Anda di halaman 1dari 94

Dasar-Dasar Audit Investigatif

 Pengertian Audit
Proses menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti yang dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen tentang
informasi yang terukur dari suatu kesatuan ekonomi dengan tujuan untuk mempertimbangkan dan melaporkan tingkat
kesesuaian dari informasi dimaksud dengan kriteria yang telah ditetapkan.

 Jenis-Jenis Audit
a. Audit Keuangan

b. Audit Operasional

c. Audit dengan Tujuan Tertentu

Dasar-Dasar Audit Investigatif


Definisi Audit Investigatif

• Kegiatan pengumpulan fakta dan bukti-bukti


• Yang diterima sistem hukum yang berlaku
• Tujuan : mengungkap terjadinya kecurangan (fraud)

• Hasil AI dapat ditindaklanjuti dalam proses hukum (litigasi)

kasus-kasus kecurangan (fraud)


PROSES AUDIT INVESTIGASI

Pra Pengumpulan Evaluasi Tindak


Perencanaan Pelaporan
Perencanaan Bukti Bukti Lanjut

Hipotesa Analisa Prinsip Keterangan


Sumber Ahli
Info Bukti Pelaporan
Bukti
Audit Revisi Format Kerugian
Telaah Program Hipotesa Pelaporan Keuangan
Teknik Negara
Rencana Pengumpulan
Sumber Daya Bukti Unsur Substansi
Keputusan Delik Pelaporan
Penanganan
Penugasan
Perencanaan Audit Investigatif

• Tahap Pra Perencanaan Audit Investigatif


• Tahap Perencanaan Audit Investigatif

Perencanaan Audit Investigatif


TAHAP PRA-PERENCANAAN

Suatu tahapan yang sangat menentukan apakah kasus fraud


layak untuk dilakukan audit investigasi
INFORMASI AWAL
Mengapa diperlukan ?
• Informasi “fraud” sangat jarang tersedia,
sehingga menyulitkan proses perencanaan audit.
• Perlu dilakukan tahap pra-perencanaan
(preliminary planning activities)
• Aktivitas Pra-perencanaan :
- identifikasi masalah
- penyusunan hipotesis
- Hasilnya : suatu keputusan layak/tidak-
nya dilakukan AI
INFORMASI AWAL
Informasi Awal

Penelaahan

Layak AI

Keputusan
Penanganan Tak Layak
PENGOLAHAN INFORMASI AWAL
A. Penerimaan :
• Mengembangkan saluran informasi, kotak pos 5000, SMS, dll & dipublikasikan.
• Penerimaan info awal :
- Respon yang baik unit kerja à kesan positif
bagi pemberi informasi à kepercayaan
masyarakat
- didokumentasikan dengan baik
• Jika memungkinkan, dapat digali informasi yang lengkap dari sumber informasi
• Kendala :
- Perlindungan terhadap pemberi informasi ???
- Apatisme masyarakat.
PENGOLAHAN INFORMASI AWAL

B. Penelaahan :

• Informasi awal belum spesifik, terlalu general à perlu analisis, penelaahan


secara obyektif dan profesional
• Penalaahan :
- menganalissi muatan fakta dan data yang diinformasikan (Fakta aktual, logis
atau imajinasi / fitnah).
- Auditor perlu memahami jalan pikiran si pelapor, agar tidak mis-persepsi
- Data diuji apakah sangat relevan dengan informasi yang diadukan.
• Data tidak lengkap à auditor melengkapi dengan “Informasi tambahan”, tanpa
harus berhubungan dengan pihak yang terlibat langsung.
PENGOLAHAN INFORMASI AWAL

B. Penelaahan :

Informasi awal à dianalisis kecukupan kriteria 5 W + 1 H (Asidibibag)


• Jenis Penyimpangan dan Dampaknya (What / Apa)
• Pihak-pihak yang bertanggungjawab (Who / Siapa)
• Tempat terjadinya penyimpangan (Where / Dimana)
• Waktu terjadinya penyimpangan (When / Bila)
• Penyebab terjadinya penyimpangan (Why / Mengapa)
• Modus Operandi penyimpangan (How / bagaimana)
PENGOLAHAN INFORMASI AWAL

B. Penelaahan :

• Auditor dapat membangun Profil Auditan & selanjutnya membandingkan informasi


awal dengn data internal berupa profil auditan tersebut.
• Kesimpulan :
Informasi + Data à Hipotesis Fraud
Info awal &
Telaah Hipotesis
Data
HIPOTESIS
• Keterangan sementara dari hubungan fenomena-fenomena
yang kompleks.
• Pernyataan sementara yang bersifat terkaan dari
hubungan antara 2 atau lebih variabel.
• Suatu taksiran atau referensi yang dirumuskan serta
diterima untuk sementara yang dapat menerangkan fakta atau
kondisi yang mengandung penyimpangan sebagai petunjuk awal
menentukan langkah selanjutnya.

HIPOTESIS :

Pernyataan Atau Taksiran Sementara


Yang Harus Diuji Validitasnya
Manfaat :
Perencanaan Audit Investigatif
HIPOTE
SIS
• Memberikan batasan serta mempersempit ruang lingkup audit
sehingga mengefisienkan pelaksanaan audit investigasi.
• Menyiagakan auditor terhadap semua fakta dan hubungan antar
fakta yang teridentifikasi
• Sebagai alat dalam membangun fakta-fakta yang tercerai-
berai tanpa koordinasi ke dalam suatu kesatuan penting dan
menyeluruh.
• Sebagai pedoman dalam pengujian fakta dan hubungan
antarfakta

Perencanaan Audit Investigatif


LAPORAN HASIL PENELAAHAN AWAL
Sekurang-kurangnya memuat :
1. Sumber Informasi
- identitas si pelapor dan asal informasi
2. Materi Pengaduan
- jelaskan materi pengaduan
3. Hasil Telaahan
- diungkapkan hipotesis awal yang dibangun dari informasi
4. Simpulan dan Rekomendasi
- Simpulan : layak atau tidak informasi ini dilanjutkan ke
tahap audit investigasi
TAHAP PERENCANAAN
AUDIT INVESTIGATIF
Perencanaan Audit Investigatif
• Tahap ini hanya diperlukan apabila telah cukup alasan yang valid
untuk meyakini bahwa suatu kecurangan terjadi.
• Oleh karena itu, perencanaan harus mencakup semua
kemungkinan yang mendasari dugaan terjadinya kecurangan
dan penyebabnya.
• Identifikasi masalah dirancang untuk mengidentifikasi dan
mengkonfirmasi suatu masalah tetapi bukan untuk memberikan
gambaran penuh atas semua aspek kesalahan.
Perencanaan Audit Investigasi
Auditor menetapkan hal-hal berikut:
• Penentuan Tujuan Audit
• Penentuan Ruang Lingkup.
• Penentuan Tim Audit.
• Penyusunan Program Audit.
• Penyusunan Anggaran Waktu dan Biaya Audit.
Pelaksanaan Audit Investigatif

ü Pengumpulan Bukti
ü Evaluasi Bukti

Pelaksanaan Audit Investigatif


Aspe k-Aspek Pembuktian

• Jenis dan Kualitas Bukti


• Metode dan Logika
Pengumpulan Bukti
• Analisis dan Evaluasi Bukti
• Pengelolaan Bukti
• Penyajian Bukti
Apa Definisi Bukti
• Segala informasi yang digunakan oleh auditor
dalam rangka menentukan informasi yang
diaudit sesuai dengan kriteria yang ditetapkan
(Arens & Loebbeccke)

• Sesuatu yang dapat membuktikan (Lawrence B.


Sawyer)

• “Anything that relates to the proving or


disproving of a fact or consequence ” (Fraud
Examiners Manual 2012)
Teknik Audit (dan Bukti
Audit)
1. Pemeriksaan fisik (Physical examinatio n)
2. Konfirmasi (Confirmation)
3. Inspeksi dokumen (Inspection)
4. Observasi (Observation)
5. Tanya jawab dengan auditan (Inquires of the clients )
6. pelaksanaan ulang (Reperformanc e )
7. Prosedur analitis (Analytical procedur es)
8. Recalculation/ Recomputation

9. Tracing
10. Vouching

11. Scanning
Penggolongan Bukti dalam
Perspektif Hukum
Membuktikan atau tidak membuktikan
• Bukti Langsung (Direct Evidence)
• Bukti Tidak Langsung (Circumstansial Evidence)

Otentik atau tidak Otentik


• Bukti Utama (Primary Evidence)
• Bukti Tambahan (Secondary Evidence)

Kebersesuaian
• Bukti Pendukung (Corroborative Evidence)
Kriteria Kualitas
Pengumpulan Bukti

Relevan -------- Kompeten -------- Material

Pelaksanaan Audit Investigatif


RELEVAN Bukti dianggap relevan jika bukti
tersebut merupakan salah satu ba-
gian dari rangkaian bukti-bukti (chain
of evidence) yang menggambarkan
suatu proses kejadian atau jika bukti
tersebut secara tidak langsung me-
nunjukkan kenyataan dilakukan atau
tidak dilakukannya suatu perbuatan.

Pelaksanaan Audit Investigatif


KOMPETEN • Bukti diproduksi oleh pihak yang kompeten

• Bukti diperoleh dengan cara yang sah

Pelaksanaan Audit Investigatif


MATERIAL

Bukti tersebut esensial


terhadap pokok
permasalahan yang
diperkarakan dan
mempengaruhi hasil dari
litigasi atau menentukan
bersalah atau tidaknya
terdakwa dalam proses
persidangan.
Klasifikasi Bukti
(Perspektif Kredibilitas)
I
• Sepenuhnya Dapat Dipercaya

II
• Dapat Dipercaya

• Kurang Dapat Dipercaya Tapi


III
Berguna
Pelak
Inves
Seal the
Case

Pelaksanaan Audit Investigatif


Logika Tahapan Pengumpulan Bukti

• Find
• Read and Interpret Document
• Determined Relevance
• Verify The Evidence
• Assemble The Evidence
• Draw Conclusions

Pelaksanaan Audit Investigatif


Evaluasi Bukti
• Suatu tahap dimana kegiatan
pengujian bukti dinyatakan cukup
atau perlu perluasan sebagai
respon terhadap adanya
informasi tambahan sebelum
membuat simpulan atau
penyusunan laporan.
• Mencakup relevansi, dapat
diterima, dan kompetensi bukti.
Evaluasi Bukti
• Pada dasarnya dilakukan apabila seluruh
bukti telah diperoleh.
• Ditujukan untuk menilai apakah suatu
kasus terbukti atau tidak terbukti
kebenarannya.
• Evaluasi bukti dapat dilakukan pada
setiap tahap untuk menilai kesesuaian
hipotesis terhadap fakta kenyataan yg
ada.
• Dapat menunjukkan perlu atau tidaknya
pengembangan suatu bukti.
Tools Pembuktian Fraud
• Bagan alur (Flow chart)
• Mapping
• Matriks
• Analisis Dokumen
• Teknik Wawancara
Flow Chart

• Menyajikan rangkaian bukti


dalam kronologi fakta (orang
dan tindakan) dan kerangka
waktu kejadian untuk tujuan
pembuktian.
• Menandingkan antara
“The purpose of maintaining prosedur yang seharusnya
a chronology is to establish dengan proses yang
the chain of events leading dijalankan
to the proof.....(FEM2012)”
Kegunaan Flow Chart
Ø Memudahkan dalam mengamati kelemahan dan atau
penyimpangan prosedur yg terjadi,

Ø Membantu proses mengidentifikasi pihak-pihak yg


terlibat baik langsung maupun tidak langsung terhadap
suatu penyimpangan.

Ø Membantu auditor menentukan bukti-bukti apa yang


masih harus dikumpulkan.

Ø Membantu auditor dalam merencanakan permintaan


keterangan kepada pihak terkait

Ø Membantu auditor dalam menentukan kasus posisi


(perbuatan, modus operandi, dampak)
Mapping
• Menyajikan secara sistematis:
– Apa sebenarnya yg terjadi, siapa
pelakunya, bagaimana modus operandinya
– Berapa kerugian yg diderita, faktor apa saja
yg mendorong terjadinya kasus, faktor
penyebab pokok apa saja serta penjelasan
lainnya yg dpt lebih menjelaskan apa
sebenarnya yg terjadi.
Manfaat Mapping
• Fleksibel: dapat dengan mudah menambahkan
hal/materi baru di tempat yang sesuai.
• Dapat memusatkan perhatian: tdk perlu
banyak berpikir untuk menangkap uraian
secara rinci, sehingga dapat lebih
berkonsentrasi pada masalah pokoknya.
• Meningkatkan pemahaman: memudahkan utk
melakukan peninjauan ulang yg sangat
berarti.
• Memudahkan dalam mempresentasikannya.
Menyusun Mapping
• Tuliskan segera poin-poin yg dianggap penting dan ada kaitan
dengan pokok masalah.
Tulis

• Tuliskan pemikiran dan kesan anda atas poin-poin tersebut.


Susun

• Memilah masalah yg nampak/menarik perhatian dan dirasakan ada


Kelompokkan kaitan dengan masalah pokok, dan menuangkannya keatas kertas.
(Clustering)

“To do list”
Clustering
• Memilah masalah yang menarik perhatian dan
menuangkan ke atas kertas secepat-nya,
tanpa pertimbangan lebih dulu.
• Lihat dan buat kaitan antara gagasan/masalah
• Kembangkan gagasan/masalah yang telah
diidentifikasi
• Telusuri jalan pikiran yang ditempuh agar
mencapai suatu simpulan.
• Semua pemikiran diberi peringkat dengan
menciptakan reaksi rantai masalah.
MATRIKS

Manfaat
• Untuk menginventarisasi kelengkapan bukti
yang telah diperoleh dikaitkan dengan
pemenuhannya secara yuridis.
• Untuk mengetahui pembuktian yang masih
perlu dilakukan guna melengkapi suatu
dugaan kasus.
• Untuk meyakinkan bahwa suatu dugaan
kasus telah memenuhi unsur-unsur suatu
tindak pidana tertentu.
Analisis Dokumen
• Dalam kasus fraud sering disertai
adanya pemalsuan dokumen atau
dokumen yang diubah atau diganti atau
dokumen yang dimanipulasi.
• Walaupun bukan ahli dokumen, auditor
harus aware atas cara-cara pelaku fraud
dalam membuat dokumen yang tidak
benar.
• Kemungkinan penggunaan tenaga ahli
forensik untuk memastikan kecurigaan.
Mengelola Bukti
Pisahkan dokumen dalam kategori tertentu (Segregate
the documents)

Make a key document file (-> info penting untuk akses cepat)

Bangun database dan kodifikasi dokumen sejak awal (Jika jumlah


informasi yg diproses besar)

“Ingat, biasanya sulit memastikan relevansi bukti pada awal


penugasan”

Pelaksanaan Audit Investigatif


Chain of Custody
Suatu dokumentasi yang mengabadikan proses penanganan bukti
dari mulai dokumen diterima sampai dengan akhir perlakuan
terhadap dokumen

Menjamin orisinalitas

Memastikan bukti tidak diganti atau diubah selama waktu


penugasan hingga bila bukti digunakan di sidang pengadilan

Sumber Bukti
• Saksi
Pelaksanaan Audit Investigatif
• Departemen/Instansi/Unit Kerja auditan
• Instansi Pemerintah terkait
• Perusahaan / Badan-badan Swasta
• Informasi elektronik
• Bukti forensik
• Alat komunikasi elektronik
• Tersangka
• Kepolisian dan badan intelijen
• Sumber informasi lain (publik)

Pelaksanaan Audit Investigatif


Penyajian Bukti
1. Simpulan Fakta dan Proses Kejadian
2. Tuduhan Penyimpangan/fraud
3. Modus Operandi
4. Berita Acara Hasil Klarifikasi
5. Pernyataan dan Pengakuan
6. Pernyataan Ahli
7. Daftar Bukti yang Diperoleh (idealnya sejalan dengan butir 1)
Pelaporan Audit Investigatif

Pelaporan Audit Investigatif


Laporan tertulis merupakan suatu bukti
bahwa audit investigatif telah dilaksanakan
sesuai dengan prosedur yang berlaku.
Laporan yang baik hanya mengungkapkan
fakta-fakta yang berhubungan dengan
kasus yang sedang diaudit.

Pelaporan Audit Investigatif


PRINSIP PELAPORAN

• Pengungkapan yang penting


• Sesuai kebutuhan
• Tepat waktu
• Obyektif
• Penyajian yang wajar
• Ringkas, sederhana namun jelas dan
lengkap
Kegunaan Laporan

• Dasar pengambilan keputusan


• Dasar pemberian Keterangan Ahli
(psl 187 KUHAP)
• Alat bukti Surat
(psl 186 KUHAP)
• Alat Komunikasi Audit
• Akuntabilitas penugasan
PEMBACA LAPORAN

Penulisan laporan berasumsi bahwa akan ada protes


terhadap isinya dan auditor harus bertahan dengan apa
yang sudah ditulisnya.

z Penasehat hukum (Pengacara)


z Tersangka atau Saksi
z Pers
z Peradilan
SUBSTANSI LAPORAN
v AKURAT
v JELAS
v TIDAK MEMIHAK
v RELEVAN
v TEPAT WAKTU
AKURASI

seluruh fakta yang relevan harus


didokumentasikan serinci mungkin.

konfirmasi ulang tanggal-tanggal


dan informasi yang mendukung
kepada responden
JELAS

Penggunaan istilah teknis dan kompleks


hanya pada tempat-tempat tertentu saja dan
dengan penjelasan yang memadai.

Jangan menggunakan jargon dan istilah


teknis yang tidak umum
RELEVAN

informasi yang disampaikan untuk


membuktikan kasus dan berusaha untuk
mendapatkan informasi tersebut.

Laporan hanya mencakup permasalahan


yang relevan dengan pelaksanaan
pengujian
TEPAT WAKTU

Ketepatan waktu suatu laporan akan


menentukan tinggi rendahnya mutu
laporan.

membuat laporan interim yang


selalu di ‘up date’ sesuai dengan
perkembangan pelaksanaan audit
investigatif
Pemilihan Bentuk Laporan
Surat Bab
• Tidak ada • Ditemukan unsur2
penyimpangan TPK
• TL segera • Pelanggaran disiplin
• Pelanggaran disiplin dan TPK
LAPORAN BENTUK SURAT
1. Nama dan Kepada Siapa laporan ditujukan

2. Dasar penugasan, Sasaran dan Ruang Lingkup serta


Data Umum Unit atau Bagian yang diaudit.

3. Uraian mengenai informasi awal atas


penyimpangan yang diperoleh.

4. Simpulan dan Rekomendasi.


LAPORAN BENTUK BAB

Bab I : Simpulan dan Rekomendasi

1. Simpulan

2. Rekomendasi
LAPORAN BENTUK BAB

Bab II : Umum

1. Dasar Audit

2. Sasaran dan Ruang Lingkup Audit

3. Data Obyek/Kegiatan yang Diaudit


LAPORAN BENTUK BAB
Bab III : Uraian Hasil Audit

1. Dasar Hukum Obyek dan atau Kegiatan yang Diaudit

2. Materi Temuan
1) Jenis Penyimpangan
2) Pengungkapan Fakta dan Proses Kejadian
3) Penyebab dan Dampak Penyimpangan
4) Pihak yang Diduga Terlibat/Bertanggung Jawab
5) Bukti yang Diperoleh

3. Kesepakatan dan Pelaksanaan Tindak Lanjut dengan


Obyek yang Diaudit

4. Kesepakatan dengan Pihak Instansi Penyidik

Lampiran:
LAPORAN BENTUK BAB
Bab I : Simpulan dan Rekomendasi
Bab II : Umum
1. Dasar Audit
2. Sasaran dan Ruang Lingkup Audit
3. Data Obyek/Kegiatan yang Diaudit
Bab III : Uraian Hasil Audit
1. Dasar Hukum Obyek dan atau Kegiatan yang Diaudit
2. Materi Temuan
1) Jenis Penyimpangan
2) Pengungkapan Fakta dan Proses Kejadian
3) Penyebab dan Dampak Penyimpangan
4) Pihak yang Diduga Terlibat/Bertanggung Jawab
5) Bukti yang Diperoleh
3. Kesepakatan dan Pelaksanaan Tindak Lanjut dengan
Obyek yang Diaudit
4. Kesepakatan dengan Pihak Instansi Penyidik
Lampiran:
Materi Temuan

• Jenis Penyimpangan
• Pengungkapan Fakta dan Proses Kejadian
• Penyebab dan Dampak Penyimpangan
• Pihak –Pihak Terkait
• Bukti yang Diperoleh
Fakta/Kondisi/
Proses Kejadian
Pengungkapan Penyimpangan

Penyimpangan

Ketentua
n/
Kriter
ia
Lampiran Laporan

• Flow chart atau Bagan Arus Proses Kejadian.


• Bukti-bukti pendukung LHAI yang relevan.
• Risalah Pembicaraan Akhir dengan objek yang diaudit.
• Risalah Kesepakatan Penyelesaian Tindak Lanjut
• Risalah Rapat Kesepakatan dengan instansi penyidik.
• Surat Pernyataan Kesanggupan atau Surat Keterangan
Tanggung jawab Mutlak (SKTM)
• Daftar Kasus
Penyampaian Laporan

Pelanggaran disiplin
• Pimpinan instansi atau unit yang diaudit.
• Pejabat yang berwenang mengenakan sanksi
TP/TGR atau hukuman disiplin pegawai
negeri sipil sebagaimana diatur dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 30 tahun 1980.
• Koordinator audit
Penyampaian Laporan

TPK, TP/TGR
• Pimpinan instansi atau unit yang diaudit.
• Pejabat yang berwenang mengenakan sanksi TP/TGR
atau hukuman disiplin pegawai negeri sipil sebagaimana
diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 30 tahun
1980 dan atau pejabat yang berwenang memberi surat
kuasa khusus (untuk penyimpangan perdata).
• Instansi penyidik setempat.
• Koordinator audit
Penyampaian Laporan

Surat Pengantar Masalah (SPM)


• Ikhtisar penyimpangan
• Daftar nama pejabat yang diduga terlibat
• Sangat Rahasia
Tindak Lanjut

Internal
• Pengenaan sanksi administratif atau
TP/TGR
• Menyerahkan kasus kepada Kejaksaan
• Perbaikan sistem
• Monitoring
Tindak Lanjut

Eksternal
• Menyerahkan kasus TPK atau Perdata
• Instansi penyidik memproses kasus
• Instansi penyidik memberitahukan
perkembangan kasus
• Monitoring
PELAPORAN DAN KERTAS
KERJA PENDUKUNGNYA

• Kesimpulan dan Opini


• Bukti/ Evidence
• Fotokopi Dokumen
• Mengamankan dan Memelihara Dokumen
Kesimpulan dan Opini

Kesimpulan diambil setelah melakukan


serangkaian observasi, sedangkan opini
merupakan interpretasi atas fakta-fakta.

Auditor harus menghindari memberikan


opini bahwa seseorang telah bersalah
atau tidak bersalah
Bukti/ Evidence
Kesinambungan penguasaannya (chain of
custody) agar tetap dipelihara agar tidak
menjadi permasalahan manakala bukti
tersebut merupakan bagian dari laporan
yang akan diajukan dalam proses hukum
terhadap suatu kasus.
Fotokopi Dokumen
Apabila ada halangan auditor mendapatkan
dokumen asli, maka auditor harus
memfotokopi dokumen dimaksud, dengan
sepengetahuan petugas yang menangani
dokumen asli tersebut, dan pada dokumen
fotokopi diberikan tanda bahwa dokumen
asli ada dalam penguasaan petugas
tersebut.
Memelihara Dokumen
• Dokumen harus diamankan untuk kepentingan
pembuktian;
• Tandai holder dokumen asli dengan simbol-simbol
yang unik;
• Untuk mencegah kerusakan pada dokumen asli,
gunakan tick mark sederhana tapi berbeda atau
tanda identifikasi lain;
• Jangan melipat dokumen, dan jangan sampai
terjadi dokumen asli hilang atau dipindah tanpa
ijin.
Membantu aparat penegak hukum
(APH) dalam penanganan
kasus/perkara terkait dugaan TPK

a. Penerimaan dan Analisis Informasi dari APH


b. Memberikan Keterangan Ahli di
Persidangan c. Perhitungan Kerugian
Keuangan Negara

Membantu APH dalam Penanganan Kasus/Perkara TPK


Penerimaan dan Analisis Informasi dari
APH
• Permintaan dari APH
• Paparan APH kepada APIP terkait dengan
Kasus / Perkara
• Tindak Lanjut APIP (Audit Investigatif,
Perhitungan Kerugian Keuangan Negara,
tambahan bukti).
Memberikan Keterangan Ahli di
Persidangan
Salah satu peran auditor Aparat Pengawasan
Intern
Pemerintah (APIP) dalam perkara tindak pidana korupsi
(Tipikor) adalah peran sebagai pemberi keterangan ahli
yang
merupakan salah satu jenis alat bukti (sesuai KUHAP pasal
184). Auditor merupakan seorang yang mempunyai keahlian
dalam bidang akuntansi dan auditing, sehingga keahliannya
dapat dipandang sebagai suatu alat bukti dengan melakukan
pemberian keterangan ahli di sidang pengadilan tindak
pidana korupsi
Bentuk Keterangan Ahli
1. Laporan dengan mengingat sumpah jabatan.
Keterangan ahli dapat diberikan pada waktu pemeriksaan
oleh penyidik atau penuntut umum yang dituangkan
dalam suatu bentuk laporan dan dibuat dengan
mengingat sumpah diwaktu pemberi keterangan ahli
menerima jabatan atau pekerjaan (penjelasan Pasal 186
KUHAP).

2. Keterangan langsung secara lisan di sidang pengadilan.


Keterangan ahli juga dapat diberikan pada waktu
pemeriksaan di sidang pengadilan. Pemberian keterangan
di sidang pengadilan tersebut diberikan setelah pemberi
keterangan ahli mengucapkan sumpah atau janji di
hadapan hakim, selanjutnya dicatat dan dituangkan dalam
berita acara pemeriksaan (penjelasan Pasal 186 KUHAP).
Persiapan Pemberian Keterangan Ahli
1. Surat Permintaan Keterangan Ahli dari Instansi Penyidik
Surat permintaan dari instansi penyidik atau pengadilan merupakan dasar
seorang auditor investigatif memberikan keterangan ahli.
2. Pengumpulan Dokumen / Kertas Kerja Audit
Sebelum memberikan keterangan ahli baik dalam proses penyidikan maupun
kehadiran di pengadilan, ahli harus memastikan bahwa semua bukti/dokumen
telah tersedia dan siap digunakan
3. Simulasi /Latihan Kegiatan (Dry Run)
Bila auditor akan memberikan keterangan ahli di pengadilan, sebaiknya dilakukan
’dry run’ (latihan kegiatan) bersama, dengan melakukan simulasi menyerupai
suasana persidangan di Pengadilan yaitu ada hakim, jaksa penuntut umum, terdakwa,
penasehat hukum dengan menerima beragam pertanyaan sehingga tidak grogi dalam
persidangan sebenarnya.
4. Memfokuskan pada Keahlian Profesi sebagai Auditor
Sasaran pemberian keterangan ahli adalah memberikan pendapat berdasarkan
keahlian profesi auditor dalam suatu kasus yang menurut pihak penyidik telah
memenuhi unsur-unsur tindak pidana korupsi dan/atau perdata untuk
membuat terang suatu peristiwa bagi penyidik dan/atau hakim.
Kiat-kiat Praktis Pemberi Keterangan Ahli

• Berpakaian konservatif dan rapi


• Memperlihatkan perilaku yang siap dan percaya diri.
• Mengatakan kebenaran.
• Menjaga kontak mata dengan penanya sesering mungkin.
• Meminta pertanyaan yang panjang atau yang tidak tepat untuk diubah
kalimatnya atau dipecah menjadi kalimat-kalimat yang lebih pendek.
• Mengambil nafas sebelum menjawab setiap pertanyaan dengan cara
berbicara yang tenang dan tidak tergesa-gesa.
• Menjelaskan konsep yang rumit dalam istilah umum.
• Bersahabat dan ramah dengan kehadiran setiap pihak.
• Membetulkan setiap pernyataan yang salah, segera setelah terdeteksi.
• Berbicara dengan suara yang jelas dan keras.
• Sedapat mungkin jangan membaca dari catatan, anda akan terlihat seperti
sedang mengulang kesaksian. Hal ini terlihat buruk atau seolah-olah Ahli
kurang menguasai permasalahan.
• Jika mempunyai dokumen untuk diajukan, aturlah sehingga anda dapat
cepat mengambilnya jika diminta.
• Menahan diri dalam menggunakan bahasa profesional.
• Menggunakan istilah yang sederhana untuk menerangkan temuan atau
pendapat.
• Menjawab hanya atas pertanyaan yang ditanyakan, jangan keluar dari
pokok persoalan atau menyampaikan pernyataan lebih dari yang
diminta oleh penanya.
• Jangan berhubungan secara lisan dengan pengacara.
• Jangan mencoba melucu atau bersikap riang.
• Melihat langsung kepada orang yang mengajukan pertanyaan.
• Menjaga sikap profesional, jangan tersenyum tanpa alasan kepada
hakim, jaksa atau pengacara.
• Tenang dan tidak tergesa-gesa delam menjawab pertanyaan, dan
berfikir sebelum berbicara.
• Menggunakan grafik, bagan dan tambahan visual lainnya jika hal ini
membantu dalam mengklarifikasi masalahnya.
• Jangan bicara dengan ragu-ragu atau gagap, peroleh kembali
ketenangan diri anda ketika pertanyaan yang sulit atau keras yang
diajukan.
• Mintalah untuk mengulang pertanyaan atau penjelasan jika anda tidak
benar-benar memahaminya.
• Jika anda tidak tahu, jawablah tidak tahu, jangan menebak-nebak.
• Dalam uji silang, jangan menjawab terlalu cepat. Konsultasikan dengan
pihak anda apa tujuan dari pertanyaan itu.
• Jika hakim atau juri ingin bertanya, jawablah pertanyaan itu
dengan melihat ke arahnya.
• Jangan memandangi ruangan, lantai atau langit-langit
• Bersahabat dan ramah dengan siapa saja.
• Jangan berkata-kata dengan nada marah jika pengacara lawan
menyerang anda.
• Jujurlah, jangan berbohong, jangan mengada-ada, jangan mengelak.
Perhitungan Kerugian Keuangan
Negara
POKOK BAHASAN
• LATAR BELAKANG PERHITUNGAN KERUGIAN
KEUANGAN NEGARA
• PENGERTIAN KERUGIAN KEUANGAN NEGARA
• TEKNIK-TEKNIK PERHITUNGAN KERUGIAN
KEUANGAN NEGARA
• PERMASALAHAN DALAM PERHITUNGAN
KERUGIAN KEUANGAN NEGARA
MENGAPA MENGHITUNG KERUGIAN
KEUANGAN NEGARA
• SALAH SATU UNSUR TPK
• PERTIMBANGAN DALAM MEMUTUSKAN
HUKUMAN
• BAHAN UNTUK ASSET RECOVERY
• BISA DIGUNAKAN DALAM ASPEK PERDATA
PENGERTIAN KERUGIAN KEUANGAN
NEGARA
• KERUGIAN
• KEUANGAN NEGARA
• KERUGIAN KEUANGAN NEGARA
STRUKTUR APBN/APBD
• LAPORAN REALISASI ANGGARAN
(PENERIMAAN, PENGELUARAN, PEMBIAYAAN)
• NERACA (ASSET, KEWAJIBAN, EKUITAS DANA)
• LAPORAN ARUS KAS
KERUGIAN KEUANGAN NEGARA
ASPEK AKUNTANSI
• PERKIRAAN DALAM LAPORAN KEUNGAN
(PENERIMAAN, PENGELUARAN, ASSET,
KEWAJIBAN, EKUITAS)
• KONSEP PENGAKUAN
• KONSEP PENILAIAN (HISTORICAL COST,
CURRENT COST, NILAI REALISASI, PRESENT
VALUE)
LANGKAH MENGHITUNG KERUGIAN
KEUANGAN NEGARA
• MENGINDENTIFIKASI PENYIMPANGAN YANG
TERJADI (JENIS PENYIMPANGAN, DASAR HUKUM,
RUANG LINGKUP KN, PENYEBAB, WAKTU DAN
LOKASI)
• MENGIDENTIFIKASI TRANSAKSI (JENIS
TRANSAKSI, JENIS KERUGIAN)
• MENGIDENTIFIKASI, MENGUMPULKAN,
VERIFIKASI, DAN ANALISIS BUKTI
• MENGHITUNG JUMLAH KERUGIAN KEUANGAN
NEGARA
TEKNIK-TEKNIK PERHITUNGAN KERUGIAN
KEUANGAN NEGARA
• TOTAL LOSS
• TOTAL LOSS DENGAN PENYESUAIAN
• KERUGIAN BERSIH (NET LOSS)
• HARGA WAJAR
• HARGA POKOK
• HARGA PERKIRAAN SENDIRI
• PENGGUNAAN APPRAISER
• OPPORTUNITY COST
Theodorus M. Tuanakotta
TEKNIK-TEKNIK PERHITUNGAN
KERUGIAN KEUANGAN NEGARA
• Total loss (seluruh nilai kontrak/
pengeluaran dihitung sebagai kerugian
negara)
• Real cost (selisih kontrak pengadaan dg biaya
nyata yg dikeluarkan)
• Harga pembanding (perbandingan harga
kontrak pengadaan dg harga pembanding yg
wajar)
PERMASALAHAN PERHITUNGAN
KERUGIAN NEGARA
• APAKAH TERMASUK RUANG LINGKUP
KEUANGAN NEGARA (BUMN, ANAK
PERUSAHAAN BUMN, BANK TRUSTEE,
KERJASAMA DENGAN SWASTA)
• BUKTI AUDIT
• NILAI YANG DIGUNAKAN
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai