Anda di halaman 1dari 26

PROPOSAL PRAKTIK KERJA INDUSTRI

PEMBENIHAN IKAN AIR PAYAU DAN LAUT

PEMBENIHAN IKAN KAKAP PUTIH Lates Calcarifer DI


BALAI PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU (BPBAP)
SITUBONDO, JAWA TIMUR

HILMA MUTIARA

TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PEMBENIHAN IKAN


SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2023
PEMBENIHAN IKAN KAKAP PUTIH Lates calcarifer
DI BALAI PERIKANAN BUDIDAYA AIR
PAYAU SITUBONDO, JAWA TIMUR

HILMA MUTIARA

Proposal Praktik Kerja Industri Pembenihan Ikan Air Payau dan Laut
Sebagai salah satu syarat untuk melakukan Praktik Kerja Industri (Prakerin) pada
Program Studi Teknologi dan Manajemen Pembenihan Ikan

TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PEMBENIHAN IKAN


SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2023
Judul Proposal : Pembenihan dan Pembesaran Ikan Kakap Putih Lates calcarifer
di Balai Perikanan Budidaya Air Payau Situbondo, Jawa Timur
Nama : Hilma Mutiara
NIM : J1308201047

Disetujui oleh

Pembimbing:
Dr. Wiyoto, S.Pi., M.Sc.

Diketahui oleh

Ketua Program Studi:


Dr. Wiyoto, S.Pi., M.Sc.
NPI 201807197702011001
PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanaahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga proposal Praktik Kerja Industri (Prakerin) ini
berhasil diselesaikan Proposal Prakerin ini diberi judul “Pembenihan dan
Pembesaran Ikan Kakap Putih Lates calcarifer di Balai Perikanan Budidaya Air
Payau (BPBAP) Situbondo, Jawa Timur”. Proposal Prakerin ini disusun sebagai
salah satu syarat untuk melaksanakan Prakerin pada Program Studi Teknologi dan
Manajemen Pembenihan Ikan Sekolah Vokasi, Institut Pertanian Bogor. Kegiatan
Prakerin akan dilaksanakan pada tanggal 9 Januari hingga 12 Februari
Penulis mengucapkan terimakasih kepada kedua orang tua dan seluruh pihak
yang telah memberikan dukungan baik secara moril maupun materi. Bapak Dr.
Wiyoto, S.Pi M.Sc selaku dosen pembimbing Prakerin dan Ketua Program Studi
Teknologi dan Manajemen Pembenihan Ikan; Seluruh pengajar di Program Studi
Teknologi dan Manajemen Pembenihan Ikan yang telah memberikan ilmu;
Pimpinan BPBAP Situbondo yang telah memberikan izin untuk melaksanakan
kegiatan PKL; Teman-teman IKN angkatan 57 yang telah memberikan dukungan
langsung maupun tidak langsung dalam penulisan proposal Prakerin, serta
kejasama pada kegiatan perkuliahan maupun praktikum.
Semoga proposal ini dapat memberikan panduan khususnya bagi penulis
dalam melaksanakan Prakerin serta dapat memberikan manfaat bagi pembaca
pada umumnya

Bogor, Januari 2023

Hilma Miutiara
DAFTAR ISI

PRAKATA v
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR GAMBAR vii
DAFTAR LAMPIRAN vii
I PENDAHULUAN 8
1.1 Latar Belakang 8
1.2 Tujuan 1
II METODE 2
2.1 Lokasi dan Waktu 2
2.2 Komoditas 2
2.3 Metode Kerja 3
III JADWAL KEGIATAN 4
DAFTAR PUSTAKA 6
LAMPIRAN 7
DAFTAR TABEL

1 Jadwal kegiatan pembenihan ikan kakap putih di Balai Perikanan


Budidaya Air Payau ( BPBAP) Situbondo 4

DAFTAR GAMBAR

1 Ikan kakap putih Lates calcarifer

DAFTAR LAMPIRAN

1 Peta lokasi Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Situbondo 1


2 Kegiatan pembenihan ikan kakap putih di Balai Perikanan Budidaya
Air Payau (BPBAP) Situbondo 2
3 Fasilitas pembenihan ikan kakap putih di Balai Perikanan Budidaya
Air Payau (BPBAP) Situbondo 8
4 Aspek usaha pembenihan ikan kakap putih di Balai Perikanan Budidaya
Air Payau (BPBAP) Situbondo
10
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Potensi luas lahan perikanan di Indonesia sebesar 17,91 juta hektar, yang
terdiri dari 12,12 juta hektar budidaya laut, 2,96 juta hektar budidaya air payau,
dan 2,83 juta hektar budidaya air tawar (KKP 2019). Besarnya potensi tersebut
berkaitan dengan perannya dalam menunjang persediaan pangan nasional,
sehingga dapat digunakan untuk berproduksi sepanjang tahun. Ikan kakap putih
atau ikan barramundi merupakan komoditas budidaya laut unggulan di
Indonesia. Menurut Windarto et al. (2019), keunggulan dari ikan kakap putih
dikarenakan pertumbuhannya yang relatif cepat. Kakap putih dapat mencapai
bobot 800 g/ekor setelah masa pemeliharaan selama 8–9 bulan sejak ukuran
benih (umur 30 – 45 hari). Keunggulan lain dari ikan ini adalah dapat tumbuh
mencapai ukuran besar, potensi pasar cukup besar, teknologi
pembudidayaannya telah dikuasai, dan dapat dibudidayakan di air laut atau air
payau.
Data KKP mencatat volume produksi ikan kakap putih nasional selama 5
tahun terakhir tumbuh rata-rata per tahun sebesar 3,40%. Tahun 2017 tercatat
volume produksi sebesar 6.832ton atau turun 13,41% dibanding tahun 2016
yang mencapai 7.890 ton, sedangkan BPS (2018) mencatat total nilai ekspor
ikan kakap putih pada tahun 2017 sebanyak 37.136 USD atau naik 69,58%
dibandingkan dengan tahun 2016 yang mencapai 21.897 USD. Kakap putih
merupakan spesies ikan budidaya di Indonesia yang memiliki permintaan pasar
yang terus meningkat. Permintaan impor pada tahun 2012 negara di Eropa
(Italia, Spanyol, dan Prancis) mencapai 14.285 ton, dan pada tahun 2014
meningkat menjadi 18.572 ton (Hardianti et al. 2016). Adapun target produksi
perikanan budidaya komoditas ikan kakap menurut DJPB (2020) pada tahun
2021 sebanyak 11.000 ton, tahun 2022 sebanyak 12.000 ton, tahun 2023
sebanyak
13.000 ton, dan tahun 2024 sebanyak 14.000 ton. Hal ini menunjukkan bahwa
budidaya ikan kakap putih memiliki prospek yang besar untuk dikembangkan.
Salah satu lokasi yang membudidayakan ikan kakap putih adalah Balai
Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Situbondo. Ikan kakap putih menjadi
salah satu komoditas unggulan yang dibudidayakan di BPBAP Situbondo.
Kegiatan budidaya ikan kakap putih di lokasi ini berlangsung secara kontinyu
dengan produktivitas yang baik. Instansi ini dilengkapi dengan fasilitas yang
memadai seperti perpustakaan, laboratorium hama penyakit ikan dan
lingkungan, laboratorium pakan buatan, laboratorium pakan alami, unit
produksi telur dan induk, unit pembenihan ikan, unit pendederan, unit tambak,
dan keramba jaring apung. Kelebihan tersebut membuat BPBAP Situbondo
menjadi tempat yang baik untuk melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Industri
(Prakerin)

1.2 Tujuan

Tujuan dari pelaksanaan kegiatan Prakerin pembenihan ikan kakap antara


lain:
1. Mengikuti dan melakukan kegiatan pembenihan ikan kakap putih secara
langsung di (BPBAP) Situbondo
2. Memperoleh pengetahuan, keterampilan dan pengalaman kerja industri terkait
manajemen dan teknis kegiatan pembenihan ikan kakap putih di (BPBAP)
Situbondo
3. Mengidentifikasi masalah dan memberikan alternatif pemecahan masalah
dalam kegiatan pembenihan ikan kakap putih di (BPBAP) Situbondo, melalui
penerapan ilmu yang didapat sewaktu kuliah
2

II METODE

2.1 Lokasi dan Waktu

Lokasi yang dipilih untuk pelaksanaan kegiatan Prakerin adalah Balai


Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Situbondo beralamatkan di Jl. Raya
Pecaron, Kecamatan Panarukan, Pecator, Klatakan Situbondo, Kabupaten
Situbondo, Jawa Timur. Peta lokasi Prakerin dapat dilihat pada Lampiran1.
Kegiatan Prakerin pembenihan ikan kakap putih dilaksanakan selama 35 hari
dimulai pada tanggal 9 Januari – 12 Februari 2023.

2.2 Komoditas

Menurut Mathew dalam Pratama (2018), klasifikasi ikan kakap


putih adalah sebagai berikut:
Filum : Chordata
Sub-filum : Vertebrata
Kelas : Pisces
Sub-kelas : Teleostomi
Ordo : Percomorphi
Famili : Centropomidae
Genus : Lates
Spesies : Lates calcalifer
Menurut Irmawati et al. (2019), ikan kakap putih memiliki ciri
morfologi yaitu berwarna hijau keabu-abuan dan bagian bawahnya
berwarna keperakan. Tubuhnya pipih memanjang, bentuk kepalanya
lancip dengan cekungan di bagian atasnya, bagian depan sirip
punggungnya cembung, dan sirip ekornya berbatang lebar. Ikan kakap
putih memiliki mulut yang lebar, pada rongga mulut terdapat lidah dan
gigi-gigi halus di rahang atas dan bawah. Bagian bawah preoperculum
memiliki duri kuat, sedangkan pada bagian operculum berduri kecil. Ikan
ini memiliki dua bagian pada sirip punggungnya. Bagian pertama terdiri
dari 6–8 jari - jari keras, sedangkan pada bagian kedua terdiri dari satu
jari-jari keras dan 11–12 jari-jari lemah. Sirip dada pendek, bulat, dan
lebih pendek dari sirip perut. Sirip dubur terdiri dari tiga jari-jari keras
dan jari-jari lemah berjumlah 8–10. Sirip ekor berbentuk bulat dan
memiliki 15–18 jari-jari lemah.
Ikan kakap putih ialah ikan euryhaline atau ikan yang memiliki
toleransi luas terhadap kadar garam. Ikan ini bersifat buas dan tidak bisa
dicampur dengan ikan jenis lain. Ikan kakp putih adalah ikan karnivora
dan termasuk ke dalam ikan predator. Jenis makanan dari ikan kakap
putih adalah crustacea, gastropoda, ikan kecil, dan plankton terutama
urochordata. Karakteristik lain dari ikan ini adalah bersifat katadromus
sehingga pembudidayaannya dapat dilakukan di laut maupun di tambak
(Nurjannah 2020).
Ikan ini bermigrasi dari perairan tawar ke perairan laut untuk
memijah atau bereproduksi, sehingga ikan ini disebut sebagai ikan
katadromus. Gonad ikan kakap putih belum bisa berkembang secara
maksimum saat berada di air tawar. Kakap putih beruaya ke laut untuk
mencapai pekembangan maksimum. Sistem reproduksi ikan kakap putih
termasuk ke dalam hemaprodit protandri. Ikan kakap putih akan
mengalami perubahan jenis kelamin menjadi betina jika berat badannya
mencapai 2–4 kg. Ukuran biologi minimal induk jantan yang matang gonad
adalah 1,4 kg (Ghufran 2011). Perubahan kelamin ikan kakap putih dari jantan
menjadi betina sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan geografis suatu
daerah.
Menurut WWF (2015), ikan kakap putih dapat hidup di muara sungai
hingga laut lepas dengan kadar garam berkisar antara 0–40 ppt. Menurut SNI
(2014), parameter kualitas air yang optimum bagi benih ikan kakap putih
ukuran 1– 6 cm adalah suhu antara 28–32 oC, salinitas minimal 28 g/L, pH 7–
8,5, kadar oksigen terlarut minimal 4 mg/L, ammonia maksimal 0,1 mg/L, nitrit
maksimal 1 mg/L, kandungan klor maksimal 0,8 mg/L, dan penetrasi cahaya
sampai ke dasar bak atau wadah pemeliharaan. Parameter kualitas air untuk
calon induk yang baik adalah suhu 28–32 oC, salinitas 15–35 g/L, pH 7,5–8,5,
dissolved oxygen minimal 4 mg/L, kecerahan air minimal 30 cm (SNI 2014).

Gambar 1 Ikan kakap putih Lates calcarifer (Google 2022)


Sumber : Google image

2.3 Metode Kerja

Metode yang dilakukan dalam kegiatan Prakerin ini antara lain :


1. Mengikuti secara langsung seluruh kegiatan pembenihan ikan kakap putih
yang ada di (BPBAP) Situbondo, Jawa Timur di bawah pengawasan
pembimbing lapang. Kegiatan pembenihan meliputi manajemen dan teknis
pemeliharaan induk, pemijahan induk, penetasan telur, pemeliharaan larva,
pendederan benih, kultur pakan alami, pemanenan dan penanganan pasca
panen. Rincian kegiatan dijabarkan pada Lampiran 2.
2. Melakukan pengamatan serta observasi terkait pembenihan ikan kakap putih
serta melakukan wawancara dengan pimpinan operasional, staf pegawai dan
pihak-pihak lain yang berkompeten dibidangnya. Metode ini dilakukan untuk
mendapatkan informasi tentang fasilitas pembenihan yang ada di ikan kakap
putih yang mencakup fasilitas utama dan pendukung (Lampiran 3), mengamati
serta mempelajari aspek usaha pada waktu Prakerin meliputi manajemen dan
teknis pemasaran, pengadaan sarana produksi serta analisis usaha (Lampiran
4).
3. Melakukan pencatatan dan pelaporan atas kegiatan pembenihan ikan gurami
yang dilakukan selama Prakerin, meliputi laporan dan borang Prakerin, serta
makalah Prakerin.
4
III JADWAL KEGIATAN

Kegiatan Praktik Kerja Industri (Prakerin) pembenihan ikan kakap putih


meliputi pengamatan keadaan umum usaha pembenihan, kegiatan pembenihan dan
aspek usaha pembenihan. Kegiatan pembenihan meliputi pemeliharaan induk,
pemijahan induk, penetasan telur, pemeliharaan larva, dan pemanenan benih. Jadwal
kegiatan pembenihan ikan kakap putih yang akan dilaksanakan di BPBAP Situbondo
dijabarkan pada Tabel 1.

Tabel 1 Jadwal kegiatan pembenihan ikan kakap putih di Balai Perikanan


Budidaya Air Payau (BPBAP) Situbondo

No Kegiatan Minggu ke
1 2 3 4 5
1 Pengamatan kegiatan umum usaha pembenihan
1.1 Lokasi pembenihan
1.2 Organisasi tata kerja
1.3 Fasilitas pembenihan
1.3.1 Fasilitas utama
1.3.2 Fasilitas pendukung
2 Kegiatan Pembenihan
2.1 Manajemen dan Teknis Pemeliharaan induk
2.1.1 Persiapan wadah pemeliharaan
2.1.2 Penebaran induk
2.1.3 Pemberian pakan
2.1.4 Pengelolaan air
2.1.5 Pencegahan hama dan penyakit
2.1.6 Perangsangan kematangan gonad induk
2.1.7 Sampling kematang induk
2.2 Manajemen dan Teknis Pemijahan induk
2.2.1 Persiapan wadah
2.2.2 Perangsangan ovulasi
2.2.3 Pemijahan
2.3 Manajemen dan Teknis Penetasan telur
2.3.1 Persiapan wadah
2.3.2 Inkubasi telur
2.3.3 Pemanenan larva
2.4 Manajemen dan Teknis Pemeliharaan larva dan benih
2.4.1 Persiapan wadah
2.4.2 Penebaran larva
2.4.3 Pemberian pakan
2.4.4 Pengelolaan air
2.4.5 Pencegahan hama dan penyakit
2.4.6 Sampling
2.4.7 Pemanenan
Tabel 2 Jadwal kegiatan pembenihan ikan kakap putih ( di Balai Perikanan
Budidaya Air Payau (BPBAP) Situbondo (lanjutan)

Kegiatan Minggu ke
No
1 2 3 4 5
2.4.8 Pengemasan dan transportasi ikan
2.5 Manajemen dan Teknis Kultur pakan alami
2.5.1 Persiapan wadah
2.5.2 Penebaran inokulan
2.5.3 Sampling kepadatan
2.5.4 Pemanenan
3 Aspek usaha pembenihan
3.1 Manajemen dan Teknis Pemasaran
3.1.1 Produk
3.1.2 Tujuan
3.1.3 Distribusi
3.2 Manajemen Sarana dan Prasarana Produksi
3.2.1 Benih
3.2.2 Pakan
3.2.3 Obat-obatan dan suplemen
3.2.4 Bahan kimia
3.2.5 Bahan bakar dan oli
3.2.6 Tenaga kerja
3.3 Analisis usaha
3.3.1 Biaya
3.3.2 Penerimaan
3.3.3 Keuntungan
6
DAFTAR PUSTAKA

Asdary M, Prastowo D, Yuliana, Kusumaningrum I. 2019. Pembesaran Kakap Putih


(Lates calcalifer) Dengan Sistem Resirkulasi Raceway. Jurnal
Perekayasaan Budidaya Air Payau dan Laut, (14): 64-70.
Ghufran M, H Kordi K, Tamsil A. 2010. Pembenihan Ikan Laut Ekonomis.Yogyakarta:
Andi Publisher.
Hardianti, Q Rusliadi, Mulyadi. 2016. Effect of feeding made with differentcomposition
on growth and survival seeds of barramundi (Lates calcarifer,Bloch). Jurnal
Online Mahasiswa. 3(2):1-10.
Hikmayani Y, Rismutia HD, Zahri N. 2013. Evaluasi kebijakan peningkatan produksi
perikanan budidaya. Jakarta. Jurnal Evaluasi dan Strategi Peningkatan
Kebersihan Program. 3(1): 47-65.
Irmawati, Alimuddin, Tassakka ACMAR. 2019. Budidaya Ikan Kakap Putih (Lates
calcarifer Bloch, 1790) Berbasis Ekosistem. Makassar:Universitas
Hasanuddin.
Irmawati, Tassakka ACMAR, Nadiarti, Husain AAA, Umar MT, Alimuddin A,
Prawansa BS. 2020. Identifikasi Stok Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer
Bloch, 1790) Menggunakan Karakter Morfometrik. Jurnal IPTEKS, 7(13):
42-52.
Nurjannah. 2020. Pengaruh salinitas terhadap perubahan osmolaritas dan sintasan larva
ikan kakap putih (Lates calcarifer) [skripsi]. Makassar:Universitas
Hasanuddin.Jurnal Perekayasaan
Budidaya Air Payau dan Laut, (14): 64-70.
Rayes RD, Wayan S, Nanda D, Apri IS. 2013. Pengaruh perubahan salinitas terhadap
pertumbuhan dan sintasan ikan kakap putih (Lates calcarifer, Bloch). Jurnal
Kelautan. 6(1): 47-56.
[SNI] Standar Nasional Indonesia. 2014. Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer, Bloch
1790) Bagian 3: Produksi Induk.
Windarto S, Hastuti S, Subandiyono, Nugroho RA, Sarjito. 2019. Performa
Pertumbuhan Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer Bloch, 1790) yang
Dibudidayakan dalam Sistem Keramba Jaring Apung (KJA). Jurnal Sains
Akuakultur Tropis, 3(1): 56-60.
[WWF] World Wide Fund for Nature. 2015. Budidaya Ikan Kakap Putih (Lates
calcarifer, Bloch 1790) di Karamba Jaring Apung dan Tambak.
LAMPIRAN
1

Lampiran 1 Peta lokasi Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Situbondo (Google maps 2022)

Sitobondo,
Jawa Timur

Sumber : google maps


2

Lampiran 2 Kegiatan pembenihan ikan kakap putih Lates calcarifer di BPBAP Situbondo

Komponen Uraian Spesifikasi Tugas Prakerin


1. Manajemen dan 1. Persiapan wadah 1. Waktu, lama, tempatdan cara aplikasi 1. Mengeringkan dan
teknis  Pengeringan 2. Bahan dan dosis membersihkan bak
pemeliharaan  Sanitasi 3. Output 2. Memberi desinfektan
induk  Pengisian air (jenis disinfektan),
kapur, dan pupuk
3. Mengisi air
4. Mengukur dan menghitung
5. Mengamati proses dan
mencatat
2. Penebaran induk 1. Induk 1. Mengukur dan menimbang
 Asal 2. Mengamati
 Ukuran (g atau cm) 3. Menghitung
 Ciri morfologi, tingkah laku, 4. Mencatat
 Seksual
 Jumlah
 Padat tebar
2. Aklimatisasi dan penebaran 1. Mengaklimatisasi dan
 Waktu, lama, tempat dan cara menebar
2. Mengamati proses dan
mencatat
3. Pemberian pakan 1. Pakan 1. Mengamati
 Jenis dan ukuran 2. Mengukur
 Kualitas (analisis proksimat) 3. Menganalisis
bagi pertumbuhan gonad 4. Mencatat
1

Komponen Uraian Spesifikasi Tugas Prakerin


2. Feeding management 1. Menghitung
 Feeding rate 2. Menimbang
 Feeding time dan frequency 3. Memberi pakan
 Feeding method 4. Mengamati proses dan mencatat
 Feeding schedule
3. Penyimpanan pakan 1. Menyimpan pakan
 Bangunan: dimensi, kapasitas, sifat 2. Mengamati dan mengukur
 Lokasi dan tata letak 3. Mengamati proses dan mancatat
 Cara, lama, dan waktu
4. Pengelolaan 1. Cara: ganti air, aerasi, sifon 1. Menyifon dan ganti air
air 2. Waktu, lama dan volume 2. Mengaerasi
3. Kualitas air 3. Menganalisa dan mengukur
4. Mengamati proses dan mancatat
5. Pencegahan hama 1. Jenis hama dan penyakit 1. Mengdiaknosis
dan penyakit 2. Target organ inang dan gejala 2. Mengobati dan mengisolasi
3. Frekuensi dan intensitas serangan 3. Mengamati proses dan mencatat
4. Jenis obat, dosis dan cara pengobatan
6. Perangsangan 1. Jenis dan dosis: waktu dan frekuensi dan cara 1. Menimbang induk
pematangan 2. Cara: oral, impalant, suntik 2. Menyiapkan dan
gonad memberikan hormon
7. Sampling 1. Waktu, frekuensi, lama dan cara 1. Menangkap induk
kematangango 2. Ciri-ciri induk matang gonad 2. Memeriksa TKG
nad 3. Jumlah dan presentase induk matang gonad 3. Menghitung induk matang
4. Frekuensi induk matang dalam 4. Menangani induk pasca sampling
periodewaktu tertentu 5. Mengamati proses dan mencatat
3

Lampiran 2 Kegiatan pembenihan ikan kakap putih Lates calcarifer di BPBAP


Situbondo (lanjutan)
Komponen Uraian Spesifikasi Tugas Prakerin
2. Manajemen 1. Penyiapan wadah 1. Waktu, lama dan cara 1. Menyiapkan wadah pemijahan
dan teknis 2. Substrat penempel telur: jenis, 2. Mengisi air dan
pemijahan jumlah , penempatan dan perlakuan menempatkan substrat
induk 3. Mengamati proses dan
mencatat
2. Perangsangan ovulasi 1. Bahan perangsang, dosis, waktu, frekuensi 1. Menyiapkan dan
dan cara menghitung induk
2. Jumlah dan rasio jantan dan betina 2. Menyuntik hormon
3. Mengamati proses dan
mencatat
3. Pemijahan 1. Pemijahan alami 1. Menghitung dan
 Ukuran, jumlah dan rasio jantan dan betina menempatkan induk
 Waktu, lama, cara (percumbuan dan 2. Mengamati proses dan
kopulasi) mencatat
 Substrat penempel telur: Jenis,
Jumlah, penempatan dan perlakuan
4. Penetasan telur 1. Jumlah telur dan fekunditas 1. Mangamati,
2. Jumlah dan persentase telur yang dibuahi menghitung,
3. Ciri, ukuran dan warna telur dibuahi, mengukur telur
tidak dibuahi 2. Mencatat
5. Inkubasi telur 1. Jumlah dan kepadatan telur 1. Menghitung dan
2. Perkembangan telur (embryogenesis) menginkubasi telur
3. Waktu dan lama inkubasi 2. Mengamati embrio
4. Derajat penetasan 3. Menghitung larva dan
menentukan derajat
penetasan
6. Pemanenan larva 1. Larva: ciri, ukuran dan jumlah 1. Mengamati larva dan mencatat
2. Cara, waktu dan lama panen 2. Memanen larva
4

Lampiran 2 Kegiatan pembenihan ikan kakap putih Lates calcarifer di BPBAP


Situbondo (lanjutan)
Komponen Uraian Spesifikasi Tugas Prakerin
3. Manajemen dan 1. Persiapan Wadah / Bak 1. Waktu, lama, tempat dan cara 1. Mengeringkan
teknis  Pengeringan 2. Bahan dan dosis dan
pemeliharaan  Sanitasi 3. Output membersihkan
larva dan  Pengisian air bak
pemeliharaan 2. Mengisi air
benih 3. Mengukur dan menghitung
4. Mengamati proses dan mencatat
2. Penebaran larva 1. Larva atau benih 1. Mengukur dan menimbang
dan penebaran  Asal dan ukuran (g atau cm) 2. Mengamati
benih  Ciri: morfologi, tingkah laku, seksual 3. Menghitung
 Jumlah dan padat tebar 4. Mencatat
2. Aklimatisasi dan penebaran 1. Mengaklimatisasi dan menebar
 Waktu, lama, tempat dan cara 2. Mengamati proses dan mencatat
3. Pemberian pakan 1. Pakan 1. Mengamati
 Jenis dan ukuran 2. Mengukur
 Kualitas (analisis proksimat) 3. Menganalisis
bagi pertumbuhan gonad 4. Mencatat
2. Feeding manajemen 1. Menghitung
 Feeding rate 2. Menimbang
 Feeding time dan frequency 3. Memberi pakan
 Feeding methode 4. Mengamati proses dan mencatat
 Feeding schedule
3. Penyimpanan pakan 1. Menyimpan pakan
 Bangunan: dimensi, kapasitas, sifat 2. Mengamati dan mengukur
 Lokasi dan tata letak 3. Mengamati proses dan mancatat
 Cara, lama, dan waktu
5

Lampiran 2 Kegiatan pembenihan ikan kakap putih Lates calcarifer di BPBAP


Situbondo (lanjutan)
Komponen Uraian Spesifikasi Tugas Prakerin
4. Pengelolaan air 1. Cara: ganti air , aerasi, sifon 1. Menyifon dan ganti air
2. Saringan outlet 2. Mengaerasi
3. Waktu, lama dan volume (%) 3. Menganalisis air dan mengukur
4. Kualitas air 4. Mengamati proses dan mencatat
5. Pencegahan hama dan 1. Jenis hama dan penyakit 1. Mengdiagnosis
penyakit 2. Target organ inang & gejala 2. Mengobati dan mengisolasi
3. Frekuensi & intensitas serangan 3. Menganalisis air dan mengukur
4. Jenis obat dan dosis 4. Mengamati proses dan mencatat
5. Cara pengobatan
1. Perkembangan dan pertimbuhan 1. Menangkap contoh lava/ benih
6. Sampling  Morfologi, ukuran dan bobot 2. Mengamati, mengukur,
 Laju pertumbuhan/perkembangan dan menimbang
 Teknik sampling 3. Menghitung laju pertumbuhan
4. Mencatat
2. Populasi 1. Menangkap contoh larva/benih
 Jumlah yang hidup dan yang mati (ekor) 2. Menghitung jumlah dan
 Kelangsungan hidup (%) tingkat kelangsungan hidup
 Teknik sampling 3. Mencatat
7. Pemanenen 1. Benih 1. Mengurangi volume air
 Ukuran panen (marketable size), cm dan pemeliharaan
 Lama pemeliharaan , hari 2. Menangkapi benih dengan alat
 Jumlah (produksi ),ekor/siklus 3. Menampung sementara
 Ciri-ciri 4. Sortasi dan grading (mengukur)
2. Cara, waktu dan lama panen 5. Menghitung dan mencatat
6

Lampiran 2 Kegiatan pembenihan ikan kakap putih Lates calcarifer di BPBAP


Situbondo (lanjutan)
Komponen Uraian Spesifikasi Tugas Prakerin
8. Pengepakan dan 1. Bahan dan alat pengepakan 1. Memberok ikan dan menghitung
transportasi ikan hidup  Wadah : kantong plastik, styrofoam 2. Menyiapkan peralatan dan bahan
box, kardus, merk, ketebalan, ukuran pengepakan dan pengangkutan
 Air: sumber, volume, treatment 3. Mengisi air, memasukkan ikan dan
 Oksigen: tabung, volume dan rasio memberikan oksigen kedalam wadah
2. Benih pengangkutan serta mengikat
 Padat pengangkutan, rasio air : ikan 4. Menempatkan pada bok dan
 Pemberokan : waktu, lama dan cara kendaraan
3. Pengepakan 5. Mencatat
 Cara dan waktu
4. Pengangkutan hidup
 Cara dan alat transportasi
Waktu, lama, jarak tempuh ,
tujuan
4. Manajemen dan 1. Persiapan wadah / bak 1. Waktu, lama, tempat dan cara 1. Mengeringkan dan
teknis kultur  Pengeringan 2. Bahan dan dosis membersihkan bak
pakan alami  Sanitasi 3. Output 2. Memberi desinfektan, kapur dan
 Pegapuran pupuk
 Pemupukkan 3. Mengisi air
 Pengisian air 4. Mengukur dan menghitung
5. Mengamati proses dan mencatat
2. Penebaran inokulan 1. Jenis , asal , jumlah kepadatan (ind / ml) 1. Mengamati dan menghitung
2. Cara dan waktu 2. Inokulasi
3. Mencatat
3. Sampling populasi 1. Waktu, frekuensi , alat dan cara 1. Mengambil contoh air
2. Perkembangan populasi 2. Menghitung populasi contoh
3. Mencatat
4. Pemanenan 1. Waktu, lama pemeliharaan dan cara 1. Memanen pakan alami
7

Lampiran 3 Fasilitas pembenihan ikan kakap putih Lates calcarifer di BPBAP Situbondo (lanjutan)

Komponen Uraian Spesifikasi Tugas Prakerin


1. Bak / wadah 1. Pemeliharaan induk 1. Jenis / bahan 1. Mengamati
2. Pemijahan induk 2. Dimensi (p x l x t, m3, L) 2. Mengukur
3. Penetasan telur 3. Jumlah (unit) 3. Menghitung
4. Pemeliharaan larva 4. Lokasi / tata letak, indor / outdoor 4. Mencatat
5. Pemeliharaan benih
6. Kultur pakan alami
2. Pengairan 1. Air 1. Sumber: air tanah, air sungai, air hujan, dsb. 1. Mengamati
2. Kapasitas / debit : m3, L, L / detik 2. Mengukur dan menghitung
3. Fisika-kimia-biologi Air 3. Menghitung
4. Lokasi/tata letak 4. Mencatat dan menggambar
2. Tandon 1. Jenis/bahan 1. Mengamati
2. Dimensi (p x l x t), volume (m3,L) 2. Mengukur
3. Jumlah (unit) 3. Menghitung
4. Lokasi / tata letak, indoor / outdoor 4. Mencatat dan menggambar
3. Distribusi 1. Jenis/bahan 1. Mengamati
 Intake air 2. Dimensi (p x l x t), volume (m3, L) 2. Mengukur
 Saluran / pipa 3. Jumlah (unit) 3. Menghitung
pemasukan 4. Lokasi / tata letak, indoor / outdoor 4. Mencatat dan menggambar
 Saluran / pipa
pembuangan
 Inlet dan outlet
4. Treatment 1. Jenis : fisika, kimia, biologi 1. Mengamati dan menggambar
2. Bahan, dosis dan cara 2. Mengukur dan menghitung
3. Output 3. Data sekunder
4. Mencatat dan mengamati
proses
8

Lampiran 3 Fasilitas pembenihan ikan kakap putih Lates calcarifer di BPBAP Situbondo (lanjutan)

Komponen Uraian Spesifikasi Tugas Prakerin


3. Pengaerasian 1. Aerasi 1. Sumber: blower, hi-blow, aerator, kincir 1. Mengamati
2. Kapasitas / debit : L / detik, m3 / detik 2. Mengukur dan menghitung
3. Spesifikasi : merek, RPM, daya, berat, fase 3. Mencatat
2. Distribusi 1. Jenis/bahan 1. Mengamati
 Pipa 2. Dimensi (p x l x t), volume (m3, L) 2. Mengukur
 Selang 3. Jumlah (unit) 3. Menghitung
 Outlet (batu aerasi) 4. Lokasi / tata letak, indoor / outdoor 4. Mencatat
4. Peralatan 1. Pemeliharaan induk 1. Jenis 1. Mengamati
2. Pemijahan induk 2. Dimensi 2. Mengukur
3. Penetasan telur 3. Jumlah 3. Menghitung
4. Pemeliharaan larva 4. Lokasi / tata letak 4. Mencatat
5. Pemeliharaan
pembenihan
6. Kultur pakan alami
5. Pendukung 1. Listrik 1. Sumber : PLN, PAM, genset 1. Mengamati
2. Gas 2. Kapasitas 2. Mengukur dan menghitung
3. Air minum 3. Spesifikasi : merek, daya, berat, fase 3. Mencatat
1. Bangunan 1. Dimensi 1. Mengamati
 Gudang 2. Jumlah 2. Mengukur
 Kantor 3. Lokasi / tata letak 3. Menghitung
 Laboratorium 4. Mencatat dan menggambar
 Rumah ibadah
 Rumah genset
 Rumah karyawan
9

Lampiran 4 Aspek usaha pembenihan ikan kakap putih Lates calcarifer di BPBAP Situbondo (lanjutan)

Komponen Uraian Spesifikasi Tugas Prakerin


1. Manajemen dan 1. Produk 1. Ukuran (grade), umur (stadia), 1. Mengukur dan menghitung
teknis jumlah (volume), performance 2. Mengamati dan mencatat
pemasaran 2. Harga per grade (di lokasi) 3. Wawancara dan data sekunder
3. Tingkat permintaan, untuk tingkat
penawaran
2. Tujuan 1. Sifat : Ekspor, antar pulau, lokal 1. Mengamati dan mencatat
2. Lokasi (kota), jarak, lama waktu 2. Wawancara dan data sekunder
2. Manajemen 1. Induk, benih 1. Ukuran, umur (stadia), jumlah 1. Mengamati dan mencatat
sarana produksi 2. Asal dan cara pengadaan 2. Wawancara dan data sekunder
3. Harga di lokasi
2. Pakan 1. Jenis, ukuran, merek dan kualitas 1. Mengukur dan menghitung
2. Asal dan cara pengadaan 2. Mengamati dan mencatat
3. Jumlah (volume) harga di lokasi 3. Wawancara dan data sekunder
3. Obat-obatan 1. Jenis, ukuran, merek dan kualitas 1. Mengukur dan menghitung
2. Asal dan cara pengadaan 2. Mengamati dan mencatat
3. Jumlah (volume) harga di lokasi 3. Wawancara dan data sekunder
4. Pupuk 1. Jenis, ukuran, merek dan kualitas 1. Mengukur dan menghitung
2. Asal dan cara pengadaan 2. Mengamati dan mencatat
3. Jumlah (volume) harga di lokasi 3. Wawancara dan data sekunder
5. Hormon 1. Jenis, ukuran, merek dan kualitas 1. Mengukur dan menghitung
2. Asal dan cara pengadaan 2. Mengamati dan mencatat
3. Jumlah (volume) harga di lokasi 3. Wawancara dan data sekunder
6. bahan kimia lainnya 1. Jenis, ukuran, merek dan kualitas 1. Mengukur dan menghitung
2. Asal dan cara pengadaan 2. Mengamati dan mencatat
3. Jumlah (volume) harga di lokasi 3. Wawancara dan data sekunder
7. Bahan bakar dan oli 1. Jenis, ukuran, merek dan kualitas 1. Mengukur dan menghitung
2. Asal dan cara pengadaan 2. Mengamati dan mencatat
3. Jumlah (volume) harga di lokasi 3. Wawancara dan data sekunder
10

Lampiran 4 Aspek usaha pembenihan ikan kakap putih Lates calcarifer di BPBAP Situbondo (lanjutan)

Komponen Uraian Spesifikasi Tugas Prakerin


8. Tenaga kerja 1. Jumlah, pendidikan, pengalaman, asal 1. Menghitung dan mencatat
2. Sifat dan honor per bulan 2. Wawancara dan data sekunder

3. Analisis usaha 1. Biaya 1. Biaya investasi 1. Menghitung dan mencatat


2. Biaya operasional 2. Wawancara dan data sekunder
3. Biaya total
2. Penerimaan 1. Produksi 1. Menghitung dan mencatat
2. Harga satuan 2. Wawancara dan data sekunder
3. Keuntungan 1. Penerimaan – biaya total 1. Menghitung dan mencatat
2. Wawancara dan data sekunder

Anda mungkin juga menyukai