Anda di halaman 1dari 19

TEKNIK PEMBENIHAN IKAN NILA HITAM (Oreochromis

niloticus bleeker) DI UPTD BALAI PERBENIHAN IKAN (BPI)


RINGDIKIT, BULELENG

Laporan Praktek Kerja Lapangan ini ditulis untuk memenuhi salah satu
persyaratan mendapatkan Gelar Sarjana Perikanan pada Fakultas Kelautan dan
Perikanan Universitas Udayana

OLEH :
NI PUTU DIAH KUSUMAWATI
1813521056

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN


FAKULTAS KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2020
HALAMAN PENGESAHAN

PROPOSAL PRAKTEK KERJA LAPANGAN


TEKNIK PEMBENIHAN IKAN NILA HITAM (Oreochromis niloticus
bleeker) DI UPTD BALAI PERBENIHAN IKAN (BPI) RINGDIKIT,
BULELENG

Menyetujui,
Pembimbing

I Wayan Darya Kartika, S.Pi., M.Si


NIP. 1991022320181113001

Mengetahui,
Koordinator Program Studi
Manajemen Sumberdaya Perairan
Fakultas Kelautan dan Perikanan
Universitas Udayana

Dr.Pande Gde Sasmita Julyantoro, S.Si.,M.Si


NIP. 198007262008121005
RINGKASAN

Ikan nila hitam (Oreochromis niloticus bleeker) adalah salah satu jenis ikan
konsumsi yang dibudidayakan pada air tawar. Ikan nila hitam kini juga menjadi
ikan peliharaan di kolam-kolam air tawar di Indonesia. Saat ini, ikan nila hitam
begitu populer dan dengan mudahnya ditemukan diseluruh pelosok nusantara. Hal
ini menunjukkan bahwa ikan nila hitam memiliki prospek usaha yang cukup
menjanjikan dalam sektor perikanan. Pengembangan-pengembangan teknik
budidaya ikan nila hitam bertujuan untuk menghasilkan ikan nila hitam yang
murah dan mudah dijangkau oleh masyarakat. Sektor pangan dan perikanan
adalah salah satu sektor yang menjadi tumpuan perekonomian Kabupaten
Buleleng. Pengembangan sektor perikanan yang ada di Kabupaten Buleleng
dilakukan melalui pengembangan-pengembangan usaha budidaya ikan air tawar.
Ketersediaan mengenai benih ikan menjadi salah satu sarana pokok yang harus
ada dan tersedia dalam usaha budidaya ikan. Oleh karena itu, peningkatan potensi
dan pengelolaan Balai Perbenihan Ikan (BPI) menjadi salah satu pendukung
dalam pemasok kebutuhan benih ikan bagi masyarakat di Kabupaten Buleleng
untuk pengembangan usaha budidaya perikanan. Teknik budidaya secara
mekanisme dalam pembenihan dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu :
persiapan kolam pemijahan, seleksi dan penebaran induk nila hitam untuk
dipijahkan, pemberian pakan, pengukuran kualitas air, grading atau penyortiran,
pengepakan dan pendistribusian. Saat ini, budidaya pada ikan nila hitam dapat
dilakukan mulai dari cara tradisional, intensif, semi intensif hingga modern.
Strategi dan mekanisme yang tepat dikembangkan menjadi keberhasilan usaha
budidaya dalam pembenihan ikan nila hitam, sehingga dapat terus berkembang
dan berkelanjutan.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapangan
(PKL) yang berjudul “Teknik Pembenihan Ikan Nila Hitam (Oreochromis
niloticus bleeker) di UPTD Balai Perbenihan Ikan (BPI) Ringdikit, Buleleng”
dengan tepat waktu.
Dengan tersusunnya Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang
dilaksanakan di UPTD Balai Perbenihan Ikan (BPI) Ringdikit, Buleleng, penulis
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. I Wayan Arthana, MS, selaku Dekan Fakultas
Kelautan dan Perikanan Universitas Udayana.
2. Bapak Dr. Pande Gde Sasmita Julyantoro, S.Si., M.Si selakuk
Koordinator Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan,
Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Udayana.
3. Bapak I Wayan Darya Kartika, S.Pi., M.Si, selaku Dosen Pembimbing
dalam praktek kerja lapangan ini.
4. Bapak Putu Sada selaku pembimbing lapangan selama praktek kerja
lapangan ini.
5. Orang tua yang selalu mendoakan dan memberikan semangat dalam
penyusunan laporan praktek kerja lapangan ini.
6. UPTD BPI Ringdikit yang telah menyediakan tempat untuk melakukan
proses pelaksanaan praktek kerja lapangan ini.
7. Serta pihak-pihak yang telah mendukung dan memberikan pengarahan
dalam menyusun laporan praktek kerja lapangan ini.
Semoga Laporan Praktek Kerja Lapangan ini dapat menambahan dan
memberikan wawasan serta pemikiran kepada para pembaca, khususnya
mahasiswa Universitas Udayana. Penulis menyadari bahwa laporan praktek kerja
lapangan ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
masukan dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
Bukit Jimbarana, 9 Desember 2020

Penulis
DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR LAMPIRAN
I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Indonesia memiliki sumberdaya perikanan yang sangat kaya dan potensial,
baik di wilayah perairan tawar maupun perairan laut. Potensi sumberdaya
perikanan yang dikembangankan, khususnya dalam bidang budidaya. Budidaya
ikan merupakan sektor usaha yang sangat potensial untuk dikembangkan di
Indonesia, sehingga penting adanya untuk mendukung pengembangan sektor
perikanan. Pada usaha budidaya ikan biasanya dilakukan di perairan tawar, payau
dan laut yang sebagian besar dilaksanakan secara intensif (Khairuman dan Amri,
2007). Seiring dengan semakin berkembang pesatnya budidaya saat ini, tentu
harus diimbangi dengan ketersediaan benih yang memadai dalam setiap usaha
budidaya. Upaya pembudidaya dalam meningkatkan kualitas pertumbuhan pada
ikan yang dibudidayakan adalah dengan memperhatikan Feed Convertion Ratio
(FCR) untuk tercapainya budidaya yang berkelanjutan (Arief dkk, 2014).
Ikan nila hitam (Oreochromis niloticus bleeker) adalah salah satu ikan air
tawar yang banyak dibudidayakan di seluruh pelosok tanah air dan menjadi ikan
konsumsi yang cukup populer. Secara biologi ikan nila hitam bersifat omnivore,
sehingga dalam budidayanya sangat efesien dalam biaya pakannya dan selalu
memunculkan jenis-jenis baru. Ikan nila hitam memiliki daging tebal, tidak
berbau lumpur dan tidak memiliki duri halus, sehingga membuat ikan ini juga
sangat potensial untuk dikembangkan sebagai prospek usaha (Arifin, 2016).
Namun, seiring dengan berkembangnya budidaya ikan nila hitam yang semakin
luas mengakibatkan adanya peluang menurunnya mutu ikan secara genetik
semakin besar karena mudah dikembangbiakkan (Siniwoko, 2013).
Menghadapi permasalahan tersebut, maka para pemulia ikan di Indonesia
mulai melakukan perbaikan-perbaikan genetic yang bertujuan untuk mendapatkan
galur atau varietas unggul. Berbagai program pemuliaan ikan nila mulai ditata dan
dibuatkan standart operasional prosedur (SOP) pedoman untuk dilaksanakan.
Selain itu, dilakukan juga pengembangan-pengembangan mengenai teknik dalam
budidaya yang bertujuan untuk menghasilkan ikan nila hitam yang murah dan
mudah dijangkau oleh masyarakat untuk perbaikan mutu makanan masyarakat
(Nugroho, 2013).
Pengembangan sektor perikanan yang ada di Kabupaten Buleleng dilakukan
melalui pengembangan-pengembangan budidaya ikan air tawar. Salah satu
sasaran yang diwujudkan dalam pembangunan perikanan di Kabupaten Buleleng
adalah meningkatkan produksi dan produktivitas. Salah satu Unit Pelaksana
Teknis Dinas Balai Perbenihan Ikan Kabupaten Buleleng yang disingkat UPTD
BPI, merupakan satu satunya unit pembenihan ikan air tawar yang dimiliki Dinas
Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Buleleng yang berlokasi di Desa
Ringdikit Kecamatan Seririt dan juga Unit Sanggalangit yang terletak di Desa
Sanggalangit Kecamatan Gerokgak. Pada UPTD Balai Perbenihan Ikan (BPI)
Unit Ringdikit mengembangkan potensi sumberdaya yang ada, seperti komoditas
yang diunggulkan untuk dikembangkan sesuai dengan permintaan dan
karakteristik yang sesuai untuk dibudidayakan di Kabupaten Buleleng (Laporan
Tahunan UPTD Balai Perbenihan Ikan (BPI) Ringdikit, 2020).
I.2 Tujuan
Adapun tujuan dilaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) antara lain :
1. Untuk mengetahui teknik pembenihan ikan nila hitam (Oreochromis
niloticus bleeker) di UPTD Balai Perbenihan Ikan (BPI) Ringdikit,
Buleleng.
2. Untuk mengetahui permasalahan Untuk mengetahui permasalahan yang
timbul pada pembenihan ikan nila hitam (Oreochromis niloticus bleeker)
di UPTD Balai Perbenihan Ikan (BPI) Ringdikit, Buleleng.
3. Untuk memberikan pengalaman kerja kepada mahasiswa dalam rangka
menerapkan atau membandingkan serta menganalisis teori dan
pengetahuan dengan kondisi yang sebenernya di lapangan.
I.3 Manfaat
Adapun manfaat dilaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) antara lain :
I.3.1 Manfaat Bagi Mahasiswa
1. Mahasiswa dapat menjadi lebih kritis dalam memecahkan masalah yang
terkait dengan bidang keahliannya.
2. Mahasiswa dapat menerapkan dan mengembangkan hasil-hasil
pembelajaran kepada masyarakat.
3. Melatih dan membuka wawasan mahasiswa dalam memahami dan
menyelesaikan permasalahan di UPTD Balai Perbenihan Ikan (BPI)
Ringdikit yang berkaitan dengan bidang keahliannya.
I.3.2 Manfaat Bagi UPTD Balai Perbenihan Ikan (BPI) Ringdikit
1. Menjadi sarana penghubung antara UPTD Balai Perbenihan Ikan (BPI)
Ringdikit dengan lembaga pendidikan tinggi.
2. Sebagai sarana pelatihan bagi mahasiswa untuk pelaksanaan tugas dan
tanggung jawab operasional.
3. Memberikan masukan kompetensi yang sesuai sehingga akan membantu
meningkatkan kemampuan lulusan yang dibutuhkan dunia kerja atau
instansi yang berkaitan.
I.3.3 Manfaat Bagi Perguruan Tinggi
1. Sebagai sarana pengenalan keberadaan Fakultas Kelautan dan Perikanan
Universitas Udayana sebagai lembaga penyelenggaraan pendidikan.
2. Sebagai sarana pengenalan perkemabangan ilmu pengetahuan dan
teknologi dari Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Udayana.
3. Memperoleh masukan kompetensi yang diperlukan untuk memperbaiki
kurikulum dan silabus agar menghasilkan lulusan yang sesuai.
I.4 Tempat
Praktek kerja lapangan dilaksanakan di UPTD Balai Perbenihan Ikan (BPI)
Ringdikit, Jln. Raya Seririt - Pupuan, Desa Ringdikit, Kecamatan Seririt,
Kabupaten Buleleng, Bali 81153. Berikut merupakan peta lokasi UPTD Balai
Perbenihan Ikan (BPI) Ringdikit dapat dilihat pada gambar 1.1 dan foto UPTD
Balai Perbenihan Ikan (BPI) Ringdikit dapat dilihat pada gambar 1.2
I.5 Jadwal dan Waktu Pelaksanaan PKL
Pelaksanaan PKL dilakukan selama 1 bulan yaitu dimulai pada Bulan Januari
2021. Waktu pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan mulai
tanggal 4 Januari – 5 Februari 2021, dimana waktu kerja disesuaikan dengan hari
kerja efektif instansi terkait yaitu dari hari Senin - Jumat. Lama waktu bekerja
yaitu dimulai pada pukul 07.30 WITA – 15.30 WITA. Adapun jadwal
pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dapat dilihat pada tabel 1.1
Tabel 1.1 Jadwal Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan
No Kegiatan Bulan
November Desember Januari Februari
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Survei lapangan dan
persiapan
2 Bimbingan dan
penyusunan proposal
PKL
3 Pelaksanaan PKL dan
pengumpulan data
4 Penyusunan laporan PKL
Sumber : Data diolah oleh penulis
II. TINJAUAN UMUM TEMPAT PRAKTEK KERJA LAPANGAN
2.1 Sejarah UPTD Balai Perbenihan Ikan (BPI) Ringdikit
Pengembangan sektor perikanan di Kabupaten Buleleng dilakukan karena
memiliki potensi sumberdaya yang cukup besar khususnya budidaya ikan air
tawar. Untuk mengembangkan potensi yang ada maka diperlukan benih dalam
jumlah yang cukup didukung dengan kualitas yang baik dan sesuai karakteristik
untuk dibudidayakan di Kabupaten Buleleng. Dinas Ketahanan Pangan dan
Perikanan Kabupaten Buleleng berupaya menjadikan prasarana pembenihan
berupa Balai Perbenihan Ikan (BPI) sebagai salah satu pendukung dalam pemasok
kebutuhan benih bagi masyarakat umum, pembudidaya ikan maupun permintaan
instansi terkait yang ada di Kabupaten Buleleng. Berdasarkan Peraturan Bupati
Buleleng No. 28 Tahun 2018, maka dibentuk Unit Pelaksanaan Teknis Daerah
(UPTD) Produksi Perikanan Budidaya dengan membawahi 2 (dua) unit balai
perbenihan ikan yaitu Unit Sanggalangit dan Unit Ringdikit. Adapun maksud dan
tujuan dari pendirian Balai Perbenihan Ikan (BPI) ini adalah untuk memenuhi
permintaan benih yang ada di Kabupaten Buleleng.
2.2 Struktur Organisasi
Struktur Organisasi Unit Pelaksana Teknis Dinas Balai Perbenihan Ikan
(UPTD BPI) Unit Ringdikit dibentuk berdasarkan Peraturan Bupati Buleleng
Nomor 21 Tahun 2008, sebagaimana diubah kedalam Peraturan Bupati Buleleng
Nomor 42 Tahun 2013 dan diubah lagi kedalam Peraturan Bupati Buleleng No.
28 Tahun 2018. Terdiri atas :

Kepala Dinas

Kepala UPTD
hdhdhfjd

Kasubbag Tata Usaha

Staf/Petugas Staf/Petugas Staf/Petugas


Administrasi Teknis Teknis
Gambar 2.2 Struktur Organisasi UPTD BPI Ringdikit
Sumber : (Laporan Tahunan UPTD BPI Ringdikit, 2020)
2.3 Jumlah Sarana dan Prasarana
Dengan dukungan dana yang ada, maka UPTD Balai Perbenihan Ikan (BPI)
Ringdikit sampai dengan akhir tahun Anggaran 2020 sarana dan prasarana yang
dimiliki terdiri dari :
a. Sarana Pengairan
Sumber air untuk kolam di UPTD Balai Perbenihan Ikan (BPI) Unit Ringdikit
berasal dari Subak Mayong Pengulkulan dan Subak Gede Ringdikit.
b. Sarana Perbenihan
UPTD Balai Perbenihan Ikan (BPI) Unit Ringdikit memiliki luas areal 8.600
m² berupa 1 unit hatchery, 51 petak kolam dan sisanya dipergunakan untuk 1
unit gudang pakan, 1 unit ruang laboratorium, prasarana bangunan dan
halaman.
c. Sarana Induk
Keberadaan induk yang terdapat di UPTD Balai Perbenihan Ikan (BPI) Unit
Ringdikit, sampai dengan tahun 2020 terdiri dari jenis induk nila, induk
gurame, induk karper, induk komet dan induk koi seperti pada tabel 2.1
Table 2.1 Sarana Induk Ikan Nila di UPTD Balai Perbenihan Ikan (BPI) Unit
Ringdikit
No. Tahun Jenis Ikan volume Ekor
Perolehan
A. Data Induk Nila Betina
1. 2014 Nila Nirwana 74 kg 74
2. 2016 Nila Gesit/Sultana 90 kg 245
3. 2016 Nila Gesit/Sultana 100 kg 300
4. 2018 Nila Gesit/Nirwana 150 kg 450
5. 2019 Nila Gesit/Nirwana 75 kg 300
6. 2019 Nila Gesit/Nirwana 120 kg 450
7. 2019 Nila Gesit/Nirwana 75 kg 300
8. 2019 Nila Gesit /Nirwana 120 kg 450
Jumlah 804 kg 2.569
B. Data Induk Nila Jantan
1. 2014 Nila Nirwana 100 kg 100
2. 2016 Nila Gesit/Sultana 100 kg 100
3. 2016 Nila Gesit/Sultana 100 kg 100
4. 2018 Nila Gesit/Nirwana 120 kg 150
5. 2019 Nila Gesit/Nirwana 40 kg 100
6. 2019 Nila Gesit/Nirwana 75 kg 150
7. 2019 Nila Gesit/Nirwana 50 kg 100
8. 2019 Nila Gesit /Nirwana 75 kg 150
Jumlah 660 kg 950
Table 2.2 Sarana Induk Ikan Gurami di UPTD Balai Perbenihan Ikan (BPI)
Unit Ringdikit
No. Tahun Jenis Ikan volume Ekor
Perolehan
A. Data Gurami Betina dan Jantan
1. 2015 Lokal 75 kg 25
2. 2015 Lokal 40 kg 20
Jumlah 115 kg 45
Table 2.3 Sarana Induk Ikan Karper di UPTD Balai Perbenihan Ikan (BPI)
Unit Ringdikit
No. Tahun Jenis Ikan volume Ekor
Perolehan
B. Data Karper Betina dan Jantan
1. 2015 Punten 170 kg 68
2. 2015 Punten 37,5 kg 25
Jumlah 207, 5 kg 93
Table 2.4 Sarana Induk Ikan Komet di UPTD Balai Perbenihan Ikan (BPI)
Unit Ringdikit
No. Tahun Jenis Ikan volume Ekor
Perolehan
C. Data Komet Betina dan Jantan
1. 2014 Lokal 3 kg 30
2. 2014 Lokal 1 kg 15
Jumlah 4 kg 45
Table 2.5 Sarana Induk Ikan Koi di UPTD Balai Perbenihan Ikan (BPI) Unit
Ringdikit
No. Tahun Jenis Ikan volume Ekor
Perolehan
D. Data Koi Betina dan Jantan
1. 2014 Lokal 25 kg 40
2. 2014 Lokal 15 kg 30
Jumlah 40 g 70
d. Sarana Laboratorium
Adapun kelengkapan sarana laboratorium yang tersedia di UPTD Balai
Perbenihan Ikan (BPI) Ringdikit dapat dilihat pada tabel 2.6 dibawah ini.
No. Keterangan Jumlah
1. Mikroskop monokuler 1
2. Thermometer standar 1
3. Thermometer stemp 1
4. Turbidity meter 1
5. High precision balance 1
6. pH meter 1
7. TDS meter 1
8. DO meter 1
9. BOD meter 1
e. Perkantoran dan Kelengkapannya
Adapun perkantoran dan kelengkapannya yang tersedia di UPTD Balai
Perbenihan Ikan (BPI) Ringdikit dapat dilihat pada tabel 2.7 dibawah ini.
Table 2.7 Perkantoran dan Kelengkapan UPTD Balai Perbenihan Ikan (BPI)
Ringdikit
No. Keterangan Jumlah
1. Kantor 1
2. Rumah jaga 1
3. Rumah pimpinan 1
4. Gedung pertemuan 1
5. Gudang pakan 1
6. Gedung laboratorium 1
7. Hatchery 1
8 Garase 1
2.4 Letak Geografis
Unit Pelaksana Teknis Dinas Balai Perbenihan Ikan berpusat dan berkantor
di UPTD Balai Perbenihan Ikan (BPI) Unit Ringdikit terletak Di Jln. Raya Seririt-
Pupuan, Desa Ringdikit, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng, Bali. UPTD
Balai Perbenihan Ikan (BPI) Unit Ringdikit berada pada ketinggian 500 – 520
meter diatas permukaan laut dan terletak pada kordinat 08º09´537´´ LS dan
114º43´086´´ BT dengan jarak dari ibukota Kabupaten ± 24 KM. UPTD Balai
Perbenihan Ikan (BPI) Unit Ringdikit memiliki batas-batas desa yaitu disebelah
utara berbatasan dengan Desa Bubunan, disebelah selatan berbatasan Desa
Rangdu, disebelah barat berbatasan dengan Desa Ularan dan disebelah timur
berbatasan dengan Desa Kalianget. Luas areal lahan UPTD Balai Perbenihan Ikan
(BPI) Unit Ringdikit 8.600 m². Sumber pengairan untuk mengairi kolam yang ada
di UPTD Balai Perbenihan Ikan (BPI) Unit Ringdikit berasal dari 2 (dua) subak,
yaitu Subak Mayong Pengulkulan dan Subak Gede Ringdikit. Beberapa parameter
kualitas air yang digunakan seperti : suhu air 25 - 30ºC, pH air 6 – 8 ppt,
turbidity 4-9 mg/l, kedalaman kolam 60 – 120 cm dan debit air setiap unit kolam
0,25 - 3 l/dt.
2.4 Kegiatan Umum UPTD Balai Perbenihan Ikan (BPI) Ringdikit
Berdasarkan Peraturan Bupati Buleleng No. 28 Tahun 2018, kedudukan
UPTD Balai Perbenihan Ikan (BPI) Unit Ringdikit merupakan Unit Pelaksanaan
Teknis Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan dibidang pembenihan ikan air
tawar yang berada dibawah Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan dan
bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan
Kabupaten Buleleng.
Tugas pokok di UPTD Balai Perbenihan Ikan (BPI) Unit Ringdikit adalah
melaksanakan penerapan dari teknik pembenihan ikan air tawar serta pelestarian
sumberdaya benih ikan dan menyediakan benih ikan air tawar untuk masyarakat
sekitar Kabupaten Buleleng. Fungsi UPTD Balai Perbenihan Ikan (BPI) Unit
Ringdikit adalah sebagai fasilitasi dan pendukung penerapan teknologi
pengembangan perikanan air tawar, sarana untuk pendekatan pengetahuan dan
teknologi perikanan air tawar dengan masyarakat melalui kegiatan kunjungan,
magang, penelitian serta pendukung dan kontributor dari pendapatan asli daerah
bagi Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Buleleng.
III. PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
3.1 Bidang Kerja
Bidang kerja yang dilakukan di UPTD Balai Perbenihan Ikan (BPI) Unit
Ringdikit adalah dalam proses pembenihan ikan nila hitam (Oreochromis
niloticus bleeker). Adapun beberapa kegiatan yang dilakukan yaitu melakukan
seleksi indukan ikan nila nila hitam, pemanenan benih ikan nila hitam, pemanenan
benih ikan nila putih, pemanenan benih ikan nila putih, pemanenan benih ikan nila
merah dan pemanenan benih ikan karper, melakukan grading, packing dan
pendistribusian ikan ikan kepada para pembeli. Pada setiap bidang, praktikan
diposisikan sebagai pekerja dan pelajar, yang artinya mengambil setiap
pembelajaran selama melakukan pekerjaan disetiap kegiatan. Setiap kegiatan yang
dilakukan saling berkaitan, yang dimana pada proses pembenihan terlebih dahulu
dilakukan pemijahan hingga panen yang ditunjukkan untuk penjualan.
3.2 Perlaksanaan Kerja
Pelaksanaan kerja secara mekanisme dalam pembenihan ikan nila hitam
(Oreochromis niloticus bleeker) dilakukan dengan beberapa tahapan. Beberapa
tahapan didalam pembenihan ikan nila hitam yaitu persiapan kolam, seleksi dan
penebaran induk, pemberian pakan, pengukuran kualitas air, grading atau
penyortiran, pengepakan dan pendistribusian.
 Persiapan kolam
Pada persiapan kolam, sumber air yang digunakan yaitu berasal dari Subak
Mayong Pengulkulan dan Subak Gede Ringdikit. Kolam pembenihan yang
digunakan yaitu kolam semi intensif, dimana kolam pada bagian dinding
pematang terbuat dari tembok beton sedangkan dasar kolam terbuat dari tanah
dengan sistem sirkulasi air mengalir yang didasarnya terdapat caren atau parit
tengah. Kolam berbentuk persegi panjang yang berukuran 38x12 meter dan luas
456,0 m² dengan kedalaman 1,5 meter.
Persiapan kolam pemijahan ikan nila hitam diawali dengan melakukan
proses pengeringan kolam selama 5-7 hari atau tergantung cuaca. Pada kolam
tanah juga dilakukan pengolahan tanah dasar kolam yang dilakukan dengan cara
dicangkul atau ditraktor. Selanjutnya melakukan perbaikan caren atau parit
tengah, penutupan pintu pembuangan kolam, pemasangan saringan pada pintu
masuk dan keluar kolam, hingga pengisian air kolam hingga mencapai kedalaman
60-70 cm.
 Seleksi dan penebaran induk
Pada seleksi dan penebaran induk, pemilihan indukan jantan dan betina yang
dipijahkan berdasarkan dengan umur dan ukuran yang siap dipijahkan, bebas dari
penyakit dan tidak cacat dan merupakan induk unggul. Induk jantan dan betina
yang dipijahkan ditebar secara bersamaan. Padat tebar induk untuk pemijahan
massal dalam satu kolam ditebarkan induk sebanyak 400 ekor dengan
perbandingan 100 ekor induk jantan dan 300 ekor induk betina. Pemijahan terjadi
setelah hari ke tujuh sejak penebaran induk. Pemijahan ikan nila hitam terjadi
dilubang-lubang (lekukan berbentuk bulat) memiliki diameter 30 – 50 cm diatas
kolam tanah yang disebut sebagai sarang pemijahan. Saat pemijahan berlangsung,
telur yang dikeluarkan induk betina dibuahi oleh sperma induk jantan.
Selanjutnya, telur yang sudah dibuahi tersebut dierami oleh indukan betina
didalam mulutnya.
Seleksi dan penebaran induk diawali dengan proses melakukan pengeringan
kolam induk jantan dan betina. Pemindahan induk jantan dan betina dilakukan
pada pagi atau sore hari. Induk jantan dan betina yang berhasil dipanen atau
ditangkap ditampung dalam ember atau wadah yang telah disediakan. Seleksi
induk dilakukan dengan perbandingan 1 : 3 untuk setiap pemijahan dalam satu
kolam. Pemijahan berlangsung dimulai dengan indukan yang mencari pasangan
sekitar 2 – 3 minggu setelah pemindahan induk ke kolam baru. Setelah hari ke 7
di kolam baru, kolam diberikan pupuk dengan cara disebar merata di permukaan
air yang dilakukan setiap 2 – 3 minggu dengan dosis yang sama. Pemberian pakan
induk 2 – 3% dari berat badan total induk.
 Pemberian pakan
Pada pemberian pakan yang digunakan dalam budidaya di UPTD Balai
Perbenihan Ikan Ringdikit yaitu pakan alami dan pakan buatan berupa pelet.
Pemberian pakan ikan nila hitam di UPTD Balai Perbenihan Ikan Ringdikit
diberikan dua kali dalam sehari, yaitu pada pukul 09.00 WITA dan 18.00 WITA.
Adapun dosis pemberian pakan ikan nila hitam di UPTD Balai Perbenihan Ikan
Ringdikit sebanyak 5 scoop pada setiap pemberian pakannya.
 Pengukuran kualitas air
Pada pengukuran kualitas air kolam di UPTD Balai Perbenihan Ikan Ringdikit
parameter yang diukur yaitu pH, suhu, oksigen terlarut (DO), O2 dan tingkat
kekeruhan. Pada umumnya kualitas air yang baik untuk budidaya ikan nila yaitu
dengan pH 6,5-8,5 ppt, suhu 23 ºC -25ºC, kadar oksigen terlarut (DO) 6-10 ppm,
O2 dan tingkat kekeruhan. Di UPTD Balai Perbenihan Ikan Ringdikit pengukuran
kualitas air kolam dilakukan dua minggu sekali pada pagi hari
 grading atau penyortira
pada grading atau penyortiran dilakukan untuk memperoleh ukuran ikan nila
hitam sesuai dengan ukuran yang diharapkan. Grading bertujuan untuk
mendapatkan ikan nila hitam yang seragam dan menghindari ikan yang memiliki
ukuran yang lebih besar. Grading selama proses pembenihan dilakukan setiap 2-3
minggu setelah induk betina melepakan benih dari dalam mulutnya dengan ukuran
benih ikan nila hitam 1-3 cm. Waktu panen dilakukan pada pagi hari ketika
kondisi oksigen (O2) dalam jumlah yang banyak.
 pengepakan dan pendistribusian
pada pengepakan dan pendistribusian dilakukan dengan pengisian balok pada
wadah pengangkut (box atau kardus) apabila jarak angkut cukup jauh dan
dilakukan pada siang hari. Pengangkutan digunakan dengan sepeda motor, mobil
dan yang lainnya. Distribusi benih ikan dilakukan pada pagi atau sore hari.
Distribusi dan pemasaran benih ikan dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu
cara terbuka dan cara tertutup. Pengangkutan sistem terbuka biasanya dengan
menggunakan wadah kedap air. Pengangkutan sistem tertutup dilakukan dengan
menggunakan wadah/kantong plastik dan pengisian oksigen kedalam kantong.
3.3 Kendala Yang Dihadapi
Permasalahan yang dihadapi dalam kegiatan operasional di di UPTD Balai
Perbenihan Ikan Ringdikit adalah sebagai berikut :
1. Keterbatasan kualitas dan kuantitas SDM yang ada (tenaga yang ada
kebayakan non teknis).
2. Gangguan hama atau penyakit terutama jenis burung dan biawak yang
secara terus menerus memangsa benih ikan.
3. Banyaknya partikel lumpur dan pasir, buangan sampah organik dan
sampah rumah tangga yang terbawa arus aliran air irigasi dan turut masuk
ke kolam.
4. Kurangnya sumber air bersih untuk pembenihan dan pemeliharaan benih.
3.4 Cara Mengatasi Kendala
Cara mengatasi permasalahan yang dihadapi adalah sebagai berikut :
1. Mengoptimalkan tenaga teknis lapangan yang sudah ada, memberikan
konsep atau draf juknis kepada semua personil yang ada dan
mengikutsertakan dalam program pelatihan teknis mengenai perikanan.
2. Melakukan penjagaan secara optimal dengan cara mengusir burung dan
biawak yang masuk ke lingkungan kolam dan membuat atau menutup
beberapa kolam penampungan dengan jarring.
3. Melakukan pembersihan bak filter/ pengendapan secara berkala,
melakukan penyaringan terhadap sampah sampah yang masuk ke pintu
utama kolam dan melakukan pembersihan secara berkala saluran irigasi.
4. Melakukan sistem buka tutup filter pada saat air keruh datang.

Anda mungkin juga menyukai