Disusun oleh:
NPM : 22744020
2
mudahdan memiliki keuntungan besar banyak diminati para pengusaha
agribisnis.Prospek usaha budidaya lele sangat cerah karena ikan lele
mempunyaimanfaat yang bermacam-macam (Jaja 2013). Ikan lele bisa sebagai
bahanmakanan sumber protein yang memilki rasa yang lezat. masa yang akan
datang di pasaran dunia meningkat tajam, sehingga masih sangatterbuka peluang
pembudidaya ikan lele dalam rangka mengisi pasar internasional
Usaha budidaya ikan lele sudah banyak dikembangkan dikalangan
masyarakat. Bibitnya yang relatif murah dan mudah didapatkan merupakan
alasan mengapa budidaya lele lebih diminati. Selain itu, pembesarannya yang
mudah dan tidak perlu pemantauan khusus. Harga jualnya tak kalah dengan ikan-
ikan konsumsilainnya yang beredar dipasaran. Praktikum pembesaran lele
dilakukan agar mahasiswa dapat memahami bagaimana dalam menerapkan
teori-teori yang telah diberikan oleh dosen. Kemudian mahasiswa juga
dituntut untuk dapat mengetahuidan dapat memecahkan masalah-masalah yang
ada dalam proses budidaya tersebut,seperti adanya kematian yang berlebih,
kualitas air yang kurang bagus, kurangnyapakan alami dan lain-lain.
Sehingga dengan adanya pengalaman memecahkanmasalah tersebut
mahasiswa tahu bagaimana cara menanganinya secara cepat dantepat agar
budidaya ikan tersebut dapat berjalan kembali.
2.1 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah agar dapat mengetahui pengelolaan dari
kegiatan pemeliharaan ikan lele ( Clarias sp ) di kolam terpal
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Taksonomi
Kerajaan Animalia
Filum Chordata
Kelas Actinopteri
Ordo Siluriformes
Famili Clariidae
Bonaparte, 1846
Genera
Clarias sp
4
Secara anatomi ikan lele memiliki alat pernafasan tambahan (arborescent
organ) yang terletak di bagian dapan rongga insang, yang memungkinkan ikan 7
untuk mengambil oksigen langsung dari udara. Alat pernapasan ini berwarna
kemerahan dan berbentuk seperti tajuk pohon rimbun yang penuh kapiler-kapiler
darah. Oleh karena itu, ikan lele dapat hidup dalam kondisi perairan yang
mengandung sedikit kadar oksigen (Suyanto, 2000). Sebagai alat bantu renang,
lele memiliki tiga buah sirip tunggal yaitu sirip punggung, sirip ekor, sirip dubur.
Lele juga memiliki sirip berpasangan yaitu sirip dada dan sirip perut. Sirip dada
dilengkapi dengan sirip yang keras dan runcing yang disebut dengan patil. Patil
ini berguna sebagai senjata dan alat bantu untuk bergerak (Khairuman dan Amri,
2002 dalam Fitriah 2004)
5
8 laju pertumbuhannya. Harapannya dalam waktu yang relatif singkat lele dumbo
sudah bisa dipanen dan dipasarkan sebagai ikan konsumsi (Khairuman, 2002).
Menurut Mahyuddin (2008), lele mempunyai kebiasaan makan di dasar
perairan atau kolam. Berdasarkan jenis pakannya lele digolongkan sebagai ikan
yang bersifat karnivora (pemakan daging). Pada habitat aslinya, lele memakan
cacing, siput air, belatung, laron, jentik-jentik, serangga air, kutu air. Karena
bersifat karnivora pakan yang baik untuk ikan lele adalah pakan tambahan yang
mengandung protein hewani. Jika pakan yang diberikan banyak mengandung
protein nabati, pertumbuhan akan lambat. Lele bersifat kanibalisme, yaitu suka
memakan jenis sendiri.
6
2.5. Pertumbuhan
Pertumbuhan yaitu perubahan ikan dalam berat, ukuran, maupun
volumeseiring dengan berubahnya waktu. Pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh
faktor internalseperti umur dan sifat genetik ikan yang meliputi
keturunan, kemampuan untukmemanfaatkan makanan dan ketahanan
terhadap penyakit. Faktor eksternal yangmeliputi sifat fisika dan kimia air,
ruang gerak dan ketersediaan makanan dari segikualitas dan kuantitas juga
mempengaruhi pertumbuhan (Huet, 1971).Ketersediaan pakan dan oksigen sangat
penting bagi ikan untuk pertumbuhan.Di sisi lain, bahan buangan metabolik
akan mengganggu pertumbuhan ikan. Padakondisi kepadatan ikan yang tinggi,
ketersediaan pakan dan oksigen bagi ikan akanberkurang, sedangkan bahan
buangan metabolik ikan tinggi (Hepher, 1978).
7
BAB III
METODOLOGI
8
13. Alat tulis Untuk mencatat semua kegiatan
Bahan
Tabel bahan yang digunakan pada saat praktikum
No
Bahan Kegunaan
.
9
kepala hingga ujung ekor menggunakan penggaris. Kemudian dicari
panjang rata-rata dengan menjumlahkan semua panjang yang diperoleh
dan dibagi 100 ekor. Sedangkan pengukuran bobot ikan dilakukan dengan
menimbang sampel per 10 ekor. Bobot yang terhitung dibagi 10. Setelah
100 ekor ditimbang,bobot rata-rata 10 penimbangan dibagi dengan 10.
Demikianlah diperoleh bobot rata-rata.
3.3.4 Pengelolaan Kualitas Air
Setiap wadah dilengkapi dengan resirkulasi untuk menjaga agar kandungan
oksigen dalam wadah tercukupi bagi kehidupan dan pertumbuhan ikan. Untuk
mengetahui parameter kualitas air dilakukan pengukuran kualitas air yang
meliputi pH, kandungan oksigen terlarut (DO), dan suhu
10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 1. Pertumbuhan Ikan Lele
Nilai
Parameter Rabu, 7 Kamis, 8 Jum’at, 9 Seni 12
Desember Desember Desember Desember
2022 2022 2022 2022
Suhu 26,7oC 30,7oC 25,3oC 29oC
DO 9,6 mg/l 5,2 mg/l 8,4 mg/l 6 mg/l
pH 7,2 7,2 8 8,3
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pertumbuhan Ikan Lele
Laju pertumbuhan diperoleh dari pengolahan data berdasarkan
samplingyang telah dilakukan. Data tersebut dapat dilihat pada tabel 1 diatas.
11
Laju pertumbuhan ikan lele pada kolam kelompok 2 terjadi kenaikan dan
penurunan pertumbuhan. Seperti pada minggu ke-1 sampai minggu ke-2
mengalami kenaikan pertumbuhan dari 162 gram menjadi 850 gram sedangkan
pada minggu minggu selanjutnya mengalami penurunan.Pertumbuhan
mengalami penurunan karena terdapat banyak faktor,faktor tersebut diantaranya
ikan sakit dan terdapat banyak ikan yang mengami kematian.
12
4.2.4. SR (Survival Rate)
Tingkat kelangsungan hidup (survival rate) diperoleh dari persentase
perbandingan jumlah ikan yang dipanen dengan jumlah ikan yang
ditebar. Kelompok yang memiliki tingkat kelangsungan hidup ikan lele tertinggi
adalah kelompok 1, yaitu 95,88% dan yang memiliki tingkat kelangsungan hidup
ikan lele terendah adalah Kelompok 2 0,004 %. Banyak hal yang memengaruhi
tingkat kelangsungan hidup. Pengaruh-pengaruh tersebut antara lain:
persiapan wadah,pemilihan anakan lele, pemberian pakan, pengelolaan kualitas
air, sampaipada tahap pemanenan ikan lele. Kelompok 2 memiliki nilai SR
terendah, faktor utama yang menyebabkan hal itu adalah frekuensi pemberian
pakan yang tidak teratur sehingga menyebabkan pakan mengendap di dasar
kolam yang kemudian menjadi amonia yang menyebabkan ikan mati
13
suhu air berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan ikan. Ikan lele
dapat hidup pada suhu air berkisar antara 20 – 30 oC. Suhu air yang sesuai akan
meningkatkan aktivitas makan ikan, sehingga menjadikan ikan lele dumbo cepat
tumbuh. Peningkatan aktivitas makan pada benih ikan diduga dipengaruhi oleh
kinerja metabolisme ikan yang baik dan membuat kebutuhan nutrisi yang cukup
untuk mengganti energi yang terbuang, hal ini yang membuat laju pertumbuhan
ikan yang cepat. Hal ini sesuai menurut Madinawati (2011) yang menjelaskan
bahwa suhu air yang sesuai akan meningkatkan aktivitas makan sehingga ikan
menjadi lebih cepat tumbuh. Suhu air yang melebihi kisaran akan sangat
membahayakan kehidupan benih ikan lele. Jika suhu lebih rendah, aktivitas dan
nafsu makan ikan akan berkurang sehingga mengakibatkan pertumbuhan ikan
menjadi terhambat. Menurut Murugaian (2008) kenaikan suhu dapat
menimbulkan berkurangnya kandungan oksigen sehingga dapat menimbulkan
stres pada ikan akibat kerusakan insang karena ikan berusaha menyesuaikan suhu
tubuhnya dengan suhu sekitarnya.
Kemampuan air untuk mengikat atau melepaskan sejumlah ion hidrogen
akan menunjukkan apakah larutan tersebut bersifat asam atau basa. Kisaran pH air
yang terukur selama pemeliharaan berkisar 7,2 – 8,3 merupakan nilai pH air yang
optimal bagi ikan lele dan sesuai menurut Barus (2002) nilai pH air yang ideal
bagi kehidupan organisme air pada umumnya terdapat antara 6,5 sampai 8,5.
Sebagaimana dinyatakan oleh Khairuman, et al. (2008), umumnya ikan lele dapat
hidup di perairan dengan pH air berkisar antara 6,5 - 8.
Penurunan pH air diduga disebabkan kurangnya kandungan oksigen
terlarut dalam air karena proses fotosintetis yang terganggu oleh cuaca pada
tempat penelitian yang berubah-ubah dari panas ke hujan, dan sebaliknya dari
hujan kepanas. Menurut Izzati (2011) menyatakan perubahan pH air ditentukan
oleh aktivitas fotosintesis dan respirasi dalam ekosistem. Fotosintesis memerlukan
karbondioksida yang oleh komponen autotrof akan dirubah menjadi
monosakarida. Penurunan karbondioksida dalam ekosistem akan meningkatkan
pH pada perairan tersebut. Sebaliknya proses respirasi dalam ekosistem akan
meningkatkan jumlah karbondioksida, sehingga pH air menurun. Perubahan pH
air dapat menyebabkan ikan menjadi stres sehingga mudah terserang penyakit,
dan secara tidak langsung rendahnya pH air dapat menyebabkan kerusakan pada
kulit ikan sehingga memudahkan infeksi oleh patogen.
Oksigen terlarut merupakan satu parameter kualitas air yang sangat
penting bagi selurah organisme perairan dalam kehidupannya, pernapasan akan
terganggu bila oksigen terlarut kurang dalam perairan. Kadar oksigen terlarut 5,2
– 9,6 mg/l selama pemeliharaan menunjukkan kadar yang optimal bagi
pertumbuhan ikan lele, dimana oksigen sangat diperlukan untuk pernapasan dan
metabolisme ikan. Menurut Cahyono (2009) kandungan oksigen terlarut dalam air
yang ideal untuk kehidupan dan pertumbuhan ikan lele adalah diatas 32 4 mg/l .
Ikan membutuhkan jumlah oksigen yang cukup agar dapat bertahan hidup disuatu
perairan, kandungan oksigen yang tidak mencukupi kebutuhan ikan dapat
14
menyebabkan penurunan daya hidup ikan yang mencakup seluruh aktivitas ikan
seperti berenang, pertumbuhan dan reproduksi bahkan tingkat kelulushidupan
ikan.
Pakan yang terakumulasi di dalam wadah pemeliharaan, akan
menyebabkan kadar oksigen terlarut menurun. Penurunan kualitas air juga dapat
diakibatkan karena jumlah pakan yang diberikan berlebihan sehingga
mengakibatkan pakan tersisa dan tidak termakan oleh ikan. Pengeringan kolam
serta pembersihan sisa pakan secara menyeluruh yang ada pada kolam setiap kali
selesai satu periode perlu dilakukan untuk mengurangi zat-zat yang bersifat toksik
bagi ikan yang dipelihara.
15
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan Praktikum pembesaran ikan lele (Clarias sp) yang dilakukan
praktikan mulai dari pembesaran sampai pemanenan telah dilaksanakan
dengan baik dan secara berkelanjutan. Dapat disimpulkan dari hasil kegiatan
pembesaran lele perlu persiapan yang matang, mulai dari persiapan wadah
sampai pada tahap pemanenan. Denganmelakukan prosedur yang benar
dalam pembesaran ikan lele, maka kita akanmendapatkan hasil yang
optimal. Faktor yang paling berpengaruh terhadappembesaran ikan lele
adalah pemberian pakan dan frekuensinya. Sedangkan untukkualitas air tidak
begitu beRpengaruh, karena lele tahan terhadap kondisi ekstrem.
16
DAFTAR PUSTAKA
17
LAMPIRAN
18
Gambar pergantian air kolam
19
20