Sistem
Angkutan
Umum
Peranan Angkutan Umum
02
Fakultas Teknik Sipil P112100003 Achmad Muhyidin Arifai, S.T., M.T.
Teknik
Peranan Sistem Angkutan Umum
A. Peranan Angkutan Umum
Pada umumnya kota yang pesat perkembangannya adalah kota yang beradapada
jalur sistem angkutan. Sejarah perkembangan kota besar di dunia menjadi bukti besarnya
peranan angkutan terhadap perkembangan kota yang bersangkutan. Memang transportasi
perkotaan merupakan salah satu faktor kunci peningkatan produktivitas kota. Dalam
perencanaan wilayah ataupun perencanaan kota, masalah transportasi kota tidak dapat
diabaikan, karena memiliki peran yang penting, yaitu :
a. Melayani kepentingan mobilitas masyarakat
Peranan utama angkutan umum adalah melayani kepentingan mobilitas masyarakat
dalam melakukan kegiatannya, baik kegiatan sehari-hari yang berjarak pendek atau
menengah (angkutan perkotaan/pedesaan dan angkutan antarkota dalam propinsi), maupun
kegiatan sewaktu-waktu antar propinsi (angkutan antarkota dalam propinsi dan antarkota
antar propinsi). Aspek lain pelayanan angkutan umum adalah peranannya dalam
pengendalian lalu lintas penghematan energi, dan pengembangan wilayah.
b. Pengendalian lalu lintas
Dalam rangka pengendalian lalu lintas, peranan layanan angkutan umum tidak dapat
ditiadakan. Dengan ciri khas yang dimilikinya, yakni lintasan tetap dan mampu mengangkut
banyak orang seketika, maka efisiensi penggunaan jalan menjadi lebih tinggi karena pada
saat yang sama luasan jalan yang sama dimanfaatkan oleh lebih banyak orang. Di samping
itu, jumlah kendaraan yang berlalu lalang di jalanan dapat dikurangi, sehingga dengan
demikian kelancaraan arus lalu lintas dapat ditingkatkan. Oleh karena itu, pengelolaan yang
baik, yang mampu menarik orang untuk lebih menggunakan angkutan umum daripada
menggunakan kendaraan pribadi, menjadi salah satu andalan dalam pengelolaan
perlalulintasan
c. Penghematan energi
Pengelolaan angkutan umum ini pun berkaitan dengan penghematan penggunaan
bahan bakar minyak (BBM). Sudah diketahui bahwa cadangan energi bahan bakar minyak
dunia (BBM) terbatas, bahkan diperhitungkan akan habis dalam waktu dekat dan sudah ada
upaya untuk menggunakan sumber energi non BBM. Untuk itu, layanan angkutan umum
perlu ditingkatkan, sehingga jika layanan angkutan umum sudah sedemikian baik dan
mampu menggantikan peranan kendaraan pribadi bagi mobilitas masyarakat, maka
sejumlah besar kendaraan dapat ‘dikandangkan’ selama waktu tertentu; misalnya selama
hari Senin hingga Jum’at. Akibat lanjutannya adalah penghematan konsumsi BBM bagi
operasi angkutan. Apabila kendaraan pribadi mengkonsumsi BBM rata-rata sebanyak 10
Pengangkutan orang dengan kendaraan umum dilakukan dengan menggunakan mobil bus
atau mobil penumpang. Pengangkutan orang dengan kendaraan umum dilayani dengan:
1. Trayek tetap dan teratur adalah pelayanan angkutan yang dilakukan dalam jaringan
trayek secara tetap dan teratur dengan jadwal tetap atau tidak berjadwal untuk pelayanan
angkutan orang.
2. Tidak dalam trayek, pengangkutan orang dengan angkutan umum tidak dalam trayek
terdiri dari: - Pengankutan dengan menggunakan taksi - Pengangkutan dengan cara sewa -
Pengangkutan untuk keperluan pariwisata
Untuk mengetahui kemampuan operasional kendaraan pada suatu rute dikaitkan dengan
keseimbangan demand-supplydinyatakan sebagai faktor muatan (load factor).
Faktor muatan (load factor)merupakan pembagian antara permintaan (demand) yang ada
dengan kebutuhan (supply)yang tersedia. Faktor muatan dapat menjadi petunjuk untuk
mengetahui apakah jumlah armada yang ada masih kurang, mencukupi, atau melebihi
kebutuhan suatu lintasan angkutan umum serta 15 dapat dijadikan indikator dalam mewakili
efisiensi suatu rute. Load factor angkutan umum di setiap rutenya berkisar mulai 30%
sampai 100%. Pasal 28 ayat (2) peraturan pemerintah Nomor 41 tahun 1993 : pengaturan
tentang penambahan kendaraan untuk trayek yang sudah terbuka dengan menggunakan
faktor muatan di atas 70% kecuali untuk trayek perintis. Untuk trayek reguler dalam kota,
faktor muatan yang dimaksud adalah dengan menggunakan pendekatan dinamis yaitu
dengan memperhitungkan load factor pada seluruh ruas jalan agar tidak terjadi kelebihan
penawaran.
LF = Load factor
V = Volume penumpang rata-rata dalam bus
C = Kapasitas bus
Bus
Bus adalah sebuah kendaraan berukuran besar yang memiliki fungsi sebagai angkutan
penumpang. Nama bus berasal dari bahasa latin yaitu, omnibus yang bermakna kendaraan
yang bergerak dan berhenti di setiap perhentian yang ada. Awalnya, bus adalah kendaraan
yang ditarik dengan menggunakan kuda dan setelah perkembangan zaman mulai muncul
bus bertenaga uap, bus bertenaga listrik, dan akhirnya muncul bus bertenaga mesin yang
seperti diketahui saat ini. Dengan ukurannya yang besar bus mampu membawa penumpang
yang cukup banyak. Jumlah penumpang yang dapat diangkut tergantung pada jenis apa bus
tersebut. Di Indonesia kendaraan bus dapat dibagi ke dalam berbagai kategori, yaitu
berdasarkan ukuran, kelas, dan jarak. Berdasarkan ukuran kendaraan bus dibedakan
menjadi tiga jenis yang sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia
Nomor 32 Tahun 2016, Tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang Dengan Kendaraan
Bermotor Umum Tidak Dalam Trayek.
Menurut Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2016, jenis
angkutan bus dibagi menjadi:
1. Bus Kecil; adalah kendaraan bermotor angkutan orang yang beratnya lebih dari 3.500
(tiga ribu lima ratus) kilogram sampai dengan 5.000 (lima ribu) kilogram, panjang maksimal
6.000 (enam ribu) milimeter, lebar tidak melebihi 2.100 (dua ribu seratus) milimeter ,dan
tinggi lebih 1,7 (satu koma tujuh) kali lebar kendaraan.
2. Bus Sedang; adalah kendaraan bermotor angkutan orang yang beratnya lebih dari 5.000
(lima ribu) kilogram sampai dengan 8.000 (delapan ribu) kilogram, panjang maksimal 9.000
(sembilan ribu) milimeter, lebar tidak melebihi 2.100 (dua ribu seratus) milimeter, dan tinggi
tidak lebih dari 1,7 (satu koma tujuh) kali lebar kendaraan.
3. Bus Besar; adalah kendaraan bermotor angkutan orang yang beratnya lebih dari 8.000
(delapan ribu) kilogram sampai dengan 16.000 (enam belas ribu) kilogram, panjang lebih
dari 9.000 (sembilan ribu) milimeter sampai dengan 12.000 (dua belas ribu) milimeter, lebar
tidak melebihi 2.500 (dua ribu lima ratus) milimeter, dan tinggi kendaraan tidak lebih dari
4.200 (empat ribu dua ratus) milimeter serta tidak lebih dari 1,7 (satu koma tujuh) kali lebar
kendaraan.
Bus Sekolah
Bus sekolah adalah moda transportasi yang digunakan untuk mengangkut anak- anak
sekolah untuk pergi ke sekolah dan pulang dari sekolah. Sebelum ada di Indonesia bus
sekolah terlebih dulu populer di berbagai negara. Di Amerika Utara, bus sekolah dibuat
dengan desain yang diatur oleh peraturan federal dan negara bagian. Bus sekolah harus
dilengkapi dengan lampu peringatan dan perangkat pengaman lainnya. Selain untuk antar
dan jemput pelajar bus sekolah di Amerika Utara digunakan juga untuk kegiatan sekolah jika
membutuhkan alat transportasi untuk berpergian. Di Amerika Serikat bus sekolah biasanya
memiliki warna khusus yaitu kuning. Bus sekolah yang digunakan diharuskan membawa
tanda batas kecepatan 40 km/Jam di bagian belakang bus dan menyalakan lampu kuning
yang terletak di bagian depan dan bagian belakang bus sekolah. Saat bus sekolah berhenti,
lampu kilat akan menyala yang menunjukkan kendaraan lain dari kedua arah tidak boleh
melewati bus sekolah dengan kecepatan lebih dari 40 km/Jam. Batas kecepatan yang sama
digunakan di daerah yang berdekatan dengan sekolah.
Bus sekolah biasanya dioperasikan oleh distrik sekolah atau oleh penyedia jasa bus sekolah
yang dikontrak. Bus sekolah di Bandung disediakan oleh Pemerintah Kota Bandung bekerja
sama dengan Dinas Pendidikan dan dikelola oleh Dinas Perhubungan Kota Bandung.
Pelayanan bus sekolah ini tentu harus harus diperhatikan dalam berbagai aspek seperti
aspek keamanan, aspek kenyamanan, dan aspek ketepatan waktu. Di Amerika Serikat
Kriteria tepat waktu atau tidaknya moda transportasi dalam beroperasi dapat ditentukan dari
waktu keberangkatan dan kedatangan moda transportasi di setiap tempat yang telah
ditentukan. Moda transportasi dikatakan tepat waktu apabila saat keberangkatan dan
kedatangan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Sedangkan apabila moda
transportasi berangkat dan tiba pada tempat yang ditentukan tidak sesuai jadwal, maka
moda transportasi tersebut dikatakan tidak tepat waktu baik jika waktu keberangkatan terlalu
cepat atau terlalu lambat dari jadwal yang telah ditentukan. Pihak operator moda
transportasi wajib memberitahukan jika adanya perubahan jadwal dari waktu keberangkatan
dan kedatangan pada para pengguna jasa moda transportasi.