Anda di halaman 1dari 16

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL BALAI BESAR RISET

BUDIDAYA LAUT DAN PENYULUHAN PERIKANAN BALI


BADAN RISET DAN SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN
DAN PERIKANAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR

Brosur Penyuluhan
Perikanan No. 006/2017

Parhiyati, S.Pi

BUDIDAYA SIDAT
ii
DAFTAR PUSTAKA

HALAMAN

PENDAHULUAN ........... ...........................................

MENGENAL IKAN SIDAT ..........................................

PEMELIHARAN SIDAT .. ...........................................

PUSTAKA ..................... ...........................................

i
ii
PENDAHULUAN
Sidat merupakan salah satu komoditas hasil perikanan
yang prospek pasarnya cerah dengan konsumen yang
tinggi terutama diluar negeri.Popularitas sidat terkenal
dengan rasa daging yang khas dan kandungan yang
tinggi, dan beberapa konsumen menyatakan bahwa
mengkonsumsi daging sidat dapat meningkatkan tenaga
dan menyembuhkan penyakit pada kulit.
Dalam budidaya sidat sering mengalami kerugian yang
cukup besar yang disebabkan oleh penyakit sehingga
mematahkan semangat pembudidayanya.Penyakit sidat
adalah segala sesuatu yang menimbulkan gangguan
terhadap sidat yang disebabkan oleh organisme dan
kondisi lingkungan yang kurang menujang kehidupan
sidat.Serangan penyakit dikolam diakibatkan
ketidakserasian interaksi antara sidat, kondisi
lingkungan, dan organisme penyakit yang menyebabkan
stress pada sidat sehingga mekanisme pertahanan diri
menjadi lemah dan mudah terserang penyakit.
Untuk mengatasi hal-hal yang merugikan maka
dilakukan suatu usaha penanggulangan yang dapat
menekan angkah kematian.Beberapa pendekatan yang
telah dilakukan terutama terhadap penggunaan bahan
kimia. Namun kandungan bahan-bahan kimia ini ada

1
yang tidak bisa dikendali oleh tubuh ikan sehingga
terakumulasi dalam tubuhnya yang akan berpengaruh
juga terhadap pengkonsumsi ikan sidat.
Suatu pendekatan yang dilakukan yaitu dengan
penggunaan bahan-bahan alami.Selain mudah
didapatkan juga dari segi ekonomi harganya murah dan
tersebar diseluruh daerah-daerah serta dikenal oleh
lapisan masyarakat. Bahan-bahan seperti daun sirih,
mahkota dewah, daun samiloto, kunyit dan sejenisnya
merupakan obat-obatan alami yang dipercaya masyarakat
dapat menyembuhkan berbagai penyakit.
Dengan demikian digunakan suatu pertimbangan alami
untuk memanfaatkan bahan tersebut untuk mengatasi
penyakit yang menyerang sidat. Juga hal ini bermanfaat
untuk pengkomsumsi yang aman dari bahan-bahan kimia
yang terkandung dalam tubuh ikan.

MENGENAL IKAN SIDAT


Sidat mempunyai bentuk yang relatif serupa dengan belut
tetapi keduanya memiliki ordo yang berbeda. Menurut
Bleeker, sidat mempunyai kasifikasi sebagai berikut
Filum : Chordata
Klas : Pisces
Ordo : Apodes

2
Famili : Anguillidae
Genus : Anguilla
Spesies : Anguilla sp
Ciri utama sidat dewasa adalah bentuk tubuhnya
menyerupai belut, namun jika diperhatikan ada beberapa
perbedaan morfologi yaitu, sidat memiliki sirip ekor, sirip
punggung, dan sirip dubur yang sempurna. Sedangkan
belut tidak memiliki sirip sama sekali. Sirip sidat
dilengkapi dengan jari-jari lunak yang dapat dilihat
dengan mata biasa.Ketiga sirip yang dimiliki saling
berhubungan menjadi satu mulai dari punggung keekor
dan berakhir dibagian ventral tubuhnya.
Sidat mempunyai kulit lembut dan sangat
berlendir.Sidat memiliki sisik yang ukurannya kecil yang
terletak dibawah kulit. Dengan tidak adanya sisik yang
besar, kemampuan sidat bernafas melalui permukaan
kulit sama baiknya dengan melalui insang.
Sidat memiliki bagian tubuh yang sangat sensitif
terhadap getaran terutama dibagian samping.Bagian
tubuh yang sensitif ini membantu pergerakan sidat sebab
kemampuan penglihatannya kurang baik.Disampnng itu
organ penciuman, yang sangat pekah juga membantu
mengatasi kelemahan daya penglihatannya.

3
Sidat merupakan hewan yang bersifat katadrom yaitu
mampu hidup diair tawar dan air asin.Sidat kecil hidup
diar tawar dan setelah dewasa bermigrasi ke laut untuk
memijah. Pada proses migrasi pertama, elver berukuran
panjang sekitar 7 cm dan pada migrasi tahap kedua yaitu
berukuran 15-20 cm dan besarnya seperti pensil.
Larva sidat (Leptocephalus) berukuran 5 mm secara fasif
terapung mendekati pantai dan muara sungai. Setelah
berumur 4 tahun hingga 8 tahun, sidat sudah matang
kelamin dan akan berusaha mencapai perairan yang
dapat mengantarkannya kelaut dalam untuk memijah.
Perpindahan sidat (migrasi) sidat menuju daerah baru
yang cocok untuk melakukan pemijahan dikenal dengan
ruaya yang merupakan kebutuhan dasar dan merupakan
mata rantai dalam mempertahankan kelestariaannya.
Ruaya tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sidat
dengan tujuan tertentu yaitu, untuk mengadakan
aktivitas pemijahan dan untuk mencari makan dan
menuju daerah asuhan serta mendapatkan lingkungan
baru karena lingkungan asalnya tidak menunjang lagi.
Dalam beruaya untuk mengadakan aktivitas pemijahan,
sidat yang telah matang kelamin menuju kelaut yang
dalam antara 4.000.- 5.000 m. telur sidat melayang dan
bersifat planktonis. Telur sidat yang berhasil menetas

4
akan menghasilkan larva yang di kenal dengan sebutan
lepthocephalus yang bergerak kepermukaan air sesuai
dengan perkembangan tubuhnya dan menyebar
keberbagai arah dengan menghanyutkan diri mengikuti
arus permukaan laut.
Pada saat memasuki perairan tawar, terjadi perubahan
bentuk tubuh larva sidat yang berbentuk pipih dan
transparan menjadi elver yang tubuhnya berbentuk
silinder. Bersamaan dengan itu sidat akan berubah
menjadi lebih pendek, bertambah gelap, dan terjadi
pergantian gigi susu menjadi gigi permanen.
Elver yang berhasil mengatasi semua hambatan akan
hidup di air tawar dan tumbuh menjadi dewasa. Setelah
mencapai matang kelamin, sidat dewasa secara naluri
akan berusaha kembali ke laut dalam melakukan aktivitas
pemijahan.
Di air tawar sidat hidup dihabitat bebatuan yang
digunakan sebagai tempat perlindungan terutama dari
terik matahari. Dan sering dijumpai didaerah berlubang-
lubang gelap atau membenamkan dirinya dalam Lumpur
di dasar perairan.
Matang kelamin sidat jantan relatif lebih cepat daripada
induk betina. Sidat jantan matang kelamin pada usia 3
thn – 4 thn dan betina pada umur 7 – 8 tahun. Sidat yang

5
matang kelamin panjang tubuhnya 60 – 160 m cm dan
ditandai dengan perubahan tubuhnya yang semakin
gelap, bagian perutnya berwarna orange terang, dan dasar
sirip dada berwarna kuning keemasan.
Sidat jantan dan betina yang telah matang kelamin
akan berusaha mencari jalan keluar untuk beruaya
menuju laut. Dalam upaya menuju kedaerah pemijahan,
sidat akan berenang dibawah permukaan air. Ruaya sidat
ini biasanya dilakukan pada malam hari, saat suasana
lingkungan disekitarnya sudah cukup gelap.
Jumlah gerombolan sidat yang akan beruaya dapat
mencapai ribuan sehingga sering menimbulkan
perubahan warna perairan yang dilaluinya. Mereka
bergerak secara berpasang-pasangan, sebab telur sidat
yang telah dikeluarkan oleh induk betina harus segera
dibuahi oleh sperma dari induk jantan.
Selama perjalanan ketempat pemijahan, induk sidat
menghentikan aktivitas makan sehingga warna tubuhnya
yang semula cokelat kehitam-hitaman berubah menjadi
kekuning-kuningan dan akhirnya menjadi keperak-
perakan. Akibat lain yang timbulkan karena berhenti
makan adalah rusaknya saluran pencernaan sehingga
setelah melaksanakan aktivitas pemijahan induk sidat
akan menemui ajalnya.

6
PEMELIHARAAN SIDAT
Di Indonesia pemeliharaan sidat masih tergolong baru,
sehingga teknologinya belum banyak dikuasai petani ikan
secara benar.Pemeliharan sidat pada umumnya masih
merupakan usaha pembesaran, yaitu benih yang
ditangkap dialam dipelihara dikolam hingga mencapai
ukuran tertentu sesuai dengan permintaan konsumen.
Benih sidat berasal dari alam biasanya ditangklap oleh
petani saat akan menuju perairan tawar. Penangkapan
elver biasanya dilakukan di mulut sungai pada saat air
sedang pasang. Ukuran panjang benih sidat bervariasi
antara 5 cm – 7 cm, tergantung pada benih sidat. Tubuh
benih sidat umumnya berwarna bening dan beratnya
antara 0,15 g – 2,0 g.

Tahap Pemeliharaan Sidat


Ada dua tahap pemeliharaan sidat , yaitu pemeliharaan
impunan dan pemeliharaan lanjutan. Pemeliharaan
impunan adalah pemeliharaan sidat yang dilakukan
dikolam elver sejak ditangkap dari perairan hingga siap
ditebar dikolam pemeliharaan pertama.Pemeliharaan
lanjutan adalah pemeliharaan sidat dikolam kedua, yaitu
sejak sidat dipanen dari hasil pemeliharaan dikolam elver
atau kolam pemeliharaan pertama.

7
1. Pemeliharaan di Kolam Elver
Pemeliharaan sidat dikolam elver adalah
pemeliharaan benih sidat yang baru diperoleh dari
alam (elver). Benih yang akan ditebarkan diperiksa
untuk mengetahui dan mencegah terjadinya luka,
penyakit, atau lemah.
Padat penebaran benih sidat biasanya antara 150 g –
300 g/m2. pada pemeliharaan sidat secara intensif
maka padat penebarannya dapat ditingkatkan hingga
mencapai 600 g – 1.200 g/m2. tingkat kelangsungan
hidup benih pada pemeliharaan intensif adalah
berkisar antara 80% - 90% setelah benih sidat
mencapai ukuran 1 gram.
Pakan yang terbaik pada saat pemeliharaan elver
adalah cacing tubifex. Pada lima hari pertama pakan
diberikan dengan ditebarkan disekitar dinding kolam.
Selanjutnya areal pemberian pakan tersebut
dipersempit hingga akhirnya pemberian pakan
dipusatkan pada satu tempat tertentu. Dengan cara
ini sidat diperbiasakan makan pada tempat tertentu
dan waktu tertentu.
Pemberian pakan pada dua minggu pertam adalah
dua kali yaitu pagi dan sore hari pada minggu ketiga
dan keempat pemberian pakan mmulai dilakukan

8
dengan mengkombinasikan pakan alami dan pakan
buatan. Secacra pelan-pelan, jumlah pakan buatan
ditingkatkan sehingga pada akhirnya seluruh pakan
benih sidat adalah pakan buatan.
Lama pemeliharaan elver dikolam impunan kurang
lebih satu bulan. Benih sidat diseleksi dan dipelihara
dikolam berikutnya. Kolam pemeliharaan sebaiknya
ditebari elver yang berukuran relatif sama untuk
menghindari kanibalisme elver yang lebih besar
tehadap elver yang kecil.

2. Pemeliharaan Dikolam Pertama


Pemeliharaan dikolam pertama adalah pemeliharaan
sidat hasil panen dari kolam pemeliharaan elver.
Lama pemeliharaan dikolam pertama berkisar antara
empat bulan sampai enam bulan, tergantung pada
ukuran sidat yang dikehendaki.
Cara pemliharaan dikolam pertama pada prinsipnya
merupakan lanjutan dari cara pemeliharaan kolam
elver, tetapi tingkat kepadatannya ditambah yaitu 3
kg – 6 kg/m2. benih yang diperoleh dari kolam elver
diseleksiberdasarkan bobot tubuh. Benih sidat yang
ukurannya relatif sama dipelihara dalam satu kolam
dan yang lainnya dipelihara dalam kolam terpisah.

9
3. Pemeliharaan di Kolam Kedua
Pemeliharaan dikolam kedua adalah pemeliharaan
sidat yang diperoleh dari kolam pemeliharaan
pertama. Lam pemeliharaan dikolam kedua biasanya
dilakukan hingga sidat mencapai usia atu tahu atau
lebih.
Pada suatu peride pemeliharaan selalu dijumpai
sekelompok sidat yang mempunyai lajupertumbuhan
relatif lebih baik dibanding dengan yang lain.
Pemeliharaan sidat dikolam kedua ini sebaiknya
dilakukan seleksi kembali terhadap benih yang
diperoleh dari kolam pemeliharaan pertama.Tujuan
dilakukan seleksi ini adalah menghindari
pemeliharaan sidat dengan ukuran yang berbeda.
Padat penebaran sidat pada pemeliharaan kolam
kedua ini sedikit lebih tinggi daripada pemeliharaan
sebelumnya, yaitu 9 kg – 21 kg/m2.

10
PUSTAKA

Daelani, Deden. 2001. Agar Ikan Sehat. Penebar Swadaya.


Jakarta.
Ghufron, M.2004. Hama dan Penyakit Ikan. Penerbit PT.
Rineka Cipta, Jakarta.
Hermanto, Ning, 2004. Menggempur Penyakit Hewan
Kesayangan dengan Mahkota Dewa. Penebar Swadaya,
Jakarta.
Liviawaty, E dan Afrianto, Eddy, 1998. Pemeliharaan Ikan
Sidat. Penerbit, Kanisius, Yokyakarta.
Mangayu S. dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan
Ikan “Sidat Sehat Produksi Meningkat”. Sekolah Tinggi
Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan
Perikanan, Bogor.

11
12

Anda mungkin juga menyukai