Anda di halaman 1dari 43

Audit PBJ COVID-19

Probity Audit, ATT Tata Kelola PBJ, Reviu PBJ


Perkenalan

• Ide Juang Humantito, S.E, M.E, PhD, Ak, CFrA, CGAP


• Malang, 10 Januari 1976
• Auditor Madya Koordinator Pengelolaan dan Pengembangan
Informasi Pengawasan Bidang Investigasi
• Direktorat Investigasi IV
Apa harapan bapak/ibu dalam proses
pembelajaran hari ini?
Pokok Bahasan

08.00 – 9.15 WIB 9.30 – 11.00 WIB 12.30 – 13.30 WIB


(09.00 – 10.15 WITA) (10-30 – 12.00 WITA) (13.30 – 14.30 WITA )
• Kerangka umum pengawasan: konsep, • Teknik audit atas pengadaan barang • Studi Kasus
kebijakan, pedoman dan risiko dan jasa di masa darurat Pandemi
pengadaan barang dan jasa di masa COVID-19 (Probity, ATT Tata Kelola,
darurat Reviu)
• Pengujian Kewajaran Harga PBJ
Konsep Umum Pengawasan Intern PBJ

• Konsep
• Kebijakan
• Pedoman Probity Audit
• Pedoman ATT Tata Kelola PBJ
• Pedoman Reviu PBJ
Landasan Hukum
PERATURAN
PRESIDEN NOMOR 16
TAHUN 2018
TENTANG
PENGADAAN
BARANG/JASA
PEMERINTAH

PERATURAN
PRESIDEN NOMOR

• Ayat (1) kewajiban melakukan


12 TAHUN 2021
TENTANG
PERUBAHAN ATAS
PERATURAN pengawasan
PRESIDEN
NOMOR 16 TAHUN
2018
• Ayat (2) metodologi
TENTANG pengawasan intern
PENGADAAN
BARANG/JASA
PEMERINTAH • Ayat (3) continuous auditing
Landasan Hukum

• Ayat (4) ruang lingkup sasaran


pengawasan
• Ayat (5) kolaborasi APIP
• Ayat (6) tindak lanjut dalam
konteks three lines model dan
PDCA continuous improvement,
consulting activities
Landasan Hukum

• Partisipasi masyarakat
• Pengelolaan informasi
pengaduan masyarakat
• Tindak lanjut oleh APIP
• Perlunya APIP mempunyai
pedoman penanganan
pengaduan masyarakat
Beberapa Definisi Dasar
Pemberian Keyakinan (assurance activities)
• seluruh proses penyelenggaraan kegiatan seperti audit, reviu, evaluasi, dan pemantauan, yang bertujuan untuk
memberikan keyakinan bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolak ukur yang telah ditetapkan secara efektif
dan efisien untuk kepentingan pimpinan dalam rangka mewujudkan tata kelola/kepemerintahan yang baik.

Audit
• proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi yang dilakukan secara independen, objektif, dan profesional berdasarkan
standar audit, untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas, efektivitas, efisiensi, dan keandalan informasi pelaksanaan
tugas dan fungsi instansi pemerintah.

Reviu
• penelaahan ulang bukti-bukti suatu kegiatan untuk memastikan bahwa kegiatan tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan, standar, rencana, atau norma yang telah ditetapkan.
Evaluasi
• rangkaian kegiatan membandingkan hasil/prestasi suatu kegiatan dengan standar, rencana atau norma yang telah
ditetapkan, dan menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan suatu kegiatan dalam
mencapai tujuan.

Pemantauan
• proses penilaian kemajuan suatu program/kegiatan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Beberapa Definisi Dasar
Konsultansi (consulting activities)
• kegiatan pelayanan seperti bimbingan teknis, asistensi/pendampingan, dan sosialisasi kepada
pemangku kepentingan untuk meningkatkan efektivitas manajemen risiko, pengendalian, dan proses
tata kelola sehingga dapat memberikan nilai tambah dan meningkatkan pencapaian tujuan
pemerintahan dan pembangunan yang dilaksanakan dengan suatu pendekatan keilmuan yang
sistematis. Penugasan Konsultansi tidak mengalihkan tanggung jawab kegiatan dari pemangku
kepentingan kepada auditor internal
Bimbingan Teknis
• kegiatan yang dimaksudkan untuk memberikan bantuan yang biasanya berupa tuntunan dan nasihat
untuk menyelesaikan persoalan/masalah yang bersifat teknis.

Asistensi/Pendampingan
• kegiatan membantu instansi/lembaga dalam rangka memperlancar tugas dan memberi nilai tambah
bagi instansi/lembaga tersebut.

Sosialisasi
• proses pemberian, pengadaptasian, penyesuaian, pengenalan, dan penjabaran informasi.
Kebijakan Audit PBJ
• Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang PBJ Pemerintah
• Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan Perpres 16 Tahun 2018
• Peraturan LKPP Nomor 13 Tahun 2018 tentang PBJ Dalam Penanganan Keadaan Darurat
• Perppu No 1 Tahun 2020 Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan
Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan/atau dalam Rangka Menghadapi Ancaman yang
Membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan
• Inpres No 4 tahun 2020 Refocussing Kegiatan, Realokasi Anggaran serta Pengadaan Barang dan Jasa dalam
rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)
• •Surat Edaran Kepala LKPP Nomor 3 Tahun 2020 Penjelasan Atas Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
Dalam Rangka Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)
• Surat Edaran Kepala LKPP Nomor 4 Tahun 2020 Tata Cara Pelaksanaan Pembuktian Kualifikasi/Klarifikasi dan
Negosiasi Pada Pemilihan Penyedia dalam Masa Wabah Virus Corona (COVID-19)
• SE Kepala LKPP No 32 Tahun 2020 Penegasan Atas Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pada Masa
Bencana Nasional Nonalam Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)
Pedoman Wasintern PBJ Covid 19
• Peraturan BPKP Nomor 3 Tahun 2019 Tentang Pedoman
Pengawasan Intern Atas Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
• Probity audit
• Audit PBJ
• Reviu PBJ

• SE BPKP 6/2020 tentang Tata Cara Reviu oleh APIP atas PBJ
Dalam Rangka Percepatan Penanganan Covid-19
• SE BPKP 12/2020 BPKP tentang Audit Tujuan Tertentu atas Tata
Kelola PBJ Dalam Rangka Percepatan Penanganan Covid-19
Probity Audit

Konsep
•Mengapa perlu probity audit
•Apa Bedanya Dengan Jenis Audit Lainnya
•Konsep Probity

Probity Audit dalam Konteks PBJ


•Pokok Kebijakan
•Definisi, Tujuan, Sasaran, Ruang Lingkup, Fungsi Probity Audit
•Kriteria (Probity requirement)
•Pembuktian probity

Perencanaan Penugasan
•Risiko PBJ
•Identifikasi dan Evaluasi Pengendalian
•Penyusunan Program Audit dan Pengalokasian Sumber Daya

Pelaksanaan Audit Probity

Pelaporan Hasil Audit


Mengapa perlu Probity Audit?

Proses PBJ Seharusnya Nyatanya Pendekatan pengawasan intern PBJ


• efisien • Suap, gratifikasi, kolusi
• Future oriented
• efektif • Sumber permasalahan
hukum tindak pidana • Prevention approach
• transparan
• terbuka korupsi • Risk identification and mitigation
• bersaing • Kerugian keuangan
negara,
• adil/tidak diskriminatif, Fungsi Audit Fungsi Advisory
• Terpuruknya citra /
• akuntabel.
reputasi • Fokus pada apakah • Berfokus pada
penyelenggara negara suatu PBJ dijalankan penyimpangan terhadap
• Meningkatnya sesuai dengan kriteria, standar dalam suatu
ketidakpercayaan standar atau prinsip proses PBJ, dan
masyarakat terhadap yang ditetapkan • upaya perbaikan
proses birokrasi • Deteksi dini

Deteksi Dini Cegah Perbaiki


DEFINISI PROBITY
Probity diartikan sebagai integritas (integrity), kebenaran Bisakah kebenaran, kejujuran dan integritas
(uprightness), dan kejujuran (honesty). diaudit?

Integritas Kebenaran Kejujuran Apa kriterianya?


Apa buktinya?
• mutu, sifat, • keadaan (hal • sifat (keadaan)
Bagaimana menilai bukti tersebut?
atau keadaan dan jujur; ketulusan
yang sebagainya) (hati);
menunjukkan yang cocok kelurusan
kesatuan yang dengan (hati). Jujur
utuh sehingga keadaan (hal)
memiliki yang
potensi dan sesungguhnya. Benar Berintegritas
kemampuan
yang
memancarkan
kewibawaan Probity
dan kejujuran.
Probity dalam Konteks PBJ

Probity diartikan sebagai ’good process’


• Patuh pada prinsip dan etika pengadaan barang/jasa
• untuk memenuhi ketentuan perundangan yang berlaku.

Agar implementatif, perlu:


• Dituangkan dalam bentuk kebijakan probity dan prosedur yang akan menjadi acuan dalam
pelaksanaan pengadaan barang/jasa.
• Proses probity menjadi proses yang terintegrasi dengan proses pengadaan barang/jasa,
• Menjadi bagian dari manajemen risiko untuk meyakinkan bahwa prosedur-prosedur
pengadaan barang/jasa dilakukan dengan berintegritas.
• Mekanisme peringatan dini (early warning mechanism) bagi manajemen PBJ atas
kemungkinan terjadinya penyimpangan dan/atau kecurangan
Pokok – Pokok Kebijakan Probity Audit
Probity Audit utamanya dilakukan terhadap: Probity Audit bertujuan untuk meyakinkan bahwa PBJ
• Risiko yang tinggi dan bersifat kompleks;
telah dilaksanakan sesuai dengan probity requirement
• Pernah terkait dengan permasalahan hukum;
yaitu
• Sensitif terkait isu politis; • mentaati prosedur pengadaan sesuai ketentuan,
• Berpotensi menimbulkan konflik kepentingan; • sesuai dengan prinsip-prinsip pengadaan barang/jasa (efisien, efektif,
terbuka dan bersaing, transparan, adil/tidak diskriminatif, dan
• Berhubungan dengan kepentingan masyarakat luas;
akuntabel)
• Paket pekerjaan untuk memenuhi pelayanan dasar masyarakat; • sesuai dengan etika pengadaan barang/jasa berdasarkan hasil audit atas
• Nilai paket pekerjaan relatif besar data/dokumen/informasi yang diterima auditor.
• memberikan rekomendasi/saran perbaikan atas proses pengadaan
Waktu barang/jasa yang sedang berlangsung terkait dengan isu-isu probity.
• Bersamaan dengan proses PBJ
• Segera setelah proses pengadaan barang/jasa terjadi (real time
audit). Sasaran Probity Audit adalah meyakini bahwa PBJ:

Ruang lingkup
• Sesuai dengan kebutuhan baik segi jumlah, kualitas, waktu dan nilai
• Seluruh tahapan, atau pengadaan yang menguntungkan negara;
• Tahapan tertentu • Menghasilkan barang/jasa yang tepat dari setiap uang yang
dibelanjakan, diukur dari aspek kualitas, jumlah, waktu, biaya, lokasi,
• Untuk tahapan terpilih, agar dipastikan terlebih dahulu bahwa
dan penyedia;
tahap sebelumnya mulai dari perencanaan tidak terdapat
permasalahan. Hal ini harus ditegaskan pada saat ekspose yang • Mencegah penyimpangan/fraud
akan dituangkan dalam Management Representation Letter. • Mengidentifikasi kelemahan pengendalian intern
Kewenangan dan Tanggung Jawab Auditor

Kewenangan untuk

• mengakses secara penuh seluruh dokumen (dalam bentuk hardcopy maupun softcopy)
• mengamati pertemuan-pertemuan,
• melakukan kunjungan lapangan
• membuat fotokopi dokumen relevan yang diperlukan.
• akses ke sistem informasi PBJ termasuk pada saat proses pengadaan sedang berlangsung.
• Meminta bantuan ahli untuk lingkup pengujian yang di luar kompetensi probity auditor,

Probity Audit tidak memindahkan tanggung jawab manajerial pelaksanaan PBJ

Kebenaran data sepenuhnya menjadi tanggung jawab instansi auditi

Tanggung jawab auditor terbatas pada hasil audit

Kewenangan dan tanggung jawab untuk menindaklanjuti saran yang diberikan oleh probity auditor, sepenuhnya berada pada
pihak auditi
Reviu PBJ

• Definisi
• Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam
melakukan reviu PBJ Covid – 19
Definisi Reviu PBJ

• Reviu PBJ adalah penelaahan ulang bukti-bukti suatu kegiatan untuk memastikan
bahwa kegiatan tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan, standar,
rencana, atau norma yang telah ditetapkan.
• Reviu PBJ memberikan keyakinan terbatas
• Derajat assurance berada di bawah level audit
• Simpulan berupa negative assurance.
• Pemenuhan bukti didasarkan pada data yang diterima untuk pertanggungjawaban
administratif dengan pengujian substansi yang terbatas atau tidak detail/rinci dan
tidak menyeluruh seperti halnya dilakukan dalam audit.
• PBJ Covid : dilaksanakan secara parallel dengan proses PBJ
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan reviu PBJ Covid – 19

Memastikan penyedian yang


ditunjuk memiliki
Memastikan PBJ adalah Memastikan PA/KPA telah kemampuan
Meyakini telah memiliki
dalam rangka penanganan memerintahkan PPK
daftar identifikasi kebutuhan •Pernah menyediakan barang/jasa
Covid-19 melaksanakan PBJ sejenis, penyedia dalam katalog
elektronik

Untuk pekerjaan konstruksi,


Memastikan barang telah
Memastikan alkes dan obat jasa konsltansi, jasa lainnya,
Memasikan penyedia dibayar sesuai dengan
telah memiliki nomor memastikan penyedia
menyiapkan bukti kewajaran pesasanan dan akan diterima
registrasi atau sedang dala melaksanakan segera setelah
harga dalam jangka waktu yang
proses perpanjangan Surat Penunjukkan Penyedia
disepakati secara tertulis
Barang / Jasa dan SPMK

Untuk pekerjaan swakelola,


memastikan bahwa tim
Memastikan bahwa seluruh
pelaksana mempunyai
pihak telah menandatangani
keahlian profesionalm
Pakta Integritas
personil dan sumber daya
teknis
ATT Tata Kelola PBJ
Dalam Rangka Percepatan Penanganan Covid-19

• Definisi
• Tujuan
• Tentative Audit Objective
Tujuan ATT TK PBJ

• Kebijakan dalam SE Kepala BPKP Nomor SE-12/2020


• Dilakukan atas proses PBJ yang telah dilakukan pembayaran
dan/atau sesuai dengan permintaan PPK/pimpinan
instansi/Lembaga.
• Tujuan utama memastikan kepatuhan dan PBJ memenuhi
kebutuhan penanganan COVID-19 • Uji presisi kebutuhan
• Uji kepatuhan perencanaan
• Tujuan spesifik: • Uji Penetapan Penyedia
• Mendapatkan data kebutuhan yang akurat • Uji Pelaksanaan dan pembayaran
• Menilai kepatuhan proses PBJ • Uji Kewajaran Harga
• Menilai kewajaran harga • Uji Penerimaan Barang
• Meyakini jumlah, jenis, dan spesifikasi barang yang • Uji efektivitas distribusi
diterima
• Mengidentifikasi kelemahan pengendalian intern
• Memberikan rekomendasi penyelesaian masalah untuk
memastikan PBJ dapat memenuhi kebutuhan untuk
penanganan COVID-19.
RISIKO PENGADAAN BARANG DAN JASA DI MASA DARURAT

• Persiapan Penilaian Risiko Korupsi pada PBJ


• Tahapan Penilaian Risiko
• Risiko Fraud PBJ
AREA RISIKO TINGGI PBJ COVID

Pelaksanaan Pelaksanaan
Perencanaan
Pengadaan Pengadaan
Pengadaan
melalui Penyedia melalui Swakelola

Penyelesaian Distrbusi ke end


Pembayaran user

Lihat : Kebijakan dalam SE Kepala BPKP Nomor SE-12/2020


Fraud PBJ: Generik

• Pemberian Suap / Gratifikasi


• Penyalahgunaan Jabatan
• Internal Trading
• Pilih Kasih (Favoritisme)
• Menerima Komisi
• Nepotisme
• Illegal Contribution
Identifikasi Risiko Fraud pada Tahap Perumusan Kebijakan (Penganggaran)

• Kegiatan PBJ dalam dokumen penganggaran tidak pernah diusulkan


• adanya penambahan kegiatan pengadaan oleh pihak-pihak tertentu
• Mark-up anggaran PBJ
• Penentuan anggaran PBJ tidak didasarkan pada perhitungan teknis
yang memadai
Identifikasi Risiko Fraud pada Perencanaan PBJ
• Perencanaan tidak sesuai dengan kebutuhan riil
• Perencanaan disesuaikan dengan keinginan pihak-pihak tertentu.
• Spesifikasi teknis/KAK dibuat berdasarkan keinginan pihak tertentu tanpa
memperhatikan kebutuhan
• Perhitungan biaya barang/jasa yang dibutuhkan, dan biaya pendukung dalam
anggaran PBJ ditetapkan terlalu tinggi (tidak sesuai dengan harga pasar),
• Menyatukan atau memusatkan beberapa kegiatan yang tersebar di beberapa lokasi
yang menurut sifat pekerjaan dan tingkat efisiensinya seharusnya dilakukan di unit
masing-masing.
• Menggabungkan beberapa paket pekerjaan yang sifat pekerjaan dan besaran
nilainya dapat dilakukan oleh usaha kecil menjadi satu paket pekerjaan yang hanya
dapat dilaksanakan oleh usaha non kecil (menengah dan besar);
• Pembentukan panitia pengadaan atau penunjukan pejabat pengadaan tidak sesuai
ketentuan.
Identifikasi Risiko Fraud pada Persiapan Pengadaan dan Persiapan Pemilihan

• Penetapan sistem pengadaan yang menguntungkan salah satu pihak.


• Adanya kecenderungan pemilihan sistem kontrak jenis lumpsum, untuk memudahkan mark-up
anggaran/HPS.
• Penyusunan jadwal pelaksanaan pengadaan yang menguntungkan bagi pihak tertentu.
• Spesifikasi disusun mengarah kepada suatu merek tertentu, serta spesifikasi teknis tidak
jelas/tidak menggambarkan metode kerja penyelesaian pekerjaan;
• Penyusunan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) yang tidak profesional.
• Risiko adanya penyusunan HPS yang tidak professional : tidak berdasarkan pada hasil
• survei pasar, tidak dihitung secara keahlian, dan disusun oleh calon penyedia barang/jasa,
rekayasa (mark-up) koefisien dan jenis komponen yang diperlukan untuk membentuk harga
satuan sub jenis pekerjaan, rekayasa (mark-up) volume sub-sub jenis pekerjaan khususnya untuk
jenis kontrak lump sum;
• HPS tidak berdasarkan pada data-data yang valid.
• Penyusunan dokumen PBJ yang menguntungkan calon rekanan tertentu.
Identifikasi Risiko Fraud pada Pelaksanaan Pemilihan Penyedia

• Pengumuman dan pendaftaran peserta tender/seleksi yang direkayasa.


• Tahap Kualifikasi Penyedia Barang/Jasa dan Pengambilan Dokumen
Pemilihan Penyedia Barang/Jasa yang mempersulit pihak atau peserta yang
tidak dimenangkan
• Penjelasan tender/seleksi tidak sesuai ketentuan
• Evaluasi Penawaran, Pembuktian Kualifikasi dan Pembuatan
• Berita Acara Hasil Tender/seleksi tidak sesuai prosedur
• Penetapan dan pengumuman tender/seleksi direkayasa
• Sanggahan peserta tender/seleksi dan pengaduan masyarakat direkayasa
atau tidak ditindaklanjuti
Identifikasi Risiko Fraud pada Pelaksanaan Kontrak
• Perubahan substansi kontrak sebelum kontrak ditandatangani
• Penandatanganan kontrak tanpa dilengkapi surat jaminan pelaksanaan
• Kontrak “dijual” kepada pihak lain atau seluruh pekerjaan utama dialihkan kepada
penyedia lainnya;
• Pekerjaan utama disubkontrakan;
• Perintah perubahan volume (contract change order) dalam rangka Kolusi Korupsi
Nepotisme;
• Perubahan desain tidak diikuti dengan justifikasi dan perubahan (amandement) kontrak;
• Data lapangan yang dipalsukan: metodologi dan cara pelaksanaan pekerjaan, jumlah
peralatan di lapangan, jumlah material, laporan perhitungan volume pekerjaan (back up
quantity) laporan harian, laporan bulanan, BA penghitungan volume pekerjaan dibuat
tidak sesuai kondisi riil atau volumenya dibesarkan.
• Terlambat melakukan mobilisasi peralatan dan tenaga kerja;
• Jumlah dan jenis peralatan tidak sesuai dengan persyaratan;
• Jumlah dan kualitas tenaga ahli dilapangan tidak sesuai dengan persyaratan;
Identifikasi Risiko Fraud pada Tahap Penyelesaian dan Serah Terima Barang/Jasa

• Kuantitas dan kualitas barang yang diterima tidak sesuai kontrak.


• Penyerahan barang di lokasi yang tidak tepat waktu;
• Keterlambatan penyerahan barang tidak didenda;
• Pembayaran tidak sesuai dengan kemajuan fisik, pembayaran fiktif,
pembayaran tidak didukung dengan hasil perhitungan bersama
(mutual cek) untuk kontrak harga satuan, serta tidak dibuat Berita
Acara (BA) pembayaran;
• Kekurangan pemungutan dan penyetoran pajak/PNBP;
Identifikasi Risiko Fraud pada Tahap Pemanfaatan Barang/Jasa

• Barang/jasa tidak dicatat sebagai aset


• Barang/konstruksi yang sudah melewati masa pemeliharaan, namun
tidak dapat dimanfaatkan sesuai umur ekonomis/teknisnya;
• Barang/konstruksi yang dibuat oleh PBJ ternyata tidak dapat
dimanfaatkan sampai dengan umur ekonomis/teknisnya,
• Barang/jasa hasil pengadaan tidak dimanfaatkan.
Pengujian Kewajaran Harga

• Definisi
• Pengujian kewajaran harga
Pengujian kewajaran harga tanpa HPS

SE LKPP 3/2020
Perpres 16/2018 Pasal 26 ayat (5)
PBJ Covid : HPS tidak ada
• HPS digunakan sebagai: • Maka PPK tidak punya dasar
• Alat untuk menilai kewajaran untuk menilai kewajaran harga
harga penawaran dan/atau penyedia
kewajaran harga satuan; • Penyedia yang Menyiapkan
• Dasar untuk menetapkan batas Bukti Kewajaran Harga sebagai
tertinggi penawaran yang sah bahan post audit setelah
dalam Pengadaan Barang/ pembayaran
Pekerjaan Konstruksi/Jasa
Lainnya.
Harga yang Wajar dalam PBJ

• Terbentuk dari proses yang probity


• Para pihak memahami dan memiliki pengetahuan yang memadai
(tidak ada penipuan)

• Tidak ada fee, gratifikasi, suap dan kickback


• Didukung dengan bukti yang dapat dipertanggungjawabkan
Akuntabilitas Kewajaran Harga dalam PBJ Covid 19

Struktur Biaya

Sumber https://www.iapco.org/app/uploads/2019/11/PSB-Finance.pdf

Bukti Kewajaran Harga yang Disediakan


oleh Penyedia

• Dokumen Pembentuk Harga


• Dokumen kenaikan harga bahan
baku, upah, biaya pengiriman dll
• Kontrak, surat pesanan ke
pembeli lain
• Mengutamakan yang pernah berkontrak
• Harga publikasi
Upaya PPK • Rantai pasok terpendek
• Daftar harga pasar • Proses penunjukkan secars transparan
• Negosiasi harga dan persyaratan pembelian
• Right to audit
• Klausul pengembalian kerugian apabila ada temua
Langkah Pengujian

Tujuan
• Memastikan harga PBJ adalah harga yang wajar

Prosedur :
• Dapatkan surat pesanan / kontrak / BA Perhitungan Bersama / BA Serah Terima Barang
• Dapatkan dokumen pembuktian kewajaran harga dari penyedia
• Dapatkan dokumen pembayaran kepada penyedia
• Identifikasi komponen biaya yang diperhitungkan dalam dokumen pembuktian kewajaran harga (surat tagihan, invoice,
PIB, airway bill, bukti pembayaran dari penyedia kepada pemasok
• Konfirmasi ke pemasok / vendor, perusahaan ekspedisi
• Analisis penggunaan kurs mata uang asing
• Analisis relevansinya dengan barang yang diterima
• Susun struktur biaya barang / jasa
• Lakukan pemeriksanaan fisik, observasi
• Hitung harga yang wajar menurut hasil audit
• Simpulan kewajaran harga PBJ
Studi Kasus
Materi Aduan:
Saya pimpinan PT Tulen, perusahaan yang memproduksi alat pelindung diri (APD) bagi tenaga medis yang selama ini
mengekspor produk ke luar negeri. Produk kami telah disertifikasi oleh WHO dan digunakan di banyak negara.
Karena belum lama diberlakukan larangan ekspor demi pemenuhan kebutuhan nasional, saya mengalihkan pasar ke
dalam negeri. Namun niat baik saya dihalangi oleh oknum-oknum di Kementrian ABC sbb:
1. Penawaran saya seharga Rp209.000 per unit dengan kapasitas produksi 5 juta unit dikembalikan oleh PPK dengan
alasan untuk diurus izin edarnya ke Litbang di bawah kementerian ABC. Tgl penawaran saya 24 Mei 2020. Hari itu
juga saya mengurus izin edar tersebut.
2. Kebijakan presiden terkait izin edar alkes untuk penanganan covid-19 sesuai Inpres No 1, harus diselesaikan dalam 1
hari. Namun, saat saya mengurus izin edar terkesan dipersulit dan infonya baru akan diterbitkan 2 minggu kemudian.
3. Saat saya urus izin edar, PPK menerbitkan PO kepada PT Bodong sebanyak 5 juta unit dengan harga
Rp778.000/unit, pada tanggal 1 Juni 2020.
4. Saya tahu PT Bodong tidak punya kemampuan memproduksi sebanyak jumlah PO tersebut. Buktinya saat ini mereka
pesan ke pabrik saya sebanyak 2,5 juta unit APD dengan mengajukan harga Rp180.000/unit.
Mohon informasi ini diaudit segera karena kerugian negara sangat besar.
Terima kasih
Ibukota, 5 Juni 2020
Direktur PT Tulen
Brama Kumbara.
Diskusikan dalam kelompok dan buat kertas kerjanya
Durasi Pengerjaan : 60 Menit

Lakukan penelaahan atas informasi awal dan buatkan laporannya.


• Sistematika laporan penelaahan informasi awal:
• Sumber Informasi
• Materi Pengaduan
• Hasil Telaahan
• Simpulan dan saran

Rumuskan hipotesis
• Sistematika rumusan hipotesis:
• Uraian hipotesis
• Indikasi jenis kecurangan yang terjadi (what)
• Indikasi lokasi tempat terjadinya kecurangan (where)
• Indikasi kapan kecurangan terjadi (when)
• Indikasi pihak-pihak yang melakukan kecurangan (who)
• Dugaan cara pelaku melakukan/menyembunyikan kecurangan (How)
• Dugaan kerugian negara/daerah akibat kecurangan (how much)
• Dugaan alasan/motif kecurangan (why)
Berdasarkan hipotesis, susun matriks rencana
pengumpulan bukti
• Matriks terdiri atas tiga kolom:
• (1) unsur hipotesis,
• (2) jenis bukti,
• (3) sumber bukti & informasi yg hendak diperoleh

Lakukan pengujian kewajaran harga


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai