Anda di halaman 1dari 25

PROPOSAL

PROYEK USAHA MANDIRI (PUM)

PEMBENIHAN IKAN LELE


SANGKURIANG (Clarias Gariepinus)
SECARA BUATAN DI HATCERY LABORATORIUM
PRODUKSI DAN MANAJEMEN BUDIDAYA PERIKANAN

OLEH:

BEN AGUSTINUS BEKAK


NIM:2023811005

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI BUDIDAYA


PERIKANAN JURUSAN PERIKANAN DAN
KELAUTAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI KUPAN


KUPANG
2022

LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL PROYEK USAHA MANDIRI (PUM)

Judul : Pembenihan Ikan Lele Sangkuriang(Clarias Gariepinus)

Secara Buatan Di Hetcery Laboratorium Produksi


Dan Manajemen Budidaya Perikanan

Nama : Ben Agustinus Bekak


NIM : 2023811005
Jurusan : Perikanan Dan Kelautan
Program Studi : Te k n o l o g i B u d i d a y a P e r i k a n a n

Kupang September 2022

Menyetujui,
Pembimbing PUM

Wahyuni Fanggi Tasik,S.Pi.,M.Si


NIP. 19860616 201404 2 001

Mengetahui,
Ketua Program Studi TBP
Koordinator PUM

Mikson M. D Nalle, S.Pi., M.Si


Wahyuni Fanggi Tasik, S.Pi., M.Si NIP.
NIP. 19790524 200912 1 002
19860616 201404 2 00

ii
1BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Ikan lele merupakan salah satu jenis air tawar yang mempunyai nilai
ekonomis tinggi. Ikan jenis ini sudah di budidayakan secara komersial oleh
masyarakat Indonesia, dan merupakan salah satu sumber penghasilan yang
potensial di kalangan pembudidaya ikan. Perkembangan pesat kegiatan
budidaya lele di tanah air tidak terlepas dari penerimaan masyarakat secara
luas terhadap jenis ikan ini (Amri,2008).

Ikan lele mempunyai kemampuan adaptasinyapun cukup tinggi,sehingga


dalam proses penyebaranya tidak menggalamoi kesulitan,terutama dalam
perkembangbiakanya.Pada awalnya lele belum memiliki farietas yang dapat
diungulkan sehingga usaha budidaya ini belum dilirik oleh masyarakat.pada
Paat itu lele yang dibudidayakan hanya sebatas lele local dan lele dumbo yang
kurang menghasilkan (Fauzi,2003).

Muktiani (Muktiani,2011) menyatakan, seiring perkembangan dunia


perikanan serta aplikasih teknologi kini muncul farietas baru yang di beri
nama lele sangkuriang.Lele sangkuriang memang belum setenar lele
dumbo.Pada hal lele sangkuriang ini adalah jenis lele yang di kembangkan
dari parietas lele dumbo.Kehadiran lele sangkuriang ini di fungsikan untuk
memperbaiki kualitas lele dumbo yang mulai menurun akibat penanganan
induk yang kurang baik.Massa pertumbuhan lele sangkuriang di tangerai lebih
pesat dari lele dumbo bahkan bisa dua kali lebih cepat dari lele dumbo.

Usaha budidaya lele sangkuriang (Clarias Gariepinus),bermula dari


kegiatan menghasilkan benih,untuk selanjutnya di dederkan dan dibesarkan
sampai mencapai ukuran konsumsi. Saat ini berkat perkembangan dan
spesifikasih pola usaha dalam budidaya lele,kegiatan pembenihan,selain
dilakukan terintegrasih dengan pendederan dan pembesaran,juga bisa
dijadikan cabang usaha tersendiri.Artinya sangat mungkin bagi pembudidaya

1
atau calon pembudidaya lele sangkuriang (Clarias Gariepinus),untuk hanya
berspesialisasi menjadi pembenihan (Khairuman dan Amri,2008).

Teknik pembenihan lele menggalami perkembangan dan pembenihan


secara alami,pembenihan dengan peransangan,hingga pembenihan buatan
yang sepenuhnya melibatkan campur tangan manusia dan aplikasih
teknologi.media pembenihanpun beragam dari kolam tanah sedarhana dilahan
terbuka,penggunaan bak pemijahan khusus sehingga pemijahan
terkontrol.walaupun perkembangan teknik pemijahan semakin maju dan
aplikasi teknologinya semakin mudah dan praktis.

Kegiatan pembenihan merupakan kegiatan tahap awal dalam suatu


rangkaiaan budidaya perikanan.Kegiatan pembenihan diawali dengan
penyiapan madia unit pembenihan,manajemen,penggelolaan induk yang
baik,pemijahan,sampai dengan penetasan telur menjadi benih atau larva yang
kemudian di lanjutkan dengan pemeliharaan larva sampai ukuran tertentu
untuk tahap pendederan. Resiko pada stadium benih ini yang menggakibatkan
pemenuhan kebutuhan masyarakat akan benih lele sangkuriang ini menurun.
Oleh karena itu ini menjadi alasan saya mengambil Judul PUM pembenihan
ikan lele di hetcery Laboratorium Produksi dan Manajemen Budidaya
Perikanan. Oleh karena itu usaha pembenihan ikan lele ini merupakan salah
satu kegiatan yang layak untuk di kembangkan di Nusa Tenggara Timur
(NTT), untuk menjawab permintaan masyarakat di Nusa tenggara Timur
(NTT).

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari peraktik Proyek Usaha Mandiri (PUM) ini yaitu:
 Untuk menggetahui teknik pembenihan ikan lele sangkuriang
(Clarias Gariepinus) secara buatan di Hatchery Laboratorium
Produksi dan Manajemen Budidaya Perikanan, Jurusan Perikanan
dan Kelautan Politeknik Pertanian Negeri Kupang.

2
 Untuk menggetahui kelayakan usaha teknik pembenihan ikan lele
sangkuriang (Clarias Gariepinus) di Hatchery Laboratorium
Produksi dan Manajemen Budidaya Perikanan, Jurusan Perikanan
dan Kelautan Politeknik Pertanian Negeri Kupang.

1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari peraktik Progaram Usaha Mendiri (PUM) yaitu:
 Untuk memperluas pengetahuan penulis tentang teknik
pembenihan ikan lele sangkuriang (Clarias Gariepinus) secara
buatan.
 Untuk menambah wawasan pembaca mengenai pembenihan ikan
lele sangkuriang (Clarias Garieninus) secara buatan.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasih ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus)


Klasifikasih ikan lele sangkuriang (Clarias Gariepinus) menurut
Basahuddin (2009), sebagai berikut:

Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata

Classis : Pisces

Subclassis : Teleostei

Ordo : Ostariophys

Subordo : Siluroidae

Familly : Claridae

Genus : Clarias

Spesies : Clarias Gariepinus

Ikan lele sangkuriang (Clarias Gariepinus) merupakan hasil perbaikan


gentik antara induk betina generasih kedua (F2) dengan induk jantan generasih
keenam (F6) induk betina F2 merupakan hasil koreksi yang ada di BBPBAT
sukabumi (Zairin et al, 2005) yang berasal dari keturunan kedua lele dumbo yang
di introduksi ke indonesia pada tahun 1985, sedangkan induk jantan F6
merupakan sediaan induk yang ada di BBPBAT sukabumi.pada tahun 2004,lele
sangkuriang resmi dilepas sebagai parietas lele ungul berdasarkan surat keputusan
kelautan dan perikanan No.Kp.26/MEN/2004 pada tangal 21 juli 2004
(Sunarman,2004).

4
2.2 Morfologi Ikan Lele Sangkuriang (Clarias Gariepinus)
Ikan lele mempunyai alat pernapasan berupa insang serta labirin sebagai
alat pernapasan tambahanya.alat pernapasan ini terletak di kepala bagian
belakang.insang pada ikan merupakan komponen penting dalam pertukaran gas
menurut Mahyudin (2007).

Berdasarkan perbedaan jenis kelaminya,lele sangkuriang (Clarias


gariepinus),jantan memiliki kepala yang lebih kecil dari induk lele betina,warna
kulit dada agak tua,urogenital papila (kelamin),agak menonjol,memanjang ke arah
belakang dan terletak dibelakang anus,serta warna ikan lele sangkuriang (Clarias
Gariepinus) tampak dorsal keerahan,gerkanya lincah,tulang kepala pendek dan
agak geppeng (depress).perut lebih lansing dan kenyal bila di bandingkan induk
lele betina, bila bagian perut di sripping secara manual dari perut ke arah ekor
akan menggeluarkan cairan putih kental (spermatozoa-mani),dan kulit lebih halus.

Ciri-cirri induk lele betina yaitu kepalanya lebih besar,warna kulit dada
agak terang,urogenital papila (kelamin),berbentuk oval (bulat daun),berwarna
kemerahan, lubang-nya agak lebar dan terletak di belakang anus,gerakanya
lambat,tulang kepala pendek dan agak kembung,perut lebih kembung dan lunak
bila bagian perut di striping secara manual dari bagian perut ke arah ekor akan
menggeluarkan telur Khairuman dan Amri,(2008).

2.3. Habitat Ikan Lele Sangkuriang (Clarias Gariepinus)


Tempat hidup ikan lele sangkuriang adalah semua jenis ikan air tawar.ikan
lele sangkuriang dapat bertahan hidup di lingkungan yang kualitas airnya sangat
beruk,ikan lele sangkuriang dapat bertahan hidup di air kotor,air
berlumpur,bahkan dapat hidup diluar air sampai delapan jam.lele pada umumnya
dapat hidup pada suhu 20℃.suhu optimal untuk kehidupan ikan lele anatar 22-
32℃,ph meter6,9.(Hermawan,2011).

5
2.4. Pakan dan Kebiasaan Makan Ikan Lele Sangkuriang (Clarias Gariepinus)
Ikan lele sangkuriang (Clarias Gariepinus) termasuk ikan pemakan segala
jenis makanan (omnivora),baik bahan hewani maupun nabati.pakan alami ikan
lele sangkuriang adalah binatang bianatang renik,seperti kutu air,dari kelompok
daphnia,clodocera atau copepod.

Ikan lele sangkuriang (Clarias Gariepinus) juga memakan larva jentik


nyamuk,serangga atau siput siput kecil.meskipun demikian,jika telah
dibudidayakan misalnya dipelihara dikolam buatan dapat memakan pakan buatan
seperti:pellet,limbah peternakan,ayam,dan limbah limbah peternakan
lainya(Himawan,2008).ikan lele sangkuriang dapat memakan segala macam
makanan,tetapi pada dasarnya bersifat karnivora (pemakan daging),maka
pertumbuhanya akan lebih pesat bila diberi pakanyang mengandung protein
hewani dari pada di beri pakan dari nabati (Lukito,2002).

2.5 Manajemen Kualitas Air


Kondisis air dalam bedidaya harus di sesuaikan dengan kebutuhan optimal
ikan yang dipelihara.keberhasilan suatu proses budidaya ditentukan oleh keadaan
kuantitas air dan kualitas air. Kuantitas air adalah jumlah air yang tersedia untuk
proses budidaya yang berasal dari sumber air seperti sungai,sumur,saluran dan
irigasi.sementara kualitas air yaitu sifat kimia,fisika,dan biologi air.sifat kemia air
berupa derajat keasaman(PH),oksigen terlarut(O2),karbondioksida(CO2),amoniak
dan alkalinitas.sementara itu sifat fisika air berupa,kekeruhan,kecerahan,suhu,dan
warna air.sedangkan sifat biologi air adalah berupa ,plankton,benthos,dan tanaman
air.

Menurut sunarma (2004),suhu optimal untuk ikan lele sangkuriang


berkisar antara 22-34℃.kisaran pH yang dibutuhkan untuk benih ikan lele
sangkuriang berkisar antara 6-9.sedangkan kandungan oksigen O2 terlarut yang

6
baik untuk benih ikan lele sangkuriang yaitu lebih dari 1mg/l.menurut Rafianto
(200), kolam budidaya lele yang baik memiliki kandungan Co2 terlarut
maksimum 11 mg/l,ammonia total maksimum 1 mg/l dan kandungan nitrit
minimum 0,1 mg/l.

2.6 Manajemen pemberian pakan


Makanan merupakan factor yang menentukan bagi
populasih,pertumbuhan ikan lele sangkuriang(Clarias Gariepinus).pemebrian
pakan 3 kali sehari menghasilkan pertumbuhan terbaik jika di bandingkan dengan
pemberian pakan 2 kali sehari dan pemberian pakan 4 kali sehari.hasil ini sejalan
dengan pernyataan Desilva et al.,(1995), bahwa frekuensi pemberian pakan
optimal untuk ikan lele adalah 3 kali sehari berdasarkan laju
pertumbuhanya.selajutnya Tahapari dan Suhenda,(2009) menjelaskan bahwa
freekuensi pemberian pakan 3 kali sehari,diduga waktu pemberian pakan pada
perlakuan tersebut sesuai dengan laju penggosongan isi lambung benih ikan lele
sangkuriang sehingga benih ikan lele sangkuriang akan segara merespon pakan
yang diberikan. Dengan demikian,kerja saluran pencernaan lebih mudah dan
penyerapan nutrisi pakan lebih optimal.

2.7 Hama dan Penyakit


1. Hama

Hama merupakan ganguan yang berasal dari organisme yang bersifat


predator,penggangu dan penyaing.hama ikan lele yang bersifat predator adalah
musang,ular,katak,jentik nyamuk,kucing,dan linsang.belut juga sebagai hama
penggangu bagi yang melakukan pemeliharaan di kolam tanah,biasanya belut
membuat lubang pematang sehingga kolam rentan bocor. Hal ini sejalan dengan
pernyataan Anggraini,(2012) hama merupakan jenis binatang yang menimbulkan
kerugian pada kegiatan budidaya ikan,hama yang sering ditemukan di dalam
kolam yaitu katak,mussang dan ular.(Anggraini2012).

2. Penyakit

7
Penyakit yang menyerang ikan lele sangkuriang hampir sama dengan
penyakit yang menyerang ikan air tawar umumnya. Biasanya penyakit yang
menyerang biasanya di sebabkan oleh infeksi jamur,protozoa,bakteri dan
virus.penyakit bintik putih ,disebabkan oleh protozoa jenis Ichthyphyhurius
multifillis.cirri dari penyakit ini adalah munculnya bintik putih pada kulit dan
insang ikan.penyakit ini terjadi akibat kualitas air yang tidak terjaga suhu air yang
terlalu dingin serta kepadatan tebar ikan yang sangat tinggi.untuk mencegah
penykit ini wajib untuk mempertahankan suhu 28℃ dan gunakan air yang
bersih.sedangkan untuk penggobatanya ialah dengan merendam ikan pada larutan
formalin di tanbah dengan malacit green selama 24 jam.

2.8 Teknik Pembenihan ikan Lele sangkuriang (Clarias Gariepinus)


2.8.1 pemeliharaan induk

Pemeliharaan calon induk maksimal 1 tahun dengan berat 1kg/ekor.pakan


yang diberikan pada calon induk berupa pakan buatan seperti pellet dan pakan
lainya seperti:ikan rucah,keong mas,bakicot dan lain sebagainya.pakan untuk
calon induk berupa pakan komersial yang memiliki kandungan protein di atas
25% dengan jumlah pemebrian pakan 2-3% dari bobot biomasa dan frekuensi
pemberian pakan sebanyak 3 kali dalam 1 hari.makanan tambahan yang diberikan
pada calon induk bertujuan agar telur yang di hasilkan berkualitas dan besar.

2.8.2 Seleksi Induk

Selaksi induk/proses pemijahan induk betina ikan lele


sangkuriang(Clarias Gariepinus) antara lain umur induk minimal satu tahun
sedangkan untuk berat 0,7-1,0 kg/ekor dan panjang standar 30-35 cm/ekor baru
dapat di pijahkan.induk betina yang siap di pijahkan adalah induk betina yang

8
sudah matang gonad,cirri-cirri induk yang siap di pijahkan adalah sebagai berikut:
induk betina,perut besar dan lembek,warna tubuh kemerahan,pergerakan
lambat,alat kelamin-nya berwarna merah. Sedangkan untuk jantan pergeranya
cepat/aktif,anggota tubuh berwarna merah,alat kelamin berwarna merah.secara
praktis hal ini dapat di amati dengan cara meletakkan induk pada lantai yang rata
dengan perabaan pada bagian perut.

Jumlah induk jantan dan betina tergantung pada rencana produksi dan
system pemijahan yang digunakan.jumlah induk jantan dan betina dapat
berimbang.induk lele sangkuriang(Claries Gariepinus)sebaiknya di pelihara secara
terpisah dalam kolam tanah atau bak tembok dengan padat tebar lima ekor /m2
dengan kondisi air yang menggalir atau pun air dalam kondisi diam.
(sunarma,2004).

2.8.3 Pemberokan

Pemberokan adalah tahapan dalam pemijahan yang dilakukan dengan cara


dipuasakan saat induk ikan setelah di seleksi dan sebelum di pijahkan pemberokan
bertujuan untuk menggeluarkan sisa feses atau makanan di dalam perut ikan agar
saat pemijahan yang dikeluarkan telur bukan feses. .pemberokan induk jantan dan
betina dilakukan di kolam terpisah,kolam yang digunakan berupa kolam tanah
atau beton dengan air menggalir ataupun air dalam kondisi diam(sunarma,2004).

Pada saat akan dilakukan pemijahan,kematangan gonad induk lele betina


di periksa kembali perut ikan betina menjadi kemps setelah di lakukan
pemberokan.menunjukan bahwa buncitnya perut induk bukan karena adanya
telur,tetapi karena pakan(mahyuddin,2008).

2.8.4 Penyuntikan Hormon

Hormon ovaspech merupakan hormon sintesis(buatan).ovaspech terbentuk


cairan yang di simpan dalam ampul.satu ampul berisi sepuluh/10 ml.penyuntikan
menggunakan hormon ovaspech sangat praktis sebab sudah berupa larutan
sehingga hanya di suntikan saja pada induk jantan dan betina.hormon sisa di
dalam ampul dapat di simpan pada tempat yang tidak terkena sinar matahari

9
secara lansung atau di simpan pada suhu kamar(pusat penyuluhan kelautan dan
perikanan,2011).dalam kondisi tersebut,ovaspech tahan hingga 3-
4bulan(sunarma,2004).

Proses penyuntikan dilakukan satu kali secara intra muscular yaitu pada
bagian punggung kanan dan kiri pada ikan.rentang waktu antara penyuntikan
dengan ovulasih telur 10-14 jam tergantung pada suhu inkubasih
induk(sunarma,2004). Dalam melakukan penyuntikan digunakan alat suntik yang
sudah dibersihkan atau di cuci dengan NaCl/air panas atau menggunakan jarum
baru(pusat penyulukan kelautan dan perikanan,2011).

Sebalum melakukan penyuntikan hormon ovaspech dilakukan


penimbangan induk jantan dan betina untuk menentukan dosis ovaspech yang
akan di suntikan(srivastaka,2012). Menurut pusat penyuluhan kelautan dan
perikanan (2012) induk jantan yang beratnya 1kg,dosis hormone ovaspech yang
diberikan 0,3-0,5 ml.(sesuai petunjuk pada wadah hormon tersebut).pengambilan
hormone dilakukan dengan menyedot menggunkan injeksi spuit sebanyak
hormone yang diperlukan.dilanjutkan dengan penyedotan kembali menggunakan
jarum yang sama untuk mengambil larutan garam fisiologis 7% sebanyak 0,5 ml
yang digunakan untuk mengencerkan hormon ovaspech.penyuntikan pada
punggung ikan dilakukan sebanyak setengah dosis di sebelah kiri sirip punggung
dan setengah dosis di sebelah kanan(pusat penyuluhan kelautan dan
perikanan,2011)dengan kemiringan kurang lebih 30℃ dalam 2-5 cm kearah ekor
pada otot punggung (mahyuddin,2008).penyuntikan dilakukan dengan sangat hati-
hati.setelah jarum suntik di cabut,bekas suntikan tersebut ditekan/ditutup dengan
jari agar larutan ovaspech tidak keluar.

2.8.5 Pemijahan

Menurut sunarma(2004),pemijahan ikan lele sangkuriang dapat dilakukan


dengan 3 cara yaitu:pemijahan alami (natural spawning),pemijahan semi
alami(induced spawning) dan pemijahan buatan(induced artificial
breending).sunarma,(2004) bahwa pemijahan alami dan semi alami menggunakan

10
indukan jantan dan betina dengan perbandingan 1:1 baik jumlah ataupun
berat.fekunditas yang dihasilkan oleh lele sangkuriang adalah antara 40,000-
60,000/kg induk.menurut khairuman dan Amri(2002),selama proses pemijahan
berlansung,secara bersamaan induk betina akan menggeluarkan telur dan induk
jantan menggeluarkan spermanya,setelah itu terjadilah pembuatan di luar tubuh.
Ikan lele dapat memijah sepanjang tahun tanpa menggenal musim(suyanto,2006).

2.8.6 Penetasan Telur

Penetasan telur sebaiknya dilakukan pada air yang menggalir untuk


menjamin ketersediaan oksigen terlarut dan pergantian yang kotor akibat
pembusukan telur yang tidak dibuahi untuk meningkatkan ketersediaan oksigen
terlarut diupayakan untuk menggunakan aerasi.telur akan menetas sela 30-36 jam
setelah pembuahan pada suhu 24-28℃(Dardiana dan I.R Sary,2010).

2.8.7 Pemeliharaan Larva

Larva yang baru menetas tidak perlu di beri makan,sebab masih


mempunyai cadangan makanan berupa kuning telur yang melekat di
tubahnya.persediaan kuning telur akan habis dalam 4 hari setelah itu di beri pakan
berupa artemia,cacing sutra dan cacing rambut. Cacing rambut yang diberikan
harus dalam keadaan hidup,bukan yang kering atau dalam keadaan
mati(Nasrudin,2010).menurut (sunarma, 2004),telur lele sangkuriang (Clarias
Gariepinus),menetas 30-36 jam setelah pembuahan pada suhu 24-28℃ penetasan
telur dan penyerapan yolksack akan lebih cepat terjadi pada suhu yang lebih
tinggi.

2.8.8 Greading

Menurut Nasrudin(2010),greading atau penyortiran benih adalah kegiatan


menyeleksi benih sesuai dengan ukuran yang diharapkan. penyortiran bertujuan
untuk mendapatkan keseragaman benih dan untuk menghindarkan benih yang
memiliki ukuran lebih besar karena bisa memakan benih ukuranya lebih kecil.

11
Penyortiran dalam segmen pemebnihan lele sangkuriang (Clarias
Gariepinus) umumnya dilakukan dua kali.warisno dan kres
dahana(2009),menyatakan bibit yang dipelihara dalam pendederan I berukuran
sangat kecil,rentas stress dan cedera,sehingga pelepasanya harus dilakukan
dengan hati-hati.ukuran benih yang dipelihara pada pendederan II dua kali lebih
besar dari bibit pada pendederan I,yaitu antara 250-500 ekor/m2.

2.8 Pengendalian Hama Dan Penyakit


1.Hama

Hama merupakan gangguan yang berasal dari organism lainnya yang


bersifat predator, pengganggu atau penyaing.hama ikan lele yang bersifat predator
adalah musang,ular, linsang,katak dan jentik nyamuk.hama yang termasuk
kategori pengganggu adalah belut,teruatama bagi para pembudidaya dikolam
tanah belut biasanya membuat lubang pematang sehingga kolam rentan bocor.

2.penyakit

Penyakit yang menyerang ikan lele hampir sama dengan penyakit yang
menyerang ikan air tawar pada umumnya .biasanya penyakit yang menyerang
disebabkn oleh infeksi jamur,protozoa ,bakteri dan virus.penyakit bintik
putih(bintik putih),disebabkan oleh protozoa jenis Ichthyphyhirius multifilis.ciri
dari penyakit ini adalah munculnya bintik putih pada kulit dan insang
ikan.penyakit ini dipicu oleh kualitas air yang tidak terjaga , suhu air yang terlalu
dingin serta kepadatan lebar ikan sangat tinggi.

Untuk mencegah penyakit ini ,wajib untuk mempertahankan suhu 28℃ dan
gunakan air yang bersih.sementara untuk pengobatannya ialah dengan merendam
ikan pada larutan formalin ditambah dengan melacit green selama 24 jam.penyakit
gatal penyebabnya adalah protozoa jenis trochodina sp.

2.9 Pemanenan
Pemanenan merupakan kegiatan yang dilakukan setelah massa
pemeliharaan ikan selesai dan ikan mencapai ukuran pasar. Alat yang digunakan

12
untuk kegiatan pemanenan benih yaitu seser,ember waring,kantong plastic,karet
gelang,tabung udara(oksigen) dan mangkuk kecil.perhitungan hasil biasanya di
lakukan secara manual.untuk memperoleh benih yang seragam digunakan ember
plastic yang berlubang lubang (baskom greading)(wartajaladri,2005).

2.10 Pemasaran
Pemasaran merupakan salah satu kegiatan penting yang perlu dilakukan
perusahaan untuk meningkatkan usaha dan menjaga kelangsungan hidup
perusahaan tersebut sebagai berikut:

1.strategi pemasaran

Strategi pemasan adalah upaya memasarkan satu produk,baik itu


barang maupun jasa,dengan menggunakan pola rencana tertentu hingga
jumlah penjualan menjadi lebih tinggi.

2.saluran pemasaran

Irwan dan soedjono(2001),pengertian saluran pemasaran adalah


himpunan perorangan dan perusahaan yang mengambil alih hak atau
membantu dalam hak atas barang atau jasa selama berpindah dari produsen
ke konsumen.

2.11 Analisis usaha


Pengertian analisis usaha adalah pemecahan atau mengguraikan sesuatu unit
menjadi berbagai unit kecil.Dalam melakukan analisis usaha yang perlu
diperhatikan adalah sebagai berikut:

1. Biaya tetap

Biaya tetap merupakan biaya yang jumlahnya tetap konstan tidak


dipenggaruhi perubahan volume kegiatan atau aktivitas sampai tingkat
kegiatan tertentu (mulyadi,2005).

2. Biaya variabel

13
Biaya yang digunakan dan totalnya selalu tidak tetap atau berubah
ubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan usaha.besar kecilnya
biaya total biaya variabel oleh besar kecilnya produksi (mulyadi,2005).

3. Total biaya

Total biaya merupakan jumlah keseluruhan biaya tetap dan biaya


variabel yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menghasilkan sejumlah
produk dalam suatu periode tertentu (mulyadi,2005).

4. Penerimaan

Penerimaan adalah penjualan atau output yang diterima


produsen.penerimaan dari suatu proses produksi dapat dihitung dengan
menggalikan jumlah produksi yang dihasilkan dengan harga jual produk
tersebut (mulyadi,2005).

5. Keuntungan

Laba (income) adalah pendapatan dengan keseimbangan biaya


biaya dan penggeluaran untuk periode tertentu (mulyadi,2005).

6. R/C-Ratio

R/C-Ratio adalah jumlah ratio yang digunakan untuk melihat


keuntungan relative yang akan di dapatkan dalam sebuah proyek.
(effendi,2004).

penerimaan
R/C-Ratio=
total biaya

keterangan:

a. Nilai R/C >1,artinya usaha yang dilakukan menggalami keuntungan


sehingga secara ekonomis layak untuk di kembangkan.
b. Nilai =1,artinya usaha yang dilakukan tidak menggalami keuntungan
ataupun kerugian.

14
c. Nilai R/C < 1,artinya usaha yang diakukan menggalami kerugian
sehingga secara ekonomis tidak layak untuk di kembangkan.

BAB III

METODE PELAKSANAAN

3.1 Waktu Dan Tempat


Pelaksanaan Kegiatan proyek usaha mandiri (PUM) dimulai dari jumat
23 september 2022 di Hetchery laboratorium produksi dan manajemen budidaya
perikanan sampai dengan 16 desember 2022 di Hetchery laboratorium produksi
dan manajemen budidaya perikanan

3.2 Alat Dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan pada kegiatan pembenihan ikan
lele sangkuriang secara buatan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Table 1. Alat

No Alat Fungsi
1 Bak fiber Sebagai wadah budidaya.
2 Blower Untuk menghasilkan oksigen.
3 Baskom sortir Untuk menyortir benih.
4 Timbangan duduk Untuk menimbang berat ikan/induk yang digunakan
saat pemijahan.
5 Ember Wadah penmpungan air.
6 Thermometer Untuk meggukur suhu air pada kolam pemeliharaan.
7 Serok Menangkap larva.
8 Selang air Untuk mengalirkan air ke kolam budidaya.
9 Kakaban Sebagai media untuk induk betina menyimpan telur
pada saat pemijahan.

15
10 Waring Sebagai penutup kolam pemeliharaan larva.
11 planktonet net Sebagai penyaringan air saat masuk ke kolam
pemeliharaan.
12 Batu aerasi Untuk menyuplai oksigen terlarut yang ada pada
kolam..
13 Selang aerasih Untuk mengalirkan oksigen ke kolam budidaya.

Tabel 2.Bahan

No Bahan Fungsi
1 Ayam Menambah nutrisih dan tingkat kematangan
gonad pada induk jantan dan betina.
3 Pakan Sebagai pakan untuk induk lele.
4 Pakan MEM Sebagai pakan untuk larva.
5 Probiotik Untuk menetralkan kualitas air.
6 Garam Untuk menetralkan kualitas aid an membunuh
bakteri yang terbawa air ke dalam kolam
pemeliharaan.
7 Kunyit Menetralkan ph air dan menambah imun tubuh
pada benih larva.
8 Kain Menutup bagian kepala saat penyuntikan dan
untuk pembersihan kolam pemeliharaan.
9 Vitamin B Mempercepat pertumbuhan dan menambah
kompleks nafsu makan ikan.
10 NHCl Sebagai pengencer larutan ovaspek.
11 Ovaspek Sebagai hormone peransang pada induk.
12 Pakan artemia Sebagai pakan larva.

16
13 Induk ikan lele Penghasil benih atau keturunan.
14 Air Sebagai media hidup ikan.

3.3 Prosedur Kerja


1. pemeliharaan induk

Induk yang dipelihara dapat di berikan pakan dua kali sehari


dengan menggunakan pakan Hi-provite-1 frekuensi pemberian pakan
diberikan 2 kali sehari yaitu pada saat pagi jam 07.00dan sore 16.00. jumalh
induk betina berjumlah 42 ekor dan induk jantan berjumlah 63 ekor dengan
luas kolam

2. Persiapan Wadah Pemijahan

Persiapan wadah meliputi:

 Pembersihan kolam fiber dengan cara menyikat dan menggosok


dinding kolam menggunakan waring.
 Setelah itu kolam dibilas dengan air bersih
 Kemudian dilakukan penggsian air.
 Penebaran garam
 Penataan kakaban
3. selaksi induk
Selaksi induk meliputi:

 Air pada kolam di keringkan dengan membuka outlet


 Kemudian gosok dinding kolam menggunakan waring perlahan-
lahan sampai air kering
 tangkap induk menggunakan waring/ serok,kemudian lakukan
seleksi dengan melihat tingkat kematangan gonad pada induk.
 Pisahkan induk jantan dan betina yang sudah matang gonad pada
wadah berbedah yang telah di siapkan berupa baskom
4. pemberokan

17
Pemberokan dapat dilakukan dengan cara induk jantan dan betina
yang sudah diseleksi di tampung terpisah pada kolam fiber yang telah
disiapkan.Tujuan dari pemberokan yaitu mengguranggi lemak dan
memastikan induk siap untuk di pijahkan. Pemberokan berlansung selama
berapa jam 12 jam.

5. penyuntikan

Penyuntikan meliputi:

 Siapkan alat dan bahan yang digunakan.


 tangkap induk jantan dan betina dengan menggunakan serok
 induk yang di tangkap kemudian ditimbang dan catat hasil nya
 setlah induk ditimbang langkah selanjutnya yaitu pengambilan
dosis ovaspec dan larutan Nacl yang akan digunakan yaitu 0,2 ml
dengan perbandingan 1 banding 1 Kemudian lakukan penyuntikan
pada bagian pungung kiri dan kanan induk dengan kemiringan
jarum suntik 45o
 Kemudian induk yang di suntik dimasukan kembali pada kolam
pendederan.
 Setelah itu lakukan striping pada induk betina untuk
menggeluarkan telur.
 Sedangkan untuk ikan jantan di belah untuk mengambil
spermatozoa/mani.
 Kemudian larutkan spermatozoa dengan larutan NaCl pada over
glass
 Kemudian lakukan pencampuran sel spermatozoa atau mani yang
di larutkan dengan NaCl ke dalam telur setelah itu di cuci dengan
air bersih
 Kemudian telur yang telah di cuci di tebar pada kolam pemijahan.
6. penetasan telur
Penetasan telur meliputi:

18
 Pemindahan kakaban yang telah ditempeli telur
 Kemudian tambahkan aerasih untuk mempercepat proses
penetasan.
7. perawatan larva
Perawatan larva meliputi:

 Pemberian pakan
 Pengantrolan kualitas air
 Pergantian air
 Penyiponan

BAB IV

BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya

 Biaya Tetap
Biaya adalah biaya yang jumlahnya tetap konstan tidak
dipenggaruhi perubahan volume kegiatan atau aktivitas sampai tingkat
kegiatan tertentu (mulyadi,2005).

Tabel 5,biaya tetap

No Nama Satuan Jumlah Harga

19
1 Bak fiber Buah 6
2 Blower Buah 1
3 Baskom sortir Buah 4 60.000
4 Timbangan duduk Buah 1 50.000
5 Ember Buah 1 15.000
6 Thermometer Buah 1 25.000
7 Serok Buah 5 100.000
8 Selang air Rol 1
9 Kakaban Buah 13 130.000
10 Waring Meter 1 7000
11 Saringan buah 1
planktonet
12 Batu aerasi Buah 10 50.000
13 Selang aerasih Rol 1 150.000
Total angaran Rp.527.000
biaya

 Biaya variabel
Biaya variabel adalah Biaya yang digunakan dan totalnya
selalu tidak tetap atau berubah ubah sebanding dengan perubahan
volume kegiatan usaha.besar kecilnya biaya total biaya variabel
oleh besar kecilnya produksi (mulyadi,2005).

Tabel 4,biaya variabel.

No Nama Satuan Jumlah Harga


1 Ayam Ekor 1 75.000
3 Pakan Karung 1 400.000
4 Pakan MEM Kg 1 3000

20
5 Probiotik Botol 1 70.000
6 Garam Kantong 4 40.000
8 Kain SARBET Lembar 3 15.000
9 Vitamin B Bungkus 4 30.000
kompleks
10 NaCl Botol 1 35.000
11 Ovaspek Botol 1 400.000
12 Pakan artemia Kaleng 1 750.000
13 Induk ikan lele Ekor 4 500.000
Total angaran Rp.2.615.000
biaya

4.2 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


Bulan/Minggu Ke-

September Oktober November Desember

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5
Jenis Kegiatan
Pembuatan Dan
Pengajuan Proposal Pum

Pemeliharaan Induk

Seleksi Induk Dan

21
Pemberokan

Penyuntikan

Pemijahan

Penetasan Telur

Pemeliharaan Larva Dan


Pemberian Pakan

Pemeliharaan benih

Dan pemberian pakan

Monitoring Kualitas Air

Monitoring Hama Dan


Penyakit

Panen Dan Pasca Panen

Pelaporan Hasil
Kegiatan

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad.2010.Latar belakang ikan lele (Clarias Gariepinus). Direktorat jendral


perikanan budidaya.jakarta.

Bramasta,2009. Teknik pemijahan ikan lele sangkuriang.

Direktiorat jendral perikanan Budidaya. Balai budidaya air tawar Sukabumi.


Sukabuni.haj 16.

Gunawan,2009.Kiat sukses budidaya lele dilahan sempit.Agromedia .Jakarta.

Himawan ,2008.budidaya lele sangkuriang. Budidaya lele sangkuriang- Clarias

22
Gariepinus Kholis mahyuddin,S.Pi.,MM.2008.panduan lengkap teknik
pembenihan ikan lele.penerbit Swadaya.jakarta

Kholis mahyuddin,S.Pi.,MM.2008.panduan lengkap teknik pembenihan ikan


lele.penerbit Swadaya.jakarta

Sunarma,A.2004. Peningkatan produktifitas Usaha lele sangkuriang (Clarias


Gariepinus). Depertemen kelautan dan perikanan.

teknik pemijahan lele sangkuriang.html.(diakses 20 maret 2016).

Yulianti ,et.al.2003. Pengaruh padat penebaran terhadap pertumbuhan dansintasan


Dederan ikan .

23

Anda mungkin juga menyukai