PEMBUSUKAN IKAN
BAB I. PENDAHULUAN
Ikan lele merupakan salah makanan lezat bergizi tinggi yang banyak dikonsumsi
masyarakat. Ikan lele memiliki kandungan protein 15 sampai 20 % dan termasuk ikan yang
tergolong berprotein sedang. Keunggulan ikan lele dibandingkan dari produk hewan lainnya
adalah lebih kaya akan leusin dan lisin. Leusin (C 6H13NO2) merupakan asam amino esensial
yang sangat diperlukan untuk menunjang pertumbuhan anak-anak dan menjaga
keseimbangan nitrogen. Leusin berguna juga untuk perombakan dan pembentukan protein
otot. Sedangkan lisin merupakan salah satu dari 9 (sembilan) asam amino esensial yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringan.
Ikan lele adalah jenis ikan air tawar yang paling banyak diminati serta dikonsumsi
oleh masyarakat Indonesia. Olahan ikan lele mempunyai rasa yang enak dan kandungan
gizinya cukup tinggi yang dibutuhkan oleh tubuh manusia seperti sumber energi, protein,
lemak, kalsium, fosfor, zat besi, tiamin. Pemanfaatan ikan lele selain dijadikan produk olahan
segar seperti ikan lele goreng dan bakar, ikan lele juga dapat dijadikan produk olahan seperti
keripik, abon dan nugget ikan lele (Azhar, 2006).
Ikan lele memiliki kelemahan seperti ikan ikan pada umumnya yaitu mudah busuk
Jika ikan yang tidak segera ditangani akan cepat 2 mengalami proses rigor, adanya aktivitas
bakteri yang mempercepat proses pembusukan. Daging ikan yang tercemak bakteri
pembusuk akan berbahaya bila dikonsumsi karena dapat menimbulkan penyakit, untuk itu
perlu dilakukan proses pengolahan secara cepat dan tepat agar ikan tidak cepat busuk, salah
satu cara pengolahan yaitu dengan pengawetan yang berfungsi untuk mengetahui umur
simpan ikan sebelum didistribusikan dan dikonsumsi masyarakat. Oleh sebab itu harus ada
proses pengolahan ikan agar ikan tidak mudah membusuk.
Hasil olahan ikan asap yang cukup popular dan memiliki ciri khas ini menarik untuk
dipelajari, dikaji dan dicoba untuk dipraktikkan, baik untuk menambah wawasan,
peningkatan keterampilan, maupun landasan untuk upaya pengembangan salah satunya
adalah metode pengawetan dengan menggunakan asap yang menjadi salah satu cara untuk
memperlambat proses pembusukan ikan teknik pengolahan mulai dari pemilihan bahan baku,
bahan asap, bahan pembantu, waktu dan suhu pengasapan, pengemasan, penyimpanan yang
baik dan sesuai dengan SNI ikan asap
1.2 Tujuan
Penelitian dengan pengaruh lama proses pengasapan ikan lele terhadap tingkat
kebusukan ikan lele memiliki tujuan :
1.3 Manfaat
Penelitian dengan pengaruh lama proses pengasapan ikan lele terhadap tingkat
kebusukan ikan lele memiliki manfaat:
Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi telah berhasil
melakukan rekayasa genetik untuk menghasilkan lele dumbo strain baru yang diberi nama
lele sangkuriang yang berasal dari persilangan antara induk jantan Dumbo keturunan ke-6
dengan betina keturunan ke-2 (Gambar 3.) yang dilakukan sebagai upaya perbaikan mutu
ikan lele Dumbo. Penamaan ikan lele Sangkuriang smengambil nama seorang anak dari
cerita mitologi sunda. Dalam cerita tersebut adalah seorang anak bernama Sangkuriang
yang berhasrat mengawini ibunya sendiri. Karena hal itulah nama ikan lele Sangkuriang
menjadi nama varietas ikan lele hasil silang balik.
Ikan lele Mutiara merupakan strain unggul baru ikan lele Afrika hasil pemuliaan Balai
Penelitian Pemuliaan Ikan (BPPI) Sukamandi yang telah ditetapkan rilisnya berdasarkan
Surat Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 77 KEPMEN-KP/2015. Ikan lele
Mutiara dibentuk melalui seleksi individu pada karakter laju pertumbuhan selama tiga
generasi, sehingga memiliki keunggulan utama pertumbuhan yang cepat. Sebagai strain
unggul yang dibentuk melalui proses seleksi individu, selain unggul pada aspek
pertumbuhan, ikan lele Mutiara diharapkan juga memiliki keunggulan-keunggulan yang
lain, salah satunya adalah stabilitas karakteristik morfologisnya. Sebagai strain yang baru
dibentuk, ikan lele Mutiara masih memiliki keragaman genetis yang relatif tinggi dengan
tingkat inbreeding yang relatif rendah serta tidak menunjukkan penurunan keragaman
genetis selama proses seleksinya.