta belum disampaikan melalui
sepenuhnya membuat pihak petugas
masyarakat lebih kesehatan dari kota
paham tentang hingga daerah
Kondisi yang
No. Identifikasi Isu Kondisi Sekarang
Diharapkan

penyakit hepatitis ini. kepada masyarakat

Dari beberapa isu di atas, langkah selanjutnya adalah menyeleksi


kualitas isu yang akan dicari solusinya. Selanjutnya menganalisis isu
tersebut menggunakan metode A (Aktual), K (Kekhalayakan), P
(Problematik), L (Kelayakan) untuk mengetahui isu mana yang dominan.
Nilai AKPL ini didapat dari hasil pengamatan dan pengalaman selama
menjadi petugas sanitasi

Tabel 1.2.2 Seleksi Menentukan Kualitas Isu Menggunakan Metode AKPL

No. Permasalahan A K P L Jumlah Peringkat


1. Masyarakat 3 4 3 4 14 II
menganggap bahwa
penyakit hepatitis
berasal dari vaksin
covid-19
2. Kuranya pengetahuan 3 4 3 3 13 IV
masyarakat tentang
penyakit Hepatitis
3. Kurangnya sosialisasi 4 4 4 4 16 I
kepada masyarakat
tentang penyebab dan
gejala penyakit hepatitis
4 Tidak optimalnya 3 3 3 3 12 III
petugas kesehatan
daerah dan kota dalam
meberikan informasi
dan penyuluhan

Adapun kriteria penetapan indikator AKPL, yaitu:


Aktual:
1. Pernah benar-benar terjadi
2. Benar-benar sering terjadi
3. Benar-benar terjadi dan bukan menjadi pembicaraan
4. Benar-benar terjadi terkadang menjadi bahan pembicaran
5. Benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan

Kekhalayakan
1. Tidak menyangkut hajat hidup orang banyak
2. Sedikit menyangkut hajat hidup orang banyak
3. Cukup menyangkut hajat hidup orang banyak
4. Menyangkut hajat hidup orang banyak
5. Sangat menyangkut hajat hidup orang banyak

Problematik
1. Masalah sederhana
2. Masalah kurang kompleks
3. Masalah cukup kompleks namun tidak perlu segera dicarikan solusi
4. Masalah kompleks
5. Masalah sangat kompleks sehingga perlu dicarikan segera solusinya
Kelayakan
1. Masuk akal
2. Realistis
3. Cukup masuk akal dan realistis
4. Masuk akal dan realistis
5. Masuk akal, realistis, dan relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan
masalahnya

Berdasarkan penetapan isu dengan menggunakan teknik AKPL, kemudian


menarik tiga isu yang mendapat peringkat I, II dan III yang dipertimbangkan
kembali untuk dijadikan isu prioritas atau isu utama. Kemudian tiga isu
tersebut kembali diidentifikasi dengan menggunakan teknik U (Urgency), S
(Seriousness), dan G (Growth).

Tabel 1.2.3 Seleksi Menentukan Kualitas Isu Menggunakan Metode USG

No. Isu U S G Jumlah Peringkat


1. Masyarakat 4 4 3 11 II
menganggap bahwa
penyakit hepatitis
No. Isu U S G Jumlah Peringkat
berasal dari vaksin
covid-19
2. Kurangnya sosialisasi 4 4 4 12 I
kepada masyarakat
tentang penyebab dan
gejala penyakit
hepatitis
3 Tidak optimalnya 3 3 4 10 III
petugas kesehatan
daerah dan kota dalam
meberikan informasi
dan penyuluhan

Adapun kriteria penetapan indikator USG, yaitu:


 Urgency (seberapa mendesak isu tersebut perlu di bahas dikaitkan dengan
waktu yang tersedia serta seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk
memecahkan masalah yang menyebabkan isu tersebut)
1 : tidak penting
2 : kurang penting
3 : cukup penting
4 : penting
5 : sangat penting
 Seriousness (seberapa serius isu tersebut perlu di bahas dikaitkan dengan
akibat yang timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang
menimbulkan isu tersebut)
1 : akibat yang ditimbulkan tidak serius
2 : akibat yang ditimbulkan kurang serius
3 : akibat yang ditimbulkan cukup serius
4 : akibat yang ditimbulkan serius
5 : akibat yang ditimbulkan sangat serius
 Growth (Seberapa kemungkinan-kemungkinannya isu tersebut menjadi
berkembang dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu akan makin
memburuk jika dibiarkan)
1 : tidak berkembang
2 : kurang berkembang
3 : cukup berkembang
4 : berkembang
5 : sangat berkembang
Berdasarkan hasil uji isu dengan pendekatan teknik USG, maka
kesimpulan yang diperoleh mengarah pada isu:
“Kurangnya sosialisasi kepada masyarakat tentang penyebab dan gejala
penyakit hepatitis”

1.2.2 Penetapan Isu Utama

Berdasarkan list masalah yang diuji dengan menggunakan pendekatan


teknik AKPL dan USG, maka dapat diperoleh masalah prioritas atau masalah
utama yang harus ditangani terlebih dahulu, yaitu “Kurangnya sosialisasi
kepada masyarakat tentang penyebab dan gejala penyakit hepatitis”.
3. Penetapan Penyebab Isu Dan Dampak

3.1 Penetapan penyebab Isu Menggunakan Analisis Fish Bone

Kurangnya sosialisasi kepada

Kurangnya masyarakat tentang penyebab dan

sumber gejala penyakit hepatitis

informasi
kurangnya
pengetahuan petugas petugas
yang memahami
tentang penyakit keterbatasan
hepatitis media untuk
mengakses
informasi

kurangnya minat
Kurangnya sosialisasi
petugas untuk
SOP hepatitis kepada
mempelajari SOP
petugas Hepatitis

3.2 Penetapan akar penyabab isu menggunakan analisis 5 W Sakichi


Toyoda
1. Mengapa sosialisasi kepada masyarakat tentang penyebab dan gejala
penyakit hepatitis masih kurang?
Karena kurangnnya pengetahuan petugas yang memahami tentang
penyakit hepatitis
2. Mengapa petugas kurang memahami tentang penyakit hepatitis?
Karena kurangnnya sosialisasi SOP Hepatitis kepada petugas

3. Mengapa sosialisasi SOP Hepatitis kepada petugas kurang?


Karena kurangnya minat petugas untuk mempelajari SOP Hepatitis
4. Mengapa minat petugas untuk mempelajari SOP hepatitis kurang?
Karena kurangnya sumber informasi petugas
5. Mengapa petugas kurang sumber informasi?
Karena keterbatasan media untuk mengakses informasi

Dampak Jika Isu Tidak Ditangani


isu/masalah tersebut tidak ditangani maka akan berdampak pada hal-hal berikut ini.

a. Rantai penularan akan terus berlanjut hingga pada masyarakat yang lebih
luas
b. Peningkatan stigma dan diskriminasi terhadap penderita hepatitis dan
keluarga
c. Peningkatan kesakitan akibat kurang pemahaman masyarakat akan
penyebab dan gejala hepatitis
d. Dengan kurangnya sosialisasi menyebabkan penurunan kualitas hidup
bagi masyarakat yang terkena hepatitis, karena keterlambatan
penanganan

Anda mungkin juga menyukai