disusun oleh :
NADA HANIFAH
1810801002
disusun oleh :
NADA HANIFAH
1810801002
i
LEMBAR PERSETUJUAN
Laporan
Praktik Kerja Lapangan (PKL)
Mahasiswa Program Studi Akuakultur
Fakultas Pertanian
Universitas Tidar
diajukan oleh:
NADA HANIFAH
1810801002
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan
Praktik Kerja Lapangan (PKL)
Mahasiswa Program Studi Akuakultur
Fakultas Pertanian
Universitas Tidar
diajukan oleh:
NADA HANIFAH
1810801002
Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian Universitas Tidar
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan
karunia-Nya sehingga kegiatan serta laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang
berjudul “Teknik Pembenihan Ikan Louhan (Amphilophus trimaculatus) di
Perengan Lobster Farm Kabupaten Magelang, Jawa Tengah” dapat diselesaikan
dan berjalan dengan lancar tanpa ada halangan suatu apapun.
Laporan PKL ini dibuat untuk memenuhi persyaratan mata kuliah praktik
kerja lapangan di Jurusan Akuakultur, Fakultas Pertanian, Universitas Tidar.
Penyusunan laporan PKL ini tak lepas dari pengarahan dan bimbingan berbagai
pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Allah SWT Tuhan semesta alam yang telah memberi kelancaran dalam
mengerjakan PKL dan memberi kehidupan hingga saat ini.
2. Orang tua dan keluarga saya yang telah memberikan dukungan secara
moral maupun finansial selama PKL dilaksanakan.
3. Ir. Usman Siswanto., M.Sc., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Tidar.
4. Abdul Qadir Jailani, S.Kel., M.P. selaku Ketua Program Studi S1
Akuakultur Fakultas Pertanian Universitas Tidar.
5. Tholibah Mujtahidah, S.Pi., M.P. selaku Dosen Pembimbing PKL.
6. Abdul Ghufron, A.Md. Pi selaku pemilik dan pembimbing lapangan di
Perengan Lobster Farm
7. Ahmad Islah selaku pembimbing lapangan di Perengan Lobster Farm
8. Nur Halimah dan Mutiara Putri sebagai teman seperjuangan di Perengan
Lobster Farm yang telah banyak membantu selama PKL dilaksanakan.
9. Devi Yunita Sari sebagai tempat berkeluh kesah serta orang yang selalu
ada menemani melewati hal-hal tidak terduga selama PKL
dilaksanakan.
iv
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun tetap penulis
nantikan, demi kesempurnaan Laporan PKL ini. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi semua insan yang membacanya.
Penulis
v
RINGKASAN
vi
DAFTAR ISI
Halaman
vii
3.7 Analisis Data ................................................................................................. 11
IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................... 14
4.1 Keadaan Umum Lokasi PKL ........................................................................ 14
4.1.1 Sejarah Berdirinya Perengan Lobster Farm ............................................ 14
4.1.2 Lokasi Perengan Lobster Farm................................................................ 14
4.1.3 Jenis Usaha .............................................................................................. 15
4.1.4 Visi dan Misi ........................................................................................... 15
4.1.5 Struktur Organisasi .................................................................................. 16
4.1.6 Sarana Prasarana...................................................................................... 17
4.2 Deskripsi Data .............................................................................................. 17
4.2.1 Persiapan Wadah ..................................................................................... 18
4.2.2 Seleksi Induk ........................................................................................... 19
4.2.3 Pemijahan ................................................................................................ 20
4.2.4 Penetasan Telur ....................................................................................... 22
4.2.5 Pemberian Pakan ..................................................................................... 23
4.2.6 Pengelolaan Kualitas Air ......................................................................... 25
4.2.7 Pendederan ............................................................................................. 26
4.2.8 Pemanenan............................................................................................... 27
4.2.9 Pengemasan dan Pemasaran .................................................................... 27
4.2.10 Pengendalian Hama dan Penyakit ......................................................... 28
4.3 Hasil Analisis ................................................................................................ 29
4.3.1 Hatching Rate (HR)................................................................................. 29
4.3.2 Survival Rate (SR) ................................................................................... 29
4.3.3 Kualitas Air ............................................................................................ 30
4.3.4 Analisa Usaha .......................................................................................... 31
4.4 Pembahasan .................................................................................................. 33
4.4.1 Hatching Rate (HR)................................................................................. 33
4.4.2 Survival Rate (SR) ................................................................................... 33
4.4.3 Kualitas Air ............................................................................................ 33
4.4.4 Analisa Usaha .......................................................................................... 36
viii
V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 38
5.1 Kesimpulan ................................................................................................... 38
5.2 Saran ............................................................................................................. 38
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 39
LAMPIRAN ........................................................................................................ 42
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
DAFTAR ISTILAH
xiii
I PENDAHULUAN
1
sisik ikan louhan memunculkan motif huruf mandarin itu berarti akan
mendatangkan hoki atau keberuntungan bagi pemilik ikan louhan hal inilah yang
menjadi salah satu daya tarik ikan louhan di masyarakat.
Saat ini belum banyak pembudidaya ikan louhan khususnya di Kota
Magelang maupun Kabupaten Magelang, Perengan Lobster Farm merupakan salah
satu pembudidaya ikan louhan yang dinilai berhasil dalam mengembangkan teknik
pembenihan ikan louhan (A. trimaculatus) di Kabupaten Magelang. Dengan
mengetahui secara benar teknik pembenihan ikan louhan (A. trimaculatus)
diharapkan dapat memenuhi tingkat ekspor serta permintaan dalam negeri ikan
louhan yang ada di Indonesia. Oleh karena itu, Praktik Kerja Lapangan (PKL) di
Perengan Lobster Farm perlu dilakukan guna meningkatkan wawasan dan
keterampilan mahasiswa di bidang teknik pembenihan ikan louhan (A.
trimaculatus).
2
1.4 Batasan Masalah/Topik PKL
Batasan masalah atau topik masalah PKL adalah proses pembenihan ikan
louhan (A. trimaculatus) di Perengan Lobster Farm yang meliputi persiapan wadah
pemeliharaan induk dan pemijahan, seleksi induk, pemijahan, penetasan telur,
pemeliharaan larva, pemberian pakan, pengecekan kualitas air, pemanenan, dan
pemasaran.
3
II TINJAUAN PUSTAKA
Ikan louhan (Gambar 1) memiliki bentuk badan persegi agak bulat serta
memiliki ekor pendek seperti ikan mujair. Ikan louhan memiliki mata bulat dan
sisik lunak yang agak melebar, serta memiliki bentuk mulut yang terlihat monyong
dan tebal. Selain itu ikan louhan juga memiliki benjolan atau jenong di bagian
kepalanya sehingga membuat ikan ini jadi lebih unik dan menarik. Ikan louhan
sendiri memiliki warna yang cukup beragam diantaranya terdapat warna orange,
biru, merah, merah muda, hitam, serta kombinasi lainnya. Selain itu pada bagian
badan ikan ini terdapat bintik-bintik kecil yang menjadi salah satu ciri khas ikan ini
(Tanudi, 2002).
Ikan louhan memiliki tanda seksual dimorphisme atau perbedaan bentuk
antara jantan dan betina. Umumnya ikan louhan jantan (Gambar 2) memiliki ukuran
tubuh yang jauh lebih besar jika dibandingkan dengan betinanya, namun pada ikan
louhan betina (Gambar 3) terdapat spot hitam pada siripnya sedangkan untuk ikan
louhan jantan tidak terdapat spot hitam pada siripnya. Untuk tingkat kecerahan
warna ikan louhan jantan lebih memiliki warna yang begitu kontras dan cerah
berbeda dengan ikan louhan betina yang memiliki warna buram dan tidak terlalu
jelas dari segi warnanya. Begitu pula dengan jenongnya ikan louhan jantan
memiliki jenong yang ukurannya jauh lebih besar jika dibandingkan dengan ikan
louhan betina, bukan berarti ikan louhan betina tidak memiliki jenong namun
ukurannya yang jauh lebih kecil (Hedianto, et al., 2018).
4
Gambar 2. Morfologi ikan louhan Gambar 3. Morfologi ikan louhan
jantan betina
(Perkasa, 2003) (Perkasa, 2003)
Morfologi ikan louhan menurut Gunther (1867) dibagi menjadi :
5
kecil serta memiliki kebiasaan memakan makanannya di atas permukaan air
(Maulana, 2021). Ikan louhan memiliki luas relung yang lebih kecil jika
dibandingkan dengan ikan hias lainnya, luas relung merupakan daerah pemanfaatan
sumberdaya makanan oleh suatu jenis organisme (Krebs, 1989).
6
Sesudah induk betina bertelur sekitar 48-50 jam atau kurang lebih 2 hari
kemudian telur akan menetas. Suhu dan pH air harus tetap diperhatikan agar
seimbang, suhu air yang tepat untuk larva ikan louhan sekitar 28-35oC sedangkan
skala pH yang baik untuk pertumbuhan larva ikan louhan yaitu berkisar antara 6,5-
7,5 (Sentosa dan Hedianto, 2019).
Telur yang sudah menetas akan berkumpul di dasar akuarium atau kolam.
Untuk mencegah larva tersedot ke dalam pompa air sebaiknya filter dimatikan.
Selama 2-3 hari setelah menetas burayak tidak perlu diberi pakan karena masih
mempunyai cadangan makanan di dalam kantung telur. Pada hari keempat setelah
menetas, larva sudah bisa diberi pakan berupa kutu air putih atau yang biasa disebut
Rotifera (Branchionus plicatilis) atau kutu air merah (Moina sp) yang telah disaring
(Hedianto et al., 2014). Bila larva sudah bisa diberi pakan maka filter / penyaring
sebaiknya bisa dihidupkan kembali untuk menjaga kualitas air, akan tetapi peralon
penyedotnya harus dipasang hingga ke dasar dan harus ditutup dengan kain basa
agar benih tidak tersedot. Pada hari ke-20 sudah bisa dilakukan penyortiran besar
kecil serta pada 2 bulan pemeliharaan sudah bisa dilakukan penyortiran berdasarkan
warna sehingga dapat dilakukan pemeliharaan lebih lanjut (Hedianto, et al., 2018)
7
III KEGIATAN PKL
Alat Fungsi
1. Akuarium ukuran 90×45×45 Sebagai tempat pemijahan dan
cm penetasan telur
2. Kolam ukuran 2×1,5×0,5 m Sebagai tempat tebar larva yang sudah
dipanen
3. Filter Sebagai aerasi
4. Sikat kawat dan spons Alat untuk membersihkan akuarium
dan cobek
5. Cobek Media penempelan telur
6. Seser Alat untuk memanen burayak dan larva
7. Pompa Alat untuk memompa air ke akuarium
8. Selang Saluran untuk keluar masuknya air
9. Aerator Sebagai aerasi untuk penetasan artemia
dan budidaya cacing sutera
10. pH meter Alat untuk mengukur pH
11. DO meter Alat untuk mengukur DO
12. Refraktometer Alat untuk mengukur salinitas
13. Wiper lantai Alat untuk membersihkan kolam
14. Ember Wadah burayak dan larva sementara
15. Galon bekas Wadah penetasan artemia
8
Bahan yang dibutuhkan selama kegiatan PKL terdapat pada tabel 2.
Tabel 2. Bahan Kegiatan PKL
Bahan Fungsi
1. Ikan louhan (A. trimaculatus) Sebagai objek utama pengamatan
2. Pellet Sebagai pakan ikan
3. Jangkrik Sebagai pakan indukan
4. Artemia Sebagai pakan larva umur 3-7 hari
5. Kutu Air Sebagai pakan larva umur 7-10 hari
6. Cacing Sutera Sebagai pakan burayak umur lebih dari
10 hari
7. Air Media pemeliharaan
3.4 Metode Pengambilan Sampel
Metode pengambilan sampel dalam kegiatan PKL ini menggunakan
pengamatan (observasi) di lapangan dan wawancara secara langsung kepada
teknisi, serta dengan mengumpulkan data baik kualitatif maupun kuantitatif setiap
harinya.
9
b. Wawancara
Pengumpulan data dengan cara komunikasi berupa tanya jawab antara
praktikan dengan responden atau informasi untuk memperoleh
informasi yang dibutuhkan dalam kegiatan PKL.
2. Data Sekunder
Data yang diperoleh dari berbagai sumber yang telah ada seperti lembaga
penelitian, lembaga pemerintah, serta pihak lain yang melakukan budidaya
perikanan. Melakukan studi pustaka untuk mencari informasi maupun
literasi yang terkait dari berbagai pustaka yang relevan tentang kegiatan
teknik pembenihan ikan louhan (A. trimaculatus).
10
memindahkan indukan jantan agar tidak memangsa telur-telurnya. Setelah telur
menetas indukan betina dipindahkan dalam akuarium yang berbeda agar tidak
terjadi pemangsaan pada larva ikan louhan. Pengecekan larva di akuarium
pemijahan dilakukan setiap hari agar dapat terkontrol dengan baik dan segera
dipindahkan ke kolam pendederan. Pemeliharaan larva dilakukan di kolam
pendederan dengan memperhatikan kualitas air dan pemberian pakan alami
Pemanenan burayak ikan louhan (A. trimaculatus) dilakukan saat burayak
berumur 3-4. Pemanenan benih dilakukan pada pagi hari sekitar pukul 08.00 –
09.00 WIB. Pemanenan benih dilakukan dengan cara mengurangi air sampai
hampir sedikit habis dan membuat kemalir agar benih mudah untuk dipanen,
selanjutnya benih dipindahkan ke ember untuk segera dilakukan packing.
Manajemen kualitas air dilakukan dengan cara pengecekan kualitas air di tendon,
akuarium pemijahan, akuarium buraya, dan kolam pendederan pada pagi hari dan
sore hari. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan cara sampling benih
ikan louhan (A. trimaculatus) dan diperiksa secara visual lalu dilakukan tindakan
pengendalian.
11
akhir kegiatan. Kelangsungan hidup dapat dihitung menggunakan rumus
(Effendi, 2002) :
𝑁𝑡
𝑆𝑅 = 𝑥100%
𝑁𝑜
Keterangan :
SR : Survival Rate (Tingkat Kelangsungan Hidup) (%)
No : Jumlah ikan pada awal pemeliharaan (ekor)
Nt : Jumlah ikan pada akhir pemeliharaan (ekor)
c. Kualitas air
Kualitas air merupakan faktor yang sangat penting dalam fase budidaya ikan
louhan. Beberapa parameter kualitas air yang diukur pada PKL ini adalah
DO, pH, dan suhu. Pengukuran dilakukan mengunakan DO meter dan pH
meter. Pengukuran dilakukan pada pagi dan sore hari setiap tiga hari sekali.
Data yang diperoleh kemudian dilampirkan guna mengetahui DO, pH, dan
suhu yang cocok untuk pertumbuhan dan perkembangan ikan louhan (A.
trimaculatus)
d. Analisa Usaha
Analisis kelayakan usaha merupakan suatu perhitungan biaya dan perkiraan
keuntungan yang akan diperoleh dalam melakukan usaha. Analisis
kelayakan usaha adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam
tentang suatu usaha yang akan dijalankan untuk menentukan layak atau
tidaknya suatu usaha yang dijalankan (Kasmir dan Jakfar, 2012). Analisis
kelayakan usaha dibagi menjadi BEP volume produksi, BEP harga
produksi, B/C ratio, dan ROI (Umar, 2009). Analisis kelayakan usaha dapat
dihitung dengan menggunakan rumus :
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎
𝐵𝐸𝑃 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 =
ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎
𝐵𝐸𝑃 ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 =
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖
ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
𝐵⁄𝐶 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎
12
𝑘𝑒𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛
𝑅𝑂𝐼 = × 100%
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎
Keterangan :
BEP = Break Event Point atas dasar unit produk yang dihasilkan
B/C ratio = Benefit cost ratio
ROI = Return on Investment
13
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
14
Gambar 6. Peta Lokasi Perengan Lobster Farm
(Google Earth, 2021)
4.1.3 Jenis Usaha
Perengan Lobster Farm merupakan usaha yang bergerak di bidang budidaya
ikan air tawar mulai dari ikan hias hingga ikan konsumsi, ada pula lobster dan
udang hias. Untuk komoditas hias yang dibudidayakan memiliki ukuran beragam
mulai ukuran kecil hingga besar, seperti ikan guppy, ikan molly, ikan lohan, ikan
mas koki, ikan predator, udang red cherry, lobster hias dan lain sebagainya. Untuk
komoditas konsumsi ada ikan lele, ikan patin, lobster dan lain sebagainya. Usaha
yang dijalankan oleh Perengan Lobster Farm bersifat mandiri, dimana mulai dari
pemijahan, pembesaran hingga pemasaran dilakukan secara individu. Disini
terdapat beberapa komoditas yang dijual dalam ukuran benih, dan ada pula
komoditas yang dibeli dalam ukuran dewasa untuk segera dipasarkan kembali.
15
3. Menjadi pelaku perikanan terdepan dalam memajukan sektor perikanan di
Magelang.
4. Menjadi perusahaan yang mempunyai tanggung jawab dan ramah lingkungan.
Pemilik dan
Pengelola
Abdul Ghufron, A.Md.Pi.
Manajer
Keuangan dan
Administrasi
Siti Imadidah, A.Md. Ak
Manajer
Manajer Manajer
Pengendalian
Produksi/Teknis Pemasaran
Mutu
Ahmad Islah Iwan Shodiqin Tono Hasibuan
Gambar 7. Bagan Struktur Organisasi Perengan Lobster Farm
(Perengan Lobster Farm, 2021)
16
4.1.6 Sarana Prasarana
Perengan Lobster Farm memiliki satu hatchery dengan beberapa komponen
pendukunganya antara lain, akuarium pemijahan, bak fiber, dan bak karantina
ikan. Terdapat peralatan penunjang seperti blower, timbangan, filter, termometer,
pH meter, heater, dan lain sebagainya. Kemudian ada pula peralatan untuk
striping 10 ikan seperti suntikan dan pipet. Pada kolam pembesaran, Perengan
Lobster Farm memiliki kolam sebanyak 60 buah dengan ukuran 1,5 x 2 m. Kolam
pengendapan air sebanyak empat buah dengan ukuran 2 x 3 m dan suplai air dari
bak penampungan dialirkan melalui paralon dengan ukuran diameter 2 inch.
Selain itu untuk kolam pemeliharaan induk terdapat 7 buah, dengan 3 kolam
berukuran 4 x 3 m dengan kedalaman 2 m dan 4 kolam berukuran 1 x 2 m dengan
kedalaman 1,5 m. Pada kolam pembesaran terdapat rumah jaga kolam dan gudang
untuk tempat penyimpanan sarana prasarana yang ada. Kios pemasaran Perengan
Lobster Farm memiliki spesifikasi layaknya kios akuarium pada umumnya. Untuk
kios ini sendiri buka pada pukul 09.00-21.00 WIB.
17
4.2.1 Persiapan Wadah
Tahap pertama dalam pembenihan ikan louhan adalah mempersiapkan
media budidaya baik alat maupun bahan yang dibutuhkan. Wadah yang harus
disiapkan antara lain adalah : akuarium pemijahan, akuarium penetasan telur, dan
kolam pendederan. Di Perengan Lobster Farm menggunakan akuarium dengan
ukuran 90×45×45 cm sebagai akuarium pemijahan dan akuarium penetasan telur,
lalu menggunakan kolam pendederan yang berukuran 2×1,5×0,5 m. Langkah awal
adalah dengan membersihkan akuarium beserta peralatan menunjang lainnya
yang akan digunakan sebagai wadah pemijahan agar tidak mengandung bahan
berbahaya maupun hama penyakit yang akan mengganggu kesehatan ikan louhan.
Pembersihan akuarium dilakukan dengan cara digosok menggunakan spons serta
sikat kawat untuk menghilangkan kotoran, jamur, maupun lumut kemudian dibilas
dengan air agar bersih.
Proses persiapan wadah dimulai dari pembersihan akuarium dan pengisian
air. Pada akuarium pemijahan air diisi setinggi 40 cm lalu dilanjutkan dengan
menyetting akuarium yang digunakan sebagai wadah budidaya, menyetting
akuarium meliputi pemasangan aerator dan filter yang digunakan sebagai aerasi
yang sangat dibutuhkan ikan louhan. Sesuai dengan pernyataan Heriyati et al
(2020) oksigen terlarut merupakan salah satu parameter kualitas air yang sangat
penting dalam menentukan status mutu perairan, sehingga penggunaan aerator
akan sangat menentukan keberhasilan dalam meningkatkan produksi budidaya.
Setelah persiapan wadah selesai masing-masing dilakukan pengecekan kualitas
air yang meliputi pengecekan DO, pH, dan suhu air.
18
(a) Pembersihan Akuarium Pemijahan (b) Pengisian Air (c) Menyetting
Akuarium
(Dokumentasi Pribadi, 2021)
4.2.2 Seleksi Induk
Sebelum melakukan pembenihan ikan sangat penting untuk mengetahui
terlebih dahulu perbedaan ikan louhan jantan dan betina. Jenis kelamin ikan
louhan dapat diamati berdasarkan pada perbedaan primer dan sekunder.
Perbedaan primer dapat dilihat langsung pada bentuk jenis kelamin, sedangkan
perbedaan sekunder dapat dilihat langsung secara fisik yaitu bentuk dan warna
tubuhnya. Perbedaan ikan louhan jantan dan betina dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Perbedaan Ikan Louhan Jantan dan Betina
19
Pada jantan warna tubuhnya akan lebih terang dan bercahaya serta bitnik mutiara
terlihat mengkilat bila terkena cahaya, sedangkan ikan louhan betina warna
tubuhnya cemerlang, sirip punggung menghitam, terlihat sehat dan memiliki
gerakan yang lincah. Indukan ikan louhan jantan yang terpilih adalah jenis cencu
dan indukan ikan louhan betina adalah jenis kamfa yang sudah berusia 9-10 bulan.
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 10. Seleksi Induk
(a) Menguras Kolam Induk (b) Seleksi Calon Indukan (c) Indukan Jantan yang
Terpilih (d) Indukan Betina yang Terpilih
(Dokumentasi Pribadi, 2021)
4.2.3 Pemijahan
Setelah akuarium pemijahan sudah siap dan indukan telah dipilih maka
tahap pemijahan dapat dilakukan. Pemijahan ikan louhan di Perengan Lobster
Farm dilakukan secara alami dengan perbandingan induk jantan dan betina
sebanyak 1 : 1. Indukan ikan louhan diberi pakan berupa pellet dan jangkrik,
pemberian pakan berupa jangkrik bertujuan untuk mempercepat kematangan
gonad pada indukan ikan louhan. Hal ini karena adanya kandungan asam amino
lysine dan cysteine yang tinggi pada jangkrik serta asam lemak omega-3 dan
omega-6 sehingga membuat jangkrik sangat baik untuk mempercepat kematangan
gonad pada indukan ikan louhan (Herder et al, 2012)
Pemijahan pada ikan louhan tergolong berbeda dengan ikan pada
umumnya, karena sifat dari ikan louhan yang bergerak aktif dan agresif serta
20
termasuk ikan yang teritorial yaitu mempertahankan daerah kekuasaannya
sehingga ikan louhan akan sering berkelahi dengan ikan lainnya saat berada dalam
satu wilayah tak terkecuali antara jantan dan betina. Hal ini sesuai dengan
pendapat Hedianto et al (2018) bahwa ikan louhan adalah ikan agresif yang akan
mempertahankan daerah kekuasaannya.
Dalam pemijahan ikan louhan harus dilakukan pembiasaan antara ikan
louhan betina dan jantan atau yang biasa disebut dengan perjodohan, yaitu dengan
cara kedua induk ikan louhan diletakkan dalam satu akuarium yang telah diberi
sekat pemisah dari kaca. Tujuannya adalah agar terbiasa satu dengan lainnya dan
tidak berkelahi jika nanti akan digabungkan. Setelah kedua induk louhan
dimasukkan ke dalam akuarium pemijahan maka dimasukkan cobek ke bagian
akuarium jantan. Cobek sangat dibutuhkan untuk digunakan sebagai media
pemijahan pada ikan louhan, cobek yang digunakan berbahan dasar tanah liat dan
digunakan sebagai substrat penempelan telur ikan louhan. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Hedianto et al (2018) substrat dasar berupa pasir berbatu merupakan
daerah utama pemijahan ikan louhan.
Setelah empat hari dijodohkan dan indukan betina sudah menunjukkan
tanda-tanda gelisah akan bertelur maka indukan betina siap digabungkan dengan
indukan jantan, lalu diamati tingkah laku kedua indukan tersebut selama beberapa
hari. Jika berkelahi maka segera dipisahkan, jika masih tetap bersama maka tidak
perlu dipisahkan. Hari pertama dilakukan penggabungan indukan ikan louhan
masih terlihat aman dan tidak berkelahi jadi tidak dilakukan pemisahan.
Tanda-tanda ikan louhan akan memijah adalah dengan melakukan
pembersihan pada substrat yang akan ditempeli telur-telurnya. Indukan ikan
louhan jantan dan betina akan secara bergantian membersihkan cobek sebagai
tempat penempelan telur.
21
Penggabungan dilakukan pada pagi hari kemudian ikan louhan memijah
pada malam hari. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sumantadinata (2010), bahwa
ikan memijah pada sore hari menjelang malam hari serta sebagian lagi memijah
pada dini hari menjelang pagi dengan rentang waktu pukul 20.00 – 05.00 WIB.
Setelah hari keempat penggabungan mulai terlihat telur yang berada di cobek,
setelah didapati telur pada cobek maka induk jantan dikeluarkan untuk
menghindari induk jantan memakan telurnya sendiri saat keadaan lapar.
Sedangkan indukan betina dibiarkan didalam akuarium pemijahan bersama telur-
telurnya.
22
tidak terbuahi biasanya akan berjamur dan menempel pada cobek. Telur yang akan
menetas akan berkumpul di dasar akuarium, untuk mencegah larva atau benih
tersedot ke dalam pipa atau pompa air maka filter akan dimatikan. Induk betina
akan dikeluarkan dari akuarium pemijahan dan dipindahkan ke akuarium lain agar
tidak memangsa larva-larva yang sudah menetas. Selama 2-3 hari larva tidak perlu
diberi makan karena masih mempunyai cadangan makanan di dalam kantung
telur.
23
atau kerangka luar (eksoskeleton) yang sangat tipis sehingga seluruh bagian
artemia mudah dicerna. Kandungan asam lemak yang terdapat di dalam pakan
alami ini sangat dibutuhkan oleh larva udang atau ikan pada stadium awal untuk
membentuk membran dan untuk pertumbuhan selanjutnya (DKPP Buleleng,
2021). Dengan kandungan artemia yang sangat bagus inilah dapat membentuk
warna dan corak pada ikan louhan menjadi lebih menarik.
Artemia, kutu air, dan cacing sutera di lokasi PKL didapatkan dengan cara
kultur mandiri. Penetasan artemia dilakukan dengan menggunakan gallon bekas
yang sudah dicat hitam dan dilubangi bagian bawahnya. Alat yang digunakan
untuk penetasan artemia antara lain adalah : aerator, selang, seser halus, ember,
sendok. Penetasan berlangsung kurang lebih selama 24 jam. Serbuk artemia
dilarutkan ke dalam air garam dengan salinitas lebih dari 20 ppt, lalu tunggu
sampai artemia menetas dan dilakukan pemanenan artemia. Sedangkan kultur
kutu air dilakukan dengan cara kolam yang sudah dikuras dan dibersihkan
sebelumnya, diberi air sisa budidaya ikan lele lalu dibiarkan hingga kutu air
muncul lalu dilakukan pemanenan kutu air. Kemudian cacing sutera dibudidaya
secara mandiri dengan membeli benih cacing sutera di Pasar Ikan Sasana Mina,
benih cacing sutera yang baik yaitu yang menyerupai gumpalan rambut yang
bergerak cepat. Kemudian dibudidayakan menggunakan media air dengan diberi
aliran air terus menerus. Pakan yang diberikan pada cacing sutera adalah kotoran
ayam, karena pemilik juga memiliki ayam yang dipelihara. Setelah cacing sutera
berusia 70-75 hari maka akan siap dipanen.
Pemberian pakan larva ikan louhan dilakukan dua kali sehari pada pukul
08.00 WIB di pagi hari dan 16.00 WIB di sore hari. Pembagian waktu pemberian
pakan tersebut berdasarkan lamanya larva ikan louhan dalam mencerna
makananya dalam lambung dan karena sifat ikan louhan yang lebih aktif
melakukan kegiatannya pada siang hari (diurnal). Sehingga untuk pemberian
pakan saat malam hari dianggap kurang efektif. Larva ikan louhan yang berumur
3 hari akan diberi pakan artemia, lalu setelah larva ikan louhan berumur 7 hari
akan diberi pakan kutu air (Moina sp) dan selama 3 hari. Setelah larva ikan louhan
berumur 10 hari dapat diberikan paka berupa cacing sutera. Larva ikan louhan
24
yang mulai berumur 15 hari keatas dapat disebut burayak dan diberikan pakan
berupa pellet sesuai bukaan mulutnya.
25
pertumbuhan ikan. Oleh karena itu, kualitas air perlu diperiksa secara terus
menerus agar jika terjadi permasalahan dapat segera ditindaklanjuti. Kegiatan
pengelolaan kualitas air yang dilakukan di tempat PKL meliputi pengukuran DO,
pH, dan suhu. Pengukuran kualitas air dilakukan dua hari sekali dengan dua kali
pengukuran pada pagi hari pukul 08.00 WIB dan sore hari pukul 16.00 WIB.
Pengukuran kualitas air dilakukan pada tandon air, akuarium indukan louhan,
akuarium larva louhan, dan akuarium burayak. Tujuan dari pengukuran kualitas
air ini adalah agar mengetahui kualitas air yang sesuai untuk budidaya ikan
louhan.
4.2.7 Pendederan
Larva ikan louhan yang telah berumur lebih dari 10 hari kemudian
dipindahkan ke dalam kolam pendederan. Sebelum benih ikan louhan
dipindahkan, perlu mempersiapkan kolam pendederan terlebih dahulu. Kolam
pendederan yang digunakan berukuran 2 x 1,5 x 0,5 meter dengan bagian dalam
kolam dilapisi oleh plastik UV. Kolam dibersihkan terlebih dahulu dengan
menyikat bagian dalam kolam (plastik) dengan menggunakan spons dan sikat
untuk membuang kotoran dan lumut yang menempel kemudian dibilas dengan air
mengalir. Setelah itu, kolam dikeringkan selama 1 – 2 hari dan selanjutnya kolam
diisi air dengan ketinggian 40 – 60 cm lalu diendapkan selama sehari. Kemudian
keesokan harinya larva ikan louhan baru ditebar pada kolam pendederan.
26
Gambar 16. Pembersihan Kolam Pendederan
(Dokumentasi Pribadi, 2021)
4.2.8 Pemanenan
Pemanenan ikan louhan dilakukan menurut permintaan pasar, di Perengan
Lobster Farm pemanenan dilakukan saat ikan louhan berumur 3 bulan.
Pemanenan dilakukan pada pagi hari diawali dengan penyurutan air sampai
dengan ketinggian air 15 cm dari dasar kolam kemudian burayak ditangkap
dengan menggunakan seser secara perlahan agar tidak terjadi luka dan kerusakan
pada sirip-siripnya. Ikan louhan lalu ditampung dalam sebuah ember plastik lalu
dilakukan grading kualitas meliputi baik tidaknya sirip ekor, besarnya jenong, dan
corak pada tubuhnya.
27
Pemasaran di Perengan Lobster Farm dilakukan di kios, pembeli akan
memilih sendiri ikan yang menarik bagi pembeli atau bisa juga memesan secara
online melalui whatsapp dengan pemilik. Pemasaran ikan louhan di Perengan
Lobster Farm sudah mencapai Medan, Bali, Jawa Barat, dan Yogyakarta.
28
(a) (b)
Gambar 18. Hama dan Penyakit yang Menyerang Ikan Louhan
(a) Burayak terkena White spot (b) Ikan Jantan yang Terserang Ikan Betina
(Dokumentasi Pribadi, 2021)
29
78
𝑆𝑅 = 𝑥100%
93
𝑆𝑅 = 83%
Hasil Survival Rate (SR) yang didapatkan pada kegiatan PKL ini adalah
83%.
30
Jumat, 20 pH 7,2 7,3 Akuarium
Agustus 2021 Suhu 27oC 28oC larva
DO 8,75 ppm 8,68 ppm
Minggu, 22 Akuarium
10. pH 7,3 7,3
Agustus 2021 larva
Suhu 23oC 25oC
DO 8,74 ppm 8,54 ppm
Senin, 23 Akuarium
11. pH 7,4 7,6
Agustus 2021 burayak
Suhu 23oC 22oC
4.3.4 Analisa Usaha
Berikut merupakan data perhitungan biaya dalam budidaya pembenihan
ikan louhan (A. trimaculatus) selama 1 bulan pemeliharaan. Indukan ikan louhan
(A. trimaculatus) yang ada di Perengan Lobster Farm adalah hasil dari budidaya
sendiri tidak membeli dari tempat lain.
Tabel 5. Data Perhitungan Biaya
31
8. 20 Agustus 2021 Dika 75.000 1
9. 23 Agustus 2021 Panca 150.000 2
Total 990.000 16
(Perengan Lobster Farm, 2021)
a. Perhitungan Break Event Point (BEP)
Menurut Umar (2009), perhitungan BEP selama satu bulan sebagai
berikut:
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎
𝐵𝐸𝑃 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 =
ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎
314.000
= 50.000
= 6,28
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎
𝐵𝐸𝑃 ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 =
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖
314.000
= 6,28
= 50.000
Jadi pada tingkat harga Rp 50.000,- usaha ini berada pada titik impas.
b. Perhitungan Benefit Cost Ratio (B/C Ratio)
Menurut Umar (2009), perhitungan B/C Ratio selama satu bulan sebagai
berikut:
ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
𝐵⁄𝐶 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎
990.000
= 314.000
= 3,15
Karena B/C Ratio lebih dari 1 maka usaha pembenihan ikan louhan (A.
trimaculatus) di Perengan Lobster Farm ini layak dijalankan, artinya tiap
satuan biaya yang dikeluarkan diperoleh hasil 3,15 kali lipat.
c. Perhitungan Return on Investment
Menurut Umar (2009), perhitungan ROI selama satu bulan sebagai
berikut:
𝑘𝑒𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛
𝑅𝑂𝐼 = × 100%
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎
32
676.000
= × 100%
314.000
= 215%
Jadi kemampuan usaha ini untuk berkembang adalah sebanyak 215%.
4.4 Pembahasan
4.4.1 Hatching Rate (HR)
HR pembenihan ikan louhan di Perengan Lobster Farm ini sangat bagus
karena telur yang menetas lebih dari 80% dari total telur yang dibuahi. Dalam
presentase penetasan ikan secara normal berkisar antara 50% hingga 80%.
Penetasan telur dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi daya tetas telur berupa
perkembangan embrio yang terhambat karena kualitas spermatozoa maupun telur
yang kurang baik, sedangkan faktor eksternal yang berpengaruh terhadap
penetasan telur adalah kualitas air atau lingkungan, seperti temperatur air, derajat
keasaman, dan oksigen terlarut (Richter dan Rustidja, 1985).
33
Pengukuran DO
13
Dissolved oxygen (ppm)
12
11
10
9
8
7
6
Pagi Sore
34
b. Derajat Keasaman (pH)
Pengukuran pH
7,8
7,7
7,6
7,5
7,4
pH
7,3
7,2
7,1
7
6,9
6,8
Pagi Sore
35
c. Suhu
Pengukuran Suhu
29
28
27
Suhu (oC)
26
25
24
23
22
Pagi Sore
36
belas ribu rupiah), akuarium tidak dimasukkan dalam biaya modal karena
akuarium yang ada di Perengan Lobster Farm dananya didapat dari bantuan yang
diberikan oleh Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Magelang. Penjualan
yang dihasilkan Perengan Lobster Farm selama satu bulan untuk budidaya
pembenihan ikan louhan (A. trimaculatus) sebesar Rp 990.000,- (sembilan ratus
sembilan puluh ribu rupiah) dengan keuntungan yang didapat Rp 526.000,- (enam
ratus tujuh puluh enam ribu rupiah). Hasil ini sangat baik karena budidaya ikan
louhan (A. trimaculatus) sekarang mengalami penurunan peminat dimulai pada
tahun 2005. Penyebab penurunan ini adalah karena banyak penjual nakal yang
menawarkan benih ikan louhan palsu yang membuat banyak penghobi ikan hias
ini merasa kecewa (Anonimous, 2018).
Analisis perhitungan nilai BEP produksi sebesar 6,28 dan perhitungan nilai
BEP harga Rp 50.000,- dapat dikatakan bahwa usaha budidaya memiliki
keuntungan. Analisis ROI dengan nilai 215% sebagai keuntungan bersih sangat
optimal di Perengan Lobster Farm, analisis B/C ratio didapatkan hasil 3,15 hal ini
sangat menguntungkan karena nilai B/C > 1 sehingga dapat dikatakan usaha
pembenihan ikan louhan (A. trimaculatus) di Perengan Lobster Farm sangat
memiliki keuntungan serta pengembalian investasi maupun titik impas usaha yang
baik. Menurut Sumarni (2018), pemasaran dapat dilihat berdasarkan sektor antara
pihak pengelola secara teknik dengan baik dan benar mampu mengahasilkan
keuntungan yang mampu menutupi modal dinyatakan berhasil.
37
V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Perengan Lobster Farm
tentang pembenihan ikan louhan (Amphilophus trimaculatus) diperoleh kesimpulan
sebagai berikut :
1. Tahapan pembenihan ikan louhan di Perengan Lobster Farm terdiri dari
beberapa tahap yaitu : persiapan wadah, seleksi induk, pemijahan, penetasan
telur, pemberian pakan, pengelolaan kualitas air, pendederan, pemanenan,
dan pengendalian hama dan penyakit.
2. Tahap reproduksi ikan louhan adalah fertilisasi eksternal dengan indukan
betina akan mengeluarkan telur di cobek lalu indukan jantan akan
membuahi telur tersebut.
3. Teknik pembenihan ikan louhan dilakukan secara alami yang menghasilkan
Hatching Rate (HR) sebesar 86% dan Survival Rate (SR) sebesar 83%.
4. Kualitas air yang diukur adalah DO, pH, dan suhu dalam keadaan yang baik
yaitu untuk DO sebesar 6,45-12,14 ppm, pH sebesar 7,1-7,8, dan suhu
berkisar antara 22-28,4oC. Suhu menurun drastis karena hujan yang terjadi
pada malam hari selama 3 hari berturut-turut.
5. Hama dan penyakit yang ada pada kegiatan PKL adalah burung pelikan atau
burung kuntul dan White spot.
5.2 Saran
Saran untuk teknik pembenihan ikan louhan di Perengan Lobster Farm
harus lebih diperhatikan lagi kualitas airnya karena ikan louhan adalah ikan yang
mudah terserang hama penyakit. Penulis berharap komoditas ikan louhan menjadi
komoditas unggulan dan kegiatan PKL di Perengan Lobster Farm lebih
ditingkatkan lagi.
38
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous. 2018. Mengapa Bisnis Penjualan Ikan Louhan bisa Hancur Lebur di
2005?. https://kumparan.com/kumparanbisnis/mengapa-bisnis-penjualan-
ikan-louhan-bisa-hancur-lebur-di-2005 . 8 Oktober 2021 (10.15 WIB).
Afrianto, E. Pakan Ikan. Kanisius. Yogyakarta.
Arlia , L. 1994. Pengaruh Kadar Protein Pakan Buatan Terhadap Pertumbuhan
Benih Ikan Gurami (Osphronemus gouramy Lacepede). Tesis. (ID): Institut
Pertanian Bogor, Bogor.
Bulanin, U. 2004. Awal Pemberian Pakan Cacing Rambut Tubifex sp Terhadap
Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Larva Ikan Louhan Cichlasoma sp.
Aquacultura Indonesiana 5 (2): 79-83.
Daelani. 2001. Menanggulani Hama dan Penyakit Ikan. Solo : CV. Aneka.
Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Buleleng. 2021. Kandungan
Nutrisi Artemia, Pakan Alami yang Sangat Diandalkan.
https://dkpp.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/23-kandungan-
nutrisi-artemia-pakan-alami-yang-sangat-diandalkan . 30 September 2021
(16.51 WIB).
Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan
Kementerian Kelautan dan Perikanan (Ditjen PDSPKP KKP). 2021.
Menggemari Ikan Louhan dari Hobi Hingga ke Bisnis.
https://kkp.go.id/djpdspkp/bbp2hp/artikel/27283-menggemari-ikan-louhan-
dari-hobi-hingga-ke-bisnis . 7 Juli 2021 (20.38 WIB).
Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan
Kementerian Kelautan dan Perikanan (Ditjen PDSPKP KKP). 2021. KKP
Optimistis Indonesia Bisa Jadi Eksportir Ikan Hias Nomor Satu di Dunia.
https://kkp.go.id/artikel/29845-kkp-optimistis-indonesia-bisa-jadi-eksportir-
ikan-hias-nomor-satu-di-dunia . 7 Juli 2021 (18.25 WIB).
Effendie, M.I. 2002. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nustama. Yogyakarta.
Gunther. 1867. The Annals and Magazine of Natural History; Zoologi, Botany, and
Geology Being a Continuation of the Annals Combined with Loudon and
Charlesworth’s Magazine of Natural History 3rd Edition. 117 p. University
of Toronto, Canada.
Hedianto, D.A ., Purnomo, K., Kartamihardja E.S., dan Warsa, A. 2014. Parameter
Populasi Ikan Louhan (Cichlasoma trimaculatum, Gunther 1867) di Waduk
Sempor, Jawa Tengah. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia 20 (2): 81-88.
39
Hedianto, D.A., Sentosa, A.A., dan Satria, H. 2018. Aspek Reproduksi Ikan Louhan
Sebagai Ikan Asing Invasif di Danau Matano, Sulawesi Selatan. BAWAL 10
(2): 85-98.
Herder, F., Schliewen, U.K., Geiger, M.F., Hadiaty, R.K., Gray, S.M., McKinnon,
J.S., Walter, R.P. and Pfaender, J., 2012. Alien invasion in Wallace’s
Dreamponds: records of thehybridogen ic“flowerhorn” cichlid in Lake
Matano, with an annotated checklistof fish species introduced to the Malili
Lakes system in Sulawesi. Aquatic Invasions 7 (4): 521–535.
Heriyati, E., Rustadi., Isnansetyo, A., dan Triyatmo, B. 2020. Uji Arasi
Microbubble dalam Menentukan Kualitas Air, Nilai Nutrition Value
Coefficient (NVC), Faktor Kondisi (K) dan Performa pada Budidaya Nila
Merah (Oreochromis sp). Jurnal Pertanian Terpadu 8 (1): 27-41.
Kalasasin, D. 2014. Pemanfaatan Perasan Biji Pepaya (Carica Papaya) Untuk
Mencegah Infestasi Argulus Pada Ikan Maskoki (Carassius auratus). Skripsi.
Universitas Airlangga. Surabaya
Kordi K. 2009. Budi Daya Perairan. PT Citra Aditya Bakti. Bandung.
Krebs, C.J. 1989. Ecological Methodology. Harper Collins. New York.
Maulana, M.A. 2021. Kebiasaan Makan dan Luas Relung Tiga Jenis Ikan yang
Tertangkap di Danau Aneuk Laot, Kota Sabang. Tesis. Universitas Syiah
Kuala.
Nasution, S.H., Haryani, G.S., Dina, R., dan Samir, O. 2019. Ancama Jenis Ikan
Asing Louhan Terhadap Ikan Endemik di Danau Matano, Sulawesi Selatan.
Jurnal Ilmu-Ilmu Hayati 18 (2): 235-245.
Nurdin, S. 2016. Penelitian Sampling Kualitas Air di Perairan Umum
Laboratorium Fisikologi Lingkungan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
UNRI. Yayasan Riau Mandiri. Pekanbaru
Perkasa, B.E. 2003. Permasalahan Ikan Louhan dan Solusinya. Penebar Swadaya.
Jakarta
Richter, C. J. J. dan Rustidja. 1985. Pengantar Ilmu Reproduksi Ikan.
Nuffic/Unibraw/Luw/Fish, Malang.83 hal.
Saputra, F.A. 2019. Penerapan Internet of Things untuk Pemantauan Kelayakan Air
Akuarium Ikan Louhan. Tesis. UIN Gunung Djati Bandung.
Subarijanti. (2010). Pemupukan dan Kesuburan Perairan.Fakultas Perikanan.
Malang. Universitas Brawijaya.
Sukmawardi. 2011. Studi Parameter Fisika Kimia Kualitas Air pada Wadah Tanah
Gambut yang Diberi Pupuk Berbeda. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru
40
Sumarni. 2018. Penerapan Fungsi Manajemen Perencanaan Pembenihan Ikan Nila
(Oreochromis Niloticus) Untuk Menghasilkan Benih Ikan Yang Berkualitas.
Jurnal Galung Tropika, 7 (3) Desember 2018, hlmn. 175 -181.
Syafriadiman, N. A. Pamukas dan Saberina. 2005. Prinsip Dasar Pengolahan
Kualitas Air. MM Press, CV. Mina Mandiri. Pekanbaru.132 Hal.
Sentosa, A.A dan Hedianto, D.A. 2019. Sebaran Ikan Louhan yang Menjadi Invasif
di Danau Matano, Sulawesi Selatan. LIMNOTEK 26 (1): 1-9.
Tanudi. 2002. Budidaya Ikan Louhan. Agro Media Pustaka. Ngawi.
41
LAMPIRAN
Lampiran 1.6
Lampiran 1.4 Lampiran 1.5 Pemberian pakan
Pembersihan lumut di Pemindahan burayak ke
kolam pendederan akuarium
42
Lampiran 1.12
Pembersihan akuarium
Lampiran 1.14
Lampiran 1.13 Peletakkan cobek ke
Pembersihan cobek akuarium induk
Lampiran 1.15
Pembelian jangkrik
untuk pakan
43
Lampiran 1.21
Perpisahan dan foto
bersama dengan
instansi
Lampiran 1.20
Lampiran 1.19 Panen Pengurasan akuarium
artemia karena terkena white spot
44
Lampiran 2. Log Book Kegiatan PKL
45
46
Lampiran 3. Berita Acara Pelaksanaan PKL
47
48
Lampiran 4. Sertifikat
49