Anda di halaman 1dari 15

Akuntabilitas dan Transparansi

Pengelolaan PTNBH

Dr. Agus Joko Pramono, M.Acc., Ak., CA., CSFA., CPA., CFrA., QGIA., CGCAE.
Ketua Komite Audit IPB/Ketua Forum Komunikasi Komite Audit PTNBH

Disampaikan dalam Forum Majelis Wali Amanat dan Forum Komunikasi Komite Audit PTNBH
7 Maret 2023
Sustainable Development Goals
(SDGs) merupakan agenda
Pendidikan saat ini merupakan hak pembangunan dunia yang Untuk mewujudkan pendidikan
fundamental. Melalui pendidikan bertujuan untuk mensejahterakan berkualitas, sudah seharusnya
negara dapat meningkatkan manusia secara global, dimana institusi pendidikan dhi PTNBH
kualitas sumber daya manusia. salah satu agendanya adalah dikelola secara berkualitas.
menciptakan Pendidikan
berkualitas.

Pendidikan Berkualitas – SDGs


Implementasi GUG merupakan alternatif dan jalan keluar agar
perguruan tinggi menjadi lebih berkualitas dan berdaya saing
internasional, (Faraasyatul'Alam, dkk, 2021).
Good
University GUG bertujuan mewujudkan Perguruan Tinggi yang
Governance akuntabel. Dengan penerapan GUG yang konsisten dan
berkelanjutan diharapkan akan meningkatkan budaya mutu,
(GUG) meningkatkan citra positif, reputasi unggul, dan daya saing mutu
tinggi.

Prinsip Utama GUG:


1. Accountability
2. Transparency
3. Responsibility
4. Independence
5. Fairness
Accountability

Accountability berkaitan dengan pertanggungjawaban, kondisi yang


diminta dipertanggungjawabkan kepada stakeholders.

Accountability salah satunya berkaitan dengan pencapaian Indikator


Kinerja Utama PTNBH di bidang keuangan yaitu “OPINI” Laporan
Keuangan, dan predikat SAKIP.
Opini Laporan Keuangan
Apakah menjamin tanpa masalah??
PERMASALAHAN AKUNTABILITAS
PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA - PTNBH
Permasalahan Upaya-Upaya
1. Pengawasan internal – MWA KA Unit Pengawasan
belum memadai
Akuntabilitas 2. Penganggaran tidak sesuai ketentuan dan kebutuhan
Keuangan 3. Pengelolaan anak usaha
4. Pengelolaan kerjasama
5. Kepatuhan perpajakan 1. Implementasi three
6. Pengadaan barang/jasa line of defense
7. Rendahnya tindak lanjut hasil pemeriksaan 2. Penguatan SPIP
8. Desakan opini “WTP” 3. Koordinasi BPK –
Akuntabilitas 9. Ada pandangan bahwa dengan PTNBH jadi bebas Pengawas Internal
Keuangan menentukan penghasilan, akibatnya PTNBH anggaran 4. Implementasi
Negara - PTNBH habis untuk penghasilan, subsidi ke UKT mahasiswa Whistleblowing System
kurang. 5. Sistem Manajemen
Anti Penyuapan
Permasalahan

1. Indikator kinerja tumpang tindih;


Akuntabilitas 2. Belum dilakukan cascading;
Kinerja 3. Belum terdapat pedoman evaluasi;
4. Reward dan punishment belum
memadai; Public Trust
5. dll Meningkat

6
PENTINGNYA KOORDINASI ANTARA BPK DAN
PENGAWAS INTERNAL

BPK dan Pengawas Internal


Area kerja yang saling Meningkatkan efisiensi
bertujuan meningkatkan
beririsan menciptakan dan efektivitas tugas
transparansi dan akuntabilitas
peluang kerjasama dan BPK dan Pengawas
tata kelola keuangan negara -
koordinasi Internal
PTNBH

Tujuan yang Kerjasama & Efisiensi &


sama Koordinasi Efektivitas

7
Menjamin kebebasan memperoleh
informasi tentang aktivitas
pengelolaan sumber daya publik
kepada pihak yang membutuhkan

Transparency
Dasar hukum:
Peraturan Menteri
Undang-Undang Nomor 14
Undang-Undang Nomor 25 Pendidikan dan Kebudayaan 
Tahun 2008 tentang
Tahun 2009 tentang Nomor 41 Tahun 2020
Keterbukaan Informasi
Pelayanan Publik tentang Layanan Informasi
Publik
Publik
Transparansi – Sorotan Publik

Proses
Proses Laporan
Rekruitmen Proses Pengadaan
Penerimaan Pengawasan
Sumber Daya Barang/Jasa
Mahasiswa Baru Internal
Manusia

Laporan
Laporan
Keuangan – Laporan Tahunan
Pengaduan
Laporan Audit (Annual Report)
Masyarakat
Independen
APA PERAN MWA DAN KOMITE AUDIT? (masing-masing PTNBH berbeda dalam mengatur kewenangan dan tugas
MWA)
IPB UI UPI
APA PERAN MWA DAN KOMITE AUDIT?
• Dalam menjalankan tugasnya MWA dibantu oleh Komite Audit dan
Komite Manajemen Risiko (tidak semua PTNBH ada komite
manajemen risiko).
• KA merupakan perangkat MWA yang menjalankan fungsi pengawasan
nonakademik dengan melaksanakan evaluasi hasil audit internal dan
eksternal atas penyelenggaraan PTNBH.
• Anggota KA seharusnya menguasai bidang akuntansi dan pengelolaan
keuangan, tata kelola perguruan tinggi peraturan perundang-
undangan pendidikan tinggi, dan pengelolaan barang milik
negara/PTNBH, memiliki cukup waktu dan komitmen untuk
melaksanakan tugasnya.
PERMASALAHAN MWA-KA - PTNBH
Kondisi yang ada
1. Kualifikasi SDM yang kurang memadai (ada PTNBH yang
anggota MWA – KA nya berasal dari PNS baru yang belum
memiliki pengalaman, hanya karena ybs anak dari salah satu
MWA & KA saat pejabat di PTNBH tsb).
ini 2. Kurang optimal dalam melakukan pengawasan non akademik:
termasuk keuangan, SDM, Aset, dll
3. Beberapa cenderung hanya menjadi ‘stemple’ kegiatan
pengelolaan yang dilakukan oleh Rektor dan jajarannya, tanpa MWA dan KA yang
sebelumnya melakukan kajian-kajian yang memadai, misal berkualitas, optimal
kegiatan Kerjasama dengan pihak ketiga, dll.
4. Tidak menguasai substansi permasalahan hasil pemeriksaan dalam melaksanakan
Kondisi MWA 5.
internal, maupun pemeriksaan oleh pihak eksternal
Kurang optimal/tidak secara rutin memberikan masukan
tugas dan
dan KA pengelolaan dan kesehatan keuangan, cenderung tidak tahu / kewenangannya,
tidak mendapat laporan yang komprehensif
6. dll
serta bebas dari
potensi KKN.
Seharusnya
1. Kualifikasi SDM yang berkualitas, bebas konflik, sehingga tidak
membuka peluang terjadinya KKN
MWA & KA 2. Mengadakan forum pertemuan rutin untuk mengevaluasi,
memberikan masukan atas pengelolaan non akademik,
seharusnya termasuk kesehatan keuangan.
3. Melakukan kajian yang obyektif agar dapat memberikan
saran, masukan kepada Rektor dan jajarannya. Tidak hanya
menjadi ‘stemple’.
4. Lebih belajar untuk menguasai substansi hasil
pemeriksaan internal dan eksternal serta progress tindak
lanjutnya.
5. dll 12
Peran Komite Audit
Current State Revitalisasi

Membantu Majelis Wali Amanat (MWA) dalam


tugas pengawasan bidang non-akademik kepada 1. Berkolaborasi dengan lembaga-lembaga
komite audit:
pengawasan di PTN BH, baik internal maupun
1. evaluasi hasil audit internal dan eksternal; eksternal.
2. melaksanakan pengawasan bidang non 2. Memberikan pertimbangan atas tata kelola yang
akademik yang meliputi lingkup organisasi, baik (good governance), pengendalian internal
keuangan, kemahasiswaan, ketenagaan
(internal control) yang memadai, dan pengelolaan
serta sarana dan prasarana;
risiko (risk management) yang sesuai dengan
3. memberikan saran-saran dan pertimbangan- kaidah-kaidah yang baik.
pertimbangan kepada MWA untuk
mengambil keputusan di bidang 3. Memberikan masukan untuk menjaga
nonakademik yang signifikan bagi kemajuan Sustainability PTN-BH (foresight)
dan perkembangan PTN BH secara
berkelanjutan
Praktek-praktek Terbaik
Revitalisasi Komite Audit
1. Diterapkannya mekanisme dan hubungan kerja yang selaras
antara MWA dan Komite Audit;
2. Penyusunan Rencana Kerja yang realistis dan terukur;
3. Sinergi yang baik antara komite audit - internal audit – eksternal
audit;
4. Keterbukaan dan open minded Komite Audit dan pihak-pihak
terkait;
5. Penyiapan materi penyusunan saran yang terstruktur;
6. Monitoring yang baik atas saran-saran Komite Audit.
Terimakasih
Q&A

Anda mungkin juga menyukai