Anda di halaman 1dari 9

MODUL PERKULIAHAN

Sistem
Angkutan
Umum
Pengantar Sistem Angkutan
Umum

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

01
Fakultas Teknik Sipil P112100003 Achmad Muhyidin Arifai, S.T., M.T.
Teknik
Pengantar Sistem Angkutan Umum
A. PENDAHULUAN

1.1 Transportasi
Transportasi adalah gerakan berpindahnya manusia dan barang dari suatu tempat
ke tempat yang lain dengan menggunakan kendaraan bermotor ataupun tenaga
manusia dan hewan. Gerakan berpindahnya barang dan manusia terjadi karena adanya
kebutuhan yang tidak terpenuhi ditempat kita berada. Proses pemenuhan kebutuhan
tersebut akan menimbulkan interaksi antara sistem kegiatan dengan sistem jaringan yang
menghasilkan orang dan barang dalam bentuk pergerakan kendaraan, proses ini sering
disebut sebagai sistem transportasi makro (Warpani, 2002).
Menurut Morlok (1995) transportasi berarti memindahkan atau mengangkut
sesuatu dari satu tempat ke tempat lain. Transportasi bisa juga diartikan sebagai usaha
pemindahan atau pergerakan sesuatu dari suatu lokasi ke lokasi yang lainnya dengan
menggunakan suatu alat tertentu.

1.2 Angkutan Umum


Angkutan umum adalah angkutan penumpang dengan menggunakan kendaraan
umum dan dilaksanakan dengan sistem sewa atau bayar. Dalam hal angkutan umum, biaya
angkutan menjadi beban angkutan bersama, sehingga sistem angkutan umum menjadi
efisien karena biaya angkutan menjadi sangat mrah. Selain itu, penggunaan jalan pun relatif
dan m2/penumpangnya [Warpani, 1990 : 170]
Daerah perkotaan yang berpenduduk satu juta jiwa atau lebih sudah selayaknya
memiliki pelayanan angkutan umum penumpang atau angkutan umum massal.Manajemen
perkotaan perlu melakukan efisiensi dalam memanfaatkan prasarana perkotaan yang
mengandalkan mobilitasnya pada keberadaan angkutan umum. Mereka adalah penduduk
yang tidak mempunyai pilihan lain kecuali menggunakan angkutan umum.
Pengoperasian sistem angkutan massal adalah salah satu upaya menampung
kepentingan mobilitas penduduk, terutama di daerah perkotaan atau kota ang berpenduduk
lebih dari satu juta jiwa.
Angkutan umum massal kota di Indonesia pada umumnya dilayani dengan bus
sedang dan bus kecil, sedangkan bus besar hanya melayani angkutan kota di 7 beberapa
kota besar; selebihnya, bus besar melayani angkutan antarkota antara propinsi.
Penduduk perkotaan di Indonesia telah berkembang dengan pesat. Wilayah
perkotaan (kawasan terbangun) yang sudah merambah jauh ke wilayah penggiran, bahkan
sudah menyatu dengan kota-kota di sekitarnya yang semula adalah kota satelit –

‘16 Sistem Angkutan Umum


2 Achmad Muhyidin Arifai, S.T., M.T.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
membentuk satu wilayah kota raya. Akibat dari kesenjangan pembangunan, arus migrasi
desa ke kota sangat tinggi.
Penduduk perkotaan di Indonesia terus berkembang dengan pesat, begitu pula
dengan penduduk di daerah yang beubah status menjadi kota. Diperkirakan pada tahun
2020 akan ada 15 kota di Indonesia yang berpenduduk lebih dari 1.000.000 jiwa. Di samping
itu, terjadi perubahan tata nlai dan perilaku masyarakat sehingga meningkatkan mobilitas,
yang pada gilirannya menuntut pelayanan jasa angkutan dengan tingkat keselamatan,
keamanan, kelancaran, dan kenyamanan yang lebih tinggi, ragam yang lebih banyak, dan
kapasitas yang lebih besar.
Perluasaan daerah perkotaan serta meningkatnya mobilitas penduduk membuka
peluang usaha pelayanan angkutan umum baik pribadi maupun massal. Dengan pesatnya
peningkatan urbanisasi, meningkta pula kepemilikan kendaraan sebagai akibat peningkatan
penghasilan, terutama di kota-kota besar. Hal ini, dipadu dengan perkembangan kawasan
perkotaan, akan menuntut pengelolaan yang baik di sektor lalu lintas dan angkutan jalan
guna menjamin mobilitas sosial-ekonomi perkotaan. Kebutuhan akan angkutan yang
meningkat 8 tanpa dibarengi pembangunan prasarana yang terencana mengakibatkan
beban jalan arteri dan kolektor menjadi semakin tak tertampung.
Pembangunan kawasan perumahan dan industri di kawasan pinggiran atau luar kota
akan memanfaatkan jaringan utama (ruas jalan tol atau arteri). Kecepatan pembangunan
pemukiman dan industri hampir selalu tidak sebanding dengan kecepatan pembangunan
jalan sehingga dalam waktu yang sangat singkat kapasitas jalan sudah mendekati jenuh
atau bahkan sudah terlampaui. Jarak yang semakin jauh dari tempat kerja semula,
mendorong penggunaan kendaraan semakin meningkat.
Keberadaan angkutan umum, apalagi yang bersifat massal, berarti pengurangan
jumlah kendaraan yang lalu-lalang di jalan. Hal ini sangat penting artinya berkaitan dengan
pengendalian lalu lintas. Karena sifatnya massal, maka para penumpang harus memiliki
kesamaan dalam berbagai hal yakni asal, tujuan, lintasan, dan waktu. Berbagai kesamaan
pada gilirannya menimbulkan masalah keseimbangan antara ketersediaan dan permintaan.
Pelayanan angkutan umum akan berjalan dengan baik apabila dapat tercipta keseimbangan
antara ketersediaan dan permintaan [Warpani, 1990; 171].
Adalah suatu upaya yang sulit (bahkan cenderung tidak mungkin) dipenuhi bila tolok
ukurnya adalah permintaan pada masa sibuk atau masa puncak. Ketidakpastian itu
disebabkan oleh pola pergerakan penduduk yang tidak merata sepanjang waktu, misalnya
pada saat jam-jam sibuk permintaan tinggi, dan pada saat sepi permintaan rendah.
Dalam hal kaitan ini pemerintah perlu campur tangan dengan tujuan antara lain :
1. Menjamin sistem operasi yang aman bagi kepentingan masyarakat pengguna
jasa angkutan, petugas pengelola angkutan, dan pengusaha jasa angkutan.

‘16 Sistem Angkutan Umum


3 Achmad Muhyidin Arifai, S.T., M.T.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2. Mengarahkan agar lingkungan tidak terlalu terganggu oleh kegiatan angkutan.
3. Membantu perkembangan dan pembangunan nasional maupun daerah dengan
meningkatkan pelayanan jasa angkutan.
4. Menjamin pemerataan jasa angkutan sehingga tidak ada pihak yang dirugikan.
5. Mengendalikan operasi pelayanan jasa angkutan (Stewart & David, 1980)

2.1.2 Tujuan Angkutan Umum


Tujuan pelayanan angkutan umum adalah memberikan pelayanan yang aman,cepat,
nyaman, dan murah pada masyarakat yang mobilitasnya semakin meningkat, terutama bagi
para pekerja dalam menjalankan kegiatannya. Bagi angkutan perkotaan, keberadaan
angkutan umum apalagi angkutan umum massal sangat membantu manajemen lalu lintas
dan angkutan jalan karena tingginya tingkat efisiensi yang dimiliki sarana tersebut dalam
penggunaan prasarana jalan. Esensi dari operasi pelayanan angkutan umum adalah
menyediakan layanan angkutan pada saat dan tempat yang tepat untuk memenuhi
permintaan masyarakat yang sangat beragam. Di sini ada unsur komersial yang harus
diperhatikan, pengetahuan akan biaya, kecepatan, dan ketepatan prakiraan, pengetahuan
akan pasar dan pemasaran akan sangat membantu dalan menawarkan pilihan pelayanan
dan biaya lebih tinggi bila ada kepastian dan jaminan cepat sampai ke tempat tujuan.
Dengan demikian, ada tawaran pilihan moda atau pencaran moda (modal split)
angkutan sehingga ada pengisihan kapasitas pada berbagai moda. Teknik pengoperasian
ankutan umum dan praktek komersialisasi sangat bergantung pada moda angkutan dan
lingkungan. Meskipun demikian, pada hakekatnya tetap sama yakni operator harus
memahami pola kebutuhan, dan harus mampu mengerahkan sediaan untuk memenuhi
kebutuhan secara ekonomis.
Jadi, dalam hal ini dapat dikenali adanya unsur-unsur :
 Sarana operasi atau moda angkutan dengan kapasitas tertentu, yaitu banyaknya
orang atau muatan yang dapat diangkut.
 Biaya operasi, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk menggerakkan operasi
pelayanan sesuai dengan sifat teknis moda yang bersangkutan.
 Prasarana, yakni jalan dan terminal yang merupakan simpul jasa pelayanan
angkutan.
 Staf atau sumber daya manusia yang mengoperasikan pelayanan angkutan.

‘16 Sistem Angkutan Umum


4 Achmad Muhyidin Arifai, S.T., M.T.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
B. Mengenal Teknologi Sistem Transportasi Cerdas dan
Tantangannya di Masa Depan

Alat transportasi sangatlah penting bagi manusia karena tidak bisa lepas dari
kehidupan sehari-hari. Tetapi seiring dengan perkembangan teknologi, sarana transportasi
yang digunakan oleh manusia semakin beraneka ragam mulai dari bentuk, model dan
jenisnya. Begitu pula dengan prasarana yang digunakan seperti jalan raya, rel, jembatan,
rambu-rambu lalu lintas, terminal, stasiun dan halte, ia akan bertambah sesuai dengan jenis
sarana yang digunakan.

Bertambahnya sarana dan prasarana transportasi tersebut berimbas pada


kemacetan dan kecelakaan lalu lintas yang semakin meningkat. Kemudian kemacetan lalu
lintas berdampak pada masalah materi (pemborosan bahan bakar) , sosial (mengurangi
efisensi waktu) dan lingkungan (peningkatan polusi udara). Salah satu solusi yang dapat
digunakan untuk mengurangi tingkat kemacetan dan kecelakaan lalu lintas adalah teknologi
sistem transportasi cerdas atau biasa disebut dengan Intelligent Transportation Systems
(ITS).

Sistem ITS merupakan proses integrasi dari teknologi telekomunikasi, informatika,


dan elektronika dengan rekayasa transportasi untuk merencanakan, mengatur,
mengoperasikan dan memelihara sistem transportasi jalan. Terbukti dari hasil implementasi
di negara maju, ITS bisa memberikan hasil yang cukup signifikan terhadap kemajuan kinerja
sistem jaringan transportasi jalan seperti peningkatan mobiltas, aksesibiltas, pengurangan
kecelakaan dan ramah terhadap lingkungan (vanderschuren, 2006).

Teknologi ITS terdiri dari dua komponen utama yaitu subsistem dan aliran informasi.
Subsistem merupakan bagian dari ITS yang memiliki fungsi tertentu. Sedangkan aliran
informasi merupakan pertukaran informasi antara subsistem. Berdasarkan buku “Regional
ITS Architecture Guidance Document, US Department of Transportation” yang merupakan
prinsip dasar arsitetur ITS yang dikembangkan di Amerika Serikat, arsitetur ITS terdiri dari
empat subsistem yang saling berhubungan yaitu :

Pusat (Center)
Sistem yang berfungsi mengumpulkan dan mengolah data untuk merencanakan dan
mengatur sistem transportasi dan memberikan layanan informasi kepada masyarakat.

‘16 Sistem Angkutan Umum


5 Achmad Muhyidin Arifai, S.T., M.T.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Contoh dari subsistem center yaitu : Manajemen Lalu Lintas, Manajemen Keadaan Darurat,
Administrasi Transaksi Tol, Administrasi kendaraan umum dan Manajemen Emisi.
Pengguna (Traveler)
Sistem yang berfungsi memberi dukungan kepada pengguna jalan untuk
mendapatkan akses informasi pribadi. Diantaranya : Remote Traveler Support dan Personal
Information Access

Kendaraan (Vehicle)
Sistem yang berfungsi memberi dukungan informasi kepada pengguna jalan khusus
untuk kendaraan baik kendaraan pribadi, kendaraan umum maupun kendaraan darurat.

Jalan (Roadside)
Sistem yang digunakan untuk memberikan dukungan informasi terkait kebutuhan
operasional yang berlokasi dan berkaitan dengan badan jalan. Contohnya : Jalan Raya,
Transaksi Administrasi Tol, Manajemen Parkir dan Manajemen Kendaraan Umum.

Secara garis besar penerapan ITS terbagi menjadi dua kelompok besar yaitu:

A. Penerapan sistem ITS utama

Advanced Traffic Management Systems (ATMS)


Sistem pengaturan lalu lintas untuk mengurangi kemacetan di perkotaan. Salah satu
contoh bagian dari ATMS adalah Advanced Traffic Controll Systems (ATCS) yaitu alat yang
efektif dalam mengkoordinasikan traffic signal di persimpangan untuk mengurangi waktu
tunda, waktu berhenti dan konsumsi bahan bakar.

Advanced Traveller Information Systems (ATIS)


Memberi informasi secara real-time kepada traveler tentang kondisi lingkungan jalan
dan kondisi lalu lintas jalan sehingga dapat mempengaruhi traveler dalam menentukan rute
jalan.
Advanced Vehicle Control Systems (AVCS)
Meningkatkan keselamatan jalan dengan dukungan sistem canggih dalam
kendaraan yang memandu pengemudi untuk menghindari terjadinya kecelakaan. Salah satu
penerapan dari AVCS adalah Automated Highway Systems (AHS).

‘16 Sistem Angkutan Umum


6 Achmad Muhyidin Arifai, S.T., M.T.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
B. Penerapan sistem ITS khusus

Advanced Public Transport Systems (APTS)


Teknologi dengan dukungan sistem canggih untuk meningkatkan keselamatan,
efisiensi dan efektifitas sarana dan prasarana jalan yang ada. Manfaat dari APTS adalah
mengurangi tundaan, memberi kenyamanan bagi traveler dalam memperoleh tiket moda
transportasi umum, rute yang akurat dan informasi jadwal yang terbaru.

Commercial Vehicle Operations (CVO)


Manajemen operasi untuk kendaraan komersial untuk mengatur dan memberi
pelayananan, meminimalkan gangguan rutedan penundaan perjalanan, memelihara tingkat
keselamatan dan tingkat efisiensi biaya. Beberapa contoh penggunaan CVO antara lain :
klasifikasi kendaraan, pengecekan status kendaraan komersial sesuai standar dan
kecepatan yang diizinkan dalam memenuhi inspeksi yang dilakukan pihak berwenang tanpa
perlu menunggu atau berhenti.

Untuk melakukan implementasi ITS diperlukan fungsi-fungsi pendukung antara lain:


pengawasan (surveillance), komunikasi (communications), pemrosesan data (data
processing), strategi kontrol (control strategies), navigasi panduan (navigation and
guidance), dan informasi pengguna jalan (traveller interface). Fungsi-fungsi tersebut akan
dapat berjalan dengan baik jika didukung oleh data-data yang lengkap mengenai speed,
volume, density, travel time, cuaca dan kondisi jalan. Semua faktor dan perangkat
pendukung ITS menjadi tantangan di masa depan.

‘16 Sistem Angkutan Umum


7 Achmad Muhyidin Arifai, S.T., M.T.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 1.1 Ilustrasi penggunaan Intelligent Transportation System

‘16 Sistem Angkutan Umum


8 Achmad Muhyidin Arifai, S.T., M.T.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
1. Dirjen Perhubungan Darat, Sistem Manajemen Keselamatan bagi Perusahaan
Angkutan Umum
2. Guido Gentile, Modelling Public Transport Passenger Flows in the Era of Intelligent
Transport System
3. Vuchic, Vukan R. (2005). Urban Transit: Operations, Planning, and Economics. John
Wiley & Sons, USA.
4. ITS Technical Note For Developing Countries, World Bank
5. Mallik, sumit. 2014. Intelligent Transportation System.India : International Journal of
Civil Engineering Research  
6. New York City Department of Transportation. 2005. Strategic Intelligent
Transportation Systems(ITS) Deployment Plan for New York City. Prepared by: Urban
ITS Center Polytechnic University

‘16 Sistem Angkutan Umum


9 Achmad Muhyidin Arifai, S.T., M.T.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai