Anda di halaman 1dari 22

PROPOSAL

PEMIJAHAN IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias sp)


SECARA ALAMI

Untuk Memenuhi Persyaratan Uji Kompetensi Keahlian Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Perikanan Nusantara Demak Tahun Pelajaran 2022/2023

Disusun Oleh :

Nama : Eka Laili Agustias

Kelas : XII APAT

Nis : 863

Kompetensi Keahlian : Agribisnis Perikanan Air Tawar

SMK PERIKANAN NUSANTARA DEMAK


Jl. Angsa No.11 Kalicilik Demak

LEMBAR PENGESAHAN
Judul Ujian Praktek Kejuruan: Pemijahan Ikan Lele Sangkuriang Secara Alami (Clarias Sp)

Nama : Eka Laili Agustias

Nis : 863

Kompetensi Keahlian : APAT (Agribisnis Perikanan Air Tawar)

Nama Sekolah : SMK PERIKANAN NUSANTARA DEMAK

Diujikan : 10 Maret 2023

Disusun oleh :

DU/DI pemberian orderan Peserta Ujian

Siti Sunarti, S.Pi Eka Laili Agustias

Mengetahui :

Kepala Sekolah

SMK Perikanan Nusantara Demak Pembimbing

Setyo Budiyono S.Pd. Kurnia Damaywanti, S.Pi, M. Si

DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN………...…………………………………………………………....1

BAB I PENDAHULUAN………...…………………………………………………………........4

1.1 Latar Belakang………...………………………………………………………………4


1.2 Perumusan Masalah…...………………………………………………………………4
1.3 Tujuan Praktek Keahlian…………………………………………………………........4
1.4 Waktu dan Tempat………...…………………………………………………………..4
1.4.1 Waktu………...……………………………………………………………4
1.4.2 Tempat………...…………………………………………………………..4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Biologi Ikan Lele Sangkuriang (Clarias sp) ………………………………………….5


2.2 Morfologi ……………………………………………………………………………..5
2.3 Habitat………...……………………………………………………………………….6
2.4 Tingkah Laku...………...……………………………………………………………...6
2.5 Biologi Reproduksi…....………………………………………………………………6
2.6 Kebiasaan Hidup….…………………………………………………………………...8
2.7 Makanan dan Kebiasaan………………………………………………………………9
2.8 Pertumbuhan..................................................................................................................9
2.2 Pemijahan.......................................................................................................................9

BAB III METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat ………...………………………………………………………...11

3.2 Metode yang di gunakan .……………………………………………………………11

3.3.1. Alat.………………………………………………………………………..11

3.3.2. Bahan……………………………………………………………………...11

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Persiapan Wadah Penetasan dan Substrat (kakaban)………..……………….............13

4.2 Seleksi Induk Matang Gonad……………………………..……………….................13

4.3 Pemijahan Secara Alami……………………………..…..…......................................14

4.4 Penetasaan Telur……………….………………..……………….....................…......15


4.5 Perawatan Larva………………………………..……………….....................…........15

4.6 Penetasan Cyste Artemia…………………………………………………………….16

4.7 Anggaran Biaya………………………..……………….....................…....................17

BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan……………………………..……………….....................…...................18

6.2 Saran……………………………..……………….....................….................………18

DAFTAR PUSTAKA……………………………..……………….....................…..................19

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lele Sangkuriang (Clarias sp) merupakan jenis lele hasil perbaikan genetik dari lele dumbo
(Clarias gariepinus) melalui cara silang balik (Backcross) antara induk betina lele dumbo
dengan generasi kedua (F2) dengan induk jantan lele dumbo generasi ke enam (F6). Induk betina
(F2) merupakan koleksi yang ada di Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT)
Sukabumi yang berasal dari keturunan kedua lele dumbo yang diintroduksi ke Indonesia pada
tahun 1985 (Sunarma, 2004), Sedangkan induk jantan merupakan sediaan induk yang di
BBPBAT Sukabumi.

Sebagai salah satu ikan yang digemari masyarakat di Indonesia, ikan memiliki harga yang
cukup murah jika dibandingkan dengan harga ikan lainnya. Menurut para petani, ikan lele dapat
di budidayakan pada lahan dan sumber air yang terbatas dengan padat tebar yang tinggi dan
memiliki pertumbuhan yang relatif cepat dan efisiensi pakan tinggi (Sunarma 2004).

Pemijahan alami adalah proses fertilasi atas masuknya sel sperma kedalam sel telur secara
alami tanpa bantuan manusia (proses stripping) dan tanpa bantuan hormonal yang di
implantasikan kedalam tubuh ikan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana cara melakukan pemijahan ikan lele secara alami?
2. Bagaimana cara pemeliharaan benih ikan lele?
1.3 Tujuan Praktek Kejuruan
1. Untuk mengembangkan dan meningkatkan wawasan ilmiah dalam mengatisipasi
permasalahan yang akan di temui di lapangan.
2. Sebagai sumber informasi yang layak bagi pihak-pihak yang memerlukan informasi
mengenai bagaimana cara melakukan pemijahan pada ikan lele (Clarias gariepinus)
secara alami.

1.4 Waktu dan Tempat


1. Waktu : Hari Rabu-Rabu, Tanggal 1-15 Maret 2023
2. Tempat : Hatchery/ Lab. Agribisnis Perikanan SMK Perikanan Nusantara Demak

BAB II
TINJAUAN PUSAT

2.1. Biologi Ikan Lele Sangkuriang (Clarias sp)


2.1.1. Klasifikasi
Menurut Subagjo (2010), bahwa lele sangkuriang merupakan hasil perbaikan hasil
genetic kawin silang (backroos), sehingga diklasifikasikan sama denagn lele dumbo (Clarias
gariphinus). Klasifikasi ikan lele sangkuriang adalah sebagai berikut :
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Sub kelas : Teleostei
Ordo : Ostariophysi
Sub Ordo : Siluoridae
Family : Claridea
Genus : Clarias
Spesies : Clarias Gariepinus Burchelle
2.1.2. Morfologi
Ciri-ciri Morfologis lainnya adalah sungutnya. Sungutnya berada disekitar mulut
berjumlah 8 buah atau 4 pasang terdiri dari sungut nasal 2 buah, sungut mandi bular luar 2 buah.
Ikan lele mengenal mangsanya dengan alat penciuman, lele sangkuriang juga dapat mengenal
dengan menemukan makanan dengan cara rabahan (tentakel) dengan gerakan-gerakan salah satu
sungutnya terutama mandibular (Santoso,1994).
Lele sangkuriang mempunyain lima buah sirip yang terdiri dari sirip pasangan (ganda)
dan sirip tunggal.Sirip yang berpasangan adalah sirip punggung (dorsal),ekor (coudal) serta sirip
dubur (anal). Sirip dada ikan lele sangkuriang di lengkapi dengan patil atau taji tidak beracun.
Patil lele sangkuriang lebih pendek dan tumpul bila di bandingkan dengan lele lokal
(Santoso,1994).

5
Gambar 1.
Marfologi Ikan Lele

2.1.3. Habitat
Air tawar adalah habitat ikan lele,air yang paling bagus untuk pertumbuhan lele
sangkuriang ialah air sungai,air sumur,air tanah,dan mata air walaupun itu lele sangkuriang juga
mampu hidup dengan baik dengan kondisi air minim kadar oxigen,misalnya: Dalam lumpur atau
air yang memiliki kadar oksigen rendah.
Hal itu memungkinkan karena lele sangkuriang mempunyai alat pernafasan tambahan
yaitu arborescent (labirin). Alat tersebut memungkinkan lele mengambil oksigen langsung dari
udara sehingga bisa bertahan di tempat beroksigen rendah.
Alat itu juga membantu ikan lele sangkuriang untuk mungkin hidup di darat asalkan
udara di sekitarnya memiliki kelembapan yang cukup (Nugroho,2007).
2.1.4. Tingkah Laku
Tingkah laku lele sangkuriang di kenal aktif pada malam hari (nocturnal).Pada siang
hari,ikan lele suka berdiam di dalam lubang atau tempat yang tenang dan aliran yang tidak terlalu
deras. Ikan lele mempunyai kebiasaan mengaduk-aduk lumpur dasar untuk mencari binatang-
binatang kecil (benthos) yang terletak di dasar perairan(Santoso,1985).
2.1.5. Biologi Reproduksi
Menurut(Santoso,2002),bahwa dalam pemijahan ikan lele bukanlah seperti halnya ikan
patin atau bawal. Ikan lele dapat memijah sepanjang tahun. Apabila pemberian pakan lele ini
tergolong ikan yang cepat besar,apabila ikan lele sangkuriang ini akan di pijahkan memiliki berat
badan minimal 0-700 gram dan umumnya harus diatas 1 tahun.
6
Reproduksi adalah mata rantai hidup yang menentukan kelangsungan hidup
spesies.Penambahan populasi tergantung pada keberhasilan pemijahan dan juga tergantung pada
kondisi dimana telur dan larva kelak akan berkembang.Oleh karena itu,sesungguhnya pemijahan
menuntut suatu kepastian dan keamanan kelangsungan hidup turunnya dengan memilih
tempat,waktu,dan kondisi yang menguntungkan. Sehubungan dengan hal tersebut,pemijahan
setiap spesies ikan mempunyai kebiasaan yang berbeda tergantung pada habitat pemijahan itu
(Najiyati,2004).
Tabel 1
Ciri-Ciri Induk Lele Matang Gonad

Jantan Betina
Kepalanya lebih kecil dari induk Kepalanya lebih besar dibandingkan
ikanLele betina. dengan kepala induk lele betina .
Warna kulit dada agak tua bila di Warna kulit dada agak terang .
banding induk lele betina .
Perut ramping tidak terlihat lebih besar Urogenital papilla ( kelamin )
dari pada puggung . berbentuk oval ( bulat daun ) ,berwarna
kemerahan , lubangnya agak lebar dan
terletak di belakang anus .
Gerakanya lincah Gerakanya lambat , tulang kepala
pendek dan agak cembung .
Tulang kepala pendek dan agak gepeng Perut mengembang lebih besar dari
(depress) . pada punggung alat kelamin berbentuk
bulat .
Urogenital papilla (kelamin) agak Bila bagian perut di striping secara
menonjol , memanjang ke arah belakang, manual dari bagian perut ke arah ekor
terletak di belakang anus, dan warna akan mengeluarkan cairan kekuning
kemerahan . kuningan (ovum/telur).
Kulit lebih halus dibanding dengan kulit
induk lele betina .
7
Gambar 2.
Induk Lele Matang Gonad

2.1.6. Kebiasaan Hidup


Salah satu kebiasaan dari lele sangkuriang adalah suka meloncat kedarat,terutama kala
malam menjelang.
Hal tersebut karena lele sangkuriang termasuk ikan nokturna,yaitu hewan yang lebih
aktif beraktifitas di malam hari. Sifat itu juga yang mengembangkan ikan lele sangkuriang lebih
menyenangi tempat yang terlindungi dari cahaya(Khariman,2010).
2.1.7. Makanan dan Kebiasaan
Berdasarkan kebiasaan makanannya,ikan lele sangkuriang termasuk kategori hewan
karnivora atau pemakan daging. Pakan alami lele sangkuriang jika di alam adalah air kutu
air,cacing dan bangkai binatang.
Dalam hal makanan lele sangkuriang sangat agresif,karena apapun yang di berikan pasti
di lahapnya.Hal tersebut yang menyebabkan lele sangkuriang sangat cepat
pertumbuhannya(Anomim,2009).
Di alam bebas lele sangkuriang melakukan perkawinan di bulan Oktober-April,yakni
saat musim hujan,berlangsung pada air hujan yang menggenang.Kondisi tersebut merangsang
lele sangkuriang untuk melakukan pemijahan(Anonim,2009).
2.1.8. Pertumbuhan
Menurut Effendie(1997) Pertumbuhan adalah penambahan ukuran panjang atau
bobot ikan dalam kurun waktu tertentu yang di pengaruhi oleh pakan yang tersedia,jumlah
ikan,suhu,umur,dan ukuran ikan. Laju pertumbuhan tubuh ikan yang di budidayakan tergantung
8
dari pengaruh fisika dan kimia perairan dan interaksinya. Faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan yaitu tingkat kelangsungan hidup ikan di pengaruhi oleh manajemen budidaya
yang baik antara lain padat tebar,kualitas pakan,kualitas air,parasit atau penyakit.
Menurut Mudjiman(2000) kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan dapat
dipercepat jika pakan yang di berikan memiliki nutrisi yang cukup.Pertumbuhan ikan dapat
terjadi jika jumblah nutrisi pakan yang di cerna dan di serap oleh ikan lebih besar dari jumblah
yang di perlukan untuk pemeliharaan tubuhnya. Ikan akan mengakami pertumbuhan yang lambat
dan kecil ukurannya bila pakan yang di berikan kurang memadahi. Ikan yang berukuran kecil
memerlukan energi yang lebih besar dari pada ikan yang lebih besar dan mengomsumsi pakan
relatif lebih tinggi berdasarkan persen bobot tubuh. Pertumbuhan ikan juga di pengaruhi faktor
internal dan eksternal. Faktor internal meliputi keturunan,umur,ketahanan terhadap penyakit dan
kemampuan memanfaatkan makanan. Sedangkan faktor eksternal meliputi
suhu,kualitas,kuantisas makanan,serta ruang gerak.

2.2. Pemijahan
Santoso,(2007) pemijahan adalah upaya yang di lakukan untuk mengawinkan induk
jantan dan induk betina pada kolam yang telah di siapkan. Jantan mengeluarkan spermanya dan
induk juga mengeluarkan telurnya.
1. Pemijahan induk lele
a. Persiapan wadah pemijahan lele
Memijahkan ikan lele dapat di lakukan di kolam tanah,kolam terpal,maupun kolam
tembok. Jika di lakukan pada kolam tanah,lumpur harus di buang langsung di keringkan
hingga dasar kolam retak-retak. Kemudian kolam tanah diisi dengan air hingga
ketinggian 30 cm. Usahakan air baru (bukan air bekas budidaya).
Untuk memudahkan penangkapan induk keesokan harinya, pasang waring atau hapa.
Jadi pemijahan dilakukan dalam hapa. Hapa dipasang sebelum kolam diisi air. Kakaban
dirangkai didasar hapa. Hapa menyentuh tanah. Kakaban diberi pemberat batu agar
berada didasar saata air penuh.

9
b. Memasang kakaban pemijahan lele.
Kakaban adalah media atau substrat telur lele terbuat dari ijuk. 1 induk betina butuh 5
kakaban. Jadi ikan memijahkan 2 pasang, butuh setidaknya kakaban sebanyak 10 buah.
Sebelum digunakan kakaban sebaiknya dijemur dulu selama 1 hari.
c. Memasukkan induk lele
Pilih dan masukkan induk lele yang siap dipijah sesuai dengan ciri induk siap pijah yang
telah dibahas. Masukkan induk pada sore hari, umumnya pemijahan terjadi pada malam
hari, subuh ataupun pagi-pagi sekitar pukul 05.30 am. Masukkan induk dengan hati-hati
dan pelan-pelan.
2. Faktor yang mempengaruhi pembenihan lele
Dalam kegiatan pembenihan lele sangkuriang, yang sering menjadi masalah adalah
mortalitas yang disebabkan oleh hama dan penyakit (Hossain et al, 2012). Hama yang sering
mengganggu larva lele adalah adanya katak yang juga bertelur didalam kolam penetasan
sehingga sel telur katak harus dibuang cepat mungkin sebelum menetas agar berudunya
tidak menggangu larva lele. Supaya katak yang dapat memangsa larva lele tersebut tidak
dapat masuk kedalam kolam penetasan maka kolam atau bak harus diberikan penutup dari
kawat anyaman kandang ayam (pusat penyuluhan kelautan dan perikanan, 2011).
Penyakit yang muncul pada benih ikan lele umumnya disebabkan karena inveksi
mikroba, terutama oleh bakteri (Hossain et al, 1993). Dalam Hossain et al (2006), pada ikan
yang mati akibat terserang penyakit menunjukkan ekor, sirip dan barbell yang membusuk.
Salah satu bakteri yang sering dikeluhkan oleh pembudidaya lele adalah Aeromonas
hydrophilla. Gejala benih yang terserang adalah pembengkakan pada bagian perut yang
bukan berisi pakan, melainkan berisi cairan bening. Penyakit ini bisa disebut dengan
penyakit kembung karena dilihat dari perutnya yang buncit (Prasetya, 2011).
Cara penanggulan penyakit dapat dilakukan dengan pemberian anti biotik dan
vitamin yang dicampurkan dalam pakan (Hossain et al,2006). Pengendalikan penyakit akibat
bakteri dilakukan dengan mencampur pakan dengan anti biotik seperti chloramphenicol,
terrmycin atau oxsytetracycline. Dosisnya sebanyak 5-7,5 gr/100 kg pakan (pusat
penyuluhan dan perikanan, 2011).

10
BAB III
METODOLOGI

Waktu dan Tempat


3.3.1. Waktu : Maret 2023- Maret 2023
3.3.2. Tempat : SMK PERIKANAN NUSANTARA DEMAK
Jl. Angsa No. 11 Kalicilik Demak
3.2 Metode yang di gunakan
Metode yang di gunakan dalam melakukan praktek ini adalah metode pemijahan lele
sangkuriang (Clarias Sp) secara alami.
3.3. Alat dan Bahan

No Nama Spesifikasi Minimal Jumlah Keterangan


. Alat/Komponen/Bahan
1. Wadah Pemijahan Aquarium/kolam
terpal/bak 1 buah
fiber/beton/kolam
tanah
2. Wadah Pemberokan Aquarium/kolam
terpal/bak
fiber/beton/kolam 1 buah
tanah
3. Blower Minimal 100 watt 1 buah
4. Timbangan Makro Skala 1-5 kg 1 buah
5. Timbanagan Mikro Digital/ analitik 1 buah
ketelitian 0,1 gram
6. Substrat Menyesuaikan Secukupnya
Komoditas
7. Termometer Skala 0-100℃ 1 buah
8. Hand refraktometer Skala 0-35 ppt 1 buah
DO meter Portable 1 buah
9. Corong Penetasan Volume 1,5 liter 1 buah
Automatic Water Heater 220 volt/50-150 watt 1 buah
10. Seser Induk Nilon, diameter 40- 1 buah
50 cm
SeserArtemia Nilon, diameter 7 cm 1 buah
11. Gayung Plastik, volume 1 1 buah
liter
12. Baskom Plastik, volume 5 1 buah
liter
13. Gelas Ukur Volume 500 cc 1 buah
14. Selang Aerasi Diameter 1 cm Secukupnya
15. Batu Aerasi Gelembung aerasi 4 Secukupnya
cm
16. Selang Sipon Diameter 1 cm Secukupnya

Komponen Pendukung
1. Generator set Portable 1 unit
2. APD (Sarung tangan, Baju Sesuai karakteristik 1 set/peserta
praktek, Sepatu boot) bahan (kain/karet) didik
Bahan
1. Induk Ikan Matang Gonad 1 pasang
2. Induk Ikan Belum matang 1 pasang/speech
gonad/afkir
3. Artemia saline Cyste, daya tetas 1 gram
90%
4. Garam Krosok 100 gram
5. Ph Indicator Indikator universal 1 pack
1-14
6. Bahan Sanitasi Kapur Secukupnya
/chlorine/sabun cuci
desinfektan
7. Pakan Buatan(Larva/benih) Powder Secukupnya

12
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1.Persiapan Wadah Penetasan dan Substrat (kakaban).


o Siapkan alat dan bahan sesuai kebutuhan
o Persiapan bak penetasan dilakukan sebelum proses pengurutan. Untuk setiap pasang
induk yang beratnya antara 0,5–1 kg diperlukan satu buah bak penetasan dengan ukuran
panjang 285 meter lebar 85 meter.
o Sebelum  bak digunakan, bak dicuci bersih agar kotoran-kotoran dan lumut yang
menempel terlepas sehingga dasar bak menjadi bersih dan benih lele sangkuriang
terhindar dari serangan penyakit.
o Selanjutnya bak diisi air bersih setinggi 30cm. Sebagai tempat atau media menempelnya
telur, di dasar bak dipasang kakaban yang terbuat dari waring.
o Ukuran kakaban disesuaikan dengan ukuran bak penetasan.

4.2. Seleksi Induk Matang Gonad


a. Siapkan alat dan bahan sesuai kebutuhan
b. Persiapan seleksi induk jantan dan betina matang gonad
c. Setelah mendapat induk yang matang gonad/siap pijah, letakkan induk didalam kolam
sebelum dilakukan pemijahan secara buatan.
Induk ikan lele betina yang sudah siap untuk dipijahkan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
 Pada bagian perut sampai ke arah anus terlihat membesar, bila diraba akan terasa lembek.
 Pada Lubang kelamin agak kemerahan serta tampak membesar.
 Gerakan induk betina agak lambat. 
Induk jantan ikan lele yang telah siap untuk dipijahkan sebagai
berikut :
 Pada alat kelamin induk jantan tampak jelas memerah
 Warna tubuh induk jantan agak kemerah-merahan
 Tubuh agak ramping dan gerakannya lincah.

13
Gambar 2. Induk lele matang gonad

4.3. Pemijahan Secara Alami

Langkah pertama untuk pemijahan ikan lele secara alami adalah dengan memilih induk betina
dan jantan yang sudah matang gonad. Pilih sepasang ikan lele yang memiliki bobot seimbang,
tujuannya agar salah satu induk tidak ketakutan terhadap induk lainnya. Keseimbangan bobot
sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pemijahan.
Sebelum proses pemijahan ikan lele dilakukan, siapkan terlebih dahulu kolam tempat
memijah. Kolam yang ideal untuk pemijahan adalah panjang 2-3 meter, lebar 1-2 meter dan
kedalaman 1 meter. Sebaiknya dasar kolam terbuat dari semen atau fiberglass agar mudah
mengawasi telur hasil pembuahan. Sebelumnya kolam harus dikeringkan dan dijemur, kemudian
diisi air sedalam 30-40 cm. Gunakan air yang berkualitas baik, bersih dan jernih.
Pasang kakaban, bisa dibuat dengan ijuk yang dijepit dengan bambu seukuran area
kolam. Gunakan pemberat agar kakaban tersebut tenggelam tidak mengapung di atas permukaan
air. Kakaban berfungsi agar telur hasil pemijahan tidak berhamburan dan mudah dipindahkan.
Buatlah kakaban sekokoh mungkin agar tidak berantakan oleh indukan yang aktif. Air untuk
pemijahan ikan lele harus kaya oksigen, oleh karena itu berikan aerasi pada kolam pemijahan.
Atau, apabila tersedia sumber air yang cukup buatkan aliran masuk dan keluar. Atur debit air
sebanyak 2-3 liter per detik. 
Waktu yang tepat untuk memasukan indukan kedalam kolam pemijahan adalah sore hari.
Biasanya ikan lele akan memijah sekitar pukul 23.00 hingga pukul 05.00. Selama proses
pemijahan ikan lele kolam harus ditutup, untuk mencegah induk ikan loncat keluar kolam. Pada
pagi hari, biasanya proses pemijahan sudah selesai. Telur akan menempel pada kakaban. Telur
yang berhasil dibuahi berwarna transparan sedangkan yang gagal berwarna putih susu. 
Setelah proses pemijahan selesai, segera angkat induk dari kolam pemijahan ikan lele.
Hal ini untuk menghindari telur disantap oleh induk ikan, karena setelah memijah induk ikan
betina akan merasa lapar. Selanjutnya telur yang telah dibuahi ditetaskan. Penetasan bisa
dilakukan di kolam pemijahan ataupun di tempat lain seperti akuarium, fiberglass atau kolam
terpal. Selama proses penetasan suplai oksigen (aerasi) harus dipertahankan dan suhu distabilkan
pada kisaran 28-29oC. 
Telur yang telah dibuahi akan menetas dalam 24 jam menjadi larva. Setelah itu segera
pisahkan telur yang gagal atau larva yang mati untuk mencegah tumbuhnya jamur. Larva yang
menetas akan bertahan tanpa pemberian makanan tambahan selama 3-4 hari. Selanjutnya
lakukan proses pemesaran larva. 
14
4.4. Penetasan telur

Telur ikan adalah sel gamet betina yang akan menjadi individu baru setelah sel tersebut di
aktifkan oleh spermatozoa. Spermatozoa akan membuahi telur melalui lubang kecil yang terbuka
pada kulit telur (lubang mikrofil). Mikropil akan terbuka setelah ada kontak dengan air selama
kurang lebih satu menit, leb

benih dari satu menit lubang mikropil akan kembali menutup. Jika selama lubang mikropil
terbuka dan tidak ada sperma yang membuahi, maka telur tidak akan terbuahi dan menjadi mati.

Pemindahan induk tujuannya untuk mengembalikan kondisi induk dan agar tidak rusak
atau dimakan oleh induk,
 Berat awal induk sebelum dipijahkan 2,25 kg
 Berat induk setelah dipijahkan 2,1 kg
 Yang akan menghasilkan berat gonadnya 0,15
 Jumlah telur per gram 50.000 butir
4.5. Perawatan larva / benih

 Prosedur kerja :
 Siapkan alat dan bahan
 Siapkan bak penetasan
 Cek kualitas air
 Beri pakan secukupnya
 Larva pada saat umur 1-4 hari larva masih menggunakan kuning telur
 Larva pada umur 4-15 hari di beri pakan cacing sutra ( tubifex ) yang sudah di haluskan.
 Larva umur 15 - 25 hari di beri pakan cacing sutra ( tubifex ) secara utuh.

15
Gambar 7. Perawatan larva

4.6 penetasan artemia untuk pakan larva / benih

Prosedur yang harus dilakukan dalam menetaskan kista artemia dengan metode dekapsulasi
adalah:

1. Ambil kista artemia sejumlah yang telah ditntukan dan harus diketahui
bobotnya,kemudian kista tersebut dimasukkan kedalam wadah yang berbentuk
kerucut dan dilakukan hidrasi selama 1-2 jam dengan menggunakan air tawar atau
air laut dengan slinitas maksium 35 permil serta diberi aerasi dari dasar wadah
2. Dilakukan pnghentian aerasi sebelum kista tersebut disaring dengan
menggunakan saringan kasa yang berdiameter 120 mikro meter, kemudian kista
tersebut di cuci dengan air bersih
3. Lakuakan hipoklorit yaitu larutan yang menggandung HCIO disiapakan yang
akan digunakan untuk melakukan proses penghilangan lapisan luar kista. Larutan
hipoklorit yang digunakan dapat diperoleh dari dua macam senyawa yang banyak
dijual di pasar yaitu natrium hipoklorit (Na O CI ) dengan dosis 10 cc Na O CI
untuk satu gram kista dan kalsium hipoklorit (Ca ( OCI))2 dengan dosis 0,67
gram untuk satu gram kista . dari kedua senyawa larutan Hipoklorit ini. Kalsium
hipoklorit lebih muda didapat dan harganya relative lebih murah dari pada
natrium hipoklorit . dalam dunia perdagangan dan Bahasa sehari – hari kalsium.
4. Hipoklorit dikenal sebagai kaporit ( berupa bubuk), sedangkan natrium hipoklorit
dujual berupa cairan dan dikenal sebagai klorin.
16
5. Kista yang telah disaring dengan saringan kasa dimasukkan kedalam media arutan
hipoklorit dan diaduk secara manual serta diaerasi secara kuat-kuat, suhu
dipertahankan dibawah 40℃ .
6. Proses penghilangan lapisan luar kista dilakukan selama 5-15 menit yang ditandai
dengan terjadinya perubahan warna kista dari coklat gelap menjadi abu-abu
kemudian orange.
7. Kista disaring dengan menggunakan saring dengan menggunakan saringan 120
mikro meter dan dilakukan pencucian kista dengan menggunakan air laut secara
berulang –ulang samapai bau klorin itu hilang
8. Kista artemia tersebut dicelupkan kedalam larutan HCI 0,1 N sebanyak dua kali
dan dicuci dengan air bersih dan siap untuk ditetaskan dengan menggunakan
larutan penetas.
9. Proses penetasan yang dilakukan sama dengan proses penetasan tanpa
dekapsulasi.

4.7 Anggaran Biaya

4.7.1 Harga Barang

No Nama Bahan Spesifikasi Volume Harga


Satuan Berat Satuan Jumlah
1. Induk Siap Matang Gonad 1 Pasang 2.000 75.000 150.000
Pijah
2. Artemia Cysty Gram 5 14.500 72.500
3. Garam Krosok Gram 1.000 5.000 5.000
4. Pakan Buatan Powder Gram 3.000 25.000 75.000
Jumlah 302.500

4.7.2 Biaya Produksi

Pembelian bahan = Rp. 302.500,-

Upah tenaga kerja (14 hari x Rp. 35.000) = Rp. 490.000,-

Biaya listrik dan lain-lain = Rp. 80.000 ,-+

Jumlah = Rp. 872.500

17
4.7.3. Hasil Penjualan

Benih ukuran 8-9 cm= Rp. 390/ekor x 80.000= Rp. 31.200.000,-

4.7.4. Keuntungan

= Pendapatan – Biaya

= Rp. 31.200.000 – Rp. 872.500,-

= Rp. 30.327.500,-

4.7.5. B/C Ratio = Pendapatan/Pengeluaran

= Rp. 31.200.000/Rp. 872.500,-

= 35,75

4.7.6 BEP Harga= Total Biaya/Total Produksi

= Rp. 872.500/80.000 ekor

=Rp. 10,906,-

4.7.7 BEP Produksi= Total Biaya/Harga Jual

= Rp. 872.500/Rp. 390,-

= Rp. 2.237,-

18
4.7.8 Jadwal Kegiatan

No Kegiatan Januari Februari Maret April


1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Verivikasi awal
penyusunan
proposal

2. Verifikasi akhir
penyusunan
proposal

3. Persiapan alat
dan bahan

4. Pelaksanaan
ujian praktek
kejuruan

5 Uji kulminasi
(Presentasi)

6 Pengumpulan
laporan UKK

7 Ujian teori
kejuruan

19
BAB V
KESIMPULAN

5.1.Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat di ambil dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan yang di
lakukan antara lain:
1) Metode pemijahan yang di lakukan di SMK Perikanan Nusantara Demak adalah
dengan pemijahan semi buatan.
2) Permasalahan yang kerap muncul dalam kegiatan pembenihan lele sangkuriang di
SMKPerikanan Nusantara Demak adalah suhu yang paling rendah sehingga perlu
pengawasan yang lebih tinggi terhadap suhu air.
3) Faktor yang penting dalam kelangsungan budidaya adalah tersediannya benih yang
cukup dari segi kualitas dan kuantitasnya induk. Sedangkan ketersediaannya benih
yang memadahi di pengaruhi oleh kualitas induk,keadaan lingkungan yang cocok
sangat di pengaruhi oleh suhu,pakan yang cukup serta pengelolaan yang baik dan
terancam.
5.2. Saran
1) Pihak SMK Perikanan Nusantara Demak di harap mempertimbangkan
mempertimbangkan proses pemijahan alami.
2) Pihak SMK Peikanan Nusantara Demak juga di harapkan dapat melengkapi
kekurangan sarana dan prasarana yang di butuhkan uantuk menunjang proses praktek
taruna ataupun taruni saat berlangsung.
3) Pihak SMK Perikanan Nusantara Demak di harapkan dapat lebih meningkatkan proses
pemeliharaan serta pemberantasan hama maupun penyakit untuk dapat memperkecil
tingkat kematian benih.

20
DAFTAR PUSTAKA

1. Sunarma, A 2004 Peningkatan Produktivitas Usaha Lele (Clarias Sp) Bandung:


Departemen Kelautan dan Perikanan.
2. Subagjo, 2010. Kiat agribisnis Ikan Lele. Jakarta Penebar swadaya.
3. Santoso, 1994. Morfologi dan Sifat-sifat Ikan Lele. Jakarta. Penebar swadaya.
4. Nugroho, Estu. 2007. Kiat Agribisnis Ikan Lele. Jakarta. Penebar swadaya.
5. Santoso, 1987. Morfologi dan Sifat-sifat Ikan Lele. Jakara. Penebar swadaya.
6. Santoso, 2002. Budidaya Ikan Lele. www.bppp-tegal.com
7. Khariman, 2010. Kebiasaan Hidup Ikan Lele.
8. Anonim. Clarias batracus.20 Maret 2009. www.wikipedia.org
9. Anonim.Ikan Lele. 20 Maret 2000. www.wikipedia.org

www.academia.edu

10. Hossain et al, 2012. Pembenihan Lele Sangkuriang.

Pusat Penyusulan dan Perikanan, 2011.

21

Anda mungkin juga menyukai