Anda di halaman 1dari 49

LAPORAN AKTUALISASI

PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL


GOLONGAN II PEMERINTAH KABUPATEN MUARA ENIM

GERAKAN SADAR MINUM TABLET TAMBAH DARAH UNTUK


CEGAH ANEMIA PADA IBU HAMIL

Oleh :

VIVI HARTATI
NIP . 19970328 201902 2 002
NDH : 20

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN II ANGKATAN II


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH
PROVINSI SUMATRA SELATAN
DI KABUPATEN MUARA ENIM
TAHUN 2019
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORANAN AKTUALISASI

GERAKAN SADAR MINUM TABLET TAMBAH DARAH UNTUK


CEGAH ANEMIA PADA IBU HAMIL

Disusun Oleh:
VIVI HARTATI
NIP . 19970328 201902 2 002
NDH: 20

Telah Diseminarkan dan disetujui pada:


Hari/Tanggal : Jumat, 12 juli 2019
Tempat : Balai Diklat Pemerintahan Kabupaten
Muara Enim

COACH, MENTOR,
KEPALA PUSKESMAS

Ir. Tri Yusnanie, M.M Wansori Daya, SKM


Widyaiswara Ahli Muda Penata Tingkat 1 / III.d
NIP. 19680411 199403 2 006 NIP. 19691117 199203 1 003

Mengetahui / Menyetuji,
a.n. KEPALA BKPSDM KABUPATEN MUARA ENIM
KABID PENEMBANGAN KOMPETENSI APARATUR

Erlandi, Sip. MM
Pembina/IV.a
NIP. 19680817 198909 1 001
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKTUALISASI

GERAKAN SADAR MINUM TABLET TAMBAH DARAH UNTUK


CEGAH ANEMIA PADA IBU HAMIL

Disusun Oleh:
VIVI HARTATI
NIP. 19970328 201902 2 002
NDH: 20

Telah Diseminarkan dan disahkan pada:


Hari/Tanggal : Jumat, 12 juli 2019
Tempat : UPT Diklat BKPSDM Kabupaten Muara Enim

COACH, MENTOR,
KEPALA PUSKESMAS

Ir. Tri Yusnanie, M.M Wansori Daya, SKM


Widyaiswara Ahli Muda Penata Tingkat 1 / III.d
NIP. 19680411 199403 2 006 NIP. 19691117 199203 1 003

Mengetahui / Mengesahkan
a.n. KEPALA BPSDMD Provinsi Sumatra Selatan
KABID PENGEMBANGAN KOMPETENSI MANAJERIAL

Hj. Holijah, SH, MH


Pembina Tingkat 1/ IV.b
NIP. 19690907 199603 2 004
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah Swt yang telah


memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Aktualisasi ini dengan judul “Gerakan Sadar
Minum Tablet Tambah Darah Untuk Cegah Anemia Pada Ibu Hamil”
yang merupakan Laporan Aktualisasi Nilai-nilai Dasar PNS sebagai salah
syarat untuk kelulusan Pelatihan Dasar Golongan II di Kabupaten Muarera
Enim. Dengan adanya Laporan Aktualisasi diharapkan mampu
menjadikan peserta lebih mampu memahami dan menunjukkan perilaku
dari nilai-nilai ANEKA. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusun laporan rancangan aktualisasi ini, khususnya kepada:

1. Kedua orang tua yang selalu mensuport dan mendoakan


2. Kepala BPSDMD Provinsi Sumatra Selatan , para pejabat Struktural,
staf dan jajarannya.
3. Kepala BKPSDM Kabupaten Muara Enim, para pejabat Struktural ,
staf dan jajarannya.
4. Ibu Hj. Holijah, S.H.,M.H., Selaku Kabid Pengembangan Kompetensi
Manajerial BPSDMD Provinsi Sumatra Selatan.
5. Bapak Erlandi, S.IP., M.M., Selaku Kabid Pengembangan Kopetensi
Aparatur
6. Ibu Vivi Mariani, S.Si.M.Bmd.A.pt Selaku Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Muara Enim dan pejabat Struktural beserta staf-staf nya.
7. Bapak Wansori Daya, SKM selaku pimpinan Puskesmas Sumber
Mulia dan sekaligus mentor dalam penyusunan laporan rancangan
aktualisasi ini.
8. Ibu Ir. Tri Yusnanie, M. M. selaku coach dalam penyusunan laporan
rancangan aktualisasi ini
9. Bapak dan Ibu widyaiswara yang telah memberikan materi dengan
tulus dan semangat selama pendidikan dan pelatihan
10. Saudara sekandung, ipar dan ponakan tersayang yang selalu
mendoakan dan memberikan support terbaik untuk merancang
aktualisasi ini.
11. Teman-teman seperjuangan di latsar golongan II angkatan II dan III di
Balai Diklat Pemerintahan Kabupaten Muara Enim , terutama KAMAR
1 (Mifa, Kurmia Reza, Yuk tiww, Rara, kak therr, yuk munmun dan
yuk Efti)

Penulis menyadari bahwa laporan aktualisasi ini masih banyak


kekurangan, maka dari itu kritik dan saran yang membangun selalu
penulis harapkan agar laporan aktualisasi ini jauh lebih baik. Semoga
laporan aktualisasi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak
yang berkepentingan.

Muara Enim, Juli 2019

Penulis,
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................... i


LEMBAR PERSETUJUAN .................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………….. iii
KATA PENGANTAR.............. ................................................... iv
DAFTAR ISI........................... .................................................... vi
DAFTAR TABEL.................... ................................................... viii
DAFTAR GAMBAR.................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN....... ................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................... 1
B. Tujuan dan Manfaat ................................................. 3
C. Ruang Lingkup ......................................................... 3
BAB II DESKRIPSI AKTUALISASI (HABITUASI) ................... 4
A. Deskripsi Organisasi................................................. 4
1. Profil Organisasi ................................................. 4
2. Visi, Misi, Motto, dan Nilai-Nilai Organisasi ........ 7
B. Deskripsi Isu/Situasi Problematik ............................. 11
C. Analisis Isu ............................................................... 12
D. Argumentasi terhadap Core Issue Terpilih ............... 14
E. Nilai-Nilai Dasar Profesi PNS ................................... 15
F. Matrik Rancangan .................................................... 33
G. Jadwal Kegiatan ....................................................... 39
H. Kendala dan Antisipasi ............................................. 41

BAB III RANCANGAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PROFESI


PNS
A. Pendalaman Core Issue Terpilih ..................................................... 42
B. Capaian Aktualisasi…………………………………………….....64
C. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan...........................................................65
BAB IV PENUTUP ...........................................................................68
A. Kesimpulan……………………………………………………...68
B. Saran…………………………………………………………….68 .
C. Biodata…………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................70
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
1.1 Deskripsi Isu / Situasi Problematik………………………….12
1.2 Bobot Penetapan Kriteria Kualitas ISU AKPK …………….13
1.3 Tabel Analisis Isu Menggunakan AKPK……………………13
1.4 Tabel matrik Rancangan…………………………………….33
1.5 Jadwal kegiatan…………………….………………………….39
1.6 Kendala dan antisipasi………………………….…………….41
1.7 Pelaksanaan Kegiatan …………………….………………….44
1.8 Capaian kegiatan habituasi……………………………………65

DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2. 1 Peta wilaya kerja UPTD Puskesmas Sumber Mulia……… 5
2. 2 Struktur Organisasi UPTD Puskesmas Sumber Mulia…… 6
2. 3 Tingkat akuntabilitas ………………………………………….16
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara mengamanatkan Instansi Pemerintah Untuk wajib memberikan
Pendidikan dan Pelatihan terintegrasi bagi Calon Pegawai Negeri Sipil
(CPNS) selama satu (satu) tahun masa percobaan. Tujuan dari
Pelatihan terintegrasi ini adalah untuk membangun integritas moral,
kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan,
karakter kepribadian yang unggul dan bertanggungjawab, dan
memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. Dengan
demikian UU ASN mengedepankan penguatan nilai-nilai dan
pembangunan karakter dalam mencetak PNS.

Pelatihan ini memadukan pembelajaran klasikal dan non-klasikal


di tempat Pelatihan serta di tempat kerja, yang memungkinkan peserta
mampu untuk menginternalisasi, menerapkan, dan
mengaktualisasikan, serta membuatnya menjadi kebiasaan
(habituasi), dan merasakan manfaatnya, sehingga terpatri dalam
dirinya sebagai karakter PNS yang professional.Nilai-nilai
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti
korupsi (ANEKA) merupakan nilai-nilai dasar profesi PNS yang perlu
diterapkan dan dimaknai dalam setiap kegiatan yang dilakukan PNS
sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) nya.
Pembentukan PNS yang profesional harus diawali dengan
Pendidikan dan Pelatihan yang inovatif dan terintegrasi, hal ini
ditegaskan dalam Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 12
Tahun 2018 Tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil.
Dalam sistem penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon PNS
memadukan pembelajaran klasikal dan non-klasikal di tempat
pelatihan lain dan di tempat kerja sehingga memungkinkan peserta
mampu menginternalisasi, menerapkan, serta membuatnya menjadi
kebiasaan (habituasi).

Anemia pada ibu hamil merupakan salah satu faktor resiko


terjadinya kematian ibu dan anak. Upaya pencegahan anemia pada
ibu hamil dilaksanakan melalui program pemberian tablet Fe pada ibu
hamil sebanyak 90 tablet selama kehamilan. World Health
Organization (WHO) melaporkan bahwa terdapat 52% ibu hamil
mengalami anemia di negara berkembang. Di Indonesia (Susenas dan
Survei Depkes-Unicef) dilaporkan bahwa dari sekitar 4 juta ibu hamil,
separuhnya mengalami anemia gizi dan satu juta lainnya mengalami
kekurangan energi kronis.
Hasil Riskesdas 2013 menyatakan bahwa anemia terjadi pada
37,1% ibu hamil di Indonesia, 36,4% (Profil Kesehatan RI, 2017).
Pada tahun 2018 diwilaya Puskesmas Sumber Mulia dilaporkan kasus
anemia pada ibu hamil sebanyak 47 orang (Profil Puskesmas sumber
Mulia, 2018).
Ibu hamil merupakan salah satu kelompok rawan kekurangan
gizi, karena terjadi peningkatan kebutuhan gizi untuk memenuhi
kebutuhan ibu dan janin yang dikandung. Anemia pada ibu hamil
dihubungkan dengan meningkatnya kelahiran prematur, kematian ibu
dan anak dan penyakit infeksi. Anemia defisiensi besi pada ibu dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan berkembangan janin/bayi saat
kehamilan maupun setelahnya. (Profil Kesehatan RI, 2017).
Peran petugas dalam promosi kesehatan sangat diperlukan
berkaitan agar Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM)
berupa preventif dan promotif dapat direalisasikan sesuai dengan
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1114/Menkes/SK/VII/2005
tentang pedoman promosi kesehatan daerah. Adapun pengangkatan
isu Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara Nomor : 374/MMENKES/SK/III/2007, tentang Standar
Profesional Gizi. Oleh karena itu peserta tertarik untuk mengangkat
rancangan aktualisasi tentang “Gerakan Sadar Minum Tablet Tambah
Darah Untuk Cegah Anemia Pada Ibu Hamil”.
B. Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan :
a. Untuk mengidentifikasikan Nilai-nilai Dasar Profesi PNS, Peran dan
Kedudukan PNS dalam NKRI dalam aktualisasi.
b. Mampu menerapkan Peran dan Kedudukan PNS dalam NKRI
dalam lingkungan kerja.
c. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Latihan Dasar
CPNS Pemerintah kabupaten Muara Enim
2. Manfaat :
a. Bagi peserta diklat
- Mampu mengananalisis nilia-nilai dasar ASN kepada diri sendiri
maupun dalam ruang lingkup pekerjaan
- Mewujudkan sikap professional, akuntabel, dan transparan.
b. Bagi Unit Kerja
- Terwujudnya pelayanan kesehatan yang prima .
- Mampu meningkatkan kualitas SDM
- Meningkatkan capaian konsumsi tablet Tambah Darah
c. Bagi Masyarakat
- Untuk menambahakan wawansan kepada masyarakat tentang
pentingnya tablet Tambah Darah.
C. Ruang Lingkup
Aktualisasi peran dan kedudukan Aparatur Sipil Negara (ASN)
dalam NKRI sebagai unsur aparatur negara dilakukan di UPTD
Puskesmas Sumber Mulia .Ruang lingkup rancangan aktualisasi akan
dilaksanakan mulai tangal 29 mei sampai 9 juli 2019 di dua desa di
wilaya kerja puskesmas sumber mulia dengan judul Gerakan sadar
minum tablet Fe untuk cegah anemia pada ibu hamil. berkaitan
dengan nilai-nilai dasar profesi PNS yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti korupsi (ANEKA).
BAB II

DESKRIPSI AKTUALISASI (HABITUASI)

A. Deskripsi Organisasi
1. Profil UPTD Puskesmas Sumber Mulia
a. sejarah
UPTD Puskesmas Sumber Mulia didirikan pada tahun 1985
Sebagai Puskesmas Pembantu dengan nama PUSTU Payung
Negara I. Penanggung PUSTU adalah Bapak Rahmadi (almarhum)
yang berstatus sebagai Pembantu Perawat. PUSTU ini menginduk
pada Puskesmas Beringin Kecamatan Lubai Kabupaten Muara
Enim.
Pada Tahun 1992 Desa Payung Negara I berubah nama
menjadi Desa Sumber Mulia dan ditahun yang sama berdirilah
Puskesmas Sumber Mulia. Puskesmas ini berstatus sebagai
Puskesmas Induk, pertama kali dipimpin dr. Lazuardi. Setelah
berdirinya Puskesmas Sumber Mulia fungsi Puskesmas Pembantu
Payung Negara di pindahkan ke Puskesmas Sumber Mulia dan
terpisah dari Puskesmas Beringin.
Bangunan pertama didirikan dipergunakan dari tahun 1992-
2017. Bulan Mei 2016 dilakukan pembangunan gedung Puskesmas
baru seluas 288 m² (22 m x 12m). Pada tahun 2017 gedung baru
diresmikan, kemudian
kegiatan pelayanan dipindahkan kegedung baru UPTD
Puskesmas Sumber Mulia yang terletak di Desa Sumber Mulia
Kecamatan Lubai Ulu Kabupaten Muara Enim.
b. Letak Geografis
Puskesmas Sumber Mulia merupakan Puskesmas yang
terletak di desa Sumber Mulia Kecamatan Lubai Ulu Kabupaten
Muara Enim dengan batas wilayah administratif di sebelah Utara
berbatasan dengan Kabupaten OKU, sebelah Timur berbatasan
dengan Kecamatan Beringin, sebelah Selatan berbatasan dengan
Kecamatan Rambang Dangku, dan di sebelah Barat berbatasan
Dengan Kabupaten OKU.

Gambar 2.1 Peta Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Sumber


Mulia
Peta diatas menunjukkan batas wilayah administrasi
Kabupaten Kecamatan Lubai Ulu. Secara umum Kecamatan Lubai
Ulu merupakan dataran rendah dan sebagian besar lahannya
merupakan tanah hutan dan pertaopisnian. Beriklimtropis yang
mempunyai dua musim yaitu musim hujan dan musim
kemarau.Dengan temperatur rata-rata 22 – 36 ºC.
Secara administratif Kecamatan Lubai Ulu terdiri dari 11 desa
yaitu desa Sumber Mulia, Karang Agung, Karang Mulia, Karang
Sari, Pagar Dewa, Prabumenang, Sumber Asri, Lecah, Lubai
Persada, Lubai Makmur, dan desa Mekar Jaya.
c. Struktur organisasi
Struktur Organisasi UPTD Puskesmas Sumber Mulia
2. Visi, Misi, Motto dan Nilai-Nillai Organisasi
a. Visi

“Mewujudkan masyarakat Lubai Ulu yang mandiri untuk hidup sehat


dengan Pelayanan Prima.”
b. Misi
 Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu dan merata bagi
seluruh masyarakat.
 Memberdayakan dan mendorong kemandirian masyarakat untuk
berprilaku hidup bersih dan sehat.
 Meningkatkan profesionalisme tenaga kesehatan.
c. Motto
“Kami melayani dengan cepat , adil, normative, teladan, inovatif
dan kepuasa pelangan
d. Nilai Organisasi

C = CEPAT
Cepat dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat

A = ADIL
Memberikan pelayanan yang merata kepada seluruh lapisan
masyarakat

N= NORMATIF
Normatif dalam memberikan pelayanan kesehatan petugas tetap
bertindak sesuai norma yang berlaku

T = TELADAN
Petugas kesehatan dapat menjadi contoh bagi masyarakat dalam
melakukan hidup sehat

I = INOVASI
Mampu berinovasi untuk meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat
K = KEPUASAN
Memberikan pelayanan dan kepuasan kepada pasien.
3. Tugas Pokok dan fungsi ahli gizi
Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara Nomor : 374/MMENKES/SK/III/2007, tentang Standar Profesional
Gizi. Tugas pokok Nutrisionis adalah melaksanakan pelayanan di bidang
gizi, makanan dan dietetik yang meliputi pengamatan, penyusunan program,
pelaksanaan, penilaian gizi perorangan, kelompok di masyarakat dan rumah
sakit. dengan rincian kegiatan Nutrisionis Pelaksana (pangkat Pengatur,
golongan ruang II/c) adalah sebagai berikut :
1. Mengumpulkan data gizi, makanan dan dietetik serta penunjangnya dalam
rangka menyusun rencana tahunan.
2. mengumpulkan data gizi, makanan dan dietetik serta penunjangnya dalam
rangka menyusun rencana 3 bulanan.
3. Mengumpulkan data gizi, makanan dan dietetik serta penunjangnya dalam
rangka menyusun rencana bulanan.
4. Mengumpulkan data gizi, makanan dan dietetik serta penunjangnya dalam
rangka menyusun rencana harian.
5. Mengumpulkan data dan literatur dalam rangka menyusun juklak/juknis di
bidang gizi, makanan dan dietetik.
6. Mengumpulkan data dalam rangka menyusun pedoman gizi, makanan dan
dietetik.
7. Mengumpulkan data dalam rangka menyusun standar gizi, makanan dan
dietetik.
8. Mengumpulkan data untuk pengamatan masalah di bidang gizi, makanan
dan dietetik secara sekunder.
9. Mengumpulkan data anak balita, bumil dan buteki untuk pemberian
makanan tambahan, penyuluhan dan pemulihan pada anak balita
dengan status gizi kurang.
10. Mengumpulkan data makanan-kelompok sasaran setempat untuk penilaian
mutu gizi, makanan dan dietetik.
11. Memeriksa dan menerima bahan materi, pangan, peralatan dan sarana
pelayanan gizi, makanan dan dietetik.
12. Menyimpan bahan materi, pangan, peralatan dan sarana kegiatan
pelayanan gizi, makanan dan dietetik.
13. Mencatat dan melaporkan bahan , materi, pangan, peralatan dan sarana di
ruang penyimpanan sarana harian.
14. Menyalurkan bahan, materi pangan, peralatan, dan sarana sesuai
permintaan unit atau wilayah kerja secara harian/mingguan.
15. Memeriksa ruang penyimpanan makanan, secara harian (tiap 10 harian).
16. Melakukan pengukuran Tinggi Badan (TB), Berat Badan (BB), umur
di unit atau wilayah kerja secara bulanan bagi anak balita.
17. Melakukan pengukuran TB, BB, umur di unit atau wilayah kerja secara 4
bulanan bagi anak sekolah SD.
18. Melakukan pengukuran TB, BB, umur di unit atau wilayah kerja
sesuai kebutuhan.
19. Melakukan pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) di unit atau
wilayah kerja.
20. Melakukan pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT) pada orang
dewasa di unit/wilayah kerja sesuai kebutuhan.
21. Melakukan anamnesa diet klien (food frekuensi dan rata-rata contoh
hidangan).
22. Melakukan recall makanan 24 jam lewat bagi klien.
23. Melakukan perhitungan kandungan gizi makanan klien.
24. Mencatat dan melaporkan atas hasil pengukuran BB, TB dan umur.
25. Mencatat dan melaporkan atas hasil pengukuran IMT.
26. Mencatat dan melaporkan atas hasil pengukuran LILA.
27. Mencatat dan melaporkan anamnesa diet.
28. Menyediakan makanan tambahan untuk balita atau penyuluhan gizi.
29. Menyediakan makanan biasa tambahan.
30. Menyediakan kapsul vitamin A.
31. Menyediakan kapsul yodium.
32. Menyediakan preparat besi.
33. Menyediakan obat gizi ( Tablet Tambah Darah )
34. Melakukan pencatatn harian, penyediaan makanan biasa.
35. Melakukan pencatatan harian, penyediaan diet sederhana.
36. Memantau diet klien selama dirawat.
37. Memantau kegiatan pengukuran BB, TB, umur di tingkat desa
meliputi sasaran, status gizi dan SKDN (jumlah balita yang
ada/terdaftar, jumlah balita yang memiliki KMS, jumlah balita yang
ditimbang, jumlah balita yang naik timbangannya) secara bulanan
pada posyandu.
38. Memantau kegiatan PMT balita, anak sekolah dan Bumil meliputi
sasaran, status gizi dan SKDN terhadap macam/jumlah PMT.
39. Memantau kegiatan pengukuran BB, TB, umur di Rumah Sakit (RS) dan
masyarakat secara bulanan.
40. Memantau pelayanan penyelenggaraan diet di RS dan institusi lain secara
harian.
41. Memantau penggunaan bahan makanan secara harian.
42. Memantau penggunaan bahan makanan secara mingguan/sepuluh harian.
Selain tugas dan fungsi pokok berdasarkan Kemenpan, penulis juga
mempunyai tugas dan fungsi pokok sesuai Sasaran Kerja Pegawai di
Puskesmas Sumber Mulya, yaitu :
1. Menyusun rencana tahunan
2. Menyusun rencana bulanan
3. Menyusun rencana harian
4. Mengumpulkan data anak balita untuk pemberian PMT dengan status
gizi kurang
5. Melakukan penimbangan BB dan pengukuran TB, umur di wilayah
kerja
6. Melakukan pengukuran LILA di wilayah kerja
7. Menyediakan makanan tambahan balita dan penyuluhan gizi
8. Distribusi kapsul vitamin A
9. Menyediakan preparat besi ( Tablet Tambah Darah)
10. Memantau kegiatan penimbangan dan pengukuran bulanan
11. Memantau kegiatan PMT balita dengan status gizi kurang
12. Memantau PMT bulanan posyandu
13. Mengevaluasi hasil kegiatan PMT balita

A. Deskripsi Isu/Situasi Problematik


Pengertian isu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
masalah yg dikedepankan untuk ditanggapi; kabar yang tidak jelas
asal usulnya dan tidak terjamin kebenarannya; kabar angin; desas
desus.Setidaknya ada 3 (tiga) faktor yang mempengaruhi dan perlu
mendapatkan perhatian dalam menetapkan isu yang akan diangkat,
yaitu kemampuan melakukan:

1. Enviromental Scanning, yaitu peduli terhadap masalah dalam


organisasi dan mampu memetakan hubungan kausalitas.
2. Problem Solving, mampu mengembangkan dan memilih
11ating11tive, dan mampu memetakan 11atin terkait dan perannya
masing-masing.
3. Analysis, mampu berpikir konseptual (mengkaitkan dengan
substansi Mata Pelatihan), mampu mengidentifikasi
implikasi/dampak/manfaat dari sebuah pilihan
kebijakan/program/kegiatan/ tahapan kegiatan.

Berdasarkan hasil pengamatan studi lapangan, situasi


problematik yang terjadi di UPTD Puskesmas Sumber Mulia dapat
dijabarkan sebagai berikut:
1. Rendahnya inisiatif keluarga pasien gizi buruk untuk datang
kembali mengontrol kesehatan ke puskesmas
2. Belum oprimalnya Pelayanan konsultasi gizi di puskesmas
3. Rendahnya kesadaran masyarakat dalam berperilaku hidup bersih
dan sehat.
4. Kurangnya Sosialisasi gerakan sadar minum Tablet Tambah Darah
untuk cegah anemia pada ibu hamil .
5. Rendahnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya gizi untuk
tumbuh kembang anak

Adapun 5 (lima) isu diatas akan dijelaskan secara ringkas pada


table dibawah ini :
N Identifikasi Isu/ Keterkaitan Identifikasi Akar
Kondisi Ideal
O Kondisi Sekarang Dengan Materi Permasalahan
1. Rendahnya inisiatif Pasien dengan Pelayanan Karena pengetahuan
keluarga pasien gizi status gizi Publik masyarakat yang
buruk untuk datang buruk rajin kurang dan tidak
kembali mengontrol mengontrol menerima bahwa
kesehatan ke kesehatan ke keadaan anaknya yang
puskesmas puskesmas gizi buruk.
2. Belum oprimalnya Sarana Pelayanan Pemanfaatan fasilitas
konsultasi yang Publik yang kurang
Pelayanan konsultasi
efektif maka
gizi di puskesmas informasi akan
lebih mudah

3. Rendahnya kesadaran Penerapan Pelayanan Daerah pinggiran


masyarakat dalam perilaku hidup Publik sungai yang masih
berperilaku hidup bersih bersih dan termasuk kategori
dan sehat sehat yang kumuh
optimal
4. Kurangnya Sosialisasi - Ibu hamil sadar
- Pelayanan - Sosialiasasi jarang di
gerakan sadar minum mengkonsumsi Publik lakukan
tablet tambah darah tablet tambah - Masyarakat kurang
untuk cegah anemia darah itu memahami
pada ibu hamil penting pentingnhya
- Adanya mengkonsumsi tablet
sosialisasi tambah darah
gerakan sadar - Tingginya angka ibu
minum tablet hamil anemia
tambah darah
padaibu hamil
setiap
bulannya.
5. Rendahnya Pengetahuan Pelayanan Rendahnya tingkat
pengetahuan gizi masyarakat Publik pendidikan, dan
masyarakat tentang meningkat. kurangnya
pentingnya gizi untuk pengetahuan.
tumbuh kembang anak
Tabel 1.1 Deskripsi Isu / Situasi Problematik

B. Analisis Isu
Analisis isu dilakukan untuk menetapkan kriteria isu.Analisis
ini dilakukan untuk mendapatkan kualitas isu tertinggi.Disamping itu
tidak semua isu bisa dikategorikan menjadi isu actual, oleh karena itu
perlu dilakukan analisis kriteria isu, alat analisis kriteria isu dengan
menggunakan alat analisis AKPK (Aktual, Kekhalayakan,
Problematika, Kelayakan).

Alat analisa dengan menggunakan AKPK (kriteria isu)


1. Aktual : Benar-benar terjadi, sedang hangat dibicarakan di
masyarakat.
2. Kekhalayakan: Isu menyangkut hajat hidup orang banyak
3. Problematik: Isu memiliki dimensi masalah yang kompleks
sehingga perlu dicarikan solusinya sesegera mungkin.
4. Kelayakan: masuk akal, realisitis, relevan untuk dimunculkan
inisiatif pemecahan masalahnya.
Pembobotan dan analisis AKPK :
Bobot Keterangan
5 Sangat kuat pengaruhnya
4 Kuat pengaruhnya
3 Sedang pengaruhnya
2 Kurang pengaruhnya
1 Sangat kurang pengaruhnya
Tabel 1.2 Bobot Penetapan Kriteria Kualitas ISU AKPK

ANALISIS KRITERIA ISU DENGAN ALAT ANALISIS AKPK


A K P K PERING
NO ISU JML
(1-5) (1-5) (1-5) (1-5) KAT
1. Rendahnya inisiatif keluarga 2 4 5 3 14 III
pasien gizi buruk untuk datang
mengontrol kesehatan ke
puskesmas

2. Belum optimalnya pelayanan 3 4 4 4 15 II


konsling gizi di puskesmas
3. Rendahnya kesadaran 3 4 2 3 12 V
masyarakat dalam berperilaku
hidup bersih dan sehat
4. Kurangnya Sosialisasi gerakan 5 4 5 4 18 I
sadar minum tablet tambah
darah untuk mencega anemia
pada ibu hamil
5. Rendahnya pengetahuan 3 4 3 3 13 IV
masyarakat tentang pentingnya
gizi untuk tumbuh kembang
anak

Tabel 1.3 Tabel Analisis Isu Menggunakan AKPK

Analisis Kriteria Isu dengan alat analisis AKPK tersebut kemudian


didapatkan nilai yang tertinggi yaitu :
“Kurangnya Sosialisasi gerakan sadar minum tablet tambah darah
untuk cegah anemia pada ibu hamil “

C. Argumentasi Terhadap Core Issue Terpilih


Setelah dilakukan analisis kriteria isu dengan alat analisis
AKPK ditemukan core issue terpilih yaitu Kurangnya Sosialisasi
gerakan sadar minum tablet tambah darah untuk cegah anemia pada
ibu hamil.
Salah satu kegiatan dalam posyandu ibu hamil adalah
pembagian tablet Fe dengan tujuan tidak terjadi anemia pada ibu
hamil. Tetapi kenyataan yang ada di lapangan masih terdapat ibu
hamil yang anemia. Berdasarkan observasi lapangan ternyata masih
ada ibu hamil yang tidak mengkonsumsi tablet Fe tersebut dengan
alasan tidak menyukai aromanya, kurangnya pemahaman ibu hamil
mengenai pentingnya mengkonsumsi tablet tambah darah dan
bahaya anemia pada ibu hamil. Hal ini diiringi pula dengan minimnya
sosialisasi, edukasi tentang Gerakan sadar minum Tablet Tambah
Darah. Pelaksanaan program promosi kesehatan yang belum efektif
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi Anemia pada ibu
hamil
Maka dipandang perlu dan penting dengan melakukan
Sosialisasi, untuk meningkatkan Gerakan sadar minum tablet
tambah darah. Untuk cegah Anemia, sebagai implementasi
manajemen ASN. Rancangan ini diharapkan menjadi bagian dari
misi organisasi dan memberikan penguatan pada nilai-nilai
organisasi demi tercapainya tujuan tercapainya Cakupan Tablet
Tambah Darah pada ibu hamil.
D. Nilai-Nilai Dasar PNS

Seorang Apartur Sipil Negara harus mamput menanamkan


nilai-nilai dasar ANEKA yang merupakan singkatan dari
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti
Korupsi. Untuk itu perlu indikator-indikator dan nilai-nilai dasar
tersebut yaitu :
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau
tanggung jawab. Namun pada dasarnya, kedua konsep itu memiliki
makna yang berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban untuk
bertanggung jawab. Sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban
pertanggung jawaban yang harus dicapai. Akuntabilitas merujuk
pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk
memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya.

Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama ( Bovens, 2007), yaitu


:
- untuk menyediakan kontrol demokratis ( peran demokratis )
- untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan
(peran konstitusional )
- untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ( peran belajar ).

Akuntabilitas publik terdiri dari dua macam, yaitu : akuntabilitas


vertikal ( pertanggungjawaban kepada otoritas yang lebih tinggi )
dan akuntabilitas horizontal (pertanggungjawaban pada masyarakat
luas).

Aspek-aspek akuntabilitas mencakup beberapa hal berikut:


1. Akuntabilitas adalah sebuah hubungan, menjaga kerjasama
dalam tim dan komunikasi.
2. Akuntabilitas berorientasi pada hasil.
3. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan.
4. Akuntabilitas memerlukan konsekuensi.
5. Akuntabilitas memperbaiki kinerja.
Akuntabilitas memiliki 5 tingkatan yang berbeda yaitu
akuntabilitas personal, akuntabilitas individu, akuntabilitas
kelompok, akuntabilitas organisasi, dan akuntabilitas stakeholder.

Gambar 2.3 Tingkat akuntabilitas

Dalam menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel, ada


beberapa indikator dari nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus
diperhatikan, yaitu:
1. Kepemimpinan : Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas
ke bawah dimana pimpinan memainkan peranan yang penting
dalam menciptakan lingkungannya.
2. Transparansi : Keterbukaan atas semua tindakan dan
kebijakan yang dilakukan oleh individu maupun
kelompok/instansi.
3. Integritas : adalah adalah konsistensi dan keteguhan yang tak
tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan
keyakinan.
4. Tanggung Jawab : adalah kesadaran manusia akan tingkah
laku atau perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di
sengaja.tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai
perwujudan kesadaran akan kewajiban.
5. Keadilan : adalah kondisi kebenaran ideal secara moral
mengenai sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang.
6. Kepercayaan : Rasa keadilan akan membawa pada sebuah
kepercayaan. Kepercayaan ini yang akan melahirkan
akuntabilitas.
7. Keseimbangan : Untuk mencapai akuntabilitas dalam
lingkungan kerja, maka diperlukan keseimbangan antara
akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan kapasitas
8. Kejelasan : Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab
harus memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi
tujuan dan hasil yang diharapkan.
9. Konsistensi : adalah sebuah usaha untuk terus dan terus
melakukan sesuatu sampai pada tercapai tujuan akhir.

2. Nasionalisme
Nasionalisme adalah suatu paham yang sama dan mampu
menciptakan serta membentuk kedaulatan dalam sebuah negara,
dengan mempertahankan dan mewujudkan suatu konsep identitas
milik bersama dari sekelompok manusia yang memiliki tujuan, visi,
cita-cita yang sama demi mewujudkan kepentingan nasional, serta
juga dapat diartikan sebagai rasa yang ingin mempertahankan
negaranya baik itu sisi luar maupun dalam.
Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai
ASN. Bahkan tidak hanya sekedar wawasan saja tetapi kemampuan
mengaktualisasikan nasionalisme dalam menjalankan fungsi dan
tugasnya merupakan hal yang lebih penting.Diharapkan dengan
nasionalisme yang kuat, maka setiap pegawai ASN memiliki orientasi
berpikir mementingkan kepentingan publik, bangsa, dan
negara.Nilai-nilai yang berorientasi pada kepentingan publik menjadi
nilai dasar yang harus dimiliki oleh setiap pegawai ASN.Pegawai
ASN dapat mempelajari bagaimana aktualisasi sila demi sila dalam
Pancasila agar memiliki karakter yang kuat dengan nasionalisme dan
wawasan kebangsaannya.
Fungsi ASN sebagai perekat dan pemersatu bangsa dan
Negara yaitu setiap pegawai ASN harus memiliki jiwa nasionalisme
dan wawasan kebangsaan yang kuat, memiliki kesadaran sebagai
penjaga kedaulatan Negara, menjadi perekat bangsa dan
mengupayakan situasi damai di selurih wilayah Indonesia, dan
menjaga keutuhan NKRI. Maka indicator Nasionalisme yang harus
dimiliki aparatur sipil Negara adalah ialah berwawasan kebangsaan
yang kuat, memahami pluralitas, beroientasi kepublikan yang kuat,
serta memntingkan nasional di atas segalanya.
Selain profesional dan melayani, ASN juga dituntut harus
memiliki integritas tinggi yang merupakan bagian dari kode etik dan
kode etik perilaku yang telah diatur dalam Undang-Undang
ASN.Etika-etika dalam kode etik tersebut harus diarahkan pada
pilihan-pilihan yang benar-benar mengutamakan kepentingan
masyarakat luas.

3. Etika Publik
Etika adalah refleksi atas nilai tentang benar/salah,
baik/buruk atau pantas tidak panas yang harus dilakukan. Dalam
kaitannya dengan pelayan publik etika public adlah refleksi tentang
standar/norma yang menentukan baik buruk, benar salah prilaku
tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan public dalam
rangka menajalankan tanggung jawab pelayanan publik.
Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta
keyakinan untuk menentukan perbuatan yang pantas guna menjamin
adanya perlindungan hak-hak individu, mencakup cara-cara
pengambilan keputusan untuk membantu membedakan hal-hal yang
baik dan buruk serta mengarahkan apa yang seharusnya dilakukan
sesuai nila-nilai yang dianut, Catalano, 1991 (dalam Widita, 2015).
Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku
dalam suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan
pada hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuan-ketentuan tertulis (LAN,
2015:9).Kode etik profesi dimaksudkan untuk mengatur tingkah
laku/etika suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui
ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dapat dipegang teguh
oleh sekelompok profesional tertentu.
Berdasarkan undang-undang ASN, kode etik dan kode
perilaku ASN yakni sebagai berikut:
1. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan
berintegritas tinggi;
2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
3. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
4. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan
yang berlaku;
5. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau
pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan;
6. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
7. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif, dan efisien.
Pelayanan publik yang profesional membutuhkan tidak hanya
kompetensi teknis dan leadership, namun juga kompetensi etika.Oleh
karena itu perlu dipahami etika dan kode etik pejabat publik.Tanpa
memiliki kompetensi etika, pejabat cenderung menjadi tidak peka,
tidak peduli dan bahkan seringkali diskriminatif, terutama pada
masyarakat kalangan bawah yang tidak beruntung.Etika publik
merupakan refleksi kritis yang mengarahkan bagaimana nilai-nilai
kejujuran, solidaritas, keadilan, kesetaraan, dan lain-lain dipraktikkan
dalam wujud keprihatinan dan kepedulian terhadap kesejahteraan
masyarakat.Dengan diterapkannya kode etik ASN, perilaku pejabat
publik harus berubah dari penguasa menjadi pelayan, dari wewenang
menjadi peranan, dan menyadari bahwa jabatanpublik adalah amanah
yang harus dipertanggungjawabkan bukan hanya di dunia namun juga
di akhirat.

4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada
orang lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu
kinerja pegawai. Bidang apapun yang menjadi tanggung jawab
pegawai negeri sipil semua mesti dilaksanakan secara optimal agar
dapat memberi kepuasan kepada stakeholder. Komitmen mutu
merupakan tindakan untuk menghargai efektivitas, efisiensi, inovasi
dan kinerja yang berorientasi mutu dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan publik.

Ada empat indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu yang harus
diperhatikan, yaitu :
1. Efektif
Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai
dengan target. Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat
ketercapaian target yang telah direncanakan, baik menyangkut
jumlah maupun mutu hasil kerja. Efektifitas organisasi tidak hanya
diukur dari performans untuk mencapai target (rencana) mutu,
kuantitas, ketepatan waktu dan alokasi sumber daya, melainkan juga
diukur dari kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan pelanggan.
2. Efisien
Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan
mencapai hasil tanpa menimbulkan keborosan. Sedangkan efisiensi
merupakan tingkat ketepatan realiasi penggunaan sumberdaya dan
bagaimana pekerjaan dilaksanakan sehingga dapat diketahui ada
tidaknya pemborosan sumber daya, penyalahgunaan alokasi,
penyimpangan prosedur dan mekanisme yang ke luar alur.
3. Inovasi
Inovasi Pelayanan Publik adalah hasil pemikiran baru yang
konstruktif, sehingga akan memotivasi setiap individu untuk
membangun karakter sebagai aparatur yang diwujudkan dalam
bentuk profesionalisme layanan publik yang berbeda dari
sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau menggugurkan tugas
rutin.
4. Mutu
Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan
produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang sesuai atau
bahkan melebihi harapan konsumen. Mutu mencerminkan nilai
keunggulan produk/jasa yang diberikan kepada pelanggan sesuai
dengan kebutuhan dan keinginannya, bahkan melampaui
harapannya. Mutu merupakan salah satu standar yang menjadi
dasar untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu menjadi salah satu
alat vital untuk mempertahankan keberlanjutan organisasi dan
menjaga kredibilitas institusi.
5. Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang
artinya kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi sering
dikatakan sebagai kejahatan luar biasa, karena dampaknya yang luar
biasa, menyebabkankerusakan baik dalam ruang lingkup pribadi,
keluarga, masyarakat dan kehidupan yang lebih luas.Kerusakan tidak
hanya terjadi dalam kurun waktuyang pendek, namun dapat
berdampak secara jangka panjang.
Korupsi adalah perilaku pejabat public, baik politikus maupun
pegawai negeri yang secara tidak wajar dan tidak legal memperkaya
diri atau memperkaya merka yang dekat dengan dirinya, dengan cara
menyalahgunakan kekuasaan public yang dipercayakan kepada
mereka.9 (sembilan) indikator dari nilai-nilai dasar anti korupsi yang
harus diperhatikan, yaitu Jujur, Peduli, mandiri, disiplin, tanggung
jawab, kerja keras, sederhana, berani serta adil.
1. Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan
utama bagi penegakan integritas diri seseorang.Tanpa adanya
kejujuran mustahil seseorang bisa menjadi pribadi yang
berintegritas. Seseorang dituntut untuk bisa berkata jujur dan
transparan serta tidak berdusta baik terhadap diri sendiri maupun
orang lain, sehingga dapat membentengi diri terhadap godaan
untuk berbuat curang.
2. Peduli
Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang
memiliki sifat kasih sayang. Individu yang memiliki jiwa sosial tinggi
akan memperhatikan lingkungan sekelilingnya di mana masih
terdapat banyak orang yang tidak mampu, menderita, dan
membutuhkan uluran tangan. Pribadi dengan jiwa sosial tidak akan
tergoda untuk memperkaya diri sendiri dengan cara yang tidak
benar tetapi ia malah berupaya untuk menyisihkan sebagian
penghasilannya untuk membantu sesama.
3. Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri
seseorang menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada orang
lain. Mentalitas kemandirian yang dimiliki seseorang
mengoptimalkan daya pikirnya guna bekerja secara efektif. Pribadi
yang mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak
yang tidak bertanggungjawab demi mencapai keuntungan sesaat.
4. Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan
dan konsistensi untuk terus mengembangkan potensi diri membuat
seseorang akan selalu mampu memberdayakan dirinya dalam
menjalani tugasnya. Kepatuhan pada prinsip kebaikan dan
kebenaran menjadi pegangan utama dalam bekerja. Seseorang
yang mempunyai pegangan kuat terhadap nilai kedisiplinan tidak
akan terjerumus dalam kemalasan yang mendambakan kekayaan
dengan cara yang mudah.
5. Tanggung Jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan
menyadari bahwa keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk
melakukan perbuatan baik demi kemaslahatan sesama manusia.
Segala tindak tanduk dan kegiatan yang dilakukannya akan
dipertanggungjawabkan sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha
Esa, masyarakat, negara, dan bangsanya. Dengan kesadaran
seperti ini maka seseorang tidak akan tergelincir dalam perbuatan
tercela dan nista.
6. Kerja Keras
Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan
kualitas hasil kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik yang
sebesar-besarnya. Ia mencurahkan daya pikir dan kemampuannya
untuk melaksanakan tugas dan berkarya dengan sebaik-baiknya. Ia
tidak akan mau memperoleh sesuatu tanpa mengeluarkan keringat.
7. Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang
menyadari kebutuhannya dan berupaya memenuhi kebutuhannya
dengan semestinya tanpa berlebih-lebihan.Ia tidak tergoda untuk
hidup dalamgelimang kemewahan. Kekayaan utama yang menjadi
modal kehidupannya adalah ilmu pengetahuan.Ia sadar bahwa
mengejarharta tidak akan pernah ada habisnya karena hawa nafsu
keserakahan akan selalu memacu untuk mencari harta sebanyak-
banyaknya.
8. Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki
keberanian untuk menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan.
Ia tidak akan mentolerir adanya penyimpangan dan berani
menyatakanpenyangkalan secara tegas. Ia juga berani berdiri
sendirian dalam kebenaran walaupun semua kolega dan teman-
teman sejawatnyamelakukan perbuatan yang menyimpang dari hal
yang semestinya. Ia tidak takut dimusuhi dan tidak memiliki teman
kalau ternyata mereka mengajak kepada hal-hal yang menyimpang.
9. Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa
apa yang dia terima sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak akan
menuntut untuk mendapatkan lebih dari apa yang ia sudah
upayakan. Bila ia seorangpimpinan maka ia akan memberi
kompensasi yang adil kepada bawahannya sesuai dengan
kinerjanya. Ia juga ingin mewujudkankeadilan dan kemakmuran
bagi masyarakat dan bangsanya.
Kesadaran anti korupsi yang dibangun melalui pendekatan
spiritual, dengan selalu ingat akan tujuan keberadaannya sebagai
manusia di muka bumi, dan selalu ingat bahwa seluruh ruang dan
waktu kehidupannya harus dipertanggungjawabkan sehingga dapat
menjadi benteng kuat untuk antikorupsi. Tanggung jawab spiritual
yang baik akan menghasilkan niat yang baik dan mendorong untuk
memiliki visi dan misi yang baik, hingga selalu memiliki semangat
untuk melakukan proses atau usaha terbaik danmendapatkan hasil
terbaik agar dapat dipertanggungjawabkan secara publik.
Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI

Manejemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan


pegawai ASN yang profesional, memilikinilai dasar, etika profesi, beba
dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan
nepotisme.Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan
profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber
daya ASN yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.
1. Kedudukan ASN
Kedudukan atau status jabatan PNS dalam sistem birokrasi
selama ini dianggapbelum sempurna untuk menciptakan birokrasi
yang profesional.Untuk dapat membangun profesionalitas birokrasi,
maka konsep yang dibangun dalam UU ASN tersebut harus
jelas.Berikut beberapa konsep yang ada dalam UU No. 5 Tahun
2014 tentang ASN.

a. Berdasarkan jenisnya
Pegawai ASN terdiri atas Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). PNS
merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat
tertentu, diangkat sebagai pegawai ASN secara tetap oleh
pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan
pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara nasional.
Sedangkan PPPK adalah warga negara Indonesia yang
memnuhi syarat tertentu, yang diangkat oleh pejabat pembina
kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan
kebutuhan instansi pemerintah untuk jangka waktu tertentu
dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan.
b. Pegawai ASN berkedudukan sebagai apartur negara yang
menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi
pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi
semua golongan dan partai politik. Pegawai ASN dilarang
menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik. Selain itu
untuk menjauhkan birokrasi dari pengaruh partai politik, hai ini
dimaksudkan untuk menjamin keutuhan, kekompakan dan
persatuan ASN, serta dapat memusatkan segala perhatian,
pikiran dan tenaga pada tugasyang dibebankan kepadanya. Oleh
karena itu dalam pembinaan karir pegawai ASN, khususnya di
daerah dilakukan oleh pejabat berwenang yaitu pejabat karir
tertinggi.Kedudukan ASN berada di pusat, daerah dan luar
negeri. Namun demikian pegawai ASN merupakan kesatuan.
Kesatuan bagi pegawaiASN sangat penting, mengingat dengan
adanya desentralisasi dan otonomi daerah, sering terjadinya isu
putra daerah yang hampir ASN berfungsi, bertugas dan berperan
untuk memberikan pelayanan publik yang profesional da
berkualitas. Pelayanan publik merupakan kegiatan dalam terjadi
dimana-mana sehingga perkembangan birokrasi menjadi
stagnan di daerah-daerah. Kondisi tersebut merupakan ancaman
bagi kesatuan bangsa.

2. Peran ASN
Untuk menjalankan kedudukan pegawai ASN, maka pegawai
ASN berfungsi dan bertugas sebagai berikut:

a. Pelaksana kebijakan publik


ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk melaksanakan
kebijakan yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai
dengan ketentuanperaturan perundang-undangan. Untuk itu ASN
harus mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas
dalam menjalankan fungsi dan tugasnya, serta harus
mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada kepentingan
publik.
b. Pelayan publik
Dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negaradan
penduduk atas barang, jasa dan/atau pelayanan administratif yang
diselenggarakan oleh penyelenggara pelayanan publik dengan
tujuan kepuasan pelanggan.
b. Perekat dan pemersatu bangsa
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat
persatuan dan kesatuan NKRI.ASN senantiasa setia dan taat
sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, negara
danpemerintah.ASN senantiasa menjunung tinggi martabat ASN
serta senantiasa mengutamakan kepentingan negara daripada
kepentingan diri sendiri, seseorang dan golongan.
3. Hak dan kewajiban ASN
Hak adalah suatu kewenangan atau kekuasaan yang diberikan
oleh hukum, suatu kepentingan yang dilindungi oleh hukum, baik
pribadi maupun umum.Dapat diatikan bahwa hak adalah sesuatu
pyang patut atau layak diterima. Agar melaksanakan tugas dan
tanggungjawabnya dengan baik , dapat meningkatkan produktivitas,
menjamin kesejateraan ASN dan akuntabel, maka setiap SN diberikan
hak. Hak ASN dan PPPK yang diatur dalam UU No. 5 Tahun 2014
tentang ASN sebagai berikut:
PNS berhak memperoleh:
a. gaji, tunjangan, dan fasilitas;
b. cuti;
c. jaminan pensiun dan jaminan hari tua;
d. perlindungan; dan
e. pengembangan kompetensi.
PPPK berhak memperoleh:
a.gaji dan tunjangan;
b.cuti;
c. perlindungan; dan
d.pengembangan kompetensi.
Selain hak sebagaimana disebutkan di atas, berdasarkan pasal
70 UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN disebutkan bahwa setiap
pegawai ASN memiliki hak dan kesempatan untuk mengembangkan
kompetensi. Berdasarkan Pasal 92 pemerintah juga wajib memberikan
perlindungan berupa:
a. Jaminan kesehatan;
b. Jaminan kecelakaan kerja;
c. Jaminan kematian;
d. Bantuan hukum.
Sedangkan kewajiban adalah suatu beban atau tanggungan
yang bersifat kontraktual. Dengan kata lain kewajiban adalah suatu
yang sepatutnya diberikan.Pegawai ASN berdasarkan UU No. 5
Tahun 2014 tentang ASN wajib:
a. setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan pemerintah yang sah;
b. menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
c. melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah
yang berwenang;
d. menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;
e. melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian,
kejujuran, kesadaran, dan tanggung jawab;
f. menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku,
ucapan dan tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di
luar kedinasan;
g. menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan
rahasia jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan; dan
h. bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

4. Kode etik dan kode perilaku ASN


Dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN disebutkan bahwa
ASN sebagai profesi berlandaskan pada kode etik dan kode
perilaku.Kode etik dan kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga
martabat dan kehormatan ASN.Kode etik dan kode perilaku berisi
pengaturan perilaku agar pegawai ASN.
a. melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan
berintegritas tinggi;
b. melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
c. melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
d. melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
e. melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau
Pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan;
f. menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan;
g. menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif, dan efisien;
h. menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya;
i. memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada
pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan
kedinasan;
j. tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status,
kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari
keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain;
k. memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN; dan
l. melaksanakan ketentuan peraturan perundangundangan mengenai
disiplin Pegawai ASN.

E. Matrik Rancangan Aktualisasi


Unit Kerja : UPTD Puskesmas Sumber Mulia Kabupaten Muara
Enim
Identifikasi Isu :
1. Rendahnya inisiatif keluarga pasien gizi buruk untuk datang
kembali mengontrol kesehatan ke puskesmas
2. Belum oprimalnya Pelayanan konsultasi gizi di puskesmas
3. Rendahnya kesadaran masyarakat dalam berperilaku hidup
bersih dan sehat.
4. Kurangnya Sosialisasi gerakan sadar minum tablet tambah
darah untuk mencega anemia pada ibu hamil .
5. Rendahnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya gizi
untuk tumbuh kembang anak

Isu yang diangkat : Kurangnya Sosialisasi Sadar Minum Tablet


Tambah Darah Untuk Mencegak Anemia Pada Ibu Hamil.

Gagasan pemecahan Isu :


1. Melakukan pengajukan program gerakan sadar minum tablet
tambah darah untuk cegah anemia pada ibu hamil kepada kepala
puskes atau mentor

2. Mengidentifikasi data sasaran yang akan di berikan sosialisasi


dengan TU

3. Melakukan Koordinasi dan rapat dengan bidan desa dan kader di


wilaya kerja puskesmas sumber mulia .
4. Persiapan sosialisasi tentang pentingnya minum tablet tambah
darah pada ibu hamil di wilaya kerja puskesmas sumber mulia

5. Melaksanakan kegiatan sosialisasi gerakan sadar minum tablet


tambah darah untuk cegah anemia pada ibu hamil di desa yang
ditentukan

6. Pembagian tablet tambah darah

7. Mengevaluasi kegiatan hasil sosialisasi.


MATRIK RANCANGAN AKTUALISASI

No Kegiatan  Tahapan Kegiatan Output/ Hasil Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi Penguatan
Pelatihan Terhadap Visi dan Nilai
Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Melakukan  Menyiapkan 1. Surat 1. Akuntabilitas: Kegiatan ini Dalam
pengajukan rancangan - Kepemimpinan memiliki kontribusi penerapannya
aktualisasi yang Persetujuan - Transparan dalam mewujudkan termasuk
program gerakan
telah di seminarkan dari atasan - Integritas misi “ kedalam nilai
sadar minum
 Membuat surat izin - kepercayaan meningkatkan nilai organisasi
tablet tambah 2. Foto 2. Nasionalisme : pelayanan adil dan teladan
persetujuan kepada
darah untuk kepala puskesmas - Musyawarah dan mufakat kesehatan yang
cegah anemia untuk pelaksanaan
dokumentasi 3. Etika Public : bermutu dan
pada ibu hamil aktualisasi kegiatan - bertutur kata yang sopan merata bagi seluruh
kepada kepala  Menghadap kepala dan ramah masyarakat”
puskes atau puskesmas untuk - menghargai komunikasih sehingga dapat
nmeminya izin dan - Santun dalam meningkatkan
mentor
berkoordinasi untuk berkomunikasi, pelayanan yang
melaksanakan berkonsultasi dan bekerja optimal
kegiatan aktualisasi sama.
 Mencatat dan 4. Komitmen mutu :
meniandak lanjuti - Efektif
hasil bimbingan dan - efisien
arahan dari kepala 5. Anti korupsi :
puskesmas - Kepedulian
- Kejujuran
- Kemandirian
- Keberanian
- Kerja sama
2. Mengidentifikasi  meminta data - File Data 1. Akuntabilitas: Kegiatan ini Dalam
data sasaran sasaran yang ada di sasaran - Transaparansi memiliki kontribusi penerapanny
yang akan di puskesmas dengan - Foto - Tanggung jawab dalam mewujudkan a termasuk
berikan sosialisasi TU dokumentasi 2. Nasionalisme : misi “ kedalam nilai
 Mengkoordinasikan kegiatan - Amanah nilai
hasil pendataan ibu - Desa yang akan - Saling menghormati 1. meningkatkan organisasi
hamil dengan pihak di lakukan - Tidak memaksakan profesionalisme teladan
yang terlibat sosialisasi kehendak tenaga kesehatan
 Menentukan daerah 3. Etika public :
sasaran - Menpertanggung jawabkan 2. meningkatkan
tindakan dan kinerja profesionalisme
- Santun dalam tenaga kesehatan
berkomunikasi,
berkonsultasi dan sehingga dapat
bekerjasama. meningkatkan
4. Komitmen mutu : pelayanan yang
- efektif optimal
- efisien
5. anti korupsi
- jujur
- tanggung jawab
- disiplin

3 Melakukan 1. Akuntantabilitas : Kegiatan ini Dalam


Koordinasi Dengan  membuat undangan - Undangan - Tranparansi memiliki kontribusi penerapannya
Bidan Desa Yang rapat koordinasi - Foto dokumentasi - Tanggung Jawab dalam mewujudkan termasuk
Sudah Di Tentukan  membuat absensi kegiatan 2. Nasionalisme : visi dan misi kedalam nilai
Untuk kehadiran - Absensi kehadiran - Saling Menghormati nilai organisasi
Dilaksanakan  melakukan rapat - jadwal 3. Etika publik : 1. Mewujudkan cepat, adil,
Sosialiasi dengan bidan desa pelaksanaan -Menpertanggung masyarakat lubai teladan , inovatif
dan kader posyandu soiaslisasi jawabkan tindakan dan ulu yang mandiri
di daerah focus yang kinerja hidup sehat
telah di tentukan - Santun dalam dengan
berkomunikasi, pelayanan prima.
berkonsultasi dan
bekerjasama. 2. meningkatkan
profesionalisme
4. Komitmen Mutu : tenaga kesehatan
- orintasi mutu
5. Anti Korupsi : 3. meningkatkan
- Tanggung jawab profesionalisme
- keberanian tenaga kesehatan

sehingga dapat
meningkatkan
pelayanan yang
optimal

4. Persiapan  mempersiapkan 1. file dan print out 1. Akuntabilitas : Kegiatan ini Dalam
sosialisasi materi terkait leaflet - Tranparansi memiliki kontribusi penerapannya
tentang dengan kegiatan 2. file dan printout - Tanggung Jawab dalam mewujudkan termasuk
pentingnya yang akan di soal pretest dan - Konsisten misi “ kedalam nilai
minum tablet sampaikan saat post test - Kejelasan 1. meningkatkan nilai organisasi
tambah darah pertemuan dengan 3. print out daftar - Kepercayaan profesionalisme cepat, normatif
pada ibu hamil di tim pelaksanaan hadir tenaga kesehatan dan inovatif
wilaya kerja sosialisasi 4. foto 2. Nasionalisme ;
puskesmas  membuat leaflet dan dokumentasi - Amanah sehingga dapat
sumber mulia mencetak leaflet - Jujur meningkatkan
 membuat soal 3. Etika Publik : pelayanan yang
pretest dan post test - Profrsional optimal .
 membuat dan - Integritas tinggi
mencetak daftar 4. Komitmen Mutu :
hadir peserta - Inovatif
sosialisasi - Berorintasi mutu
 konsultasi dengan 5. Anti Korupsi :
atasan - Kepedulian
- Kemandirian
- Kedisiplinan
- Kerja keras
- Keberanian
- Keadilan
5. Melaksanakan  Datang tepat waktu 1. Foto 1. Akuntabilitas Kegiatan ini Dalam
kegiatan  Koordinasi dengan dokumentasi - Transparansi memiliki kontribusi penerapannya
sosialisasi bidan desa. kegiatan - Jujur dalam mewujudkan termasuk
gerakan sadar  Pembukan 2. Absensi daftar - Tanggung jawab misi kedalam nilai
minum tablet  Membagikan kertas hadir peserta 2. Nasionalisme nilai organisasi
tambah darah pre test sosialisasi. - Saling menghormati 1. Meningkatkan adil, normative,
untuk cegah  Menyampaikan - Tidakn diskriminatif pelayanan teladan, inovatif,
anemia pada ibu materi tentang - Amanah kesehatan yang dan kepuasan
hamil di desa gerakan sadar 3. Etika Publik bermutu dan
yang ditentukan minum tablet tambah - Professional merata bagi
darah untuk cegah - Integritas tinggi seluruh
anemia pada ibu - Santun masyarakat
hamil - Komunikasi yang baik
4. Komitmen Mutu 2. Memberdayakan
 Membuka season dan mendorong
Tanya jawab kepada - Orintasi mutu, efektif dsn
efisien kemandirian
peserta masyarakat untuk
 Menjelaskan kembali 5. Anti Korupsi
- Dispilin berprilaku hidup
tentang pentingnya bersih dan sehat
minum tablet tambah - Kejujuran
darah - Kepedulian
- Keberanian 3. meningkatkan
 Membagikan lembar profesionalisme
- Dan tanggung jawab
post test. tenaga kesehatan

sehingga dapat
meningkatkan
pelayanan yang
optimal
6. Pembagian tablet  pembagaian tablet - 1 box (30 pil) 1. Akuntabilitas : Kegiatan ini Dalam
tambah darah tambah darah tablet tambah - Tranparansi memiliki kontribusi penerapannya
darah untuk 1 - Tanggung jawab dalam mewujudkan termasuk
bulan untuk - Adil misi kedalam nilai
setiap ibu hamil - kepercayaan nilai organisasi
yang hadir 2. Nasionalisme 1. Meningkatkan adil dan
- Foto - Etos Kerja pelayanan kepuasan .
dokumentasi 3. Etika Publik kesehatan yang
kegiatan - Sopan bermutu dan
- Cermat merata bagi
4. Komitmen Mutu seluruh
- Efektif masyarakat
- efisien
5. Anti Korupsi 2. meningkatkan
- Kepedulian profesionalisme
- Kerja keras tenaga kesehatan

sehingga dapat
meningkatkan
pelayanan yang
optimal
7. Mengevaluasi  mengevaluasi hasil - foto 1. Akuntabilitas : Kegiatan ini Dalam
kegiatan hasil pretest dan post test dokumentasi - Tranparansi memiliki kontribusi penerapannya
sosialisasi sosialisasi pentingnya kegiatan - Tanggung jawab dalam mewujudkan termasuk
- laporan hasil 2. Nasionalisme misi kedalam nilai
minum tablet tambah
kegiatan - Etos Kerja nilai organisasi
darah 3. Etika Publik 1. Meningkatkan cepat teladan
 membuat laporan - Sopan pelayanan dan kepuasan
hasil kegiatan - Cermat kesehatan yang
sosialisasi pentingnya 4. Komitmen Mutu bermutu dan
- Orientasi mutu merata bagi
minum tablet tambah
- Efektivitas seluruh
darah masyarakat
- Efesiensi
 mencetak laporan 5. Anti Korupsi
hasil kegiatan sebagai - kejujuran 2. Memberdayaka
arsip - Disiplin n dan
mendorong
 melaporkan hasil - Tanggung jawab
kemandirian
seluruh kegiatan masyarakat
kepada kepala
puskesmas untuk berprilaku
hidup bersih
dan sehat

3. meningkatkan
profesionalisme
tenaga
kesehatan

sehingga dapat
meningkatkan
pelayanan yang
optimal

Tabel 1.4 Matrik Rancangan


F. Jadwal Kegiatan
No Kegiatan Tahapan kegiatan Bulan dan minggu ke-
mei Juni juli
IV I II III IV I II
1. Melakukan pengajukan program  Menyiapkan rancangan aktualisasi yang telah di
gerakan sadar minum tablet tambah seminarkan
darah untuk cegah anemia pada ibu  Membuat surat izin persetujuan kepada kepala puskesmas
hamil kepada kepala puskes atau untuk pelaksanaan aktualisasi
mentor  Menghadap kepala puskesmas untuk nmeminya izin dan
berkoordinasi untuk melaksanakan kegiatan aktualisasi
Mencatat dan meniandak lanjuti hasil bimbingan dan
arahan dari kepala puskesmas
2. Mengidentifikasi data sasaran yang  meminta data sasaran yang ada di puskesmas dengan TU
akan di berikan sosialisasi  Mengkoordinasikan hasil pendataan ibu hamil dengan
pihak yang terlibat
 Menentukan daerah sasaran
3. Melakukan Koordinasi dan rapat dengan  membuat undangan rapat koordinasi
bidan desa dan kader di wilaya kerja  membuat absensi kehadiran
puskesmas sumber mulia .  melakukan rapat dengan bidan desa dan kader posyandu
di daerah focus yang telah di tentukan
4. Persiapan sosialisasi tentang  mempersiapkan materi terkait dengan kegiatan yang akan
pentingnya minum tablet tambah darah di sampaikan saat pertemuan dengan tim pelaksanaan
pada ibu hamil di wilaya kerja sosialisasi
puskesmas sumber mulia  membuat leaflet dan mencetak leaflet
 membuat soal pretest dan post test
 membuat dan mencetak daftar hadir peserta sosialisasi
 konsultasi dengan atasan
5. Melaksanakan kegiatan sosialisasi  Datang tepat waktu
gerakan sadar minum tablet tambah  Koordinasi dengan bidan desa.
darah untuk cegah anemia pada ibu  Pembukan
hamil di desa yang ditentukan  Membagikan kertas pre test
 Menyampaikan materi tentang gerakan sadar minum tablet
tambah darah untuk cegah anemia pada ibu hamil
 Membuka season Tanya jawab kepada peserta
 Menjelaskan kembali tentang pentingnya minum tablet
tambah darah
 Membagikan lembar post test.
6. Pembagian tablet tambah darah  pembagaian tablet tambah darah
7. Mengevaluasi kegiatan hasil sosialisasi  mengevaluasi hasil pretest dan post test sosialisasi
pentingnya minum tablet tambah darah
 membuat laporan hasil kegiatan sosialisasi pentingnya
minum tablet tambah darah
 mencetak laporan hasil kegiatan sebagai arsip
 melaporkan hasil seluruh kegiatan kepada kepala
puskesmas

Tabel 1.5 jadwal kegiata


H. Kendala dan Antisipasi

Berikut adalah kendala-kendala yang mungkin akan terjadi


saataktualisasi nilai-nilai pada saat habituasi dan antisipasinya.

NO. KENDALA ANTISIPASI


1. Membutuhkan bantuan tenaga Meminta bantuan kepada
dari rekan-rekan satuan kerja atasan untuk membantu
koordinasi dengan rekan kerja
lainnya
2. Adanya biaya yang harus Berkoordinasi dengan Mentor
dikeluarkan untuk melakukan
aktualisasi
3. Penyelesaian kegiatan yang Harus Segera melakukan
tidak sesuai jadwal pelaksanaan sesuai jadwal
tanpa menunda-nunda
Table 1.6 kendala dan antisipasi

Anda mungkin juga menyukai