Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Umum


Dalam rangka menyiapkan lulusan yang tangguh dalam menghadapi
perubahan sosial, budaya, dunia kerja, dan teknologi yang semakin berkembang
dengan pesat, kompetensi mahasiswa harus semakin diperkuat sesuai dengan
perkembangan yang ada. Diperlukan lulusan pendidikan tinggi bukan hanya
dengan dunia usaha dan dunia industri saja tetapi juga dengan masa depan yang
semakin cepat mengalami perubahan. Berdasarkan hal tersebut Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan telah memberlakukan kebijakan baru di bidang
pendidikan tinggi melalui program “Merdeka Belajar – Kampus Merdeka
(MBKM)” yang saat ini mulai diterapkan oleh perguruan tinggi.
Kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) sangat mendukung
untuk menambah wawasan serta ilmu pengetahuan dalam mengasah kepribadian
seorang mahasiswa. Dengan kegiatan ini mahasiswa mampu terjun langsung dan
berinteraksi dengan masyarakat lapangan tersebut.

1.2. Latar Belakang Tempat Magang


Di Kabupaten Tapanuli Tengah terdapat usaha budidaya ikan yang
bernama usaha Marbun Limbat tepatnya di Jln. Humala Tambunan, simpang
Tukka. Di usaha ini membudidayakan berbagai jenis ikan salah satunya ikan lele
sangkuriang (Clarias sp.). Usaha ini sudah berdiri sejak tahun 2001.

1.3. Analisis Situasi


Usaha Marbun Limbat berdiri sejak tahun 2001 yang berlokasi di Jln.
Humala Tambunan, simpang Tukka Kabupaten Tapanuli Tengah dan memiliki
luas lahan ± 100 m2. Modal yang digunakan berasal dari modal pribadi pemilik
usaha Marbun Limbat.

1
BAB II
KEGIATAN

2.1. Kegiatan Wawancara Dengan Pemilik Usaha Marbun Limbat


Pada hari Selasa 08 Februari 2022 mahasiswa Konversi Sekolah Tinggi
Perikanan Sibolga Angkatan 21 melakukan wawancara dengan pemilik usaha
Marbun Limbat sehingga mendapatakan gambaran tentang Budidaya Perikanan
yang benar.

Gambar 1. Wawancara dengan pemilik usaha marbun limbat

2.2. Kegiatan Pemberian Pakan


Pada hari Selasa 08 Februari 2022 mahasiswa Konversi Sekolah Tinggi
Perikanan Sibolga Angkatan 21 melakukan pemberian pakan ikan lele
sangkuriang (Clarias sp.).

Gambar 2. Pemberian pakan


2.3. Ucapan Terimakasih
Pada hari Selasa 08 Februari 2022 mahasiswa Konversi Sekolah Tinggi
Perikanan Sibolga Angkatan 21 mengucapkan terimakasih kepada Bapak Marbun
Limbat atas waktu dan juga pengetahuan yang telah diberikannya kepada kami.

2
BAB III
HASIL KEGIATAN

3.1. Klasifikasi Dan Morfologi Ikan Lele Sangkuring (Clarias sp.)


Sebagaimana halnya ikan lele, Lele Sangkuriang (Clarias sp.) memiliki
ciri-ciri identik dengan lele dumbo sehingga sulit untuk dibedakan. Secara umum,
ikan lele sangkuriang dikenal sebagai ikan berkumis atau catfish. Tubuh ikan lele
sangkuriang ini berlendir dan tidak bersisik serta memiliki mulut yang relatif lebar
yakni ¼ dari panjang total tubuhnya. Ciri khas dari lele sangkuriang adalah
adanya empat pasang sungut yang terletak di sekitar mulutnya. Keempat pasang
sungut tersebut terdiri dari dua pasang sungut maxiral/ rahang atas dan dua pasang
sungut mandibula/rahang bawah.

Gambar 3. Ikan lele sangkuriang (Clarias sp.)


Klasifikasi ikan lele sangkuriang (Clarias sp.) menurut Kordi (2010)
adalah sebagai berikut:
Phylum : Chordata
Kelas : Pisces
Subkelas : Teleostei
Ordo : Ostariophysi
Subordo : Siluroidae
Famili : Claridae
Genus : Clarias
Spesies : Clarias sp
Ikan Lele Sangkuriang (Clarias sp.) dilengkapi sirip tunggal dan sirip
berpasangan, sirip tunggal adalah sirip punggung dan sirip ekor. Sedangkan sirip

3
berpasangan adalah sirip perut dan sirip dada. Sirip dada yang keras disebut patil
(Khairuman dan Amri, 2009). Menurut Djoko (2006) ikan lele sangkuriang
mempunyai bentuk badan yang berbeda dengan jenis ikan lainya. Seperti ikan
mas, gurami dan tawes. Alat pernafasan lele sangkuriang berupa insang yang
berukuran kecil sehingga lele sangkuriang sering mengalami kesulitan dalam
memenuhi kebutuhan oksigen. Ikan lele sangkuriang mengalami kesulitan dan
memenuhi kebutuhan oksigen, akibatnya lele sangkuriang sering mengambil
oksigen dengan muncul ke permukaan. Alat pernafasan tambahan terletak di
rongga insang bagian atas, alat berwarna kemerahan penuh kapiler darah dan
mempunyai tujuk pohon rimbun yang biasa disebut “arborescent organ”.

3.2. Habitat Ikan Lele Sangkuriang (Clarias sp)


Habitat atau lingkungan hidup lele sangkuriang adalah air tawar, meskipun
air yang terbaik untuk memelihara lele sangkuriang adalah air sungai, air saluran
irigasi, air tanah dari mata air, maupun air sumur, tetapi lele sangkuriang relatif
tahan terhadap kondisi air yang menurut ukuran kehidupan ikan dinilai kurang
baik. Ikan lele sangkuriang juga dapat hidup dengan padat penebaran tinggi
maupun dalam kolam yang kadar oksigennya rendah, karena ikan lele sangkuriang
mempunyai alat pernapasan tambahan yang disebut arborescent organ yang
memungkinkan lele sangkuriang mengambil oksigen langsung dari udara untuk
pernapasan (Himawan, 2008).
Menurut Djoko (2006), faktor-faktor yang berhubungan dengan
lingkungan hidup ikan senantiasa harus dijaga dan diperhatikan. Faktor-faktor
tersebut antara lain adalah suhu berkisar antara 24°C – 30ºC, pH 6,5 – 7,5,
oksigen terlarut 5–6 mg/l. Dengan kondisi perairan tersebut di atas ikan lele dapat
hidup dengan baik mengenai kepesatan tubuhnya maupun kemampuan dalam
menghasilkan benih ikan. pertumbuhan adalah penambahan ukuran panjang atau
bobot ikan dalam kurun waktu tertentu yang dipengaruhi oleh pakan yang
tersedia, jumlah ikan, suhu, umur dan ukuran ikan. Faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan yaitu tingkat kelangsungan hidup ikan dipengaruhi oleh manejemen
budidaya yang baik antara lain padat tebar, kualitas pakan, kualitas air, parasit
atau penyakit (Irawati, 2012).

4
3.3. Pakan dan Kebiasaan Makan Ikan Lele Sangkuriang (Clarias sp)
Menurut Suyanto (2006), ikan lele digolongkan sebagai ikan carnivora.
Pakan alami yang baik untuk benih ikan lele adalah jenis zooplankton seperti
Moina sp., Dapnia sp., cacing-cacing, larva (jentik-jentik serangga), siput-siput
kecil dan sebagainya. Pakan alami biasanya digunakan untuk pemberian pakan
lele pada fase larva sampai benih. Selain pakan alami, lele juga memerlukan
pakan tambahan untuk pertumbuhan dan mempercepat kematangan gonad. Jenis
pakan tambahannya harus banyak mengandung protein hewani yang mudah
dicerna. Pakan tambahan tersebut harus dapat mempercepat pertumbuhan
sehingga produksi yang diharapkan dapat tercapai. Pakan tambahan yang
digunakan dapat berupa pelet komersial yang mengandung protein di atas 20%
(Prihartono et al., 2013).
Ikan lele biasanya mencari makanan di dasar kolam (Suyanto, 2006).
Peningkatan nafsu makan ikan lele sangkuriang seiring dengan peningkatan suhu
air dan kebiasaan hidupnya. Ikan lele sangkuriang lebih banyak beraktivitas pada
malam hari atau sering disebut nokturnal terutama dalam hal mencari makan.
Namun, karena sudah menjadi kebiasaan, maka tidak jarang lele sangkuriang yang
beraktivitas pada siang hari. Oleh karena itu, pemberian pakan sebaiknya
dilakukan antara 2-3 kali sehari, yaitu pada pagi sekitar puku 09.00 WIB, sore
menjelang malam sekitar pukul 17.00-18.00 WIB dan malam sekitar pukul 20.00-
22.00 WIB (Prihartono et al., 2013).

Gambar 4. Pemberian pakan ikan lele sangkuriang (Clarias sp.)

3.4. Jenis-Jenis Kolam

5
3.4.1. Kolam Tradisional/ekstensif
Kolam tradisional/ekstesif adalah kolam yang digunakan adalah kolam
tanah yaitu kolam yang keseluruhan bagiannya terbuat dari tanah keuntungan
kolam jenis ini adalah ikan bisa mendapatkan pakan alami dari tanah.

3.4.2. Kolam Semi intensif


Kolam semi intesif adalah kolam yang  yang bagian dinding dan
pematangnya terbuat dari tembok biasanya tembok beton dan bata, sedangkan
dasar kolamnya terbuat dari tanah, untuk kolam jenis ini pakan ikan berasal dari
pakan alami dan buatan.

3.4.3. Kolam Intensif


Kolam intensif adalah kolam yang keseluruhan bagiannya terbuat dari
tembok beton mulai dari pembatas kolam hingga dasar kolam semua berasal dari
tembok beton, hal ini biasanya bertujuan untuk menghindari kebocoran air kolam.
Untuk kolam jenis ini pakan ikan keseluruhan adalah pakan buatan.

Di tempat usaha marbun limbat wadah budidaya yang diguakan yaitu


kolam beton (intensif). Kelebihan kolam ini yaitu:
1) Sistem sirkulasi pengairan kolam bisa dibuat semaksimal mungkin, baik untuk
keperluan pengeringan ataupun perawatan.
2) Daya tahannya lebih lama, tidak mudah rusak, dan tidak gampang terkikis atau
mengalami kebocoran.
3) Perawatannya lebih mudah dan biaya yang diperlukan pun lebih murah.
4) Bentuknya bisa dibuat sedemikian rupa dengan tingkat ketebalan dinding yang
relatif tipis untuk mengoptimalkan ketersediaan lahan.
5) Ketinggian kolam bisa dibangun di atas ketinggian rata-rata permukaan air
tanah.
6) Spesifikasi kolam dapat dibuat sedetail mungkin.
7) Proses pengeringannya lebih cepat berkisar antara 1-2 hari.
8) Potensi predator bersarang di dalam kolam bisa dicegah.
Sedangkan kelemahan-kelemahannya yaitu :

6
1) Kondisi kolam yang tidak alami memaksa kontrol pH dan suhu air harus
dilakukan secara rutin.
2) Pertumbuhan pakan alami ikan seperti plankton dan hewan renik tidak bisa
maksimal.
3) Biaya pembangunannya lebih mahal dibandingkan dengan jenis kolam-kolam
yang lain.
4) Dibutuhkan adaptasi yang tinggi oleh ikan agar dapat bertahan hidup di
lingkungan kolam.
5) Pertumbuhan ikan yang dibudidayakan di dalamnya lebih lambat karena
potensi tingkat stresnya lebih tinggi.

Gambar 5. Kolam intensif


3.5. Ciri-Ciri Bibit Unggul Ikan Lele Sangkuriang
 Bibit berasal dari budidaya benih ikan lele
 Gerakannya lincah
 Fisik harus sempurna
 Ukuran bibit harus seragam
 Bibit dalam kondisi sehat
 Perhatikan riwayat induknya

Gambar 6. Bibit ikan lele sangkuriang (Clarias sp.)


3.6. Kebutuhan Nutrisi Ikan Lele Sangkuriang (Clarias sp)

7
Pada dasarnya kebutuhan gizi ikan sangat tergantung pada jenis serta
tingkat stadiannya. Ikan pada stadia benih umumnya memerlukan komposisi
pakan dengan kandungan protein lebih tinggi dibandingkan dengan stadia lanjut
berusia dewasa karena pada tingkat stadia benih zat makanan tersebut difungsikan
untuk mempertahankan hidup dan juga untuk pertumbuhannya.
Protein merupakan sumber energi utama yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan ikan lele. Kebutuhan terhadap protein dipengaruhi oleh suhu air,
ukuran tubuh, kepadatan, serta tingkat oksigen. Ikan omnivora dan herbivora
membutuhkan protein yang cukup tinggi untuk meningkatkan pertumbuhan.
Lemak merupakan bahan cadangan energi yang pertama bagi ikan. Lemak
digunakan ikan saat kekurangan makanan. Karbohidrat adalah komponen
pembentuk energi yang sederhana karena tersusun dari tiga unsur yaitu karbon
(C), hydrogen (H), dan oksigen (O). Karbohidrat tidak terlalu penting bagi
pertumbuhan ikan, karena pada sistem pencernaan ikan tidak memiliki enzim
yang mampu mencerna karbohidrat dengan sempurna. Namun karbohidrat
berperan dalam proses pembentukan asam amino non-esensial dan asam nukleat.
Daya cerna ikan terhadap karbohidrat sangat rendah dan ini tergantung jenis
ikannya.
Nutrisi Kebutuhan (%)
Protein 20 – 60
Karbohidrat 50
Lemak 4 – 18
Serat kasar 10-15
Kadar air < 14
Tabel 1. Kebutuhan Nutrisi Ikan Lele Sangkuriang

3.7. Pemanenan dan Pascapanen


3.7.1. Pemanenan
Pemanenan adalah proses pengambilan ikan yang sudah dewasa, yang
sudah siap diolah atau dijual. Pemanenan hasil budidaya ikan baik pada
pembenihan maupun pembesaran pada prinsipnya hampir sama, tetapi khusus
untuk pembenihan harus dilakukan dengan cara ekstra hati-hati karena ikan

8
berukurannya masih kecil. Pada pemanenan hal yang harus diperhatikan adalah :
1. Cara Panen
Cara panen adalah proses pengambilan ikan, baik keseluruhan dan
sebagian dari kolam dipindah ketempat lain untuk siap dipasarkan. Cara panen
prinsip semua ikan hampir sama yakni dengan mengeluarkan air dari kolam ikan
dan setelah air berkurang ikan baru ditangkap. Panen keseluruhan adalah setelah
air dikeluarkan dari kolam, semua ikan ditangkap atau di panen. Untuk
menghindari jumlah ikan yang mati atau mengalami kerusakan fisik, proses
pemanenan harus dilakukan secara hati-hati. Ikan yang mengalami kerusakan
dapat memperlemah kondisi tubuh ikan tersebut sehingga sangat berpengaruh
terhadap daya hidupnya ikan tersebut.

2. Waktu Panen
Kegiatan pemanenan sebaik dilakukan ketika suhu tidak tinggi atau sinar
matahari sedang teduh, biasanya itu yang tepat adalah pagi hari (05.00 - 08.00)
dan sore hari (15.00 - 18.00). Pelaku usaha budidaya ikan atau udang dan petani
ikan untuk melakukan panen memilih serta memperkirakan sendiri yang terbaik.
Pemanenan jangan sampai dilakukan saat terik matahari akan menyebabkan ikan
kondisinya melemah atau mati. Ikan yang kepanasan, metabolisme tubuhnya akan
terpacu sehingga kebutuhan oksigen menjadi tinggi. Bila oksigen yang dibutuhkan
ikan dalam jumlah terbatas akan menyebabkan strees dan lemah.

3. Umur panen
Umur ikan pada waktu dipanen tergantung keinginan yang
membudidayakan. Biasanya pembudidaya memanen ikan setelah memperhatikan
permintaan pasar.

3.7.2. Pascapanen
Setelah selesai melalui proses pemanenan langkah selanjutnya yang
dilakukan adalah penanganan pascapanen terhadap ikan kosumsi yang dihasilkan.
Penanganan pascapanen merupakan penanganan ikan setelah diambil dari media
hidupnya mulai dari pengemasan hingga pengirimannya. Dua penanganan

9
pascapanen ikan yang dilakukan yakni untuk ikan dalam kondisi mati dan ikan
dalam kondisi hidup. Penanganan pada kondisi ikan mati harus dapat
mempertahankan mutu kesegarannya supaya ikan tidak rusak atau menurun
mutunya. Hal yang perlu diperhatikan untuk mempertahankan kesegaran antara
lain :
1. Penangkapan harus dilakukan hati-hati agar ikan tidak luka.
2. Sebelum dikemas, ikan harus dicuci agar bersih dari lender.
3. Wadah pengangkut harus bersih dan tertutup.

Pengemasan
Pengemasan adalah suatu cara untuk membuat ikan dalam kondisi
nyaman, tidak rusak, mudah, praktis dan tidak mengganggu kondisi sekitarnya,
yakni selama pengangkutan atau pengiriman. Kegiatan pengamasan harus
dilakukan hati-hati terutama untuk mengangkut ikan dalam kondisi hidup karena
ikan ini harus mampu hidup dan kondisi fisiknya bagus sampai ke pembeli. Pada
proses pengemasan ikan hidup memerlukan keahlian dan perhitungan yang
matang, terutama pada pengamasan ikan hidup dengan sistem tertutup. Cara
pengamasan ikan hidup mempunyai dua cara yakni sistem terbuka dan sistem
tertutup.

Sistem terbuka
Sistem terbuka yaitu ikan yang diangkut dengan wadah atau tempat yang
media airnya masih berhubungan dengan udara bebas. Pengangkutan sistem ini
biasanya digunakan untuk jarak dekat dan membutuhkan waktu tidak lama. Pada
sistem pengamasan ini mempunyai kelebihan dan kelemahan.
Kelebihan; difusi oksigen melalui udara ke media air masih dapat berlangsung
dapat dilakukan penambahan oksigen melalui aerator, dapat dilakukan pengantian
air sebagian selama di perjalanan. Kelemahan; Guncangan air yang terlalu keras
selama diperjalanan dapat membahayakan ikan.

Sistem Tetutup

10
Sistem tertutup yaitu pengemasan ikan hidup yang dilakukan mengunakan
wadah tertutup, udara dari luar tidak bisa masuk kedalam media tersebut.
Pengemasan dengan cara ini dapat dilakukan pada jarak yang jauh. Pada sistem
pengemasan tertutup harus cermat dalam perhitungan kebutuhan oksigen dengan
lama waktu perjalanan, dan juga penambahan bahan dalam media sistem ini juga
diperhatikan. Penambahan bahan pada media pengemasan tergantung pada jenis
ikan tertentu yang akan dikemas. Pada sistem ini juga mempunyai kelemahan dan
kelebihan. Kelebihan; Media air tahan terhadap goncangan selama pengangkutan,
mudah penataan dalam pemanfaatan tempat selama pengangkutan. Kelemahan;
Media air tidak dapat bersentuhan dengan udara luar secara langsung sehingga
tidak ada tambahan oksigen, tidak dapat dilakukan pengantian air.

Gambar 7. Lele konsummsi

11
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan diatas maka penulis dapat menyimpulkan
sebagai berikut:
1. Sekolah Tinggi Perikanan Sibolga (STPS) adalah salah satu Perguruan Tinggi
Swasta di Sibolga yang telah menerapkan kurikulum Merdeka Belajar Kampus
Merdeka (MBKM). Program MBKM yang telah dilaksanakan sudah
berlangsung selama dua periode pada tahun 2020 hingga tahun 2021.
2. Sebagaimana halnya ikan lele, Lele Sangkuriang (Clarias sp) memiliki ciri-ciri
identik dengan lele dumbo sehingga sulit untuk dibedakan. Secara umum, ikan
lele sangkuriang dikenal sebagai ikan berkumis atau catfish.
3. Jenis-jenis kolam budidaya ikan lele sangkuriang (Clarias sp.) yaitu, kolam
tradisional/ekstensif, kolam semi intensif, kolam intensif.
4. Ciri-ciri bibit unggul ikan lele sangkuriang
 Bibit berasal dari budidaya benih ikan lele
 Gerakannya lincah
 Fisik harus sempurna
 Ukuran bibit harus seragam
 Bibit dalam kondisi sehat
 Perhatikan riwayat induknya
 Kebutuhan nutrisi ikan lele sangkuriang (Clarias sp) yaitu, Protein 20 – 60
%, Karbohidrat 50 %, Lemak 4 – 18 %, Serat kasar 10-15 %, Kadar air <
14 %.

4.2. Saran
Dalam melakukan usaha budidaya ikan lele sangkuriang (Clarias sp.) kita
harus benar-benar memiliki niat dan pengetahuan serta pengalaman dalam
memilih bibit unggul dan menentukan lokasi budidaya yang strategis.

12
DAFTAR PUSTAKA
Andrianto, T.T dan Indarto, N. 2005. Pedoman Praktis Budidaya Ikan Lele.
Yogyakarta.
Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi. 2007.
Lele Sangkuriang: Poster Tentang Pelepasan Varietas Ikan Lele Sebagai
Varietas Unggul Sukabumi: BBPBAT –Ditjen Perikanan Budidaya
Departemen Kelautan Dan Perikanan
Hernowo , dkk. 2002. Pembenihan dan Pembesaran Lele. Kanisius, Jakarta
Santoso, Heru. 2002. Pembenihan dan pembesaran lele .kanisius.jakarta
Suyanto, S.R.2002. Budidaya Ikan Lele. Penebar swadaya. Jakarta.100 hal.

13
CATATAN KEGIATAN

Tabel catatan kegiatan


Hari/Tanggal Deskripsi Kegiatan Dokumentasi Foto

Selasa, 08 Wawancara
Februari 2022

Selasa, 08
Februari 2022 Pemberian pakan

Ucapan
terimakasih dan
Selasa, 08
sekaligus foto
Februari 2022
bersama dengan
pemilik usaha
Marbun Limbat

14
PROFIL PENULIS

NAMA : SIMON PUTRA TELAUMBANUA


NMP : 21.02.020
SEMESTER : KONVERSI
PROGRAM STUDI : DUDIDAYA PERAIRAN (BDP)
NOMOR TELEPON : 0823-6440-2767
ALAMAT : Jln. Toto Harahap, Kel. Aek Muara Pinang
EMAIL : telaumbanuas8@gmail.com
AKUN MEDIA SOSIAL : Fb; SIMON PUTRA TELAUMBANUA
HOBBY : MAIN MUSIK

15

Anda mungkin juga menyukai