Anda di halaman 1dari 20

PERAN BPK DALAM PENGUATAN

TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS


PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA PADA
KEMENTERIAN AGAMA

Kepala Auditorat V.A. BPK RI


Dede Sukarjo, S.E., M.M., Ak., CA., CSFA.
AGENDA
Mandat dan Tugas BPK

Kebijakan Pemeriksaan BPK


pada Kementerian Agama

Mitigasi Risiko Temuan


Berulang

Penyelesaian TLRHP dan


Kerugian Negara
2
Integritas | Independensi | Profesionalisme
TUGAS DAN MANDAT BPK

Undang-Undang Dasar 1945


Pasal 23 E Ayat (1) “Untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan negara
diadakan satu Badan Pemeriksa Keuangan yang bebas dan mandiri.

Jenis Pemeriksaan Tujuan Audit


UU Nomor 15
1. Pemeriksaan Keuangan Opini
Tahun 2004
2. Pemeriksaan Dengan
UU Nomor 15 Tujuan Tertentu (PDTT)
Kesimpulan
Tahun 2006
3. Pemeriksaan Kinerja Kesimpulan &
Rekomendasi

Integritas | Independensi | Profesionalisme 3


Kedudukan BPK Dalam Penyelenggaran Negara RI
Berdasarkan UUD 1945 Sesudah Amandemen)
(Sebagai Lembaga Negara)

UUD 1945

Presiden MPR DPR DPD BPK MA MK KY


PERAN BPK DALAM PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA
Supreme Audit Institution’s Maturity Model

SAI Maturity Model


Model ini didesain untuk membantu
SAI dalam meningkatkan efektivitas
pengawasan keuangan (oversight),
wawasan tentang kebijakan publik
(insight), dan tinjauan atas pilihan
alternatif masa depan (foresight)
sesuai dengan model kematangan
organisasi

Integritas | Independensi | Profesionalisme 5


KEBIJAKAN PEMERIKSAAN BPK PADA KEMENTERIAN AGAMA
RENSTRA KEMENTERIAN AGAMA
1. meningkatkan pemahaman dan
pengamalan ajaran agama;
2. memantapkan kerukunan intra dan
antarumat beragama; Dasar Pertimbangan
3. menyediakan pelayanan kehidupan Pemeriksaan BPK :
beragama yang merata dan • Mandatory Audit
berkualitas; • Permintaan
4. meningkatkan pemanfaatan dan
Lembaga Perwakilan
kualitas pengelolaan potensi
ekonomi keagamaan;
• Permintaan Aparat
5. mewujudkan penyelenggaraan Penegak Hukum
ibadah haji dan umrah yang • Signifikansi
berkualitas dan akuntabel; Anggaran
6. meningkatkan akses dan kualitas • Mendapat Perhatian
pendidikan umum berciri khas Masyarakat
agama, pendidikan agama pada • Berisiko terjadinya
satuan pendidikan umum, dan
kecurangan (fraud)
pendidikan keagamaan; dan
7. mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang bersih,
akuntabel, dan terpercaya.
Integritas | Independensi | Profesionalisme 6
MANDATORY
AUDIT • UU No. 17 Tahun 2003
• UU No. 1 Tahun 2004
• UU APBN
PEMERIKSAAN ATAS • Tujuan Pemeriksaan untuk Memberikan OPINI
LAPORAN KEUANGAN • Kriteria OPINI : (1) Kesesuaian dengan standar
KEMENTERIAN AGAMA akuntansi pemerintahan, (2) kecukupan
pengungkapan (adequate disclosures), (3) kepatuhan
terhadap peraturan perundang-undangan, dan (4)
efektivitas sistem pengendalian intern.

• Laporan pertanggungjawaban pelaksanaan


PEMERIKSAAN ATAS pengelolaan Keuangan Haji diaudit oleh Badan
PERTANGGUNGJAWABA Pemeriksa Keuangan sesuai dengan ketentuan
N PENYELENGGARAAN peraturan perundang-undangan. (Pasal 52, UU No. 34
IBADAH HAJI Tahun 2014)
• Pengawasan eksternal (Pasal 27, UU No. 8 Tahun 2019)
PERKEMBANGAN OPINI LK KEMENAG
OPINI/TAHUN 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Wajar Tanpa Pengecualian V V V V ??
Wajar Dengan Pengecualian V
Tidak Wajar
Tidak Menyatakan Pendapat

Catatan:
• Masih terdapat beberapa permasalahan yang perlu mendapat
perhatian dan ditindaklanjuti secara tuntas dan menyeluruh.
• Permasalahan berulang apabila tidak segera ditindaklanjuti akan
terakumulasi menjadi permasalahan yang material dan dapat
berdampak terhadap penurunan OPINI.
• Untuk LK Kemenag Tahun 2020 masih dalam proses pemeriksaan
• Tindak lanjut atas koreksi dan temuan pemeriksaan
PERMASALAHAN DAN SOLUSI DALAM
PENGELOLAAN PNBP
 Penggunaan rekening pribadi (tidak
terdaftar/memperoleh izin KPPN) SOLUSI PERBAIKAN
 Pembukuan tidak tertib  Meningkatkan Kompetensi
 Tidak dilakukan cash opname dan pengawasan Pengelola PNBP
berkala oleh atasan langsung bendahara  Menertibkan administrasi
pengelolaan PNBP
 Uang penerimaan dipinjamkan untuk keperluan
 Meningkatkan Kepatuhan
lain
Pengelolaan PNBP
 Penggunaan langsung  Memroses Pengajuan Tarif PNBP
 Belum/terlambat disetor kepada Kemenkeu
 Pemanfaatan BMN Belum didukung dengan  Memperbaiki penganggaran
perjanjian
 Belum ditetapkan tarifnya
 Belum dipungut sewa
PERMASALAHAN DAN SOLUSI DALAM PENGELOLAAN
BELANJA BARANG UNTUK DISERAHKAN KEPADA
MASYARAKAT DAN BANSOS
 Belum Semua Penerima Bantuan Menyampaikan SOLUSI PERBAIKAN
LPJ  Memperbaiki dan memutakhirkan
 Belum Semua Penerima Bantuan Pendidikan database sebagai dasar
Memiliki Izin Operasional penganggaran, penetapan calon
 Tidak Tepat Sasaran, Tidak Tepat Waktu dan Tidak penerima bantuan dan penyaluran
Tepat Jumlah  Menyempurnakan mekanisme
penyaluran
 Penyaluran Ganda
 Mingkatkan kecermatan dalam
 Data calon penerima bantuan tidak valid melakukan proses verifikasi dan
 Saldo yang belum tersalurkan pada Bank belum validasai
disajikan dalam laporan keuangan  Meningkatkan monitoring dengan
pihak perbankan
 Menyetorkan sisa yang tidak dapat
disalurkan sampai batas waktu
tertentu ke kas negara
PERMASALAHAN DAN SOLUSI DALAM PENGELOLAAN
BELANJA MODAL (PENGADAAN BARANG DAN JASA)

 Pemahalan harga
 Kemahalan harga (pemborosan) SOLUSI PERBAIKAN
 Kekurangan volume pekerjaan  Memperkuat manajemen proyek
 Hasil pekerjaan tidak sesuai dengan spesifikasi
dan tim teknis
teknis
 Meningkatkan kepatuhan dalam
pengadaan barang dan jasa
 Keterlambatan penyelesaian pekerjaan  Memperkuat fungsi pengawasan
 Mangkrak fisik di lapangan
 Monitoring dan evaluasi
pelaksanaan kegiatan secara
berkala
PERMASALAHAN DAN SOLUSI KELEBIHAN
PEMBAYARAN BELANJA PEGAWAI, BELANJA BAHAN,
HONOR, PERJALANAN DINAS
 Tidak didukung dengan bukti yang lengkap dan
sah
SOLUSI PERBAIKAN
 Tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya  Meningkatkan kompetensi
 Tidak sesuai dengan KMK tentang SBU pengelola keuangan
 Tumpang tindih kegiatan  Mematuhi ketentuan/standar yang
berlaku
 Pembayaran ganda  Menghentikan belanja yang tidak
sesuai dengan kenyataan yang
sebenarnya
PERMASALAHAN PENGELOLAAN ASET

 Aset dalam sengketa/dikuasai pihak lain yang


tidak berhak
SOLUSI PERBAIKAN
 Tanah tidak didukung dengan bukti kepemilikan  Secara bertahap memprioritaskan
yang sah
anggaran untuk sertifikasi tanah
 Pemanfaatan asset oleh pihak ketiga tidak  Melakukan pengamanan
didukung dengan Surat Perjanjian  Menertibkan pemanfaatan asset
 Pemanfaatan Aset oleh pihak ketiga tidak  Menuntaskan proses Inventarisasi
dipungut PNBP Fisik dan Penilaian
 Aset tidak diketahui keberadaannya  Melakukan proses penghapusan
atas asset yang tidak memiliki
 Penatausahaan asset belum tertib manfaat ekonomis
PERMASALAHAN DAN SOLUSI MASALAH
PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI

SOLUSI PERBAIKAN
 Penyempurnaan dan harmonisasi
 Transparansi dan akuntabilitas pengelolaan BPIH regulasi yang mengatur mengenai
pelaporan dan
 Sustainability BPIH
pertanggungjawaban BPIH
 Efisiensi BPIH  Mengurangi Subsidi BPIH dari nilai
 Kepatuhan dalam penggunaan BPIH manfaat calon Jemaah
haji/rasionalisasi Bipih secara
 Pengelolaan aset yang bersumber dari dana haji
bertahap
 Mengevaluasi Kewajaran harga
penerbangan secara cermat dan
obyektif
 Mematuhi ketentuan yang berlaku
dalam penggunaan BPIH
Data Realisasi BPIH dan Nilai/Manfaat Untuk
Penyelenggaraan Haji Tahun 2014 s.d. 2019
Unit BPIH/Jemaah
Tahun
Direct cost (Rp) Indirect cost (Rp) Total (Rp)
1 2 3 4 5 6=2+4
2014 33.799.500,00 65.36% 17.910.588,62 34.64% 51.710.088,62
2015 33.962.500,00 58.52% 24.071.977,00 41.48% 58.034.477,00
2016 34.641.304,00 57.70% 25.399.409,67 42.30% 60.040.713,67
2017 34.890.312,00 56.47% 26.896.477,82 43.53% 61.786.789,82
2018 35.235.602,00 48.83% 36.923.915,21 51.17% 72.159.517,21
2019 35.235.602,00 50.43% 34.636.432,02 49.57% 69.872.034,02

Total BPIH setiap tahun mengalami kenaikan signifikan, namun Bipih (setoran langsung calon Jemaah
Haji) relatif konstan dari tahun-ketahun. Sejak Tahun 2014 sampai dengan Tahun 2019, nilai Bipih relatif
tidak mengalami fluktuasi yang signifikan, yaitu sebesar Rp33.799.500,00 (Tahun 2014) menjadi
Rp35.235.602,00 (Tahun 2019). Sedangkan nilai BPIH mengalami kenaikan yang signifikan, dari
Rp51.710.088,62 Tahun 2014) menjadi Rp69.872.034,02 (Tahun 2019).
Perkembangan Nilai Manfaat Calon Jemaah Haji Waiting List
yang digunakan

Uraian Nilai Manfaat yang dihasilkan dari Realisasi Nilai Manfaat yang Penggunaan
dana jemaah yang berangkat pada digunakan untuk indirect cost Nilai manfaat dari
tahun yang bersangkutan setoran awal jemaah
yang belum
berangkat
(3.477.563.666.314,37
2017 1.859.826.884.040,86 5.337.390.550.355.00
)
(4.416.900.564.503,93
2018 2.128.196.753.143,07 6.545.097.317.647,00
)
(4.600.647.794.871,93
2019 2.384.672.567.681,77 6.985.320.362.553,70
Nilai manfaat calon Jemaah haji Waiting List yang digunakan per tahun sebagai subsidi berkisar )
antara Rp3,4 triliun s.d. Rp4,6 triliun
PERKEMBANGAN TLRHP KEMENAG Perkem-
SEM II tahun 2020 SMS I 2020 SMS II 2020
Uraian bangan
Jumlah Jumlah
P erb an d in g an p en y elesaian Ju m lah rek o m en d asi
tah u n 2 0 2 0 Total Rekomendasi 2.910 2.978 68
2393 2448
2,500
Telah Sesuai 2.393 2.448 55
2,000
1,500
1,000 479 431
Belum Sesuai 479 431 (48)
500 0 0 38 99

0
Belum Ditindaklanjuti Nihil Nihil -
Telah Sesuai Belum Sesuai Belum Tidak Dapat
Ditindaklanjuti Ditindaklanjuti
Tidak Dapat Ditindaklanjuti dengan
dengan Alasan
yang Sah Alasan yang Sah 38 99 61
SMS I 2020 SMS II 2020

Uraian SMS I 2020 SMS II 2020


P erb and in g an Persen tase Peny elesaian Ju m lah Jumlah % Jumlah %
rek o men d asi tah u n 2 0 2 0 IDR 812.849.686.665 IDR 878.589.735.676
SAR 2.263.254 SAR 2.263.254
82.20%
82.23% Total Rekomendasi USD 14.900.497 USD 14.900.497
80.00% JPY 150.835.507 JPY 150.835.507
60.00% IDR 647.606.597.394 IDR 702.633.891.554
SAR 1.037.810 SAR 1.037.810
40.00%
16.46%
14.47%
Telah Sesuai USD 14.764.229
82,23%
USD 14.764.229
82,20%
20.00% 0.00%0.00% 1.31%3.32% JPY 150.835.507 JPY 150.835.507
0.00% IDR 142.865.092.729
Telah Sesuai Belum Sesuai Belum Tidak Dapat IDR 95.348.047.598
Ditindaklanjuti Ditindaklanjuti Belum Sesuai SAR 1.225.444 16,66%
SAR 1.019.744
14,47%
dengan Alasan USD 136.268
yang Sah Belum Ditindaklanjuti Nihil 0,00% nihil 0,00%
IDR 80.607.796.523
SMS I 2020 SMS II 2020 Tidak Dapat Ditindaklanjuti
IDR 22.377.996.541 1,31% SAR 205.700 3,32%
dengan Alasan yang Sah USD 136.268
Jumlah Nilai Tindak Lanjut selama Satu
Semester Sebesar Rp113,26 Miliar
PERKEMBANGAN PENYELESAIAN SMS I 2020 SMS II 2020 Perkem-
bangan
Uraian
PKN KEMENAG Jumlah Jumlah
SEM II tahun 2020 Total Jml Kasus Kerugian
3.180 3.192 12
Negara
Perbandingan Jumlah Kasus PKN Tahun Selesai Ditindaklanjuti
2020 (Lunas) 2.357 2.385 28
3,1803,192
3,500 Telah Dihapuskan 10 15 5
3,000 2,3572,385
2,500
2,000
1,1261,119
Sisa Kerugian Negara 1.126 1.119
1,500
1,000
500 10 15
0
Total Jml Kasus Selesai Telah Dihapuskan Sisa Kerugian Dalam Juta Rupiah
Kerugian Negara Ditindaklanjuti Negara
(Lunas)
SMS I 2020 SMS II 2020
Uraian
SMS I 2020 SMS II 2020
Jumlah % Jumlah %
Total Nilai Kerugian 362.564 376.556
Perbandingan Nilai PKN Tahun 2020 Negara USD4.800 USD4.800
100.00%
100.00% SAR1.924.694,56 SAR1.924.694,56
100%
259.846 272.695
90%
72.42%
71.67% Telah Ditindaklanjuti USD4.800
71,67% USD4.800 72,42%
80%
70%
SAR936.400,00
60% Telah Dihapuskan 3.577 0,99% 4.361 1,16%
50%
40% 27.34%
26.42%
Sisa Kerugian Negara 99.142 27,34% 99.500 26,42%
30% SAR1.924.694,56 SAR988.294,56
20%
0.99%1.16%
10%
0%
Total Nilai
Kerugian Negara
Telah
Ditindaklanjuti
Telah Dihapuskan Sisa Kerugian
Negara Jumlah Penyelesaian KN selama Satu
SMS I 2020 SMS II 2020 Semester Sebesar Rp13,99 Miliar
TINDAK LANJUT HASIL PEMERIKSAAN
BPK
 Pejabat wajib menindaklanjuti rekomendasi dalam laporan hasil pemeriksaan.
 Pejabat wajib memberikan jawaban atau penjelasan kepada BPK tentang tindak lanjut atas rekomendasi dalam
laporan hasil pemeriksaan.
 Jawaban atau penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan kepada BPK selambat-lambatnya 60
(enam puluh) hari setelah laporan hasil pemeriksaan diterima.
 BPK memantau pelaksanaan tindak lanjut hasil pemeriksaan
 Pejabat yang diketahui tidak melaksanakan kewajiban menindaklanjuti rekomendasi hasil pemeriksaan BPK
dapat dikenai sanksi administratif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
kepegawaian.
 BPK memberitahukan hasil pemantauan tindak lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat (4) kepada lembaga
perwakilan dalam hasil pemeriksaan semester.

(Pasal 20 UU No. 15 Tahun 2004)


Terima Kasih &
Semoga Bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai