PENDAHULUAN
1
BAB II
KEGIATAN
2
BAB III
HASIL KEGIATAN
3
berpasangan adalah sirip perut dan sirip dada. Sirip dada yang keras disebut patil
(Khairuman dan Amri, 2009). Menurut Djoko (2006) ikan lele sangkuriang
mempunyai bentuk badan yang berbeda dengan jenis ikan lainya. Seperti ikan
mas, gurami dan tawes. Alat pernafasan lele sangkuriang berupa insang yang
berukuran kecil sehingga lele sangkuriang sering mengalami kesulitan dalam
memenuhi kebutuhan oksigen. Ikan lele sangkuriang mengalami kesulitan dan
memenuhi kebutuhan oksigen, akibatnya lele sangkuriang sering mengambil
oksigen dengan muncul ke permukaan. Alat pernafasan tambahan terletak di
rongga insang bagian atas, alat berwarna kemerahan penuh kapiler darah dan
mempunyai tujuk pohon rimbun yang biasa disebut “arborescent organ”.
4
3.3. Pakan dan Kebiasaan Makan Ikan Lele Sangkuriang (Clarias sp)
Menurut Suyanto (2006), ikan lele digolongkan sebagai ikan carnivora.
Pakan alami yang baik untuk benih ikan lele adalah jenis zooplankton seperti
Moina sp., Dapnia sp., cacing-cacing, larva (jentik-jentik serangga), siput-siput
kecil dan sebagainya. Pakan alami biasanya digunakan untuk pemberian pakan
lele pada fase larva sampai benih. Selain pakan alami, lele juga memerlukan
pakan tambahan untuk pertumbuhan dan mempercepat kematangan gonad. Jenis
pakan tambahannya harus banyak mengandung protein hewani yang mudah
dicerna. Pakan tambahan tersebut harus dapat mempercepat pertumbuhan
sehingga produksi yang diharapkan dapat tercapai. Pakan tambahan yang
digunakan dapat berupa pelet komersial yang mengandung protein di atas 20%
(Prihartono et al., 2013).
Ikan lele biasanya mencari makanan di dasar kolam (Suyanto, 2006).
Peningkatan nafsu makan ikan lele sangkuriang seiring dengan peningkatan suhu
air dan kebiasaan hidupnya. Ikan lele sangkuriang lebih banyak beraktivitas pada
malam hari atau sering disebut nokturnal terutama dalam hal mencari makan.
Namun, karena sudah menjadi kebiasaan, maka tidak jarang lele sangkuriang yang
beraktivitas pada siang hari. Oleh karena itu, pemberian pakan sebaiknya
dilakukan antara 2-3 kali sehari, yaitu pada pagi sekitar puku 09.00 WIB, sore
menjelang malam sekitar pukul 17.00-18.00 WIB dan malam sekitar pukul 20.00-
22.00 WIB (Prihartono et al., 2013).
5
3.4.1. Kolam Tradisional/ekstensif
Kolam tradisional/ekstesif adalah kolam yang digunakan adalah kolam
tanah yaitu kolam yang keseluruhan bagiannya terbuat dari tanah keuntungan
kolam jenis ini adalah ikan bisa mendapatkan pakan alami dari tanah.
6
1) Kondisi kolam yang tidak alami memaksa kontrol pH dan suhu air harus
dilakukan secara rutin.
2) Pertumbuhan pakan alami ikan seperti plankton dan hewan renik tidak bisa
maksimal.
3) Biaya pembangunannya lebih mahal dibandingkan dengan jenis kolam-kolam
yang lain.
4) Dibutuhkan adaptasi yang tinggi oleh ikan agar dapat bertahan hidup di
lingkungan kolam.
5) Pertumbuhan ikan yang dibudidayakan di dalamnya lebih lambat karena
potensi tingkat stresnya lebih tinggi.
7
Pada dasarnya kebutuhan gizi ikan sangat tergantung pada jenis serta
tingkat stadiannya. Ikan pada stadia benih umumnya memerlukan komposisi
pakan dengan kandungan protein lebih tinggi dibandingkan dengan stadia lanjut
berusia dewasa karena pada tingkat stadia benih zat makanan tersebut difungsikan
untuk mempertahankan hidup dan juga untuk pertumbuhannya.
Protein merupakan sumber energi utama yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan ikan lele. Kebutuhan terhadap protein dipengaruhi oleh suhu air,
ukuran tubuh, kepadatan, serta tingkat oksigen. Ikan omnivora dan herbivora
membutuhkan protein yang cukup tinggi untuk meningkatkan pertumbuhan.
Lemak merupakan bahan cadangan energi yang pertama bagi ikan. Lemak
digunakan ikan saat kekurangan makanan. Karbohidrat adalah komponen
pembentuk energi yang sederhana karena tersusun dari tiga unsur yaitu karbon
(C), hydrogen (H), dan oksigen (O). Karbohidrat tidak terlalu penting bagi
pertumbuhan ikan, karena pada sistem pencernaan ikan tidak memiliki enzim
yang mampu mencerna karbohidrat dengan sempurna. Namun karbohidrat
berperan dalam proses pembentukan asam amino non-esensial dan asam nukleat.
Daya cerna ikan terhadap karbohidrat sangat rendah dan ini tergantung jenis
ikannya.
Nutrisi Kebutuhan (%)
Protein 20 – 60
Karbohidrat 50
Lemak 4 – 18
Serat kasar 10-15
Kadar air < 14
Tabel 1. Kebutuhan Nutrisi Ikan Lele Sangkuriang
8
berukurannya masih kecil. Pada pemanenan hal yang harus diperhatikan adalah :
1. Cara Panen
Cara panen adalah proses pengambilan ikan, baik keseluruhan dan
sebagian dari kolam dipindah ketempat lain untuk siap dipasarkan. Cara panen
prinsip semua ikan hampir sama yakni dengan mengeluarkan air dari kolam ikan
dan setelah air berkurang ikan baru ditangkap. Panen keseluruhan adalah setelah
air dikeluarkan dari kolam, semua ikan ditangkap atau di panen. Untuk
menghindari jumlah ikan yang mati atau mengalami kerusakan fisik, proses
pemanenan harus dilakukan secara hati-hati. Ikan yang mengalami kerusakan
dapat memperlemah kondisi tubuh ikan tersebut sehingga sangat berpengaruh
terhadap daya hidupnya ikan tersebut.
2. Waktu Panen
Kegiatan pemanenan sebaik dilakukan ketika suhu tidak tinggi atau sinar
matahari sedang teduh, biasanya itu yang tepat adalah pagi hari (05.00 - 08.00)
dan sore hari (15.00 - 18.00). Pelaku usaha budidaya ikan atau udang dan petani
ikan untuk melakukan panen memilih serta memperkirakan sendiri yang terbaik.
Pemanenan jangan sampai dilakukan saat terik matahari akan menyebabkan ikan
kondisinya melemah atau mati. Ikan yang kepanasan, metabolisme tubuhnya akan
terpacu sehingga kebutuhan oksigen menjadi tinggi. Bila oksigen yang dibutuhkan
ikan dalam jumlah terbatas akan menyebabkan strees dan lemah.
3. Umur panen
Umur ikan pada waktu dipanen tergantung keinginan yang
membudidayakan. Biasanya pembudidaya memanen ikan setelah memperhatikan
permintaan pasar.
3.7.2. Pascapanen
Setelah selesai melalui proses pemanenan langkah selanjutnya yang
dilakukan adalah penanganan pascapanen terhadap ikan kosumsi yang dihasilkan.
Penanganan pascapanen merupakan penanganan ikan setelah diambil dari media
hidupnya mulai dari pengemasan hingga pengirimannya. Dua penanganan
9
pascapanen ikan yang dilakukan yakni untuk ikan dalam kondisi mati dan ikan
dalam kondisi hidup. Penanganan pada kondisi ikan mati harus dapat
mempertahankan mutu kesegarannya supaya ikan tidak rusak atau menurun
mutunya. Hal yang perlu diperhatikan untuk mempertahankan kesegaran antara
lain :
1. Penangkapan harus dilakukan hati-hati agar ikan tidak luka.
2. Sebelum dikemas, ikan harus dicuci agar bersih dari lender.
3. Wadah pengangkut harus bersih dan tertutup.
Pengemasan
Pengemasan adalah suatu cara untuk membuat ikan dalam kondisi
nyaman, tidak rusak, mudah, praktis dan tidak mengganggu kondisi sekitarnya,
yakni selama pengangkutan atau pengiriman. Kegiatan pengamasan harus
dilakukan hati-hati terutama untuk mengangkut ikan dalam kondisi hidup karena
ikan ini harus mampu hidup dan kondisi fisiknya bagus sampai ke pembeli. Pada
proses pengemasan ikan hidup memerlukan keahlian dan perhitungan yang
matang, terutama pada pengamasan ikan hidup dengan sistem tertutup. Cara
pengamasan ikan hidup mempunyai dua cara yakni sistem terbuka dan sistem
tertutup.
Sistem terbuka
Sistem terbuka yaitu ikan yang diangkut dengan wadah atau tempat yang
media airnya masih berhubungan dengan udara bebas. Pengangkutan sistem ini
biasanya digunakan untuk jarak dekat dan membutuhkan waktu tidak lama. Pada
sistem pengamasan ini mempunyai kelebihan dan kelemahan.
Kelebihan; difusi oksigen melalui udara ke media air masih dapat berlangsung
dapat dilakukan penambahan oksigen melalui aerator, dapat dilakukan pengantian
air sebagian selama di perjalanan. Kelemahan; Guncangan air yang terlalu keras
selama diperjalanan dapat membahayakan ikan.
Sistem Tetutup
10
Sistem tertutup yaitu pengemasan ikan hidup yang dilakukan mengunakan
wadah tertutup, udara dari luar tidak bisa masuk kedalam media tersebut.
Pengemasan dengan cara ini dapat dilakukan pada jarak yang jauh. Pada sistem
pengemasan tertutup harus cermat dalam perhitungan kebutuhan oksigen dengan
lama waktu perjalanan, dan juga penambahan bahan dalam media sistem ini juga
diperhatikan. Penambahan bahan pada media pengemasan tergantung pada jenis
ikan tertentu yang akan dikemas. Pada sistem ini juga mempunyai kelemahan dan
kelebihan. Kelebihan; Media air tahan terhadap goncangan selama pengangkutan,
mudah penataan dalam pemanfaatan tempat selama pengangkutan. Kelemahan;
Media air tidak dapat bersentuhan dengan udara luar secara langsung sehingga
tidak ada tambahan oksigen, tidak dapat dilakukan pengantian air.
11
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan diatas maka penulis dapat menyimpulkan
sebagai berikut:
1. Sekolah Tinggi Perikanan Sibolga (STPS) adalah salah satu Perguruan Tinggi
Swasta di Sibolga yang telah menerapkan kurikulum Merdeka Belajar Kampus
Merdeka (MBKM). Program MBKM yang telah dilaksanakan sudah
berlangsung selama dua periode pada tahun 2020 hingga tahun 2021.
2. Sebagaimana halnya ikan lele, Lele Sangkuriang (Clarias sp) memiliki ciri-ciri
identik dengan lele dumbo sehingga sulit untuk dibedakan. Secara umum, ikan
lele sangkuriang dikenal sebagai ikan berkumis atau catfish.
3. Jenis-jenis kolam budidaya ikan lele sangkuriang (Clarias sp.) yaitu, kolam
tradisional/ekstensif, kolam semi intensif, kolam intensif.
4. Ciri-ciri bibit unggul ikan lele sangkuriang
Bibit berasal dari budidaya benih ikan lele
Gerakannya lincah
Fisik harus sempurna
Ukuran bibit harus seragam
Bibit dalam kondisi sehat
Perhatikan riwayat induknya
Kebutuhan nutrisi ikan lele sangkuriang (Clarias sp) yaitu, Protein 20 – 60
%, Karbohidrat 50 %, Lemak 4 – 18 %, Serat kasar 10-15 %, Kadar air <
14 %.
4.2. Saran
Dalam melakukan usaha budidaya ikan lele sangkuriang (Clarias sp.) kita
harus benar-benar memiliki niat dan pengetahuan serta pengalaman dalam
memilih bibit unggul dan menentukan lokasi budidaya yang strategis.
12
DAFTAR PUSTAKA
Andrianto, T.T dan Indarto, N. 2005. Pedoman Praktis Budidaya Ikan Lele.
Yogyakarta.
Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi. 2007.
Lele Sangkuriang: Poster Tentang Pelepasan Varietas Ikan Lele Sebagai
Varietas Unggul Sukabumi: BBPBAT –Ditjen Perikanan Budidaya
Departemen Kelautan Dan Perikanan
Hernowo , dkk. 2002. Pembenihan dan Pembesaran Lele. Kanisius, Jakarta
Santoso, Heru. 2002. Pembenihan dan pembesaran lele .kanisius.jakarta
Suyanto, S.R.2002. Budidaya Ikan Lele. Penebar swadaya. Jakarta.100 hal.
13
CATATAN KEGIATAN
Selasa, 08 Wawancara
Februari 2022
Selasa, 08
Februari 2022 Pemberian pakan
Ucapan
terimakasih dan
Selasa, 08
sekaligus foto
Februari 2022
bersama dengan
pemilik usaha
Marbun Limbat
14
PROFIL PENULIS
15