Anda di halaman 1dari 9

Jurnal S.

Pertanian 1 (2) : 97 ± 105 (2017)

ANALISIS KELAYAKAN USAHA IKAN HIAS DI GAMPONG PAYA CUT


KECAMATAN PEUSANGAN
KABUPATEN BIREUEN

Hasnidar 1, T. M. Nur 2, Elfiana 2


1
Mahasiswa Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Almuslim
2
Dosen Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Almuslim
Email:hasnidar1234.exp@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan di Gampong Paya Cut Kecamatan Peusangan Kabupaten


Bireuen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan usaha penjualan ikan hias di
Gampong Paya Cut Kecamatan Peusangan Kabupaten Bireuen. Penelitian ini
dilaksanakan pada bulan Juli 2016. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah dengan menggunakan rumus analisis biaya, penerimaan, keuntungan, BEP, R/C
Ratio, B/C Ratio dan ROI. Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa usaha
agribisnis ikan hias Bapak Rahmat di Gampong Paya Cut Kecamatan Peusangan
Kabupaten Bireuen menguntungkan, dengan total keuntungan adalah sebesar Rp.
1.805.361/bulan. Dari besarnya keuntungan yang diperoleh Bapak Rahmat dan
berdasarkan perhitungan nilai BEP diperoleh BEP produksi 639 ekor, BEP harga Rp. 3.195
/ekor, nilai R/C rasio sebesar 1,57, nilai B/C rasio sebesar 0,57, dan nilai ROI sebesar
56,51%, sehingga dapat disimpulkan bahwa usaha agribisnis ikan hias Bapak Rahmat di
Gampong Paya Cut Kecamatan Peusangan Kabupaten Bireuen layak untuk diusahakan.
Kata kunci : Analisis Kelayakan, Usaha Penjualan Ikan Hias

PENDAHULUAN memiliki daya tarik tersendiri untuk


Indonesia memiliki sumber daya menarik minat para pecinta ikan hias
perikanan yang sangat kaya dan potensial, (hobiis) dan juga kini banyak para
baik di wilayah perairan tawar (darat), pengusaha ikan konsumsi yang beralih
pantai maupun perairan laut. Oleh karena pada usaha ikan hias.
itu, pengembangan usaha perikanan saat Provinsi Aceh merupakan salah
ini memegang peranan penting baik di satu provinsi yang mempunyai potensi
sektor budidaya maupun di sektor hilir, dalam pengembangan sektor perikanan
sehingga akan menambah nilai baik perikanan tangkap maupun perikanan
komersilnya. Untuk meningkatkan nilai budidaya. Sektor perikanan merupakan
komersil, sebuah usaha perlu dikelola salah satu sektor andalan Provinsi Aceh,
secara profesional melalui penerapan lebih kurang 55% penduduk Aceh
manajemen yang baik dengan tujuan bergantung kepada sektor ini baik secara
pencapaian target keuntungan (Kusnadi, langsung maupun tidak langsung (Yusuf,
2006). 2006). Provinsi Aceh memiliki peluang
Ikan hias merupakan salah satu yang besar untuk pengembangan kawasan
komoditas perikanan yang menjadi perikanan di beberapa Kabupaten/Kota,
komoditas perdagangan yang potensial di yaitu Kabupaten Aceh Jaya, Kabupaten
dalam maupun di luar negeri. Ikan hias Aceh Besar, Kabupaten Aceh Timur dan
dapat dijadikan sebagai sumber Kabupaten Bireuen.
pendapatan devisa bagi Negara. Ikan hias

97
Secara administrasi, Kabupaten produksi, penerimaan, keuntungan, serta
Bireuen memiliki 17 Kecamatan dengan perhitungan analisis lainnya yang
luas wilayah mencapai 1.901,21 Km2 dan mengarah kepada kelayakan usaha
jumlah penduduk 398.201 jiwa (Badan tersebut untuk dijalankan.
Pusat Statistik, 2014). Kabupaten Bireuen Namun demikian, jika kita lihat
memiliki potensi sumber daya kelautan dari segi penjualan dan pembudidayaan
dan perikanan yang cukup memadai, baik tentunya usaha ikan hias lebih mudah
perikanan tangkap maupun budidaya. dilakukan daripada usaha ikan konsumsi.
Kecamatan Peusangan merupakan salah Hal ini dikarenakan biasanya ikan
satu kecamatan yang ada di Kabupaten konsumsi dihargai dengan sistem kiloan,
Bireuen yang masih aktif menjalankan ikan hias dihargai dengan sistem per ekor,
usaha budidaya dan penjualan ikan hias. dengan demikian bisnis budidaya ikan
Salah satunya usaha milik Bapak Rahmat konsumsi lebih menekankan kuantitas,
di Gampong Paya Cut. sehingga memerlukan lahan yang luas dan
Usaha budidaya dan penjualan sarana yang lebih banyak. Sedangkan
ikan hias Bapak Rahmat sudah dijalankan ikan hias lebih menekankan kualitas
kurang lebih selama 8 tahun dari tahun sehingga bisa dilakukan dilahan sempit
2009 sampai sekarang. Dengan banyaknya dan bisa dilakukan sebagai usaha
bermunculan usaha-usaha lain yang sampingan. Jika tidak memiliki kolam
bergerak dibidang yang sama, tidak yang luas, budidaya ikan hias bisa
membuat usaha budidaya dan penjualan dilakukan di dalam akuarium atau bak
ikan hias Bapak Rahmat surut dan bahkan semen yang kecil.
terus melakukan perbaikan. Dari hasil Berdasarkan uraian di atas penulis
observasi awal dengan pemilik usaha tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang
diketahui bahwa penjualan ikan hias kelayakan usaha penjualan ikan hias. Hal
ditempat bapak Rahmat mengalami inilah yang menjadi alasan penulis
perkembangan yang signifikan yakni melakukan penelitian dengan judul
adanya peningkatan permintaan setiap ³Analisis Kelayakan Usaha Ikan Hias di
tahunnya. Sehingga untuk memenuhi Gampong Paya Cut Kecamatan Peusangan
kebutuhan konsumen, persediaan ikan Kabupaten Bireuen´
hias di tempat Bapak Rahmat tidak
semata-mata hanya mengandalkan hasil METODE PENELITIAN
budidaya sendiri, akan tetapi banyak yang Penelitian ini dilakukan di
harus didatangkan dari Medan. Hal ini Gampong Paya Cut Kecamatan Peusangan
tentunya menjadi pemasalahan tersendiri Kabupaten Bireuen pada bulan Juli 2016.
bagi pengusaha ikan hias, dimana ikan Penentuan lokasi dilakukan secara sengaja
hias yang didatangkan dari medan (purposive) dengan pertimbangan bahwa
harganya cenderung fluktuatif, tentunya Gampong Paya Cut merupakan salah desa
akan menambah modal dan biaya yang yang melakukan pembenihan dan
dikeluarkan oleh pengusaha ikan hias. penjualan ikan hias.
Pada sisi lain harga jual dari ikan hias itu Tehnik yang digunakan dalam
sendiri sulit untuk naik, sehingga pengumpulan data adalah:
pengusaha ikan hias kesulitan dalam a. Pengamatan (Observasi)
menentukan harga jual yang terjangkau Suatu metode yang dilakukan
konsumen. Oleh karena itu, perlu untuk memperoleh informasi terhadap
dilakukan perhitungan-perhitungan objek yang diteliti dengan melihat dan
ekonomi yang berhubungan dengan usaha mengamati secara langsung ditempat yang
tersebut, seperti perhitungan analisis biaya

98
telah menjadi lokasi penelitian yaitu analisis biaya, penerimaan, keuntungan,
masyarakat setempat. BEP, R/C, B/C dan ROI.
b. Wawancara (Interview)
Merupakan suatu metode yang HASIL DAN PEMBAHASAN
dilakukan dengan mengadakan Analisis Biaya
komunikasi dan pengamatan langsung Biaya Tetap Usaha Agribisnis Ikan
untuk memperoleh data dan informasi Hias
tentang penggunaan analisis variabel
Biaya tetap (Fixed Cost) adalah
sosial ekonomi dan masyarakat setempat.
biaya yang dikeluarkan oleh pengusaha
c. Pertanyaan (Quistioner)
agribisnis ikan hias yang penggunaannya
Merupakan daftar pertanyaan yang
tidak habis dalam satu masa produksi.
dibuat dengan berisikan serangkaian
Besar kecilnya biaya produksi tersebut
pertanyaan yang berkenaan dengan
tidak dipengaruhi oleh banyaknya
penulisan penelitian ini. Ditujukan
produksi yang dihasilkan oleh pengusaha
kepada responden yang menjadi sampel.
agribisnis ikan hias. Pada usaha agribisnis
d. Studi Kepustakaan (Library Research)
ikan hias yang termasuk biaya tetap
Studi literatur yang bersumber dari
adalah biaya penyusutan peralatan dan
laporan tahunan, buku, skripsi, website,
biaya sewa bangunan. Adapun komponen
dan media informasi lainnya yang
biaya penyusutan peralatan pada usaha
berkaitan dengan penelitian.
agribisnis ikan hias dapat dilihat pada
Teknik analisis data yang
Tabel 1 berikut.
digunakan dalam penelitian ini yaitu
Tabel 1. Biaya Penyusutan Peralatan Usaha Agribisnis Ikan Hias
Umur Total
Harga Penyusutan Penyusutan
No Uraian Volume Satuan Ekonomis Harga
(Rp/Satuan) (Rp/Tahun) (Rp/Bulan)
(Tahun) (Rp)
1 Rak Besar 1 Unit 800.000 10 800.000 80.000 6.667
2 Rak Kecil 5 Unit 300.000 10 1.500.000 150.000 12.500
4 Aquarium 20 Unit 150.000 5 3.000.000 600.000 50.000
3 Armada (Saringan) 5 Unit 50.000 1 250.000 250.000 20.833
5 Lampu Hias 4 Unit 90.000 2 360.000 180.000 15.000
6 Bunga Hias 10 Unit 50.000 2 500.000 250.000 20.833
7 Rumput Karpet 20 Unit 13.000 3 260.000 86.667 7.222
8 Botol Ikan 30 Unit 2.000 3 60.000 20.000 1.667
9 Saringan Kecil 1 Unit 15.000 1 15.000 15.000 1.250
10 Saringan Sedang 2 Unit 8.000 1 16.000 16.000 1.333
Jumlah 6.761.000 1.647.667 137.306
Sumber : Data primer (diolah), Tahun 2016
Berdasarkan tabel di atas terlihat usaha agribisnis ikan hias adalah sebesar
bahwa biaya Berdasarkan tabel di atas Rp. 6.761.000, dengan biaya penyusutan
terlihat bahwa biaya peralatan yang paling sebesar Rp. 137.306/bulan atau Rp.
besar yang harus dikeluarkan untuk 1.647.667/tahun.
menjalankan usaha agribisnis ikan hias Komponen biaya lainnya yang
yaitu untuk biaya membuat aquarium termasuk dalam biaya tetap adalah biaya
sebesar Rp. 3.000.000, dan biaya terkecil non produksi berupa biaya sewa bangunan
adalah biaya untuk membeli saringan dan perawatan peralatan. Untuk lebih
kecil sebesar Rp. 15.000. Jadi total biaya jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2
peralatan yang harus dikeluarkan untuk berikut.

99
Tabel 2. Biaya Sewa Bangunan dan Perawatan Peralatan pada Usaha Agribisnis Ikan
Hias
No Uraian Volume Satuan Total (Rp/Tahun) Total (Rp/Bulan)
1 Sewa Bangunan 1 Unit 4.000.000 333.333
2 Perawatan Peralatan - - 300.000 25.000
Jumlah 4.300.000 358.333
Sumber : Data primer (diolah), Tahun 2016

.Berdasarkan tabel di atas terlihat hias adalah sebesar Rp. 5.947.667/tahun


bahwa biaya non produksi sebesar atau Rp. 495.639/bulan.
Rp. 4.300.000/tahun atau Rp.
358.333/bulan yaitu berupa biaya sewa Biaya Variabel Usaha Agribisnis Ikan
bangunan sebesar Rp. 4.000.000/tahun Hias
dan rata-rata biaya perawatan peralatan Biaya variabel adalah biaya yang
sebesar Rp.25.000/bulan. Pemeliharaan besarnya sangat tergantung pada jumlah
peralatan yang dilakukan oleh pemilik produksi. Biaya variabel pada usaha
usaha bertujuan agar kegiatan penjualan agribisnis ikan hias meliputi biaya
dapat berjalan lancar, yaitu dengan pembelian ikan hias, Pakan, biaya pekerja,
membersihkan sebagian peralatan dan dan lain-lain. Adapun rincian total biaya
mengganti beberapa bagian pada mesin variabel pada usaha agribisnis ikan hias
yang sudah rusak dan lain sebagainya. dalam satu bulan produksi dapat dilihat
Jadi total biaya tetap yang harus pada tabel 4 berikut ini.
dikeluarkan pengusaha agribisnis ikan

Tabel 4. Total Biaya Variabel Usaha Agribisnis Ikan Hias


Harga Total
No Uraian Volume Satuan Total (Rp/Tahun)
(Rp/Satuan) (Rp/Bulan)

1 Ikan Hias 1.000 ekor 2.000 2.000.000 24.000.000

2 Pakan 2 Pak (Takari) 3.000 6.000 72.000

3 Biaya Pekerja 1 Orang 600.000 600.000 7.200.000

4 Listrik 1 Bulan 50.000 50.000 600.000

5 Plastik 1 1 Pak 30.000 30.000 360.000

6 Palstik 2 1 Pak 8.000 8.000 96.000

7 Karet pengikat 0,5 kg 10.000 5.000 60.000

Total Biaya Variabel 2.699.000 32.388.000

Sumber : Data primer (diolah), Tahun 2016

Tabel di atas menunjukkan bahwa terbesar yang harus dikeluarkan adalah


total biaya variabel yang harus biaya untuk membeli ikan hias yang
dikeluarkan oleh pengusaha agribisnis didatangkan dari medan yaitu sebesar
ikan hias adalah sebesar Rp. Rp. 2.000.000/bulan, dan biaya variabel
2.699.000/bulan atau Rp. terkecil yang dikeluarkan adalah untuk
32.388.000/tahun, dengan biaya variabel

100
membeli karet pengikat plastik yaitu biaya suatu usaha ditentukan oleh
sebesar Rp. 5.000/bulan. besarnya biaya tetap dan biaya variabel
usaha yang bersangkutan. Uraian
Total Biaya Usaha Agribisnis Ikan Hias mengenai biaya tetap dan biaya variabel
Total biaya dari suatu usaha pada usaha agribisnis ikan hias yang
merupakan jumlah keseluruhan biaya, menjadi objek dalam penelitian telah
yang terdiri dari biaya tetap dan biaya disampaikan sebelumnya. Adapun total
variabel. Tiap usaha memiliki total biaya biaya tersebut dapat dilihat pada Tabel 5
yang berbeda-beda, dimana besarnya total berikut ini.
Tabel 5. Total Biaya Usaha Agribisnis Ikan Hias
No Jenis biaya Nilai (Rp/Bulan)
1 Biaya tetap 495.639
2 Biaya variabel 2.699.000
Total biaya 3.194.639
Sumber : Data primer (diolah), Tahun 2016

Berdasarkan tabel di atas Penerimaan usaha yaitu jumlah


menunjukkan bahwa total biaya tetap nilai rupiah yang diperhitungkan dari
yang harus dikeluarkan pengusaha seluruh produk yang terjual. Dengan kata
agribisnis ikan hias adalah sebesar Rp. lain penerimaan usaha merupakan hasil
495.639/bulan, sedangkan total biaya perkalian antara jumlah produk dengan
variabel adalah sebesar Rp. harga. Pada satu kali periode (sebulan)
2.699.000/bulan. Adapun jumlah penjualan jumlah ikan hias yang dijual
keseluruhan biaya yang dikeluarkan usaha rata-rata sebanyak 1.000 ekor, dengan
agribisnis ikan hias adalah sebesar rata-rata harga jual Rp. 5.000/ekor.
Rp. 3.194.639/bulan. Adapun total penerimaan (pendapatan
kotor) usaha agribisnis ikan hias per
Total Penerimaan (Pendapatan Kotor) bulannya secara rinci dapat dilihat pada
tabel 6 berikut ini.
Tabel 6. Jumlah Penerimaan Usaha Agribisnis Ikan Hias per Bulan

Harga Total
No Jenis Volume /Bulan Satuan
(Rp/Satuan) (Rp/Bulan)

1 Ikan Hias 1.000 ekor 5.000 5.000.000


Sumber : Data primer (diolah), Tahun 2016

Tabel di atas menunjukkan bahwa Total Keuntungan


tiap bulannya pengusaha agribisnis ikan Keuntungan merupakan selisih
hias mampu menjual ikan hias rata-rata antara nilai hasil produksi dengan total
sebanyak 1.000 ekor. Dengan rata-rata biaya produksi yang dikeluarkan
harga jual Rp. 5.000/ekor, maka total pengusaha agribisnis ikan hias. Untuk
penerimaan (pendapatan kotor) yang melihat perbandingan keuntungan yang
diperoleh pengusaha agribisnis ikan hias diperoleh pengusaha agribisnis ikan hias
perbulannya adalah sebesar Rp. sangat dipengaruhi oleh tinggi rendahnya
5.000.000. hasil produksi dan didukung oleh tingkat
harga jual produk itu sendiri. Keuntungan

101
yang diperoleh pengusaha agribisnis ikan hias dapat dilihat pada Tabel 7 berikut ini.
Tabel 7. Keuntungan Usaha Agribisnis Ikan Hias per Bulan
Uraian Jumlah (Rp/Bulan)
Total Penerimaan 5.000.000
Total Biaya 3.194.639
Keuntungan 1.805.361
Sumber : Data primer (diolah), Tahun 2016

Tabel di atas menunjukkan bahwa dalam sebulan adalah 639 ekor. Sementara
total biaya yang dikeluarkan pengusaha jumlah penjualan ikan hias yang mampu
agribisnis ikan hias setiap bulannya adalah dijual dalam sebulan adalah 1.000 ekor.
sebesar Rp. 3.194.639. Sedangkan total Dengan demikian dapat disimpulkan
penerimaan yang diperoleh adalah sebesar bahwa jumlah produksi/ ikan hias yang
Rp. 5.000.000. Adapun keuntungan yang terjual > BEP produksi, ini berarti usaha
diperoleh dari total penerimaan dikurangi
agribisnis ikan hias layak untuk
dengan total biaya yang dikeluarkan
perbulannya adalah sebesar Rp. diusahakan.
1.805.361.
BEP Harga
Analisis Kelayakan Xmr_j Fg_w_ Tpmbsiqg
Break Event Point (BEP) BEP =
hskj_f npmbsiqg
Break Event Point adalah titik
Vn7ä5=8ä:7=
impas yaitu suatu keadaan yang BEP =
menggambarkan keuntungan usaha yang Vn5ä444
diperoleh sama dengan modal yang BEP = Rp. 3.195 /ekor
dikeluarkan, dengan kata lain keadaan
dimana kondisi usaha tidak mengalami Berdasarkan hasil di atas diketahui
keuntungan maupun kerugian. bahwa BEP harga Rp. 3.195, maksudnya
Perhitungan BEP pada usaha agribisnis bahwa minimal harga impas yang bisa
ikan hias ini ditinjau berdasarkan harga ditawarkan untuk penjualan ikan hias
jual (BEP harga) dan volume produksi adalah Rp. 3.195 /ekor. Sementara harga
(BEP produksi). jual yang telah ditetapkan adalah Rp 5.000
/ekor. Dengan demikian dapat
BEP Produksi disimpulkan bahwa harga jual produk >
BEP harga, ini berarti usaha agribisnis
Xmr_j Fg_w_ Tpmbsiqg ikan hias layak untuk diusahakan.
BEP =
L_pe_ W_rs_l Ns_j Tpmbsi
Vn 7ä5=8ä:7= R/C (Revenue Cost) Ratio
BEP =
Vn9ä444 R/C (Revenue Cost) Ratio adalah
BEP = 639 ekor perbandingan antara total penerimaan
dengan total biaya yang dikeluarkan.
Berdasarkan hasil di atas diketahui Untuk lebih jelasnya tentang hasil analisis
bahwa BEP produksi 639 ekor, R/C Rasio dalam satu bulan produksi
maksudnya bahwa minimal jumlah dapat dilihat pada tabel 8 berikut.
penjualan yang impas yang harus dicapai

102
Tabel 8. Hasil analisis R/C Rasio Usaha Agribisnis Ikan Hias per Bulan
Uraian Nilai
Total Penerimaan 5.000.000
Total Biaya 3.194.639
R/C Rasio 1,57
Sumber : Data primer (diolah), Tahun 2016

Suatu usaha dikatakan layak dan usaha agribisnis ikan hias Bapak Rahmat
menguntungkan apabila nilai R/C lebih memperoleh penerimaan sebesar Rp
besar dari 1 (R/C > 1). Semakin besar nilai 157.000.
R/C maka semakin layak suatu usaha
dilakukan. Dari hasil perhitungan di atas B/C (Benefit Cost) Ratio
diperoleh nilai R/C rasio sebesar 1,57. B/C (Benefit Cost) Ratio adalah
Karena nilai R/C > 1, maka dapat perbandingan antara total keuntungan
disimpulkan bahwa usaha agribisnis ikan usaha agribisnis ikan hias dengan total
hias menguntungkan dan layak untuk biaya yang dikeluarkan. Hasil analisis B/C
diusahakan. Dengan kata lain nilai R/C Rasio dalam satu bulan produksi dapat
Rasio sebesar 1,57 bermakna untuk setiap dilihat pada tabel 9 berikut.
Rp 100.000 biaya yang dikeluarkan, maka

Tabel 9. Hasil Analisis B/C Rasio Usaha Agribisnis Ikan Hias per Bulan

Uraian Nilai
Total Keuntungan 1.805.361
Total Biaya 3.194.639
B/C Rasio 0,57
Sumber : Data primer (diolah), Tahun 2016

Suatu usaha dikatakan layak dan ROI merupakan perhitungan untuk


menguntungkan apabila nilai B/C lebih melihat kemampuan usaha agribisnis ikan
besar dari 0 (B/C > 0). Semakin besar nilai hias Bapak Rahmat memperoleh
B/C maka semakin layak suatu usaha pengembalian (keuntungan) atas investasi
dilakukan. Dari hasil perhitungan di atas (modal yang telah dikeluarkan) dalam
diperoleh nilai B/C rasio sebesar 0,57, periode tertentu yang dinyatakan dalam
karena nilai B/C > 0, maka dapat persen. Hasil analisis ROI menujukkan
disimpulkan bahwa usaha agribisnis ikan bahwa keuntungan yang diperoleh usaha
hias menguntungkan dan layak untuk agribisnis ikan hias adalah sebesar Rp.
diusahakan. Dengan kata lain nilai B/C 1.805.361,-/bulan. Sedangkan total
Rasio sebesar 0,57 bermakna untuk setiap investasi (modal yang dikeluarkan) adalah
Rp 100.000 biaya yang dikeluarkan, maka sebesar Rp. 3.194.639,-/bulan. Adapun
usaha agribisnis ikan hias Bapak Rahmat nilai Return of Invesment (ROI) yang
memperoleh keuntungan sebesar Rp diperoleh adalah 56,51%. Untuk lebih
57.000. jelasnya dapat dilihat pada tabel 10
berikut:
Return of Invesment (ROI)

103
Tabel 10. Hasil Analisis ROI Usaha Agribisnis Ikan Hias
Uraian Nilai (perproduksi)
Keuntungan 1.805.361
Total investasi (modal) 3.194.639
Return of Invesment (ROI) 56,51%
Sumber : Data primer (diolah), Tahun 2016

Ini menunjukkan bahwa besarnya Badan Pusat Statistik, 2014. Bireuen


pengembalian biaya investasi (modal) dari Dalam Angka, Badan Pusat Statistik
usaha penjualan ikan hias adalah 56,51%, Kabupaten Bireuen.
hal ini berarti usaha penjualan ikan hias Dermawan I., 2006, Budidaya Ikan Hias
ini mampu mengembalikan biaya investasi Air Tawar Populer, PT Pnebar
/ modal yang dikeluarkan, jika Swadaya, Jakarta
dibandingkan dengan bunga Bank yang Handayani R., 2009, Preferensi
berlaku (15%). Dengan demikian dapat Konsumen terhadap Ikan Hias
disimpulkan bahwa usaha agribisnis ikan (Skripsi Jurusan sosial ekonomi
hias menguntungkan dan layak untuk Perikanan, Fakultas Perikanan dan
diusahakan. Ilmu Kalautan. IPB Bogor.
Harahap, Sofyan, Syafri. 2007. Analisis
KESIMPULAN Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta
Berdasarkan hasil penelitian dan : PT. Raja Grafindo Persada.
analisis yang telah dilakukan diketahui Imron, 2008. Pengantar Bisnis Budidaya
bahwa usaha agribisnis ikan hias Bapak Ikan Hias, Jakarta: Swadaya.
Rahmat di Gampong Paya Cut Kecamatan Kusnadi. 2006. Kesejahteraan Nelayan,
Peusangan Kabupaten Bireuen Yogyakarta: PT Prehalindo.
menguntungkan, dengan total keuntungan Mantau, 2008. Analisis Finansial Produksi
sebesar Rp. 1.805.361/bulan. Dari Benih Ikan Kue Gonathanodon
perhitungan nilai BEP diperoleh BEP Speciosus Forsskal dengan Padat
produksi 639 ekor, BEP harga Rp. 3.195 Penebaran Berbeda dalam Hatchery
/ekor, nilai R/C rasio sebesar 1,57, nilai Skala Rumah Tangga di Kecamatan
B/C rasio sebesar 0,57, dan nilai ROI Gerokgak Buleleng Bali. Jurnal.
sebesar 56,51%, sehingga dapat Prasetya, P. 2010. Ilmu Usahatani II. UNS
disimpulkan bahwa usaha agribisnis ikan Press. Surakarta.
hias Bapak Rahmat di Gampong Paya Cut Purwantiningdyah, D.N. 2006, Faktor
Kecamatan Peusangan Kabupaten Bireuen Internal Dan Eksternal yang
layak untuk diusahakan. Mempengaruhi Tingkat Penerapan
Teknologi dan Dampaknya Terhadap
DAFTAR PUSTAKA Produktivitas dan Pendapatan Pada
Agustien, 2010. Analisis Prospektif Usaha Usahatani Padi Sawah. Bandung.
Budidaya Ikan Hias Air Tawar di Program Pascasarjana Universitas
Taman Akuarium Air Tawar (Taat) Padjadjaran Bandung.
dan Taman Mini Indonesia Indah Rahim dan Hastuti, 2007. Metode Analisis
(TMII) Jakarta. Jurnal Pendapatan. Penebar Swadaya.
Jogyakarta.

104
Sadono, 2012. Teori Mikro Ekonomi. Sugiarto. 2010. Ekonomi Mikro Suatu
Cetakan Keempat Belas. Rajawali. Pendekatan Praktis. Gramedia
Press: Jakarta Pustaka Utama: Jakarta.
Septiana, 2013, Manajemen Surya. 2008. Manaiernen Kinerja. Edisi
Pengembangan Agribisnis ketiga. Kompas Gramedia Group.
Pembesaran Ikan Cupang di Jakarta
Kelurahan Ketami Kecamatan Yusuf, Q. 2006. Empowerment of
Pesantren Kota Kediri. Jurnal Panglima Laot in Aceh. International
Soekartawi. 2006. Analisis Usahatani. workshop on Marine Science and
Universitas Indonesia Press: Jakarta. Resource. Banda Aceh, 11-13 March,
Subagyo. 2007. Statistik Induktif. 2006.
Yogyakarta: BPFEUGM.

105

Anda mungkin juga menyukai