Oleh :
MUHAMMAD GHAZI AL GHIFARI
NIS/NISN : 142/0032942653
PROGRAM STUDI
PERIKANAN PERIKANAN AIR PAYAU DAN LAUT
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 61 JAKARTA
2021
1
PROPOSAL PRAKTEK KERJA LAPANGAN
Oleh:
MUHAMMAD GHAZI AL GHIFARI
NIS/NISN: 1722/0032942653
Jakarta, Februari
Menyetujui:
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Mengetahui:
Kepala Program Studi Kepala SMKN 61 Jakarta
2
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah nyakepada kita semua. Berkat rahmat dan
hidayahnya penyusun proposal praktek kerja lapangan (PKL) yang berjudul
“Pembenihan Ikan Lele(Clarias) di Balai Benih ikan Ciracas (BBI)” dapat
tersusun dengan baik.
Dengan selesainya penyusunan proposal ini, penulis menyampaikan ucapan
terimakasih kepada:
1. Bapak Awalusilman,M.pd selaku Kepala Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri 61 Jakarta.
2. Bapak Saleh Baidillah, S. ST. PI. Selaku Ketua Program Studi Agribisnis
Budidaya Perikanan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 61 Jakarta.
3. Bapak Saleh Baidilah, S.ST.PI. Selaku Guru Pembimbing I
4. Bapak Rustam,S.SOS . Selaku Guru Pembimbing II
5. Dan semua pihak yang telah membantu saya dalam pembuatan proposal
ini
Dalam penyusunan proposal ini,saya menyadari sepenuh nya bahwa
proposal ini masih jauh dari kata sempurna karena pengalaman dan pengetahuan
penulis yang terbatas. Karena itu ,kritik dan saran sangat kami harapkan demi
terciptanya proposal lebin baik lagi kedepannya .
Jakarta, Februari2021
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR TABEL
iv
BAB I. PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktek kerja lapangan ini antara lain sebagai berikut:
1. Mengenal dunia perikanan dalam bidang pembesaran ikan lele.
2. Mengetahui teknik pemeliharaan ikan lele, dan pemberian pakan, dan
pemanenan
3. Untuk menetahui permasalahan yang kemungkinan muncul pada pembesaran
lele dan mengetahui solusi nya.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi
Berdarakan bentuk tubuh dan sifat-sifatnya , ikan lele di klasisifikasikan
dalam suatu tata nama sehingga memudahkan dalam identifikasi. Tata nama
dalam klasifikasi yang didasarkan ilmu taksonomi tersebut biasanya
menggunakan bahasa latin. Dalam klasifikasi, ikan lele termasuk family clariidae,
yaitu jenis ikan mempunyai bentuk kepala gepeng dan mempunyai alat
pernapasan tambahan.(Mahyudin, 2008). Menurut Kordi (2013) klasifikasi ikan
lele secara sistematik adalah sebagai berikut:
Filum : Chordata
Kelas : Osteicchthyes
Subkelas : Actinopterygii
Ordo : Siluriformes
Famili : Clariidae
Genus : Clarias
Spesies : Clarias sp
Di Indonesia ikan lele memepunyai beberapa nama daerah, antara lain: ikan
kalang (Padang), ikan maut (Gayo), ikan pintet (Kalimantan selatan),ikan keeling
(Makasar), ikan cepi (Bugis). Ikan lele tidak pernah ditemukan di air payau atau
air asin.
3
3). Disamping digunakan sebagai alat bantu berenang, sirip juga memiliki
fungsi untuk menjaga keseimbangan tubuh ikan lele saat diam atau tidak
bergerak.
4). Pada bagian sirip dada terdapat sirip yang runcing dan keras yang disebut
patil yang digunakan sebagai senjata.
5). Disamping itu, patil juga bermanfaat sebagai alat untuk berjalan di darat
tanpa air dalam rentang waktu yang lama dan dengan jarak tempuh yang
cukup jauh.
6). Secara umum, ikan lele mempunyai bentuk tubuh yang bulat dan
memanjang.
7). Kulitnya licin, berlendir, namun tidak bersisik.
8). Tubuhnya memiliki warna yang berbeda untuk setiap jenis lele. Tiap-tiap
lele mempunyai warna khas yang membalut tubuhnya.
9). Ikan lele memiliki ukuran mulut yang relatif lebar dan hampir membelah
setengah dari lebar kepalanya.
10). Memiliki kumis yang terletak di area sekitar mulutnya. Kumis ini pula
yang menyebabkan ikan lele sering disebut catfish. Kumis ini memiliki
fungsi sebagai alat untuk meraba pada saat mencari makan atau bergerak
biasa.
11). Tengah badanya mempunyai potongan membulat, dengan kepala pipih
kebawah (depressed), sedangkan bagian belakang tubuhnya berbentuk
pipih kesamping (compressed), jadi pada lele ditemukan tiga bentuk
potongan melintang ( pipih kebawah, bulat dan pipih kesamping).
12). Kepala bagian atas dan bawah tertutup oleh pelat tulang. Pelat ini
membentuk ruangan rongga diatas insang. Disinilah terdapat alat
pernapasan tambahan yang tergabung dengan busur insang kedua dan
keempat.
13). Mulut berada diujung moncng (terminal), dengan dihiasi 4 pasang sungut.
Lubang hidung yang depan merupakan tabung pendek berada dibelakang
bibir atas, lubang hidung sebelah belakang merupakan celah yang kurang
lebih bundar berada di belakang sungut nasal.
4
14). Mata berbentuk kecil dengan tepi orbitalyang bebas.
15). Sirip ekor membulat, tidak bergabung dengan sirip punggung maupun
sirip anal. Sirip perut berbentuk membulat dan panjangnya mencapai sirip
anal.
16). Sirip dada dilengkapi sepasang duri tajam / patil yang memiliki panjang
maksimum mencapai 400 mm. Patil ini beracun terutama pada ikan ikan
remaja, sedangkan padaikan yang tua sudah agak berkurang racunya.
17). Ikan ini memiliki kulit berlendir dan tidak bersisik (mempunyai pigmen
hitam yang berubah menjadi pucat bila terkena cahaya matahari, dua buah
lubang penciuman yang terletak dibelakang bibir atas, sirip punggung dan
dubur memanjang sampai ke pangkal ekor namun tidak menyatu dengan
sirip ekor, panjang maksimum mencapai 400 mm.
5
4). Ikan lele memiliki alat pernapasan tambahan yang disebut Aborescen
organ yang merupakan menbran yang berlipat-lipat penuh dengan kapiler
darah.
5). Alat ini terletak didalam ruangan sebelah atas insang.
6). Dalam sejarah hidupnya lele harus mengambil oksigen dari udara
langsung, untuk itu ia akan menyembul kepermukaan air. Oleh karena itu
jika pada kolam banyak terdapat eceng gondok ikan ini tidak berdaya.
2.1.2 Habitat
Habitat lele adalah semua perairan tawar. Di sungai yang airnya tidak
deras atau di perairan yang tenang seperti danau, waduk, rawa-rawa serta
genangan-genangan air lainnya seperti kolam dan air comberan merupakan
lingkungan hidup lele. Ikan lele tidak menyukai tempat-tempat yang tertutup rapat
bagian atasnya oleh tanaman air, tetapi lebih menyukai tempat yang terbuka. Ini
memungkinkan berhubungan sifatnya yang sewaktu-waktu dapat mengambil
oksigen langsung dari udara. Lele hidup dengan baik di dataran rendah sampai
pada ketinggian sekitar 700 meter di atas permukaan laut (dpl) dengan suhu 25-
30 oC. Pada ketinggian di atas 700 meter dpl pertumbuhan lele kurang baik.
(Kordi, 2013).
6
2.1.3 Kebiasan makan
Ikan lele termasuk dalam golongan pemakan segalanya (omnivora),
tetapi cenderung pemakan daging (karnivora). Selain bersifat karnivorus, ikan lele
juga makan sisa-sisa benda yang membusuk. Ikan lele dapat menyesuaikan diri
untuk memakan pakan buatan (Suyanto dalam Pazra, 2008). Makanan alami ikan
lele yaitu binatang-binatang renik, seperti kutu-kutu air (Daphnia, Cladosera,
Copepoda), cacing-cacing, larva (jentik-jentik serangga), siput-siput kecil dan
bangkai binatang (Bachtiar, 2006). Lele merupakan ikan yang sangat responsif
terhadap pakan. Artinya, hampir semua pakan yang diberikan sebagai ransum atau
pakan sehari-hari akan disantap dengan lahap.
Itulah sebabnya ikan ini cepat besar (bongsor) dalam masa yang singkat,
pemberian pakan yang mengandung nutrisi tinggi untuk menggenjot laju
pertumbuhannya. Harapannya dalam waktu yang relatif singkat lele dumbo sudah
bisa dipanen dan dipasarkan sebagai ikan konsumsi (Khairuman, 2002).
Menurut Mahyuddin (2008), lele mempunyai kebiasaan makan di dasar
perairan atau kolam. Berdasarkan jenis pakannya lele digolongkan sebagai ikan
yang bersifat karnivora (pemakan daging). Pada habitat aslinya, lele memakan
cacing, siput air, belatung, laron, jentik-jentik, serangga air, kutu air. Karena
bersifat karnivora pakan yang baik untuk ikan lele adalah pakan tambahan yang
mengandung protein hewani. Jika pakan yang diberikan banyak mengandung
protein nabati, pertumbuhan akan lambat. Lele bersifat kanibalisme, yaitu suka
memakan jenis sendiri.
7
2.2.2. Sumber air
Air juga harus memenuhi kriteria layak hidup ikan. Tidak tercemar oleh
limbah rumah tangga ataupun industri yang beracun seperti sabun, minyak, oli,
atau limbah beracun lainnya. Air dengan kadar zat besi tinggi, terlalu asam, atau
terlalu dingin kurang baik untuk budidaya lele, terutama pembenihan. Air yang
bisa digunakan untuk budidaya lele adalah air sungai, air sumur bor, air kolam, air
danau, atau mata air. Air hujan kurang baik digunakan karena selain asam juga
terlalu dingin.
Cara mengatasinya dengan mengendapkan beberapa hari atau diberi pupuk
kandang hingga berwarna hijau.
8
9. Pompa digunakan untuk menyuplai air dari sumber air ke kolam atau
menguras air kolam.
10. Bangunan atau saung berfungsi sebagai tempat istirahat dan tempat
menyimpan saprokan.
2.4 Pengelolaan pakan
Ikan lele memerlukan pakan yang berkualitas untuk hidup dan berkembang
biak. Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memberikan pakan
lele agar lele bisa tumbuh secara efektif dan cepat besar. Pemberian pakan juga
harus disesuaikan dengan umur dari lele karena nantinya juga akan berpengaruh
pada kebutuhan gizi yang berbeda-beda dari lele tersebut.
2.4.1 Pakan Lele Alami
Pakan lele alami merupakan salah satu sumber makanan ikan lele yang
berupa mikroorganisme yang hidup di dalam air seperti plankton dan cacing kecil.
Macam macam dari plankton tersebut adalah plakton nabati dan plankton hewani.
2.4.2 Pakan Lele Buatan
Pakan lele buatan adalah pakan yang dibuat oleh manusia atau pabrik dengan
maksud untuk melengkapi kebutuhan gizi dari pakan alami. Biasanya pakan
buatan berupa pelet atau kita bisa membuatnya sendiri. Pelet diberikan pada ikan
lele yang telah berukuran agak besar yakni 30 gram keatas. Untuk ikan lele yang
berukuran lebih kecil juga bisa diberikan pelet namun pelet yang berbentuk
tepung atau crumble (butiran kecil seperti pasir). Dan untuk ukuran pakan buatan
yang diberikan harus menyesuaikan dengan ukuran bukaan mulut ikan lele.
9
Ikan-ikan akan berkumpul di dalam cekungan tersebut. Pada saat itu pintu
air kolam akan di halangi dengan papan agar air tidak habis.
Selain itu, pintu kolam juga harus di beri saringan agar ikan tidak
melompat keluar. Agar ikan tetap hidup, ikan di dalam cekungan ini harus
di aliri air yang segar.
Selanjutnya ikan-ikan di tangkap dengan seser dan dipindahkan ke dalam
wadah-wadah penampungan yang sudah di sediakan.
Cara pemanenan ikan di kolam air tawar di negara-negara maju dilakukan
dengan menggunakan mesin penyedot.
Ikan dan airnya di sedot melalui suatu pipa yang cukup besar. Kemudian
langsung di tampung di dalam tanki di atas truk.
Tanki ini di lengkapi dengan aerator dengan suhu rendah. Bila telah tiba di
tempat tujuan, ikan di keluarkan dengan menggunakan pipa pula.
Pemanenan ikan di keramba dan sangkar sangat mudah, karena pada
wadah yang cukup sempit ini, ikan-ikan sudah sangat jinak.
Pemanenan ikan yang agak sulit adalah pada hampang, karena pada wadah
ini ikan-ikan harus di jala.
2.5.2 Pasca panen
Setelah pemanenan, langkah selanjutnya adalah penanganan hasil.
Penanganan hasil harus di sesuaikan dengan jarak dan waktu tempuh dalam
mengangkut ikan-ikan ke konsumen.Hal ini penting untuk menjaga ikan tetap
hidup atau tetap segar hingga di terima konsumen.
Harga ikan hidup lebih mahal di bandingkan dengan ikan yang sudah
mati. Biasanya dapat mencapai dua kali lipat harga ikan mati yang masih segar.
Oleh karena itu, pemanenan dan penanganan hasil harus hati-hati.Ikan yang baru
di panen di masukkan ke dalam wadah yang berisi air segar.Selanjutnya ikan-ikan
yang hendak di angkut harus menggunakan wadah yang memenuhi syarat agar
ikan tetap hidup.
Ikan hidup di angkut dengan menggunakan wadah berupa kantong plastik,
seperti pengangkutan benih dan atau wadah terbuka dengan bak, tong, tanki atau
wadah lainnya.Permasalahan yang di hadapi dalam pengangkutan ikan hidup
10
adalah stres. Ikan yang stres mudah mengalami kematian.Untuk mengurangi stres
maka di usahakan agar selama pengangkutan ikan melakukan gerakan seminimal
mungkin.Caranya adalah dengan menurunkan suhu air angkut atau memberikan
obat bius pada ikan.
Penggunaan obat bius dapat di terapkan wadah terbuka atau tertutup. Bat
bius yang di gunakan misalnya phenxyethanol dengan dosis 0,15 mg/liter air
media.Ikan lele keli dengan bobot 400-500 gram dapat di angkut dengan
kepadatan 15 ekor/10 liter air selama 6 perjalanan.
11
BAB III
METODOLOGI
12
Tabel 1. Rencana kegiatan praktik Integrasi
Waktu Pelaksanaan
No Kegiatan Februari April
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Datang ke lokasi praktek
2 Pengamatan kelayakan
lokasi dan sarana praktik
4 Persiapan wadah dan media
pemijahan
5 Penebaran
6 Pemberian pakan
7 Monitoring pertumbuhan
8
Monitoring kesehatan
9. Penen
10 kembali kesekolah
13
DAFTAR PUSTAKA
Ghufran, dan Kordi K. 2013. Budidaya Ikan Konsumsi di Air Tawar. Edisi ketiga.
Yogyakarta: Lily Publisher.
Firmansyah, Bima. 2014. Permintaan Tinggi, Harga Ikan Lele Naik di Bogor.
Liputan 6.
Infoikan.com.https://www.infoikan.com/2018/09/cara-panen-dan-pasca-panen-
lele-keli.htm.(0nline), diakses pada tanggal 19 Januari 2021.
hobiternak.com.https://hobiternak.com/makanan-ikan-lele-yang-harus-anda-
ketahui-sebelum-beternak-lele. (online),di akses pada tanggal 19
Januari 2021.
14