Oleh :
VIVI HARTATI
NIP . 19970328 201902 2 002
NDH : 20
Disusun Oleh:
VIVI HARTATI
NIP . 19970328 201902 2 002
NDH: 20
COACH, MENTOR,
KEPALA PUSKESMAS
Mengetahui / Menyetuji,
a.n. KEPALA BKPSDM KABUPATEN MUARA ENIM
KABID PENEMBANGAN KOMPETENSI APARATUR
Erlandi, Sip. MM
Pembina/IV.a
NIP. 19680817 198909 1 001
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKTUALISASI
Disusun Oleh:
VIVI HARTATI
NIP. 19970328 201902 2 002
NDH: 20
COACH, MENTOR,
KEPALA PUSKESMAS
Mengetahui / Mengesahkan
a.n. KEPALA BPSDMD Provinsi Sumatra Selatan
KABID PENGEMBANGAN KOMPETENSI MANAJERIAL
Penulis,
DAFTAR ISI
Tabel Halaman
1.1 Deskripsi Isu / Situasi Problematik………………………….12
1.2 Bobot Penetapan Kriteria Kualitas ISU AKPK …………….13
1.3 Tabel Analisis Isu Menggunakan AKPK……………………13
1.4 Tabel matrik Rancangan…………………………………….33
1.5 Jadwal kegiatan…………………….………………………….39
1.6 Kendala dan antisipasi………………………….…………….41
1.7 Pelaksanaan Kegiatan …………………….………………….44
1.8 Capaian kegiatan habituasi……………………………………65
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2. 1 Peta wilaya kerja UPTD Puskesmas Sumber Mulia……… 5
2. 2 Struktur Organisasi UPTD Puskesmas Sumber Mulia…… 6
2. 3 Tingkat akuntabilitas ………………………………………….16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara mengamanatkan Instansi Pemerintah Untuk wajib memberikan
Pendidikan dan Pelatihan terintegrasi bagi Calon Pegawai Negeri Sipil
(CPNS) selama satu (satu) tahun masa percobaan. Tujuan dari
Pelatihan terintegrasi ini adalah untuk membangun integritas moral,
kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan,
karakter kepribadian yang unggul dan bertanggungjawab, dan
memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. Dengan
demikian UU ASN mengedepankan penguatan nilai-nilai dan
pembangunan karakter dalam mencetak PNS.
A. Deskripsi Organisasi
1. Profil UPTD Puskesmas Sumber Mulia
a. sejarah
UPTD Puskesmas Sumber Mulia didirikan pada tahun 1985
Sebagai Puskesmas Pembantu dengan nama PUSTU Payung
Negara I. Penanggung PUSTU adalah Bapak Rahmadi (almarhum)
yang berstatus sebagai Pembantu Perawat. PUSTU ini menginduk
pada Puskesmas Beringin Kecamatan Lubai Kabupaten Muara
Enim.
Pada Tahun 1992 Desa Payung Negara I berubah nama
menjadi Desa Sumber Mulia dan ditahun yang sama berdirilah
Puskesmas Sumber Mulia. Puskesmas ini berstatus sebagai
Puskesmas Induk, pertama kali dipimpin dr. Lazuardi. Setelah
berdirinya Puskesmas Sumber Mulia fungsi Puskesmas Pembantu
Payung Negara di pindahkan ke Puskesmas Sumber Mulia dan
terpisah dari Puskesmas Beringin.
Bangunan pertama didirikan dipergunakan dari tahun 1992-
2017. Bulan Mei 2016 dilakukan pembangunan gedung Puskesmas
baru seluas 288 m² (22 m x 12m). Pada tahun 2017 gedung baru
diresmikan, kemudian
kegiatan pelayanan dipindahkan kegedung baru UPTD
Puskesmas Sumber Mulia yang terletak di Desa Sumber Mulia
Kecamatan Lubai Ulu Kabupaten Muara Enim.
b. Letak Geografis
Puskesmas Sumber Mulia merupakan Puskesmas yang
terletak di desa Sumber Mulia Kecamatan Lubai Ulu Kabupaten
Muara Enim dengan batas wilayah administratif di sebelah Utara
berbatasan dengan Kabupaten OKU, sebelah Timur berbatasan
dengan Kecamatan Beringin, sebelah Selatan berbatasan dengan
Kecamatan Rambang Dangku, dan di sebelah Barat berbatasan
Dengan Kabupaten OKU.
C = CEPAT
Cepat dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat
A = ADIL
Memberikan pelayanan yang merata kepada seluruh lapisan
masyarakat
N= NORMATIF
Normatif dalam memberikan pelayanan kesehatan petugas tetap
bertindak sesuai norma yang berlaku
T = TELADAN
Petugas kesehatan dapat menjadi contoh bagi masyarakat dalam
melakukan hidup sehat
I = INOVASI
Mampu berinovasi untuk meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat
K = KEPUASAN
Memberikan pelayanan dan kepuasan kepada pasien.
3. Tugas Pokok dan fungsi ahli gizi
Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara Nomor : 374/MMENKES/SK/III/2007, tentang Standar Profesional
Gizi. Tugas pokok Nutrisionis adalah melaksanakan pelayanan di bidang
gizi, makanan dan dietetik yang meliputi pengamatan, penyusunan program,
pelaksanaan, penilaian gizi perorangan, kelompok di masyarakat dan rumah
sakit. dengan rincian kegiatan Nutrisionis Pelaksana (pangkat Pengatur,
golongan ruang II/c) adalah sebagai berikut :
1. Mengumpulkan data gizi, makanan dan dietetik serta penunjangnya dalam
rangka menyusun rencana tahunan.
2. mengumpulkan data gizi, makanan dan dietetik serta penunjangnya dalam
rangka menyusun rencana 3 bulanan.
3. Mengumpulkan data gizi, makanan dan dietetik serta penunjangnya dalam
rangka menyusun rencana bulanan.
4. Mengumpulkan data gizi, makanan dan dietetik serta penunjangnya dalam
rangka menyusun rencana harian.
5. Mengumpulkan data dan literatur dalam rangka menyusun juklak/juknis di
bidang gizi, makanan dan dietetik.
6. Mengumpulkan data dalam rangka menyusun pedoman gizi, makanan dan
dietetik.
7. Mengumpulkan data dalam rangka menyusun standar gizi, makanan dan
dietetik.
8. Mengumpulkan data untuk pengamatan masalah di bidang gizi, makanan
dan dietetik secara sekunder.
9. Mengumpulkan data anak balita, bumil dan buteki untuk pemberian
makanan tambahan, penyuluhan dan pemulihan pada anak balita
dengan status gizi kurang.
10. Mengumpulkan data makanan-kelompok sasaran setempat untuk penilaian
mutu gizi, makanan dan dietetik.
11. Memeriksa dan menerima bahan materi, pangan, peralatan dan sarana
pelayanan gizi, makanan dan dietetik.
12. Menyimpan bahan materi, pangan, peralatan dan sarana kegiatan
pelayanan gizi, makanan dan dietetik.
13. Mencatat dan melaporkan bahan , materi, pangan, peralatan dan sarana di
ruang penyimpanan sarana harian.
14. Menyalurkan bahan, materi pangan, peralatan, dan sarana sesuai
permintaan unit atau wilayah kerja secara harian/mingguan.
15. Memeriksa ruang penyimpanan makanan, secara harian (tiap 10 harian).
16. Melakukan pengukuran Tinggi Badan (TB), Berat Badan (BB), umur
di unit atau wilayah kerja secara bulanan bagi anak balita.
17. Melakukan pengukuran TB, BB, umur di unit atau wilayah kerja secara 4
bulanan bagi anak sekolah SD.
18. Melakukan pengukuran TB, BB, umur di unit atau wilayah kerja
sesuai kebutuhan.
19. Melakukan pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) di unit atau
wilayah kerja.
20. Melakukan pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT) pada orang
dewasa di unit/wilayah kerja sesuai kebutuhan.
21. Melakukan anamnesa diet klien (food frekuensi dan rata-rata contoh
hidangan).
22. Melakukan recall makanan 24 jam lewat bagi klien.
23. Melakukan perhitungan kandungan gizi makanan klien.
24. Mencatat dan melaporkan atas hasil pengukuran BB, TB dan umur.
25. Mencatat dan melaporkan atas hasil pengukuran IMT.
26. Mencatat dan melaporkan atas hasil pengukuran LILA.
27. Mencatat dan melaporkan anamnesa diet.
28. Menyediakan makanan tambahan untuk balita atau penyuluhan gizi.
29. Menyediakan makanan biasa tambahan.
30. Menyediakan kapsul vitamin A.
31. Menyediakan kapsul yodium.
32. Menyediakan preparat besi.
33. Menyediakan obat gizi ( Tablet Tambah Darah )
34. Melakukan pencatatn harian, penyediaan makanan biasa.
35. Melakukan pencatatan harian, penyediaan diet sederhana.
36. Memantau diet klien selama dirawat.
37. Memantau kegiatan pengukuran BB, TB, umur di tingkat desa
meliputi sasaran, status gizi dan SKDN (jumlah balita yang
ada/terdaftar, jumlah balita yang memiliki KMS, jumlah balita yang
ditimbang, jumlah balita yang naik timbangannya) secara bulanan
pada posyandu.
38. Memantau kegiatan PMT balita, anak sekolah dan Bumil meliputi
sasaran, status gizi dan SKDN terhadap macam/jumlah PMT.
39. Memantau kegiatan pengukuran BB, TB, umur di Rumah Sakit (RS) dan
masyarakat secara bulanan.
40. Memantau pelayanan penyelenggaraan diet di RS dan institusi lain secara
harian.
41. Memantau penggunaan bahan makanan secara harian.
42. Memantau penggunaan bahan makanan secara mingguan/sepuluh harian.
Selain tugas dan fungsi pokok berdasarkan Kemenpan, penulis juga
mempunyai tugas dan fungsi pokok sesuai Sasaran Kerja Pegawai di
Puskesmas Sumber Mulya, yaitu :
1. Menyusun rencana tahunan
2. Menyusun rencana bulanan
3. Menyusun rencana harian
4. Mengumpulkan data anak balita untuk pemberian PMT dengan status
gizi kurang
5. Melakukan penimbangan BB dan pengukuran TB, umur di wilayah
kerja
6. Melakukan pengukuran LILA di wilayah kerja
7. Menyediakan makanan tambahan balita dan penyuluhan gizi
8. Distribusi kapsul vitamin A
9. Menyediakan preparat besi ( Tablet Tambah Darah)
10. Memantau kegiatan penimbangan dan pengukuran bulanan
11. Memantau kegiatan PMT balita dengan status gizi kurang
12. Memantau PMT bulanan posyandu
13. Mengevaluasi hasil kegiatan PMT balita
B. Analisis Isu
Analisis isu dilakukan untuk menetapkan kriteria isu.Analisis
ini dilakukan untuk mendapatkan kualitas isu tertinggi.Disamping itu
tidak semua isu bisa dikategorikan menjadi isu actual, oleh karena itu
perlu dilakukan analisis kriteria isu, alat analisis kriteria isu dengan
menggunakan alat analisis AKPK (Aktual, Kekhalayakan,
Problematika, Kelayakan).
2. Nasionalisme
Nasionalisme adalah suatu paham yang sama dan mampu
menciptakan serta membentuk kedaulatan dalam sebuah negara,
dengan mempertahankan dan mewujudkan suatu konsep identitas
milik bersama dari sekelompok manusia yang memiliki tujuan, visi,
cita-cita yang sama demi mewujudkan kepentingan nasional, serta
juga dapat diartikan sebagai rasa yang ingin mempertahankan
negaranya baik itu sisi luar maupun dalam.
Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai
ASN. Bahkan tidak hanya sekedar wawasan saja tetapi kemampuan
mengaktualisasikan nasionalisme dalam menjalankan fungsi dan
tugasnya merupakan hal yang lebih penting.Diharapkan dengan
nasionalisme yang kuat, maka setiap pegawai ASN memiliki orientasi
berpikir mementingkan kepentingan publik, bangsa, dan
negara.Nilai-nilai yang berorientasi pada kepentingan publik menjadi
nilai dasar yang harus dimiliki oleh setiap pegawai ASN.Pegawai
ASN dapat mempelajari bagaimana aktualisasi sila demi sila dalam
Pancasila agar memiliki karakter yang kuat dengan nasionalisme dan
wawasan kebangsaannya.
Fungsi ASN sebagai perekat dan pemersatu bangsa dan
Negara yaitu setiap pegawai ASN harus memiliki jiwa nasionalisme
dan wawasan kebangsaan yang kuat, memiliki kesadaran sebagai
penjaga kedaulatan Negara, menjadi perekat bangsa dan
mengupayakan situasi damai di selurih wilayah Indonesia, dan
menjaga keutuhan NKRI. Maka indicator Nasionalisme yang harus
dimiliki aparatur sipil Negara adalah ialah berwawasan kebangsaan
yang kuat, memahami pluralitas, beroientasi kepublikan yang kuat,
serta memntingkan nasional di atas segalanya.
Selain profesional dan melayani, ASN juga dituntut harus
memiliki integritas tinggi yang merupakan bagian dari kode etik dan
kode etik perilaku yang telah diatur dalam Undang-Undang
ASN.Etika-etika dalam kode etik tersebut harus diarahkan pada
pilihan-pilihan yang benar-benar mengutamakan kepentingan
masyarakat luas.
3. Etika Publik
Etika adalah refleksi atas nilai tentang benar/salah,
baik/buruk atau pantas tidak panas yang harus dilakukan. Dalam
kaitannya dengan pelayan publik etika public adlah refleksi tentang
standar/norma yang menentukan baik buruk, benar salah prilaku
tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan public dalam
rangka menajalankan tanggung jawab pelayanan publik.
Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta
keyakinan untuk menentukan perbuatan yang pantas guna menjamin
adanya perlindungan hak-hak individu, mencakup cara-cara
pengambilan keputusan untuk membantu membedakan hal-hal yang
baik dan buruk serta mengarahkan apa yang seharusnya dilakukan
sesuai nila-nilai yang dianut, Catalano, 1991 (dalam Widita, 2015).
Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku
dalam suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan
pada hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuan-ketentuan tertulis (LAN,
2015:9).Kode etik profesi dimaksudkan untuk mengatur tingkah
laku/etika suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui
ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dapat dipegang teguh
oleh sekelompok profesional tertentu.
Berdasarkan undang-undang ASN, kode etik dan kode
perilaku ASN yakni sebagai berikut:
1. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan
berintegritas tinggi;
2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
3. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
4. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan
yang berlaku;
5. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau
pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan;
6. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
7. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif, dan efisien.
Pelayanan publik yang profesional membutuhkan tidak hanya
kompetensi teknis dan leadership, namun juga kompetensi etika.Oleh
karena itu perlu dipahami etika dan kode etik pejabat publik.Tanpa
memiliki kompetensi etika, pejabat cenderung menjadi tidak peka,
tidak peduli dan bahkan seringkali diskriminatif, terutama pada
masyarakat kalangan bawah yang tidak beruntung.Etika publik
merupakan refleksi kritis yang mengarahkan bagaimana nilai-nilai
kejujuran, solidaritas, keadilan, kesetaraan, dan lain-lain dipraktikkan
dalam wujud keprihatinan dan kepedulian terhadap kesejahteraan
masyarakat.Dengan diterapkannya kode etik ASN, perilaku pejabat
publik harus berubah dari penguasa menjadi pelayan, dari wewenang
menjadi peranan, dan menyadari bahwa jabatanpublik adalah amanah
yang harus dipertanggungjawabkan bukan hanya di dunia namun juga
di akhirat.
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada
orang lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu
kinerja pegawai. Bidang apapun yang menjadi tanggung jawab
pegawai negeri sipil semua mesti dilaksanakan secara optimal agar
dapat memberi kepuasan kepada stakeholder. Komitmen mutu
merupakan tindakan untuk menghargai efektivitas, efisiensi, inovasi
dan kinerja yang berorientasi mutu dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan publik.
Ada empat indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu yang harus
diperhatikan, yaitu :
1. Efektif
Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai
dengan target. Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat
ketercapaian target yang telah direncanakan, baik menyangkut
jumlah maupun mutu hasil kerja. Efektifitas organisasi tidak hanya
diukur dari performans untuk mencapai target (rencana) mutu,
kuantitas, ketepatan waktu dan alokasi sumber daya, melainkan juga
diukur dari kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan pelanggan.
2. Efisien
Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan
mencapai hasil tanpa menimbulkan keborosan. Sedangkan efisiensi
merupakan tingkat ketepatan realiasi penggunaan sumberdaya dan
bagaimana pekerjaan dilaksanakan sehingga dapat diketahui ada
tidaknya pemborosan sumber daya, penyalahgunaan alokasi,
penyimpangan prosedur dan mekanisme yang ke luar alur.
3. Inovasi
Inovasi Pelayanan Publik adalah hasil pemikiran baru yang
konstruktif, sehingga akan memotivasi setiap individu untuk
membangun karakter sebagai aparatur yang diwujudkan dalam
bentuk profesionalisme layanan publik yang berbeda dari
sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau menggugurkan tugas
rutin.
4. Mutu
Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan
produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang sesuai atau
bahkan melebihi harapan konsumen. Mutu mencerminkan nilai
keunggulan produk/jasa yang diberikan kepada pelanggan sesuai
dengan kebutuhan dan keinginannya, bahkan melampaui
harapannya. Mutu merupakan salah satu standar yang menjadi
dasar untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu menjadi salah satu
alat vital untuk mempertahankan keberlanjutan organisasi dan
menjaga kredibilitas institusi.
5. Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang
artinya kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi sering
dikatakan sebagai kejahatan luar biasa, karena dampaknya yang luar
biasa, menyebabkankerusakan baik dalam ruang lingkup pribadi,
keluarga, masyarakat dan kehidupan yang lebih luas.Kerusakan tidak
hanya terjadi dalam kurun waktuyang pendek, namun dapat
berdampak secara jangka panjang.
Korupsi adalah perilaku pejabat public, baik politikus maupun
pegawai negeri yang secara tidak wajar dan tidak legal memperkaya
diri atau memperkaya merka yang dekat dengan dirinya, dengan cara
menyalahgunakan kekuasaan public yang dipercayakan kepada
mereka.9 (sembilan) indikator dari nilai-nilai dasar anti korupsi yang
harus diperhatikan, yaitu Jujur, Peduli, mandiri, disiplin, tanggung
jawab, kerja keras, sederhana, berani serta adil.
1. Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan
utama bagi penegakan integritas diri seseorang.Tanpa adanya
kejujuran mustahil seseorang bisa menjadi pribadi yang
berintegritas. Seseorang dituntut untuk bisa berkata jujur dan
transparan serta tidak berdusta baik terhadap diri sendiri maupun
orang lain, sehingga dapat membentengi diri terhadap godaan
untuk berbuat curang.
2. Peduli
Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang
memiliki sifat kasih sayang. Individu yang memiliki jiwa sosial tinggi
akan memperhatikan lingkungan sekelilingnya di mana masih
terdapat banyak orang yang tidak mampu, menderita, dan
membutuhkan uluran tangan. Pribadi dengan jiwa sosial tidak akan
tergoda untuk memperkaya diri sendiri dengan cara yang tidak
benar tetapi ia malah berupaya untuk menyisihkan sebagian
penghasilannya untuk membantu sesama.
3. Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri
seseorang menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada orang
lain. Mentalitas kemandirian yang dimiliki seseorang
mengoptimalkan daya pikirnya guna bekerja secara efektif. Pribadi
yang mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak
yang tidak bertanggungjawab demi mencapai keuntungan sesaat.
4. Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan
dan konsistensi untuk terus mengembangkan potensi diri membuat
seseorang akan selalu mampu memberdayakan dirinya dalam
menjalani tugasnya. Kepatuhan pada prinsip kebaikan dan
kebenaran menjadi pegangan utama dalam bekerja. Seseorang
yang mempunyai pegangan kuat terhadap nilai kedisiplinan tidak
akan terjerumus dalam kemalasan yang mendambakan kekayaan
dengan cara yang mudah.
5. Tanggung Jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan
menyadari bahwa keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk
melakukan perbuatan baik demi kemaslahatan sesama manusia.
Segala tindak tanduk dan kegiatan yang dilakukannya akan
dipertanggungjawabkan sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha
Esa, masyarakat, negara, dan bangsanya. Dengan kesadaran
seperti ini maka seseorang tidak akan tergelincir dalam perbuatan
tercela dan nista.
6. Kerja Keras
Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan
kualitas hasil kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik yang
sebesar-besarnya. Ia mencurahkan daya pikir dan kemampuannya
untuk melaksanakan tugas dan berkarya dengan sebaik-baiknya. Ia
tidak akan mau memperoleh sesuatu tanpa mengeluarkan keringat.
7. Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang
menyadari kebutuhannya dan berupaya memenuhi kebutuhannya
dengan semestinya tanpa berlebih-lebihan.Ia tidak tergoda untuk
hidup dalamgelimang kemewahan. Kekayaan utama yang menjadi
modal kehidupannya adalah ilmu pengetahuan.Ia sadar bahwa
mengejarharta tidak akan pernah ada habisnya karena hawa nafsu
keserakahan akan selalu memacu untuk mencari harta sebanyak-
banyaknya.
8. Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki
keberanian untuk menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan.
Ia tidak akan mentolerir adanya penyimpangan dan berani
menyatakanpenyangkalan secara tegas. Ia juga berani berdiri
sendirian dalam kebenaran walaupun semua kolega dan teman-
teman sejawatnyamelakukan perbuatan yang menyimpang dari hal
yang semestinya. Ia tidak takut dimusuhi dan tidak memiliki teman
kalau ternyata mereka mengajak kepada hal-hal yang menyimpang.
9. Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa
apa yang dia terima sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak akan
menuntut untuk mendapatkan lebih dari apa yang ia sudah
upayakan. Bila ia seorangpimpinan maka ia akan memberi
kompensasi yang adil kepada bawahannya sesuai dengan
kinerjanya. Ia juga ingin mewujudkankeadilan dan kemakmuran
bagi masyarakat dan bangsanya.
Kesadaran anti korupsi yang dibangun melalui pendekatan
spiritual, dengan selalu ingat akan tujuan keberadaannya sebagai
manusia di muka bumi, dan selalu ingat bahwa seluruh ruang dan
waktu kehidupannya harus dipertanggungjawabkan sehingga dapat
menjadi benteng kuat untuk antikorupsi. Tanggung jawab spiritual
yang baik akan menghasilkan niat yang baik dan mendorong untuk
memiliki visi dan misi yang baik, hingga selalu memiliki semangat
untuk melakukan proses atau usaha terbaik danmendapatkan hasil
terbaik agar dapat dipertanggungjawabkan secara publik.
Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI
a. Berdasarkan jenisnya
Pegawai ASN terdiri atas Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). PNS
merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat
tertentu, diangkat sebagai pegawai ASN secara tetap oleh
pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan
pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara nasional.
Sedangkan PPPK adalah warga negara Indonesia yang
memnuhi syarat tertentu, yang diangkat oleh pejabat pembina
kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan
kebutuhan instansi pemerintah untuk jangka waktu tertentu
dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan.
b. Pegawai ASN berkedudukan sebagai apartur negara yang
menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi
pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi
semua golongan dan partai politik. Pegawai ASN dilarang
menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik. Selain itu
untuk menjauhkan birokrasi dari pengaruh partai politik, hai ini
dimaksudkan untuk menjamin keutuhan, kekompakan dan
persatuan ASN, serta dapat memusatkan segala perhatian,
pikiran dan tenaga pada tugasyang dibebankan kepadanya. Oleh
karena itu dalam pembinaan karir pegawai ASN, khususnya di
daerah dilakukan oleh pejabat berwenang yaitu pejabat karir
tertinggi.Kedudukan ASN berada di pusat, daerah dan luar
negeri. Namun demikian pegawai ASN merupakan kesatuan.
Kesatuan bagi pegawaiASN sangat penting, mengingat dengan
adanya desentralisasi dan otonomi daerah, sering terjadinya isu
putra daerah yang hampir ASN berfungsi, bertugas dan berperan
untuk memberikan pelayanan publik yang profesional da
berkualitas. Pelayanan publik merupakan kegiatan dalam terjadi
dimana-mana sehingga perkembangan birokrasi menjadi
stagnan di daerah-daerah. Kondisi tersebut merupakan ancaman
bagi kesatuan bangsa.
2. Peran ASN
Untuk menjalankan kedudukan pegawai ASN, maka pegawai
ASN berfungsi dan bertugas sebagai berikut:
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi Penguatan
Pelatihan Terhadap Visi dan Nilai
Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Melakukan Menyiapkan 1. Surat 1. Akuntabilitas: Kegiatan ini Dalam
pengajukan rancangan - Kepemimpinan memiliki kontribusi penerapannya
aktualisasi yang Persetujuan - Transparan dalam mewujudkan termasuk
program gerakan
telah di seminarkan dari atasan - Integritas misi “ kedalam nilai
sadar minum
Membuat surat izin - kepercayaan meningkatkan nilai organisasi
tablet tambah 2. Foto 2. Nasionalisme : pelayanan adil dan teladan
persetujuan kepada
darah untuk kepala puskesmas - Musyawarah dan mufakat kesehatan yang
cegah anemia untuk pelaksanaan
dokumentasi 3. Etika Public : bermutu dan
pada ibu hamil aktualisasi kegiatan - bertutur kata yang sopan merata bagi seluruh
kepada kepala Menghadap kepala dan ramah masyarakat”
puskes atau puskesmas untuk - menghargai komunikasih sehingga dapat
nmeminya izin dan - Santun dalam meningkatkan
mentor
berkoordinasi untuk berkomunikasi, pelayanan yang
melaksanakan berkonsultasi dan bekerja optimal
kegiatan aktualisasi sama.
Mencatat dan 4. Komitmen mutu :
meniandak lanjuti - Efektif
hasil bimbingan dan - efisien
arahan dari kepala 5. Anti korupsi :
puskesmas - Kepedulian
- Kejujuran
- Kemandirian
- Keberanian
- Kerja sama
2. Mengidentifikasi meminta data - File Data 1. Akuntabilitas: Kegiatan ini Dalam
data sasaran sasaran yang ada di sasaran - Transaparansi memiliki kontribusi penerapanny
yang akan di puskesmas dengan - Foto - Tanggung jawab dalam mewujudkan a termasuk
berikan sosialisasi TU dokumentasi 2. Nasionalisme : misi “ kedalam nilai
Mengkoordinasikan kegiatan - Amanah nilai
hasil pendataan ibu - Desa yang akan - Saling menghormati 1. meningkatkan organisasi
hamil dengan pihak di lakukan - Tidak memaksakan profesionalisme teladan
yang terlibat sosialisasi kehendak tenaga kesehatan
Menentukan daerah 3. Etika public :
sasaran - Menpertanggung jawabkan 2. meningkatkan
tindakan dan kinerja profesionalisme
- Santun dalam tenaga kesehatan
berkomunikasi,
berkonsultasi dan sehingga dapat
bekerjasama. meningkatkan
4. Komitmen mutu : pelayanan yang
- efektif optimal
- efisien
5. anti korupsi
- jujur
- tanggung jawab
- disiplin
sehingga dapat
meningkatkan
pelayanan yang
optimal
4. Persiapan mempersiapkan 1. file dan print out 1. Akuntabilitas : Kegiatan ini Dalam
sosialisasi materi terkait leaflet - Tranparansi memiliki kontribusi penerapannya
tentang dengan kegiatan 2. file dan printout - Tanggung Jawab dalam mewujudkan termasuk
pentingnya yang akan di soal pretest dan - Konsisten misi “ kedalam nilai
minum tablet sampaikan saat post test - Kejelasan 1. meningkatkan nilai organisasi
tambah darah pertemuan dengan 3. print out daftar - Kepercayaan profesionalisme cepat, normatif
pada ibu hamil di tim pelaksanaan hadir tenaga kesehatan dan inovatif
wilaya kerja sosialisasi 4. foto 2. Nasionalisme ;
puskesmas membuat leaflet dan dokumentasi - Amanah sehingga dapat
sumber mulia mencetak leaflet - Jujur meningkatkan
membuat soal 3. Etika Publik : pelayanan yang
pretest dan post test - Profrsional optimal .
membuat dan - Integritas tinggi
mencetak daftar 4. Komitmen Mutu :
hadir peserta - Inovatif
sosialisasi - Berorintasi mutu
konsultasi dengan 5. Anti Korupsi :
atasan - Kepedulian
- Kemandirian
- Kedisiplinan
- Kerja keras
- Keberanian
- Keadilan
5. Melaksanakan Datang tepat waktu 1. Foto 1. Akuntabilitas Kegiatan ini Dalam
kegiatan Koordinasi dengan dokumentasi - Transparansi memiliki kontribusi penerapannya
sosialisasi bidan desa. kegiatan - Jujur dalam mewujudkan termasuk
gerakan sadar Pembukan 2. Absensi daftar - Tanggung jawab misi kedalam nilai
minum tablet Membagikan kertas hadir peserta 2. Nasionalisme nilai organisasi
tambah darah pre test sosialisasi. - Saling menghormati 1. Meningkatkan adil, normative,
untuk cegah Menyampaikan - Tidakn diskriminatif pelayanan teladan, inovatif,
anemia pada ibu materi tentang - Amanah kesehatan yang dan kepuasan
hamil di desa gerakan sadar 3. Etika Publik bermutu dan
yang ditentukan minum tablet tambah - Professional merata bagi
darah untuk cegah - Integritas tinggi seluruh
anemia pada ibu - Santun masyarakat
hamil - Komunikasi yang baik
4. Komitmen Mutu 2. Memberdayakan
Membuka season dan mendorong
Tanya jawab kepada - Orintasi mutu, efektif dsn
efisien kemandirian
peserta masyarakat untuk
Menjelaskan kembali 5. Anti Korupsi
- Dispilin berprilaku hidup
tentang pentingnya bersih dan sehat
minum tablet tambah - Kejujuran
darah - Kepedulian
- Keberanian 3. meningkatkan
Membagikan lembar profesionalisme
- Dan tanggung jawab
post test. tenaga kesehatan
sehingga dapat
meningkatkan
pelayanan yang
optimal
6. Pembagian tablet pembagaian tablet - 1 box (30 pil) 1. Akuntabilitas : Kegiatan ini Dalam
tambah darah tambah darah tablet tambah - Tranparansi memiliki kontribusi penerapannya
darah untuk 1 - Tanggung jawab dalam mewujudkan termasuk
bulan untuk - Adil misi kedalam nilai
setiap ibu hamil - kepercayaan nilai organisasi
yang hadir 2. Nasionalisme 1. Meningkatkan adil dan
- Foto - Etos Kerja pelayanan kepuasan .
dokumentasi 3. Etika Publik kesehatan yang
kegiatan - Sopan bermutu dan
- Cermat merata bagi
4. Komitmen Mutu seluruh
- Efektif masyarakat
- efisien
5. Anti Korupsi 2. meningkatkan
- Kepedulian profesionalisme
- Kerja keras tenaga kesehatan
sehingga dapat
meningkatkan
pelayanan yang
optimal
7. Mengevaluasi mengevaluasi hasil - foto 1. Akuntabilitas : Kegiatan ini Dalam
kegiatan hasil pretest dan post test dokumentasi - Tranparansi memiliki kontribusi penerapannya
sosialisasi sosialisasi pentingnya kegiatan - Tanggung jawab dalam mewujudkan termasuk
- laporan hasil 2. Nasionalisme misi kedalam nilai
minum tablet tambah
kegiatan - Etos Kerja nilai organisasi
darah 3. Etika Publik 1. Meningkatkan cepat teladan
membuat laporan - Sopan pelayanan dan kepuasan
hasil kegiatan - Cermat kesehatan yang
sosialisasi pentingnya 4. Komitmen Mutu bermutu dan
- Orientasi mutu merata bagi
minum tablet tambah
- Efektivitas seluruh
darah masyarakat
- Efesiensi
mencetak laporan 5. Anti Korupsi
hasil kegiatan sebagai - kejujuran 2. Memberdayaka
arsip - Disiplin n dan
mendorong
melaporkan hasil - Tanggung jawab
kemandirian
seluruh kegiatan masyarakat
kepada kepala
puskesmas untuk berprilaku
hidup bersih
dan sehat
3. meningkatkan
profesionalisme
tenaga
kesehatan
sehingga dapat
meningkatkan
pelayanan yang
optimal