Disusun Oleh:
Npm : E1J018010
Prodi : Agroekoteknologi
Oleh:
Evendi Tri Mulyono
E1J018010
Laporan ini disusun berdasarkan hasil Magang Program Studi Agroekoteknologi, Jurusan
Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu dan telah diuji pada
Mengetahui ,
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, dan karunia-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan akhir kegiatan magang dengan
judul “Budidaya Tanaman Anggrek (Phalaenopsis Sp.) Di Balai Penelitian
Tanaman Hias (Balithi) IP2TP Cipanas”. Penulisan laporan akhir magang ini tak
lepas dari bantuan banyak pihak. Oleh karena itu, perkenankan penulis untuk
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak dan Ibu penulis yang senantiasa memberikan semangat, dukungan, dan
do’anya kepada penulis.
2. Ibu Dr. Ir. Dwi Wahyuni Ganefianti, M.S. selaku Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Bengkulu.
3. Ibu Dr. Hesti Pujiwati, S.P., M.Si. selaku Ketua Jurusan Budidaya Pertanian
Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu.
4. Bapak Ir. Supanjani, M.Sc., Ph.D. selaku Koordinator Kegiatan Magang tahun
2021.
5. Bapak Prof. Dr. Ir. Marulak Simarmata, M.Sc selaku Dosen Pembimbing
Magang yang senantiasa memberikan bimbingan dan dukungan kepada penulis.
6. Ibu Ir. Dedeh Siti Badriah. M.Si. selaku pembimbing lapangan yang telah
memberikan bimbingannya selama pelaksanaan kegiatan magang berlangsung.
7. Ibu Risna Sri Rahayu dan Bapak Dedi Rusnandi selaku teknisi lapangan yang
telah memberikan ilmu dan bimbingan kepada penulis selama kegatan magang
berlangsung.
8. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan kepada penulis
selama kegiatan magang berlangsung.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan akhir magang ini masih
banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna kesempurnaan
laporan akhir magang ini.
Cianjur, 07 Agustus 2021
Dengan adanya perubahan tren dan gaya hidup baru di kalangan masyarakat
akibat dampak WFH semasa pandemik COVID-19 sejak awal tahun 2020 permintaan
akan tanaman anggrek mengalami peningkatan (Gunawan dan Pasaribu, 2021).
Keanekaragaman spesies anggrek yang melimpah menjadikan Indonesia sebagai salah
satu negara tujuan para kolektor anggrek baik dari dalam maupun luar negeri. Fandani et
al (2018), menyebutkan bahwa Indonesia merupakan negara penyimpan kekayaan plasma
nutfah anggrek terbesar dunia dimana 23,07 % spesies anggrek dunia terdapat di
Indonesia. Salah satu jenis anggrek yang favorit bagi pecinta anggrek dan dibudidayakan
secara luas di Indonesia adalah anggrek Phalaenopsis sp. Berbagai kelebihan yang
dimilikinya antara lain yaitu tahan beradaptasi pada berbagai kondisi lingkungan tumbuh,
karakteristik bunga tahan lama dan tidak mudah gugur, bentuk dan warna bunga
bervariasi serta mudah dikepak sebagai bunga potong (Tuhuteru et al, 2012).
Indonesia memiliki sekitar 4000 jenis anggrek yang tersebar di semua pulau, salah
satu jenisnya adalah anggrek bulan. Anggrek bulan tergolong tanaman epifit yang sifatnya
tidak merugikan tanaman yang ditumpanginya, sebab akar terdiri dari 2 jenis yaitu akar
lekat dan akar gantung yang dapat menyerap uap air dan gas. Anggrek bulan tumbuh di
daerah tropis, baik dari dataran rendah hingga pegunungan pada ketinggian 50-600 mdpl,
dan dapat tumbuh serta berkembang secara maksimal pada ketinggian 500-1.000 mdpl
(Damayanti, 2011).
Anggrek adalah komoditas yang bernilai ekonomi tinggi sebagai bunga potong,
tanaman hias dalam pot, dan anggrek merupakan komoditas yang telah diekspor di
Indonesia. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistika (2017) produksi anggrek dari
tahun 2013 sebesar 20.227.627 tangkai, tahun 2014 sebesar 19.739.627 tangkai, tahun
2015 sebesar 21.514.789 tangkai, tahun 2016 sebesar 19.978.078 tangkai, dan pada tahun
2017 sebesar 20.045.577 tangkai. Anggrek bulan (Phalaenopsis) termasuk tanaman yang
memiliki harga jual yang cukup tinggi yaitu Rp. 180.000,-/tanaman dibandingkan
anggrek Dendrobium dengan nilai jual seharga Rp. 80.000,-/tanaman. Harga jual tersebut
sebanding dengan keistimewaan yang ditawarkan oleh anggrek bulan seperti ukuran
bunga yang besar, penampilannya anggun, warna bunga bervariasi, mahkota bunga
tidak mudah rontok, dan kesegarannya tahan 1 sampai 2 bulan sehingga menjadi daya
tarik bagi konsumen (Yuswanti et al., 2015).
Harga jual anggrek Phalaenopsis yang cukup mahal menjadi daya tarik bagi petani
hortikultura dikalangan masyarakat untuk membudidayakannya secara luas. Upaya
budidaya yang dilakukan oleh para petani hortikultura masih menggunakan metode
konvensional sehingga belum dapat memenuhi permintaan. Penyebab utamanya adalah
masih kurangnya pengetahuan terhadap teknologi budidaya anggrek yang dapat
meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam usaha budi daya (Ginting et al., 2018).
Berdasarkan permasalahan tersebut, harus dilakukan upaya pembelajaran proses budi daya
anggrek bulan secara baik dan benar sesuai dengan syarat tumbuhnya, mulai dari
persiapan bibit hingga pemanenan.
Masa pembibitan pada anggrek Phalaenopsis merupakan masa yang berperan
penting dalam membentuk tanaman muda menjadi tanaman dewasa yang tumbuh optimal.
Pada fase ini tanaman sedang aktif tumbuh, sehingga membutuhkan lebih banyak air
dibandingkan tanaman yang sedang berbunga. Pemupukan yang tepat diperlukan untuk
menunjang pembentukan akar, batang, dan daun tanaman. Selain itu pengendalian hama
dan penyakit harus memperhatikan pestisida yang digunakan. Jenis, dosis, dan aplikasi
pestisida harus sesuai dengan organisme dan penyakit yang menyerang tanaman
(Pamungkas, 2006).
Kegiatan magang adalah salah satu cara yang efektif untuk mempelajari segala
aspek pada pembibitan anggrek, apalagi didukung dengan perusahaan tempat dimana
melakukan magang merupakan perusahaan yang kompeten di bidang tersebut. Selain itu,
dengan mempelajari dan mempraktekkan kerja secara langsung akan lebih memudahkan
untuk memahami proses kerja yang nantinya menghasilkan dampak terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
BALITHI merupakan unit pelaksana teknis bidang penelitian tanaman hias di
bawah koordinasi Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura, Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. Di Balithi pengembangan tanaman hias salah satunya tanaman
hias anggrek sudah banyak dilakukan. Balithi memiliki 11 laboratorium yang berlokasi di
Segunung, Cipanas dan Serpong. Masing-masing laboratorium mempunyai fungsi spesifik
berdasarkan bidang keahlian dan disiplin ilmu. Laboratorium IP2TP Segunung berfugsi
mendukung kegiatan penelitian pemuliaan, bioteknologi, hama/penyakit, fisiologi dan
kultur jaringan tanaman hias tropis dan subtropis. Laboratorium IP2TP Cipanas berfungsi
untuk menunjang kegiatan penelitian pemuliaan, perbenihan dan kultur jaringan tanaman
subtropics dan laboratorium UPBS yang berfungsi untuk produksi benih sumber varietas
tanaman hias. Laboratorium IP2TP Serpong berfungsi untuk menunjang kegiatan
pemuliaan dan kultur jaringan khususnya tanaman anggrek.
Penerapan teknik-teknik bioteknologi dalam bidang pemuliaan dan pembibitan
tanaman anggrek Phalaenopsis sudah menjadi prioritas dari Balithi. Terdapat sekitar 25
varietas unggul tanaman anggrek Phalaenopsis yang menjadi komoditas prioritas Balithi
yaitu Ayu Pertiwi, Ayu Larasati, Adelina 3 Agrihorti, Adelina 2 Agrihorti, Permata
Agrihorti, Ayu Pujiastuty Agrihorti, Ayu Suciati, Ayu Respati, Ayu Lestari, Rahayuni,
Udapa Pink, Indu Pramesi, Sri Mulyani, Sri Rahayu, Balithi MF001, Balithi MF002,
Balithi MF003, PB MF004/ Karindra, PB MF005, PB MF006/ Deandra, PB MF007,
Balithi ST005, PB NV001, PB NV002, Puspa Tiara Kencana. Potensi dan fasilitas yang
dimilki oleh Balithi Cianjur memberikan minat tersendiri untuk mencari wawasan,
pengetahuan dan keterampilan dalam budi daya anggrek Phalaenopsis.
1.2 Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan magang ini sebagai berikut:
1. Memperoleh wawasan dan pengetahuan tentang budidaya anggrek
Phalaenopsis di Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi) IP2TP Cipanas.
2. Memperoleh keterampilan dalam budidaya anggrek Phalaenopsis di Balai
Penelitian Tanaman Hias (Balithi) IP2TP Cipanas.
1.3 Manfaat
Laporan akhir magang ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi mahasiswa,
perusahaan, dan institusi.
a. Bagi mahasiswa
Memberikan wawasan, pengetahuan, dan keterampilan mengenai budi daya
anggrek yang baik.
b. Bagi institusi
Terjalinnya kerjasama antara institusi dengan perusahaan, sehingga institusi
dapat meningkatkan kualitas lulusan, dan institusi akan lebih dikenal di dunia
industri.
c. Bagi perusahaan
Menghubungkan antara institusi dan perusahaan, sehingga terjalinnya kerjasama
dalam hal penelitian dan pengembangan produksi.
BAB II
GAMBARAN UMUM TEMPAT MAGANG
2.1 Sejarah Perusahaan
2.1.1 Latar Belakang Berdirinya Balai Penelitian Tanaman Hias
Balithi merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) dengan eselon IIIa di
bawah koordinasi Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura (Puslitbang
Hortikultura), Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan Litbang
Pertanian). Sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor:
31/Permentan/OT.140/3/2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja. Tahun 1939
instansi ini merupakan Balai Penelitian Hortikultura untuk penelitian Hindia
Belanda, meliputi tanaman hias, umbi-umbian, tanaman akar-akaran dan tanaman
industri.
Tahun 1942-1945 diambil ahli oleh jepang selama revolusi fisik (1945-
1950) lalu ditutup, kemudian dinuka kembali dengan nama Kebun Percobaan Fisik
Teknik Pertanian. Tahun 1961-1968 diubah kembali menjadi Kebun Percobaan
Lembang dan pada tahun 1968-1978 berubah lagi menjadi Cabang Lembaga
Penelitian Hortikultura Lembang. Tahun 1978 diubah menjadi Balai Penelitian
Tanaman Pangan (BALITPA). Lembaga ini memiliki kegiatan penelitian yang
termasuk dalam kelompok tanaman pangan.
Tahun 1982 berubah kembali menjadi Balai Penelitian Tanaman
Hortikultura (BALITHOR), Lembaga ini memiliki kegiatan yang meliputi
kegiatan penelitian tanaman sayur-sayuran, buah-buahan, tanaman hias (Sub Balai
Penelitian Hortikultura Cipanas). Tanggal 13 Desember 1994 lalu berubah nama
lagi menjadi Kebun Percobaan Tanaman Hias atau sering dikenal dengan nama
Balai Penelitian Tanaman Hias (BALITHI). Lembaga ini memiliki kegiatan yang
meliputi pembudidayaan tanaman hias seperti anthurium, anggrek, krisan dan lain-
lain. BALITHI dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya sebagai pelaksana
teknis berlokasi di Pasar Minggu Jakarta dan membawahi dua instalasi yaitu
Instalasi Penelitian Tanaman Hias Cipanas dan Instalasi Penelitian Tanaman Hias
Segunung.
Balai Penelitian Tanaman Hias (BALITHI) terbentuk berdasarkan SK
Menteri Pertanian Nomor : 796/Kpts/OT/20/21/1994 tanggal 13 Desember 1994.
Bulan Januari 2002 sesuai SK Menteri Pertanian Nomor: 63/Kpts/OT/210/1/2002
tanggal 9 Januari 2002 ditetapkan kembali tugas pokok dan fungsi Balai Penelitian
Tanaman Hias yaitu sebagai unit pelaksana teknis dibidang penelitian dan
pengembangan berada dibawah tanggung jawab langsung kepala Pusat Penelitian
dan Pengembangan Hortikultura. Balai Penelitian Tanaman Hias (BALITHI)
terletak pada ketinggian 1100 m dpl di Kabupaten Cianjur, JawaBarat. BALITHI
memiliki tiga kebun percobaan yang terdapat di Segunung, Cipanas, dan Pasar
Minggu dengan luas areal 10,6 ha di Segunung, 10 ha di Cipanas, dan 0,8 ha di
Pasar Minggu. Tahun 1995 sebagai unit pelaksana teknis yang berlokasi di Pasar
minggu Jakarta, membawahi 2 (dua) instalasi yaitu Instalasi Tanaman Hias
Cipanas dan Instalasi Tanaman Hias Segunung.Kegiatan Balai Penelitian Tanaman
Hias terus berkembang, hasilnya telah dilakukan melalui komersialisasi hasil
penelitian dengan bekerjasama diantara Dinas, Instansi Pemerintah, Perguruan
Tinggi serta Perusahaan Swasta lainnya.
Tahun 2001 Balai Penelitian Tanaman Hias Berpindah tempat ke
Segunung yaitu Jl. Raya Ciherang Pacet Cianjur. Kegiatan penelitian terus berjalan
seiring dengan perubahan-perubahan tugas pokok dan fungsi sebagai unit
pelaksana teknis.
Tahun 2002 ditetapkan tugas pokok dan fungsi Balithi sebagai unit
pelaksana teknis di bidang penelitian dan pengembangan berada di bawah
tanggung jawab langsung Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
(Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 63/Kpts/OT.210/1/2002 tanggal 29
Januari 2002).
Struktur Organisasi Balai Penelitian Tanaman Hias tahun 2002 terdapat
perubahan menjadi 1 eselon III, 3 eselon IV serta kelompok jabatan fungsional
lainnya didukung 3 Kebun Percobaan antara lain : 1. Kebun Percobaan Tanaman
Hias Cipanas (eks Instalasi Tanaman Hias Cipanas), 2. Kebun Percobaan Tanaman
Hias Segunung (eks Instalasi Tanaman Hias Segunung) dan 3. Kebun Percobaan
Tanaman Hias Pasarminggu Jakarta (eks Balai Penelitian Tanaman Hias Jakarta).
Tahun 2013 Dalam rangka optimalisasi pelaksanaan tugas dan fungsi,
Keputusan Menteri Pertanian nomor 63/Kpts/OT.210/1/2002 telah disempurnakan
dengan diterbitkannya Surat Keputusan Menteri Pertanian nomor
31/Permentan/OT.140/3/2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Penelitian
Tanaman Hias yang ditetapkan pada tanggal 11 Maret 2013.
Kepala Balai
Dr. Ir. Muhammad Thamrin, M.Si
Kelompok Fungsional
Balai Penelitian Tanaman Hias didukung oleh 3 Kebun Percobaan yang memiliki
sarana kerja untuk mendukung kelancaran semua kegiatan penelitian, Kebun Percobaan
tersebut yaitu :
2.3.1 Kebun Percobaan Segunung
2.5. Bibit
Tanaman anggrek bulan dapat diperbanyak melalui 2 cara yaitu
perbanyakan generatif dan perbanyakan vegetatif. Perbanyakan generatif
disebut perbanyakan seksual (penyerbukan atau perkawinan) yang dilakukan
oleh bantuan manusia maupun secara alami. Perbanyakan vegetatif dilakukan
menggunakan bagian tanaman atau jaringan tanaman yang mengandalkan sifat
totipotensi. Anggrek bulan termasuk jenis anggrek monopodial sehingga cara
perbanyakan secara vegetatif anggrek bulan dapat dilakukan menggunakan
keiki dan kultur jaringan.
Keiki adalah anakan yang muncul dan tumbuh dari tangkai bunga
anggrek bulan. Perbanyakan anggrek bulan melalui keiki yaitu dengan cara
memotong anakan yang keluar dari tangkai bunga sehingga diperoleh individu
baru. Perbanyakan dengan metode kultur jaringan dilakukan dengan cara
menumbuhkan bagian tanaman yaitu meliputi jaringan, sel, organ, dan
protoplasma dalam kondisi aseptik. Perbanyakan dengan teknik ini akan
melewati tahap aklimatisasi yang merupakan proses penyesuaian terhadap
iklim pada lingkungan baru (Gunawan, 2001).
2.6. Penanaman
Penanaman tanaman anggrek disesuaikan dengan sifat hidupnya.
Anggrek bulan merupakan jenis anggrek semi ephytis yaitu jenis anggrek yang
menempel pada ranting atau pohon. Media penanaman anggrek dapat
menggunakan arang kayu, pakis, dan pecahan batu bata. Penanaman anggrek
menurut Putra (2009) dapat menggunakan pot tanah/plastik.
Penanaman anggrek dengan pot tanah/plastik menggunakan ukuran pot
dengan diameter 20-30 cm atau disesuaikan dengan ukuran tanaman anggrek
yang akan ditanam. Media tanam berupa serabut kelapa, pecahan genting atau
bata, dan arang kayu. Rendam serabut kelapa terlebih dahulu pada larutan
pupuk dan pestisida sebelum digunakan. Susun media ke dalam pot tanah mulai
dari lapisan dasar yaitu pecahan batu bata atau arang kayu, tanam bibit anggrek
bulan selanjutnya timbun akarnya dengan serabut kelapa dan arang kayu.
2.7. Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan tanaman anggrek meliputi pemupukan,
penyiraman dan pengendalian organisme pengganggu tanaman dalam budi
daya anggrek bulan.
1. Penyiraman
Penyiraman merupakan kegiatan yang penting dalam pemeliharaan
tanaman anggrek. Penyiraman air berfungsi sebagai pelarut senyawa-
senyawa, pengisi sel, pengatur tekanan sel, pengangkut unsur hara dalam
tubuh tumbuhan, dan sebagai pendingin sehingga dapat mengatur
temperatur daun. Kebutuhan air sangat bergantung pada jenis anggrek,
ukuran tanaman, jenis media, suhu udara, kecepatan angin, dan kelembaban
udara. Cara penyiraman yang baik adalah melalui penyemprot yang
memiliki nozel, penyiraman dengan alat ini dapat mempermudah
pengaturan butiran air, sehingga tidak menghanyutkan media tumbuh,
merusak batang, dan merusak bunga. Penyiraman tanaman anggrek
disesuaikan dengan kondisi cuaca, jika cuaca sedang terik maka
penyiraman dapat dilakuakan dua kali sehari yaitu pagi dan sore, namun
jika musim penghujan tanaman anggrek tidak perlu disiram. Pemberian air
secara berlebihan akan memicu penyakit pada tanaman anggrek sehingga
dapat mengakibatkan tanaman anggrek mati (Gunawan, 2001).
2. Pemupukan
Pemupukan adalah kegiatan pemberian nutrisi pada tanaman untuk
memenuhi kebutuhan tanaman, yang pada kondisi tertentu tidak tersedia
pada media tanam. Pemberian pupuk atau nutrisi menurut Putra (2009)
dapat dilaksanakan sebagai berikut:
1. Pupuk dalam bentuk padat, dapat diaplikasikan dengan menaburkan
pupuk secara merata pada media tanam.
2. Pupuk dalam bentuk cair cara aplikasinya dicampur dengan beberapa
liter air sesuai dengan takaran yang dianjurkan.
Pemupukan yang banyak dilakukan pada tanaman anggrek yaitu
pemupukan lewat daun, karena lebih efektif dibandingkan cara lain, sebab
daun anggrek mampu menyerap pupuk sekitar 90 %, sedangkan akar hanya
mampu menyerap pupuk sekitar 10 % (Sari et al., 2011). Kegiatan
pemupukan dilaksanakan pada pagi dan sore hari. Penguapan yang terjadi
waktu pagi dan sore hari cukup rendah, sehingga pupuk dapat diserap oleh
tanaman anggrek secara optimal (Sutapa et al., 2015).
Jenis pupuk yang digunakan pada tanaman anggrek umumnya
adalah pupuk majemuk, yaitu pupuk yang mengandung unsur hara makro
dan mikro. Aplikasi pupuk harus menyesuaikan dengan fase pertumbuhan
tanaman. Perbedaan kebutuhan pupuk dalam setiap fase pertumbuhan
tanaman dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Perbedaan kebutuhan pupuk setiap fase pertumbuhan tanaman
Fase
Pertumb N P K
uhan
60 30 10
Seedling
% % %
Tanaman 30 30 30
muda % % %
Tanaman 10 60 10
dewasa % % %
(Sumber: Harahap, 2010)
Bibit tanaman sampai masa remaja membutuhkan komposisi N (Nitrogen) yang
lebih tinggi dibandingkan unsur P (Fosfor) dan K (Kalium) karena nitrogen
berfungsi merangsang pembentukan daun dan sistem akar lebih kokoh.
Unsur N juga berfungsi untuk pembentukan klorofil sehingga pembentukan
warna hijau semakin sempurna. Unsur P berfungsi untuk pembentukan
bunga. Tanaman dalam kondisi lemah atau saat musim hujan, disarankan
menggunakan pupuk dengan komposisi K lebih tinggi karena unsur K
berfungsi untuk memperkuat dinding sel sehingga bunga tidak mudah
rontok (Harahap, 2010).
3. Pengendalian hama dan penyakit
Pengendalian hama dan penyakit merupakan salah satu aspek yang
penting dalam budi daya anggrek. Kerusakan tanaman anggrek yang
disebabkan oleh serangan hama dan penyakit dapat menimbulkan kerugian
yang besar. Tindakan pencegahan terhadap serangan hama dan penyakit
harus dilaksanakan, seperti kebersihan tempat, pemangkasan daun,
hindarkan pemberian air yang berlebihan terutama saat musim penghujan,
pergantian media tumbuh bertujuan agar tanaman terhindar dari lumut
maupun cendawan, serta penggunaan pestisida sesuai dosis dan sasaran
hama atau penyakit pada tanaman anggrek (Gunawan, 2001).
BAB IV
METODE MAGANG
4.1 Waktu dan Tempat
Praktik kerja lapangan dilaksanakan selama 40 hari kerja dari tanggal 21 Juni hingga 10
Agustus 2021 yang bertempat di Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi) IP2TP Cipanas, Jawa
Barat.
c. Reppoting dari pot plastik ukuran sedang kedalam pot plastik ukuran besar dengan
ukuran 3,5 inchi.
d. Reppoting dari pot yang telah rusak ke dalam pot yang baru.
Pada pemasangan penyangga dilakukan pada saat panjang tangkai bunga anggrek
sudah sekitar 20 cm. Kawat yang digunakan untuk penyangga berdiameter 0,5 cm dengan
panjang penyangga disesuaikan dengan panjang tangkai bunga anggrek.
6. Pemeliharaan
a. Melakukan penyiraman dengan cara menyiram media tanam pada anggrek bulan.
b. Melaksanakan pencabutan gulma dan memotong daun yang telah menguning.
c. Pupuk anggrek bulan terbagi menjadi dua pupuk organik dan anorganik, pemberian
pupuk diaplikasikan dengan cara disemprotkan ke tanaman.
7. Penanganan hama dan penyakit dilaksanakan secara kimiawi dan mekanik.
a) Kimiawi yaitu penanganan hama dan penyakit dengan menggunakan zat kimia seperti
fungisida, bakterisida, dan insektisida.
b) Mekanik yaitu dengan memusnahkan, membersihkan, dan mengambil hama atau bagian
tanaman yang terserang secara manual.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
(d)
Gambar 3. (a) Pembersihan tanaman yang akan direppoting, (b) pembuatan media
campuran, (c) penanaman kedalam pot, (d) penyusun di rak-rak pot
D. Pengelompokkan Individu Kecil dan Individu Dewasa Tanaman Anggrek
Kegiatan pengelompokkan dilakukan dengan cara memisahkan antara tanaman
anggrek yang masih kecil dengan tanaman anggrek yang sudah dewasa. Anggrek bulan
yang sudah dewasa dipisahkan dengan anggrek bulan yang masih kecil, anggrek bulan
yang siap dipisahkan yaitu aggrek bulan yang akan muncul tangkai bunga. Anggrek
dewasa dipindahkan dari rumah sere 1 (tempat individu kecil) ke rumah sereh 2 (tempat
individu dewasa. Kegiatan pengelompokkan dilakukan setiap 2 minggu sekali. Pemilihan
tanaman pada tahap pengelompokkan meliputi pemilihan tanaman anggrek yang akan
dan telah muncul tangkai bunga. Pengelompokkan anggrek merupakan tahapan yang
penting untuk dilakukan dalam mengantisipasi serangan hama pada tanaman khususnya
lalat buah. Nawawi (2018) menyatakan bahwa lalat buah membutuhkan suhu 26 oC dan
kelembaban relatif 70 % untuk siklus hidupnya dari telur sampai larva.
(a) (b)
Gambar 7. (a) Penyiraman dengan shower, (b) penyiraman dengan gembor
2. Pemupukan
Pemupukan adalah kegiatan pemberian nutrisi pada tanaman untuk memenuhi
kebutuhan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang pada kondisi tertentu
tidak tersedia pada media tanam. Pemupukan di Balithi dibagi menjadi 2 yaitu pupuk
organik dan anorganik. Umumnya pengaplikasian pupuk pada tanaman anggrek
Phalaenopsis yang dilakukan oleh Balithi yaitu dengan cara cara penyemprotan
menggunakan hand sprayer manual dan hand sprayer elektrik. Pemupukan dilakukan
sebanyak satu kali dalam satu minggu yaitu pada hari Rabu atau Kamis. Pemberian
pupuk biasanya dilakukan pada pagi hari dengan memperhatikan kondisi cuaca
terlebih dahulu, apabila sedang turun hujan maka penyemprotan pupuk dilakukan
pada saat cuaca cerah. Pemberian pupuk pada saat cuaca sedang penghujan dapat
meyebabkan media tanam terlalu basah sehingga dapat menyebabkan timbulnya
jamur dan dapat meyebabkan tanaman anggrek Phalaenopsis membusuk dan mati.
Menurut Supriyadi et al (2014) penyemprotan dilakukan pada pagi hari. Hal ini
dikarenakan pada waku pagi hari kondisi matahari belum terik, sehingga pupuk yang
diberikan tidak menguap dan dapat diserap oleh tanaman secara maksimal.
Jenis dan dosis pupuk yang sering digunakan untuk pemupukan tanaman anggrek
Phalaenopsis di Balithi yaitu Gaviota 1 gr/L, Grow More 2 gr/L, KNO3 2gr/L, dan
ZPT Hormon Cap Hantu 2 ml/L. Untuk pupuk Gaviota, Grow More, dan ZPT
Hormon Cap Hantu diberikan 1 minggu sekali dengan cara diberikan secara
bergantian. Sedangkan untuk pupuk KNO3 diberikan sebanyak 1 bulan sekali. Dalam
pengaplikasian pupuk diatas pupuk Gaviota, Grow More, dan ZPT Hormon Cap
Hantu diaplikasikan dengan cara dicampurkan dengan Atonik sebanyak 1 ml/L atau
bisa juga dengan penambahan Vitamin B-1 sebanyak 1 ml/L. Penambahan Atonik
dan Vitamin B-1 berfungsi untuk menambah nutrisi yang diterima tanaman anggrek.
Pengaplikasin Pupuk dilakukan dengan memasukkan pupuk yang telah ditakar dan
dicampur atonik kedalam sprayer. Setalah itu masukkan air sampai batas yang
ditentukan pada sprayer, lalu lakukan penyemprotan pada bagian tanaman seperti
daun dan jika kondisi cuaca sedang terik maka pengaplikasian pupuk juga dilakukan
pada bagian media tanam.Penyemprotan pupuk dilakukan satu persatu pada tanaman
agar pemberian pupuk merata dan dapat diserap secara optimal oleh tanaman.
Adapun hal yang harus diperhatikan pada saat penyemprotan pupuk yaitu jangan
lakukan penyemprotan pada bagian bunga tanaman karena dapat meyebabkan
timbulnya penyakit busuk bunga oleh Botrytis Cinera dan pada saat penyemprotan
menggunakan hand sprayer harap dilakukan secara hati-hati agar bagian tanaman
angrek Phalaenopsis tidak rusak seperti bagian bunga dan daun.
(a) (b)
Gambar 15. (a) Pemangkasan daun yang sudah tua, (b) pembersihan gulma
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Teknik budidaya anggrek bulan (Phalaenopsis) yang diterapkan di Balai Penelitian
Tanaman Hias meliputi persiapan media tanam, aklimatisasi, repotting, pengelompokkan
individu kecil dan individu dewasa tanaman anggrek, pemasangan penyangga tangkai bunga
anggrek, penyilangan bunga anggrek dan pemeliharaan. Persiapan media tanam dilakukan
dengan cara melakukan pencucian media tanam pakis, perendaman media tanam
menggunakan larutan fungisida selama 24 jam, dan pencacahan media tanam. Aklimatisasi
bertujuan untuk membantu tanaman tumbuh dan berkembang pada kondisi lingkungan yang
sebenarnya. Kriteria bibit anggrek yang siap diaklimatisasi yaitu memiliki 3-4 helai daun,
perakaran lebat, dan bebas kontaminasi serta memiliki perakaran lebat. Pada proses
aklimatisasi dilakukan beberapa kegiatan yaitu pencabutan atau pengeluaran bibit dari botol,
pencucian bibit, sterilisasi, pengeringan bibit, dan penanaman kedalam kompotan. Reppoting
dilakukan sebanyak empat tahap yaitu reppoting dari kompotan ke dalam pot plastik kecil
ukuran 1,5 inchi, reppoting dari pot kecil ke pot sedang ukuran 2,5 inchi, reppoting dari pot
plastik ukuran sedang kedalam pot plastik ukuran besar dengan ukuran 3,5 inchi, reppoting
dari pot yang telah rusak ke dalam pot yang baru. Pada pemasangan penyangga dilakukan
pada saat panjang tangkai bunga anggrek sudah sekitar 20 cm. Kawat yang digunakan untuk
penyangga berdiameter 0,5 cm dengan panjang penyangga disesuaikan dengan panjang
tangkai bunga anggrek. Pemasangan penyangga bertujuan agar pada saat anggrek berbunga
lebat tanaman anggrek tidak roboh dan arah tumbuh tangkai bunga tegak keatas. Penyilangan
adalah suatu metode untuk menghasilkan kultivar baru dari hasil persilangan antara dua
tetua.Tahap penyilangan tanaman anggrek yaitu persiapan alat untuk menyilangkan ,
pemilihan tetua yang akan disilangkan, dan Penyilangan induk jantan dan induk betina.
Pemeliharaan anggrek bulan meliputi penyiraman pada media tanam anggrek tanpa
membasahi daun, pemupukan anggrek menggunakan pupuk organik dan anorganik.
Pengendalian hama dan penyakit dilaksanakan secara kimiawi dengan pestisida dan
mekanik dengan cara membuang atau memusnahkan hama yang terdapat pada tanaman,
serta pemberian penopang untuk menyangga bunga anggrek. Sanitasi dilakukan dengan cara
memotong daun yang menguning dan mencabut gulma yang terdapat pada media tanam.
5.2. Saran
Budi daya anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis) perlu dilakukan dengan pemeliharaan
secara intensif. Pemupukan anggrek bulan dengan aplikasi pupuk NPK dan pupuk ZA akan
meningkatkan pertumbuhan karena anggrek bulan merupakan tanaman yang lambat dalam
pertumbuhan. Anggrek bulan yang telah berumur 9 bulan setelah pindah tanam, diaplikasikan
pupuk yang memiliki kandungan unsur hara P yang lebih tinggi untuk merangsang
pembungaan.
DAFTAR PUSTAKA