Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


                 Protein sangat dibutuhkan oleh mahluk hidup terutama manusia. Salah satu
sumber protein yang mudah didapat adalah ikan. Sebagai bahan pangan, ikan
merupakan protein, lemak, vitamin dan mineral yang sangat baik dan prospektif.
Keunggulan utama protein pada ikan dibandingkan dengan produk lain yang ada adalah
kelengkapan komposisi asam amino dan kemudahan untuk dicerna (Hassanudin,1984).
           Ikan dapat digolongkan menjadi tiga bagian, yaitu ikan air laut, ikan air tawar
dan ikan air payau atau tambak. Kandungan gizi ikan air tawar cukup tinggi dan hampir
sama dengan ikan air laut, sehingga dianjurkkan untuk mengkonsumsi dalam jumlah
yang cukup (Zonneveld,1991). Lingkungan hidup ikan air tawar adalah sungai, danau,
kolam, sawah atau rawa. Jenis ikan air tawar yang umum dikonsumsi adalah sidat,
belut, gurame, lele, mas, nila, tawes, mujair, sepat, betok, gabus dan lainnya.
      Perkembangan jaman yang semakin pesat membuat maraknya peredaran makanan
berbahaya semakin merebak ke berbagai daerah. Sangat sulit mendapatkan makanan
yang bersih dan higienis karena ulah dari berbagai pihak produsen-produsen nakal. 
Namun, tidak semua produsen berbuat nakal dengan membuat makanan yang
mengandung bahan-bahan berbahaya. Saat ini berbagai pihak produsen mulai
berlomba-lomba untuk menghasilkan makanan-makanan yang higienis dan halal. Salah
satu contohnya adalah di bidang perikanan, contohnya ikan lele. Banyak yang
menganggap bahwa ikan seperti lele adalah makanan yang tidak bersih dan kurang
layak untuk dikonsumsi karena jenis pakan yang di berikan untuk lele berupa kotoran
dan sampah.  Padahal tidak semua peternak ikan lele memproduksi ikan lele dengan
memberikan pakan berupa kotoran hewan ataupun manusia. Namun, sebenarnya tidak
semua lele tidak layak untuk di konsumsi. Sekarang sudah banyak para peternak lele
yang membudidayakan lele dengan cara organik. Budidaya lele organik sebetulnya
tidak jauh berbeda dengan budidaya lele pada umumnya, perbedaannya hanya terdapat
pada pemberian pakan saja, memang untuk saat sekarang budidaya lele organik dapat
menjadi pilihan tepat untuk mengembangbiakkan lele.                
Dalam karya ilmiah ini akan membahas tentang pembesaran ikan air tawar khususnya
ikan lele organik yang dilakukan di dalam kolam. Hal ini dikarenakan dalam
pembesaran ikan lele organik tidak dibutuhkan tenaga yang besar dan tidak

1
memerlukan teknik yang rumit. Bahkan pembesaran ikan lele organik merupakan mata
pencaharian tambahan (sambilan) untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, selain itu
juga dapat memenuhi kebutuhan protein hewani keluarga.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Adapun rumusan masalah dari pembahasan singkat diatas adalah :
1.      Apa itu lele yang dibudidayakan secara organik ?
2.      Bagaimana cara membudidayakan lele organik ?

1.3 TUJUAN
Tujuan dari rumusan masalah tersebut adalah :
·         Agar masyarakat lebih mengetahui bahwa ada peternak lele yang sudah mulai
menggunakan cara organik untuk membudidayakan lele.
·         Dengan cara ini masyarakat tahu cara proses pembuatan awal kolam lele.

1.4 MANFAAT
Manfaat yang dapat diambil adalah :
·         Bagi masyarakat :
a)      Masyarakat mengetahui bahwa sudah ada pembudidaya lele organik.
b)      Masyarakat jadi tidak memandang sebelah mata untuk mengkonsumsi ikan lele.
·         Bagi mahasiswa :
a)      Mahasiswa mengetahui bagaimana cara untuk berternak lele organik.
b)      Mahasiswa mendapat informasi baru tentang adanya budidaya lele organik.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 MENGENAL IKAN LELE


Lele atau ikan keli, adalah sejenis ikan yang hidup di air tawar. Lele mudah dikenali
karena tubuhnya yang licin, agak pipih memanjang, serta memiliki “kumis” yang
panjang, yang mencuat dari sekitar bagian mulutnya. Secara ilmiah lele terdiri dari
banyak sepesies. Sehingga tidak mengherankan pula apabila lele di nusantara
mempunyai banyak nama daerah. Ikan-ikan marga Claries ini dikenali dari tubuhnya
yang licin memanjang tak bersisik, dengan sirip punggung dan sirip anus yang juga
panjang, yang kadang menyatu dengan sirip ekor. Ikan lele bersifat natural, yaitu aktif
bergerak mencari makanan pada malam hari. Pada siang hari, ikan lele berdiam diri dan
berlindung ditempat-tempat gelap. Hal ini dikarenakan kulitnya yang licin dan tidak
bersisik tidak bisa terkena panas matahari yang berlebihan. Lele dibagi menjadi dua
yaitu lele lokal dan lele dumbo. Lele dumbo memiliki ukuran yang lebih besar
dibandingkan dengan lele local.

2.1.1 Klasifikasi ikan lele


Kerajaan                   : Animalia
Filum                        : Chordata
Kelas                        : Actinopterygii
Ordo                         : Siluriformes
Famili                       : Clariidae
Genus                       : Clarias
Spesies                     : Clarias batrachus

2.1.2 Jenis-Jenis Ikan Lele


a.       Clarias qariepinus (lele dumbo)
Menyebar luas di afrika dan asia kecil, sekarang diternakan di asia tenggara termasuk di
Indonesia.
b.      Clarias stappersii (lele berbintik)
Menyebar di afrika, sungai kafuie, hulu sungai Zambezi dan sungai Cunene.
c.        Clarias planiceps (lele kepala pipih)

3
Menyebar di Kalimantan, hulu sungai Rajang dan Kapuas (Kalimantan barat) serta
sungai Kayan (Kalimantan timur)
d.      Clarias batu (lele batu)
Menyebar di pulau timoan (Malaysia)
e.       Clarias batrachus (lele kampung)
Menyebar di asia selatan dan asia tenggara
f.       Clarias macrocephalus (lele kepadal lebar)
Menyebar di asia tenggara
g.      Clarias nieuhofii (limbat)
Menyebar di asia yaitu, sumatera, Kalimantan dan india.

2.1.3 Morfologi Ikan Lele


        Ikan lele tubuhnya licin dan tidak bersisik, dengan sirip dan sirip anus yang juga
panjang, yang terkadang menyatu dengan sirip ekor, menjadikannya nampak seperti
sidat yang pendek. Kepalanya keras menulang dibagian atas, dengan mata yang kecil
dan mulut yang lebar yang terletak diujung moncong, dilengkapi dengan empat pasang
sungut peraba yang amat berguna untuk bergerak di air yang gelap, lele memiliki alat
pernafasan berupa insang. Pada umumnya, insang tertutup atau terlindungi oleh tutup
insang (operkulum). Insang berwarna merah karena banyak mengandung pembuluh
darah. Pada insang inilah oksigen diserap dari air dan karbon dioksida dibebaskan ke
air. Lele memiliki sepasang patil, yakni duri tulang yang tajam, pada sirip-sirip
dadanya. Lele berkembang biak dengan telur, pembuahan terjadi diluar tubuh induknya
atau didalam air (pembiakan eksternal). Pada sisi tubuh terdapat gurat sisi yang
memanjang dari belakang tutup insang sampai ekor. Gurat sisi berfungsi untuk
mengetahui tekanan air (Hasanuddin,1984).
      Pada ikan lele di Indonesia dikenal adanya 3 variasi warna tubuhnya, ialah : Hitam
agak kelabu (gelap), ini yang paling umum Bulai (putih), dan Merah. Biasanya lele
yang berwarna putih dan merah dipelihara sebagai ikan hias. Ikan lele juga memiliki
labirin yang membantu dalam proses pernafasan ketika berada di daerah yang
berlumpur.

4
BAB III

3.1 BUDIDAYA LELE ORGANIK


               Ikan lele organik mempunyai beberapa kelebihan dari lele non organik.
Terutama dari segi penghematan biaya pakan, rasa dan manfaatnya untuk kesehatan.
Budidaya ikan lele sudah ada dimana-mana karena memang banyak sekali peminatnya,
namun tidak sedikit yang gulung tikar sebab harga pakan lele terus melambung. Harga
pakan lele yang mahal tak sebanding dengan hasil panen dan jerih payahnya. Akan
tetapi bagi peternak lele organik, mahalnya harga pakan tidak jadi soal. Sebab memang
mereka tidak menggunakan pakan pelet oleh karena itu banyak sekali yang bertanya
tentang cara budidaya lele organik dengan pupuk ion organik cair untuk budidaya lele
organik. Budidaya lele dengan pupuk ion organik cair banyak sekali manfaatnya.
Diantaranya adalah :
1.      Hemat biaya perawatan.
2.      Air kolam tidak berbau busuk.
3.      Tidak perlu mengganti air kolam.
4.      Lele organik mempunyai rasa yang lebih gurih.
5.      Bobot ikan lele lebih berat dan harga jualnya lebih tinggi.
6.      Lebih aman untuk kesehatan.
7.      Nilai gizinya lebih tinggi dan kolesterolnya lebih rendah.
8.      Air bekas budidaya lele organik sangat baik untuk memupuk tanaman.

3.1.1 Tahap awal


            Cara budidaya lele organik ada beberapa tahap. Pada tahap awal budidaya lele
organik, dengan membuat kolam ukuran 2×3 meter dengan ketinggian 120 cm. Agar
sedikit menghemat biaya untuk dasar kolam bisa menggunakan terpal seperti biasa,
kedalaman air kolam idealnya 80 cm. Penggunaan air bisa menggunakan air sumur, air
pam, air sungai asal air tersebut tidak tercemar limbah berbahaya, di usahakan kolam
lele budidaya ini diberi penutup dari bahan ram atau jaring supaya lele tidak loncat.
Sebelum menebar benih lele, kembangkan dulu plankton sebagai makanan tahap awal
benih yang ditebar, cara pembuatan plankton ini bisa menggunakan pupuk urea atau
pupuk kandang seperti kotoran sapi, kotoran kelinci dan lain-lain.

5
Membudidayakan lele organik memang membutuhkan keuletan tersendiri.
Sebab,setidaknya terdapat empat tahapan yang harus dilakukan.dalam persiapan kolam
pemeliharaan yaitu:
1.      Tahap pertama :
Pemberian kotoran sapi yang telah dikomposing selama satu bulan. Kotoran sapi
tersebut ditempatkan dalam karung tertutup dan diposisiskan didasar kolam
2.      Tahap kedua:
Pembentukan kultur alami dari pakan alami lele, dengan cara melarutkan pupuk cair
organik yang mengandung bakteri penghasil enzim Xylanase.
3.      Tahap ketiga:
Pembiakan pakan alami dengan cara pemberian EM4
4.      Tahap keempat:
Pembuatan filter air untuk menyaring air dengan bahan-bahan alami berupa dedaunan
dan arang tempurung kelapa.

Biasanya setelah 7 hari plankton akan tumbuh banyak di kolam pembenihan. Pada
tahap awal penebaran benih lele bisa mulai menebarkan benih sebanyak 300-400 ekor
terlebih dahulu, tapi bila merasa yakin pada tahap awal atau memang sudah biasa
budidaya lele, bisa memadatkan penebaran benihnya. pada tahap penebaran benih
diusahakan jangan langsung menebar benih begitu saja, tapi masukan air wadah benih
secara perlahan kedalam  kolam dan biarkan air bercampur. biarkan benih lele keluar
dari wadah dengan sendirinya, ini dimaksudkan agar benih ikan lele yang tebar tadi bisa
menyesuaikan perlahan dengan air kolam. Setelah penebaran benih selesai, jangan
langsung langsung memberi pakan, tetapi biarkan benih-benih tadi memakan pakan
alaminya yang sudah tersedia dari plankton yang sudah dibuat. Setelah satu minggu
baru bisa diberikan pakan tambahan.

3.1.2 Manajemen Pakan


Kotoran sapi rupanya tak hanya bermanfaat untuk pupuk organik, kotoran sapi saat ini
juga populer untuk budidaya lele organik. Dalam budidaya lele organik kebutuhan
pakan berupa pellet dapat ditekan, sehingga biaya perawatan pembesaran lele dapat
lebih murah, sehingga petani bisa mendapatkan keuntungan yang lebih baik dari pada
budidaya dengan system konvensional. Lele yang dipelihara dengan system organik
ternyata lebih gurih. Konsep budidaya lele organik mengadopsi pola hidup lele di alam

6
bebas, dimana media hidup (kolam pemeliharaan) dan pakannya berasal dari bahan
organik.
Pakan anakan lele berupa pakan alami berupa plankton, jentik-jentik, kutu air
dan cacing kecil (paling baik) dikonsumsi pada umur di bawah 3 – 4 hari. Pakan buatan
untuk umur diatas 3- 4 hari. Kandungan nutrisi harus tinggi, terutama kadar proteinnya.
Berbeda dengan budidaya lele non organik, untuk membudidayakan lele organik sejak
masih benih hingga siap konsumsi. Biasanya dilakukan dengan perlakuan khusus, dari
mulai persiapan kolam, pemberian  pakan, semua berasal dari bahan-bahan alami yang
diolah dengan system fermentasi, pemakaian obat-obatan kimia hanya diberikan sebatas
keperluan yang memang tidak bisa dihindari. Hasilnya tentu saja berbeda. Ukuran lele
organik ternyata lebih panjang, antara 25-30 centimeter dibandingkan lele biasa. Warna
lele organik kemerah-merahan, terutama di bagian sirip dan insang. Sedangkan lele
biasa (non Organik) warnanya sedikit lebih hitam, Lele organik juga lebih menonjol
dalam hal rasa. Tekstur daging lebih kesat, kenyal, dan gurih, hampir menyamai rasa
lele yang hidup di alam bebas dan tentunya, lebih sehat..
Kolam lele organik  berisi air dicampur langsung dengan pupuk organik,
kotoran sapi dan bakteri-bakteri penghancur sampah organik. Dari cara ini, kotoran sapi
akan menghasilkan banyak plankton yang menjadi makanan utama lele. Sedangkan
pupuk cair yang mengandung bakteri akan menghasilkan enzim-enzim terutama enzim
Xylanase yang berfungsi untuk menguraikan sisa makanan (sampah organik) yang ada
didasar kolam menjadi makanan untuk jasad renik, udang renik, kutu air dan lain-lain
yang merupakan makanan alami ikan lele, sehingga pencemaran akibat sampah pakan
yang ada dalam kolam dapat dihindari. Keuntungan lainnya, air di dalam kolam lele
tidak menghasilkan bau busuk seperti halnya lele non organik, Sehingga  tak perlu repot
mengganti air dalam kolam, menghemat biaya dan tenaga, bahkan air dari kolam
organic ternyata bisa dimanfaatkan sebagai pupuk organik untuk tanaman padi dan
palawija.
Hal-hal yang juga berpengaruh pada efektifitas pakan adalah :
 1. Kondisi air kolam,air kolam yang keruh menyebabkan ikan tidak dapat mendeteksi
pakan secara cepat,akibatnya pakan yang kita berikan pada ikan lebih banyak terlarut
dalam air dan kemudian mencemari air kolam,atau dengan kata lain pakan yang kita
berikan lebih banyak terbuang percuma daripada yang termakan oleh ikannya.

7
2.      Palatibilitas pakan(keuletan dan kekerasan pakan dalam air),pakan yang baik tidak
mudah hancur waktu ditebarkan kedalam kolam tapi mudah dicerna oleh ikan.Semakin
bagus palatabilitasnya semakin irit pakan yang kita butuhkan selama pemeliharaan.
3.      Keseragaman ukuran ikan peliharaan,kolam dengan ikan yang bermacam-macam
dapat menyebabkan terjadinya Kanibalisme dan kekerdilan.hal ini akan berakibat pada
hasil panen yang tidak merata bahkan bisa juga berakibat pada kegagalan panen karena
ikan yang berukuran kecil lebih banyak mati karena dimakan atau diserang oleh ikan-
ikan yang berukuran besar,hasil panen tidak mencapai hasil yang diharapkan karena
jumlah ikan yang bisa kita panen jauh berkurang karena kebanyakan menjadi makanan
ikan besar(Kanibalisme)dan ukuran ikan yang tidak banyak berkembang(kerdil)karena
tidak mampu bersaing dalam perebutan pakan.
4.      Sistem pemeliharaan. Pemeliharaan dengan cara konvensional seperti yang biasa
dilakukan oleh kebanyakan petani merupakan hal yang sudah biasa dan memang sudah
berjalan dengan lancar meskipun pada saat ini baru terasa akibat negative yang tersisa
dari cara konvensional ini seperti;pencemaran air tanah,polusi udara dan mahalnya
harga pellet buatan pabrik.sistem pemeliharaan yang terbaik dan ramah lingkungan
adalah dengan system organik,karena dalam system ini diterapkan pola pengolahan
yang serba alami,semua bahan yang kita terapkan ke kolam memakai bahan dari
lingkungan sekitar kita,sepeti yang kita bahas sebelumnya.
5.       Manajemen pakan. Pemberian pakan yang tepat waktu dan jumlahnya akan dapat
menambah nilai keuntungan dari hasil panen yang kita harapkan,poin terakhir yang kita
bahas ini terkadang dilupakan oleh kebanyakan petani lele,sehingga antara biaya
pemeliharaan dan hasil panen lebih banyak biaya pemeliharaannya terutama biaya
untuk pakan,yang mencapai nilai 60% dari peruntukan biaya keseluruhan.]
Tujuan dari pemeliharaan lele dengan sistem organik dimaksudkan untuk mengubah
kebiasaan lama, dimana disetiap kolam lele pasti akan tercium bau menyengat yang
sangat mengganggu lingkungan, juga untuk menekan limbah dan pencemaran
lingkungan air permukaan (sumur) akibat dari pemberian pakan yang berupa limbah
industri peternakan ayam, atau akibat kelebihan pakan berupa pellet yang biasanya
tidak termakan habis oleh lele dan menjadi penyebab utama dari bau busuk yang
mencemari air sumur, parit, sungai dan udara disekitar kolam pemeliharaan lele dengan
system konvensional.

8
3.1.3 Manajemen Air
Ukuran kualitas air dapat dinilai secara fisik :
ü  air harus bersih
ü  berwarna hijau cerah
ü   kecerahan/transparansi sedang (30 – 40 cm).
Ukuran kualitas air secara kimia :
ü   bebas senyawa beracun seperti amoniak
ü   mempunyai suhu optimal (22 – 26oC).

    3.1.4 Manajemen Kesehatan.


        Pada dasarnya, anakan lele yang dipelihara tidak akan sakit jika mempunyai
ketahanan tubuh yang tinggi. Anakan lele menjadi sakit lebih banyak disebabkan oleh
kondisi lingkungan (air) yang jelek. Kondisi air yang jelek sangat mendorong
tumbuhnya berbagai bibit penyakit baik yang berupa protozoa, jamur, bakteri dan lain-
lain. Maka dalam menejemen kesehatan pembenihan lele, yang lebih penting dilakukan
adalah penjagaan kondisi air dan pemberian nutrisi yang tinggi. Dalam kedua hal itulah,
peranan  pupuk ion organik cair sangat besar. Namun apabila anakan lele terlanjur
terserang penyakit, dianjurkan untuk melakukan pengobatan yang sesuai. Penyakit-
penyakit yang disebabkan oleh infeksi protozoa, bakteri dan jamur dapat diobati dengan
formalin, larutan PK (Kalium Permanganat) atau garam dapur. Penggunaan obat
tersebut haruslah hati-hati dan dosis yang digunakan juga harus sesuai

9
BAB IV
ANALISIS DAN SINTESIS

Ikan konsumsi popular terdiri dari jenis ikan yang sudah dibudidayakan dengan baik di
masyarakat, mempunyai jumlah yang besar dan pola distribusinya sudah cukup luas.
Jenis ikan tersebut diantaranya ikan mas, lele, nila, patin. Pengembangan ikan konsumsi
yang populer sudah banyak dilakukan oleh masyarakat. Dengan begitu, tingkat
keberhasilan pemeliharaan ikanyang dibudidayakan diharapkan akan lebih tinggi.
Kepadatan ikan yang terlalu tinggi dalam kolam dapat meningkatkan kandungan
amoniak yang dapat mengakibatkan mutu air turun. Pemberian makanan yang
berlebihan akan menyebabkan mutu air juga menurun. Ikan diberikan makanan yang
sempurna karena faktor kekurangan makanan menyebabkan ikan menjadi lemah dan
memudahkan pathogen menyerang ikan. Seandainya menurunnya kondisi kesehatan
ikan dapat diketahui sebabnya tepat pada waktunya dan terdapat kemungkinan untuk
memperbaiki misalnya dengan mengubah makanan/komposisi makanan, suhu dan pH
air wabah penyakit akibat mikroorganisme yang selalu ada dalam lingkungan ikan bisa
dihindari (Zonnneveld,1991).
                                                                             

10
BAB V
PENUTUP

5.1  KESIMPULAN
                 Lele atau ikan keli adalah sejenis ikan yang hidup di air tawar. Lele mudah
dikenali karena tubuhnya yang licin, agak pipih memanjang, serta memiliki “kumis”
yang panjang, yang mencuat dari sekitar mulutnya. Secara ilmiah lele terdiri dari
banyak sepesies. Sehingga tidak mengherankan pula apabila lele di nusantara
mempunyai banyak nama daerah. Ikan lele bersifat natural, yaitu aktif bergerak mencari
makanan pada malam hari. Pada siang hari, ikan lele berdiam diri dan berlindung
ditempat-tempat gelap. Hal ini dikarenakan kulitnya yang licin dan tidak bersisik tidak
bisa terkena panas matahari yang berlebihan.
   Manfaat lele selain untuk konsumsi yaitu sebagai ikan hias, memberantas hama padi
berupa serangga air dan juga sebagai obat untuk mengobati penyakit asma, menstruasi
tidak teratur, kencing darah dan lain-lain. Masyarakat juga tidak perlu takut lagi untuk
mengkonsumsi ikan lele, karena sudah banyak peternak lele yang
menggunakan budidaya lele organik ini. Selain itu, lele juga kaya akan protein, lemak,
vitamin dan mineral yang sangat baik dan prospektif yang sangat baik untuk
pertumbuhan anak-anak balita.
Lele organik adalah budidaya ikan lele dengan sistem organik yang artinya pakan alami
berasal dari bahan organik, seperti kotoran sapi yang dapat menumbuhkan plankton
sebagai pakan alami. Usaha budidaya lele organik ini menjadi pilihan utama karena
relatif mudah, mulai dari proses pembenihan bibit, pemijahan, pemindahan hingga
pendederan sampai siap jual.

5.2  SARAN
                 Adapun saran yang dapat disampaikan adalah untuk semua masyarakat tidak
perlu takut lagi untuk mengkomsumsi ikan lele, karena ikan lele sangat banyak
manfaatnya mulai dari kaya akan protein, lemak, vitamin bahkan juga sebagai obat
untuk mengobati penyakit asma, menstruasi tidak teratur, kencing darah dan lain-lain.
Serta dengan informasi ini juga dapat mencoba untuk membudidayakan lele organik
sebagai sumber pencarian baru.
                                                       

11
                                                  DAFTAR PUSTAKA

http://bellangriani.blogspot.com/  
http://skarepeenyong.blogspot.com/2013/03/budidaya-ikan-lele.html
http://hardmodes.com
http://carabeternak.com
http://caraberternak.com/ternak-lele-di-drum/

12

Anda mungkin juga menyukai