Anda di halaman 1dari 24

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Transportasi

Menurut (Munawar,2005), sistem transportasi merupakan sistem yang


memiliki suatu kesatuan yakni bentuk keterkaitan antara satu variabel dengan
variabel lain dalam tatanan yang terstruktur, serta transportasi yakni kegiatan
pemindahan penumpang dan barang dari satu tempat ke tempat lain. Transportasi
merupakan sebagai pemindahan barang atau manusia dari tempat asal ke tempat
tujuan (Nasution, 1996). Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
kegiatan transportasi akan terjadi apabila dipenuhi beberapa persyaratan sebagai
berikut:
a. Terdapat muatan yang diangkut.
b. Tersedia alat angkut yang memadai.
c. Terdapat fasilitas jalan dan jembatan yang akan dilalui.
Proses transportasi merupakan gerakan dari tempat asal, dari mana kegiatan
pengangkutan dimulai, ke tempat tujuan dimana kegiatan pengangkutan diakhiri.
Transportasi menyebabkan nilai barang lebih tinggi di tempat tujuan daripada di
tempat asal, dan nilai ini lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan untuk
pengangkutannya. Transportasi dikatakan sebagai derived demand yaitu
permintaan yang timbul akibat adanya permintaan adanya jasa lain (Morlok,
1999).
2.1.1. Perencanaan Transportasi

Tujuan perencanaan transportasi adalah mencari penyelesaian masalah


transportasi dengan cara paling tepat dengan menggunakan sumber daya yang ada
(Warpani,1990). Perencanaan transportasi dilakukan untuk memperkirakan
jumlahserta lokasi kebutuhan akan transportasi pada tahun rencana yang dapat
digunakanuntuk berbagai kebijakan investasi perencanaan transportasi.
Perencanaan jugaberguna untuk berbagai perubahan di dalam sistem supaya
bekerja dengan baik sehingga dapat menghasilkan keuntungan maksimum
(Setiawati, 2015). Terdapat konsep menurut (Tamin,1995), yang digunakan dalam
perencanaan transportasi adalah Model Perencanaan Transportasi Empat Tahap
(Four Step Models) yaitu:

9
10

a. Model Bangkitan Pergerakan


b. Model Sebaran Pergerakan
c. Model Pemilihan Moda
d. Model Pemilihan Rute

2.1.2. Manajemen Transportasi

Manajemen transportasi adalah sebagai usaha dalam mencapai tujuan yang


telah ditentukan dengan penghasilan jasa angkutan oleh perusahaan angkutan
sedemikian rupa, sehingga dengan tarif yang berlaku dapat memenuhi
kepentingan umum. Menurut (Nasution,2008), pada umumnya manajemen
transportasi menghadapi tiga tugas utama yaitu:
a. Menyusun rencana dan program untuk mencapai tujuan dan misi
organisasi secara keseluruhan.
b. Meningkatkan produktivitas dan kinerja perusahaan.
c. Dampak sosial dan tanggung jawab sosial dalam mengoperasikan
angkutan kota.
Masalah umum manajemen lalu lintas adalah bagaimana mencapai
optimalisasi kapasitas angkutan.Kapasitas angkutan adalah kemampuan suatu alat
angkut untuk memindahakan muatan atau barang dari suatu tempat ke tempat
tertentu. Unsur-unsur kapasitas angkutan terdiri dari:
a. Berat muatan
b. Jarak tempuh
c. Waktu yang dibutuhkan
Untuk pemanfaatan maksimum dari kapasitas angkutan, manajemen lalu lintas
harus mampu:
a. Mencapai efisiensi, operasional yang tinggi
b. Mencapai standar perawatan yang layak jalan dari kendaraan
c.Mencapai organisasi yang sehat dengan standar tanggung jawab manajemen
yang tinggi
11

2.1.3. Permintaan dan Penawaran Jasa Transportasi

a. Permintaan jasa transportasi

Menurut (Salim,1993), kebutuhan akan jasa transportasi ditentukan oleh


barang dan penumpang yang akan diangkut dari satu tempat ke tempat lain. Untuk
mengetahui berapa jumlah permintaan akan jasa angkutan yang sebenarnya
(actual demand) perlu dianalisis permintaan akan jasa-jasa transportasi sebagai
berikut:

1. Pertumbuhan penduduk

2. Pembangunan wilayah dan daerah

3. Industrialisasi

4. Transmigrasi dan penyebaran penduduk

5. Analisis dan proyeksi akan permintaan jasa transportasi

b. Penawaran Jasa Transporasi

Menurut (Salim,1993), penawaran jasa transportasi untuk memenuhi


kebutuhan masyarakat ada kaitanya dengan permintaan akan jasa
transportasisecara menyeluruh. Tiap model transportasi mempunyai sifat
karakteristik dana aspek teknis yang berlainan, hal mana akan mempengaruhi
terhadap jasa angkutan yang ditawarkan oleh pengangkutan. Dari sisi penawaran
jasa angkutan dapat kita bedakan dari beberapa segi sebagai berikut:

1. Peralatan yang digunakan

2. Kapasitas yang tersedia

3. Kondisi teknis alat angkutan yang dipakai

4. Produksi jasa yang dapat diserahkan oleh perusahaan angkut

5. Sistem pembiayaan dalam pengoperasian alat angkut.


12

2.2 Pengertian Angkutan dan Angkutan Umum

Pengertian Angkutan umum adalah angkutan penumpang yang dilakukan


dengan sistem sewa atau bayar dan tujuan diselenggarakannya angkutan umum
adalah memberikan pelayanan angkutan yang baik dan layak bagi masyarakat
(Warpani,1990). Pengertian umum di sini adalah penumpang atau orang secara
umum, tidak membedakan strata sosial, umur, jenis kelamin, dan lain
sebagainya.Siapapun boleh menaiki angkutan umum asal mampu membayar
ongkos sesuai rute yang ditempuh ke tempat yang dituju. Demikian pula halnya
untuk angkutan barang, siapapun boleh melakukan angkutan barang dengan
kendaraan umum sesuai dengan tempat yang dituju asal mampu untuk membayar
ongkosnya .kendaraan umum untuk mengangkut barang atau orang dari satu
tempat ke tempat lain, yang disediakan oleh pribadi, swasta, atau pemerintah,
yang dapat digunakan oleh siapa saja dengan cara membayar atau sewa.
Terminologi angkutan umum dengan demikian tidak hanya untuk mengangkut
manusia saja, melainkan juga untuk mengangkut barang. Peranan Angkutan
biasanya sangat penting di kota kota besar karena dengan adanya angkutan umum
ini dapat mengefesiekan waktu dan mobilitas penumpang.

Pertama kali angkutan umum tercipta di dunia ini ,kurang lebih sejak 300
tahun lalu oleh Pascal. Pada saat itu kendaraan tersebut berupa gerbong untuk
penumpang yang di Tarik kuda di kota Paris pada tahun 1662, penyediaan kereta
ini pada awalnya tidak di pungut biaya namun lambat laun pada
perkembangannya zaman mulai di kenakan biaya. Revolusi industri yang
berkembang di Eropa (Perancis dan Inggris) telah membuat perkembangan kota
yang sedemikian pesat, yang memunculkan adanya pemisahan zona industri
(tempat bekerja) dan zona permukiman (rumah), sehingga timbul apa yang
disebut dengan fenomena urban sprawl, yakni fenomena bergeraknya area
permukiman kelas menengah ke atas ke daerah sub-urban, menjauhi kawasan
CBD (Central Business District) yang terjadi di Inggris pada tahun 1750.
Fenomena lain adalah adanya arus commuting atau komuter. Jam puncak (peak
hour) juga timbul akibat adanya penumpukan arus pagi (berangkat untuk bekerja)
dan arus sore (pulang), dan timbulnya efek-efek kongesti, seperti kemacetan dan
13

kesemrawutan. Inggris mulai mengenalkan sistem transportasi massa pertamanya,


yakni dengan munculnya Omni Bus oleh George Shillibeer di kota London pada
1829. Omni Bus adalah kendaraan mirip gerbong beroda besar dengan pintu
masuk di belakang.

2.2.1 Sistem Angkutan Umum Penumpang

Menurut keputusan Keputusan direktorat Jenderal Perhubungan DaratNo.


SK.678/AJ.206/DRJD/2002,terdapat dua pemakaian angkutan umum penumpang
yaitu :

a. Sistem sewa yaitu kendaraan bisa dioperasikan baik oleh operator maupun
penyewa dalam hal ini tidak ada rute atau jadwal tertentu yang harus
diikuti oleh pemakai. Sistem ini sering disebut juga sebagai demand
responsive system, karena penggunaannya tergantung pada ada
permintaan.
b. Sistem pengggunaan bersamaan yaitu kendaraan dioperasikan oleh
operator dengan rute dan jadwal yang biasanya tetap. Sistem ini dikenal
dengan transit system.

Terbagi dua jenis system yaitu :

1. Para transit tidak ada jadwal yang pasti dan kendaraan yang dapat
berhenti (menaikkan-menurunkan penumpang) disepanjang rute-nya
2. Masa transit jadwal dan tempat pemberhentiannya lebih pasti.

Menurut (Direktorat Jenderal Perhubungan Darat,1996), sistem angkutan


umum penumpang yaitu angkutan yang dimiliki oleh operator yang bisa
digunakan untuk umum dengan persyaratan tertentu. Sistem angkutan penumpang
sendiri bisa dikelompokan menurut penggunaannya dan cara pengoperasiannya,
yaitu :

a. Angkutan pribadi yaitu angkutan yang dimiliki dan dioperasikan oleh dan
untuk keperluan pribadi pemilik dengan menggunakan prasarana baik
pribadi maupun prasarana umum
14

b. Angkutan umum yaitu angkutan yang dimiliki oleh operator yang bisa
digunakan untuk umum dengan pesyaratan tertentu

Dengan demikian jelas bahwa penggunaan angkutan umum pada suatu kota
ada dasar sangat di pengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu :

1. Kondisi perekonomian dari kota dimaksud dengan asumsi bahwa aspek


finansial adalah factor dominan yang mempengaruhi seseorang untuk
accessible
2. Kondsi pelyanan angkutan umum harus layak dan apik

2.3 Angkutan Umum Penumpang

Angkutan penumpang atau AUP adalah angkutan penumpang yg dilakukan


angkutan kota,dengan sistem sewa atau bayar , kereta api, angkutan air dan
angkutan udara. Tujuan utama AUP adalah menyelenggarakan pelayanan
angkutan yg baik dan layak untuk masyarakat-masyarakat di kota tersebut.
Ukuran pelayanan yg baik adalah aman, cepat, murah, dan nyaman. Ditinjau dari
perlalu-lintasan, AUP berarti pengurangan volume lalu-lintas kendaraan pribadi.

Campur tangan pemerintah dalam AUP bertujuan menjamin sistem operasi


yang aman bagi kepentingan masyarakat pengusaha jasa petugas pengelola,
angkutan, dan pengusaha jasa angkutan.angkutan lainnya.Mengarahkan agar
lingkungan tidak terganggu oleh kegiatan angkutan. Menciptakan persaingan
sehat dan menghindarkan kembaran yang tidak perlu .Membantu perkembangan
dan pembangunan nasional maupun daerah dengan meningkatkan pelayanan jasa
angkutan. Menjamin pemerataan jasa angkutan sehingga tidak ada pihak yang
merasa di rugikan dengan cara mengendalikan operasi jasa angkutan.

2.4 Fungsi dan manfaat Angkutan Umum Penumpang (transportasi)

1. Manfaat Sosial

Transportasi memiliki berbagai manfaat bagi kehidupan manusia yang


meliputi : Dalam kehidupan sosial / bermasyarakat ada bentuk hubungan yang
bersifat resmi, seperti hubungan antara lembaga pemerintah dengan swasta,
15

maupun hubungan yang bersifat tidak resmi, seperti hubungan keluarga, sahabat,
dan sebagainya. transportasi sangat membantu dalam menyediakan berbagai
fasilitas dan kemudahan, seperti:

a. Pelayanan untuk perorangan maupun kelompok


b. Pertukaran dan penyampaian informasi
c. Perjalanan pribadi maupun sosial
d. Mempersingkat waktu tempuh antara rumah dan tempat bekerja
e. Mendukung perluasan kota atau penyebaran penduduk menjadikelompok-
kelompok yang lebih kecil.

2. Manfaat Ekonomi
Manusia memanfaatkan sumberdaya alam untuk memenuhi kebutuhan
pangan, sandang, dan papan. Sumberdaya alam ini perlu diolah melalui proses
produksi untuk menjadi bahan siap pakai untuk dipasarkan, sehingga selanjutnya
terjadi proses tukar menukar antara penjual dan pembeli. Tujuan dari kegiatan
ekonomi adalah memenuhi kebutuhan manusia dengan menciptakan manfaat.
Transportasi adalah salah satu jenis kegiatan yang berhubungan dengan
peningkatan kebutuhan manusia melalui cara mengubah letak geografi orang
maupun barang. Dengan transportasi, bahan baku dibawa ke tempat produksi, dan
dengan transportasi pula hasil produksi dibawa ke pasar. Para konsumen datang
ke pasar atau tempat-tempat pelayanan yang lain (rumah sakit, pusat rekreasi,
pusat perbelanjaan dan seterusnya) dengan menggunakan transportasi.

3. Manfaat Politik
a. Transportasi menciptakan persatuan nasional yang semakin kuat dengan
meniadakan isolasi.
Transportasi mengakibatkan pelayanan kepada masyarakat dapat
dikembangkan atau diperluas secara lebih merata.
b. Keamanan negara sangat tergantung pada transportasi yang efisien untuk
memudahkan mobilisasi kemampuan dan ketahanan nasional, serta
memungkinkan perpindahan pasukan selama masa perang atau untuk
menjaga keamanan dalam negeri.
16

c. Sistem transportasi yang efisien memungkinkan perpindahan penduduk


dari daerah bencana.
4. Manfaat Fisik
Transportasi mendukung perkembangan kota dan wilayah sebagai sarana
penghubung. Rencana tata guna lahan kota harus didukung secara langsung oleh
rencana pola jaringan jalan yang merupakan rincian tata guna lahan yang
direncanakan. Pola jaringan jalan yang baik akan mempengaruhi perkembangan
kota sesuai dengan rencana tata guna lahan. Ini berarti transportasi mendukung
penuh terhadap perkembanganfisik suatu kota atau wilayah.

2.5 Pelayanan Angkutan Umum Penumpang


Tujuan pelayanan angkutan umum adalah memberikan pelayanan yang
aman,cepat dan murah pada masyarakat yang mobilitasnya semakin meningkat
terutama pada paksawan dalam menjalankan kegiatannya. dengan kata lain adalah
efektifitas dan efisien (Warpani,2002). Peraturan Menteri Perhubungan Nomor :
KM. 49 Tahun 2005 Tentang Sistem Transportasi Nasional (Sistranas) dapat
terwujudnya penyelenggaraan transportasi yangefektif dan efisien adalah sebagai
berikut :
a. Efektif dalam arti selamat, terhindarnya pengoperasian transportasi dari
kecelakaan akibat faktor internal transportasi. Keadaan tersebut dapat
diukur antara lainberdasarkan perbandingan antara jumlah kejadian
jumlah kecelakaan terhadapjumlah pergerakan kendaraan dan jumlah
penumpang dan atau jumlah barang.
b. Aksebilitas tinggi, dalam arti bahwa jaringan pelayanan transportasi
dapatmenjangkau seluas mungkin wilayah nasional dalam rangka
perwujudan wawasan nusantara dan ketahanan nasional. Keadaan
tersebut dapat diukur antara laindengan perbandingan antara panjang
dan kapasitas jaringan transportasi dengan luas wilayah yang dilayani.
c. Terpadu, dalam arti terwujudnya keterpaduan intramoda dan antarmoda
dalam jaringan prasarana dan pelayanan, yang melip[uti pembangunan,
pembinaan dan penyelenggaraannya sehingga lebih efektif dan efisien.
17

d. Kapasitas mencukupi, dalam arti bahwa sarana dan prasarana


transportasi cukup tersedia untuk memenuhi permintaan pengguna jasa.
Kinerja kapasitas tersebut dapat diukur berdasarkan indikator sesuai
dengan karakteristik masing – masingmoda, antara lain perbandingan
jumlah sarana transportasi dengan jumlahpenduduk pengguna
transportasi, antara saran dan prasarana, antara penumpangkilometer
atau ton kilometer dengan kapasitas yang tersedia.
e. Teratur, dalam arti pelayanan transportasi yang mempunyai jadwal
waktukeberangkatan dan waktu kedatangan. Keadaan ini dapat diukur
antara lain dengan jumlah sarana transportasi berjadwal terhadap
seluruh sarana transportasi yang beroperasi.
f. Lancar dan Cepat, dalam arti terwujudnya waktu tempuh yang singkat
dengan tingkat keselamatan yang tinggi. Keadaan tersebut dapat diukur
berdasarkanindikator antara lain kecepatan kendaraan per satuan waktu.
g. Mudah dicapai, dalam arti pelayanan menuju kendaraan dan dari
kendaraan mudah dicapai oleh pengguna jasa melalui informasi yang
jelas, kemudahan mendapatkan tiket, dan kemudahan alih kendaraan.
Keadaan tersebut dapat diukur antara lain melalui indikator waktu dan
biaya yang dipergunakan dari tempat asal perjalanan kesarana
transportasi atau sebaliknya.
h. Tepat waktu, dalam arti bahwa pelayanan transportasi dilakukan dengan
jadwalyang tepat, baik saat keberangkatan maupun kedatangan,
sehingga masyarakatdapat merencanakan perjalanana dengan pasti.
Keadaan tersebut dapat diukurantara lain dengan jumlah
pemberangkatan dan kedatangan yang tepat waktuterhadap jumlah
sarana transportasi berangkat dan datang.
i. Nyaman, dalam arti terwujudnya ketenangan dan kenikmatan bagi
penumpangselama berada dalam sarana transportasi. Keadaan tersebut
dapat diukur dariketersediaan dan kualitas fasilitas terhadap standarnya.
j. Tarif Terjangkau, dalam arti terwujudnya penyediaan jasa transportasi
yang sesuai dengan daya beli masyarakat menurut kelasnya, dengan
tetap memperhatikan berkembangnya kemampuan penyedia jasa
18

transportasi. Keadaan tersebut dapat diukur berdasarkan indikator


perbandingan antara pengeluaran rata – rata masyarakat untuk
pemenuhan kebutuhan transportasi terhadap pendapatan.
k. Tertib, dalam arti pengoprasian sarana transportasisesuai dengan
peraturan perundang – undangan yang berlaku dan norma atau nilai –
nilai yang berlaku di masyarakat. Keadaan tersebut dapat diukur
berdasarkan indikator antara lainperbandingan jumlah pelanggaran
dengan jumlah perjalanan.
l. Aman, dalam arti terhindarnya pengoperasian transportasi dari akibat
faktoreksternal transportasi baik dari gangguan alam, gangguan
manusia, maupungangguan lainnya. Keadaan tersebut dapat diukur
antara lain berdasarkanpertandingan antara jumlah terjadinya gangguan
dengan jumlah perjalanana.
m. Polusi rendah, dalam arti polusi yang ditimbulkan saran transportasi
baik polusi gas buang air, suara, maupun polusi getaran serendah
mungkin. Keadaan ini dapat diukur antara lain dengan perbandingan
antara tingkat polusi yang terjadi terhadap ambang batas polusi yang
telah ditetapkan.
n. Efisien, dalam arti mampu memberikan manfaat yang maksimal
denganpengorbanan tertentu yang harus ditanggung oleh pemerintah,
operator, masyarakat dan lingkungan, atau memberikan manfaat
tertentu dengan pengorbanan minimum. Keadaan ini dapat diukur
antara lain berdasarkan perbandingan manfaat dengan besarnya biaya
yang dikeluarkan.

2.6 Pelayanan Trayek Angkutan Kota


Pelayanan Trayek Angkutan Kota Angkutan umum kota beroperasi menurut
trayek kota yang sudah ditentukan. Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan
No. 35 tahun 2003, pelayanan angkutan kota dilaksanakan dalam jaringan trayek
kota, yaitu trayek kota seluruhnya berada dalam satu daerah kota Kota atau
wilayah ibukota Kabupaten.
19

Pelayanan angkutan kota dapat diselenggarakan dengan ciri-ciri


sebagaiberikut:
1. Trayek Utama :
a. Mempunyai jadwal tetap, sebagaimana tercantum dalam jam
perjalananpada kartu pengawasan kendaraan yang dioperasikan;
b. Melayani angkutan antar kawasan utama, antara kawasan utama
danpendukung dengan ciri melakukan perjalanan ulang-alik secara
tetap;
c. Pelayanan angkutan secara terus menerus serta berhenti pada tempat-
tempatuntuk menaikkan dan menurunkan penumpang yang telah
ditetapkan untukangkutan kota.
2. Trayek Cabang :
a. Berfungsi sebagai trayek penunjang terhadap trayek utama;
b. Mempunyai jadwal tetap sebagaimana tercantum dalam jam
perjalananpada kartu pengawasan kendaraan yang dioperasikan;
c. Melayani angkutan pada kawasan pendukung dan antara
kawasanpendukung dan permukiman;
d. Pelayanan angkutan secara terus menerus serta berhenti pada tempat-
tempatuntuk menaikkan dan menurunkan penumpang yang telah
ditetapkan untuk angkutan kota.
3. Trayek Ranting :
a. Tidak mempunyai jadwal tetap;
b. Pelayanan angkutan secara terus menerus serta berhenti pada tempat-
tempatuntuk menaikkan dan menurunkan punumpang yang telah
ditetapkan untukangkutan kota
c. Melayani angkutan dalam kawasan permukiman;

4. Trayek Langsung :
a. Mempunyai jadwal tetap sebagaimana tercantum dalam jam
perjalanan pada kartu pengawasan kendaraan yang dioperasikan;
20

b. Pelayanan angkutan secara terus menerus serta berhenti pada tempat-


tempatuntuk menaikkan dan menurunkan penumpang yang telah
ditetapkan untukangkutan kota;
c. melayani angkutan antara kawasan utama dengan kawasan
pendukungdan kawasan permukiman.(KM Perhubungan No. 35/2003)

Sumber :KM Perhubungan No.35 Tahun 2003

Menurut (Setijowarno dan Frazila,2001), trayek pelayanan angkutankota


dipengaruhi oleh data perjalanan, penduduk dan penyebarannya, serta kondisi
fisik daerah yang akan dilayani oleh angkutan kota.Umumnya dalam suatu
wilayah Kota terdapat beberapa buah trayek dimana masing-masing trayek
mempunyai rute tersendiri yang harus dilewati olehangkutan kota. Sistem jaringan
rute di perkotaan biasanya terbagi menjadi duakelompok (Setijowarno dan
Frazila,2001), yaitu:
1. Jaringan rute yang terbentuk secara evolusi yang pembentukannya
dimulai oleh pihak-pihak pengelola secara sendiri-sendiri.
2. Jaringan rute yang terbentuk secara menyeluruh, yang dilakukan oleh
pengelola angkutan massal secara simultan dan bersama-sama.

Tetapi menurut Keputusan Menteri Keputusan Menteri Perhubungan KM. 35


(2003), ada beberapa jenis trayek yaitu :
a. Trayek lintas batas negara, yaitu trayek yang melalui batas negara
b. Trayek antar kota antar propinsi, yaitu trayek yang melalui lebih dari satu
daerah propinsi
21

c. Trayek antar kota dalam propinsi, yaitu trayek yang melalui antar daerah
kabupaten dan kota dalam satu daerah propinsi
d. Trayek kota, yaitu trayek yang keseluruhannya berada dalam kota
e. Trayek perdesaan, yaitu trayek yang keseluruhannya berada dalam kabupaten
f. Trayek perbatasan, yaitu trayek antar perdesaan yang berbatasan, yang
keseluruhannya berada di daerah propinsi atau antar daerah propinsi. Kumpulan
trayek yang menjadi satu kesatuan pelayanan angkutan orang disebut jaringan
trayek (Keputusan Menteri Perhubungan KM 35, 2003). Faktor yang digunakan
sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan jaringan trayek adalah pola tata
guna lahan. Pelayanan angkutan umum penumpang diusahakan mampu
menyediakan aksesibilitas yang baik. Aksesibilitas adalah ukuran kenyamanan
atau kemudahan mengenai cara lokasi tata guna lahan berinteraksi satu sama
lainnya lokasi tersebut dicapai melalui sistem jaringan transportasi (Tamin,2000).
Lintasan trayek angkutan umum diusahakan melewati tata guna lahan dengan
potensi permintaan yang tinggi.Demikian juga lokasi-lokasi yang potensial
menjadi tujuan berpergian diusahakan menjadi prioritas pelayanan.

2.7 Fungsi Transportasi


Fungsi transportasi (pengangkutan) memegang peranan penting dalam usaha
mencapai tujuan pengembangan ekonomi dalam suatu bangsa. Adapun tujuan
pengembangan ekonomi yang bisa diperkenankan oleh jasa transportasi adalah:
1. Meningkatkan pendapatan nasional, disertai dengan distribusi yang
merata antara penduduk, bidang usaha dan daerah.
2. Meningkatkan jenis dan jumlah barang jadi dan jasa yang dapat
dihasilkan para konsumen, industri dan pemerintah.
3. Mengembangkan industrial nasional yang dapat menghasilkan devisa
serta mensupply pasaran dalam negeri
4. Menciptakan dan memelihara tingkatan kesempatan kerja bagi
masyarakat. Ada peranan transportasi dalam kegiatan non-ekonomis
yaitu sebagai sarana mempertinggi integritas bangsa, transportasi
menciptakan dan meningkatkan standar kehidupan masyarakat
22

secarakeseluruhan,mempertinggiKetahananNasionalBangsaIndonesia(
Hankamnas) dan menciptakan pembangunan nasional.
Fungsi lain transportasi adalah untuk mengangkut penumpang dan barang
dari satu tempat ke tempat lain. Kebutuhan akan angktan penumpang tegantung
fungsi bagi kegunaan seseorang (personal place utility). Peranan transportasi tidak
hanya untuk melancarkan barang atau mobilitas manusia.Tansportasi juga
membantu tercapainya pengalokasian sumber-sumber ekonomi secara
optimal.Transportasiberfungsi sebagai sektor penunjang pembangunan (the
promotion sector) dan pemberi jasa (the servicing sector) bagi perkembangan
ekonomi.

2.8 Kebutuhan Angkutan Umum Penumpang


Menurut (Munawar,2005) menyatakan bahwa tuntutan bahwa pemakai
kendaraan angkutan pada dasarnya menghendaki tingkat pelayan yang cukup
memadai, baik waktu tempuh, waktu tunggu maupun keamanan dan kenyamanan
yang terjamin selama perjalanan. Hal ini dapat dipenuhi bila penyediaan armada
angkutan umum penumpang berada pada garis yang seimbang dengan pernintaan
jasa angkutan umum.
Jumlah armada yang ‘tepat’sesuai dengan kebutuhan sulit di pastikan, yang
dapa dilakukan adalah jumlah yang mendekati besarnya kebutuhan.Ketidak
pastian itu disebabkan oleh pola pergerakan penduduk yang tidak merata
sepanjang waktu, misalya pada saat jam –jam sibuk permintaan tinggi, dan pada
saat sepi permintaan rendah. (munawar,2005)
Jumlah kebutuhan angkutan dipengaruhi oleh :
1. Jumlah penumpang pada jam puncak
2. Kapasitas kendaraan
3. Standar beban tiap kendaraan
Sistem penyediaan kebutuhan angkutan umum merupakan keinginan dari
berbagai lapisan masyarakat.Keinginan itu ditunjukan terhadap aspek
keselamatan, kecepatan dan kemudahan, sehingga tersediayanya angkutan umum
maka kompetisi antar moda tidap dapat dicegah. Jika kompetisi ini tidak rendah,
akan menimbulkan efek negative terhadap kualitas pelayanan maupun kualitas
23

lingkuangan dan terutama akan mempengaruhi kebijaksanaan finansial dan


ekonomi, (Munawar :2005)

2.9 Analisis Kinerja Angkutan Umum


Kinerja angkutan umum adalah hasil kerja dari angkutan umum dalam
berjalan untuk melayani segalakegiatan masyarakat untuk bepergian atau
beraktivitas.Kinerja angkutan umum banyak dipengaruhi oleh perilaku para
pengemudi dalam menjalankan armada baik dalam mengatur kecepatan, waktu
perjalanan maupun dalam pelayanan penumpang.Selain itu, kinerja penumpang
juga dipengaruhi karakteristik jalan atau atau rute yang dilalui angkutan. Makna
kinerja berarti menggambarkan kondisi kemampuan kinerja suatu sistem untuk
melayani kebutuahn orang lain. Semakin tinggi tingkat suatu kinerja, maka
semakin baik pula pelayanan (Pratomo,2013).
Menurut (Warpani,2002),beberapa cara dapat di tempuh dalam
meningkatkan kapasitas pelayanan angkutan, yaitu :
a. Memperbesar kapasitas pelayanan dengan menambar armada.
b. Penawaran pemilihan moda, dengan sendiri menyangkut alternatif
lintasan.
c. Mengatur waktu pembagian waktu pelayanan
d. Mengurangi permintaan, misalnya dengan biaya tinggi.
Menyeseuaikan dengan biaya pelayanan sesuai dengan watak permintaan,
termasuk mendorong permintaan kejenis pelayanan tertentu dengan menurunkan
biayanya dan upaya mengurangi permintaan yang sulit dilayani dengan
meningkatkan biaya.Sebagaimana diketahui untuk melakukan penelitian
sebelumnya harus mengetahui penelitian sebelumnya, di bawah ini contoh
pengerjaan penelitian berhubungan dengan evaluasi kinerja angkutan umum.

Nama Judul Metode


shidqi faris Evaluasi Terminal Penumpang pada Terminal Batu Ampar Samboja Survey
Siti Stufi Evaluasi Kinerja Angkutan Umum Penumpang Trayek A Survey
Mutiarra Malang
Athohillah Evaluasi Kinerja Angkutan Umum Penumpang kota Banyuwangi Survey
Sumber : Hasil Survey
24

Di atas ini merupakan contoh-contoh studi sebelumnya yang isi nya


membahas kinerja angkutan umum penumpang dengan akhirnya mendapatkan
indikator total.

2.10 Prasyarat Angkutan Umum


Menurut (Departemen Perhubungan Darat,2002), dalam mengoperasikan
kendaraan angkutan mobil penumpang umum, operator harus memenuhi dua
prasyarat minimum pelayanan,yaitu prasyarat umum dan prasyarat khusus.
a. Prasyarat Umum:
1. Waktu tunggu di pemberhentian rata-rata 5-10 menit dan
maksimum 10-20 menit
2. Jarak untuk mencapai perhentian di pusat kota 300-500 m, untuk
pinggiran kota 500-1000 m
3. Pergantian rute dan moda pelayanan, jumlah pergantian rata-rata 0-
1,maksimum 2.
4. Lama perjalanan ke dan dari tempat tujuan setiap hari, rata-rata
1,0-1,5 jam,maksimum 2-3 jam
5. Biaya perjalanan,yaitu persentase perjalanan terhadap pendapatan
rumah tangga.
b. Prasyarat khusus
1. Faktor layanan
2. Faktor keamanan penumpang
3. Faktor kemudahan penumpang mendapatkan angkutan
4. Faktor lintasan

2.11 Permintaan (demand) dan Penawaran (supply) Transportasi


a. Permintaan (demand)
Permintaan akan perjalanan mempunyai keterkaitan yang besar dengan
aktivitas yang ada dalam masyarakat. Pada dasarnya permintaan atas jasa
transportasi merupakan cermin kebutuhan akan transport dari pemakai sistem
tersebut, baik untuk angkutan manusia maupun angkutan barang dan karena itu
permintaan jasa akan transport merupakan dasar yang penting dalam
25

mengevaluasi perencanaan transportasi dan desain fasilitasnya. Semakin banyak


dan pentingnya aktivitas yang ada maka tingkat akan kebutuhan perjalananpun
meningkat.
Pada dasarnya permintaan akan jasa transportasi merupakan cerminan
akankebutuhan transportasi dari pemakai system tersebut, pada dasarnya
permintaan jasa transportasi diturunkan dari :
1. Kebutuhan seseorang untuk berjalan dari suatu lokasi ke lokasi
lainnya untuk melakukan kegiatan.
2. Permintaan akan angkutan barang tertentu agar tersedia tempat yang
diinginkan. Dalam mengakomodasi permintaan akan perjalanan
tentunya diperlukan biaya(harga) Permintaan akan transportasi timbul
dari perilaku manusia akan perpindahan manusia atau barang yang
mempunyai ciri-ciri khusus. Ciri-ciri khusus tersebut bersifat tetap dan
terjadi sepanjang waktu. Ciri-ciri tersebut mengalami jam-jam puncak
pada pagi hari saat orang-orang memulai aktivitas dan pada waktu
sore hari ketika pulang dari tempat kerja. Tidak mengalami titik-titik
puncak namun juga titik terendah pada hari-hari tertentu dalam
setahun. Kebutuhan dan perilaku yang tetap ini menjadi dasar
munculnya permintaan transportasi.
b. Penawaran (supply)
Trasportasi dalam pendekatan teori mikro ekonomi standar supply dan
demanddikatakan berada pada kompetisi sempurna bila terdiri dari sejumlah besar
pembeli dan penjual, dimana tidak satupun penjual maupun pembeli yang dapat
mempengaruhi secara disproposional harga dari barang demikian juga hal
transportasi. Dikatakan mencapai kompetisi sempurna bila tarif atau biaya
transportasi tidak dipengaruhi oleh pihak penumpang maupun penyadia sarana
transportasi. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa supply dirasa cukup, bila
permintaan terpenuhi tanpa adanya pengaruh dalam tarif perjalanan baik dari
penyedia transportasi maupun penumpang. Ada kecenderungan bahwa semakin
meningkatnya permintaan perjalanan yang membesar volume perjalanan akan
memperbesar tarif perjalanan. Meningkatnya volume perjalanan akan
mengakibatkan antrian jadwal perjalanan, waktu pengambilandan penurunan
26

penumpang, kepadatan lalu lintas dan lainnya. Akibatnya lebih lanjut dari
meningkatnya waktu perjalanan adalah meningkatnya tarif perjalanan akibat
peningkatan bahan bakar yang dibutuhkan.
c. Hubungan antara Permintaan dan Penawaran
Dalam pemikiran secara ekonomi yang sederhana, proses pertukaran barang
dan jasa dapat terjadi sebagai akibat dari kombinasi antara permintaan dan
penawaran. Titik keseimbangan kombinasi dua hal tersebut menjelaskan harga
barang yangdiperjualbelikan serta jumlahnya dipasaran. Titik keseimbangan
didapat jika biaya marginal produksi dan penjualan tersebut.

2.12 Jenis Alat Transportasi


Jenis Alat Transportasi berdasarkan unsur-unsur transportasi maka dapat
dibedakan beberapa moda atau jenis-jenis transportasi sebagai berikut
(Kamaluddin,2003):
a. Transportasi Darat (Land Transport)
Transportasi darat merupakan suatu transportasi yang terjadi atas dua jenis
yakni transportasi jalan raya (road transport) dan transportasi jalan rel (rail
transport). Adapun macam-macam transportasi ini antara lain:
1. Transportasi jalan raya merupakan transportasi jalan raya adalah suatu alat
transportasi yang difungsikan manusia yang terdiri dari binatang, sepeda, sepeda
motor, becak, mobil, bus, truk, dan kendaraan bermotor lainnya. Jalan yang
difungsikan yang terdiri dari jalan setapak, jalan tanah, jalan kerikil dan jalan
aspal. Tenaga penggerak yang digunakan adalah tenaga manusia, tenagabinatang,
tenaga uap, BBM dan diesel.
2. Transportasi jalan rel merupakan transportasi jalan rel merupakan alat angkut
yang difungsikan berupa kereta api dengan menggunakan rel baja dan digerakkan
berupa tenaga uap, diesel, dan tenaga listrik.
b. Transportasi Air (Water Transport)
Transportasi melalui air merupakan suatu transportasi yang terdiri dari
transportasi air di pedalaman (inland transport) dan transportasi laut
(oceantransport). Adapun macam-macam transportasi air yakni:
27

1. Transportasi air pedalaman merupakan alat angkutan yang difungsikan pada


transportasi air pedalaman yang terdiri dari sampan, kano, motor boat dan kapal
yang berjalan di sungai, kanal dan danau dengan menggunakan pendayung, layar,
tenaga uap, BBM, dan diesel.
2. Transportasi laut merupakan suatu transportasi yang menggunakan alat
angkutan di dalam transportasi laut diantaranya perahu, kapal api/uap, dan kapal
mesin yang dilalui adalah laut, samudera, dan teluk. Sedangkan tenaga
penggerakyang digunakan antara lain adalah tenaga uap, BBM dan diesel.
c. Transportasi Udara (Air Transport)
Transportasi udara merupakan alat angkutan yang mutakhir dan tercepat.
Transportasi udara ini menggunakan pesawat udara dengan segala jenisnya
sebagai alat transportasi dan udara atau ruang angkasa sebagai jalannya.
Pemilihan penggunaan moda transportasi tergantung dan ditentukan oleh beberapa
faktor, yaitu:
a. Segi Pelayanan
b. Keandalan dalam bergerak
c. Keselamatan dalam perjalanan
d. Biaya
e. Jarak Tempuh
f. Kecepatan Gerak
g. Keandalan
h. Keperluan
i. Fleksibilitas
j. Tingkat Populasi
k. Penggunaan Bahan Bakar
Masing-masing moda transportasi menurut (Setijiwarno,2001), memiliki ciri
ciri yang berlainan, yakni dalam hal:
a. Kecepatan, menunjukan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk
bergerakantara dua lokasi.
b. Tersedianya pelayanan (availability of service), menyangkut kemampuan untuk
menyelenggarakan hubungan antara dua lokasi.
28

c. Pengoperasiaan yang diandalkan (dependability of operation), menunjukan


perbedaan-perbedaan yang terjadi antara kenyataan dan jadwal yang ditentukan.
d. Kemampuan (capability), merupakan kemampuan untuk dapat
menanganisegala bentuk dan keperluan akan pengangkutan.
e. Frekuensi adalah banyaknya gerakan atau hubungan yang dijadwalkan.

2.13 Standar Kinerja Angkutan Kota


Bruton mengemukakan derajat layanan/kinerja yang ditawarkan
olehberbagai moda angkutan adalah faktor yang patut diperhitungkan
pengaruhnyapada pilihan moda angkutan. Dilain pihak, waktu perjalanan dan
banyaknya uangyang dibelanjakan untuk angkutan umum maupun pribadi juga
berpengaruh padapilihan moda angkutan. (Bruton dalam Andrian, 2008),
Indikator kinerja angkutan umum,umumnya berbentuk ratio (angka
perbandingan) yang terdiri dari dari angka-angka yang diperoleh dari sitem
informasi maupun data base, baik dari segi keuangan (biaya, pendapatan) maupun
dari segi operasional jumlah perjalanan, waktu tempuh dan lain-lain. Baik atau
buruk suatu kinerja pada angkutan umum akan memberikan dampak pada kualitas
pelayanan yang dapat dirasakan oleh para penggunanya.
Menurut standar Dinas Perhubungan, dalam mengoperasikan angkutan
umum, operator harus memenuhi syarat yang ditetapkan Pemerintah dalam
pelayanan angkutan umum perkotaan.

2.14 Kapasitas dan Ukuran Penumpang


Kapasitas kendaraan menyatakan jumlah penumpang yang dapat diangkut
dalamuntuk melakukan evaluasi tentang kinerja operasi dari angkutan kota,
khususnya mobil penumpang dapat dilakukan melalui beberapa peralatan analisis
sebagai berikut:
29

Tabel 2.1 Indikator Kinerja Pelayanan Angkutan Umum Menurut Departemen


Perhubungan.

No Kriteria Standar Satuan


1 Waktu Antara (Headway)
- Rata-rata 5 – 10 Menit
- Maksimum 10 – 20 Menit
2 Waktu Menunngu 5 – 10 Menit
3 Jarak Jalan Kaki ke Shelter
- Wilayah Padat 300 – 500 Meter
- Wilayah Kurang Padat 500 – 1000 Meter
4 Jumlah Pergantian Moda
- Rata-rata 0–2
- Maksimum 2
5 Waktu Tempuh
- Rata-rata 1 – 1.5 Jam
- Maksimum 2–3 Jam
6 Kecepatan Perjalanan Kendaraan
- Daerah Padat 10 – 12 km/jam
- Daerah Jalur Khusus Angkutan 15 – 18 km/jam
- Daerah Kurang Padat 25 km/jam
7 Biaya Perjalanan
- Dari Pendapatan Rumah Tangga 10 %
Sumber: Direktorat Jenderal Perhubungan Darat 1996
30

Tabel 2.2 Indikator Standart Pelayan Angkutan Umum

Standart Nilai
No Parameter Nilai Satuan
Kurang=1 Sedang=2 Baik=3
1 Load faktor jam sibuk % >100 70-100 <70
2 Load faktor jam tidak sibuk % >100 70-100 <70
3 Kecepatan perjalanan km/jam <5 6-10 >10
4 Headway Menit >15 10-15 <10
5 Waktu perjalanan menit/km >12 6-12 <6
6 Waktu pelayan Jam <13 13-15 15
7 Frekuensi kend/jam <4 4-6 >6
8 Jumlah kendaraan operasi % <80 80-89 90-100
9 Waktu tunggu Detik >120 61-199 <60
10 Jumlah penumpang kndr/hari <180 180-250 >250
11 Waktu sirkulasi Menit >120 120-60 <60
Sumber: SK Dirjen No. 687/AJ.206/DRJD/2002

a. Kecepatan
Menurut (Hoobs,1995), kecepatan diartikan sebagai perbandingan antara
jarak yang ditempuh dengan waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak
tersebut. Sedangkan waktu tempuh adalah waktu yang ditempuh untuk menempuh
suatu perjalanan.
Dirjen Bina Marga dalam buku Panduan Survai dan Perhitungan Waktu
Perjalanan Lalu Lintas (1990) mendefinisikan bahwa kecepatan adalah tingkat
pergerakan lalu lintas atau kendaraan tertentu yang sering dinyatakan dalam
kilometer per jam. Kecepatan perjalanan adalah kecepatan rata-rata kendaraan
antara dua titik tertentu di jalan, yang dapat ditentukan dari jarak perjalanan dibagi
dengan total waktu perjalanan termasuk tundaan (Dirjen-Hubdat,2001)
Kecepatan adalah laju perjalanan yang biasanya dinyatakan dalam km/jam
atau dapat dinyatakan dengan rumus (Safe, 2015):

Dimana:
31

b. Jarak Antara (Headway)

Headway Menurut (Morlok,1985), headway adalah interval waktu antara


saat bagian depan kendaraan melalui suatu titik dengan saat dimana bagian depan
kendaraan berikutnya melalui titik yang sama.
Headway yaitu waktu antara kedatangan atau keberangkatan dari
kendaraan pertama dan kedatangan atau keberangkatan dari kendaraan berikutnya
yang diukur pada suatu titik tertentu. (Napitupulu,1999) besaran waktu tunggu
ditentukan oleh headway angkutan kota dari terminal, ukuran angkutan kota,
waktu tempuh angkutan kota dan faktor muatan angkutan tersebut. Hubungan
waktu tunggu berdasarkan headway rata-rata keberangkatan angkuta kota dari
terminal dengan asumsi penumpang dapat naik pada angkutan kota yang pertama
datang.

Dimana:

c. Faktor Muat (Load Factor)


Dalam Pedoman Teknis Penyelenggaraan Angkutan Penumpang Umum di
Wilayah Perkotaan Dalam Trayek Tetap dan Teratur (2002), mendefinisikan
faktor muat (load factor) merupakan perbandingan antara kapasitas terjual dan
kapasitas tersedia untuk satu perjalanan yang dinyatakan dalam persen (%)(Safe,
2015). Faktor muat atau load factor didefinisikan sebagai perbandingan antara
jumlah penumpang dengan kapasitas tempat duduk angkutan umum yang tersedia
(Morlok, 1988).

Dimana:
32

d. Waktu Tempuh
Waktu tempuh Menurut (Tamin,2003), waktu tempuh adalah waktu total
perjalanan yang diperlukan, termasuk berhenti dan tundaan dari suatu tempat
ketempat lain melalui rute tertentu. Total waktu yang digunakan untuk melayani
suatu trayek tertentu dalam sekali jalan, termasuk tundaan, waktu berhenti untuk
menaikkan dan menurunkan penumpang.

e. Frekuensi
Frekuensi adalah banyaknya kendaraan penumpang umum per satuan
waktu, yang besarannya dinyatakan dalam kendaraan/jam atau kendaraan/hari.

Dimana:

Anda mungkin juga menyukai