Anda di halaman 1dari 177

AUDITING I

(PEMERIKSAAN AKUNTANSI I )
WARSANI PURNAMA SARI SE,AK,CA,MM
UNIVERSITAS MEDAN AREA
SEMESTER GANJIL TA 2016/2017
ETIKA PERKULIAHAN
• TATAP MUKA MAX 14X; MIN 12X
• TOLERANSI TERLAMBAT < 15 MENIT
• SELAMA PERKULIAHAN :
TATA TERTIB PERKULIAHAN
1. BERDOA SEBELUM PERKULIAHAN
2. BATAS WAKTU TERLAMBAT 15 MENIT SETELAH MASUK PERKULIAHAN
3. TIDAK DIBENARKAN MAKAN, MINUM DAN MEROKOK
4. TIDAK DIBENARKAN MEMAKAI KAOS OBLONG, SANDAL JEPIT, ROK PENDEK DAN
TANKTOP
5. TIDAK DIBENARKAN MENGHIDUPKAN HP, DAN GADJET SELAMA PERKULIAHAN

JIKA DILANGGAR
MAHASISWA/MAHASISWI DIANGGAP TIDAK MENGIKUTI PERKULIAHAN
• JADWAL PERKULIAHAN
• Pertemuan I – II :
Pemaparan materi
• Pertemuan III :
Pemaparan materi dan quis/ tugas kelompok
• Pertemuan IV – VI : Pemaparan materi
• Pertemuan VII - VIII :
Quiz / pembahasan soal
• Mid test
• Pertemuan IX - X : Pemaparan materi
• Pertemuan XI : Studi Banding/ pengabdian masyarakat
• Pertemuan XII : Pemaparan materi dan quis
• Pertemuan XIII : Nobar
• Pertemuan XIV : Pemaparan materi dan tabulasi nilai.
• Final Test
KEHADIRAN

TATA NILAI 35 %

STUDI
BANDING
TOTAL MID/FINAL
TEST
25 % 100 % 20 %

TUGAS/QUI
Z
20 %
Materi Perkuliahan
• 1 Auditing dan Profesi Akuntan Publik
• 2 Audit Laporan Keuangan dan
• Tanggungjawab Auditor
• 3 Etika Profesi dan Kewajiban Hukum
• Auditor
• 4 Tinjauan Atas Proses Audit
• 5 Sasaran Audit, Bukti Audit, Program Audit
• dan Kertas Kerja
• 6 Penerimaan Tugas dan Perencanaan
• Audit

6

• 7 Materialitas, Risiko dan Strategi Audit
• Pendahuluan
• 8 Pemahaman Pengendalian Intern
• 9 Penilaian Risiko Kontrol/Uji Kontrol
• 10 Risiko Deteksi dan Disain Uji Substantif
• 11 Sampling Audit dlm Uji Kontrol
• 12 Sampling Audit dlm Uji Substantif

7
Bab 1 :
Auditing dan Profesi Akuntan Publik
• Mengapa Auditing diperlukan ?
• Apa itu auditing?
• Siapakah yang melakukan pekerjaan audit?
• Kapan audit dilakukan ?
• Bagaimana cara melakukan audit?

8
Peran
• Bidang Bisnis:
Auditing
• Keharusan bagi perusahaan publik
• Persyaratan bagi debitur perbankan
• Bidang Pemerintah:
• Pemerintah pusat, propinsi, dan kabupaten
• Bidang Perekonomian:
• Audit perpajakan

9
Definisi auditing
• proses sistematis
• memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif
• asersi ttg tindakan & peristiwa ekonomi
• derajat kesesuaian
• kriteria yang ditetapkan
• mengkomunikasikan hasilnya
• kepada pemakai yang berkepentingan

10
Tipe Audit
• Audit Laporan Keuangan
• Audit Kepatuhan (compliance audit)
• Audit Operasional (audit kinerja, management audit)

11
Audit Laporan Keuangan
• Memperoleh dan mengevaluais bukti ttg laporan keuangan suatu
entitas dg tujuan utk memberikan pendapat apajkah lk tsb telah
disajikan scera wajar sesuai dg PABU
• Hasil audit dipakai oleh pemgang saham, kreditor, intansi
pemerintah, masyarakat umum

12
Audit Kepatuhan
• Memperoleh dan mengevaluais bukti ttg utk menentukan apakah
aktivitas keuangan atau operasional dari suatu entitas sesuai dg
kondisi, aturan, atau perundang-undangan ttt
• Laporan audit dapat berupa (1) ikhtisar temuan atau (2) pemberian
pendapat ttg assurance (kepastian) atas kepatuhan dg kriteria ttt.

13
Audit Operasional
• Memperoleh dan mengevaluais bukti ttg tentang efesiensi dan
efektivitas dari kegiatan operasional suatu entitas sehubungan dg
tujuan tertentu
• Objek: Cabang, divisi atau fungsi tertentu

14
Tipe Auditor
• Auditor Independen
• Anggota IAI KAP
• Auditor Internal
• Karyawan Perusahaan
• Auditor Pemerintah
• Badan Pemeriksa Keuangan
• BPKP, Irjen, Itwilprov, Itwilkab, Bawasda

15
Persyaratan Profesi
• 1. Rerangka Pengetahuan Khusus
• 2. Proses Pendidikan Formal
• 3. Persyaratan Menjadi Anggota
• 4. Kode Etik
• 5. Pengakuan Status (Lisensi)
• 6. Kepentingan Publik
• 7. Pengakuan Profesi thd Kewajiban Sosial

16
CPA Vision project
• Vision Statement: Profesional Terpercaya
• Core Purpose: mengatasi dunia yang kompleks dan berubah
• Core Values
• Core Competencies
• Core Services

17
• Core Values:
• Pendidikan Berkelanjutan dan Belajar Selama Hidup
• Kompetensi
• Integritas
• Mengikuti Perkembangan Bisnis
• Obyektivitas

18
• CORE COMPENTENCIES
• Ahli di bidang komunikasi dan Kepemimpinan
• Berpikir Strategis dan Kritis
• Fokus pada Pelanggan, Klien dan Pasar
• Mampu menafsirkan segala informasi
• Mengikuti perkembangan tehnologi

19
• CORE SERVICES
• Assurance and Information Integrity
• Jasa Tehnologi
• Konsultasi Manajamen dan Manajemen Kinerja
• Perencanaan Keuangan
• Jasa Internasional

20
Jasa Kantor Akuntan Publik

• Jasa Assurance (Penjaminan)


• Jasa Atestasi
• Audit, Examination, Review, Agreed upon procedures
• Jasa Atestasi Lain
• Jasa Nonpenjaminan
• Jasa Accounting, Tax, Consulting

21
• Jasa Assurance:
• Jasa profesional independen utk meningkatkan kualitas informasi,
atau konteksnya, utk pengambil keputusan
• Contoh: Jasa Penilaian Risiko
• Jasa Pengukuran Kinerja
• Elder Care Assurance

22
• JASA ATESTASI
• Audit: laporan keuangan hitoris
• Examination: laporan keuangan prospektif
• Review
• Agreed-upon Procedures

23
• Audit:
• LK suatu entitas
• PABU
• Opini positif (pasti)
• Investor dan kreditor

24
• Examination
• Asersi pihak lain, seperti laporan keuangan prospektif, efektifitas
pengendalian interen, dan kompilasi entitas sesuai dg undang-
undang atau peraturan-peraturan ttt
• Contoh:
• 1. Ketelitian penyajian materi pengarang dari buku ajar
• 2. Kemampuan perangkat lunak komputer seperti yang dijanjikan
pembuat
• 3. Rata-rata suatu koran dibaca oleh masyarakat

25
• Review:
• Menanyai mgt dan analisis perbandingan informasi keuangan
• Opini “negative assurance”
• Pereview “ tidak melihat perlunya modifikasi yang material yg hrs
dilakukan atas LK agar sesuai dg PABU”
• Biasanya utk LK interim dan LK non-publik

26
• Agreed-upon Procedures:
• Penerapan prosedur ttt atas elemen LK atau akun ttt, kebalikan dr
lk secara keseluruhan
• Hasil: Ikhtisar Temuan

27
• Jasa Akuntansi dan Kompilasi
• Melakukan proses akuntansi mulai dari jurnal s/d laporan
keuangan
• Tidak memberikan opini atas LK yang dikompilasikan

28
• Jasa Lain:
• Jasa Tehnologi: analis sistem, manajemen informasi dan
keamanan sistem
• Konsultan manajemen
• Perencanaan Keuangan
• Internasional: perencanaan pajak antar negara, memberi bantuan
dlm merger atau joint venture dg prs LN

29
Organisasi yang terkait dg profesi Akuntan

• Organisasi Nonpemerintah
• Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
• IAI-Kompartemen Akuntan Publik
• Bapepam
• Organisasi Pemerintah
• Departemen Keuangan
• Badan Pemeriksa Keuangan
• Badan Pengawas dan Keuangan Pemerintah
• Kantor Pelayanan Pajak
• Badan Pengawas Daerah
• DPR dan DPRD

30
Organisasi KAP
• Partner (independent Auditor)
• Manajer
• Senior Auditor
• Supervisor
• Junior Auditor

31
Persyaratan Seorang Auditor Independen

• Bergelar Akuntan
• Anggota IAI
• Bergelar BAP
• Anggota IAI – KAP
• Pengalaman audit

32
Regulasi yg menjaga mutu jasa KAP

• Penetapan Standar: PSAK, SPAP, Kode Etika Akuntan, Kode Etika


Akuntan Publik
• Peraturan KAP: kebijakan dan prosedur KAP utk menjamin praktek
agar sesuai dg standar profesional
• Regulasi Pribadi atau Kolega: CPE, peer review, kritik atas kegagalan
dlm audit, pengawasan masyarakat
• Regulasi Pemerintah: UU, SK Menkeu

33
BAB II
AUDIT LAPORAN KEUANGAN,
LAPORAN AUDIT DAN
TANGGUNG JAWAB AUDITOR
Perbedaan kepentingan (conflict of interest)

Konsekuensi (consequence)

Kompleksitas (complexity)

Keterbatasan akses (remoteness)


Menurut Sofyan Safri Harahap, kebutuhan
permintaan jasa audit lebih banyak karena terpaksa.
Kebutuhan audit belum disadari benar. Audit
dilakukan karena keadaan yang memaksa. Kebutuhan
jasa audit dipaksa oleh keadaan–keadaan antara lain
seperti :

• Ketentuan bank dalam pemberian kredit.


• Ketentuan Badan Pengawas Pasar Modal bagi
perusahaan yang go public.
• Ketentuan tender, penawaran, pendaftaran
rekanan.
• Keadaan terpaksa karena terjadinya kecurangan.
• Ketentuan organisasi yang diatur dalam
anggaran dasar.
Meningkatkan kredibilitas perusahaan.

Meningkatkan efisiensi dan kejujuran.

Meningkatkan efisiensi operasional perusahaan.

Mendorong efisiensi pasar modal.


TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN DAN AUDITOR DALAM
KETER-KAITANNYA DENGAN AUDITING

Manajemen bertanggung jawab atas pembuatan dan isi


laporan keuangan yang dimuat dalam asersi atau
pernyataan manajemen.

Auditor independen bertanggung jawab untuk memberikan


pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan yang
dihasilkan manajemen.
Metode akuntansi mencakup pengidentifikasian transaksi atau kejadian yang
mempengaruhi entitas. Setelah diiden-tifikasi, item tersebut diukur, direkam
atau dicatat, dikla-sifikasikan, dan diringkas dalam catatan akuntansi. Hasil
proses ini adalah laporan keuangan maupun bentuk lapor-an lainnya.
Metode auditing mencakup penghimpunan dan pengevaluasian bukti yang
berhu-bungan dengan asersi manajemen. Hasil akhir proses auditing adalah
laporan auditor independen.

Tujuan akuntansi adalah mengkomunikasikan data keuangan yang relevan


dan dapat diandalkan yang berguna bagi pengambilan keputusan. Auditing
tidak menciptakan informasi baru, tetapi lebih dimaksudkan untuk mening-
katkan kredibilitas laporan keuangan. Auditing mengurai-kan informasi yang
ada dalam laporan keuangan untuk mencari pembuktian yang dapat
mendukung pendapat auditor mengenai kewajaran penyajian informasi
tersebut.
PENGERTIAN LAPORAN AUDIT

Produk dari proses audit adalah Laporan Hasil Audit( Audit


Report ).

• Apa yang telah dikerjakan akuntan


• Kesimpulan

Ketentuan laporan audit


• Audit berdasar standar auditing
• Bukti yang dikumpulkan harus cukup dan kompeten
LAPORAN AUDITOR BENTUK BAKU.
Laporan auditor bentuk baku memuat suatu pernyataan auditor
independen bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar
dalam semua hal yang material, posisi keuangan suatu satuan
usaha, hasil usaha, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum. Laporan bentuk baku inilah yang paling
banyak dikeluarkan auditor.
Laporan audit bentuk baku diberikan apabila dipenuhi
kondisi sebagai berikut :

• Semua informasi sudah dimasukkan dalam laporan keuangan.

• Semua standar umum dan standar pekerjaan lapangan telah


dilaksanakan dan bukti yang cukup telah dihimpun.

• Laporan keuangan disajikan secara wajar sesuai prinsip


akuntansi yang berlaku umum, termasuk pengungkapan yang
memadai.

• Tidak ada kondisi lain yang mengharuskan auditor untuk


menambahkan paragrap penjelasan.
Penyimpangan dari Laporan Audit Bentuk
Baku.

• Penambahan bahasa penjelasan dalam laporan audit


bentuk baku yang memberikan pendapat wajar tanpa
pengecualian.

• Pernyataan pendapat selain pendapat wajar tanpa


pengecualian.
ARTI WAJAR
ARTI WAJAR DALAM
DALAM AUDITING
AUDITING

•• Bebas
Bebas dari
dari keragu–raguan
keragu–raguan dan
dan ketidakjujuran
ketidakjujuran (( free
free from
from bias
bias
and dishonesty
and dishonesty ).).

•• Lengkap
Lengkap informasinya
informasinya (( full
full disclosure
disclosure ))
JENIS OPINI / PENDAPAT AUDITOR
( OPINION OF ACCOUNTANT ).

• Pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion)

• Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa pen-


jelasan yang ditambahkan dalam laporan audit bentuk baku
(unqualified opinion with explanatory language)

• Pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion)

• Pendapat tidak wajar (adverse opinion)

• Pernyataan tidak memberikan pendapat (disclaimer opinion)


Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian.
• Laporan keuangan menyajikan
secara wajar, dalam semua hal
yang material

• Sesuai dengan prinsip akuntansi


yang berlaku umum.
Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian Dengan Bahasa Penjelasan
Yang Ditambahkan Dalam Laporan Audit Bentuk Baku.

Keadaan tertentu mungkin mengharuskan auditor menambahkan suatu paragrap


penjelasan ( atau bahasa penjelasan yang lain ) dalam laporan audit, meskipun tidak
mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian.

(a). Pendapat auditor sebagian didasarkan atas laporan auditor independen lain.

(b). Untuk mencegah agar laporan keuangan tidak menyesatkan karena keadaan–
keadaan yang luar biasa, laporan keuangan disajikan menyimpang dari suatu prinsip
akuntansi yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia.

(c). Laporan keuangan dipengaruhi oleh ketidak pastian peristiwa masa yang akan
datang yang hasilnya belum dapat diperkirakan pada tanggal laporan audit.
(d). Terdapat keraguan yang besar tentang kemampuan satuan usaha dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya.

(e). Diantara dua periode akuntansi terdapat suatu perubahan material dalam
penggunaan prinsip akuntansi atau dalam metode penerapannya.

(f). Keadaan tertentu yang berhubungan dengan laporan audit atas laporan
keuangan komparatif.

(g). Data keuangan kuartalan tertentu yang diharuskan oleh Badan Pengawas
Pasar Modal ( Bapepam ) namun tidak disajikan atau ditelaah.

(h). Informasi lain dalam suatu dokumen yang berisi laporan keuangan auditan
secara material tidak konsisten dengan informasi yang disajikan dalam laporan
keuangan.
48
Pendapat Wajar Dengan Pengecualian.

Wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan
arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, kecuali untuk
dampak terhadap hal yang dikecualikan.

(a). Tidak adanya bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan
terhadap lingkup audit yang mengakibatkan auditor berkesimpulan bahwa ia
tidak dapat menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian dan ia
berkesimpulan tidak menyatakan tidak memberikan pendapat.

(b). Auditor yakin, atas dasar auditnya, bahwa laporan keuangan berisi
penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum, yang berdampak
material, dan ia berkesimpulan untuk tidak menyatakan pendapat tidak
wajar.
Pendapat Tidak Wajar.
Laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, dan
arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Pendapat ini dinyatakan bila menurut pertimbangan auditor, laporan keuangan secara
keseluruhan tidak disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum.

Bila auditor menyatakan pendapat tidak wajar ia harus menjelaskan dalam paragrap
terpisah sebelum paragrap pendapat dalam laporannya mengenai :

(1). Semua alasan yang mendukung pendapat tidak wajar.


(2). Dampak utama hal yang menyebabkan pemberian pendapat tidak wajar terhadap posisi
keuangan, hasil usaha, dan arus kas jika secara praktis dimungkinkan. Jika dampak tersebut tidak
dapat ditentukan secara beralasan, laporan audit harus menyatakan hal tersebut.
Pernyataan Tidak Memberikan Pendapat.

Dalam pernyataan tidak memberikan pendapat, auditor tidak menyatakan pendapat


atas laporan keuangan.
Pernyataan tidak memberikan pendapat diberikan oleh auditor dalam situasi/kondisi:

• Adanya pembatasan terhadap lingkup audit sehingga auditor tidak mungkin


melaksanakan audit yang cukup untuk memungkinkan-nya memberikan pendapat
atas laporan keuangan.
• Auditor tidak independen terhadap klien.

Pernyataan tidak memberikan pendapat tidak boleh dinyatakan auditor apabila dia
yakin berdasarkan auditnya terdapat penyimpangan material dari prinsip akuntansi
yang berlaku umum.
Jika disclaimer opinion disebabkan karena pembatasan lingkup audit, auditor tidak
diperkenankan mencantumkan paragrap lingkup audit
( seperti layaknya dalam opini yang lain ).
Auditor harus menunjukkan dalam paragrap terpisah alasan mengapa
auditnya tidak berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan
Indonesia.

Ia harus menyatakan bahwa lingkup auditnya tidak memadai untuk


menyatakan pendapat atas laporan keuangan.

Auditor tidak perlu harus menunjukkan prosedur yang dilaksanakan dan


tidak harus menjelaskan karakteristik auditnya dalam suatu paragrap lingkup
audit. Hal ini untuk menghindari kekaburan terhadap interpretasi dari
disclaimer opinion.

Sebagai tambahan ia harus menjelaskan keberatan lain yang berkaitan


dengan kewajaran penyajian laporan keuangan sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum.
DAFTAR 10 KAP TERBESAR DI
INDONESIA.
1.Deloitte – KAP Osman Bing Satrio
2.PwC (Pricewaterhouse Coopers) – KAP
Haryanto Sahari
3.Ernst & Young – KAP Purwantono,
Sarwoko, Sandjaja
4.KPMG – KAP Sidharta, Sidharta, Widjaja
5.RSM (McGladrey & Pullen)
6.Grant Thornton
7.CBIZ (Mayer Hoffman McCann)
8.BDO USA
9.Crowe Horwath
10.BKD
The Best Accounting Firms In America In 2016

Just as in last year’s rankings,


PriceWaterhouseCoopers (PwC),
Deloitte and Ernst & Young made up
the top three spots on Vault’s list this
year, in that order. The only alteration
is that last year’s rankings saw Ernst&
Young ahead of Deloitte, in second
place.
BAB III
ETIKA PROFESIONAL DAN
KEWAJIBAN HUKUM AUDITOR
ETIKA PROFESIONAL

• Salah satu hal yang membedakan sifat setiap profesi adalah adanya
kode perilaku profesional atau etika bagi para anggotanya
• Perilaku etika memerlukan pertimbangan lebih d/p aturan perilaku
dan pengaturan aktivitas

56
Etika dan Moralitas

• Etik berarti sifat atau karakter atau moralitas


• Moralitas adalah kebiasaan, yg fokusnya pada perilaku yang baik dan
yang salah
• Etika berkaitan dengan masalah bagaimana seseorang bertindak
terhadap orang lain

57
Etika Umum

• Org selalu dihadapkan pada suatu pemilihan yang


akan berakibat terhadap dirinya dan terhadap
orang lain.
• Dilema etika timbul bilamana apa yg baik bagi satu
pihak berakibat tidak baik bagi pihak lain.
• Etika umum berusaha memecahkan hal ini dg
menetapkan kewajiban individu terhadap dirinya
dan orang lain

58
Langkah pengambilan keputusan
etika umum
• Dapatkan fakta yg relevan dg keputusan
• Berdasarkan fakta lakukan identifikasi issue etik
• Tentukan siapa yg akan dipengaruhi oleh keputusan
dan bagaimana pengaruhnya
• Identifikasi alternatif pengambil keputusan
• Identifikasi akibat dari setiap alternatif
• Pilih tindakan etis

59
Etika Profesional

• Etika profesional harus lebih luas d/p prinsip-prinsip moral.


• Harus mencakup standar perilaku utk seorang profesional yg
dirancang baik utk tujuan praktis maupun tujuan ideal
• Harus dapat mendorong perilaku ideal, tetapi pada saat yg sama
harus realistis dan dapat dipaksakan

60
CPA Vision Project mengidentifikasi
lima nilai inti profesional:
• Pendidikan berkelanjutan dan belajar seumur hidup
• Kompetensi
• Integritas
• Selalu mengikuti issue perkembangan bisnis
• Obyektivitas

61
Kode Etika AICPA

• Principles
• Rules of Conduct
• Interpretations of the Rules of Conduct
• Ethics Ruling

62
Prinsip-Prinsip Etika

• Tanggungjawab
• Kepentingan Publik
• Integritas
• Obyektivitas dan Independensi
• Saksama
• Lingkup dan Jenis Jasa

63
Tanggungjawab

• Dalam menjalankan tanggungjawabnya sebagai profesional anggota


harus melaksanakan seluruh aktivitasnya dengan menggunakan
pertimbangan profesi dan moral
• Mengembangkan ilmu akuntansi
• Menjaga kepercayaan publik
• Menjalankan swa-regulasi

64
Kepentingan Publik

• Anggota harus menerima kewajiban untuk


bertindak dalam melayani kepentingan publik,
menghormati kepercayaan publik, dan
mendemonstrasikan komitmennya sebagai
profesiona
• Termasuk publik adalah:
• Klien, kreditor, instansi pemerintah, karyawan, pemegang
saham, dan masyarakat umum

65
Integritas

• Untuk menjaga kepercayaan publik anggota harus menjalankan


tanggungjawab profesionalnya dengan integritas yang tinggi.
• Untuk menjaga integritas anggota harus jujur dan cerdik

66
Obyektivitas dan Independen

• Anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari konflik


kepentingan dalam menjalankan tanggungjawab profesionalnya.
• Anggota harus independen secara nyata dan independen dalam
penampilan.

67
Saksama

• Anggota harus memiliki standar tehnis dan etika, selalu berusaha


meningkatkan komptensi dan kualitas jasanya dan melaksankan
tanggungjawab profesionalnya sebaik mungkin

68
Lingkup dan Jenis Jasa

• Dalam menjalan tugas harus mematuhi prinsi-


prinsip sebelumnya, selain itu anggota harus:
• Berpraktek pada KAP yang mengimplementasikan
prosedur pegendalian internal terhadap kualitas
• Menentukan apakah luas dan jenis jasa lain yang diminta
klien akan menimbulkan benturan kepentingan didalam
mengaudit
• Menilai apakah jasa yang diminta konsisten dengan peran
sebagai profesional

69
Rules of Conduct

• Seksi 100 Independensi, Integritas, dan Obyektivitas


• Seksi 200 Standar Umum dan Prinsip Akuntansi
• Seksi 300 Tanggungjawab kpd Klien
• Seksi 400 Tanggungjawab kp kolega
• Seksi 500 Tanggungjawab Lain dan Praktek

70
Seksi 100

• 101 Independensi
• 1. Kepentingan keuangang
• 2. Hubungan Bisnis
• 3. Arti istilah anggota atau anggota firma
• 4. Jas lain: jasa akuntansi, perluasan jasa audit, dan konsultasi manajemen
• 5. Tuntutan (litigasi)
• 6. Fee yang belum dibayar

71
• 102 Integritas dan Obyektivitas
• Bebas dari konflik kepentingan
• Tidak boleh menyalahgunakan fakta atau menggunakan pertimbangan pihak
lain

72
Rule 201 – Standar Umum

• Kompetensi Profesional
• Saksama
• Perencanaan dan Pengawasan
• Data cukup relevan

73
Rule 202- Kepatuhan terhadap
standar
• Auditing
• Review
• Kompilasi
• Konsultasi Manajemen
• Perpajakan
• Jasa profesional lain
• Dilaksanakan dengan mematuhi standar yang
berlaku

74
Rule 203 – Prinsip Akuntansi

• Tidak boleh memberikan pendapat wajar atas laporan keuangan yang


mengandungsalahsaji material
• Berlaku untuk
• 1. Audit laporan keuangan
• 2. Pemeriksaan laporan keuangan prospektif
• 3. Review informasi keuangan interim

75
Rule 301 – Informasi Rahasia Klien
• Tidak boleh mengungkapkan informasi rahasia klien tanpa
persetujuan klien.

76
Rule 302 – Kontijensi Fee

• Melarang kontijensi fee untuk penugasan


• Audit atau review laporan keuangan
• Kompilasi laporan keuangan
• Pemeriksaan proyeksi laporan keuangan
• Pembuatan SPT untuk restitusi

77
Rule 501- Tindakan Tercela

• Menahan catatan klien dan kertas kerja yang akan


dipakai klien untuk menyesuaikan laporan
keuangannya
• Diskriminasi karyawan
• Gagal mematuhi standar atau prosedur yang
diharuskan dalam government audit
• Lalai dalam penyusunan laporan keuangan
• Gagal mematuhi peryaratan instansi pemerintah,
komisi-komisi atau regulator lain

78
Rule 503 – Komisi dan Fee Referral
• Melarang komisi untuk jasa atestasi
• Mengungkapan komisi yang diperbolehkan
• Mengungkapan fee referral kepada klien

79
Kode Etika IAI
• Lihat di buku SPAP

KODE ETIKA IAI KAP


Lihat buku SPAP

80
KEWAJIBAN HUKUM AUDITOR

• Lingkungan Hukum
• Kewajiban berdasar Hukum Umum
• Kewajiban berdasar UU Pasar Modal

81
Lingkungan Hukum

• Tren tuntutan hukum terhadap auditor deep


pocket theory
• Tuntutan terhadap auditor di US
• 1992: 4.000 kasus $30 milyar
• 1992KAP Laventhol and Horwath bangkrut
• 1993-1995; biaya asuransi KAP 6 Besar naik 10 kali lipat
$5.000 per auditor
• KAP menarik diri mengaudit perusahaan yang beresiko
tingg

82
Kewajiban Hukum Umum

• Common law (hukum umum) didasarkan pada prinsip keadilan


(justice), alasan, dan akal sehat (common sense) tidak pada hukum
absolut atau hukum pasti
• Prinsip hukum umum ditentukan oleh kebutuhan sosial dari suatu
komunitas

83
Kewajiban kepada Klien

• Undang-undang Kontrak
• Auditor menerbitkan laporan auditor dengan tidak mematuhi standar
auditing
• Tidak mengirimkan laporan auditor sesuai dengan kesepakatan
• Mengungkapan rahasia klien tanpa ijin

• Undang-undang Kelalaian

84
Undang-Undang Kelalaian

• Kelalaian Biasa (ordinary negligence)


• Kelalaian yang umum dilakukan oleh orang lain dalam
situasi sama
• Kecerobohan (gross negligence)
• Kegagalan karena tidak hati-hati
• Kecurangan (Fraud)
• Secara sengaja melakukan penyesatan, eperti
menyembunyikan data, tidak mengungkapan hal yang
material yang mengakibatkan pihak lain dirugikan

85
Kewajiban kepada pihak ketiga
• Kewajiban kepada Pengguna Utama
• Penerima laporan auditor  dapat menuntut kerugian akobat kelalaian biasa
dari auditor

• Kewajiban kepada Pengguna Lain


• Pihak lain yang tidak disebutkan dalam laporan auditor
• Kelompok yang terlihat dan tidak terlihat

86
Common Law Defense

• Due care
• Audit sesuai dengan standar auditing
• Kertas kerja lengkap
• Contributory negligence

87
Undang-undang Pasar Modal

• No: 8 Tahun 1995


• Pasal 68: wajib memberitahukan kepada Bapepam dalam waktu tiga
hari kalau ditemukan hal-hal:
• Pelanggaran ketentuan undang-undang atau peraturan pelaksanaan
• Hal yang membahayakan keuangan lembaga atau nasabah

88
Meminimalkan Risiko Tuntutan
• Setiap penugasan selalu menggunakan surat engangement
• Lakukan investigasi mendalam terhadap calun klien
• Lebih menekankan pada kualitas jasa daripada pertumbuhan
• Mematuhi secara penuh pernyataan profesional
• Menyadari keterbatasan pernyataan profesional
• Menetapkan dan menjaga standar kontrol kualitas
• Hati-hati dengan klien yang mengalami kesulitan keuangan
• Audit risk alerts

89
TINJAUAN PROSES AUDIT

• Review Proses Audit


• Pemahaman Bisnis dan Industri
• Identifikasi Asersi Manajemen
• Materialitas
• Risiko Auidt
• Bukti
• Pertimbangkan Jasa Pertambahan Nilai
• Komunikasi Temuan

90
Proses Audit

• 1. Dapatkan pemahaman bisnis dan


• Industri
• 2. Identifikasi asersi laporan keuangan
• yang relevan
• 3. Putuskan jumlah yang meterial bagi
• pemakai laporan keuangan
• 4. Putuskan komponen risiko audit

91

• 5. Dapatkan bukti melalui prosedur audit (prosedur


pemahaman pengendalian internal, pelaksanaan
pengujian kontrol, dan pelaksanaan pengujian
substantif)
• 6. Tentukan bagaimana bukti akan digunakan utk
mendukung opini audit, komunikasi klien yg lain,
dan jasa yg bernilai tambah
• 7. Komunikasikan temuan

92
Pengetahuan ttg Bisnis & Industri

• Kembangkan ekspektasi laporan keuangan


• Impak industri terhadap sistem informasi
• Evaluasi kelayakan estimasi akuntansi
• PABU utk industri khusus
• Dasar bagi Jasa Nilai Tambah lain, mis:
• Evaluasi risiko bisnis
• Monitoring pengukuran kinerja
• Kecukupan sistem informasi manajemen

93
Asersi Manajemen

• Eksisitensi atau Keterjadian


• Kelengkapan
• Hak dan Kewajiban
• Penilaian atau Alokasi
• Penyajian dan Pengungkapan

94
Eksistensi atau Keterjadian (existence
atau occurrence)
• Apakah suatu aktiva atau kewajiban yang dilaporkan dalam neraca
betul-betul ada
• Apakah transaksi yang dilaporkan dalam laporan keuangan betul-
betul terjadi

95
Kelengkapan (completeness)

• Apakah seluruh aktiva, kewajiban, ekuitas dan transaksi yang harus


dilaporkan dalam laporan keuangan (yang ada atau terjadi) sudah
dilaporkan

96
Hak dan Kewajiban
(Rights and Obligations)
• Aset yang dilaporkan dalam laporan posisi keuangan betul-betul hak
milik entitas
• Hutang yang dilaporkan dalam laporan posisi keuangan betul-betul
kewajiban entitas

97
Valuasi atau alokasi

• Apakah komponen-komponen aktiva, kewajiban,


pendapatan, dan beban yang dilaporkan dalam
laporan keuangan dengan jumlah yang tepat
• Sesuai dengan PABU
• Prinsip penilaian,
• Prinsip matching
• Kelayakan estimasi
• Konsistensi penerapan prinsip
• Akurat

98
• Akurat
• Klerikal
• Dokumen sumber cukup rinci
• Jurnal
• Posting
• Kecocokan antara akun dg sub-akun
• Mathematik
• Kebenaran jumlah dalam dokumen, jurnal, saldo akun dan
penghitungan ( seperti depresiasi)

99
Presentation dan Disclosure

• Apakah komponen laporan keuangan disajikan, dipaparkan, dan


diungkapkan dengan tepat.

100
Materialitas

• Besaran dari suato penghilangan atau salahsaji suatu informasi


akuntansi yang dengan mempertimbangkan lingkungan
menyebabkan pertimbangan seseorang yang menyandarkan pada
informasi tersebut akan berubah atau dipengaruhi oleh
penghilangan atau salahsaji tersebut

101
• Materilitas mempengaruhi proses audit
• Perencanaan
• Pengumpulan bukti
• Evaluasi temuan

102
Risiko Audit

• Risiko bahwa auditor gagal memodifikasi opininya atas laporan


keuangan yang mengandung salahsaji material
• Komponen Risiko Audit:
• Inherent Risk
• Control Risk
• Detection Risko

103
Evidence

• Kecukupan Bahan Pembuktian


• Materialitas dan Risiko
• Faktor Ekonomi
• Ukuran dan Sifak Populasi
• Obyektivitas
• Pengendalian Internal
• Kompetensi Bahan Pembuktian
• Relevansi
• Sumber
• Ketepatan waktu
• Obyektivitas
• Pengendalian Internal

104
Klasifikasi Prosedur

• Prosedur untuk memperoleh suatu pemahaman


• Pengujian Kontrol
• Pengujian Substantif
• Prosedur analitik
• Pengujian rinci transaksi
• Pengujian rinci saldo

105
Evaluasi Bukti yang diperoleh

106
Pertimbangan Jasa Nilai Tambah
• Business Planning
• Risk Assessment
• Business Valuation
• Disainsistem informasi

107
Komunikasi Temuan

• Laporan Auditor atas Laporan Keuangan


• Komunikasi lain yang diharuskan
• Pengendalian internal
• Kebijakan akuntansi
• Pertimbangan dan estimasi akuntansi
• Penyesuaian audit yang signifikan
• Ketidaksesuaian dengan manajemen
• Konsultasi dengan akuntan lain
• Kesulitan auidt yang ditemui
• Komunikasi temuan lain

108
TUJUAN AUDIT, BUKTI AUDIT, & KERTAS KERJA

• Tujuan audit
• Bukti Audit
• Prosedur Audit
• Kertas Kerja

109
Top-down vs. Bottom-up Audits

• Top-down audit evidence


• Pemahaman bisnis & Industri
• Tujuan dan Sasaran Manajemen
• Bagaimana mgt menggunakan sumber-sumbernya utk
mencapai tujuannya
• Keunggulan bersaing organisasi
• Proses bisnis inti
• Hasil usaha dan arus kas
• Bottom-up audit evidence

110
• Bottom-up audit evidence: fokus menguji
• Transaksi
• Saldo akun
• Sistem yang mencatat transaksi dan hasilnya dlm saldo akun
Auditor mengkombinasikan kedua pendekatan tersebut

111
Empat keputusan penting sehubungan dg
bukti audit
• 1. Jenis pengujian yg akan dilaksanakan
• 2. Waktu pelaksanaan pengujian
• 3. Luas pengujian
• 4. Penugasan staf yg melaksanakan
pengujian

112
Jenis pengujian audit:

• Tipe dan efektivitas pengujian audit


• Prosedur audit hrs terkait dg tujuan audit
• Bukti hrs relevan dg asersi manajemen
• Harus mempertimbangkan biaya relatif dg efektivitas audit
sehubungan dg tujuan audit

113
Jenis prosedur audit:
• 1. Prosedur utk memperoleh pemahaman pengendalian interen
• 2. Pengujian pengendalian
• 3. Pengujian Substantif
• Pengujian analitik
• Tes rinci transaksi
• Tes rinci saldo

114
Waktu Pengujian Audit:

• Sebelum tanggal neraca


• Saat tanggal neraca
• Sesudah tanggal neraca

115
Staffing Audit

• Tingkat pengetahuan
• Keahlian dan pengalaman
• Kemampuan

116
TUJUAN AUDIT

• Menentuan kewajaran penyajian laporan keuangan


dalam segala hal yang material sesuai dengan
prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum
• PABU mencakup:
• PSAK
• Peraturan Bapepam
• Peraturan BEJ
• Perturan khusus lain (pemerintah, industri dsb)

117
Asersi manajemen atas laporan keuangan

• 1. Eksistensi atau Keterjadian


• 2. Kelengkapan
• 3. Hak dan Kewajiban
• 4. Valuasi dan Alokasi
• Sesuai dengan PABU
• Keakuratan dan Ketelitian Hitung
• 5. Penyajian & Pengungkapan

118
Bukti Audit

• Jenis:
• Informasi Penguat
• Data Akuntansi

• Syarat Bukti:
• Cukup
• Kompeten

119
Jenis Bukti Audit

• Data Akuntansi
• Buku jurnal
• Buku besar dan Buku Pembantu
• Pedoman akuntansi terkait
• Catatan informal dan memo
• Informasi Pendukung

120
Informasi Pendukung

• Dokumen
• Konfirmasi
• Informasi dari ajuan pertanyaan, observasi, inspeksi, dan pemeriksaan pisik
• Informasi lain yang dikembangkan oleh auditor

121
Kecukupan Bukti

• Tergantung pada:
• Materialitas dan Risiko
• Faktor Ekonomi
• Besar dan Sifat Populasi

122
Kompetensi Bukti:

• Relevansi
• Sumber
• Waktu
• Obyektivitas

123
Tipe Informasi Pendukung:

• Bukti Analitik (eksistensi, kelengkapan & valuasi)


• Bukti Dokumen (salah 1 dari ke 5 asersi)
• Konfirmasi (salah 1 dr 5 asersi)
• Pernyataan Tertulis (salah 1 dari 5 asersi)
• Bukti Mathematik (valuasi & alokasi)
• Bukti Lisan ( salah 1 dari 5 asersi)
• Bukti Pisik (eksistensi & valuasi)
• Bukti Elektronik

124
Prosedur audit

• Prosedur analitik
• Inspeksi
• Konfirmasi
• Ajukan Pertanyaan
• Hitung
• Telusur (tracing)
• Lacak (vouching)
• Amati
• Ulang
• Tehnik Audit Berbantuan Komputer

125
Klasifikasi Prosedur Audit

• Prosedur utk memperoleh pemahaman pengendalian interen


• Pengujian Kontrol
• Pengujian Substantif
• Prosedur Analitik
• Tes rinci transaksi
• Tes rinci saldo

126
Evaluasi Perolehan Bukti

• Memenuhi standar pekerjaan lapangan


• Dilakukan sepanjang audit utk setiap asersi
• Digunakan sbg dasar pemberian opini

127
KERTAS KERJA

• Pendukung utama laporan auditor


• Alat koordinasi dan supervisi
• Bukti bahwa audit telah sesuai dengan Standar Auditing
• Pedoman audit tahun berikutnya

128
Tipe Kertas Kerja

• Working Trial Balance


• Skedul dan analisis
• Memo audit dan dokumentasi informasi penguat
• Jurnal Penyesuaian dan Reklasifikasi

129
Penyusunan Working Papers

• Judul
• Nomor Indeks
• Acuan-silang
• Tick Marks (tanda audit)
• Tandatangan dan tanggal

130
Review Kertas Kerja

• 1. Oleh supervisor penyusun


• 2. Manajer Audit
• 3. Partner

131
Arsip (Dosir) Kertas Kerja

• Dosir Permanen
• Kopi anggaran dasar
• Daftar akun
• Bagan organisasi
• Tata letak, proses produksi, dan produk utama
• Kopi kontrak
• Skedul amortiasi, depresiasi
• Ikhtisar prinsip-prinsip akuntansi yg dipakai klien
• dll
• Dosir Sekarang

132
Kepemilikan Kertas Kerja

• Milik auditor
• Auditor tidak boleh mengungkapkan ke pihak lain tanpa izin klien,
kecuali utk keperluan pengadilan
• Disimpan sampai dg ketentuan undang-undang (minimal 10 tahun)

133
ASAH INTELEGENSIA
BAB IV
TINJAUAN PROSES AUDIT
1. Review Proses Audit
2. Pemahaman Bisnis dan Industri Klien
3. Identifikasi Asersi Manajemen
4. Materialitas
5. Risiko Audit
6. Bukti Audit
7. Pertimbangkan Jasa Pertambahan Nilai
8. Komunikasi Temuan
1. Review Proses Audit

a) Dapatkan pemahaman bisnis dan Industri


b) Identifikasi asersi laporan keuangan yang relevan
c) Putuskan jumlah yang meterial bagi pemakai laporan keuangan
d) Putuskan komponen risiko audit
e) Dapatkan bukti melalui prosedur audit (prosedur pemahaman
pengendalian internal, pelaksanaan pengujian kontrol, dan
pelaksanaan pengujian substantif)
f) Tentukan bagaimana bukti akan digunakan utk mendukung
opini audit, komunikasi klien yg lain, dan jasa yg bernilai
tambah
g) Komunikasikan temuan
2. Pemahaman Bisnis dan Industri Klien

• Kembangkan ekspektasi laporan keuangan


• Dampak industri terhadap sistem informasi
• Evaluasi kelayakan estimasi akuntansi
• PABU utk industri khusus
• Dasar bagi Jasa Nilai Tambah lain, mis: Evaluasi risiko bisnis,
Monitoring pengukuran kinerja, Kecukupan sistem informasi
manajemen
3. Identifikasi Asersi Manajemen
• Eksisitensi atau Keterjadian  Eksistensi atau Keterjadian (existence atau
occurrence)  Apakah suatu aktiva atau kewajiban yang dilaporkan dalam
neraca betul- betul ada  Apakah transaksi yang dilaporkan dalam laporan
keuangan betul-betul terjadi
• Kelengkapan  Apakah seluruh aktiva, kewajiban, ekuitas dan transaksi yang
harus dilaporkan dalam laporan keuangan (yang ada atau terjadi) sudah
dilaporkan
• Hak dan Kewajiban  Aktiva yang dilaporkan dalam neraca betul-betul hak milik
entitas  Hutang yang dilaporkan dalam neraca betul-betul kewajiban entitas
• Penilaian atau Alokasi  Apakah komponen-komponen aktiva, kewajiban,
pendapatan, dan beban yang dilaporkan dalam laporan keuangan dengan jumlah
yang tepat  Sesuai dengan PABU  Prinsip penilaian,  Prinsip matching 
Kelayakan estimasi  Konsistensi penerapan prinsip  Akurat (Klerikal 
Dokumen sumber cukup rinci  Jurnal  Posting  Kecocokan antara akun dg
sub-akun  Mathematik  Kebenaran jumlah dalam dokumen, jurnal, saldo
akun dan penghitungan ( seperti depresiasi)
• Penyajian dan Pengungkapan  Apakah komponen laporan keuangan disajikan,
dipaparkan, dan diungkapkan dengan tepat.
4. Materialitas

• Besaran dari suatu penghilangan atau salahsaji


suatu informasi akuntansi yang dengan
mempertimbangkan lingkungan menyebabkan
pertimbangan seseorang yang menyandarkan pada
informasi tersebut akan berubah atau dipengaruhi
oleh penghilangan atau salahsaji tersebut
• Materilitas mempengaruhi proses audit,
Perencanaan, Pengumpulan bukti dan Evaluasi
temuan.
5. Risiko Audit

• Risiko bahwa auditor gagal memodifikasi opininya


atas laporan keuangan yang mengandung salahsaji
material
• Komponen Risiko Audit:
Inherent Risk,
Control Risk,
Detection Risk
6. Bukti Audit

• Kecukupan Bahan Pembuktian


• Materialitas dan Risiko
• Faktor Ekonomi
• Ukuran dan Sifak Populasi
• Obyektivitas
• Pengendalian Internal
• Kompetensi Bahan Pembuktian
• Relevansi
• Sumber
• Ketepatan waktu
7. Pertimbangkan Jasa Pertambahan Nilai

•Business Planning
•Risk Assessment
•Business Valuation
•Disain sistem informasi
8. Komunikasi Temuan

• Laporan Auditor atas Laporan Keuangan


• Komunikasi lain yang diharuskan
• Pengendalian internal
• Kebijakan akuntansi
• Pertimbangan dan estimasi akuntansi
• Penyesuaian audit yang signifikan
• Ketidaksesuaian dengan manajemen
• Konsultasi dengan akuntan lain
• Kesulitan audit yang ditemui
• Komunikasi temuan lain
BAB VI
Penerimaan Perikatan dan Perencanaan Audit
Penerimaan Perikatan dan Perencanaan Audit

Tahapan Pekerjaan Audit:


1. Penerimaan Perikatan Audit
• Standar Umum
2. Perencanaan Audit
• Standar Umum + Standar Pek. Lap
3. Pelaksanaan Pengujuan Audit
• Standar Umum + Standar Pek. Lap
4. Pelaporan Temuan
• Standar Umum + Standar Pelaporan

145
Penerimaan Perikatan Audit

• 1. Evaluasi Integritas Manajemen


• 2. Identifikasi Lingkungan Khusus & Risiko Luar Biasa
• 3. Nilai kemampuan utk mengaudit
• 4. Evaluasi Independensi
• 5. Putuskan untuk menerima atau menolak perikatan
• 6. Buat Surat Perikatan

146
Evaluasi Integritas Manajemen

• Komunikasi dg auditor sebelumnya


• Lisan atau surat
• Minta ijin klien
• Bertanya kepada pihak ketiga yg lain
• Penasehat hukum, banker, masyarakat bisnis
• Review surat kabar
• Review Pengalaman yg lalu (audit ulang)
• Adanya Salahsaji material, ketidakberesan dan pelanggaran hukum

147
Identifikasi Lingkungan Khusus & Risiko Luar
Biasa
• Identifikasi Maksud Pemakai Laporan Keuangan Auditan
• Perusahaan publik atau privat
• Pihak ketiga yg akan memakai laporan
• Nilai Prospektif Hukum dan Stabilitas Keuangan Klien
• Identifikasi Batasan Lingkup
• Evaluasi Sistem Pelaporan Keuangan Auditabilitas Entitas

148
Nilai Kemampuan utk Mengaudit

• Jasa yang diinginkan


• Identifikasi Tim Audit
• Seorang Partner
• Satu atau lebih manajer
• Satu atau Lebih Senior Auditor
• Para Asisten
• Pertimbangkan Kebutuhan utk Konsultasi dan Penggunaan para Ahli
(Spesialis)
• (mis appraiser, insinyur, aktuaris, dsbg)

149
Evaluasi Independensi

• Edarkan sirkuler nama calon klien kpd staff profesional utk


mengidentifikasi hubungan keuangan, bisnis, dan keluarga yang tidak
diperbolehkan oleh Etika Profesi
• Bila ada, tolak penugasan atau beri informasi kpd calon klien dampak
dari ketidakindependensian ini

150
Putuskan utk menerima atau menolak audit

• Pertimbangan utk menolak perikatan audit:


• Integritas manajemen atau tdk memberikan bukti selama audit
• Klien menolak utk merevisi salahsaji dlm laporan keuangan
• Klien tdk mengambil tindakan yg sesuai terhadap temuan atas kecurangan
atau pelanggaran hukum

151
Buat Surat Perikatan Audit
• Isi Surat Perikatan:
• Idenfikasi yg jelas ttg entitas & Laporan Keuangan yg harus diaudit
• Tujuan Audit
• Referensi thdp Standar Profesional (Standar Auditing, uandang-undang,
peraturan-peraturan lain) yg harus diikuti auditor
• Penjelasan dan Lingkup Audit dan tanggungjawab auditor
• Pernyataan bhw audit mungkin tdk menemukan seluruh ketidakberesan yg
material
• Mengingatkan kpd manajemen bhw dia yg bertanggungjawab thdp
penyusunan laporan keuangan dan penyelenggaraan pengendalian inetern
yg cukup
• Suatu indikasi bhw manajemen akan diminta utk membuat pernyataan
tertulis utk kepentingan audit
• Penjelasan bhw auditor dpt memberi jasa tambahan seperti menyusunkan
atau mereview SPT
• Dasar penentuan fee audit
• Permintaan kpd klien agar menandatangani surat penugasan bila telah
menyetujui
152
Perencanaan Audit

• Mendapatkan Pemahaman Industri dan Bisnis


• Melakukan Prosedur Analitik
• Menetapkan Tingkat Materialitas Awal
• Mempertimbangkan Risiko Audit
• Mengembangkan Strategi Audit pendahuluan utk setiap asersi yg
penting
• Mendapatkan pemahaman kontrol interen

153
Mendapatkan Pemahaman Industri dan Bisnis

• Siklus Bisnis Klien


• Senior Manajemen
• Tujuan dan Sasaran Manajemen
• Sumber Daya Organisasi
• Produk dan Jasa, Pasar, Pelanggan dan Pesaing
• Proses Inti Entitas dan Siklus Operasional
• Keputusan Investasi dan Financing Entitas

154
Prosedur Untuk Memahami Bisnis dan
Industri
• Review data industri dan bisnis
• Review Informasi Kunci Bisnis
• Kunjungan ke lokasi perusahaan
• Menanyai komisi audit
• Menanyai manajemen
• Review Kertas Kerja Tahun lalu
• Menentukan keberadaan transaksi afiliasi

155
LAKUKAN PROSEDUR ANALITIK

• Evaluasi informasi keuangan dg mempelajari hubungan di antara


data keuangan dan data nonkeuangan
• Tujuan:
• Tahap Perencanaan: membantu perencanaan dlm penentuan jenis, waktu
dan luas prosedur audit
• Tahap Pengujian: bukti kewajaran asersi
• Tahap Kesimpulan: review kelayakan

156
Langkah-langkah Prosedur Analitik:

• Identifikasi Penghitungan/Perbandingan
• Mengembangkan ekspektasi (estimasi hasil)
• Melakukan penghitungan/perbandingan
• Analisis data dan identifikasi perbedaan
• Investigasi perbedaan yg tdk diperkirakan
• Menentukan pengaruhnya thp perencanaan audit

157
Langkah-langkah........

• Identifikasi Perhitungan/Perbandingan:
• Perbandingan data absolut
• Laporan Keuangan Common-size
• Analisis rasio
• Analisis trend
• Hubungan antara informasi keuangan dg informasi nonkeuangan yg
relevan

158
Langkah-langkah........

• Pengembangan Ekspektasi:
• Informasi keuangan klien dibandingkan dg periode
sebelumnya, dg mempertimbangkan perubahan yg
diketahui
• Antisipasi hasil berdasar anggaran fornal atau forecast
• Hubungan antar elemen infromasi keuamham dlm satu
periode
• Data industri
• Hub antara informasi keuangan dg informasi
nonkeuangan yg relevan

159
Langkah-langkah........
• Melakukan Penghitungan/Pembandingan
• Perbedaan absolut, persentase tahun audit dan tahun lalu
• Data common size dan rasio
• Analisisi Data dan Identifikasi Beda yg Signifikan
• Perbandingan profitabilitas, efesiensi, solvabilitas dg tahun lalu atau rata-rata
industri
• Fluktuasi data signifikan yg tdk diharapkan merupakan signal (tanda)
naiknya risiko salahsaji suatu akun/transaksi
• Investigasi Beda Signifikan yg tidak diharapkan:
• Minta tanggapan manajemen
• Jika sebab perbedaan tdk dpt diperoleh, auditor hrs mempertimbangkan dlm
perencanaan audit
• Tentukan Efeknya terhadap perencanaan audit:
• Perbedaan signifikan yg tdk dapat dijelaskan menunjukan indikasi risiko
salahsaji dari suatu akun/transaksi meningkat - buat prosedur audit yg
lebih efektif, dan sampel yg lebih banyak

160
BAB VII
MATERIALITAS,
RESIKO,
STRATEGI AUDIT PENDAHULUAN
MATERIALITAS

DEFINISI :
BESARNYA
SALAH SAJI
YANG DAPAT
MEMPENGARU
HI KEPUTUSAN
PEMAKAI
INFORMASI
MATERIALITAS BERHUBUNGAN DENGAN
RESIKO AUDIT

SEMAKIN BESAR JUMLAH


TINGKAT MATERIALITAS
YANG DITETAPKAN MAKA
SEMAKIN TINGGI RESIKO
AUDIT YANG DILAKUKAN
OLEH AUDITOR DALAM
MENEMUKAN SALAH SAJI
LAP KEUANGAN
HAL – HAL YANG HARUS DIPERTIMBANGKAN AUDITOR
DALAM MENENTUKAN TINGKAT MATERIALITAS ADALAH

1. UKURAN DAN KARAKTERISTIK USAHA KLIEN.


2. KONDISI YANG BERKAITAN DENGAN PERUSAHAAN
3. INFORMASI YANG DIPERLUKAN PIHAK YANG MENGANDALKAN
LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN MENGANDUNG SALAH SAJI MATERIAL JIKA


LAP KEUANGAN TERSEBUT MENGANDUNG SALAH SAJI YANG DAMPAKNYA,
SECARA INDIVIDUAL ATAU KESELURUHAN, CUKUP SIGNIFIKAN SEHINGGA
DAPAT MENGAKIBATKAN LAP KEU TERSEBUT TDK DISAJIKAN SECARA
WAJAR, DALAM SUATU HAL YANG MATERIAL SESUAI DENGAN PABU
(PRINSIP AKUNTANSI BERTERIMA UMUM)
TINGKAT MATERIALITAS
BERDASARKAN PERSENTASE VARIABEL
DARI TOTAL ASET ATAU PENDAPATAN
JUMLAH YANG LEBIH BESAR ANTARA MATERIALITAS KELEBIHAN DI ATAS
TOTAL ASET DENGAN TOTAL PENDAPATAN

300 JT - 1M 856.OOO + 0.00145 300 JT

1M - 3M 1.840.000 + 0,00100 1M

3M - 10 M 3.830.000 + O,OOO67 3M

10 M - 30 M 8.550.000 + 0,00046 10 M

30 M - 100 M 17.800.000 + 0,00031 30 M

100 M - 300 M 39.700.000 + 0,00021 100 M

DIATAS 300 M 82.600.000 + 0,00015 300 M


RISIKO AUDIT
TIPE RISIKO
DEFINISI :
RISIKO YANG TERJADI DALAM HAL
AUDITOR TANPA DISADARINYA TIDAK
MEMODIFIKASI SEBAGAI MANA MESTINYA
PENDAPATNYA ATAS LAPORAN KEUANGAN RISIKO 2
YANG MENGANDUNG SALAH SAJI RISIKO 1
MATERIAL AUDITOR
KESALAHAN
GAGAL
KLIEN DALAM
ATAU MEMPROSES MENDETEKSI
TRANSAKSI KESALAHAN
AUDITOR MUNGKIN TANPA SENGAJA PADA RISIKO 1
TELAH GAGAL UNTUK MEMODIFIKASI
PENDAPAT SECARA TEPAT MENGENAI
LAPORAN KEUANGAN YANG
MENGANDUNG SALAH SAJI MATERIAL
KOMPONEN – KOMPONEN
RISIKO AUDIT
1. RISIKO BAWAAN, KERENTANAN SUATU ASERSI TERHADAP SALAH SAJI
MATERIAL DENGAN ASUMSI TIDAK ADA KEBIJAKAN DAN PROSEDUR STUKTUR
PENGENDALIAN INTERN YANG TERKAIT.
2. RISIKO PENGENDALIAN, SALAH SAJI MATERIAL YANG DAPAT TERJADI DALAM
SUATU ASERSI, TIDAK DAPAT DIDETEKSI ATAUPUN DICEGAH SECARA TEPAT
PADA WAKTUNYA OLEH BERBAGAI KEBIJAKANDAN PROSEDUR PENGENDALIAN
INTERN PERUSAHAAN.
3. RISIKO DETEKSI, RISIKO KETIKA AUDITOR TIDAK DAPAT MENDETEKSI SALAH
SAJI MATERIAL YANG TERDAPAT DALAM SUATU ASERSI.

AR (AUDIT RISK) = IR(INHERN RISK) X CR (CONTROL RISK) X DR (DETECTION RISK )


PENDAHULU
AN

TUJUANNYA :
UNTUK MENURUNKAN
RISIKO AUDIT PADA LOWER
ALTER
TINGKAT SERENDAH ASSESSED
PRIMARILY NATIF
LEVEL OF
MUNGKIN SEHINGGA SUBSTANTIVE
CONTROL
STRATE
APROACH GI
DAPAT MENDUKUNG RISK AUDIT
PENDAPAT AUDITOR APROACH
MENGENAI APAKAH LAP
KEU DISAJIKAN SECARA
WAJAR DALAM SEGALA
ASPEK YANG MATERIAL
SESUAI DENGAN PABU
KECURANGAN ( FRAUD )
SEGALA SESUATU YANG SECARA LIHAI DAPAT DIGUNAKAN UNTUK
MENDAPAT KEUNTUNGAN DENGAN CARA MENUTUPI KEBENARAN, TIPU
DAYA, KELICIKAN ATAU MENGELABUI DAN CARA TIDAK JUJUR YANG LAIN

TANGGUNG JAWAB AUDITOR


UNTUK MENEMUKAN DAN MENGUNGKAPKAN KECURANGAN YANG TERJADI
DALAM PERUSAHAAN
BAB 8
PEMAHAMAN ATAS
PENGENDALIAN INTERN
Definisi pengendalian intern : suatu proses
yang dijalankan dewan komisaris, manajemen, dan
personel lain entitas yang didisain untuk memberikan
keyakinan memadai tentang pencapaian tiga berikut
ini : a) keandalan pelaporan keuangan, b)efektifitas
dan efisiensi operasi , c ) kepatuhan terhadap hukum
yang berlaku.

Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian


inter Harus diperoleh untuk merencanakan audit dan
menentukan sifat , saat dan lingkup pengujian yang
akan dilakukan
Pentingnya pengendalian intern bagi manajemen dan auditor :
1. lingkup dan entitas bisnis yang semakin kompleks,mengakibatkan
manajen harus mengandalkan laporan dan analisis yang banyak
jumlahnya agar peranan pengendalian dapat berjalan efektif.
2. pemeriksaan dan penelaahan bawaan dalam sistem yg baik
memberikan perlindungan terhadap kelemahan manusia dan
mengurangi kemungkinan kekeliruan dan ketidakberesan yang terjadi.
3. pengendalian intern yang baik akan mengurangi beban pelaksanaan
audit sehingga dapat mengurangi biaya atau fee audit.

Kandungan struktur pengendalian intern :


Kebijakan dan prosedur
Tujuan pokok struktur pengendalian intern
yang efektif

1. Menjaga kekayaan dan catatan organisasi


2. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi
3. Mendorong efisiensi
4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen

Nomor 1 dan 2 dapat dipenuhi dengan pengendalian akuntansi.


Nomor 3 dan 4 dapat dipenuhi dengan pengendalian administratif.
KONSEP DASAR SPI
PERTANGGUNG KEWAJARAN/ KETERBATASAN METODE
JAWABAN KEYAKINAN BAWAAN PENGOLAHAN DATA
MANAJEMEN RASIONAL YG
MEMADAI • Faktor manusia. • Secara manual
• Besar/ kecilnya entitas • Transaksi yang bersifat • Secara edp.
• Karakteristik organisasi. tidak rutin.
• Kriteria biaya dan
• Sifat kegiatan usaha. manfaat.
• Keaneka ragaman • Realisasi efisiensi
operasi.
• Metode pemrosesan
data.
• UU yg hrs dipatuhi.

KESIMPULAN :
1. PENGENDALIAN INTERN ADALAH SUATU PROSES
2. PENGENDALIAN INTERN BERFUNGSI EFEKTIF KRN MANUSIA
3. PENGENDALIAN INTERN TIDAK MEMBERIKAN JAMINAN MUTLAK
4. PENGENDALIAN INTERN DIHARAPKAN TERCAPAINYA PELAPORAN KEUANGAN, KEPATUHAN DAN
OPERASIONAL
Komponen Pengendalian
Intern
Ling. Penaksiran Aktivitas Informasi dan Monitoring/
Pengendalian Risiko Pengendalian Komunikasi Pemantauan
• Integritas dan Nilai • Perubahan dlm • Review thd kinerja • Golongan • Penentuan Design
Etik Ling. Operasi • Pengolahan Transaksi • Operasi
• Komitmen thd • Personel Baru Informasi • Bagaimana Pengendalian
kompetensi • Sistim Informasi • Pengendalian Fisik Transaksi dimulai Tepat waktu
• Dewan Direksi dan baru/. Diperbaiki. • Pemisahan Tugas • Catatan Akuntansi • Pengambilan
Komite Audit • Teknologi Baru dan Informasi tindakan Koreksi.
• Gaya manajemen • Lini Produk baru Pendukung
• Struktur Organisasi • Restrukturisasi • Pengolahan
• Pemberian Perusahaan Akuntansi
Wewenang & Tg. • Operasi Luar
Jawab. Negeri
• Praktek dan • Standar Akuntansi
Kekbijakan SDM Baru

Anda mungkin juga menyukai