Oleh :
Zainal Wahyu Firzatullah
26020118120030
DEPARTEMEN AKUAKULTUR
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2021
INFORMED CONSENT
Nama : Maso
Usia : 41 tahun
Alamat : Jl. Puspanjolo Timur XI, Semarang Barat, Kota Semarang
kebutuhan masyarakat akan protein hewani serta kemajuan industri kosmetik dan obat-obatan
yang membutuhkan bahan baku rumput laut. Akuakultur atau perikanan budidaya adalah
sistem produksi perikanan yang memiliki peranan penting dalam penyediaan pangan protein
saat ini dan terutama di masa depan, bersama-sama dengan pertanian dan peternakan dalam
konsteks agromaritim (Effendi, 2019). Terdapat dua jenis kegiatan budidaya, yaitu budidaya
ikan konsumsi dan budidaya ikan hias. Untuk pengangkutan ikan ukuran konsumsi sangat
diharapkan dapat mempertahankan kualitas ikan dari daerah asal (pemanenan) sampai daerah
pemasaran. Pada transportasi ikan konsumsi dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu
pengangkutan dalam air dan tanpa air atau dalam kondisi lembab.
Ikan lele (Clarias batrachus) adalah salah satu jenis ikan budidaya air tawar yang
mempunyai nilai ekonomi tinggi. Permintaan produksi ikan lele setiap tahunnya baik di
Indonesia sendiri maupun di luar negeri meningkat setiap tahunnya. Tingginya permintaan
ikan lele di pasaran akan mendorong adanya peningkatan kegiatan produksi ikan lele yang
dilakukan oleh para pembudidaya milik pribadi maupun milik balai perikanan di berbagai
daerah. Perkembangan kegiatan budidaya lele dilatar belakangi oleh penerimaan masyarakat
secara luas terhadap jenis ikan ini karena ikan lele memiliki kandungan nutrisi yang tinggi
untuk memenuhi kebutuhan protein dalam tubuh. Salah satu jenis ikan lele yang banyak
dibudidayakan yaitu lkan lele lokal. Keunggulan performa budidaya untuk ikan lele relatif
lengkap yaitu dengan pertumbuhan yang cepat, pakan yang efisien, variasi ukuran yang
berikut :
1. Mengetahui proses dan pengelolaan manajemen hasil akuakultur khususnya benih ikan lele
di Pasar Surtikanti.
2. Mengetahui permasalahan yang dihadapi oleh penjual dari proses penanganan pasca
1.3. Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan kegiatan Praktikum ini adalah meningkatkan
pengetahuan dan menambah wawasan serta mengetahui permasalahan yang sering muncul
dalam proses penanganan pasca transportasi hingga pemasaran benih ikan lele lokak (Clarias
batrachus) yang dilakukan oleh penjual benih di Pasar Surtikanti, Kecamatan Bulu Lor, Kota
Semarang.
Kegiatan praktikum ini dilakukan pada hari Minggu, 6 November 2021 bertempaat di
Kios Bapak Maso Pasar Surtikanti, Kecamatan Bulu Lor, Kota Semarang.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Klasifikasi ikan lele menurut Weber de Beaufort (1965) dalam Suyanto (2004) adalah
sebagai berikut :
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Subclass : Teleostei
Ordo : Ostariophysi
Subordo : Siluroidaea
Famili : Clariidae
Genus : Clarias
Ada beberapa spesies (jenis) ikan lele, yaitu Clarias batrachus, Clarias leiacanthus,
Clarias nieuwhofi dan Clarias teesmanii. Ikan lele local di Indonesia memiliki beberapa
variasi warna yang berbeda diantaranya, yaitu merah, putih, hitam agak kelabu (gelap),
belang belang hitam putih dan hitam merah. Hitam agak kelabu (gelap) merupakan warna
yang paling banyak penyebarannya di Indonesia dan digunakan sebagai ikan konsumsi.
Sementara tiga warna lain banyak dipelihara untuk dijadikan sebagai ikan hias.
Gambar 1. Morfologi Ikan Lele (Suyanto, 2004).
Lele memiliki bentuk tubuh memanjang dengan kepala pipih dibawah (depresed),
tidak bersisik, licin dan penuh lendir. Sirip ekor membundar, tidak bergabung dengan sirip
anal dan sirip perut juga membundar jika mengembang. Mulut ikan lele berada di ujung
(terminal) dengan 4 pasang sungut, ikan lele mempunyai senjata untuk melindungi dirinya
berupa sepasang patil berada di sebelah depan sirip dada. Selain sebagai senjata, patil ikan
lele bisa digunakan untuk melompat dari kolam atau berjalan di atas tanah. Oleh karena itu,
Habitat atau lingkungan hidup untuk ikan lele adalah air tawar, dimana ikan lele lebih
suka pada air sungai yang airnya tidak terlalu deras, air tanah, air irigasi. Ikan lele
mempunyai organ insang tambahan yang memungkinkan pengambilan oksigen dari udara
luar air oleh karena itu ikan lele tahan terhadap pencemaran bahan bahan organic dan kondisi
air yang buruk sekalipun. Ikan lele juga dapat bertahan pada keadaan padat tebar yang tinggi.
Menurut Iswanto et al., (2016), bahwa kualitas air yang dianggap baik untuk kehidupan lele
adalah suhu yang berkisar antara 15°-35°C, dengan kandungan oksigen terlarut harus
melebihi 0 mg/L, pH 5-1 0, nitrit kurang dari 0,3 mg/L dan NH3 < 3 mg/L. Ikan lele
melakukan kegiatannya dominan pada malam hari (nokturnal). Saat siang hari ikan lele
banyak menghabiskan waktunya untuk berdiam/sembunyi di dalam lubang-lubang di rawa,
Lele mempunyai kebiasaan makan di dasar perairan (bottom feeder). Ikan lele
digolongkan sebagai jenis ikan karnivora menurut jenis pakannya. Di habitat aslinya, ikan
lele memakan cacing, kutu air, siput air dan larva serangga air. Selain bersifat karnivora, ikan
lele juga memakan sisa-sisa benda yang membusuk di dalam air dan kotoran manusia.
Sementara itu, tumbuhan kurang disukai oleh ikan lele. Karena bersifat karnivora, pakan
tambahan yang baik untuk lele adalah pakan yang mengandung banyak protein hewani, jika
pakan yang diberikan banyak mengandung protein nabati maka pertumbuhan ikan lele bisa
melambat. Lele mempunyai sifat kanibalisme atau suka memangsa sejenisnya. Jika
kekurangan pakan, lele tidak segan-segan memakan kawannya sendiri yang berukuran lebih
kecil. Sifat kanibalisme dapat muncul karena adanya perbedaan ukuran. Oleh karena itu
Ikan lele melakukan reproduksi secara eksternal. Ikan lele mencapai dewasa setelah
mencapai ukuran 100 gram atau lebih. Untuk melakukan reproduksi harus ada penyatuan
antara gamet jantan dan betina yang kemudian akan membentuk zigot yang kemudian
berlanjut dan berkembang menjadi individu baru. Ikan lele memerlukan lubang yang teduh
dan aman untuk memijah, ikan lele tidak membuat sarang dari suatu bahan tetapi hanya
meletakkan telurnya diatas dasar lubang sarangnya. Proses reproduksi eksternal dimulai
dengan saling mendekatnya ikan jantan dan ikan betina kemudian ikan betina akan
mengeluarkan telurnya yang mana kemudian diikuti oleh ikan jantan untuk mengeluarkan
sperma nya dengan segera agar telur dapat terbuahi. Seekor induk betina dapat menghasilkan
1000-4000 butir telur dalam sekali memijah. Waktu yang diperlukan untuk menetas sekitar 1-
2 hari, larva yang berumur 1-4 hari masih memperoleh pakan dari kuning telur yang masih
Teknik pengemasan ikan hidup terbagi menjadi dua metode pengemasan yang biasa
dilakukan untuk transportasi ikan hidup yaitu metode terbuka dan metode tertutup. Ikan
hidup yang akan dikirim dipersyaratkan dalam keadaan sehat dan tidak cacat untuk
mengurangi peluang mati selama pengangkutan. Pengemasan ikan hidup terbagi dua yaitu
sistem basah dan sistem kering. Pengemasan ikan lele di pasar Surtikanti menggunakan
system tertutup dan menggunakan plastik sebagai medianya. Sistem ini merupakan sistem
pengemasan yang dianggap paling aman untuk digunakan, baik untuk pengangkutan jarak
pendek maupun jarak jauh. Bahan-bahan yang harus disiapkan adalah oksigen murni,
Sistem transportasi yang digunakan oleh pedagang lele di pasar Surtikanti adalah teknik
transportasi sistem tertutup. Sistem transportasi tertutup menggunakan kantong plastik,
dengan pemberian oksigen terbatas yang telah diperhitungkan sesuai dengan kebutuhan ikan
selama pengangkutan dengan memperhatikan perbandingan bobot ikan, volume media air
dan oksigen. Ikan yang digunakan dipilih terlebih dahulu dan dipisahkan untuk keseragaman
ikan . Menurut Anggraini et al., (2016) bahwa untuk sistem tertutup cenderung menggunakan
jenis alat yang pengangkutannya dengan sistem tertutup yaitu antara lain pengangkutan
menggunakan kantong plastik dan juga pengangkutan dengan derigen plastik dengan sirkulasi
3.1. Materi
Terdapat salah satu pemilik usaha ikan lele di Kota Semarang yakni bapak Maso,
yang diberikan beberapa pertanyaan mengenai usaha bisnis benih ikan lele yang ia jalankan.
Sebelum melakukan wawancara, penulis berkunjung untuk melakukan survey usaha dan
meminta izin terlebih dahulu kepada pemiliki usaha benih ikan lele. Setelah mendapatkan
persetujuan, maka dilakukan sesi wawancara yang terdapat 13 pertanyaan. Berikutnya akan
dilakukan observasi menggunakan bahan bacaan berupa literatur-literatur yang ada untuk
3.2. Metode
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah metode deskriptif, dengan
menyajikan keadaan usaha benih ikan lele berdasarkan fakta-fakta yang diperoleh, menyusun,
dan menganalisis sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai usaha bisnis benih
2. Observasi
Yaitu dengan mengamati dan meninjau langsung di lokasi usaha benih ikan lele untuk
3. Wawancara
Setelah melakukan observasi, selanjutnya melakukan sesi wawancara dengan pemilik usaha
ikan lele yaitu bapak Maso untuk mendapatkan informasi yang berguna untuk laporan ini.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Hasil yang didapatkan pada praktikum pada kali ini yaitu penjual benih ikan yang
dipilih sebagai responden hanya melakukan kegiatan pemasaran. Benih ikan lele lokal
(Clarias batrachus) yang dijual didapat dari produsen benih lain, jadi bisa dibilang bapak
maso hanya sebagai distributor/reseller dan tidak melakukan pembenihan. Benih yang dijual
didatangkan langsung dari temannya yang bertempat di Mijen. Benih yang didatangkan
dikirim menggunakan mobil pick up dengan waktu tempuh perjalanan kurang dari satu
jam. Responden melakukan penjualan benih ikan lele sejak tahun 2017 pada bulan April.
Benih ikan lele yang dijual beragam mulai dari ukuran 3-8 cm dengan harga mulai dari 200-
4.2. Pembahasan
Benih ikan lele (Clarias batrachus) dibeli dari produsen yang berlokasi di Mijen
menggunakan mobil pick up. Setelah tiba di lokasi, benih ikan lele yang baru datang di
pindahkan ke kolam penampungan sementara benih yang terletak di tempat yang teduh.
Sebelum di pindah ke kolam pendederan, benih yang masih dalam plastic dilakukan
aklimatisasi selama kurang lebih 15 menit untuk menyesuaikan suhu air dalam kolam.
Setelah proses aklimatisasi selesai lepaskan tali pengikat pada plastic dan biarkan ikan
keluar dengan sendirimya. Menurut Jayadi et al., (2021), Benih yang akan ditebar
dan benih dibiarkan keluar sendiri ke kolam pendederan. Kolam pendederan ikan lele
Benih ikan lele local (Clarias batrachus) ditampung pada kolam hingga ada pembeli,
jika ada yang membeli benih tersebut maka akan diambilkan dari kolam tersebut untuk
dilanjutkan ke proses pengemasan. Masalah yang biasa dialami pada saat penjualan yaitu
terjadi kematian benih. Benih ikan yang mati dikarenakan ikan lompat keluar dari
Pemasaran benih ikan lele dilakukan dengan cara offline, para pembeli ke pasar/kios
bapak Maso. Selain itu, Bapak Maso juga memasarkan benih lele melalui sosial media berupa
whatsapp dengan membuat status/story kemudian mengantarkan sesuai pesanan yang diminta
oleh pembeli. Benih ikan lele yang dijual beragam mulai dari ukuran 3-8 cm dengan harga
mulai dari 200-700/ekor. Ciri benih lele yang sehat adalah gerakan aktif, lincah, tidak
menggantung serta tidak bergerombol di pojok kolam, induk.berasal dari keturunan yang
unggul. Kegiatan pemasaran ikan lele ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dan
permintaan konsumen secara langsung yang akan memberikan keuntungan bagi pihak
penjual. Menurut Tritanyi dan Yulisti (2012), menyatakan bahwa pemasaran merupakan salah
satu subsistem penting dalam sistem minabisnis. Kegiatan pemasaran merupakan kegiatan
perpindahan tempat dan kepemilikan barang dan jasa dari sentra pra produksi ke konsumen.
keuntungan bagi pembudidaya. Distribusi secara langsung, produsen ikan memasarkan ikan
ikan lele dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan permintaan konsumen. Wadah yang
oksigen murni, kantong plastik, karet, stirofom, dan es batu. Cara pengemasan dengan
kantong plastik ini adalah dengan mengisi sepertiga dari air dan ikan. Kemudian, oksigen
ditambahkan dan tabung untuk mengisi duapertiga bagian kantong dan diikat dengan karet
untuk menghindari keluarnya oksigen. Menurut Wafi dan Setyoharini (2013), Pengemasan
benih ikan di Balai Benih Ikan (BBI) Pakistaji yaitu mengunakan wadah kantong plastic
1. Di siapkanya kantong sekaligus di isi air bersih.Setelah itu benihdi masukkan ke dalam
kantongplastik
2. Mengeluarkan udara yang masih ada di dalam kantong plastik dengan cara
oksigenke dalam plastik, kemudian plastik tersebut diikat dengan tali rafia sampi rapat
Transportasi ikan lele dilakukan untuk mengangkut ikan dari satu tempat ke tempat
lain yang dituju. Kegiatan transportasi diperlukan untuk mempertahankan kualitas ikan
hingga sampai ke tangan konsumen. Transportasi tertutup sangat baik dilakukan untuk jarak
jauh seperti antar kota bahkan antar negara. Transportasi yang digunakan dalam
pengangkutan benih ikan lele dari produsen menuju lokasi responden yaitu menggunakan
sepeda motor yang diberi keranjang bagian belakang. Keranjang tersebut diisi kantong plastic
yang telah berisi ikan secara rapi dan kemudian diberi penutup kardus untuk menghindari
panas terik matahari. Pemilihan penggunaan sepeda motor dalam pengangkutan yaitu karena
jarak tempuh yang relatif dekat dan untuk menghemat biaya pengangkutan. Pemilihan jenis
transportasi yang digunakan dalam pemilihan harus disesuaikan dengan jarak tempuh dan
tingkat urgensi (tujuan). Pengiriman jarak dekat umumnya menggunakan transportasi darat
seperti mobil pick up, sepeda motor, mobil container dan bus. Menurut Anggraini et al.,
(2016), bahwa untuk sistem tertutup cenderung menggunakan jenis alat yang
Transportasi yang digunakan dalam jarak dekat yang paling umum digunakan yaitu dengan
transportasi darat. Transportasi yang digunakan dalam jarak dekat yang paling umum
Lele merupakan hewan yang sangat tahan terhadap penyakit baik penyakit parasite
maupun penyakit nonparasiter akan tetapi sekarang benih ikan lele bukan lagi tahan terhadap
penyakit karena pada saat ini benih sering terkena penyakit yang diakibatkan penyesaran
yang kurang berhati-hati. Perlakuan saat mengambil ikan lele yang kurang baik dapat
mengakibatkan lecet/luka dan menimbulkan terjadinya infeksi pada benih. Perlakuan yang
perlu dilakukan jika ikan lele terkena infeksi adalah melakukan karantina pada ikan yang
terinfeksi dan memberi obat seperti antibiotic. Menurut Wafi dan Setyoharini (2013), Untuk
5.1. Kesimpulan
1. Ikan lele yang dijual Bapak Maso berasal dari temannya yang membudidayakan ikan lele
transportasi dilakukan dalam kolam pendederan yang dilakukan di tempat yang teduh.
Pemasaran dilakukan secara offline dengan dating langsung ke kios dan online
diisi air kemudian diberi oksigen dan diikat agar oksigen didalam kantong plastic tidak
keluar. Trasnportasi dilakukan dengan system tertutup menggunakan sepeda motor untuk
jarak dekat dan menggunakan pick up untuk jarak jauh. Penanganan penyakit dilakukan
ketika ikan terkena infeksi akibat luka dan diobati menggunakan antibiotic yang
2. Permasalahan yang dihadapi oleh responden adalah ikan sering meloncat keluar kolam
5.2. Saran
Saran dari saya untuk Bapak Maso penjual benih ikan lele di Pasar Surtikanti adalah :
2. Sebaiknya diatas kolam ikan lele diberi biosecurity berupa jarring atau plastic agar ikan
Anggraini, D., Kasmaruddin dan maskur H. Z., 2016 Pengaruh pemberian daun ubi jalar
dengan dosis yang berbeda terhadap kelulus hidupan benih ikan mas (Cyprinus carpio
L.) dalam pengangkutan. Jurnal BAPPEDA, 2(3),193-199.
Anggraini, D., Kasmaruddin dan maskur H. Z., 2016 Pengaruh pemberian daun ubi jalar
dengan dosis yang berbeda terhadap kelulus hidupan benih ikan mas (Cyprinus carpio
L.) dalam pengangkutan. Jurnal BAPPEDA, 2(3),193-199.
Iswanto, B., Suprapto, R., Marnis, H., & Imron, I. (2016). Performa Reproduksi Ikan Lele
Mutiara (Clarias Gariepinus). Media Akuakultur, 11(1), 1-9.
Jayadi, J., Asni, A., Ilmiah, I., & Rosada, I. (2021). Pengembangan Usaha Kampus Melalui
Inovasi Teknologi Budidaya Ikan Nila Dengan Sistem Modular pada Kolam Terpal Di
Kabupaten Pangkajene Kepulauan. To Maega: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 4(2),
196-207.
Mahyudin, K., & S PI, M. M. (2013). Panduan lengkap agribisnis Lele. Niaga Swadaya.
Daftar Pertanyaan
3. Benih ikan lele disini hasil dari pembenihan sendiri atau pasok dari tempat lain?
8. Transportasi apa yang digunakan untuk mengangkut benih ini dari daerah asal?
9. Bagaimana cara penanganan awal ketika benih ini sampai di tempat bapak?
10. Bagaimana cara bapak untuk menjaga kualitas benih dalam wadah agar tetap baik?
12. Apakah bapak pernah mengalami kematian massal pada saat berbudidaya?
13. Permasalahan apa yang sering terjadi dalam budidaya ikan lele?
DOKUMENTASI