Anda di halaman 1dari 98

TEKNIK PEMBENIHAN IKAN NILA (Oreochromis

niloticus)DI INSTALASI PERIKANAN BUDIDAYA


PUNTEN KOTA BATU, JAWA TIMUR

KARYA ILMIAH PRAKTIK AKHIR


PROGRAM STUDI TEKNIK BUDIDAYA PERIKANAN

Oleh:

NATALIA BETE NAMOK


NIT. 16.3.06.020

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN


BADAN RISET DAN SDM KELAUTAN DAN PERIKANAN
POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN KUPANG
2019
TEKNIK PEMBENIHAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus)
DI INSTALASI PERIKANAN BUDIDAYA PUNTEN
KOTA BATU, JAWA TIMUR

Karya Ilmiah Praktik Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Ahli Madya Perikanan (A.Md.Pi.)
pada Program Studi Teknik Budidaya Perikanan
Politeknik Kelautan dan Perikanan Kupang

Oleh:
NATALIA BETE NAMOK
NIT. 16.3.06.020

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN


BADAN RISET DAN SDM KELAUTAN DAN PERIKANAN
POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN KUPANG
2019
HALAMAN PERSETUJUAN

Judul : Teknik Pembenihan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) di


Instalasi Perikanan Budidaya Punten Kota Batu, Jawa
Timur
Nama : Natalia Bete Namok
NIT : 16.3.06.020

Karya Ilmiah Praktik Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat
Untuk memperoleh sebutan professional Ahli Madya Perikanan
Program Studi Teknik Budidaya Perikanan
pada Politeknik Kelautan dan Perikanan Kupang

Menyetujui:

Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping,

Dr. Ir. Suseno, M.P. Dimas Rizky Hariyadi, M.Sc.


NIP. 19621004 199003 1 002 NIP. 19910619 201902 1 002

Mengetahui,
Direktur

Ir. Lego Suhono, M.P.


NIP. 19600828 198203 1 005
Telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji
Ujian Akhir Program Diploma III (Ujian Komprehensif)
Politeknik Kelautan dan Perikanan Kupang
pada Tanggal : 30 Juli 2019

Menyetujui:

Ketua, Sekretaris, Anggota,

Dr. Ir. Suseno, M.P. Dimas Rizky Hariyadi, M.Sc. I Nyoman Sudiarsa, A.Pi., M.Si.
NIP. 19621004 199003 1 002 NIP. 19910619 201902 1 002 NIP. 19660415 199303 1 011

Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Budidaya Perikanan
Politeknik Kelautan dan Perikanan Kupang

Riris Yuli Valentine, S.Pi., M.P.


NIP. 19900729 201801 2 002
UCAPAN TERIMA KASIH

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
akhirnya Laporan Karya Ilmiah Praktik Akhir yang berjudul “Teknik Pembenihan
Ikan Nila di Instalasi Perikanan Budidaya Punten Kota Batu, Jawa Timur” ini
dapat diselesaikan sesuai dengan target mutu dan waktu yang direncanakan.
Proses persiapan, pelaksanaan dan penyusunan laporan ini telah
melibatkan kontribusi pemikiran dan saran konstruktif banyak pihak. Atas
dedikasi tersebut, pada kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Direktur Politeknik Kelautan dan Perikanan Kupang atas izin pelaksanaan
KIPA di Instalasi Perikanan Budidaya Punten Kota Batu, Jawa Timur
2. Ketua Program Studi Ibu Riris Yuli Valentine, S.Pi., M.P. yang telah
memprogramkan kegiatan Karya Ilmiah Praktik Akhir (KIPA)
3. Bapak Dr. Ir. Suseno, M.P. selaku pembimbing utama yang telah memberikan
arahan penyempurnaan serta ulasan kritis terhadap analisis Teknik
Pembenihan Ikan Nila;
4. Bapak Dimas Rizky Hariyadi, S.S.T.Pi., M.Sc. selaku pembimbing
pendamping atas kesedian waktu memberikan telaah mendalam, koreksi dan
revisi terhadap sejumlah data dan informasi;
5. Pimpinan dan pembimbing ekstren di Instalasi Perikanan Budidaya Punten
Kota Batu, Jawa Timur yang telah memberikan kesempatan untuk belajar
serta melaksanakan Karya Ilmiah Praktik Akhir (KIPA).
6. Ayah, Ibu, keluarga serta teman-teman dan seluruh civitas akademika
Politeknik Kelautan dan Perikanan Kupang atas dukungan dan doanya.
Semoga Laporan Karya Ilmiah Praktik Akhir (KIPA) ini bermanfaat bagi
para pembaca dan dapat memajukan sektor kelautan dan perikanan.
Kupang, 30 Juli 2019

Natalia Bete Namok


RINGKASAN

NATALIA BETE NAMOK. Teknik Pembenihan Nila (Oreochromis niloticus) di Instalasi


Perikanan Budidaya (IPB) Punten. Dibimbing oleh Ir. Lego Suhono, M.P dan Dimas Rizky
Hariyadi, S.S.T.Pi., M.Sc.

Nila merupakan komoditas perikanan yang mempunyai nilai ekonomi sangat penting dan
merupakan penopang ekonomi masyarakat karena nila mempunyai beberapa keunggulan
diantaranya: mudah dibudidayakan, pertumbuhan relatif cepat, mudah berkembang biak dan relatif
tahan terhadap penyakit. Karya Ilmiah Praktik Akhir (KIPA) dilaksanakan pada tanggal 11 Maret –
28 Juni 2019 di Instalasi Perikanan Budidaya (IPB) Punten. Tujuan KIPA adalah untuk mengetahui
faktor-faktor yang menentukan, persyaratan lokasi serta dapat mengetahui teknik pembenihan ikan
nila (Oreochromis niloticus). Sumber data dalam Karya Ilmiah Praktik Akhir adalah melalui data
primer dan data sekunder, pengumpulan data dilakukan dengan cara metode observasi, metode
partisipasi aktif dan metode wawancara. Teknik pembenihan ikan nila meliputi persiapan media,
pengelolaan induk, pemijahan induk, manajemen benih, manajemen pemberian pakan, manajemen
kualitas air, pengendalian hama dan penyakit serta panen. Hasil analisa finansial menunjukkan
bahwa usaha mendapatkan laba sebesar Rp. 2.708.800 dengan nilai Break Event Point (BEP) harga
Rp. 78,2, BEP produksi 2.708.800 ekor serta Revenue/Cost Ratio 1,27, oleh karena itu usaha
tersebut layak untuk dilanjutkan.

Kata kunci : Ikan nila, pembenihan, analisa finansial

ABSTRACT

NATALIA BTE NAMOK. Hatchery Techniques of Tilapia (Oreochromis niloticus) at


Aquaculture Installation (IPB) Punten. Supervised by Ir. Lego Suhono, M.P. and Dimas Rizky
Hariyadi, S.S.T. Pi., M.Sc.

Tilapia is a fishery commodity that has very important economic value and is a support for
the economy of the community because indigo has several advantages including: easily to
cultivated, comparatively rapid growth, easy to breeding and relatively resistant to the disease.
Final Practical scientific papers (KIPA) held on March 11th until June 28th 2019 in Aquaculture
Installations (IPB) Punten. The aims of the KIPA is to know factors which determine, location
requirements and can know technique hatcheries of tilapia (Oreochromis niloticus). Data sources
in the Final Practice scientific papers are through primary data and secondary data, data collection
is done by means of observation methods, active participation methods and interview methods.
The hatcheries technique of tilapia include preparation of media, management of broodstock,
broodstock spawning, seed management, feeding management, water quality management, pest
and disease control and harvest. The results of financial analysis shows that the business getting
profit amounting to IDR. 2,708,800 with the value of the Break Event Point (BEP) price of IDR
78.2, BEP production 2,708,800 seed and the Revenue/Cost Ratio 1.27, therefore the business is
feasible to continue.

Keywords: financial analysis, hatchery, tilapia


DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI ................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ........................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. x
I PENDAHUKUAN ........................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2 Tujuan .................................................................................................... 2
II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 3
2.1 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Nila...................................................... 3
2.2 Lokasi dan Habitas Hidup ..................................................................... 4
2.2.1 Pemilihan Lokasih Budidaya....................................................... 4
2.2.2 Persyaratan Lokasi Budidaya Ikan Nila ...................................... 6
2.2.3 Habitat Ikan Nila ......................................................................... 6
2.3 Pemilihan Induk Ikan Nila..................................................................... 8
2.4 Teknik Pembenihan ............................................................................... 11
2.4.1 Persiapan Wadah Pemijahan ........................................................ 12
2.4.2 Proses Pemijahan ......................................................................... 13
2.5 Pakan ..................................................................................................... 14
2.6 Hama dan Penyakit ................................................................................ 16
2.7 Analisa Usaha ........................................................................................ 18
III METODE PRAKTEK .............................................................................. 19
3.1 Waktu dan Tempat ................................................................................. 19
3.2 Proses Kerja ........................................................................................... 19
3.2.1 Persiapan ..................................................................................... 19
3.2.2 Pengelolaan Induk Ikan Nila ....................................................... 20
3.2.3 Seleksi Induk Ikan Nila ............................................................... 20
3.2.4 Pemijahan Ikan Nila .................................................................... 20
3.2.5 Penetasan Telur ............................................................................ 21
3.2.6 Pemeliharaan Larva ..................................................................... 21
3.2.7 Pemanenan Benih ........................................................................ 21
3.3 Sember Data .......................................................................................... 21
3.4 Metode Pengumpulan Data ................................................................... 22
3.4.1 Metode Observasi ........................................................................ 22
3.4.2 Metode Partisipasi Aktif .............................................................. 22
3.4.3 Metode Wawawncara .................................................................. 22
3.5 Analisis Data .......................................................................................... 22
3.5.1 Hatching Rate .............................................................................. 22
3.5.2 Survival Rate ............................................................................... 23
IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 24
4.1 Keadaan Umum Lokasi ......................................................................... 24
4.1.1 Sejarah Berdirinya IPB Punten................................................... 24
4.1.2 Letak Geografis dan Keadaan Sekitar ......................................... 25
4.1.3 Struktur Organisasi dan Tenaga Kerja ......................................... 26
4.1.4 Bentuk Usaha dan Permodalan.................................................... 27
4.1.5 Sarana dan Prasarana ................................................................... 28
4.2 Kegiatan Pembenihan Ikan Nila ............................................................ 34
4.2.1 Persiapan Media (Kolam) ............................................................ 34
4.2.2 Pengelolahan Induk ..................................................................... 35
4.2.3 Pemijahan Ikan Nila .................................................................... 37
4.2.4 Manajemen Benih........................................................................ 38
4.2.5 Manajemen Pemberian Pakan ..................................................... 40
4.2.6 Manajemen Kualitas Air .............................................................. 41
4.2.7 Pengendalian Hama dan Penyakit ............................................... 42
4.2.8 Panen ........................................................................................... 43
4.2.9 Analisia Teknik Pembenihan ....................................................... 44
4.2.10 Analisa Usaha Pembenihan Nila ............................................... 45
V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 46
5.1 Kesimpulan ............................................................................................ 46
5.2 Saran ...................................................................................................... 46
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 47
LAMPIRAN .................................................................................................... 49
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................ 79
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
1. Perbedaan Ikan Nila Jantan dan Betina .............................................................. 9
2. Cirri-Ciri Induk Ikan Jantan dan Betina ............................................................. 10
3. Kriteria Kuantitatif dan Sifat Reproduksi .......................................................... 10
4. Kualitas Air ........................................................................................................ 41
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Morfologi Ikan Nila ..............................................................................................3


2. Perbedaan Ikan Nila Jantan Dan Betina ................................................................8
3. Struktur Organisasi................................................................................................27
4. Sumber Air ............................................................................................................28
5. Kolam Pemeliharaan Indukan ...............................................................................29
6. Kolam Pemijahan ..................................................................................................29
7. Kolam Pendederan ................................................................................................30
8. Kolam Pemeliharaan Benih ..................................................................................30
9. Gedung Kantor ......................................................................................................31
10. Alat Transportasi .................................................................................................31
11. Sumber Penyedian Listrik ...................................................................................32
12. Laboratorium .......................................................................................................32
13 Gedung Pakan dan Genset ...................................................................................33
14. Asrama, Ruang Aula, dan Ruang Karantina .......................................................33
15. Pengeringan Kolam .............................................................................................34
16. Pembalikan Tanah ...............................................................................................34
17. Pengapuran Dasar Kolam....................................................................................35
18. Pengisian Air .......................................................................................................35
19. Seleksi Induk .......................................................................................................36
20. Pemindahan Induk...............................................................................................37
21. Sarang Memijah Ikan Nila ..................................................................................38
22. Pendederan 1 .......................................................................................................39
23. Pendederan 2 .......................................................................................................39
24. Pemberian Pakan .................................................................................................40
25. Hama ...................................................................................................................42
26. Panen Parsial .......................................................................................................43
27. Panen Total ..........................................................................................................43
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
1. Lembar kegiatan harian (LKH) .......................................................................... 49
2. Peta lokasi IPB Punten ....................................................................................... 69
3. Analisa Usaha ..................................................................................................... 70
4. Sarana dan prasarana .......................................................................................... 74
5. Alat dan bahan praktik ....................................................................................... 77
I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia mempunyai sumber daya alam yang merupakan salah satu
modal dasar dalam pembangunan. Sebagai modal dasar, sumber daya alam
harus dimanfaatkan sepenuhnya. Kita harus mengetahui cara-cara yang
tepat dalam mengelolanya agar kita dapat memanfaatkan dengan maksimal
dan mengembangkan modal dasar tersebut makin besar manfaatnya, untuk
pembangunan lebih di masa yang akan datang. Sebagai salah satu contoh
dalam memanfaatkan sumber daya alam adalah membudidayakan ikan,
salah satu contohnya adalah ikan nila.
Nila merupakan salah satu kelompok spesies budidaya terpenting di
dunia. Menurut FAO (2005), total produksi global budidaya nila mencapai
1,7 juta metrik ton (mt) dengan total nilai sebesar 178 juta dolar Amerika.
Produksi nila pada tahun 2009 di Indonesia mencapai 323.389 ton atau
meningkat 11,12% dibandingkan tahun 2008 (Dirjen Perikanan Budidaya,
2010). Nila sebagai komoditas ikan mempunyai nilai ekonomi yang sangat
penting sebagai penopang ekonomi masyarakat karena nila mempunyai
beberapa keunggulan, diantaranya: mudah di budidayakan, pertumbuhan
relatif cepat, mudah berkembang biak, dan relatif tahan terhadap penyakit.
Intensifikasi budidaya membawa dampak yang kurang baik terhadap
kelestarian dan kesehatan lingkungan. Penurunan kualitas lingkungan ini
disebabkan karena limbah organik yang dihasilkan dari sisa pakan dan
kotoran. Limbah organik tersebut umumnya didominasi oleh senyawa
nitrogen anorganik yang beracun. Menurut Asaduzzaman et al. (2008) dan
De Schryver et al. (2008), tingginya penggunaan pakan buatan pada
budidaya intensif menyebabkan pencemaran lingkungan dan peningkatan
kasus penyakit. De Schryver et al. (2008) dan Crab et al. (2007)
menyatakan bahwa ikan hanya menyerap sekitar 25% pakan yang
diberikan, sedangkan 75% sisanya menetap sebagai limbah di dalam air.
Limbah dari pakan tersebut akan dimineralisasi oleh bakteri menjadi
ammonia. Akumulasi ammonia dapat mencemari media budidaya bahkan
dapat menyebabkan kematian (Avnimelech, 1999; Avnimelech, 2009).
Meskipun tergolong relatif mudah, budidaya ikan nilatetap
memerlukan penanganan yang baik dan terencana. Hal yang pertama kali
perlu dipersiapkan adalah pemilihan lokasi usaha karena dengan
memilih/menyiapkan lokasi usaha yang tepat diharapkan usaha tersebut
akan berjalan seperti yang di harapkan. Pemilihan lokasi usaha harus
mempertimbangkan beberapa aspek, seperti aspek teknis (berkaitan
dengan teknis lahan sebagai wadah budidaya ikan baik tanah maupun
airnya), aspek ekonomi (ekonomis terkait dengan pendukung pemasaran
dan biaya produksi), dan faktor sosial (berkaitan dengan daya terima
masyarakat sekitar lokasi budidaya ikan). Sehingga selama proses
budidaya tidak akan ditemui kendala yang akan menghambat usaha
tersebut.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan Laporan ini yakni :
1. Taruna dapat mengetahui faktor-faktor yang menentukan dalam pembenihan
ikan nila.
2. Taruna dapat mengetahui persyaratan lokasi budidaya ikan nila.
3. Taruna dapat mengetahui teknik pembenihan ikan nila.
II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi Dan Morfologi Ikan Nila


Secara umum klasifikasi ikan nila menurut Suyanto (2003), adalah
sebagai berikut :
Filum : Chordata
SubFilum : Vertebrata
Kelas : Osteichtyes
SubKelas : Acanthopterigii
Ordo : Percomophy
SubOrdo : Percoidea
Famili : Cichilidae
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromis niloticus
Menurut Saanin (1986), ikan nila mempunyai ciri-ciri morfologi
sebagai berikut : bentuk tubuh panjang dan ramping, sisiknya besar
berjumlah 24 buah, terdapat gurat sisi (Linea lateralis) terputus-putus di
bagian tengah badan kemudian berlanjut tetapi letaknya lebih kebawah
dari pada letak garis yang memanjang di atas sirip dada, matanya
menonjol dan bagian tepinya berwarna putih. Tubuh berwarna kehitaman
atau keabuan, dengan beberapa pita gelap melintang (belang) yang makin
mengabur pada ikan dewasa. Ekor bergaris-garis tegak berjumlah 7-12
buah.

Gambar 1. Morfologi ikan nila


Sumber: Dokumentasi pribadi
2.2 Lokasi dan Habitat Hidup
2.2.1 Pemilihan lokasi budidaya
Banyak faktor yang menentukan dalam pemlihan lokasi untuk usaha
budidaya ikan, namun pada dasarnya dapat di kelompokkan menjadi dua,
yaitu faktor teknis dan non teknis (Saparinto et al. 2005):
1. Faktor teknis
Faktor teknis adalah faktor-faktor yang secara langsung mempengaruhi
keberhasilan atau kegagalan terhadap kegiatan teknis budidaya ikan seperti
sumber air, jenis tanah, limbah, dan kualitas air.
a. Sumber air
Lokasi budidaya ikan sebaiknya dekat dengan sumber air yang
kontinuitasnya terjamin sepanjang tahun serta debitnya cukup dan kualitas
airnya sesuai degan persyaratan ikan yang akan dibudidayakan, namun
bebas dari pengaruh banjir. Sumber air ini biasa berasal dari sunggai, mata
air, saluran irigasi, sumur atau waduk.
b. Jenis tanah
Tanah dipilih yang tidak poros yaitu tanah liat atau lempung, sehingga
kehilangan air karena filtrasi, rembesan dapat dihindari seminimal
mungkin.
c. Jauh dari pembuangan limbah
Karena ikan sangat peka sekali terhadap lingkungan dan hidupnya
tergantung sekali dengan kualitas air, maka pemilihan lokasi yang sumber
airnya tercemar dihindari, baik itu oleh limbah pabrik atau limbah rumah
tangga, karena dapat mengakibatkan kematian pada ikan.
d. Kualitas air
Sumber air untuk budidaya ikan harus memenuhi persyaratan kualitas
air yang sesuai, baik secara biologis, fisika maupun kimia, yaitu air harus
jernih tapi kaya akan pakan alami, tidak mengandung bahan-bahan yang
beracun serta suhu, pH sesuai dengan jenis ikan yang dibudidayakan
(Kordi et al. 2007)
2. Faktor non teknis
Faktor nonteknis adalah faktor-fator yang tidak berpengaruh secara
langsung terhadap untung ruginya usaha dalam budidaya ikan, faktor-
faktor tersebut diantaranya jauh dekatnya dengan lokasi pemasaran, sarana
trasportasi, mudah tidaknya mendapatkan tenaga kerja, keamanan dan
kemudahan memperoleh sarana produk serta kesesuaian dengan
lingkungan sosial budidaya setempat.
a. Dekat dengan lokasi pemasaran
Jauh dekatnya lokasi budidaya dengan tempat pemasaran ini penting di
perhatikan karena erat kaitannya dengan biaya yang dikeluarkan untuk
pengangkutan, yang akan berakibat pula pada harga jual ikan yang di
produksi dan pada akhirnya berakibat pula pada kemampuan bersaingan di
pasaran.
b. Dekat dengan sarana transportasi
Agar hasil ikan yang dibudidayakan mudah cepat dipasarkan, harus di
perhatikan juga sarana trasportasi baik jalan maupun alat angkutnya, Hal
ini pula berkaitan dengan prinsip ekonomi seperti halnya jauh dekatnya
lokasi pemasaran dengan lokasi budidaya ikan ditambah dengan sistem
pengepakan dan sistem pengangkutan yang harus digunakan.
c. Mudah mendapatkan tenaga kerja
Kemudahan dalam mendapatkan tenaga kerja pun harus di perhatikan,
terutama dalam mendapatkan tenaga kerja yang professional dalam
menangani ikan serta upah tenaga kerja yang murah, agar biaya produksi
yang dikeluarkan dapat ditekan menjadi seminimal mungkin.
d. Keamanan terjamin
Keamanan terjamin yang dimaksud di sini adalah keamanan yang
dapat mengganggu kelancaran teknis budidaya seperi gangguan hama,
gangguan dari orang atau kemungkinan terjadi bencana alam.
e. Mudah memperoleh sarana produksi
Agar kegiatan produksi dapat ditekan seminimal mungkin, maka
memilih lokasi usaha harus mempertimbangkan dalam kemudahan
memperoleh sarana produksi baik bibit atau benih, pakan, obat-obatan,
peralatan dan lain-lain.
f. Lingkungan sosial budaya
Mulyanto (1992) menyatakan bahwa ligkungan sosial budaya perlu
dipertimbangkan, misalnya kesesuaian komoditas yang akan di
budidayakan dengan lingkungan sosial budaya dan agama. Apakah tidak
bertentangan dengan sosial budaya dan agama di daerah yang dipilih.

2.2.2 Persyaratan lokasi budidaya ikan nila


1. Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung,
tidak berporos. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar dan
tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam.
2. Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5%
untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
3. Ikan nila cocok dipelihara di dataran rendah sampai agak tinggi (500 mdpl).
4. Kualitas air untuk pemeliharaan ikan nila harus bersih, tidak terlalu keruh dan
tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik.
Kekeruhan air yang disebabkan oleh pelumpuran akan memperlambat
pertumbuhan ikan. Lain halnya bila kekeruhan air disebabkan oleh adanya
plankton. Air yang kaya plankton dapat berwarna hijau kekuningan dan hijau
kecokelatan karena banyak mengandung Diatomae. Sedangkan plankton/alga
biru kurang baik untuk pertumbuhan ikan. Tingkat kecerahan air karena
plankton harus dikendalikan yang dapat diukur dengan alat yang disebut
piring secchi (secchidisk). Untuk di kolam dan tambak, angka kecerahan yang
baik antara 20-35 cm.
5. Debit air untuk kolam air tenang 8-15 liter/detik/ha. Kondisi perairan tenang
dan bersih, karena ikan nila tidak dapat berkembang biak dengan baik di air
arus deras.
6. Nilai keasaman air (pH) tempat hidup ikan nila berkisar antara 6-8,5.
Sedangkan keasaman air (pH) yang optimal adalah antara 7-8.
7. Suhu air yang optimal berkisar antara 25-30 oC.
8. Kadar garam air yang disukai antara 0-35 per mil.

2.2.3 Habitat ikan nila


Lingkungan tumbuh (habitat) yang paling ideal adalah perairan air
tawar yang memiliki suhu antara 14-38 oC, atau suhu optimal 25-30 oC.
Keadaan suhu yang rendah yaitu suhu kurang dari 14 oC ataupun suhu
yang terlalu tinggi di atas 30 0C akan menghambat pertumbuhan nila. Ikan
nila memiliki toleransi tinggi terhadap perubahan lingkungan hidup.
Keadaan pH air antara 5-11 dapat ditoleransi oleh ikan nila.
Ikan nila masih dapat tumbuh dalam keadaan air asin pada salinitas 0-35
ppt (Rakmana, 1997)
Oleh karena itu, ikan nila dapat dibudidayakan di perairan payau,
tambak dan perairan laut, terutama untuk tujuan usaha pembesaran. Ikan
nila dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada lingkungan perairan
dengan alkalinitas rendah atau netral. Pada lingkungan dengan pH rendah
pertumbuhannya mengalami penurunan namun demikian ikan nila masih
dapat tumbuh dengan baik pada kisaran pH 5-10.
Nila hidup di lingkungan air tawar, air payau, dan air asin. Kadar
garam air yang disukai antara 0-35 ppt. Pemindahan ikan nila secara
mendadak ke dalam air yang kadar garamnya sangat berbeda dapat
mengakibatkan stress dan kematian ikan. Ikan nila adalah ikan air tawar
yang dapat dipelihara di air asin namun pertumbuhan optimal ikan dapat
terjadi pada kisaran salinitas tetap untuk menekan mortalitas ikan, maka
dilakukan adaptasi secara bertahap hingga dapat beradaptasi dengan air
pada lingkungan barunya. Adaptasi ikan nila pada air asin dilakukan
dengan penambahan air laut setiap hari selama 5 ppt hingga mencapai
10 ppt. Pada awal pemeliharaan ditambak ikan nila hasil adaptasi dari air
tawar ke air asin mengalami pertumbuhan yang lambat hal ini disebabkan
pada minggu awal atau bulan pertama ikan nila masih dalam penyesuaian
terhadap kondisi lingkungan (Subarijanti, 2005)
Kekeruhan air terlalu keruh tidak baik untuk kehidupan ikan. Bila
kekeruhan disebabkan oleh plankton hal ini memang diharapkan namun
bila kekeruhan akibat endapan lumpur yang terlalu tebal dan pekat hal
itulah yang tidak diinginkan. Kandungan lumpur yang terlalu pekat
didalam air akan mengganggu penglihatan ikan dalam air sehingga
menjadi salah satu sebab kurangnya nafsu makan ikan. Selain itu benih
yang masih berukuran sangat kecil akan terganggu pernafasannya karna
lumpur akan ikut terpisah air dan tersangkut dalam insang (Judantari et al.
2008)
2.3 Pemilihan Induk Ikan Nila
Pengelolaan induk dalam kegiatan usaha pembenihan mempunyai
peran yang sangat penting dalam menunjang keberhasilan, karena induk
merupakan salah satu faktor utama yang akan menentukan kualitas dan
kuantitas benih yang dihasilkan (Cahyono, 2002). Jumlah induk ikan nila
pada suatu areal/kolam pemijahan ditentukan oleh induk jantan dan ukuran
induk. Hal ini disebabkan sifat ikan nila memijah adalah dimana induk
jantan akan membuat suatu daerah teritorial yang tidak boleh digangggu
ikan lain. Jumlah ikan betina umumnya lebih banyak dari pada ikan jantan
agar mudah memberi kesempatan pada jantan untuk dapat menemukan
betina yang matang gonad. Ikan nila yang ukurannya masih kecil belum
menampakkan perbedaan alat kelamin. Setelah mencapai bobot 50 - 60 g
perbedaan kelamin sudah mulai dapat terlihat. Perbedaan berdasarkan jenis
kelaminnya, ikan nila jantan memiliki ukuran sisik yang lebih besar dari
pada ikan nila betina. Alat kelamin ikan nila jantan berupa tonjolan yang
agak runcing yang berfungsi sebagai muara saluran urin dan saluran
sperma yang terletak di depan anus. Jika diurut, perut ikan nila jantan akan
mengeluarakan cairan bening. Sedang akan ikan nila betina mempunyai
lubang genital terpisah dengan lubang saluran urin yang terletak di depan
anus. Perbedaan kelamin antara ikan nila jantan dan betina dapat dilihat
pada Gambar 2.

Gambar 2. Perbedaan ikan nila jantan dan betina


Sumber: Dokumentasi pribadi

Bentuk hidung dan rahang belakang ikan nila jantan melebar dan
berwarna biru muda. Pada ikan betina, bentuk hidung dan rahang belakang
agak lancip dan berwarna kuning terang. Sirip punggung dan sirip ekor
ikan nila jantan berupa garis putus-putus. Sementara itu, pada ikan nila
betina, garis berlanjut (tidak putus) dan melingkar (Khairuman et al.
2007). Perbedaan antara ikan nila jantan dan betina dapat dilihat pada
Tabel 1 (Mubinun et al. 2007).
Tabel 1. Perbedaan ikan nila bantan dan betina
No Jantan Betina
1 Alat kelamin berupa tonjolan Alat kelamin berupa
(papilla) dibelakang lubang tonjolan dibelakang
anus. Pada tonjolam ini anus. Pada tonjolan
terdapat satu lubang untuk tersebut terdapat 2
mengeluarkan sperma dan lubang. Lubang yang
urine. pertama terletak di
dekat anus, berbentuk
seperti bulan sabit dan
berfungsi sebagai
tempat keluarnya telur.
Lubang yang kedua
terletak di belakangnya,
berbentuk bulat dan
berfungsi sebagai
tempat keluarnya urine
2 Warna badan lebih cerah Warna badan agak pucat
3 Warna sirip memerah terutama Pada saat matang gonad
pada saat matang gonad dan bagian tepi sirip tidak
menjadi lebih gelak terhadap berubah warna dan
ikan jantan yang lain. gerakannya lambat.
4 Kematangan gonad ikan nila Kematangan gonad ikan
diketahui dengan cara diketahui dengan cara
melakukan pengurutan perut meraba perut dan
ke arah anus dan akan pengamatan bagian
mengeluarkan cairan kental anus, yaitu ditunjukkan
berwarna bening dan di dengan telur yang
sekitar perut sampai kepala berwarna kuning
bagian bawah berwarna kehijauan, bagian perut
merah. melebar, lunak jika
diraba, bagian anus
menonjol
dan kemerahan.
Keberhasilan usaha pembenihan ikan nila sangat ditentukan oleh
kualitas induk, secara umum ciri-ciri induk yang baik adalah sebagai
berikut:
1. Mampu memproduksi benih dalam jumlah yang besar dengan kualitas yang
tinggi.
2. Pertumbuhannya sangat cepat.
3. Sangat responsif terhadap makanan buatan yang diberikan.
4. Resisten terhadap serangan hama, parasit dan penyakit.
5. Dapat hidup dan tumbuh baik pada lingkungan perairan yang relatif buruk.
6. Ukuran induk yang baik untuk dipijahkan yaitu 120-180 gram lebih perekor
dan berumur sekitar 4-5 bulan.
Induk yang akan digunakan adalah induk yang siap memijah atau
bakalan induk yang belum siap memijah. Induk yang berkualitas baik
kondisi sehat, bentuk badan normal, sisik besar dan tersusun rapi, kepala
relatif kecil dibandingkan dengan badan, badan tebal dan berwarna
mengilap (tidak kusam), gerakan lincah dan memiliki respon yang baik
terhadap pakan tambahan.
Tabel 2. Ciri-ciri induk jantan dan induk betina
Ciri-ciri Induk jantan Induk betina
Bentuk Lebih tinggi dan Lebih rendah dan memanjang
tubuh membulat
Warna Lebih cerah Lebih gelap
tubuh
Jumlah Satu lubang (untuk Dua lubang :
lubang mengeluarkan 1.Untuk mengeluarkan telur
kelamin sperma sekaligus air 2.Untuk mengeluarkan air
seni) seni
Bentuk Tonjolan agak Tidak menonjol dan
kelamin meruncing berbentuk bulat
Warna sirip Didominasi warna Hitam
ekor merah
Sumber: Judantari, 2008
Sedangkan menurut SNI 01-6138-1999 (1999), kriteria kuantitatif
sifat reproduksi dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Kriteria kuantitatif sifat reproduksi
Jenis kelamin
Sifat Satuan
Jantan Betina
Umur Bulan 6-14 6-14
Panjang total Cm 16 – 25 14-20
400 –
Bobot tubuh G 300 – 450
600
Fekunditas Butir/ekor - 1.000 - 2.000
Diameter Telur mm - 2,5 - 3,1
Sumber: SNI 01-6138-1999 (1999)
2.4 Teknik Pembenihan
2.4.1 Persiapan wadah pemijahan
Pada lokasi calon pembenihan terdapat sumber air yamg memadai
secara teknis, tersedia sepanjang tahun. Setidaknya, pada pemeliharaan
benih, debit air yang dibutuhkan berkisar 0.5 liter/detik. Nila dapat hidup
pada suhu 25-30 ºC; pH air 6.5 – 8.5; oksigen terlarut > 4 mg/I dan kadar
ammonia (NH3) < 0.01 mg/I; kecerahan kolam hingga 50 cm. selain itu
ikan nila juga hidup dalam perairan agak tenang dan kedalaman yang
cukup kolam pemijahan dapat dibuat berdinding beton.
Kolam pemijahan nila yang berdasar tanah disukai nila karena banyak
dihuni plankton dan tumbuhan air kecilyang menjadi pakan tambahan.
Dasar kolam tanah juga memudahkan nila jantan membuat cekungan
untuk memijah.
Untuk kolam pemijahan, padat tebar disarankan 1 – 3 ekor / m². Satu
paket induk berjumlah 300 ekor. Sistem paket diberlakukan untuk
menekan laju penurunan mutu benih yang dihasilkan bila keturunannya
dijadikan induk kembali setelah melalui seleksi ketat.
Bila induk yang dipijahkan sebanyak satu paket, luasan kolam yang
dibutuhkan sekitar 100-300 m². Ketinggian air sekitar 75 cm dengan tinggi
kolam sekitar 1 m. Debit air nila cukup 1 liter/detik. Jika terlalu deras nila
tidak nyaman memijah. Air yang mengalir diperlukan untuk mengganti
penguapan yang terjadi.
2.4.2 Proses pemijahan
Ikan Nila dapat berkembang biak secara optimal pada suhu 20-30 ºC.
Ikan nila bersifat mengerami telurnya di dalam mulut sampai menetas
kurang lebih 4 hari dan mengasuh larvanya ± 14 hari sampai larva dapat
berenang bebas diperairan, mengerami telur dan mengasuh larva dilakukan
oleh induk betina. Nila dapat dipijahkan setelah mencapai berat 100
gr/ekor. Secara alami nila memijah pada sarang yang dibuat oleh ikan
jantan di dasar kolam, sehingga diperlukan dasar kolam yang berlumpur.
Pemijahan ikan nila berdasarkan pengelolaannya dibedakan beberapa
sistem antara lain:
a. Pemijahan secara tradisional/alami
Pemijahan secara alami dapat dilakukan di kolam. Ikan nila
membutuhkan sarang dalam proses pemijahan. Sarang di buat di dasar
kolam oleh induk jantan untuk memikat induk betina tempat bercumbu
dan memijah, sekaligus merupakan wilayah teritorialnya yang tidak boleh
diganggu oleh pasangan lain. Kegiatan pemijahan alami meliputi antara
lain :
1. persiapan kolam
Kolam pemijahan luasnya harus disesuaikan dengan jumlah induk
yang akan dipijahkan. Perbandingan jantan dan betina adalah 1 : 3 ukuran
250-500 gr perekor. Dengan padat penebaran 1 ekor/m². Hal ini
berdasarkan sifat ikan jantan yang membuat sarang berbentuk kobakan
didasar kolam dengan diameter kira-kira 50 cm dan akan mempertahankan
kobakan tersebut dari ikan jantan lainnya. Kobakan tersebut akan
digunakan ikan jantan untuk memikat ikan betina dalam pemijahan. Oleh
karena itu jumlah ikan jantan setiap luasan kolam tergantung pada berapa
banyak kemungkinan kobakan yang dapat dibuat oleh ikan jantan pada
dasar kolam tersebut. Dinding kolam diupayakan kokoh dan tidak ada
yang bocor agar mampu menahan air kolam. Kedalam air kolam 70 cm.
Dasar kolam dilakukan pengolahan, pembuatan kemalir, pemupukan dan
pengapuran.
Kegiatan ini dimaksudkan untuk menciptakan suasana dasar kolam
berlumpur untuk pembuatan sarang dan meningkatkan kesuburannya agar
cukup tersedia pakan
alami untuk konsumsi induk dan larva hasil pemijahan. Pemupukan dapat
diberikan pupuk kandang, pupuk hijau dan pupuk buatan atau kombinasi
dari ketiga macam pupuk tersebut. Pengapuran dilakukan untuk
mengendalikan hama, penyakit dan parasit larva ikan serta meningkatkan.
2. Kualitas air
Kualitas air yang sesuai yaitu oksigen terlarut > 5 ppm, pH > 5, suhu
20-30 0C dan NH3 < 1 ppm. Untuk menciptakan kondisi seperti tersebut,
pengairan kolam harus dilakukan dengan pengaturan yang baik. Air
pemasukan terus menerus dialirkan dengan debit 2-5 liter/menit untuk
luasan kolam 200 m2.
3. Pemberian pakan
Meskipun kolam telah di pupuk dan tumbuh subur pakan alami,
pemberian pakan tambahan mutlak di perlukan. Pemberian pakan
tambahan dimaksudkan untuk menjaga stabilitas produktifitas induk
karena selama masa inkubasi telur 3-4 hari induk berpuasa sehingga pada
proses pemijahan harus cukup cadangan energi dari pakan ikan. Pakan
tambahan dapat berbentuk dedak, bungkil kedelai, bungkil kacang atau
pelet. Pelet dapat diberikan 3-6 % per hari dari bobot induk. Selama proses
pemijahan ± 7 hari dan pasca inkubasi telur yaitu setelah hari ke 8-12.
b. Pemijahan Secara Intensif
Metoda ini dilakukan pada kolam yang didesain sedemikian rupa
sehingga setelah pemijahan selesai dapat dipisahkan antara induk jantan,
induk betina dan larva ikan dalam kolam yang berbeda, dengan demikian
pemanenan larva relatif mudah dilakukan dan induk akan lebih produktif
karena tidak sering terganggu yang dapat menimbulkan stres dan kematian
pada induk.
1. Persiapan kolam
Kolam pemijahan dibuat dari pagar bambu yang bersekat-sekat antara
kolam jantan, kolam betina dan kolam larva. Kolam induk jantan
(lingkaran I) hanya dapat dimasuki ikan betina yang berukuran lebih kecil
dari ikan jantan, kolam induk betina (lingkaran II) hanya dapat dilalui
larva sedang induk betina tidak dapat keluar dari sekat, dan kolam larva
(III) untuk menangkap larva yang dihasilkan. Pengolahan dasar kolam
dilakukan seperti pada persiapan kolam pemijahan alami.
2. Proses pemijahan
Apabila konstruksi kolam berbentuk lingkaran dengan diameter kolam
I adalah 4 meter dan kolam II adalah 10 meter, serta luas kolam III adalah
44 meter persegi, maka padat penebaran induk adalah antara 250-300 ekor
induk betina bobot ± 250 gr/ekor dan 40 ekor jantan bobot > 500 gr/ekor.
Induk ikan pada saat pemijahan menempati kolam I. Setelah proses
pemijahan berlangsung dan telur telah menetas, induk betina akan keluar
dari kolam I ke kolam II untuk mengasuh anaknya. Di kolam II ini larva
tumbuh sampai ukuran ± 1 cm, selanjutnya larva akan masuk ke kolam III,
sedangkan induk betina tetap pada kolam II karena ada sekat. Kolam III
hanya dapat di masuki oleh larva dari kolam II ke kolam III, larva akan
terusir dari kolam II, karena terganggu oleh induk betina yang ada.
3. Pemeliharaan
Pemeliharaan induk dilakukan dengan pemberian pakan tambahan 3-6
% perhari dari bobot ikan. Pemberian pakan dilakukan sesuai yang
dibutuhkan oleh induk dan larva.
2.5 Pakan
Pakan sangat berperan dalam pertumbuhan ikan, agar pakan yang
diberikan optimal maka jumlah harus tersedia cukup, kualitasnya memadai
serta sesuai dengan jenis atau pun bentuknya. Serta waktu, frekuensi, dan
cara pemberiannya yang tepat (Marhadi, 2009) :
1. Kandungan pakan ikan
Pakan yang dimakan oleh ikan pertama-tama digunakan untuk
memelihara tubuh dan mengganti alat-alat tubuh yang rusak, kelebihannya
baru digunakaan untuk pertumbuhan. Pakan ikan yang diberikan harus
menggunakan protein, karbohidrat dan lemak, zat makanan ini akan di
ubah mejadi energi. Protein merupakan sumber energi utama, kandungan
protein pada pakan harus berkisar antara 28-30%.
2. Jumlah pakan yang diberikan
Jumlah pakan yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan. Bila
pakan yang diberikan kurang dari yang di butuhkan kemungkinan yang
terjadi adalah pakan tersebut hanya digunakan hanya untuk
mempertahankan kondisi tubuh saja sedangkan bila berlebihan ikan tidak
akan menghabiskannya, sehingga terjadi pembusukan sisa pakan. Menurut
Admadja et al. (1985) pemberian pakan perhari adalah 2-5% dari bobot
ikan yang dipelihara.
3. Jenis pakan ikan
Jenis pakan ikan dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu pakan alami
dan buatan. Pakan alami adalah pakan yang diberikan pada ikan yang
wujudnya masih asli. Keadannya bias hidup, mati, segar ataupun awetan,
contohnya: infusoria, daphnia, jenis yamuk, cacing, jangkrik, dan bekicot.
Pakan buatan adalah pakan yang diberikan pada ikan yang wujud asalnya
tidak nampak lagi. Pakan buatan ini umumnya sudah diramu sehingga
bahan lebih dari satu jenis dan kandungan nutrisinya bias diatur oleh
pembuatnya.
4. Bentuk pakan ikan
Bentuk pakan yang dimaksud adalah bentuk pakan buatan, karena
pakan buatan bisa dibentuk sesuai keinginan pembuat dan peruntukannya.
Macam-macam bentuk pakan ikan ini diantaranya adalah bentuk emulsi,
pasta, tepung, flek, butiran, remah, dan pelet.
5. Waktu dan frekuensi pemberian pakan
Waktu frekuensi pemberian pakan untuk ikan yang dipelihara secara
intensif seperti di jaring apung dan kolam air deras pemberiannya rata-rata
5 kali sehari. Sedangkan ikan yang dipelihara secara semi intesif
pemberian pakan 3 kali sehari. Untuk ikan yang dipelihara secara
tradisional umumnya hanya mengandalkan pakan alami yang ada di
kolam, bila diberi pakan pun hanya sekali-sekali saja dan waktunya pun
tidak tentu.
6. Cara pemberian pakan
Cara pemberian pakan ikan ada bermacam-macam di antaranya
dengan automati feeder, ditebar dan dihamparan. Macam-macam cara
pemberian pakan itu tegantung dari jenis dan ukuran ikan yang dipelihara.
2.6 Hama dan Penyakit
Ikan nila termasuk jenis ikan yang tahan terhadap serangan hama dan
penyakit. Menurut Khairuman dan Amri (2007), hama dan peyakit ikan
nila adalah sebagai berikut:
1. Hama
a. Bebeasan (Notonecta)
Berbahaya bagi benih karena sengatannya. Pengendalian:
menuangkan minyak tanah ke permukaan air 500 cc/100 meter persegi.
b. Ucrit (Larva cybister)
Menjepit badan ikan dengan taringnya hingga robek. pengendalian:
sulit diberantas; hindari bahan organik menumpuk di sekitar kolam.
c. Kodok
Makan telur telur ikan. Pengendalian: sering membuang telur yang
mengapung; menagkap dan membuang hidup-hidup.
d. Ular
Menyerang benih dan ikan kecil. Pengendalian: lakukan penangkapan
dan pemagaran kolam
e. Lingsang
Memakan ikan pada malam hari. Pengendalian: pasang jebakan
berumpun.
f. Burung
Memakan benih yang berwarna menyala seperti merah, kuning.
Pengendalian: diberi penghalang bambu agar supaya sulit menerkam;
diberi rumbai-rumbai atau tali penghalang.
2. Penyakit
Ada 2 (dua) faktor yang dapat menyebabkan ikan nila (Oreochromis
niloticus) terserang penyakit.
- Penyakit yang disebabkan oleh gangguan jasad hidup (Parasiter).
- Penyakit yang disebabkan oleh faktor fisik dan kimia perairan
(Nonparasiter)
Berikut ini adalah jenis-jenis penyakit pada ikan nila (Oreochromis
niloticus) dan penanganannya.
- Bintik putih (white spot)
Penyakit ini disebabkan oleh organisme (Ichthyopthirius sp.) yang
dapat mengakibatkan tubuh pucat, mengeluarkan lendir yang banyak dan
menghambat pertumbuhan ikan nila. Untuk mengobatinya dalam
dilakukan dengan merendam ikan nila (Oreochromis niloticus) kedalam
larutan methylene blue atau larutan NaCl sebanyak 1-3 g/100 ml air bersih
dan lamanya perendaman adalah 5-10 menit.
- Lernea
Penyakit ini disebabkan oleh sejenis cacing (Lernea) yang dapat
mengakibatkan tubuh kurus dan menghambat pertumbuhan ikan nila
(Oreochromis niloticus). Untuk mengobatinya dalam dilakukan dengan
merendam ikan nila (Oreochromis niloticus) ke dalam larutan formalin 2,5
ml yang dicampur 100 liter air bersih dan lamanya perendaman adalah 10
menit.
- Cacing insang dan cacing kulit.
Penyakit ini disebabkan oleh parasit Dactylogyrus dan parasit
Gyrodactylus yang dapat mengakibatkan tubuh pucat, mengeluarkan lendir
yang banyak dan membuat ikan nila (Oreochromis niloticus) sering
meloncat kepermukaan air.
- Bercak merah
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Aeromonas Sp. yang dapat
mengakibatkan kehilangan lendir, lemah dan nafas megap-megap waktu
berenang serta membuat ikan nila (Oreochromis niloticus) sering meloncat
kepermukaan air. Untuk mengobatinya dalam dilakukan dengan merendam
ikan nila (Oreochromis niloticus) kedalam larutan antibiotik tetracycline
atau kemicitine yang berbentuk kapsul yang cicampur 500 liter air bersih
dan lamanya perendaman adalah 2 jam.
- Trichodina sp.
Penyakit ini disebabkan oleh parasit Trichodina sp. yang dapat
mengakibatkan luka-luka, kerusakan organ dan biasanya disertai infeksi
sekunder pada ikan nila (Oreochromis niloticus). Untuk mengobatinya
dalam dilakukan dengan merendam ikan nila (Oreochromis niloticus)
kedalam larutan NaCl sebanyak 500-1000 mg/liter air bersih selama 24
jam.
- Saprolegniasis
Penyakit ini disebabkan oleh jamur Saprolegnia sp. yang dapat
menyerang organ luar, seperti kepala, tutup insang dan bagian tubuh luar
lainnya pada ikan nila (Oreochromis niloticus). Untuk mengobatinya
dalam dilakukan dengan merendam ikan nila (Oreochromis niloticus)
kedalam larutan malachite green oxalate sebanyak 1 mg/liter air bersih
selama 1 jam.
- Epistylis
Penyakit ini disebabkan oleh parasit Epistylis sp. yang dapat
mengakibatkan insang berwarna merah kecokelatan, sukar bernafas, sukar
bergerak, kerusakan pada kulit dan menghambat pertumbuhan ikan nila.
Untuk mengobatinya dalam dilakukan dengan merendam ikan nila
(Oreochromis niloticus) ke dalam larutan Chloroquin Diphospat sebanyak
1,1 mg/liter air bersih selama 48 jam.
2.7 Analisa Usaha
a. Analisa laba - rugi
Menurut parasibu (1993), Analisa laba dan rugi adalah selisih antara jumlah
total pendapatan (total revenue) dengan jumlah total biaya yang meliputi : biaya
tetap dan biaya variabel yang dikeluarkan untuk menghasilkan suatu produksi.
Biaya tetap sendiri adalah seluruh jenis biaya yang selama satu periode yang
jumlahnya tetap dan tidak mengalami perubahan sedangkan biaya variabel adalah
biaya yang selalu berubah setiap waktu. Rumus yang di gunakan adalah sebagai
berikut :

Laba Rugi = Total Pendapatan – Total Biaya


Operasional

b. Benefit Cost Ratio (B/C Ratio)


B/C ratio digunakan untuk mengetahui perbandingan atau ratio hasil
yang di peroleh terhadap jumlah biaya yang diketuarkan. B/C ratio yang
diperoleh maka usaha tersebut semakin menguntungkan.

Perhitungan B/C ratio menggunakan rumus :

B/C Ratio = Total Penerimaan


Total Biaya

Keterangan : B/C <1 Tidak layak


B/C >1 Layak
Suatu usaha dikatakan menguntungkan jika B/C ratio lebih besar dari
satu, semakin besar B/C ratio maka usaha tersebut semakin
menguntungkan (Pasaribu, 1993).
III METODE PRAKTIK

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Kegiatan Kerja Praktek Akhir (KPA) dilaksanakan pada tanggal 11
Maret sampai 28 Juni 2019, bertempat di Instalasi Perikanan Budidaya
(IPB) Punten Kota Batu Jawa Timur
3.2 Prosedur Kerja
Dalam prosedur kerja ada beberapa tahap yaitu:
3.2.1 Persiapan
1. Kolam pemeliharaan indukan
Kolam yang digunakan untuk memelihara indukan jantan dan betina.
Ikan jantan dan betina harus ditempatkan dikolam yang berbeda, untuk
kolam pemeliharan indukan perlu diadakan pengurasan kolam terlebih
dahulu kemudian dilakukan pengeringan yang bertujuan membunuh hama
yang masih tertinggal dalam kolam, setelah itu dilakukan pengisian air dan
dilanjutkan dengan penebaran indukan.
2. Kolam pemijahan
Kolam pemijahan yang digunakan untuk pemijahan induk jantan dan
betina. Jenis kontruksi kolam pemijahan ikan nila berlantai dasar tanah.
Dasar kolam di lengkapi dengan kubangan-kubangan atau kemalir, proses
persiapan kolam untuk pemijahan dilakukan pengurasan terlebih dahulu
sampai air yang berada dalam kolam terkuras habis kemudian kemalir
dibuat, bertujuan agar ikan yang masih berada dalam kolam ikut mengalir
keluar melalui saluran kemalir tersebut menuju pintu outlet. Setelah itu
kolam dikeringkan selama dua hari dan pada hari kedua proses
pengeringan dilakukan bersamaan dengan pembalikan tanah yang
bertujuan membunuh hama dan menyuburkan tanah, setelah pembalikan
tanah masih dilanjutkan dengan pengeringan selama satu hari. Setelah
proses pengeringan selesai selanjutnya dilakukan pengisian air dan induk
ditebar untuk pemijahan.
3. Kolam pemeliharaan larva
Kolam ini diperlukan untuk memelihara larva ikan yang baru menetas.
Untuk kolam pemeliharaan larva yang digunakan kolam beton yang
berdasar tanah berlumpur, pengeringan kolam dilakukan terlebih dahulu
selama tiga hari, setelah itu dilanjutkan dengan pengapuran dan
pembalikan tanah yang bertujuan untuk menetralkan pH dan menyuburkan
tanah serta mengurangi tingkat keasaman pada tanah, selanjutnya
dilakukan pengisian air dan penebaran larva.
4. Kolam pendederan
Kolam ini digunakan untuk membesarkan benih ikan sampai ukuran
10-12 cm atau sampai ikan nila kuat untuk dibesarkan di kolam budidaya
pembesaran. Untuk persiapan kolampen dederan dilakukan dengan cara
pengeringan, pengapuran, dan pengisian air. Kolam pendederan untuk
persiapan kolam teknisnya sama dengan kolam pemelihataan larva namun
tidak dilakukan pembalikan tanah dikarenakan kolam yang digunakan
adalah bekas kolam pemanenan benih yang kondisinya sudah bagus untuk
proses pendederan.
3.2.2 Pengelolaan induk ikan nila
Pengelolaan dilakukan untuk menghasilkan induk ikan nila yang siap
memijah, sehingga menghasilkan anakan/benih yang berkualitas dan
jumlah yang banyak. Dalam pengelolaan atau pemeliharaan indukan ikan
nila yang perlu dilakukan adalah pemberian pakan. Pakan yang diberikan
berupa pakan pelet.
3.2.3 Seleksi induk ikan nila
Induk yang akan digunakan adalah induk yang siap memijah. Induk
yang berkualitas baik, kondisi sehat, bentuk badan normal, sisik besar dan
tersusun rapi, kepala relatif kecil dibandingkan dengan badan, badan yang
tebal dan berwarna mengkilap (tidak kusam), gerakan lincah dan memiliki
respon yang baik terhadap pakan tambahan.
3.2.4 Pemijahan ikan nila
Ikan nila dapat mencapai saat dewasa pada umur 4 – 5 bulan dan akan
mencapai pertumbuhan maksimal untuk melahirkan sampai berumur 1,5 –
2 tahun. Pada saat berumur lebih dari 1 tahun kira – kira beratnya 800
gram dan saat ikan nila bisa mengeluarkan 1200 – 1500 larva setiap kali
memijah. Pemijahan ikan nila dapat berlangsung selama 6 – 7 kali
memijah.
3.2.5 Penetasan Telur
Telur – telur yang telah dibuahi akan menetas dalam jangka 35 hari di
dalam mulut induk betina. Induk betina mengerami telur dan menjaganya
dalam mulut.
3.2.6 Pemeliharaan larva
Larva yang dipelihara ditempatkan pada wadah yang bersih yang
sudah dilengkapi dengan aerasi.
3.2.7 Pemanenan benih
Pemanenan dapat lakukan dengan membuka saluran oulet wadah
pemeliharaan larva atau dengan cara mengambil larva menggunakan
serokan. Waktu yang baik untuk pemanenan benih adalah pada hari sekitar
jam 06.00 pagi dan jam 18.00 sore sebelum magrib.
3.3 Sumber Data
Sumber data dalam kegiatan Kerja Praktek Akhir (KPA) ini berasal
dari data yang diperoleh. Dalam hal ini penulis menggunakan dua sumber
data yaitu, data primer dan data sekunder.
1. Data primer
Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung oleh penulis
dari sumbernya melalui tanya jawab dan praktek langsung dilapangan
(Nazir, 1999) adapun yang menjadi sumber pengambilan data praktek
dalam kegiatan ini adalah narasumber dari lokasi KPA
2. Data Sekunder
Data sekunderdiperoleh dari studi literatur. Tujuan dari studi literatur
yaitu sebagai bahan perbandingan antara kenyataan dilapangan dengan
teori yang ada yang menyangkut proses kegiatan budidaya. (Nazir, 1999)
dengan studi literatur tersebut dapat memperkuat data dilapangan.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Untuk memperole data penulis menggunakan metode-metode sebagai
berikut:
3.4.1 Metode observasi
Observasi juga disebut pengamatan yang meliputi kegiatan
pemantauan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan alat
indera. (Rumiyati, 2012) metode ini digunakan untuk mengetahui
penerapan-penerapan secara ilmia yang dilakukan pada kegiatan
pembenihan ikan nila di lokasi Praktek.
3.4.2 Metode Partisipasi Aktif
Partisipasi aktif adalah mengikuti secara aktif atau langsung
mengikuti suatu kegiatan (Arikunto, 1998). Dalam kerja praktik akhir ini
partisipasi aktif yang akan dilakukan meliputi: seleksi induk, pemberian
pakan, pengukuran kualitas air, kegiatan pembenihan, dan kegiatan lainnya
yang berhubungan dengan usaha pembenihan ikan nila.
3.4.3 Metode Wawancara (Interview)
Metode interview yang disebut juga wawancara atau kuisioner lisan,
dalam penulisan ini metode wawancara yang digunakan untuk menggali
data sejarah atau latar belakang berdirinya lembaga, letak geografis objek
penelitian, struktur organisasi, kegiatan usaha seperti kegiatan perikanan,
kegiatan manajerial dan kegiata pengabdian masyarakat. Adapun
instrumen pengumpulan datanya berupa pedoman interview yang
terstruktur sebelumnya. Dengan wawancara dengan pihak-pihak yang
terlibat langsung pada kegiatan usaha pembenihan ikan nila secara
menyeluruh
3.5 Analisis Data
3.5.1 Hatching rate
Jumlah telur yang menetas / Hatching rate dihitung menggunakan
rumus (Sugama, 1986) :
To
𝐻𝑅 = Tm 𝑥 100%
HR = Daya Tetes Telur (%)
To = Jumlah telut yang ditebar (Butir)
Tm = Jumlah telur yang menetas (Ekor)
3.5.2Survival rate
Jumlah telur yang menetas / Survival rate dihitung menggunakan
rumus (Effendi, 1997) :
Nt
𝑆𝑅 = Nox 100%
SR = Kelangsungan Hidup (%)
Nt = Jumlah larva saat panen (Ekor)
No = Jumlah larva saat tebar (Ekor)
IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Keadaan Umum Lokasi


4.1.1 Sejarah berdirinya Instalasi Perikanan Budidaya (IPB) air tawar
Punten
Instalasi Perikanan Budidaya (IPB) Punten. Berada di Desa Punten,
Kecamatan Batu, Kota Batu, Malang - Jawa Timur IPB Punten merupakan
balai benih ikan yang didirikan oleh E.J. Reintjes dan dibantu oleh
pegawainya antara lain Supardi Niti Sumarto dan Makri yang diresmikan
pada tanggal 24 Desember 1918. Luas lahan IPB Punten seluruhnya yaitu
3,6 Ha. IPB Punten didirikan sebagai sarana untuk menghasilkan
komoditas benih ikan air tawar dan tempat jual benih ikan sekaligus
merupakan tempat dilakukan penyuluhan pembenihan komoditas
perikanan.
IPB Punten merupakan balai pertama yang bergerak pada bidang
pembenihan ikan air tawar. Komoditas benih ikan air tawar di BBI punten
terdiri dari ikan mas, ikan nila, dan ikan koi. Berdirinya IPB Punten dilatar
belakangi oleh banyaknya permintaan benih ikan air tawar dan untuk
mengembangkan komoditas perikanan di kawasan Kota Batu.
Sejak awal berdirinya pada Tahun 1918, IPB Punten mengalami dua
kali pergantian nama pada Tahun 2010 IPB Punten berganti nama menjadi
UPBAT (Unit Pengelola Budidaya Air Tawar) Punten. UPBAT Punten
merupakan unit kerja dari Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa
Timur. UPBAT Punten berganti nama lagi menjadi IBAT (Instalasi
Budidaya Air Tawar) pada Tahun 2014 berdasarkan Surat Keputusan
Kepala Dinas Perikanan Dan Kelautan Provinsi Jawa Timur No. 188
Tahun 2014 tanggal 30 Juni 2014 tentang Instalasi Budidaya Air Tawar
(IBAT), IBAT Punten memiliki fungsi yaitu merencanakan dan
melaksanan kegiatan pembenihan serta penyebaran teknologi budidaya air
tawar khususnya di kawasan Kota Batu.
Pada awal berdirinya pada Tahun 1918, IPB Punten sudah mengalami
beberapa pergantian pimpinan. Pimpinan pertama yaitu E. Reintjes yang
menjabat sampai akhir Tahun 1923. Pimpinan IPB Punten yang kedua
yaitu Van Dragon yang menjabat dari Tahun 1923-1928. Pada akhir Tahun
1928, BBI Punten perpindahan tangan kepada pimpinan yang ketiga yaitu
Hearse yang menjabat sampai Tahun 1933. Pimpinan IPB Punten yang
keempat yaitu H.J Goosen yang menjabat pada tahun 1933-1950. Pada
Tahun 1989 IPB Punten berpindah tangan kepada pimpinan yang kelima
Ir. Irianto yang menjabat sampai Tahun 1999. Pada akhir 1999, IPB Punten
dipimpin oleh pimpinan yang keenam yaitu Panggih, A.Pi yang menjabat
sampai Tahun 2005. Tahun selanjutnya yaitu 2005, IPB Punten berpindah
tangan kepada pimpinan yang ketujuh yaitu Dewi Nur Setyorini, S.Pi M.S
yang menjabat selama 10 Tahun yaitu 2002-2012 pimpinan UPBAT
Punten yang kedelapan yaitu Atik Setijani, S.Pi yang menjadi pimpinan
dari Tahun 2012-2014. Pada akhir Tahun 2014, UPBAT punten berpindah
tangan kepada pimpinan yang kesembilan yaitu Budi Setyono, S.Pi, M.Agr
yang menjabat sampai Tahun 2016. Pada Tahun 2016 sampai 2017
dipimpin oleh pimpinan yang kesepuluh yaitu Hendan Muharyanto, S.Pi
yang menjabat sampai 2017 sampai akhir September 2017. Pada bulan
September 2017 IBAT Punten berpindah tangan kepada pimpinan yang
kesebelas yaitu Iswahyudi, S.Pi, M.P.
4.1.2 Letak geografis dan keadaan sekitar
IPB Punten merupakan Instalasi Teknis dari Dinas Kelautan dan
Perikanan Provinsi Jawa Timur. IPB Punten berada pada ketinggian 1.100
mdpl dengan suhu undara berkisar antara 19-27 °C dan suhu air berkisar
antara 17-25 °C, dan kemiringan lokasi 35°. letak geografis Desa
Sidomulyo terletak pada posisi 112°31’ 29” BT dan 7° 50’ 41” LS.
IPB Punten berbatasan dengan:
Sebelah utara : Desa Punten
Sebelah selatan : Kecamatan Batu
Sebelah barat : Desa gunungsari
Sebelah timur : Desa Bumiaji
Akses jalan menuju IPB Punten bisa dilalui oleh kendaraan roda
empat dan juga kendaraan roda dua, sehingga mudah dijangkau oleh
kendaraan umum maupun pribadi. Hal tersebut mempengaruhi
berlangsungnya kegiatan budidaya di IPB Punten, misalnya seperti
pendistribusian ikan ke petani ikan yang berada diwilayah Kota Batu
maupun ke luar daerah Kota Batu serta memudahkan proses pemasaran
ikan. Masyarakat sekitar IPB Punten sebagian besar merupakan pengusaha
tanaman bunga, selain itu sebagain masyarakat sekitar IPB Punten juga
melakukan usaha yaitu petani ikan. Wilayah IPB Punten jauh dari kegiatan
industri, kecil kemungkinan terjadi pencemaran perairan yang
mengganggu proses budidaya, karena kualitas air sangat mempengaruhi
kegiatan budidaya ikan. Peran IPB Punten terhadap masyarakat sekitar
yaitu menyediakan benih yang berkualitas dengan harga yang terjangkau
dan memberikan penyuluhan perikanan di daerah IPB Punten, sehingga
masyarakat sekitar IPB Punten khususnya dan masyarakat umum memiliki
wawasan serta perngembangan tentang komoditas perikanan tawar.
4.1.3 Struktur organisasi dan tenaga kerja
a. Struktur Organisasi
Struktur organisasi IPB Punten memiliki pembagian tugas dan fungsi
pada masing-masing individu yang berada dalam suatu lembaga atau
organisasi. Adapun tugas dan fungsi Instalasi Perikanan Budidaya (IPB)
Punten sesuai dengan peraturan Gubernur Tahun 2008 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Dinas Daerah Jawa Timur adalah sebagai berikut :
1. Melaksanakan seleksi terhadap jenis-jenis ikan air tawar, khususnya ikan mas
Punten untuk jenis induk ikan unggul.
2. Tempat pengendalian mutu ikan
3. Tempat melaksanakan perawatan benih
4. Penghasilan benih ikan untuk keperluan petani
5. Penghasil benih ikan untuk penebaran diperairan umum
6. Tempat melaksanakan adaptasi teknik-teknik pembenihan
7. Tempat melaksanakan pemeliharan ikan air tawar
8. Tempat penyuluhan dibidang perikanan
9. Pembenihan teknologi di bidang perikanan
10. Pembinaan terhadap petani pembenihan ikan
STRUKTUR ORGANISASI
IPB PUNTEN PROVINSI JAWA TIMUR

KEPALA DINAS KELAUTAN DAN


PERIKANAN PROVINSI JAWA TIMUR

BIDANG PERIKANAN BUDIDAYA

SIE KESEHATAN SIE SARANA


LINGKUNGAN SIE DAN PRASARANA
PRODUKS
I
ANALIS PERIKANAN
BUDIDAYA IPB
Gambar 3. Struktur organisasi IPB Punten Provinsi Jawa Timur
PUNTEN
2. Tenaga Kerja
STAFFfaktor yang sangat penting untuk
Sumber daya manusia adalah
menunjang keberhasilan operasional suatu usaha. IPB Punten memiliki 25
tenaga kerja, beberapa diantaranya memiliki latar belakang pendidikan
perikanan yang sangat mendukung keberhasilan operasional usaha IPB.
IPB Punten berada dibawah naungan Dinas Kelautan dan Perikanan
Provinsi Jawa Timur.
4.1.4 Bentuk usaha dan permodalan
IPB Punten adalah suatu bentuk Instalasi Pemerintahan Dinas
Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur IPB Punten dilelola dibawah
pengawasan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur. Dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya, IPB Punten memperoleh anggaran dari
dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tingkat 1 Jawa
Timur.
Bentuk usaha yang dijalankan di IPB Punten ini bergerak pada
bidang pembenihan dan hasilnya langsung disetorkan kepada daerah yang
berupa Pendapatan Asli Daerah (PAD). Bentuk usaha yang ada meliputi
usaha pembenihan dari berbagai jenis ikan air tawar seperti ikan mas, ikan
koi dan untuk ikan nila serta penjualan kepada pembudidaya ikan atau
masyarakat setempat.
4.1.5 Sarana dan prasarana
a. Sarana
Sarana pembenihan merupakan semua bahan dan peralatan yang
dimaanfaatkan atau digunakan untuk kegiatan operasional produksi, baik
secara langsung maupun tidak langsung pada proses produksi benih.
1. Sumber air
Dalam kegiatan budidaya di IPB punten, ketersediaan air sangat
penting karena fungsi utama dari air yaitu sebagai media hidup segala
macam jenis ikan yang dibudidayakan. Sumber air di IPB Punten ini yaitu
berasal dari air sungai Brantasdengan debit air 10 liter/detik. Aliran air
sungai Brantas dialirkan melalui saluran untuk di endapkan sebelum
didistribusikan ke kolam-kolam yang ada di IPB Punten ini.

(a) (b) (c)


Gambar 4. Sumber air (a) sungai brantas (b) saluran air (c) sistem
penyedian air
2. Kolam pemeliharaan induk
Kolam pemeliharaan induk yaitu kolam yang mempunyai fungsi
untuk memelihara induk ikan nila selama proses pematangan gonad.
Kolam pemeliharaan induk ikan mas di IPB Punten menggunakan kolam
semi intensif.Kolam semi intensif adalah kolam yang bagian dindingnya
terbuat beton, sedangkan dasar kolamnya terbuat dari tanah(Kordi, 2010).
Kolam semi intensif memiliki beberapa keunggulan yaitu tahan lama dan
juga akan tumbuh pakan alami(Kordi, 2010).
Kolam pemeliharaan induk ikan mas di IPB Punten berbentuk persegi
panjang dengan ukuran kolam 32×9×1 m dengan ketinggian air kolam 70-
100 cm. kolam pemeliharaan induk ikan nila dilengkapi dengan pintu air

Gambar 5. Kolam pemeliharaan indukan

3. Kolam pemijahan
Kolam pemijahaan yang terdapat di IPB Punten berjumlah tiga kolam
yang berbentuk persegi panjang dengan ukuran 32×9×1 m dengan
ketinggian air 70-90 cm. Kolam pemijahaan di IPB Punten adalah kolam
beton dan memiliki dasar pasir berlumpur dengan sistem penyesian air
keluar masuk.

Gambar 6. Kolam pemijahan

4. Kolam pendederan
Kolam pendederan ikan nila pada IPB PuntenBatu Jawa Timur,
memiliki tiga kolam pendederan yang berukuran 32x9x1 dengan
ketinggian air 50-80 cm yang berbentuk kolam beton dengan dasar pasir
berlumpur.

Gambar 7. Kolam pendederan

5. Kolam pemeliharaan benih


Kolam pemeliharaan benih memiliki fungsi untuk membesarkan larva
ikan menjadi benih yang siap untuk dibesarkan. Pemeliharaan benih ikan
nila di IPB Punten menggunakan kolam semi intensif. Kolam pemelihraan
benih memiliki ukuran 32×9×1 m dengan ketinggian air 70-90 cm.

Gambar 8. Kolam pemeliharan benih

b. Prasarana
1. Kantor
Bangunan kantor yang terdapat pada IPB Punten sebagai ruangan
kerja staff, ruang kantor dilengkapi dengan ruang tamu, kamar mandi,
dapur, ruang komputer, ruang perpustakaan, ruang laboraturium, dan
peralatan lainnya.
Gambar 9. Gedung kantor

2. Jalan dan Transportasi


Jarak antara IPB Punten dengan jalan raya kurang lebih 300-500 m ,
jalan beraspal dapat dilalui oleh segala jenis kendaraan, sehingga dapat
memperlancar arus transportasi dan kegiatan lain yang berhubungan
dengan usaha budidaya di IPB Punten. Hal ini dapat menunjang aktifitas
dari IPB Punten dikarenakan jalan merupakan syarat keberhasilan dari
usaha yang dikembangkan di IPB Punten.
Alat transportasi yang dimiliki oleh IPB Punten berupa dua unit mobil
yang digunakan untuk mempermudah pengiriman barang, pembelian
pakan, dan kebutuhan lain yang berkaitan dengan kegiatan budidaya di
IPB

Gambar 10. Alat transportasi

3. Sistem penyedian listrik


Sumber tenaga listrik cadangan yang di miliki oleh IPB Punten untuk
mencukupi tenaga listrik yaitu berupa generator set atau genset yang
memiliki daya berkapasitas 100 Kilowatt. Genset digunakan sebagai
sumber listrik cadangan untuk mengantisipasi jika listrik padam atau
terputusnya aliran listrik dari PLN. Sumber tenaga listrik ini digunakan
untuk menghidupkan berbagai peralatan, mesin dan sarana umum yang
digunakan di balai, yaitu untuk sumber penerangan di dalam kantor pada
waktu siang hari, penerangan di sekitar jalan menuju balai pada malam
hari.

(a) (b)
Gambar 11. Sumber penyedian listrik (a) PLN (b) Generator Set

4. Laboratorium
Laboratorium yang terdapat pada IPB Punten terdapat dalam kantor
yang namun memiliki fasilitas yang dilengkapi dengan alat mengukur
kualitas air kolam seperti DO meter, pH meter,
secchidisk,spektrofotometer dan mikroskop.

Gambar 12. Laboratorium

5. Gudang Pakan dan Gudang Genset


Gudang pakan dan gudang genset yang dimiliki di IPB Punten
memiliki satu bangunan namun digabung menjadi satubangunan,
Gambar 13. Gudang pakan dan genset

6. Asrama, Ruang Aula, dan Ruang Karantina


IPB Punten menempati tanah milik pemerintahan seluas 3,6 Ha dan
khusus untuk luas dari keseluruhan dari kolam yang berada pada IPB
Punten adalah 2,4 Ha, sisa 1,2 Ha digunakan untuk membangun ruang
pertemuan serba guna (aula), asrama yang digunakan sebagai tempat
tinggal untuk siswa maupun mahasiswa magang, rumah dinas sebagai
fasilitas bagi staff/kariawan, vila sebagai fasilitas bagi tamu dinas
perikanan luar kota, ruang karantina serta fasilitas bagi tamu dinas
perikanan luar kota, ruang karantina serta fasilitas lainnya yang ada di IPB
Punten.

(a) (b)
Gambar 14. (a) Asrama dan Aula Pertemuan (c) Karantina
4.2 Kegiatan Pembenihan Ikan Nila
4.2.1 Persiapan media (Kolam)
a. Pengeringan kolam

Gambar 15. Pengeringan kolam

Pengeringan kolam dilakukan dengan mengosongkan air yang ada


dalam kolam sampai air benar-benar habis dengan tujuan membunuh bibit-
bibit penyakit yang ada dalam kolam. Pengeringan kolam tergantung
dengan keadaan cuaca, jika cuaca panas maka pengeringan tanah akan
berjalan 3-4 hari dan jika cuaca hujan pengeringan akan memakan waktu
lebih lama. Dalam proses pengeringan kolam, kolam dibuat saluran atau
seluran kemalir yang bisa juga disebut irigasi dengan tujuan agar air dapat
langsung menuju pintu pembuangan (SNI 01-6141-2009).
b. Pembalikan Tanah

Gambar 16. Pembalikan tanah

Pembalikan tanah dilakukan dengan menggunakan alat berupa


cangkul yang sudah disediakan oleh pihak Instalasi Perikanan Budidaya
(IPB) Punten. Tujuan dari pembalikan tanah yaitu untuk menyuburkan
tanah, mengurangi tingkat keasaman pada tanah, dan meratakan tanah agar
ketinggiannya sama.
c. Pengapuran Dasar Kolam

Gambar 17. Pengapuran dasar kolam

Pengapuran dilakukan dengan menebarkan kapur di atas permukaan


tanah kolam.Kapur yang digunakan yaitu kapur tohor dengan dosisi 250-
500 gram/m² pengapuran bertujuan sebagai menetralkan pH tanah.
d. Pemupukan dan Pengisian Air

Gambar 18. Pengisian Air

Pemupukan dilakukan dengan menaruh pupuk dibagian pojok kolam,


pupuk yang digunakan yaitu pupuk kandang yang sudah dikemas
menggunakan karung. Tujuan dari pemberian pupuk kandang yaitu untuk
menumbuhkan pakan alami yang sangat dibutuhkan oleh ikan nila yaitu
plankton, selanjutnya akan di lakukan pengisian air yaitu dengan cara
menutup bagian pintu outlet dan membuka pintu inletdengan ketinggian
air 70-100 cm (Asteriani et al, 2005).
4.2.2 Pengelolaan induk
a. Seleksi Induk
Seleksi induk ikan nila dilakukan dengan cara memisahkan antara
indukan yang siap dipijahkan dan yang belum siap di pijahkan, seleksi
induk bisa dilakukan pada saat kolam di kuras atau dibongkar bersamaan
dengan pemasangan jaring pada saluran outlet sehingga pada saat
pengurasan, ikan yang keluar dapat tertampung pada tanjaran yang
dipasang pada saluran outlet, setelah selesai dikuras ikan yang masih
tertinggal dalam kolam diambil lalu dimasukan dalam bak, kolam yang
sudah dikuras langsung dilakukan pembuatan kemalir dan dilakukan
pengisian air. Ikan pada tanjaran oulet diseleksi baik ikan jantan dan ikan
betina.
Ikan yang matang gonat atau yang siap memijah dipisahkan dalam bak
baik indukan jantan dan indukan betina kemudian ditebar pada kolam
pemijahan, ciri-ciri ikan jantan yang siap pijahkan yaitu memiliki tonjolan
yang meruncing dengan warna putih bersih dan ketika di stripping
mengeluarkan cairan sperma berwarna putih.Untuk indukan betina yang
siap pijah memiliki alat kelamin yang membulat dan berwarna kemerahan
serta ketika di stripping mengeluarkan telur yang berwarna kuning tua, dan
perut membuncit atau agak melebar (SNI 01-6138-1999).

(a) (b)
Gambar 19. Seleksi induk (a) Jantan (b) Betina

b. Pemindahan Induk
Pemindahan calon indukan nila bisa dilakukan pada pagi hari bisa
juga sore atau malam hari. Ikan jantan dan betina hasilseleksi kemudian di
tebar pada kolam pemijahan yang telah disediakan sebelumnya, pemijahan
ikan nila dilakukan selama 4-5 hari setelah dipindahkan dengan
perbandingan 1:3 yaitu satu ikan nila jantan mampu memijahi tiga ekor
ikan nila betina. Ikan nila jantan akan menarik perhatian ikan nila betina.
Perawatan induk selama pemijahan sama dengan perawatan yang
dilakukan sebelum pemijahan, yaitu dengan pemberian pakan secukupnya
dan diberi sirkulasi berupa adanya air masuk dari inlet sehingga air
dibagian dekat outlet keluar dari kolam pemijahan.

Gambar 20. Pemindahan induk

4.2.3 Pemijahan Induk Ikan Nila


Induk nila yang telah matang gonad dimasukkan dalam kolam
pemijahan segera setelah kolam dipersiapkan dan telah diisi air. Jumlah
induk yang ditebarkan dalam kolam pemijahan tergantung dari luas kolam.
Kepadatan induk yang ditebar pada kolam pemijahan yang optimal adalah
1 ekor/m, dengan perbandingan induk jantan dan betina adalah 1:3.
Pemijahan terjadi secara alami dan dilakukan pemberian pakan pelet
komersial sebanyak 3% perhari.
Setelah 3-5 hari, induk jantan biasanya akan membuat sarang
(kubangan) di dasar kolam. Sarangnya berbentuk bulat atau cekungan
sebesar badan induk betina.Ikan nila betina akan menyemprotkan telurnya
kedasar kubangan kemudian ikan nila jantan menyemprotkan sel
spermanya kedalam kubangan tersebut. Pemijahan terjadi setelah kira-
kira 7-10 hari sejak penebaran induk. Dalam kondisi normal pemijahan
terjadi pada hari ke-6 hingga hari ke-7 setelah penebaran induk. Proses
pemijahan biasanya terjadi dalam waktu 60 menit untuk satu pasang
indukan. Telur yang dihasilkan tiap pasang dapat mencapai ≥ 1000 butir
telur (SNI 6138:2009), namun pemijahan yang saya lakukan menghasilkan
1488 butir telur. Telur yang terbuahi akan berwarna kuning cerah,
sedangkan telur yang tak terbuahi akan berwarna putih pucat. Jumlah
induk betina yang memijah 30-50% dari populasi yang dipijahkan.
Setelah telur terbuahi, induk betina akanmenelan telur-telur tersebut
untuk dierami di dalam mulutnya. Selama mengerami telur-telurnya induk
betina tidak makan (puasa). Telur akan menetas menjadi larva dalam
waktu 6 hari kemudian menjadi larva yang berenang aktif. Larva yang
telah menetas akan bertahan hidup dengan cadangan makanan yaitu
kuning telur dalam waktu 5-7 hari. Pemanenan atau pengambilan larva
dilakukan pada hari ke-10 dan ke-15 setelah proses pemijahan. Waktu
yang tepat untuk pemanenan adalah pukul 08.00 – 10.00. Saat yang tepat
untuk mengambil larva yaitu waktu larva disemburkan keluar dari mulut
indukan. Pemanenan dilakukan menggunakan seritan atau seser segitiga,
kemudian ditampung di ember atau bak.Setelah itu kotoran atau larva yang
mati dibersihkan, lalu larva dipindahkan ke kolam pendederan (Kordi,
2007).

Gambar21. Sarang pemijahan ikan nila

4.2.4 Manajemen benih


1. Pemeliharaan Larva
Pendederan merupakan proses memelihara larva hingga memenuhi
kriteria benih sesuai ukuran yang diinginkan atau yang di butuhkan
pembeli. Kolam pendederan dapat menggunakan kolam untuk pembesaran
atau bekas kolam pemijahan. Kolam tersebut terlebih dahulu dilakukan
pengolahan kolam seperti pengeringan, pembalikan tanah, pengapuran,
pemupukan, dan pemasukan air.Setelah itu, kolam perlu dibiarkan selama
3-4 hari sebelum ditebar benih.
a. Pendederan I
Pendederan I merupakan tahapan pemeliharaan larva hingga berumur
21-28 hari dan menghasilkan benih nila 984 dengan ukuran 3-5 cm.
Selama pendederan I benih ikan nila diberi pakan sebanyak dua kali sehari
pada pagi dan sore hari, berupa pelet halus sebanyak 10-15% dari bobot
biomassa (Kordi, 2007). Pemanenan benih dilakukan menggunakan
jaring/seser (seritan), lalu dilakukan grading berdasarkan ukuran. Panen
dilakukan pada benih berukuran 3-5 cm dan yang lainnya dibiarkan di
kolam untuk dibudidayakan sesuai ukuran yang diinginkan. Kolam
pendederan I berukuran 32x9x1 dengan sistem air mengalir namun untuk
pendederan II dilakukan di samping kolam pendederan I, karena dalam
satu kolam yang berukuran 32x9x1 tersebut dibagi menjadi dua bagian
sehingga masing-masing kolam berukuran 18x4x1 untuk pendederan I dan
pendederan II.

Gambar 22. Pendederan I


b. Pendederan II
Pendederan II dilakukan selama 21-28 hari setelah P1, benih yang
ditebar pada pendederan II sebanyak 724 ekor dengan ukuran benih 5-7
cm. Benih diberikan pakan dua kali sehari sehari pada pagi dan sore hari,
berupa pelet sebanyak 7,5 – 10 % dari bobot biomassa (Kordi, 2007).
Presentase mortalitas pada pendederan II biasanya berkisar sekitar 20%.
Kolam pendederan II berukuran 18x4x1 m3 yang dibagi menjadi dua dari
satu kolam berukuran 32x9x1 m3. Jika sewaktu-waktu ada pembeli yang
berminat membeli benih dengan ukuran 5-7, benih langsung di serok
menggunakan serok segi empat. Apabila tidak benih langsung di panen
kemudian di tebar pada kolam pendederan III.
Gambar 23. Pendederan II

4.2.5 Manajemen pemberian pakan


Pemberian pakan dilakukan dua kali sehari pada pagi dan sore hari,
pakan yang digunakan berupa pakan pelet HI-PRO-VITE 781-2 dengan
kandungan protein 31-33%, lemak min 4%, serat max 13% dan kadar air
12%. Apabila sewaktu-waktu ketersediaan pakan habis, ikan tidak diberi
pakan pelet namun ikan akan memakan pakan alami yang tersedia di
dalam kolam yaitu plankton yang memiliki kadar protein antara 21-37%,
bisa juga pakan alami berupa Azolla pinnata yang merupakan tumbuhan
paku air tawar berwarna hijau yang terapung di air dengan kadar protein
31%, sehingga mampu untuk menambah berat badat ikan. Menurut
Admadja et al, (1985) pemberian pakan perhari adalah 3% dari bobot ikan
yang dipelihara, namun pemberian pakan pada indukan nila sebanyak
1,147 gram perhari, sehingga jumlah pakan yang diberikan dalam sekali
pemberian pakan pada kolam indukan sebanyak 573,8 gram. Pakan benih
diberikan sebanyak 24,7 gram dalam sekali pemberian, sehingga pakan
yang diberikan dalam satu hari adalah sebanyak 49,4 gram. Pakan yang
diberikan untuk ikan nila indukan lebih sedikit karena untuk indukan nila
pakan dibutuhkan hanya untuk mempertahankan tingkat kelangsungan
hidupnya namum berbeda dengan benih pakan yang diberikan digunakan
untuk menambah atau meningkatkan pertumbuhan bobot (berat dan
panjang) ikan nila serta memperbesar tingkat kelangsungan hidupnya.
(a) (b) (c)
Gambar 24. Pemberian pakan (a) pakan (b) pakan pelet (c) pakan azolla

4.2.6 Manajemen kualitas air


Pengukuran kualitas air dilakukan tiap seminggu sekali, pada pagi hari
pukul 07:30 namun untuk sore hari tidak dilakukan pengukuran.
Pengukuran kualitas air dilakukan sebelum pemberian pakan.
Tabel 4. Kualitas air
Kualitas Air
No. Suhu DO Kecerahan
Hari/Tanggal pH
(°c) (mg/ml) (cm)
Rabu 13-03-
1. 23,3 8,20 7,2 25
2019
Rabu 20-03-
2. 23,6 8,49 8,7 30
2019
Rabu 27-03-
3. 22,9 10,25 7,1 30
2019
Kamis 04-04-
4. 22,4 11,23 7,5 45
2019
Rabu 10-04-
5. 25,2 9,25 7,4 35
2019
Rabu 17-04-
6. 26,6 16,04 8,2 40
2019
Rabu 24-04-
7 24,5 12,28 8,1 25
2019
Jumat 03-05-
8. 22,1 10,02 7,2 30
2019
Rabu 08-05-
9. 25 5,07 7 30
2019
Rabu 15-05-
10. 25,7 7,28 7 35
2019
Rabu 22-05-
11. 23,2 6,45 7,4 30
2019
Rabu 12-06-
12. 24,1 6,08 8,1 25
2019
Rabu 19-06-
13 22,9 7,20 7 45
2019

Alat pengukuran kualitas air yang digunakan yaitu pH meter, DO


meter, dan secchidisk. Menurut (Carman et all, 2009) Ikan nila
mempunyai toleransi suhu tinggi dan rendah serta suhu optimal untuk
pertumbuhannya
1. Pengukuran Kandungan Oksigen
DO meter disiapkan kemudian ujung probe DO meter dicelupkan pada
kolam /perairan, DO meter dihidupkan dengan menekan tombol ON,
kemudian nilai oksigen akan terlihat pada layar LCD.
2. Pengukuran pH
pH meter disiapkan kemudian ujung probe pH meter dicelupkan pada kolam
/perairan, pH meter dihidupkan dengan menekan tombol ON, kemudian nilai pH
akan terlihat pada layar LCD.
3. Pengukuran Suhu Air
Termometer disiapkan kemudian ujung dicelupkan pada kolam/perairan,
kemudian nilai suhu akan terlihat pada indikator raksa.

4. Pengukuran Kecerahan Air


Secchidisk dimasukkan kedalam air, kemudian papan diamati hingga warna
(hitam/putuh) pada papan masih dapat terlihat oleh mata, kedalaman air yang
masih dapat dilihat pada tongkat secchidisk kemudian dicatat.
4.2.7 Pengendalian hama dan penyakit
1. Hama
Hama yang sering mengganggu dalam proses budidaya di IPB Punten
yaitu kepiting (Paratelphusa sp), kerang dan burung. Hama kepiting
menyebabkan kebocoran pada pematang, begitu juga untuk kerang. Untuk
hama burung cara penanganannya adalah dengan cara memasang tali atau
benang pada pinggiran kolam. Burung dapat menyebabkan luka yang
menimbulkan sakit atau penyakit pada ikan. Hama dapat diatasi secara
langsung dengan cara pengeringan kolam atau pemasangan jaring pada
pipa pemasukan air (inlet) dan pemasangan benang atau tali pada pinggir
kolam.

(a) (b)
Gambar 25. Hama (a) kepiting (b) kerang
2. Penyakit
Penyakit yang terdapat di IPB Punten yaitu saprolegniasis, yaitu
penyakit sejenis jamur yang biasa menyerang pada indukan dan benih nila.
Cara penanganannya dengan merendam ikan yang sakit pada larutan
garam sebanyak satu genggam garam ditangan (5 gram) kemudian
dicampur atau dilarutkan pada 5 liter air. Selain penyakit jamur
saprolegniasis ada juga penyakit bercak merah yang disebabkan oleh
bakteri Aeromonas (Kordi, 2007) sehingga pada kulit akan terlihat borok.
Cara pengobatannya juga sama yang dilakukan pada jamur saprolegniasis.
4.2.8 Panen
Pemanenan benih dilanjutkan dari pendederan II dan dilakukan secara
dua tahap yaitu, panen parsial dan panen total.
1. Panen Parsial atau Sebagian
Pemanenan dilakukan dengan cara menjaring ikan menggunakan
jaring dan dilakukan pada pagi hari pukul 08:00-11:00 serta pada sore hari
pukul 14:00- 16:00. Panen dilakukan dengan caramenjaring secara
melingkar kebagian tengah, sebaliknya juga dapat menjaring dari bagian
tengah ke bagian pinggir kolam, kemudian ikan yang sudah di panen dapat
di grading sesuai ukuran. Untuk ukuran 5-7 cm dapat di tebar pada kolam
pendederan III sedangkan untuk ukuran 7-12 cm di tebar pada kolam
pemeliharaan untuk pembesaran. Jika sewaktu-waktu ada pembeli yang
membeli benih yang berukuran 3-5 cm, maka dapat diambil pada jaring
yang digunakan untuk mengambil benih.

Gambar 26. Panen Parsial

2. Panen Total
Panen total dilakukan dengan membuka saluran outlet dan menutup
saluran inlet, setelah itu dipasang tanjaran pada saluran outlet agar dapat
menampung benih pada saat pengurasan kolam. Waktu yang baik untuk
memanen benih adalah pada pagi hari sekitar pukul 06.00 dan sore hari
sebelum maghrib (Kordi, 2007) Proses panen di IPB Punten dilakukan
pada pagi hari, sedangkan untuk sore hari dilakukan pembersihan alat yang
digunakan waktu pemanenan. Metode yang digunakan yaitu dengan cara
menyurutkan air kolam sedikit demi sedikit sampai air hanya tersisa di
kemalir. Benih yang terkumpul ditangkap secara hati-hati dan dimasukkan
ke ember atau bak yang sudah disiapkan, kemudian diangkut ke tempat
penampungan sementara atau tanjaran berupa waring yang dipasang di
kolam. Lalu dilakukan sortir dan dimasukkan ke wadah pengangkutan.

(a) (b)
Gambar 27. Panen Total (a) Pemasangan Tanjaran (B) Menyeleksi Ikan

4.2.9 Analisis teknis pembenihan


1. FR (Fertilily Rate)
Tingkat pembuahan telur dihitung berdasarkan rumus (Effendi,1997):
FR = Jumlah Telur Yang terbuahi X 100%
Jumlah telur yang dikeluarkan
= 1488 X 100%
1588
= 93%
2. Hatching Rate
Hatching rate dihitung dengan menggunakan rumus (Sugama, 1986):
HR (%) = Jumlah telur yang menetas X 100%
Jumlah telur yang terbuahi
= 1041x 100%
1488
= 69%
3. Survival Rate
Tingkat kelulusan hidup larva (survival rate) dihitung berdasarkan
rumus (Effendi, 1997):
SR 1= jumlah panen 1 X 100%
Jumlah total tebar larva
= 984 X 100%
1041
= 94%
SR 2= jumlah panen 2 X 100%
Jumlah panen 1
= 724 X 100%
984
= 74%

4.2.10 Analisa usaha pembenihan ikan nila


Analisa usaha dalam satu petak untuk satu siklus pada Instalasi
perikanan Budidata (IPB) Punten menggunakan biaya Investasi sebesar =
Rp. 594,704,000; total biaya = Rp. 53,226,500; biaya variabel Rp.
3,026,500; biaya tetap = Rp.50,200,000; pendapatan = Rp. 109,614,700;
serta laba yang diperoleh yaitu Rp. 56,388,200. Analisa usaha dapat dilihat
pada Lampiran 3.
Dengan laba yang diperoleh hanya 56,388,200/ siklus; mengakibatkan
angka PP (Payback period) mencapai 3,51 tahun. Yang berarti jumlah
investasi awal akan kembali dalam jangka waktu 3 tahun 6 bulan 6 hari.
Namun demikian, usaha masih dapat dikatakan menguntungkan dengan
melihat hasil perhitungan B/C ratio yaitu 2,05 dimana 2,05>1 yang berarti
usaha itu menguntungkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Pasaribu (1993),
bahwa suatu usaha dikatakan menguntungkan jika B/C ratio lebih besar
dari satu, semakin besar B/C ratio maka usaha tersebut semakin
menguntungkan.
V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan kerja praktik akhir (KPA) yang dilakukan pada Instalasi
Perikanan Budidaya (IPB) Punten, kesimpulan yang dapat diambil, yaitu:
1. Faktor-faktor yang menentukan dalam pembenihan ikan nila adalah
pengelolaan wadah pemeliharaan, seleksi induk, pemijahan induk,
pemeliharaan benih hingga panen benih dengan baik.
2. Persyaratan lokasi untuk budidaya ikan yaitu, tersedianya sarana dan
prasarana, sumber air terpenuhi serta keamanan terjamin.
3. Kegiatan pembenihan ikan nila di IPB Punten antara lain: persiapan kolam
meliputi pengeringan kolam, pembalikan tanah, pengapuran, pemupukan dan
pengisian air, pemijahan induk, pendederan, pemeliharaan benih, pemanenan
benih yang di dalamnya menyangkut pemberian pakan, kualitas air,
pencegahan hama dan penyakit serta panen.
5.2 Saran
Berdasarkan kerja praktik akhir (KPA) yang dilakukan pada Instalasi
Perikanan Budidaya (IPB) Punten, saran yang dapat diberikan untuk Instalasi
Perikanan Budidaya antara lain:
1. Perlu disediakannya alat pengkuran kualitas air, agar dapat dilakukan
pengontrolan secara terus menerus terhadap kualitas air media pemeliharaan.
2. Menambah jumlah tenaga ahli yang berkompeten di bidang budidaya ikan
nila.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Pemijahan, Pendederan, Pembenihan Ikan Nila. http://ikan


nila.com/Pemijahan%20Ikan%20Nila.htm.
Asteriani, Feby. 2005. Analisis Peringkat Factor-faktor Pemeliharaan Lokasi
Ruko dari Sudut Pandang Pengguna dan Pengembang Ruko di Kota
Pekanbaru. Thesis S2 MPKD UGM : Yogyakarta.
Avnimelech, Y. 1999. C/N Ratio As a Control Element in Aquaculture Systems.
Aquaculture, 176: 227-235.
Cahyono, B. 2002. Budidaya Ikan Air Tawar. Yogyakarta. Judantari, Sri,
Khairuman dan Amri. 2008. Nila Nirwana Prospek Bisnis dan Teknik
Budidaya Nila Unggul. Gramedia. Jakarta.
De Schryver, P., R. Crab, T. Defoirdt, N. Boon, and W. Verstraete. 2008. The
Basics of Bio-Flocs Technology: The Added Value for Aquaculture.
Aquaculture, 277: 125–137.
Effendi, M. I. 1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara, Yogyakarta.
Isa,I. 2004. Strategi Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian. Badan Pertanian
Nasional. Jakarta.
Judantari, Sri. Khairuman dan Amri, Khairul.2008. Nila Nirwana Prospek Bisnis
dan Teknik Budidaya Nila Unggul. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Judantari, sri, khairul Amri, dan Khairuman. 2008. Rahasia Sukses Usaha
Perikanan Nila Nirwana Prospek Bisnis dan Teknik Budidaya Nila
Unggul. Jakarta : Gramedia Pustakan Utama.
Khairuman dan A mri. K. 2007. Budidaya Ikan Nila Secara Intensif. Agro Media
Pustaka. Jakarta.
Kordi, Ghufran. 2010. Budidaya Ikan Nila di Kolam Terpal. Yogyakarta : Penerbit
Andi.
Marhady, 2009. Potensi azolla (azolla pinnata) Sebagai Pakan Berbasis
Lokal.http://marhadinutrisi06.com.
Mubinun, Jannah. M, Harahap. I. M, Handoyo. B, Takano. M. 2007. Manual
Produksi Induk Ikan Nila. Departemen Kelautan Dan Perikanan
Direktorat Jendral.
Mulyanto, 1992. Lingkungan Hidup Uneuk Ikan. Departemen P dan K. Jakarta
Rika, 2008. Pengarah Salinitas (0ppt, 5ppt, 10ppt, dan 15ppt) Terhadap
Pertumbuhan dan Kelulus Hidupan Ikan Nila Hasil Hibristrain Gift
dengan Singapra. Diakses pada Tanggal 30 Oktober2012 Pukul
16.00WIB.
Subarihanti, H. U. 2005. Pemupukan dan Kesuburan Perairan, Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya
Standar Nasional Indonesia 01-6138-1999. Induk Ikan Nila Hitam (Oreochoromis
niloticus Bleeker ) Kelas Induk Pokok.
Standar Nasional Indonesia 01-6141 : 2009. Produksi Benih Ikan Nila Hitam
(Oreochromis Niloticus bleeker) Kelas Benih Sebar.
Standar Nasional Indonesia 01-6141-1999. 2005. Produksi Benih Ikan Nila Hitam
(Oreochromis niloticus Bleeker) Kelas Benih Sebar. Direktorat
Perbenihan Departemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta.
Suyanto, S.R., 2003.Pembenihan dengan Pembesaran Nila Penebarswadaya.
Jakarta.
Trubus Exo. 2011. Panen 60 Kg per m² ,Nila. PT. Trubus Swadaya. Jakarta
Lampiran 1. Lembar Kegiatan Harian (LKH)

No. Hari/Tanggal Waktu dan Jenis-Jenis Keterangan


Kegiatan
1. Senin, 11-03- Melapor diri di Kantor
2019 IPD (INSTALASI
PERIKANAN
BUDIDAYA)
Punten Kota Batu,
Jawa Timur.
2. Selasa, 12-03- 07:00 – 11:30
2019 - Apel pagi bersama
staf IPB, siswa-
siswi, dan masiaswa
PKL.
- Pemberian pakan pada
ikan nila
- Penyeseran benih
12:00 – 13:00
- Istirahat siang
13:30 – 15:30
- Membantu teknisi
menyerok ikan
komet yang mau di
beli
- membantu packing
ikan konet yang di
belih
- Apel Sore
4. Rabu, 13-03- 07:00 – 11:30
2019 - Apel pagi
- pemberian makan ikan
nila
- membantu
mengangkut ikan
nila
12:30 – 13:00
- Istirahar siang
13:30 -15:30
- Membantu teknisi
packing ikan nila
yang di beli
- Apel sore
5. Kamis, 14-03- 07:00 – 11:30
2019 - Apel pagi
- pemberian paka ikan
nila
- mengambil benih
ikan nila yang
dipesan oleh
pembeli yang Rp.
500.000
- mempacking ikan nila
yang di beli
pembeli.
12:00 – 13:00
- Istirahat siang
13:30 – 15:30
- membantu
mengambil benih di
kolam ikan nila
- apel sore
6. Jumat, 15-03- 06:30 – 11:00
2019 - apel pagi
- tidak ada pemberian
pakan
- pembersian karantina
11:30 – 12:30
- Istirahat siang
13:00 – 14:30
- Membaca buku di
perpustakaan IPB
- apel sore
7. Senin, 18-03- 07:00 – 11:30
2019 - apel pagi
- pemberian pakan
- Penyeseran benih
12:00 – 13:00
- istirahat siang
13:30 – 15:30
- pengambilan benih
yang di beli
- membantu packking
benih yang dibeli
- apel sore
8. Selasa, 19-03- 07:00 – 11:30
2019 - apel pagi
Pengambilan azola
untuk pakan nila
- Penyeseran benih
12:00 – 13:00
- Istirahat siang
13:30 – 15:30
- pengambilan benih
- apel sore

9. Rabu, 20-03- 07:00 – 11:30


2019 - apel pagi
- tidak ada pemberian
pakan
- pengambilan benih
yang di pesan
pembeli
- packing benih yang
dibeli
12:00 – 13:00
- Istirahat siang
13:30 – 15:30
- Membaca buku di
perpustakaan IPB
- apel sore
10. Kamis, 21-03- 07:00 – 11:30
2019 - Apel pagi
- Pemanenan ikan nila
- pengangkutan ikan
menggunakan bak
- menyeleksi ikan nila
jantan dan betina
12:00 -13:00

- Istirahat siang
13:30 – 15:30
- Membantu menga,mbil benih
yang mau dibeli
- apel sore
11. Jumat, 22-03- 06:30 – 11:00
2019 - Apel pagi
- seser benih
11:30 – 12:00
- istirahat siang
12:30 – 14:30
- menggunting pelastik packing
- apel sore
12. Senin, 25-03- 07:00 – 11:30
2019 - apel pagi
-pemberian pakan ikan
nila
- pengambilan benih
yang di beli
12:00 – 13:00
- istirahat siang
13:30 – 15:30
- pembersian karantina
- Pengisian air di bak
karantina
- apel sore
13. Selasa, 26-03- 07:00 – 11:30
2019 - apel pagi
- pemanenan ikan nila
- seleksi ikan yang akan
dipijah
- pengangkutan ikan
12:00 – 13:0o
- istirahat siang
13:30 – 15:30
- pembersihan jaring
bekas pemanenan
tadi pagi
- packing ikan yang di
beli
- apel sore
14. Rabu, 27-03- 07:00 – 11:30
2019 - apel pagi
- mengambil indukan
nila di kolam untuk
dipijahka sendiri
- pengangkutan induk
ikan nila
- pemasangan tanjaran
untuk memijahkan
ikan
- ikan nila ditebar
dalam tanjaran
12:00 – 13:00
- istirahat siang
13:30 – 15:30
- mengukur dan
meneimbang ikan
yang mau dipijah
- pembersihan peralatan
yang sudah selesai
digunakan
- Apel sore

15. Kamis, 28-03- 07:00 – 11:30


2019 - apel pagi
- pemberian pakan
- seser benih ikan nila
12:00 – 13:00
- istirahat siang
13:30 – 15:30
- pemberian pakan
- pengambilan ikan mas
untuk pemijahan
ginoginesis
- apel sore

(21:00 – 23:30
mengikuti kegiatan
ginoginesis)
16. Jumat, 29-03- 06:30 -11:00
2019 - apel pagi
- senam pagi
- pemberian pakan ikan
yang saya pijahkan
- membersihkan ikan
yang mati yang
didalam kolam
11:30 - 12:00
- istirahat siang
12:30 – 14:30
- pemberian pakan
- menyeser benih nila
yang di beli ukuran
300, 200 ekor.
- apel sore
17. Senin, 01-04- 07:00 – 11:30
2019 - apel pagi
- pemberian pakan
- pengambilan benih
Kemudian di tebar
dikolam
12:00 - 13:00
- istirahat siang
13:30 – 15:30
- pemberian pakan
- mengambil benih
- membanti packing
benih yang mau
dibeli
- Apel sore

18. Selasa, 02-04- 07:00 – 11:30


2019 - apel pagi
- pemberian pakan
- menyeser benih
- membantu
memperbaiki
pematang kolam
12:00 – 13:00
- istirahat siang
13:30 – 15:30
- menghitung benih yang
telah di beli sekaligus
packing benih yang
dihitung
- apel sore
19. kamis, 04-04- 07:00 – 11:30
2019 - apel pagi
- pemberian pakan
- pembersian kolam
Dari lumut
- penyabut rumput
disekitar kolam
12:00 – 13:00
- istirahat siang
13:30 – 15:30
- memotong plastik
packing sekaligus
melipat dan
merapikannya
- apel sore
20. Jumat, 05-04- 06:30 – 11:00
2019 - apel pagi
- tidak ada pemberian
pakan
- pembersihan semua
lokasih IPB Punten
bersama sampai
istirahat siang
11:30 – 12:30
- istirahat siang
13:00 – 14:30
- mengambil benih
yang ukuran 500,
300 ekor
- membanti packing
- apel sore

21. Senin, 08-04- 07:00 – 11:30


2019 - apel pagi
- pemberian pakan
- menyeser benih dan
menebar benih di
kolam
12:00 – 13:00
- istirahat siang
13:30 – 15:30
- pemberian pakan
- membaca di
perpustakaan IPB
Punten
- apel sore
22. Selasa, 09-04- 07:00 – 11:30
2019 - apel pagi
- pemberian pakan
- pemanenan benih
- pemasangan tanjar
pada saluran outlet
yang kolamnya
dipanen
- pengangkutan ikan
12:00- 13:00
- istirahat siang
13:30 – 15:30
- memindahkan ikan ke
tanjatan pemasaran
- penghitung benih
yang mau dibeli
- membantu packing
benih yang dibeli
- apel sore
23. Rabu, 10-04- 07:00 – 11:30
2019 - apel pagi
- pemberian pakan
- pemanenan ikan nila
- menyeleksi ikan nila
jantan dan betina
-mengangkut ikan
12:00 – 13:00
- istitahat siang
13:30 – 15:30
- pemberian pakan
- mengambil ikan nila
yang di beli
sekaligus packing
- apel sore
24. Kamis, 11-04- 07:00 – 11:30
2019 - apel pagi
- pemberian pakan
- menjaringikan benih
yang mau di beli
200, 100 ekor
- mengangkut benih dan
ditebar pada jaring
pemasaran
12:00 – 13:00
- istirahat siang
13:30 – 15:30
- pemberian pakan
- menbaca di
perpustakaan IPB
Punten
- apel sore
25. Jumat, 12-04- 06:30 – 11:00
2019 - apel pagi
- senam pagi
- pembersian seluru
kolam dan semua
area IPB Punten
sampai istirahat
siang
11:30 – 12:30
- istirahat siang
13:00 – 14:30
- pemberian pakan
- membantu
menghitung benih
nila yabg dibeli
sekaligus packing
- apel sore
26. Senin, 29-04- 07:00 – 11:30
2019 - apel pagi
- pengambilan azolla di
kolam mas dab
kemudian ditebar
pada kolam nila
sebagai pakan alami
pada ikan nila
- pengambilan beni
yang mau di beli
12:00 – 13:00
- istirahat siang
13:30 – 15:30
- pemberian pakan
- apel sore
27. Selasa, 30-04- 07:00 – 11:30
2019 - apel pagi
- tidak apa pemberian
pakan namum
masih tersisah
azolla yang di
berikan kemarin
- pemngambilan benih
yang di belih
kemudian diangkut
dan ditebar pada
jaring pemasaran
12:00 – 13:00
- istirahat siang
13:30 – 15:30
- pemberian pakan
- membantu mengambil
benih ikan mas
yang mau di beli
dan di packing
- apel sore
28. Rabu, 01-05- 07:00 – 11.30
2019 - apel pagi
- pemberian pakan
- pengambilan benih
- pengangkutan benih
12:00 – 13:00
- istirahat siang
13:30 – 15:30
- menghitung benih
yang berada dalam
tanjaran pemasaran
bagi pembeli
- packing ikan yang
mau di belih
- apel sore

29. Kamis, 02-05- 07:00 – 11:30


2019 - apel pagi
- pemberian pakan
- pemenenan benih ikan
mas
- pengangkutan ikan
mas
12:00 – 13:00
- istirahat siang
13:30 – 15:30
- membantu mengambil
benih nila yang di
beli
- packing benih
- apel sore
30. Jumat, 03-05- 06:30 – 11:00
2019 - apel pagi
- pemberian pakan
- pembersihan disumber
air punten yang
mengalir ke bak-bak
pengendapan
hingga istirahat
siang
11:30 – 12:30
- istirahat siang
13:00 – 14:39
- menjaring ikan yang
harga 500, 100 ekor
- packing benih ikan
nila
- apel sore
31. Senin, 06-05- 08:00 – 12:00
2019 - apel pagi
- pemberian pakan
- menyeser benih
- menebar benih yang
sudah di seser pada
kolam
12:30 – 13:00
- istirahat siang
13:00 – 16:00
- pemberian pakan
- menggunting plastik
packing
- apel sore

32. Selasa, 07-05- 08:00 – 12:00


2019 - apel pagi
- pemberian pakan
- mengambil benih nila
yang dibeli dan
kemudian di tebar
pada tanjaran
pemasaran
12:30 – 13:00
- istirahat siang
13:30 – 16:00
- menghitung benih
yang di beli
- packing benih yang di
beli
- apel sore
33. Rabu, 08-05- 08:00 – 12:00
2019 - apel pagi
- pengambilan azolla
untuk di berikan
pada kolam ikan
nila
- pengambilan benih
- penebaran benih
12:30 – 13:00
- istirahat siang
13:30 – 16:00
- menbaca di
oerpustakaan IPB
Punten
-mengambil benih yang
di beli
- apel sore
34. Kamis, 09-05- 08:00 – 12:00
2019 - apel pagi
- menyesera benih
- mengambil benih
yang harga 200, 100
12:30 – 13:00
- istirahat siang
13:30 – 16:00
- pencuci jaring
(menyikat) dan
menjemurnya
- apel sore

35. Jumat, 10-05- 07:30 – 12:00


2019 - apel pagi
- kerja bakti
pembersihan sekitar
kolam dan sekitar
kantor hingga
istirahat siang
12:30 – 13:00
- istirahat siang
13:30- 15:30
- mengambil benih
yang dikolam bagi
yang pembeli dan
packing ikan
- apel sore
36. Senin, 13-05- 08:00 – 12:00
2019 - apel pagi
- pemberian pakan
- pengambilan beni
- penebaran benih yang
diambil pada
tanjaran pemasaran
12:30 -13:00
- istirahat siang
13:30 – 16:00
- menghitung ikan pada
tanjaran pemasaran
bagi yang membeli
- packing ikan yang
dibeli
- apel sore
37. Selasa, 14-05- 08:00 – 12:00
2019 - apel pagi
- pemberian pakan
- menyeser benih dan
penebaran benih
pada kolam
pembesaran
12:30 – 13:00
- Istirahat siang
13:30 – 16:00
- pemberian pakan
- pengambil benih mas
yang akan di beli
- apel sore

38. Rabu, 15-05- 08:00 – 12:00


2019 - apel pagi
- menyeser benih
- mengambil peralatan
pemanenan benih
- pemasangan tanjaran
- menyeleksi ikan
- mengangkut ikan
12:30 – 13:00
- istirahat siang
13:30 – 16:00
- pemberian pakan
- membantu
menghitung benih
nila bagi yang
menbelinya
- packing benih yang
dibeli
- apel sore
39. Kamis, 16-05- 08:00 – 12:00
2019 - apel pagi
- pemberian pakan
- menyeser benih dan
ditebar pada kolam
pembesaran
- membantu pak
mengangkut bak
12:30 – 13:00
- istirahat siang
13:30 – 16:00
- mengambil benih bagi
yang memebelinya
- packing benih
- apel sore
40. Jumat, 17-05- 08:00 – 12:00
2019 - apel sore
- menyeser benih
- pembersihan rumput
dan ikan yang mati
pada kolam
Hingga istirahat siang
12:30 – 13:00
- mengambil benih nila
dikolam bagi
penbeli
- packing benih yang di
beli
- apel sore
41. Senin, 20-05- 08:00 – 12:30
2019 - apel pagi
- pemberian pakan
- pemanenan ikan nila
untuk di lelang
- pengangkutan ikan
kemudian di tebar
pada kolam untuk
persiapan
pelelangan ikan
- membantu
membersihkan
jaring
12:30 – 13:00
- istirahat siang
13:30 – 16:00
- dilanjutkan dengan
pemanenen ikan
lagi untu k di lelang
dan pengangkutan
ikan
- apel sore
42. selasa, 21-05- 07:00 sampai selesai
2019 - apel pagi
- persiapan pelelangan,
menyiapkan; buku
tulis, meja, kursi,
serok untuk
mengambil ikan,
bak untuk
mengambil ikan,
timbangan untuk
menimbang ikan,
plastik untuk
menaru ikan,
pelayanan secara
teratur 1/1 orang
ditulisnamanya
kemudian
membutuhkan
merapa kilo ikan
dan ditimbang baru
proses
pembayarannya,
hingga selesai
istirahat siang.
14:00 kembali untuk
menbersihkan atau
merapikan barang-
barang maupun
peralatan yang
digunakan pada
proses pelelangan.
Hingga apel sore
43. Rabu, 22-05- 08:00 – 12:00
2019 - ape; pagi
- pemberian pakan
- menyeser benih
- menyipon ikan pada
akurium yang
berada dalam
karantina
12:30 – 13:00
- istirahat siang
13:30 – 16:00
- menbarsihkan jaring
dan melipatnya
- membantu packing
ikan
- apels sore
44. Kamis, 23-05- 08:00 – 12:00
2019 - apel pagi
- peberian pakan
- menyeser benih
- menebar benih yang
di amabil pada
kolam
- menjaring ikan yang
akan di beli
12:30 – 13:00
- istirahat siang
13:30 – 16:00
- menghitung benih
yang akan dibeli
- packing benih yang
dibeli
- apel sore
45. Jumat, 24-05- 08:00 – 12:00
2019 - apel pagi
- pengambilan benih
yang akan di beli
- menyipon ikan dalam
bak yang beradah
pada karantina
- pembersihkan
katantina
12:30 – 13:00
- istirahat siang
13:30 – 16:00
- menyikat jaring
(mencuci) dam
menjemurnya
- apel sore
46. Senin, 27-05- 08:00 – 12:00
2019 - apel pagi
- pemberian pakan
- semua staf IPB rapat
bersama
- menyeser benih dan
ditebar pada kolam
12:30 – 13:00
- istirahat siang
13:30 – 16:00
- mengambil benih
untuk pembeli yang
200, 200 ekor
- packing benih yang di
beli
- apel sore
47. Selasa, 28-05- 08:00 – 12:00
2019 - apel pagi
- pemberian pakan
- menyeser benih dan
ditebar pada kolam
- menghitung benih
pada tanjaran
penjualan untuk di
jual
- packingbenih bagi
pembeli
- apel sore
48. Rabu, 29-05- 08:00 – 12:00
2019 - apel pagi
- pemenenan ikan
- mengambil bak dan
jaring dan kemudian
pemasangan
tanjaran pasa
saluran outlet
- menyeleksi ikan
- pengangkutan ikan
12:30 – 13:00
- istirahat siang
13:30 – 16:00
- menghitung benih
pada tanjaran
penjualan bagi
pembeli
- packing benih
- apel sore
49. Jumat, 31-05- 08:00 – 12:00
2019 - apel pagi
- pemberian pakan
- menyeser benih dan
penebaran benih
12:30 – 13:00
- istirahas siang
13:30 – 15:30
- memindahkan ikan
benih pada kolam
pemeliharaan
- apel sore
50. Sabtu, 01 juni – CUTI BERSANA
09 juni 2019
51. Senin, 10-06- 07:00 – 11:30
2019 - apel pagi
- pemberian pakan
- menyeser benih
- menjaring benih ikan
yang akan di dijual
- mengangkut benih
12:00 – 13:30
- istirahat siang
13:30 – 15:30
- menjaring benih yang
akan di beli
- packing benih
- apel sore
52. Selasa, 11-06- 07:00 – 11:30
2019 - apel pagi
- menyeser benih
- penebaran benih pada
kolam pembesaran
- membersihkan kolam
dari ikan-ikan yang
mati
12:00 – 13:00
- istirahat siang
13:30 – 15:30
- pemberian pakan
- mengambil benih
yang akan dibeli
- packing benih yang
dibeli
- apel sore
53. Rabu, 12-06- 07:00 – 11:00
2019 - apel pagi
- pemanenan ikan
- mengambil alat-alat
untuk proses
pemanenan
-pemasangan tanjaran
pada kolam outlet
agar ikan
tertampung pada
tanjaran
- selesai panen ikan
yang masih
tertinggal diambil
kemudian di
tampung pada bak
- setelah itu menyeleksi
ikan
- pengangkutan ikan
11:30 – 12:30
- istirahat siang
13:00 – 15:30
- membersihkan alat-
alat yang sudah
selesai untuk
pemanenan
- mengambil benih
yang mau di beli
- packing benih yang di
beli
- apel sore
54. Kamis, 13-06- 07:00 – 11:00
2019 - apel pagi
- pemanenan ikan
- mengambil alat-alat
untuk proses
pemanenan
-pemasangan tanjaran
pada kolam outlet
agar ikan
tertampung pada
tanjaran
- selesai panen ikan
yang masih
tertinggal diambil
kemudian di
tampung pada bak
- setelah itu menyeleksi
ikan
- pengangkutan ikan
11:30 – 12:30
- istirahat siang
13:00 – 15:30
- membersihkan alat-
alat yang sudah
selesai untuk
pemanenan
- mengambil benih
yang mau di beli
- apel sore
55. Jumat, 14-06- 07:00 – 11:00
2019 - apel pagi
-menyeser benih
- mengambil ikan yang
akan di bel
- mengangkut benih dan
ditebar pada
tanjaran pemasaran
11:30 – 12:30
- menghitung benih
ikan yang akan di
belih kemudian di
packing
-apel sore
56. Senin, 17-06- 07:00 – 11:00
2019 -pemanenan ikan
- mengambil alat-alat
untuk pemanenan
- pemasangan tanjaran
pada saluran outlet
agar ikan dapat
tertampung pada
tanjaran
- menyeleksi ikan
- mengangkut ikan
11:30 – 12:30
- istirahat siang
13:00 – 15:30
- menbersihkan alat-alat
telah selesai
digunakan pada saat
pemanenan
- apel sore
57. Selasa, 18-06- 07:00 – 11:00
2019 - apel pagi
- menyeser benih
- memindahkna benih
pada kolam
pembesaran
- menjaring benih yang
akan di beli
- penebaran benih pada
tanjaran pemasaran
11:30 – 12:30
- istirahat siang
13:00 – 15:30
- nenghitung benih
yang akan di beli
dan packing benih
- apel sore
58. Rabu, 19-06- 07:00 – 11:00
2019 - apel pagi
- menyeser benih
- menebar benih yang
telah diseser pada
kolam pembesaran
- menbersihkan kolam
dari ikan yang mati
11:30 – 12:30
- istirahat siang
13:00 – 15:30
- mengabil azolla dan
kemudian ditebar
pada kolam-kolam
nila
- apel sore

59. Kamis, 20-06- 07:00 – 11:00


2019 - apel pagi
- pemberian pakan
- menyeser benih dan
kemudian di tebar
pada kolam
pembesaran
- mengambil benih
yang akan di jual
11:30 – 12:30
- Istirahat siang
13:00 – 15:30
- menghitung benih
yang akan di beli
kemudian di
packing sekalian
-apel sore
59. Jumat, 21-06- 06:30 – 11:00
2019 - apel pagi
- senam pagi
- menyeser benih dan
menebar benih pada
kolam
11:30 – 12:30
- istirahat siang
13:00 – 15:30
- mengambil benih
yang akan di beli
- membersihkan kolam
dari ikan yang mati
- apel sore
60. Senin, 24-06- 07:00 – 11:00
2019 - apel pagi
- pemanenan ikan
- pemasangan tanjaran
- menyeleksi ikan
- mengangkut ikan
- menebar ikan
11:30 – 12:30
- istirahat siang
13:00 – 15:30
- mengambil benih
yang akan di beli
- mengangkat bambu
yang akan membuat
kakaban pemijahan
- apel sore

61. Selasa, 25-06- 07:00 – 11:00


2019 - apel pagi
- menyeser benih
menggunakan seser
segi tiga dan juga
bak
- pemanenan induk
untuk penijahan
- pengankut induk nila
di tebar pada kolam
pemijahan
11:30 – 12:30
- istirahat siang
13:00 – 15:30
- Ujian seminar hasil
KPA
Di IPB Punten Kota
Batu Jawa Timur
- apel sore
62. Rabu, 26-06- 07:00 – 11:00
2019 - apel pagi
- pemberian pakan
- menyeser benih dan
ditebar pada kolam
11:30 – 12:30
- istirahat siang
13:00 – 15:30
- mengurus lembar
kegiatan harian
- apel sore
63. Kamis, 27-06- Mengurus lembar
2019 penilaian dan
lembar kegiatan
hharian yang akan
di tandatangan
64. Jumat, 28-06- Pamitan di kantor IPB
2019 Punten Kota Batu
Jawa Timur bahwa
terselesainya KPA
(Kerja Praktek
Akhir)
Taruna Politeknik
Kelautan Dan
Perikanan Kupang,
NTT
Lampiran 2. Peta Lokasi IPB Punten Kota Batu, Jawa Timur
Lampiran 3. Analisa Usaha

A. Biaya Investasi
N Jenis UE J Sat Harga Harga Penyusu
o ( M u Sat Tot tan/
. T L a uan al Tah
a n (Rp (Rp un
h ) ) (Rp
u )
n
)
1 Kolam 4 4 Un 2,000,00 8,000,00 2,000,00
. pem i 0 0 0
elih t
araa
n
2 Kantor 20 1 Un 35,000,0 35,000,0 1,750,00
. uta i 00 00 0
ma t
3 Gudang 10 1 Un 15,000,0 15,000,0 1,500,00
. pak i 00 00 0
an t
4 Sechidis 2 1 Un 50,000 50,000 25,000
. k i
t
5 Thermo 2 1 Un 150,000 150,000 75,000
. met i
er t
6 pH 2 1 Un 1,500,00 1,500,00 750,000
. mer i 0 0
et t
7 DO 2 1 Un 2,000,00 2,000,00 1,000,00
. met i 0 0 0
er t
8 Mes 8 2 Un 7,000,00 14,000,0 1,750,00
. kar i 0 00 0
yaw t
an
9 Jaring 2 4 Un 400,000 1,600,00 800,000
. i 0
t
1 Serok 2 8 Un 40,000 320,000 160,000
0 pan i
. en t
1 Ember/b 2 8 Un 11,000 88,000 44,000
1 ak i
. t
1 Cangkul 4 4 Un 60,000 240,000 60,000
2 i
. t
1 Baskom 2 4 Un 5,000 20,000 10,000
3 keci i
. l t
1 Ember 4 8 Un 25,000 200,000 50,000
4 gra i
. din t
g
1 Tabung 8 2 Un 300,000 600,000 75,000
5 oksi i
. gen t
1 Box 2 4 Un 200,000 800,000 400.000
6 pan i
. en t
1 Timban 8 2 Un 200,000 400,000 50,000
7 gan i
. digi t
tal
1 Mobil 6 1 Un 150,000, 150,000, 25,000,0
8 pick i 000 000 00
. up t
1 Genser 10 2 Un 25,000,0 500,000, 50,000,0
9 i 00 000 00
. t
2 Bak 8 4 Un 600,000 2,400,00 300,000
0 fibe i 0
. r t
Total 594,704, 85,799,0
000 00
B. Biaya Variabel
No. Jenis JML Satuan Harga Jumlah (Rp)
Satu
an
(Rp)
1. Induk jantan 48,8 Kg 25,000 1,220,000
(jumlah
122 ekor,
berat rata-
rata 400
g/ekor)
2. Induk betina 54,6 Kg 25,000 1,365,000
(jumlah
244 ekor
rata-rata
224
g/ekor)
3. Kapur 4 Karung 20,000 80,000
pertanian
(30kg/kar
ung)
4. Pupuk (10 10 Karung 10,000 100,000
kg/kurang
)
5. Pelastik PE 2 Kg 50,000 100,000
6. Karet ½ Kg 23,000 11,500
7. Oksigen 1 Tabung 150,000 150,000
Total 3,026,500

C. Total biaya Variable


No. Komponen Biaya per Siklus (Rp) Biaya per Tahun (Rp)
1. Biaya Variabel 3,026,500 9,079,500

D. Biaya Tetap
No Jenis Jumla Satuan Harga Jumlah
. h Satu Biaya
an
(Rp)
1. Penyususta Rp/siklus 20,100,00
n 0
2. Gaji 2 Rp/Orang/Bula 1,400,00 2,800,000
mekan n 0
ik
3. Gaji 4 Rp/Orang/Bula 1,200,00 4,800,000
pegaw n 0
ai
dapur
4. Gaji 3 Rp/Orang/Bula 1,500,00 4,500,000
satpam n 0
5. Biaya 1 Rp/Kwh/Bulan 4,000,00 4,000,000
listrik 0
6. Gaji teknisi 1 Rp/Orang/Bula 3,000,00 3,000,000
n 0
7. Gaji asisten 1 Rp/Orang/Bula 1,000,00 1,000,000
teknisi n 0
8. Gaji 2 Rp/Orang/Bula 2,000,00 4,000,000
pegaw n 0
ai lab
9. Gaji 1 Rp/orang/bulan 6,000,00 6,000,000
manag 0
er
Total 50,200,00
0

E. Total Biaya Tetap


No. Kompenen Biaya Per Siklus (Rp) Biaya Per Tahun (Rp)
1. Biaya Tetap 50,200,000 150,600,000

F. Total biaya
No. Keterangan Biaya (Rp)
1. Biaya variable 3,026,500
2. Biaya tetap 50,200,000
Total Biaya Per Siklus (Rp) 53,226,500

G. Pendapatan
No Kategori Harga/kg/ek Jumlah Total Total
. (Uk or Harga Harga/
uran (Rp) Tahun
)
1. 3-5 cm 100 124.53 12,453,300 37,359,900
3
2. 6-7 cm 200 73.489 14,697,800 44,039,400
3. 8-12 cm 400 42.359 16,943,600 50,830,800
3. Konsums 35,000 1.872 65,520,000 196,560,00
i 0
Total 109,614,70 328,790,10
0 0

1. Perhitungan Analisis Laba – Rugi


Perhitungan laba – rugi dilakukan dengan cara antara lain:
Diketahui :
Total Pendapatan = Rp. 328,790,100/ Tahun dan Rp. 109,614,700/
siklus
Total Biaya = Rp. 159,679,500/ Tahun dan Rp. 53,226,500/ Siklus.
Ditanya : Laba – Rugi
Penyelesaian :
Penghitungan Laba = Total Pendapatan (TR) – Total Biaya (TC)
= Rp. 109,614,700 - Rp. 53,226,500
= Rp. 56,388,200-/siklus
Perhitungan Laba = Total Pendapatan (TR) – Total Biaya (TC) + Penyusutan
= Rp. 328,790,100 – Rp. 159,679,900 + Rp. 85,799.000
= Rp. 83,311,200/ Tahun
2. Perhitungan B/C Ratio dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Diketahui: Total Pendapatan = Rp. 328,790,100
Total Biaya = Rp. 159,679,500
Ditanya: B/C Ratio?
Penyelesaian:
𝑇𝑅
Perhitungan B/C Ratio = 𝑇𝐶
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛
=
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎
328,790,100
=
159,679,500
= 2,05 (layak untuk diteruskan)
3.Perhitungan Payback Period dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Diketahui: Biaya investasi = 594,704,000
Keuntungan = 83,311,200
Penyusutan = 85,799,000
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖
Perhitungan PP = 𝑘𝑒𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 +𝑝𝑒𝑛𝑦𝑢𝑠𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑥 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛

594,704,000
= 𝑥 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
83,311,200 + 85,799,000
594,704,000
= 𝑥 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
169,110,200
= 3,51 tahun (3 tahun, 6 bulan , 6 hari)
Lampiran 4. Sarana dan Prasarana

Sumber Air Kolam Pemeliharaan Indukan

Kolam Pemijahan Kolam Pendederan

Kolam Pemeliharaan Benih Gedung Kantor


Sumber Penyediaan Listrik Generator Set

Laboratorium Gudang Pakan dan Genset

karantina Asrama dan aula


Mobil kantor Tosa
Lampiran 5. Alat dan Bahan Praktik

Cangkul Bak

Jaring Seser

Timbangan Tabung Oksigen


Seritan Seritan santan dan serok

Plastic packing Pakan


RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 24 Desember


1997, dari pasangan Bapak Alfonsus Bere dan Ibu
Emerensiana Dina di Kota Atambua, Kabupaten Belu. Pada
Tahun 2010 penulis menamatkan pendidikan di Sekolah
SDK St. Yosep Atapupu. Pada Tahun 2013 penulis
menamatkan pendidikan di SMP St. Petrus Dualilu Atapupu dan pada
Tahun 2016 penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Menengah
Kejuruan Negeri Kakuluk Mesak.
Selanjutnya pada Tahun 2016 penulis melanjutkan pendidikan
program Diploma III di Politeknik Kelautan dan Perikanan Kupang.
Penulis mengambil Jurusan Teknik Budidaya Perikanan dan pada Tahun
2019 berhasil menamatkan pendidikan di Politeknik Kelautan dan
Perikanan Kupang serta memperoleh gelar Ahli Madya Perikanan
(A.Md.Pi.).

Anda mungkin juga menyukai