Merr)
DI PT. GREAT GIANT PINEAPPLE, TEBANGGI BESAR,
LAMPUNG TENGAH
Oleh:
AHMAD RIFA’I
NPM : 1625010071
1
LEMBAR PENGESAHAN
Menyetujui,
PEMBIMBING
Mengetahui,
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Kuliah Kerja Profesi
(KKP) yang berjudul “Pemupukan Tanaman Nanas (Ananas comocus (L).Merr) di
PT. Great Giant Pineapple, Terbanggi Besar, Lampung Tengah”.
Laporan ini dibuat setelah menyelesaikan serangkaian kegiatan KKP di
PT. Great Giant Pineapple, Terbanggi Besar, Lampung Tengah pada tanggal 26
Desember 2018 s/d 26 Januari 2019.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dr. Ir. Bakti Wisnu W., MP. selaku dosen pembimbing Kuliah Kerja
Profesi (KKP).
2. Bapak Suwarto, S.P selaku Manajerdi PT. Great Giant Pineapple,
Terbanggi Besar, Lampung Tengah.
3. Bapak Harno selaku pembimbing lapangan di PT. Great Giant Pineapple,
Terbanggi Besar, Lampung Tengah.
4. Ibu Dr. Ir. Nora Agustien, MP., selaku Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
5. Ibu Dr. Ir. Bakti Wisnu W., MP., selaku Koordinator Program studi
Agroteknologi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
6. Teman-teman di Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur yang telah memberikan semangat, doa dan
membantu dalam pelaksanaan Kuliah Kerja Profesi (KKP).
Penulis sangat menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan
laporan Kuliah Kerja Profesi (KKP), dan penulis menerima segala saran dan
masukan Bapak dan Ibu dosen pembimbing, mudah-mudahan laporan ini disetujui
dan bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis
3
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tanaman nanas (Ananas comosus (L.)Merr.)merupakan salah satu
tanaman paling popular di dunia. Nanas juga menjadi salah satu tanaman buah
yang banyak dibudidayakan di daerah tropis maupun subtropis. Volume ekspor
nanas begitu besar sehingga Indonesia menjadi negara pengekspor nanas terbesar
di dunia hingga awal tahun 2012. Berdasarkan data Indonesian Trade Promotion
Center, nilai ekspor tersebut mencapai 139 juta US dollar. Bagi masyarakat
Indonesia, nanas merupakan bagian dari kehidupannya, karena semua bagian
tanaman tersebut dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi.
Disamping itu, sisi penting lainnya adalah luas areal perkebunan rakyat tanaman
nanas yang mencapai 47% dari 3,74 juta ha dan melibatkan lebih dari tiga juta
rumah tangga petani. Pengusahaan nanas juga membuka tambahan kesempatan
kerja dari kegiatan pengolahan produk turunan dan hasil samping yang sangat
beragam jenisnya (Tarmansyah, 2007).
Tanaman nanas simadu merupakan tanaman yang memiliki banyak
manfaat sebagai bahan makanan dan minuman. Oleh sebab itu kami memilih dan
melakukan observasi tersebut. Selain itu, karena buah nanas simadu merupakan
buah yang jarang ditemukan dan nanas jenis ini terkenal karena berair banyak dan
mempunyai rasa manis tanpa rasa getir dan tidak menyebabkan gatal di
kerongkongan. Buah yang memiliki berat antara 3-3,5 kilogram ini menjadi
istimewa karena tidak mudah ditemukan. Sama seperti satu atau dua kelapa muda
kopyor yang ditemukan dalam rimbunan buah kelapa, sebutir atau dua butir nanas
simadu mungkin bisa ditemukan dalam satu kuintal nanas.
Pemupupukan pada budidaya tanaman sangat penting dilakukan untuk
mengganti unsur hara yang telah terangkut oleh tanaman. Pemupukan menurut
pengertian khusus ialah pemberian bahan yang dimaksudkan untuk menyediakan
hara bagi tanaman. Umumnya pupuk diberikan dalam bentuk padat atau cair
melalui tanah dan diserap oleh akar tanaman. Namun pupuk dapat juga diberikan
lewat permukaan tanaman, terutama daun.
Pupuk adalah bahan yang ditambahkan ke dalam tanah untuk
menyediakan unsur-unsur esensial bagi pertumbuhan tanaman (Hadisuwito,
4
2008). Tindakan mempertahankan dan meningkatkan kesuburan tanah dengan
penambahan dan pengembalian zat-zat hara secara buatan diperlukan agar
produksi tanaman tetap normal atau meningkat. Tujuan penambahan zat-zat hara
tersebut memungkinkan tercapainya keseimbangan antara unsur-unsur hara yang
hilang baik yang terangkut oleh panen, erosi, dan pencucian lainnya.
Tindakan pengembalian/penambahan zat-zat hara ke dalam tanah ini
disebut pemupukan. Jenis pupuk yang digunakan harus sesuai kebutuhan,
sehingga diperlukan metode diagnosis yang benar agar unsur harayang
ditambahkan hanya yang dibutuhkan oleh tanaman dan yang kurang didalam
tanah (Leiwakabessy dan Sutandi, 2004). Konsentrasi, waktu, dan cara pemberian
harus tepat agar tidak merugikan dan tidak merusak lingkungan akibat kelebihan
konsentrasi serta waktu dan cara aplikasinya.
1.2. Tujuan
1. Meningkatkan pengetahuan mengenai teknik budidaya tanaman nanas.
2. Mengetahui cara pemupukan pada tanaman nanas.
3. Menghubungkan dan menerapkan teori-teori yang diperoleh didalam
perkuliahan dengan praktik di lapangan.
5
11. TINJAUAN PUSTAKA
6
memperbaiki struktur tanah yang bertekstur berat, memperbaiki ketersediaan
unsur hara dalam tanah, menunjang aktivitas mikroba, dan melindungi akar dari
keracunan Al. Tanah asam perlu dinetralkan agar tanaman dapat tumbuh dengan
baik. Kapur yang digunakan adalah kapur pertanian yaitu kapur dolomit.
Pengapuran dilakukan pada musim hujan atau pada saat tersedia air sehingga
kapur cepat bereaksi dengan tanah dan pH atau kemasaman yang diharapkan telah
konstan. Pengapuran diaplikasikan dengan menabur kapur rata diatas tanah yang
telah diolah(Verhei et al, 1997).
2.3. Pemupukan
Pemupukan adalah kegiatan memberikan unsur hara tambahan nutrisi
untuk tanah pada komposisi tanah. Pemupukan bertujuan untuk menambah unsur
hara di dalam tanah agar tanaman yang ditanami dapat tumbuh dan berkembang
dengan baik. Tanah sebenarnya telah menyediakan berbagai unsur hara yang
diperlukan tanaman. Unsur hara itu lama kelamaan akan berkurang karena akan
terserap untuk memenuhi kebutuhan hidup tanaman. Jika kekurangan itu
berlangsung secara terus menerus tanaman bisa kekurangan hara sehingga
pertumbuhannya terganggu (Suptarini, 2001).
Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan (misalnya
sapi, kambing, ayam) yang sering disebut sebagai pupuk kandang. Tanah yang
diberi pupuk organik akan menjadi gembur, air mudah menembus dan pertukaran
udara akan menjadi lebih baik. Pupuk anorganik adalah pupuk yang mengandung
unsur-unsur penting seperti N, P dan K. Pupuk anorganik diperlukan untuk
menambah unsur hara yang dibutuhkan tanaman (Pracaya, 1998).
Pemberian pupuk ketanaman dapat dengan melaui media tanam baik yang
akan diserap oleh akar maupun pemberian melalui daun dengan disemprotkan
maupun dengan cara disiram pada mahkota tanaman agar langsung dapat
menambahkan zat-zat yang di butuhkan tanaman (Shofiana, 2015).
Pupuk yang digunakan dapat berupa pupuk an-organik seperti Urea,
TSP/SP-36dan KCI maupun pupuk organik seperti pupuk kandang dan kompos.
Dosispupuk untuk tanaman nanas adalah Urea 225 kg ha-1 tahun-1, SP-36 125 kg
ha-1tahun-1, KCl 300 kg ha-1 tahun-1, pupuk kandang 20 kg ha-1 tahun-1.
Pemupukan dengan pupuk anorganik (Urea, SP-36 dan KCI) dilakukan 2 kali
7
dalam setahun.Sedangkan pupuk organik (kandang/ kompos) diberikan satu kali
dalam setahunpada awal musim penghujan (Irfandi, 2005).
2.3.1. Mekanisme Pupuk Akar
Akar merupakan organ non fotosintetik pada tanaman. Proses penyerapan
hara dari permukaan akar ke dalam tanaman merupakan mekanisme yang
kompleks menurut Leiwakabessy dan Sutandi (2004). Masuknya ion ke dalam
akar terjadi melalui 3 macam mekanisme yaitu pertukaran ion, difusi, dan melalui
kegiatan carrier atau senyawa–senyawa metabolik pengikat ion. Mekanisme
pertukaran ion merupakan mekanisme yang pasif.
Suyamto (2010) menyatakan bahwa serapan hara melalui mekanisme ini
terjadi akibat kontak antara permukaan akar dan koloid tanah. Difusi merupakan
mekanisme transpor aktif dan merupakan transpor masuknya ion ke dalam outer
space/ free space (ruang luar dari akar) yaitu pada dinding epidermis dan sel
korteks dari akar dan dalam film air yang melapisi rongga interseluler terjadinya
proses difusi dikarenakan akibat perbedaan konsentrasi antara permukaan air dan
larutan tanah. Mekanisme yang ketiga yaitu kegiatan carrier merupakan transport
aktif yang terjadi dalam inner space. Transport ini sifatnya selektif dalam absorbs
ion dengan demikian melalui mekanisme ini, tanaman sebenarnya memiliki
kemampuan untuk memilih unsur yang dibutuhkan dan yang berbahaya dapat
disaring untuk tidak masuk ke dalam tanaman.
2.3.2. Mekanisme Pupuk Daun
Mekanisme pengambilan unsur hara melalui daun terjadi karena adanya
difusi dan osmosis melalui lubang stomata, sehinggga mekanismenya
berhubungan dengan membuka dan menutupnya stomata. Membukanya stomata
merupakan proses mekanis yang diatur oleh tekanan turgor melalui sel-sel
penutup sedangkan tekanan turgor sendiri berbanding langsung dengan
kandungan karbon dioksida dari ruang di bawah stomata. Meningkatnya tekanan
turgor akan membuka lubang stomata, dan pada saat itu unsur hara akan berdifusi
ke dalam stomata bersamaan dengan air (Setyamidjaja, 1986).
8
2.4. Irigasi
Tanaman nanas termasuk tanaman yang tahan kekeringan. Pengairan
dilakukan apabila curah hujan tidak mencukupi kebutuhan tanaman. Pengairan
sangat diperlukan sampai tanaman berumur 1-2 bulan, dan pada umur selanjutnya
tanaman sudah menutupi permukaan tanah. Oleh karena itu, konservasi air tanah
perlu dilakukan melalui pengendalian gulma, penggunaan populasi tanaman yang
optimum, pengaturan saat tanam, pemilihan bibit sehingga dapat mengurangi
evaporasi (Sunarjono, 1998).
2.5. Perangsangan Pembungaan
LO Safuan dkk, (2011) mengatakan agar tanaman nanas dapat berbunga
serentak dan dipanen sesuai dengan keinginan, maka dapat dilakukan
perangsangan pembungaan. Pembungaan nanas dapat dirangsang dengan
menggunakan gas ethylene, Ca carbida atau menggunakan Ethrel pada saat
tanaman berumur 10 bulan atau memiliki daun minimum 20 – 30 helai.
Perangsangan pembungaan ini sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari.
Adapun cara untuk merangsang pembungaan adalah sbb:
Ca carbida (CaC2). Masukkan 1 g Ca-carbida (CaC2) pada pucuk
tanaman yang telah berumur 10bulan, kemudian pucuk tanaman
tersebut disiram dengan air sebanyak 250 ml. Tanaman akan berbunga
1,5 – 2 bulan setelah perlakuan (Malezieux, 2003).
Ethrel. Larutkan 20 g Urea ke dalam 1 liter air, kemudian dicampur
dengan 0,6 – 0,8 ml Ethrel. Setiap titik tumbuh tanaman disiram dengan
25 ml larutan tersebut (Masri, 2014).
Gas ethylene. Caranya adalah dengan mencampurkan 2 kg gas
ethylene, 25 kg absorben/kaolin dengan 8000 liter air, kemudian
semprotkan ketanaman (Wee Y et. al. 1997).
9
ml/liter air selama 3 menit, lalu tiriskan bibit secara vertikal selama 24 jam supaya
larutan meresap pada pangkal daun. Semprot tanaman dengan pestisida seperti
Paration, Hindari penanaman nenas di sekitar tanaman inang, seperti tebu, padi,
kopi, pisang, kedelai, dan kacang tanah. Penyakit yang sering menyerang tanaman
nanas adalah Busuk Pangkal yang disebabkan oleh Ceratocystis paradoxa danC.
moreau.Gejala pada tanaman yang terserang penyakit ini biasanya pada pangkal
bibit nanas terjadi busuk lunak yang berwarna coklat. Pembusukan ini dapat
meluas ke atas, ke daun-daun sebelum atau sesudah bibit dipindah ke lapang. Pada
daun timbul bercak-bercak putih kekuningan atau garis-garis yang lebar dan
pendek. Buah matang yang terinfeksi menjadi busuk, berwarna kuning yang
akhirnya berubah menjadi hitam. Infeksi biasanya dimulai dari bekas potongan
pada tangkai dan dari bagian yang busuk keluar bau yang khas. Cendawan ini
menginfeksi tanaman apabila ada luka. Oleh karena itu, bibit yang akan ditanam
sebaiknya diletakkan terbalik beberapa hari untuk menyembuhkan bagian yang
luka akibat pemotongan (Untung, 2006).
Penanaman sebaiknya dilakukan pada saat cuaca kering. Apabila
dilakukan pada musim hujan, bibit direndam dulu dengan fungisida Benomyl,
Carbendazime, Thiabendazole, atau Kaptafol. Pada saat panen disertakan tangkai
buahnya. Untuk mencegah infeksi pada tangkai buah gunakan asam benzoate 10%
dalam ethanol, yang dilakukan paling lambat 5 jam setelah pemotongan buah
(Oka, 1994).
2.7. Pemanenan
Samson, (1980) mengatakan bahwa nanas yang siap panen ialah apabila
mahkota buah sudah terbuka, tangkai buah yang sudah mengkerut, mata buah
yang mendatar, besar dan berbentuk bulat, warna daging buah kuning serta
muncul aroma khas dari nanas yaitu harum. Seperti halnya produk hortikultura
lainnya yang mudah rusak, baik itu susut buahnya dana tau mudah busuk, maka
perlu penanganan yang tepat dalam hal pemanenan serta penanganan pasca panen
agar buah nanas memiliki daya simpan yang lama.
10
III. GAMBARAN UMUM LOKASI KKP
11
meluas dan bertambah besar. Hingga saat ini, luas lahan PT Great Giant Pineapple
sudah mencapai kurang lebih 32.200 ha dengan luas efektif penanaman yaitu
26.421,35 ha. PT Great Giant Pineapple telah mengekspor sekitar 99,8 persen
hasil produksi nanasnya ke 50 negara di dunia termasuk negara-negara di Eropa,
Asia, Amerika, dan Australia dalam bentuk nanas segar, nanas kalengan dan
consentrat. PT Great Giant Pineapple telah mendapatkan ISO 9002dari Lyod
Register yang artinya system kualitas yang diterapkan oleh perusahaan telah
memenuhi standar internasional.
d. PrioritasBudaya
Bertindak sebagai satu perusahaan.
Mencapai target yang matang.
12
Berpacu dengan waktu sesuai kepentingan.
Perbaikan yang terus menerus.
Inovasi dan focus kepada konsumen dan produk.
3.3. Lokasi
PT Great Giant Pineapple berlokasi di Jalan Raya ArahMenggala, KM 77
Terbanggi Besar Lampung Tengah (Gambar 3.3.). Secara geografis PT Great
Giant Pineapple terletak pada 49o Lintang Selatan dan 105o Bujur Timur pada
ketinggian 46 m dari permukaan laut sehingga PT Great Giant Pineapple terletak
pada daerah tropis.
13
3.4. Struktur Organisasi
Berikut merupakan struktur organisasi PT.Great Giant Pineapple (Gambar
3.4.)
14
IV. METODE PELAKSANAAN KKP
15
V. PELAKSANAAN
16
Pembajakan adalah pengolahan tanah setelah sisa-sisa tanaman nanas
terpotong-potong kecil, tercampur dalam tanah, dan terjadi dekomposisi, sehingga
tidak mengganggu bekerjanya bajak. Pembajakan dilakukan untuk memperbaiki
sifat fisik, kimia, dan biologi tanah dengan cara membalik, memotong, dan
memecah lapisan tanah serta membenamkan kembali sisa tanaman nanas.
Pembajakan dilakukan untuk mengolah tanah dengan kedalaman mencapai 45 cm
dengan implemen bajak singkal pendek seperti pada Gambar 5.1.2 yang ditarik
dengan unit traktor bermerk John Deere tipe JD 8245R.
17
Gambar 5.1.3. finishing dengan alat rotary chopper
18
Pada sebuah perusahaan yang sudah skala industri besar, sarana dan
prasana sangat penting demi menunjang keberlangsungan produksi khusus di
lokasi perkebunan tanaman nanas di Great Giant Foods, jalan dan saluran
merupakan prasarana yang sangat penting bagi lahan pertanian. Jalan akan
menjadi akses bagi alat-alat mesin pertanian yang beroperasi setelah proses
persiapan lahan, sedangkan saluran drainase berfungsi untuk mengalirkan air
limpasan dari lahan supaya air tidak menggenangi lahan pertanian. Alat yang
digunakan untuk membuat jalan plot dan saluran adalah Motor Grader (Gambar
5.1.5.) yang akan meratakan tanah disekitar plot lahan, sehingga menjadi jalan
yang bisa dilewati oleh alat mesin lainnya.
5.2. Pengapuran
Pengapuran adalah kegiatan menambahkan kapur pertanian pada lahan
nanas setelah chopping. Pengapuran ini ditujukan untuk meningkatkan pH tanah.
pH yang dibutuhkan tanaman nanas di PT. Great Giant Pineapple berkisar antara
4,5 -5,5. Kebutuhan rata-rata kapur pada lahan di Plantation Group 1 untuk
mencapai pH tersebut adalah 2 ton/ha. Alat dan mesin yang digunakan pada
pengapuran ini adalah Traktor New Holland (Gambar 5.2.). Pengapuran dilakukan
sebelum dilakukan pembajakan dimana di PT.Great Giant Pineapple menyebutnya
dengan Spreader.
19
Gambar 5.2.Pengapuran dengan Traktor New Holland
5.3. Irigasi
Irigasi merupakan usaha untuk menambah kekurangan air pada tanaman
nenas sesuai dengan kebutuhannya. Sistem irigasi yang dilakukan di Great Giant
pineapple adalah sistem irigasi curah, dengan menggunakan travelling irrigator
dengan hose rectracted dan springkler yang tersedia dengan model big gun
sprinkler. Pemilihan irigasi curah didasarkan pada pertimbangan teknis dan
ekonomis. Secara teknis irigasi mudah untuk diaplikasikan dan dioperasikan.
Secara ekonomis alat dan mesin dari irigasi curah lebih murah jika dibandingkan
dengan sistem irigasi lainnya. Kegiatan irigasi dilakukan 3-6 hari tergantung
kondisi tanah. Sumber air yang digunakan berasal dari sumur bor, sungai, dan
lebung (embung). Distribusi air ke lahan menggunakan pompa yang menghisap
air dari sumber air dan disalurkan menggunakan pipa primer yang disambungkan
dengan irrigator dan dilanjutkan dengan pipa sekunder yang menghubungkan
irrigator dengan big gun sprinkler.
20
Gambar 5.3.Alat big gun sprinkler
5.4. Pemupukan
Pemupukan dilakukan dalam dua cara, yaitu secara manual dan mekanis.
Selain itu, pemupukan juga dilakukan pada saat pembuatan alur tanam. Pupuk
yang diberikan pada saat pembuatan alur tanam yaitu DAP, kiserit, dan bifentrin.
Pengaplikasian DAP, kiserit, bifentrin bersamaan dengan ridger 7 hari sebelum
tanam. Dosis pupuk DAP 150 kg/Ha, kiserit 100 kg/Ha, bifentrin 100 kg/Ha.
Pemupukan manual dilakukan 15 HST, diberikan di permukaan tanah bagian
bawah tanaman nanas. Dosis pupuk manual yaitu ZA 75 kg/Ha, K 2 50 kg/Ha,
DAP 50 kg/Ha, Kiserit 50 kg/Ha. Pemupukan mekanis atau yang disebut foliar
dilakukan dengan menggunakan alat Boom Spraying Cameco (BSC).
Pemupupukan di lakukan dengan beberapa tahap yaitu, tahap petama
pemupupukan dilakukan setiap 30 hari sekali setelah tanaman berusia 1 bulan
menggunakan pupuk Urea 30-50 kg/Ha, KCL 35-40 kg/Ha hingga usia tanaman
mencapai 5 bulan. Tahap kedua setelah tanaman berumur 5 bulan, tanaman diberi
pupuk, Urea 50-75 kg/Ha, KCL 30-40 kg/Ha, ZnSO4 10 kg/Ha, FeSO4 5 kg/Ha,
MgSO4 5 kg/Ha. Interval pemupukan tahap kedua dilakukan 15-21 hari hingga
tanaman berumur 10 bulan , kemudian tanaman nanas tidak di pupuk selama 2
bulan sebelum perangsangan bunga (forsing). Tahap ketiga yaitu pemupukan
dilakukan bersamaan dengan perangsangan bunga (forsing) menggunakan pupuk
Urea sebanyak 60 kg/Ha.
Cara pencampuran bahan foliar yaitu dengan menggunakan mixer besar untuk
mencampurkan pupuk hingga terlarut dengan air. Langkah selanjutnya yaitu
21
pupuk yang sudah terlarut dengan air dipindahkan ke tangki supplayer kapasitas
16.000 liter. Setelah itu tanki supplayer akan mendistribusikan ke lokasi yang
akan melakukan pemupukan foliar. Setelah itu tanki supplayer akan menyuplai ke
boom sprayer dan kemudian di aplikasikan ke tanaman nanas Gambar 5.4.
22
transportasi mealybug. Selain itu, mealybug juga sebagai vektor penyakit. Gejala
serangan hama mealybug yaitu daun berwarna merah hingga kecokelatan, daun
menggulung dan perkembangan akar tidak normal. Pengendaliannya dengan
perangkap semut (Gambar 5.5.2.) dan dipping (Gambar 5.5.1.). Perangkap semut
terdiri dari ampas kelapa, gula dan pestisida yang di rahasiakan oleh perusahaan.
Penyakit busuk pangkal disebabkan oleh Phytophthora sp. Infeksi Phytophthora
sp. meningkat pada saat musim hujan. Penyebabnya yaitu genangan air pada
pertanaman yang menyebabkan jamur ini mudah tumbuh dan berkembang. Gejala
serangan yaitu akar busuk dan berbau. Pengendalian yang dilakukan yaitu dengan
drainase, aplikasi sulfur, pencabutan manual, dan penggunaan biventrin pada saat
ridger.
5.6. Pemanenan
Tanaman nanas bisa di panen setelah berumur 135 hari setelah forcing.
Nanas yang siap panen ialah apabila mahkota buah sudah terbuka, tangkai buah
yang sudah mengkerut, mata buah yang mendatar, besar dan berbentuk bulat,
warna daging buah kuning serta muncul aroma khas dari nanas yaitu harum.
Pemanenan nanas di PT. Great Giant Pineapple dilakukan dengan dua cara yaitu
secara manual dan mekanis. Pemanenan nanas secara manual (Gambar 5.6.2.)
dilakukan dengan memanen nanas yang tingkat kematangannya tidak serentak.
Pemanenan secara manual dilakukan oleh tenaga manusia. Sedangkan cara
23
mekanis (Gambar 5.6.1.) dilakukan jika tanaman nanas serempak kematangannya.
Pemanenan secara mekanis menggunakan alat yang harves cameco.
Gambar 5.6.1. Panen Secara Mekanis Gambar 5.6.2. Panen Secara Manual
24
VI. PEMBAHASAN
25
Pada sebuah perusahaan yang sudah skala industri besar, sarana dan
prasana sangat penting demi menunjang keberlangsungan produksi khusus di
lokasi perkebunan tanaman nanas di Great Giant pineapple, jalan dan saluran
merupakan prasarana yang sangat penting bagi lahan pertanian. Jalan akan
menjadi akses bagi alat-alat mesin pertanian yang beroperasi setelah proses
persiapan lahan, sedangkan saluran drainase berfungsi untuk mengalirkan air
limpasan dari lahan supaya air tidak menggenangi lahan pertanian. Chasanah
(2006) mengatakan bahwa pengolahan tanah pada tanaman nanas perlu dilakukan
selain untuk memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah pengolahan tanah juga
diperuntukan untuk memudahkan dalam pembuatan saluran air drainase dan juga
alur tanaman. Hal ini sangat berbeda dengan pengolahan tanah yang dilakukan
oleh petani dikarenakan PT. Great Giant Pineapple memiliki target produksi yang
besar dan cara meminimalisir biaya tenaga kerja dan waktu adalah dengan
menggunakan alat berat.
Pemupukan tanaman dilakukan untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan
produktivitas tanaman. Pemupukan tanaman nanas di PT.Great Giant Pineapple
kebanyakan menggunakan pupuk anorganik. Hal ini dilakukan demi tercapainya
target maksimal untuk memenuhi kebutuhan pabrik. Pemupukan yang dilakukan
di PT.Great Giant Pineapple menggunakan dua cara, yaitu secara manual dan
mekanis. Selain itu, pemupukan juga dilakukan pada saat pembuatan alur tanam.
Pupuk yang diberikan pada saat pembuatan alur tanam yaitu DAP, kiserit, dan
bifentrin. Pengaplikasian DAP, kiserit, bifentrin bersamaan dengan ridger 7 hari
sebelum tanam. Dosis pupuk DAP 150 kg/Ha, kiserit 100 kg/Ha, bifentrin 100
kg/Ha. Pemupukan manual dilakukan 15 HST, diberikan di permukaan tanah
bagian bawah tanaman nanas. Dosis pupuk manual yaitu ZA 75 kg/Ha, K 2 50
kg/Ha, DAP 50 kg/Ha, Kiserit 50 kg/Ha. Pemupukan mekanis atau yang disebut
foliar dilakukan dengan menggunakan alat Boom Spraying Cameco (BSC).
Pemupupukan di lakukan dengan beberapa tahap yaitu, tahap petama
pemupupukan dilakukan setiap 30 hari setelah tanaman berusia 1 bulan HST
menggunakan pupuk urea 30-50 kg/Ha, KCL 35-40 kg/Ha hingga usia tanaman
mencapai 5 bulan HST. Tahap kedua setelah tanaman berumur 5 bulan HST,
tanaman diberi pupuk, urea 50-75 kg/Ha, KCL 30-40 kg/Ha, ZnSO 4 10 kg/Ha,
26
FeSO4 5 kg/Ha, MgSO4 5 kg/Ha. Interval pemupukan tahap kedua dilakukan 15-21
hari hingga tanaman berumur 10 bulan HST, kemudian tanaman nanas tidak di
pupuk selama 2 bulan sebelum perangsangan bunga forsing. Tahap ketiga yaitu
pemupukan dilakukan bersamaan dengan perangsangan bunga forsing
menggunakan pupuk urea sebanyak 60 kg/Ha.
Menurut Chasanah (2006) pupuk yang diberikan pada umumnya adalah
pupuk kandang dan pupuk NPK. Nitrogen (N) sangat diperlukan untuk
pertumbuhan tanaman, fosfor (P) diperlukan selama beberapa bulan pada awal
pertumbuhan sedangkan kalium (K) diperlukan untuk perkembangan buah,
khususnya nanas. Pemupukan dilakukan setelah tanaman berumur 2-3 bulan
dengan pupuk organik. Pemupukan susulan berikutnya diulang tiap 3-4 bulan
sekali sampai tanaman berbunga dan berbuah. Dalam hal ini dapat dilihat bahwa
terdapat perbedaan dikarenakan pada PT. Great Giant Pineapple dikhususkan
untuk dapat memproduksi buah nanas dalam jumlah yang besar dan apabila
menggunakan cara petani konvensional tanpa bantuan pupuk tambahan sebagai
penunjang pemercepat produksi maka pemenuhan produksi tidak akan
mencukupi.
Pengapuran di PT. Great Giant Pineapple berkaitan dengan pH tanah yang
rendah. Pengapuran di PT. Great Giant Pineapple disebabkan karena pada lahan
yang digunakan memiliki tanah yang sangat masam dan tidak memenuhi kriteria
syarat tumbuh tanaman nanas.Oleh karena itu pengapuran sangat berperan untuk
mengembalikan tanah menjadi kondisi netral atau sesuai untuk ditanami tanaman
nanas. Menurut Hadiati (2002) Derajat kemasaman yang cocok untuk tanaman
nanas adalah 4,5-6,5 dan pengapuran dilakukan sebelum dilakukan pengolahan
tanah. Hal ini sesuai dengan kegiatan yang dilakukan di PT.Great Giant
Pineapple.
Frekuensi pemberian air di PT. Great Giant Pineapple pada musim
kemarau berkisar antara 4-6 hari dalam seminggupada musim kemarau. Waktu
pengairan biasanya dilakukan pada pagi dan sore hari. Pengairan dilakukan
dengan menyalurkan air ke irigasi yang telah dibuat atau dengan alat big gun
sprinkle apabila musim kemarau. Penyiraman dilakukan volume air yang tidak
berlebihan karena tanaman nanas tahan terhadap iklim kekeringan atau tergolong
27
tanaman yang tidak memerlukan banyak air tetapi cukup. Hal ini sesuai dengan
pendapat Dalimartha (2001) yang mengatakan bahwa tanaman penyiraman nanas
tidak menyukai kondisi air yang menggenang dan merendam akar maka dari itu
penyiraman tanaman nanas disesuaikan dengan keadaan tanah untuk tanaman
hidup serta waktu dan umur tanaman. Kelly, D.S. (2008) juga menambahkan
bahwa penyiraman pada tanaman nanas dilakukan 2 hari sekali dan pada awal
pertumbuhan memerlukan banyak air agar tidak layu dan mati. Air ini nantinya
digunakan tanaman untuk pertumbuhan cabang, daun, bunga dan buah.
Sedangkan pada saat masa generative tanaman nanas masih memerlukan
pengairan untuk merangsang pembungaaan dan pembuahan secara optimal
dengan jumlah yang cukup dan tidak berlebihan. Dalam budidaya petani
konvensional penyiraman dilakukan 4 hari sekali karena ketersediaan air yang
terbatas, karena kebanyakan petani konvensional membudidayakan tanaman
nanas di lahan lereng dan juga dataran tinggi yang menyebabkan suplai air
menjadi agak sulit.
Hama yang sering menyerang tanaman nanas adalah tikus dan mealybug
yang menyerang buah dan akar. Pengendalian yang dilakukan oleh PT.Great
Giant Pineapple adalah dengan menggunakan musuh alami yaitu burung hantu
yang disebar pada tiap petak lahan dan juga penggunaan perangkap semut.
Sedangkan penyakit pada tanaman nanas adalah penyakit busuk pangkal
disebabkan oleh Phytophthora sp. Pengendalian yang dilakukan yaitu dengan
drainase, aplikasi sulfur, pencabutan manual, dan penggunaan biventrin pada saat
ridger. Tindakan pengendalian hama tikus yang dilakukan dengan musuh alami
sangat memenuhi aspek ekologi menurut Nuryatiningsih (2011) pengendalian
yang digunakan harus memenuhi aspek ekologi, ekonomis, sosial, dan teknis yaitu
tidak mengganggu kesehatan manusia, kehidupan musuh alami dan baiaya yang
terjangkau serta mudah dilaksanakan dan seimbang. Nakasone et. al. (1999) juga
mengatakan apabila pengendalian dilakukan menggunakan bantuan pestisida,
harus dilaksanakan sesuai anjuran dan berdasarkan tingkat efisiensi pemakaian.
Pemanenan nanas di PT. Great Giant Pineapple dilakukan dengan dua cara
yaitu secara manual dan mekanis. Pemanenna nanas secara mekanis dilakukan
ketika buah nanas memiliki kematangan yang serempak. Alat yang di gunakan
28
dala pemanenan secara mekanis adalah Harves Cameco. Sedangkan pemanena
secara manual dilakukan ketika ada beberapa buah nanas memiliki kematangan
yang tidak serempak atau buah nanas matang tidak sesuai jadwalnya.
Samson, (1980) mengatakan bahwa nanas yang siap panen ialah apabila
mahkota buah sudah terbuka, tangkai buah yang sudah mengkerut, mata buah
yang mendatar, besar dan berbentuk bulat, warna daging buah kuning serta
muncul aroma khas dari nanas yaitu harum. Seperti halnya produk hortikultura
lainnya yang mudah rusak, baik itu susut buahnya atau mudah busuk, maka perlu
penanganan yang tepat dalam hal pemanenan serta penanganan pasca panen agar
buah nanas memiliki daya simpan yang lama.
29
VII. KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil kegiatan Kuliah Kerja Profesi (KKP) yang telah
dilaksanakan maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Teknik budidaya tanaman nanas meliputi pengolahan tanah,
pengapuran, pemupukan, pengendalian hama penyakit tanaman nanas
dan panen.
2. Pemupukan dilakukan dengan dua cara yaitu secara manual dan
mekanis. Pemupukan secara manual dilakukan ketika tanaman berumur
15 hari setelah tanam dan pupuk yang diberikan adalah DAP 150 kg/Ha,
kiserit 100 kg/Ha, bifentrin 100 kg/Ha. Pemupukan secara mekanis yaitu
dengan menggunakan boom spray cameco, dan pupuk yang diberikan
adalah DAP, Kiserit, ZA, K2, Urea, KCL, ZnSO4, FeSO4, MgSO4. Dosis
pemberian pupu tergantung paa umur an kondisi tanaman nanas.
3. Terdapat perbedaan pemupukan menurut Chasanah (2006) dan
yang dilakukan di PT. Great Giant Pineapple. Hal ini dikarenakan PT.
Great Giant Pineapple dikhususkan untuk dapat memproduksi buah
nanas dalam jumlah yang besar dan apabila menggunakan cara petani
konvensional tanpa bantuan pupuk tambahan sebagai penunjang
pemercepat produksi maka kemenuhan produksi tidak akan tercukupi.
7.2. Saran
Kegiatan pemeliharaan dan pemupukan di PT. Great Giant Pineapple
sudah cukup baik namun perlu adanya penggunaan pupuk organik agar unsur hara
dalam tanah dapat terjaga dengan baik dan alami serta mengurangi penggunaan
pupuk anorganik dan bahan kimia yang dapat merusak sifat-sifat tanah.
30
DAFTAR PUSTAKA
Elumalai RP, Nagpal P, and Reed JW. 2002. A mutation in the Arabidopsis
Kt2/Kup2 potassium transporter gene affects shoot cell expansion.
Plant Cell, 14: 119-131.
Hadiati, S., dan Ni L. P. Indriyani. 2008. Petunjuk Teknis Budidaya Nenas. Balai
Penelitian Tanaman Buah Tropika: Solok
Irfandi. 2005. Karakterisasi morfologi lima populasi nanas ( Ananas comosus L.)
Merr.).Skripsi. Program Studi Holtikultura Fakultas Pertanian. Institut
Pertanian Bogor.
31
Kementan. 2013. Deskripsi nanas. Jakarta. http://cybex.deptan.go.id/penyuluhan/
deskripsi- nanas.Diakses 13 Desember 2018.
Malezieux E and Bartholomew DP. 2003. Plant nutrition. New York : CABI
Pulising.
Masri M. 2014. Isolasi dan pengukuran aktivitas enzim bromelin dari ekstrak
kasar bonggol nanas (Ananas comosus) pada variasi suhu dan pH.J
Ilmiah Biologi. 2(2):119-125.
Nakasone H. Y and R. E. Paull. 1999. Pineapple: In Jeff Athernon and Alun Raes
(Eds). Tropical Fruits. CAB International Publishing: London. Vol 1:
239-269
32
Samson, J. A. 1980. Tropical Agriculture Series Tropical Fruits. Published In the
United Stated of American by Longman Inc. New York.
33
Yono, S. A., B. Sinaga, Zulahmi, P. Wahyuningrat, Suharyono, B. Winarto. 2008.
Pedoman Praktis Budidaya Nanas di PT. Great Giant Pineapple. PT.
GGP: Lampung Tengah
34