PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Ikan air tawar merupakan ikan yang dalam hal ini menghabiskan
sebagian atau seluruh hidupnya di air tawar, misalnya sungai dan danau,
yang dengan salinitas kurang dari 0,05%. Dalam banyak hal, lingkungan air
tawar berbeda dengan lingkungan perairan laut dan yang paling
membedakan ialah dari tingkat salinitasnya. Untuk dapat bertahan di air
tawar, ikan membutuhkan adaptasi fisiologis yang bertujuan untuk menjaga
keseimbangan konsentrasi ion dalam tubuh. 41% dari seluruh spesies ikan
diketahui berada di air tawar, hal ini karena spesiasi yang cepat yang
menjadikan habitat yang terpencar menjadi mungkin untuk ditinggali.
Ikan yang akan di bahas pada laporan ini ialah Ikan Nila, Ikan
Gurame, Ikan Patin, Ikan Sapu-sapu, dan Ikan Koi.
Ikan nila memiliki ciri khas sendiri, berupa garis vertikal di bagian ekor
sebanyak enam hingga delapan buah. Garis-gari vertikal ini juga terdapat di sirip
dubur dan sirip punggung, dan garis inilah yang membedakan antara ikan nila
(Oreochromis niloticus) dengan ikan mujahir (Oreochromis mossambicus).
Ikan gurami memiliki bentuk tubuh dan badan memanjang mecapai 65 cm,
tinggi dan pipih kesamping. Memiliki ukuran mulut relatif kecil, miring dan
mempunyai muncung. Ikan gurami juga memiliki garis lateral tunggal, tidak
terputus dan lengkap. Serta memiliki sisik yang sangat licin dan kasar serta
berbentuk stenoid ( bulat ).
Ikan gurami juga memiliki gigi rahang di bawah, mempunyai ekor dengan
ciri khas seperti bulan yang berwarna hitam atau gelap. Selain itu, ekor pada ikan
ini juga mempunyai sirip ekor yang membulat serta di lengkapi juga sepasang
sirip yang tampak bagus.
Ikan patin merupakan salah satu jenis ikan yang sudah didomestikasikan
sejak lama, ikan patin ini sangat banyak yang menyukainya dan juga sangat
populer di kalangan masyarakat Indonesia. Ikan patin ini sangat banyak di
budidayakan dan di ternakan para petani. Selain itu, ikan patin ini juga memiliki
nilai ekonomis yang sangat tinggi sehingga pengembangan semakin luas
diberbagai daerah dan juga wilayah.
Ikan patin ini memiliki bentuk memanjang, berwarna putih perak dengan
punggung bewarna kebiruan, ikan patin ini tidak memiliki sisik, dan memiliki
kepala relatif jauh lebih kecil dibanding dengan bentuk tubuhnya. Selain itu, ikan
patin ini juga dimanfaatkan dan digunakan untuk menambah asupan nutrisi tubuh
dengan maksimal.
ALAT PERNAPASAN
Ikan sapu-sapu memiliki 2 alat pernafasan. Alat pernafasan yang pertama
adalah insang. Insang digunakan oleh ikan sapu-sapu saat berada di air yang
jernih. Alat pernafasan ikan sapu-sapu yang kedua adalah labirin. Labirin adalah
alat pernafasan binatang lumpur atau air yang keruh. Karena memiliki 2 alat
pernafasan, Ikan sapu-sapu dapat hidup di air dan di lumpur.
PAKAN
Makanan ikan sapu-sapu adalah mentimun. Selain mentimun, ikan sapu-
sapu juga memakan lendir-lendir hewan dan lumut. Ikan ini omnivora (pemakan
segala) tapi biasanya mencari sisa-sisa tumbuhan air di malam hari, Ikan ini
termasuk ikan Omnivora dan termasuk ikan yang pendamai dengan ikan lain,
kecuali common pleco yang dapat melukai ikan pendamai yang lainnya.
Ikan koi juga memiliki bentuk kepala yang hampir sama dengan ikan mas
koki, yang terdapat kumis kecil ( sungut ) yang di gunakan untuk mendeteksi
makanan yang ada di sekitar habitatnya ataupun lainnya. Namun, badan atau
bentuk tubuh pada ikan koi terdapat dua jenis yaitu epidermis dan juga dermis.
Bagian ini sangat berperan penting bagi ikan terutamanya melindungi dari
serangan hama dan penyakit ikan, serta juga melindungi kotoran pada tubuh ikan.
Ikan koi juga memiliki warna yang sangat bervariasi berupa berwarna
kemerahan, kekuningan, keputihan, kehitaman, kecoklatan, blaster hitam putih,
blastek merah hitam dan lain-lainnya, tergantung dengan varietes pada ikan koi.
Selain itu, bagian struktur pada ikan koi ini sangatlah banyak yaitu
meliputi rongga mata, rongga insang, tengkorak, tulang belakang, sirip dada,
tulang rusuk, sirip perut, tulang belakang, sirip punggung, sirip belakang dan sirip
ekor.
3.3 Penebaran
3.4.Pemeliharaan
1.Pemberian pakan
Dalam praktikum ini cara memberikan pakan yang berbentuk pelet apung
harus dilakukan dengan cara menyebar pelet menjadi tiga bagian untuk mudahnya
kita umpamakan tiga bagian kolam adalah ujung kanan, tengah dan ujung kiri
langkah pertama adalah sebar pelet secukupnya pada sisi ujung kanan kolam
setelah pelet habis sebar lagi secukupnya pada sisi tengah kolam setelah habis
sebar lagi pada sisi ujung kiri kolam dan lakukan proses tersebut sampai ikan
kenyang terlihat beberapa butir pelet yang tersisa pada saat ditebar dipermukaan
kolam hingga habis. Metode pemberian pakan seperti ini dilakukan agar ikan
lebih aktif bergerak sehingga membantu pertumbuhan ikan selain itu dengan cara
ini para pelaku usaha ternak ikan juga dapat mengontrol tingkat responsif ikan.
2.Perawatan
Sipon mempergunakan sistem elevasi. Jadi kotoran dan air tersedot keluar
bersamaan lewat selang. Ujung selang dimasukkan ke dalam air menyusul bagian
lainnya hingga ujung yang satunya lagi. Setelah seluruh selang berisi air, tarik
salah satu ujung selang dan tutup dengan jempol sehingga air tetap berada di
dalam selang. Begitu ujung ini anda bawa ke tempat yang lebih rendah, air dalam
kolam dengan mudah mengalir keluar.Ujung selang yang berada di dalam kolam
4.1.5.Pertumbuhan Sintasan
SR=N2/N1 x 100%
4.1.6.Pemanenan
PEMBAHASAN
4.1. Pembahasan
4.1.1.Pembuatan Wadah
4.1.3.Penebaran
Jenis ikan pertama kali penebaran dilakukan pada Aquarium adalah Ikan
Gurami, Ikan Nila, Ikan Sapu-sapu, Ikan Koi dan Ikan Patin.
4.1.4.Pemeliharaan
1.Pemberian pakan
Dalam praktikum ini cara memberikan pakan yang berbentuk pelet apung
harus dilakukan dengan cara menyebar pelet menjadi tiga bagian untuk mudahnya
kita umpamakan tiga bagian kolam adalah ujung kanan, tengah dan ujung kiri
langkah pertama adalah sebar pelet secukupnya pada sisi ujung kanan kolam
setelah pelet habis sebar lagi secukupnya pada sisi tengah kolam setelah habis
sebar lagi pada sisi ujung kiri kolam dan lakukan proses tersebut sampai ikan
kenyang terlihat beberapa butir pelet yang tersisa pada saat ditebar dipermukaan
kolam hingga habis. Metode pemberian pakan seperti ini dilakukan agar ikan
lebih aktif bergerak sehingga membantu pertumbuhan ikan selain itu dengan cara
ini para pelaku usaha ternak ikan juga dapat mengontrol tingkat responsif ikan.
2.Perawatan
Sipon mempergunakan sistem elevasi. Jadi kotoran dan air tersedot keluar
bersamaan lewat selang. Ujung selang dimasukkan ke dalam air menyusul bagian
lainnya hingga ujung yang satunya lagi. Setelah seluruh selang berisi air, tarik
salah satu ujung selang dan tutup dengan jempol sehingga air tetap berada di
dalam selang. Begitu ujung ini anda bawa ke tempat yang lebih rendah, air dalam
kolam dengan mudah mengalir keluar.Ujung selang yang berada di dalam kolam
ditem-patkan pada bagian yang kotor. Untuk memudah-kan pekerjaan anda, ujung
4.1.5.Pertumbuhan Sintasan
SR=N2/N1 x 100%
Dari rumus diatas bahwa, Pada praktikum ini pertama kali ini penebaran
ikan yang berjumlah 6 ekor tetapi pada saat sekarang hanya tersisa 5 ekor. Jadi
berdasarkan rumus diatas:
SR=N2/N1 x 100%
=5/6 x 100%
= 85%
Jadi, dapat disimpulkan bahwa taraf kehidupan ikan yang ada pada aquarium
tersebut adalah 85 %.
4.1.6.Pemanenan
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Husen, Umar. 1996. Petunjuk Lengkap Membuat Karya Tulis Dan Tesis. Jakarta.
Rajawali Pres.