Anda di halaman 1dari 240

Gusrina

BUDIDAYAIKAN
JILID 1

SMK

H
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional
Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional
Dilindungi Undang-undang

BUDIDAYA IKAN
JILID 1
Untuk SMK

Penulis : Gusrina
Perancang Kulit : Tim

Ukuran Buku : 17,6 x 25 cm

GUS GUSRINA
b Budidaya Ikan Jilid 1 untuk SMK /oleh Gusrina —— Jakarta
: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat
Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen
Pendidikan Nasional, 2008.
viii. 206 hlm
Daftar Pustaka : 207-220
Glosarium : 221-232
ISBN : 978-602-8320-20-7
ISBN : 978-602-8320-20-7

Diperbanyak oleh:
PT. MACANAN JAYA CEMERLANG
Jalan Ki Hajar Dewantoro Klaten Utara,
Klaten 57438, PO Box 181
Telp. (0272) 322440, Fax. (0272) 322603
E-mail: macanan@ygy.centrin.net.id

Diterbitkan oleh
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional
Tahun 2008
KATA SAMBUTAN

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia
Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional, telah melaksanakan kegiatan penulisan buku
kejuruan sebagai bentuk dari kegiatan pembelian hak cipta buku teks pelajaran
kejuruan bagi siswa SMK. Karena buku-buku pelajaran kejuruan sangat sulit
didapatkan di pasaran.

Buku teks pelajaran ini telah melalui proses penilaian oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan sebagai buku teks pelajaran untuk SMK dan telah dinyatakan
memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses pembelajaran melalui
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 45 Tahun 2008 tanggal 15 Agustus
2008.

Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh


penulis yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya kepada Departemen
Pendidikan Nasional untuk digunakan secara luas oleh para pendidik dan peserta
didik SMK.

Buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepada Departemen
Pendidikan Nasional ini, dapat diunduh (download), digandakan, dicetak,
dialihmediakan, atau difotokopi oleh masyarakat. Namun untuk penggandaan yang
bersifat komersial harga penjualannya harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan
oleh Pemerintah. Dengan ditayangkan soft copy ini diharapkan akan lebih
memudahkan bagi masyarakat khususnya para pendidik dan peserta didik SMK
di seluruh Indonesia maupun sekolah Indonesia yang berada di luar negeri untuk
mengakses dan memanfaatkannya sebagai sumber belajar.

Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini. Kepada para
peserta didik kami ucapkan selamat belajar dan semoga dapat memanfaatkan
buku ini sebaik-baiknya. Kami menyadari bahwa buku ini masih perlu ditingkatkan
mutunya. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat kami harapkan.

Jakarta, 17 Agustus 2008


Direktur Pembinaan SMK

iii
KATA PENGANTAR

Buku Budidaya Ikan merupakan salah satu judul buku teks kejuruan yang
akan digunakan oleh para pendidik dan peserta didik SMK dan lembaga
pendidikan dan pelatihan lainnya. Buku teks kejuruan dalam bidang budidaya
ikan saat ini belum banyak dibuat, yang beredar saat ini kebanyakan buku-buku
praktis tentang beberapa komoditas budidaya ikan. Buku Budidaya Ikan secara
menyeluruh yang beredar di masyarakat saat ini belum memenuhi kebutuhan
sebagai bahan ajar bagi siswa SMK yang mengacu pada Standar Kompetensi
Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), Standar Isi (SI), Standar Kompetensi Lulusan
(SKL) dan Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMK.

Untuk memudahkan pembaca dalam mempelajari isi buku, maka buku Budi
Daya Ikan ini kami susun menjadi 2 (dua) jilid. Buku Budidaya Ikan Jilid 1 memuat
4 bab, yaitu Pendahuluan; Wadah Budidaya Ikan; Media Budidaya Ikan; serta
Pengembangbiakan Ikan. Adapun untuk buku Budidaya Ikan Jilid 2 memuat
7 bab, yaitu Nutrisi Ikan; Teknologi Pakan Buatan; Teknologi Pakan Ikan Alami;
Hama dan Penyakit Ikan; Pemasaran; Analisa Kelayakan Usaha Budidaya Ikan;
serta Kesehatan dan Keselamatan Kerja.

Dengan melakukan budidaya ikan maka keberadaan ikan sebagai bahan


pangan bagi masyarakat akan berkesinambungan dan tidak akan punah. Pada
buku ini akan dibahas beberapa bab yang dapat digunakan sebagai dasar dalam
melakukan budidaya ikan. Bab pertama berisi tentang wadah budidaya ikan,
bab kedua berisi tentang media budidaya ikan, bab ketiga berisi tentang hama
dan penyakit ikan, bab keempat berisi tentang nutrisi ikan, bab kelima berisi tentang
teknologi pakan buatan, bab keenam berisi tentang teknologi pakan alami, bab
ketujuh berisi tentang pengembangbiakan ikan, dan bab kedelapan berisi tentang
hama dan penyakit ikan. Sedangkan materi penunjang seperti pemasaran, analisa
usaha budidaya ikan dan kesehatan dan keselamatan kerja terdapat pada bab
terakhir.

Agar dapat membudidayakan ikan yang berasal dari perairan tawar, payau
maupun laut ada beberapa hal yang harus dipahami antara lain adalah memahami
jenis-jenis wadah dan media budidaya ikan, pengetahuan tentang nutrisi ikan
dan jenis-jenis pakan alami yang meliputi tentang morfologi, biologi, dan kebiasaan
hidup. Selain itu pengetahuan teknis lainnya yang harus dipahami adalah tentang
pengembangbiakan ikan mulai dari seleksi induk, teknik pemijahan ikan, proses
pemeliharaannya sampai pemanenen ikan.

v
Akhir kata penulis mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkah
dan rahmat-Nya sehingga dapat menyelesaikan penulisan buku ini di hadapan
pembaca. Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada suami dan anak-
anak atas dukungan dan orang tua tercinta serta teman-teman yang telah
membantu. Selain itu kepada Direktorat Pembinaan SMK Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menegah yang menyediakan anggaran untuk menyediakan
sumber belajar buku teks kejuruan yang sesuai dengan Standar Isi dan Standar
Kompetensi Kelulusan SMK. Semoga buku ini bermanfaat bagi yang
membacanya dan menambah pengetahuan serta wawasan. Kami mohon saran
dan masukan yang membangun karena keterbatasan yang dimiliki oleh penyusun.

Penyusun

vi
DAFTAR ISI

KATA SAMBUTAN iii

KATA PENGANTAR v

DAFTAR ISI vii

BAB I PENDAHULUAN 1

BAB II WADAH BUDIDAYA IKAN 27


2.1 Jenis-Jenis Wadah Budidaya Ikan 27
2.2 Konstruksi Wadah Budidaya 34
2.3 Persiapan Wadah Budidaya 52

BAB III MEDIA BUDIDAYA IKAN 63


3.1 Sumber Air 64
3.2 Parameter Kualitas Air 66
3.3 Pengukuran Kualitas Air Budidaya Ikan 85

BAB IV PENGEMBANGBIAKAN IKAN 93


4.1 Seleksi Induk 93
4.2 Teknik Pemijahan Ikan 131
4.3 Penetasan Telur 164
4.4 Pemeliharaan Larva dan Benih Ikan 174
4.5 Pembesaran Ikan 184
4.6 Pemanenan 199

LAMPIRAN A DAFTAR PUSTAKA 207

LAMPIRAN B GLOSARIUM 221

vii
viii
BAB I PENDAHULUAN

budidaya ikan air tawar, 40 persen pada


I ndonesia merupakan salah satu budidaya air payau, dan 0,01 persen
negara dengan luas perairan hampir untuk budidaya laut, sehingga secara
dua pertiga dari luas wilayahnya yaitu nasional produksi perikanan budidaya
sekitar 70%. Wilayah perairan di baru mencapai 1,48 juta ton. Oleh karena
Indonesia berdasarkan kandungan itu, untuk tahun 2006 Departemen
kadar garamnya atau salinitas dapat Kelautan dan Perikanan Republik
dikelompokkan menjadi tiga jenis Indonesia, menurut Freddy Numberi
perairan yaitu perairan tawar, perairan (2006), akan menargetkan produksi
payau, dan perairan laut. Dari ketiga perikanan pada tahun 2006 mencapai
jenis perairan tersebut dapat dihasilkan 7,7 juta ton atau meningkat sebesar
suatu produksi perikanan yang 13%, yang terdiri dari produksi
memberikan nilai tambah bagi perikanan tangkap sebesar 5,1 juta ton
pertumbuhan ekonomi nasional yang dan produksi perikanan budidaya
dapat meningkatkan kesejahteraan sebesar 2,6 juta ton, serta konsumsi
masyarakat Indonesia. ikan menjadi 28kg/kapita/tahun.

Potensi perikanan budi daya Berdasarkan target produksi


secara nasional diperkirakan sebesar perikanan budi daya yang telah
15,59 juta hektare (ha) yang terdiri dari ditetapkan oleh Departemen Kelautan
potensi air tawar 2,23 juta ha, air payau dan Perikanan maka Departemen
1,22 juta ha dan budidaya laut 12,14 Pendidikan Nasional sebagai
juta ha. Pemanfaatannya hingga saat ini departemen yang akan menciptakan
masing-masing baru 10,1 persen untuk sumber daya manusia yang bergelut di
1
bidang kelautan dan perikanan untuk melalui Direktorat Pembinaan SMK,
membuat suatu perangkat pendidikan Dirjen Mandikdasmen mengadakan
agar dihasilkan sumber daya manusia kegiatan penulisan buku teks yang dapat
yang kompeten sesuai dengan tuntutan digunakan bagi semua kalangan
perkembangan ilmu pengetahuan dan pendidik dan tenaga kependidikan
teknologi yang berkembang saat ini. yang ada di SMK. Buku teks yang akan
dipergunakan untuk kegiatan pem-
belajaran di SMK bagi bidang keahlian
Perikanan budidaya baik perikanan
budidaya air tawar, budidaya air payau,
air tawar, air payau, dan air laut sangat
dan budidaya air laut ini diberi judul
potensial untuk dikembangkan di
Budidaya Ikan. Dalam buku Budidaya
Indonesia. Sekolah Menengah Kejuruan
Ikan ini akan dibahas tentang berbagai
merupakansalah satu jenjang
topik yang sangat mendukung
pendidikan yang akan menciptakan
pemahaman tentang bagaimana
sumber daya manusia tingkat me-
cara melakukan budidaya ikan
nengah yang terampil dan kompenten
sesuai dengan kaidah- kaidah dalam
sesuai dengan bidang keahliannya
melakukan kegiatan produksi
masing-masing. Salah satu bidang
budidaya ikan. Topik-topik
keahlian yang ada pada SMK ini adalah
pembelajaran ini dikelompokkan dalam
budidaya ikan/budidaya perairan.
beberapa bab yaitu wadah
Dalam bidang keahlian ini akan
budidaya ikan, media budidaya
dipelajari berbagai macam hal tentang
ikan, pengembangbiakan ikan, nutrisi
budidaya ikan dari berbagai macam
ikan, teknologi pakan buatan,
perairan baik tawar, payau, dan laut yang
teknologi produksi pakan alami,
dalam kegiatan produksi akuakultur
hama penyakit ikan, dan genetika
dikenal sebagai budidaya air tawar
ikan.
(freshwater culture), budidaya air
payau (brackishwater culture), dan
budidaya laut (mariculture). Salah satu Wadah Budidaya Ikan
alat bantu yang dapat membantu
dalam kegiatan belajar mengajar Dalam bab ini akan dibahas
di SMK adalah buku. Saat ini tentang berbagai macam wadah
ketersediaan buku teks tentang yang dapat dipergunakan untuk
budidaya ikan di Indonesia masih melakukan kegiatan budidaya ikan
sangat terbatas. Oleh karena itu, antara lain adalah kolam/ tambak, bak,
Departemen Pendidikan Nasional
2 akuarium, dan karamba jaring
terapung. Selain itu, juga akan budidaya ikan air payau dapat
dibahas tentang bagaimana konstruksi dilakukan pada masyarakat
dari setiap wadah yang akan diper- Indonesia yang tinggal di daerah
gunakan untuk melakukan kegiatan sekitar pantai, muara sungai, atau
budidaya ikan yang sesuai dengan rawa payau.
tingkat/ level produksi yang Pada masyarakat yang hidup di
diterapkan. Dan juga akan dibahas daerah pantai di mana pantainya
tentang bagaimana menyiapkan mempunyai perairan laut yang terlindung
wadah budidaya ikan yang akan dari ombak dan badai seperti teluk,
dipergunakan untuk kegiatan budidaya selat dan perairan dangkal yang
sesuai dengan kaidah-kaidah terlindung dapat melakukan kegiatan
dalam melakukan kegiatan budidaya. budidaya ikan. Berdasarkan lokasi
budidaya ikan tersebut dapat
Dengan memahami berbagai dilakukan pemilihan terhadap wadah
macam wadah budidaya, konstruksi budidaya ikan yang sesuai dengan
wadah budidaya dan persiapan wadah karakteristik setiap lokasi budidaya.
budidaya ikan yang akan dipergunakan Berdasarkan jenis wadah budidaya
untuk kegiatan budidaya maka akan ikan yang dipilih oleh para
diperoleh peningkatan produktivitas pembudidaya ikan di Indone- sia,
dalam budidaya ikan. Berdasarkan menurut Effendi (2004), sistem
keberadaan dan lokasi perairan yang budidaya ikan dan beberapa
ada di Indonesia maka kegiatan komoditas yang sudah lazim
budidaya ikan air tawar akan lebih dibudidayakan di Indonesia dapat
banyak dilakukan pada masyarakat dilihat pada Tabel 1.1 dan Gambar
yang tinggal di daerah dataran rendah 1.1–1.20 Berbagai macam
atau dataran tinggi, sedangkan komoditas ikan budidaya.

Tabel 1.1 Komoditas akuakultur yang sudah lazim dibudidayakan dalam sistem budi
daya di Indonesia

Sistem Komoditas
Kolam air tenang Ikan mas, nila, gurami, udang galah, patin, bawal,
tawes, ikan hias, tambakan, sepat, kowan, mola,
sidat, pakan alami

3
Kolam air deras Ikan mas

Tambak Udang windu, bandeng, belanak, mujair, nila,


kakap putih, kerapu, rumput laut, kepiting bakau,
udang galah

Jaring apung Kerapu, kakap, udang windu, bandeng, samadar,


ikan hias laut, ikan mas, nila, mujair, gurami, patin,
bawal, sidat, ikan hias air tawar.

Jaring tancap Kerapu, kakap, udang windu, bandeng, samadar,


ikan hias laut, ikan mas, nila, mujair, gurami, patin,
bawal, sidat, ikan hias air tawar

Keramba Ikan mas, nila, mujair, patin, gurami, betutu


Kombongan Ikan mas, ikan nila, ikan hias, benih ikan
konsumsi, plankton pakan alami
Akuarium/tangki/bak

Gambar 1.1 Ikan mas (Cyprinus carpio)

4 Gambar 1.2 Ikan nila (Oreochromis niloticus)


Gambar 1.6 Ikan bawal (Colosoma bra-
chyponum)

Gambar 1.3 Ikan gurami (Osphronemus


Gouramy)

Gambar 1.7 Ikan tawes (Puntius gonionotus)

Gambar 1.4 Udang galah (Macrobrachium


rosenbergii)

Gambar 1.8 Ikan tambakan (Helestoma


temmincki)
Gambar 1.5 Ikan patin (Pangasius hipho-
thalamus)
5
Gambar 1.9 Ikan sepat (Trichogaster pectolaris) Gambar 1.12 Ikan sidat (Anguilla sp.)

Gambar 1.10 Ikan kowan (Ctenopharyngodon Gambar 1.13 Udang vanamei (Penaeu s
idella) vannamei)

Gambar 1.14 Ikan bandeng (Chanos chanos)

Gambar 1.11 Ikan lele (Clarias sp)

6
Gambar 1.15 Kerapu merah (Plectropmus Gambar 1.18 Ikan betutu (Oxyeleotris
maculatus) marmorata)

Gambar 1.16 Ikan kakap putih (Lates Gambar 1.19 Lobster air tawar (Cherax
calcariver) Quadricarinatus)

Gambar 1.17 Ikan kerapu (Chromileptes Gambar 1.20 Ikan beronang lada (Siganus
altivelis) gutatus)

7
Berdasarkan sistem budidaya ikan organisme tersebut dalam suatu
tersebut maka dapat dipilih beberapa lingkungan perairan yang terbatas dan
wadah budidaya ikan yang akan terkontrol dengan baik maka manusia
dipergunakan untuk melakukan harus memahami tentang lingkungan
kegiatan budidaya yaitu kolam yang perairan di mana ikan tersebut dapat
dapat dikelompokkan menjadi kolam air tumbuh dan berkembang biak seperti di
deras dan kolam air tenang berdasar- habitat aslinya. Lingkungan perairan
kan sumber air yang dipergunakan tempat ikan yang dibudidayakan
dalam kegiatan budidaya. Sedangkan tumbuh dan berkembang biasa disebut
beberapa jenis wadah budidaya ikan dengan media. Media yang dapat
yang dapat dipergunakan untuk dipergunakan untuk melakukan
kegiatan budidaya ikan di perairan kegiatan budidaya ikan ada beberapa
umum antara lain jaring apung, jaring persyaratan-persyaratan agar ikan
tancap, karamba, dan kombongan. dapat tumbuh dan berkembang biak
Pada kegiatan budidaya ikan air tawar, pada wadah yang terbatas tersebut.
payau, ataupun laut dibutuhkan benih Dalam buku teks ini akan dibahas
ikan dan induk ikan yang dapat tentang berbagai macam sumber air
menggunakan jenis wadah budidaya yang dapat dipergunakan untuk
antara lain bak, tangki dari bahan serat kegiatan budidaya ikan, berbagai
fiber dan akuarium. Oleh karena itu, macam parameter kualitas air yang
dalam buku teks ini akan dibahas akan mendukung kegiatan budidaya
tentang berbagai macam wadah ikan dan bagaimana kita melakukan
budidaya ikan lain pengukuran terhadap beberapa
antara
kolam/tambak, bak, akuarium dan parameter kualitas air yang sangat
karamba jaring terapung. diperlukan untuk kelangsungan hidup
oragnisme air yang akan dibudidayakan.
Media Budidaya Ikan
Dalam bahasan sumber air berisi
Ikan sebagai salah satu jenis tentang sumber air yang dapat di-
organisme yang hidup pada suatu gunakan untuk kegiatan budidaya ikan
perairan jika manusia melakukan ada beberapa macam. Berdasarkan
kegiatan budidaya yaitu memproduksi asalnya sumber air yang dapat
8
digunakan untuk kegiatan budidaya perairan yang sangat berpengaruh
ikan dapat dikelompokkan menjadi dua dalam melakukan kegiatan budidaya
yaitu air permukaan dan air tanah. Air ikan antara lain adalah
permukaan yaitu air hujan yang kepadatan/berat jenis air,
mengalami limpasan/berakumulasi kekentalan/viscosity, tegangan per-
sementara di tempat-tempat rendah mukaan, suhu air, kecerahan dan
misalnya: air sungai, waduk, danau, dan kekeruhan air serta salinitas. Pada
rawa. Selain itu air permukaan dapat aspek secara kimia akan dibahas
juga didefinisikan sebagai air yang secara detail tentang
berada di sungai, danau, waduk, rawa, beberapa parameter kimia
dan badan air lainnya yang tidak yang sangat berpengaruh
mengalami infiltrasi ke dalam. Sumber pada media budidaya ikan antara
air permukaan tersebut sudah banyak lain adalah oksigen,
dipergunakan untuk kegiatan budidaya karbondioksida, pH, bahan organik dan
ikan. Sedangkan air tanah yaitu air hujan garam mineral, nitrogen, alkalinitas dan
yang mengendap atau air yang berada kecerahan. Sedangkan pada aspek
dibawah permukaan tanah. Air tanah secara biologi akan dibahas tentang
yang saat ini digunakan untuk kegiatan kepadatan dan kelimpahan plankton
budidaya dapat diperoleh melalui cara pada suatu wadah budidaya ikan yang
pengeboran air tanah dengan ke- sesuai untuk media budidaya ikan.
dalaman tertentu sampai diperoleh titik
sumber air yang akan keluar dan dapat Pada topik pengukuran parameter
dipergunakan untuk kegiatan budidaya. kualitas air akan dibahas beberapa
parameter kualitas air dari aspek fisik,
Pada topik tentang parameter kimia, dan biologi dengan meng-
kualitas air akan dibahas tentang gunakan beberapa peralatan peng-
beberapa parameter kualitas air dari ukuran kualitas air yang sangat mudah
berbagai aspek antara lain adalah pengoperasionalan alatnya dan ter-
aspek fisik, aspek kimia, dan aspek sedia di beberapa tempat budidaya.
biologi. Dari aspek fisik akan dibahas Dengan mengetahui nilai parameter
secara detail tentang kualitas air pada suatu media budidaya
beberapa parameter fisik dari suatu maka akan dapat dicegah suatu
9
kejadian yang dapat merugikan bagi berbagai ilmu tentang rekayasa siklus
organisme air yang dibudidayakan reproduksi ikan. Ikan yang akan
sehingga tidak merugikan manusia. dibudidayakan harus dikelola dengan
Seperti diketahui bahwa organisme baik tentang persediaan induk ikan yang
air yang dipelihara dalam suatu wadah akan dibudidayakan. Pengembang-
budidaya mempunyai kemampuan biakan ikan peliharaan akan berhasil
untuk beradaptasi dengan media jika tersedia induk yang baik.
di mana ikan itu hidup, sehingga jika Ketersediaan induk ikan budidaya harus
terjadi fluktuasi terhadap beberapa dikelola dengan baik untuk memperoleh
parameter kualitas air pada suatu benih ikan yang tepat waktu, tepat
lingkungan budidaya segera dilakukan jumlah, tepat kualitas, tepat jenis, dan
penanganan dengan memberikan tepat harga. Oleh karena itu, dalam
perlakuan khusus pada media buku ini akan dibahas tentang beberapa
budidaya. hal yang berperan penting dalam
melakukan program pengembang-
Pengembangbiakan Ikan biakan ikan budidaya. Ikan yang akan
dibudidayakan adalah ikan yang
Ikan sebagai salah satu jenis telah mengalami domestikasi dalam
organisme perairan yang sudah dapat
lingkungan budidaya. Domestikasi
dibudidayakan oleh manusia. Dengan
adalah pemindahan suatu organisme
melakukan kegiatan budidaya maka
dari habitat lama ke habitat baru dalam
kebutuhan manusia akan ikan akan
hal ini manusia biasa memperoleh ikan
selalu tersedia sesuai dengan per-
dengan cara mengambil dari alam
mintaan. Dalam melakukan kegiatan
kemudian dipelihara dalam suatu
budidaya ikan untuk memperoleh hasil
lingkungan yang terbatas yaitu kolam
produksi yang maksimal dilakukan
pemeliharaan. Suatu jenis ikan dalam
suatu program pengembangbiakan
sistem budi daya ikan dapat di-
terhadap ikan yang akan dibudidayakan.
kelompokkan berdasarkan tingkat
Ilmu yang mendasari dalam program pe-
domestikasinya menjadi empat tingkat
ngembangbiakan ikan adalah tentang
sebagai berikut.
biologi ikan, fisiologi ikan, kebiasaan
1. Domestikasi sempurna, yaitu
hidup ikan, reproduksi ikan, dan
apabila seluruh siklus hidup ikan
10
sudah dapat dipelihara di dalam sempurna di Indonesia adalah ikan Mas
sistem budidaya. Contoh beberapa dan ikan Nila. Dengan banyaknya jenis
jenis ikan asli Indonesia yang sudah ikan yang sudah terdomestikasi secara
terdomestikasi sempurna antara sempurna akan memudahkan manusia
lain ikan gurame, ikan baung, dan untuk melakukan kegiatan pe-
bandeng. ngembangbiakan. Pengembangbiakan
2. Domestikasi dikatakan hampir ikan budidaya dapat dilakukan dengan
sempurna apabila seluruh siklus cara tradisional, semi intensif ataupun
hidupnya sudah dapat dipelihara di intensif. Dengan melakukan
dalam sistem budidaya, tetapi pe- ngembangbiakan ikan maka
keberhasilannya masih rendah. Ikan ke- tersediaan benih ikan secara
asli Indonesia yang terdomestikasi kualitas dan kuantitas akan
hampir sempurna antara lain ikan memadai. Penyediaan benih ikan
betutu, balashark, dan arwana. budidaya saat ini dapat dilakukan

3. Domestikasi belum sempurna oleh masyarakat dengan cara

apabila baru sebagian siklus menangkap benih ikan dari alam

hidupnya yang dapat dipelihara di (sungai, danau, laut, dan

dalam sistem budidaya. Contohnya sebagainya) atau dengan cara

antara lain ikan Napoleon, ikan hias melakukan proses pemijahan ikan di

laut, dan ikan tuna. dalam wadah budidaya. Pemijahan


ikan budidaya di dalam wadah
4. Belum terdomestikasi apabila
budidaya dapat dilakukan dengan
seluruh siklus hidupnya belum
tiga metode yaitu pemijahan ikan
dapat dipelihara di dalam sistem
secara alami, pemijahan ikan
budidaya.
secara semi buatan, dan
pemijahan ikan secara buatan.
Jenis-jenis ikan yang sudah dapat Pemijahan ikan secara alami adalah
dibudidayakan di Indonesia sangat pemijahan ikan tanpa campur tangan
banyak jumlahnya ada yang berasal dari manusia, terjadi secara alamiah (tanpa
perairan Indonesia asli atau diintroduksi pemberian rangsangan hormon) di
dari negara lain. Jenis ikan introduksi dalam wadah budidaya. Jenis ikan
yang sudah terdomestikasi secara yang sudah dapat dilakukan pemijahan
11
secara alami di dalam wadah budidaya pemanenan ikan. Kegiatan pembenihan
antara lain ikan Mas, ikan Nila, ikan ikan merupakan suatu kegiatan
Bandeng, ikan Kerapu, ikan Kakap, ikan budidaya yang menghasilkan benih
Gurame, ikan Baung, dan ikan Lele. ikan. Benih ikan dalam budidaya
Pemijahan ikan secara semi intensif ikan diperoleh dari induk ikan, oleh
adalah pemijahan ikan yang terjadi karena
dengan memberikan rangsangan itu sebelum melakukan kegiatan
hormon untuk mempercepat pembenihan ikan harus dipahami
ke- matangan gonad, tetapi terlebih dahulu tentang teknik seleksi
proses ovulasinya terjadi secara induk ikan, karena benih ikan yang
alamiah di kolam. Jenis ikan yang unggul diperoleh dari induk yang unggul.
sudah dapat dilakukan pemijahan Jika dalam melakukan kegiatan
secara semi buatan antara lain pembenihan ikan tidak memperhatikan
ikan Bawal, ikan Lele, ikan Kakap, tentang seleksi induk yang baik maka
dan ikan Kerapu. Pemijahan ikan akan memperoleh benih ikan yang tidak
secara buatan adalah pemijahan bermutu. Benih ikan yang diperoleh dari
ikan yang terjadi dengan hasil pembenihan ikan akan dilaku-
memberikan rangsangan hormon untuk kan tahapan pemeliharaan yang di-
mempercepat kematangan gonad serta sebut dengan kegiatan pendederan.
proses ovulasinya dilakukan secara Pendederan adalah kegiatan pe-
buatan dengan teknik stripping/ meliharaan ikan untuk menghasilkan
pengurutan. Jenis ikan yang sudah benih yang siap ditebarkan pada
dapat dilakukan pemijahan secara kegiatan pembesaran ikan. Pada
buatan antara lain ikan Patin, ikan Mas, beberapa jenis ikan air tawar ada
dan ikan Lele. beberapa tahapan kegiatan pen-
dederan ikan untuk mempercepat siklus
Dalam buku ini akan dibahas perputaran produksi, seperti pada
tentang bagaimana cara melakukan budidaya ikan mas ada beberapa
kegiatan produksi budidaya ikan mulai tahapan pendederan, misalnya
dari kegiatan pembenihan ikan, pendederan pertama menghasilkan
kegiatan pendederan ikan, kegiatan benih ikan berukuran 2–3 cm,
pembesaran ikan, dan kegiatan pendederan kedua menghasilkan
12
benih ikan berukuran 5–8 cm. Baru tersebut bagi setiap jenis ikan yang akan
kemudian berlanjut pada kegiatan dibudidayakan. Dalam kegiatan
produksi selanjutnya yaitu budidaya ikan biasanya para petani
pembesaran ikan. Kegiatan pem- ikan sangat membutuhkan pakan yang
besaran ikan merupakan kegiatan akan diberikan pada ikan yang
budidaya yang memelihara benih dibudi- dayakan pada wadah
ikan sampai berukuran konsumsi. budidaya. Pakan yang diberikan ada
Dengan melakukan seluruh kegiatan dua jenis yaitu pakan alami dan
budidaya ikan mulai dari pakan buatan. Pakan alami adalah
pembenihan sampai pembesaran jasad hidup yang diberikan sebagai
ikan maka kegiatan pakan pada organisme air.
pengembangbiakan ikan budidaya Sedangkan pakan buatan adalah pakan
telah dilakukan untuk memenuhi yang dibuat dari berbagai macam
kebutuhan manusia akan sumber bahan baku hewani dan nabati dengan
pangan dan nonpangan yang relatif memperhatikan kandungan gizi, sifat,
murah. dan ukuran ikan yang akan meng-
konsumsi pakan tersebut dengan cara
Nutrisi Ikan dibuat oleh manusia dengan bantuan
peralatan pakan. Pada pakan alami dan
Kajian tentang nutrisi ikan pakan buatan harus diperhatikan
sangat diperlukan untuk memahami tentang kandungan zat gizinya agar ikan
kebutuhan ikan akan zat gizi yang yang diberi pakan tersebut dapat
dibutuhkan ikan agar tumbuh dan tumbuh dan berkembang.
berkembang. Zat gizi yang dibutuhkan
oleh ikan agar dapat tumbuh dan
Dengan memahami kebutuhan
berkembang meliputi tentang
nutrisi setiap ikan yang dibudidayakan
kandungan protein, karbohidrat, lemak,
maka kebutuhan zat gizi ikan akan
vitamin, dan mineral. Zat gizi
terpenuhi. Seperti diketahui pakan atau
tersebut pada setiap jenis ikan
makanan yang dikonsumsi oleh ikan
mempunyai kebutuhan yang berbeda-
merupakan sumber energi utama dalam
beda. Oleh karena itu sangat diperlukan
tubuh ikan. Makanan yang masuk ke
pengetahuan tentang kebutuhan zat gizi
dalam tubuh ikan akan diubah menjadi
13
energi kimia dan disimpan oleh tubuh molekul kompleks yang besar
dalam bentuk ATP (Adenosin triphosphat). (makromolekul), yang terbentuk dari
Energi yang diperoleh dari makanan itu molekul asam amino (20 macam), di
yang akan digunakan oleh ikan untuk mana asam amino satu sama lain
kegiatannya. Dalam buku ini akan berhubungan dengan ikatan peptida.
dibahas tentang penggunaan energi Protein merupakan nutrisi utama yang
yang berasal dari pakan oleh ikan dan mengandung nitrogen dan merupakan
bagaimana penyebarannya dalam unsur utama dari jaringan dan organ
proses metabolisme ikan. Energi yang tubuh hewan dan juga senyawa nitrogen
diperoleh dari makanan akan dapat lainnya seperti asam nukleat, enzim,
memberikan pertumbuhan dan per- hormon, vitamin, dan lain-lain. Protein
kembangan ikan budi daya jika dibutuhkan sebagai sumber energi
makanan yang diberikan mempunyai utama karena protein ini terus-menerus
kandungan nutrisi yang cukup untuk diperlukan dalam makanan untuk
setiap jenis ikan. Oleh karena itu, sangat pertumbuhan dan perbaikan jaringan
penting mengetahui kebutuhan energi yang rusak. Protein sangat dibutuhkan
untuk setiap jenis ikan. Seperti diketahui oleh ikan sebagai sumber utama energi
bahwa pakan buatan harus me- dan pada ikan kebutuhan protein ini
ngandung energi lebih dari 3.000 bervariasi bergantung pada jenis ikan
kilokalori agar dapat memberikan yang dibudidayakan. Kebutuhan ikan
pertumbuhan yang baik bagi ikan akan protein ini berkisar antara
budidaya. 20–60% dan kebutuhan protein ini
sudah sampai pada kebutuhan asam
Setelah memahami tentang amino setiap jenis ikan di mana setiap
energi yang dibutuhkan oleh setiap jenis ikan kebutuhannnya akan asam
jenis ikan maka pengetahuan amino sangat spesifik. Protein yang
tentang sumber nutrien utama diberikan pada ikan budidaya tidak
sebagai sumber energi yaitu protein, boleh berlebih ataupun kekurangan
lemak dan karbohidrat, serta harus tepat karena kalau berlebih
vitamin dan mineral harus ataupun kekurangan akan memberikan
dipelajari agar kebutuhan ikan akan pertumbuhan yang negatif. Kelebihan
nutrisi tercukupi. Protein adalah suatu protein dalam pakan akan meng-
14
akibatkan ikan memerlukan energi protein. Dengan menggunakan
ekstra untuk melakukan proses karbohidrat dan lemak sebagai sumber
deaminasi dan mengeluarkan amoniak bahan baku maka hal ini dapat
sebagai senyawa yang bersifat racun mengurangi harga pakan. Pemanfaatan
sehingga energi yang digunakan untuk karbohidrat sebagai sumber energi
pertumbuhan akan berkurang. Ke- dalam tubuh dapat juga dipengaruhi
kurangan protein dalam pakan jelas oleh aktivitas enzim dan hormon. Enzim
akan mengakibatkan pertumbuhan yang dan hormon ini penting untuk proses
negatif karena protein yang disimpan di metabolisme karbohidrat dalam tubuh
dalam jaringan otot akan dirombak seperti glikolisis, siklus asam
menjadi sumber energi sehingga trikarboksilat, jalur pentosa fosfat,
pertumbuhan menjadi terhambat. glukoneogenesis dan glikogenesis.
Selain itu dalam aplikasi pembuatan
Pengetahuan nutrisi ikan selanjutnya pakan karbohidrat seperti zat tepung,
adalah karbohidrat. Karbohidrat adalah agar-agar, alga, dan getah dapat juga
senyawa organik yang terdiri dari unsur digunakan sebagai pengikat makanan
karbon, hidrogen, dan oksigen dalam (binder) untuk meningkatkan kestabilan
perbandingan yang berbeda-beda. pakan dalam air pada pakan ikan dan
Karbohidrat adalah sumber energi yang udang.
murah dan dapat menggantikan protein
yang mahal sebagai sumber energi. Kemampuan setiap jenis ikan
Karbohidrat pada manusia dan hewan dalam memanfaatkan karbohidrat
darat merupakan sumber energi utama berbeda-beda, kebutuhan karbohidrat
sedangkan pada ikan karbohidrat bagi ikan budidaya berkisar antara
merupakan sumber energi yang disebut 20–40%. Hal ini dikarenakan enzim
dengan Protein Sparring Effect yaitu yang mencerna karbohidrat yaitu
karbohidrat dapat digunakan sebagai amilase pada ikan omnivora dan
sumber energi pengganti bagi protein, herbivora aktivitasnya lebih tinggi
karbohidrat sebagai mitra protein jika dibandingkan dengan ikan karnivora,
tubuh kekurangan protein maka oleh karena itu pada pencernaan
karbohidrat akan dipecah sebagai karbohidrat pada ikan karnivora lebih
pengganti energi yang berasal dari rendah dibandingkan dengan ikan
15
herbivora dan omnivora. Selain itu ikan sebagai katalisator (pemacu)
kemampuan sel memanfaatkan glukosa terjadinya proses metabolisme di dalam
sebagai bentuk sederhana dari tubuh ikan adalah vitamin. Vitamin
karbohidrat dan sumber energi yang merupakan salah satu nutrien
paling cepat diserap di dalam sel pada yang bukan merupakan sumber
ikan herbivora dan omnivora lebih besar tenaga tetapi sangat dibutuhkan
dibandingkan dengan ikan karnivora. untuk kelangsungan semua proses di
Pengetahuan tentang kebutuhan dalam tubuh. Vitamin merupakan
karbohidrat pada komposisi nutrisi senyawa organik dan biasa disebut
pakan setiap jenis ikan perlu dipelajari dietary essensial yaitu harus
agar dapat menyusun kebutuhan nutrisi diberikan dari luar tubuh karena tubuh
ikan yang tepat dan murah. tidak dapat mensintesis sendiri, kecuali
beberapa vitamin misalnya vitamin C
Kebutuhan nutrien ikan pada ayam dan vitamin B
selanjutnya adalah lemak. Lemak pada ruminansia. Menurut Steffens
sebenarnya adalah bagian dari (1989) vitamin adalah senyawa
lipid. Lipid adalah senyawa organik organik dengan berat molekul
yang tidak larut dalam air tetapi rendah dengan komposisi dan fungsi
dapat diekstraksi dengan pelarut yang beragam di mana sangat
nonpolar seperti kloroform, eter, dan penting untuk kehidupan tetapi tidak
benzena. Lipid itu terdiri dari lemak, dapat disintesis (atau hanya disintesis
minyak, malam dan senyawa-senyawa dalam kuantitas yang tidak
lain yang ada hubungannya. Perbedaan cukup/terbatas) oleh hewan tingkat
lemak dan minyak adalah pada titik tinggi dan oleh sebab itu harus disuplai
cairnya di mana lemak cenderung lebih dari makanan. Vitamin dibutuhkan oleh
tinggi titik cairnya karena molekulnya ikan dalam jumlah yang tidak banyak
lebih berat dan rantai molekulnya lebih tetapi kekurangan vitamin
panjang. Kebutuhan ikan akan dalam komposisi pakan akan
lemak juga bervariasi antara 4– membawa dampak negatif bagi
18% dan setiap jenis ikan mempunyai ikan budidaya. Pada buku teks ini akan
kebutuhan yang spesifik. dibahas tentang berbagai macam
Nutrien yang digunakan oleh vitamin, fungsi dan peranannya,
16
kebutuhan berbagai jenis ikan akan disimpan dalam hati dan jaringan-
vitamin dan dampak yang jaringan lemak, tidak larut dalam air
diakibatkan jika dalam maka vitamin ini tidak dapat
komposisi pakan kekurangan dikeluarkan atau dieksresikan
vitamin. Vitamin berdasarkan akibatnya vitamin ini dapat
klasifikasinya dikelompok- kan menjadi ditimbun dalam tubuh jika
dua yaitu vitamin yang larut dalam air dikonsumsi dalam jumlah
dan vitamin yang larut dalam lemak. banyak. Kelompok vitamin ini terdiri
Vitamin yang larut dalam air dari vitamin A, vitamin D, vitamin E,
mempunyai sifat bergerak bebas di dan vitamin K.
dalam badan, darah, dan limpa, mudah
rusak dalam pengolahan, mudah hilang Kebutuhan ikan akan vitamin sangat
karena tercuci atau terlarut oleh air ditentukan oleh ukuran atau umur ikan,
keluar dari bahan, tidak stabil dalam kandungan nutrien pakan, laju
penyimpanan, kecuali vitamin B12 pertumbuhan, dan lingkungan di mana
dapat disimpan dalam hati selama ikan itu hidup. Vitamin merupakan
beberapa tahun, berfungsi koenzim yang sangat diperlukan dalam
sebagai koenzim atau kofaktor metabolisme tubuh. Bila kekurangan
dalam reaksi enzimatik, kecuali vitamin maka ikan akan memberikan
vitamin C dan kelebihan vitamin gejala-gejala yang spesifik untuk setiap
ini di dalam tubuh akan dieksresikan jenis vitamin. Penggunaan vitamin
ke dalam urin. Jenis vitamin yang dalam pakan ikan biasanya memakai
larut dalam air adalah vitamin B1 vitamin yang sintetik karena ikan tidak
(Tiamin), vitamin B2 (Riboflavin), dapat menggunakan bahan makanan
vitamin B3 (Niasin), vitamin B5 (Asam yang segar, kecuali pada beberapa
pantotenat), vitamin B6 jenis ikan herbivora yang dapat
(Piridoksin), vitamin B12 (Kobalamin), memanfaatkan vitamin dari daun. Pada
biotin, asam folat, inositol, kolin, dan proses pembuatan pakan ikan,
vitamin C. Kelompok yang kedua kehilangan vitamin tidak dapat
adalah vitamin yang larut dalam lemak. dihindarkan karena sifat vitamin
Kelompok vitamin yang larut dalam tersebut. Oleh karena itu, perlu
lemak mempunyai sifat dapat diperhitungkan kandungan vitamin yang
17
tepat pada waktu menyusun formulasi
pakan. Mineral berdasarkan konsentrasi-
nya di dalam tubuh hewan dikelompok-
Nutrien selanjutnya yang kan menjadi dua kelompok, kelompok
bukan merupakan sumber energi pertama adalah mineral makro yaitu
tetapi berperan sebagai kofaktor mineral yang konsentrasinya dalam
dalam setiap proses metabolisme tubuh organisme dibutuhkan dalam
adalah mineral. Mineral merupakan jumlah besar (lebih dari 100 mg/kg
unsur anorganik yang dibutuhkan pakan kering) terdiri dari Calsium (Ca),
oleh organisme perairan (ikan) Magnesium (Mg), Sodium (Na),
untuk proses hidupnya secara normal. Potassium (K), Phosphorus (P), Clorine
Ikan sebagai organisme air (Cl), dan Sulphur (S).
mempunyai kemampuan untuk
menyerap beberapa unsur anorganik ini Kelompok yang kedua
tidak hanya dari makanannya saja adalah mineral mikro yaitu
tetapi juga dari lingkungannya. Jumlah mineral yang konsentrasinya
mineral yang dibutuhkan oleh ikan dalam dalam tubuh setiap organisme
jumlah yang sedikit tetapi mempunyai dibutuhkan dalam jumlah sedikit
fungsi yang sangat penting. Dalam (kurang dari 100 mg/kg pakan kering)
penyusunan pakan buatan mineral mix terdiri dari Besi (Fe), Tembaga (Cu),
biasanya ditambahkan berkisar antara Mangan (Mn), Seng (Zn), Cobalt (Co),
2–5 % dari total jumlah bahan dan Molybdenum (Mo), Cromium (Cr),
bergantung pada jenis ikan yang akan Selenium (Se), Fluorinr (F), Yodium (I),
mengkonsumsinya. Walaupun sangat Nickel (Ni), dan lain-lain.
sedikit yang dibutuhkan oleh ikan
mineral mempunyai fungsi yang sangat Teknologi Pakan Buatan
utama dalam tubuh ikan. Dalam buku
teks ini akan dijelaskan secara detail Dalam buku teks ini akan diuraikan
tentang kebutuhan mineral pada ikan secara jelas tentang berbagai kajian
yang dibudidayakan serta dampak yang yang mendukung dalam membuat suatu
diakibatkan jika ikan kekurangan rekayasa dalam membuat pakan ikan.
mineral dalam komposisi pakannya. Beberapa subtopik akan dibahas
18
antara lain jenis-jenis bahan baku, digunakan untuk membuat pakan ikan
bagaimana cara menyusun formulasi dapat dikelompokkan ke dalam bahan
pakan ikan dari yang sangat sederhana baku hewani yaitu jenis-jenis bahan
sampai teknologi komputer, bagaimana baku yang berasal dari hewan, bahan
prosedur pembuatan pakan dari skala baku nabati yaitu jenis-jenis bahan baku
rumah tangga sampai pabrikasi, dan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan
bagaimana melakukan pengelolaan bahan baku limbah industri yaitu bahan
terhadap pakan yang sangat mem- baku yang berasal dari hasil peng-
butuhkan keahlian tersendiri agar dalam olahan industri pertanian, perikanan
melakukan suatu usaha budidaya ikan yang sudah tidak digunakan tetapi
menguntungkan. Di mana kita tahu masih dapat diolah untuk sumber bahan
bahwa pakan buatan merupakan biaya baku pakan.
operasional tertinggi kurang lebih 60%
dari total biaya produksi. Jika kita dapat Penyusunan formulasi pakan
mengelola dengan baik penggunaan merupakan suatu kompetensi yang
pakan buatan dalam suatu uasaha harus dimiliki oleh para pembudidaya
budidaya ikan maka biaya pakan ikan yang akan membuat pakan ikan
akan dapat dikurangi dan sendiri karena pakan ikan yang dibuat
pertumbuhan ikan terjadi secara sendiri mempunyai keuntungan yang
optimal sehingga keuntungan
lebih baik dibandingkan dengan
produksi meningkat. Selain itu dalam
membeli dipasar. Pakan ikan yang
proses pemberian pakan pada ikan
dibuat sendiri mempunyai formulasi
sebagai organisme air yang hidup
sesuai dengan kebutuhan ikan yang
dalam media air maka harus
akan mengkonsumsi pakan tersebut.
diketahui juga tentang kaitan antara
Karena setiap jenis ikan mempunyai
pakan ikan dan kualitas air, sehingga
kebutuhan kandungan nutrien/zat gizi
pakan yang diberikan selama proses
yang spesifik. Oleh karena itu, dalam
budidaya ikan berlangsung tidak
menyusun formulasi pakan harus dibuat
memberikan dampak negatif terhadap
perencanaan yang tepat tentang
media budidaya.
peruntukkannya jenis dan umur ikan
yang akan mengkonsumsinya. Dalam
Jenis-jenis bahan baku yang dapat menyusun persamaanformulasi pakan
19
ada beberapa metode yang dapat
digunakan antara lain metode
Pakan ikan dibuat oleh para
segiempat/square methods merupakan
produsen untuk memenuhi kebutuhan
metode penyusunan formulasi pakan
produksi budidaya ikan. Jika para
yang paling lama sebagai dasar utama
pembudidaya ikan dapat membuat
dalam menyusun formulasi pakan,
pakan ikan sendiri akan sangat
selanjutnya adalah metode coba-coba/
menguntungkan apabila dipahami
trial and error yaitu metode penyusunan
prosedur pembuatan pakan ikan yang
formulasi pakan yang dilakukan dengan
benar. Pakan ikan dapat dibuat secara
cara mencoba berbagai bahan dengan
skala rumah tangga maupun secara
komposisi disesuaikan dengan
pabrikasi. Prinsip dalam pembuatan
kandungan gizi setiap bahan baku dan
pakan ikan yang harus dipahami adalah
merupakan kelanjutan dari metode
bagaimana prosedur yang benar dalam
segiempat. Metode selanjutnya adalah
membuat pakan ikan. Pakan ikan
metode aljabar merupakan suatu
berbeda dengan pakan ternak, pakan
metode penyusunan formulasi pakan
ikan dibuat untuk dikonsumsi oleh ikan
ikan dengan menggunakan persamaan
yang hidup diair, mempunyai ukuran
matematika yaitu persamaan aljabar
lambung yang pendek, dan tidak
dan keempat juga menggunakan
langsung dapat dikonsumsi ikan tetapi
persamaan matematika yaitu per-
berhubungan dengan media air di mana
samaan linier. Penyusunan matematika
ikan hidup. Oleh karena itu dalam
dapat menggunakan alat bantu
prosedur pembuatan pakan harus
komputer apabila anda bisa membuat
diperhatikan dengan benar tentang
program matematika tersebut dalam
komposisi bahan baku yang akan
komputer. Selain itu ada juga yang
digunakan dalam membuat pakan ikan,
menyusun formulasi pakan ikan dengan
bentuk bahan baku yang akan
metode worksheet yang prinsipnya
digunakan harus dalam bentuk tepung.
hampir sama dengan persamaan
Oleh karena itu, tahapan pertama dalam
sebelumnya, perbedaannya hanya
prosedur pembuatan pakan adalah
menggunakan lembar kerja setiap
membuat tepung semua bahan baku
langkah untuk memudahkan dalam
yang disebut dengan milling. Peralatan
penyusunan formulasi.
20
yang dapat digunakan untuk melakukan
penepungan bahan baku ada berbagai Pakan dibutuhkan dalam suatu
macam bergantung pada kapasitas usaha budidaya ikan dapat berasal dari
bahan baku yang akan ditepung mulai pakan alami dan pakan buatan. Pada
dari disc mill, hammer mill, dan lain- usaha budidaya ikan yang intensif
lain. Prosedur selanjutnya setelah bahan pakan yang digunakan dalam usaha
baku ditepung adalah melakukan tersebut adalah pakan buatan. Oleh
penimbangan bahan baku jika proses karena itu, harus dibuat suatu
pembuatan pakan dilakukan secara manejemen pakan yang baik agar
skala rumah tangga, tetapi jika pakan yang digunakan benar efisien
pembuatan pakan dilakukan secara dan efektif. Penggunaan pakan yang
pabrikasi maka langkah selanjutnya benar dalam proses budidaya akan
adalah pencampuran atau mixing. sangat menguntungkan para pembudi-
Setelah dilakukan pencampuran daya.
langkah selanjutnya adalah pembuatan Selain itu ikan sebagai
adonan sampai benar-benar tercampur organisme air maka habitatnya selalu
secara sempurna, kemudian pen- berada di dalam air. Oleh karena itu,
cetakan pakan buatan atau pelleting. bagaimana para pembudidaya ikan
Pakan yang telah terbentuk sesuai harus memahami keterkaitan antara
dengan keinginan pembuat jika pakan ikan dan kualitas air yang sesuai
dilakukan secara skala rumah tangga dengan kebutuhan ikan. Saat ini telah
maka pakan tersebut harus dilakukan ditemukan tentang formulasi pakan
pengeringan atau drying, tetapi jika ikan yang ramah lingkungan yang
dilakukan secara pabrikasi di mana memperhatikan kandungan gizi
peralatan pembuatan pakannya telah pakan dengan dampaknya
dilengkapi dengan peralatan steam terhadap kualitas air sebagai
untuk mengeringkan pakan sehingga media budidaya ikan.
tidak dibutuhkan proses pengeringan
pakan. Langkah terakhir dalam proses Teknologi Pakan Alami
pembuatan pakan adalah pengemasan
dan pengangkutan pakan kepada para Pada bab sebelumnya telah
konsumen. dibahas tentang pakan buatan, pada
21
bab ini akan dibahas tentang jenis-jenis dayakan pada umumnya adalah yang
pakan alami yang dapat digunakan berasal dari air tawar.
dalam budidaya ikan, bagaimana Untuk meningkatkan mutu dari
melakukan budidaya berbagai jenis pakan alami saat ini sudah dapat
pakan alami yang dapat dikonsumsi dilakukan tenkologi bioenkapsulasi
oleh ikan terdiri dari phytoplankton, yaitu proses peningkatan mutu dari
zooplankton, dan bentos. Plankton zooplankton yang telah dibudidayakan
adalah organisme renik yang hidup untuk meningkatkan kelangsungan
melayang-layang mengikuti pergerakan hidup larva yang mengkonsumsi pakan
air. Plankton di dalam perairan dapat alami tersebut. Ada berbagai macam
dikelompokkan menjadi dua yaitu bahan yang dapat digunakan untuk
phytoplankton dan zooplankton. meningkatkan mutu dari zooplankton
Phytoplankton adalah organisme renik tersebut. Dalam buku teks ini akan
yang hidup melayang-layang mengikuti dibahas berbagai cara dan bahan yang
pergerakan air yang berasal dari jasad yang dapat digunakan untuk meningkat-
nabati, sedangkan zooplankton adalah kan mutu dari pakan alami.
organisme renik yang hidup melayang-
layang mengikuti pergerakan air yang
Hama dan Penyakit Ikan
berasal dari jasad hewani. Sedangkan
bentos adalah organisme air yang hidup
Pada setiap kegiatan budidaya
di dasar perairan.
ikan pasti akan terdapat kendala yang
Jenis-jenis phytoplankton
dapat menyebabkan berkurangnya
dan zooplankton yang dapat
produktivitas dalam suatu usaha.
dibudidayakan dapat dikelompokkan
Penyebab utama terjadinya kegagalan
berdasarkan habitatnya adalah
produksi ikan budidaya biasanya
plankton air tawar dan plankton air laut.
disebabkan oleh karena adanya hama
Plankton air tawar digunakan untuk
dan penyakit yang menyerang dalam
ikan-ikan air tawar dan plankton air laut
wadah budidaya ikan. Karena ikan yang
digunakan untuk ikan- ikan air laut.
sakit tidak akan mengalami per-
Begitu juga dengan benthos
tumbuhan berat badan yang optimal dan
disesuaikan dengan habitatnya tetapi
hal ini sangat merugikan bagi para pem-
benthos yang sudah dapat dibudi-
22
budidaya. Agar tidak terjadi serangan tiga komponen yaitu lingkungan, ikan itu
hama dan penyakit ikan dalam wadah sendiri, dan agen penyakit yang
budidaya maka sebelum dilakukan menyebabkan ikan yang dibudidayakan
kegiatan budidaya harus dilakukan menjadi sakit dan dapat menyebabkan
treatment pada wadah yang akan kematian. Penyakit ikan ini dapat
digunakan seperti membersihkan disebabkan oleh berbagai hal di
wadah budidaya, penggunaan air yang antaranya penyakit ikan yang disebab-
baik secara kualitas dan kuantitas, kan oleh virus, bakteri, jamur, parasit dan
peralatan yang akan digunakan untuk makanan. Pada bagian selanjutnya
kegiatan budidaya telah disuci- akan dibahas secara detail jenis-jenis
hamakan, jangan memelihara ikan yang penyakit dan cara penanggulangannya
sakit dengan ikan yang sehat secara serta pengobatannya.
bersamaan, membuang segera ikan Pemasaran pada bab ini akan
yang sakit. Jika ikan telah terserang dibahas tentang pengertian pemasar-
hama dan penyakit ikan maka langkah an, ciri-ciri pemasaran hasil perikanan,
yang harus dilakukan adalah melakukan perencanaan dan target penjualan,
pengobatan terhadap ikan yang sakit. estimasi harga jual, sistem penjualan,
Dalam buku teks ini akan dibahas dan strategi promosi. Dengan mem-
tentang jenis-jenis hama dan penyakit pelajari materi pemasaran ini diharap-
yang biasa menyerang ikan budidaya, kan pembaca dapat memahami tentang
beberapa kegiatan pengendalian pemasaran hasil produksi budidaya
terhadap serangan hama dan penyakit ikan dengan berbagai karakteristik
ikan serta cara melakukan pengobatan produk perikanan yang laku jual
jika ikan yang dibudidayakan telah dimasyarakat.
terserang hama dan penyakit ikan.
Hama adalah makhluk hidup yang Analisa Usaha Budidaya Ikan
menyerang atau memangsa ikan yang
dipelihara sehingga ikan tersebut mati. Dalam suatu kegiatan budidaya
Jenis hama ada beberapa macam ada tujuan dilakukannya produksi adalah
hama yang menyerang larva ikan, benih untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
ikan, atau ikan ukuran besar. Penyakit akan produk hasil budidaya ikan.
ikan adalah suatu akibat dari interaksi Budidaya ikan sebagai salah satu
23
usaha yang menghasilkan ikan untuk Kesehatan dan Keselamatan
dijual yang berarti akan mendapatkan Kerja
suatu nilai tambah bagi para
pembudi- dayanya. Dalam bab ini
Pelaksanaan kesehatan dan
akan dibahas tentang persyaratan
keselamatan kerja pada suatu usaha
yang harus dipenuhi agar suatu
budidaya ikan harus dapat diaplikasi-
usaha budidaya ikan menguntungkan
kan. Dengan melaksanakan kesehatan
dikaji dari aspek ekonomi. Oleh karena
dan keselamatan kerja merupakan
itu, akan dibahas tentang pengertian
suatu upaya untuk menciptakan tempat
studi kelayakan, Net Present Value
kerja yang aman, sehat, bebas dari
(NPV), Net Benefit Cost Ratio (NBC
pencemaran lingkungaan, sehingga
Ratio), Internal Rate of return,
dapat mengurangi dan atau bebas dari
Analisis break Event Point (BEP),
kecelakaan kerja yang pada akhirnya
dan aplikasi analisa usaha. Dalam
dapat meningkatkan efisiensi dan
melakukan usaha budidaya ikan
produktivitas kerja.
diharapkan produk yang dihasilkan
Peraturan tentang kesehatan dan
akan terjual semua dan mempunyai
keselamatan kerja pada dunia usaha
harga yang sesuai dengan keinginan
dan dunia industri telah diatur oleh
penjual sehingga akan diperoleh
negara yang tertuang dalam Undang-
keuntungan. Jika dalam melakukan
Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang
suatu usaha tidak mendapatkan
keselamatan kerja. Usaha budidaya
keuntungan sebagai upah dari
ikan merupakan suatu kegiatan yang
mengelola usaha budidaya ikan maka
dapat dilakukan di tempat tertutup atau
para pembudidaya ikan tidak akan
terbuka seperti kolam, tambak, jaring
tertarik untuk membudidayakan
terapung. Oleh karena itu, harus
komoditas perikanan. Seperti kita
diperhatikan tentang kesehatan dan
ketahui budidaya ikan pada kondisi
sumber-sumber bahaya. Dengan
lahan yang semakin lama semakin
melakukan budidaya ikan secara
terbatas karena bertambahnya populasi
intensif untuk memperoleh target
manusia di bumi harus selalu dibudi-
produksi yang telah ditetapkan maka
dayakan dan memberikan nilai tambah
kesehatan dan keselamatan kerja harus
bagi para pembudidaya.
24
selalu diperhatikan agar tidak terjadi
kecelakaan kerja yang diakibatkan oleh
kecerobohan atau kelalaian manusia.
keselamatan kerja selama melakukan
kegiatan budidaya di berbagai tempat
kerja. Tempat kerja merupakan suatu
ruangan atau lapangan, tertutup atau
terbuka, bergerak atau tetap di mana
tenaga kerja bekerja atausering
dimasuki tempat kerja untuk keperluan
usaha di mana terdapat sumber atau
sumber-sumber bahaya. Dengan
melakukan budidaya ikan secara
intensif untuk memperoleh target
produksi yang telah ditetapkan maka
kesehatan dan keselamatan kerja harus
selalu diperhatikan agar tidak terjadi
kecelakaan kerja yang diakibatkan oleh
kecerobohan atau kelalaian manusia.

25
26
BAB II WADAH BUDIDAYA IKAN

2.1 Jenis-Jenis Wadah Budi Sedangkan bak atau tanki adalah suatu
Daya Ikan wadah budidaya ikan yang sengaja
dibuat oleh manusia yang berada di
atas permukaan tanah yang dapat me-
Dalam budidaya ikan air tawar dan
nampung air dengan bahan baku yang
laut, ada beberapa jenis wadah yang
digunakan untuk membuat bak tersebut
dapat digunakan antara lain kolam, bak,
disesuaikan dengan kebutuhan
akuarium, jaring terapung/ karamba
manusia. Jenis-jenis kolam dapat
jaring apung. Kolam dapat digunakan
dibedakan berdasarkan sistem
sebagai wadah untuk budidaya ikan air
budidaya yang akan diterapkan dan
tawar sedangkan bak, akuarium, jaring
sumber air yang digunakan.
terapung dapat digunakan untuk
Sedangkan jenis-
melakukan budidaya ikan air tawar dan
jenis bak atau tanki ini biasanya
laut. Kolam dan bak berdasarkan
dikelompokkan berdasarkan bahan
definisinya dibedakan karena kolam
baku pembuatannya yaitu yang terbuat
dalam bahasa Inggrisnya pond adalah
dari beton disebut bak beton, yang
suatu wadah yang dapat menampung
terbuat dari kayu dilapisi dengan plastik
air dalam luasan yang terbatas, sengaja
disebut bak plastik, yang terbuat dari
dibuat oleh manusia dengan cara
serat fiber disebut bak fiber. Akuarium
melakukan penggalian tanah pada
merupakan salah satu wadah yang
lahan tertentu dengan kedalaman rata-
digunakan untuk budidaya ikan yang
rata berkisar antara 1,5–2,0 m
terbuat dari kaca dan mempunyai
dan sumber air bermacam-macam.

27
ukuran tertentu. Jaring terapung kolam air mengalir/running water
merupakan suatu wadah budidaya ikan dengan sumber air berasal dari sungai
air tawar dan laut yang sengaja dibuat atau saluran irigasi di mana pada kolam
oleh manusia untuk membatasi air yang tersebut selalu terjadi aliran air yang
berada dalam suatu perairan umum debitnya cukup besar (50 l/detik) dan
(danau, laut, waduk, sungai) agar dapat kolam air tenang/ stagnant water
digunakan untuk membudidayakan dengan sumber air yang digunakan
ikan. untuk kegiatan budidaya adalah sungai,
saluran irigasi, mata air, hujan, dan lain-
2.1.1 Kolam lain tetapi aliran air yang masuk ke
dalam kolam sangat sedikit debit airnya
Jenis-jenis kolam yang akan (0,5–5 l/detik) dan hanya berfungsi
digunakan sangat tergantung kepada menggantikan air yang meresap dan
sistem budidaya yang akan diterapkan. menguap.
Ada tiga sistem budidaya ikan air yang
biasa dilakukan.
1. Tradisional/ekstensif, kolam yang
digunakan adalah kolam tanah yaitu
kolam yang keseluruhan bagian
kolamnya terbuat dari tanah
(Gambar 2.1).
2. Semi intensif, kolam yang di-
gunakan adalah kolam yang bagian Gambar 2.1 Kolam tanah
kolamnya(dinding pematang)
terbuat dari tembok sedangkan
dasar kolamnya terbuat dari tanah
(Gambar 2.2).
3. Intensif, kolam yang digunakan
adalah kolam yang keseluruhan
bagian kolam terdiri dari tembok
(Gambar 2.3).
Gambar 2.2 Kolam semiintensif

Jenis-jenis kolam berdasarkan


sumber air yang digunakan adalah

28
kedalaman air 0,75–1,00 m.

Kolam pemijahan sebaiknya dibuat


dengan sistem pengairan yang baik yaitu
mudah dikeringkan dan pada lokasi
yang mempunyai air yang mengalir serta
bersih. Selain itu kolam pemijahan harus
tidak bocor dan bersih dari kotoran atau
Gambar 2.3 Kolam intensif rumput- rumput liar (Gambar 2.4).

Jenis-jenis kolam yang dibutuhkan


untuk membudidayakan ikan berdasar-
kan proses budidaya dan fungsinya
dapat dikelompokkan menjadi be-
berapa kolam antara lain kolam
pemijahan, kolam penetasan, kolam
pemeliharaan/pembesaran, dan kolam
pemberokan induk.
Gambar 2.4 Kolam pemijahan

Kolam pemijahan adalah kolam


Kolam penetasan adalah kolam
yang sengaja dibuat sebagai tempat
yang khusus dibuat untuk menetaskan
perkawinan induk-induk ikan budidaya.
telur ikan, sebaiknya dasar kolam
Ukuran kolam pemijahan ikan ber-
penetasan terbuat dari semen atau
gantung kepada ukuran besar usaha,
tanah yang keras agar tidak ada lumpur
yaitu jumlah induk ikan yang akan
yang dapat mengotori telur ikan
dipijahkan dalam setiap kali pemijahan.
sehingga telur menjadi buruk atau rusak.
Bentuk kolam pemijahan biasanya
Ukuran kolam penetasan disesuaikan
empat persegi panjang dan lebar kolam
juga dengan skala usaha. Biasanya
pemijahan misalnya untuk kolam
untuk memudahkan perawatan dan
pemijahan ikan mas sebaiknya tidak
pemeliharaan larva, ukurannya 3 × 2 m
terlalu berbeda dengan panjang
atau 4 × 3 m (Gambar 2.5).
kakaban. Sebagai patokan untuk 1 kg
induk ikan mas membutuhkan ukuran
kolam pemijahan 3 × 1,5 m dengan

29
induk-induk ikan yang akan dipijahkan
atau ikan yang akan dijual/angkut ke
tempat jauh (Gambar 2.7).

Gambar 2.5 Kolam penetasan

Kolam pemeliharaan benih adalah


Gambar 2.7 Kolam pemberokan
kolam yang digunakan untuk me-
melihara benih ikan sampai ukuran siap
jual (dapat berupa benih atau ukuran 2.1.2 Bak
konsumsi). Kolam pemeliharaan biasa-
nya dapat dibedakan menjadi kolam Wadah budidaya ikan selanjutnya
pendederan dan kolam pembesaran adalah bak atau tanki yang dapat
ikan. Pada kolam semi intensif atau digunakan untuk melakukan budidaya
tradisional sebaiknya tanah dasar ikan. Berdasarkan proses budidaya
kolam adalah tanah yang subur jika ikan, jenis bak yang akan digunakan
dipupuk dapat tumbuh pakan alami disesuaikan dengan skala produksi
yang sangat dibutuhkan oleh benih ikan budidaya dan hampir sama dengan
(Gambar 2.6). kolam di mana dapat dikelompokkan
menjadi bak pemijahan, bak
penetasan, bak pemeliharaan, dan
bak pemberokan. Bak yang
digunakan untuk melakukan
pemijahan ikan biasanya adalah bak
yang terbuat dari beton (Gambar 2.8)
atau fiber (Gambar 2.9) sedangkan bak
plastik (Gambar 2.10) biasanya
Gambar 2.6 Kolam pemeliharaan digunakan untuk melakukan pe-
Kolam pemberokan adalah kolam meliharaan larva ikan.
yang digunakan untuk menyimpan

30
budidaya ikan tawar dan air laut
biasanya pada proses kegiatan
pembenihan ikan atau untuk
pemeliharaan ikan hias. Akuarium ini
terbuat dari bahan kaca di mana
penamaan akuarium ini berasal dari
bahasa latin yaitu aqua yang berarti air
dan area yang berarti ruang. Jadi
Gambar 2.8 Bak beton
akuarium ini adalah ruangan yang
terbatas untuk tempat air yang
berpenghuni, yang dapat diawasi dan
dinikmati. Akuarium yang digunakan
untuk budidaya ikan ini dapat dibuat
sendiri atau membeli langsung dari
toko. Fungsi akuarium sebagai wadah
untuk budidaya ikan juga dapat
Gambar 2.9 Bak fiber berfungsi sebagai penghias ruangan di
mana akuarium tersebut dapat dinikmati
keindahannya oleh penggemarnya.
Berdasarkan fungsinya, akuarium dapat
dibedakan antara lain sebagai berikut.

2.1.3.1 Akuarium umum

Gambar 2.10 Bak plastik


Akuarium ini diisi dengan berbagai
jenis ikan dan tanaman air yang
2.1.3 Akuarium bertujuan untuk penghias ruangan.

Akuarium merupakan salah satu Syarat akuarium umum.


wadah pemeliharaan ikan yang relatif a. Akuarium akan diletakkan sesuai
sangat mudah dalam perawatannya. dan serasi dengan ruangan.
Akuarium dapat digunakan untuk b. Alat perlengkapan akuarium

31
meliputi aerator, kabel listrik, pipa ikan konsumsi dari ikan air tawar dan
pvc, dan lain-lain yang diletakkan laut (Gambar 2.11).
tersembunyi supaya nampak alami.
c Usahakan dasar akuarium tampak
alami.
e. Jenis ikan yang dipelihara harus
harmonis.

Jenis akuarium ini biasanya diguna- kan Gambar 2.11 Akuarium kelompok
sebagai hiasan bagi berbagai jenis ikan
yang dapat dinikmati keindahan
warna tubuh ikan baik ikan air tawar 2.1.3.3 Akuarium sejenis
maupun ikan air laut dari jenis ikan hias
maupun ikan konsumsi. Dalam akuarium ini, estetika dan
dekorasi dikesampingkan, karena
2.1.3.2 Akuarium kelompok tujuan dari akuarium sejenis untuk
mengembangbiakan ikan. Jenis
Ikan-ikan yang dipelihara di dalam akuarium ini yang biasa digunakan untuk
akuarium kelompok harus ikan sejenis/ membudidayakan ikan air tawar dan laut
sekeluarga serta ditanami oleh tanaman (Gambar 2.12).
air yang tanaman air yang diperlukan
oleh kelompok ikan yang dipelihara.

Syarat akuarium kelompok


a. Jenis ikan yang dipelihara harus
masih sekarabat.
b. Susunan tanaman air disesuaikan
dengan ikan yang dipelihara.

Gambar 2.12 Akuarium sejenis


Jenis akuarium ini biasanya di-
gunakan untuk memelihara ikan dalam 2.1.3.4 Akuarium tanaman
satu kelompok baik ikan hias maupun

32
Dalam akuarium ini yang me- maupun intensif disesuaikan dengan
megang peranan adalah tanaman air. kemampuan para pembudidaya ikan.
Ikan dimasukan ke dalam akuarium Jenis-jenis wadah yang dapat digunakan
untuk penghias dan pemelihara dalam membudidayakan ikan dengan
tanaman. karamba ada beberapa antara lain
karamba jaring terapung, karamba
bambu tradisional dengan berbagai
bentuk bergantung pada kebiasaan
masyarakat sekitar. Teknologi yang
digunakan dalam membudidayakan ikan
dengan karamba ini relatif tidak mahal
dan sederhana, tidak memerlukan lahan
daratan menjadi badan air yang baru
serta dapat meningkatkan produksi
perikanan budidaya. Jenis karamba
Gambar 2.13 Akuarium tanaman
jaring apung yang digunakan untuk
membudidayakan ikan dapat dilihat
2.1.4 Keramba jaring apung (KJA) pada Gambar 2.14 dan Gambar 2.15.

Wadah budidaya ikan selanjutnya


yang dapat digunakan oleh masyarakat
yang tidak memiliki lahan darat dalam
bentuk kolam, masyarakat dapat
melakukan budidaya ikan di perairan
umum. Budidaya ikan dengan meng-
gunakan karamba merupakan alternatif
wadah budidaya ikan yang sangat Gambar 2.14 Kolam jaring terapung tampak
potensial untuk dikembangkan karena atas
seperti diketahui wilayah Indonesia ini
terdiri dari 70% perairan baik air tawar
maupun air laut. Dengan menggunakan
wadah budidaya karamba dapat
diterapkan beberapa sistem budidaya
ikan yaitu secara ekstensif, semi intensif

33
menyimpan air atau kedap air
sehingga kolam yang akan di buat tidak
bocor. Bentuk kolam yang akan di-
gunakan untuk membudidayakan ikan
ada beberapa macam antara lain
adalah kolam berbentuk segi empat/
empat persegipanjang, berbentuk bujur
sangkar, berbentuk lingkaran, atau
Gambar 2.15 Kolam jaring terapung tampak
depan
berbentuk segitiga. Dari berbagai
bentuk kolam ini yang harus diperhati-
2.2 Konstruksi Wadah kan adalah tentang persyaratan teknis
konstruksi kolam. Persyaratan teknis
BudiDaya
konstruksi suatu kolam yang akan
digunakan untuk membudidayakan ikan
Dari beberapa jenis wadah sebaiknya mempunyai:
budidaya ikan yang telah
dijelaskan sebelumnya dapat
2.2.1.1 Pematang kolam
digunakan untuk menentukan jenis
wadah yang akan digunakan untuk
membudidayakan ikan. Langkah Pematang kolam dibuat untuk
selanjutnya adalah memahami menahan massa air di dalam kolam
konstruksi wadah budidaya agar wadah agar tidak keluar dari dalam kolam.
budidaya yang akan dibuat sesuai Oleh karena itu, jenis tanah yang akan
dengan kaidah budidaya. digunakan untuk membuat pematang
kolam harus kompak dan kedap air
serta tidak mudah bocor. Jenis tanah
2.2.1 Konstruksi kolam ang baik untuk pematang kolam adalah
tanah liat atau liat berpasir. Kedua jenis
tanah ini dapat diidentifikasi dengan
Konstruksi kolam yang akan
memperhatikan tanah yang ciri-cirinya
digunakan untuk budidaya ikan
antara lain memiliki sifat lengket, tidak
sangat dipengaruhi oleh pemilihan
poros, tidak mudah pecah, dan mampu
lokasi yang tepat. Untuk membuat
menahan air. Ukuran pematang di-
kolam maka tanah yang akan
sesuaikan dengan ukuran kolam. Tinggi
dijadikan kolam harus mampu
pematang ditentukan oleh kedalaman

34
air kolam, sebaiknya dasar pematang bentuk yaitu berbentuk trapesium sama
kolam ini ditanam sedalam ± 20 cm dari kaki dan bentuk trapesium tidak sama
permukaan dasar kolam. kaki. Bentuk pematang trapesium sama
kaki artinya perbandingan antara
Bentuk pematang yang biasa dibuat kemiringan pematang 1 : 1 (Gambar
dalam kolam budidaya ikan ada dua 2.16).

Gambar 2.16 Bentuk pematang trapesium sama kaki

sedangkan bentuk pematang trapesium


tidak sama kaki artinya perbandingan
antara kemiringan pematang 1 : 1,5
(Gambar 2.17).

Gambar 2.17 Bentuk pematang trapesium


tidak sama kaki

Sebagai acuan dalam membuat


pematang kolam untuk kolam yang

35
berukuran 200 m 2 lebar pematang paling bagus meteran, kemudian selang
dibagian atas 1 m maka lebar pematang kecil yang telah berisi air direntangkan
pada bagian bawahnya 3 m untuk dan ditempatkan pada bambu, kayu
pematang bentuk trapesium sama kaki atau meteran. Perbedaan tinggi air pada
pada kedalaman kolam 1m, jika kolam ujung-ujung selang itu menunjukkan
tersebut dibuat dengan pematang perbedaan tinggi tanah/kemiringan
trapesium tidak sama kaki maka lebar dasar kolam.
pematang pada bagian atas adalah
1 m maka lebar pematang pada bagian Saluran di dalam kolam budidaya
bawahnya adalah 4 m pada kedalaman ada dua macam yaitu saluran keliling
kolam 1 m. atau caren dan saluran tengah atau
kemalir. Saluran di dalam kolam ini
dibuat miring ke arah pintu pengeluaran
2.2.1.2 Dasar kolam dan saluran
air. Hal ini untuk memudahkan di dalam
pengeringan kolam dan pemanenan
Dasar kolam untuk budidaya ikan ini ikan (Gambar 2.19).
dibuat miring ke arah pembuangan air,
kemiringan dasar kolam berkisar
antara 1–2% yang artinya dalam setiap
seratus meter panjang dasar kolam ada
perbedaan tinggi sepanjang 1–2 meter
(Gambar 2.18).
Gambar 2.19 Saluran tengah atau kemalir

2.2.1.3 Pintu air

Gambar 2.18 Kemiringan dasar kolam


Kolam yang baik harus memiliki
Cara pengukuran yang mudah untuk pintu pemasukan air dan pintu
mengetahui kemiringan dasar kolam pengeluaran air secara terpisah. Letak
adalah dengan menggunakan selang air pintu pemasukkan dan pengeluaran air
yang kecil. Pada masing-masing ujung sebaiknya berada di tengah-tengah
pintu pemasukan dan pintu pengeluaran sisi kolam terpendek agar air dalam
air ditempatkan sebatang kayu atau kolam dapat berganti seluruhnya
bambu yang sudah diberi ukuran, yang (Gambar 2.20).

36
pemasukkan dengan ketinggian sesuai
dengan tinggi air kolam dan kedua
dibuat dengan model huruf L (Gambar
2.22).

Keterangan gambar:
1. pintu pemasukan air
2. pintu pengeluaran air

Gambar 2.20 Pintu pemasukkan air dan


pengeluaran air ditengah

Ada juga letak pintu pengeluaran Keterangan gambar:


1. pintu pemasukan air
dan pemasukan air berada disudut 2. pintu pengeluaran air

secara diagonal (Gambar 2.21). Letak


Gambar 2.22 Pintu pemasukan dan pe-
pintu air tersebut ada kelemahannya ngeluaran air bentuk L
yaitu air dikedua sudut yang lain tidak
berganti dan memperpanjang saluran Pada kolam beton pintu pemasukan
pengeringan sehingga penangkapan dan pengeluaran air menggunakan
ikan relatif berlangsung agak lama. sistem monik. Pada pintu air sistem
monik ini ada celah penyekatnya dan
dapat dibuat lebih dari satu. Celah
penyekat ini berfungsi untuk me-
nempatkan papan-papan kayu yang
disusun bertumpuk. Papan- papan kayu
Keterangan gambar:
1. pintu pemasukan air ini dapat dibuka dan diatur yang
2. pintu pengeluaran air
pengaturannya disesuaikan dengan
Gambar 2.21 Pintu pengeluaran dan pe-
masukan air berada disudut
kebutuhan. Pada pintu air ini papan
penyekatnya dapat diganti dengan
Pada kolam tanah pintu pemasukan saringan (Gambar 2.23).
dan pengeluaran air dibuat dari bambu
atau pipa paralon. Bentuk pintu
pemasukan diletakkan sejajar dengan
permukaan tanggul sedangkan pintu
pengeluaran dapat dibuat dua model
yaitu pertama sama dengan pintu

37
akan diguna- kan untuk budidaya ikan
secara prinsip hampir sama dengan
kolam di mana harus mempunyai
pintu pemasukan dan pengeluaran air
tetapi dasar bak pada umumnya
rata. Konstruksi pintu dan
pemasukan air pada bak dapat
Gambar 2.23 Pintu pemasukan dan dibuat dengan model pembuatan
pengeluaran air
instalasi air untuk pemasukan air dan
menggunakan sistem monik
pengeluaran airnya menggunakan
Persyaratan konstruksi pipa paralon (PVC) dengan bentuk
teknik dalam membuat bak yang huruf L (Gambar 2.24).

Keterangan gambar:
1. pintu pemasukan air
2. pintu pengeluaran air

Gambar 2.24 Pemasukan dan pengeluaran air


pipa paralon (PVC)

botol dan akuarium ellips. Setelah


2.2.2 Konstruksi akuarium merencanakan bentuk akuarium kaca
yang akan dibuat, langkah selanjutnya
menentukan ukuran kaca yang akan
Konstruksi wadah akuarium sangat
dipergunakan untuk membuat akuarium.
bergantung pada desain yang akan
Ukuran kaca yang akan digunakan
dikerjakan berdasarkan bentuk
biasanya berkisar antara 3 mm–16 mm.
akuarium yang diinginkan. Bentuk
Sebagai acuan dalam membuat
akuarium yang biasa digunakan
akuarium, ukuran kaca yang akan
sebagai wadah budidaya ikan antara
digunakan dapat dilihat pada Tabel 21.
lain adalah akuarium segiempat,
Untuk kaca yang akan digunakan
akuarium trapesium, akuarium segi-
sebagai dasar akuarium sebaiknya
delapan, akuarium segienam, akuarium
ketebalannya ditambah 1–2 mm.

38
Tabel 2.1 Perbandingan antara ukuran akuarium dengan ketebalan kaca

Tebal Kaca Panjang Lebar Akuarium Tinggi Akuarium


(mm) Akuarium (cm) (cm) (cm)

3 30 20 20
3 40 20 30
3 50 30 30
5 70 35 35
5 80 40 40
6 90 45 45
6 120 50 50
10 150 45 50
10 150 45 60
10 180 45 60
12 190 50 60
16 200 70 65

Setelah menentukan bentuk dan


ukuran kaca yang akan dipergunakan
untuk membuat akuarium maka langkah
selanjutnya memotong kaca. Kaca yang
dipergunakan untuk membuat akuarium
masih dalam bentuk lembaran kaca.
Ada beberapa langkah yang harus
diperhatikan dalam memotong kaca
antara lain sebagai berikut.
Gambar 2.25 Meletakan lembaran kaca

1. Letakkan lembaran kaca pada


2. Ukuran kaca yang akan dipotong ini
meja kerja, meja kerja harus dalam
disesuaikan dengan bentuk
keadaan datar dan bersih. Hal ini
akuarium yang akan dibuat.
untuk menghindari terjadinya
Dalam membuat potongan-
keretakan kaca yang akan di-
potongan kaca, lembaran kaca
pergunakan.
dibuat polanya terlebih dahulu
dengan meng- gunakan spidol

39
dan penggaris besi. Pola yang karborondum.
sudah dibentuk dapat langsung
dipotong.

Gambar 2.28 Menghaluskan bagian pinggir


kaca
Gambar 2.26 Mengukur kaca

Setelah kaca yang dibutuhkan


untuk membuat akuarium tersebut
3. Untuk memotong kaca gunakan alat
disiapkan langkah selanjutnya adalah
pemotong kaca yang banyak dijual
melakukan perakitan akuarium.
di toko besi.
Dalam merakit akuarium
dibutuhkan ketelitian dan ketepatan
dalam merangkainya. Kaca sebagai
bahan utama dalam pem- buatan
akuarium dapat diperoleh dengan
cara membeli lembaran kaca atau
membeli potongan kaca sesuai
dengan ukuran yang tepat. Akuarium
sebagai salah satu wadah yang dapat
digunakan untuk membudidayakan ikan
baik ikan hias maupun ikan konsumsi
Gambar 2.27 Memotong kaca
yang berasal dari perairan tawar dan
laut dapat diperoleh dengan cara
4. Setelah kaca terpotong, bagian membeli langsung di toko atau mem-
pinggir dari potongan-potongan buatnya sendiri. Dengan membuat
kaca harus dihaluskan dengan akuarium sendiri akan diperoleh ke-
gerinda atau batu asahan untungan antara lain adalah harganya

40
relatif lebih murah, ukuran sesuai
dengan kebutuhan, dan kaca yang di- Lem kaca yang digunakan adalah
gunakan mempunyai ketebalan sesuai lem silikon yaitu lem khusus untuk
dengan luasan akuarium yang dibuat. merekatkan kaca agar melekat dengan
Dalam membuat akuarium, ada baik dan tidak bocor. Alat tembak lem
beberapa hal yang harus dikuasai agar silikon ini berfungsi untuk memudahkan
akuarium yang dibuat tidak bocor dan si pembuat akuarium dalam merakit
tahan lama, yaitu merancang/men- akuarium, bentuk alat tembak ini seperti
desain akuarium, memotong kaca, pistol sehingga disebut alat tembak.
merakit akuarium dan melakukan uji
coba terhadap akuarium tersebut.
Akuarium yang akan dirakit sendiri,
langkah awal yang harus dilakukan
adalah menyiapkan kaca sebagai
dasar utama pembuatan akuarium.
Kaca yang akan dirakit menjadi
akuarium ini sudah dalam bentuk
potongan-potongan kaca yang ukuran-
nya disesuaikan dengan ukuran Gambar 2.29 Lem silikon dan alat tembak lem
akuarium yang akan dibuat. Sebelum
dirakit kaca-kaca tersebut sebaiknya
dilakukan penggosokan dengan meng-
gunakan batu asahan karborundum
atau gerinda. Hal ini bertujuan agar
akuarium yang dibuat tidak berbahaya
bagi pemakainya.

Kaca-kaca yang telah dihaluskan


seluruh bagian pinggirnya dengan
gerinda ini telah siap untuk dirakit. Gambar 2.30 Penggunaan alat tembak lem
Langkah selanjutnya adalah menyiap-
kan alat dan bahan lainnya yaitu lem Sedangkan lakban yang digunakan
kaca silikon, alat tembak lem, lakban dalam merakit akuarium sebaiknya
besar, dan cutter. lakban plastik yang berwarna cokelat
atau hitam dengan ukuran lebar
41
lakbannya 5 cm. Lakban ini berfungsi Langkah terakhir dalam merakit
untuk membantu berdirinya kaca akuarium adalah melakukan uji coba
dengan kaca lainnya agar tidak terhadap akuarium tersebut. Uji coba
bergeser yang memudahkan dalam tersebut dilakukan dengan mengisi air
pemberian lem kaca. ke dalam akuarium selama 24 jam dan
perhatikan apakah ada bagian yang
bocor. Untuk memperoleh akuarium
yang rapi setelah diuji coba bersihkan
lem yang tidak rapih dengan meng-
gunakan cutter.

2.2.3 Konstruksi keramba jaring


Gambar 2.31 Plakban pada kaca
apung

Pada saat menempelkan lem silikon Wadah budidaya ikan selanjutnya


ke kaca sebaiknya ketebalan lem pada yang sangat potensial dikembangkan di
seluruh permukaan kaca sama. Hal ini Indonesia adalah karamba jaring
akan membuat ketebalan lem sama terapung. Agar dapat melakukan
pada setiap sudut. Setelah seluruh kaca budidaya ikan dijaring terapung
terakit menjadi akuarium, langkah yang menguntungkan maka konstruksi
selanjutnya adalah mengeringkan wadah tersebut harus sesuai
akuarium tersebut minimal selama dengan per- syaratan teknis.
24 jam agar lem silikon tersebut benar- Konstruksi wadah jaring terapung pada
benar kering. dasarnya terdiri dari dua bagian yaitu
kerangka dan kantong jaring.
Kerangka berfungsi sebagai tempat
pemasangan kantong jaring dan tempat
lalu lalang orang pada waktu
memberi pakan dan saat panen.
Kantong jaring merupakan tempat
pemeliharaan ikan yang akan dibudi-
dayakan. Dengan memperhitungkan
konstruksi wadah secara baik dan benar
akan diperoleh suatu wadah budidaya
Gambar 2.32 Mengeringkan akuarium

42
ikan yang mempunyai masa pakai yang Arus air pada lokasi yang dipilih
lama. diusahakan tidak terlalu kuat namun
Dalam mendesain konstruksi tetap ada arusnya agar tetap terjadi
wadah budidaya ikan disesuaikan pergantian air dengan baik dan
dengan lokasi yang dipilih untuk kandungan oksigen terlarut dalam
membuat budidaya ikan dijaring wadah budidaya ikan tercukupi,
terapung. Budidaya ikan dijaring selain itu dengan adanya arus maka
terapung dapat dilakukan untuk dapat menghanyutkan sisa-sisa
komoditas ikan air tawar dan ikan air pakan dan kotoran ikan yang
laut. Sebelum membuat konstruksi terjatuh di dasar perairan. Dengan
wadah karamba jaring terapung tidak terlalu kuatnya arus juga
pemilihan lokasi yang tepat dari aspek berpengaruh terhadap keamanan
sosial ekonomis dan teknis benar. jaring dari kerusakan sehingga
Sama seperti wadah budidaya ikan masa pakai jaring lebih lama. Bila
sebelumnya persyaratan secara teknis pada perairan yang akan dipilih
dan sosial ekonomis dalam memilih ternyata tidak ada arusnya (kondisi
lahan yang akan digunakan untuk air tidak mengalir), disarankan agar
melakukan budidaya ikan harus unit budidaya atau jaring dapat
diperhatikan. Aspek sosial ekonomis diusahakan di perairan tersebut,
yang sangat umum yang harus tetapi jumlahnya tidak boleh lebih
dipertimbangkan adalah lokasi tersebut dari 1% dari luas perairan. Pada
dekat dengan pusat kegiatan yang kondisi perairan yang tidak
mendukung operasionalisasi suatu mengalir, unit budidaya sebaiknya
usaha seperti tempat penjualan pakan, diletakkan ditengah perairan sejajar
pembeli ikan dan lokasi yang dipilih dengan garis pantai.
merupakan daerah pengembangan
budidaya ikan sehingga mempunyai 2. Tingkat kesuburan
prasarana jalan yang baik serta Pada perairan umum dan
keamanan terjamin. Persyaratan teknis waduk ditinjau dari tingkat ke-
yang harus diperhatikan dalam memilih suburannya dapat dikelompokkan
lokasi usaha budidaya ikan di karamba menjadi perairan dengan tingkat
jaring terapung antara lain sebagai kesuburan rendah (oligotropik),
berikut. sedang (mesotropik) dan tinggi
(eutropik). Jenis perairan yang
1. Arus air sangat baik untuk digunakan dalam
43
budidaya ikan di jaring terapung tangga, bakteri, limbah panas, atau
dengan sistem intensif adalah limbah organik. Kedua jenis bahan
perairan dengan tingkat kesuburan pencemar tersebut umumnya
rendah hingga sedang. Jika disebabkan oleh kegiatan manusia,
perairan dengan tingkat kesuburan baik secara langsung maupun tidak
tinggi digunakan dalam budidaya langsung. Penyebab kedua adalah
ikan di jaring terapung maka hal ini keadaan alam seperti: banjir atau
sangat berisiko tinggi karena pada gunung meletus. Jika lokasi
perairan eutropik kandungan budidaya mengandung bahan
oksigen terlarut pada malam hari pencemar maka akan
sangat rendah dan berpengaruh berpengaruh terhadap kehidupan
buruk terhadap ikan yang dipelihara ikan yang dipelihara di dalam
dengan kepadatan tinggi. wadah budi daya ikan
tersebut.
3. Bebas dari pencemaran
Dalam dunia perikanan, yang 4. Kualitas air
dimaksud dengan pencemaran Dalam budidaya ikan, secara
perairan adalah penambahan umum kualitas air dapat diartikan
sesuatu berupa bahan atau energi sebagai setiap perubahan (variabel)
ke dalam perairan yang menyebab- yang mempengaruhi pengelolaan,
kan perubahan kualitas air sehingga kelangsungan hidup dan produk-
mengurangi atau merusak nilai guna tivitas ikan yang dibudidayakan.
air dan sumber air perairan tersebut. Jadi perairan yang dipilih harus
Bahan pencemar yang biasa masuk berkualitas air yang memenuhi
ke dalam suatu badan perairan persyaratan bagi kehidupan dan
pada prinsipnya dapat dikelompok- pertumbuhan ikan yang akan di-
kan menjadi dua yaitu bahan budidayakan. Kualitas air meliputi
pencemar yang sulit terurai dan sifat fisika, kimia dan biologi. Secara
bahan pencemar yang mudah detail tentang kualitas air ini akan
terurai. Contoh bahan pencemar dibahas pada Bab 2.
yang sulit terurai berupa per-
senyawaan logam berat, sianida, Setelah mendapatkan lokasi yang
DDT, atau bahan organik sintetis. memenuhi persyaratan teknis maupun
Contoh bahan pencemar yang sosial ekonomis maka harus dilakukan
mudah terurai berupa limbah rumah
44
perencanaan selanjutnya. Perencanaan waktu pemakaiannya relatif lebih
disesuaikan dengan data yang diperoleh lama, yaitu antara 4–5 tahun.
pada waktu melakukan survey lokasi.
Perencanaan tersebut dapat dibuat Pada umumnya petani ikan di
dengan membuat gambar dari jaring terapung menggunakan
konstruksi wadah budidaya yang akan bambu sebagai bahan utama
dibuat. Konstruksi wadah jaring pembuatan kerangka, karena selain
terapung terdiri dari beberapa bagian, harganya relatif murah juga
antara lain sebagai berikut. ketersediaannya di lokasi budidaya
sangat banyak.
1. Kerangka
Kerangka (bingkai) jaring
Bambu yang digunakan untuk
terapung dapat dibuat dari bahan
kerangka sebaiknya mempunyai
kayu, bambu atau besi yang dilapisi
garis tengah 5–7 cm di bagian
bahan anti karat (cat besi). Memilih
pangkalnya, dan bagian ujungnya
bahan untuk kerangka, sebaiknya
berukuran antara 3–5 cm. Jenis
disesuaikan dengan ketersediaan
bambu yang digunakan adalah
bahan di lokasi budidaya dan nilai
bambu tali. Ada juga jenis bambu
ekonomis dari bahan tersebut.
gombong yang mempunyai
diameter 12–15 cm tetapi jenis
Kayu atau bambu secara bambu ini kurang baik digunakan
ekonomis memang lebih murah untuk kerangka karena cepat lapuk.
dibandingkan dengan besi anti-
karat, tetapi jika dilihat dari masa
Ukuran kerangka jaring ter-
pakai dengan menggunakan kayu
apung berkisar antara 5 × 5 meter
atau bambu jangka waktu (usia
sampai 10 × 10 meter. Petani ikan
teknisnya) hanya 1,5–2 tahun.
jaring terapung di perairan cirata
Sesudah 1,5–2 tahun masa pakai,
pada umumnya menggunakan
kerangka yang terbuat dari kayu
kerangka dari bambu dengan
atau bambu ini sudah tidak layak
ukuran 7 × 7 meter. Kerangka dari
pakai dan harus direnofasi kembali.
jaring apung umumnya dibuat tidak
Jika akan memakai besi antikarat
hanya satu petak/kantong tetapi
sebagai kerangka jaring pada
satu unit. Satu unit jaring terapung
umumnya usia ekonomis/angka
terdiri dari empat buah petak/

45
kantong. Untuk lebih jelasnya dapat Jika akan menggunakan pe-
dilihat pada Gambar 2.33. lampung dari drum maka drum
harus terlebih dahulu dicat
dengan meng- gunakan cat yang
mengandung bahan antikarat.

Jumlah pelampung yang akan


digunakan disesuaikandengan
besarnya kerangka jaring apung
yang akan dibuat. Jaring terapung
berukuran 7 × 7 meter, dalam
Gambar 2.33 Kerangka jaring apung satu unit jaring terapung
membutuhkan pelampung antara
2. Pelampung 33–35 buah. Untuk lebih jelasnya
Pelampung berfungsi untuk dapat dilihat pada Gambar 2.34.
mengapungkan kerangka/jaring
terapung. Bahan yang digunakan
sebagai pelampung berupa drum
(besi atau plastik) yang ber-
kapasitas 200 liter, busa plastik
(stryrofoam), atau fiberglass. Jenis
pelampung yang akan digunakan
biasanya dilihat berdasarkan lama
pemakaian. Hal ini dapat dilihat
pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2 Jenis pelampung dan


lama pemakaian

Jenis Lama
No. Pelampung Pemakaian
(Bulan)
1. Drum besi 12 – 15
2. Styrofoam 36 – 75
3. Fiberglass 50 – 75

46
Gambar 2.34 Pelampung drum besi

3. Pengikat terapung. Berat jangkar berkisar


antara 5–75 kg. Untuk lebih jelasnya
Tali pengikat sebaiknya terbuat
dapat dilihat pada Gambar 2.35.
dari bahan yang kuat, seperti
tambang plastik, kawat ukuran 5
mm, besi beton ukuran 8 mm atau
10 mm. Tali pengikat ini digunakan
untuk mengikat kerangka jaring
terapung, pelampung, atau jaring.

4. Jangkar Gambar 2.35 Jangkar

Jangkar berfungsi sebagai pe- 5. Jaring


nahan jaring terapung agar rakit Jaring yang digunakan untuk
jaring terapung tidak hanyut terbawa budidaya ikan di perairan umum,
oleh arus air dan angin yang biasanya terbuat dari bahan
kencang. Jangkar terbuat dari polyethylene atau disebut jaring
bahan batu, semen, atau besi. trawl. Ukuran mata jaring yang
Pemberat diberi tali pemberat/tali digunakan tergantung dari besarnya
jangkar yang terbuat dari tambang ikan yang akan dibudidayakan.
plastik yang berdiameter sekitar Kantong jaring terapung ini
10–15 mm. Jumlah pemberat untuk mempunyai ukuran bervariasi
satu unit jaring terapung empat disesuaikan dengan jenis ikan yang
petak/kantong sebanyak 4 buah. dibudidayakan, untuk ikan air laut
Pemberat diikatkan pada masing- ukuran kantong jaring yang biasa
masing sudut dari kerangka jaring digunakan berukuran mulai

47
2 × 2 × 2 m sampai 5 × 5 × 5 m. digunakan ukuran ¾ - 1 inch. Untuk
Sedangkan untuk jenis ikan air lebih jelasnya dapat dilihat pada
tawar berkisar antara 3 × 3 × 3 m Tabel 2.3.
sampai 7 × 7 × 2,5 m. Untuk
mengurangi resiko kebocoran Tabel 2.3 Ukuran mata jaring yang
akibat gigitan binatang lain, digunakan berdasarkan
biasanya kantong jaring terapung ukuran ikan yang dibudi-
dipasang rangkap (doubel) yaitu dayakan.
kantong jaring luar dan kantong
Ukuran Ukuran
jaring dalam. Ukuran jaring bagian
No. Mata Jaring Ikan
luar biasanya mempunyai mata
jaring (mesh size) yang lebih besar. 1. 0,5 cm 1 – 2 cm
2. 1,0 cm 5 – 10 cm
Salah satu contohnya sebagai 3. 2,5 cm 20 – 30 cm
berikut. 4. > 2,5 cm > 30 cm
Kantong jaring yang digunakan
a. Jaring polyethylene no. 380 D/9 untuk memelihara ikan dapat
dengan ukuran mata jaring diperoleh dengan membeli jaring
(mesh size) sebesar 2 inch utuh. Dalam hal ini biasanya jaring
(5,08 cm) yang dipergunakan trawl dijual di pasaran berupa
sebagai kantong jaring luar. lembaran atau gulungan. Langkah
b. Jaring polyethylene no. 280 awal yang harus dilakukan untuk
D/12 dengan ukuran mata membuat kantong jaring adalah
jaring 1 inch (2,5 cm) atau membuat desain/rancangan
1,5 inch (3,81 cm) kantong jaring yang akan
dipergunakan se- bagai dipergunakan. Ukuran kantong
kantong jaring dalam. jaring yang akan dipergunakan
berkisar antara 2 kantong jaring
Jaring yang mempunyai ukuran (jumlah mata jaring × 2 m sampai
mata jaring lebih kecil dari 1 inch dengan 10 × 10 m). Setelah
biasanya digunakan untuk me- ukuran kantong jaring yang akan
melihara ikan yang berukuran lebih dipergunakan, misalnya akan
kecil. Di perairan umum, khususnya dibuat kantong jaring dengan ukuran
dalam budidaya ikan di jaring 7 × 7 × 2 m, langkah
terapung ukuran jaring yang selanjutnya memotong jaring.

48
D : dalam kantong jaring sesudah
Untuk memotong jaring harus
dilakukan dengan benar ber- Contoh penggunaan rumus
dasarkan pada ukuran mata jaring dalam menghitung jaring yang akan
dan tingkat perenggangannya saat dipotong dengan ukuran 7 × 7 ×
terpasang di perairan. Menurut hasil 2 m sebagai berikut.
penelitian, jaring dalam keadaan
terpasang atau sudah berupa
Misalnya, kantong jaring yang akan
kantong jaring akan mengalami
dibuat 7 × 7 × 2 m dengan ukuran
perenggangan atau mata jaring
mata jaring (mesh size) 2 inch (5,08
dalam keadaan tertarik/terbuka
cm). Diketahui Hang In Ratio (S)
(”Hang In Ratio”). Nilai ”Hang In
adalah 30% = 0,3, Panjang tali ris
Ratio” dalam membuat kantong
(i) = 4 × 7 m = 28 m. Maka untuk
jaring terapung adalah 30%.
mencari panjang jaring sebelum Hang
Adapun perhitungan yang digunakan
In adalah:
untuk memotong jaring ada dua
cara, yaitu: (1) m e n g g u n a k a n
rumus tertentu dan (2) melakukan
perhitungan cara di
lapangan. Rumus berdasarkan
”Hang In Ratio” sebagai berikut. Jadi panjang tiap sisi 40 m : 4 = 10
m. Jumlah mata jaring 10 m = 1000 cm :
5,08 cm = 197,04 mata jaring
dibulatkan 197 mata jaring.

Diketahui dalam jaring sesudah Hang


In (d) adalah 2 m, maka dalam kantong
jaring sebelum dipotong (D) adalah:

i : Panjang tali ris


D : Dalam kantong jaring (jumlah
mata jaring dikalikan ukuran
mata jaring dalam keadaan
tertarik)
49
secara praktis di lapangan diper-
hitungkan jumlah mata jaring dalam
setiap meter adalah:

Jadi dalam satu meter jaring


yang berukuran 1 inch terdapat 56
mata jaring, sehingga jika akan
Jadi jumlah mata jaring 2,8 m = 280
membuat jaring dengan ukuran 7 ×
cm : 5,08 cm = 55,1 mata jaring
7 × 2 m, jumlah mata jaringnya 392 ×
dibulatkan menjadi 55 mata jaring.
392 × 112 mata jaring.
Sedangkan ukuran mata jaring yang
Dari hasil perhitungan tersebut akan digunakan adalah 2 inch maka
diperoleh ukuran lembaran jaring jumlah mata jaring yang akan
yang akan dipotong untuk kantong dipotong 196 × 196 × 56. Angka-
jaring berukuran 7 × 7 × 2 m adalah angka ini diperoleh dari hasil
197 × 197 × 55 mata jaring. perkalian antara ukuran kantong
Sedangkan para petani ikan di jaring dengan jumlah mata jaring.
lapangan biasanya menghitung Berdasarkan hasil kedua per
jaring yang akan digunakan untuk hitungan tersebut memperoleh nilai
membuat kantong jaring meng- yang tidak jauh berbeda. Langkah
gunakan perhitungan sebagai selanjutnya yang harus dilakukan
berikut. Misalnya kantong jaring adalah memindahkan pola yang
yang akan dibuat berukuran 7 × 7 × telah dibuat langsung ke jaring.
2 m dengan ukuran mata jaring Jaring tersebut dibentangkan dan
(mesh size) 2 inch (5,08 cm). dibuat pola seperti Gambar 2.36.
Berdasarkan hasil penelitian
panjang jaring akan berkurang
sebesar 30% dari semula. Maka

50
Gambar 2.36 Pola jaring

Sebagai acuan untuk melaku- kantong jaring terapung dapat dilihat


kan pemotongan jaring yang akan pada Tabel 2.4.
dipergunakan untuk membuat

Tabel 2.4. Perhitungan jumlah mata jaring yang harus dipotong dalam berbagai ukuran
kantong jaring dan mata jaring.

Ukuran Kantong Jaring Ukuran Mata Ukuran Kantong Jaring (p × l × t)


(p × l × t) (meter) jaring (inch) dalam Jumlah Mata Jaring

2×2×2 1 112 × 112 × 112


2 56 × 56 × 56
3×3×2 1 168 × 168 × 112
2 84 × 84 × 56
4×4×2 1 224 × 224 × 112
2 112 × 112 × 56
5×5×2 1 280 × 280 × 112
2 140 × 140 × 56

51
Ukuran Kantong Jaring Ukuran Mata Ukuran Kantong Jaring (p × l × t)
(p × l × t) (meter) jaring (inch) dalam Jumlah Mata Jaring
6×6×2 1 336 × 336 × 112
2 168 × 168 × 56
7×7×2 1 392 × 392 × 112
2 196 × 196 × 56
8×8×2 1 448 × 448 × 112
2 224 × 224 × 56
9×9×2 1 504 × 504 × 112
2 252 × 252 × 56
1 560 × 560 × 112
10 × 10 × 2
2 280 × 280 × 56

6. Pemberat tambang ini mempunyai istilah lain


Pemberat yang digunakan yang disebut dengan tali ris.
biasanya terbuat dari batu atau Panjang tali ris adalah sekeliling
timah yang masing-masing beratnya dari kantong jaring terapung.
antara 2–5 kg. Fungsi pemberat ini Misalnya, kantong jaring terapung
agar jaring tetap simetris dan berukuran 7 × 7 × 2 m maka tali
pemberat ini diletakkan pada setiap risnya 7m × 4 =28 m. Dengan
sudut kantong jaring terapung. dikalikan empat karena kantong sisi
jaring terapung adalah empat sisi.
7. Tali/tambang Khusus untuk tali ris pada bagian
Tali/tambang yang digunakan atas sebaiknya dilebihkan 0,5 m
biasanya disesuaikan dengan untuk setiap sudut. Jadi tali risnya
kondisi perairan pada perairan mempunyai panjang 28 m + ( 4 ×
tawar adalah tali plastik yang 0,5 m) = 30 m. Hal ini untuk
mempunyai diameter 5–10 mm, memudahkan dalam melakukan
sedangkan pada perairan laut tali/ aktivitas kegiatan operasional pada
tambang yang digunakan terbuat saat melakukan budidaya ikan.

dari nilon atau tambang yang kuat 2.3 Persiapan Wadah Budi
terhadap salinitas. Tali/tambang ini Daya
dipergunakan sebagai penahan
Setelah mengetahui bermacam-
jaring pada bagian atas dan bawah. Tali
macam wadah budidaya ikan dan

52
mengetahui konstruksi wadah tersebut dapat membunuh hama dan
maka langkah selanjutnya adalah penyakit yang ada di dalam kolam
menyiapkan segalanya agar wadah Gambar 2.37.
budidaya ikan tersebut dapat di-
pergunakan untuk kegiatan budidaya.
Dalam membudidayakan ikan dengan
menggunakan kolam yang biasanya
dilakukan untuk melakukan budidaya
kan air tawar, harus dilakukan
persiapan kolam agar dapat diper-
gunakan untuk membudidayakan ikan.
Persiapan kolam meliputi pengeringan Gambar 2.37 Pengeringan dasar kolam 2.
kolam, perbaikan pematang, peng- 2. Perbaikan pematang
olahan dasar kolam, perbaikan saluran Perbaikan pematang bertujuan
pemasukan dan pengeluaran air, untuk mencegah kebocoran kolam.
pemupukan, dan pengapuran. Kebocoran kolam dapat diakibat-
kan oleh binatang air seperti belut,
Untuk lebih jelasnya akan kepiting, dan hewan air lainnya.
diuraikan tahapan-tahapan yang Pematang bocor mengakibatkan air
harus dilakukan meliputi: kolam tidak stabil dan benih ikan
banyak yang keluar kolam.
1. Pengeringan Perbaikan pematang ini hanya
Pengeringan dasar kolam dilakukan pada kolam tanah,
sangat dibutuhkan oleh ikan sedangkan pada kolam tembok
agar bakteri pembusuk yang dilakukan perawatan dan pe-
dapat menyebabkan ikan sakit, ngecekan kebocoran pada setiap
racun sisa dekomposisi selama bagian pematang.
budidaya terbuang. Pada
3. Pengolahan dasar kolam
kolam pemijahan pengeringan
dasar kolam bertujuan agar ikan Pengolahan dasar kolam
dapat memijah karena tanah dilakukan pada kolam tradisional
yang dikeringkan dan diairi akan dan kolam semi intensif di mana
melepaskan bau tertentu yang dasar kolamberupa tanah.
disebut petrichor, selain Pengolahan dasar kolam dilakukan
itu pengeringan dasar kolam dengan mencangkul dasar kolam
53
sedalam 10 – 20 cm. Tanah tersebut 4. Pengapuran
dibalik dan dibiarkan kering sampai Pengapuran dasar kolam
3–5 hari. Tujuan pengolahan dasar sebaiknya dilakukan setelah
kolam adalah mempercepat ber- pengolahan tanah. Pada saat tanah
langsungnya proses dekomposisi dibalikkan dan sambil menunggu
(penguraian) senyawa-senyawa kering tanah dasar, penebaran
organik dalam tanah sehingga kapur dapat dilakukan. Pengapuran
senyawa-senyawa yang beracun merupakan salah satu upaya untuk
yang terdapat di dasar kolam akan mempertahankan kestabilan ke-
menguap. Tanah yang baru di- asaman (pH) tanah dan air,
cangkul diratakan. Setelah dasar sekaligus memberantas hama
kolam rata, lalu dibuat saluran penyakit. Jenis kapur yang diguna-
ditengah kolam. Saluran ini disebut kan untuk pengapuran kolam ada
kemalir. Kemalir berfungsi untuk beberapa macam di antaranya
memudahkan pemanenan dan adalah kapur pertanian, yaitu
sebagai tempat berlindung benih kapur carbonat: CaCO 3 atau
ikan pada siang hari. Saluran [CaMg(CO 3)]2, dan kapur tohor/
pemasukan dan pengeluaran air
kapur aktif (CaO).
dilengkapi dengan saringan.
Kapur pertanian yang
Tujuannya untuk menjaga agar tidak
biasa digunakan adalah kapur
ada hama yang masuk ke dalam
karbonat yaitu kapur yang
kolam dan benih ikan budidaya
bahannya dari batuan kapur
yang ditebarkan tidak kabur atau
tanpa lewat proses pembakaran
keluar kolam (Gambar 2.38).
tapi langsung digiling. Kapur
pertanian ada dua yaitu Kalsit dan
Dolomit. Kalsit bahan bakunya
lebih banyak mengandung karbonat,
magnesiumnya sedikit (CaCO3),
sedangkan dolomit bahan bakunya
banyak mengandung kalsium
karbonat dan magnesium karbonat
[CaMg(CO3)]2, Dolomit merupakan
Gambar 2.38 Pengolahan tanah dasar
kapur karbonat yang dimanfaatkan
kolam
untuk mengapur lahan bertanah

54
masam. Kapur tohor adalah kapur sedangkan bila kekurangan kapur
yang pembuatannya lewat proses dalam kolam akan menyebabkan
pembakaran. Kapur ini dikenal tanah dasar kolam menjadi masam.
dengan nama kapur sirih, bahannya Sebagai acuan dalam memberikan
adalah batuan tohor dari gunung dan kapur pada kolam budidaya ikan
kulit kerang. dapat dilihat pada Tabel 2.5. Tetapi
ada juga para petani menggunakan
Dosis kapur yang akan di- dosis kapur berkisar antara
tebarkan harus tepat ukurannya 100–200gram/m2 hal ini dilakukan
karena jika berlebihan kapur akan bergantung kepada keasaman
menyebabkan kolam tidak subur, tanah kolam.

Tabel 2.5 Dosis kapur Tohor (CaO) menurut jenis tanah dan macam kolam dengan
luas 100 meterpersegi

Jenis Tanah Jenis Tanah


Jenis Tanah Pasir Lumpur Jenis Tanah
Macam Kolam
Berpasir Berlumpur Berpasir Berlumpur

Kolam baru 25 kg 30 kg 40 kg 60 kg

Kolam lama 15 kg 20 kg 30 kg 40 kg

kandang dan pupuk buatan.


5. Pemupukan Pupuk kandang adalah pupuk
Pemupukan tanah dasar kolam yang berasal dari kotoran
bertujuan untuk ternak besar (sapi, kerbau, kuda,
meningkatkan kesuburan dan lain-lain) atau kotoran
kolam, memperbaiki struktur unggas (ayam, itik, dan lain-
tanah dan menghambat lain) yang telah dikeringkan.
peresapan air pada tanah- Sedangkan pupuk buatan berupa
tanah yang porous serta bahan-bahan kimia yang dibuat
menumbuhkan phytoplankton manusia di pabrik pupuk yang
dan zooplankton yang digunakan berguna untuk me- nyuburkan
sebagai pakan alami benih tanah. Jenis pupuk buatan
ikan. Jenis pupuk yang biasa yang dapat digunakan antara
digunakan adalah pupuk lain pupuk nitrogen (urea, ZA),
55
pupuk phosphor (TSP), pupuk disesuaikan dengan tingkat
kalium (KCl) dan pupuk NPK kesuburan lahan.
yang merupakan gabungan dari
ketiga hara tunggal. Dosis pupuk 6. Pengairan
kandang juga bergantung kepada
Kolam yang telah dikeringkan,
kesuburan kolam ikan,
dikapur dan dipupuk tersebut
biasanya berkisar antara
lalu diairi agar pakan alami di
100–150 gram/m2 sedang- kan
kolam tersebut tumbuh
untuk kolam yang kurang
dengan subur. Pengairan ini
kesuburannya dapat
harus dilakukan minimal 4–7
ditebarkan kotoran ayam
hari sebelum larva/ benih ikan
sebanyak 300–500 gr/m2 . Dosis
ditebar ke dalam kolam
yang digunakan untuk pupuk
pemeliharaan agar pakan
buatan biasanya berkisar
alami tumbuh dengan sempurna.
antara 200–300 gram/m2.
Ketinggi- an air di kolam ikan ini
Kolam dapat juga dipupuk
bergantung pada jenis kolam,
menggunakan, TSP dan Urea
untuk kolam pemijahan
masing-masing sebanyak 10
ketinggian air 0,75–1,00 m,
gr/m 2 dan kapur pertanian
kolam pemeliharaan 1–1,25 m
sebanyak 25–30 gr/ m2 atau
(Gambar 2.39).

Gambar 2.39 Mengairi kolam

56
Wadah budidaya ikan (kolam) memangsa induk maupun larva
yang sudah dipersiapkan dan yang dihasilkan. Pengolahan dasar
siap untuk dipergunakan sebagai kolam dengan cara membalik tanah
wadah untuk kegiatan bagian dasar kolam yang di
budidaya. Agar kolam yang lanjutkan dengan pengapuran dan
dipergunakan senantiasa baik untuk pemupukan. Pengolahan dasar
kegiatan budidaya maka harus kolam bertujuan untuk meningkatkan
selalu dilakukan pengelolaan kesuburan dasar dan perairan
terhadap kolam budidaya baik kolam sebagai stok pakan alami
kolam pemeliharaan, bagi calon induk. Pemberian kapur
pemijahan, penetasan telur, dan selain dapat membunuh hama dan
lain sebagai- nya. Pada parasit ikan juga dapat menaikan
pengelolaan kolam yang akan pH dasar kolam. Sedangkan pe-
dipergunakan sebagai wadah mupukan bertujuan untuk memenuhi
pemeliharaan induk/calon kebutuhan unsur hara yang di-
induk sebaiknya mempunyai perlukan fitoplankton sebagai
persyaratan yang sesuai dengan makanan zooplankton maupun
lingkungan yang layak bagi ikan. Pemupukan dasar kolam
kehidupan induk. Hal-hal yang dapat digunakan pupuk kandang,
harus dilaksanakan dalam pupuk hijau, atau pupuk buatan.
pengelolaan kolam induk ikan ini Pemberian pupuk dapat dilakukan
sebagai berikut. dengan cara menyebarkan pupuk
ke dasar kolam dan dilanjutkan
dengan pemupukan susulan setelah
1. Persiapan wadah
15 hari dengan cara memberikan
Wadah mempunyai pematang
pupuk yang dibungkus dari karung
kokoh dan tidak bocor, pintu pe-
plastik yang diberi lubang keci-kecil
masukan, serta pintu pengeluaran
sehingga pupuk akan terurai secara
yang dipasang saringan. Adanya
perlahan.
saringan air ini baik pada pintu
pemasukan maupun pada pintu
2. Pengairan
pengeluaran, untuk menghindari
masuknya ikan liar, terutama ikan Pengairan dimaksudkan untuk
predator yang dapat mengganggu menjaga kondisi lingkungan bagi
proses pemijahan bahkan dapat induk sesuai dengan persyaratan

57
yang dibutuhkan yaitu perairan adalah bak tembok atau bak beton, bak
subur, cukup tersedia oksigen yang akan digunakan untuk budidaya
terlarut ( >5 ppm), CO2 (<10 ppm), ikan harus dilakukan persiapan wadah
NH3 ( <1 ppm). Untuk mendapatkan sebelum dipergunakan untuk melaku-
kan kegiatan budidaya. Persiapan
lingkungan yang demikian, maka
wadah bertujuan untuk mengkondisikan
air kolam harus terus-menerus
wadah agar dapat digunakan secara
mengalir sehingga tidak ada lagi
efesien dan memenuhi persyaratan
penimbunan kotoran air akibat dari
lingkungan yang optimal, sehingga ikan
sisa pakan atau sampah lainnya.
dapat hidup dengan laju pertumbuhan
yang optimum. Persiapan bak
3. Pengendalian gulma air
budidaya ikan meliputi:
Tanaman air yang dapat meng-
ganggu lingkungan hidup ikan
1. Sanitasi wadah
antara lain eceng gondok dan
Wadah yang akan digunakan
kiambang, bila populasinya banyak
untuk budidaya ikan (bak) sebelum
sampai menutupi permukaan air,
digunakan dibersihkan dari kotoran
maka proses difusi oksigen ke
yang menempel, agar tidak terdapat
dalam air dan proses fotosintesis
sisa-sisa kotoran yang dapat
phytoplankton dapat terganggu
menyebabkan pembawa penyakit
sehingga oksigen terlarut akan
Gambar 2.31). Bahan yang diguna-
menurun. Pengendalian gulma air ini
kan untuk membersihkan wadah
dapat dilakukan dengan cara
dan merupakan desinfektan antara
memberi saringan pada pintu
lain Chlorin 200 ppm Malachite
pemasukan air dan pengendalian
gulma secara mekanis, yaitu green 100 ppm, Formalin 25 ppm
dan alkohol 70%. Wadah yang akan
dengan cara mengambil /mencabut
gulma yang ada di kolam. dipergunakan setelah disikat,
dibersihkan dan diberi desinfektan
kemudian dibersihkan kembali dan
Setelah semua langkah persiapan
wadah tersebut dibiarkan kering
dilakukan maka kolam tersebut dapat
udara agar bahan beracun tersebut
digunakan untuk melakukan kegiatan
telah hilang menguap. Setelah
budidaya.
dilakukan sanitasi diisi dengan air
untuk memeriksa kebocoran bak.
Wadah budidaya ikan yang lainnya
58
Gambar 2.40 Sanitasi bak budidaya

plastik maka dapat digunakan


2. Perbaikan wadah selotip tahan air untuk menutupi
Sebelum wadah digunakan kebocoran wadah budi daya.
dilakukan pemeriksaan apakah bak Setelah kerusakan diperbaiki maka
tersebut siap untuk digunakan untuk bak harus dibiarkan beberapa hari
budidaya ikan. Pemeriksaan ber- agar bahan tersebut kering dan
tujuan untuk mengetahui apakah bak tidak membahayakan ikan yang
yang akan digunakan mengalami akan dibudidayakan.
kerusakan baik karena kebocoran
dasar dan dinding bak maupun 3. Perbaikan instalasi udara
karena adanya kebocoran pada
Pada wadah budidaya ikan
pipa pengeluaran dan pemasukan.
yang menggunakan bak biasanya
Oleh karena itu kerusakan tersebut
menggunakan alat bantu untuk
harus diperbaiki dahulu sebelum
meningkatkan kelarutan oksigen di
digunakan. Bahan untuk mem-
dalam wadah budidaya dengan
perbaiki kebocoran bak dapat
menggunakan aerator ataupun
berupa resin serat kaca untuk bak
blower. Oleh karena itu, harus
yang terbuat dari serat fiber, semen
dilakukan pemeriksaan terhadap
atau lem khusus untuk beton untuk
peralatan tersebut. Instalasi udara
bak yang terbuat dari beton, bila bak
terdiri dari pompa udara, penyaring
yang akan digunakan terbuat dari
udara, pipa penyalur, batu aerasi,

59
dan alat pengatur banyaknya aliran kan pintu pengeluarannya berupa
udara (kran). Peralatan ini sering pipa yang terbuat dari pipa PVC
mengalami kebocoran pada pipa dalam bentuk L atau lurus. Pintu
dan penyumbatan pada batu aerasi. pengeluaran air ini harus diperiksa
Ganti atau perbaiki peralatan yang apakah terjadi penyumbatan pada
rusak dan tidak berfungsi lagi. saluran pembuangannya.
Pompa udara merupakan alat yang
paling penting pada proses Persiapan wadah budidaya ikan
budidaya ikan di bak karena yang menggunakan akuarium tidak jauh
banyaknya pengudaraan pada berbeda dengan penggunaan bak.
air media tergantung dari
kekuatan pompa yang ada. Oleh
Pada wadah budidaya karamba
karena itu, pompa yang telah
jaring terapung wadah tersebut harus
lemah harus segera diperbaiki,
disiapkan sebelum digunakan dengan
karena dapat berakibat fatal bagi
beberapa tahap antara lain sebagai
ikan bila terhentinya aliran udara
berikut.
dalam waktu lama.

1. Perbaikan kerangka
4. Perbaikan instalasi air
Pemeriksaan terhadap kerangka
Pada budidaya ikan meng- yang digunakan dalam budidaya
gunakan wadah bak biasanya tidak ikan di karamba jaring terapung
mempunyai pipa pemasukan air harus dilakukan, karena masa pakai
seperti dikolam, pada bak pintu kerangka ini tidak bisa sepanjang
pemasukkan air merupakan kran air tahun. Masa pakai kerangka ini
yang dimasukkan ke dalam bak sangat bergantung pada bahan
budidaya. Sumber air yang yang digunakannya, ada beberapa
digunakan dapat berasal dari mata macam bahan yang digunakan
air atau dari sumur yang sebagai kerangka antara lain
dipompakan ke bak- bak adalah bambu, besi, stainless steel,
melalui pipa pengaturan. atau papan. Setiap bahan tersebut
Kebocoran sering terjadi pada pipa mempunyai masa pakai yang
penyaluran dan kran pengatur aliran. berbed. Oleh karena itu, harus
Air harus tetap tersedia karena dilakukan perbaikan pada kerangka
untuk keperluan pergantian air pada jarring apung yang sudah meng-
media pemeliharaan ikan. Sedang-
60
alami kerusakan agar wadah
tersebut dapat dipergunakan untuk
budidaya ikan.

2. Perbaikan jaring
Jaring yang akan digunakan
untuk budidaya ikan harus dilakkan
perbaikan dan pergantian jika telah
mengalami kerusakan. Perbaikan
jaring dapat dilakukan dengan
melakukan perajutan pada bagian
jarring yang rusak sedangkan pada
jaring yang sudah lapuk harus
diganti dengan jaring yang baru. Hal
ini dilakukan agar ikan yang
dibudidayakan tidak keluar dari
wadah budidaya. Pada kantong
jaring yang dipergunakan untuk
budidaya ikan sebelumnya
biasanya banyak terdapat hewan-
hewan kecil yang menempel
pada kantong jaring. Oleh
karena itu, harus dilakukan
pembersihan dengan cara
menyikat kantong jaring dan
menjemurnya kembali setelah
dibersihkan agar hewan-hewan
kecil tersebut bersih dari jaring.

61
62
BAB III MEDIA BUDIDAYA IKAN

produsen primer sebagai pendukung


Media budidaya ikan merupakan kesuburan perairan. Oleh karena itu
suatu tempat hidup bagi ikan untuk kondisi perairan/air harus mampu
tumbuh dan berkembang yaitu air. Air menyiapkan kondisi yang baik, terutama
yang dapat digunakan sebagai untuk tumbuhan tingkat rendah
budidaya ikan harus mempunyai (Fitoplankton) dalam proses asimilasi
standar kuantitas dan kualitas yang sebagai sumber makanan hewan
sesuai dengan persyaratan hidup ikan. terutama ikan.
Air yang dapat digunakan sebagai
media hidup ikan harus dipelajari agar Secara umum air sebagai
ikan sebagai organisme air dapat lingkungan hidup mempunyai sifat fisik,
dibudidayakan sesuai kebutuhan sifat kimia dan sifat biologi. Agar dapat
manusia sebagai sumber bahan melakukan pengelolaan kualitas air
pangan yang bergizi dan relatif dalam budidaya ikan maka harus
harganya murah. Air yang dapat dipahami ketiga parameter kualitas
memenuhi kriteria yang baik untuk air yang sangat menentukan
hewan dan tumbuhan tingkat rendah keberhasilan suatu budidaya ikan.
yaitu plankton sebagai indikator paling Dalam bab ini akan dibahas tentang
mudah bahwa air tersebut dapat kuantitas air dalam hal ini sumber
digunakan untuk budidaya ikan. Hal ini air yang dapat digunakan untuk
dikarenakan organisme ini merupakan kegiatan budidaya, parameter kualitas

63
air yang akan sangat menentukan dalaman tertentu sampai diperoleh titik
keberhasilan suatu usaha budidaya sumber air yang akan keluar dan dapat
ikan dan bagaimana cara melakukan dipergunakan untuk kegiatan budidaya.
pengukuran terhadap parameter
kualitas air tersebut agar dapat selalu
Air tanah memiliki kelebihan
dipantau perubahan kualitas air dalam
airnya bersih, kekurangannya air
wadah budidaya ikan.
tanah mempunyai kandungan
oksigen yang rendah, kadar karbon
3.1 Sumber Air
dioksida yang tinggi dan kandungan
besi yang relatif tinggi. Solusinya
Sumber air yang dapat
dengan menggunakan aerator/kincir
digunakan untuk kegiatan budidaya
air /blower pada air pemeliharaan
ikan ada beberapa macam.
dan yang utama air tanah tersebut
Berdasarkan asalnya sumber air yang
harus diinapkan minimal semalam
dapat digunakan untuk kegiatan
(12 jam) untuk meningkatkan kadar
budidaya ikan dapat dikelompokkan
oksigen terlarut, selain itu jika air tanah
menjadi dua yaitu air permukaan
mengalami kontak dengan udara akan
dan air tanah. Air per- mukaan yaitu
mengalami proses oksigenasi
air hujan yang mengalami
sehingga ion feri (besi) yang terdapat
limpasan/berakumulasi sementara di
pada air tanah akan segera mengalami
tempat-tempat rendah misalnya: air
pengendapan dan akan membentuk
sungai, waduk, danau, dan rawa. Selain
warna kemerahan pada air. Air tanah
itu, air permukaan dapat juga didefinisi-
mempunyai kandungan oksigen yang
kan sebagai air yang berada di sungai,
rendah karena air ini pergerakannya di
danau, waduk, rawa dan badan air
dalam tanah sangat lambat dan
lainnya yang tidak mengalami infiltrasi
sangat dipengaruhi oleh porositas,
ke dalam. Sumber air permukaan
permeabilitas dari lapisan tanah dan
tersebut sudah banyak dipergunakan
pengisian kembali air. Jika sumber air
untuk kegiatan budi daya ikan.
tanah ini dieksploitasi secara besar-
Sedangkan air tanah yaitu air hujan yang
besaran maka jumlah air tanah akan
mengendap atau air yang berada di
semakin berkurang. Air tanah berdasar-
bawah permukaan tanah. Air tanah
kan kandungan salinitasnya merupakan
yang saat ini digunakan untuk kegiatan
air tawar yang akan dipergunakan untuk
budidaya dapat diperoleh melalui cara
budidaya ikan air tawar. Saat ini
pengeboran air tanah dengan ke-
dibeberapa kota besar yang telah
64
banyak sekali terjadi pengeboran air ikan, pada air tawar dipergunakan untuk
tanah secara besar-besaran maka membudidayakan ikan air tawar, pada
kadar salinitas dari air tanah ini air payau dipergunakan untuk membudi-
mengalami perubahan karena telah dayakan ikan air payau dan air laut
tercemar dengan air laut. Oleh karena untuk membudidayakan ikan air laut. Air
itu, sumber air yang biasa digunakan di permukaan ini dapat diklasifikasikan
kota besar adalah air yang berasal dari berdasarkan lamanya terakumulasi
PAM. Air PAM ini berasal dari sumber dalam suatu tempat dibagi menjadi dua
air permukaan dan mengalami proses yaitu perairan tergenang (Lentik) antara
tertentu sampai diperoleh kualitas air lain adalah danau, waduk, dan situ , yang
sesuai baku mutu yang diinginkan. kedua perairan mengalir (Lotik) antara
Sumber air tersebut dapat diperguna- lain sungai, saluran irigasi, dan air laut.
kan untuk budidaya ikan air tawar
karena memiliki kandungan oksigen
Air yang berasal dari danau,
yang cukup dan pH yang stabil.
waduk dan situ merupakan sumber air
Kekurangan air PAM ini biasanya
tawar yang banyak digunakan oleh
mengandung klorin/kaporit yang cukup
kegiatan budidaya ikan dengan
tinggi dan solusinya sama seperti pada
metode budidaya di perairan umum
air tanah cukup dilakukan pengendapan
yaitu karamba jaring apung. Pada
air pada wadah terpisah minimal
perairan tergenang yang perlu
semalam yaitu 12 jam.
diperhatikan adalah terjadi- nya
stratifikasi secara vertikal yang
Air permukaan yang dapat diakibatkan oleh perbedaan intensitas
diguna- kan untuk kegiatan cahaya dan perbedaan suhu secara
budidaya ikan berdasarkan kadar vertikal pada kolom air. Air yang
garamnya (salinitas) dibagi menjadi digunakan untuk kegiatan budidaya
tiga yaitu air tawar, air payau, dan air ikan yang berasal dari air mengalir dan
laut. Air tawar adalah air yang memiliki banyak dipergunakan oleh masyarakat
kadar garam (salinitas) antara 0–5 adalah air sungai untuk budidaya ikan
ppt. Air payau adalah air yang air tawar dan air laut untuk budidaya ikan
memiliki kadar garam (salinitas) air laut. Air sungai merupakan sumber
antara 6–29 ppt. Air laut adalah air yang air yang murah dan tidak memerlukan
memiliki kadar garam (salinitas) antara biaya tetapi sumber air ini memiliki
30–35 ppt. Ketiga air ini dapat kandungan lumpur yang cukup tinggi,
dipergunakan untuk kegiatan budidaya sehingga dalam pemakaiannya sebaik-
65
nya dimasukkan terlebih dahulu pada jumlah air yang mengalir dalam saluran
bak pengendapan. Keuntungan sumber yang dinyatakan dengan ukuran liter
air ini adalah mempunyai kandungan perdetik. Debit air saluran dapat diukur
oksigen yang cukup tinggi. dengan cara langsung maupun secara
tidak langsung. Pengukuran debit air
Pemilihan dari berbagai macam secara langsung dilakukan dengan
sumber air tersebut sangat bergantung menggunakan sekat ukur. Sedangkan
kepada lokasi di mana budidaya ikan pengukuran debit air secara tidak
tawar akan dilakukan, kuantitas dan langsung dilakukan dengan cara
kualitas air yang terdapat pada sumber menentukan rata-rata luas penampang
air tersebut. Walaupun sumber air basah saluran dikalikan dengan ke-
tersebut berasal dari alam harus cepatan aliran air rata-rata. Pengukuran
diperhatikan juga tentang kontinuitas secara tidak langsung inilah yang
ketersediaan air tersebut untuk kegiatan banyak digunakan oleh para pembudi-
budidaya. Pada kegiatan budidaya daya ikan di lapangan karena relatif
ikan jumlah air yang dibutuhkan tidak mudah dilakukan.
sedikit harus tersedia secara terus-
menerus. Jumlah air yang diperlukan 3.2 Parameter Kualitas Air
untuk mengairi wadah budidaya ikan 3.2.1 Sifat fisik
harus cukup dan tersedia sepanjang 3.2.1.1 Kepadatan (density/berat
tahun karena dengan melakukan jenis)
budidaya bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan pangan
Pada suhu 4° C (3,95° C ) air murni
manusia. Untuk mengetahui
mempunyai kepadatan yang maksimum
kebutuhan air pada wadah budi daya
yaitu 1 (satu), sehingga kalau suhu air
ikan dapat dilakukan perhitungan
naik, lebih tinggi dari 4° C kepadatan/
jumlah persediaan air sumber.
berat jenisnya akan turun, demikian juga
Salah satu cara untuk me- ngetahui
kalau suhunya lebih rendah dari 4° C.
jumlah air yang diperlukan pada
Sifat air yang demikian itu, maka akan
kegiatan budidaya adalah dengan
terjadi pelapisan-pelapisan suhu air
mengetahui, ,jumlah air pada saluran
pada danau atau perairan dalam, yaitu
sepanjang tahun. Jumlah air yang dapat
pada lapisan dalam suatu perairan suhu
dipergunakan untuk kegiatan budidaya
air makin rendah dibanding pada
dapat diketahui dengan mengukur debit
permukaan air. Akan tetapi bila air
air saluran. Debit air saluran merupakan

66
membeku jadi es, es tersebut akan kan ”upwalling” pada danau-danau
terapung. Akibat dari sifat tersebut akan sehingga menyebabkan keracunan dan
menimbulkan pergolakan/perpindahan kematian ikan secara masal. Hal ini
massa air dalam perairan tersebut, baik disebabkan kondisi air yang anaerob
secara vertikal maupun horizontal. Sifat (oksigen rendah) dan zat-zat beracun
air ini mengakibatkan pada perairan di dari dasar perairan akan naik ke-
daerah yang beriklim dingin yang permukaan air.
membeku perairannya hanya pada
bagian atasnya saja sedangkan pada 3.2.1.2 Kekentalan (Viscosity)
bagian bawahnya masih berupa cairan
sehingga kehidupan organisme akuatik Molekul-molekul air mempunyai
masih tetap berlangsung. Selain itu daya saling tarik-menarik, kalau daya
keuntungan adanya gerakan air ini saling tarik-menarik tersebut mengalami
dapat mendistribusikan/ menyebarkan gangguan karena adanya benda yang
berbagai zat ke seluruh perairan, bergerak dalam air seperti benda
sebagai sumber mineral bagi fitoplankton tenggelam, maka akan timbul gesekan-
dan fitoplankton sebagai makanan ikan gesekan yang disebut dengan
maupun hewan air lainnya. Dasar ”gesekan intern dalam air”/Viscosity.
perairan adalah merupakan akumulasi
pengendapan mineral-mineral yang Menurut kesepakatan para ahli
merupakan persediaan ”nutrient” yang fisika, pada suhu 0° C, kekentalan air
akan dimanfaatkan oleh makhluk hidup murni mempunyai nilai yang terbesar,
(yang pada umumnya tinggal di daerah dan ditandai dengan angka 100. Makin
permukaan air karena mendapatkan naik suhunya, makin berkurang
sinar matahari yang cukup). Pada kekentalannya. Setiap kenaikan suhu
perairan yang oligotrof (cukup banyak 1° C terjadi penurunan viscosity 2%,
mengandung mineral), aliran vertikal hingga pada suhu 25° C viscositas turun
tidak banyak membawa keberuntungan, menjadi setengahnya dari nilai
justru sebaliknya dapat mengendapkan viscosity pada suhu 0° C. Viscosity ini
mineral-mineral yang datang dari akan berpengaruh terhadap proses
tempat lain kedasar perairan, mineral- pengendapan jasad renik (plankton),
mineral tersebut akan di absorbsi oleh zat-zat dan benda-benda yang me-
dasar perairan. Sedangkan kerugian layang di dalam air.
adanya aliran air ini adalah terutama
aliran air yang vertikal sering menimbul-

67
3.2.1.3 Tegangan permukaan dari pada perairan yang dalam.
Sedangkan organisme memerlukan
Molekul-molekul air mempunyai
suhu yang stabil atau fluktuasi suhu yang
daya saling tarik-menarik terhadap
rendah. Agar suhu air suatu perairan
molekul-molekul yang ada. Dalam
berfluktuasi rendah maka perlu adanya
fase cair daya tarik-menarik masih
penyebaran suhu. Hal tersebut tercapai
sedemikian besarnya, sehingga
secara sifat alam antara lain sebagai
molekul-molekul zat cair masih mem-
berikut.
punyai daya ”Kohesi”.
• Penyerapan (absorbsi) panas
matahari pada bagian
Daya tarik menarik molekul air ini
permukaan air.
terjadi kesegala penjuru, sedang di
permukaan hanya terjadi gaya tarik • Angin, sebagai penggerak per-
menarik ke samping dan ke dalam saja mindahan massa air.
dan sifat itu yang menyebabkan
• Aliran vertikal dari air itu
timbulnya tegangan permukaan. Akibat
sendiri, terjadi bila disuatu
adanya tegangan permukaan, maka
perairan (danau) erdapat
binatang dan tumbuhan yang ringan,
lapisan suhu air yaitu lapisan
seperti kimbung akar dapat berjalan di
air yang bersuhu rendah akan
atas permukaan air, ada juga
turun mendesak lapisan air
plankton yang menggantung di bawah
yang bersuhu tinggi naik
permukaan air.
ke- permukaan perairan.
Selain itu, suhu air sangat
3.2.1.4 Suhu air berpengaruh terhadap jumlah
oksigen terlarut di dalam air. Jika
Air sebagai lingkungan hidup
suhu tinggi, air akan lebih lekas
organisme air relatif tidak begitu banyak
jenuh dengan oksigen dibanding
mengalami fluktuasi suhu dibandingkan
dengan suhunya rendah. Suhu air
dengan udara, hal ini disebabkan panas
pada suatu perairan dapat
jenis air lebih tinggi daripada udara.
dipengaruhi oleh musim, lintang
Artinya untuk naik 1° C, setiap satuan
(lati- tude), ketinggian dari
volume air memerlukan sejumlah panas
permukaan laut (altitude), waktu
yang lebih banyak dari pada udara.
dalam satu hari, penutupan
Pada perairan dangkal akan menunjuk-
awan, aliran dan kedalaman
kan fluktuasi suhu air yang lebih besar
air. Peningkatan suhu air
68
mengakibatkan peningkatan
viskositas, reaksi kimia, Pada perairan yang tergenang yang
evaporasi dan volatisasi serta mempunyai kedalaman air minimal
penurunan kelarutan gas dalam 1,5 meter biasanya akan terjadi
air seperti O2, CO2, N2, CH4, dan pelapisan (stratifikasi) suhu. Pelapisan
ini terjadi karena suhu permukaan air
sebagainya.
lebih tinggi dibanding dengan suhu air
Kisaran suhu air yang sangat dibagian bawahnya. Stratifikasi suhu
diperlukan agar pertumbuhan ikan-ikan pada kolom air dikelompokkan menjadi
pada perairan tropis dapat berlangsung tiga yaitu pertama lapisan epilimnion
berkisar antara 25° C – 32° C. Kisaran yaitu lapisan sebelah atas perairan yang
suhu tersebut biasanya berlaku di hangat dengan penurunan suhu relatif
Indonesia sebagai salah satu negara kecil (dari 32° C menjadi 28° C).
tropis sehingga sangat menguntungkan Lapisan kedua disebut dengan lapisan
untuk melakukan kegiatan budidaya termoklin yaitu lapisan tengah yang
ikan. Suhu air sangat berpengaruh mempunyai penurunan suhu sangat
terhadap proses kimia, fisika dan tajam (dari 28° C menjadi 21° C).
biologi di dalam perairan, sehingga Lapisan ketiga disebut
dengan perubahan suhu pada suatu lapisan hipolimnion yaitu lapisan
perairan akan mengakibatkan berubah- paling bawah di mana pada lapisan
nya semua proses di dalam perairan. ini perbedaan suhu sangat kecil
Hal ini dilihat dari peningkatan suhu air relatif konstan. Stratifikasi suhu
maka kelarutan oksigen akan ber- ini terjadi karena masuknya panas
kurang. Dari hasil penelitian diketahui dari cahaya matahari ke dalam kolom air
bahwa peningkatan 10° C suhu perair- yang mengakibatkan terjadinya gradien
an mengakibatkan meningkatnya suhu yang vertikal. Pada kolam yang
konsumsi oksigen oleh organisme kedalaman airnya kurang dari 2
akuatik sekitar 2–3 kali lipat, sehingga meter biasanya terjadi stratifikasi
kebutuhan oksigen oleh organisme suhu yang tidak stabil. Oleh karena itu,
akuatik itu berkurang. Suhu air yang bagi para pembudidaya ikan yang
ideal bagi organisme air yang melakukan kegiatan budidaya ikan
dibudidayakan sebaiknya adalah tidak kedalaman air tidak boleh lebih dari
terjadi perbedaan suhu 58 yang 2 meter. Selain itu untuk memecah
mencolok antara siang dan malam stratifikasi suhu pada wadah budidaya
(tidak lebih dari 5° C). ikan diperlukan suatu alat bantu dengan

69
menggunakan aerator/blower/ kincir air. respon ikan dalam mengkonsumsi
pakan yang diberikan selama ber-
Berdasarkan hasil penelitian suhu langsung kegiatan budidaya. Respon
air sangat berpengaruh terhadap tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Pengaruh suhu air terhadap respon konsumsi pakan pada ikan

Suhu Air (°C) Respon Konsumsi Pakan

Mendekati 0 Kondisi kritis minimal


8 – 10 Tidak ada respon terhadap pemberian
pakan
15 Pemberian pakan berkurang
22 50% optimum

28 – 30 Pemberian pakan optimum


33 50% optimum
35 Pemberian pakan berkurang
36 – 38 Tidak respon terhadap pemberian
pakan
38 – 42 Kondisi kritis minimal

Sumber : Tucker and Hargreaves (2004)

3.2.1.5 Kecerahan dan kekeruhan daya tembus cahaya ke dalam air


air sangat menentukan tingkat kesuburan
air. Dengan diketahuinya intensitas
Kecerahan dan kekeruhan air dalam cahaya pada berbagai kedalaman
suatu perairan dipengaruhi oleh jumlah tertentu, kita dapat mengetahui sampai
cahaya matahari yang masuk ke dalam di manakah masih ada kemungkinan
perairan atau disebut juga dengan terjadinya proses asimilasi di dalam
intensitas cahaya matahari. Cahaya air. Kecerahan merupakan ukuran
matahari di dalam air berfungsi transparansi perairan dan pengukuran
terutama untuk kegiatan asimilasi fito/ cahaya sinar matahari di dalam air
tanaman di dalam air,. Oleh karena itu, dapat dilakukan dengan menggunakan
70
lempengan/kepingan Secchi disk. warna dalam air. Pengukuran kekeruhan
Satuan untuk nilai kecerahan dari suatu suatu perairan dapat dilakukan dengan
perairan dengan alat tersebut adalah menggunakan alat yang disebut dengan
satuan meter. Jumlah cahaya yang Jackson Candler Turbidimeter dengan
diterima oleh phytoplankton diperairan satuan unit turbiditas setara dengan
asli bergantung pada intensitas cahaya 1 mg/l SiO 2 . Satu unit turbiditas
matahari yang masuk ke dalam per- Jackson Candler Turbidimeter dinyata-
mukaan air dan daya perambatan kan dengan satuan 1 JTU (Jackson
cahaya di dalam air. Masuknya cahaya Turbidity Unit)
matahari ke dalam air dipengaruhi
juga oleh kekeruhan air (turbidity). Air yang dapat digunakan untuk
Sedangkan kekeruhan menggambar- budidaya ikan selain harus jernih tetapi
kan tentang sifat optik yang ditentukan tetap terdapat plankton. Air yang sangat
berdasarkan banyaknya cahaya yang keruh tidak dapat digunakan untuk
diserap dan dipancarkan oleh bahan- kegiatan budidaya ikan, karena air
bahan yang terdapat di dalam perairan. yang keruh dapat menyebabkan:
Definisi yang sangat mudah adalah
a. rendahnya kemampuan daya ikat
kekeruhan merupakan banyaknya zat oksigen;
yang tersuspensi pada suatu perairan.
b. berkurangnya batas pandang ikan;
Hal ini menyebabkan hamburan dan
absorbsi cahaya yang datang sehingga c. selera makan ikan berkurang,
kekeruhan menyebabkan terhalangnya sehingga efisiensi pakan rendah;
cahaya yang menembus air. Faktor- serta
faktor kekeruhan air ditentukan oleh: d. ikan sulit bernafas karena insangnya
a. Benda-benda halus yang di- tertutup oleh partikel- partikel lumpur.
suspensikan (seperti lumpur dsb).
b. Jasad-jasad renik yang merupakan 3.2.1.6 Salinitas
plankton.
c. Warna air (yang antara lain Salinitas adalah konsentrasi dari
ditimbulkan oleh zat-zat koloid total ion yang terdapat di dalam
berasal dari daun-daun tumbuhan perairan. Pengertian salinitas yang
yang terektrak). sangat mudah dipahami adalah jumlah
kadar garam yang terdapat pada suatu
Faktor-faktor ini dapat menimbulkan perairan. Hal ini dikarenakan salinitas
ini merupakan gambaran tentang
71
padatan total di dalam air setelah Oksigen terlarut adalah oksigen dalam
semua karbonat dikonversi menjadi bentuk terlarut di dalam air karena ikan
oksida, semua bromida dan iodida tidak dapat mengambil oksigen dalam
digantikan oleh chlorida dan semua perairan dari difusi langsung dengan
bahan organik telah dioksidasi. udara. Satuan pengukuran oksigen
Pengertian salinitas yang lainnya adalah terlarut adalah mg/l yang berarti jumlah
jumlah segala macam garam yang mg/l gas oksigen yang terlarut dalam air
terdapat dalam 1.000 gr air contoh. atau dalam satuan internasional
Garam-garam yang ada di air payau dinyatakan ppm (part per million). Air
atau air laut pada umumnya adalah mengandung oksigen dalam jumlah
NaCl, NaCl, MgSO4 yang yang tertentu, tergantung dari kondisi air
menyebabkan rasa pahit pada air laut, itu sendiri, beberapa proses yang
KNO3 dan lain- lain. Salinitas dapat menyebabkan masuknya oksigen ke
dalam air yaitu:
dilakukan pengukuran dengan
menggunakan alat yang disebut
dengan Refraktometer atau 1. Diffusi oksigen dari udara ke
salinometer. Satuan untuk pengukuran dalam air melalui
salinitas adalah satuan gram per permukannya, yang terjadi
kilogram (ppt) atau promil (‰). Nilai karena adanya gerakan
salinitas untuk perairan tawar biasanya molekul-molekul udara yang
berkisar antara 0–5 ppt, perairan payau tidak berurutan karena terjadi
biasanya berkisar antara 6–29 ppt dan benturan dengan molekul air
perairan laut berkisar antara 30–35 ppt. sehingga O2 terikat di dalam air.
Proses diffusi ini akan selalu
terjadi bila pergerakan air
3.2.2 Sifat kimia
yang mampu mengguncang
3.2.2.1 Oksigen
oksigen, karena kandungan O2
Semua makhluk hidup untuk hidup di dalam udara jauh lebih banyak.
sangat membutuhkan oksigen sebagai Menurut penelitian, air murni
faktor penting bagi pernafasan. Ikan 1000 cc pada suhu kamar
sebagai salah satu jenis organisme air mengandung 7 cc O2,
juga membutuhkan oksigen agar proses
sedangkan udara murni suhu
metabolisme dalam tubuhnya ber-
pada kamar mengundang
langsung. Oksigen yang dibutuhkan oleh
210 cc O 2 . Dari gambaran
ikan disebut dengan oksigen terlarut.
72
tersebut, maka air relatif mudah seimbang dengan udara, se-
melepaskan O2 ke udara. Dari hingga penambahan oksigen
imbangan tersebut di atas lebih lanjut tidak akan me-
dapat di tarik kesimpulan ningkatkan oksigen terlarut
sebagai berikut. dalam air. Dalam kegiatan
• Tercapainya imbangan O2 di budidaya ikan sifat tersebut
penting artinya, terutama
air dan di udara, tergantung
dalam peng-angkutan ikan
dari jumlah molekul-
hidup, pe- meliharaan ikan
molekul zat (garam-
di akuarium, atau
garam) yang larut di dalam
pemeliharaan ikan secara
air (dalam satuan- satuan
tertutup pada Recyle Sistem.
tertentu), sebab jumlah
Pada pengangkutan ikan
tersebut yang menentukan
sebaiknya dilakukan pada pagi/
kemungkinan terbentuknya
sore hari waktu suhu udara
molekul-molekul dan
masih relatif rendah, sehingga
menentukan pula jumlah
goncangan airnya yang terjadi
banyaknya molekul-molekul
akan mampu meningkatkan
gas yang meninggalkan air
difusi O2 ke dalam air. Pada
lagi. Air yang
mengandung garam- pemeliharaan ikan di akuarium
garam pada kadar O2 atau pada tempat yang ter-
batas, pemberian lampu, yang
yang rendah saja sudah
mengakibatkan suhu air
dapat seimbang dengan
meningkat, akan menurunkan
udara lebih cepat, bila di
kemampuan air mengikat.
bandingkan dengan air
suling.
• Kemungkinan bertubrukan 2. Di perairan umum, pemasukan
molekul air di tentukan oleh suhu oksigen ke dalam air terjadi karena
air. Makin tinggi suhu air, makin air yang masuk sudah mengandung
rendah jumlah oksigen yang oksigen, kecuali itu dengan aliran
dapat di kandung/di ikat oleh air. air, mengakibatkan gerakan air yang
Artinya: jika suhu air tinggi, maka mampu mendorong terjadinya
air itu dengan kadar oksigen proses difusi oksigen dari udara ke
yang rendah saja sudah dapat dalam air.
3. Hujan yang jatuh, secara tidak
73
langsung akan meningkatkan O2 di • Proses pernafasan binatang
dalam air, pertama suhu air akan dan tanaman air.
turun, sehingga kemampuan air • Proses pembongkaran (me-
mengikat oksigen meningkat, netralisasi) bahan-bahan
selanjutnya bila volume air organik.
bertambah dari gerakan air, akibat • Dasar perairan yang bersifat
jatuhnya air hujan akan mampu mereduksi, dasar demikian
meningkatkan O2 di dalam air. hanya dapat ditumbuhi bakteri
yang anaerob saja, yang dapat
4. Proses Asimilasi tumbuh- tumbuh- menimbulkan hasil pem-
an. Tanaman air yang seluruh bakaran.
batangnya ada di dalam air di waktu
siang akan melakukan proses Menurut Brown (1987) peningkatan
asimilasi, dan akan menambah O2
suhu 1° C akan meningkatkan
di dalam air. Sedangkan pada konsumsi oksigen sekitar 10%.
malam hari tanaman tersebut Hubungan antara oksigen terlarut
menggunakan O 2 yang ada di dan suhu dapat dilihat pada Tabel
dalam air. Pengambilan air O2 di 3.2 yang menggambarkan bahwa
dalam air disebabkan oleh: semakin tinggi suhu, kelarutan
oksigen semakin berkurang.

74
Tabel 3.2 Hubungan antara kadar oksigen terlarut jenuh dan suhu pada tekanan udara
760 mm Hg (Cole, 1983)

Kadar Kadar Kadar


Oksigen Oksigen Oksigen
Suhu (°C) Suhu (°C) Suhu (°C)
Terlarut Terlarut Terlarut
(mg/l) (mg/l) (mg/l)

0 14,62 14 10,31 28 7,83


1 14,22 15 10,08 29 7,69
2 13,83 16 9,87 30 7,56
3 13,46 17 9,66 31 7,43
4 13,11 18 9,47 32 7,30
5 12,77 19 9,28 33 7,18
6 12,45 20 9,09 34 7,06
7 12,14 21 8,91 35 6,95
8 11,84 22 8,74 36 6,84
9 11,56 23 8,58 37 6,73
10 11,29 24 8,42 38 6,62
11 11,03 25 8,26 39 6,51
12 10,78 26 8,11 40 6,41
13 10,54 27 7,97

Kadar oksigen terlarut dalam suatu satu parameter kimia yang sangat
wadah budidaya ikan sebaiknya menentukan dalam kegiatan budidaya
berkisar antara 7–9 ppm. Konsentrasi ikan. Karbon dioksida yang dianalisis
oksigen terlarut ini sangat menentukan dalam kegiatan budidaya adalah
dalam akuakultur. Kadar oksigen terlarut karbon dioksida dalam bentuk gas yang
dalam wadah budidaya ikan dapat terkandung di dalam air. Gas CO 2
ditentukan dengan dua cara yaitu memegang peranan sebagai unsur
dengan cara titrasi atau dengan makanan bagi semua tumbuhan yang
menggunakan alat ukur yang disebut mempunyai chlorophil, baik tumbuh-
dengan DO meter (Dissolved Oxygen). tumbuhan renik maupun tumbuhan
tingkat tinggi. Sumber gas CO2 di dalam
3.2.2.2 Karbon dioksida
air adalah hasil pernafasan oleh
binatang-binatang air dan tumbuh-
Karbon dioksida merupakan salah tumbuhan serta pembakaran bahan
75
organik di dalam air oleh jasad renik. 3.2.2.3 pH Air
Bagian air yang banyak mengandung
CO2 adalah didasar perairan, karena di
pH (singkatan dari ”puisance negatif
tempat itu terjadi proses pembakaran
de H”), yaitu logaritma negatif dari
bahan organik yang cukup banyak.
kepekatan ion-ion H yang terlepas
Untuk kegiatan asimilasi bagi tumbuh-
dalam suatu perairan dan mempunyai
tumbuhan, jumlah CO2 harus cukup,
pengaruh besar terhadap kehidupan
tetapi bila jumlah CO2 melampaui batas organisme perairan, sehingga pH
akan kritis bagi kehidupan binatang- perairan dipakai sebagai salah satu
binatang air. Pengaruh CO2 yang terlalu untuk menyatakan baik buruknya
banyak tidak saja terhadap perubahan sesuatu perairan. Pada perairan
pH air, tetapi juga bersifat racun. perkolaman pH air mempunyai arti yang
Dengan meningkatnya CO2, maka O2 cukup penting untuk mendeteksi potensi
produktifitas kolam. Air yang agak basa,
dalam air juga ikut menurun, sehingga
dapat mendorong proses pem-
pada level tertentu akan berbahaya bagi
bongkaran bahan organik dalam 64 air
kehidupan binatang air. Kadar CO2 yang
menjadi mineral-mineral yang dapat
bebas di dalam air tidak boleh
diasimilasikan oleh tumbuh-tumbuhan
mencapai batas yang mematikan (le-
(garam amonia dan nitrat). Pada
thal), pada kadar 20 ppm sudah perairan yang tidak mengandung bahan
merupakan racun bagi ikan dan organik dengan cukup, maka mineral
mematikan ikan jika kelarutan oksigen dalam air tidak akan ditemukan.
di dalam air kurang dari 5 ppm (5 mg/l). Andaikata ke dalam kolam itu kemudian
CO2 yang digunakan oleh organisme kita bubuhkan bahan organik seperti
dalam air, mula-mula adalah CO 2 pupuk kandang, pupuk hijau, dan
bebas, bila yang bebas sudah habis, air sebagainya dengan cukup, tetapi
akan melepaskan CO2 yang terikat kurang mengandung garam-garam
dalam bentuk Calsium bikarbonat bikarbonat yang dapat melepaskan
maupun Magnesium bikarbonat. Air kationnya, maka mineral-mineral yang
yang banyak mengandung persediaan mungkin terlepas juga tidak akan lama
Calsium atau Magnesium bikarbonat berada di dalam air itu. Untuk mencipta-
dalam jumlah yang cukup, mempunyai kan lingkungan air yang bagus, pH air
kapasitas produksi yang baik. itu sendiri harus mantap dulu (tidak
banyak terjadi pergoncangan pH air).
Ikan rawa seperti sepat siam
76
(Tricogaster pectoralis), sepat jawa kesuburan suatu perairan. Nilai pH
(Tricogaster tericopterus ) dan ikan asam tidak baik untuk budidaya ikan di
gabus dapat hidup pada lingkungan pH mana produksi ikan dalam suatu
air 4–9, untuk ikan lunjar kesan pH 5–8 perairan akan rendah. Pada pH netral
,ikan karper (Cyprinus carpio) dan sangat baik untuk kegiatan budidaya
gurami, tidak dapat hidup pada pH ikan, biasanyaberkisar antara 7–8,
4–6, tapi pH idealnya 7,2. Klasifikasi sedangkan pada pH basa juga tidak
nilai pH dapat dikelompokkan menjadi baik untuk kegiatan budi daya.
tiga yaitu: Pengaruh pH pada perairan dapat
• Netral : pH = 7, berakibat terhadap komunitas biologi
perairan, untuk jelasnya dapat dilihat
• Alkalis (basa) : 7 < pH < 14,
pada Tabel 3.3.
• Asam : 0 < pH < 7.
Derajat keasaman suatu kolam ikan
sangat dipengaruhi oleh keadaan
tanahnya yang dapat menentukan

Tabel 3.3 Pengaruh pH terhadap komunitas biologi perairan (Effendi, 2000)

Nilai pH Pengaruh Umum

• Keanekaragaman plankton dan benthos mengalami


6,0–6,5 sedikit penurunan.
• Kelimpahan total, biomassa dan produktivitas tak
mengalami perubahan.

• Penurunan nilai keanekaragaman plankton dan benthos


semakin nampak.
5,5–6,0 • Kelimpahan total, biomassa dan produktivitas masih
belum mengalami perubahan berarti.
• Algae hijau berfilamen mulai nampak pada zona
literal.

• Penurunan keanekaragaman dan komposisi jenis


plankton, perifiton, dan benthos semakin besar.
5,0–5,5 • Penurunan kelimpahan total dan biomassa zooplankton
dan benthos.
• Algae hijau berfilamen semakin banyak.
• Proses nitrifikasi terhambat.

77
Nilai pH Pengaruh Umum

• Penurunan keanekaragaman dan komposisi jenis


plankton, perifiton, dan benthos semakin besar.
4,5–5,0 • Penurunan kelimpahan total dan biomassa zooplank-
ton dan benthos.
• Algae hijau berfilamen semakin banyak.
• Proses nitrifikasi terhambat.

Air kolam yang pH nya bergoncang sehingga pH yang sedianya akan turun
antara 4,5–6,5 masih dapat diperbaiki dapat dicegah. Dengan demikian waktu
dengan menambahkan kapur dalam pengangkutan ikan dapat diupayakan
jumlah yang cukup. Agar pH nya dapat lebih panjang. Metode penentuan pH air
dinaikan menjadi 8,0 supaya pengaruh dapat menggunakan alat pH meter atau
OH yang rendah bisa ditiadakan. Pada dengan menggunakan kertas indikator
umumnya pada pagi hari, waktu air pH. Diperairan asli, pergoncangan pH
banyak mengandung CO 2, pH air dari yang tinggi ke pH rendah dapat
rendah, pada waktu sore hari air disanggah oleh unsur calsium yang
kehabisan CO2 untuk asimilasi pH air terdapat dalam air asli itu sendiri.
Apabila suatu perairan kadar calsium
menjadi tinggi. Kondisi pH ini akan
dalam bentuk Ca(HCO3)2 cukup tinggi,
sangat penting artinya pada peng-
angkutan ikan hidup secara tertutup maka daya menyanggah air terhadap
dengan pemberian gas O 2 . Pada pergoncangan pH menjadi besar.
Unsur Ca di dalam air membentuk dua
pengangkutan ikan hidup secara
macam senyawa yaitu:
terbuka, kelebihan CO2 hasil pernafasan
ikan yang diangkut tidak jadi masalah, 1. Senyawa kalsium carbonat
sebab CO 2 itu senantiasa masih (CaCO3) yang tidak dapat larut
berkesempatan menjadi seimbang 2. Senyawa kalsium bicarbonat atau
dengan udara terbuka di atasnya, kalsium hidrogen karbonat
sehingga penurunan pH air tidak akan (Ca(HCO3)2) yang dapat larut dalam
terlalu buruk bagi ikan. Pada peng- air.
angkutan tertutup upaya mencegah
penurunan pH air dapat ditambahkan
larutan buffer seperti Na 2 HPO 4 , Faktor yang menentukan besar
kecilnya kemampuan penyanggah
78
pergoncangan asam (pH) adalah
banyaknya Ca (HCO3)2 di dalam air. Sehingga jumlah CO2 bebasnya akan
Proses terjadinya penyanggahan berkurang, akibatnya pH air mempunyai
asam di dalam air adalah sebagai kecenderungan untuk naik, sehingga
berikut. Kalau dalam suatu perairan, kecenderungan pH untuk turun dapat
CO2 terambil, maka mula-mula pH air disanggah.
akan naik, akan tetapi pada saat yang Proses imbangan pH dapat ditulis-
bersamaan Ca(HCO3) 2 yang larut kan dengan reaksi sebagai berikut.
dalam air itu akan pecah menurut
persamaan sebagai berikut. Ca (HCO3)2 R CaCO3 + CO2 + H2O

Ca (HCO3)2 R Ca CO3 + H2O + CO2 Jadi jumlah Ca (HCO 3)2 dalam air
merupakan salah satu unsur dari baik
Sehingga dalam air itu terjadi pem- buruknya perairan sebagai lingkungan
bentukan CO yang baru, selanjutnya pH hidup.
2

air mempunyai kecenderungan untuk


turun lagi. Berdasarkan proses tersebut 3.2.2.4 Bahan organik dan garam
di atas, kadar Ca yang terkandung mineral dalam air
dalam air menjadi berkurang. Kalcium
bikarbonat yang terbentuk pada Mineral merupakan salah satu unsur
pemecahan itu akan mengendap berupa kimia yang selalu ada dalam suatu
endapan putih di dasar perairan, perairan, beberapa jenis mineral
pada daun-daun tanaman air, dan antara lain Kalsium (Ca), Pospor (P),
sebagainya. Sebaliknya, apabila Magnesium (Mg), Potassium (K),
terbentuk gas CO 2 yang banyak di Sodium (Na), Sulphur (S), zat besi (Fe),
dalam air maka mula-mula pH air Tembaga (Cu), Mangan (Mn), Seng (Zn),
mempunyai kecenderungan untuk turun Florin (F), Yodium (I) dan Nikel (Ni).
akan tetapi dengan segera gas CO2 Diperairan umum mineral yang diperlu-
kan oleh phytoplakton senantiasa
yang berkeliaran bebas itu akan diikat
diperoleh dari pembongkaran bahan-
oleh CaCO3 yang sulit larut dalam air
bahan organik sisa dari tumbuhan dan
tadi. Menurut persamaan reaksi:
binatang yang sudah mati. Di alam
mineral tersebut berasal dari air yang
CaCO + CO2 + H2O Ca (HCO3)2 masuk, atau adanya penambahan

79
pupuk buatan. Pembongkaran bahan busuk, air berwarna kehitaman. Gas itu
organik dilakukan oleh jasad renik yang merupakan limiting factor/faktor
terdapat di dalam air. Pada umumnya pembatas bagi kesuburan perairan.
jasad renik ini menghendaki perairan Kandungan H2S–6 mg/l sudah dapat
yang pHnya 7 sedikit mendekati basa. membunuh ikan Cyprinus carpio dalam
Pembongkaran bahan organik ada beberapa jam saja. Untuk mencegah
yang dilakukan secara anaerob (tidak timbulnya H2S dalam kolam biasanya
memerlukan oksigen). Proses pem-
kolam yang akan digunakan untuk
bongkaran itu juga dipengaruhi oleh
budidaya ikan harus dilakukan
suhu air.
pengolahan tanah dasar dan
pengeringan. Jenis gas beracun
Bahan organik yang larut di dalam air lainnya yang berasal dari
belum dapat dimanfaatkan oleh pembongkaran bahan organik adalah
binatang air secara langsung. Bahan- gas metana.
bahan organik yang mengendap di
dasar perairan yang dangkal dapat Gas Metana (CH4) adalah gas yang
dimakan secara langsung oleh berbagai
bersifat mereduksi dan dikenal sebagai
macam binatang benthos (binatang
gas rawa. Metana itu timbul pada
yang hidup di dasar perairan) seperti
proses pembongkaran hidrat arang dari
siput vivipar javanica, cacing tubifex,
bahan organik yang tertimbun dalam
larva chironomaus, dan sebagainya.
perairan. Hidrat arang dalam suasana
Bagian-bagian daripada lumpur organik
anaerob mula- mula dibongkar menjadi
demikian yang tidak dapat dicernakan,
asam-asam karboksilat. Bila suasana
menyisa sebagai detritus di dasar
air tetap anaerob maka asam-asam
perairan. Jumlah bahan organik yang
karboksilat direduksikan lebih lanjut
terdapat dalam suatu perairan dapat
menjadi Metana. Bila gas Metana ini
digunakan sebagai salah satu indikator
berhubungan dengan O 2 dalam air
banyak tidaknya mineral yang dapat
sekelilingnya, maka air itu akan
dibongkar kelak. Bila suasana perairan
berkurang O2, dan sebagai hasilnya
anaerob, maka protein-protein yang
menang mengandung belerang dapat timbullah gas CO 2. Pembongkaran
dibongkar oleh bakteri anaerob (di dalam suasana anaerob juga dapat
antaranya adalah Bakterium vulgare). dilakukan oleh ragi (Saccharomyces),
Hasil pembongkaran tersebut gas hasil pembongkaran itu adalah alkohol
hidrogen sulfida (H2S) dan ditandai bau dan lebih lanjut lagi menjadi asam cuka
80
(asam asetat) oleh bakterium aceti.
Kandungan bahan organik dalam air Berdasarkan reaksi kimia tersebut
sangat sulit untuk ditentukan yang biasa dapat diperlihatkan bahwa kolam yang
disebut dengan kandungan total bahan dipupuk dengan pupuk kandang/hijau
organik (Total Organic Matter/TOM). yang masih baru dalam jumlah banyak
dan langsung ditebarkan benih ikan ke
dalam kolam, biasanya akan terjadi
3.2.2.5 Nitrogen
mortalitas yang tinggi pada ikan karena
kebanyakan gas CO2. Bila keadaan
Nitrogen di dalam perairan dapat
perairan semakin buruk, sehingga O2
berupa nitrogen organik dan nitrogen
anorganik. Nitrogen anorganik dapat dalam air sampai habis, maka secara
berupa ammonia (NH3), ammonium perlahan proses pembongkaran bahan
organik akan diambil oleh bakteri lain
(NH4), Nitrit (NO2), Nitrat (NO3) dan
yang terkenal ialah Nitrosomonas
molekul Nitrogen (N2) dalam bentuk
menjadi senyawa nitrit. Reaksi tersebut
gas. Sedangkan nitrogen organik sebagai berikut.
adalah nitrogen yang berasal bahan
berupa protein, asam amino, dan urea.
2NH3 + 3O2 2HNO2 + H2O
Bahan organik yang berasal dari
binatang yang telah mati akan
mengalami pembusukan mineral yang Bila perairan tersebut cukup
terlepas dan utama adalah garam- mengandung kation-kation maka asam
garam nitrogen (berasal dari asam nitrit yang terbentuk itu dengan segera
amino penyusun protein). Proses dapat dirubah menjadi garam-garam
pembusukan tadi mula-mula terbentuk nitrit, oleh bakteri Nitrobacter atau
amoniak (NH ) sebagai hasil Nitrosomonas, garam-garam nitrit itu
3
selanjutnya dikerjakan lebih lanjut
perombakan asam amino oleh
menjadi garam-garam nitrit, reaksinya
berbagai jenis bakteri aerob dan
sebagai berikut.
anaerob. Pembongkaran itu akan
menghasilkan suatu gas CO2 bebas,
2NaNO2 + O2 2NaNO3
menurut persamaan reaksinya adalah:

R. CH.NH2. COOH +O2  R. COOH + Garam-garam nitrit itu


penting sebagai mineral yang
NH3 + CO2
diasimilasikan oleh tumbuh-
81
tumbuhan hijau untuk menyusun sehingga tidak terbentuk nitrat sebagai
asam amino kembali dalam hasil akhir, maka air tersebut disebut
tubuhnya, untuk menbentuk ”sedang mengalami pengotoran
protoplasma itu selanjutnya tergantung (Pollution)”. Kadar N dalam bentuk NH3
pada nitrit, phitoplankton itu selanjutnya dipakai juga sebagai indikator untuk
menjadi bahan makanan menyatakan derajat polusi. Kadar
bagi organisme yang lebih tinggi. 0,5 mg/l merupakan batas maksimum
Nitrit tersebut pada suatu saat yang lazim dianggap sebagai batas
dapat dibongkar lebih lanjut oleh untuk menyatakan bahan air itu
bakteri denitrifikasi (yang “unpolluted”. Ikan masih dapat hidup
terkenal yaitu Micrococcus pada air yang mengandung N 2 mg/l.
denitrifikan), bakterium nitroxus Batas letal akan tercapai pada kadar
menjadi nitrogen-nitrogen bebas, 5 mg/l. Di perairan kolam nitrogen
reaksinya sebagai berikut. dalam bentuk amonia sangat beracun
bagi ikan budidaya, tetapi jika dalam
5C6H12O0 + 24HNO3 24H2CO3 + bentuk amonium tidak begitu berbahaya
6CO3 + 18H2O + 12N2 pada media akuakultur. Amonia yang
ada dalam wadah budidaya dapat
diukur dan biasanya dalam bentuk
Agar phitoplankton dapat tumbuh
ammonia total. Menurut Boyd (1988),
dan berkembang biak dengan subur
terdapat hubungan antara kadar
dalam suatu perairan, paling sedikit
ammonia total dengan ammonia bebas
dalam air itu harus tersedia 4 mg/l
pada berbagai pH dan suhu yang dapat
nitrogen (yang diperhitungkan dari kadar
dilihat pada Tabel 3.4. Pada tabel tersebut
N dalam bentuk nitrat), bersama dengan
memperlihatkan daya racun ammonia
1 mg/l P dan 1 mg/l K.
yang akan meningkat dengan me-
ningkatnya kadar pH dan suhu terhadap
Bila kadar NH3 hasil pembongkaran organisme perairan termasuk ikan.
bahan organik di dalam air terdapat
dalam jumlah besar, yang disebabkan
proses pembongkaran protein terhenti

82
Tabel 3.4 Persentase (%) ammonia bebas (NH 3 ) terhadap ammonia total
(Boyd, 1988)

pH 26° C 28° C 30° C 32° C

7,0 0,60 0,70 0,81 0,95


7,2 0,95 1,10 1,27 1,50
7,4 1,50 1,73 2,00 2,36
7,6 2,35 2,72 3,13 3,69
7,8 3,68 4,24 4,88 5,72
8,0 5,71 6,55 7,52 8,77
8,2 8,75 10,00 11,41 13,22
8,4 13,20 14,98 16,96 19,46
8,6 19,42 21,83 24,45 27,68
8,8 27,64 30,68 33,90 37,76
9,0 37,71 41,23 44,84 49,02
9,2 48,96 52,65 56,30 60,38
9,4 60,33 63,79 67,12 70,72
9,6 70,67 73,63 76,39 79,29
9,8 79,25 81,57 83,68 85,85
10,0 85,82 87,52 89,05 90,58
10,2 90,56 91,75 92,80 93,84

Kadar amonia yang dapat memati- Alkalinitas menggambarkan jumlah


kan ikan budidaya jika dalam wadah basa (alkali) yang terkandung dalam air,
budidaya mengandung 0,1–0,3 ppm. sedangkan alkalinitas total adalah
Oleh karena itu, sebaiknya kadar konsentrasi total dari basa yang
amonia di dalam wadah budidaya ikan terkandung dalam air yang dinyatakan
tidak lebih dari 0,2 mg/l (ppm). Kadar dalam ppm setara dengan kalsium
amonia yang tinggi ini diakibatkan karbonat. Total alkalinitas biasanya
adanya pencemaran bahan organik selalu dikaitkan dengan pH karena pH
yang berasal dari limbah domestik, air ini akan menunjukkan apakah suatu
industri dan limpasan pupuk pertanian. perairan itu asam atau basa. Alkalinitas
juga disebut dengan Daya Menggabung
3.2.2.6 Alkalinitas dan kesadahan
Asam (DMA) atau buffer/penyangga
suatu perairan yang dapat menunjukkan
83
kesuburan suatu perairan tersebut. tingkat produksi akuakultur sistem
Sedangkan kesadahan menggambar- ekstensif, tingkat pemupukan
kan kandungan Ca, Mg dan ion-ion yang ekstensif, dan pemupukan intensif.
terlarut dalam air. Berdasarkan Effendi
• Fluktuasi pada pH dan faktor- faktor
(2000) Nilai alkalinitas berkaitan jenis
yang berhubungan dapat me-
perairan yaitu perairan dengan nilai
nyebabkan ketidakstabilan mutu air
alkalinitas kurang dari 40 mg/l CaCO3
yang dapat menyebabkan ikan
disebut sebagai perairan lunak (Soft stres.
water), sedangkan perairan yang nilai
• Pada tingkat pH yang ekstrem
alkalinatasnya lebih dari 40 mg/l CaCO3
dapat menyebabkan kondisi-
disebut sebagai perairan keras (Hard kondisi stres masam pada pagi hari
water). Perairan dengan nilai alkalinitas dan kondisi stres alkalin pada senja
yang tinggi lebih produkstif daripada hari.
dengan perairan yang nilai alkalinitas-
nya rendah. Menurut Schimittou (1991),
Untuk meningkatkan kandungan
perairan dengan alkalinitas yang rendah
alkalinitas total pada kolam pe-
(misal kurang dari 15 mg/l) tidak
meliharaan ikan dapat digunakan kapur
diinginkan dalam akuakultur karena:
pertanian. Oleh karena, itu dalam kolam
• Perairan tersebut sangat asam pemeliharaan ikan sebelum digunakan
sehingga performansi produksi ikan dilakukan proses pengapuran dengan
(Kesehatan umum dan kelangsung- menggunakan beberapa jenis batu
an hidup, pertumbuhan, hasil dan kapur yang disesuaikan dengan kualitas
efisiensi pakan) dipengaruhi secara tanah dasar kolam pemeliharaan.
negatif.
• Produksi phytoplankton dibatasi 3.2.3 Sifat biologi
oleh ketidakcukupan CO 2 dan
HCO3 yang cenderung menyebab- Parameter biologi dari kualitas air
kan rendahnya kelarutan oksigen yang biasa dilakukan pengukuran untuk
dan bisa mengakibatkan kematian kegiatan budidaya ikan adalah tentang
plankton. kelimpahan plankton, benthos dan
perifiton sebagai organisme air yang
• Pada tanah-tanah asam dapat
hidup di perairan dan dapat digunakan
menyerap fosfor yang akan
sebagai pakan alami bagi ikan
mereduksi efek pemupukan pada
budidaya. Kajian secara detail dari
84
ketiga aspek tersebut akan dibahas dapat merupakan:
pada Bab 6. Kelimpahan plankton yang • Limnoplankton (plankton air
terdiri dari phytoplankton dan tawar/danau)
zooplankton sangat diperlukan untuk
• Haliplankton (hidup dalam air
mengetahui kesuburan suatu
asin)
perairan yang akan dipergunakan
untuk kegiatan budidaya. Plankton • Hypalmyroplankton (khusus
sebagai organisme perairan tingkat hidup di air payau)
rendah yang melayang-layang di air • Heleoplankton (khusus hidup
dalam waktu yang relatif lama dalam kolam-kolam)
mengikuti pergerakan air. Plankton • Petamoplankton atau rheo-
pada umumnya sangat peka terhadap plankton (hidup dalam air
perubahan lingkungan hidupnya (suhu, mengalir, sungai)
pH, salinitas, gerakan air, dan cahaya
matahari) baik untuk mempercepat 3.3 Pengukuran Kualitas Air
perkembangan atau yang mematikan. Budidaya Ikan

Parameter kualitas air yang dapat


Berdasarkan ukurannya, plankton
digunakan untuk keperluan perikanan
dapat dibedakan sebagai berikut.
dan peternakan di Indonesia sudah
1. Macroplankton (masih dapat dilihat dibuat Peraturan Pemerintah Republik
dengan mata telanjang/ biasa/tanpa Indonesia Nomor 20 Tahun 1990, tanggal
pertolongan mikroskop). 5 Juni 1990 tentang Pengendalian
2. Netplankton atau mesoplankton Pencemaran Air. Dalam peraturan
(yang masih dapat disaring oleh tersebut dibuat kriteria kualitas air
plankton net yang mata netnya berdasarkan golongan yaitu Golongan
Perikanan dan Peternakan, 0,03– A adalah kriteria kualitas air yang dapat
0,04 mm). digunakan sebagai air minum secara
langsung tanpa pengolahan terlebih
3. Nannoplankton atau microplankton dahulu, Golongan B adalah kriteria
(dapat lolos dengan plankton net di kualitas air yang dapat digunakan
atas). sebagai air baku air minum, Golongan
C adalah kriteria kualitas air yang dapat
Berdasarkan tempat hidupnya dan digunakan untuk keperluan perikanan
daerah penyebarannya, plank- ton dan peternakan. Golongan D adalah

85
kriteria kualitas air yang dapat listrik tenaga air. Berdasarkan peraturan
digunakan untuk keperluan pertanian, tersebut kriteria kualitas air untuk
dapat dimanfaatkan untuk usaha perikanan dapat dilihat pada Tabel 3.5.
perkotaan, industri, dan pembangkit

Tabel 3.5 Kriteria kualitas air golongan C


Kadar
No. Parameter Satuan Keterangan
maksimum

Kimia Anorganik
1. Air raksa mg/l 0.002
2. Ammoniak bebas mg/l 0,02
3. Arsen mg/l 1
4. Fluorida mg/l 1,5
5. Kadmium mg/l 0,01
6. Klorin bebas mg/l 0,003
7. Kromium, valensi 6 mg/l 0,05
8. Nitrit, sebagai N mg/l 0,06
9. Oksigen terlarut (DO) mg/l - >3
10. pH - 6–9
11. Selenium mg/l 0,05
12. Seng mg/l 0,02
13. Sianida mg/l 0,02
14. Sulfida sebagai H2S mg/l 0,002
15. Tembaga mg/l 0,02
16. Timbal mg/l 0,03

Kimia organik
1. BHC mg/l 0,21
2. DDT mg/ 0,002
3. Endrin mg/l 0,004
4. Fenol mg/l 0,001
5. Minyak dan lemak mg/l 1
6. Organofosfat dan karbonat mg/l 0,1
7. Senyawa aktif biru metilen mg/l 0,2
(Surfaktan)

Radioaktivitas
1. Aktivitas Alfa (Gross Alpha Bq/l 0,1
Activity)
2. Aktivitas beta (Gross Beta Bq/l 1,0
Activity)

86
Keterangan: Bq = Bequerel

Berdasarkan Tabel 3.6 di atas digunakan untuk budidaya. Parameter


tersebut jika akan melakukan kegiatan kualitas air itu dapat dilakukan peng-
budidaya ikan maka harus dilakukan ukuran dengan menggunakan beberapa
pengukuran beberapa parameter peralatan pengukuran. Untuk lebih
kualitas air pada air yang akan jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.6.

abel 3.6 Parameter kualitas air untuk budidaya ikan dan peralatan pengukuran yang
dapat digunakan.

Nilai kisaran untuk


No. Parameter Peralatan Pengukuran
Budidaya Ikan

Aspek Fisik
1. Suhu 20–30° C Termometer
2. Kecerahan > 10 cm Secchi Disc
3. Kekeruhan 25–400 JTU Turbiditymeter
4. Salinitas Air tawar 0–5 ‰ Salinometer/
Air payau 6–29 ‰ Refraktometer
Air tawar 30–35 ‰

5. Debit air Air deras 50 l/dt Current meter


Air tenang 0,5–5 l/dt

Aspek Kimia
1. Oksigen terlarut 5–6 ppm DO meter/Metode Winkler
2. Karbon dioksida Max 25 ppm CO meter/Metode Titrasi
3. pH 6,5–8 pH meter/Kertas Lakmus
4. Alkalinitas 50–500 ppm CaCO3
5. Kesadahan 3–15 dH dH meter
6. Ammonia < 1,5 ppm Spektrofotometer
7. H2S < 0,1 ppm Spektrofotometer
8. Nitrit < 0,2 ppm Spektrofotometer
9. Nitrat 0–1,5 ppm Spektrofotometer
10. Phosphat < 0,02 ppm Spektrofotometer

Aspek Biologi
1. Kelimpahan Plankton Sesuai kebutuhan Planktonnet/
2. Kelimpahan Benthos Haemocytometer
3. Kelimpahan Perifiton Ekman Dredge

87
Peralatan-peralatan yang dapat digunakan untuk mengukur parameter
kualitas air dapat dilihat pada Gambar
3.1 sampai dengan Gambar 3.12.

Gambar 3.1 Termometer

Gambar 3. Secchi disc

88
Gambar 3.3 Salinometer

Gambar 3.4 Refraktometer

Gambar 3.5 Flow meter

Gambar 3.6 DO meter

89
Gambar 3.7 pH meter

Gambar 3.8 Kertas lakmus

Gambar 3.9 Planktonnet

90
Gambar 3.10 Haemocytometer

Gambar 3.11 Ekman dredge

Gambar 3.1 Spektrofotometer

91
92
BAB IV PENGEMBANGBIAKAN IKAN

induk yang sesuai dengan kebutuhan


P engembangbiakan ikan meru- sehingga produktivitas usaha budidaya
pakan salah satu kegiatan dari proses ikan optimal. Seleksi induk ikan
budidaya ikan. Ikan yang akan dibudi- budidaya dapat dilakukan secara
dayakan harus dapat tumbuh dan mudah dengan memperhatikan
berkembang biak agar kontinuitas karakter fenotipenya atau dengan
produksi budidaya dapat berkelanjutan. melakukan program breeding untuk
Dalam bab ini akan dibahas beberapa meningkatkan nilai pemuliabiakan
materi yang terkait dalam proses ikan budidaya. Induk ikan yang
pengembangbiakan ikan antara lain unggul akan meng- hasilkan benih
seleksi induk, pemijahan, penetasan ikan yang unggul. Di Indonesia saat
telur, pemeliharaan larva dan benih ikan, ini belum ada tempat sebagai pusat
pembesaran ikan dan pemanenan. induk ikan yang men- jamin
keunggulan setiap jenis ikan. Induk ikan
yang unggul pada setiap kegiatan
4.1 Seleksi Induk
usaha budidaya ikan dapat berasal dari
hasil budidaya atau menangkap ikan
Seleksi induk merupakan tahap di alam. Karakteristik induk yang unggul
awal dalam kegiatan budidaya ikan untuk setiap jenis ikan sangat berbeda.
yang sangat menentukan keberhasilan Hal-hal yang sangat penting untuk
produksi. Dengan melakukan seleksi diperhatikan oleh para pembudidaya
induk yang benar akan diperoleh

93
ikan dalam melakukan seleksi induk dengan beberapa cara yaitu:
agar tidak terjadi penurunan mutu induk
1. Ekstensifikasi yaitu mening-
antara lain sebagai berikut.
katkan produktivitas hasil
• Mengetahui asal usul induk. budidaya dengan memperluas
• Melakukan pencatatan data tentang lahan budidaya.
umur induk, masa reproduksi dan 2. Intensifikasi yaitu meningkatkan
waktu pertama kali dilakukan produktivitas hasil dengan
pemijahan sampai usia produktif. meningkatkan hasil persatuan
• Melakukan seleksi induk ber- luas dengan melakukan
dasarkan kaidah genetik. manipulasi terhadap faktor
• Melakukan pemeliharaan calon internal dan eksternal.
induk sesuai dengan proses
budidaya sehingga kebutuhan Dengan bertambahnya jumlah
nutrisi induk terpenuhi. penduduk sepanjang tahun dan jumlah
• Mengurangi kemungkinan per- lahan budidaya yang tidak akan
kawinan sedarah Untuk meningkat- bertambah jumlahnya, maka untuk
kan mutu induk yang akan digunakan meningkatkan produktivitas budidaya
dalam proses budidaya maka masa yang akan datang lebih baik
induk yang akan digunakan harus menerapkan budidaya ikan yang
dilakukan seleksi. Seleksi ikan intensif dengan memperhatikan aspek
bertujuan untuk memperbaiki ramah lingkungan. Program intensifikasi
genetik dari induk ikan yang akan dalam bidang budidaya ikan dapat
digunakan. Oleh karena itu, dengan dilakukan antara lain sebagai berikut.
melakukan seleksi ikan yang benar
1. Rekayasa faktor eksternal yaitu
akan dapat memperbaiki genetik
lingkungan hidup ikan dan pakan,
ikan tersebut sehingga dapat
contoh yang sudah dapat di-
melakukan pemuliaan ikan. Tujuan
aplikasikan adalah budidaya ikan
dari pemuliaan ikan ini adalah
pada kolam air deras dan membuat
menghasilkan benih yang unggul di
pakan ikan ramah lingkungan.
mana benih yang unggul tersebut
diperoleh dari induk ikan hasil 2. Rekayasa faktor internal yaitu
seleksi agar dapat meningkatkan melakukan rekayasa terhadap
produktivitas. Produktivitas dalam genetik ikan pada level gen misal-
budidaya ikan dapat ditingkatkan nya transgenik, level kromosom

94
misalnya Gynogenesis, Androgen- fenotipe kualitatif adalah seleksi ikan
esis, Poliploidisasi, level sel berdasarkan sifat kualitatif seperti
misalnya dengan melakukan misalnya warna tubuh, tipe sirip, pola
transplantasi sel. sisik ataupun bentuk tubuh dan bentuk
3. Rekayasa faktor eksternal dan punggung, dan sebagainya
internal yaitu menggabungkan yang diinginkan. Fenotipe
antara kedua rekayasa eksternal kualitatif ini merupakan sifat yang
dan internal. tidak dapat diukur tetapi dapat
dibedakan dan di- kelompokkan
Oleh karena itu, agar dapat mem- secara tegas. Sifat ini dikendalikan
peroleh produktivitas yang tinggi dalam oleh satu atau beberapa gen dan
budidaya ikan harus dilakukan seleksi sedikit atau tidak dipengaruhi oleh
terhadap ikan yang akan digunakan. faktor lingkungan. Sedangkan
Seleksi menurut Tave (1995) seleksi fenotipe kuantitatif
adalah program breeding yang adalah seleksi terhadap
memanfaatkan phenotipic penampakan ikan atau sifat yang
variance (keragaman fenotipe) dapat diukur, dikendali- kan oleh
yang diteruskan dari tetua kepada banyak pasang gen dan
keturunannya. Keragaman fenotipe dipengaruhi oleh lingkungan. Adapun
merupakan penjumlahan dari ciri-ciri atau parameter yang
keragaman genetik, keragaman dapat diukur antara lain adalah
lingkungan dan interaksi antara variasi panjang tubuh, bobot, persentase
lingkungan dan genetik. daging, daya hidup, kandungan
Seleksi merupakan aplikasi genetik lemak, protein, fekunditas, dan lain
di mana informasi genetik dapat sebagainya.
digunakan untuk melakukan seleksi.
Seleksi ikan yang paling mudah Fenotipe adalah bentuk luar
dilakukan oleh para pembudidaya atau bagaimana kenyataannya
ikan adalah melakukan seleksi karakter yang dikandung oleh suatu
fenotipe dibandingkan dengan individu atau fenotipe adalah setiap
seleksi genotipe. Seleksi karakteristik yang dapat diukur atau
fenotipe dapat dikelompokkan sifat nyata yang dipunyai oleh
menjadi dua yaitu seleksi fenotipe organisme. Fenotipe merupakan
kualitatif dan seleksi fenotipe hasil interaksi antara genotipe
kuantitatif. Menurut Tave (1986), seleksi dan lingkungan serta interaksi antara
95
genotipe dan lingkungan serta terbaik sesuai dengan keinginan para
merupakan bentuk luar atau sifat- pembudidaya.
sifat yang tampak. Menurut Yatim
(1996), genotipe menentukan karakter Untuk mendapatkan induk ikan yang
sedang- kan lingkungan menetukan unggul dilakukan program seleksi
sampai di mana tercapai potensi dengan menerapkan beberapa
itu. Fenotipe tidak bisa melewati program pengembangbiakan antara
kemampuan atau potensi genotipe. lain dengan kegiatan
Yang dimaksud dengan karakter itu selective breeding,
adalah sifat fisik dan psikis bagian- hibridisasi/outbreeding/
bagian tubuh atau jaringan. crossbreeding, inbreeding, monoseks/
Karakter diatur oleh banyak macam seks reversal atau kombinasi beberapa
gen atau satu gen saja. Berhubung program breeding. Dalam bab ini akan
dengan banyaknya gen yang dibahas semua program breeding
menumbuhkan karakter maka tersebut sehingga dalam budidaya ikan
dibuat dua kelompok karakter yaitu akan diperoleh hasil baik induk dan
karakter kualitatif dan karakter benih yang unggul. Induk yang unggul
kuantitatif. Karakter kualitatif adalah akan menghasilkan benih yang unggul
karakter yang dapat dilihat ada atau sehingga dengan memelihara benih
tidaknya suatu karakter. Karakter ini unggul proses budidaya akan meng-
tidak dapat diukur atau dibuat gradasi untungkan dengan melihat laju per-
(diskontinyu). Sedangkan tumbuhan ikan yang optimal sehingga
karakter kuantitatif adalah karakter produktivitas budidaya ikan akan
yang dapat diukur nilai atau meningkat.
derajatnya, sehingga ada urutan
gradasi dari yang rendah sampai
4.1.1 Selective breeding
yang tinggi (kontinu). Karakter
kuanlitatif ditentukan ole satu atau
dua gen saja sedangkan karakter Selective breeding adalah suatu
kuantitatif disebabkan oleh banyak program breeding yang mencoba untuk
gen (tiga atau lebih). Dengan memperbaiki nilai pemuliabiakan
melakukan seleksi maka akan (breeding value) dari suatu populasi
menghasilkan suatu karakter dengan melakukan seleksi dan per-
yang mempunyai nilai ekonomis kawinan hanya pada ikan-ikan yang
penting dan karakter fenotipe yang terbaik. Hasil yang akan diperoleh

96
adalah induk yang terseleksi yang sesuai kriteria diperlukan 2.000 ekor
mempunyai karakteristik lebih baik dari calon induk.
populasi sebelumnya. Selective
breeding menurut Tave (1995) dapat Seleksi famili adalah seleksi
dilakukan dengan dua cara yaitu: dengan mempergunakan performans
dari saudaranya baik saudara tiri
1. Seleksi individu/massa sebapak (half sib) atau saudara
sekandung (full sib). Saudara tiri
2. Seleksi famili
sebapak adalah keluarga (famili) yang
Pada ikan teknik seleksi dapat dibentuk oleh sekelompok anak yang
dilakukan dengan menggunakan dua berasal dari satu bapak dengan
metode yaitu seleksi massa/individu beberapa induk betina (Half sib), karena
dan seleksi famili. Seleksi induk secara pada ikan satu induk jantan dapat
individu ini disebut juga dengan seleksi membuahi lebih dari satu induk betina,
massa. Seleksi massa/individu adalah maka anak-anak yang dihasilkan dari
seleksi yang dilakukan dengan memilih bapak yang sama dengan induk betina
individu-individu dengan performan yang berbeda ini disebut dengan
terbaik. Seleksi ini merupakan teknik saudara tiri sebapak. Sedangkan
seleksi yang paling sederhana dengan setiap keluarga/famili yang berasal dari
biaya lebih murah dibandingkan seleksi satu bapak dengan satu induk disebut
lainnya. Hal ini dikarenakan pada saudara sekandung (full sib), dan pada
seleksi individu hanya memerlukan ikan budidaya ada juga yang melaku-
fasilitas dan peralatan sedikit (kolam, kan perkawinan di mana satu jantan
jaring, hapa, dan lain-lain), pencatatan hanya membuahi satu induk betina.
data lebih singkat sehingga akan lebih Seleksi famili dapat diterapkan untuk
mudah dilakukan. Seleksi individu dapat ikan jika nilai heritabilitas ikan tersebut
diterapkan pada ikan nila jika nilai lebih kecil atau sama dengan 0,15.
heritabilitas ikan nila ini lebih besar dari Seleksi famili merupakan alternatif
0,25, waktu pemijahan harus ber- seleksi yang dapat dilakukan apabila
samaan dan culling top 5–10% (Tave, pengaruh lingkungan sulit dikontrol.
1995). Induk yang baik secara alami Dalam seleksi famili ada dua jenis
dapat dihasilkan melalui seleksi secara seleksi yaitu seleksi dalam famili
ketat dan tepat terhadap sekelompok (within-family) dan seleksi di antara
ikan, pengalaman menunjukkan bahwa famili (between family). Seleksi within
untuk mendapatkan induk 50 ekor yang family sebaiknya diterapkan untuk

97
seleksi pertumbuhan pada ikan, karena adalah karakter morfometrik dan
masing-masing famili dipelihara pada karakter meristik. Karakter morfometrik
kolam terpisah dan ikan dengan adalah bentuk tubuh dari setiap ikan
pertumbuhan terbaik dipilih dari budidaya seperti panjang total tubuh,
masing-masing famili, sehingga semua panjang standar, panjang kepala, tinggi
famili akan terwakili. Cara ini dilakukan badan, dan lain-lain. Sedangkan
merupakan salah satu cara untuk karakter meristik yang dapat diukur
mengantisipasi adanya perbedaan antara lain jumlah sisik pada linea
umur akibat tidak terjadinya proses lateralis, jumlah jari-jari sirip punggung,
pemijahan secara serempak. Dari hasil jumlah jari-jari lemah sirip dada, jumlah
penelitian pada ikan nila, di antara jari-jari lemah sirip perut, jumlah jari-jari
ketiga teknik seleksi yaitu seleksi sirip dubur, jumlah tapis insang pada
individu, seleksi within family, dan lengkung insang bagian luar (gill racker),
between family, ternyata seleksi within jumlah vertebrae, dan jumlah tulang
family lebih efisien hasilnya dibanding- rusuk. Dengan memahami karakter-
kan dengan seleksi individu atau karakter yang harus dipunyai oleh
between family. induk ikan yang unggul berdasarkan
karakteristik setiap jenis ikan.
Pada saat akan membudidayakan
ikan setiap pembudidaya harus sudah Menurut Tave (1995) perbandingan
memahamii karakter fenotipe setiap strategi keuntungan serta kerugian dari
individu ikan yang akan dibudidayakan seleksi individu (A), seleksi within
dengan memperhatikan ciri-ciri family (B), dan seleksi between family
morfologinya. Ciri-ciri morfologi setiap (C) dapat dilihat pada Tabel 4.1.
ikan budidaya yang harus diamati

98
Tabel 4.1 Perbandingan strategi, keuntungan dan kerugian dari seleksi individu (A),
seleksi within family (B) dan seleksi between family (C) (Tave, 1985)

Tipe Strategi Keuntungan Kerugian

A Memilih individu Terbaik ketika h2 ≥ 0,25, Tidak efektif ketika h2 =


yang terbaik, hubung- murah, dapat dilakukan 0,15, sehingga sangat
an famili tidak dengan sedikit kolam, sukar untuk memilih ikan
penting. relative mudah untuk meng- yang terbaik, asynchro-
gunakan 2–3 fenotipe, nous spawning dan
seluruh ikan yang besar menyebabkan masalah.
terseleksi, mudah untuk
menahan populasi breeding,
data yang dibutuhkan sedikit
jumlah data yang dikumpul-
kan sedikit.

B Memilih individu Terbaik ketika h2 ≤ 0,15 dan Moderatly expensive,


yang terbaik dari mempengaruhi Ve famili membutuhkan banyak
setiap famili. daripada individu, dapat di- kolam, sukar untuk meng-
gunakan dengan asynchro- gabungkan 2–3 fenotipe,
nous spawning, mudah ikan kecil dapat menjadi
untuk memelihara populasi induk ikan yang terpilih,
breeding yang besar, sedikit membutuhkan banyak
mahal daripada between data dan banyak data
famili. yang harus dikumpulkan.

C Memilih famili yang Terbaik ketika h2 ≤ 0,15 dan Sangat mahal, membutuh-
terbaik berdasarkan mempengaruhi Ve individu kan banyak kolam, sukar
nilai rata-rata famili, daripada famili, dapat di- untuk menggabungkan 2–
nilai individual tidak pergunakan ketika ikan 3 fenotipe, ikan kecil dapat
dipertimbangkan. harus dimatikan. menjadi induk terpilih
dapat mengakibatkan
terjadinya inbreeding,
membutuhkan banyak
data dan banyak data yang
dikumpulkan.

99
Dalam Tabel 4.1 tersebut ada strategi dalam reproduksi ikan di
huruf h 2 , huruf ini berarti mana ada tiga strategi
heritabilitas. Heritabilitas dapat reproduksi ikan yaitu
dilakukan peng- ukuran yang synchronous spawning,
bertujuan untuk mengetahui besarnya synchronous spawning kelompok,
keragaman fenotipe yang dan asynchronous spawning.
diakibatkan oleh aksi genotipe Synchronous spawning berarti
atau menggambarkan tentang proses pemijahan ikan dalam
persentase keragaman fenotipe reproduksi dilakukan dengan
yang diwariskan dari induk kepada cara semua telur dipijahkan dan
keturunannya. Nilai heritabilitas induk ikan akan mati, contohnya
dinotasikan dengan angka, yang pada ikan salmon. Synchronous
berkisar antara 0–1. spawning kelompok adalah
kelompok ikan yang dapat
memijah berkali-kali tetapi
Nilai heritabilitas satu
pemijahan- nya ini masih tergantung
berarti karakter yang diwariskan
pada musim pemijahan, misalnya
kepada keturunannya seluruhnya
ikan patin, ikan bawal. Sedangkan
diakibatkan oleh keragaman
asynchronous spawning adalah
genetik tidak ada pengaruh
kelompok ikan yang dapat memijah
lingkungan. Nilai heritabilitas nol
berkali-kali dan tidak tergantung
berarti karakter yang diwariskan
pada musim pemijahan karena
kepada keturunannya
proses perkembangan oositnya selalu
seluruhnya diakibatkan oleh
ada, contoh jenis ikan kelompok ini
keragaman lingkungan tidak ada
adalah ikan nila.
pengaruh genetik. Nilai
Program selective breeding
heritabilitas ini dapat
di lakukan untuk memperbaiki
dikelompokkan menjadi tiga yaitu
karakter fenotipe terutama laju
rendah mempunyai nilai antara 0–0,1,
pertumbuhan. Laju pertumbuhan
medium mempunyai nilai antara 0,1–
yang tinggi pada populasi ikan
0,3, dan tinggi mem- punyai nilai
budidaya akan meningkat- kan
antara 0,3–1,0. Selain itu dalam
produksi ikan yang dibudidayakan
tabel tersebut terdapat istilah
dan biasanya berkaitan
asynchronous spawning, istilah ini
dengan peningkatan dalam produksi
merupakan salah satu kelompok

100
pakan bila ikan yang
3. Membuat kurva pertumbuhan dari
dibudidayakan meng- konsumsi
data pertumbuhan benih ikan dan
pakan buatan. Dengan
lakukan pemanenan pada individu
produktivitas yang tinggi dalam
yang terbaik sebanyak 5–10% dari
budidaya ikan maka pendapatan
ukuran populasi yang tertinggi nilai
para pembudidaya ikan akan
pertumbuhannya.
meningkat. Dengan melakukan
seleksi ikan berdasarkan selective 4. Benih ikan yang terpilih pada tahap
breeding ini akan diperoleh individu ketiga tersebut dipelihara secara
ikan yang mempunyai karakter terpisah sebagai calon induk yang
fenotipe terbaik sehingga dapat akan digunakan untuk proses
meningkatkan laju pertumbuhan pada pemijahan selanjutnya. Menurut
saat dibudidayakan. Tave (1995) dalam program seleksi
individu akan diperoleh induk yang
Prosedur yang harus dilakukan bagi unggul dengan melakukan per-
para pembudidaya yang akan melaku- kawinan pada populasi terpilih
kan seleksi individu dengan strategi sebanyak empat generasi.
memilih individu yang terbaik dalam 5. Dari calon induk yang dipelihara
suatu populasi sebagai berikut. pada tahap keempat akan diperoleh
1. Dalam suatu usaha budidaya ikan induk ikan yang dapat digunakan
jika akan melakukan program untuk proses pemijahan selanjutnya,
seleksi individu minimal harus dan akan diperoleh larva dan benih
mempunyai 25 pasang induk yaitu ikan. Kemudian proses selanjutnya
25 ekor induk jantan dan 25 ekor dilakukan pemeliharaan sampai
induk betina. diperoleh kurva pertumbuhan dan
lakukan pemilihan dari populasi
2. Melakukan pemijahan ikan dan individu sebanyak 5–10% dari
mengamati pertumbuhan ikan dari populasi yang terbaik yang
setiap pasangan. Misalnya dari mempunyai ukuran tertinggi.
pemijahan satu pasang induk ikan Lakukan kegiatan tersebut sampai
diperoleh benih ikan sebanyak empat generasi dan akan diperoleh
200–300 ekor, maka harus selalu calon induk yang telah terseleksi
dilakukan pemantauan pertumbuh- secara individu.
an benih ikan tersebut.

101
Berikut ini contoh seleksi calon
induk pada ikan nila meliputi beberapa Prosedur yang dapat dilakukan oleh
kriteria sebagai berikut. para pembudidaya ikan yang akan
melakukan seleksi famili sebagai
• Tingkat pertumbuhan ikan, calon
berikut.
induk mempunyai tingkat per-
tumbuhan yang paling cepat di 1. Menyiapkan ikan yang akan
antara kelompok ikan. dipijahkan dari beberapa famili
yang dimiliki, minimal jumlah famili
• Warna ikan nila yang masih mem- yang harus dikumpulkan 30 famili.
punyai tingkat kemurnian yang baik Pada ikan nila di mana pemijahan
dapat di identifikasi dengan adanya dapat dilakukan dengan per-
warna garis hitam tegas dan jelas bandingan jantan dan betina 1 : 4
terletak secara horisontal di bagian maka dalam perkawinan 8 jantan
tubuh ikan. akan diperoleh famili sebanyak 32
• Bentuk badan melebar, mata relatif yaitu 1 jantan dapat membuahi
besar, dan sisik teratur. 4 betina sehingga satu jantan dapat
membuat famili halfsib dan fullsib
• Konversi pakannya baik, yang dapat sebanyak 32 famili fullsib dan 8
diidentifikasikan dengan per- famili haflsib karena dari satu jantan
tumbuhan bobot badan > 70 % dari akan dihasilkan empat keluarga
jumlah pakan yang diberikan 3–5 % fullsib maka 8 jantan akan ada 32
perhari dari bobot ikan. famili fullsib atau 8 famili halfsib.
• Waktu matang gonad induk berumur 2. Melakukan pemijahan untuk ke 32
7–8 bulan, dengan berat badan rata- famili tersebut dan lakukan peng-
rata 300 gram per ekor untuk jantan amatan intensif dan cermat setiap
dan 250–300 gram per ekor untuk hari untuk mengamati pasangan-
betina. pasangan ikan yang sudah memijah.
• Produktifitas dalam menghasilkan
3. Melakukan pemeliharaan larva ikan
telur cukup tinggi (induk dengan
pada setiap famili pada hapa yang
panjang badan 6 cm dapat meng-
terpisah dengan memberikan pakan
hasilkan 200 telur, sedang induk
dan pengelolaan kualitas air sesuai
yang panjang badannya 20 cm
prosedur.
menghasilkan 1500 butir telur).
4. Melakukan pemeliharaan benih

102
ikan pada setiap famili pada waring persatu pada setiap famili dan
yang terpisah, hitung jumlah pilih sebanyak 20–30 ekor
benih yang dihasilkan dari setiap betina terbesar dan jantan
famili. Pada ikan nila misalnya terbesar sebanyak 10–20 ekor
satu ekor induk betina dari setiap famili.
menghasilkan 2000–3000 ekor.
8. Sisanya dibuang atau dijual
Pendederan dilakukan pada
sebagai ikan ukuran besar
padat penbaran yang rendah
dan induk yang terpilih dapat
untuk setiap famili pada
dilakukan untuk seleksi induk
kolam pen- dederan minimal 2
selanjutnya dengan melakukan
bulan.
pemijahan massal. Pada
5. Menghitung jumlah ikan yang beberapa spesies ikan sangat
diperoleh dari hasil pendederan dan berbeda untuk diperoleh induk
lakukan pengukuran berat dan unggulnya. Pada jenis ikan nila
panjang tubuhnya sebanyak 30% wanayasa dapat diperoleh
dari jumlah populasi setiap famili, induk yang terseleksi secara
misalnya dalam satu famili ada famili dengan melakukan
2.000 ekor maka jumlah sampel pemijahan ikan yang terpilih pada
yang dihitung 600 ekor. generasi ke tiga.
6. Melakukan pemilhan ukuran dari
seluruh populasi dan ambil individu
4.1.2 Outbreeding/Hi bridisas i /
dari setiap famili yang mempunyai
Crossbreeding
pertumbuhan yang terbaik, kurang
lebih 8 minggu kemudian tentukan
50% dari populasi yang terbaik Outbreeding adalah perkawinan
pertumbuhannya untuk dipelihara antara individu-individu yang tidak
lebih lanjut menjadi calon induk dan sekerabat (berbeda induknya), masih
sisanya dijual. dalam satu varietas atau beda varietas.
Outbreeding ini akan menghasilkan
7. Melakukan pemeliharaan pada heterozigositas yang akan menguatkan
kolam pembesaran ikan sampai individu-individunya terhadap per-
ikan-ikan pada setiap ubahan lingkungan yang biasa disebut
famili berukuran induk dan juga mempunyai fitnes yang tinggi.
lakukan pengukuran satu Fitnes yaitu kemampuan relative pada

103
organisma untuk bertahan hidup dan perikanan membagai hibridisasi ke
pemindahan gen untuk generasi dalam dua macam yaitu:
berikutnya. Individu yang mempunyai
1. Interspecifik hibridisasi yaitu
heterosigositas yang tinggi maka akan
perkawinan antara spesies yang
mempunyai fitness yang tinggi pula.
berbeda.
Oleh karena itu, untuk memperoleh
induk ikan yang mempunyai ke- 2. Intraspecipik hibridisasi yaitu
mampuan hidup yang tinggi sebaiknya perkawinan dalam satu species.
dalam proses budidaya harus dilakkan
perkawinan yang terseleksi. Hasil dari beberapa jenis ikan yang
dilakukan persilangan biasanya paling
Sedangkan crossbreeding atau mudah memperhatikan karakter
hibridisasi merupakan program fenotipe kualitatif misalnya:
persilangan yang dapat diaplikasikan
1. Warna tubuh, di mana dapat dilaku-
pada ikan, udang, kerang-kerangan,
kan persilangan antara ikan yang
maupun rumput laut. Hasil dari program
mempunyai warna antara lain:
ini dapat menghasilkan individu-individu
• Ikan warna tubuh Albino di-
yang unggul, kadang-kadang ada juga
silangkan dengan ikan ber-
yang steril dan dapat menghasilkan
pigmen normal.
strain baru (Rustidja, 2005). Hibridisasi
akan mudah dilakukan apabila dapat • Ikan berwarna kuning/merah/
dilakukan reproduksi buatan seperti putih disilangkan dengan ikan
halnya ikan mas dan ikan nila, di mana berwarna hijau/biru/abu-abu.
dapat dilakukan striping telur dan • Ikan berwarna bintik disilangkan
sperma. Selain itu ada defenisi lain dari dengan ikan tanpa bintik.
hibridisasi yang sebenarnya tidak jauh
2. Tipe sirip pada ikan dapat dilakukan
berbeda. Hibridisasi adalah perkawinan
persilangan antara ikan yang
antara spesies yang berbeda.
mempunyai sirip antara lain:
Hibridisasi atau persilangan merupakan
suatu upaya untuk mendapatkan • Ikan bersirip kumpay disilang-
kombinasi antara populasi yang kan dengan ikan bersirip normal.
berbeda untuk menghasilkan keturunan • Ikan bersirip kumpay disilang-
yang memiliki sifat unggul. Berdasarkan kan dengan ikan yang ekornya
hal tersebut para ahli genetika membundar.

104
jantan dan induk betina yang berasal dari
3. Pola sisik pada ikan dapat dilaku- spesies yang sama namun minimal
kan persilangan antara ikan yang memiliki dua karakter fenotipe
mempunyai sisik antara lain: tampilan morfologi yang berbeda
• Ikan bersisik bergaris disilang- (Kirpichnikov, 1981). Di samping itu,
kan dengan ikan yang tidak karakter lain dari hasil persilangan
mempunyai sisik. antara varitas adalah fertile yakni
• Ikan bersisik menyebar/kaca dari masing-masing jenis kelamin
disilangkan dengan ikan yang masih tetap mampu untuk
bersisik penuh. menghasilkan keturunan
walaupun peluang dari benih
4. Bentuk tubuh ikan keturunan tersebut cenderung
Dalam kegiatan hibridisasi ini memiliki karakter fenotipe tampilan
biasanya akan dihasilkan individu morfologi yang bervariasi.
baru pada ikan konsumsi yang
sudah dilakukan misalnya melaku-
Hibridisasi merupakan persilangan
kan persilangan antara ikan nila
antara varitas atau spesies
hitam dengan ikan nila putih akan
yang secara morfologis memiliki
dihasilkan ikan nila yang berwarna
perbedaan. Kirpichnikov (1981),
tubuh ikan merah. Pada umumnya
menyatakan bahwa perbedaan
jenis-jenis ikan hias yang dihasilkan
yang paling menonjol yang diguna- kan
oleh para pembudidaya ikan banyak
dalam hibridisasi intervaritas adalah
yang diperoleh dari hasil per-
perbedaan warna, bentuk, ukuran,
silangan. Salah satu pendekatan
dan kelengkapan biologis lain yang
yang dapat digunakan dalam
melekat pada organ tubuh. Perolehan
produksi benih ikan hias baru-baru
ikan hybrid sangat bergantung
ini dari suatu populasi yakni per-
pada karakter dari induk.
silangan antarvaritas atau strain
Waynorovich dan Horvarth (1980)
(hibridisasi intervaritas) yang
menyatakan bahwa ikan hasil
memiliki tampilan morfologi dari
hibridisasi interspesies adalah steril.
spesies yang sama.
Di samping itu rata-rata ukuran
morfometrik dan meristik dari ikan
Hibridsasi intervaritas adalah hibrid kebanyakan berada pada
mempersilangkan antara induk pertengahan (intermediate) di antara

105
nilai rata-rata morfometerik dan mulai bekerja.
meristik induk.
Beberapa spesies ikan air
Hibridisasi merupakan metode tawar yang sering digunakan dalam
yang digunakan dalam upaya kegiatan persilangan adalah
memperoleh ikan keturunan baru. spesies-spesies ikan yang memiliki
Matsui (1935) menyatakan bahwa varitas yang banyak dan memiliki
banyaknya varitas pada ikan karakter morfologi yang dapat
maskoki merupakan akibat dari dibedakan secara jelas seperti
perkawinan antara mutan dengan populasi spesies ikan hias yang
induk asal atau antara mutan terdiri dari spesies ekor pedang
dengan mutan dari induk yang sama (Xyphophorus maculatus), ikan guppi
sehingga secara morfologi terdapat (Poeciliareticulata), dan ikan maskoki
varitas ikan maskoki baru. (Carassius auratus ). Sementara
Hibridisasi didasarkan pada pada spesies ikan konsumsi,
perbedaan tampilan morfometrik dan adalah ikanmas (Cyprinus
meristik. Metode paling banyak carpio ), ikan nila (Oreochromis
dilakukan oleh petani ikan maskoki niloticus) dan spesies ikan
adalah hibridisasi karena di konsumsi lain karena di samping
samping memiliki varitas yang memiliki berbagai varitas juga
banyak, pada ikan keturunan sering keturunan hibrid telah mampu untuk
diperoleh warna, bentuk, dan ukuran dibudidayakan.
tubuh yang berbeda sehingga
jumlah varitas akan lebih banyak. Pengertian tentang persilangan
Kirpichnikov (1981) menyatakan ikan ini ada berbagai pendapat
bahwa hasil perlakuan hibridisasi misalnya crossbreeding merupakan
tidak hanya dilihat dari tampilan persilangan juga tetapi bukan per-
morfologi namun harus dilakukan silangan seperti hibridisasi, melain- kan
pula pengukuran morfometrik dan persilangan balik. Jenis ikan
meristik karena data yang diperoleh konsumsi yang merupakan hasil
merupakan refleksi dari kekuatan persilangan balik adalah lele
penurunan karakter dari sumber sangkuriang yang telah direlease
gamet di samping kondisi lingkungan oleh Menteri Perikanan dan
terjadi pada saat pembelahan sel Kelautan pada tahun 2004. Jenis

106
ikan ini merupakan hasil persilangan untuk yang berjenis kelamin jantan
balik antara ikan lele generasi ke dua mempunyai pertumbuhan lebih
dengan ikan lele generasi ke enam cepat dibandingkan dengan betina.
yang telah dibuat oleh Balai Besar Oleh karena itu, bagi para pem-
Pengembangan Budidaya Air Tawar, budidaya yang akan memelihara
Sukabumi. jenis ikan tersebut dengan meng-
gunakan populasi tunggal kelamin
4.1.3 Seks reversal akan lebih menguntungkan di-
bandingkan jika memelihara ikan
dengan populasi dua kelamin, selain
Seks reversal (monosex) adalah
itu waktu yang dibutuhkan untuk
suatu teknologi yang membalikkan arah
memelihara ikan tersebut lebih
perkembangan kelamin menjadi
cepat sehingga terjadi efisiensi
berlawanan. Cara ini dilakukan pada
biaya produksi dan keuntungan
waktu menetas gonad ikan belum
akan meningkat.
berdiferensiasi secara jelas menjadi
2. Mencegah pemijahan liar Dalam
jantan atau betina tanpa merubah
kegiatan budi daya ikan jika
genotipenya. Tujuan dari penerapan sek
memelihara ikan jantan dan betina
reversal adalah menghasilkan populasi
dalam satu wadah budidaya maka
monoseks (tunggal kelamin), yang
tidak menutup kemungkinan ikan
sangat bermanfaat dalam:
tersebut pada saat matang gonad
1. Mendapatkan ikan dengan per-
akan melakukan pemijahan yang
tumbuhan yang cepat. Pada
tidak diinginkan pada beberapa
beberapa jenis ikan konsumsi ada
jenis ikan yang memijahnya
beberapa jenis ikan di mana per-
sepanjang masa, seperti ikan nila
tumbuhan ikan jantan mempunyai
dan ikan mas.
pertumbuhan yang lebih cepat
3. Mendapatkan penampilan yang
daripada ikan betina, misalnya ikan
baik ikan yang dinikmati keindahan
nila jantan mempunyai pertumbuhan
warna tubuhnya adalah ikan hias.
lebih cepat pada ikan bentina, tetapi
Hampir semua jenis ikan hias yang
pada jenis ikan lainnya yaitu ikan
berkelamin jantan mempunyai
mas pertumbuhan ikan betinanya
warna tubuh yang lebih indah
justru lebih cepat dibandingkan
dibandingkan dengan ikan bentina-
dengan ikan jantan. Pada kelompok
nya. Oleh karena itu, jika yang
udang-udangan khususnya lobster

107
dipelihara pada ikan hias adalah sinyal yang dibentuk dalam sel-sel
ikan jantan maka akan diperoleh khusus pada kelenjar endokrin. Hormon
hasil yang lebih menguntungkan disekresikan ke dalam darah kemudian
karena nilai jualnya lebih mahal. disalurkan ke organ-organ yang
4. Menunjang genetika ikan yaitu teknik menjalankan fungsi-fungsi regulasi
pemurnian ras ikan. Pada kegiatan tertentu secara fisiologik dan biokimia.
rekayasa genetika misalnya Sel-sel sasaran pada organ sasaran
ginogenesi akan diperoleh induk memiliki reseptor yang dapat mengikat
ikan yang mempunyai galur murni. hormon, sehingga informasi yang
Induk ikan yang galur murni ini akan diperoleh dapat diteruskan ke sel-sel
mempunyai gen yang homozigot akhirnya menghasilkan suatu respon.
sehingga untuk melakukan per- Pesan hormon disampaikan pada sel-
kawinan pada induk yang homozigot sel sasaran menurut dua prinsip yang
tanpa mempengaruhi karakter jenis berbeda. Hormon lipofilik masuk ke
kelamin ikan tersebut dilakukan dalam sel dan bekerja pada inti sel,
aplikasi seks reversal pada induk sedangkan hormon hidrofilik bekerja
galur murni sehingga pemurnian gen pada membran sel.
itu masih tetap bertahan.
Teknik sex reversal mulai
Teknologi seks reversal dapat dikenal tahun 1937 ketika
dilakukan dengan menggunakan dua estradiol 17 β disintesis untuk
metode yaitu: pertama kalinya. Dalam perjalanannya
1. Terapi hormon yaitu dengan meng- teknik sex reversal telah mengalami
gunakan hormon steroid. beberapa perbaikan berawal dari
2. Rekayasa kromosom. perlakuan sex reversal yang baik
dilakukan pada saat beberapa
hari setelah menetas, yaitu sebelum
Teknologi seks reversal dengan
gonad berdiferensiasi, terus
rekayasa kromosom akan dibahas
berkembang hingga penerapan yang
pada bab IX secara detail. Pada subbab
dilakukan pada induk yang sedang
ini akan dibahas teknologi seks
bunting. Teknik sex reversal berbeda
reversal dengan menggunakan terapi
dengan hermaprodit, pada ikan
hormon. Menurut Koolman Rohm (2001)
hermaprodit setelah melewati rentang
hormon adalah bahan kimia pembawa
waktu tertentu, gonad secara alamiah

108
akan berubah menjadi jenis kelamin bersama-sama bertanggung jawab
yang berlawanan, fungsi hormon hanya pada timbulnya dua kemungkinan
mempercepat proses perubahan morfologi, fungsional, serta perilaku
tersebut. Sedangkan pada teknik sex pada individu jantan dan betina.
reversal perubahan jenis kelamin ikan Penentu seks merupakan sejumlah
sangat dipaksakan dengan membelok- unsur genetik yang bertanggung jawab
kan perkembangan gonad menjadi terhadap keberadaan gonad atau
jantan atau betina dengan proses sekumpulan gen yang bertanggung-
penjantanan (maskulinisasi) atau jawab terhadap pembentukan gonad.
pembetinaan dengan (feminisasi). Terdapat tiga model penentu seks yang
dapat diterapkan pada ikan, yaitu:
Berdasarkan tipe reproduksinya, • Kromosom, yang merupakan pe-
ikan dapat dibagi menjadi tiga tipe warisan seks atau hetero-
sebagai berikut. kromosom. Sistem kromosom
1. Gonokhorisme (gonochorism), yaitu determinasi seks betina atau jantan
memiliki jenis kelamin yang terpisah. XX/XY.
2. Hermaprodit (hermaphroditism),
• Penentu seks poligenik (polifaktorial)
yaitu kedua jenis kelamin berada
adalah suatu sistem penentuan
pada individu yang sama.
seks di mana terdapat gen penentu
3. Uniseksualitas (unizexuality), yaitu seks jantan dan betina epistatik
spesies yang semua individunya (superior) yang berada pada
betina. autosom maupun heterokromosom.

• Penentu seks oleh lingkungan,


Ekspresi atau perwujudan seks
melibatkan interaksi antargenotipe
bergantung pada dua proses, yaitu
dan lingkungan, terutama suhu
determinasi seks dan diferensiasi seks.
media selama perkembangan
Determinasi seks bertaggung jawab
larva.
pada seks genetik (seks genotipe),
sedangkan diferensiasi seks ber-
tanggung jawab pada perkembangan Proses diferensiasi seks adalah
yang nyata dari kedua jenis gonad (seks suatu proses perkembangan gonad
genotipe), yaitu jantan dan betina. ikan menjadi suatu jaringan yang
Kedua proses tersebut secara definitif (pasti), yang terjadi terlebih

109
dahulu pada betina dan kemudian baru memberikan efek perubahan dari
terjadi pada jantan. Gonad ikan pada jantan menjadi betina (feminisasi).
saat baru menetas masih berupa
2. Androgen (hormon jantan):
benang yang sangat halus dan belum
Testoteron, 17 α-Methyl Testoteron,
berdiferensiasi menjadi jantan atau
androstendion. Hormon ini mem-
betina. Proses diferensiasi seks pada
berikan efek perubahan dari betina
betina ditandai dengan meiosis menjadi jantan (maskulinisasi).
oogonia dan/atau perbanyakan sel-sel
somatik membentuk rongga ovari,
sebaliknya pada diferensiasi seks pada Pada sex reversal terkadang terjadi
jantan ditandai dengan muculnya penyimpangan ekstrim yang dialami.
spermatoonia serta pembentukan Hal ini dapat terjadi karena pada
sistem vaskular pada testis. beberapa jenis ikan (lele amerika)
terdapat suatu zat yang menyerupai
Hormon steroid secara alamiah enzim aromaterase sehingga hormon
terlibat dalam proses diferensiasi seks. 17α metiltestosteron yang masuk ke
Upaya pengontrolan proses diferensiasi dalam tubuh terlebih dahulu dikonversi
seks dilakukan dengan pemberian menjadi estradiol 17β dan berfungsi
steroid seks dari luar tubuh (eksogenous) sebagai hormon sehingga terjadi
pada ikan yang belum berdiferensiasi. penyimpangan hingga 100%.
Ikan-ikan hasil sex reversal pada
umumnya mengalami perubahan kelamin Dalam penerapan sex reversal
yang bersifat permanen dan berfungsi dengan menggunakan terapi hormon
normal. Pemberian steroid seks dapat diberikan beberapa cara yang
sebaiknya diberikan sebelum muncul didasarkan pada efektivitas, efisiensi,
tanda-tanda diferensiasi gonad dengan kemungkinan polusi, dan biaya. Cara
menggunakan hormon estrogen atau pemberian hormon dalam teknologi
androgen. Jenis-jenis hormon steroid seks reversal dapat dilakukan dengan
yang dapat digunakan dalam terapi beberapa cara antara lain sebagai
hormon antara lain sebagai berikut. berikut.

1. Estrogen (hormon betina):


Estradiol-17 β, esteron, estriol, atau 1. Oral
ethynil estradiol. Hormon ini Metoda oral adalah metode
pemberian hormon melalui mulut

110
yang dapat dilakukan dengan segera dimakan maka
pemberian pakan alami maupun kemungkinan besar hormon akan
pakan butan. Pada pakan buatan, tercuci ke dalam media budidaya.
hormon dilarutkan dalam pelarut
polar seperti alkohol. Cara yang Menurut Muhammmad Zairin Jr.
dilakukan dengan mencampur (2002), pemberian akriflavin
hormon 17 α 90 metyltestoesteron dengan dosis 15 mg/kg pakan
secara merata dengan pakan dengan frekwensi pemberian pakan 3 –
dengan dosis disesuaikan jenis 4 kali sehari menghasilkan 89% ikan
ikan yang akan diaplikasikan. jantan dengan survival rate 88%.
Pemberian hormon pada pakan
alami dapat dilakukan dengan
Prinsip kerja pencampuran
teknik bioenkapsulasi. Secara
hormon pada pakan yakni hormon
detail teknik tentang bioenkapsulasi ini
dilarutkan dan diencerkan dalam
dijelaskan secara detail pada bab VII.
alkohol. Kemudian larutan hormon
dicampurkan dengan pakan buatan
Selanjutnya Anonim, (2001), berupa pelet serbuk dengan cara
mengatakan bahwa berdasarkan menyemprotkan larutan hormon
penelitian sampai saat ini teknik secara merata kepermukaan pakan
penghormonan melalui oral paling dengan menggunakan sprayer.
banyak digunakan para pem- Setelah tercampur dengan merata,
budidaya ikan karena hasil yang pakan dibiarkan di udara terbuka di
diperoleh lebih dari 95 sampai tempat yang tidak terkena sinar
100% bila dibandingkan dengan matahari (diangin-anginkan) agar
perendaman yang menghasilkan 70– alkohol dapat menguap. Selanjutnya
80%. Dengan pencampuran hormon pakan yang telah tercamput hormon
pada pakan juga sangat efisien dimasukkan ke dalam wadah
dalam pemakaian dosis hormon tertutup dan disimpan di dalam
dan kemudahan mem- peroleh lemari pendingin.
pakan ikan. Sedangkan kelemahan
metoda oral ini adalah pada awal
2. Perendaman (dipping/bathing)
pemberian pakan, larva perlu
Metoda perendaman (dipping),
menyesuaikan jenis pakan buatan
yaitu dengan cara merendamkan
sehingga apabila pakan tidak
larva ikan ke dalam larutan air yang

111
mengandung 17 α metyltestoesteron 10 hari setelah menetas atau pada
dengan dosis 1,0 gram/liter air. saat tersebut panjang total larva
Metode ini dapat diaplikasikan berkisar antara 9,0 sampai 13 mm, di
pada embrio, dan pada larva ikan mana ikan dengan umur serta ukuran
yang masih belum mengalami seperti tersebut di atas secara
diferensiasi jenis kelamin (sex), dan morfologis masih belum mengalami
lama perendaman tergantung dosis diferensiasi kelamin. (Anonim, 2001).
hormon yang diaplikasikan, di mana
semakin banyak dosis hormon Perendaman induk betina yang
maka semakin singkat waktu sedang bunting juga merupakan
perendaman dan demikian juga salah satu alternative pada metode
sebaliknya. dipping namun harus dipertimbang- kan
efektivitas dan efesiensinya
Perendaman yang dilakukan sehingga induk yang direndam
pada fase embrio dilakukan pada sebaiknya induk-induk yang ber-
saat fase bintik mata mulai ukuran kecil.
terbentuk, karena dinggap embrio
telah kuat dalam menerima 3. Suntikan/implantasi
perlakuan. Kelemahan cara ini
Metode suntikan atau implantasi ini
adalah obat atau hormon terlau jauh
biasanya hanya dapat dilakukan pada
mengenai target gonad, namun lebih
ikan yang berukuran dewasa. Proses
hemat pada penggunaan hormon.
penyuntikan dilakukan pada bagian
Perendaman juga dapat dilakukan
punggung ikan dengan dosis yang
pada umur larva yang telah habis
disesuaikan dengan jenis dan ukuran
kuning telurnya, karena ada
ikan.
anggapan pada stadia ini gonad
masih berada pada fase labil
sehingga mudah dipengaruhi oleh Perlu diperhatikan bahwa peng-
rangsangan luar. Kelemahannya ubahan jantanisasi (maskulinisasi)
adalah efektivitas hormon berkurang kadang-kadang menunjukkan pe-
karena jauh mengenai target gonad. nyimpangan seperti ditemukan individu
Larva yang dipergunakan dalam yang memiliki bakal testis dan sekaligdi
penerapan teknologi sex reversal ini antaranyari. Selain itu mungkin saja
adalah larva yang berumur antara 5– dijumpai individu yang steril/abnormal

112
karena gonadnya tidak dapat ber- menit kemudian didinginkan,
kembang. Hal ini biasanya berhubungan kemudian disaring dengan kertas
dengan kesesuaian dosis yang saring dan disimpan dalam botol
diberikan. Menurut Zairin Jr. (2002) yang tertutup rapat pada suhu ruang.
Secara umum dosis yang terlalu tinggi Pemeriksaan gonad dilakukan
akan mendorong sterilitas dan dosis dengan cara membedah ikan
yang terlalu rendah akan mendorong terlebih dahulu yang kemudian
sex reversal yang tidak sempurna diambil gonadnya secara hati-hati.
sehingga bakal testis dan ovari dapat Gonad yang sudah terambil
dijumpai pada saat bersamaan. diletakkan pada gelas objek dan
diberi larutan asetokarmin 2–3
tetes, kemudian dicincang dengan
Setelah dilakukan aplikasi teknologi
pisau skalpel sampai halus, lalu
seks reversal pada individu ikan, maka
tutup dengan gelas penutup dan
harus dilakukan uji progeni. Uji progeni
siap diamati di bawah mikroskop.
ini untuk menentukan apakah ikan yang
telah ditreatment tersebut sudah
berubah kelamin. Terdapat dua metode 2. Metode morfologi
yang digunakan dalam identifikasi jenis Identifikasi kelamin dengan
kelamin, antara lain sebagai berikut. pengamatan morfologi adalah cara
terhemat karena tidak harus
1. Metode asetokarmin mematikan ikan yang akan diamati.
Cara ini apat dilakukan pada ikan-
Identifikasi gonad dengan
ikan yang memiliki dimorfisme
metode asetokarmin dilakukan
seksual yang jelas antara jantan dan
hanya untuk keperluan penelitian,
betina.
karena ikan harus dimatikan
terlebih dahulu untuk diambil
gonadnya. Asetokarmin adalah Aplikasi seks reversal telah berhasil
larutan pewarna yang digunakan dilakukan pada beberapa jenis ikan
untuk mewarnai jaringan gonad. berdasarkan hasil penelitian antara lain
Larutan ini dibuat dengan cara sebagai berikut.
melautkan 0,6 g bubuk karmin di 1. Ikan hias: ikan guppy, cupang, tetra
dalam 100 ml asam asetat 45%. kongo, dan rainbow trout dengan
Larutan dididihkan selama 2–4 menggunakan metode perendaman

113
embrio untuk ikan cupang dan tetra menggunakan larutan desinfektan atau
kongo, perendaman induk untuk sabun cuci untuk menghindari ikan yang
ikan guppy, perendaman larva untuk akan dipelihara dari hama penyakit
rainbow dan pemberian pakan. yang kemungkinan terbawa pada
wadah. Selain peralatan lapangan, untuk
2. Ikan konsumsi: nila dan mas, dengan
melakukan teknik sex reversal juga
perendaman embrio, larva dan
diperlukan peralatan dalam perlakuan
pemberian pakan.
melalui pakan yaitu, baskom yang
digunakan sebagai wadah dalam
Langkah awal dalam melakukan pembuatan ramuan pakan, sendok kayu
seks reversal adalah menyiapkan digunakan untuk mengaduk dan
wadah yang akan digunakan. Wadah meratakan larutan hormon, hand
yang dapat digunakan untuk melakukan sprayer digunakan untuk menyemprot-
teknik sex reversal antara lain akuarium, kan larutan hormon dalam pakan, spuit
bak fiber, bak semen, bak plastik. suntik sebagai alat untuk mengambil
Wadah untuk teknik sex reversal dapat larutan hormon dan botol gelas yang
dikelompokan berdasarkan kebutuhan berwarna gelap sebagai wadah
dan jenis metode yang akan digunakan. pelarutan hormon dengan alcohol.
Wadah-wadah yang digunakan yang Sedangkan peralatan yang diperlukan
mendasar adalah wadah pemeliharaan pada perlakuan melalui rendaman
induk dapat berupa kolam semen atau antara lain, baskom plastik sebagai
bak-bak plastik, wadah perlakuan yang wadah perendaman induk atau larva,
berupa akuarium dengan ukuran yang aerator sebagai penyuplai udara, spuit
menyesuaikan dengan kepadatan ikan suntik sebagai alat untuk mengambil
yang akan diberi perlakuan, dan wadah larutan hormon dan botol gelas yang
pemeliharaan larva. berwarna gelap sebagai wadah
pelarutan hormon dengan alkohol.
Peralatan yang digunakan pada
teknik sex reversal adalah peralatan Bahan-bahan yang harus
lapangan pemeliharaan ikan yang disediakan antara lain hormon 17
berupa seser, selang sipon, aerator, α metiltestosteron atau estradiol
selang aerasi, dan batu aerasi. 17 β sesuai dengan kebutuhan dan
Peralatan yang akan digunakan sebaik- tujuan sex reversal, alcohol
nya disanitasi terlebih dahulu dengan sebagai pelarut hormon, pakan

114
alami atau buatan (bila melalui populasi larva, lalu kalikan
metode oral) dan air bersih yang telah dengan berat rata-rata larva untuk
diendapkan selama 12–24 jam mendapatkan berat total larva.
sebagai media perendaman
4. Timbanglah pakan yang dibutuhkan
(bila menggunakan metode dipping).
untuk larva sesuai dengan dosis
yang sudah ditentukan (Feeding
Pembuatan Pakan Berhormon rate 30–40% per bobot biomassa/
hari) dikalikan selama 10 hari
Dalam aplikasi seks reversal
pemberian pakan.
dengan metode oral melalui pemberian
pakan berhormon maka dosis hormon 5. Siapkanlah larutan alkohol dengan
yang digunakan akan sangat spesifik konsentrasi 70% sesuai dengan
untuk jenis ikan tertentu. Dalam prosedur kebutuhan.
ini akan dibuat pakan berhormon untuk
6. Siapkanlah hormon yang akan
jenis ikan nila. Adapun prosedur yang
digunakan sesuai kebutuhan.
dilakukan sebagai berikut.
Misalnya jumlah kebutuhan pakan
1. Tangkaplah larva ikan yang akan 250 gram, dosis penghormonan
diberikan perlakuan dari kolam/bak 40 mg/kg pakan, maka timbanglah
pemijahan. hormon sebanyak 10 mg.
2. Pilihlah larva yang masih berumur di 7. Larutkanlah hormon tadi ke dalam
bawah 10 hari dengan melihat alkohol tersebut sebanyak 10 ml
kriteria yang sesuai dengan ciri-ciri (1mg/ml), lalu simpan dalam botol
yang sudah ditentukan. berwarna gelap (tidak bening).
3. Timbanglah biomassa larva yang
8. Campurlah larutan hormon dengan
akan diberi perlakuan peng-
pakan dengan cara menggunakan
hormonan yaitu dengan cara
hand sprayer disemprotkan secara
mengambil dan menimbang
merata pada pakan. Untuk meng-
beberapa sampel untuk
hilangkan alkohol angin-anginkan-
kemudian hasil penimbangan
lah pakan tersebut sampai bau
sampel dibagi dengan jumlah
alkoholnya sudah tidak menyengat
rata-rata larva sampel untuk
lagi.
mendapatkan berat rata-rata larva,
9. Simpanlah hormon yang sudah
selanjutnya hitunglah jumlah
dianginkan pada kantong plastik

115
yang berwarna gelap dengan ditutup diperlukan.
rapat-rapat baik sebelum maupun 2. Buatlah larutan hormon dengan cara
sesudah dipakan, atau dapat juga timbang hormon sebanyak 20 mg
disimpan dalam reprigrator (+ 4° C). dan masukkan dalam tabung
10. Diskusikan secara berkelompok polietilen dan tambhakan 0,5 ml
tentang prosedur pembuatan pakan larutan alkohol 70%. Tutup dan
berhormon. kocok sampai hormon larut,
kemudian tuangkan hormon ke
dalam wadah berisi 10 liter air
Pembuatan Larutan Perendaman pemeliharaan, beri aerasi dan siap
untuk digunakan.
Aplikasi seks reversal pada ikan 3. Pilihlah induk ikan guppy yang
guppy bertujuan untuk menghasilkan sedang bunting dengan melihat
ikan berjenis kelamin jantan. Pada ikan bentuk tubuhnya dan pilihlah induk
guppy jenis kelamin jantan mempunyai yang akan melahirkan 8 hari
warna dan bentuk tubuh yang lebih indah kemudian sebanyak 50 ekor. Ikan
dibandingkan dengan ikan betina. guppy biasanya mengalami masa
Teknik seks reversal pada ikan guppy bunting selama 40 hari.
dapat dilakukan dengan dua metode
4. Masukkan induk tersebut ke dalam
yaitu perendaman induk dan pemberian
larutan hormon dan rendam selama
pakan berhormon. Pada metode
24 jam.
perendaman, dosis yang digunakan
adalah 2 mg/l air dan lama perendaman 5. Pindahkan induk ikan guppy yang
selama 12 jam sampai 24 jam pada telah direndam ke dalam akuarium
induk ikan yang sedang bunting dan dan amati proses kelahiran anak
memberikan hasil 100% jantan. dan hitung jumlah anak yang
Sedangkan dengan metode pemberian dihasilkan
pakan dengan dosis 400 mg/l dengan
6. peliharalah anak yang dihasilkan
lama perlakuan 10 hari hanya meng-
sampai berumur 2–3 bulan dan
hasilkan 58% jantan (Zairin, 2002).
diidentifikasi jenis kelaminnya
Adapun prosedur pembuatan larutan
secara morfologis dan histologis.
perendaman sebagai berikut.

1. Siapkan alat dan bahan yang akan Penerapan seks reversal yang telah

116
dilakukan penelitian oleh beberapa • Ikan guppy, 400 mg mt/kg
peneliti yang telah disusun dalam Zairin pakan, selama 10–15 hari
(2002) sangat berbeda untuk jenis ikan pada betina bunting, hasil 70%
tentang dosis dan hasil yang diperoleh jantan.
antara lain sebagai berikut. • Ikan guppy, 1–2 mg/liter
• Ikan mas: 100 mg/kg pakan selama media selama 24 jam pada betina
36 hari pada larva 8–63 hari, pada bunting, hasil 100% jantan.
suhu 20–25° C, menghasilkan • Congo tetra fase bintik mata, 25
71–90% betina. mg/ liter media selama 8 jam, hasil
• Ikan mas: 100 mg/kg pakan selama 89% jantan.
36 hari, pakan berhormon-cacing- • Betta splendens/cupang fase
pakan berhormon, menghasilkan bintik mata, 20 mg/liter media
97% betina. selama 8 jam, hasil 85% jantan.
• Ikan nila 10–60 mg /kg
pakan, selama 10–15 hari, Keberhasilan teknik sex reversal
umur 21–28 hari, hasilnya 95– dapat diketahui melalui beberapa
100% jantan. parameter antara lain sebagai berikut.

a. Daya tetas telur atau kualitas larva yang dihasilkan


Jumlah telur yang menetas
Perhitungan daya tetas telur = –––––––––––––––––––––– × 100%
Jumlah telur awal

b. Derajat kelangsungan hidup larva yang dihitung setelah beberapa hari


pemeliharan
Jumlah larva yang hidup
Perhitungan daya tetas telur = –––––––––––––––––––––– × 100%
Jumlah telur awal

c. Nisbah kelamin, perbandingan jenis kelamin yang dihasilkan. Hal ini dapat
dihitung setelah 2–3 bulan pemeliharaan larva.
perhitungan nisbah kelamin untuk mengetahui keberhasilan teknik sex
reversal dengan rumus:
jumlah individu jantan
% jantan = ––––––––––––––––––– × 100%

117
jumlah individu total

jumlah individu betina


% betina = ––––––––––––––––––– × 100%
jumlah individu total

4.1.4. Inbreeding sisinya (abnormal). Menurut Leary et al


(1985), individu yang homozigot kurang
mampu mengimbangi keragaman
Inbreeding adalah perkawinan lingkungan dan memproduksi energi
antara individu-individu yang sekerabat untuk pertumbuhan dan perkembangan.
yaitu berasal dari jantan dan betina yang Oleh karena itu, fluktuasi asimetri
sama induknya dan pada varietas yang merupakan indikator untuk mengetahui
sama. Inbreeding atau silang dalam adanya silang dalam. Fluktuasi asimetri
akan menghasilkan individu yang ini merupakan perubahan organ atau
homozigositas. Kehomozigotan ini akan bagian tubuh sebelah kiri dan kanan
melemahkan individu-individunya yang menyebar normal dengan rataan
terhadap perubahan lingkungan. mendekati nol. Selain itu individu yang
Homozigositas ini berari hanya ada satu mengalami tekanan silang dalam
tipe alel untuk satu atau lebih lokus. mempunyai ketahanan terhadap
Selain itu silang dalam akan menyebab- perubahan lingkungan yang rendah.
kan penurunan kelangsungan hidup telur
dan larva, peningkatan frekuensi
Berdasarkan beberapa parameter
ketidaknormalan bentuk dan penurunan
pengukuran dalam menentukan apakah
laju pertumbuhan ikan. Silang dalam
pada suatu populasi telah mengalami
menyebabkan heterozigositas ikan
tekanan silang dalam, memperlihatkan
berkurang dan keragaman genetik
bahwa silang dalam memberikan
menjadi rendah. Menurut Nurhidayat
dampak negatif dalam budidaya ikan.
(2000), lele dumbo yang berasal dari
Tetapi dalam program untuk mem-
Sleman, Tulung Agung dan Bogor
peroleh individu galur murni hanya dapat
mempunyai stabilitas perkembangan
dilakukan dengan menerapkan pro-
yang rendah akibat telah mengalami
gram breeding ini. Jadi tujuan
tekanan silang dalam yang ditunjukkan
penerapan silang dalam (inbreeding)
dengan tingginya nilai fluktuasi asimetri
hanya bertujuan untuk memperoleh
dan adanya individu yang tidak tumbuh
induk ikan yang mempunyai galur murni,
sirip dada dan sirip perut pada kedua
individu galur murni mempunyai

118
homozigositas yang tinggi. Program mempunyai arti lain yaitu melakukan
breeding ini merupakan program perkawinan yang dekat sekali kaitan
konvensional dalam memperoleh induk kekeluargaannya misalnya anak
ikan yang galur murni. dan tetua atau antarsaudara
sekandung. Perkawinan antara
Perkawinan antara individu-individu saudara sekandung atau antara
yang sekerabat ini yang sangat dekat individu-individu yang sefamili akan
kekerabatannya biasa terjadi dalam mengakibatkan pembagian alel-alel
suatu populasi ikan yang sangat kecil. melalui satu atau lebih dari leluhur
Oleh karena itu, untuk menghindari yang sama. Bila perkawinan
terjadinya silang dalam pada program individu ini terjadi maka alel-alel
pengembangbiakan ikan dibutuhkan yang mereka dapatkan dari leluhur
suatu penerapan effective breeding yang sama akan diperoleh kembali.
number (Ne) pada ikan budidaya. Maka hal ini akan mengakibatkan
keturunan yang dihasilkan adalah
Berdasarkan hasil penelitian nilai Ne
individu-individu yang homozigot
untuk setiap jenis ikan berbeda,
dari satu atau lebih lokus. Dengan
misalnya pada ikan mas nilai Nenya
melakukan silang dalam, frekuensi
adalah > 50 ekor yang berarti jika para
gen tidak berubah tetapi homo-
pembudidaya akan melakukan program
sigositas meningkat. Menurut Tave
pembenihan ikan mas dalam suatu
(1986) pengaruh silang dalam
hatchery, minimal harus mempunyai
terhadap frekuensi genotipe dan
induk dengan jumlah lebih dari 25
frekuensi alel dalam lokus dapat
pasang agar tidak terjadi inbreeding.
dilihat pada Tabel 4.2.
Pada ikan nila, nilai Nenya adalah > 133
ekor, sedangkan pada ikan lele 50 ekor.
2. Line breeding
Line breeding berarti per-
Dalam memperoleh induk ikan yang
kawinan satu jalur yaitu perkawinan
mempunyai galur murni dapat dilakukan
keluarga yang bertujuan untuk
dengan dua metode yaitu:
meningkatkan sifat-sifat tertentu
baik yang berasal dari nenek
1. Closed breeding
moyang bersama yang jantan
Closed breeding berarti maupun betina terhadap kostitusi
perkawinan yang tertutup, yang genetik pada progeninya. Bentuk

119
line breeding yang sering dilakukan menurut Tave (1986) dapat dilihat
adalah backcross kepada orang- pada Gambar 4.1. Dari hasil mild
tuanya yang sama untuk beberapa linebreeding bertujuan untuk
generasi. Menurut Tave (1986) individu A berkontribusi 53,12%
prosedur linebreeding dapat pada gen individu K, sedangkan
dilakukan dengan dua tipe yaitu pada intense linebreeding individu
Mild Linebreeding dan Intense A berkontribusi 93,75% pada gen
Linebreeding. Untuk membedakan individu G.
kedua program linebreeding ini

Tabel 4.2 Pengaruh silang dalam terhadap frekuensi genotipe dan frekuensi alel dalam
lokus. Perkawinan setiap generasi : AA × AA; Aa × Aa; aa × aa (Tave, 1986)

Frekuensi Genotipe Frekuensi Alel


Generasi
f(AA) f(Aa) f(aa) f(A) f(a)
P1 0,25 0,5 0,25 0,5 0,5
F1 0,375 0,25 0,375 0,5 0,5
F2 0,4375 0,125 0,4375 0,5 0,5
F3 0,46875 0,0625 0,46875 0,5 0,5
F4 0,48437 0,3125 0,48437 0,5 0,5
F5 0,49218 0,15625 0,49218 0,5 0,5
F6 0,49609 0,007812 0,49609 0,5 0,5
F7 0,49804 0,003906 0,49804 0,5 0,5
F8 0,49902 0,001953 0,49902 0,5 0,5
F9 0,49951 0,000976 0,49951 0,5 0,5
Fn 0,5 0,0 0,5 0,5 0,5

120
Mild Linebreeding Intense Linebreeding

A × B A × B
↓ ↓
C × D A × C
↓ ↓
E × G A × D
↓ ↓
H × I A × E
↓ ↓
A × J K

K
Gambar 4.1 Diagram skematik perkawinan dua tipe linebreeding yaitu mildline breeding dan
intense line breeding (Tave, 1986).

Gambar 4.2 Induk ikan lele betina tampak atas (kiri) dan genital papilla (kanan)

121
Gambar 4.3 Induk ikan lele jantan tampak atas (kiri), genital papilla (kanan)

4.1.5 Aplikasi seleksi induk pada persegi. Setiap kolam dilengkapi


budidaya dengan saluran pemasukan dan
pengeluaran air. Di kedua saluran ini
biasanya dilengkapi dengan saringan
Dalam aplikasi budidaya para
agar induk-induk tersebut tidak keluar
petani ikan biasanya melakukan
atau kabur. Kepadatan penebaran induk
pemeliharaan terhadap induk ikan yang
antara 3–4 kg/m2, sedangkan ketinggi-
diperoleh dari hasil budidaya dengan
an air dikolam induk antara 60–75 cm.
cara induk jantan dan betina dipelihara
Agar diperoleh kematangan induk yang
secara terpisah. Hal ini lebih memudah-
memadai, setiap hari induk di beri
kan dalam pengelolaan, pengontrolan,
pakan bergizi. Jenis pakan yang
dan yang terpenting dapat mencegah
diberikan berupa pakan buatan berupa
terjadinya memijah di luar kehendak
pelet sebanyak 3–5 % perhari dari bobot
”mijah maling”. Kolam induk berupa
induk yang dipelihara. Ada juga induk
kolam tanah, kolam tembok, atau kolam
ikan yang diberikan pakan berupa
tanah dengan pematang dari tembok.
limbah peternakan ayam (ayam yang
Tidak ada ketentuan khusus tentang
mati) yang dibakar atau direbus terlebih
ukuran kolam untuk pemeliharaan induk.
dahulu.
Biasanya kolam induk hanya disesuai-
kan dengan kondisi lahan dan keuangan.
Untuk memudahkan dalam pengelolaan 4.1.5.1 Seleksi induk ikan lele
dan efisiensi penggunaan kolam, maka
luas kolam induk jantan dan betina Seleksi induk ikan lele secara umum
masing-masing berkisar 15–30 meter di mulai dari ikan ukuran benih (5–10

122
cm). Benih ikan yang baik untuk induk berokan ini adalah untuk mengurangi
di pilih dengan ciri-ciri antara lain kandungan lemak pada tubuh ikan. Hal
memiliki pertumbuhan yang lebih cepat, ini disebabkan lemak pada tubuh ikan
tidak cacat, gerakan lincah, dan dapat menghambat ovulasi telur pada
memiliki bentuk tubuh yang baik. Benih/ betina dan pengeluaran sperma pada
calon induk tersebut dipelihara di dalam induk jantan. Induk yang akan diberok
kolam dengan baik, selanjutnya calon dipisahkan antara induk jantan dan
induk tersebut dilakukan seleksi induk betina. Hal ini bertujuan untuk meng-
secara berkala sampai mendapat induk hindari mijah maling. Selain itu,
yang benar-benar baik dan sesuai pemisahan induk tersebut bertujuan
dengan kebutuhan. Kegiatan pem- mempercepat pemijahan ikan.
benihan ikan lele diawali dengan
seleksi induk. Induk yang akan dipilih Ciri-ciri induk betina lele dumbo
adalah induk jantan dan betina yang yang siap untuk dipijahkan sebagai
matang gonad. Ciri-ciri induk betina ikan berikut.
lele adalah genital papila berbentuk
bundar (oval), bagian perut relatif lebih
• Bagian perut tampak membesar ke
besar, gerakan lambat, jika diraba
arah anus dan jika diraba terasa
bagian perut terasa lembek dan alat
lembek.
kelamin berwarna kemerah merahan.
• Lubang kelamin berwarna
Sedangkan induk jantan dicirikan
kemerahan dan tampak agak
dengan genitalnya meruncing ke arah
membesar.
ekor, perut ramping, dan pada ujung alat
• Jika bagian perut secara perlahan
kelamin berwarna kemerahan. Selain
diurut ke arah anus, akan keluar
itu ada perubahan warna tubuh menjadi
beberapa butir telur berwarna hijau
cokelat kemerahan. Untuk lebih jelasnya
tua dan ukurannya relatif besar.
dapat dilihat pada Gambar 4.2 dan
Gambar 4.3. • Gerakannya lambat.

Induk yang sudah dipilih berdasar- Ciri-ciri induk jantan lele dumbo
kan matang gonadnya, kemudian jantan yang telah siap untuk dipijahkan
diberok (dipuasakan) selama 2 hari. sebagai berikut.
Selama pemberokan induk jantan dan
betina dipisahkan. Tujuan dari pem- • Alat kelamin tampak jelas me-

123
merah. sejak pemanenan, benih umur 1 bulan.
• Warna tubuh agak kemerah- Dalam pemeliharaan calon induk ini
merahan. harus diberi pakan yang cukup dan
• Tubuh ramping dan gerakannya bergizi. Calon-calon induk yang di-
lincah. pelihara tersebut selanjutnya di seleksi
kembali pada saat berukuran 100–200
gram. Calon induk jantan dan betina
4.1.5.2 Seleksi induk ikan mas dipilih berdasarkan ciri-ciri morfologis-
nya yang baik, di antaranya sebagai
berikut.
Induk ikan mas yang akan dipijah-
kan sebaiknya dipelihara dalam tempat
yang terpisah antara jantan dan betina • Calon induk harus mempunyai
agar pertumbuhan induk ikan opimal karakter morfologis dengan kriteria
dan tidak terjadi perkawinan yang tidak sebagai berikut: bentuk tubuh kekar,
diinginkan. Dalam pemeliharaan induk pangkal ekor kuat dan lebar, sisik
ikan Mas harus dilakukan dengan baik besar dan teratur, warna cerah,
dan benar agar diperoleh induk yang kepala lancip dan lebih kecil dari
siap dan unggul untuk dikawinkan. lebar tubuh (1 : 1,5), daerah perut
melebar dan datar, badan tebal, dan
Pemeliharaan induk ikan mas berpunggung tinggi.
merupakan salah satu aspek penting • Calon induk harus berasal dari
yang harus dilaksanakan dalam keturunan yang berbeda, baik ikan
program pengembangbiakan ikan mas. jantan maupun ikan betina.
Induk ikan mas yang dipelihara dengan • Calon induk harus mempunyai sifat
baik akan menghasilkan telur dan benih cepat tumbuh, sehat, tahan terhadap
ikan dalam jumlah dan kualitas yang penyakit dan perubahan lingkungan,
diharapkan. serta responsive terhadap pakan.

Induk ikan yang baik sebaiknya


Calon-calon induk yang telah
dipelihara dari masa benih, hal tersebut
diseleksi dipelihara di kolam
dapat dilihat dari gerakan yang lincah,
pemelihara- an induk sampai siap untuk
tumbuh bongsor, sehat, dan mempunyai
dipijahkan. Agar diperoleh induk yang
nafsu makan yang baik. Pemeliharaan
berkualitas dan dapat menghasilkan
benih calon induk sebaiknya dilakukan

124
telur dalam jumlah yang maksimal, jantan lebih cepat matang gonad
yang harus diperhatikan adalah: dibandingkan dengan ikan mas betina.
Umur ikan mas jantan 10–12 bulan
dengan bobot 0,6–0,75 kg sudah
• Pemeliharaan pakan yang teratur,
pakan yang diberikan harus sampai matang kelamin, sedangkan
induk betina yang ideal mencapai
mempunyai kadar protein 30–35%,
jumalh pakan yang diberikan per matang gonad pada umur 1,5–2 tahun
hari berkisar antara 2–3% dan dengan berat 2–3 kg. Induk ikan mas
frekuensi pemberian pakan yang akan dipijahkan harus benar-benar
dapat dibedakan antara jantan dan
sebanyak 2–3 kali.
betina. Adapun ciri-ciri induk jantan dan
• Kondisi kolam pemeliharaan harus
betina ikan mas dapat dilihat pada
optimal, yaitu kandungan oksigen
Tabel 4.3.
terlarut minimal 5 ppm, suhu air
berkisar25–30° C dan air tidak
tercemar.
• Padat penebaran calon induk
berkisar antara 0,1–0,25 kg/m2.

Calon-calon induk tersebut di-


pelihara sampai mencapai ukuran
tertentu untuk dipijahkan. Induk ikan mas

Tabel 4.3 Ciri-ciri induk jantan dan betina ikan mas

No Jantan Betina

1. Sirip dada relatif panjang, jari-jari Sirip dada relatif pendek, lunak,
luar tebal. lemah, jari-jari luar tipis.

2. Lapisan sirip dada kasar. Lapisan dalam sirip dada licin.

3. Kepala tidak melebar. Kepala relatif kecil, bentuk agak


meruncing.

125
4. Tubuh lebih tipis/langsing, ramp- Tubuh lebih tebal/gemuk di-
ing dibandingkan betina pada bandingkan jantan pada umur
umur yang sama. yang sama.

5. Gerakannya gesit. Gerakannya lamban dan jinak.

6. Sehat dan tidak cacat. Sehat dan tidak cacat.

7. Sisik teratur dan warna cerah. Sisik teratur dan warna cerah.

Induk ikan mas jantan dan betina dapat mencapai matang gonad.
harus dipelihara dalam kolam yang Adapun ciri-ciri induk ikan mas yang
terpisah agar ikan cepat matang kelamin matang gonad dapat dilihat pada Tabel
dan tidak terjadi perkawinan liar. Induk 4.2 dan Gambar 4.3 dan Gambar 4.4.
yang dipelihara dengan baik akan

Tabel 4.4 Ciri-ciri induk jantan dan betina matang gonad

No Jantan Betina

1. Tubuh ramping. Perut membulat dan lunak jika


diraba.

2. Mengeluarkan cairan putih/ Genital papilla mengembang,


sperma bila perut ditekan ke agak terbuka dan berwarna
arah anus. kemerahan.

3. Lubang anus melebar dan


menonjol (agak membengkak).

126
Gambar 4.4 Induk ikan mas betina tampak atas (kiri) dan genital papilla (kanan)

Gambar 4.5 Induk ikan mas jantan tampak atas (kiri), genital papilla (kanan)

4.1.5.3 Seleksi induk ikan nila agar mampu hidup dan berkembang-
biak secara optimal.

Pengelolaan induk dalam kegiatan


usaha pembenihan mempunyai peran Ruang lingkup pengelolaan
yang sangat penting dalam menunjang induk dengan mengacu pada
keberhasilan, karena induk merupakan ketercapaian efisiensi suatu usaha
salah satu faktor utama yang akan pembenihan ikan dapat
menentukan kualitas dan kuantitas benih dikelompokan ke dalam tiga
yang dihasilkan. kelompok yaitu pengadaan
induk, pemeliharaan calon induk,
Pengelolaan induk dilakukan atas dan pe- ningkatan mutu induk,
dasar sifat induk dan kebutuhan induk atau mem- pertahankan mutu induk.

127
• Mortalitas induk, yaitu prosentase
Untuk dapat mencapai efisiensi
jumlah induk yang hilang selama
suatu usaha pembenihan, dalam
pemeliharaan (umur produktif) baik
pengadaan induk ada dua hal yang
yang disebabkan oleh kematian/
harus diperhatikan yaitu kuantitas calon
hilang atau sesuatu hal sehingga
induk dan kualitas calon induk.
induk tersebut tidak berproduksi
Perhitungan untuk menentukan berapa
untuk menghasilkan telur. Dari
jumlah induk yang harus tersedia dalam
aspek tersebut di atas secara
suatu unit pembenihan, agar dapat
praktis jumlah induk ikan nila pada
menghasilkan benih sesuai dengan
suatu areal/kolam pemijahan
peluang atau pangsa pasar yang ada,
ditentukan oleh induk jantan dan
maka dalam menghitung jumlah induk
ukuran induk. Hal ini disebabkan
harus mempertimbangkan 4 aspek yaitu:
sifat ikan nila memijah adalah di
• Skala usaha, yaitu satuan unit usaha mana induk jantan akan membuat
terkecil dalam pembenihan ikan nila suatu daerah teritorial yang tidak
yang secara ekonomis masih boleh digangggu ikan lain. Dengan
mampu memberikan efisiensi dan demikian jumlah ikan betina
keuntungan yang optimal. umumnya lebih banyak dari pada
ikan jantan agar mudah memberi
• Kuantitas dan kontinuitas produksi, kesempatan pada jantan untuk
yaitu banyaknya produk (benih) dapat menemukan betina yang
yang harus dihasilkan sesuai matang gonad. Setelah mengetahui
dengan kriteria yang ditentukan tanda-tanda calon induk yang baik
dalam periode dan interval waktu pada ikan nila, selanjutnya kita
tertentu secara terus-menerus harus mampu membedakan induk
sesuai dengan target yang telah jantan dan induk betina. Untuk dapat
ditentukan. membedakan antara induk jantan
• Produktifitas induk, yaitu ke- dan betina dapat dilihat pada Tabel
mampuan induk betina dari setiap 4.5 dan Gambar 4.5.
pemijahan untuk menghasilkan
benih ikan nila sesuai dengan
kriteria yang ditentukan.

128
Tabel 4.5 Ciri-ciri Induk Jantan dan Betina

Ciri-Ciri Induk Betina Ciri-Ciri Induk Jantan

• Dagu relatif kecil berwarna putih. • Dagu menonjol berwarna merah.


• Sirip dada berwarna hitam dan • Sirip dada berwarna cokelat
pendek. kemerahan dan relatif panjang.
• Perut melebar berwarna putih. • Perut pipih warna hitam.
• Bila perut diurut dari dada ke • Bila perut diurut dari dada ke
genitalia keluar cairan bening. genitalia tidak keluar cairan
bening.

Gambar 4.6 Induk ikan nila

4.1.5.4 Seleksi induk ikan patin dan bagian perut lebih ramping.

Induk ikan patin dapat dipijahkan Induk betina ikan patin yang matang
setelah umur 2–3 tahun. Pada umur gonad mempunyai ciri-ciri bagian perut
tersebut induk ikan patin telah memiliki membesar ke arah lubang genital
berat badan 3–5 kg/ekor. Ciri-ciri induk berwarna merah, membengkak dan
betina adalah memiliki bentuk urogeni- mengkilat agak menonjol, serta jika
tal bulat dan perut relatif lebih me- diraba bagian perut terasa lembek.
ngembang dibandingkan induk jantan. Sedangkan ciri-ciri induk jantan ikan
Sedangkan induk jantan memiliki papila patin yang dapat dipijahkan adalah bila
bagian perut diurut ke arah anus akan
129
keluar cairan putih dan kental. Untuk Kanulasi bertujuan untuk mengetahui
dapat membedakan induk ikan patin derajat kematangan gonad induk betina
jantan dan betina yang matang gonad dengan mengukur keseragaman
dapat dilihat pada Gambar 4.7. diameter telur. Kanulasi dilakukan
dengan cara menyedot telur dengan
menggunakan selang kecil (kateter) ber-
diameter 2–2,5 mm. Selang kecil
tersebut dimasukkan ke dalam lubang
urogenital sedalam 4–6 cm ke dalam
ovarium. Ujung selang yang lain dihisap
dengan mulut selanjutnya selang tadi
ditarik keluar dari lubang urogenital, lalu
ditiup untuk mendorong telur keluar dari
Gambar 4.7 Induk ikan patin jantan (atas) dan selang. Telur yang keluar dari selang
betina (bawah)
ditampung pada lempeng kaca tipis
atau pada wadah lain. Selanjutnya telur
Induk ikan yang telah diseleksi tersebut diukur garis tengahnya
selanjutnya diberok (dipuasakan) menggunakan penggaris. Bila 90–95%
selama 1–2 hari. Selama pemberokan telur memiliki garis tengah 1,0–1,2 mm,
induk ikan, air terus menerus dialirkan berarti induk betina tersebut dapat
ke kolam/wadah pemberokan. Tujuan dipijahkan. Selain itu ciri-ciri telur yang
pemberokan adalah untuk mengurangi telah matang adalah akan cepat
kadar lemak pada saluran pengeluaran mengering atau saling berpisah bila
telur. Oleh sebab itu, selama pem- diletakkan di punggung tangan.
berokan induk ikan tidak diberi makan.
Bila bagian perut induk ikan betina
masih tampak membesar setelah
pemberokan, induk ikan tersebut
dikanulasi (dilakukan penyedotan telur
ikan dengan kateter) untuk menetukan
apakah induk ikan tersebut sudah siap
dipijahkan. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada Gambar 4.7.

Gambar 4.8 Kanulasi induk ikan patin

130
4.2 Teknik Pemijahan Ikan berpengaruh ter- hadap kematangan
gonad. Hal ini harus dipelajari karena
tingkat kematangan gonad ikan
Pemijahan adalah proses per-
sangat mempengaruhi keberhasilan
kawinan antara ikan jantan dan betina.
pemijahan ikan. Walaupun saat ini
Dalam budidaya ikan teknik pemijahan
telah banyak diketemukan
ikan dapat dilakukan dengan 3 macam
hormon-hormon perangsang per-
cara, yaitu:
tumbuhan dan pematangan gonad,
1. Pemijahan ikan secara alami, yaitu namun tetap saja membutuhkan waktu
pemijahan ikan tanpa campur dalam proses pertumbuhan dan
tangan manusia, terjadi secara pematangannya. Tingkat kematangan
alamiah (tanpa pemberian gonad ikan dapat dideteksi dengan
rangsangan hormon). melihat tanda-tanda morfologi dan
fisiologi sel telur atau sel sperma. Tanda-
2. Pemijahan ikan secara semi
tanda morfologis ikan matang gonad
intensif, yaitu pemijahan ikan yang
untuk ikan betina antara lain gerakan-
terjadi dengan memberikan
nya lamban, perut gembung, perut bila
rangsangan hormon untuk mem-
diraba terasa lunak, kulit kadang
percepat kematangan gonad, tetapi
kelihatan memerah, kadang- kadang
proses ovulasinya terjadi secara
telur telah keluar pada lubang genital,
alamiah di kolam.
lubang genital memerah. Tanda-tanda
3. Pemijahan ikan secara intensif, sel telur matang secara fisiologis
yaitu pemijahan ikan yang terjadi adalah: Polar Body I telah keluar,
dengan memberikan rangsangan Germinal Vesicle/GV (Inti sel) telah
hormon untuk mempercepat ke- menepi berada di depan microfile,
matangan gonad serta proses warna telur telah transparan, ukuran telur
ovulasinya dilakukan secara buatan mendekati 1 mm. Sejenak sebelum
dengan teknik stripping/ pengurutan. ovulasi GV akan melebur sehingga
disebut Germinal Vesicle Break Down
(GVBD).
Untuk dapat melakukan pemijahan
ikan pada beberapa jenis ikan
budidaya maka harus memahami Sedangkan tanda-tanda ikan jantan
tentang tingkat kematangan gonad matang gonad secara morfologis
dan faktor- faktor yang sangat antara lain ikan lebih langsing dibanding

131
ikan betina, gerakannya lincah, bila Steroid. Keadaan ini memungkinkan
diurut kearah lubang genital cairan untuk perlakuan pemberian hormon
seperti susu akan keluar. Tanda-tanda baik melaui penyuntikan, implantasi,
sel sperma matang antara lain warna dan pakan.
kental seperti susu/santan, organ
sperma telah lengkap, motilitas tinggi, Hormon sangat penting dalam
kenormalan lebih dari 90%. Di samping pengaturan reproduksi dan sistem en-
kesehatan, kenormalan ikan merupakan docrine yang ada dalam tubuh, yang
unsur yang penting juga, karena faktor reaksinya lambat untuk menyesuaikan
ini akan diturunkan kepada anaknya. dengan keadaan luar. Hasil kegiatan
sistem endocrine adalah terjadinya
Pada saat pemilihan induk ikan keselarasan yang baik antara
matang gonad usahakan induk ikan kematangan gonad dengan kondisi di
tidak stres. Jika induk ikan stres luar, yang cocok untuk mengadakan
walaupun kematangan gonadnya sudah perkawinan. Aktivitas gonadotropin
memenuhi, ikan tersebut biasanya tidak terhadap perkembangan gonad tidak
akan memijah. Jika demikian ke- langsung tetapi melalui biosintesis
adaannya pemijahan ikan bisa tertunda hormon steroid gonad pada media
atau malah tidak jadi memijah, yang stadia gametogenesis, termasuk per-
akhirnya telur ikan akan terserap kembangan oosit ( vitelogenesis )
kembali atau atresia. pematangan oosit, spermato-genesis,
dan spermiasi.
4.2.1 Perkembangan dan pe-
matangan gonad Hormon gonadotropin dengan
glicoprotein rendah dapat mengontrol
Perkembangan telur dipengaruhi vitelogenesis, sedangkan yang tinggi
oleh faktor dalam dan luar dari ikan mengakibatkan aksi ovulasi. Hormon
(lingkungan dan pakan). Pengaruh tiroid akan aktif bersinergi dengan
faktor lingkungan terhadap gametoge- gonadotropin untuk mempengaruhi
nesis dibantu oleh hubungan antara perkembangan ovari dan kemungkinan
poros Hipotalamus-Pituitary-Gonad lain juga untuk meningkatkan sensitivitas
melalui proses stimulisasi atau pengaruh gonadotropin. Sel target
rangsangan. Hormon-hormon yang ikut hormon gonadotropin adalah sel teka
dalam proses ini adalah GnRH dan yang merupakan bagian luar dari

132
lapisan folikel. Pada ikan goldfish dan suatu organisma, antarorgan dan sel,
rainbowtrout dihasilkan 17α- hidrokxy- dan juga antargenerasi pada kasus
20β-dihidroxyprogresterone (17 α, hormon di dalam telur. Hormon sebagai
20β-Pg) oleh lapisan folikel sebagai mediator biokimiawi dilepas dari
respon terhadap aktivitas gonadotropin tempat produksinya menuju organ tar-
untuk merangsang kematangan telur. get melalui beberapa cara, yaitu (a)
Teori yang lain kontrol endokrin terhadap difusi sederhana di dalam sel atau dari
kematangan oosit dan ovulasi pada satu sel ke sel lainnya di dalam organ;
teleostei adalah GTH merangsang (a) (b) transportasi melalui darah atau
sintesa steroid pematangan pada berbagai cairan tubuh sehingga
dinding folikel (ovari) dan (b) sekresi langsung mencapai organ atau sel; atau
mediator ovulasi. (c) secara tidak langsung melalui
lingkungan luarnya.

Sistem endokrin dan sistem saraf


merupakan sistem kontrol pada semua Sistem endokrin di dalam tubuh
makhluk hidup tidak terkecuali ikan. sangat kompleks tetapi biasanya
Sistem ini adalah cara utama tubuh mengikuti dua prinsip. Pertama ber-
untuk menyampaikan informasi antarsel dasarkan responnya dibagi menjadi dua
dan jaringan yang berbeda. Dalam kelenjar endokrin, yaitu pituitary dan
sistem endokrin dilakukan sekresi beberapa kelenjar di bawah kontrol
internal dari substansi aktif biologik. pituitary. Kedua, hormon yang dihasil-
Sistem endokrin menggunakan mes- kan oleh kelenjar tersebut seringkali
senger kimia yang disebut hormon yang menghambat produksi hormon
ditransportasikan oleh sistem pembuluh pituitary, proses ini disebut peng-
darah. Sistem endokrin lebih lambat hambatan feedback. Adanya bentuk
daripada sistem saraf karena hormon kombinasi sistem penghambatan
harus melalui perjalanan ke sistem feedback ini menyebabkan terjadinya
memutar untuk mencapai organ target. keseimbangan respons. Jadi sistem
endokrin mengontrol dirinya sendiri
Berdasarkan dari sudut ilmu, sebagaimana halnya mengontrol sistem
endokrin merupakan mediasi biokimia organ yang lain. Skema pengaturan
pada proses fisiologis. Mediasi ini sekresi hormon diilustrasikan pada
dapat terjadi antarpopulasi, antar- Gambar 4.9.
organisme, antar jaringan di dalam

133
mengatasi stres.

Kelenjar endokrin dilihat dari asal


embrionya berdiferensiasi dari seluruh
lapisan germinal. Untuk yang berasal
dari mesoderm (korteks adrenal,
gonad) menghasilkan hormon-hormon
steroid, dan yang berkembang dari
ectoderm atau endoderm mensekresi-
kan hormon amino termodifikasi, peptid,
atau protein.

Gambar 4.9 Skema pengaturan sekresi Kelenjar endokrin pada ikan


hormon, + menunjukkan sekresi hormon; - menurut Lagler et al (1962) terdapat
menunjukkanmekanisme feedback pada beberapa organ antara lain pitu-
itary, pineal, thymus, jaringan ginjal,
Secara umum sistem endokrin ikan jaringan kromaffin, interregnal tissue,
sama dengan vertebrata lainnya. Ikan corpuscles of stannous, thyroid,
memiliki urofisis yang terletak pada ultibranchial, pancreatic islets, intestinal
pangkal ekor, tetapi tidak memiliki tissue, interstitial tissue of gonads, dan
kelenjar paratiroid. Sistem endokrin urohypophysis. Untuk lebih jelasnya
juga memungkinkan tubuh untuk dapat dapat dilihat pada Gambar 4.10.

134
Gambar 4.10 Letak dan jenis kelenjar endokrin ikan dari arah depan ke arah belakang
(Lagler et al.,1962)

Kelenjar endokrin pada ikan hormon ini sangat penting dalam


menghasilkan jenis hormon tertentu, osmoregulasi yaitu pengaturan tekanan
seperti pada kelenjar utama pada ikan osmosis cairan tubuh. Kedua hormon
adalah pituitary di mana pada kelenjar tersebut terdapat pada bagian posterior
tersebut menghasilkan sembilan pituitary. Pada bagian anterior pituitary
macam sel penghasil hormon yaitu pro- terdapat beberapa macam hormon di
lactin (PL), corticotrophs (CT), antaranya hormon pertumbuhan yang
Gonadotrophs (GTH), Somatotrophs berfungsi merangsang pertumbuhan
(STH), Thyrotrophs (TSH), Melanotrophs dan mengontrol proses osmoregulasi,
(MSH) dan Neurosecretory nerve hormon prolactin pada mamalia
ending (NS). Hormon yang terdapat menstimulasi aksi produksi susu, pada
pada kelenjar pituitary antara lain ikan kontrol hidromineral (air tawar)
Oxytocin yang berfungsi merangsang hyperosmotic regulation pada ikan
konstraksi urine dan kelenjar susu, Anti teleost selain itu prolactin pada ikan air
Diuretic Hormon (ADH) yang berfungsi tawar berfungsi untuk maintannce ion
menaikkan tekanan darah lewat aksinya dan water permeability pada ephitelium
pada arteriola dan menggiatkan dari organ osmoregulasi, dan pada
reabsorbsi air dari tubuli ginjal serta beberapa ikan prolactin memberikan

135
efek dalam mengontrol gonadal ste- Pada kelenjar adrenal cortex yang
roidogenesis, metabolisme lemak, dan merupakan lapisan luar dari kelenjar
parental panning. adrenal menghasilkan beberapa
jenis hormon antara lain cortisol
Hormon selanjutnya yang dihasilkan (A. Glucocorticoid), Aldoserone (Miner-
dari anterior pituitary adalah Follicle alocorticoid), kortikosterone. Produksi
Stimulating Hormon (FSH) yang cortisol meningkat sebagai akibat dari
merangsang produksi gamet oleh berbagai stimulant stres yaitu rendahnya
gonad atau merangsang pematangan kualitas air, penanganan, kenyamanan
gonad (vitellogenesis), Luteinezing ikan, pollutant, dan water acidification.
Hormon (LH) yang merangsang produksi Fungsi utama cortisol ini berkaitan
sex hormon yaitu testosterone, estrogen, dengan metabolisme energi, ion
progesterone, atau merangsang pe- regulation dan respon terhadap stres.
matangan akhir. Kelenjar adrenal medulla atau sel
kromaffin menghasilkan hormon antara
lain ephineprin dan norephinephrin.
Kelenjar lainnya penghasil hormon
Epinephrin berfungsi mobilisasi
adalah kelenjar Thyroid antara lain
glikogen, bertambahnya aliran darah
Tiroksin Tetraiodothyronine (T4),
lewat otot skeletal, bertambahnya
Triidothyronine (T3), dan Calcitonin.
konsumsi oksigen denyut jantung,
Fungsi dari hormon tersebut antara lain
sedangkan norephineprin berfungsi
meningkatkan laju metabolisme,
pada neurotransmitter adrenergic,
esensial untuk pertumbuhan dan
naiknya tekanan darah dan konstraksi
perkembangan normal. Hormon Thyroid
arteriola dan venula.
pada ikan selalu berasosiasi dengan
hormon pertumbuhan dan cortisol
memberikan kontribusi pada kontrol Hormon yang dihasilkan oleh
pertumbuhan dan perkembangan, kelenjar endocrine pancreas pada
metabolisme dan osmoregulasi. kebanyakan vertebrata terdapat pada
Sedangkan Calcitonin merangsang pulau-pulau individu dari sel sekresi
penyimpanan kalsium pada tulang, yang diliputi oleh connective tissue dan
sekresi calcitonin dirangsang oleh terbenam dalam exocrine tissue dari
tingginya kalsium dalam darah. pancreas. Pada Islet of Langerhans ini
mengandung 4 tipe sel endocrine yaitu
A cell (Glucagon), B cell (Insulin), D cell

136
(Somatostantin) dan F cell atau PP Sedangkan pada Urophysis dihasilkan
(Pancreatic Polypeptide). Glucagon hormon Urotensin I dan Urotensin II yang
berfungsi meningkatkan glukosa darah, secara fisiologis masih belum jelas
merangsang katabolisme protein, fungsinya namun diduga berperan
selain itu dapat menstimulasi lipolysis dalam osmoregulator dan fisiologi
pada ikan atau memobilisasi lemak. reproduksi, ekstrak urophysis me-
Insulin pada ikan berfungsi untuk nyebabkan konstraksi gonadal smooth
menurunkan glukosa darah, menambah- muscle. Hal ini dimungkinkan Urotensin
kan pemakaian glukosa dan sintesis mensikronisasi osmoregulasi dan
protein serta lemak dan menurunkan reproduksi pada ikan matang
glukoneogenesis dan merangsang gonad. Urotensin II mempunyai fungsi
glikogenesisi. Somotostantin merupa- antara lain kontraksi jantung, kantung
kan hormon yang menghambat kemih, usus, dan penyerapan ion di
pertumbuhan, peran pada ikan secara usus.
fisiologis belum jelas tetapi dengan
menyuntikkan somatostantin pada coho
Pada jaringan chromaffin juga
salmon dapat menyebabkan penurunan
dihasilkan hormone antara lain
insulin, plasma, glucagons menurun
catecholamines, adrenalin, dan nor
dan level GLP serta berhubungan
adrenalin. Pada teleost katekolamin
dengan penurunan glikogen hati dan
memiliki pengaruh penting pada
hyperglycemia.
peredaran oksigen ke jaringan,
mempengaruhi pergerakan ion pada
Pada kelenjar pineal dihasilkan ikan yang meningkatkan pertukaran ion
hormon melatonin, sedangkan pada melalui insang dengan menstimulasi
kelenjar thymus dihasilkan hormon peningkatan luar area gill lamella dalam
Thymosin, Pada gastrointestinal kontak dengan lingkungan. Pada
endocrine cels dihasilkan beberapa subbab ini akan dibahas tentang
hormon utama antara lain Glucagon, mekanisme aksi-aksi hormon steroid
Glucagon Like Peptide, Somatostantin, pada ikan. Hormo steroid adalah
Pancratic Polypeptide, Gastrin, hormon yang memiliki struktur kimia
Sekretin, Cholecytokin, Bombensin, berdasarkan pada inti steroid, yang
Enkephalin, Tachikinins, Serotonin, mirip dengan cholesterol dan sebagian
Vasoactive Intestinal Peptida, besar jenis hormon ini berasal dari
neuropeptide, Gatric Inhibitory peptide. kolesterol itu sendiri, disekresi oleh

137
korteks adrenal (kortisol dan dengan cara hormon steroid masuk ke
aldosteron), ovarium (estrogen: dalam sel dan berikatan dengan
estradiol-17β, esteron, estriol dan lain- reseptor di dalam sitoplasma. Hormon
lain, progesterone), testis (androgen : reseptor yang kompleks masuk ke
androstendion, testosterone, 11- dalam nucleus di mana akan berikatan
ketotestosteron dan lain-lain) dan dengan chromatin dan mengaktivasi
plasenta (estrogen dan progesterone). gen yang spesifik. Gen (DNA) yang
Menurut Koolman & Rohm (2001) mengandung informasi akan mem-
hormon adalah bahan kimia pembawa produksi protein. Ketika gen aktif maka
sinyal yang dibentuk dalam sel-sel protein akan dihasilkan secara diagram
khusus pada kelenjar endokrin. Hormon dapat dilihat pada Gambar 4.11.
disekresikan ke dalam darah kemudian
disalurkan ke organ-organ yang
menjalankan fungsi-fungsi regulasi
tertentu secara fisiologik dan biokimia.
Sel-sel sasaran pada organ sasaran
memiliki reseptor yang dapat mengikat
hormon, sehingga informasi yang
diperoleh dapat diteruskan ke sel-sel
akhirnya menghasilkan suatu respon.
Gambar 4.11 Mekanisme hormon
Pesan hormon disampaikan pada sel- steroid
sel sasaran menurut dua prinsip yang
berbeda. Hormon lipofilik masuk ke Teori lain untuk pematangan sel telur
dalam sel dan bekerja pada inti sel, adalah adanya hubungan erat antara
sedangkan hormon hidrofilik bekerja poros Hipotalamus-Pituitary-Gonad.
pada membrane sel. Hormon steroid Hipotalamus akan melepas GnRH jika
dan tiroksin termasuk ke dalam dopamin tidak aktif. Fungsi GnRH
kelompok hormon lipofilik. Hormon adalah merangsang keluarnya GtH
ini menembus membrane sel dan (Gondotropin) yang berada pada
berikatan pada suatu reseptor spesifik Hipofisa. Jika GtH keluar maka hormon
di dalam sasaran. Testosteron yang berada pada sel
theca keluar, sedangkan hormon
Berdasarkan uraian di atas maka Testosteron akan merangsang di-
mekanisme hormon steroid adalah keluarkannya hormon Estradiol-17β

138
yang berada pada sel granulose. yang berhubungan dengan perkembang-
Hormon Estradiol-17β ini akan men- an dan pematangan gonad. Hormon
gertak kerja liver untuk memproses tersebut di antaranya Gonadotropin yaitu
precursor kuning telur (vitellogen) untuk GTH I dan GTH II, sehingga ekstrak
dikirimkan ke sel telur sebagai kuning kelenjar hipofisa sering digunakan
telur. Dengan demikian pertumbuhan sebagai perangsang pematangan
telur terjadi. Sebagai pematang sel telur gonad. Letak kelenjar hipofisa ini
diperlukan media MIH (Maturtaion terdapat pada bagian otak sebelah
Inducing Hormon) dan MPF (Matura- depan. Kelenjar ini menempel pada
tion Promoting Factor) untuk hormon infundubulum dengan suatu tangkai
17α,20β-dyhidroxy-4- pregnen-3-one yang pendek, agak panjang, atau pipih
yang bersumber dari sel granulose. bergantung pada jenis ikannya. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada
Gambar 4.12 tentang otak dan bagian-
4.2.2 Kelenjar hipofisa, HCG, dan
bagian pada ikan maskoki dan hampir
ovaprim
sama untuk semua ikan.
Kelenjar hipofisa banyak sekali
mengandung hormon terutama hormon

Gambar 4.12 Representasi diagram pada penampang sagittal dari otak goldfish sebagai dasar
penampang seri menggambarkan topografi dari GHRH-ir perikarya pada otak,
pinealocytes dalam pineal dan corticotrophs pada pituitary (siklus yang gelap).
Garis putus-putus mengindikasikan GHRH-ir fiber tract. Catatan bahwa GHRH-ir

139
fiber pada area NPO dan PVO tidak asli pada nuclei ini., tetapi area transverse.
AVT, Area Ventralis Telencephali, CBL, Cerebellum, FL, Facial Lobes, GNC,
Glomerular Nuclear Complex, INF, Hypothalamic Inferior Lobe, LR, Lateral Re-
cess, NLL, Nucleus of the Lateral Lemniscus, NLTi Nucleus Lateralis Tuberis pars
Lateralis, NLTp, Nucleus Lateralis Tuberis pars posterioris, NPO, Nucleus
Preopticus, NPP, Nucleus Preopticus Periventricularis; OLB, Olfactory Bulb; ON,
Optic Nerve; OT, Optic Tectum; PIN, pineal; PIT, Pituitary; PVO, Paraventricular
Organ; SGN, Secondary Gustatory Nucleus; TEL, Telencephalon. (Rao, et al., 1995).

Pematangan oosit dan ovulasi telur pemijahan.


dengan menggunakan ekstraksi 2. Menimbang ikan donor dan ikan
kelenjar hipofisa banyak mengandung resipien.
kelemahan di antaranya sebagai
3. Ikan donor diletakkan di atas
berikut.
talenan yang tidak licin dan
(1) Hilangnya ikan donor karena dipotong secara vertikal dengan
diambil kelenjar hipofisanya. titik pemotongan di bagian
belakang tutup insangnya
(2) Standarisasi ekstrak kelenjar
hingga kepala ikan putus atau
hipofisa ikan sebagai bahan
terpisah dari badannya (Gambar
suntikan untuk induksi pematangan
4.13, kiri atas).
akhir sel telur dan sel sperma tidak
4. Kepala ikan yang terpotong
tepat.
dihadapkan keatas dan disayat
(3) Belum diketahui dengan pasti dari pangkal hidung ke bawah
hormon mana yang sebenarnya bagian potongan pertama
berpotensi untuk ovulasi dan hingga tulang tengkorak ikan
kematangan gonad. terbuka dan otak kelihatan jelas
(Gambar 4.13 kiri tengah dan
(4) Penyakit mudah menular. Bagi para
bawah).
pembudidaya ikan yang akan
5. Kemudian kelenjar otak
melakukan pemijahan ikan secara
disingkap/diangkat dan akan
buatan dengan menggunakan
tampak kelenjar hipofisa di
kelenjar hipofisa dapat dengan
bawah kelenjar otak (Gambar
mudah membuatnya. Adapun cara
4.13, kanan).
membuat kelenjar hipofisa ini
6. Dengan menggunakan pinset,
sebagai berikut.
kelenjar hipofisa diambil dan
1. Menentukan dosis yang akan
diletakkan di dalam cawan
digunakan dalamproses
(Gambar 4.13, kanan).

140
Gambar 4.13 Pengambilan kelenjar hipofisa

7. Selanjutnya dibersihkan dengan


aquadest hingga kotoran dan
darah yang melekat hilang.
8. Kelenjar hipofisa dimasukkan
ke dalam tabung pengerus.
Kelenjar hipofisa digerus
menggunakan alu kaca hingga
hancur (Gambar 4.14).

Gambar 4.14 Penggerusan kelenjar


hipofisa

9. Larutan hipofisa diambil dari


gelas pengerus menggunakan

141
alat suntik/spuit dimasukkan ke
dalam tabung reaksi/tabung
sentrifuse (Gambar 4.15).

Gambar 4.16 Pemutaran alat sentri-


fuse

Gambar 4.15 Pembuatan ekstrak


kelenjar hipofisa

10. Larutan hipofisa disentrifuse


dan didiamkan selama
satu menit sampai
terbentuk dua lapisan pada
larutan tersebut. Larutan
yang agak keruh di bagian
atas endapan diambil
dengan jarum suntik (Gambar
4.16 dan Gambar 4.17).

Gambar 4.17 Pengambilan ekstrak


kelenjar hipofisa

11. Larutan siap disuntikkan pada


ikan yang akan dipijahkan
(Gambar 4.18).

142
PGF2 α dari asam arachidonad.
PGF2α juga mempunyai peran penting
dalam pecahnya folikel dan pe-
ngeluaran oosit yang telah matang.

OVAPRIM adalah campuran analog


salmon GnRH dan Anti dopamine
dinyatakan bahwa setiap 1 ml ovaprim
Gambar 4.18 Ekstrak kelenjar hipofisa mengandung 20 ug sGnRH- a(D-Arg6-
siap disuntikkan pada ikan
Trp7, Lcu8, Pro9-NET) – LHRH dan 10
mg anti dopamine. Ovaprim juga ber-
Hormon Chorionic Gonadotropin peran dalam memacu terjadinya ovulasi.
(hCG) adalah hormon gonadotropin Pada proses pematangan gonad GnRH
yang disekresi oleh wanita hamil dan analog yang terkandung di dalamnya
disintesa oleh sel-sel sintitio tropoblas berperan merangsang hipofisa untuk
dari placenta. HCG mempunyai dua melepaskan gonadotropin. Sedangkan
rangkaian rantai peptida yaitu α yang sekresi gonadotropin akan dihambat
mengandung 92 asam amino dan β oleh dopamine. Bila dopamine dihalangi
mengandung 145 asam amino. Pada dengan antagonisnya maka peran
beberapa spesies menggunakan hCG dopamine akan terhenti, sehingga
sebagai pemacu merangsang pe- sekresi gonadotropin akan meningkat.
matangan gonad sangat efektif, bisa Dari ketiga macam hormon yang dapat
sebagai pengganti ekstrak kelenjar digunakan untuk melakukan pemijahan
hipofisa tetapi pada beberapa spesies ikan seperti yang telah dijelaskan, maka
penggunaan hCG kurang efektif mesti pemilihan hormon yang akan digunakan
dikombinasikan dengan Pregnan Mare sangat bergantung pada jenis ikan yang
Serum Gonadotropin (PMSG) atau akan dibudidayakan, harga ekonomis
ovaprim. HCG berperan dalam dan efisiensi dalam penggunaannya.
pemecahan dinding folikel saat akan Ketiga hormon tersebut prinsipnya
terjadi ovulasi. LH (Litunuising Hormon) adalah membantu proses kematangan
adalah hormon perangsang ovulasi gonad ikan yang akan menentukan ke-
yang kuat, hCG memiliki potensi LH. berhasilan proses pemijahan.
Fungsi LH dalam sel theca akan
merangsang PGE (prostaglandin) dan

143
2. Sinyal parakrin (Paracrine signaling),
4.2.3 Perjalanan hormon ke sel
di mana selmenskresikan senyawa
target
kimia (local chemical mediator)
yang mempunyai efek terhadap sel
Bagaimana hormon yang disuntikan yang berada di sekelilingnya.
itu mencapai sel target. Hormon Senyawa kimia yang diskresikan ini
tersebut mencapai sel target melalui akan diserap dan diserap dengan
komunikasi antarsel. Ada tiga cara sel- cepat.
sel itu berkomunikasi yaitu:
3. Sinyal sinaptik (Synaptic signaling),
1. Sel menskresikan senyawa kimia merupakan suatu neurotransmitter
(chemical signaling) kepada dan bekerja khusus untuk sel syaraf
sel lain di tempat yang berjauhan. pada suatu daerah khusus yang
disebut chemical synapses. Sel-sel
2. Sel mengekspresikan molekul
target akan memberikan respon
permukaan yang mempengaruhi sel
terhadap sinyal yang datang melalui
lainnya yang berkontak fisik
protein khusus yang disebut
dengan sel tersebut.
receptor.
3. Sel membentuk ’gap juction’ yang
menghubungkan masing-
4.2.4 Stripping dan pembuahan
masing sitoplasma sehingga
buatan
dapat terjadi pertukaran molekul-
molekul kecil.
Stripping adalah proses
di- keluarkannya telur atau sperma
Sedangkan komunikasi antarsel
ikan dengan bantuan manusia/bukan
dengan cara sekresi kimia dapat dibagi
secara alamiah. Proses pengeluaran
berdasarkan jauhnya jarak yang
telur atau sperma tersebut tentu
dirempuh senyawa kimia tersebut yaitu:
saja meng- hendaki cara tertentu
1. Sinyal endokrin (Endocrine signaling), agar telur atau sperma tidak rusak
di mana sel kelenjar endokrin akan ataupun justru induk ikan yang akan
mensekresikan hormon yang akan rusak/mati. Seseorang yang akan
dibawa aliran darah ke sel target melakukan stripping telur atau sperma
yang terdistribusi di bagian lain dari ikan mesti harus telah tahu cara stripping
tubuh. yang baik, dan tahu posisi gonad ikan,

144
dengan demikian arah baik. Ingat telur dan sperma itu hidup
urutan/stripping akan benar atau organ sehingga bermetabolisme.
yang diurut tidak salah. Feeling seorang
pengurut sebaiknya telah menyatu
Kematangan telur dan sperma ikan
dengan induk ikan tersebut. Kenapa
dipastikan diperiksa di bawah
demikian karena seseorang tersebut
mikroskop, jika telah memenuhi tanda-
akan mengerti kapan pengurutan
tanda tersebut di atas maka segeralah
diberhentikan dan kapan akan dimulai
dilakukan stripping. Langkah pertama
lagi. Oleh karena itu, seorang pem-
lakukan stripping induk jantan terlebih
budidaya harus memahami tentang
dahulu dengan prosedur yang telah
proses secara fisiologis ovulasi dan
ditentukan. Sperma adalah gamet jantan
akan dibahas pada subbab ini. Telur
yang dihasilkan oleh testis. Cairan
atau sperma tidak akan bisa distripping
sperma adalah larutan spermatozoa
jika proses fisiologis ovulasi belum
yang berada dalam cairan seminal dan
sempurna.
dihasilkan oleh hidrasi testis. Campuran
antara seminal plasma dengan sperma-
Pembuahan secara buatan dilaku- tozoa disebut semen. Dalam setiap
kan dengan bantuan manusia, dengan testis semen terdapat jutaan spermato-
cara mempertemukan sel telur dengan zoa. Sperma ikan yang sudah matang
sel sperma pada suatu tempat tertentu terdiri dari kepala, leher dan ekor. Ada
dan dengan alat tertentu. Proses sperma yang mempunyai ”middel
melakukan pembuahan buatan ini Piece” sebagai penghubung antara
diperlukan sikap kehati-hatian agar telur leher dan ekor. Di dalam middle piece
tidak luka, sperma tidak luka atau ini berisi mitokondria yang akan ber-
proses penempelan sperma pada sel fungsi untuk metabolisme sperma,
telur merata. Meratanya sperma me- potassium, sodium, calsium, magnesium,
nempel pada telur akan menambah posfat, klarida.
jumlah pembuahan sperma pada sel
telur. Proses pembuahan buatan ini
Kepala sperma, kepala sperma
membutuhkan waktu tertentu, maksud-
terisi materi inti, chromosom terdiri dari
nya jika terlalu lama maka sperma atau
DNA yang bersenyawa dengan protein.
sel telur bisa mati atau terganggu. Jika
Informasi genetika yang dibawa oleh
demikian keadaannya proses pem-
spermatozoa diterjemahkan dan
buahan tidak akan berhasil dengan
disimpan di dalam nolekul DNA.

145
Sperma yang didalamnya terkandung
chromosom-X akan menghasilkan Sperma tidak bergerak dalam
embrio betina sedangkan sperma semen/air mani, tetapi akan segera
mengandung chromosom-Y akan bergerak ketika bersentuhan dengan
menghasilkan embrio jantan. air. Fruktosa dan galaktosa merupakan
sumber energi utama bagi sperma ikan
Ekor sperma, ekor sperma ber- mas. Gardiner dalam Norman (1995)
fungsi memberi gerak maju seperti menyatakan semen yang encer banyak
gerak cambuk. Selubung mitokondria mengandung glukosa sehingga mem-
berasal dari pangkal kepala mem- berikan motilitas yang lebih baik.
bentuk dua struktur spiral ke arah Sedangkan semen yang kental banyak
berlawanan dengan arah jarum jam. mengandung potassium sehingga akan
Bagian tengah ekor merupakan gudang menghambat motilitas sperma. Motilitas
energi untuk kehidupan dan pergerakan sperma banyak dipengaruhi oleh
spermatozoa oleh proses-proses konsentrasi glukosa, NaCl, KCl, serta
metabolik yang berlangsung di dalam Osmolitas media.
helix mitokondria. Mitokondria me-
ngandung enzim-enzim yang ber- Daya tahan hidup sperma di-
hubungan dengan metabolisme pengaruhi oleh pH, tekanan osmotik,
spermatozoa. Bagian ini banyak me- elektrolit, nonelektrolit, suhu, dan
ngandung fosfolipid, lecithin, dan cahaya. Pada umumnya sperma than
plasmalogen. Plasmalogen me- hidup dan aktif pada pH 7. Sperma tetap
ngandung satu aldehid lemak dan satu motil untuk waktu lama di dalam media
asam lemak yang berhubungan dengan yang isotonik dengan darah. Pada
glicerol maupun cholin. Asam lemak umumknya sperma mudah dipengaruhi
dapat dioksidasi dan sebagai sumber oleh keadaan hipertonik dari pada
energi untuk aktivitas sperma. hipotonik.
Komposisi kimiawi sperma pada
plasma inti (nukleoplasma) di antaranya
Larutan elektrolit seperti kalium,
DNA, Protamine, Non-Basik Protein.
magnesium, dapat dipergunakan
Sedangkan seminal plasma me-
sebagai pengencer sperma tetapi
ngandung protein. Komposisi kimia
calsium, pospor, dan kalium yang tinggi
ekor sperma adalah protein, lecithin,
dapat menghambat motilitas sperma.
dan cholesterol.

146
Sedangkan cuprum dan besi merupa- 2. Adanya konstraksi aktif dari folikel
kan racun bagi sperma. Larutan (bertindak sebagai otot halus) yang
nonelektrolit dalam bentuk gula, sperti menekan sel telur keluar.
fruktosa, glukosa dapat dipergunakan 3. Daerah tertentu pada folikel
sebagai pengencer sperma. melemah, membentuk benjolan
hingga pecah dan terbentuk lubang
Prinsip dasar untuk mempertahan- pelepasan hingga telur keluar.
kan agar sperma tetap hidup adalah
dengan menambahkan sesuatu ke
Enzim yang berperan dalam
dalam semen yang berintikan
pemecahan dinding folikel: protease
mempertahankan pH, tekanan osmotik
iplasmin kemudian diikuti oleh hormon
serta menekan pertumbuhan kuman.
Prostaglandin F2α (PGF2α) atau
Untuk keperluan yang sesuai bagi
Cotecholamin yang merangsang
kebutuhan sperma dipergunakan bahan
konstraksi aktif dari folikel.
glukosa, kuning telur, air susu yang
mengandung lippoprotein dan lecithin. Setelah ovulasi kemudian akan
Sedangkan untuk mempertahankan pH diikuti oleh ikan jantan untuk me-
semen dipergunakan sitrat, fosfat, dan ngeluarkan sperma. Sperma yang
tris. Untuk menghambat pertumbuhan tadinya bergerak lamban menjadi
kuman dipergunakan penicilin, bergerak cepat (motilitas tinggi)
streptomicin, sedangkan untuk dikarenakan bersentuhan dengan air.
pembekuan diperlukan glicerol. Pergerakan sperma tersebut akan
mengarah pada sel telur kerena
4.2.5 Ovulasi dan fertilisasi distimulasi oleh adanya Gimnogamon I
yang dieksresikan oleh telur. Setelah
Setelah telur matang maka telur sperma menempel pada telur, telur akan
akan diovulasikan oleh ikan betina. mengeluarkan Androgamon I untuk
Ovulasi itu adalah proses keluarnya sel menekan motilitas sperma dan
telur (oosit) yang telah matang dari folikel Gymnogamon II untuk menggumpalkan
dan masuk ke dalam rongga ovarium sperma.
atau rongga perut (Nagahama, 1990).
Berjuta-juta sperma menempel
Pelepasan sel telur terjadi akibat: pada sel telur tetapi hanya satu sperma
1. Telur membesar. yang bisa masuk melalui micropil.

147
Kepala sperma masuk dan ekornya Cytoplasma dan chorion merenggang
tertinggal di luar, sebagai sumbat dan semakin tersumbat yang akan
micropile sehingga yang lain tidak bisa segera menutup mycropyle untuk
masuk. Berjuta-juta sperma yang menghalangi masuknya spermatozoa
menempel pada telur disingkirkan oleh lainnya. Sumantadinata (1983) me-
telur dengan reaksi kortek. Karena ngatakan, setelah memasuki telur, inti
apabila tidak disingkirkan akan spermatozoa mulai membesar dan
mengganggu metabolisme zigot. chromosomnya mengalami perubahan
sehingga memungkinkan untuk
Pembuahan sel telur merupakan berhimpun dengan chromosom dari sel
awal dari perkembangan embrio ikan. telur fase awal pembelahan.
Pembuahan merupakan penggabungan
sel telur dengan spermatozoa sehingga
4.2.6 Aplikasi teknik pemijahan
membentuk zygote. Pembuahan pada
pada ikan budidaya
ikan umumnya terjadi di luar tubuh, di
4.2.6.1 Pemijahan ikan mas
mana induk betina mengeluarkan telur
dan induk jantan mengeluarkan sperma-
tozoa. Macam-macam Metode Pemijahan
Ikan mas menurut Sumantadinata
Telur yang tidak dibuahi akan mati (1983) dapat dilakukan secara alami
dan berwarna putih air susu. Menurut dan secara buatan. Pemijahan secara
Nesler dalam Sumantadinata (1983), alami setiap daerah memiliki ciri khas
suatu substansi yang disebut fertilizing dalam cara memijahkan ikan mas.
merangsang spermatozoa untuk Pemijahan ikan mas secara alami yang
berenang berusaha mencapai telur. banyak dikenal di masyarakat adalah
Telur akan mengeluarkan fertilizing pada cara Sunda, Cimindi, Rancapaku,
saat-saat terakhir ketika dilepas dan Magek, Kantong, Dubisch, dan Hofer.
siap dibuahi.
1. Pemijahan cara Sunda
Pembuahan satu telur hanya mem- Pemijahan ikan mas cara Sunda
butuhkan satu spermatozoa bagian merupakan cara pemijahan yang
kepalanya masuk ke dalam telur melalui banyak digunakan petani,
mycropyle, sedangkan bagian ekornya khususnya di Jawa Barat. Cara ini
tetap berada tertinggal di luar. menggunakan kolam pemijahan

148
dan kolam penetasan secara terapung 5–10 cm di bawah
terpisah. Kolam pemijahan di- permukaan air. Induk ikan yang siap
persiapkan secara khusus, yaitu dipijahkan dilepaskan secara hati-
dengan mengeringkan dasar kolam, hati ke dalam kolam pemijahan.
membersihkan kolam dari rumput Pelepasan induk dilakukan + pukul
atau sampah, memasang substrat 16.00–17.00. Proses pemijahan
dan mengairi kolam. Pemijahan biasanya terjadi mulai tengah
cara ini menggunakan kakaban malam pukul 01.00–06.00 yang
sebagai substrat untuk menempel- ditandai dengan gerakan ikan yang
kan telur. Kakaban tersebut di- saling berkejaran dan timbulnya bau
pasang berderet-deret dan anyir pada air kolam pemijahan.

Gambar 4.19 Pemasangan kakaban di kolam pemijahan pada pemijahan cara


Sunda (Sumantadinata, 1983).

Sehari setelah induk ikan ngapuran dan mengairi. Persiapan


dilepas pada kolam pemijahan dibersihkan dari lumpur dengan
dilakukan pengamatan terhadap menggoyang-goyangkan secara
kakaban. Kakaban yang telah berisi perlahan di kolam pemijahan.
telur segera diangkat dan di- Kakaban tersebut dipasang ber-
pindahkan ke kolam penetasan. deret-deret di kolam penetasan
Sebelum kakaban disusun di kolam 3–5 cm di bawah permukaan air.
penetasan, terlebih dahulu pe- Telur akan menetas setelah 36–48

149
jam pada suhu 28–30° C. Pemijah- kolam pendederan. Kolam pemijah-
an cara Sunda menggunakan kolam an terletak pada salah satu sudut
penetasan sekaligus sebagai kolam penetasan dengan pematang
kolam pendederan. Persiapan dari tanah sebagai pembatas
kolam penetasan meliputi peng- sementara. Bila induk ikan telah
olahan dasar kolam, pembuatan memijah, kakaban tetap berada di
kamalir, pemupukan, kolam tersebut kolam pemijahan, sedangkan induk
dilakukan beberapa hari sebelum ikan dibiarkan masuk ke kolam
pemijahan induk. penetasan melalui lubang pe-
matang sementara. Telur ikan pada
2. Pemijahan cara Cimindi kakaban ditetaskan pada kolam
pemijahan. Setelah benih berumur
Persiapan kolam pemijahan
7 hari, pematang sementara
cara Sunda dan Cimindi pada
dibongkar dan benih ikan akan
dasarnya adalah sama, hanya
menyebar ke kolam besar. Pada
terdapat perbedaan induk kolam.
kolam besar ini benih ikan
Pada pemijahan cara Cimindi,
didederkan.
kolam pemijahan merupakan
bagian dari kolam penetasan dan

150
Gambar 4.20 Kolam pemijahan cara Cimindi (Sumantadinata, 1983).

3. Pemijahan cara Rancapaku suhu 28–30° C. Anak ikan Mas yang


Pemijahan cara Rancapaku mulai mencari makan akan me-
hampir sama dengan cara Cimindi, nyebar ke kolam besar melalui celah
yaitu kolam pemijahan merupakan tumpukan batu atau bambu.Benih
bagian kolam penetasan. Perbeda- ikan tersebut dipelihara sampai umur
annya petak pemijahan dengan cara 2–3 minggu.
Rancapaku terbuat dari tumpukan
batu atau bambu. Penetasan telur
4. Pemijahan cara Magek
dilakukan pada kolam pemijahan
Pemijahan ikan Mas di Sumatra
Setelah selesai memijah, induk ikan
Barat dikenal dengan cara Magek.
dipindahkan ke kolam besar atau ke
Pemijahan dengan cara ini diperlu-
kolam pemeliharaan induk, sedang-
kan kolam seluas 3–4 m2 dengan
kan kakaban tetap di kolam
kedalaman air 0,75 m. dinding kolam
pemijahan. Telur ikan mas akan
tegak lurus diperkuat papan. Dasar
menetas setelah 36–48 jam pada

151
kolam ditebari pasir yang telah dicuci ditetaskan pada kolam pemijahan.
bersih dari tanah dan bahan-bahan Benih ikan ditangkap setelah
lain yang berbahaya. Di atas pasir berumur 1 minggu. Pemanenan
ini dhamparkan ijuk yang dijepit benih dilaku- kan dengan
dengan belahan bambu. Setelah mengalirkan air dari dasar kolam
induk ikan selesai memijah, ijuk dan ditampung dengan kantong
tersebut tetap berada di kolam yang terbuat dengan bahan kain
pemijahan, sedangkan induk halus. Selanjutnya benih
ditangkap dan dikembalikan ke tersebut dipindahkan ke wadah lain
kolam induk. Telur-telur ikan mas untuk didederkan atau dipasarkan.

Gambar 4.21 Kolam pemijahan cara Magek (Sumantadinata, 1983).

5. Pemijahan cara Kantong jernih. Bentuk dasar kolam dibuat


miring ke arah pengeluaran air untuk
Pada beberapa daerah di Jawa
memudahkan pengaturan air dalam
Barat, pemijahan ikan Mas di-
penangkapan anak ikan. Pemijahan
lakukan dengan cara Kantong.
cara Kantong menggunakan rumput
Pemijahan cara Kantong mirip
sebagai tempat menempelkan telur.
dengan cara Magek. Kolam
Rumput yang digunakan rumput
pemijahan berbentuk segi empat
yang tidak mudah busuk di air.
dengan kedalaman air sekiatr 60
Rumput tersebut disebar di kolam
cm. Dasar kolam diberi lapisan
pemijahan, induk yang telah selesai
kerikil dan pasir agar airnya tetap

152
memijah ditangkap dan dikembali- melalui pintu pengeluaran yang
kan ke kolam induk, sedangkan dialirkan ke bentangan kain yang
telur-telurnya dibiarkan di kolam direntangkan pada dua buah
pemijahan untuk ditetaskan. Kolam bambu. Bentangan kain tersebut
pemijahan dialiri air secara berupa kantong yang terendam
perlahan. Telur ikan akan menetas setengah bagian pada genangan air
setelah 36–48 jam pada suhu tenang. Selanjutnya benih-benih
28–30° C. benih yang berumur 5–7 yang ditampung pada kain tersebut
hari dipungut/panen. Benih-benih dikumpulkan dan didederkan di
ikan akan hanyut bersama air sawah atau kolam.

Gambar 4.22 Kolam pemijahan cara Kantong (Sumantadinata, 1983).

6. Pemijahan cara Dubisch dan Hofer Dubisch. Cara ini banyak digunakan
di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Pemijahan ikan cara Dubisch
Kolam pemijahan cara Dubisch
dan Hofer menggunakan rumput
berbentuk empat persegi panjang
sebagai tempat meletakkan telur.
dengan ukuran 8 × 8 atau 10 × 10
Dubisch seorang ahli perikanan
meter. Kedalaman air kolam
berasal dari Jerman. Oleh sebab itu
pemijahan 30 cm. Pada bagian
cara pemijahan ikan yang di-
tengah dasar kolam lebih tinggi
perkenalkan Dubisch disebut cara

153
daripada bagian tepi/sisi kolam. ke arah saluran pengeluaran air dan
Pada dasar kolam sekeliling ditanami rumput yang tahan
petakan terdapat saluran keliling tergenang air. Dasar tengah yang
dengan lebar 60 cm dan kedalaman miring memudahkan turunnya air
30–40 cm. Saluran keliling ber- dalam pemanenan benih ikan. Induk
fungsi untuk memudahkan pe- ikan yang selesai memijah di-
nangkapan induk setelah selesai tangkap dan dipindahkan ke kolam
memijah. Ketinggian air kolam pemeliharaan induk, sedangkan
adalah 10 cm di atas pucuk rumput. telur dibiarkan untuk ditetaskan.
Bagian tengah dasar kolam miring

Gambar 4.23 Kolam pemijahan cara Dubisch (Sumantadinata, 1983)

Hofer seorang ahli perikanan melihat kolam) yang ditumbuhi rumput tempat
beberapa kelemahan/kekurangan memijah. Induk ikan istirahat di saluran
pemijahan cara Dubisch. Kelemahan merasa tempat/kolam tersebut kecil,
tersebut terletak pada dasar kolam yang tidak ada rumput dan gelap, tetapi
dapat menimbulkan stres bagi induk setelah keluar dari saluran menuju
ikan. Hal ini disebabkan adanya bagian tengah kolam yang ditumbuhi
perubahan drastic antara bentuk saluran rumput dan terang menyebabkan induk
dengan bentuk pelataran (bagian tengah agak ketakutan. Masa takut dan stres

154
ini mengurangi keinginan ikan untuk bagian, yaitu setengah bagian yang
memijah. dangkal dan setengah bagian lebih
Berdasarkan kelemahan tersebut, dalam. Bagian yang dangkal ditanami
Hofer memodifikasi dasar kolam rumput sebagai tempat menempelkan
pemijahan cara Dubisch. Pada kolam telur, sedangkan bagian lebih dalam
pemijahan cara Hofer tidak terdapat digunakan untuk berkumpulnya benih
saluran keliling kolam, tetapi seluruh ikan mas sehingga memudahkan
petakan kolam dibagi menjadi dua pemungutan benih ikan.

Gambar 4.24 Kolam pemijahan cara Hofer (Sumantadinata, 1983)

Pelepasan induk ke kolam pe- pemijahan ikan mas secara alami dan
mijahan dilakukan dengan hati-hati. semi buatan dibutuhkan media/substrat
Hindari induk terkena benturan. pemijahan yang disebut dengan
Perbandingan induk jantan dan betina kakaban. Kakaban ini adalah tempat
1 : 1 dalam satuan berat 3 : 1 dalam meletakkan telur ikan mas yang terbuat
satuan ekor. dari ijuk pohon enau. Kakaban ini
Pemilihan sistem pemijahan ini biasanya berukuran panjang 1–1,5 m
bergantung kepada skala usaha yang dengan lebar sekitar 0,5 m. Ijuk yang
dilakukan. Pada pemijahan ikan secara digunakan sebagai bahan pembuat
alami, pemilihan induk yang matang kakaban ini harus dibersihkan dengan
kelamin harus tepat dan benar. Dalam membuang serat-serat yang kasar dan

155
disisir dengan sikat kawat. Jumlah kedua induk ikan saling tertarik
kakaban yang diletakkan pada kolam untuk memijah.
pemijahan tergantung pada jumlah
induk yang dipijahkan. Untuk memijah-
Pemijahan ikan mas secara buatan
kan satu pasang induk jumlah kakaban
biasanya dilakukan oleh para petani ikan
yang dibutuhkan 5–8 buah. Satu pasang
yang membutuhkan ketersediaan benih
induk ikan mas adalah perbandingan
yang kontinu dalam jumlah dan mutu.
jumlah induk jantan dan betina yang
Pemijahan secara buatan ini dilakukan
akan dipijahkan berdasarkan bobot
dengan memberikan suntikan hormon
badan 1 : 1, sedangkan berdasarkan
kepada induk ikan mas jantan dan
jumlah ikan 2 : 1 atau 3 : 1.
betina agar cepat mengalami ke-
matangan gonad. Setelah dilakukan
Sebelum ikan Mas jantan dan
penyuntikan hormon, induk ikan mas
betina dipijahkan sebaiknya induk ikan
jantan dan betina akan di stripping, yaitu
tersebut diberok terlebih dahulu di
dilakukan pengurutan agar telur dan
dalam kolam pemberokan selama
sperma keluar dari tubuh induk ikan mas
1–2 hari dan dipisahkan antara jantan
dan dilakukan pembuahan ikan mas
dan betina. Selama dalam pemberokan,
secara buatan. Hormon yang digunakan
induk ikan ini tidak diberi pakan, oleh
antara lain ovaprim, pregnil, HCG, atau
karena itu, kondisi kualitas air kolam
kelenjar hipofisa ikan mas itu sendiri.
pemberokan harus optimal.

Ikan mas jantan dan betina siap


Pemberokan ikan mas ini bertujuan
memijah dan matang gonad dimasuk-
untuk:
kan ke dalam kolam pemijahan. Jumlah
1. Mengurangi lemak pada daerah induk yang ditebar bergantung pada
kantong pembungkus telur (ovarium), luas ukuran kolam pemijahan. Ikan mas
karena lemak yang terlalu banyak akan meletakkan telur pada kakaban.
dapat mengganggu kelancaran Kakaban yang berisi telur ikan mas
pelepasa telur. selanjutnya dipindahkan ke kolam
pemeliharaan larva/benih. Hal ini jika
2. Memisahkan induk jantan dan
pemijahan dilakukan alami dan semi
betina untuk menahan sementara
intensif. Jika pemijahan ikan mas
keinginan memijah sehingga pada
dilakukan secara buatan, maka telur
saat pemijahan di kolam pemijahan

156
ikan mas yang telah dicampur sperma kakaban sebanyak 3–4 buah. Jika
ditebar ke dalam akuarium dan kurang, dikhawatirkan telur yang
dipelihara sampai menetas dan dikeluarkan ketika pemijahan tidak
berumur 2–4 minggu. tertampung seluruhnya atau menumpuk
di kakaban, sehingga mudah mem-
busuk dan tidak menetas. Kakaban
4.2.6.2 Pemijahan ikan lele harus menutupi seluruh permukaan
1. Persiapan wadah dan substrat dasar bak pemijahan, sehingga semua
(kakaban) telur lele dumbo tertampung di kakaban.
Bagian atas bak pemijahan di tutup
dengan seng atau triplek atau anyaman
Persiapan bak pemijahan dilakukan bambu untuk mencegah induk lele
sebelum dilakukan pemijahan. Untuk dumbo yang sedang dipijahkan
setiap pasang induk yang beratnya meloncat keluar.
antara 0,5–1 kg diperlukan satu buah
bak pemijahan dengan ukuran 1 × 2 ×
2. Pemilihan induk siap pijah
0,5 meter atau 1 × 1 × 0,5 meter.
Sebelum kolam atau bak digunakan, Tidak semua induk yang dipelihara
bak dicuci bersih agar kotoran-kotoran
dapat dipijahkan. Hal ini disebabkan
dan lumut yang menempel terlepas dan
belum tentu semua induk telah matang
dasar bak menjadi bersih dan benih lele
kelamin dan siap dipijahkan. Sebelum
terhindar dari serangan penyakit.
dipijahkan, induk dipilih yang sesuai
dengan persyaratan. Salah satu
Selanjutnya bak diisi air bersih persyaratan yang mutlak adalah induk
setinggi 30–40 cm. Sebagai tempat telah berumur 1 tahun, baik jantan
atau media menempelnya telur, di dasar maupun betina. Pemilihan induk
bak dipasang kakaban yang terbuat dari dilakukan dengan cara mengeringkan
ijuk. Ukuran kakaban disesuaikan kolam induk, baik kolam induk jantan
dengan ukuran bak pemijahan. Namun, mapun betina, sehingga induk-induk
ukuran yang biasa digunakan ikan lele dumbo akan terkumpul.
panjangnya 75–100 cm dan lebarnya Selanjutnya induk-induk tersebut
30–40 cm. Sebagai patokan, untuk 1 ditangkap dengan menggunakan seser
pasang induk lele dumbo dengan berat atau serokan dan ditampung dalam
induk betina 500 gram, dibutuhkan wadah seperti tong plastik.

157
4. Pemijahan

3. Penyuntikan hormon Induk lele dumbo yang telah disuntik


selanjutnya dipijahkan secara alami,
Untuk merangsang induk lele atau dipijahkan secara buatan. Jika
dumbo agar memijah sesuai dengan akan dilakukan secara semi buatan,
yang diharapkan, sebelumnya induk setelah induk ikan lele disuntik dengan
harus disuntik menggunakan zat hormon maka induk tersebut dimasukan
perangsang berupa kelenjar hipofisa ke dalam bak pemijahan yang telah
atau HCG (Human Chlorionic disiapkan. Induk akan memijah setelah
Gonadotropine) atau ovaprim. Kelenjar 8–12 jam dari penyuntikan. Selama
hipofisa dapat diambil dari donor ikan proses pemijahan berlangsung
lele dumbo yang telah matang kelamin dilakukan pengontrolan agar induk yang
dan telah berumur minimal 1 tahun. sedang memijah tidak melompat keluar
Penyuntikan menggunakan kelenjar tempat pemijahan.
hipofisa cukup dengan 1 dosis. Artinya,
ikan donor yang akan diambil kelenjar
Pemijahan ikan lele dapat dilakukan
hipofisanya, beratnya sama dengan
secara alami, semi buatan dan buatan
ikan induk lele dumbo yang akan
(induced breeding). Pemijahan ikan lele
disuntik. Namun, jika menggunakan
secara alami dapat dilakukan dengan
ovaprim, penyuntikan cukup dilakukan
memijahkan induk jantan dan betina
satu kali dengan dosis untuk induk
tanpa perlakuan khusus. Induk ikan lele
betina 0,2 ml dan untuk induk jantan
memijah berdasarkan kondisi alam dan
sebanyak 0,1 ml. Sebagai bahan pelarut
ikan itu sendiri. Kelemahan pemijahan
digunakan air untuk injeksi berupa
secara alami adalah pemijahan induk
aquabidest sebanyak 0,3–0,4 ml.
belum dapat diperkirakan waktunya
Penyuntikan dapat dilakukan pada 3
sehingga ketersediaan telur juga belum
tempat, yaitu pada otot punggung,
dapat di perkirakan. Pemijahan secara
batang ekor dan sirip perut. Akan tetapi
semi buatan adalah pemijahan dengan
pada umumnya dilakukan pada otot
cara memberi perlakuan khusus yaitu
punggung dengan kemiringan alat
dengan menyuntik induk ikan meng-
suntik 45°.
gunakan hormon. Hormon yang
digunakan hormon sintetis atau hormon
hypofisa. Jika Induk disuntik meng-

158
gunakan hormon sintetis (Ovaprim) yang bersamaan sperma yang telah
dapat dilakukan dengan dosis 0,1–0,2 disiapkan sebelumnya dicampur
ml di tambah aquabides sebanyak dengan telur. Telur dan sperma diaduk
1–2 ml. Pemijahan secara semi buatan menggunakan bulu ayam. Setelah telur
induk jantan dan betina disuntik. Induk dan sperma tercampur merata, lalu
yang telah disuntik dimasukkan ke ditambah air sampai semua telur
dalam kolam/bak pemijahan. terendam dan biarkan beberapa menit
Pemijahan secara buatan yaitu dengan agar semua telur terbuahi oleh sperma.
menyuntikan hormon gonadotropin ke Air rendaman yang berwarna putih
dalam tubuh induk betina. Untuk selanjutnya di buang.
mendapatkan hormon ini ada yang
sudah dalam bentuk cairan hormon siap Telur yang telah dibuahi disebarkan
pakai, ada pula yang harus di ekstrak kepermukaan substrat ”kakaban” dan
dari kelenjar horman ikan tertentu. direndam dalam bak sampai menetas.
Untuk mencegah infeksi pada induk,
Pada ikan lele yang akan dilakukan maka setelah dilakukan pengurutan
pemijahan secara buatan maka induk ikan ditreatment dengan cara
pengambilan sperma dilakukan dengan direndam dalam larutan formalin
pembedahan perut induk jantan. 50–150 ppm selama 3 jam, kemudian
Selanjutnya sperma diambil dan induk ikan dilepas ke dalam bak fiber
dibersihkan dari darah dengan penampungan induk yang sudah
menggunakan tisu. Kelenjar sperma disediakan.
dipotong-potong dengan menggunakan
gunting kemudian ditekan secara halus 4.2.6.3 Pemijahan ikan nila
untuk mengeluarkan sel sperma dari
Ikan nila dapat berkembang biak
kelenjar sperma tersebut, lalu
secara optimal pada suhu 20–30
diencerkan di dalam larutan sodium
derajat celsius. Pada umumnya nila
clorida 0.9 % dalam mangkuk plastik
bersifat mengerami telurnya di dalam
yang bersih.
mulut sampai menetas kurang lebih 4
hari dan mengasuh larvanya ± 14 hari
Pengurutan induk betina dilakukan sampai larva dapat berenang bebas di
dengan hati-hati agar induk tersebut perairan, mengerami telur dan
tidak terluka. Telur induk betina tersebut mengasuh larva dilakukan oleh induk
ditampung dalam baki dan pada waktu

159
betina. Nila dapat dipijahkan setelah Pemijahan ikan nila berdasarkan
mencapai berat 100 gr/ekor. Secara pengelolaannya dibedakan beberapa
alami nila memijah pada sarang yang sistem antara lain sebagai berikut.
dibuat oleh ikan jantan di dasar kolam,
sehingga diperlukan dasar kolam yang
berlumpur. Untuk menjaga induk hidup 1. Pemijahan secara tradisional/
optimal, maka parameter kualitas air alami
dipertahankan dalam kondisi yang layak
bagi kehidupan induk, terutama Pemijahan secara alami dapat
kandungan oksigen terlarut (> 5 ppm) dilakukan di kolam. Ikan nila mem-
dan suhu tidak berfluktuasi. Padat butuhkan sarang dalam proses
penebaran induk tergantung dari ukuran pemijahan. Sarang di buat di dasar
induk dan sistem pemijahan yang kolam oleh induk jantan untuk memikat
dilakukan. Selama proses pemijahan induk betina tempat bercumbu dan
air kolam harus tetap berganti, dengan memijah, sekaligus merupakan wilayah
cara mengalirkan air pemasukan ke teritorialnya yang tidak boleh diganggu
kolam secara kontinu melalui pipa yang oleh pasangan lain. Kegiatan pemijahan
ada saringannya. Air dijatuhkan ke- alami meliputi antara lain:
permukaan kolam agar terjadi percikan
air untuk proses difusi oksigen. Persiapan Kolam

Pemijahan ikan nila dengan meng- Kolam pemijahan luasnya harus


gunakan hapa (kantung jaring dengan disesuaikan dengan jumlah induk yang
mata jaring yang lembut lebih kecil dari akan dipijahkan. Perbandingan jantan
ukuran larva) hanya pada ikan nila yang dan betina 1 : 3 ukuran 250–500 gr per
sudah diadaptasi pada kondisi tersebut. ekor. Dengan padat penebaran 1 ekor/
Kantung jaring dapat digunakan m2. Hal ini berdasarkan sifat ikan jantan
beberapa bulan saja paling lama yang membuat sarang berbentuk
6 bulan, karena mata jaring mudah kobakan didasar kolam dengan
sekali tertutup baik oleh lumpur maupun diameter kira-kira 50 cm dan akan
organisme yang menempel pada jaring mempertahankan kobakan tersebut
sehingga dapat mengganggu sirkulasi dari ikan jantan lainnya. Kobakan
air. tersebut akan digunakan ikan jantan
untuk memikat ikan betina dalam

160
pemijahan. Oleh karena itu, jumlah ikan dan tidak ada yang bocor agar mampu
jantan setiap luasan kolam tergantung menahan air kolam. Ke dalam air
pada berapa banyak kemungkinan kolam 70 cm. Dasar kolam dilakukan
kobakan yang dapat dibuat oleh ikan pengolahan, pembuatan kemalir,
jantan pada dasar kolam tersebut. pemupukan, dan pengapuran.
Biasanya jarak antara kobakan satu Kegiatan ini dimaksudkan untuk
dengan yang lainnya kira-kira 25 cm. menciptakan suasana dasar kolam
Bila areal/kolam mempunyai luasan 100 berlumpur untuk pembuatan sarang
m2 (1000 × 1000 cm2), maka satu baris dan meningkatkan kesuburannya agar
panjang didapat 1000 :100 cm = 10 dan cukup tersedia pakan alami untuk
satu baris lebar 1000 :100 = 10, jadi konsumsi induk dan larva hasil
banyaknya kobakan 10 ×10 = 100 atau pemijahan. Pengapuran dilakukan
banyaknya ikan jantan 100 ekor. untuk mengendalikan hama, penyakit
Sedangkan yang betina 3 × 100 = 300 dan parasit larva ikan serta
ekor. Induk betina yang lebih banyak meningkatkan pH dasar kolam. Dosis
3 × jantan adalah agar mudah memberi pengapuran untuk menetralkan
kesempatan pada jantan untuk dapat berbagai tingkatan pH dan jenis tekstur
menemukan betina yang matang go- tanah dapat dilihat pada Tabel 4.6.
nad. Dinding kolam diupayakan kokoh

Tabel 4.6 Dosis Pengapuran untuk Menetralkan dari Berbagai Jenis Tekstur Tanah
dan pH Awal yang Berbeda

Kebutuhan Kapur CaCO3 (kg/Ha)


No. pH Awal
Lempung Berliat Lempung Berpasir Pasir

1. < 4,0 14.320 7.160 4.475


2. 4,0 - 4,5 10.740 5.370 4.475
3. 4,6 - 5,0 8.950 4.975 3.580
4. 5,1 - 5,5 5.370 3.580 1.790
5. 5,6 - 6,0 3.580 1.790 895
6. 6,1 - 6,5 1.790 1.790 0

161
Pemupukan dapat diberikan pupuk blooming plankton yang merugikan.
kandang, pupuk hijau dan pupuk buatan,
atau kombinasi dari ketiga macam Pengairan
pupuk tersebut. Jenis pupuk yang biasa
Selama proses pemijahan ikan
digunakan terdiri dari:
membutuhkan suasana parameter
• Kotoran ternak besar (sapi, kerbau,
kualitas air yang sesuai yaitu oksigen
kuda dan lain-lain) dengan dosis
terlarut > 5 ppm, pH > 5, suhu 20–30° C
1500 kg/ha atau kotoran ayam
dan NH3 < 1 ppm. Untuk menciptakan
sebanyak 600–1200 kg/ha
kondisi seperti tersebut, pengairan
• TSP dosis 100 kg/ha kolam harus dilakukan dengan
• Urea dosis 150 kg/ha pengaturan yang baik. Air pemasukan
terus menerus dialirkan dengan debit
2–5 liter/menit untuk luasan kolam
Dosis tersebut tidak mutlak, tetapi
bisa disesuaikan dengan tingkat 200 m2.
kesuburan tanah kolam perairan. Cara
pemberian pupuk kandang bisa Pemberian Pakan
dionggokan di beberapa tepi kolam.
Sedang untuk pupuk anorganik Meskipun kolam telah dipupuk dan
disebarkan pada dasar kolam. Agar tumbuh subur pakan alami, pemberian
kolam bisa menjadi subur lagi bisa pakan tambahan mutlak diperlukan.
ditambah dengan pupuk hijau, misalnya Pemberian pakan tambahan dimaksud-
daun orok-orok, daun lamtoro, dan lain- kan untuk menjaga stabilitas produk-
lain. Selanjutnya kolam diairi ± 70 cm. tifitas induk karena selama masa
Pemupukan susulan dapat diberikan inkubasi telur 3–4 hari induk berpuasa
2 minggu kemudian dengan cara sehingga pada proses pemijahan harus
memasukan pupuk kandang/hijau ke cukup cadangan energi dari pakan ikan.
dalam karung plastik yang diberi lubang Pakan tambahan dapat berbentuk
secara merata dan direndam di dekat dedak, bungkil kedelai, bungkil kacang,
pintu pemasukan air kolam. Cara ini atau pelet. Pelet dapat diberikan 3–6 %
akan memberikan pengaruh penguraian per hari dari bobot induk. Selama proses
pupuk secara bertahap dan terus- pemijahan ± 7 hari dan pasca inkubasi
menerus sehingga pertumbuhan pakan telur yaitu setelah hari ke-8–12.
alami dapat stabil dan tidak terjadi

162
2. Pemijahan secara intensif berukuran lebih kecil dari ikan
jantan, kolam induk betina (lingkaran
Dari sifat perilaku ikan nila maka untuk II) hanya dapat dilalui larva sedang
meningkatkan hasil dan produktivitas induk betina tidak dapat keluar dari
induk ikan nila di dalam menghasilkan sekat, dan kolam larva (III) untuk
larva, pemijahan ikan dapat dilakukan menangkap larva yang dihasilkan.
dengan melakukan manipulasi Pengolahan dasar kolam dilakukan
lingkungan yang sesuai dengan sifat seperti pada persiapan kolam
memijah ikan. Pemijahan secara buatan pemijahan alami.
dapat dilakukan dengan dua cara:

Pemijahan Intensif yang


Sepenuhnya Dilakukan di Kolam

Metoda ini dilakukan pada kolam


yang didesain sedemikian rupa
sehingga setelah pemijahan selesai
dapat dipisahkan antara induk jantan,
induk betina, dan larva ikan dalam kolam
yang berbeda, dengan demikian Gambar 4.25 Diagram susunan
pemanenan larva relatif mudah kolam pemijahan
dilakukan dan induk akan lebih produktif bersekat

karena tidak sering terganggu yang


• Proses pemijahan
dapat menimbulkan stres dan kematian
Apabila konstruksi kolam
pada induk. Desain kolam pemijahan
berbentuk lingkaran dengan
dapat dilihat pada Gambar.
diameter kolam I adalah 4 meter dan
kolam II adalah 10 meter, serta luas
• Persiapan kolam kolam III adalah 44 meter persegi,
Kolam pemijahan dibuat dari maka padat penebaran induk
pagar bambu yang bersekat-sekat adalah antara 250–300 ekor induk
antara kolam jantan, kolam betina, betina bobot ± 250 gr/ekor dan 40
dan kolam larva (gambar.1). Kolam ekor jantan bobot > 500 gr/ekor.
induk jantan (lingkaran I) hanya Induk-induk ikan pada saat
dapat dimasuki ikan betina yang

163
pemijahan menempati kolam I. ke-7. Pengambilan telur dilakukan pada
Setelah proses pemijahan hari ke-8–10 dengan cara me-
berlangsung dan telur telah ngumpulkan induk-induk pada satu
menetas, induk betina akan keluar sudut hapa untuk memperkecil ruang
dari kolam I ke kolam II untuk gerak induk dan memudahkan
mengasuh anaknya. Di kolam II ini penangkapan. Induk betina di tangkap
larva tumbuh sampai ukuran ± 1 cm, satu persatu dipegang bagian kepala,
selanjutnya larva akan masuk ke mulut dibuka dan digoyang-goyang di
kolam III, sedangkan induk betina dalam air atau dialiri air yang bagian
tetap pada kolam II karena ada bawahnya sudah dipasang lambit/seser
sekat. Kolam III hanya dapat di halus. Telur yang ada pada mulut induk
masuki oleh larva dari kolam II ke nila akan keluar dan tertampung di
kolam III, larva akan terusir dari lambit dan selanjutnya ditampung pada
kolam II, karena terganggu oleh wadah (ember/baki) untuk dibawa ke
induk betina yang ada. tempat penetasan. Setelah selesai
pengambilan telur, induk dipelihara di
• Pemeliharaan kolam secara terpisah antara jantan dan
betina dan setelah ± 14 hari sudah dapat
Pemeliharaan induk dilakukan
dipijahkan kembali. Setelah pemijahan
dengan pemberian pakan tambah-
induk jantan dan induk betina diambil
an 3–6 % perhari dari bobot ikan.
dan dipelihara pada kolam induk yang
Pemberian pakan dilakukan sesuai
berbeda, untuk persiapan pemijahan
yang dibutuhkan oleh induk dan
berikutnya.
larva.

Pemijahan Dilakukan di Hapa,


Penetasan Telur Dilakukan pada 4.3 Penetasan Telur
Corong Tetas
Setelah induk ikan melakukan
Induk yang sudah siap dipijahkan pemijahan maka sel telur dan sel
(matang gonad) dimasukkan ke dalam sperma akan bertemu dan mengalami
hapa pemijahan dan dipelihara dengan proses pembuahan (fertilisasi) yang
memberikan pakan tambahan serta akan membentuk zygot. Oleh karena itu,
pengaturan air yang baik sampai hari pembuahan ini merupakan proses
peleburan antara sel telur dan sel

164
sperma untuk membentuk zygot. zygote secara cepat menjadi unit-unit
Pembuahan terjadi ditandai dengan yang lebih kecil yang di sebut blastomer.
masuknya spermatozoa ke dalam telur Stadium cleavage merupakan rangkai-
lewat micropyle. Tiap sel sperma cukup an mitosis yang berlangsung berturut-
untuk membuahi satu butir telur. Pada turut segera setelah terjadi pembuahan
saat pembuahan spermatozoa masuk yang menghasilkan morula dan blastomer.
yaitu hanya kepalanya saja sedangkan
ekornya tinggal di luar, cytoplasma dan Stadia Morula
chorion merenggang dan semacam
Morula merupakan pembelahan sel
sumbat segera menutup micropyle untuk
yang terjadi setelah sel berjumlah 32 sel
menghalangi masuknya spermatozoa
dan berakhir bila sel sudah meng-
lain. Pengerasan chorion disebabkan
hasilkan sejumlah blastomer yang
oleh enzim pengeras yang terdapat
berukuran sama akan tetapi ukurannya
pada bagian dalam lapisan chorion.
lebih kecil. Sel tersebut memadat untuk
Pengerasan chorion berguna untuk
menjadi blastodik kecil yang mem-
melindungi embrio yang masih sangat
bentuk dua lapisan sel. Pada saat ini
sensitif. Setelah membentuk zygot
ukuran sel mulai beragam. Sel mem-
maka setiap individu akan mengalami
belah secara melintang dan mulai
proses embriogenesis sebelum me-
membentuk formasi lapisan kedua
netas. Untuk memahami tentang proses
secara samar pada kutup anima.
penetasan telur maka harus dipahami
Stadia morula berakhir apabila pem-
proses tentang embryogenesis.
belahan sel sudah menghasilkan
blastomer. Blastomer kemudian
4.3.1 Perkembangan embrio
memadat menjadi blastodisk kecil
Perkembangan embrio dimulai dari membentuk dua lapis sel. Pada akhir
pembelahan zygote (cleavage), stadia pembelahan akan dihasilkan dua
morula (morulasi), stadia blastula kelompok sel. Pertama kelompok sel-
(blastulasi), stadia gastrula (gastrulasi), sel utama (blastoderm), yang meliputi
dan stadia organogenesis. sel-sel formatik atau gumpalan sel-sel
dalam (inner mass cells), fungsinya
membentuk tubuh embrio. Kedua
Stadia Cleavage adalah kelompok sel-sel pelengkap,
yang meliputi trophoblast, periblast, dan
Cleavage adalah pembelahan
auxilliary cells. Fungsinya melindungi

165
dan menghubungi antara embrio kembangan embrio, di mana sel bakal
dengan induk atau lingkungan luar. organ yang telah terbentuk pada stadia
Kelompok sel-sel yang terdiri dari blastula mengalami perkembangan
jaringan embrio (blastodic) dan jaringan lebih lanjut. Proses perkembangan sel
periblas, pada ikan, reptil dan burung bakal organ ada dua, yaitu epiboli dan
disebut cakram kecambah (germinal emboli. Epiboli adalah proses per-
disc). tumbuhan sel yang bergerak ke arah
depan, belakang, dan ke samping dari
sumbu embrio dan akan membentuk
epidermal, sedangkan emboli adalah
Stadia Blastula
proses pertumbuhan sel yang bergerak
Blastulasi adalah proses yang ke arah dalam terutama di ujung sumbu
menghasilkan blastula yaitu campuran embrio. Stadia gastrula ini merupakan
sel-sel blastoderm yang membentuk proses pembentukan ketiga daun
rongga penuh cairan sebagai kecambah yaitu ektoderm, mesoderm
blastocoel. Pada akhir blastulasi, sel-sel dan endoderm. Pada proses gastrula
blastoderm akan terdiri dari neural, ini terjadi perpindahan ektoderm,
epidermal, notochordal, mesodermal, mesoderm, endoderm, dan notochord
dan endodermal yang merupakan bakal menuju tempat yang definitif. Pada
pembentuk organ-organ. Dicirikan 136 periode ini erat hubungannya dengan
dua lapisan yang sangat nyata dari sel- proses pembentukan susunan syaraf.
sel datar membentuk blastocoel dan Gastrulasi berakhir pada saat kuning
blastodisk berada di lubang vegetal telur telah tertutupi oleh lapisan sel.
berpindah menutupi sebagian besar Beberapa jaringan mesoderm yang
kuning telur. Pada blastula sudah berada di sepanjang kedua sisi noto-
terdapat daerah yang berdifferensiasi chord disusun menjadi segmen-
membentuk organ-organ tertentu seperti segmen yang disebut somit yaitu ruas
sel saluran pencernaan, notochorda, yang terdapat pada embrio.
syaraf, epiderm, ektoderm, mesoderm,
dan endoderm.
Stadia Organogenesis

Stadia Gastrula
Organogenesis merupakan stadia
Gastrulasi adalah proses per-
terakhir dari proses perkembangan

166
embrio. Stadia ini merupakan proses
pembentukan organ-organ tubuh Penetasan merupakan saat
makhluk hidup yang sedang ber- terakhir masa pengeraman
kembang. Dalam proses organogen- sebagai hasil beberapa proses
esis terbentuk berturut- turut bakal organ sehingga embrio keluar dari
yaitu syaraf, notochorda, mata, somit, cangkangnya. Penetasan terjadi
rongga kuffer, kantong alfaktori, rongga karena 1) kerja mekanik, oleh
ginjal, usus, tulang subnotochord, linea karena embrio sering mengubah
lateralis, jantung, aorta, insang, posisinya karena kekurangan ruang
infundibullum, dan lipatan-lipatan sirip. dalam cangkangnya, atau karena
Sistem organ-organ tubuh berasal dari embrio telah lebih panjang dari
tiga buah daun kecambah, yaitu lingkungan dalam cangkangnya (Lagler
ektodermal, endodermal, dan mesoder- et al. 1962). Dengan pergerakan-
mal. Pada ektodermal akan membentuk pergerakan tersebut bagian telur
organ-organ susunan (sistem) saraf dan lembek dan tipis akan pecah sehingga
epidermis kulit. Endodermal akan embrio akan keluar dari cangkangnya.
membentuk saluran pencernaan 2) Kerja enzimatik, yaitu enzim dan zat
beserta kelenjar-kelenjar pencernaan kimia lainnya yang dikeluarkan oleh
dan alat pernafasan, dan mesodermal kelenjar endodermal di daerah pharink
akan membentuk rangka, otot, alat-alat embrio. Enzim ini disebut chorionase
peredaran darah, alat eksresi, alat- alat yang kerjanya bersifat mereduksi
reproduksi, dan korium (chorium) kulit. chorion yang terdiri dari pseudokeratine
Jika proses organogenesis ini telah menjadi lembek. Sehingga pada
sempurna maka akan dilanjutkan bagian cangkang yang tipis dan terkena
dengan proses penetasan telur. chorionase akan pecah dan ekor
embrio keluar dari cangkang kemudian
4.3.2 Proses penetasan telur diikuti tubuh dan kepalanya.

Penetasan adalah perubahan Semakin aktif embrio bergerak


intracapsular (tempat yang terbatas) ke akan semakin cepat penetasan terjadi.
fase kehidupan (tempat luas), hal ini Aktivitas embrio dan pembentukan
penting dalam perubahan-perubahan chorionase dipengaruhi oleh faktor
morfologi hewan. dalam dan luar. Faktor dalam antara lain
hormon dan volume kuning telur.

167
Hormon tersebut adalah hormon yang wadah penetasan harus mengalir
dihasilkan kelenjar hipofisa dan tyroid terus-menerus. Salah satu sumber
sebagai hormon metamorfosa, sedang oksigen terlarut di dalam wadah
volume kuning telur berhubungan penetasan berasal dari difusi air
dengan energi perkembangan embrio. langsung dengan udara. Kadar oksigen
Sedangkan faktor luar yang ber- terlarut di dalam wadah adalah 6–8 ppm.
pengaruh adalah suhu, oksigen, pH
salinitas, dan intensitas cahaya.
Pada ikan lele biasanya
Penetasan telur terjadi bila embrio telah
telurnya dilekatkan pada substrat.
menjadi lebih panjang dari pada
Telur yang telah menempel pada
lingkaran kuning dan telah terbentuk
kakaban dapat ditetaskan dalam
sirip ekor. Penetasan terjadi dengan
wadah budidaya disesuaikan dengan
cara pelunakan chorion oleh suatu
sistem budidaya yang akan
enzim atau substansi kimia lainnya hasil
diaplikasikan. Selama penetasan
sekresi kelenjar ekstoderm. Selain itu
telur, air dialirkan terus- menerus.
penetasan juga disebabkan oleh
Seluruh telur yang akan ditetaskan
gerakan-gerakan larva akibat pe-
harus terendam air, kakaban yang
ningkatan suhu, intensitas cahaya, dan
penuh dengan telur diletakan
pengurangan tekanan oksigen.
terbalik sehingga telur menghadap ke
dasar bak. Dengan demikian telur akan
4.3.3 Aplikasi penetasan telur ikan terendam air seluruhnya. Telur yang telah
Penetasan telur pada ikan dibuahi berwarna kuning cerah
kecokelatan, sedangkan telur yang tidak
budidaya dapat dilakukan dengan
dibuahi berwarna putih pucat. Di dalam
berbagai wadah. Wadah penetasan
proses penetasan telur diperlukan
telur ikan dapat digunakan antara lain
suplai oksigen yang cukup. Untuk
akuarium, kolam, bak, atau fiber
memenuhi kebutuhan akan oksigen
glass. Wadah yang di gunakan harus
terlarut dalam air, setiap bak penetasan
bersih. Sebelum penetasan telur, air
dpasang aerasi. Telur akan menetas
wadah penetasan di sanitasi
tergantung dari suhu air wadah
menggunakan methalyne blue (MB).
Jika penetasan telur dilakukan di kolam penetasan dan suhu udara. Jika suhu
semakin panas, telur akan menetas
harus menggunakan hapa. Hapa yang
semakin cepat. Begitu juga sebaliknya,
digunakan dengan mata jaring 1 mm atau
jika suhu rendah, menetasnya semakin
lebih kecil dari butiran telur. Air pada

168
lama. Morula Awal Blastula Akhir
Blastula Dimulainya epiboly 30% Tabel 4.7 Perkembangan stadia embrio
ikan lele pada suhu 28° C.
epiboly Germinal disk 60% epiboly 90%
Waktu (jam) Stadia embrionik
epiboly 1–10 somite 80–100%
menetas. 0 : 45 2 sel
1 : 00 4 sel
1 : 15 16 sel
Telur ikan lele akan menetas 1 : 30 32 sel
berkisar antara 24–57 jam dari 1 : 45 64 sel
pembuahan. Selama penetasan telur 2 : 00 128 sel
2 : 15 Morula
harus selalu dicek, telur yang sehat
2 : 30 Awal blastula akhir
berwarna hijau kecoklatan, bila ada telur 2 : 45 Blastula
yang berwarna putih harus segera 4 : 15 Dimulainya epiboly
dibuang untuk menghindari ber- 4 : 45 30 % epiboly
5 : 15 Germinal disk
kembangnya jamur. Perkembangan
7 : 00 60 % epiboly
stadia embrio pada ikan lele telah
8 : 15 90 % epiboly
diamati oleh Volkaert et al (1994) yang 12 : 00 1–10 somite
melakukan pengamatan pada suhu 24 : 00 80–100% menetas
penetasan telur yang optimal adalah
28° C (Tabel 4.7). Telur ikan lele (African Pada ikan nila penetasan telur
catfish) akan menetas setelah 24 jam dapat dilakukan dengan dua metode
dengan derajat penetasan 80–100%. yaitu penetasan dengan menggunakan
corong penetasan dan metode
konvensional. Pada metode konven-
sional dari induk ikan nila yang
mempunyai bobot 250–300 gr dapat
menghasilkan 300–800 butir telur. Telur
ikan nila akan menetas setelah 4–6 hari.
Telur yang telah menetas tidak langsung
dilepaskan induknya melainkan tetap di
mulutnya. Induk betina melepas larva
jika sudah dapat berenang. Pada tahap
awal larva dilepaskan, induk betina
masih menjaganya. Di alam, induk
betina ikan nila mulai melepaskan larva

169
dari mulutnya pada umur 4–5 hari. Pada corong tetas terdapat pipa pemasukan
umur tersebut induk betina masih dan pengeluaran air. Pipa pemasukan
menjaga larva-larva tersebut. Jika terletak di dasar corong tetas sedang-
keadaan lingkungan larva kurang aman, kan pipa pengeluaran terletak di bagian
induk ikan menghisap kembali larvanya. atas corong tetas. Corong yang
Kuning telur larva akan habis setelah berukuran tinggi 45 cm, diameter atas
berumur 5–7 hari. Setelah kuning telur 30 cm, diameter bawah 15 cm dapat
habis, larva akan mencari makanan menetaskan telur sebanyak ± 15.000
disekitarnya. Biasanya induk betina butir telur/corong.
menjaganya dengan mengikuti
kelompok larva tersebut berenang. Jika Corong tetas sebelum digunakan
ada ikan lain yang mendekati kelompok terlebih dahulu dibersihkan dari
larva atau keadaan perairan kurang endapan kotoran, sisa telur, dan lumut
aman maka induk tersebut masukkan kemudian dikeringkan. Setelah itu
kembali larva-larva tersebut ke dalam direndam pada larutan malachyte green
mulutnya. Selanjutnya larva dilepaskan atau methalyn blue 10 ppm selama
kembali pada perairan yang relatif 15–30 menit.
aman dari gangguan ikan lainnya.
Secara keseluruhan proses ini
Selama kegiatan penetasan telur air
memerlukan waktu kurang lebih 18 hari.
terus-menerus dialirkan ke corong
penetasan. Agar penggunaan air lebih
Sedangkan penetasan telur ikan nila efisien, sebaiknya memakai sistem
secara intensif dilakukan pada corong resirkulasi air. Dengan sistem ini air
tetas, yang merupakan modifikasi yang telah digunakan akan melalui
penetasan telur secara alami. saringan terlebih dahulu baik secara
Modifikasi tersebut terlihat pada kondisi fisis, biologis mapun khemis sebelum
lingkungan, suplai air untuk gerakan digunakan selanjutnya ke corong tetas.
telur, oksigen terlarut, dan sebagainya. Dengan menggunakan saringan
Air yang dialirkan ke corong penetasan tersebut, sistem resirkulasi air dapat
selain agar telur-telur tetap bergerak digunakan selama lebih dari 6 bulan,
juga untuk mempertahankan kualitas air selain lebih efisien, juga mudah dalam
tetap baik. Corong tetas yang digunakan pengontrolan parameter kualitas air
berbentuk kerucut terbuat dari bahan yang sesuai dengan kebutuhan telur dan
fibre glass, atau bahan lain. Pada larva. Bak penampungan air dan

170
saringan yang digunakan secara berkala memudahkan pemanenan larva.
kira- kira 6 bulan sekali dibersihkan. Hal
ini untuk menghindari penyumbatan Pemisahan atau pemilihan telur
aliran air oleh kotoran. dapat dilakukan pada saat telur diambil
dari mulut induk dan pada saat telur
Tujuan penetasan telur mengguna- ditampung. Umumnya telur pada satu
kan corong tetas adalah untuk induk seragam baik masa inkubasi
meningkatkan daya tetas telur. Tahap maupun ukuran. Oleh sebab itu,
awal perkembangan telur, telur sangat pemisahan telur lebih baik dan lebih
rentan terhadap gangguan khususnya cepat dilakukan dilakukan pada saat
gangguan secara mekanik. Gangguan telur diambil dari mulut induk. Setiap telur
secara mekanik umumnya terjadi pada yang diambil dari mulut induk ditampung
saat membersihkan telur dari kotoran, dalam satu wadah. Sedangkan telur dari
memasukkan telur ke corong penetasan induk lain yang berbeda masa inkubasi
dan gerakan telur akibat debit air yang dan ukuran telurnya ditampung pada
terlalu besar. Oleh sebab itu, wadah yang lain. Selanjutnya setelah
penanganan telur harus dilakukan dibersihkan, telur yang sama masa
secara hati-hati. Debit air yang terlalu inkubasi dan ukuran dari induk yang lain
besar dapat menyebabkan telur di tetaskan pada corong tetas yang
membentur dinding atau telur lainnya sama. Sedangkan telur yang lain
dengan keras sehingga dapat ditetaskan pada corong tetas yang
mengakibatkan kematian. Pada saat berbeda. Jika pemisahan telur pada
panen, sering terdapat perbedaan umur wadah penampungan dimana seluruh
larva. Perbedaan ini karena pemijahan telur ditampung dalam satu wadah
Induk tidak serentak sehingga kemudian dilakukan pemisahan akan
perkembangan embrio telur setiap lebih rumit dan lama sehingga dapat
induk pada kolam pemijahan yang mengakibatkan telur mati. Kematian
sama sering berbeda. Demikian juga telur tersebut dapat karena telur tidak
ukuran telur setiap induk berbeda-beda. bergerak, benturan, dan sinar matahari
Sebelum dimasukkan ke corong langsung. Masa inkubasi telur ikan nila
penetasan, telur yang berbeda baik berhubungan dengan warna telur. Telur
masa inkubasi maupun ukuran telur yang baru dibuahi memiliki warna
harus dipisahkan terlebih dahulu. kuning muda. Sedangkan telur yang
Pemisahan telur bertujuan untuk akan menetas berwarna kuning

171
kecokelatan. Telur yang berwarna putih hanya terdapat pada beberapa bagian
susu adalah telur mati. corong tetas saja mengakibatkan
terdapat titik mati tekanan air. Telur yang
terdapat pada tekanan titik mati tersebut
Telur hasil seleksi dibersihkan dan
tidak bergerak dan mati.
dipisahkan, dimasukkan ke dalam
corong tetas. Air terus-menerus dialir-
kan ke dalam corong tetas. Besar Telur ditetaskan pada corong tetas
kecilnya debit air yang masuk ke dalam selama 5–7 hari. Selama penetasan
corong tetas diatur menggunakan kran. telur, air terus-menerus dialirkan. Hari ke
Debit air untuk penetasan telur ikan dua penetasan telur akan terlihat telur
sebesar 0,8 liter perdetik. Debit air yang mati dan hidup. Telur yang mati
yang terlalu besar dapat mengakibatkan segera dibuang karena akan mem-
kematian telur karena tekanan air pengaruhi kualitas air. Sumantadinata
sehingga telur dapat terbentur ke (1983) mengatakan faktor-faktor yang
dinding corong tetas atau terbawa air mempengaruhi daya tetas telur adalah:
keluar corong tetas. Sebaliknya debit air 1. Kualitas telur. Kualitas telur
yang terlalu kecil dapat mengakibatkan dipengaruhi oleh kualitas pakan
telur tidak bergerak dan kekurangan yang diberikan pada induk dan
oksigen. Telur yang tidak bergerak dan tingkat kematangan telur. telur ikan
kekurang oksigen akan mati. Oleh nila ini pada hari ke 9.
sebab itu, kegiatan sehari-hari pada 2. Lingkungan yaitu kualitas air terdiri
saat penetasan telur adalah mengontrol dari suhu, oksigen, karbon dioksida,
debit air dan membersihkan corong dan amonia.
tetas. Corong tetas dapat dibersihkan
dengan menyipon kotoran atau telur3. Gerakan air yang terlalu kuat yang
yang mati. Pada saat pengontrolan debit menyebabkan terjadinya benturan
air di dalam corong tetas harus selalu yang keras di antara telur atau
stabil sehingga tidak mengganggu benda lainnya sehingga meng-
gerakan telur. akibatkan telur pecah.

Air yang masuk pada corong tetas


Blaxter dalam Sumantadinata
memiliki tekanan yang merata di seluruh
(1983), penetasan telur dapat disebab-
bagian corong tetas agar telur yang ada
kan oleh gerakan telur, peningkatan
semua bergerak. Jika tekanan aliran air

172
suhu, intensitas cahaya, atau pe- maka caranya adalah dengan menarik
ngurangan tekanan oksigen. Dalam salah satu ujung hapa ke salah satu
penekanan mortalitas telur, yang banyak sudut hapa, dengan hati-hati untuk
berperan adalah faktor kualitas air dan menghindari induk mengeluarkan telur.
kualitas telur selain penanganan secara Karena induk ikan nila jika merasa
intensif. dalam bahaya atau terdesak akan
mengeluarkan telur di sembarang
Oleh karena itu, induk betina hanya tempat. Hal ini akan menyulitkan dalam
dapat memijah perlu waktu lama. Akan mengumpulkan telur ikan nila.
tetapi pada pemijahan secara intensif,
induk ikan nila betina dapat dipijahkan Pengambilan telur ikan nila dilaku-
setiap 2–4 minggu. Hal ini dapat dijelas- kan dengan menangkap induk satu-
kan secara fisiologis ikan sebagai persatu. Penangkapan induk dilakukan
berikut. Pada pemijahan alami, selama menggunakan seser kasar dan seser
proses pengeraman telur dan pe- halus. Kedua seser ini digunakan pada
meliharaan larva, induk betina akan saat bersamaan. Seser kasar berfungsi
terhambat perkembangan gonadnya. untuk menangkap induk sedangkan
Sedangkan pada pemijahan intensif seser halus berfungsi untuk menampung
proses tersebut dilakukan secara telur ikan. Seser kasar terletak di bagian
buatan (corong tetas). Dengan demikian atas dan seser halus terletak di bagian
induk betina dapat bebas dari tugas bawah. Pada saat menangkap induk
tersebut dan segera menyiapkan dilakukan dengan hati-hati agar telur
kembali untuk pemijahan berikutnya tidak dikeluarkan.
dalam waktu yang relatif cepat.

Cara mengambil telur dari induk


Pada ikan nila yang telurnya akan betina yaitu dengan memegang bagian
ditetaskan pada corong penetasan kepala ikan. Pada saat bersamaan
harus dilakukan pemanenan telur. salah satu jari tangan membuka mulut
Pemanenan dilakukan dengan cara dan tutup insang. Selanjutnya tutup
mengambil telur dari mulut induk betina insang disiram air sehingga telur keluar
ikan nila. Sebelum pemanenan terlebih melalui rongga mulut. Selanjutnya telur-
dahulu permukaan air kolam diturunkan telur tersebut ditampung dalam wadah.
sampai ketinggian 10–20 cm. Jika Hal yang perlu diperhatikan adalah
pemijahan dilakukan di hapa (waring), menghindari gerakan induk sekecil

173
mungkin agar telur yang telah keluar stadia pasca larva. Stadia pro-larva
tidak berserakan. Induk yang telah merupakan tahap larva yang masih
diambil telurnya dan yang belum memiliki kuning telur, sedangkan stadia
memijah dikembalikan ke kolam pasca larva merupakan tahap larva yang
pemeliharaan induk. telah habis kuning telurnya dan masa
penyempurnaan organ-organ tubuh
Telur pada wadah penampungan yang ada. Akhir stadia ini ditandai
jangan terkena sinar matahari langsung dengan bentuk larva yang sama dengan
dan diupayakan telur selalu bergerak. induknya yang biasa disebut dengan
Telur yang terlalu lama diam serta kena juvenil atau benih ikan.
sinar matahari langsung dapat
menimbulkan kematian. Selanjutnya Larva ikan yang baru menetas
sebelum dimasukkan ke corong tetas, memiliki kuning telur. Larva tersebut
telur terlebih dahulu dibersihkan dari mengambil makanan dari kuning telur.
kotoran berupa lumpur, lumut, sisa Kuning telur akan habis setelah larva
pakan, dan sebagainya. Telur yang telah berumur 3 hari. Setelah kuning telur
bersih dari kotoran dapat dimasukkan habis, larva mengambil makanan dari
ke dalam corong penetasan. luar atau lingkungan hidupnya. Larva
ikan yang dibudidayakan harus dilaku-
kan pemeliharaan untuk mencapai
4.4 Pemeliharaan Larva dan stadia benih. Wadah yang dapat diguna-
Benih Ikan kan untuk melakukan pemeliharaan
larva ini bermacam-macam.
Larva adalah anak hewan
avertebrata yang masih harus
mengalami modifikasi menjadi lebih Wadah pemeliharaan larva ini antara
besar atau lebih kecil untuk mencapai lain dapat berupa bak atau kolam. Pada
bentuk dewasa. Menurut Lagler (1956), pemeliharaan di bak yang perlu
larva adalah organisme yang masih diperhatikan adalah sanitasi wadah
berbentuk primitif atau belum mem- sebelum digunakan untuk pemeliharaan
punyai organ tubuh lengkap seperti dengan cara wadah direndam meng-
induknya untuk menjadi bentuk definitif gunakan larutan Methilen Blue 100 ppm
yaitu metamorfosa. Perkembangan selama 24 jam, kemudian dikuras dan
stadia larva meliputi stadia pro-larva dan diisi air bersih. Sedangkan wadah yang
menggunakan kolam, sebelum diguna-

174
kan harus disiapkan terlebih dahulu. 0,3 meter.
Persiapan kolam pemeliharaan larva/
pendederan meliputi perbaikan
Pipa pemasukan dan pengeluaran
pematang, pengolahan dasar kolam,
air dilengkapi saringan. Fungsi saringan
perbaikan pipa pemasukan dan
pada pipa pemasukanan adalah untuk
pengeluaran, pemupukan, dan pe-
menghindari masuknya ikan liar atau
ngapuran. Perbaikan pematang
sampah, sedangkan fungsi saringan
bertujuan untuk mencegah kebocoran
pada pipa pengeluaran adalah untuk
kolam. Kebocoran kolam dapat di-
menghindari lolosnya benih ikan keluar
akibatkan oleh binatang air seperti
kolam. Setelah melakukan pengolahan
belut, ular, kepiting, dan lain-lain.
dasar kolam dan perbaikan pematang,
Pematang yang bocor mengakibatkan
kemudian dilakukan pengapuran.
air kolam tidak stabil dan benih ikan
lolos keluar kolam. Perbaikan pe-
matang yang bocor dilakukan dengan Pengapuran bertujuan untuk
menyumbat bagian yang bocor meng- mem- basmi bibit penyakit dan
gunakan tanah atau ijuk. meningkatkan kadar pH tanah. Kapur
ditebar merata di dasar kolam.
Dosis kapur yang ditebar 10–50
Pengolahan dasar kolam dilakukan
gr/m2. Untuk kolam baru diperlukan
dengan mencangkul dasar kolam.
50– 150 kg kapur/m2. Kapur
Tujuan mengolah dasar kolam adalah
ditebarkan pada dasar kolam
untuk menguapkan gas beracun yang
lalu dicampur dengan lapisan lumpur
terdapat di dasar kolam. Tanah yang
paling atas sedalam 5 cm. Seminggu
baru dicangkul diratakan. Setelah dasar
kemudian lakukan pemupukan dengan
kolam rata, lalu dibuat saluran di tengah
50–100 kg pupuk kandang/100 m2,
kolam. Saluran ini disebut kemalir.
TSP 0,25 kg/ 100 m 2, dan urea
Kemalir berfungsi untuk memudahkan
0,25 kg/100 m 2. Semprot kolam
pemanenan dan sebagai tempat
dengan menggunakan pestisida
berlindung benih ikan pada siang hari
golongan organophosphat seperti
dan jika ada predator (pemangsa).
Sumithion, Argothion, dan
Kemalir dibuat mulai dari pipa
Diazinon dengan konsentrasi 3–4
pemasukan air sampai pipa pe-
ppm. Kolam sudah dapat diairi 5–
ngeluaran air. Kemalir dibuat dengan
7 hari setelah semua rangkaian
ukuran lebar 0,5 meter dan kedalaman
kegiatan tersebut di atas dilakukan.

175
Kolam yang telah di pupuk dan emulsi kuning telur ayam. Pemberian
dikapur segera ditutup pipa pakan tersebut sampai umur 5 hari.
pengeluaran air. Selanjut- nya pipa Setelah menginjak umur 6 hari, larva
pemasukan air di buka. Setelah diberi pakan alami (makanan hidup)
ketinggian air 20–30 cm, tutup yang berukuran kecil, seperti kutu air
pipa pemasukan air. Biarkan kolam (daphnia sp) atau cacing sutera
selama (tubifex). Pakan buatan kurang baik
5–7 hari. Hari ke-8 benih ikan dapat di diberikan karena jika tidak habis akan
tebar ke kolam untuk didederkan. membusuk sehingga menurunkan
kualitas air pada bak pemeliharaan.
Setelah dipastikan hampir semua Pakan alami diberikan 3 kali sehari,
telur menetas, kakaban diangkat untuk pagi, siang dan sore hari atau sesuai
menghindari penurunan kualitas air dengan kebutuhan.
akibat adanya pembusukan dari telur-
telur yang tidak menetas. Di samping itu Faktor lain yang perlu diperhatikan
juga dilakukan pergantian air bak selama pemeliharaan benih atau larva
penetasan dengan membuang air adalah kualitas air. Pergantian air
sampai ¾ bagian volume air dan dilakukan setiap 2–3 hari sekali atau
kemudian diisi kembali dengan air yang tergantung dari kebutuhan. Jumlah air
baru. Larva ikan lele yang baru menetas yang diganti sebanyak 50–70 %
akan berwarna hijau dan berkumpul di dengan cara menyipon (mengeluarkan
dasar bak penetasan di bagian yang air secara selektif dengan selang)
gelap. Ukuran larva lebih kurang sambil membuang kotoran yang
5–7 mm dengan berat 1,2–3 mg. mengendap pada dasar bak
Setelah berumur 2 hari, larva mulai pemeliharaan larva. Selang yang
bergerak dan menyebar ke seluruh bak digunakan adalah selang plastik yang
penetasan. Sampai umur 3 hari larva lentur dan biasa digunakan sebagai
tidak perlu diberi pakan tambahan, selang air.
karena masih memanfaatkan cadangan
makanan yang dibawa di dalam Setelah benih lele berumur 2–3
tubuhnya, yakni yang dikenal dengan minggu dan mencapai ukuran 0,5–2 cm,
”kuning telur”. Larva ikan lele dumbo benih sudah siap untuk dipanen. Agar
baru diberikan pakan tambahan setelah benih lele tidak mengalami stres,
berumur 4 hari dengan memberikan pemanenan dilakukan pada pagi atau

176
sore hari saat suhu rendah. Cara dalam kolam. Sedangkan pengendalian
memanennya adalah air dalam bak hama penyakit dapat dilakukan dengan
disurutkan secara perlahan, selanjutnya cara mencegah hama atau hewan liar
benih ditangkap secara hati-hati masuk ke kolam seperti: membersihkan
menggunakan seser (serokan) halus. lingkungan sekitar kolam, memasang
Benih dapat langsung dipasarkan saringan pada pipa inlet, memasang
(dijual) langsung kepada pembeli atau pagar sekeliling kolam, memasang
didederkan pada kolam pendederan. lampu perangkap, dan lain sebagainya.

Larva yang akan didederkan Pendederan adalah pemeliharaan


sebaiknya jangan ditebarkan langsung benih lele dumbo yang berasal dari hasil
ke dalam kolam namun terlebih dahulu pembenihan sehingga mencapai ukuran
dilakukan aklimatisasi untuk meng- tertentu. Pendederan dilakukan dalam
hindarkan perubahan suhu ekstrim dua tahap, yakni pendederan pertama
antara suhu kolam dengan suhu air pada dan pendederan kedua. Pada pen-
wadah pengangkutan. Padat pe- dederan pertama, benih lele dumbo
nebaran larva 10.000–15.000 ekor/m2. yang dipelihara adalah benih yang
Selama masa pendederan (28–30 hari) berasal dari pembenihan yang
pemupukan ulang perlu dilakukan untuk berukuran 1–3 cm. Benih ini dipeliharan
menjamin tersedianya makanan alami selama 12–15 hari sehingga saat
yang cukup. Pemupukan dapat dilaku- panen akan diperoleh lele dumbo
kan 1–2 kali seminggu, menggunakan berukuran kurang lebih 5–6 cm
pupuk kandang (25 kg kotoran sapi atau perekornya. Pada pendederan ke dua,
3 kg kotoran ayam/100 m2). benih yang dipelihara berasal dari hasil
pendederan pertama. Pemeliharaan
dilakukan selama 12–15 hari sehingga
Pada saat pemeliharaan dapat
diperoleh benih lele dumbo berukuran
diberi makanan tambahan berupa
8–12 cm perekornya. Pendederan ini
makanan halus seperti bekatul,
dapat dilakukan di kolam tanah atau
konsentrat, atau pakan buatan bentuk
kolam tembok.
tepung. Pengelolaan kualitas air dapat
dilakukan berupa pengontrolan sistem
pemasukan air agar tetap mengalir untuk Penebaran benih dilakukan setelah
mempertahankan tinggi air di kolam 6 hari dari pemupukan atau saat pakan
serta menjamin difusi oksigen terlarut ke alami telah tersedia. Penebaran benih

177
dilakukan pada pagi atau sore hari disebarkan merata pada kolam
dengan kepadatan 200–300 ekor/m2 pendederan.
berukuran 1–3 cm per ekornya.
Penebaran harus dilakukan dengan
Untuk memperkecil mortalitas atau
hati-hati agar benih lele dumbo tidak
kehilangan benih, selama pemeliharaan
mengalami stres. Benih yang akan
harus dilakukan pengontrolan terhadap
didederkan sebaiknya jangan ditebar
serangan hama dan penyakit. Hama
langsung ke kolam namun terlebih
yang menyerang benih lele berupa belut,
dahulu dilakukan aklimatisasi untuk
ular, dan ikan gabus. Tindakan pen-
menghindari perubahan suhu yang
cegahan penyakit cukup dengan
mencolok antara suhu air kolam dan
menjaga kualitas dan kuatitas air kolam,
suhu air pada wadah pengangkutan.
yakni dengan menghindarkan pemberian
Cara penebaran untuk proses adaptasi
pakan yang berlebihan. Karena pakan
(aklimatisasi) benih lele dumbo cukup
yang berlebihan akan menumpuk di
mudah. Benih lele dumbo yang masih
dasar kolam dan bisa membusuk yang
berada di dalam wadah pengangkutan
akhirnya menjadi salah satu sumber
dibiarkan terapung-apung di atas
penyakit. Pada ikan nila pemeliharaan
permukaan air selama 5 menit.
larva dan benih ikan dapat dilakukan
Selanjutnya ditambahkan air dari kolam
pada wadah pemeliharaan larva antara
ke wadah pengangkutan sedikit demi
lain akuarium, fibre glass, bak, dan
sedikit. Dengan cara ini diharapkan
sebagainya. Sebelum larva dimasuk-
kualitas air yang ada di dalam wadah
kan, wadah pemeliharaan larva terlebih
pengangkutan tersebut akan sama
dahulu dibersihkan dan dilakukan
dengan yang ada di kolam.
sanitasi. Sanitasi dapat menggunakan
malachyte green atau methalyn blue 10
Kegiatan pemeliharaan benih ppm dengan cara dibilas keseluruh
merupakan kegiatan inti dari pen- permukaan wadah.
dederan. Selama pemeliharaan, benih
harus diberi pakan tambahan. Pakan
Pemeliharaan larva dilakukan
tambahan berupa tepung pelet
selama 6–8 hari, larva berumur 3 hari
sebanyak 3–5 % dari jumlah total benih
sudah dapat berenang di dasar wadah
yang dipelihara. Pakan diberikan 3–4
pemeliharaan. Sedangkan larva umur
kali sehari. Agar pemberian pakan lebih
5 hari sudah dapat berenang di-
efektif, sebaiknya pemberian pakan
permukaan air. Pemeliharaan larva

178
meliputi pemberian pakan dan suhu air wadah penampungan larva
pengelolaan kualitas air. Selama lebih rendah dari suhu air kolam maka
pemeliharaan, larva dapat diberi pakan air kolam dimasukkan sedikit demi
berupa pakan alami, tepung ikan, sedikit ke wadah penampungan sampai
dedak halus, dan sebagainya. Pakan suhu kedua air tersebut sama.
yang diberikan harus lebih kecil dari Selanjutnya larva ditebar dengan cara
bukaan mulut larva dan jumlah pakan. memiringkan wadah penampungan
Ukuran butiran pakan harus lebih kecil larva sehingga larva dapat keluar
dari bukaan mulut larva. Demikian pula dengan sendirinya berenang ke kolam.
jumlah pakan harus sesuai dengan Penebaran larva sebaiknya dilakukan
jumlah larva. Pakan yang tersisa di pagi atau sore hari pada saat suhu
wadah pemeliharaan dapat meng- udara rendah.
akibatkan kualitas air kurang baik. Oleh
sebab itu, setiap hari dilakukan Pendederan dilakukan selama
penyiponan terhadap kotoran atau sisa 3–4 minggu. Pada umur tersebut benih
pakan. Air harus terus-menerus ikan sudah mencapai ukuran 3–5 cm.
mengalir di wadah. Selain itu, sebaiknya Selama pendederan benih ikan selain
diberi aerasi pada wadah pemeliharaan mendapatkan makanan alami di kolam
larva. juga diberi pakan tambahan yang halus
seperti dedak. Pakan tambahan
Benih yang telah berumur 7–8 hari tersebut ditebar di sepanjang kolam.
ditebar di kolam pendederan. Diharap- Frekuensi pemberian pakan sebanyak
kan pada saat penebaran pakan alami 2–3 kali perhari. Kandungan protein
sudah tersedia di kolam. Padat pakan benih ikan sebesar ≥ 30 %.
penebaran benih ikan nila sebanyak Jumlah pakan yang diberikan 10 % dari
75–100 ekor/m 2.
Benih dari wadah biomasa.
pemeliharaan larva ditangkap meng-
gunakan seser halus. Larva yang Kualitas air sangat penting di-
tertangkap tersebut ditampung di perhatikan dalam kegiatan pendederan.
wadah. Selanjutnya benih tersebut Suhu yang baik untuk pendederan
ditebar di kolam. Sebelum ditebar ikan nila 28–30° C. Sedangkan oksigen
terlebih dahulu di lakukan aklimatisasi terlarut sebesar 6–8 ppm. Pertumbuhan
dengan cara wadah yang berisi larva ikan mulai terganggu pada suhu ≤ 18°
dimasukkan ke dalam air kolam. Jika C dan ≥ 30° C. Pada suhu optimum,

179
pertumbuhan ikan normal. Suhu air cacing tubifex, daphnia, rotifera, dan
sangat berpengaruh pada laju lain-lain. Pemberian pakan benih ikan
metabolisme ikan. Perubahan harus disesuaikan ukuran benih ikan
temperatur yang terlalu drastis dapat dengan ukuran pakan. Pakan yang
menimbulkan gangguan fisiologis ikan diberikan untuk benih ikan sesuai
yang dapat menyebabkan ikan stres. dengan bukaan mulut benih ikan. Pakan
yang diberikan harus lebih kecil dengan
bukaan mulut ikan.
Pencegahan hama dan penyakit
pada kegiatan pendederan sangat perlu
dilakukan. Pencegahan tersebut dapat Pengelolaan kualitas air mutlak
dilakukan dengan pengeringan dan perlu diperlukan karena benih patin
pengapuran dasar kolam serta per- sangat peka terhadap perubahan
gantian air kolam, membuat saringan air lingkungan khususnya kualitas air. Pada
sebelum air masuk ke kolam. Hama pemeliharaan benih ikan patin secara
yang sering menyerang benih ikan nila intensif yang dilakukan di bak atau
adalah belut, ular, burung, ikan gabus, akuarium perlu dilakukan pembersihan
dan ikan lele. Penyakit yang menyerang kotoran dan penggantian air di wadah
terutama penyakit parasitik seperti pemeliharaan. Pembersihan wadah
Ichthyophthirius multifilis yang meng- dilakukan dengan menyipon kotoran
akibatkan bintik putih dipermukaan dan sisa makanan menggunakan
tubuh ikan dan mengakibatkan selang. Pada saat menyipon harus
kematian masal. Pencegahan penyakit dilakukan dengan hati-hati agar benih
ini dilakukan dengan menambahkan ikan tidak ikut keluar. Penyiponan dapat
garam dapur di kolam media pen- juga dilakukan juga sekaligus dengan
dederan sebanyak 200 gr/m3. penggantian air. Air yang dikeluarkan
Pemeliharaan benih pada ikan patin pada saat penyiponan segera diganti
meliputi pemberian pakan, pengelolaan dengan air bersih. Air yang dikeluarkan
kualitas air, serta pengendalian/hama sebanyak 25–50%. Sehingga air yang
penyakit ikan. Pemberian pakan yang diganti sebanyak air yang dikeluarkan.
perlu diperhatikan adalah jenis pakan, Hal yang perlu diperhatikan pada saat
kadar protein, jumlah ukuran, dan penggantian air adalah suhu air. Suhu
frekuensi pemberian pakan. Pemberian air yang akan dimasukkan ke dalam
pakan benih ikan patin yang dipelihara wadah pemeliharan. Selain itu air baru
secara intensif dapat diberikan jenis yang akan dimasukkan sebaiknya telah

180
diendapkan terlebih dahulu. Pemeliharan benih ikan patin
dilakukan secara intensif di bak,
Pengendalian hama dan penyakit akuarium, fiberglass, dan dapat juga
benih ikan patin lebih ditekankan pada dilakukan dipeliharaan di kolam. Jika
pencegahan. Pencegahan dapat di- pemeliharan benih ikan patin di kolam
lakukan dengan sanitasi lingkungan harus dilakukan persiapan. Persiapan
seperti wadah dan air. Demikian juga tersebut meliputi pengolahan dasar
air yang akan digunakan sebaiknya kolam, pemupukan dan pengapuran,
disanitasi dengan menggunakan pembuatan kamalir, perbaikan saluran,
methylen blue, malachyte green, kalium dan sebagainya. Pengolahan dasar
permanganat, dan sebagainya. Wadah kolam berfungsi untuk mengoksidasi
yang akan digunakan sebaiknya terlebih gas beracun yang terdapat di dasar
dahulu dibersihkan menggunakan kolam.
deterjen. Hama dan penyakit ikan timbul
disebabkan oleh kondisi lingkungan, Pengolahan dasar kolam meliputi
kondisi benih ikan dan bibit penyakit. pencangkul tanah dasar kolam.
Ketiga bibit penyakit tersebut menjadi Selanjutnya dilakukan pemerataan
suatu sistem sehingga benih ikan dasar kolam. Pemupukan bertujuan
terserang penyakit. Kondisi lingkungan untuk menumbuhkan pakan alami di
yang kotor menyebabkan benih ikan kolam. Pakan alami ini diharapkan
lemah, kurang nafsu makan. Pada menjadi pakan utama bagi benih ikan.
kondisi tersebut benih ikan mudah Pupuk ditebar merata di dasar kolam.
terserang bibit penyakit. Parasit/ Dosis pupuk yang ditebar sebanyak
penyebab penyakit sering menyerang 0,3–0,5 kg/m2. Selanjutnya kolam diisi
bibit benih ikan patin adalah dengan air setinggi 40 cm. Pakan alami
Ichthyopthirius mulitifilis atau white akan mencapai puncaknya setelah
spot, gyrodactius sp, dactilogyrus sp, 10–14 hari dari pemupukan. Pada hari
aeromonas sp , dan sebagainya. ke 10 air kolam dinaikkan menjadi
Ichthyopthirius sp sering menyerang 50–70 cm. Selanjutnya, benih ikan dapat
pada bagian sisik dan sirip benih ikan. dilepas ke kolam. Pelepasan benih
Benih ikan yang terserang penyakit ich sebaiknya dilakukan sore hari agar suhu
biasanya menggosok-gosokkan bagian air kolam sudah menurun. Pelepasan
tubuhnya ke dinding atau dasar wadah. benih ikan menggunakan metode
aklimatisasi. Demikian juga untuk

181
pelepasan benih ikan patin ini juga dukung kolam yang menyangkut
menggunakan metode aklimatisasi. kelimpahan pakan alami, ketersediaan
Metode aklimatisasi adalah suatu cara oksigen serta minimalnya faktor
memberikan kesempatan kepada ikan penggangu hidupnya ikan. Caryng
untuk menyesuaikan diri terhadap capacity bisa dihitung, contoh: ada
lingkungan baru. Lingkungan baru beberapa juta sel per ml kelimpahan
tersebut adalah suhu, pH, dan salinitas. planktonnya, ada berapa ppm
Suhumerupakan ”Controling factor” kandungan oksigennya, atau berapa
yaitu apabila suhu air berubah maka kapasitas oksigen per volume kolam
faktor yang lain akan berubah. tersebut. Kemudian dengan meng-
Sedangkan pH termasuk ”Masking gunakan metode sampling ada berapa
factor” yaitu sebagai faktor pengendali juta sel plankton yang terdapat dalam
perubahan kimia dalam air. Ikan perut ikan dan berapa laju kecepatan
mempunyai alat dan cara untuk respirasi ikan tersebut dalam menyerap
beradaptasi terhadap lingkungannya. oksigen.
Alat-alat tersebut akan dipergunakan
pada saat sedang mengadakan proses Hal ini bisa digunakan rumus
osmoregulasi. Alat-alat tersebut antara Schroeder (1975), respirasi ikan pada
lain kulit, insang, dan ginjal. Namun suhu 20–30° C.
demikian ikan mempunyai batas
Y = 0.001 W0,82
toleransi terhadap perubahan
Y = Konsumsi O2/ikan (gr)/jam
lingkungannya. Begitu juga ikan
mempunyai batas toleransi terhadap W = Berat ikan R= 0.99
perubahan lingkungannya. Sebagai
contoh ikan hanya mampu mentolerir Dengan membandingkan caryng
perubahan suhu hanya ± 5° C, capacity dengan jumlah plankton isi
perubahan ini mampu ditolerir 0,5° C perut ikan dan laju respirasi ikan maka
permenit. Betapa pentingnya kehati- padat penebaran bisa dicari. Secara
hatian saat pelepasan benih ikan patin. singkat caryng capacity biasanya telah
diketemukan berdasarkan pengalaman
Padat penebaran sangat tergantung atas beberapa kali pendederan ikan
kepada ”Caryng Capacity” kolam atau pemeliharaan ikan pada kolam
2
tersebut dan sifat serta ukuran ikan. tersebut. Contoh kolam A seluas 200 m
Caryng capacity bisa diartikan daya biasanya ditebar ikan 100 ekor/ m2 atau

182
menghasilkan ikan 300 kg. dengan perbandingan 1 : 2. Tetapi
sebenarnya jenis ikan ini sangat
menyukai pakan alami. Jika kombinasi
Dalam pemeliharaan benih ikan
kedua jenis pakan yaitu pakan buatan
patin harus dilakukan pemberian pakan.
dan pakan alami diberikan bersama
Menurut beberapa penelitian bahwa
adalah sangat baik, karena unsur
pendekatan jumlah pakan yang
gizinya saling melengkapi. Dari hari ke
diberikan per hari adalah 3% dari total
hari ikan hidup itu tumbuh, baik
bobot ikan. Frekuensi pemberian
bertambah panjang maupun bertambah
pakannya 3 kali yaitu pagi, siang dan
berat. Begitu pula dari hari ke hari
sore hari dengan jumlah yang sama.
populasi ikan semakin berkurang ada
Tetapi kondisi permintaan pakan akan
beberapa ikan yang mati. Atas dasar
berubah-ubah tergantung suhu air.
kejadian ini maka untuk menetukan
Apabila cuaca cerah, matahari bersinar
jumlah pakan pada hari-hari berikutnya
terang maka suhu air akan naik segala
perlu diadakan sampling ikan (Gambar
proses/metabolisme dipercepat.
Barangkali apabila kondisi demikian 4.26). Jika total bobot ikan diketahui
frekuensi pemberian pakan akan lebih maka jumlah pakan yang dibutuhkan
dari 2 kali. Tetapi apabila cuaca dapat dihitung. Konversi/efesiensi
mendung, matahari tidak bersinar pakan akan dapat dihitung apabila
otomatis suhu akan menurun, kondisi ini jumlah pakan yang diberikan serta
dibarengi dengan fotosintesis plankton bobot total ikan diketahui. Untuk itu
terhambat. Sehingga produksi oksigen pendataan hal ini perlu ketekunan.
menurun sebagai akibat nafsu makan
ikan menurun permintaan ikan akan
pakan juga menurun. Ada suatu teori
bahwa untuk mengatasi ikan ke-
kurangan oksigen di samping melaku-
kan aerasi air, diusahakan ikan selalu
berenang dipermukaan air. Hal ini terjadi
apabila ikan dipuasakan.
Gambar 4.26 Sampling benih ikan

Pakan yang diberikan selama


pendederan benih ikan patin adalah
campuran tepung pelet dengan bekatul

183
4.5 Pembesaran Ikan pakan yang tersedia di kolam
pembesaran. Dalam pembesaran
tradisional ini kesuburan perairan
Pembesaran ikan merupakan salah
akan sangat menentukan tumbuh-
satu proses dalam budidaya ikan yang
nya pakan alami. Misalnya pem-
bertujuan untuk memperoleh ikan ukuran
besaran ikan pada kolam ter-
konsumsi. Pada usaha budidaya ikan
genang, pembesaran ikan di sawah.
pembesaran merupakan segmen
usaha yang banyak dilakukan oleh para
pembudidaya ikan. Dalam melakukan 2. Pembesaran ikan semiintensif yaitu
pembesaran ikan ini relatif tidak terlalu pembesaran ikan yang lebih meng-
sulit karena keterampilan yang utamakan pakan alami yang ter-
dibutuhkan tidak sesulit dalam dapat pada kolam dan diberi pakan
melakukan pembenihan ikan. Pada tambahan yang tidak lengkap
kegiatan pembesaran ikan yang perlu kandungan gizi dari pakan tersebut.
diperhatikan antara lain wadah yang Pada pembesaran semi intensif ini
akan digunakan dalam proses pem- padat penebaran lebih tinggi di-
besaran, padat penebaran, pola pem- bandingkan dengan tradisional.
berian pakan, pencegahan terhadap Misalnya melakukan pembesaran
hama dan penyakit ikan, pengontrolan ikan pada kolam air tenang dengan
pertumbuhan (sampling, grading dan memberikan pakan tambahan
sortasi), serta pengelolaan kualitas air. berupa dedak selain pakan alami
yang terdapat pada kolam pem-
besaran.
Berdasarkan jenis pakan yang
digunakan dalam melakukan proses
pembesaran ikan dapat dikelompokkan 3. Pembesaran ikan intensif yaitu
menjadi tiga kelompok yaitu: pembesaran ikan yang dalam
proses pemeliharaannya me-
ngandalkan pakan buatan dalam
1. Pembesaran ikan secara tradisional
pemberian pakannya serta dilaku-
yaitu pembesaran ikan yang hanya
kan pada wadah yang terbatas
mengandalkan pakan alami yang
dengan kepadatan maksimal.
terdapat dalam kolam budidaya.
Dalam pembesaran secara intensif
Padat penebaran disesuaikan
ini harus diperhitungkan kualitas dan
dengan daya dukung kolam dan
kuantitas air yang masuk ke dalam

184
kolam pembesaran. Selain itu, dapat juga ditambahkan
pakan buatan (pelet) tetapi jumlahnya
4.5.1 Pembesaran ikan mas sedikit.

Pembesaran ikan mas di sawah


Pembesaran ikan mas dapat
dan di dalam kerambah merupakan
dibedakan menjadi 3 kelompok ber-
salah satu contoh pembesaran ikan mas
dasarkan penyediaan pakan dan luas
secara semi intensif.
lahan pemeliharaan, yaitu:
1. Pembesaran ikan mas secara
ekstensif/tradisional. Pembesaran ikan mas secara
intensif adalah ikan mas dalam air yang
2. Pembesaran ikan secara semi
mengalir, ukuran kolam pemeliharaan
intensif.
relatif kecil (kurang dari 100 m2) dan
3. Pembesaran ikan mas secara
sangat bergantung pada pakan buatan.
intensif.
Pakan buatan yang diberikan biasanya
adalah pelet. Salah satu contoh
Pembesaran ikan mas secara pembesaran ikan mas secara intensif
tradisional adalah pembesaran ikan adalah pembesaran ikan mas di kolam
mas dalam kolam yang tenang airnya air deras (running water) atau jaring
dan dalam pemeliharaannya hanya terapung.
mengandalakan pakan yang ada di
dalam kolam pemeliharaan, tidak ada Berdasarkan jenis ikan yang
pakan tambahan. Biasanya ukuran dipelihara dalam kolam pemeliharaan
kolam pembesaran relatif luas (lebih atau pembesaran ikan mas di-
dari 200 m2). kelompokkan menjadi 2, yaitu:

Pembesaran secara semi intensif 1. Monokultur, yaitu pemeliharaan ikan


adalah pembesaran ikan mas dalam mas dalam wadah pembesaran
kolam air tenang tetapi dalam yang hanya diisi oleh ikan mas saja.
pemeliharannya diberi makanan Dalam pemeliharaan ikan mas
tambahan. Makanan tambahan ini secara monokultur dapat di-
dapat berupa dedak, limbah rumah kelompokkan menjadi tunggal
tangga, daun-daunan, dan sebagainya. kelamin dan campur kelamin.

185
Pemeliharaan ikan mas tunggal Sedangkan pembesaran ikan mas di
kelamin adalah pemeliharaan ikan jaring terapung saat ini sudah dapat
mas yang menggunakan ikan jantan menggunakan benih ikan mas yang
atau ikan betina saja. Pemeliharaan berukuran lebih dari 5–8 cm. Padat
ikan mas campur kelamin adalah penebaran benih ikan mas di kolam
pemeliharaan ikan mas dengan pemeliharaan harus dilakukan dengan
menggunakan ikan jantan dan hati-hati dan biasanya ditebar pada saat
betina bersama-sama dalam matahari belum bersinar. Agar benih
wadah pemeliharaan. Hal ini yang ditebar tidak mengalami stres atau
muncul karena adanya tingkat kematian yang tinggi. Sebaiknya
kecenderungan pada ikan mas benih ikan mas tersebut dibiarkan
betina untuk tumbuh lebih cepat keluar dengan sendirinya dari tempat
dibandingkan dengan ikan jantan. penampungan benih (plastik) ke dalam
pemeliharaan.
2. Polikultur yaitu pemeliharaan ikan
mas dengan mempergunakan lebih Hal-hal yang harus diperhati-
dari satu jenis ikan dalam wadah kan dalam melakukan pembesaran
pemeliharaan. Ikan mas dapat ikan mas sampai mencapai ukuran
dipelihara secara polikultur dengan konsumsi sebagai berikut.
ikan mas atau ikan nila, karena jenis
ikan ini bukan merupakan pesaing 1. Pakan.
makanan dalam kolam pe- Pakan merupakan suatu sumber
meliharaan. energi bagi ikan. Tanpa
makanan ikan tidak akan tumbuh
Dalam melakukan usaha pem- dan berkembang biak. Pakan yang
besaran ikan mas, ukuran benih yang dapat diberikan untuk ikan mas
akan digunakan sangat bergantung adalah pakan alami, pakan buatan
kepada sistem budidaya yang akan dan pakan tambahan.
ditetapkan. Pada budidaya ikan mas
di kolam air deras, ukuran benih yang Pakan alami adalah makanan
dapat digunakan sebaiknya berukuran hidup bagi larva dan benih ikan yang
100 gram/ekor. diperoleh dari perairan/kolam atau
membudidayakannya secara ter-

186
pisah. Ikan mas merupakan ikan biasa diberikan adalah pelet. Garis
pemakan segala (omaevora), oleh tengah pelet berkisar antara 2–4 mm.
karena itu sebaiknya pada kolam
pemeliharaan harus dilakukan 2. Pengelolaan kualitas air. Pe-
pemupukan awal 3–5 hari sebelum ngelolaan kualitas air adalah cara
penebaran benih dan pemupukan pengendalian kondisi air di dalam
susulan agar ketersediaan pakan kolam budidaya sedemikian rupa
alami di dalam kolam pemeliharaan sehingga memenuhi persyaratan
selalu ada. Ketersediaan pakan hidup bagi ikan yang akan di pelihara.
alami yang melimpah akan
menguntungkan bagi ikan dan
Dalam pembesaran ikan mas
petani itu sendiri karena tidak lagi
agar dapat tumbuh dengan optimal
membutuhkan pakan tambahan
maka kondisi air kolam pem-
dalam pemeliharaannya.
besaran harus sesuai dengan
kebutuhan ikan mas. Variable
Pakan tambahan yang diberi- kan kualitas air yang sangat ber-
dalam bentuk apa adanya pengaruh pada ikan mas antara lain
kepada ikan pemeliharaan seperti sebagai berikut.
daun-daunan, keong, limbah rumah
tangga dan lain-lain. Pakan • Suhu air
tambahan dibutuhkan oleh ikan mas
Suhu air merupakan faktor
dalam pemeliharaan ikan mas
penting yang harus diperhatikan
secara semi intensif.
karena dapat mempengaruhi
laju metabolisme dalam tubuh
Pakan buatan adalah pakan ikan. Pada suhu air yang tinggi
yang dibuat dengan susunan bahan maka laju metabolisme akan
tertentu dengan gizi sesuai meningkat, sedangkan pada
keperluan ikan. Pakan buatan dapat suhu yang rendah maka laju
berbentuk pelet, larutan (emulsi dan metabolisme akan menurun.
suspensi), lembaran (flake atau Dengan suhu yang
waren), dan remahan. Ikan mas optimal maka laju
yang dipelihara secara intensif dan metabolisme akan optimal.
semi intensif memerlukan pakan Pertumbuhan ikan mas
buatan. Bentuk pakan buatan yang

187
sangat dipengaruhi oleh suhu air, budidaya. Jika menggunakan
baik dalam usaha pembesaran maka harus ditampung terlebih
ikan mas atau pembenihan ikan dahulu dalam bak penampung
mas. Suhu yang optimal untuk air minimal 24 jam, karena air
pertumbuhan ikan mas berkisar tanah tersebut mengandung
antara 25–30° C CO2 yang tinggi berkaitan erat
dengan kadar O2 yang terlarut
• Kadar oksigen terlarut yang rendah. Oleh karena itu,
Untuk dapat hidup manusia kadar CO2 yang layak untuk
membutuhkan oksigen yang budidaya ikan mas sebaiknya
dibutuhkan ikan yang hidup di < 5mg/l.
dalam air disebut dengan
oksigen terlarut. Ikan mas
• Volume air
membutuhkan oksigen dalam
bentuk terlarut dalam air untuk Ikan mas yang dipelihara di
proses metabolisme di dalam dalam kolam air deras mem-
tubuhnya dan untuk bernafas. punyai pertumbuhan yang lebih
Kandungan oksigen terlarut di cepat dibandingkan dengan
dalam air agar ikan mas tumbuh ikan mas yang dipelihara d
dan berkembang minimal 3 kolam air tenang. Pada
ppm. Kebutuhan oksigen pemeliharaan ikan mas di
terlarut ini sangat dipengaruhi kolam air deras membtuhkan
oleh suhu air, biasanya suhu air volume air yang besar, di mana
meningkat maka kandungan debit air yang masuk ke dalam
oksigen terlarut menurun kolam pemeliharaan berkisar
(berkurang). antara 75–300 liter/detik.

• Kadar CO2 Pada kolam air deras


Sumber air yang akan dengan debit air yang tinggi
digunakan untuk budidaya ikan maka kandungan
mas antara lain adalah air tanah, oksigen terlarut di dalam
air sungai atau air hujan. Air kolam pemeliharaan cukup
tanah adalah salah satu sumber tinggi. Dengan oksigen
air yang banyak digunakan untuk yang cukup maka proses

188
metabolisme ikan akan optimal 3. Pengelolaan Kesehatan Ikan
maka pertumbuhan ikan pun Salah satu kendala dalam
akan optimal. membudidayakan ikan mas adalah
terserangnya ikan mas yang
• Kekeruhan air dibudidayakan dari hama dan
Dalam membesarkan ikan penyakit. Jenis hama dan penyakit
mas di kolam pemeliharaan yang biasanya me- nyerang ikan mas
harus diperhatikan juga tentang ukuran larva sampai konsumsi
kekeruhan air. Kekeruhan air dapat dikelompokkan menjadi 4
menggambarkan tentang banyak golongan, yaitu:
cahaya yang dapat masuk ke • Hama, misalnya huhurangan,
dalam perairan. Kekeruhan air notorecta sp, dan eybister sp.
ini disebabkan oleh bahan • Parasit, misalnya ichthyo-
organik dan anorganik yang ptherius multifiliis berbentuk
terlarut di dalam kolam. Air yang bulat putih yang menempel
jernih biasanya miskin akan pada badab ikan dan
mineral, air yang terlalu keruh trichodina sp.
pun tidak baik untuk budidaya • Cendawan.
ikan karena banyak me-
• Bakteri dan virus.
ngandung lumpur. Air yang baik
untuk budidaya ikan yang
mempunyai warna air tidak Hama yang menyerang ikan pilihan
keruh dan tidak jernih. Untuk dapat diatasi dengan melakukan
mengukur kekeruhan biasanya penyaringan terhadap air yang masuk
dilakukan pengukuran ke- ke dalam kolam pemeliharaan. Penyakit
cerahan air karena kecerahan ikan di kolam pemeliharaan ikan mas
air sangat bergantung kepada akan muncul jika kondisi perairan
warna air dan kekeruhan. Nilai kolam(kualitas air kolam) rendah, hal ini
kecerahan yang ideal untuk dapat menyebabkan daya tahan
pertumbuhan air sebaiknya tubuh ikan menurun. Penyakit ikan ini
berkisar antara 25–40 cm. dapat terjadi akibat interaksi
antarikan itu sendiri, penyakit dan
lingkungan yang buruk. Lingkungan
yang buruk sangat ber- pengaruh

189
terhadap kondisi kesehatan ikan. memperoleh produksi ikan mas yang
Dengan lingkungan yang buruk maka cukup tinggi dan efisien. Lama pe-
daya tahan tubuh ikan menurun meliharaan ikan mas sangat tergantung
sehingga penyakit akan mudah kepada ukuran ikan yang digunakan,
menyerang ikan. padat penebaran dan luas kolam yang
digunakan, serta sistem pemeliharaan
Setelah ketiga hal tersebut di- yang digunakan. Untuk lebih jelasnya
jelaskan di atas dilakukan dengan baik, dapat dilihat pada Tabel 4.8.
maka dan memelihara ikan mas akan

Tabel 4.8 Lama pemeliharaan ikan mas berdasarkan sistem pemeliharaan.

No. Sistem Pembesaran Ukuran Padat Lama


Benih Penebaran Pemeliharaan
1. Pembesaran tradisional 50–80 1–2 kg/m2 6 bulan
(ekstensif) gram/ekor

2. Pembesaran semi intensif di 50–80 3–5 kg/m2 5 bulan


Kolam/sawah gram/ekor

3. Pembesaran ikan intensif di 50–100 5–10 kg/m2 4 bulan


jaring terapung gram/ekor

4.5.2 Pembesaran ikan nila energi bagi ikan. Tanpa makanan


ikan tidak akan tumbuh dan
berkembang biak. Pakan yang
Hal-hal yang harus diperhatikan
dapat diberikan untuk ikan nila
dalam melakukan pembesaran/
adalah pakan alami, pakan buatan,
pemeliharaan ikan nila sampai
dan pakan tambahan.
mencapai ukuran konsumsi adalah:

Pakan alami adalah makanan


1. Pakan
hidup bagi larva dan benih ikan
Pakan merupakan sumber yang diperoleh dari perairan/kolam

190
atau membudidayakannya secara Pengelolaan kualitas adalah cara
terpisah. Ikan nila merupakan ikan pengendalian kondisi air di dalam
pemakan plankton yang tumbuh di kolam budidaya sedemikian rupa
sekitarnya. Persiapan pakan alami sehingga memenuhi persyaratan
di kolam pemeliharaan dilakukan hidup bagi ikan yang akan
dengan pemupukan awal 3–5 hari dipelihara.
sebelum penebaran benih dan
pemupukan susulan setelah pe- Dalam budidaya ikan nila di
meliharaan berjalan agar ke- kolam agar ikan dapat tumbuh
tersediaan pakan alami di kolam dan ber-
tersebut tetap ada. kembang maka kondisi air kolam
budidaya harus sesuai dengan
Pakan tambahan adalah pakan kebutuhan ikan nila. Variabel
yang diberikan dalam bentuk apa kualitas air yang sangat
adanya kepada ikan seperti daun- berpengaruh terhadap ikan nila
daunan, limbah rumah tangga, antara lain sebagai berikut.
keong, dan lain-lain.

• Suhu air
Sedangkan pakan buatan
Suhu air merupakan faktor
adalah pakan yang dibuat dengan
penting yang harus
susunan bahan tertentu dengan gizi
diperhatikan karena dapat
sesuai keperluan. Pakan buatan
mempengaruhi laju
dapat berbentuk pelet, larutan
metabolisme dalam tubuh
(emulsi dan suspensi), lembaran
ikan. Pada suhu air yang tinggi
(flake atau waver), dan remahan.
maka laju metabolisme akan
meningkat, sedangkan pada
Ikan nila yang dipelihara secara suhu yang rendah maka laju
intensif dan semi intensif memerlu- metabolisme akan menurun.
kan pakan buatan. Bentuk pakan Dengan suhu yang optimal maka
buatan yang biasa diberikan adalah laju metabolisme akan
pelet. Garis tengah pelet berkisar optimal.
antara 2–4 mm.

Pertumbuhan ikan nila


2. Pengelolaan kualitas air

191
sangat dipengaruhi oleh suhu 3,5% dalam waktu seminggu
air dalam usaha akan mencapai bobot 34,2
pembesaran atau pem- gram. Selain itu volume air
benihan. Suhu air sangat sangat menentukan padat
berpengaruh terhadap aktivitas penebaran ikan nila yang
saluran pencernaan benih optimal. Padat penebaran
ikan nila. Makanan alami ikan nila di kolam 30 ekor/m2.
yang berupa detri- tus dan
fauna dasar selesai dicerna • Kadar oksigen terlarut
dalam waktu 1,68 jam pada
Untuk dapat hidup
suhu 27–28° C dan 1,31 jam
manusia membutuhkan
pada suhu 32–33° C. Pada
oksigen begitu juga dengan
suhu 27–28° C pakan
ikan. Oksigen yang dibutuh-
zooplankton dapat dicerna-
kan ikan yang hidup di
kan dalam waktu 2,2 jam. Ikan
dalam air disebut dengan
dapat mencernakan
oksigen terlarut. Ikan nila
makanannya selama 2,5–3
merupakan ikan yang tahan
jam pada suhu 30° C.
terhadap kekurangan
Berdasarkan hasil
oksigen terlarut dalam
penelitian tersebut maka
air, namun per- tumbuhan
suhu optimum untuk
ikan ini akan optimal jika
pertumbuhan ikan nila
kandungan oksigen terlarut
adalah 25–30° C.
lebih dari 3 ppm.
Kandungan oksigen terlarut
• Volume air kurang dari 3 ppm dapat
Pertumbuhan ikan nila menyebabkan ikan tidak
yang dipelihara dalam air dapat tumbuh dan akhirnya
mengalir lebih cepat mati.
daripada yang dipelihara
dalam air tergenang. Dalam • Kadar garam (salinitas)
kondisi air mengalir, ikan nila
Ikan nila mempunyai
dengan bobot awal 9,1 gram
toleransi salinitas yang
diberi pakan pelet 25%
cukup luas, tetapi
protein dan feeding ratenya

192
pertumbuhan ikan nila pada industri maupun rumah
kadar garam lebih dari tangga.
30% akan terhambat. Pada
kadar garam yang tinggi ikan Dalam air budidaya ikan
membutuhkan energi yang yang baik sepintas dapat
minim untuk osmoregulasi dilihat dari keruh atau
sehingga energi yang tidaknya air kolam. Untuk
digunakan untuk mengetahui tingkat
pertumbuhan berkurang. kekeruhan air kolam dapat
dilihat dari tingkat
• Cemaran kecerahan air kolam
Ikan nila yang dipelihara dengan menggunakan alat
pada musim kemarau banyak pengukur yang disebut
yang mati. Hal ini diakibatkan secchi disk atau keeping
oleh pengaruh secara tidak secchi.
langsung dari sinar matahari
yang dapat meningkatkan Kecerahan yang baik
keasaman (pH) perairan. untuk kehidupan ikan nila
di kolam berkisar antara
Gejala mabuk pada ikan 25–40 cm. Artinya jarak
nila dapat diakibatkan dari batas pengelihatan terhadap
aktivitas berenang ikan keeping secchi berkisar
yang cepat diper- mukaan antara 25–40 cm dari atas
dengan gerakan tidak permukaan perairan.
beraturan dan tutup insang Kecerahan kurang dari 25
bergerak aktif. Selain itu air cm tidak menguntungkan
budidaya yang tercemar karena mengakibatkan
minyak akan menyebab- kan rendahnya kandungan oksigen
kerusakan sel-sel saluran terlarut di kolam. Pada
pencernaan. Oleh karena itu, kolam budidaya yang keruh
agar ikan nila tunbuh maka jarak batas
dengan cepat air penglihatan terhadap
budidayanya tidak boleh keeping secchi rendah yang
tercemar baik oleh limbah berarti kolam tercemar bahan

193
organik atau lumpur. ikan menurun sehingga penyakit
akan mudah menyerang ikan. Jenis-
3. Pengelolaan kesehatan ikan jenis penyakit ikan antara lain
penyakit pendarahan, penyakit
Dalam memelihara ikan nila di
jamur, dan penyakit bakteri.
kolam selalu ada saja kendalanya
Setelah ketiga hal utama yang
di antaranya terhadap hama dan
telah dijelaskan di atas dilakukan
penyakit dalam kolam pemelihara-
dengan baik maka dalam me-
an. Hama yang biasa terdapat
melihara ikan nila akan diperoleh
dikolam pemeliharaan adalah
produksi ikan nila yang cukup tinggi
cladocera sebagai pesaing/
dan efisien. Lama pemeliharaan
kompetitor, copepoda sebagai
ikan nila sangat bergantung kepada
predator benih, larva, kumbang air,
ukuran ikan yang akan dipanen.
serangga air, dan lain-lain.
Sebagai bahan pertimbangan ada
4 ukuran ikan nila yang diproduksi
Hama tersebut kadang-kadang
dipasaran yaitu:
sulit untuk dihilangkan. Pengendali-
• Ukuran 100 gram, umurnya
an hama yang paling mudah
kurang lebih 3–4 bulan
melakukan penyaringan terhadap
air yang masuk ke dalam kolam • Ukuran 250 gram, umurnya
pemeliharaan. kurang lebih 4-6 bulan.
• Ukuran 500 gram, umurnya
kurang lebih 6–8 bulan.
Penyakit ikan dikolam pe-
meliharaan akan muncul jika kondisi • Ukuran di atas 800 gram
perairan kolam (kualitas air kolam) umurnya kurang lebih 9–12
rendah, hal ini dapat menyebabkan bulan.
daya tahan tubuh ikan menurun.
Penyakit ikan ini dapat terjadi akibat Ikan nila mempunyai ciri khas
interaksi antar ikan itu sendiri, tersendiri di mana pertumbuhan ikan nila
penyakit dan lingkungan yang buruk. yang dipelihara secara tunggal kelamin
Lingkungan yang buruk sangat yaitu ikan jantan lebih cepat tumbuh
berpengaruh terhadap kondisi dibandingkan ikan nila yang dipelihara
kesehatan ikan. Dengan lingkungan secara campuran (jantan dan betina).
yang buruk maka daya tahan tubuh Oleh karena itu, banyak petani ikan yang

194
lebih suka memelihara ikan nila jantan. jenis terapung biasanya 25 gram per
Sistem pemeliharaan ikan nila ber- ekor, intensitas berbudidaya yang dapat
dasarkan jenis kelamin ini disebut dikelompokkan menjadi 3 yaitu:
monokultur sedangkan untuk pe-
1. Pemeliharaan secara ekstensif
meliharaan ikan nila dengan jenis
Pada pemeliharaan ini kolam yang
lainnya disebut dengan polikultur.
digunakan relatif cukup besar dari
200m 2 , kepadatan ikan relatif
Pada pemeliharaan ikan untuk rendah (1 ekor per m2) dan pakan
mencapai ukuran konsumsi dapat yang diberikan hanya meng-
digunakan beberapa macam kolam andalkan pakan yang tumbuh dari
pemeliharaan: kolam. Benih yang ditebarkan
biasanya campur kelamin dan
1. Kolam empat persegi panjang berukuran 10 gram per ekor.
dengan luas 200–500 m 2 , ke-
dalaman air 1–1,25 m, dasar kolam 2. Pemeliharaan semi intensif
dapat tanah atau beton. Perbedaan utama dalam pe-
meliharaan ekstensif adalah
2. Kolam jaring terapung yang
kepadatan benih yang ditebar, di
berbentuk bujur sangkar dengan
mana untuk semi intensif padat
ukuran minimal 1–4 m 2 dan
penebarannya 5–10 ekor per m2
maksimal 9–49 m2 , yang terbuat
dan kolam diberi pupuk dan pakan
dari bahan jaring dengan ke-
tambahan kepada ikan nila berupa
dalaman air 1,5–2 m.
dedak atau ampas tahu, daun sente
3. Hampang atau keramba yang sebanyak 5–10% dari bobot ikan
dapat dilakukan di perairan dasar setiap hari.
yang dangkal dengan kedalaman
3. Pemeliharaan secara intensif
air 1–2 m.
Pemeliharaan ikan nila secara
4. Mina padi yaitu pemeliharaan ikan intensif ini biasanya dilakukan di
nila di sawah. jaring terapung atau kolam air
deras.

Penebaran benih pada pe-


meliharaan ikan nila di kolam berukuran Padat penebaran ikan nila di jaring
10 gram per ekor, sedangkan untuk terapung adalah 400–500 ekor per m3

195
dengan bobot awal benih 15–25 gram disebut nener ini dapat diperoleh dari
per ekor, sedangkan di kolam air deras alam atau panti pembenihan/hatchery.
kepadatan tebarnya 10–20 ekor per m2.
Nener bandeng yang berasal dari
Pada pemeliharaan ini sumber pantai/alam ini merupakan hasil
energi bagi ikan untuk tumbuh dan pemijahan ikan bandeng secara alami
berkembang adalah pakan buatan di laut. Ikan bandeng yang telah matang
dalam bentuk pelet yang diberikan kelamin akan memijah secara alami
sebanyak 3–5% sehari dan frekuensi dan akan menghasilkan telur sebanyak
pemberian pakan 3–5 kali sehari. 5.700.000 butir dalam tubuhnya.
Pakan buatan tersebut harus me- Pelepasan telur ini terjadi pada malam
ngandung protein 20–30%. hari dan akan menetas dalam waktu
24 jam menjadi nener yang berukuran
5 mm. Nener ini akan terbawa oleh arus
air mendekati pantai dan kemudian akan
4.5.3 Pembesaran ikan bandeng
ditangkap oleh para penyeser. Ukuran
nener yang ditangkap ini kurang lebih
Ikan bandeng merupakan salah satu 13 mm.
jenis ikan laut yang dapat dibudi-
dayakan oleh manusia ditambak. Jenis
ikan ini saat ini juga sudah dapat Nener ikan bandeng yang diperoleh
dibudidayakan di keramba jaring apung dari alam ditangkap oleh pencari nener
pada air tawar, hal ini dikarenakan sifat sangat bergantung kepada musim,
ikan ini yang euryhaline (tahan terhadap lokasi, cara dan waktu penangkapan.
perubahan yang besar dari kadar Pada musim nener jumlah nener cukup
garam dalam air). melimpah yang dapat mengakibatkan
menurunnya harga nener. Selain itu
waktu penangkapan yang tepat yaitu di
Ikan bandeng dapat dipelihara di
awal musim penangkapan mempunyai
tambak yang mempunyai kadar garam
daya tahan dan vitalitas yang tinggi
relatif berfluktuasi. Ikan bandeng dapat
dalam pengangkutan serta mempunyai
dipijahkan secara buatan di panti
harga jual yang lebih mahal.
pembenihan/hatchery dengan cara
implementasi atau hypofisasi. Oleh
karena itu, benih ikan bandeng yang Tetapi ketersediaan nener dari alam

196
ini tidak bersifat kontinue sehingga untuk juga harus diperhatikan ukuran benih.
mengusahakan pembesaran ikan Ukuran benih yang akan ditebar ke
bandeng secara intensif dibutuhkan dalam tambak pembesaran sebaiknya
nener bandeng yang berasal dari panti seragam. Hal ini akan menguntungkan
pembenihan/hatchery. Nener dari alam dalam pemeliharaan, karena ikan tidak
selain tidak tersedia secara kontinue akan berebut makanan sehingga
juga mempunyai ukuran yang sangat pertumbuhan ikan seragam, kekuatan
beragam. Oleh karena itu, nener yang makan pun seragam.
berasal dari panti pembenihan sangat
dibutuhkan untuk memenuhi kekurangan Ukuran nener yang ditebar ke
nener di tambak-tambak pembesaran. tambak pembesaran bisa dimulai dari
Nener yang dihasilkan dari panti ukuran nener sampai gelondongan yang
pembenihan mempunyai keunggulan. dapat membedakannya adalah cara
Karena kemurnian nener dapat dijamin pemeliharaan di tambak pembesaran-
100% dan umurnya diketahui secara nya.
tepat.

Jika yang ditebar adalah nener kecil


Nener yang berasal dari alam atau maka waktu yang dibutuhkan untuk
hatchery, yang akan digunakan untuk mencapai ukuran konsumsi yaitu 4–6
usaha pembesaran ikan bandeng di ekor/kg bisa mencapai lebih dari
tambak, haruslah nener yang sehat. 6 bulan sedangkan jika yang ditebar
Nener yang sehat dapat dilihat dari ciri- adalah gelondongan maka waktu yang
ciri umurnya yaitu: dibutuhkan untuk mencapai ukuran
1. Tidak terdapat luka atau lecet konsumsi berkisar antara 4–6 bulan.
2. Tidak cacat pada organ tubuh
3. Warnanya tidak kusam Dalam memilih nener yang berasal
4. Gerakannya aktif dari alam maupun hatchery dapat
dilakukan dengan menghitung jumlah
ruas tulang belakang. Nener yang
Dengan menggunakan nener yang
sehat maka akan diperoleh target berkualitas prima memiliki jumlah ruas
tulang belakang antara 44–45. Jumlah
produksi yang sesuai dengan rencana.
ruas tulang belakang dapat dihitung
Selain nener yang sehat dalam
pemilihan benih ikan bandeng (nener) menggunakan mikroskop sederhana
pada pembesaran 10 kali atau nener

197
ditempatkan pada sumber cahaya dengan daya dukung
seperti lampu senter. tambak pembesaran
tersebut.

Nener bandeng yang telah dipilih • Dapat mengurangi


selanjutnya akan ditebar ke dalam timbulnya penyakit di
tambak pembesaran. Sebelum nener tambak pembesaran karena
tersebut ditebar harus dihitung terlebih kepadatan tinggi.
dahulu padat penebaran nener di • Dapat menetukan target
tambak pembesaran dan dilakukan produksi pada akhir
aklimatisasi. pemeliharaan.

Nener ikan bandeng yang akan Masa pemeliharaan nener bandeng


ditebar ke dalam tambak pembesaran di tambak pembesaran sangat ber-
sebaiknya ditentukan terlebih dahulu gantung kepada ukuran nener yang
tentang jumlah nener yang akan ditebar. ditebar pada awal pemeliharaan. Ukuran
Nener bandeng yang akan ditebarkan nener yang ditebar ke dalam tambak
dan dipelihara ditambak pembesaran pembesaran bervariasi antara 1–15 cm.
harus diketahui jumahnya agar dapat
diketahui jumah ikan bandeng yang akan
Padat penebaran nener di tambak
dipanen. Istilah dalam perikan disebut
pembesaran juga ditentukan oleh
dengan padat penebaran.
ukuran nener, lama pemeliharaan, mutu
nener, dan daya dukung kesuburan
Padat penebaran adalah per- tambak pembesaran. Padat penebaran
bandingan jumlah ikan-ikan/nener yang nener di tambak pembesaran berkisar
akan ditebar dengan luas tambak antara 5–6 ekor/m2 untuk ukuran nener
pembesaran. Dengan mengetahui bandeng 3–5 cm. Sedangkan untuk
padat penebaran pada awal pe- nener yang berukuran 1–3 cm, padat
meliharaan akan diperoleh manfaat penebarannya berkisar antara 2–3
antara lain sebagai berikut. ekor/m2. Untuk benih bandeng yang
• Dapat menentukan jumlah berukuran 12–15 cm yang disebut
pakan yang akan diberikan. gelondongan ditebar ke tambak
• Dapat mengoptimalkan pembesaran dengan padat penebaran
tambak pembesaran sesuai 1.500 ekor/ha. Nener bandeng yang

198
akan ditebar ke dalam tambak pem- selama pemeliharaan sama persis
besaran. Setelah menghitung jumlah dalam melakukan budidaya ikan lainnya
yang akan ditebar lalu dipersiapkan meliputi pemberian pakan, pengelolaan
nener tersebut. Nener bandeng untuk kualitas air, pengendalian hama dan
sementara diaklimatisasi selama satu penyakit, pemantauan pertumbuhan.
hari dalam bak plastik. Aklimatisasi ini Perlakuan selama pemeliharaan sangat
bertujuan untuk menyesuaikan kondisi ditentukan oleh sistem budidaya yang
lingkungan di mana nener itu berada diterapkan.
dengan kondisi lingkungan tambak
pembesaran. Penyesuaian suhu,
salinitas dan pH dapat dilakukan juga
4.6 Pemanenan
begitu nener bandeng yang dikemas
dalam kantong plastik dating. Caranya
kantong plastik yang terisi nener diisi Pemanenan dilakukan pada setiap
penuh dengan air yang ada dalam akhir siklus budidaya. Dalam budidaya
tambak pembesaran, maka secara ikan ada dua siklus produksi yaitu pada
perlahan-lahan nener bandeng yang ada usaha pembenihan ikan maka yang
di dalam kantong platik akan keluar ke akan dipanen adalah benih ikan.
dalam tambak pembesaran jika sudah Sedangkan pada usaha pembesaran
terjadi penyesuaian. ikan yang akan dipanen adalah ikan
ukuran konsumsi. Prinsip pemanenan
Penebaran nener di tambak pem- benih ikan dan ikan ukuran konsumsi
besaran sebaiknya dilakukan, pada pada umumnya adalah sama. Dalam
pagi atau sore hari pada saat mataharisubbab ini akan diuraikan proses
tenggelam. Hal ini untuk menghindari pemanenan ikan pada stadia benih.
kematian nener akibat stres karena Pemanenan benih ikan harus dilakukan
tingginya suhu di lingkungan. Lakukan dengan hati-hati. Selain itu waktu dan
penebaran nener dengan hati-hati! cuaca pada saat panen perlu
diperhatikan. Banyak petani pembenih
Langkah selanjutnya setelah yang gagal karena kurang hati-hati pada
dilakukan penebaran nener bandeng saat panen.
adalah melakukan proses pemeliharaan
nener sampai mencapai ukuran
konsumsi. Proses yang dilakukan

199
4.6.1 Pemanenan benih ikan nila penangkapan benih dapat dilaku-
kan sebelum suhu air
naik. Pengeringan kolam harus
Kegiatan pemanenan benih meliputi
dilakukan dengan hati-hati
persiapan penampungan benih,
agar benih ikan dapat
pengeringan kolam, penangkapan
berkumpul pada kamalir
benih dan pengangkutan. Pemanenan
sehingga memudahkan
benih ikan sebaiknya dilakukan pagi
pemanenan. Pengeringan kolam
atau sore hari.
diawali dengan menutup pintu
pemasukkan air. Selanjutnya pada
1. Penampungan benih
pintu pengeluaran air dipasang
Sebelum pengeringan kolam,
saringan untuk mencegah benih ikan
terlebih dahulu dilakukan persiapan
keluar kolam. Setelah dipasang
penampung benih. Penampung
saringan, pintu pengeluaran air di
benih dapat berupa hapa atau bak.
buka sedikit demi sedikit agar
Air pada penampungan harus terus
benih ikan tidak terbawa arus air.
menerus mengalir, hal ini bertujuan
untuk mensuplai oksigen ke dalam
3. Penangkapan benih
air wadah penampungan. Hapa
yang akan digunakan untuk me- Setelah air kolam kering, benih
nampung benih di pasang didepan ikan berkumpul di kamalir.
pipa pemasukkan air. Sebaiknya Penangkapan benih dilakukan
hapa di pasang di kolam yang pal- menggunakan seser atau ancho.
ing dekat dengan kolam yang akan Penangkapan benih dimulai dari
dipanen. Hal ini bertujuan untuk hilir atau di depan pintu pengeluaran
memudahkan pengangkutan benih air. Benih ikan di depan pintu
yang telah di tangkap. Pemasangan pengeluaran harus habis di tangkap.
hapa dilakukan dengan mengikat ke Jika benih ikan di hilir telah habis
empat sudutnya ke patok bambu/ dilanjutkan ke lebih hulu sampai
kayu. habis di depan pintu pemasukkan
air (hulu).
2. Pengeringan Kolam Penangkapan benih ikan yang
Pengeringan kolam sebaiknya dimulai dari hilir bertujuan agar benih
dilakukan pada pagi hari agar ikan tidak stres akibat kualitas air.
Jika penangkapan benih di mulai

200
dari hulu (depan pintu pemasukkan) memanen. Hasil dari memanen benih
maka benih ikan yang terdapat di ikan tersebut merupakan evaluasi
hilir akan stres atau mabuk karena terhadap pekerjaan memelihara benih
air dari hulu sudah kotor akibat ikan patin tersebut. Jika hasilnya benih
lumpur. Pada saat panen sering ikan banyak maka secara teknik
terlihat ikan mengalami stres atau produksi pekerjaan memelihara benih
mabuk. Hal ini diakibatkan kualitas ikan tersebut dapat dikatakan berhasil.
air kurang baik khusunya suhu, Tetapi kebalikannya jika hasilnya benih
oksigen dan lumpur. Untuk meng- ikan sedikit maka pekerjaan me-
atasi hal tersebut dapat dilakukan melihara benih ikan patin tersebut
dengan mengalirkan air dari pipa secara teknik produksi dapat dikatakan
pemasukkan. Jika masih terlihat gagal.
benih ikan stres atau
mabuk pemanenan dihentikan
Kapan benih ikan patin dipanen?
dan di tunda sampai besok atau
Menentukan waktu atau saat panen
hari lainnya.
benih ikan patin biasanya tergantung
Benih yang telah ditangkap di
dari lamanya memelihara benih ikan
tampung dalam wadah peng-
tersebut atau ukuran benih ikan tersebut.
angkutan berupa ember atau alat
Tetapi adakalanya jika kondisi ikan
lainnya. Benih pada wadah peng-
serta lingkungan ikan baik, ukuran benih
angkutan segera dikumpulkan di
ikan akan tercapai pada periode waktu
hapa tempat penampungan benih.
pemeliharaan ikan tersebut seperti
Benih yang cacat, luka dan mati
biasanya. Ukuran benih ikan dipanen
lebih banyak akibat penanganan.
adalah 2 inci (5 cm) setelah dipelihara
Penanganan tersebut biasa terjadi
selama 3 minggu dimulai dari ukuran
pada saat penangkapan dan
ikan 1 inci. Pemanenan benih ikan patin
pengangkutan benih ke
dilakukan seperti memanen benih ikan
tempat penampungan benih.
lainnya. Setelah benih ikan tersebut
dipanen, benih ikan ditampung dalam
tempat penampungan baik berupa bak
4.6.2 Pemanenan benih ikan patin
maupun fiberglass. Jangan lupa teknik
aklimatisasi tetap dilakukan pada saat
Tahap akhir dari pekerjaan memasukkan benih ikan tersebut ke
memelihara benih ikan patin adalah dalam tempat penampungan. Sebelum

201
benih ikan patin diangkut ke tempat lain benih ikan masih mengeluarkan kotoran
yang relatif jauh, benih ikan tersebut pada saat pengangkutan maka kondisi
dipuasakan terlebih dahulu selama kualitas air media pengangkutan benih
1 hari. Pemuasaan tersebut dimaksud- ikan akan dengan segera menurun
kan agar benih ikan mengeluarkan sehingga tidak mustahil benih ikan akan
kotoran dari dalam perutnya, agar nanti segera mati.
pada saat benih ikan diangkut sudah
tidak mengelurkan kotoran lagi. Jika

Gambar 4.27 Pengemasan benih

Pengemasan benih ikan hasil memperhatikan faktor-faktor sebagai


pembesaran ini sebaiknya harus berikut:

202
• Jarak dan waktu tempuh • Masukkan plastik dalam
• Jumlah benih yang diangkut dalam Styrofoam dan tambahkan es
wadah batu yang terbungkus plastik lalu
diselipkan di antara
• Kondisi kuailtas air selama
plastik dalam Styrofoam.
pengangkutan yang terpenting yaitu
suhu air, salinitas air, pH dan
oksigen di dalam wadah peng- 2. Sistem terbuka
angkutan. Suhu air yang baik untuk Pengangkutan benih ikan
pengemasan ikan hidup adalah sistem terbuka biasanya dilakukan
15–20° C. Oleh karena itu sebaik- untuk mengangkut benih ke lokasi
nya pengangkutan dilakukan pada yang dekat. Benih ikan tersebut
pagi atau malam hari, pH air yang dimasukkan ke dalam wadah dan
baik adalah 7–8, jumlah oksigen di diberi aerasi selama pengangkutan.
dalam pengangkutan harus 3 kali Dan suhu air diusahakan berkisar
jumlah air. antara 15–20° C .

Pengemasan benih ikan dapat


dilakukan dalam dua cara yaitu:
4.6.3. Pemanenan ikan mas

1. Sistem Tertutup
Panen merupakan tahap akhir dari
Sistem tertutup yaitu sistem
suatu proses produksi dalam budidaya
pengemasan benih ikan dalam
ikan. Tidak sedikit petani atau
wadah tertutup seperti kantong
pengusaha ikan yang gagal dalam
plastik. Cara yang dilakukan untuk
usaha budidaya ikan dikarenakan pada
pengangkutan benih ikan dengan
waktu panen, penanganan dan alat
kantong plastik adalah:
kelengkapannya kurang tepat.
• Kantong plastik yang digunakan Penangganan ikan pada waktu panen
harus cukup air agar mata ikan bertujuan untuk:
tenggelam
1. Mengurangi atau menghindari
• Rasio oksigen : air sekitar 3:1 kehilangan, kematian dan ke-
• Plastik harus terikat dengan rusakan ikan.
baik
2. Mempertahankan kesegaran ikan

203
setelah dipanen sampai tiba di sehingga ikan tidak stres pada saat
konsumen. dilakukan pemanenan.

Hasil panen ikan yang akan dijual dan Cara panen pada prinsipnya dapat
dikonsumsi oleh masyarakat dijual dilakukan dengan dua cara:
dalam dua cara: 1. Panen selektif Panen selektif biasa
dilakukan jika pada waktu tebar
1. Ikan dalam keadaan hidup sampai ukuran ikan tidak seragam atau
ke tangan konsumen. keinginan petani untuk menjual ikan
2. Ikan dalam keadaan mati tetapi dengan ukuran yang berbeda-beda.
masih dalam kondisi segar. Alat yang digunakan biasanya
lambit dan hapa/waring.

Penentuan waktu panen biasanya 2. Panen total Panen total dilakukan


diperoleh setelah dilakukan pengukuran secara sekaligus dengan cara
berat badan ikan yang dipelihara. Berat menguras air kolam dan di depan
badan ikan yang akan dijual sangat pintu pengeluaran telah dipasang
tergantung pada selera konsumen. Oleh waring atau hapa untuk memudah-
karena itu sebelum melakukan panen kan penangkapan ikan pada saat
harus dilakukan pengamatan terhadap panen.
permintaan pasar tersebut.
Untuk menghindari kematian ikan
Dengan mengetahui data mengenai mas pada saat pemanenan, hal yang
permintaan konsumen tentang ukuran harus dilakukan jangan terjadi luka atau
ikan dan keadaan ikan (mati segar atau banyak sisik lepas karena penggunaan
masih hidup) maka akan alat saat panen adalah:
dapat dilakukan waktu 1. Jagalah kondisi air agar tidak terlalu
pemanenan dan penentuan cara keruh, karena kotoran seperti lumpur
panen yang sesuai. atau larutan suspensi lainnya dapat
menutupi labirin pada insang
sehingga ikan tidak dapat bernafas.
Waktu panen yang tepat adalah
pada pagi hari atau sore hari. Hal ini 2. Pemanenan tidak dilakukan pada
dilakukan karena pada waktu pagi atau saat hujan.
sore hari suhu air di kolam rendah 3. Waktu pemanenan tidak melebihi

204
dari jam 10.00 atau bila cuaca
panas sebaiknya pada sore hari
(lebih dari jam 16.00).

Gunakan alat-alat pemanenan yang


terbuat dari bahan halus seperti: seser,
hapa agar tidak melukai ikan.

205
206
LAMPIRAN A

DAFTAR PUSTAKA

Abel. 1989. Water Pollutin Biology. Dept of Biology. Sunderland Polytechnic.


Halsted Press. New York.

Affandi,R., DS Sjafei, MF Rahardjo dan Sulistiono. 1992. Fisiologi Ikan. Pusat


Antar universitas Ilmu Hayati. IPB. Bogor.

Agrara T. 1976. Endokrinologi Umum. Airlangga University Press. Yogyakarta.

Alimuddin. 1994. Pengaruh Waktu Awal Kejutan Panas Terhadap


Keberhasilan Triploidisasi Ikan Lele Lokal (Clarias batrachus L).
Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Ath_Thar.M.H.F. 2007. Efektivitas Promoter β-actin Ikan Medaka Oryzias


Latipes dengan Penanda Gen hrGFP (Humanized Renilla Reniformis
Green Fluorescent Protein) pada Ikan Lele Clarias sp Keturunan F0.
Skripsi. Departemen Budi daya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Andarwulan, dan S.Koswara. 1992. Kimia Vitamin. Rajawali Press. Jakarta.

Anonymous. 1985. Budi daya Rotifera (Brachionus plicatilis OF Muller) Seri


Ketiga. Proyek Penelitian dan Pengembangan Budi daya Laut. Serang.

Antik, E dan Hastuti,W. 1986. Kultur Plankton. Direktorat Jenderal Perikanan


bekerjasama dengan International Development Research Centre. Jakarta.

207
LAMPIRAN A
Andrew JW, Sick LV. 1972. Studies on the Nutritional Requirement of Dietary
Penaeid Shrimp. Proceedings of the World Mariculture Society
3:403–414.

Alava VR, Lim C. 1983. The Quantitative Dietary Protein Requirement


of Penaeus Monodon Juveniles in Controlled Environment.
Aquaculture 30:53–61. A1

A Avers CG. 1986. Molecular Cell Biology. Rutgers University. The Benjamin
Cummings Publising Co. Inc. 832 p.

Baustista-Teruel MN, Millamena OM. 1999. Diet Development and Evaluation


for Juvenile Abalone, Haliotis Asinine: Protein to Energi Levels.
Aquaculture 178:117–126.

Bonyaratpalin.M. 1989. Methodologies for Vitamin Requirement Studies. Fish


Nutrition Research in Asia. Edited by S.S de Silva. Proceeding of Third
Asian Fish Nutrition Network Meeting International Development. Research
Center of Canada. 58–67

Boyd. 1982. Water Quality Management for Pond Fish Culture. Auburn
University. Alabama. USA

Borgstrom G. 1962. Fish as Food Volume III. Nutrition, Sanitation and


Utilization. Academic Press, New York and London.

Bongers ABJ, EPC in’t Veld, K Abo-Hashema, IM Bremmer, EH Eding, J.Komen,


CJJ Richter. 1994. Androgenesis in Common Carp (Cyprinus Carpio)

208
LAMPIRAN A
Using UV Irradiation in Synthetic Ovarian Fluid and Heat Shocks.
Aquaculture, 122 : 119–132.

Catacuta,M.R and Coloso. 1997. Growth of juvenile Asian Seabass, Lates


Calcarifer fed Varyng Carbohydrate and Lipid Levels. Aquculture, 149:
137-144.

Calduch-Giner. J.A, Duval H, Chesnel F, Boeuf G, Perez-Sanches J and


Boujard D. 2000. Fish Growth Hormon Receptor : Molecular
Characterization of Two Membrane-Anchored Forms. Journal of the
Endocrine Society : 3269–3273.

Campbell.N.A; Reece. J.N; Mitchell. L.G. 2002. Biologi. Edisi Kelima. Erlangga.
Jakarta. Carman O. 1990. Ploidy Manipulation in Some Warm Water
Fish. Master’s Thesis. Departement of Aquatic Biosciences. Tokyo
University of Fisheries. Japan.

Carman O. 1992. Chromosome Set Manipulation in Some Warm Water Fish.


A Dissertation. Departement of Aquatic Biosciences. Tokyo University of
Fisheries. Japan.

Chumadi dkk. 1992. Pedoman Teknis Budi daya Pakan Alami Ikan dan Udang.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Pusat penelitian dan
Pengembangan Perikanan. Jakarta.

Cole, G.A. 1988. Textbook of Limnology. Third Edition. Waveland Press, Inc.
Illionis, USA.

209
LAMPIRAN A
Cowey,C.B and Walton,M.J. 1989. Intermedier Metabolism, p : 259-329. In. J.E
Halver (Ed.), Fish Nutrition,2nd. Academic Press. New York.

Chris Andrews, Adrian Exell and Neville Carrington., 1988. The Manual of Fish
Health. New Jersey: Tetra Press.

Davis, D.A and Delhert MG III. 1991. Dietary Mineral Requirment of Fish and
Shrimp. Pages : 49–65. In : Proceedings of The Aquaculture Feed
Processing and Nutrition Workshop. Akimaya, D.M and Ronni K.H.T.
Singapore.

Davis, C.C. 1955. The Marine and Freshwater Plankton. Michigan state
University Press. Chicago.

De Silva,S and T.A. Anderson. 1995. Fish Nutrition in Aquaculture. Chapman


& Hall, London.

Dieter Untergasser Translation by Howard H. Hirschhorn, 1989. Handbook of


Fish Diseases. T.F.H. Publications, Inc.

Devlin,R.H, C.A. Biagi, T.Y. Yaseki. 2004. Growth, viability and genetic
characteristic of GH transgenic coho salmon strains. Aquaculture
236 : 607–632.

Dunham RA. 2003. Aquaculture and Fisheries Biotechnology Genetic


Approaches. CABI Publishing. Wallingford, Oxfordshire Ox 10.8 DE. UK.

210
LAMPIRAN A

Effendi, H. 2000. Telaahan Kualitas Air. Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan


Lingkungan Perairan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Effendi, I. 2004. Pengantar Akuakultur. Penebar Swadaya. Jakarta.

Effendi. M.I. 1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama. Yogyakarta.

Fujaya. Y. 2004. Fisiologi Ikan Dasar Pengembangan Teknik Perikanan.


Rineka Cipta. Jakarta.

Gong Wu, Yonghua Sun & Zuayan Zhu. 2003. Growth Hormon Gene Transfer
in Common Carp. Aquatic Living Resources 16 : 416-420.

Glick. B.R and Pasternak.J.J. 2003. Molecular Biotechnology : Principles and


Applications of Recombinant DNA (Third Edition). ASM Press.
Washington, D.C.

Halver, J.E. 1988. Fish Nutrition. Academic Press. San Diego.

Hamre,K; B.Hjeltne; H.Kryi; S. Sandberg; M.Lorentzen; and O.Lie. 1994. Decesed


Concentration of Haemoglobin, Accumulation of Lipid Oxidation
Product’s and Unchanged Skeletal Muscel in Atlantik Salmon. Salmo
Salar Fed Low Dietary Vitamine E. Physiology and Biochemistry.
12 (5) : 421–429.

Harper. 1990. Biokimia. EGC (Penerbit Buku Kedokteran). Jakarta.

Hepher B. 1988. Nutrition of Pond Fish. Cambridge University Press.


211
LAMPIRAN A
Cambridge.

Halver JE. 1989. Fish Nutrition 2nd edition. Academic Press Inc.

Jean L Marx. 1991. Revolusi Bioteknologi, diterjemahkan oleh Wildan Yatim .


Yayasan Obor Indonesia. Jakarta. 513 hal.

Jusuf.M. 2001. Genetika I. Struktur dan Ekspresi Gen. Sagung Seto. Jakarta.

Kobayashi S, Alimuddin, Tetsuro Morita, Misako Miwa, Jun Lu, Masato Endo,
Toshio Takeuci dan Goro Yoshikazi. 2006. Transgenic Nile Tilapia
(Oreochromis Niloticus) Over-Expressing Growth Hormon Show
Reduced Ammonia Excretion. Departement of Marine Biosciences
Tokyo University of Marine Science and Technology. Tokyo. Japan.

Koolman J and Rohm KH. 2001. Atlas Berwarna dan Teks Biokimia. Wanadi SI
penerjemah. Sadikin M , editor. Jakarta : Hipokrates 2000.

Kebijakan DKP: Perikanan Budi Daya 2003 Pedoman Teknis


Penanggulangan Penyakit Ikan Budi Daya Laut. Departemen Kelautan
dan Perikanan Republik Indonesia.

Kurniastuty, dkk., 2004. Hama dan Penyakit Ikan. Balai Budi Daya Laut Lampung.
Lampung.

Kuksis,A dan S. Mookerjea. 1991. Kolin Vitamin. In Robert E. Olson (Eds), Jilid
II. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

212
LAMPIRAN A

Lewin, R.A. 1976. The Genetic of Algae.Blackwell Scientific Publications


Oxford. London. Edinburg.

Linder,M.C. 1992. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme (Alih bahasa : A. Parakkasi


dan A.Y. Amwila). UI Press. Jakarta.

Linder, M.C. 1992. Nutrisi dan Metabolisme Mikromineral. Hal : 261–344.


Dalam : Biokimia Nutrisi dan Metabolisme dengan PemakaianSecara
Klinis. Penerbit Universitas Indonesia. UI Press. Jakarta.

Lovel T. 1988. Nutrition and Feeding of Fish. An AVI Book. Published by Van
Nostrad Reinhold. New York.

Machin,L.J. 1990. Handbook of Vitamin. Second Edition Rivised and Expanded.

Mc Vey,J.P and J.R.Moore. 1983. CRC Handbook of Marine Culture. Vol I.


Crustacean Aquaculture. CRC Press. Inc.Boca. Raton . Florida.

Millamena,M.O, R.m. Coloso and F.P. Pascual. 2002. Nutrition in Tropical


Aquaculture. Essential of Fish Nutrition, Feeds and Feeding of
Tropical Aquatic Species. Aquaculture Departemen. Southeast Asian
Fisheries Development Center. Tingbauan. Iloilo, Philipines.

Muchtadi,D., Nurheni S.P, dan Made A. 1993. Metabolisme Zat Gizi : sumber,
Fungsi dan Kebutuhan bagi Tubuh Manusia. J.2. Pustaka Sinar Harapan.
Jakarta.

213
LAMPIRAN A

Murray,R.K; D.K.Granner; P.A. Mayes; and V.W. Rodwell. 1999. Biokimia Harper.
Edisi 24. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Mujiman, A. 1987. Makanan Ikan. Penebar Swadaya. Jakarta.

Matty. AS. 1985. Fish Endocrinology. Croom Helm London & Sydney Timber
Press. Portland. Oregon. 267p.

Morales et all. 2001. Tilapia Chromosomal Growth Hormon Gene


Expression Accelerates Growth in Transgenic Zebra Fish (Danio
Rerio). Marine Biotechnology. Vol 4. No.2.

Muladno. 2002. Seputar Teknologi Rekayasa Genetika. Pustaka Wirausaha


Muda. Bogor. 123 hal.

NRC. 1993. Nutrient Requirement of Fish. Water Fishes and Shellfish.


National Academy of Sciencess. Washington DC.

O.A Conroy and R.L Herman 1966. Textbook Of Fish Diseases. Eastern Fish
Disease. Laboratory, Bureau of Sport Fisheries and Wildlife Leetown, West
Virginia.

Prentis. S. 1990. Bioteknologi, diterjemahkan oleh Wildan Yatim. Yayasan Obor


Indonesia. Jakarta 513 hal.

Promega. 1999. Technical Manual. pGEM – T and pGEM – T easy Vector


System. Instruction for use of products. USA.
214
LAMPIRAN A

Pennak,R.W. 1978. Freshwater Invertebrae of the United State.2nd ed. John


Wiley and Sons. New York.

Prawirokusumo,S. 1991. Biokimia Nutrisi (Vitamin). BPFE. Yogyakarta.

Purdom. C.E. 1993. Genetics and Fish Breeding. Chapman & Hall. London.

Randall, J.E., 1987. A Pliraninary Synopsis of the Grouper (Perciformes;


Serranidae; Epinephelinae) of The Indo – Pacific Regionin J.J.
Polavina, S. Raiston (editors). Tropical Sappers and Grouper ; Biologi
and Fisheries Management. Westview Press inc., Boulder and London.

Rahman. MA and Maclean N. 1992. Production of Transgenic Tilapia


(Oreochromis Niloticus) by One-Cell-Stage Microinjection. Aquacul-
ture, 105 (1992) 219–232. Elsivier Science Publisher B.V. Amsterdam.

Rocha A, S Ruiz, A Estepa and J.M Coll. 2004. Application of Inducible and
Targeted Gene Strategies to Produce Transgenic Fish : A review.
Marine Biotechnology 6, 118–127. Springet-Verlag. New York. LLC.

Sambrook.J, Fritssch, E.F, Maniatis,T. 1989. Molecular Cloning. A Laboratory


Manual. Second edition. Cold Spring Harbor Lobaratory Press. USA.

Suharsono dan Widyastuti,U. 2006. Penuntun Praktikum Pelatihan Teknik


Dasar Pengklonan Gen. Pusat Penelitian Sumber Daya Hayati dan
Bioteknologi. Institut Pertanian Bogor.

215
LAMPIRAN A
Suharsono. 2006. Prinsip Pengklonan Gen Melalui Teknologi DNA
Rekombinan. Pelatihan Teknik Dasar Pengklonan Gen. Bogor.

Sumantri.D. 2006. Efektivitas Ovaprim dan Aromatase Inhibitor dalam


Mempercepat Pemijahan pada Ikan Lele Dumbo Clarias sp. Skripsi.
Departemen Budi daya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.
Institut Pertanian Bogor. Bogor. 37 hal.

Sumantadinata,K. 2005. Materi Narasumber Diklat Guru Perikanan se


Indonesia. Departemen Pendidikan Nasional.

Suyanto.R.S. 1999. Budi daya Ikan Lele. Penebar Swadaya. Jakarta.


Sandness,K. 1991. Studies on Vitamin C in Fish Nutrition Dept of Fish-
eries and Marine Biologi. University of Bergen Norway.

Shiau,S.Y and C.W.Lan. 1996. Optimum Dietary Protein Level and Protein to
Energy Ratio for Growth of Grouper (Epinephelus Malabaricus).
Aquaculture, 145: 259–266.

Shimeno,S.H, Hosokawa and M.Takeda. 1996. Metabolic Response of


Juvenile Yellowtail to Dietary Carbohidrat to Lipid Ratios. Fisheries
Science, 62 : 945–949.

Sumantadinata, K., 1983. Pengembangbiakan Ikan-Ikan Peliharaan di


Indonesia. Sastra Hudaya. Sukma, O.M., 1987. Budi Daya Ikan. Jakarta:
Depdikbud.

Suseno, 1994. Pengelolaan Usaha Pembenihan Ikan Mas. Jakarta: Penebar


216
LAMPIRAN A
Swadaya.

Shepherd,J and Bromage, N. 2001. Intensive Fish Farming. Blackwell Science


Ltd. London.

Steffens W. 1989. Principles of Fish Nutrition. Ellis Horwood Limited. John Wiley
& Sons. England.

Stephen Goddard. 1996. Feed Management In : Intensive Aquaculture.


Chapman & Hall, New York.

Syarizal. 1988. Kadar optimum Vitamin E ( α-Tocoferol) dalam Pakan Induk


Ikan (Clarias batracus Linn). Thesis. IPB. Bogor.
Smith. 1982. Introduction to Fish Physiology. Publication Inc. England. P. 115.

Tacon,A.G.J. 1987. The Nutrition and Feeding of Farmed Fish and Shrimp
a Training Manual. FAO. Brazil.

Tacon,A.G.j. 1991. Proceeding of The Nutrition Workshop. American Soybeen


Association. Singapore. Takeuchi W. 1988. Fish Nutrition and
Mariculture. Departemen of aquatic Biosc. Tokyo University of Fisheries.
JICA.

Takeuch W. 1992. Fish Nutrition and Mariculture. Departemen if aquatic Biosc.


Tokyo University of Fisheries. JICA.

Takeuchi; T.K. Watanabe; S. Satoh and T. Watanabe. 1992. Requirements of


Grass Carp Fingerling for α-Tocoferol. Nipon. Suisan Galakkashi.
217
LAMPIRAN A
58 (9) : 743–1749.

Teknologi Tepat Guna, 2005. Pedoman Teknis Penanggulangan Penyakit Ikan


Budi daya Laut. Menteri Negara Riset dan Teknologi.

Taufik Ahmad, Erna Ratnawati, dan M. Jamil R. Yakob. 2002, Budi Daya Bandeng
Secara Intensif. PT. Penebar Swadaya, Jakarta.

Tucker, C.S and Hargreaves, J.A. 2004. Biology and Culture of Channel
Catfish. Elsevier. B.V. Amsterdam.

Volckaert.F.A, Hellemans.B.A, Galbusera.P, and Ollevier. F. 1994. Replication,


Expression, and Fate of Foreign DNA During Embryonic and Larval
Development of The African Catfish (Clarias Gariepinus). Molecular
Marine Biology and Biotechnology 3(2) 57 – 69.

Watanabe, T. 1988. Fish Nutrition and Mariculture. JICA Texbook The


General Aquaculture Course. Kanagawa International Fisheries
Training Centre Japan International Cooperation agency.

Wilson,R.P. 1994. Utilization of Dietary Carbohydrate by Fish. Aquaculture,


124 : 67–80.

Yoshimatsu, dkk., 1986. Grouper Final Report Marine Culture Research and
Development in Indonesia. ATA 192, JICA. P 103–129.

Yatim W. 1996. Genetika. Tarsito. Bandung. 124 hal.

218
LAMPIRAN A

Zairin.M.J. 2003. Endokrinologi dan Perannya Bagi Masa Depan Perikanan


Indonesia. Orasi Ilmiah Guru Besar Tetap Ilmu Fisiologi Reproduksi dan
Endokrinologi Hewan Air. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut
Pertanian Bogor. Bogor.

Zairin.M.J. 2002. Sex Reversal Memproduksi Benih Ikan Jantan dan Betina.
Penebar Swadaya. Jakarta.

219
LAMPIRAN A

220
LAMPIRAN B

GLOSARIUM

Adenohipofisa : salah satu bagian dari kelenjar hipofisa yang mengandung sel-
sel pensekresi hormon prolaktin, hormon Adrenocorticotropic
(ACTH), hormon pelepas tiroid (Thyroid Stimulating Hormon),
hormon pertumbuhan (STH- Somatotropin) dan Gonadotropin.
Pars intermedia mensekresi hormon pelepas melanosit
(Melanocyte Stimulating Hormon).

Adaptasi : Masa penyesuaian suatu organisme dalam lingkungan baru.

Aerasi : Pemberian udara ke dalam air untuk penambahan oksigen.

Akrosom : Organel penghujung pada kepala sperma yang dikeluarkan


yang berfungsi membantu sperma menembus sel telur.

Aksi gen aditif : aksi gen yang mana fenotipe heterosigot merupakan intermedit
antara kedua fenotipe homosigot, kedua alel tidak
memperlihatkan dominasi, keduanya memberikan konstribusi
yang seimbang dalam menghasilkan suatu fenotipe.

Aklimatisasi : Penyesuaian fisiologis terhadap perubahan salah satu faktor


lingkungan.

Albinisme : kondisi genetik yang tidak sempurna yang menyebabkan


organisme tidak membentuk pigmen.

Alel : Bentuk alternatif suatu gen.

Alel dominan : Alel yang diekspresikan secara penuh dalam fenotipe itu.

Alel resesif : Alel yang pemunculan fenotipenya ditutupi secara sempurna.

Aldehida : Molekul organik dengan gugus karbonil yang terletak pada


ujung kerangka karbon.

221
LAMPIRAN B

Anabolisme : Pembentukan zat organik kompleks dari yang


sederhana, asimilasi zat makanan oleh organisme untuk
membangun atau memulihkan jaringan dan bagian-
bagian hidup lainnya.

Anadromus : Ikan-ikan yang sebagian besar hidupnya dihabiskan di


laut dan bermigrasi ke air tawar untuk memijah.

Anafase : Tahap mitosis dan meiosis yang mengikuti metafase


ketika separuh kromosom atau kromosom homolog
memisah dan bergerak ke arah kutub gelendong.

Androgen : Hormon steroid jantan utama, misalnya testoteron.

Androgenesis : Proses penjantanan bahan kimiawi yang membunuh


bakteri atau menghambat pertumbuhannya.

Antibiotik : Imunoglobin pengikat antigen yang dihasilkan oleh sel


limfosit B, berfungsi sebagai efektor dalam suatu respon
imun.

Antibodi : Makromolekul asing yang bukan merupakan bagian dari


organisme inang dan yang memicu munculnya respon
imun.

Antigen : Molekul organik yang memiliki gugus karboksil maupun


gugus amino.

Asam amino : Asam amino berfungsi sebagai monomer protein.

Asam : Suatu molekul asam nukleat berbentuk heliks dan beruntai


deoksiribonukleat deoksiribonukleat ganda yang mampu bereplikasi dan
menentukan struktur protein sel yang diwariskan.

Asam lemak : Asam karboksilik dengan rantai karbon panjang. Asam


(fatty : acid) lemak bervariasi panjang dan jumlah dan lokasi ikatan
gandanya, tiga asam lemak berikatan dengan satu
molekul gliserol akan membentuk lemak.

Asam lemak jenuh : Asam lemak di mana semua karbon dalam ekor
(Saturated fatty acid) hidrokarbonnya dihubungkan oleh ikatan tunggal,
sehingga memaksimumkan jumlah atom hidrogen yang
dapat berikatan dengan kerangka karbon.

222
LAMPIRAN B

Asam lemak tak jenuh : Asam lemak yang memiliki satu atau lebih ikatan ganda
(Unsaturated fatty acid) antara karbon-karbon dalam ekor hidrokarbon. Ikatan
seperti itu mengurangi jumlah atom hidrogen yang terikat
ke kerangka karbon.

Asam nukleat : Suatu polimer yang terdiri atas banyak monomer


nukleotida, yang berfungsi sebagai cetak biru untuk
protein dan melalui kerja protein untuk semua aktivitas
seluler.

Asam amin essensial : Ada dua jenis yaitu DNA dan RNA. Asam amino yang
tidak dapat disintesis sendiri oleh tubuh hewan sehingga
harus tersedia dalam makanan.

Aseksual : Perkembangbiakan tidak melalui perkawinan.

Autosom : Kromosom yang secara tidak langsung terlibat dalam


penentuan jenis kelamin, sebagai kebalikan dari
kromosom seks.

Auksospor : Sel-sel yang besar berasal dari perkembangbiakan zigot


baru.

Backross : Bentuk perkawinan yang sering digunakan dalam


pemuliaan yaitu mengawinkan kembali antara anak dan
orangtuanya yang sama untuk beberapa generasi.

Basofil : Bersifat menyerap basa.

Benthos : Organisme yang hidup di dasar perairan.

Blastomer : Sel-sel anak yang dihasilkan selama pembelahan zigot.

Blastula : Rongga yang terbentuk selama fase pembelahan zigot.

Blastulasi : Proses pembentukan blastula.

Biomassa : Bobot kering bahan organik yang terdiri atas sekelompok


organisme di dalam suatu habitat tertentu atau bobot
seluruh bahan organik pada satuan luas dalam suatu
waktu tertentu.

223
LAMPIRAN B

Budi daya : Usaha yang bermanfaat dan memberi hasil, suatu sistem
yang digunakan untuk memproduksi sesuatu di bawah
kondisi buatan.

Closed Breeding : Perkawinan yang dekat sekali kaitan keluarganya,


misalnya antara anak dan tetua atau antara antar saudara
sekandung.

Cyste : Fase dorman dari crustacea karena kondisi lingkungan


yang tidak sesuai.

Dekomposer : Fungi dan bakteri saprotropik yang menyerap nutrien dari


materi organik yang tidak hidup seperti bangkai, materi
tumbuhan yang telah jatuh dan buangan organisme hidup
dan mengubahnya menjadi bentuk anorganik.

Densitas : Jumlah individu persatuan luas atau volume atau masa


persatuan volume yang biasanya dihitung dalam gram/
cm3 atau jumlah sel/ml.

Deoksiribosa : Komponen gula pada DNA, yang gugus hidroksilnya


kurang satu dibandingkan dengan ribosa, komponen gula
pada RNA.

Detritus : Materi organik yang telah mati atau hancuran bahan


organik yang berasal dari proses penguraian secara
biologis.

Disipon : Membersihkan badan air dengan mengeluarkan kotoran


bersama sebagian jumlah air.

Disucihamakan : Disterilkan dari jasad pengganggu.

Dorsal : Bagian punggung.

Diagnosis : Proses pemeriksaan terhadap suatu hal.

Diferensiasi gonad : Proses penentuan kelamin dengan pernyataan fenotipe


melalui perkembangan alat kelamin dan ciri-ciri kelamin.

Diploid : Keadaan perangkat kromosom bila setiap kromosomnya


diwakili dua kali (2n).

224
LAMPIRAN B

Diploidisasi : Penggandaan jumlah kromosom pada sel-sel haploid.

Donor : Pemberi sumbangan.

Dormant : Telur yang dibuahi dan merupakan dinding tebal dan jika
menetas menjadi betina amiktik.

Ekspresi gen : Pengejewantahan bahan genetik pada suatu makhluk


hidup sebagai keseluruhan jumlah tabiat yang khas.

Elektroforesis gel : Pemisahan asam nukleat atau protein berdasarkan


ukuran dan muatan listriknya, dengan cara mengukur laju
pergerakkannya melalui suatu medan listrik dalam suatu
gel.

Embriogenesis : Proses perkembangan embrio.

Endokrin : Kelenjar/sel yang menghasilkan hormon.

Enzim : Molekul protein komplek yang dihasilkan oleh sel dan


bekerja sebagai katalisator dalam berbagai proses
kimia di dalam tubuh makhluk hidup.

Enzim restriksi : Enzim yang digunakan untuk memotong fragmen DNA


yang memiliki sekuen tertentu.

Estrogen : Hormon seks steroid betina yang utama.

Eukaryot : Makhluk yang sel-selnya mengandung inti sejati yang


diselimuti selaput inti, mengalami meiosis, membelah
dengan mitosis dan enzim oksidatifnya dikemas dalam
mitokondria.

Fekunditas : Jumlah sel telur yang dihasilkan oleh seekor hewan betina
pertahun atau persatuan berat hewan.

Feminisasi : Proses pembetinaan.

Fenotipe : Ciri fisik dan fisiologis pada suatu organisme atau sifat
yang terlihat pada makhluk hidup yang dihasilkan oleh
genotipe bersama-sama dengan faktor lingkungan.

225
LAMPIRAN B

Feromon : Sinyal kimiawi atsiri dan kecil yang berfungsi dalam


komunikasi di antara hewan-hewan dan bertindak sangat
mirip dengan hormon dalam mempengaruhi fisiologi dan
tingkah laku.

Fertilisasi Penyatuan gamet haploid untuk menghasilkan suatu zigot


diploid.

Flagella : Tonjolan berbentuk cambuk pada salah satu sel untuk alat
gerak.

Fotosintesis : Pengubahan energi cahaya menjadi energi kimiawi yang


disimpan dalam glukosa atau senyawa organik lainnya.

Galur : Pengelompokan anggota-anggota jenis yang hanya


memiliki satu atau sejumput ciri, biasanya bersifat
homozigot dan dipertahankan untuk keperluan percobaan
genetika.

Gamet : Sel sperma atau telur haploid, gamet menyatu selama


reproduksi seksual untuk menghasilkan suatu zigot
diploid.

Gastrula : Tahapan pembentukan embrio berlapis dua dan


berbentuk piala.

Gastrulasi : Proses pembentukan gastrula dari blastula atau proses


pembentukan tiga daun kecambah ektoderm, mesoderm,
dan endoderm.

Gelendong : Kumpulan mikrotubula yang menyelaraskan pergerakan


kromosom selama pembelahan eukariotik.

Gen : Bagian kromosom yang mengatur sifat-sifat keturunan


tertentu atau satuan informasi yang terdiri atas suatu urutan
nukleotida spesifik dalam DNA.

Genom : Turunan pertama atau turunan hibrid dalam fertilisasi-


silang genetik.

Generasi F1 : Turunan pertama atau turunan hibrid dalam fertilisasi-


silang genetik.

226
LAMPIRAN B

Generasi F2 : Keturunan yang dihasilkan dari perkawinan generasi


hibrid F1.

Genom : Komplemen lengkap gen-gen suatu organisme, materi


genetik suatu organisme.

Genotipe : Kandungan genetik suatu organisme.

Ginogenesis : Proses perkembangan embrio yang berasal dari telur


tanpa kontribusi material genetik jantan.

Gonad : Organ seks jantan dan betina, organ penghasil gamet


pada sebagian besar hewan.

Gonadotropin : Hormon yang merangsang aktivitas testes dan ovarium.

Haploid : Memiliki jumlah kromosom yang khas untuk gamet


makhluknya.

Heritabilitas : Keragaman fenotipe yang diakibatkan oleh aksi genotipe


atau menggambarkan tentang persentase keragaman
fenotipe yang diwariskan dari induk kepada keturunannya.
Dinotasikan dengan huruf h2 dengan nilai berkisar antara
0–1.

Hermaphrodit : Individu yang mempunyai alat kelamin jantan dan betina.

Heliks ganda : Bentuk DNA asli.

Haemoglobin : Protein mengandung besi dalam sel darah merah yang


berikatan secara reversibel dengan oksigen.

Herbivora : Hewan heterotropik yang memakan tumbuhan.

Heterozigot : Mempunyai dua alel yang berbeda untuk suatu sifat


genetik tertentu.

Heterosis : Suatu ukuran untuk menilai keunggulan dan ketidak-


unggulan hibrid.

Hibrid : Turunan dari tetua yang secara genetik sangat berbeda,


bahkan mungkin berlainan jenis atau marga.

227
LAMPIRAN B

Hibridisasi : Perkawinan antara individu yang berbeda atau


persilangan.

Hipofisasi : Salah satu teknik dalam pengembangbiakan ikan dengan


cara menyuntikkan ekstrak kelenjar hipofisa kepada
induk ikan untuk mempercepat tingkat kematangan
gonad.

Hipotalamus : Bagian ventral otak depan vertebrata, yang berfungsi


dalam mempertahankan homeostasis, khususnya dalam
mengkoordinasikan sistem endokrin dengan sistem
saraf.

Histon : Protein kecil dengan porsi besar yang terdiri dari asam
amino bermuatan positif yang berikatan dengan DNA
bermuatan negatif dan berperan penting dalam struktur
kromatinnya.

Homeostasis : Kondisi fisiologis yang mantap dalam tubuh.

Homozigot : Mempunyai dua alel yang identik untuk suatu sifat tertentu.

Hormon : Bahan kimia pembawa sinyal yang dibentuk dalam sel-


sel khusus pada kelenjar endokrin. Hormon disekresikan
ke dalam darah kemudian disalurkan ke organ-organ
yang menjalankan fungsi-fungsi regulasi tertentu secara
fisiologik dan biokimia.

Ikan transgenik : Ikan yang memiliki DNA asing di dalam tubuhnya.

Inaktivasi sperma Menonaktifkan sperma.

Inbreeding : Perkawinan antara individu-individu yang sekerabat yaitu


berasal dari jantan dan betina yang sama.

Infeksi Retroviral : Salah satu metode transfer gen. Metode ini meng-
gunakan gen-gen heterogen yang dimasukkan ke dalam
genome virus dan dapat dipindahkan kepada inang yang
terinfeksi virus tersebut.

Inkubasi : Masa penyimpanan.

228
LAMPIRAN B

Interfase : Fase di mana tidak ada perubahan pada inti sel, waktu
istirahat.

Karakter kuantitatif : Suatu ciri yang dapat diturunkan dalam suatu populasi
yang bervariasi secara kontinu sebagai akibat pengaruh
lingkungan dan pengaruh tambahan dua atau lebih gen.

Kariotipe : Metode pengorganisasian kromosom suatu sel dalam


kaitannya dengan jumlah, ukuran, dan jenis.

Katadromus : Ikan-ikan yang sebagian besar hidupnya dihabiskan di


perairan tawar dan bermigrasi ke laut untuk memijah.

Kelenjar hipofisa : Kelenjar kecil di bagian otak bawah yang menghasilkan


berbagai macam hormon yang dibutuhkan pada makhluk
hidup.

Kromosom : Struktur pembawa gen yang mirip benang yang terdapat


di dalam nukleus.

Kopulasi : Proses perkawinan.

Kista : Suatu stadia istirahat pada hewan cladosera atau


crustacea tingkat rendah.

Larva : Organisme yang belum dewasa yang baru keluar dari


telur atau stadia setelah telur menetas.

Larutan hipoklorit : Larutan yang mengandung HClO.

Lokus : Tempat khusus di sepanjang kromosom tertentu di mana


gen tertentu berada.

Maskul;inisasi : Penjantanan.

Meiosis : Tipe pembelahan sel dan nukleous ketika jumlah


kromosom direduksi dari diploid ke haploid.

Metasentrik : Kromosom yang sentromernya terletak ditengah-tengah.

Metafase : Tahapan mitosis dan meiosis ketika kromosom


mencapai keseimbangan posisi pada bidang ekuator.

229
LAMPIRAN B

Metamormofose : Perubahan bentuk organisme dalam daur hidup.

Mikropil : Lubang kecil pada telur tempat masuknya sperma.

Mikroinjeksi : Metode yang digunakan dalam mengintroduksi DNA


asing ke dalam pronukleus atau sitoplasma telur yang
telah terbuahi. DNA asing disuntikkan pada saat fase
1–2 sel.

Mitosis : Proses pembelahan nukleus pada sel eukariotik yang


secara konvensional dibagi menjadi lima tahapan:
profase, prometafase, metafase, anafase, dan telofase.
Mitosis mempertahankan jumlah kromosom dengan cara
mengalokasikan kromosom yang direplikasikan secara
sama ke masing-masing nukleus anak.

Morula Nauplii : Sekelompok sel anak (blastomer) yang terbentuk selama


fase pembelahan zigot.

Neurohipofisa : Bentuk stadia setelah menetas pada crustacea atau


copepoda.

Omnivore : Bagian dari kelenjar hipofisa, terdiri dari pars nervosa


yang berfungsi mensekresi Oxytoxin, Arginin Vasotocin,
dan Isotocin.

Ovarium : Organisme pemakan segala.

Ovipar : Kelenjar kelamin betina yang menghasilkan ovum.

Ovivipar : Berkembang biak dengan menghasilkan telur.

Outbreeding : Berkembang biak dengan menghasilkan telur tetapi telur


tersebut menetas dalam tubuh induknya.

: Perkawinan antara individu-individu yang tidak sekerabat


(berbeda induknya), masih dalam satu varietas atau beda
varietas.

Ovulasi : Proses terlepasnya sel telur dari folikel.

230
LAMPIRAN B

Partenogenesis : Perkembangbiakan telur menjadi individu baru tanpa


pembuahan telur dan menghasilkan telur diploid.

Pemijahan : Proses peletakan telur atau perkawinan.

Pigmen : Zat warna tubuh.

Plasmid : Molekul DNA sirkular yang bereplikasi pada sel-sel


bakteri secara independent.

Polar body : Sel telur hasil pembelahan meiosis yang tidak memiliki
sitoplasma.

Profase : Tahap pertama meiosis dan mitosis ketika kromosom


mulai jelas terlihat.

Progeni : Keturunan yang berasal dari sumber yang sama, anak


cucu.

Poliploidisasi : Proses pergantian kromosom di mana individu yang


dihasilkan mempunyai lebih dari dua set kromosom.

Reproduksi : Proses pembalikan kelamin dengan menggunakan


metode tertentu.

Seleksi : Pemisahan populasi dasar yang digunakan ke dalam


kedua kelompok, yaitu kelompok terpilih dan kelompok
yang harus terbuang.

Sentromer : Bagian kromosom yang terletak pada titik ekuator


kumparan pada metafase, tempat melekat benang
penarik gelendong, posisi sentromer menentukan bentuk
kromosom.

Seks reversal : Proses pembalikan kelamin dengan dengan meng-


gunakan metode tertentu.

Spermatogenesis : Proses perkembangan spermatogonium menjadi


spermatis.

Spermatogonium : Sel-sel kecambah untuk membentuk sperma.

231
LAMPIRAN B

Spermatozoa : Sel gamet jantan dengan inti haploid yang memiliki bentuk
berekor.

Spermiasi : Proses di mana spermatozoa dilepaskan dari cyste dan


masuk ke dalam lumen.

Spermiogenesis : Proses metamorfosa spermatid menjadi spermatozoa.

Submetacentrik : Sentromer terletak pada ujung kromosom yang memiliki


dua lengan yang tidak sama panjangnya.

Subtelocentrik : Sentromer juga terletak pada ujung kromosom namun


masih jelas terlihat adanya lengan pendek.

Spektrofotometer : Suatu instrumen yang mengukur porsi dari cahaya


dengan panjang gelombang yang berbeda yang diserap
dan dihantarkan oleh suatu larutan berpigmen.

Telofase : Tahap akhir dari mitosis atau meiosis ketika pembagian


sitoplasma dan penyusunan inti selesai.

Testis : Gonad yang berperan menghasilkan sperma.

Tetraploid : Individu yang mempunyai empat perangkat kromosom


haploid pada nukleusnya.

Triploid : Individu yang mempunyai tiga perangkat kromosom


haploid pada nukleusnya.

Triploidisasi : Proses pembuatan organisme triploid dengan


menggunakan kejutan suhu untuk menahan polar body II
atau menahan pembelahan mitosis awal.

Vitellogenesis : Proses deposisi kuning telur, dicirikan oleh bertambah


banyaknya volume sitoplasma yang berasal dari
vitelogenin eksogen yang membentuk kuning telur.

Zigot : Sel diploid sebagai hasil perpaduan gamet jantan dan


gamet betina haploid.

232

Anda mungkin juga menyukai